Download - matrik skenario 1

Transcript
Page 1: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

DefinisiWhaley dan Wong (2000),Pertumbuhan suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sehingga berhubungan dengan perubahan kuantitas yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh.Perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaranberhubungan dengan perubahan secara kualitas, diantaranya terjadi peningkatan kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan, pematangan, dan pembelajaran.

# Definisi Anak menurut UU Kesejahteraan, Perlindungan, dan Pengadilan anakAnak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang amsih dalma kandungan

# Pengertian anak menurut UU RI No. 4 tahun 1979:Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah. Batas 21 tahun ditentukan karena berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi, dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia tersebut.

# Menurut buku keperawatan anakAnak adalah bukan orang dewasa dalam bentuk kecil, melainkan manusia yang oleh karena kondisinya belum mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan yang matang, maka segala sesuatunya berbeda dengan orang dewasa pada umumnya

Tahapan Tumbuh Kembang AnakUsia 0-3 bulan

Belajar mengangkat kepala Tersenyum Memegang sesuatu

1

Page 2: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Bereaksi terhadap bunyi atau menoleh Mengenal ibunya dengan melihat,mencium dan mendengar

Usia 3-6 bulan Telungkup dan terlentang Mengangkat kepala setinggi 90º Suka menggenggam sesuatu Memegang tangannya sendiri Berusaha memperluas pandangan Suara tinggiatau memekik

Usia 6-9 bulan Duduk merangkak Merangkak meraih mainana Bersuara tanpa arti Bermain tepuk tangan/ciluk ba Bergembira dengan melempar benda Makan kue sendiri

Usia 9-12 bulan Belajar berdiri dngan berpeganggan dikursi Dapat berjalan dengan di tuntun dengan menggenal anggota keluarga Senang diajak bermain ciluk ba

Usia 12-18 bulan Minum dari gelas Berdiri sendiri tanpa berpeganggan Memanggil ayah dengan kata “papa” memanggil ibu dengan kata “mama” Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis Memoerlihatkan rasa cemburu

Usia 18-24 bulan Belajar makan sendiri Berjalan tanpa teruyung-uyung Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka

2

Page 3: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Meniru pekerjaan orang dewasaUsia 2-3 Tahun

Belajar meloncat, memanjat dan melompat dengan satu kaki Mampu menyusun kalimat Mecoret-coret dengan pensil pada kertas Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah Melepas pakaian sendiri

Usia 3-4 Tahun Berbicara dengan baik Mengenal dua tiga warna Dapat menyebut nama, umur dan tempat Mengenakan sepatu sendiri Mengenekan baju dan celana sendiri Banyak bertanya Bermain dengan anak lain Dapat melakukan tugas-tugas sederhana

Usia 4-5 Tahun Dapat mencuci dan megeringkan tangan sendiri Memakai baju tanpa dibantu Menggosok gigi tanpa dibantu Menggambar segi empat, segitiga, lingkaran dan manusia Senang melompat dan menari Dapat menghitung jari-jarinya Dapat menyebutkan hari-hari dalam seminggu Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya

Tumbuh Kembang Bayi (ilmu keperawatan anak)Usia0 - I,5 bulan• Mulai mampu mengontrol gerakan otot-otot tubuhnya.• Membutuhkan banyak bantuan Anda untuk belajar mengangkat dan menopang kepalanya dengan otot-otot lehernya.• Menggerakkan tangan dan kakinya untuk menunjukkan bahwa ia tertarik dengan sesuatu yang ada di dekatnya.

3

Page 4: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

• Bisa tiba-tiba menggerakkan tubuhnya seperti kejang-kejang dalam rangka belajar mengendalikan diri.Umur 1,5 - 3 bulan• Mulai bisa belajar mengangkat kepalanya pada posisi telungkup.• Mulai aktif belajar mengontrol dan mengendalikan gerakan otot tangan dan kakinyamelihat anak mampu meraih serta menggenggam benda-benda kecil yang diberikan padanya.Umur 3 - 6 bulanPerkembangan motorik kasar :• Mulai bisa mengangkat dan menahan kepalanya sendiri untuk beberapa saat lamanya.• Bila dibaringkan telungkup, ia mampu menggunakan kedua tangannya untuk menahan tubuhnya sambil bergerak maju.• Mulai belajar mengguling-gulingkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.• Apabila ditaruh beberapa bantal di sekelilingnya sebagai pengganjal, ia akan belajar untuk duduk.

Perkembangan motorik halus:• Mulai bisa menggunakan kedua tangannya untuk meraih dan menggenggam sebuah benda.• Senang bermain dengan kedua tangannya.• Dengan tangannya, ia asyik bermain dengan jari-jari kaki yang bisa diraihnya.• Gemar memasukkan semua benda yang berhasil dipegangnya ke dalam mulutcara dia mengenal aneka jenis mainannya.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anakFaktor Herediter Faktor Lingkungan Faktor Internal

Faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan adalah :

Jenis kelaminditentukan sejak awal dalam kandungan dan setelah lahir♂ cenderung lebih tinggi dan besar dibanding ♀ dan hal ini akan bertahan sampai usia tertentu karena ♀ biasanya lebih awal mengalami masa pubertaskebanyakan pada usia tersebut ♀ lebih tinggi dan besar

Lingkungan Prenatal Lingkungan dalam uterus

berpengaruh terhadap perkembangan fetus karena adanya selaput yang menyelimuti dan melindungi fetus dari lingkungan luar

Kondisi lingkungan uterus yang dapat mengganggu TuKem :

gangguan nutrisi karena ibu kurang mendapatkan gizi adekuat baik kualitas maupun kuantitas

KecerdasanPengaruh Hormonal

hormon Somatotropik digunakan selama masa

kanak-kanak untuk mmepngaruhi Tinggi Badan karena menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal

jika>>gigantisme jika<< dwarfisme/kerdil

hormon Tiroidmenstimulasi

4

Page 5: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

akan tetapi jika ♂ memasuki masa pubertasakan lebih tinggi dan lebih besar dibanding ♀

Ras/suku bangsamempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anakbeberapa suku bangsa menunjukkan karakteristik yang khas, misalnya Suku Asmat di Irian Jaya secara turun temurun berkulit hitambangsa Asia cenderung pendek dan kecil, sedangkan bangsa Eropa dan Amerika cenderung tinggi dan besar.

gangguan endokrin pada ibu ibu yang mendapat terapi

sitostatika ibu yang mengalami infeksi

rubella, toksoplasmosis, herpes

Pengaruh budaya lingkunganStatus sosial dan ekonomi keluarga

anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sosio ekonomi rendah, bahkan memiliki keterbatasan untuk memberi makanan bergizi dllmengganggu TuKem anak

keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah

Nutrisi untuk TuKemanak memerlukan zat

gizi yang esensial mencakup protein, lemak, KH, mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara seimbang.

Olahraga dapat meningkatkan aktivitas fisik

dan menstimulasi perkembangan otot dan pertumbuhan sel

Posisi anak dalam keluarga akan mempengaruhi bagaiamana

pola anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga

metabolisme tubuh hormon Gonadotropik

menstimulasi pertumbuhan sel intersitial dan testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi ovum

Pengaruh Emosi

5

Page 6: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

GIZI BURUKKEP MARASMUS KWASHIORKOR

Definisi Seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu.

Salah satu bentuk gizi buruk yang sering ditemui pada Balita. Marasmus disebabkan karena kurang energi.Bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot.

Satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.Sindrom klinis yang diakibatkan dari defisiensi protein berat dan asupan kalori yang tidak adekuat.

Epidemiologi Malnutrisi energi protein (MEP) merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia.

Prevalensi yang tinggi terdapat pada anak di bawah umur lima tahun (balita) serta pada ibu hamil dan menyusui.

Berdasarkan Riskesdas 2007, 13% balita menderita gizi kurang dan 5,4% balita menderita gizi buruk.

Pada Risdesdas 2010, 13% balita menderita gizi kurang sedangkan angka gizi buruk turun menjadi 4,9%

Marasmus merupakan keadaan di mana seorang anak mengalami defisiensi energi dan protein sekaligus.

Umumnya kondisi ini dialami masyarakat yang menderita kelaparan.

Marasmus adalah permasalahan serius yang terjadi di negara-negara berkembang.

Menurut data WHO sekitar 49% dari 10,4 juta kematian yang terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun di negara berkembang berkaitan dengan defisiensi energi dan protein sekaligus.

Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah.

Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan.

Di negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka.

Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor,marasmus kwashiorkor).

6

Page 7: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Klasifikasi Klasifikasi MEP berdasarkan WHO-NCHSMenurut pengukuran berat badan:

a. MEP Ringan(BB/U) 70-80% atau (BB/TB) 80-90%

b. MEP Sedang (BB/U) 60-70% atau (BB/TB) 70-80%

c. MEP Berat(BB/U) <60% atau (BB/TB) <70%

Menurut bentuk klinis:a. Marasmusb. Kwashiorkorc. Marasmus-Kwashiorkor

Tanpa melihat berat badan bila disertai edema yang bukan karena penyakit lain adalah MEP berat/ gizi buruk tipe Kwashiorkor.

Etiologi Malnutrisi primerkeadaan kurang gizi yang disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang tidak adekuat.

Malnutrisi sekundermalnutrisi yang terjadi karena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorpsi dan/atau peningkatan kehilangan protein maupun energi dari tubuh

1. Masukan makanan yang kurang Marasmus terjadi akibat

masukan kalori yang sedikit, pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang tua si anak;

2. Infeksi Infeksi yang berat dan lama

menyebabkan marasmus, terutama infeksi enteral misalnya infantil

Penyebabinadekuatnya intake protein yang berlansung kronis.Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut:

1. Pola makan Protein (dan asam amino) adalah

zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang.

Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai.

Bayi yang masih menyusui

7

Page 8: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis kongenital.

3. Kelainan struktur bawaan Misalnya: penyakit jantung

bawaan, penyakit Hirschprung, deformitas palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia, hidrosefalus, cystic fibrosis pankreas.

4. Pemberian ASI Pemberian ASI yang terlalu

lama tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup.

5. Gangguan metabolik Misalnya: renal asidosis,

idiopathic hypercalcemia, galactosemia, lactose intolerance.

umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan.

Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.

2. Faktor social Hidup di negara dengan tingkat

kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor

3. Faktor ekonomi Kemiskinan keluarga atau

penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.

4. Faktor infeksi dan penyakit lain

8

Page 9: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi.

Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.

Gejala Klinis Marasmus sering dijumpai pada usia 0 - 2 tahun.

Keadaan yang terlihat mencolok adalah hilangnya lemak subkutan, terutama pada wajahwajah si anak lonjong, berkeriput dan tampak lebih tua (old man face).

Otot-otot lemah dan atropi, bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan maka anggota gerak terlihat seperti kulit dengan tulang.

Tulang rusuk tampak lebih jelas. Dinding perut hipotonus dan

kulitnya longgar. Berat badan turun menjadi kurang

dari 60% berat badan menurut usianya.

Suhu tubuh bisa rendah karena lapisan penahan panas hilang.

Selain itu manifestasi marasmus adalah sebagai berikut :

Badan kurus kering tampak seperti orangtua

Lethargi Irritable

1. Wujud Umum tampak pucat, kurus, atrofi pada

ekstremitas, adanya edema pedis dan pretibial serta asites.

Muka penderita ada tanda moon face dari akibat terjadinya edema.

Penampilan anak kwashiorkor seperti anak gemuk (sugar baby).

2. Retardasi Pertumbuhan Pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan, tinggi badan

juga kurang dibandingkan dengan anak sehat.

3. Perubahan Mental Biasanya penderita cengeng,

hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut bisa menjadi

apatis. Kesadarannya juga bisa menurun,

dan anak menjadi pasif. Perubahan mental bisa menjadi

tanda anak mengalami dehidrasi.4. Edema

Edemanya bersifat pittingkarena hipoalbuminemia, gangguan

9

Page 10: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Kulit keriput (turgor kulit jelek) Ubun-ubun cekung pada bayi Jaringan subkutan hilang Malaise Kelaparan Apatis

dinding kapiler, dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH.

5. Kelainan Rambut

Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (texture), maupun warnanya.

Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala yang mudah tercabut tanpa rasa sakit. Rambut yang mudah dicabut di daerah temporal (Signo de la bandera) terjadi karena kurangnya protein menyebabkan degenerasi pada rambut dan kutikula rambut yang rusak.

Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut akan tampak kusam, halus, kering, jarang dan berubah warna menjadi putih.

Sering bulu mata menjadi panjang.

10

Page 11: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Rambut terdiri dari keratin (senyawa protein) sehingga kurangnya protein akan menyebabkan kelainan pada rambutWarna rambut yang merah (seperti jagung) dapat diakibatkan karena kekurangan vitamin A, C, E.

6. Kelainan Kulit Kulit penderita biasanya kering

dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam dan lebar.

Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit karena habisnya cadangan energi maupun protein.

Pada sebagian besar penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit kwashiorkor, yaitu crazy pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan

11

Page 12: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

tepi hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan. Terutama bila tekanan itu terus-menerus dan disertai kelembapan oleh keringat atau ekskreta, seperti pada bokong, fosa poplitea, lutut, buku kaki, paha, lipat paha, dan sebagainya.

Diagnosis ▒ Klinik: anamnesis (terutama anamnesis makanan, tumbuh kembang, serta penyakit yang pernah diderita) dan pemeriksaan fisik (tanda-tanda malnutrisi dan berbagai defisiensi vitamin)

▒ Laboratorik: terutama Hb, albumin, serum ferritin

▒ Anthropometrik: BB/U (berat badan menurut umur), TB/U (tinggi badan menurut umur), LLA/U (lingkar lengan atas menurut umur), BB/TB (berat

Pemeriksaan Fisika. Mengukur TB dan BBb. Menghitung indeks massa tubuh,

yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB (dalam meter)

c. Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah

12

Page 13: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

badan menurut tinggi badan), LLA/TB (lingkar lengan atas menurut tinggi badan)

50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.

d. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak berlemak).

Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin.

Terapi Prosedur tetap pengobatan dirumah sakit: Prinsip dasar penanganan 10

langkah utama (diutamakan penanganan kegawatan)

1. Penanganan hipoglikemi2. Penanganan hipotermi3. Penanganan dehidrasi4. Koreksi gangguan keseimbangan

elektrolit5. Pengobatan infeksi6. Pemberian makanan7. Fasilitasi tumbuh kejar8. Koreksi defisiensi nutrisi mikro9. Melakukan stimulasi sensorik dan

perbaikan mental10. Perencanaan tindak lanjut setelah

sembuh

Pengobatan penyakit penyerta

Tujuan pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein serta mencegah kekambuhan.

Penderita marasmus tanpa komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan mengenai pemberian makanan yang baik;

Penderita yang mengalami komplikasi serta dehidrasi, syok, asidosis dan lain-lain perlu mendapat perawatan di rumah sakit.

Penatalaksanaan penderita yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap.

Tahap awal yaitu 24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamatkan jiwa, antara lain Mengkoreksi keadaan dehidrasi

atau asidosis dengan pemberian cairan intravena.

Cairan yang diberikan ialah

13

Page 14: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

1. Defisiensi vitamin ABila ada kelainan di mata, berikan vitamin A oral pada hari ke 1, 2 dan 14 atau sebelum keluar rumah sakit bila terjadi memburuknya keadaan klinis diberikan vit. A dengan dosis :

umur > 1 tahun : 200.000 SI/kali

umur 6 – 12 bulan : 100.000 SI/kali

umur 0 – 5 bulan : 50.000 SI/kali

Bila ada ulkus dimata diberikan: Tetes mata khloramfenikol atau

salep mata tetrasiklin, setiap 2-3 jam selama 7-10 hari

Teteskan tetes mata atropin, 1 tetes 3 kali sehari selama 3-5 hari

Tutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan garam faali

2. DermatosisDermatosis ditandai adanya: hipo/hiperpigmentasi, deskwamasi (kulit mengelupas), lesi ulcerasi eksudatif, menyerupai luka bakar, sering disertai infeksi sekunder, antara lain oleh Candida.

Tatalaksana:

larutan Darrow-Glucosa atau Ringer Lactat Dextrose 5%.

Cairan diberikan sebanyak 200 ml/kg BB/hari.

Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya.

Tahap kedua yaitu penyesuaian. Sebagian besar penderita tidak memerlukan koreksi cairan dan elektrolit, sehingga dapat langsung dimulai dengan penyesuaian terhadap pemberian makanan. Pada hari-hari pertama jumlah

kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/kg BB/hari atau rata-rata 50 kalori/kg BB/hari, dengan protein 1-1,5 g/kg BB/hari.

Jumlah ini dinaikkan secara berangsur-angsur tiap 1-2 hari sehingga mencapai 150-175 kalori/kg BB/hari dengan protein 3-5 g/kg BB/hari.

Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet tinggi kalori tinggi protein ini lebih kurang 7-10 hari.

Cairan diberikan sebanyak 150 ml/kg BB/hari.

Pemberian vitamin dan mineral

14

Page 15: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan KMnO4 (K-permanganat) 1% selama 10 menit

beri salep atau krim (Zn dengan minyak kastor)

usahakan agar daerah perineum tetap kering

3. Parasit/cacing Beri Mebendasol 100 mg oral, 2

kali sehari selama 3 hari, atau preparat antihelmintik lain.

4. Diare melanjutDiobati bila hanya diare berlanjut dan tidak ada perbaikan keadaan umum.

Beri: Metronidasol 7.5 mg/kgBB setiap 8 jam selama 7 hari.

Tindakan kegawatan1. Syok (renjatan)

Syok karena dehidrasi atau sepsis sering menyertai KEP berat dan sulitmembedakan keduanya secara klinis saja.Syok karena dehidrasi akan membaik dengan cepat pada pemberian cairan intravena

Pedoman pemberian cairan :

yaitu vitamin A diberikan sebanyak 200.000. i.u peroral atau 100.000 i.u im pada hari pertama kemudian pada hari ke dua diberikan 200.000 i.u. oral.

15

Page 16: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Berikan larutan Dekstrosa 5%: NaCl 0.9% (1:1) atau larutan Ringer dengan kadar dekstrosa 5% sebanyak 15 ml/KgBB dalam satu jam pertama.

Evaluasi setelah 1 jam:Bila ada perbaikan klinis (kesadaran, frekuensi nadi dan pernapasan) dan status hidrasi syok disebabkan dehidrasi.

Ulangi pemberian cairan seperti di atas untuk 1 jam berikutnya, kemudian lanjutkan dengan pemberian Resomal/pengganti, per oral/nasogastrik, 10 ml/kgBB/jam selama 10 jam,

selanjutnya mulai berikan formula khusus (F-75/pengganti).

Bila tidak ada perbaikan klinis anak menderita syok septik.

Dalam hal ini, berikan cairan rumat sebanyak 4 ml/kgBB/jam dan berikan transfusi darah sebanyak 10 ml/kgBB secara perlahan-lahan (dalam 3 jam).

Kemudian mulailah pemberian formula (F-75/pengganti).

2. Anemia berat

16

Page 17: matrik skenario 1

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Transfusi darah diperlukan bila:▒ Hb < 4 g/dl▒ Hb 4-6 g/dl disertai distress

pernapasan atau tanda gagal jantung

Transfusi darah: Berikan darah segar 10 ml/kgBB

dalam 3 jam. Bila ada tanda gagal jantung,

gunakan ’packed red cells’ untuk transfusi dengan jumlah yang sama.

Beri furosemid 1 mg/kgBB secara IV pada saat transfusi dimulai.

17