Mengapa perlu vitamin K?
Vitamin K merupakan vitamin larut dalam
lemak yang memiliki peranan penting dalam
mengaktifkan zat-zat yang berperan dalam
pembekuan darah, di antaranya zat yang dikenal
sebagai protrombin dan faktor-faktor pembekuan.
Ada tiga bentuk vitamin K yang diketahui yaitu:
Vitamin K1 (phytomenadione), terdapat pada
sayuran hijau
Vitamin K2 (menaquinone), dihasilkan oleh bakteri
normal usus (Bacteriodes fragilis)
Vitamin K3 (menadione), merupakan vitamin K
sintetik
Dalam keadaan normal, bayi baru lahir relatif
mengalami kekurangan vitamin K. Hal ini
disebabkan karena cadangan vitamin K bayi yang
didapat dari ibu sangat terbatas, selain itu sumber
vitamin K yang didapat dari ASI hanya mengandung
vitamin K dalam kadar rendah.
Vitamin K dapat diproduksi oleh bakteri normal
dalam saluran cerna, akan tetapi pada bayi baru
lahir kondisi saluran cerna masih dalam keadaan
steril (tidak ada bakteri normal usus) sehingga
vitamin K tidak dapat diproduksi. Fungsi organ hati
sebagai tempat metabolisme vitamin K juga belum
dapat berfungsi secara matang terutama pada bayi
kurang bulan.
Apa akibatnya?
Kurangnya kadar vitamin K inilah yang dapat
menyebabkan bayi baru lahir memiliki resiko untuk
mengalami gangguan perdarahan atau yang lebih
dikenal dengan perdarahan akibat defisiensi vitamin
K (PDVK).
Angka kejadian PDVK pada bayi baru lahir berkisar
antara 1:200 sampai 1:400 kelahiran bayi yang
tidak mendapat suntikan vitamin K. Gejala
utamanya adalah perdarahan. Perdarahan dapat
terjadi pada kulit, hidung, mata dan saluran cerna
yang ditandai oleh muntah atau tinja yang
kehitaman, bayi terlihat pucat, perdarahan yang
terjadi terus menerus melalui bekas tusukan jarum
suntik. Perdarahan juga dapat terjadi secara
spontan tanpa sebab yang jelas.
Yang paling serius adalah perdarahan dalam otak
yang dapat dikenali melalui gejala seperti sakit
kepala, muntah tiba-tiba, menangis terus menerus,
ubun-ubun besar membonjol, kejang sampai
dengan penurunan kesadaran. Perdarahan otak
inilah yang dapat berlanjut menjadi kecacatan otak
bahkan kematian.
Bayi dengan kondisi tertentu memiliki faktor risiko
lebih besar untuk terjadinya perdarahan, di
antaranya bayi kurang bulan, bayi yang lahir dari
ibu yang menggunakan obat yang menghambat
metabolisme vitamin K di antaranya obat anti
kejang dan obat anti tuberkulosis selama
kehamilan, bayi yang mendapatkan antibiotik
berkepanjangan (karena dapat membunuh bakteri
normal usus yang hasilkan vitamin K), bayi yang
mengalami diare terus-menerus dan gangguan
penyerapan usus. Pada bayi yang mendapat ASI
secara eksklusif juga memiliki risiko terjadinya
perdarahan, akan tetapi manfaat pemberian ASI
jauh lebih besar sehingga ASI tetap pilihan yang
terbaik bagi bayi.
PDVK dapat dibagi berdasarkan waktu
terjadinya:
PDVK Dini - terjadi pada < 24 jam pertama setelah
kelahiran, Keadaan ini dapat dicegah dengan
pemberian suntikan vitamin K pada bayi baru lahir
PDVK Klasik – terjadi pada minggu pertama
kehidupan, bentuk yang paling umum, disebabkan
oleh asupan vitamin K yang tidak adekuat dan tidak
diberikannya suntikan vitamin K pada bayi baru lahir
PDVK Lambat – terjadi pada bayi usia 2 minggu-6
bulan, sangat jarang terjadi akan tetapi sangat
serius menyebabkan kerusakan otak permanen
bahkan kematian
Untuk mengetahui adanya PDVK perlu dilakukan
pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
faktor-faktor pembekuan, sementara untuk
pemeriksaan kemungkinan perdarahan otak dapat
dilakukan USG atau CT Scan.
Perlukah vitamin K untuk bayi baru lahir?
Ya! Karena gejala kekurangan vitamin K tidak selalu
terlihat dengan jelas, sekitar 1/3 kasus terjadi tanpa
adanya gejala maupun faktor risiko yang jelas. Oleh
karena itu, pemberian suntikan vitamin K perlu
dilakukan pada setiap bayi baru lahir sebagai
tindakan pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir.
Bagaimana dan kapan pemberiannya?
Vitamin K yang diberikan adalah vitamin K1,
diberikan pada saat bayi baru lahir sampai usia 2
minggu karena risiko terjadinya perdarahan
bertambah terutama pada usia 1-2 minggu dan
menurun menjelang usia 6 bulan setelah bayi mulai
dapat memproduksi vitamin K sendiri. Cara
pemberian dapat dilakukan baik secara suntikan di
otot (intra muskular) ataupun di minum (oral)
Suntikan di otot, dengan dosis tunggal 1 mg pada
setiap bayi baru lahir
Diminum, dengan dosis tunggal 2 mg diberikan tiga
kali, yaitu pada saat bayi baru lahir, pada umur 3-7
hari, dan pada umur 4-8 minggu.
Bagaimana bila anak saya terlambat diberi
vitamin K?
Pada bayi yang terlambat mendapat vitamin K dan
mengalami perdarahan akibat kekurangan vitamin
K, dokter akan memberikan pengobatan berupa
suntikan vitamin K dan transfusi darah. Pemberian
vitamin K tidak perlu dilakukan ulangan, karena
semakin bertambah umur bayi, semakin baik
kemampuan tubuhnya untuk menghasilkan vitamin
K dan semakin bervariasi asupan makanan yang
didapatkan.
Salah satu manfaat vitamin K adalah
meningkatkan penggumpalan dan pembekuan
darah dalam tubuh. Vitamin K juga tak lepas
dari ketiga jenisnya yaitu vitamin K1 yang
disebut phytonadione, vitamin K2 yang disebut
menaquinone, dan vitamin K3 yang disebut
menadione. Dari ketiga jenis vitamin K tersebut,
semuanya memiliki perbedaan sumber yang
didapatkannya. Kali ini kami akan membahas
manfaat pemberian vitamin k pada bayi yang
baru lahir.
Manfaat Vitamin K
Manfaat vitamin K jelas sebagai pembekuan
darah dan juga berperan dalam proses
pembentukan tulang dengan kalsium. Jika pada
orang dewasa, bagi mereka yang telah
mengkonsumsi vitamin K, tentu saat terjadi
pendarahan luka luar yang tidak begitu parah,
pemulihannya pun akan segera cepat terjadi. Ini
juga berdampak pada mereka yang jarang
mengkonsumsi vitamin K adalah adanya
kelainan tulang. Diketahui bahwa orang yang
hanya mengkonsumsi makanan tinggi kalsium
dan tinggi badan tidak berkembang ideal, maka
diyakini kurang mengkonsumsi vitamin K.
Sehingga mengkonsumsi vitamin K pun jadi
penting bagi anak-anak yang ingin memiliki
tumbuh kembang tinggi badan yang optimal.
Kelebihan vitamin K pun tidak baik. Tapi kasus
kelebihan vitamin K lebih jarang dibandingkan
dengan kasus kekurangan vitamin K. Tapi tetap
harus diperhatikan.
Mengapa Pemberian Vitamin K Penting Bagi
Bayi Baru Lahir?
Sistem pencernaan pada bayi masih steril dan
tidak adanya bakteri sintesis vitamin K yang
bisa memproduksi vitamin K2. ASI oleh ibunya
pun hanya mengandung sedikit vitamin K, ini
memang telah diteliti karena kebanyakan ASI
sedikit mengandung vitamin K. Sehingga
diperlukan tambahan vitamin K dari luar atau
biasanya langsung sintesis yaitu vitamin K3.
Atau pada banyak kasus, malah memberikan
suntikan vitamin K1. Tentu diupayakan tubuh si
bayi agar mampu mensintesa vitamin K1
tersebut tidak melalui usus. Bayi dapat
mengalami pendarahan dalam karena berbagai
macam sebab. Seperti adanya indikasi penyakit
bawaan atau karena guncangan dari orang
tuanya saat menggendong. Untuk itulah
pemberian vitamin K pada bayi sangat
diperlukan. Atau bayi mengalami penyakit
sukarnya pembekuan darah. Dokter tetap akan
memberikan vitamin K ini agar penyakit
sukarnya pembekuan darah dapat diobati.
Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K
(PDVK)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
pendarahan pada bayi bisa disebabkan banyak
hal. Bisa terjadi begitu saja. Karena bayi yang
ditarik dari rahim dan pemotongan tali pusar
atau plasenta pastilah mengalami pendarahan.
Kemudian organ seperti mata, otak, saluran
pencernaan pun bisa mengalami pendarahan.
Bayi belum memiliki tubuh yang berkembang
dengan baik sehingga hal ini dimungkinkan
terjadi. Akibat defisiensi vitamin K juga bisa
terjadi pendarahan pada bayi.
Tanda-tandanya jika saluran pencernaan
mengalami pendarahan adalah adanya muntah
darah atau berak darah. Jika terjadi pada kulit,
maka kulit akan berwana keunguan atau
kecoklatan. Jika terjadi pada otak, maka bentuk
otak akan membenjol, bayi terus menerus
menangis disertai muntah-muntah. Jika
dibiarkan bisa menyebabkan kecacatan saat
tumbuh dewasa bahkan kematian. Terjadi
masalah pada bayi ini hendaknya
dikonsultasikan terus dengan dokter anda.
Jangan sampai anda membiarkan masalah
pada bayi anda hingga berlarut-larut.
Bentuk-bentuk Vitamin K
Diketahui juga diawal bahwa bentuk-bentuk
vitamin K ini ada berbagai macam. Ada tiga
macam yaitu vitamin K1 (phytonadione), vitamin
K2 (menaquinone), vitamin K3 (menadione).
Vitamin K1 adalah bentuk dasar dari vitamin K.
Terdapat langsung pada sayuran hijau. Vitamin
K2 merupakan vitamin yang dibentuk secara
normal bersama bakteri di dalam usus.
Sedangkan vitamin K3 merupakan vitamin K
sintesis atau merupakan penambahan dari
bentuk vitamin K karena sengaja dibuat untuk
kebutuhan bayi. Walaupun vitamin K3 sudah
jarang digunakan dalam suntik bayi karena yang
digunakan sekarang adalah suntik vitamin K1
pada bayi. Dari struktur kimia vitamin K
tersebut, vitamin K3 adalah vitamin K yang
memiliki struktur kimia paling sederhana.
Cara Pemberian dan Dosis Vitamin K
Untuk pemberian vitamin K pada bayi yang baru
lahir adalah dengan cara suntikan. Untuk lokasi
yang jauh dari rumah sakit atau bidan pun tetap
harus diberikan suntikan vitamin K agar
mengurangi angka kematian pada bayi dan
kecatatan. Untuk itu vitamin K suntik dosis 10
mg/1 ml. Diberikan biasanya setelah 1 jam
setelah melahirkan. Cara pemberiannya yaitu
disediakan 1 injeksi suntik baru, dengan ukuran
1 ml dan masukkan dosis 1 mg vitamin K1.
Kemudian disinfeksi dilakukan dengan alkohol
75% seperlunya. Suntikan diberikan pada paha
kiri bayi secara intra muskular. Kemudian tanda
vital bayi di periksa untuk mengetahui adanya
efek akibat pemberian vitamin K1 ini setelah 1
jam pemberian obat. Perlu diperhatikan cara
pemberian ini mintalah dokter atau bidan yang
melakukannya.
Dengan demikian, pentingnya pemberian
vitamin K pada bayi sudah anda ketahui. Untuk
itu jagalah ibu hamil serta masa persalinan dan
bayi serta balita anda untuk tumbuh kembang
sehat serta terhindar dari berbagai macam jenis
kecatatan fisik maupun mental serta jauh dari
penyakit. Artikel ini dimaksudkan agar semakin
banyak yang paham bahwa makanan sehat
bervitamin penting bahkan sejak bayi.
Top Related