MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUIPENGGUNAAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD) PADA PEMBELAJARAN SEJARAHKELAS XII IPS DI SMA YADIKA NATAR
TAHUN 2018
(Skripsi)
Oleh
Efi Yulia
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUIPENGGUNAAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD) PADA PEMBELAJARAN SEJARAHKELAS XII IPS DI SMA YADIKA NATAR
TAHUN 2018
OLEH
EFI YULIA
Belajar dan mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balikantara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Kegiatan belajar bertujuanmengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku. Salah satunyaadalah minat belajar. Faktor yang dapat membangkitkan minat belajar adalahfaktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Salah satu sumberbelajar yang dapat dijadikan guru dalam melakukan pembelajaran yang selarasadalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatanbelajar mengajar yang efektif antara siswa dan guru.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat Apakah minat belajar sejarah yangdiajarkan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat meningkatpada siswa kelas XII IPS di SMA Yadika Natar. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest. Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 31 Siswa di Kelas XII IPS,sampel yang digunakan sampel total atau sampek jenuh yaitu sebanyak darijumlah populasi yang ada.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik(LKPD) dapat meningkat dan bersifat positif pada peserta didik dengan hasil ujihipotesis menggunakan uji regresi menunjukkan nilai t hitung 4,857> t tabel1,6938 dengan demikian hipotesis alternatif diterima.
Kata kunci : lembar kerja peserta didik, minat belajar, sejarah.
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI
PENGGUNAAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
KELAS XII IPS DI SMA YADIKA NATAR
TAHUN 2018
Oleh
EFI YULIA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Progam Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Hajimena pada tanggal 27 Juli 1996
anak keempat dari lima bersaudara pasangan dari Bapak
Effendi Wahid dan Almh. Ibu Asmaria. Penulis
menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar (SD)
Negeri 1 Hajimena (2008), Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 3 Natar (2011), Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 1 Natar (2014).
Pada tahun yang sama (2014) penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas
Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Sejarah melalui jalur UML
(Mandiri dan Paralel). Pada tahun 2017, melaksanakan Program Profesi
Kependidikan (PPK) di SMP Negeri 1 Pakuan Ratu, Way Kanan dan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di Desa Gunung Cahya, Pakuan Ratu, Way Kanan.
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu adakemudahan”
(QS. Asy Syarh ayat 5-6)
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan(pula)”
(QS. Ar-Rahman ayat 60)
“Jika orang lain bisa, Maka aku juga bisa”(Penulis)
PERSEMBAHAN
Kedua orang tuaku Bapak Effendi Wahid dan Almh. Mamak Asmaria yang selalu
mendoakan ku, dan menanti keberhasilanku.
Abang Eris, Qyai, Abang Iyek dan Ses yang selalu memberikan contoh dan
teladan.
Saudara perempuan ku Daying Yaya yang selalu memberikan kasih sayang, serta
kesabaran.
Adik ku Guntur dan Keponakan ku Intan, Permata, Berlian dan Mutiara yang
selalu memberi kecerian serta canda tawa.
Zinharsani selalu memberikan semangat.
Almamater tercinta “Universitas Lampung”
SANWACANA
Puji Syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini berjudul “MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
MELALUI PENGGUNAAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XII IPS DI SMA YADIKA
NATAR TAHUN 2018” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
Penulis meyakini bahwa tanpa bimbingan, arahan dan masukan dari berbagai
pihak maka skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik, oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang
telah memberi dukungan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Dalam kesempatan kali ini pula tanpa mengurangi rasa hormat izinkanlah penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung beserta staf yang telah memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada kami untuk melaksanakan studi di Universitas Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
7. Bapak Drs. Syaiful. M., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan
kemudahan dan kelancaran terhadap penulis selama penyusunan skripsi
ini.
8. Bapak Drs. Maskun, M.H., selaku pembimbing akademik sekaligus
pembimbing utama yang telah bersedia memberikan saran, kritik dan
bimbingan dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Suparman Arif, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing pembantu yang
telah bersedia memberikan saran, kritik dan bimbingan dalam rangka
menyelesaikan skripsi ini.
10. Bapak Muhammad Basri, S.Pd, M.Pd., selaku penguji utama yang telah
memberikan masukan dan saran-saran yang diberikan pada seminar-
seminar yang terdahulu.
11. Seluruh Dosen pengajar pada Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
memberikan nasehat, bimbingan dan ilmu nya selama ini.
12. Seluruh Bapak dan Ibu Staf Administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
13. Ibu Erisa Mella Sitomorang, S.H., selaku Kepala Sekolah SMA Yadika
Natar atas izin dan bantuan yang diberikan selama penulis melakukan
penelitian.
14. Bapak Holong Simanjuntak, S.Pd., selaku guru Mata Pelajaran Sejarah
SMA Yadika Natar atas izin dan bantuan yang diberikan selama penulis
melakukan penelitian.
15. Kedua Orang tua ku Bapak Effendi Wahid dan Almh. mamak Asmaria,
Abang, Daying, Adik, dan Ponakan ku tercinta yang selalu memberi
dukungan, semangat serta doa dan dengan sabar menanti keberhasilanku.
16. Zinharsani yang selalu mendampingi, membantu, memberikan masukan
dan dukungan semangat.
17. Keluarga Besar Pendidikan Sejarah Angkatan 2014 yang selama ini susah
senang bersama dalam menjalankan studi di bangku perkuliahan.
18. Teman-teman KKN ku yang selalu memberikan semangat dan dukungan
selama KKN bersama, hari-hari bersama kalian tidak akan ku lupakan.
19. Untuk adik-adik di sejarah, kakak duluan ya dek. Buat kalian semangat!
20. Seluruh pihak yang pernah berjasa dan membantu yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terimakasih atas segala kontribusinya terhadap
penulis.
Bandar Lampung, Desember 2018
Efi YuliaNPM 1443033002
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 11.2 Rumusan Masalah .................................................................... 71.3 Tujuan Penelitian, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penellitian 7
REFERENSI
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA,
DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ........................................... 92.1.2 Teori Belajar ................................................................ 112.1.3 Pembelajaran Sejarah .................................................. 142.1.4 Sumber Belajar ............................................................ 162.1.5 Ciri-Ciri Sumber Belajar ............................................. 172.1.6 Kriteria Pemilihan Sumber Belajar ............................. 182.1.7 Bahan Ajar .................................................................. 192.1.8 Jenis-Jenis Bahan Ajar ................................................ 202.1.9 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)........................... 222.1.10 Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) .............. 232.1.11 Syarat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ............... 232.1.12 Minat Belajar ............................................................... 242.1.13 Faktor-Faktor yang Membangkitkan Minat Belajar .... 262.1.14 Meningkatkan Minat Siswa ......................................... 28
2.2 Penelitian yang Relevan ........................................................... 292.3 Kerangka Pikir dan Paradigma Penelitian ................................ 30
2.3.1 Kerangka Pikir ................................................................ 302.3.2 Paradigma Penelitian....................................................... 32
2.4 Hipotesis ................................................................................... 32
REFERENSI
III. METODE PENELITIAN3.1 Jenis Penelitian ....................................................................... 333.2 Populasi dan Sampel ............................................................. 34
3.2.1 Populasi ..................................................................... 343.2.2 Sampel ....................................................................... 34
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .......... 353.3.1 Variabel Penelitian .................................................... 353.3.2 Definisi Operasional Variabel ................................... 36
3.4 Tenik Pengumpulan Data ........................................................ 373.4.1 Angket ....................................................................... 373.4.2 Dokuemntasi .............................................................. 38
3.5 Instrumen Penelitian .............................................................. 383.6 Uji Persyaratan Instrumen ..................................................... 41
3.6.1 Validitas Instrumen ................................................... 413.6.2 Reliabilitas Instrumen ................................................ 42
3.7 Uji Prasyarat Analisis............................................................. 433.7.1 Uji Homogenitas ....................................................... 433.7.2 Uji Normalitas ........................................................... 43
3.8. Teknik Analisis Data ............................................................. 44
REFERENSI
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 47
4.1.1 Lokasi SMA Yadika Natar ......................................... 474.1.2 Sejarah SMA Yadika Natar ....................................... 484.1.3 Visi dan Misi Sekolah ............................................... 494.1.4 Kondisi Sekolah ......................................................... 50
4.2 Hasil Penelitian ...................................................................... 564.2.1 Uji Coba Instrumen Penelitian .................................. 564.2.2 Uji Prasyarat Analisis Data ...................................... 604.2.3 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................ 634.2.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .......................72
4.3 Pembahasan ........................................................................... 74
REFERENSI
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 83
5.2 Saran ...................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Populasi Penelitian .......................................................................... 34
2. Sampel Penelitian ............................................................................ 35
3. Instrumen Angket Minat Belajar Peserta Didik .............................. 39
4. Skoring Lembar Angket Menggunakan Skala Likert ..................... 40
5. Data Tenaga Pendidik SMA Yadika Natar ...................................... 50
6. Data Tenaga Kependidikan SMA Yadika Natar ............................. 52
7. Data Rombongan Belajar dan Siswa di SMA Yadika Natar............ 53
8. Data Kondisi Sarana dan Prasrana SMA Yadika Natar .................. 55
9. Validitas Instrumen Angket ............................................................ 57
10. Hasil Minat Belajar Peserta Didik Sebelum Menggunakan LKPD danSesudah Menggunakan LKPD ........................................................ 66
11. Tabel Silang Minat Belajar Peserta Didik........................................ 70
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir ............................................................................... 32
2. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest ............................... 33
3. Diagram Batang Minat Belajar Peserta Didik Sebelum
Menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik..................................... 68
4. Diagram Batang Minat Belajar Peserta Didik Menggunakan
Lembar Kerja Peserta Didik ............................................................ 69
5. Grafik Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik............................. 71
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia, salah
satunya adalah untuk membentuk manusia yang berpotensi dan berkualitas.
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi
Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran yang dapat
diwujudkan dengan proses belajar, baik belajar secara formal maupun non
formal (Daryanto, 2012:7).
Belajar dan mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Kegiatan belajar
bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku.
Dengan adanya kegiatan belajar maka norma yang dimiliki oleh seseorang
setelah ia melakukan kegiatan belajar akan berubah menjadi lebih baik
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi
atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama
bagi berlangsungnya proses pembelajaran.
2
Kegiatan pembelajaran akan mengakibatkan terjadinya proses transformasi
ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh pendidik terhadap peserta didik, hal
tersebut diakibatkan karena interaksi antar unsur dalam pembelajaran terus
terjalin dan jika proses tersebut didukung oleh hal-hal yang membuat peserta
didik tertarikdan bersifat komunikatif dalam kegiatan pembelajaran maka
suatu pembelajaran tersebut telah menghasilkan proses yang efektif.
Pembelajaran sejarah merupakan suatu sistem belajar mengajar sejarah.berkaitan dengan teori-teori kesejarahan yang menekankan pada tujuanpendidikan pada umumnya yaitu ikut membangun kepribadian dan sikapmental peserta didik. Untuk melaksanakan pembelajaran sejarah disuatukelas, seorang guru juga harus memiliki kemampuan dengan mengolahsumber daya yang ada untuk melaksanakan pembelajaran sejarah secaraefekif (Yudi Setianto: 2012).
Keberhasilan pembelajaran sejarah dalam arti tercapainya standar kompetensi
sangat tergantung pada kemampuan guru mengolah pembelajaran yang dapat
menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar sehingga merupakan
titik awal berhasilnya pembelajaran. Guru yang baik adalah guru yang mampu
mengatasi dan menyelesaikan masalah pembelajaran didalam kelas secara
bijaksana (Joko Susilo, 1998:42).
Rendahnya mutu pendidikan pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya
proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru maupun
sarana dan prasarana yang kurang memadai, minat dan motivasi yang rendah,
juga sangat mempengaruhi hasil belajar yang akan diperoleh siswa
(Risjayanti, 2008).
Adanya minat belajar dari peserta didik memberikan dampak yang sangat
penting bagi pembelajaran, hal ini diakibatkan karena jika kesempatan belajar
3
makin banyak dan siswa tersebut menunjukkan antusiasnya dalam
mempelajari materi yang ada maka hal tersebut dapat mengembangkan minat
dan motivasi untuk belajar. Siswa yang telah termotivasi dalam belajar maka
ia akan lebih bersemangat dalam mempelajarinya sehingga menimbulkan
minat belajarnya. Siswa mempunyai minat belajar yang tinggi akan selalu
berusaha mencari, menggali dan mengembangkan potensi dasar (bakatnya),
sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri.
Selain intelegensi, minat merupakan faktor psikologis yang mempengaruhihasil belajar siswa. Hal itu karena minat terkait erat dengan motivasi.Minat terhadap pelajaran tertentu akan memotivasi siswa lebih tekunmempelajari bidang studi yang diminatinya tersebut. Minat belajar tidaksaja penting bagi siswa namun juga menjadi masalah penting yang harusdihadapi guru. Keberhasilan atau kegagalan guru dalam membangkitkanminat belajar siswa sangat berpengaruh terhadap pencapaian kompetensihasil belajar yang dikehendaki. Tanpa adanya minat siswa terhadap matapelajaran yang diajarkan, maka guru harus bersiap mengalamikekecewaan, frustasi dan makan hati ketika mengajar. Di lain pihak, halyang sama juga dialami oleh siswa yaitu sikap apatis, pasif, tidakmemahami materi dan pada akhirnya hanya berorientasi pada nilai (Syah,2002:55).
Minat bukanlah merupakan sesuatu yang dimiliki oleh seseorang begitu saja,
melainkan merupakan sesuatu yang dapat dikembangkan (Singer, 1991: 93).
Minat yang telah ada dalam diri seseorang bukanlah ada dengan sendirinya,
namun ada karena adanya pengalaman dan usaha untuk mengembangkannya.
Minat memungkinkan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas, karena
minat merupakan dorongan yang paling kuat dari dalam diri seseorang. Besar
kecilnya minat, akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas seseorang.
Pengaruh minat dalam belajar sangat besar karena menurut Zanikhan
(2008:56) minat merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan
4
siswa. Supiah (2007:16) juga mengatakan bahwa “minat” dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi
tertentu.
Hal ini dapat dimengerti karena juga menjelaskan bahwa secara tidak
langsung minat sangat berpengaruh terhadap seseorang karena besar kecilnya
perhatian yang dimiliki oleh seseorang sangat bergantung pada minat yang
dimilikinya Mudzofir (2007:15)
Minat belajar dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar siswayang semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama kelamaanlantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran tersebut, minatbelajar pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi mempelajari pelajarantersebut. minat belajar akan timbul dari sesuatu yang diketahui dan kitadapat mengetahui sesuatu dengan belajar, karena itu semakin banyakbelajar semakin luas pula bidang minat belajar (Singgih D. Gunarsa danNy. Singgih D.G, 2007:68).
Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan bahwa siswa
lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan
melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir,
melainkan diperoleh kemudian (Djaali, 2008: 121).
Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat belajar adalahfaktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaranyang menarik minat belajar siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yangbersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik minatbelajar siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa. Minat belajarmempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bilabahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat belajar siswa,maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak adadaya tarik baginya (Slameto, 2003:187).
Keberadaan sumber belajar/bahan ajar dalam sebuah pembelajaran
memberikan peranan yang sangat penting terutama terhadap kondisi minat
peserta didik dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran untuk
5
meningkatkan kemampuan memahami materi pembelajaran yang
disampaikan, seringkali guru menggunakan berbagai bahan ajar yang dapat
membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran yang akan disampaikan
di kelas.
Salah satu sumber belajar yang dapat dijadikan guru dalam melakukan
pembelajaran dan selaras dengan penerapak Kurikulum 2013 adalah Lembar
Kerja Peserta Didik atau yang sering disebut LKPD. Lembar kerja peserta
didik (LKPD) merupakan salah satu sarana untuk membantu dan
mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk
interaksi yang efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat
meningkatkan minat peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu sumber belajar
yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai
dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi
(Widjajanti, 2010:1)
Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sarana untuk
membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan
terbentuk interaksi yang efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga
dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar.
Widjajanti (2008:1) mengatakan lembar kerja peserta didik (LKPD)
merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik
sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKPD yang disusun dapat
6
dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan
pembelajaran yang akan dihadapi.
Sementara itu, menurut Depdiknas (2008) lembar kerja peserta didik (LKPD)
adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. Keuntungan penggunaan LKPD adalah
memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran, bagi peserta didik
akan belajar mandiri dan belajar memahami serta menjalankan suatu tugas
tertulis.
Pembelajaran sejarah yang dilakukan guru di SMA Yadika Natar memasuki
waktu semester genap telah menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik dalam
proses pembelajaran sejarah yang dilakukan di kelas. Penerapan akan
penggunaan LKPD dilakukan guna upaya untuk meningkatkan segala bentuk
prestasi dan hasil belajar siswa dalam sebuah pembelajaran serta berupaya
untuk menciptakan iklim atau suasana belajar yang lebih efektif guna
meningkatkan mutu dari suatu pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang serta deskripsi masalah diatas maka peneliti
tertarik untuk melihat dan mengukur seberapa besar pengaruh akan
penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik dalam upaya peningkatan minat
belajar siswa di kelas XII SMA Yadika Natar Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2018.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
Apakah minat belajar sejarah yang diajarkan menggunakan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) dapat meningkat pada siswa kelas XII IPS di SMA
Yadika Natar ?
1.3 Tujuan Penelitian, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam hal ini tujuan penelitian yang akan dilakukan yakni peneliti ingin
mengetahui apakah minat belajar sejarah yang diajarkan menggunakan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat meningkat pada siswa kelas
XII IPS di SMA Yadika Natar
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi sekolah untuk
meningkatkan mutu pendidikan institusi melalui optimalisasi
pembelajaran yang dilakukan di kelas
b. Bagi Guru
Memberikan masukan dan tangapan kepada guru sejarah agar selalu
meningkatkan minat belajar siswa melalui pengguanaan berbagai
sumber belajar
8
c. Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan tentang keterkaitan dan pengaruh
penggunaan LKPD terhadap minat belajar siswa.
3. Ruang Lingkup Penelitian
a. Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah pembelajaran sejarah
b. Ruang Lingkup Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa di SMA Yadika Natar
c. Ruang Lingkup Objek
Objek dalam penelitian ini adalah penggunaan LKPD dan minat belajar
siswa.
d. Ruang Lingkup Wilayah
Penelitian ini dilakukan di SMA Yadika Natar
e. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan pada Tahun ajaran 2017/2018.
9
REFERENSI
Daryanto. 2012. Perubahan Pendidikan dalam Masyarakat Sosial Budaya.
Bandung: PT sarana Tutorial Nurani Sejahtera
Yudi Setianto dalam https://asosiasiwipknips.wordpress.com/2012/07/23/tinjauan
sejarah-dalam-penyelesaian-kontroversi/ di akses pada tanggal 21 April
2018 Pukul 12.00 WIB
Susilo, Joko. 1998. Pembodohan Siswa Tersistematis. Bogor: Pinus Book.
Risjayanti, 2008
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta:Rajawali Pers
Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No 22 Tahun 2006.Sagala,
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Afnoor, andika dalam http://andikaafnor.blogspot.co.id/2011/10/pembelajaran
sejarah.html diakses pada tanggal 25 April 2018 Pukul 08.30.
Widja, I Gede. 1989. Sejarah Lokal suatu Perspektif Pengajaran
Sejarah.Jakarta:Proyek Pengembangan LPTK
Gunarsa, S. D. dan Singgih D. G. 2007. Psikologi Untuk Membimbing.
Jakarta: PT.BPK. Gunung Mulia.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Widjayanti. 2010. Eksplorasi Kesulitan Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Cahaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Inkuiry
Terbimbing. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol 6 (2010) 1-5
9
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, PARADIGMA DANHIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman. Belajar juga merupakan suatu proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri di dalam interaksi dengan lingkunganya. Kegiatan belajar yang
efektif akan berdampak pada baiknya hasil belajar siswa, sedangkan hasil
belajar yang baik ditandai dengan perubahan kemampuan berfikir yang
baik juga (James Whittaker dalam Aunurahman, 2009:35).
Belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan
psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian
dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan
meteri ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya (Sardiman, 2011: 22).
10
Banyak ahli mengemukakan mengenai belajar. Pandangan beberapa
ahli tentang belajar dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002: 12-13), yakni
sebagai berikut:
a) Belajar menurut Cronbach adalah Learning is shown by changein behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitasyang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil daripengalaman.
b) Slameto merumuskan pengertian belajar sebagai suatu proses usahayang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahantingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasilpengalaman individu itu sendiri dalam interaksi denganlingkungannya.
c) Belajar menurut Howard L. Kingskey adalah bahwa Learningis the process by which behavior (in the broader sense) isoriginated or changed through practice or training. Belajaradalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkanatau diubah melalui praktek atau latihan.
Dari beberapa definisi di atas, belajar merupakan kegiatan yang dapat
mengakibatkan perubahan tingkah laku akibat dari pengalaman maupun
ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh sesorang.
Sedangkan pembelajaran memiliki makna yang berbeda.Pembelajaran merupakan proses kerja sama antara guru dansiswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yangada, baik potensi yang bersumber dari dalam siswa itu sendiriseperti bakat, minat, dan kemampuan dasar yang dimiliki,termasuk gaya belajar, maupun potensi yang ada di luar diri siswaseperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untukmencapai tujuan belajar tertentu (Agung & Wahyuni, 2013:5).
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2014:61).
Pembelajaran adalah suatu persiapan yang dipersiapkan oleh guru
guna menarik dan memberi informasi kepada siswa, sehingga
11
dengan persiapan yang dirancang oleh guru dapat membantu
siswa dalam menghadapi tujuan (Dimyati dan Mudjiono (2009:7).
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Dari definisi di atas, pembelajaran adalah suatu proses dan kegiatan
yang bersifat interaktif yang terjadi di lingkungan belajar antara
pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan belajar.
2.1.2 Teori Belajar
Ada tiga jenis atau karkteristik mengenai teori-teori belajar, yaitu teori
belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar
konstruktivisme. teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek
objektif diamati pembelajaran, Teori kognitif melihat melampaui
perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak, sedangkan
teori belajar konstruktivisme mengemukankan bahwa belajar adalah
sebuah proses dimana siswa harus aktif dalam membangun serta
mengembangkan ide-ide baru dan konsep (Rizki Destria 2017:16).
a. Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar memahami
tingkah laku manusia yang menggunakan pendekatan objektif,
mekanistik, dan materialistik, sehingga perubahan tingkah laku pada
12
diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian.
Dengan kata lain, mempelajari tingkah laku seseorang seharusnya
dilakukan melalui pengujian dan pengamatan atas tingkah laku
yang terlihat, bukan dengan mengamati kegiatan bagian-bagian
dalam tubuh. Teori ini mengutamakan pengamatan, sebab
pengamatan merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau
tidaknya perubahan tingkah laku tersebut (Desmita, 2009:44).
Teori belajar Behaviorisme menekankan pada apa yag dilihat, yaitu
tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi di dalam
pikiran karena tidak dapat dilihat, proses belajar juga lebih dianggap
sebagai suatu proses yang bersifat mekanistik dan otomatik tanpa
membicarakan apa yang terjadi selama itu di dalam diri siswa yang
belajar (Aunurrahman, 2009:39).
b. Teori Belajar Kognitivisme
Aliran kognitif memandang kegiatan belajar bukan sekedar stimulus
dan respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan
belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam individu
yang sedang belajar (Burhanudin, 2007: 89).
Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorangditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yangberhubungan dengan tujuan belajarnya, perkembangan kognitifmerupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yangdidasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf(Asri C. Budiningsih 2012:34 dan 35).
13
Proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yakni 1) Asimilasi;
2) Akomodasi; dan 3) Equilibrasi (penyeimbangan). Proses asimilasi
adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur
kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Akomodasi adalah
penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Equilibrasi
adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi (Jean Piaget dalam Riyanto, 2010:121). Piaget
mempelajari bagaimana anak berfikir dan proses-proses yang
berkaitan dengan perkembangan intelektual. Perkembangan
intelektual terdiri dari tiga aspek yaitu struktur, isi dan fungsi. Struktur
merupakan hubungan fungsional antara tindakan tindakan fisik,
tindakan mental dan berfikir logis anak. Isi merupakan pola respon
yang diberikan terhadap berbagai masalah atau situasi yang
dihadapinya. Fungsi merupakan cara yang digunakan organisma untuk
membuat intelektual individu tumbuh dan berkembang melalui
interaksi dengan lingkungan.
c. Teori Belajar Konstruktivisme
Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting
dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya sekedar
memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun
sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan
kemudahan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri
(Herpratiwi, 2009: 19).
14
Menurut pendekatan kontruktivistik pengetahuan bukanlahkumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari,melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terdapat objek,pengalaman, maupun lingkungan. Pengetahuan bukanlah sesuatuyang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggalmenerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukanyang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalamireorganisasi kerena adanya pemahaman-pemahaman baru.Pengetahuan dikontruksikan oleh siswa sendiri melaluipengalaman dan pengetahuan mereka sendiri. (Asri C Budiningsih,2004: 56).
2.1.3 Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar
dan mengajar yang di dalamnya mempelajari tentang peristiwa
masa lampau yang erat kaitannya dengan masa kini kini. Pendapat
Widja tersebut dapat disimpulkan jika mata pelajaran sejarah
merupakan bidang studi yang terkait dengan fakta-fakta dalam ilmu
sejarah namun tetap memperhatikan tujuan pendidikan pada umumnya
(Widja, 1989:22).
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang tercantum dalam
lampiran Peraturan Menteri, untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah dijelaskan terkait materi dan tujuan dari pembelajaran
sejarah maka mata pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam
pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta
dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air. Secara umum materi sejarah:
1) Mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan,kepeloporan, patriotisme, nasionalisme, dan semangat pantang
15
menyerah yang mendasari proses pembentukan watak dankepribadian peserta didik;
2) Memuat khasanah mengenai peradaban bangsa-bangsa,termasuk peradaban bangsa Indonesia. Materi tersebutmerupakan bahan pendidikanyang mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaanperadaban bangsa Indonesia di masa depan;
3) Menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan sertasolidaritas untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapiancaman disintegrasi bangsa;
4) Sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna \dalammengatasi krisis multidimensi yang dihadapi dalam kehidupansehari-hari;
5) Berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikapbertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dankelestarian lingkungan hidup
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, bahwa pembelajaran
sejarah merupakan perpaduan antara pembelajaran itu sendiri dan
ilmu sejarah, yang mana keduanya tetap memperhatikan tujuan
pendidikan secara umum. Pemerintah sebagai pemegang otoritas
pendidikan berpendapat tentang tujuan dari mata pelajaran sejarah
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.
Pelajaran sejarah di sekolah adalah mata pelajaran yang mengkaji
permasalahan dan perkembangan masyarakat dari masa lampau sampai
masa kini, baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Pembelajaran
sejarah di sekolah, termasuk di SMA, dilihat dari tujuan dan
penggunaannya, dapat dibedakan atas sejarah empiris dan sejarah
normatif. Sejarah empiris menyajikan subtansi kesejarahan yang
bersifat akademis (untuk tujuan yang bersifat ilmiah). Sejarah normatif
menyajikan subtansi kesejarahan yang dipilih menurut ukuran nilai dan
makna yang sesuai dengan tujuan yang bersifat normatif, sesuai dengan
16
tujuan pendidikan nasional Berkait dengan itu pelajaran sejarah di
sekolah paling tidak mengandung dua misi, yakni; (1), untuk
pendidikan intelektual dan (2), pendidikan nilai, pendidikan
kemanusiaan, pendidikan pembinaan moralitas, jatidiri, nasionalisme
dan identitas bangsa. Pendidikan sejarah di SMA lebih menekankan
pada perspektif kritis-logis dengan pendekatan historis-sosiologis
(Pustakes,1-2:2013).
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi yang tercantum dalam
lampiran Peraturan Menteri ini, bahwa mata pelajaran Sejarah
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktudan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau,masa kini, dan masa depan
b. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami faktasejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatanilmiah dan metodologi keilmuan
c. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didikterhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsaIndonesia di masa lampau
d. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap prosesterbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang danmasih berproses hingga masa kini dan masa yang akan dating
e. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagaibagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dancinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagaibidang kehidupan baik nasional maupun internasional
2.1.4 Sumber Belajar
AECT (Association of Education and Communication Technology,
1977) mendefinisikan sumber belajar adalah berbagai atau semua
sumber baik yang berupa data, orang dan wujud tertentu yang
17
digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun
terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan
belajar.
Sumber belajar dalam pengertian luas adalah seperti pengertian
yang dikemukakan oleh Edgar Dale. Dia menyatakan bahwa
pengalaman itu adalah sumber belajar. Sumber belajar dalam pengertian
ini menjadi sangat luas maknanya, seluas hidup itu sendiri, karena
segala sesuatu yang dialami peserta didik dianggap sebagai sumber
belajar, sepanjang hal itu memberi pengalaman yang menyebabkan
mereka belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh
siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai. Sumber belajar disini meliputi, orang, alat
dan bahan, aktivitas, dan lingkungan (Wina Sanjaya, 2010:175).
2.1.5 Ciri-ciri Sumber Belajar
Ciri-ciri belajar sebagai berikut (William Burton dalam Hamalik,
2005:31) :
1. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, danmelampaui.
2. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan matapelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
3. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupanmurid.
4. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan muridsendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.
5. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas danlingkungan.
18
6. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhioleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid.
7. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengankematangan murid.
8. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dankemajuan.
9. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagaiprosedur.
10. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapidapat didiskusikan secara terpisah.
11. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yangmerangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.
12. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, danketerampilan.
13. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila member kepuasanpada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.
14. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaianpengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan denganpertimbangan yang baik
15. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadikepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.
16. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dandapat berubah-ubah (adabtable), jadi tidak sederhana dan statis.
2.1.6 Kriteria Pemilihan Sumber Belajar
Kriteria pemilihan sumber belajar yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut (Karti Soeharto. 2003:80-82)
a. Tujuan yang ingin dicapai, ada sejumlah tujuan yang ingindicapai, dengan menggunakan sumber belajar dipergunakan untukmenimbulkan motivasi, untuk keperluan pengajaran, untukkeperluan penelitian ataukah untuk pemecahan masalah.Harus disadari bahwa masing- masing sumber belajar memilikikelebihan dan kelemahan.
b. Ekonomis, sumber belajar yang dipilih harus murah. Kemurahandi sini harus diperhitungkan dengan jumlah pemakai, lamapemakaian, langka tidaknya peristiwa itu terjadi dan akurattidaknya pesan yang disampaikan.
c. Praktis dan sederhana, sumber belajar yang sederhana,tidak memerlukan peralatan khusus, tidak mahal harganya, dantidak membutuhan tenaga terampil yang khusus.
d. Gampang didapat, sumber belajar yang baik adalah yang ada disekitar kita dan mudah untuk mendapatkannya.
19
e. Fleksibel atau luwes, sumber belajar yang baik adalah sumberbelajar yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kondisi dansituasi.
2.1.7 Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau
subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi
dalam Lestari, 2013:1).
Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari
kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan
topik/subtopik dan rinciannya (Ruhimat, 2011:152).Menurut Sudjana
(2005: 35), bahan ajar adalah isi yang diberikan kepada peserta didik
pada saat berlangsungnya proses belajar mangajar. Melalui bahan ajar
ini peserta didik diantarkan kepada tujuan pengajaran.
Menurut Audib (2002: 38) mengemukakan bahwa sebuah bahan ajar
paling tidak mencakup antara lain:
1. Petunjuk belajar (petunjuk Peserta didik atau pendidik).2. Kompetensi yang akan dicapai3. Informasi pendukung4. Latihan-latihan5. Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)6. Evaluasi
20
2.1.8 Jenis-Jenis Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun
noncetak. Bahan ajar cetak yang sering dijumpai antara lain berupa
handout, buku, modul, brosur, dan lembar kerja peserta didik. Di bawah
ini akan diuraikan penjelasan terkait jenis-jenis bahan ajar.
a. Handout
Handout adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada peserta
didik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Kemudian, ada juga
yang yang mengartikan handout sebagai bahan tertulis yang
disiapkan untuk memperkaya pengetahuan peserta didik (Prastowo
dalam Lestari, 2011: 79). Guru dapat membuat handout dari
beberapa sumber yang memiliki dan memiliki relevansi dengan
kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa
b. Buku
Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu
pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis
Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis (Prastowo
dalam Lestari, 2011: 79) yaitu sebagai berikut.
- Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan,
referensi, dan sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya
berisi suatu kajian ilmu yang lengkap.
21
- Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk
bahan bacaan saja, misalnya cerita, legenda, novel, dan lain
sebagainya.
- Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan
guru atau pengajar dalam melaksanakan proses pengajaran.
- Buku bahan ajar atau buku teks, yaitu buku yang disusun
untuk proses pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau
materi pembelajaran yang akan diajarkan.
c. Modul
Modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, sesuai usia dan tingkat
pengetahuan mereka agar mereka dapat belajar secara mandiri
dengan bimbingan minimal dari pendidik (Andi Prastowo, 2012:
106).
d. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah materi ajar yang sudah
dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat materi
ajar tersebut secara mandiri. Widjajanti (2008:1) mengatakan lembar
kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sumber belajar
yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam
kegiatan pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan
dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan
pembelajaran yang akan dihadapi.
22
2.1.9 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar Kerja Peserta Didik atau disebut dengan LKPD (student
worksheet) adalah lembaran- lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik biasanya berupa petunjuk,langkah-langkah
untuk menyelesaikan suatu tugas dengan mengacu Kompetensi Dasar
(KD) yang akan dicapainya (Depdiknas, 2008: 13). Lembar kegiatan
biasanya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
tugas. Tugas-tugas yang tertuang dalam lembar kegiatan harus jelas
kompetensi dasar yang akan dicapainya.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan panduan peserta
didik yang digunakan untuk melakukan pengembangan aspek kognitif
maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran
dalam bentuk panduan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah
sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus dicapai (Trianto,
2010: 111)
Adapun ciri - ciri Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dalam (Trianto,
2010: 140) adalah sebagi berikut:
a. Lembar kerja peserta didik hanya terdiri dari beberapahalaman, tidak sampai seratus halaman.
b. Lembar kerja peserta didik dicetak sebagai bahan ajar yangspesifik untuk dipergunakan oleh satuan tingkat pendidikantertentu.
c. Di dalamnya terdiri uraian singkat tentang pokok bahasan secaraumum, rangkuman pokok bahasan, puluhan soal-soal pilihanganda dan soal soal.
23
2.1.10 Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Peran LKPD sangat besar dalam proses pembelajaran karena dapat
meningkatkan aktivitas peserta didik dalam belajar dan penggunaannya
dalam pembelajaran dapat membantu guru untuk mengarahkan
peserta didiknya menemukan konsep- konsep melalui aktivitasnya
sendiri (Wulandari, 2013: 8-9).
Kegunaan LKPD menurut Tim Instruktur PKG dalam Andayani
(2005: 10), adalah sebagai berikut:
a. Merupakan alternatif bagi pendidik untuk mengarahkanpengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagaivariasi belajar mengajar.
b. Dapat mempercepat pengajaran dan mempersingkat waktupenyajian materi pelajaran sebab LKPD ini dapat disiapkandiluar jam pelajaran.
c. Memudahkan penyelesaian tugas perorangan, kelompokatau klasikal karena tidak setiap peserta didik dapat memahamipersoalan itu pada keadaan bersamaan.
d. Mengoptimalkan penggunaan alat bantu pengajaran yangterbatas.
e. Membangkitkan minat belajar peserta didik jika LKPDdisusun secara menarik.
Pada teori pembelajaran keberadaan LKPD sebenarnya berfungsi
sebagai bahan ajar (Kemenag 2012). Bahan ajar merupakan informasi,
alat dan teks yang diperlukan pendidik atau instruktur untuk
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
2.1.11 Syarat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Untuk menjadi bahan ajar yang baik, maka suatu bahan ajar yang berupa
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) memiliki beberapa syarat dan
kelayakan suatu LKPD merupakan bahan ajar yang baik.
24
Das Salirawati (2004: 8-9) menyebutkan tiga syarat suatu LKPD
dikatakan layak, yaitu syarat didaktis, syarat konstruksi, dan syarat
teknis.
a. Syarat didaktis berkaitan dengan terpenuhinya asas-asaspembelajaran efektif dalam suatu LKPD.
b. Syarat konstruksi berkaitan dengan kebahasaan.c. Syarat teknis berkaitan dengan penulisan berdasarkan kaidah yang
telah ditetapkan.
2.1.12 Minat Belajar
Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan bahwa
siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak
dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian (Djaali, 2008: 121)
Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat
ciri-ciri atau arti sementara yang dihubungkan dengan keinginan-
keinginan atau kebutuhan-kebutuhan tersendiri, Minat bukanlah
merupakan sesuatu yang dimiliki oleh seseorang begitu saja, melainkan
merupakan sesuatu yang dapat dikembangkan Minat yang telah ada
dalam diri seseorang bukanlah ada dengan sendirinya, namun ada
karena adanya pengalaman dan usaha untuk mengembangkannya
(Sardiman, 2011:76)
Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,
sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi
yang rendah (Dalyono, 1996: 56-57). Dalam usaha untuk
memperoleh sesuatu, diperlukan adanya minat. Besar kecilnya minat
25
yang dimiliki akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan
diperoleh.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran
minat, Salah satu metode pengukuran minat adalah angket dan
observasi. Pengukuran minat dengan metode angket dan observasi
mempunyai satu keuntungan karena dapat mengamati dalam kondisi
yang wajar, jadi tidak dibuat-buat. Angket dan Observasi dapat
dilakukan dalam setiap situasi dan pencatatan hasil-hasil observasi
dapat dilakukan selama kegiaatn berlangsung. (Nurkancana dan
Sumartana dalam Tomi Darmawan, 2007:55). Hasil pengukuran minat
menurut Ajzen (1996: 36), dapat dikategorikan menjadi minat tinggi
minat sedang dan minat rendah.
Ada beberapa indikator minat belajar (Safari, 2003: 60) yaitu sebagai
berikut :
1. Perasaan SenangSeorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadappelajaran ekonomi misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmuyang berhubungan dengan ekonomi. Sama sekali tidak adaperasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.
2. Ketertarikan SiswaBerhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untukcenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisaberupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itusendiri.
3. Perhatian SiswaPerhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadappengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang laindari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, makadengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.
26
4. Keterlibatan SiswaKetertarikan seseorang akan sesuatu obyek yang mengakibatkanorang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan ataumengerjakan kegiatan dari obyek tersebut.
Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu keinginan dan atau
stimulus yang tinggi dalam hal perhatian terhadap kegiatan belajar
melalui interaksi dengan lingkungannya dan akan menimbulkan
perubahan perilaku.
2.1.13 Faktor-Faktor yang Membangkitkan Minat Siswa
Beberapa ahli pendidikan berpendapat, bahwa cara yang paling efektif
untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah
dengan menggunakan minat-minat yang telah ada. Hal tersebut,
dikemukakan oleh Agar para pelajar berusaha membentuk minat-minat
baru dapat dicapai dengan memberikan informasi pada siswa mengenai
hubungan antara satu bahan pembelajaran yang akan diberikan dengan
bahan pembelajaran yang lalu, menguraikan kegunaan pembelajaran
tersebut bagi siswa di masa yang akan dating (Tanner dan Tanner dalam
Slameto, 2010:138)
Minat akan timbul dari sesuatu yang telah diketahui, dan kita dapat
mengetahui sesuatu dari belajar. Jadi, apabila seseorang belum pernah
mendengar tentang sesuatu maka ia tidak akan menaruh minat
terhadapnya. Minat tersebut, muncul dari sesuatu yang telah diketahui
27
dan untuk mengetahui minat tersebut adalah melalui belajar (Singgih
D. Gunarsa dan Ny. Y. Singgih Gunarsa, 1995:69)
Di samping itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnyaminat seseorang adalah adanya kesempatan. Minat akan munculjika ada kesempatan untuk pemunculan minat tersebut. Jadi,dengan adanya kesempatan yang diberikan pada seseorang yangpada awalnya tidak berminat terhadap pelajaran pendidikan agamaIslam, namun karena adanya kesempatan dan faktor lainnya,kemungkinan sekali ia akan menjadi berminat untuk mempelajaripelajaran tersebut Andi Mappeira (1983:63)
Minat juga dipengaruhi oleh faktor motivasi dan lingkungan. Minat
seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang
bersifat internal ataupun eksternal. Minat merupakan perpaduan antara
keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi
(Tampubolon , 1993:41)
Faktor lingkungan juga merupakan faktor yang mempengaruhi minat
seseorang. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan
dan perkembangan bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu
sendiri serta jasmani dan rohaninya (Dalyono, 1997:130)
Di samping itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya minat
seseorang adalah adanya kesempatan. Minat akan muncul jika ada
kesempatan untuk pemunculan minat tersebut (Andi Mappeira,
1983:63), Jadi, dengan adanya kesempatan yang diberikan pada
seseorang yang pada awalnya tidak berminat terhadap pelajaran, namun
karena adanya kesempatan dan faktor lainnya, kemungkinan sekali ia
akan menjadi berminat untuk mempelajari pelajaran tersebut.
28
Selain faktor yang disebutkan di atas, faktor lain yang mempengaruhi
minat adalah cita-cita, bakat dan hobi. Setiap manusia memiliki cita-cita
di dalam hidupnya, termasuk para siswa. Cita-cita juga mempengaruhi
minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga dapat dikatakan sebagai
perwujudan dari minat seseorang dalam prospek kehidupan di masa
yang akan datang. Cita-cita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan,
bahkan tidak jarang meskipun mendapat rintangan, seseorang tetap
beruaha untuk mencapainya.
Beberapa faktor yang dapat menimbulkan minat terhadap pembelajaran,
sebagai berikut (Singer, 1987:95):
- Pembelajaran akan menarik murid jika terlihat adanya hubunganantara pelajaran dan kehidupan nyata.
- Bantuan yang diberikan guru terhadap anak didiknya dalammencapai tujuan tertentu.
- Adanya kesempatan yang diberikan guru terhadap siswa untukberperan aktif dalam proses pembelajaran.
- Sikap yang diperlihatkan guru dalam usaha meningkatkan minatsiswa, sikap seorang guru yang tidak disukai oleh siswa tentu akanmengurangi minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaranyang diajarkan oleh guru yang bersangkutan.
2.1.14 Meningkatkan Minat Siswa
Menurut Djamarah (2011: 167) ada beberapa macam cara yang dapat
dilakukan guru untuk dapat meningkatkan minat peserta didik, sebagai
berikut.
1. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik,sehingga dia rela belajar tanpa paksaan.
2. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalanpengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik lebihmudah menerima bahan pelajaran.
29
3. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasilbelajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yangkreatif dan kondusif.
4. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalamkonteks perbedaan individual anak didik.
2.2 Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian relevan yang menjadi rujukan terhadap penelitian
meningkatkan minat belajar siswa melalui penggunaan Lembar Kerja Peserta
Didik dapat dilihat sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dini Sukma Apriliyani (2018:1) yang
berjudul “Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Audio Visual Pada Metode Pembelajaran Demonstrasi
Terhadap Minat Baca dan Peningkatan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas
XI SMA Negeri 1 Sewon” menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara penggunaan LKPD pada metode pembelajaran
demonstrasi terhadap peningkatan minat baca dan hasil belajar siswa.
2. Penelitian yang dilakukan Hasri Amalia (2017:1) dalam judul “Pengaruh
Penggunaan LKPD Terhadap Keteranpilan Berpikir Kritis dan Hasil
Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Maros” menyatakan
bahwa terdapat pengaruh penggunaan LKPD terhadap keterampilan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa.
3. Penelitian yang dilakukan Pallupi Yuliani dan Yusman W (2016:370)
dalam judul “Pengembangan LKPD Berbasis Visual dengan Metode
Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Minat Membaca dan
Hasil Belajar Peserta Didik SMA Materi Hukum Boyle dan Hukum Gay
30
Lusac” yang menyatakan bahwa pengembangan LKPD sebagai bahan
ajar dapat meningkatkan minat baca dan hasil belajar peserta didik.
4. Penelitian yang dilakukan Rina Hanita (2012:1) dalam judul “Pengaruh
Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Terhadap Minat Belajar
Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Kota
Cirebon” menyatakan bahwa penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)
cukup meningkatkan minat belajar dan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil rujukan dari beberapa penelitian yang relevan tersebut
maka peneliti melihat terdapat keefisiensian dan keefektifan penggunaan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dalam pembelajaran dan peneliti
berminat untuk melihat daripada penggunaan LKPD tersebut dalam
meningkatkan minat belajar sejarah peserta didik di SMA YadikaNatar.
2.3 Kerangka Pikir dan Paradigma Penelitian
2.3.1 Kerangka Pikir
Pembelajaran sejarah di sekolah merupakan salah satu pembelajaran yang
harus dipelajari oleh siswa. Sejarah adalah ilmu yang menggambarkan
perkembangan masyarakat, suatu proses yang panjang . Sejarah merupakan
kisah manusia dengan perjuangan yang dikenal dengan kebudayaan.
Memahami asal usul kebudayaannya, berarti memahami kenyataan dirinya
dan kekiniannya. Memahami hakekat kekiniannya berarti mampu
mengambil pelajaran untuk menghadapi masa depan. Mempelajari sejarah
berarti mempelajari hubungan antara masa lampau, masa kini dan masa
yang akan datang.
31
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah suatu
komponen atau instrument yang secara garis besar terdiri dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis
materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,
prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Guru merupakan agen pembelajaran sekaligus agen perubahan. Peran guru
dalam mengelola pembelajaran begitu penting sehingga guru perlu terus
menerus mengembangkan diri dan mengembangkan proses pembelajaran
yang dikelolanya. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya aktivitas,
kreativitas, minat, dan motivasi belajar siswa. Pada gilirannya, diharapkan
hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan diri
sekaligus mengembangkan proses pembelajarannya adalah menggunakan
sumber belajar bagi diri maupun peserta didiknya. Sebagai contoh, guru
dapat menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk dijadikan
sebagai sumber belajar bagi peserta didik dan dapat meningkatkan minat
belajar siswa. berdasarkan hal tersebut maka paradigma dalam penelitian ini
dapat dilihat sebagai berikut.
32
2.3.2 Paradigma Penelitian
mempengaruhi
X YGambar 1. Paradigma Penelitian
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Nasution (2008:38) hipotesis adalah pernyataan tentang suatu hal
yang bersifat sementara yang belum dibuktikan kebenarannya secara
empiris, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : Minat belajar sejarah yang diajarkan menggunakan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) tidak dapat meningkat pada siswa kelas XII
IPS di SMA Yadika Natar Tahun 2018.
H1 : Minat belajar sejarah yang diajarkan menggunakan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) dapat meningkat pada siswa kelas XII IPS di
SMA Yadika Natar Tahun 2018.
Penggunaan LembarKerja Peserta Didik
(LKPD) PadaPembelajaran Sejarah
Peningkatan MinatBelajar Siswa dalamPembelajaran MataPelajaran Sejarah.
33
REFERENSI
Ainurahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar. Yogyakarta: Buku Beta
Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Agung dan Wahyuni. 2013. Perencanaan Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:
Ombak.
Mudjiono, dan Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Destria, Rizky. 2018. Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving
dan Make A match dengan Mempertimbangkan Minat Belajar pada Siswa
Kelas X Muhammadiyah Gadingrejo Tahun Pelajaran 2017/2018. Bandar
Lampung: Universitas Lampung.
Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Burhanudin. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Malang: Ar Ruz
Budiningsih, Asri C. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Yatim, Riyanto. 2010. Paradigma baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Widja, I Gede. 1989. Sejarah Lokal suatu Perspektif Pengajaran Sejarah.Jakarta:
Proyek Pengembangan LPTK
Pustakes
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
34
Ruhimat, Toto dkk. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Sudjana. 2012. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:Sinarbaru
Algensindo.
Aji, Dimas dalam http://dhimasaji.blogs.uny.ac.id/2015/12/14/materi
pembelajaran/ diakses pada tanggal 25 April 2018 Pukul 08.35.
Andayani. 2005. Pengantar Instruktur Pendidikan keprofesian Guru.
Widjayanti. 2010. Eksplorasi Kesulitan Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Cahaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Inkuiry
Terbimbing. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol 6 (2010) 1-5
Kemenag. 2013
Triyanto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Rineka Cipta
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar. Yogyakarta: Buku Beta
Safari. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya: Jakarta: kencana
Gunarsa, S. D. dan Singgih D. G. 2007. Psikologi Untuk Membimbing.
Jakarta: PT.BPK. Gunung Mulia
https://www.gurusukses.com/menguatkan-peran-guru-sebagai-agen-pembelajaran
diakses pada tanggal 25 April 2018 Pukul 08.35
Umbaryati. 2013. Pentingnya LKPD pada Pendekatan Scientific Pembelajaran
Matematika. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Syahrul Sarea dalam https://www.wawasanpendidikan.com/2014/09/contoh
artikel-tentang-tujuan-belajar.html di akses pada tanggal 21 April 2018
Pukul 12.00 WIB
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
35
Refika Aditama. Bandung
Hanita, Rina 2012. Pengaruh Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Terhadap
Minat Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas X SMA Negeri
8 Kota Cirebon. Cirebon: IAIN Syech Nurjati.
Yuliani, Pallupi dan Yusman W. 2016. Pengembangan LKPD Berbasis Visual
dengan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Minat
Membaca dan Hasil Belajar Peserta Didik SMA Materi Hukum Boyle dan
Hukum Gay Lusac. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Apriliyani, Dini Sukma. 2018. Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Berbasis Audio Visual Pada Metode Pembelajaran
Demonstrasi Terhadap Minat Baca dan Peningkatan Hasil Belajar Pada
Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sewon. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Hasri, Amalia. 2017. Pengaruh Penggunaan LKPD Terhadap Keterampilan
Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri
6 Maros. Makasar: Universitas Negeri Makasar.
33
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya (Suharsimi Arikunto, 2002:136). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen bertujuan untuk mendiskripsikan apa yang akan terjadi bila
variabel-variabel tertentu dikontrol atau dimanipulasi secara tertentu. Fokus
perhatiannya pada hubungan-hubungan antar variabel, dalam hubungan ini
kesengajaan melakukan manipulasi terhadap suatu variabel merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari suatu metode eksperimental (Agus Irianto:
2007:42)
Desain penelitian eksperimental dalam penelitian ini yaitu menggunakan
studi One Group Pretest-Posttest (Hamid Darmadi, 2014:35) yang dapat
dilihat pada gambar berikut
Gambar 2 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest
O1 X O2
34
Desain ini melibatkan satu kelompok yang dilihat hasil dari minat belajar
siswa sebelum dilakukan tindakan yaitu O1 dan kemudian dilakukanlah
tindakan berupa penggunaan LKPD yaitu X dan setelah itu dilihat minat
belajar setelah dilakukan tindakan yaitu O2.
Keberhasilan treatmen ditentukan dengan membandingkan nilai dari sebelum
dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan, meskipun desain ini
mengontrol beberapa sumber non validitas yang tidak terkontrol oleh studi
kasus “One Shot”, ada sejumlah faktor tambahan yang relevan pada desain ini
yang tak terkontrol (Hamid Darmadi, 2014:237).
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:108) Populasi yaitu keseluruhan
subyek penelitian. Berlandaskan pendapat tersebut maka populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPS di SMA Yadika Natar
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang berjumlah 31 Siswa
Tabel 1. Populasi PenelitianNo Keterangan Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan1. Kelas XII IPS 11 20 31
Sumber : Dokumentasi Sekolah Tahun 2018
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2012:120). Karena populasi dalam penelitian ini
hanya satu kelas dengan jumlah siswa 31 orang maka sampel dalam
penelitian ini menggunakan sampel total (sampel jenuh) yaitu semua
35
anggota populasi diambil menjadi anggota sampel, dengan demikian
jumlah anggota sampel berjumlah 31 orang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Sampel PenelitianNo Keterangan Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan1. Kelas XII IPS 11 20 31
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Variabel Penelitian
Direktorat Pendidikan tinggi Departemen pendidikan dan kebudayaan
menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Secara teoritis
variabel dapat didefinisikan sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012:61). Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yaitu satu variabel bebas dan satu variabe terikat.
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab atau merubah /
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini adalah
penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karena adanya variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah minat belajar peserta didik.
36
3.3.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan
dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur (Sugiyono,
2012:70) . Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan
untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan
bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan
cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang
lebih. Berikut ini adalah Definisi Operasional Variabel dalam penelitian
ini.
a. Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar Kerja Peserta Didik disini adalah segala bentuk lembar kerja
yang telah dipersiapkan oleh guru dalam pembelajaran sejarah yang
akan dilakukan dalam satu semseter pembelajaran. Lembar kerja
tersebut disiapkan oleh sekolah/guru yang berisi berbagai kegiatan
yang harus dilakukan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran
sejarah di kelas.
b. Minat Belajar
Pada pengukuran operasional minat belajar maka yang dilihat adalah
satu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar diri. Semakin
kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
37
Beberapaindikator yang dilihat dalam melihat minat belajar dari
peserta didik adalah sebagai berikut:
- Kesiapan sebelum melaksanakan pembelajaran- Semangat dalam mengikuti proses pembelajaran- Perhatian saat mengikuti pelajaran- Konsentrasi siswa dalam mengikuti pelajaran- Selalu berusaha memahami pelajaran yang diperoleh dalam
kegiatan pembelajaran.- Perasaan senang dalam mengikuti tes- Selalu bertanya kepada guru apabila mendapat kesulitan- Selalu membaca sumber belajar- Mengerjakan dengan sungguh-sungguh- Tidak mencontek dalam mengerjakan tugas- Selalu mengerjakan Pekerjaan Rumah- Tidak pantang putus asa dalam mengerjakan tugas- Mendapatkan hasil belajar yang baik(Djamarah, 2011: 178)
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui
yaitu sebagai berikut:
3.4.1 Angket
Menurut Sugiyono (2012:199) teknik angket adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Manfaat teknik
ini adalah untuk mengetahui pandangan atau pendapat responden
mengenai suatu hal. Pada penelitian ini proses pengisian angket
dilakukan oleh siswa saat pembelajaran menggunakan LKPD untuk
melihat mengenai seberapa besar minat belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran sejarah di SMA Yadika Natar.
38
3.4.2 Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Suharsimi
Arikunto, 2002:231). Sedangkan menurut Sugiyono (2012:158) metode
ini hanya sebagai pelengkap dalam proses pengambilan data, dimana
dokumentasi memiliki peran untuk mendokumen kan data – data yang
tidak dapat di simpan secara cepat atau manual seperti halnya obyek yang
terkait dengan penelitian, pengisian kuesioner oleh responden, dan
kondisi geografis di lokasi pengamatan.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012: 148). Instrumen dalam
penelitian ini adalah lembar penilaian untuk melihat minat belajar siswa hasil
dari percobaan dalam menggunakan bahan ajar LKPD. Terkait dengan
penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik dalam penelitian ini yaitu mengacu
pada lembar kerja yang telah diberikan kepada peserta didik untuk digunakan
sebagai bahan ajar dalam pembelajaran sejarah yang dimaksudkan untuk
meningkatkan minat belajar daripada peserta didik. LKPD tersebut berisi
tentang berbagai kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik
pada setiap materi-materi pembelajaran yang juga berbagai aktivitas lainya.
Di dalam Lembar Kerja Peserta Didik tersebut terdapat beberapa komponen-
komponen yang saling terkait terutama dalam menunjang pembelajaran,
39
beberapa diantaranya yaitu seperti: tujuan instruksional, instrumen evaluasi
dan materi-materi belajar tertentu yang disusun sesuai dengan syarat didaktis,
teknis dan kebahasaan yang telah disesuaikan.
Pengukuran daripada minat belajar peserta didik yang dilihat berdasarkan
percobaan menggunakan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) pada akhirnya
memiliki alat tertentu dengan melihat minat belajar peserta menggunakan
kriteria item skor berdasarkan jawaban yang dipilih. Terkait dengan pedoman
pengukuran minat belajar peserta didik yang dilihat dengan
mempertimbangkan penggunaan LKPD maka dihasilkanlah instrumen angket
yang dapat dilihat pada tabel berikut:
No Aspek yang di Nilai KeteranganSL SR KK TP
1. Saya menyiapkan bahan ajar sebelumdilaksanakannya proses pembelajaran
2. Saya sangat antusias dalam melaksanakanpembelajaran dengan menggunakan bahan ajaryang ada.
3. Saya memperhatikan bahan ajar pada setiapkegiatan proses pembelajaran
4. Saya memiliki konsentrasi yang tinggi dalammelakukan kegiatan pembelajaran melalui bahanajar yang digunakan
5. Saya sering menanyakan materi yang ada dibahan ajar pada setiap materi yang tidakdipahami dalam kegiatan pembelajaran
6. Saya sangat suka memanfaatkan sumber belajaryang ada
7. Saya mengerjakan tugas di bahan ajar secarasungguh-sungguh
8. Saya pasti menanyakan hal-hal yang dianggapsulit dalam setiap tugas yang diberikan padabahan ajar
9 Saya tidak mencontek dalam mengerjakan tugaspada bahan ajar
10 Saya selalu mengerjakan Pekerjaan Rumah yang
40
Tabel 3. Instrumen Angket Minat Belajar Peserta Didik
Berdasarkan instrumen diatas maka akan diberi skor pada setiap keterangan
hasil angket dimana untuk model skoring pada setiap keterangan yang ada
pada lembar angket tersebut dapat berpedoman pada skoring skala likert yang
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Skoring Lembar Angket Menggunakan Skala LikertNo Keterangan Simbol Skor
1. Selalu SL 42. Sering SR 33. Kadang-kadang KK 24. Tidak Pernah TP 1
(Sugiyono, 2015:135)Setelah diketahui skor dari setiap minat belajar siswa dalam pembelajaran
sejarah selanjutnya dilakukan pengklasifikasian minat siswa ke dalam
beberapa golongang dengan menggunakan rumusan model Struges(Sugiyono,
2012:60)
Rumus yang dimaksud yaitu:
K =
Keterangan:
a = total nilai tertinggi, skor ini diperoleh dari jumlah skor tinggi yaitu
dikalikan dengan jumlah setiap variabel.
b = total nilai terendah, skor ini diperoleh dari jumlah skor rendah yaitu 1
dikalikan dengan jumlah setiap variabel.
u = jumlah kelas, merupakan jumlah kriteria atau keterangan yang
digunakan untuk setiap variabel. Dalam penelitian ini, kriteria yang
tercantum dalam bahan ajar11 Saya tidak pantang putus asa dalam mengerjakan
tugas12 Saya memperoleh hasil belajar yang baik dari
setiap pembelajaran
41
digunakan yaitu 3 sehingga jumlah kelasnya ada 3
Berdasarkan teknik analisis data scoring dengan rumus model Struges, maka
diperoleh interval kelas sebagai berikut:
K = = 12
Keterangan:
Kategori jumlah kelas : 3
Interval kelas : 12
Maka klasifikasi minat belajar siswa dapat dilihat sebagai berikut:
a) Minat belajar tinggi apabila memiliki skor ≥ 36.
b) Minat belajar sedang apabila memiliki skor 13 – 35.
c) Minat belajar rendah apabila memiliki skor ≤ 12.
3.6 Uji Persyaratan Instrumen
3.6.1 Validitas Instrumen
Validitas instrumen pada penelitian ini yaitu melihat ketepatan lembar
angket mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas
instrumen maka dibuat lah rumus sebagai berikut (Suharsimi Arikunto
2002:144) .
Keterangan :
r(xy) ∶ Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
x : Skor
y : Jumlah skor
42
x2 : Kuadrat dari Skor
y2 : Kuadrat dari jumlah skor
∑xy : Jumlah perkalian x dan y
n : Jumlah sample
Item soal dapat dikatakan valid bila nilai koefisien > 0,2. Sedangkan
bila nilai koefisien kurang dari 0,2, maka item soal tersebut tidak valid.
3.6.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen menunjukkan tingkat kestabilan, konsistensi, dan
keajegan dan atau kehandalan instrumen untuk menggambarkan gejala
seperti apa adanya. Rumus reliabilitas pada penelitian ini yaitu
menggunakan Alpha Cronbach seperti berikut:
Keterangan :
r = reliabilitas instument
k = jumlah item butir pertanyaan
= jumlah varians skor setiap item
= varians total
(Suharsimi Arikunto, 2002: 171)
Untuk menginterpretasikan besarnya nilai korelasi, adalah:
a. Antara 0,80 – 1,00 : Sangat kuat
b. Antara 0,60 – 0,799 : kuat
c. Antara 0,40 – 0,599 : Sedang
d. Antara 0,20 – 0,399 : Rendah
e. Antara 0,00 – 0,199 : Sangat rendah
43
3.7 Uji Prasyarat Analisis
3.7.1 Uji Homogenitas
Uji ini berguna untuk mengetahui tingkat homogenitas suatu data, yaitu
kelas dalam populasi mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kelas
dalam populasi tersebut mempunyai varians yang sama maka dinyatakan
homogen.
Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut:
Ho : = (kedua sampel mempunyai varians yang sama)
Ha : ≠ (kedua sampel mempunyai varians yang berbeda)
Rumus yang digunakan adalah uji F Havley (Sudjana, 2005: 273) :
Varians Terbesar
Fhitung =
Varians Terkecil
Kriteria uji : terima Ho jika Fhit < F(½α)(n1 – 1 , n2 – 1), selain itu Ho ditolak
3.7.2 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Suatu data yang berdistribusi
normal bila jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah
sama. Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau supaya
sampel yang diambil mewakili populasi yang ada. Dalam penelitian ini,
uji normalitas menggunakan Uji Lilliefors. Cara menggunakan Uji
Lilliefors adalah sebagai berikut:
44
a. Urutkan data sampel dari kecil ke besar dan tentukan frekuensi tiap-
tiap data
b. Tentukan nilai z dari tiap-tiap data tersebut
c. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai z berdasarkan
tabel z, dan sebut dengan F(z)
d. Hitung frekuensi komulatif relatif dari amsing-masing nilai z dan
sebut dnegan S(z)
e. Tentukan nilai L0 = IF(z) – S(z)I dan bandingkan dengan nilai L
dari tabel Lilliefors.
f. Apabila L0 < L maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. ‘
(M. Thoha B. Sampurna Jaya dan Alben Ambarita, 2016:58)
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono,
2010: 335)
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana, karena
variabel yang terlibat dalam penelitian ini ada dua, yaitu penggunaan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai variabel bebas dan
45
dilambangkan dengan X serta Minat Belajar Siswa sebagai variabel terikat
dan dilambangkan dengan Y serta berpangkat satu.
Uji Hipotesis
Pengujian kebenaran hipotesis yang digunakan penulis pada penelitian ini
yaitu menggunakan uji kesamaan data rata-rata dengan hipotesis kedua
sebagai berikut:
H0 : Minat belajar sejarah yang diajarkan menggunakan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) tidak dapat meningkat pada siswa kelas XII
IPS di SMA Yadika Natar Tahun 2018.
H1 : Minat belajar sejarah yang diajarkan menggunakan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) dapat meningkat pada siswa kelas XII IPS di
SMA Yadika Natar Tahun 2018.
Persamaan dalam pengujian pengaruh dengan regresi linier adalah sebagai
berikut: Ŷ = a + bXKeterangan :
Ŷ = nilai prediksi variabel dependen
a. = konstanta, nilai Ŷ jika X = 0
b = koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan
variabel Ŷ yang didasarkan variabel X
X = variabel independen
(Rostina Sundayana, 2014:192)
46
Menurut Rostina Sundayana (2014:192), koefisien-koefisien regresi a
dan b untuk regresi linier dapat dihitung dengan rumus
Kriteria pengujian ini yaitu variabel terikat mengalami kenaikan maka
hipotesis alternatif diterima, sebaliknya jika variabel terikatnya tidak
mengalami kenaikan atau mengalami penurunan maka hipotesis alternatif
ditolak
47
REFERENSI
Arikunto, Suharsimi. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Irianto, Agus. 2007. Statistika Konsep dan Aplikasinya. Yogyakarta: Media
Akademi.
Darmaidi, Hamid 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial.
Bandung:Alfabeta.
Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan.Alfabeta: Bandung.
Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Satori, Djaman. Aan Komariyah. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Buku Beta.
Sudjana. 2012. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:Sinarbaru
Algensindo.
Sudijono, Anas. 2004. Statistik Pendidikan. Jakarta: Grafindo.
Sundayana, Rustina. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta
Thoha, M. dkk 2016. Statistika Terapan dalam Pendidikan. Yogyakarta:Media
Akademi.
83
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa minat
belajar yang diajarkan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
meningkat pada siswa kelas XII IPS di SMA Yadika Natar Tahun 2018
Dari data yang diperoleh kecendrungan meningkatnya minat siswa tersebut
bersifat positif, yang berarti semakin sering digunakannya Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) dalam pembelajaran dapat akan semakin meningkatkan minat
belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka peneliti maka
dapat diberikan saran dan masukan sebagai berikut:
1. Guru dapat mengoptimalkan penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) sebagai upaya untuk meningkatkan minat belajar dan hasil belajar
peserta didik
2. Instansi terkait untuk dapat memperhatikan akan ketersediaan bahan ajar
yang ada di kelas terutama terkait dengan pengadaan daripada Lembar
Kerja Peserta Didik
84
3. Guru dalam beberapa forum profesi dapat melakukan pengembangan
bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif dan efisien
4. Perlu diadakan suatu kajian lanjutan untuk melihat daripada keefektifan
dari penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai sumber
bahan belajar di kelas.
85
DAFTAR PUSTAKA
Afnoor, andika dalam http://andikaafnor.blogspot.co.id/2011/10/pembelajaran
sejarah.html diakses pada tanggal 25 April 2018 Pukul 08.30.
Agung dan Wahyuni. 2013. Perencanaan Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:
Ombak.
Ainurahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Aji, Dimas dalam http://dhimasaji.blogs.uny.ac.id/2015/12/14/materi
pembelajaran/ diakses pada tanggal 25 April 2018 Pukul 08.35.
Andayani. 2005. Pengantar Instruktur Pendidikan keprofesian Guru.
Apriliyani, Dini Sukma. 2018. Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Berbasis Audio Visual Pada Metode Pembelajaran
Demonstrasi Terhadap Minat Baca dan Peningkatan Hasil Belajar Pada
Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sewon. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Ardhi, Erwin Ridha. 2007. Pengaruh Aktivitas Belajar dan Minat Siswa dalam
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap hasil Belajar Matematika
di SD N Kalirejo. Malang: Universitas Negeri Malang.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Basrowi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Ghalia Indonesia
Budiningsih, Asri C. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Burhanudin. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Malang: Ar Ruzz
Darmaidi, Hamid 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial.
Bandung:Alfabeta.
Daryanto. 2012. Perubahan Pendidikan dalam Masyarakat Sosial Budaya.
86
Bandung: PT sarana Tutorial Nurani Sejahtera
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Destria, Rizky. 2018. Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving
dan Make A match dengan Mempertimbangkan Minat Belajar pada Siswa
Kelas X Muhammadiyah Gadingrejo Tahun Pelajaran 2017/2018. Bandar
Lampung: Universitas Lampung.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Gunarsa, S. D. dan Singgih D. G. 2007. Psikologi Untuk Membimbing.
Jakarta: PT.BPK. Gunung Mulia.
Hadi Susanto dalam https://bagawanbiyasa.wordpress.com/2012/05/12/
minatbelajarsiswa di akses pada tanggal 21 April 2018 Pukul 12.00 WIB
Halim, Ratna Abdul, 2012. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada
Pelajaran IPS Melalui Metode Tanya Jawab di SDN Batangono Bangkep.
Palu: Universitas Tadulako.
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hanita, Rina 2012. Pengaruh Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Terhadap
Minat Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas X SMA Negeri
8 Kota Cirebon. Cirebon: IAIN Syech Nurjati.
Hasri, Amalia. 2017. Pengaruh Penggunaan LKPD Terhadap Keterampilan
Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri
6 Maros. Makasar: Universitas Negeri Makasar.
87
Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu
https://www.gurusukses.com/menguatkan-peran-guru-sebagai-agen-pembelajaran
diakses pada tanggal 25 April 2018 Pukul 08.35
Irianto, Agus. 2007. Statistika Konsep dan Aplikasinya. Yogyakarta: Media
Akademi.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
Refika Aditama. Bandung
Kemenag. 2013
Mudjiono, dan Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Mulyana, Edi B dalam http://gurusejatiku.blogspot.co.id/2015/01/pengertian
kegiatan-pembelajaran.html diakses pada tanggal 21 April 2018
Pukul 12.00 WIB
Nurfarida dalam http://nurfarida-pendidikan.blogspot.co.id/ diakses pada tanggal
21 April 2018 Pukul 08.00 WIB
Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No 22 Tahun 2006.Sagala,
Profil Sekolah dalam http://smkyadika-natar.blogspot.com/2012/02/sejarah
yadika.html diakses pada tanggal 1 Oktober 2018 Pukul 21.00 WIB
Pustakes
Riduwan
Risjayanti, 2008
Ruhimat, Toto dkk. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Safari. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya: Jakarta: kencana
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana
88
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar. Yogyakarta: Buku Beta
Satori, Djaman. Aan Komariyah. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Buku Beta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana. 2012. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:Sinarbaru
Algensindo.
Sudijono, Anas. 2004. Statistik Pendidikan. Jakarta: Grafindo.
Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan.Alfabeta: Bandung.
Sundayana, Rustina. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta
Susilo, Joko. 1998. Pembodohan Siswa Tersistematis. Bogor: Pinus Book.
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta:Rajawali Pers
Syahrul Sarea dalam https://www.wawasanpendidikan.com/2014/09/contoh
artikel-tentang-tujuan-belajar.html di akses pada tanggal 21 April 2018
Pukul 12.00 WIB
Syaiful. 2014. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Thoha, M. dkk 2016. Statistika Terapan dalam Pendidikan. Yogyakarta:Media
Akademi.
Triyanto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Rineka Cipta
Umbaryati. 2013. Pentingnya LKPD pada Pendekatan Scientific Pembelajaran
Matematika. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Widja, I Gede. 1989. Sejarah Lokal suatu Perspektif Pengajaran Sejarah.Jakarta:
Proyek Pengembangan LPTK
89
Widjayanti. 2010. Eksplorasi Kesulitan Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Cahaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Inkuiry
Terbimbing. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol 6 (2010) 1-5.
Yatim, Riyanto. 2010. Paradigma baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Yudi Setianto dalam https://asosiasiwipknips.wordpress.com/2012/07/23/tinjauan
sejarah-dalam-penyelesaian-kontroversi/ di akses pada tanggal 21 April
2018 Pukul 12.00 WIB
http://belajarstatistikpenelitian.blogspot.com/2012/08/signifikansi-dan
probabilitas.html diakses pada tanggal 1 Oktober 2018 Pukul 12.00 WIB
Yuliani, Pallupi dan Yusman W. 2016. Pengembangan LKPD Berbasis Visual
dengan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Minat
Membaca dan Hasil Belajar Peserta Didik SMA Materi Hukum Boyle dan
Hukum Gay Lusac. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Top Related