Download - Materi PHI

Transcript

MATA KULIAH MATA KULIAH PENGANTAR HUKUM PENGANTAR HUKUM

INDONESIAINDONESIA

•Wat is recht ?•Apakah Hukum itu ?

Menurut E. Utrecht Menurut E. Utrecht dalam bukunya dalam bukunya Pengantar dalam Pengantar dalam Hukum IndonesiaHukum Indonesia, “Hukum adalah himpunan petunjuk , “Hukum adalah himpunan petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat hidup yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang besangkutan, oleh karena pelanggaran terhadap petunjuk besangkutan, oleh karena pelanggaran terhadap petunjuk hidup itu dapat menimbulkan tindakan dari pemerintah hidup itu dapat menimbulkan tindakan dari pemerintah masyarakat itu”.masyarakat itu”.

Menurut A. Ridwan Halim Menurut A. Ridwan Halim dalam bukunya dalam bukunya Pengantar Pengantar Tata Hukum Indonesia dalam Tanya JawabTata Hukum Indonesia dalam Tanya Jawab, “Hukum , “Hukum merupakan peraturan-peraturan, baik yang tertulis merupakan peraturan-peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang pada dasarnya berlaku maupun yang tidak tertulis, yang pada dasarnya berlaku dan diakui orang sebagai peraturan yang harus ditaati dan diakui orang sebagai peraturan yang harus ditaati dalam hidup bermasyarakat”.dalam hidup bermasyarakat”.

Definisi Definisi HukumHukum

• Menurut E. Meyers dalam bukunya De Algemene begrippen van het Burgerlijk Recht, “Hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, di-tujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan yang menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam melakukan tugasnya”.

• Menurut Leon Duguit dalam bukunya Traite de Droit Constitutional, “Hukum adalah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu”.

• Menurut L.J. Van Apeldoorn dalam bukunya Inleiding tot de studie van Het Nederlandse Recht, “Tidak mungkin memberikan definisi kepada hukum karena begitu luas yang diaturnya. Hanya pada tujuan hukum mengatur pergaulan hidup secara damai”.

Pengantar Hukum IndonesiaPengantar Hukum Indonesia

Pengertian : pengantar atau Pengertian : pengantar atau introductionintroduction atau atau inleidinginleiding, artinya memperkenalkan secara , artinya memperkenalkan secara

umum, sehingga diperoleh gambaran umum, sehingga diperoleh gambaran menyeluruh dari ruang lingkup menyeluruh dari ruang lingkup

permasalahan secara garis besar. permasalahan secara garis besar. Pengantar bersifat meluas tetapi tidak Pengantar bersifat meluas tetapi tidak

mendalammendalam

Beberapa pendapat tentang istilah Beberapa pendapat tentang istilah Pengantar Hukum Indonesia,Pengantar Hukum Indonesia, yaitu yaitu ::

R. Abdul DjamaliR. Abdul Djamali

DDalam bukunya alam bukunya Pengantar Hukum IndonesiaPengantar Hukum Indonesia, “Tata Hukum , “Tata Hukum berasal dari bahasa Belanda berasal dari bahasa Belanda Recht OrdeRecht Orde, adalah susunan , adalah susunan

hukum, yang artinya memberikan tempat yang hukum, yang artinya memberikan tempat yang sebenarnya. Ini bermakna menyusun dengan baik dan sebenarnya. Ini bermakna menyusun dengan baik dan

tertib aturan-aturan hukum dalam pergaulan hidup agar tertib aturan-aturan hukum dalam pergaulan hidup agar dengan mudah dapat diketahui dan digunakan untuk dengan mudah dapat diketahui dan digunakan untuk

menyelesaikan setiap menyelesaikan setiap peristiwa hukumperistiwa hukum yang terjadi. Tata yang terjadi. Tata atau susunan itu pelaksanannya berlangsung selama ada atau susunan itu pelaksanannya berlangsung selama ada pergaulan hidup manusia yang terus berkembang. Oleh pergaulan hidup manusia yang terus berkembang. Oleh karena itu dalam tata hukum ada aturan hukum yang karena itu dalam tata hukum ada aturan hukum yang

berlaku pada saat tertentu di tempat tertentu, yang berlaku pada saat tertentu di tempat tertentu, yang disebut hukum positif atau disebut hukum positif atau ius constitutum”ius constitutum”..

Menurut Menurut Soediman KartohadiprodjoSoediman Kartohadiprodjo

DDalam bukunya alam bukunya Pengantar Tata Hukum IndonesiaPengantar Tata Hukum Indonesia, , “yang dimaksud dengan Tata Hukum Indonesia “yang dimaksud dengan Tata Hukum Indonesia

adalah hukum yang sekarang berlaku di adalah hukum yang sekarang berlaku di Indonesia. Indonesia. BerlakuBerlaku berarti yang memberi akibat berarti yang memberi akibat

hukum kepada peristiwa dalam pergaulan hidup; hukum kepada peristiwa dalam pergaulan hidup; sekarangsekarang menunjukkan kepada pergaulan hidup menunjukkan kepada pergaulan hidup

yang ada pada saat ini, dan tidak kepada yang ada pada saat ini, dan tidak kepada pergaulan hidup yang telah lampau, tidak pula pergaulan hidup yang telah lampau, tidak pula pada pergaulan hidup masa yang akan dicita-pada pergaulan hidup masa yang akan dicita-

citakan di kemudian hari citakan di kemudian hari (ius constituendum)(ius constituendum). Di . Di Indonesia menunjukkan kepada pergaulan hidup Indonesia menunjukkan kepada pergaulan hidup yang terdapat di wilayah Republik Indonesia dan yang terdapat di wilayah Republik Indonesia dan

tidak di negara lain”.tidak di negara lain”.

Jadi Jadi Pengantar Hukum IndonesiaPengantar Hukum Indonesia adalah adalah mengantar/memperkenalkan atau mempelajari mengantar/memperkenalkan atau mempelajari

azas-azas/dasar-dasar dari bidang-bidang hukum azas-azas/dasar-dasar dari bidang-bidang hukum positif yang saat ini berlaku di Indonesia positif yang saat ini berlaku di Indonesia

(IUS CONSTITUTUM)(IUS CONSTITUTUM)

Bagaimana dengan aturan hukum yang masih Bagaimana dengan aturan hukum yang masih belum/akan berlaku ? belum/akan berlaku ? IUS CONSTITUENDUMIUS CONSTITUENDUM

Contoh : RUUContoh : RUU

HUKUM DALAM ARTI TATA HUKUM DALAM ARTI TATA HUKUMHUKUM

• Tata Hukum “recht orde”, yakni : “susunan hukum, artinya memberikan tempat yang

sebenarnya kepada hukum”

• “Memberikan tempat yang sebenarnya”, artinya : menyusun dengan baik dan tertib aturan-aturan hukum dalam pergaulan hidup agar dengan mudah dapat diketahui dan digunakan untuk menyelesaikan setiap peristiwa hukum yang terjadi

KAPAN LAHIRNYAKAPAN LAHIRNYA TATA TATA HUKUM HUKUM INDONESIA ?INDONESIA ?

Tata Hukum Indonesia Tata Hukum Indonesia 2 (dua) periode : 2 (dua) periode :

Periode I : sebelum 17 Agustus 1945, berlaku :Periode I : sebelum 17 Agustus 1945, berlaku : Tata Hukum Kolonial Tata Hukum Kolonial Tata Hukum AdatTata Hukum Adat

Periode II : setelah 17 Agustus 1945, berlaku :Periode II : setelah 17 Agustus 1945, berlaku : Tata Hukum NasionalTata Hukum Nasional Tata Hukum AdatTata Hukum Adat Tata Hukum KolonialTata Hukum Kolonial B.W., KUHP B.W., KUHP

Mengapa sampai saat ini Mengapa sampai saat ini Tata Tata Hukum KolonialHukum Kolonial masih masih berlaku di Indonesia ? berlaku di Indonesia ?

Apa dasar hukumnya ?Apa dasar hukumnya ?

Bidang-bidang hukum positif, antara lainBidang-bidang hukum positif, antara lain : :

Hukum Hukum PerdataPerdata;; Hukum Hukum PidanaPidana;; Hukum Hukum Tata NegaraTata Negara;; Hukum Hukum AdministrasiAdministrasi;; Hukum Hukum AdatAdat;; Hukum Hukum Acara PerdataAcara Perdata;; Hukum Hukum Acara PidanaAcara Pidana;; Hukum Hukum Acara Peradilan AgamaAcara Peradilan Agama;; Hukum Hukum Acara Peradilan MiliterAcara Peradilan Militer;; Hukum Hukum Acara PTUNAcara PTUN;; Hukum Hukum DagangDagang;; Hukum Hukum AgrariaAgraria;; Hukum Hukum InternasionalInternasional;; Hukum Hukum IslamIslam;; Hukum Hukum Hak atas Kekayaan IntelektualHak atas Kekayaan Intelektual;; Hukum Hukum Perlindungan KonsumenPerlindungan Konsumen;; Hukum Hukum PajakPajak;; Cyber LawCyber Law;; dan lain-laindan lain-lain;;

Menurut Menurut UlpianusUlpianus, secara garis , secara garis besar hukum dibedakan dalam 2 besar hukum dibedakan dalam 2

(dua) kategori, yaitu (dua) kategori, yaitu Hukum PrivatHukum Privat dan dan Hukum PublikHukum Publik

Hukum PerdataHukum Perdata

Sumber utama Sumber utama Kitab Undang-undang Hukum Perdata (B.W = Kitab Undang-undang Hukum Perdata (B.W = Burgerlijk Wetboek)Burgerlijk Wetboek)

Sistematika B.W Sistematika B.W

Buku I Buku I Orang (van Personen) Orang (van Personen)

Buku II Buku II Benda (van Zaken) Benda (van Zaken)

Buku III Buku III Perikatan (van Verbintenissen) Perikatan (van Verbintenissen)

Buku IV Buku IV Pembuktian dan Daluarsa (van Bewijs en Pembuktian dan Daluarsa (van Bewijs en Verjaring)Verjaring)

Menurut ilmu pengetahuan hukum, Menurut ilmu pengetahuan hukum, pembagian hukum perdata :pembagian hukum perdata :

1.1. Hukum orang (personen recht)Hukum orang (personen recht)2.2. Hukum keluarga (familie recht)Hukum keluarga (familie recht)3.3. Hukum harta kekayaan (vermogens Hukum harta kekayaan (vermogens

recht)recht)4.4. Hukum waris (erf recht)Hukum waris (erf recht)

Subyek HukumSubyek Hukum

Pengertian : Segala sesuatu yang menjadi pendukung Pengertian : Segala sesuatu yang menjadi pendukung hak dan kewajibanhak dan kewajiban

Subyek Hukum : - Orang/manusia (natuurlijk persoon)Subyek Hukum : - Orang/manusia (natuurlijk persoon)

- Badan Hukum (rechts persoon)- Badan Hukum (rechts persoon)

Orang/manusia : - cakap hukum (bekwaamheid)Orang/manusia : - cakap hukum (bekwaamheid)

- tdk cakap hukum (onbekwaamheid)- tdk cakap hukum (onbekwaamheid)

Hukum PerkawinanHukum Perkawinan

Beberapa peraturan hukum perkawinan yang Beberapa peraturan hukum perkawinan yang pernah dan masih/sedang berlaku di Indonesiapernah dan masih/sedang berlaku di Indonesia

1.1. KUH Perdata (BW)KUH Perdata (BW)

2.2. GHR (ordonansi perkawinan campuran), GHR (ordonansi perkawinan campuran), staatsblaad tahun 1898 no. 158staatsblaad tahun 1898 no. 158

3.3. HOCI (ordonansi perkawinan bagi gol. Kristen di HOCI (ordonansi perkawinan bagi gol. Kristen di Indonesia), staatsblaad tahun 1933 no. 74Indonesia), staatsblaad tahun 1933 no. 74

4.4. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang PerkawinanPerkawinan

Definisi PerkawinanDefinisi Perkawinan

Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan : “Perkawinan ialah ikatan tentang Perkawinan : “Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan wanita lahir bathin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami isteri untuk membentuk rumah sebagai suami isteri untuk membentuk rumah

tangga (keluarga) yang bahagia dan kekal tangga (keluarga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”

Syarat sahnya PerkawinanSyarat sahnya Perkawinan

• Menurut ketentuan Pasal 2 ayat (1) Menurut ketentuan Pasal 2 ayat (1) “Perkawinan adalah “Perkawinan adalah sahsah apabila apabila

dilaksanakan menurut hukum agama dilaksanakan menurut hukum agama dan/atau kepercayaan masing-masing”dan/atau kepercayaan masing-masing”

• Menurut ketentuan Pasal 2 ayat (2) Menurut ketentuan Pasal 2 ayat (2) “Perkawinan adalah “Perkawinan adalah sahsah apabila dicatatkan apabila dicatatkan menurut peraturan perundang-undangan menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku”yang berlaku”

Hukum Perikatan Hukum Perikatan Buku III BW Buku III BW

Pengertian Pengertian Hubungan hukum antara 2 Hubungan hukum antara 2 (dua) orang/lebih yang terletak dalam (dua) orang/lebih yang terletak dalam

ruang lingkup harta kekayaan, di mana ruang lingkup harta kekayaan, di mana pihak yang satu wajib memberikan pihak yang satu wajib memberikan prestatieprestatie sedangkan pihak yang lain sedangkan pihak yang lain

berhak atas berhak atas prestatieprestatie..

Sebab-sebab timbulnya Perikatan : Sebab-sebab timbulnya Perikatan :

1. Perjanjian1. Perjanjian

2. Undang-undang2. Undang-undang

Syarat-syarat PerjanjianSyarat-syarat Perjanjian

Pasal 1320 BW : Pasal 1320 BW :

1. Konsensus1. Konsensus

2. Cakap2. Cakap

3. Hal tertentu3. Hal tertentu

4. Sebab yang diperbolehkan UU4. Sebab yang diperbolehkan UU

WANPRESTASIWANPRESTASI

Pengertian Pengertian

Debitur tidak memenuhi kewajiban Debitur tidak memenuhi kewajiban sebagaimana telah diperjanjikan sebagaimana telah diperjanjikan

sebelumnya disebabkan oleh kelalaiannyasebelumnya disebabkan oleh kelalaiannya

Akibat hukum WanprestasiAkibat hukum Wanprestasi

Upaya Kreditur Upaya Kreditur Somasi Somasi Gugatan Gugatan

Kerugian : - Kosten (biaya)Kerugian : - Kosten (biaya)

- Schaden (kerusakan)- Schaden (kerusakan)

- Interessen (bunga)- Interessen (bunga)

Force MajeureForce Majeure

Pengertian Pengertian Debitur tidak memenuhi Debitur tidak memenuhi prestatieprestatie sebagaimana sebagaimana

yang telah diperjanjikan sebelumnya yang telah diperjanjikan sebelumnya disebabkan oleh suatu keadaan yang tidak disebabkan oleh suatu keadaan yang tidak

dapat diduga sebelumnya dapat diduga sebelumnya

SUMBER SUMBER HUKUM SUMBER SUMBER HUKUM DI INDONESIADI INDONESIA

Apa pengertian sumber hukum ?Apa pengertian sumber hukum ?

Sumber Hukum dibedakan 2 (dua) :Sumber Hukum dibedakan 2 (dua) : 1. Formal 1. Formal dibuat oleh mereka yang mempunyai dibuat oleh mereka yang mempunyai

kewenangan formal, antara lain :kewenangan formal, antara lain : Undang-undang Undang-undang (statute)(statute);; Traktat Traktat (treaty)(treaty);; Yurisprudensi;Yurisprudensi; Doktrin ahli hukum;Doktrin ahli hukum;

2. Materiil 2. Materiil isi atau kaidah hukum, yaitu : isi atau kaidah hukum, yaitu : kebiasaankebiasaan

AZAS-AZAS PERUNDANG-AZAS-AZAS PERUNDANG-UNDANGANUNDANGAN

1. 1. Undang-undang tidak boleh Undang-undang tidak boleh berlaku surutberlaku surut

2. 2. Lex Speciali derogat legi GeneraliLex Speciali derogat legi Generali

3. 3. Lex Superiori derogat legi InferioriLex Superiori derogat legi Inferiori

4. 4. Lex Posteriori derogat legi PrioriLex Posteriori derogat legi Priori

5. 5. Lex Dura sed Tamen ScriptaLex Dura sed Tamen Scripta

Pengadilan & PeradilanPengadilan & Peradilan

Beberapa Peraturan Perundang-undangan Beberapa Peraturan Perundang-undangan yang pernah berlaku di Indonesia yang pernah berlaku di Indonesia ::

Undang-undang Nomor 19 Tahun 1964 tentang Kekuasaan Undang-undang Nomor 19 Tahun 1964 tentang Kekuasaan KehakimanKehakiman

Undang-undang Nomor 13 Tahun 1965 tentang Peradilan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1965 tentang Peradilan Umum dan Mahkamah AgungUmum dan Mahkamah Agung

Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman sebagaimana diubah ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 tentang dengan Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970Perubahan atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970

Peraturan Perundang-undangan Peraturan Perundang-undangan yang saat ini berlaku :yang saat ini berlaku :

- Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakimantentang Kekuasaan Kehakiman

- Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung juncto Undang-undang Nomor 3 Agung juncto Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009Tahun 2009

- Undang-undang Nomor 24 Tahun 2003 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusitentang Mahkamah Konstitusi

- Undang-undang Nomor 22 Tahun 2004 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisialtentang Komisi Yudisial

Fungsi & WewenangFungsi & Wewenang

MengadiliMengadili Menegakkan hukumMenegakkan hukum Menciptakan hukumMenciptakan hukum

Badan-badan PeradilanBadan-badan Peradilan

Menurut ketentuan Pasal 10 ayat (2) Undang-Menurut ketentuan Pasal 10 ayat (2) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 :undang Nomor 4 Tahun 2004 :

1.1. Peradilan UmumPeradilan Umum

2.2. Peradilan AgamaPeradilan Agama

3.3. Peradilan MiliterPeradilan Militer

4.4. P T U NP T U N

Susunan (struktur) Kelembagaan Susunan (struktur) Kelembagaan Peradilan & KewenangannyaPeradilan & Kewenangannya

MK MA

PT PTTUN PTA PMT PMU

Pid PN Pdt

Industrial

Niaga

HAM

Anak

BPSKKPPU

PTUN PA PP BKK Terkait :ArbitraseKON, dst

Tipikor

PM

Hukum PidanaHukum Pidana

Sumber Utama Sumber Utama KUH Pidana KUH Pidana WvS (Wetboek van WvS (Wetboek van Strafrecht) Strafrecht)

Dasar Hukum berlakunya KUHP Dasar Hukum berlakunya KUHP - UU No. 1 Tahun 1946 UU No. 1 Tahun 1946 - UU No. 73 Tahun 1958UU No. 73 Tahun 1958

Sistematika KUHPSistematika KUHP

• Buku I : Aturan UmumBuku I : Aturan Umum

• Buku II : Kejahatan (misdrijven)Buku II : Kejahatan (misdrijven)

• Buku III : Pelanggaran (overtredingen)Buku III : Pelanggaran (overtredingen)

Bentuk-bentuk PemidanaanBentuk-bentuk Pemidanaan

Menurut ketentuan Pasal 10 KUHP Menurut ketentuan Pasal 10 KUHP

I.I. Pidana Pokok, antara lain :Pidana Pokok, antara lain :

1. Mati1. Mati

2. Seumur hidup2. Seumur hidup

3. Selama waktu tertentu3. Selama waktu tertentu

4. Kurungan4. Kurungan

II. Pidana Tambahan, antara lain :II. Pidana Tambahan, antara lain :

1. Pencabutan hak-hak tertentu1. Pencabutan hak-hak tertentu

2. Perampasan barang-barang tertentu2. Perampasan barang-barang tertentu

3. Pengumuman keputusan hakim3. Pengumuman keputusan hakim