Download - Materi Anti Korupsi

Transcript
  • *

    Pasal 1 UU No 28 Tahun 1999 (Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN)

    Penyelenggara Negara : Pejabat Negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif atau yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

  • *

    Penyelenggara Negara : 1. Pejabat Negara pada Lembaga Negara, 2. Menteri, 3. Gubernur sebagai Wkl Pem Pusat di Daerah, 3. Hakim, disemua tk Pengadilan, 4. Pejabat Negara yg lain : Dubes, Wk Gub, dan Bupati/ Walikota, dan 5. Pejabat lain yg memiliki fungsi strategis (rawan praktek KKN) :Dir/Kom, dan Pjb Struktural lainnya BUMN/BUMD, Pimp BI,Pimp Perguruan Tinggi Negeri, Pjbt Es I,Jaksa, Penyelidik, Panitera Pengadilan, dan Pimpinan dan Bendaharawan Proyek.

  • *

  • *

  • *

  • *

    Straafbarfeit

    straafbar feit

    dapat dihukum kenyataan

  • *

  • *

    Bhs Latin Coruptio , corruptus , corumpere (bhs Latin tua),Coruptore Bhs Inggris Corruption, CorruptBhs Perancis Corruption, Bhs Belanda CorruptieBhs Indonesia KorupsiBhs Malaysia Resuah Riswah (Arab)

    Kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan menghina, atau memfitnah. (The Lexicon Webster Dictionary 1978)

  • *

    Tindak Pidana Korupsi, Evi Hartanti hal 9

  • * Penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan dan sebagainya), untuk kepentingan pribadi dan orang lain.

    Busuk, rusak, suka memakai barang atau uang yang dipercayakan kepadanya, dapat disogok (melalui kekuasaannya untuk kepentingan pribadi).

    Perbuatan curang, tindak pidana yang merugikan keuangan negara

    (Kamus Hukum, Subekti dan Tjitrosudibio)

  • *

    Secara gamblang telah dimuat dalam 13 pasal dalam UU No 31 Tahun 199 jo UU No 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Korupsi.

    Dari pasal-pasal tersebut korupsi dirumuskan dalam tiga puluh bentuk/jenis tindak pidana korupsi, pasal ini menerangkan secara rinci mengenai perbuatan yang bisa dikenakan pidana mati, pidana penjara, dan pidana denda karena korupsi.

  • *

    Senantiasa melibatkan lebih dari satu orang;Pada umumnya dilakukan secara rahasia;Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik dan tidak selalu dalam bentuk uang;Biasanya berusaha menyelubungi perbuatannya dengan berlindung di balik pembenaran hukum;Yang terlibat korupsi menginginkan keputusan yang tegas dan mampu mempengaruhi keputusan-2 itu;Setiap perbuatan korupsi mengandung penipuan, biasanya dilakukan oleh badan publik atau umum masyarakat;Setiap bentuk korupsi adalah suatu pengchianatan.

    Sosiologi Korupsi, Shed Husein Alatas,1983

  • *

  • *1. Pasal 2

    2. Pasal

    3. Pasal 5 ayat (1) huruf a4. Pasal 5 ayat (1) huruf b5. Pasal 136. Pasal 5 ayat (2)7. Pasal 12 huruf a8. Pasal 12 huruf b9. Pasal 1110. Pasal 6 ayat (1) huruf a11. Pasal 6 ayat (1) huruf b12. Pasal 6 ayat (2)13 Pasal 12 huruf c14. Pasal 12 huruf d

  • *

    15. Pasal 8 16. Pasal 9 17. Pasal 10 huruf a 18. Pasal 10 Huruf b 19. Pasal 10 huruf c

  • * 23. Pasal 7 ayat (1) huruf a 24. Pasal 7 ayat (1) huruf b 25. Pasal 7 ayat (1) huruf c 26. Pasal 7 ayat (1) huruf a 27. Pasal 7 ayat (2) 28. Pasal 7 ayat (1) huruf a

    29. Pasal 12 huruf 1

    30. Pasal 12 B jo Pasal 12 C

  • *Melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi dan dapat merugikan keuangan negara. Pasal 2 ayat (1) UUPTPK :dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh tahun) dan denda paling sedikit Rp 200 juta, dan paling banyak Rp 1 Milyar. Pasal 2 ayat (2) UUPTPK bilamana tindak pidana sbgmana ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan

    2. Menyalah gunakan kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri, atau orang lain atau korporasi dan dapat merugikan keuangan negara. Pasal 3 UUPTPK : dipidana dengan pidana seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau denda paling sedikit Rp 50 juta, dan paling banyak Rp 1 Milyar

  • *

    tindak pidana tersebut dilakukan terhadap dana-dana yang diperuntukan bagi penanggulangan keadaan bahaya, bencana alam nasional, penanggulangan akibat kerusuhan sosial yang meluas, penanggulangan krisis ekonomi dan moneter, dan penanggulangan tindak pidana korupsi.

    (Penjelasan Pasal 2 ayat (2) UUPTPK)

  • *

    3. Menyuap Pegawai Negeri Pasal 5 ayat (1) huruf a : setiap orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya. Dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50 jt, dan paling banyak Rp 250 jt.

    4. Menyuap Pegawai Negeri Pasal 5 ayat (1) huruf b : setiap orang yang memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatanDipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50 jt, dan paling banyak Rp 250 jt.

  • *

    Memberi hadiah kepada pegawai negeri karena jabatannya Pasal 13 UUPTPK : Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan atau denda paling banyak Rp 150 jt, setiap orang yang memberi hadiah kepada pegawai negeri dengan mengingat kekuasaan atau kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatannya atau kedudukan tersebut .

    6. Pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima suap Pasal 5 ayat (2) UUPTPK : Pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima pemberian atau janji sbgmana dimaksud pasal 5 ayat (1) huruf a, dan b, dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50 jt, dan paling banyak Rp 250 jt.

    7. Pasal 12 huruf a

  • *

    7. Pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima suap Pasal 12 huruf a UUPTPK : Dipidana dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat ) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 jt dan paling banyak Rp 1 milyar, pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, pada hal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.

  • *

    8. Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara menerima suap Pasal 12 huruf b UUPTPK : Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah, pada hal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yg bertentangan dengan kewajiban nya, dipidana penjara seumur hidup / penjara paling singkat 4 (empat ) tahun dan paling lama 20 (duapuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 M

  • *

    9. Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara menerima hadiah Pasal 11 UU PTPK : Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga , bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya, dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 50 jt, dan paling banyak Rp 250 jt.

  • *10. Menyuap Hakim Pasal 6 ayat (1) huruf a UUPTPK : Setiap orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili, dipidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 150 jt, dan paling banyak Rp 750 jt.

    11. Menyuap Advokat Pasal 6 ayat (1) huruf b UUPTPK : setiap orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili, dipidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 150 jt, dan paling banyak Rp 750 jt.

  • *

    12. Hakim dan Advokat menerima suap Pasal 6 ayat (2) UUPTPK : Bagi hakim atau advokat yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau advokat yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana yg sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

    13. Hakim menerima suap Pasal 12 huruf (c) UUPTPK : Hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahuinya atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili, dipidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 Milyar

  • *14. Advokat menerima suap

    Pasal 12 huruf d UUPTPK : Seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 Milyar.

  • *

    15. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan. Pasal 8 UUPTPK : Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya, atau membiarkan uang atau surat berharga tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 150 jt, dan paling banyak Rp 750 jt.

  • *16. Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi Pasal 9 UUPTPK : Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan sengaja memalsu buku- buku atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima ) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 50 jt, dan paling banyak Rp 250 jt.

    17. Pegawai negeri merusakkan bukti Pasal 10 huruf a UUPTPK : Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan, menghancurkan , merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar yang digunakan untuk meyakinkan atau membuktikan di muka pejabat yang berwenang yang dikuasai karena jabatannya , dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt, dan paling banyak Rp 350 jt.

  • *

    18. Pegawai negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti Pasal 10 huruf b UUPTPK : Pegawai Negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan sengaja membiarkan orang lain menghilangkan, menghancurkan , merusakkan, atau \ membuat tidak dapat dipakai barang, surat, atau daftar tersebut, dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt, dan paling banyak Rp 350 jt.

  • *19. Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan bukti.Pasal 10 huruf c UUPTPK : Pegawai Negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan sengaja membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan , merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut, dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt, dan paling banyak Rp 350 jt.

  • *

    20. Pegawai negeri dan penyelenggara negara memeras Pasal 12 huruf e UUPTPK : Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 Milyar.

  • *

    21. Pegawai negeri atau penyelenggara negara memeras Pasal 12 huruf g UUPTPK : Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan, atau penyerahan barang , seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, pada hal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 M

    22. Pegawai negeri atau penyelenggara negara memeras pegawai negeri atau penyelenggara negara.

    Pasal 12 huruf f UUPTPK : Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima atau memotong pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum seolah-olah pegawai negeri atau penyelenggara negara lain atau kas umum tersebut mempunyai utang kepadanya, pada hal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang,dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 M .

  • *

    23. Pemborong berbuat curang Pasal 7 ayat (1) huruf a UUPTPK : Pemborong akhli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau menjual bahan bangunan yang ada pada waktu menyerahkan bahan bangunan melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang atau keselamatan negara dalam keadaan perang, dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt, dan paling banyak Rp 350 jt.

    24. Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang Pasal 7 ayat (1) huruf b UUPTPK : setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau penyerahan bahan bangunan, sengaja membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud huruf a, dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt, dan paling banyak Rp 350 jt.

  • *

    25. Rekanan TNI/POLRI berbuat curang Pasal 7 ayat (1) huruf c : Setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keselamatan negara dalam keadaan perang, dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt, dan paling banyak Rp 350 jt

    26. Pengawas rekanan TNI / POLRI berbuat curang Pasal 7 ayat (1) huruf d UUPTPK : Setiap orang yang bertugas mengawasi barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan sengaja membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud huruf c, dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt, n paling banyak Rp 350 jt.

  • *27. Penerima barang TNI / POLRI membiarkan perbuatan curang Pasal 2 ayat (2) UUPTPK : Bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan atau orang yang menerima penyerahan barang keperluan TNI dan / atau POLRI dan membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimna dmaksudkan dalam ayat (1)

    28. Pegawai negeri atau penyelenggara negara menyerobot tanah negara sehingga merugikan orang lain Pasal 12 huruf a UUPTPK : Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas telah menggunakan tanah negara yang diatasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, telah merugikan orang yang berhak, pada hal diketahuinya pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya. dipidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 M

  • *

    29. Pegawai negeri atau penyelenggara negara turut serta dalam pengadaan yang diurusnya Pasal 12 huruf i UUPTPK : Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruhnya atau sebagian ditugaskan untuk mengurusi atau mengawasi, dipidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 M

  • *

    30. Pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima gratifikasi dan tidak lapor KPK Pasal 12 B UUPTPK : (1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Yang nilainya Rp 10 jt atau lebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap, yang dilakukan oleh penerima gratifikasi; b. Yang nilainya kurang dari Rp 10 jt pembuktian bahwa gratifikasi tersebut adalah suap, oleh penuntut umum. (2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pidana seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 M

  • *

    Penjelasan pasal 12 B UUPTPK

  • *

    Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi Pasal 21 UUPTPKTidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar Pasal 22 jo pasal 28 UUPTPKBank yang tidak memberikan keterangan atau memberi keterangan rekening tersangka Pasal 22 jo Pasal 35 UUPTPKSaksi akhli yang tidak memberi keterangan rekening tersangka Pasal 22 jo Pasal 29 UUPTPKOrang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau memberi keterangan palsu Pasal 22 jo pasal 36 UUPTPKSaksi yang membuka identitas pelapor Pasal 24 jo pasal 31 UUPTPK

  • *

    Secara lahiriah bermotif Secara sepintas kelihatannyamendapatkan uang , tetapi bermotif politik, tetapi sesungguhnya bermotif secara tersembunyi lain, yaitu kepentingan sesungguhnya bermotif politik. mendapatkan uang semata.

  • *

    Berkurangnya kepercayaan kepada pemerintahBerkurangnya kewibawaan pemerintah dalam masyarakatMenyusutnya pendapatan negaraRapuhnya keamanan dan ketahanan masyarakatPerusakan mental pribadiHukum tidak lagi dihormati

  • *

  • *

    Dasar Hukum : 1. Pasal 43 UU PTPK, 2. UU No 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan KorupsiTugas : Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan korupsi;Melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi;Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi;Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

  • *

    Tentang Tata cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi

  • *

  • *Lembar Latihan 1 : Kerugian Keuangan Negara

    NoUnsur Tindak PidanaFakta Perbuatan Yang Dilakukan dan KejadianAlat Bukti Yang Mendukung1.Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara2. Memperkaya diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi3.Dengan cara melawan hukum4.Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara

  • *Lembar Latihan 2. Suap Menyuap

    NoUnsur Tindak PidanaFakta Perbuatan Yang Dilakukan dan KejadianAlat Bukti Yang Mendukung1.Setiap orang2. Memberi sesuatu atau menjanjikan sesuatu

    3. Kepada Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara4.Dengan maksud supaya berbuat/tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya sehingga bertentangan dengan kewajibannya

  • *Lembar Latihan 3. Penggelapan Dalam Jabatan

    NoUnsur Tindak PidanaFakta Perbuatan Yang Dilakukan dan KejadianAlat Bukti Yang Mendukung1.Pegawai Negeri atau orang selain Pegawai Negeri yang ditugaskan menjalankan sesuatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu2. Dengan sengaja3. Menggelapkan atau membiarkan orang lain mengambil atau membantu melakukan perbuatan itu 4. Uang atau surat berharga

    5.Yang diterima karena jabatannya

  • *Lembar Latihan 4. Perbuatan Pemerasan

    NoUnsur Tindak PidanaFakta Perbuatan Yang Dilakukan dan KejadianAlat Bukti Yang Mendukung1.Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara2.Dengan maksud menguntungkan diri sendiri, orang lain3.Dengan cara melawan hukum4.Memaksa orang lain memberikan sesuatu, membayar atau menerimta pembayaran dengan potongan, atau mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri

  • *Lembar Latihan 5. Perbuatan Curang

    NoUnsur Tindak PidanaFakta Perbuatan Yang Dilakukan dan KejadianAlat Bukti Yang Mendukung1.Pemborong, ahli pembangunan atau penjual bahan bangunan2.Melakukan perbuatan curang3.Pada waktu membuat bangunan atau menyerahkan bahan bangunan4.Yang dapat membahayakan keamanan barang atau keselamatan negara dalam keadaan perang

  • *Lembar Latihan 6. Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan

    NoUnsur Tindak PidanaFakta Perbuatan Yang Dilakukan dan KejadianAlat Bukti Yang Mendukung1.Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara2.Dengan sengaja3. Langsung atau tidak langsung turut serta dalam pemborongan, pengadaan atau persewaan4.Pada saat dilakukan perbuatan untuk seluruhnya atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya

  • *Lembar Latihan 7. Gratifikasi

    NoUnsur Tindak PidanaFakta Perbuatan Yang Dilakukan dan KejadianAlat Bukti Yang Mendukung1.Pegawai Negeri/ Penyelenggara Negara2.Menerima gratifikasi3.Yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban dan tugasnya4.Penerimaan gratifikasi tersebut tidak dilaporkan ke KPK, dalam jangka waktu 30 hari sejak diterimanya gratifikasi