Download - Menyimak Ceramah

Transcript
Page 1: Menyimak Ceramah

HASIL PENILAIAN TERHADAP “CERAMAH”Dosen Pembimbing: Drs. Amir M.Pd

  

 Disusun Oleh: Nanti Kristiyani K7111134 Niken Puspita K7111137 Noor Fitriyanti K7111139 Nunung Dwi A. K7111143 Okthina Damaryanti K7111150 Okti Zulal R. K7111151 Prakoso Widi K7111153

Putri Dyah K7111156 Rhomadona K7111161 Ridwan Harnowo K7111163 Ridzki Sitti F. K7111165 Riesca Juliana K7111166 Rika Sugiyarti K7111169

Page 2: Menyimak Ceramah
Page 3: Menyimak Ceramah

SUB BAHASAN

CERAMAH POLITIK

CERAMAH KEGAMAAN

CERAMAH KEBUDAYAAN

CERAMAH PENDIDIKAN

Page 4: Menyimak Ceramah

A. CERAMAH POLITIK1. Cuplikan Ceramah

Cerita saya...saya mulai dengan pertemuan saya dengan semua ketua umum partai politik koalisi di cikeas. Setelah berbicara kurang dua setengah jam diakhiri dengan konferensi pers semuanya seolah-olah kompak, bersatu, sama posisi. Meskipun saya sudah punya pengalaman yang panjang. Oleh karena itu, pada saat konferensi pers saya terlalu cepat mengatakan bahwa koalisi sudah kompak. TIDAK!!!

Karena... sekali lagi pengalaman tetapi proses berikutnya lagi dibangunlah komunikasi secara intens. Nah, disitu sudah mulai berubah-ubah. Saya telpon lagi, beberapa diantaranya, ok lagi... setelah dua tiga hari...berubah lagi...

Ada partai...yang tidak termasuk koalisi kita, mengirim message “ sampaikan pada pak SBY”,

Page 5: Menyimak Ceramah

HASIL KOMENTAR Pidato Ketua Dewan Pembina Partai

Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono saat memimpin rapat Partai Demokrat 1 April 2012 lalu tersebar ke media massa. Berikut rekaman tersebut.

Dalam rekaman pidato itu Presiden SBY menyindir mantan Presiden Megawati soal sikapnya menolak kenaikan harga BBM. SBY juga menyebut bupati/walikota yang berunjuk rasa adalah pemberontak.

Nilai dari ceramah politik Oleh : Bapak Susilo Bambang Yudoyono

Page 6: Menyimak Ceramah

Nilai Tentang Segi Bahasa:

1. Pelafalan: Salah satu hal yang diatur dalam ejaan ialah

cara pelafalan atau cara pengucapan dalam bahasa Indonesia.

Pada akhir-akhir ini sering kita dengar orang melafalkan bunyi bahasa Indonesia dengan keraguan.

Keraguan yang dimaksud ialah ketidakteraturan pengguna bahasa dalam melafalkan huruf.

Kesalahan pelafalan dapat terjadi karena lambang (huruf) diucapkan tidak sesuai dengan bunyi yang melambangkan huruf tersebut.

Page 7: Menyimak Ceramah

Ketentuan pelafalan yang berlaku dalam bahasa Indonesia cukup sederhana, yaitu bunyi-bunyi dalam bahasa Indonesia harus dilafalkan sesuai dengan apa yang tertulis.

Tegasnya, lafal dalam bahasa Indonesia disesuaikan dengan tulisan.

Pelafalan atau cara pengucapan dalam ceramah yang disampaikan oleh Pak SBY rumit dipahami oleh orang awan karena menggunakan bahasa sindiran.

Page 8: Menyimak Ceramah

2. Intonasi: lagu kalimat yang perlu juga

diperhatikan, selain itu juga dapat dikatakan kecepatan penyajian tinggi rendahnya nada kalimat.

Jelas, tinggi rendahnya nada sesuai dengan isi dan penekanan kata yang dianggap lebih penting.

Page 9: Menyimak Ceramah

Pada kalimat atau kata tertentu yang memerlukan penakanan, beliau berintonasi dengan meninggikan nada tersebut (karena dianggap lebih penting dari pada kata yang lain).

Sedangkan pada kata yang diangap hanya sebuah tambahan atau pelengkap, beliau tidak memberikan penekanan intonasi pada kata tersebut (datar).

Page 10: Menyimak Ceramah

3. Diksi: Diksi dapat diartikan sebagai pilihan

kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.

Dalam ceramah yang disampaikan Pak Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan pilihan kata yang kurang tepat karena ada beberapa pengucapan yang tidak menggunakan bahasa baku.

Meskipun banyak penekanan yang digunakan, namun jika dalam memilih rangkaian kata kurang baku, maka akan mengurangi keindahan dalam berkata.

Page 11: Menyimak Ceramah

4. Struktur kata:  Pilihan kata atau diksi adalah suatu

pengertian mengenai jalinan kata-kata yang dapat dipilih untuk dipergunakan dalam suatu kondisi tertentu.

Pilihan kata juga berbicara tentang pengelompokan atau susunan kata-kata, gaya bahasa, dan ungkapan.  

Struktur kata merupakan bagaimana cara seseorang dalam mengungkapkan susunan kalimatnya, hampir sama dengan diksi, namun cenderung padsa fisik kalimatnya.                                                                  

Page 12: Menyimak Ceramah

5. Kalimat: Merupakan satuan bahasa berupa

kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.

Kalimat yang digunakan oleh Bapak SBY menggunakan kalimat yang berbelit –belit dalam penyampaiannya, sehingga sulit untuk dipahami.

6. Sifat komunikasinya: Sifat komunikasi dari ceramah politik

Pak SBY sudah komunikatif, namun agak berbelit-belit.

Page 13: Menyimak Ceramah

Nilai Tentang Segi Isi:

1. Kejelasan: Ceramah dengan tema politik oleh

Bapak SBY disampaikan dengan cukup jelas.

Terbukti dari isi dan nilai yang ingin disampaikan, dapat diterima oleh pendengar dengan mudah.

2. Singkat: Ceramah disampaikan dengan

singkat dan tidak berbelit –belit dalam penyampaiannya sehingga mudah untuk dipahami.

Page 14: Menyimak Ceramah

3. Sistematis: segala usaha untuk meguraikan

dan merumuskan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya.

Isi ceramah sudah sesuai dengan tema sehingga sudah sistematis. Adanya keterkaitan antara tema dengan isi.

Page 15: Menyimak Ceramah

CERAMAH BUDAYAKreativitas dalam Melestarikan

Kebudayaan IndonesiaCuplikan Ceramah :“Menurut pendapat saya seni tari daerah

harus diperkenalkan di kalangan pelajar dan mahasiswa sehingga menjadi ajang kontes yang tidak kalah menarik dengan kompetisi pemandu sorak. Padukanlah tarian daerah dengan tarian modern, seperti salah satu konsep tarian dalam salah satu acara terpopuler di Indonesia. Hilangkanlah konotasi bahwa tarian daerah tidak gaul. Berkreasilah, jadikanlah tarian daerah asli Indonesia sebagai salah satu subjek tarian yang diminati.”

Page 16: Menyimak Ceramah

HASIL PENILAIAN

A. Dari segi bahasa◦ Pelafalan

Pelafalan pada ceramah tersebut cukup jelas sehingga pendengar tidak merasa kebingungan dan tidak terjadi miskomunikasi antara pendengar dan narasumber. ◦ Intonasi

Pada ceramah budaya tersebut terdapat beberapa penekanan pada intonasinya, terutama pada kalimat yang berisi tentang ajakan. Dengan adanya penekanan tersebut pendengar akan lebih mudah untuk menerima sugesti dari narasumber.

Page 17: Menyimak Ceramah

◦DiksiDiksi yang digunakan dalam ceramah

budaya tersebut menggunakan kata-kata yang lugas, bukan kata-kata kiasan sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh pendengar dari berbagai kalangan.◦Struktur kata & kalimat

Ceramah budaya tersebut menggunakan kalimat dengan bahasa baku.◦Sifat komunikasi

Dilihat dari sifat komunikasinya, ceramah tersebut cukup komunikatif sehingga mudah dipahami oleh para pendengarnya.

Page 18: Menyimak Ceramah

B. Dari segi isi◦Kejelasan

Isi ceramah dapat dengan jelas dipahami oleh pendengar, terutama karena diksiyang digunakan dan pelafalannya.◦Singkat

Isi ceramah cukup singkat dan bahasanya tidak berbelit-belit sehingga pendengar tidak mudah merasa bosan saat mendengarkan ceramah. Bahasa yang singkat dalam isi ceramah tentunya juga tidak membuang waktu sehingga lebih efisien.◦Sistematis

Isi ceramah sesuai dengan sistematika karena terdapat salam pembuka, pembukaan, isi, penutup, dan salam penutup.

Page 19: Menyimak Ceramah

C. CERAMAH KEAGAMAANIsi Ceramah : KH. Anwar Zahid Mauidhoh hasanah

berdialog bahasa jawa logat Bojonegoroan, Suroboyoan dan kadang berbahasa Indonesia ini membuat masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya sangat terhibur manakala ada resepsi nikah, khitanan atau Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). Karena banyolannya ini bayak orang yang terpingkal-pingkal ada yang cuma tersenyum simpul karena merasa tersindir atas sentilan-sentilannya. Tidak sekedar pengetahuan agama yang kita dapat, tetapi juga guyonan.

Page 20: Menyimak Ceramah

K.H.Anwar Zahid yang terlahir di dukuh Patoman desa Simorejo kec. Kanor kab.Bojonegoro, walau hanya populer meliputi Tuban, Bojonegoro, Lamongan dan kadang ke daerah Blora ini, tetapi bila musimnya orang berhajat pernikahan, khitanan atau hari-hari besar Islam, ramai sekali job manggung sebagai penasihat rohani atau sebagai pelawak. sehingga terakumulasi antara "Tukul & ZainuddinMZ".

Page 21: Menyimak Ceramah

Nilai dari ceramah keagamaan oleh : K.H Anwar Zahid dengan tema: Bulan Syawal

Nilai Tentang Segi Bahasa1. Pelafalan: Salah satu hal yang diatur dalam ejaan ialah

cara pelafalan atau cara pengucapan dalam bahasa Indonesia.

Pada akhir-akhir ini sering kita dengar orang melafalkan bunyi bahasa Indonesia dengan keraguan.

Keraguan yang dimaksud ialah ketidakteraturan pengguna bahasa dalam melafalkan huruf.

Kesalahan pelafalan dapat terjadi karena lambang (huruf) diucapkan tidak sesuai dengan bunyi yang melambangkan huruf tersebut.

Page 22: Menyimak Ceramah

Ketentuan pelafalan yang berlaku dalam bahasa Indonesia cukup sederhana, yaitu bunyi-bunyi dalam bahasa Indonesia harus dilafalkan sesuai dengan apa yang tertulis.

Tegasnya, lafal dalam bahasa Indonesia disesuaikan dengan tulisan.

Pelafalan atau cara pengucapan dalam ceramah yang disampaikan oleh K.H Anwar Zahid cukup jelas.

Dalam ceramah tersebut beliau menggunakan tambahan bahasa yaitu bahasa daerah sehingga ada beberapa kata yang jika diucapkan dalam bahasa indonesia kurang tepat pelafalannya. Contohnya : Ramadhan dibaca Romadhon (Bahasa Jawa), Ramadhan ( Bahasa Indonesia).

Page 23: Menyimak Ceramah

2. Intonasi: yaitu lagu kalimat perlu juga di perhatikan

dan dapat juga berupa lagu kalimat atau kecepatan penyajian tinggi rendahnya nada kalimat.

Jelas, tinggi rendahnya nada sesuai dengan isi dan penekanan kata yang dianggap lebih penting.

Pada kalimat atau kata tertentu yang memerlukan penakanan, beliau berintonasi dengan meninggikan nada tersebut(karena dianggap lebih penting dari pada kata yang lain).

Dan pada kata yang diangap hanya sebuah tambahan atau pelengkap, beliau tidak memberikan penekanan intonasi pada kata tersebut (datar).

Page 24: Menyimak Ceramah

3. DiksiDiksi dapat diartikan sebagai pilihan

kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.

Dalam ceramah yang dibawakan K.H Anwar Zahid menggunakan diksi yang tepat.

Didalam penggunaan bahasa, tidak hanya menggunakan satu bahasa, melainkan menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah dalam penyampaiannya.

Page 25: Menyimak Ceramah

4. Struktur kataPilihan kata atau diksi adalah suatu

pengertian mengenai jalinan kata-kata yang dapat dipilih untuk dipergunakan dalam suatu kondisi tertentu.

Pilihan kata juga berbicara tentang pengelompokan atau susunan kata-kata, gaya bahasa, dan ungkapan.  

Orang-orang yang hidup di daerah pegunungan akan banyak menggunakan kata-kata, seperti gunung, bukit, dan lembah. Sedangkan orang-orang yang hidup di daerah persawahan akan menggunakan kata padi, menabur, menuai, dan lain-lain.

Page 26: Menyimak Ceramah

5. KalimatKalimat merupakan satuan bahasa

berupa kata atau rangkaian katayang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.

Kalimat yang digunakan cukup jelas dan singkat sehingga mudah untuk dipahami. Tidak menggunakan kalimat yang berbelit – belit dalam penyampaiannya.

6. Sifat komunikasinyaKomunikatif, mudah diterima dan

mudah dipahami.

Page 27: Menyimak Ceramah

Nilai Tentang Segi Isi

1. KejelasanCeramah dengan tema Bulan Syawal

oleh K.H Anwar Zahid disampaikan dengan cukup jelas. Terbukti dari isi dan nilai yang ingin disampaikan, dapat diterima oleh pendengar dengan mudah.

2. SingkatCeramah disampaikan dengan singkat

dan tidak berbelit –belitdalam penyampaiannya sehingga mudah untuk dipahami.

Page 28: Menyimak Ceramah

3. SistematisSistematis adalah segala usaha untuk

meguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya.

Isi ceramah sudah sesuai dengan tema sehingga sudah sistematis. Adanya keterkaitan antara tema dengan isi. 

Page 29: Menyimak Ceramah

D. CERAMAH PENDIDIKANsumber: Seminar “Pendidikan Karakter dan Pembelajaran Inovatif Berbasisi Kearifan Lokal” oleh Budi Setiyono

Hasil Penilaian:1. Segi Bahasa

a. Pelafalan : Pembicara telah menggunakan pelafalan dengan baik. Semua kata yang dipakai dapat diucapkan dengan tepat.

b. Intonasi : Pembicara kurang memberikan intonasi yang tepat ketika menyampaikan materi. Hal ini karena nada pembicara saat menyampaikan materi dari awal hingga akhir terdengar datar, kurang ada perbedaan intonasi. Padahal terdapat pula kalimat yang harusnya dipertegas, misalnya pada kalimat “Kita terperangkap dalam narasi itu, dan menganggap keadaan modern (science)= maju, efisien, efektif, dan menjadi keniscayaan yang harus dicapai.”

Page 30: Menyimak Ceramah

c. Diksi : Pemilihan kata sudah baik. Pembicara mampu memilih kata yang disesuaikan dengan taraf pendidikan penyimak. Pembicara tidak menggunakan banyak kata-kata sulit, tetapi menggunakan kata ya

d. Struktur Kata : Kata-kata yang dipakai sudah banyak yang sesuai ejaan. Penyusunan katapun sudah baik, sehingga mudah dipahami.

e. Kalimat : Kalimat yang dipakai mudah dipahami. Namun, Penyusunan dan penggabungan antarkalimat masih ada yang agak rancu. Terkadang kalimat satu dengan kalimat berikutnya tidak terlalu berhubungan.

Page 31: Menyimak Ceramah

f. Sifat Komunikasinya : Pada awal seminar, pembicara mampu

berinteraksi dengan penyimak melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, missal “Apa dan untuk apa?” Melalui pertanyaan tersebut, penyimak akan merespon.

Namun, selama proses penyampaian, pembicara kurang komunikasi. Hal ini karena pembicara lebih banyak ceramah dan kurang memperhatikan kondisi penyimak.

Selain itu, pembicara juga selalu menghadap penyimak di sisi kanan dan membelakangi penyimak di sisi kiri. Akan tetapi, setelah diingatkan oleh moderator, pembicara segara mengubah posisi.

Page 32: Menyimak Ceramah

2. Dari Segi Isia. Kejelasan :Ceramah yang disampaikan pembicara cukup

jelas. Pembicara menyampaikan materi disertai contoh-contoh yang tidak asing bagi penyimak, sehingga penyimak lebih mudah memahami.

Selain memberi contoh, pembicara juga banyak memakai analogi. Seperti menganalogikan daun pepaya dengan kearifan lokal. Namun, terkadang analogi yang dipakai pembicara kurang bisa diterima dan terkadang belum ada penjelasannya.

Pembicara juga tidak memihak salah satu sisi, tetapi memaparkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode.

Page 33: Menyimak Ceramah

b. Singkat : Pembicara menyampaikan materi dengan menggunakan contoh dan analogi, sehingga materi pun terkesan sangat banyak.

c. Sistematis : Materi yang disampaikan sudah sistematis, yaitu diawali dari menarik motivasi penyimak, kemudian pengertian-pengertian, hubungan kearifan lokal dengan budaya modern, dan diakhiri dengan simpulan.

Page 34: Menyimak Ceramah

TERIMA KASH

Page 35: Menyimak Ceramah

Pertanyaan

1. Imada; Apakah dalam ceramah formal dan non formal menggunakan aspek bahasa yang sama, jika berbeda, perbedaannya bagian man?

2. Muhammad Faisal: Ceramah, pidato, dan khotbah sama atau berbeda?

3. Mira: Ceramah, seminar, workshop sama ataukah berbeda?