22/05/2012
1
MENUJU FORMULA PEMUPUKAN KOPI: PENGALAMAN IFC
Sikstus Gusli
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 1
Tujuan
• Berbagi pengalaman dengan IFC dalam hal praktik pemupukan kopi (dan kakao)
• Memanfaatkan pembelajaran dari IFC untuk tujuan:• Aplikasi pupuk bagi peningkatan produksi kopi secara
terprogram dan adopsinya bagi petani• Memperkaya informasi untuk keperluan penelitian
pemupukan kopi• Memberikan pembelajaran pentingnya pemupukan
dalam produksi tanaman tahunan, termasuk kopi di Sumatera
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 2
22/05/2012
2
Presentation organization
1. Pemupukan: Kepentingan dan kenyataan
2. Desain percobaan pemupukan kopi oleh IFC di Sumatera dan sasaran yang ingin dicapai
3. DEMPLOT di Lampung: Hasil awal
4. Berbagi pengalaman dari komoditas kakao Polman, Sulawesi
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 3
MENGAPA PERLU MEMUPUK?
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 4
22/05/2012
3
FAKTA LAPANGAN• Banyak petani kopi memanen terus, tetapi tidak atau jarang
memupuk, lebih-lebih tidak pernah memupuk secara tepat jenis, dosis, berimbang dan frekuensi yang tepat. Dengan demikian, petani kopi secara sistematis memiskinkan tanah di kebun mereka, sehingga produktivitas kopi akan terus menurun.
• Status kesuburan tanah di Sumut: Rendah sampai Sedang
• Pemupukan dibarengi praktik standard lainnya (misalnya pemangkasan, sanitasi, pengelolaan bahan organik dan PHT) dapat meningkatkan produktivitas kopi robusta hingga lebihdari 2 bahkan hingga >4 ton/ha per tahun, tetapi peluang itu terbuang cuma-cuma.
• Pengetahuan para petugas lapangan (pendamping) terkaitteknologi pemupukan kopi belum memadai dan sering‘simpang siur’.
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 5
Lokasi pengambilan sampel tanah, Februari 2012
District Sub District Village
Tapanuli Utara Sipoholon
Adiankoting
SibadakHutarajaParbubuPancur Batu
Dairi Sumbul Pegaganjulu IVDolok TolongPerjuanganBarisan Nauli
Simalungun SilimakutaPurbaPamatang Sidamanik
Bandar RayaBandar HinalangSait Buttu
Sumber: Zaenudin Toyip, 2012
22/05/2012
4
Kondisi kesuburan tanah Sumatra Utara berdasarka sampel tanah di 3 kabupaten (Februari 2012)
Element High (% sample)
Medium (% sample)
Low (% sample)
Nitrogen 62.5 31.2 6.3
Phosphorous 6.3 31.2 62.5
Potassium 25.0 68.8 6.3
Calcium 0 18.7 81.3
Magnesium 0 0 100
Sulfur 0 62.5 37.5
Copper 0 0 100
Sumber: Zaenudin Toyip, 2012
Over bearing: Gejala kekurangan hara tanaman muda Arabica Catimor
Sumber: Zaenudin Toyip, 2012
22/05/2012
5
Kenampakan visual Demplot Pemupukan di FTC Tigaraja Simalungun:
Tahun 2009 Tahun 2012
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 9
Sumber: Zaenudin Toyip, 2012
TanamanArabica Catimor umur 4 tahun di Sidamanikdgn manajemen pemupukan jelek (kiri) dan baik (kanan)
Sumber: Zaenudin Toyip, 2012
22/05/2012
6
Kesalahan manajemen menyebabkan defisiensi hara
Kopi yang mengalami defisiensi hara
Kopi dengan hara yang cukup berbuah melimpah
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 11
Pada hutan alam tak terganggu, pemupukan tidak diperlukan
MINERAL TANAH
BAHAN ORGANIK
TANAH
“POOL” HARA TERSEDIA
Pelapukan
Fiksasi
Erosi ~ 0
Mineralisasi
Uptake (serapan oleh tumbuhan
hutan)
Siklus hara pada sistem tertutup (kehilangan hara dianggap nol)
Hutan alam (tidak diganggu)
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 12
22/05/2012
7
KENAPA PERLU MEMUPUK KOPI?
MINERAL TANAH
BAHAN ORGANIK
TANAH
“POOL” HARA TERSEDIA
Pelapukan
Fiksasi
Pencucian & erosi
Mineralisasi
Uptake (serapan oleh tanaman)
Pemutusan siklus hara karena panen yang dilakukan.Pemupukan dapat mengisi kembali pool hara tersedia.
Penguapan
Kopi
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 13
KENAPA PERLU MEMUPUK KOPI?
Penguapan
Kopi
MINERAL TANAH
BAHAN ORGANIK
TANAH
“POOL” HARA TERSEDIA
Pelapukan
Fiksasi
Pencucian & erosi
Mineralisasi
Uptake (serapan oleh tanaman)
Pemutusan siklus hara karena panen yang dilakukan.Pemupukan dapat mengisi kembali pool hara tersedia. SGusli
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 14
22/05/2012
8
CONTOH REKOMENDASI PRAKTIK PEMUPUKAN KOPI
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 15
Kebutuhan (dan cara aplikasi) pupuk tanaman (kopi) ditentukan oleh:
• Berapa banyak hara yang terambil dari bahan tanaman terpanen (biji, kulit biji) per tahun
• Berapa banyak hara yang ada dalam tanah & sifat retensi hara tanah
• Tanaman apa yang ada dalam kebun (pelindung dan tanaman sela)
• Sifat tanah, khususnya tekstur, pH dan bahan organik• Kehilangan hara melalui proses pencucian, erosi, dll• Manajemen hara dan bahan organikKarena itu, adalah mustahil untuk menemukan formula pupuk yang bisa diaplikasikan dimana saja dengan manajemen yang sama
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 16
22/05/2012
9
Contoh dosis pemupukan kopi yang direkomendasikan
N P2O5 K2O Urea SP-36 KCl Total
Wintgens (2004):
1) Robusta 15 4 16 300 94 279 673
2) Arabica 15 5 20 249 107 239 595
(3-y old)
PUSLITKOKA
(Rob/Arabica?) 15 6 11 1000 500 625 2125
Appl. Rate (kg/ha/year)Source
Ratio
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 17
Kebutuhan hara (kg/ha per tahun) tanaman kopi dewasa untuk memberikan produksi yang baik
HaraRobusta Arabika
Jumlah Ekivalen pupuk Jumlah Ekivalen pupuk
Nitrogen 135 kg N 300 kg Urea 112 kg N 250 kg Urea
Fosfor 34 kg P2O5 94 kg SP-36 38 kg P2O5 107 kg SP-36
Kalium 145 kg K2O 279 kg KCl 150 kg K2O 240 kg KCl
Sumber: Diolah dari Snoeck & Lambot (2004)
Sumber: ICCRI (2006)
Umur (tahun) Urea SP-36 KCl MgSO 4
5 – 10 150 160 200 100
> 10 400 200 250 140
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 18
22/05/2012
10
DEMPLOT NPKS + TRACE ELEMENTS
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 19
Tujuan DEMPLOT NPKS
• Mendemonstrasikan respon (kenaikan produksi & kesehatan tanaman) kopi robusta terhadap aplikasi NPKS 15-10-20-4 + Unsur Mikro
• Menyukseskan program pemupukan NPKS15-10-20-4 + Unsur Mikro dengan dukungan fasilitas kredit bekerjasama dengan berbagai mitra untuk mendongkrak produktivitas kopi & keuntungan petani
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 20
22/05/2012
11
DEMPLOT:Kenapa NPKS 15-10-20-4-TE? (1)
• Mengandung unsur hara makro & mikro terlengkap dibandingkan pupuk majemuk lain yang tersedia di pasaran
• Komposisinya mendekati (dekat dengan) yang dianjurkan
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 21
Kenapa NPKS 15-10-20-4-TE? (2)
N P2O5 K2O Urea SP-36 KCl Total
Wintgens (2004):
1) Robusta 15 4 16 300 94 279 673
2) Arabica 15 5 20 249 107 239 595
(3-y old)
PUSLITKOKA
(Rob/Arabica?) 15 6 11 1000 500 625 2125
NPKS trial plot
- - 500
Appl. Rate (kg/ha/year)Source
(Also contains 4
% S and Trace
Elements)
15 10 20 -
Ratio
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 22
22/05/2012
12
Metode• Waktu:
• Aplikasi pupuk pada Des 2011 (0,75 dosis) & April/Mei 2012 (0,25 dosis)
• Lokasi: Lampung dengan variasi manajemen (& produktivitas) sebagai ulangan (9 lokasi)• Manajemen buruk (3 lokasi)• Manajemen sedang (3 lokasi)• Manajemen baik (3 lokasi)
• Dosis:• 0 kg NPKS-TE/ha/tahun• 250 kg NPKS-TE/ha/tahun• 500 kg NPKS-TE/ha/tahun• 600 kg NPKS-TE/ha/tahun
• Cara aplikasi: benam melingkar (pada radius antara 40 & 80 cm dari batang)
+ Kaptan (non-perlakuan)
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 23
Pertimbangan teknis & finansial
Rancangan DEMPLOT
• Pupuk yang digunakan mengandung N, P, K, S (15-10-20-4) + unsur mikro.
Rasio NPKS ini diperkirakan dekat dgn komposisi “berimbang” untuk tanaman kopi, sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal bila dibarengi dengan manajemen yang kebun tepat
• Pemupukan dilaksanakan di 9 kebun yang mewakili manajemen kebun “baik”, “sedang” dan “buruk”
• Semua kebun terpilih memiliki pelindung yang cukup
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 24
22/05/2012
13
Lokasi DEMPLOT
No Nama PetaniLuas
(ha)
Jumlah
PohonDesa Kecamatan Kelompok tani KUB Kategori kondisi
1 H. Sutaryo 0.75 1800 Ngarip Ulubelu Margo Rukun Subur/baik
2 H. Suharno 1 2500 Ngarip Ulubelu Margo Rukun Sedang
3 Waryono/Ngadi 1 2500 Ngarip Ulubelu Margo Rukun Kurang
4 Rusman 1.5 Gunung Megang Pulau Panggung Kurnia Jaya Bintang Jaya Subur/baik
5 Yudi Sumarto 0.75 1300 Gunung Megang Pulau Panggung Langgeng Jaya Bintang Jaya Sedang
6 Budi Intani 0.5 Gunung Megang Pulau Panggung Binausaha Jaya Bintang Jaya kurang
7 Supono 1 2000 Sumber Mulyo Sumber Rejo Rukun Tani Mawar Subur/baik
8 Yanto 0.5 Tegal Binangun Sumber Rejo Dunia Baru Mawar Sedang
9 Sri Yadi 0.6 1200 Simpang Kanan Sumber Rejo Tunas Jaya Mawar Kurang, tanah berbatu
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 25
Aplikasi pupuk
Perlakuan Dosis
Dosis pupuk yg dibanding-kan (kg/ha)
Luas areal (ha) [& jumlah tanaman]
Total (kg/plot kebun)
g/pohon/thn (g/pohon/aplikasi)
A = 0 (kontrol) 0.1 [160] 0 0 0
B = 250 0.1 [160] 25 156 78
C = 500 0.1 [160] 50 312 156
D = 600 0.1 [160] 60 375 188
Jumlah 0.4 [640] 135
Dari sini bisa didemonstrasikan efisiensi dan efektivitas NPKS+te bagi produksi kopi di daerah ini
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 26
22/05/2012
14
Cara dan waktu aplikasi pupuk
• Pupuk NPKS diberikan secara melingkar pada radius antara 40 hingga 80 cm dari batang, dibenamkan pada kedalaman 5 – 10 cm dari permukaan tanah.
• Pupuk diberikan pada: • Des 2011 (rencana awal Sept/Okt 2011); dan
• Akhir Mei 2012 (rencana awal Januari/Februari 2012)
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 27
80 cm
Cara pemberian pupukPupuk dibenamkan dalam tanah sedalam sekitar 5 cm pada radius antara + 60 hingga 80 cm dari batang kopi
60 cm
Pupuk NPKS
Batang kopi
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 28
22/05/2012
15
Distribusi akar kopi menentukan dimana pupuk sebaik nya yang diberikan ditempatkan: 90 % akar-akar kopi berada pada kedalaman < 20 cm, bahkan mayoritas dari itu pada kedalaman < 10 cm
PupukNPKS-
te & Kaptan
Kandungan bahan organik & aktivitas organisme tanah tertinggi
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 29
Aplikasi pupukTakaran sederhana (yg sudah
disetarakan) untuk petaniAlur lingkaran pemupukan
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 30
22/05/2012
16
Hasil umum setelah 5 bulan dipupuk (+ kapur)
• Pupuk yang diberikan memberikan respon positif (namun saat ini baru bisa diekspresikan secara kualitatif):• Warna daun • “Kebugaran” daun• Pengisian & ukuran buah
• Pengaruh positif ini diperlihatkan pada semua kebun Demplot, tetapi ditemukan sedikit variasi (indikasi pengaruh karakter tanah)
• Ada petunjuk dosis perlu dinaikkan untuk kebun tertentu• Petani menilai pupuk yang diberikan bagus, sehingga
berkeinginan membelinya
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 31
Defisiensi hara pd perlakuan tanpa NPKS + kapur (Lampung, 2 Mei 2012)
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 32
22/05/2012
17
0 NPKS + kapur (atas) vs 360 g NPKS + kapur (bawah)22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 33
TRIAL NPKS + BAHAN ORGANIK & KAPUR
Belum dieksekusi saat ini
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 34
22/05/2012
18
Tujuan Trial
Menentukan kebutuhan pupuk NPKS untuk menghasilkan produksi kopi Arabika dan Robusta yang optimum pada manajemen kebun yang berbeda dengan variasi kandungan bahan organik dan kemasaman tanah
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 35
Hubungan umum antara dosis dengan kesehatan dan produksi tanaman
Dosis pupuk
Pro
duks
i
Dosis OPTIMAL (Aspek tekhnis, Ekonomi, dan Keberlanjutan)
Pupuk TDK DIBERIKAN, hasil sangat rendah
Pupuk diberikan, ttp dosis KURANG, hasil rendah
Pupuk diberikan, ttp dosis BERLEBIH, hasil rendah
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 36
22/05/2012
19
Metode• Waktu:
• Akhir dan awal musim hujan 2012, masing-masing 0,5 dosis
• Lokasi: Lampung & Sumut dengan variasi manajemen (& produktivitas) sebagai ulangan (3 lokasi), masing-masing seluas minimum 0,5 ha:• Manajemen buruk (1 lokasi)• Manajemen sedang (1 lokasi)• Manajemen baik (1 lokasi)
• Dosis & experimental design: diberikan pd slide-slide berikut• Cara aplikasi pupuk NPKS dan pengamatan sama dengan
pada DEMPLOT. Aplikasi kapur dengan cara menabur Kaptan di atas permukaan tanah. Bahan organik dibenamkan bersamaan dengan pemupukan NPKS
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 37
Experimental design• Karena kesulitan mendapatkan kebun yang sesuai
(berdasarkan hasil survei), perlakuan dan desain penelitian disederhanakan.
• Akan ada tiga unit percobaan yang dijalankan secara serentak pada kebun yang sama, masing-masing: • Pengujian 13 kombinasi NPK (dan S yang ada pada ZA
& SP-36), • Pengujian pengaruh bahan organik pada dosis NPK
yang ekstrim (3 kombinasi), &• Pengujian pengaruh kapur pada dosis NPK yang
ekstrim (3 kombinasi)• Masing-masing unit percobaan dirancang menurut
randomized complete block design• Meskipun begitu, perbandingan pengaruh NPK,
bahan organik dan kapur masih tetap dimungkinkan
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 38
22/05/2012
20
Perlakuan dosis NPK, bahan organik & kapur. (Only selected combinations of NPK for treatments with OM & lime due to difficulty for finding appropriate sites in Lampung)
No.123456789
10111213
Optimum pH range (No lime) Low pH range (lime added)+Org. Matter
N0P0K0 N0P0K0 N0P0K0 N0P0K0-Org. Matter +Org. Matter -Org. Matter
N1P2K1
N1P1K1 N1P1K1 N1P1K1 N1P1K1N1P1K2
N2P1K2
N1P2K2N2P1K1
N3P1K1
N2P2K1N2P2K2
N3P1K2
N3P2K2 N3P2K2 N3P2K2N3P2K1N3P2K2
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 39
Dosis pupuk NPKS
Urea ZA NotationSP-36NotationKCl Notation23 16 N1 20 P1 30 K138 27 N2 40 P2 50 K253 38 N3 0 K3
N P K
Urea ZA Notation SP-36 Notation KCl Notation
56 40 N1 50 P1 75 K194 67 N2 100 P2 125 K2
131 94 N3
N P K
Urea ZA Notation SP-36 Notation KCl Notation
113 80.4 N1 100 P1 150 K1188 134 N2 200 P2 250 K2263 188 N3
N P K
Dosis: kg/ha/tahun
Dosis: kg/ha/pemberian(2 x pemberian/thn)
Dosis: g/phn/pemberian
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 40
22/05/2012
21
MENGELOLA LINGKUNGAN OPTIMAL UNTUK PEMUPUKAN KOPI:Pelindung, Bahan Organik & Pengapuran
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 41
PELINDUNG
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 42
22/05/2012
22
Keberadaan naungan sangat penting• Naungan memengaruhi:
• Produktivitas & kualitas• Jumlah pupuk yang diberikan (kebutuhan pupuk berbeda jika
tanaman memiliki atau tidak memiliki naungan)• Produksi bahan organik & siklus hara dalam lingkup kebun• Tata air dan iklim mikro kebun• Ekologi hama & penyakit• Keberlanjutan produksi (profitabilitas & lingkungan kebun)
• Naungan yang baik memiliki ciri-ciri:• Memberikan fungsi naungan yang diinginkan• Memberikan tambahan pendapatan• Memperbaiki kesuburan tanah• Memberikan keragaman ekologi yang tinggi• Memberikan fungsi konservasi yang baik• Mudah dikelola
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 43
Mimosa scabrella sebagai pelindung kopi Arabica di Mexico (Wintgens, 2004).
Mechanism o f N transfer from legume to coffee. (D. Snoeck, 1995).
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 44
22/05/2012
23
Naungan memengaruhi mutu biji:
Distribusi ukuran green beans dari kopi arabika varietas Caturra (atas) dan Catimor (bawah), hubungannya dengan tingkat naungan.
Tingkat naungan yang lebih tinggi meningkatkan persentase biji kopi yang besar (diameter >17/64 inci). (Muschler, 2001).
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 45
BAHAN ORGANIKCara sederhana untuk:• Menyehatkan tanah & tanaman • Meningkatkan efektivitas pemupukan• Menuju Sustainable Coffee Production System
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 46
22/05/2012
24
Kopi dan bahan organik• Manfaat bahan organik bagi kesehatan tanah & tanaman
(fisik, kimia, biologi & keberlanjutan)• Bahan organik dapat dengan mudah diproduksi melalui:
• Pengomposan biasa• Pengomposan dengan Vermicomposting:
• Memanfaatkan cacing tanah dari spesies tertentu [yang mengonsumsi bahan organik dengan sangat cepat, misalnya “Tiger Worm” (Eisenia fetida)] untuk menghasilkan casting cacing tanah
• Coffee pulp 40 % dari berat segar cherries, sehingga potensinya besar
• Vermicomposting dilakukan di kebun kopi
• Mengaplikasikan mulsa (dari coffee pulp, daun kopi dan pelindung) di permukaan tanah merupakan bagian penting dari pengelolaan bahan organik kebun kopi
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 47
Vermicompost dan produksi kopiVerrnicornposting windrows set up between coffee rows and covered with a plastic film. From: E. Escamilla P. CRUO-UACH, Mexico
Earthworm Eisenia fetida, also known as the “Tiger Worm”. From: E. Escamilla P. CRUO-UACH, Mexico
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 48
22/05/2012
25
Perubahan sifat kimia topsoil (0-30 cm) di kebun kopi setelah 4 tahun diberi mulsa di Burundi (Snoeck et al., 1994).
Bahan organik Ca(cmol/kg)
Mg(cmol/kg)
K(cmol/kg)
Mg/K
Permukaan tanah tanpa mulsa
1.07 1.24 0.19 6.5
Dengan mulsa daun pisang
3.36 2.09 0.93 2.2
Dengan mulsa coffee pulp
3.19 1.79 1.44 1.2
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 49
0
20
40
60
80
0 5 10Goat manure applied (t/ha)
Rel
ativ
e yi
eld
incr
ease
(%
)
Pengaruh pupuk kandang kambingterhadap kenaikan relatif produksi kakao. Pada kopi juga akan serupa
SGusli
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 50
22/05/2012
26
PENGAPURANUntuk pengendalian tanah masam
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 51
Kesesuaian kisaran pH (kemasaman) tanah dengan kebutuhan kopi Arabika & Robusta
K + S
Kisaran optimum
Kisaran marginal
Kisaran marginal
Kebutuhan Kopi
Dimana kisaran pH tanah di SUMUT?���� 4,1 – 5,9, kebanyakan < 5,0
Literatur lain:pH otimum = 5.5 – 6.5
Unsur hara makro
Unsur hara mikro
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 52
22/05/2012
27
PRODUKSI DARI DEMPLOT KAKAO DI POLMAN, SULAWESI
Dosis: 0, 100, 200 & 240 g NPKS 15-10-20-4 +te per pohon
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 53
Desain DEMPLOT• Lokasi dan luas plot:
• Polman, Sulawesi Barat:• 1 DEMPLOT (0.4 ha = 400 pohon)• 3 Verification Plot (0.5 – 0.75 ha)• 1 Kebun verifikasi lain, diberikan pupuk NPK lain (+0.5 ha)
• Klon S1 & S2, sudah disambung-samping• Pupuk:
• NPKS 15-10-20-4 plus unsur mikro• DEMPLOT: 4 dosis:
• 100 tree: 0 g/pohon• 100 tree:100 g/pohon• 100 tree: 200 g/pohon• 100 tree:240 g/pohon
• Plot verifikasi (dikelola oleh petani): 250 g NPKS + te/pohon• Plot verifikasi lain: 500 g Phonska 15-15-15 + 500 g Urea /tree
• Frekuensi pemberian 2 kali per tahun (pemberian per tama 18 Nov. 2011, pemberian kedua 1 Mei 2012)
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 54
22/05/2012
28
Estimasi produksi kakao berdasarkan pod count
Jadi:
• Aplikasi pupuk meningkatkan produksi hingga lebih dari
3 kali
• Kita perlu menentukan dosis optimum (efisien), antara
100 & 240 kg/ha per aplikasi
0 100 200 240
Main harv. (Apr-Jun) 840 2,539 1,593 2,910
Mid harv. (Nov-Dec) 210 635 398 728
Between the two 105 317 199 364
Total yield (kg/ha/y) 1,155 3,491 2,190 4,001
Harvest period
Yield estimate from pod counting for different rates of
NPKS+te (kg/tree/0.5y)
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 55
Berat kering biji kakao terpanen dari 20 pohon sampel yang diberi pupuk 0, 100, 200 & 240 g NPKS-te /pohon
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Dry
be
an
of
20
sa
mp
le t
ree
s (k
g)
Harvest time
Harvest record
0 g/tree
100 g/tree
200 g/tree
240 g/tree
Nov 22
Fertil izer was applied
on Nov. 18, 2011
Ferti l izer effect
Dec 24 Jan 17 Jan 31 Apr 1Mar 23Dec 6 Apr 14
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 56
22/05/2012
29
Produksi biji kakao yang diberikan pupuk NPKS-te dgn dosis 0, 100, 200 & 240 g/phn per aplikasi)
0 g/tree 100 g/tree 200 g/tree 240 g/tree
Nov 22 1 45.0 100.0 50.0 105.0
Dec 6 2 50.0 75.0 100.0 55.0
Dec 24 3 40.0 47.5 80.0 42.5
Jan 17 4 9.0 17.5 4.5 12.5
Jan 31 5 0.0 17.5 20.0 40.0
March 23 6 22.5 75.0 55.0 105.0
April 1 7 20.0 200.0 50.0 125.0
April 14 8 80.0 400.0 150.0 370.0
Total 266.5 932.5 509.5 855.0
Total (effect of ferts.) 122.5 692.5 275.0 640.0
(Ferts was applied on Nov 18, 2011)
Production per ha = 1000 trees (kg)
Time
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 57
Dipupuk dengan NPKS-te
Kontrol, 0 NPKS
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 58
22/05/2012
30
PRODUKSI DARI PLOT VERIFIKASI KAKAO DI POLMAN, SULAWESI
Dosis tunggal (250 g NPKS 15-10-20-4 +te per pohon per aplikasi)
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 59
Estimasi produksi pada plot verifikasi menggunakan NPKS-te berdasarkan pod count
• Farmers can increase yield substantially by applying NPKS
15-10-20-4 + te along with good farm management
• The result is similar to that obtained from DEMPLOT
Iccu Sulamana Hammaran
Main harv. (Apr-Jun) 2,900 1,955 2,676
Mid harv. (Nov-Dec) 725 489 669
Between the two 363 244 335
Total yield (kg/ha/y) 3,988 2,688 3,680
Harvest periodYield estimate (kg)
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 60
22/05/2012
31
Kesehatan & kelimpahan buah tanaman kakao yang dipupuk
Cabang kakao merunduk karena buah yang berlimpah
Kakao yang dipupuk sehat, tetapi kopi di latarbelakang defisien hara,
karena tidak dipupuk
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 61
PRODUKSI DARI PLOT VERIFIKASI KAKAO DI POLMAN, SULAWESI
DENGAN PUPUK PHONSKA
Pupuk: 500 g Phonska 15-15-15 + 500 g Urea / phn per aplikasi
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 62
22/05/2012
32
Estimasi hasil dari plot verifikasi yang dipupuk dgn 500 g Phonska + 500 g Urea/pohon berdasarkan pod count
• Aplikasi dosis NPK dua kali lipat (500 g Phonska + 500 g Urea per
pohon) menghasilkan sebanding dengan 100 – 250 g NPKS + te
• Pupuk harus diaplikasikan secara benar untuk memberikan
produksi yang tinggi dan efisien
Main harv. (Apr-Jun) 2,716
Mid harv. (Nov-Dec) 679
Between the two 340
Total yield (kg/ha/y) 3,735
Yield estimate
(kg/ha/y)Harvest period
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 63
Kualitas biji kakao yang dipupuk lebih tinggi
Bean count lebih rendah (80-100 biji/100 g, lebih baik dari SNI 110 biji/100 g). � Meningkatkan pendapatan petani.
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 64
22/05/2012
33
Kesimpulan dari hasil DEMPLOT & Plot Verifikasi
• Aplikasi NPKS 15-10-20-4 +te meningkatkan hasil hingga 4 kali lipat dibandingkan kontrol (tidak dipupuk)
• Dengan harga kakao saat ini (Rp 19.000/kg), petani memperoleh pendapatan kotor Rp 47-67 juta jika memupuk dibandingkan dengan hanya Rp 10-19 juta jika tidak dipupuk.
• Aplikasi pupuk harus juga dibarengi dengan praktik perkebunan yang baik
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 65
Biaya vs Keuntungan Memupuk Kakao/hektar(sebagai ilustrasi untuk kopi)
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC
Keuntungan karena memupuk
Biaya pupuk
Biaya pemupukan
Dosis maksimum dari sisi profit
Rupiah Rp 42 - 62 jt
Rp 5 jt
Mau kaya atau tidak?Pilih mana, memupuk atau tidak?
66
22/05/2012
34
Tantangan• Dengan memupuk produktivitas kopi bisa meningkat, mengapa umumnya petani tidak memupuk?
• Bagaimana membuat petani bisa mengusahakan kopi sebagai bisnis? � Mengeluarkan tambahan biaya untuk pemupukan, tetapi mendapatkan keuntungan yang lebih besar
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 67
Kesimpulan (1)• Kopi Robusta di Lampung dan kopi Arabika di Sumut
umumnya mengalami defisiensi hara (berat) karena deplesi hara pada tanah (juga ditunjukkan oleh hasil analisis tanah)
• Kopi Robusta di Lampung sangat responsif terhadap pemupukan (setelah 5 bulan aplikasi NPKS+te, tanaman menjadi lebih sehat dan mendorong pengisian buah)
• Belajar dari kakao di Sulawesi, yang juga jarang dipupuk petani, pemupukan yang tepat bisa meningkatkan keuntungan hingga 4 kali lipat. Diharapkan hasil sebanding juga diperoleh untuk kopi Arabika dan Robusta di Sumatera
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 68
22/05/2012
35
Kesimpulan (2)• Karena itu, pemupukan merupakan ptraktik yang harus
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kopi dan profitabilitas usaha tani secara signifikan
• Pemupukan harus dibarengi praktik pertanian lainnya, seperti pemeliharaan pelindung, manajemen bahan organik & pengapuran
• Formula umum pemupukan untuk kopi Arabika (dan Robusta) masing-masing lokasi perlu ditemukan untuk kemudian difinetune oleh masing-masing petani
• Diperlukan usaha untuk menjadikan pemupukan sebagai praktik budidaya yang wajib dilakukan petani
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 69
TERIMAKASIH
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 70
22/05/2012
36
PENGENALAN HARA DAN DEFISIENSINYA:
MATERI TAMBAHAN UNTUK PETANI DAN FASILITATOR LAPANGAN
Hara = makanan untuk tanaman
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 71
Fasilitator lapangan dan petani bisa membacanya sendiri
Kebutuhan tanaman
• Tumbuhan atau tanaman merupakan pabrik biologis (bio-factories).
• Untuk bisa bekerja, pabrik biologis ini perlu bahan-bahan berupa:• Cahaya, • Oksigen, • Hidrogen (air), • Karbon dioksida, dan • Hara (makro and mikro).
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 72
22/05/2012
37
N – Nitrogen
• N diambil dalam bentuk anion (nitrat - NO3-) atau
kation (amonium - NH4+).
• Tanaman mengonsumsi lebih banyak nitrat dari pada amonia.
• N memiliki banyak fungsi dalam tanaman. N ditemukan dalam protein, khlorofil, protoplasma dan hormone tanaman.
• Sumber N: Urea, ZA, pupuk NPK, dll
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 73
Defisiensi dan toksisitas N
Deficiency
Pertumbuhan lambat, daun tua menjadi kuning dan akhirnya mengering dan mati.
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 74
22/05/2012
38
Defisiensi dan toksisitas N
Toksisitas• Tanaman menghasilkan daun yang berlebih dengan
warna hijau tua. • Jaringan tanaman menjadi lebih lunak• Mendorong serangan hama dan penyakit yang berat
(karena jaringan tanaman lebih lunak)• Sistem perakaran kurang berkembang• Pembungaan dan pembuahan terhambat • Produksi menurun (karena pembungaan terhambat) • Mutu buah rendah.
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 75
P – Fosfor• P dibutuhkan untuk:
• Pertumbuhan akar yang sehat, menstimulasi pembungaan, pematangan buah dan produksi biji;
• Hidrolisis pati menjadi gula dan untuk sintesa pati menjadi gula (juga dikenal sebagai transfer energi).
• Memberikan hasil yang lebih tinggi dengan mutu lebih baik, karena sintesa pati menjadi gula.
• Tanaman butuh tambahan P (dan juga K) selama pembungaan dan pembuahan (formula pupuk pembungaan) untuk menstimulasi pembungaan, pembuahan dan produksi.
• Sumber: Pupuk SP-36, pupuk NPK
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 76
22/05/2012
39
Defisiensi dan toksisitas P
Defisiensi• Tanaman menjadi kerdil dan daun menjadi berwarna hijau tua keunguan hingga merah kebiruan, karena penumpukan pigmen anthocyanin. Gejala seperti itu biasanya terjadi lebih dulu pada daun tua.
• Kematangan tanaman tertunda dan produksi akan rendah
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 77
Defisiensi dan toksisitas P
Toxicity
Toksisitas P sukar didiagnosa, tetapi kelebihan P akan menyebabkan defisiensi Ca, Fe, Cu and Zn. Itu sebabnya, gejala kelebihan P sering membingungkan, seolah ada kekurangan Ca, Fe, Cu dan Zn.
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 78
22/05/2012
40
K - Kalium• Kalium merupakan katalis di dalam tanaman. • K penting untuk produksi dan transport gula/karbohidrat tanaman, meningkatkan khlorofil dalam daun, mengatur pembukaan dan penutupan stomata, ketahanan terhadap penyakit, serapan air oleh tanaman dan proses pematangan buah.
• K memengaruhi rasa dan kualitas buah. • Sumber: Pupuk KCl, pupuk NPK.
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 79
Defisiensi dan toksisitas K
DeficiencyGejala berupa spot-spot berwarna kuning yang tidak teratur muncul pertama pada daun yang lebih tua. Pada kasus yang berat spot-spot jaringan mati. Cabang-cabang dan batang menjadi lemah dan mudah patah. Pembungaan dan pembuahan berkurang, hasil dan kualitas rendah.
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 80
22/05/2012
41
Defisiensi dan toksisitas K
Toxicity
Pinggiran daun terbakar. Sering memengaruhi serapan Mg (menyebabkan defisiensi Mg).
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 81
Sulfur (S)• S juga merupakan unsur hara makro, tetapi dibutuhkan tidak sebanyak N, P dan K.
• 90 % dari S merupakan bagian dari asam amino penyusun protein, berperan dalam proses metabolisme, sintesa hormon dan khlorofil.
• S merupakan elemen yang memberikan bau & rasa khusus, misalnya pd bawang merah & bawang putih.
• Defisiensi S menyebabkan metabolisme, peran asam amino dan rangka karbon dalam khloroplast terganggu. Akhirnya, produksi dan kualitas buah atau biji yang dihasilkan akan rendah. Defisiensi S juga menyebabkan terganggunya fiksasi N pada leguminosa.
• Sumber S: ZA, superfosfat (misalnya SP-36), dll
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 82
22/05/2012
42
Defisiensi S pada kopi
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 83
Ca - Kalsium
•Ca sama pentingnya dengan N, P & K. •Ca dibutuhkan pada jaringan akar, batang, daun dan buah.
•Ca ditemukan di setiap dinding sel, dibutuhkan bagi absorpsi N.
•Sumber: Berbagai bahan kapur
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 84
22/05/2012
43
Defisiensi dan toksisitas Ca• Deficiency
• Perkembangan bunga terhambat, sehingga menurunkan produksi.
• Ukuran buah menjadi kecil. • Akar tanaman mati, tanaman menjadi mudah terserang
penyakit busuk akar. • Gejala muncul pertama pada daun-daun muda, lalu daun
lang lebih tua. Daun-daun sering tidak berkembang, menampakkan spot-spot kuning yang akhirnya menjadi jaringan mati.
• ToxicityTidak ada gejala visual. Bisa menyebabkan defisiensi Mg.
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 85
Mg - Magnesium
• Magnesium ditemukan pada molekul khlorofil. • Jika terjadi defisiensi Mg, magnesium ditransportasikan dari daun-daun bagian bawah ke daun-daun baru.
• Serapan Mg dipengaruhi oleh konsentrasi K. Jika K diberikan dengan dosis tinggi, maka jumlah Mg akan naik, misalnya pada minggu kedua pembungaan.
• Sumber: Kaptan
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 86
22/05/2012
44
Defisiensi dan toksisitas Mg
• DeficiencyDaun-daun tua (setengah dari daun tanaman) menguning. Penguningan terjadi antara tulang daun.
• ToxicityTidak ada gejala visual dari toksisitas Mg.
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 87
Dengan demikian,
• Semua hara diperlukan bagi tanaman• Jumlah hara yang dibutuhkan itu harus proporsional, sesuai kebutuhan (berimbang)
• Pemupukan hanya dengan menggunakan salah satu atau sebagian dari hara-hara yang dibutuhkan secara berimbang, akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) atau kelebihan hara tertentu, sehingga kesehatan dan produksi tanaman akan terganggu
22 May 2012 Sikstus Gusli, IFC 88
Top Related