BAB II
MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM
A. Masjid dan Manjemen Masjid
1. Pengertian Masjid
Secara bahasa sering kali kita jumpai bermacam-macam cara, untuk
memperjelas dalam ejaan yang dimiliki oleh bahasa tertentu, apa lagi dalam
bahasa Indonesia. Namun akan lebih baiknya kita ketahui dahulu apa yang
dimasud dengan Masjid. Kata Masjid berasal dari bahasa arab yaitu sajada yang
berbentuk fi‟il madhi, yang berarti tempat sujud didalam fi‟il mudhori‟ berubah
menjadi yasjudu yang artinya telah sujud (menundukkan kepala sampai ketanah) ,
jama‟ dari kata sujudan sedangkan pertambahan huruf mim di awalnya terjadilah
isim makan. Sehingga berubah menjadi Masjidun yang menunjukkan tempat
sujud. Setelah dipakai untuk bahasa Indonesia tersebut mengalami perubahan cara
penyebutannya, sehingga huruf a diganti dengan huruf e hal ini di dipengaruhi
oleh unsur bahasa, yang di kenal dengan imbuhan. Sehingga terbentuklah dari
kata ma menjadi me sehingga manjadi “Mesjid” Dengan kata lain tempat tersebut
bukanlah tertuju kepada hanya satu Masjid, tetapi setiap masjid diseluruh jagat
raya ini, dan bukan pula di tunjukkan hanya kepada seorang saja akan tetapi
kepada semua umat Islam yang ada di dunia ini.1
1.Sidi Gazalba,Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, pustaka antara,
Jakarta, 1964, hlm 112,
16
Secara Istilah Masjid merupakan banguan berbentuk tembok yang terbuat
dari berbagai bahan bangunan, sama halnya dengan sebuah gedung. Bahkan
Masid mempunyai keistimewahan ketimbang dengan sebuah rumah yang megah
karena Masjid merupakan tempat yang suci dan di sucikan. berangkat dari hal
inilah bahwa tidak benar Masjid adalah tempat menghubungkan dengan Ilahi
semata. Sebuah banguan fisik yang bertembok bagaikan sebuah kubus kosong,
maka kubus tersebut akan bernilai tinggi bila di isi dengan bahan atau barang yang
bernilai. Sebaliknya bila kita hanya memanfaatkannya hanya sebagai kotak yang
tidak mempunyai nilai, maka ia akan hampa dari pandangan kita, begitu juga
sebuah Masjid yang ada.
Berbagai macam bentuk bangunan fisik Masjid yang megah dan romantis,
namun tidak seharusnya yang terukir dalam tuntunan Rasulullah Saw, hal ini
hanya realita kondisi masyarakat sekarang, Masjid bukanlah suatu gedung yang
bernilai sempurna. tetapi hanya mempunyai nilai satu diantara yang lainnya itu
diantara yang lainnya mengartikan Masjid hanya tempat ibadah semata
Posisi Masjid dengan berbagai kondisi fisik dan apa yang terkandung
didalamnya sekarang dituntut lebih fungsional. Dengan demikian kita harus
membuka hati dan memahami lebih luas bahwa Masjid bukanlah selembar
sajadah akan Masjid adalah sebuah bangunan yang mempunyai berbagai macam
fungsi yang dapat membawa kesempurnaan semua umat Islam.2
2 Sumoto akib, Majalah Suara Masjid, no 187, 1990, hlm 4.
Pada masa rasulullah dan zaman ke emasan islam terdahulu masjid ketika
itu dijadikan bagaikan sebuah gedung yang ditegakkan oleh seorang kepala
keluarga, dengan kata lain bisa di jadikan serba guna, begitu juga pada zaman
daulah ummayyah masjid berfungsi sebagai tempat ibadah, selain itu juga
merupakan sentral kegiatan umat. Dan tidak hanya berfungsi sebagaimana yang
kita ketahui sekarang ini, masjid yang ada tampaknya kurang berfungsi
sebagimana mestuinya masjid yang di contohkan pada zaman rasul. Pada masa
daulah umayyah terdahulu. Masjid disamping sebagai tempat ibadah juga
dijadikan pusat kehidupan ilmu pengetahuan termasuk pendidikan moral di
dalamnya tersebut. kemudian sejarah islam mencatat bahwa yang dibangun
rasulullah saw yang pertama kali bukanlah rumah, sekolah atau pun bangunan
lainnya. akan tetapi yang dibangun pertama kali adalah Masjid. Dan kita ketahui
bahwa didalam diri rasul sendiri adalah contoh yang mulia. Pendirian Masjid
pertama dalam islam adalah Masjid quba masjid ini mempunyai potensi vital
dalam menyatukan umat. Karena membangunya terdapat unsur ketaqwaan
kepada-nya, walaupun bentuk konstruksinya sangat sederhan. pada zaman
sekarang ini ketaqwaan itu bersifat universal. salah satu unsur orang yang
bertaqwa adalah orang yang dapat memakmurkan masjid atau memanfaatkan
fungsinya dengan jalan pendidikan. Didalam konteks kelembagaan dan struktur
kepengurusan (pemimpin) nya, maka masjid dapat dikatakan suatu tempat yang
merupakan tempat pembinaan manusia seutuhnya. Seperti yang di cita-citakan
oleh bangsa Indonesia di dalam UUD 1945 GBHN.
Dengan demikian Masjid merupakan sekolah yang kedua bagi umat Islam.
Di dalam masjid dapat di selenggarakan berbagai macama aktifitas belajar dan
mengajar ke ilmuan, baik dalam bentuk formal maupun tidak, begitu juga dalam
keagamaan maupun umum, walaupun realitasnya belum tembus kepada
sasarannya. Mengapa demikian sebagai sekolah dikarenakan Masjid adalah suatu
tempat terutama diperuntukkan bagi bagi pembinaan generasi muda dan anaka-
anak dalam rangka mempersiapkan meraka sebagai penerus, cita-cita dan
perjuang bangsa sesuai dengan falasafah pancasila.
Sehubungan dengan hal tersebut, sebagaimana yang telah di ungkapkan
oleh Husin Naparin pendidikan Islam adalah pendidikan yang berasaskan kepada
ajaran atau tuntunan agama Islam dalam usaha membina dan membentuk pribadi-
pribadi muslim. Tujuan pendidikan Islam adalah identik dengan tujuan dengan
hidup setiap orang muslim yaitu menjadi hamba Allah. Untuk mencapai sasaran
ini maka tidak diragukan bahwa Masjid adalah sarana yang efektif. Nabi
Muhammad Saw malakukan hal ini di dalam membina masyarakat muslim di
Madinah. Masjid Nabawi telah berfungsi menyampaikan risalah pendidikan Islam
sesempurnanya.3Sedangkan pengertian kata Masjid, banyak dalam kitab suci Al
Qur‟an, terulang samapai 28 kali, tersebar diberbagai ayat dan dann surah al–
qur‟an, dalam ilmu tafsir, kata-kata atau kalimat yang di ulang- ulang dalam al-
qur‟an, menunjukkan bahwa kata-kata tersebut mengandung makna yang sangat
penting, sebagaimana kata Masjid diulang sebanyak 28 kali dalam alqur‟an
3. Husin Nafarin, majalah , suara Masjid, no 187, bulan april, 1990, hlm 28
menunjukkan betapa pentingnnya kedudukan dan fungsi masjid dalam ajaran
Islam.
a. Fungsi masjid pada masa Rasulullah Saw sampai sekarang
1. Memahami Masjid sebagai tempat ibadah ( Shalat ) untuk mendekatkan diri
kepada Allah dengan cara berzikir, memohon ampunan kepada Allah Swt,
serat sebagai pembinaan umat Islam sebagimana yang digambarkan al qu‟an
dan di contohkan oleh Nabi.
2. Memahami Masjid hanya sebagai tempat melaksanakan sholat saja.
Pemahaman ini yang masih mendominasi pemahaman umat Islam di
Indonesia terhadap Masjid, sama halnya dengan agama-agama lainnya
terhadap tempat ibadahnya, yaitu hanya tempat ritual semata. Dari kedua
pemahaman tentang Masjid di atas merupakan salah satu indikator kualitas
pemahaman umat Islam terhadap agamanya. Oleh sebab itu kualitas dan
kondisi umat di satu tempat dapat tercermin dari pemahaman dan
pemanfaatan mereka terhadap Masjid. Pemahaman umat Islam tentang
konsepsi Masjid secara benar merupakan barometer untuk mengukur kualitas
masyarakat muslim dimana pun mereka barada. Apabila umat Islam
memahami seperti katagori pertama, maka berarti tujuan menciptakan
masyarakat Muslim yang sejahtera yang bahagia di dunia dan akhirat dapat
tercapai. Namun sebaliknya umat Islam memahami dan melaksanakan Masjid
seperti katagori kedua, maka kondisi Masjid itu berada dalam dalam keadaan
krisis sekalipun berbentuk bangunan yang mewah,4
4. Syahidin, Pemberdayaan umat berbasis Masjid, alfabeta, Bandung, 2003, hlm 1
3. Sebagai pusat kebudayaan
Dalam ajaran Islam sistem sosial dan budaya tercermin dari ajarannya, hal itu
adanya agama karena adanya manusia. Dengan demikian manusia lah yang
menciptakan kebudayaan tersebut. Kebudayaan itu sendiri merupakan hasil
dari daya cipta manusia, dengan demikian kebudayaan itu bisa bersifat fisik
dan non fisik. Kebudayan yang bersifat fisik seperti bangunan candi-
candi,bangunan gedung dan lain sebagainya. Sedangkan yang non fisik
seperti sistem norma, adat istiadat, seni ilmu pengetahuan dan lain
sebagainya.
4. Sebagai pusat politik dan ekonomi
Seperti yang kita ketahui bahwa nabi Muhammad Saw adalah seorang tokoh
atau pemimpin umat Islam yang pertama, dan diwajibkan untuk mencontoh
tentang kepemimpinan yang diterapkan oleh nabi Muhammad Saw.
Rasulullah tidak hanya menjadi seorang pemimpin dalam agama saja, akan
tetapi dalam kenegaraan ia juga seorang pemimpin yang patut kita teladani.
Manusia pilihan ini bukan hanya sebagai propesi sebagai Imam dalam
pengabdianya kepada Allah semata, akan tetapi didalam pemerintahan ia juga
seorang pemimpin, termasuk dalam memipin perang-perang yang terjadi pada
masa itu. Pada masa kejayaan Islam dahulu Nabi Muhammad Saw, semua
permasalahan yang dihadapi oleh semua masyarakat dan pasukan perang
mereka pecahkan dan mengatur strategi perang dilakukan di Masjid.
Dalam masjid Nabi memimpin sholat sebagai imam dan juga
memecahkan masalah–masalah masyarakat sebagai pemimpin masyarakat,
kemudian menyusun strategi dalam menghadapi lawan. Dengan demikian
imam sholat itu sekalian juga “imam” dalam sosial dan politik.
Istilah politik dalam negara biasanya diarahkan kepada bentuk
sosial,ekonomi dan kenegaraan atau strategi dalam menghadapi lawan baik
itu yang bersifat kesuksesan maupun yang bersifat kehancuran atau
peperangan. Semua itu dilakukan pada masa nabi Muhamamad Saw
dituntaskan di Masjid.
Berbicara masalah ekonomi, memang tempat tidakan riil ekonomi,
misalnya hubungan antara modal dan kerja, pembagian zakat ( pembagian
kekayaan ) dan lain sebagainya. “Dengan demikian jelaslah bahwa
sesunggunya disinilah terletak fungsi masjid dalam kehidupan ekonomi, yaitu
mengingati, mengawasi, menuntun pemikiran dalam kegiatan dan tindakan
ekonomi.”
5. Masjid dan lembaga pendidikan
Dalam konteks ini, Masjid merupakan lembaga dalam masyarakat (Islam)
untuk mencari ilmu pengetahuan, bila kita kembali kepada dinul Islam, maka
tempat yang pertama untuk memperoleh ilmu tersebut adalah Masjid. Sesuai
dengan tujuan dalam agama Islam bahwa Allah menciptakan manusia itu
hanyalah untuk membentuk insan yang seutuhnya (sempurna) dengan kata
lain manusia yang mempunyai kebahagiaan baik di dunia maupum diakhirat.
Islam mempunyai tempat yang harmonis di dalam melaksanakan
pendidikan yakni di Masjid, mengapa demikian karena dalam Islam ilmu itu
sendiri bersumber kepada Al- Qur‟an dan hadits. Sedangkan masjid sendiri adalah
lembaga yang lengkap dalam Islam. Sidi Gazalba juga mengatakan “pada masa
nabi Muhammad Saw dan masa yang segera menyusul sesudah itu, ajaran Islam
diberikan dan diterima di Masjid. Semua permasalahan di selesaikan di Masjid
apalagi masalah pendidikan.5
Fasilitas yang lengkap dan semangat masyarakat dalam membangunya.
Semua permasalahan yang terjadi yang dihadapi semua umat Islam semuanya
dilakukan di Masjid pada zaman Rasululah apalagi masalah yang berkaitan
dengan masalah pendidikan agama. Agama Islam menjadi produk Insan Kamil itu
tentunya telah mempunyai tempat yang baik untuk membentuk Insan Kamil itu
sendiri. Dimana dalam jangka waktu dua puluh empat jam (dalam sehari
semalam) mereka, telah bertemu dengan sesama jama‟ah ditempat yang baik tadi
yaitu Masjid. Untuk mengembalikan situasi sekarang ini, dimana tampaknya suatu
hal yang aneh jika gedung dijadikan tempat pendidikan, namun kalau kita melihat
kembali kebelakang, pada masa ke emasan rasulullah Saw dan juga para sahabat.
Tentulah tidak akan terjadi seperti saat ini. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
al abrasyi sebagai berikut.Dalam masa keemasan Islam pertama Masjid, pemuda-
pemuda Islam, dan orang-orang yang telah berumur sama-sama duduk di Masjid
untuk duduk mengikuti semua pelajaran-pelajaran yang diberikan, diantara
5. sidi gazalba, Masjid pusat ibadah dan kebudayaan Islam, Jakarta, pustaka antara, cet II
1964,hlm, 202
mereka yang telah menjadi siswa di masjid itu adalah Ali bin abi thalib dan
Abdullah bin abbas.
Pendidikan dalam Islam rapat sekali hubungannya dengan Masjid. Kaum
muslim telah memanfaatkan masjid untuk tempat beribadah, sebagai pendidikan
hukum-hukum agama, sebagai tempat pengadilan, sebagai tempat pertemuan
pemimpin-pemimpin militer dan bahkan sebagai Istana tempat menerima duta-
duta besar asing, sebagai pusat kehidupan kerohanian, sosial, politik sehingga
Masjid-Masjid itu disebut sebagai “ Rumah Allah Swt “. Untuk memasuki Masjid
tidak harus meminta izin terlebih dahulu, baik itu untuk kegiatan ibadah, seperti
sholat lima waktu dan lain sebagainya.
Berdasarkan dari pendapat abrasyi diatas bahwa dapat hal ini sejalan
dengan keadaan sekarang ini. bahkan fungsi Masjid sebagai lembaga politik,
sosial, ekonomi, budaya, dan lain sebagainya. kemudian abrasyi juga mengatakan
“bahwa tradisi rasulullah Saw bahwa beliau duduk dimasjid nabawi di kota
Madinah untuk memberikan pelajaran kepada semua para sahabat mengenai
masalah-masalah keagamaan dan masalah yang berkaitan dengan duniawi.6 Ada
sumber lain juga yang mengatakan bahwa fungsi masjid itu juga adalah sebagai
lembaga pendididkan , baik itu pendidikan yang bersifat formal maupun yang non
formal lainnya.7
6. Athiyah al- abrasyi ,dasar-dasar pokok pendidikan, bulan bintang, Jakarta, hlm 58 7. Husin Nafarin, suara Masjid,no 187, bulan april, 1990, hlm23
2. Visi dan Misi Masjid
Ta‟mir Masjid perlu menerapkan prinsip – prinsip organisasi yang baik
agar usaha-usaha yang dilakukan dalam mencapai visi dan misi dapat berlangsung
dengan hasil yang memuaskan. Dalam menerapkan prinsi-prinsip kepengurusan
Masjid di perlukan sikap kritis yang selalu di barengi dengan nilai-nilai Islam,
penerapannya sebagi berikut.8
1. Visi - visi Masjid diantaranya
a. Menjadikan Masjid ramai di kunjungi oleh jama‟ah
b. Menjadikan Masjid berkembang dengan besar dan lebih indah
c. Menjadikan jama‟ah Masjid lebih bahagia, di dunia dan di akhirat
2. Misi –misi Masjid diantarnya
a. Menjalin silaturrahim sesama jama‟ah Masjid
b. Meningkatkan ekonomi jama‟ah
c. Menjadikan jama‟ah memiliki akhlak yang baik
d. Menjadikan jama‟ah lebih meningkatkan Iman dan taqwa kepada Allah
SWT.
Visi dan Misi Masjid akan berjalan dengan baik dan lancar jika
rencananya itu disesuaikan dengan kemampuan pelaksanaan dan keadaan.Setiap
rencana hendaknya di buat berdasarkan musyawarah dan dibuat sebaik mungkin.
Dalam menyusun program kerja Masjid tentunya harus memerlukan dua bidang
agar program kerja akan berjalan dengan baik diantaranya:9
1. Program pembinaan atau pengembangan fungsi dan peran masjid sebagai
8.Ramlan Mardjoned dkk, Panduan Pengelolaan Masjid,...106 9.Ramlan Mardjoned dkk, Panduan Pengelolaan Masjid,...106
pusat ibadah dan kebudayaan. Program pembangunan gedung/fisik menurut
master plane yang lengkap. Pengembangan program ini perlu dilandasi kepada
terciptanya kondisi dan iklim masjid mampu memelihara dan mempertahankan
kesucian, kemurnian dan keberhasilan masjid sebagai tempat ibadah yang sesuai
dengan ajaran Islam.
2. Mampu mengembangkan kegiatan-kegiatan (ta‟mir) dalam rangka pembina
ketaqwaan jamaah dan kesejahteraan hidupnya. Mampu mengarahkan partisipasi
umat islam dalam pembangunan untuk mengamalkan dan mengembangkan
ajaran-ajaran Islam dalam masyarakat.
Masalah keuangan Masjid merupakan salah satu faktor yang mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap berjalannya sistem pembangunan yang ada
di Masjid tersebut. sebab dengan adanya managemen keuangan maka penggunaan
uang yang ada di Masjid maka akan berjalan dengan baik serta teratur. Sebagian
ada beberapa jam‟ah yang memberikan bantuannya baik itu berupa uang maupun
bantuan lainnya yang di butuhkan ketika akan melakukan pembangunan Masjid.
Setelah itu bantuan-bantuan tadi ketika akan melaksanakan sholat jum‟at akan di
umumkan terlebih dahulu oleh pengurus Masjid kepada semua jama‟ah sholat
jum‟at. Namun tidak disebutkan dari mana bantuan itu berasal, hanya bentuk
bantuannya saja yang disebutkan misalkan berupa uangnya berapa, bantuan yang
berbentuk material itu apa-apa saja. Pengeluaran Masjid setiap minggunya tentu
ada yang di gunakan untuk biaya trasportasi Imam, Khotib, muadzin, qori, bilal
pada jum‟at. Kemudian setelah selesai membacakan bantuan yang didapat tadi,
kemudian membacakan petugas –petugas Sholat Jum‟at. Siapa yang bertugas
sebagai imam, khotib,bilal,dan muadzin, kemudian mengumumkan jumlah uang
yang masuk pada jum‟at sebelumnya. Ini diumumkan sebelum pelaksanakan
sebelum pelaksanakaan sholat jum‟at agar semua jama‟ah tahu bahwa uang yang
di guanakan selama ini memang benar- benar untuk keperluan Masjid Ar-
Rozzqaaq itu sendiri. Dengan demikian tidak ada rasa kecurigaan antara jama‟ah
dengan pengurus Masjid itu sendiri.10
Manajemen dapat dilihat paling sedikit pada
empat sudut pandang diantaranya.
a. Manajemen adalah salah satu cabang ilmu sosial, penerapan berbagai teori
manajemen harus berdasarkan pendekatan yang situasional, artinya penerapan
berbagai teori tersebut harus seni menggerakkan orang lain agar mau dan
mampu berkarya demi kepentingan organisasi.
b. Manajemen selalu berkaitan dengan kehidupan organisasional ketika terdapat
sekelompok orang yang menduduki berbagai jenjang tingkat kepemimpinan
dan sekelompok lain yang bertanggung jawab pertamanya adalah
menyelenggarakan kegiatan oprasional.
c. Keberhasilah suatu organisasi sesungguhnya merupakan gabungan antara
kemahiran manajerial dan keterampilan teknis para pelaksana kegiatan
operasional.
d. Kedua kelompok utama dalam organisasi, yaitu kelompok manejerial dan
kelompok pelaksana mempunyai bidang tanggung jawab masing –masing
kedua kelompok utama dalam organisasi, yaitu kelompok manajerial dan
kelompok pelaksana mempunyai bidang tanggung jawab masing-masing.
10. wawancara urip ta‟mir kebersihan Masjid Ar-Rozzaq kelurahan sungai pengerah
Palembang.
Keberhasilan masyarakat atau bangsa ditentukan oleh keberhasilan seluruh
organisasi yang terdapat dalam kehidupan masyarakat atau bangsa itu.
Sedangkan keberhasilan organisasi ditentukan oleh keberhasilan manajemen
dalam mencapai tujuan organisasi itu. Bagaimana organisasi mencapai
tujuannya tergantung pada performa manajerial efektifitas dan efesieni
manajemen. Proses manajemen sendiri meliputi aktivitas-aktivitas yang
berhubungan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian.
Manajemen masjid atau sering disebut juga dengan pengelolaan atau
idarah masjid, pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bidang
a. Idarah Binail Maady (Phisical Management) yaitu manajemen secara fisik
meliputi kepengurusan masjid, pengaturan pembangunan fisik masjid,
penjagaan kehormatan, kebersihan, ketertiban dan keindahan masjid,
pemeliharaan tata tertib dan ketentraman masjid, pengaturan keuangan dan
administrasi masjid, dan bermanfaat bagi kehidupan ummat.
b. Idarah Binail Ruhiy (Funcsional Management) yaitu pengaturan tentang
pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah pembinaan umat, sebagai pusat
pembangunan umat dan kebudayaan Islam seperti yang dicontohkan oleh
Rasul SAW. Idarah ini meliputi pengentasan dan pendidikan aqidah
Islamiyah, pembinaan akhlaqul Karimah, penjelasan ajaran Islam secara
teratur menyangkut:
1) Pembinaan Ukhwah Islamiyah dan persatuan umat
2) Melahirkan fikrul Islam dan kebudayaan Islam
3) Memperingati mutu keIslaman dalam diri pribadi dan masyarakat
3. Fungsi Manajemen Masjid
Umumnya, ada beberapa fungsi yang biasa diimplementasikan dalam
kegiatan manajemen yaitu :
1. Perencanaan
Dalam manajemen masjid, perencanaan merupakan perumusan tentang apa
yang akan dicapai dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
itu. Dalam memakmurkan masjid perencanaan memiliki arti penting. Pertama,
aktivitas pemakmuran masjid bisa berjalan lebih terarah. Kedua, dapat memilih
tindakan yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi Pada saat upaya pemakmuran
dilaksanakan. Ketiga, dapat dipersiapkan tenaga-tenaga yang akan
melaksanakannya. Keempat, dapat memudahkan pemimpin pengurus masjid
dalam penilaian, pengawasan pada saat berjalannya aktivitas pemakmuran
masjid.11
Perencanaan yang matang akan membuat segala aktivitas masjid
berjalan dengan lancar dan mencapai arah dan tujuan yang ingin diapai. Jika tidak
ada perencanaan yang jelas tidak hanya membuat kepengurusan dan aktivitas
menjadi kacau, namun kemajuan dan kemunduran suatu organisasi masjid tidak
dapat dihindari.
2. Pengorganisasian
1) Pengorganisasian adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan kemasjidan
dalam kesatuan-kesatuan tertentu, menetapkan para pelaksana yang
11
.Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid, Cet. 1 (Jakarta: Al-Qalam
Gema Insani, 2009), 147.
kompeten pada kesatuan-kesatuan tersebut serta memberikan wewenang
dan jalinan hubungan diantara mereka.12
Pengorganisasian dalam sebuah
manajemen masjid dapat dilakukan melalui beberapa tahap diantaranya
melihat, mempelajari serta menelaah perencanaan yang telah disusun dan
yang akan dilaksanakan pada periode yang bersangkutan.
2) Mengelompokkan seluruh tugas dan pekerjaan yang relatif selaras dan
yang akan dilaksanakan mulai dari tugas-tugas global atau hal-hal yang
strategis sampai pekerjaan-pekerjaan teknis.
3) Menyusun struktur organisasi.13
Pengorganisasian memiliki tiga macam dimensi. Pertama, organisasi itu
sendiri memiliki suatu bentuk, suatu konfigurasi yang melukiskan manajemen dan
saluran-saluran komunikasi formal. Kedua, melalui proses pengorganisasian
tugas-tugas dirumuskan atau ditetapkan dan pekerjaan-pekerjaan individual
distruktur. Ketiga, sebuah falsafah organisasi mempengaruhi upaya dengan apa
koordinasi dicapai.14
12.Eman Suherman, Manajemen Masjid,...92 13.Eman Suherman, Manajemen Masjid,...92 14
.Winardi, Teori Organisasi dan Pengorganisasian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 20.
3. Penggerakan
Penggerakan adalah upaya untuk menggerakkan para pelaksana untuk
menyelenggarakan setiap kegiatan kemasjid dengan memanfaatkan sumber daya
secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang maksimal. Ada beberapa
cara untuk menggerakkan semua personal yang ada dalam manajemen masjid
yaitu:15
a. Melaksanakan fungsi manajemen sebelumnya.
b. Rapat persiapan akhir menjelang pelaksanaan kegiatan
c. Membentuk panitia pelaksana kegiatan.
d. Melakukan pengadaan aspek-aspek yang dibutuhkan dalam rangka
pelaksanaan berbagai kegiatan yang sudah direncanakan.
e. Memanfaatkan semua hal yang sudah ada dan tersedia untuk melaksanakan
kegiatan yang telah ditetapkan.
f. Masing-masing personal melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang telah
ditetapkan.
Dengan langkah-langkah tersebut akan dapat terwujud masjid yang
makmur dan masyarakat yang maju dan menguatkan solidaritas masyarakatnya.
Yang terpenting semua pengurus menjalankan tugasnya dengan baik yaitu dengan
keteladanan, kesukarelaan dan kebersamaan dari sema pihak yang terkait.
15.Eman Suherman, Manajemen Masjid,...94.
1. Pengawasan
Pengawasan adalah mengusahakan agar setiap kegiatan dan tindakan yang
dilakukan dalam pengelolaan tugas kemasjid dilakukan sesuai dengan petunjuk,
pedoman dan ketentuan yang telah ditetapkan baik secara segi hukum syar‟i
maupun ketentuan perundang-undangan yang berlaku.16
Terlaksananya fungsi ini akan membuat pengurus tahu jika adanya
kesalahan, kekurangan, kelemahan, rintangan, tantangan dan kegagalan dalam
mencapai tujuan pemakmuran masjid.
5. Penyatu-paduan
Semua unit kerja yang terdapat dalam suatu manajemen masjid kadang-
kadang terlalu fokus pada pekerjaannya masing-masing. Oleh karena itu sejak
awal setiap personal hendaknya diingatkan bahwa apapun yang dikerjakannya
mempunyai tujuan yang satu, yaitu memakmrkan masjid. Penyatu paduan dapat
dilakukan oleh sema pihak yang merupakan personal masjid yang ada dengan cara
melaksanakan hal-hal yang sama dalam aspek-aspek yang prinsipil dan
mendasar.17
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses pengukuran, penilaian, dan analisis terhadap
kinerja yang dilakukan serta pengambilan kesimpulan tentang ada atau tidaknya
16
.Eman Suherman, Manajemen Masjid,...95.
17.Eman Suherman, Manajemen Masjid,...96-97
kesesuaian dengan tujuan dan penyebab-penyebabnya untuk dijadikan dasar
dalam melaksanakan tindak lanjut.18
4. Manajemen Memakmurkan Masjid
Setiap anggota dari setiap organisasi mempunyai hak disamping
kewajiban. Usaha pengurus diarahkan agar tiap anggota jamaah merasakan hak
dan kewajibannya. Dalam rapat tahunan, pengurus memberikan tanggung jawab
kebijaksanaannya. Organisasi yang dinamis selalu berusaha ke arah kesempurnaan
pengurus. Koreksi dan sokongan serba terus kepada pengurus adalah syarat bagi
kemajuan organisasi kearah realisasi tujuannya. Koreksi dan sokongan itu adalah
hak yang sekalian juga merupakan kewajiban jamaah.
Untuk mengikat kembali hubungan jamaah dengan masjid, pengurus harus
menjalankan usaha utama yang bersifat serba tetap yaitu meramaikan masjid.
Usaha ini dilakukan dengan berencana, secara sistematik, yang makin lama makin
giat. Kegiatan-kegiatan masjid yang dilaksanakan secara terus menerus akan
menimbulkan daya tarik dan manfaat atau efek kepada jamaah, lambat laun akan
menanamkan ikatan jamaah dengan masjid. Dengan ikatan ini jamaah akan
merasa bahwa masjid itu adalah milik mereka dan mereka mendapat manfaat
darinya. Kemudian melalui masjid terjadilah kontak antara jamaah yang kemudian
akan membentuk kesatuan sosial muslim yang diikat oleh ukhwah dan
18
.Eman Suherman, Manajemen Masjid,...97-98
menyatakan diri bukan hanya dalam kesatuan dalam ibadat akan tetapi juga
persamaan dalam kebudayaan.19
1. Upaya Memakmurkan Masjid
Masjid yang makmur adalah masjid yang berhasil tumbuh menjadi sentral
dinamika umat. Sehingga masjid benar-benar berfungsi sebagai tempat ibadah dan
pusat kebudayaan Islam dalam arti luas. Adapun usaha-usaha yang harus
dilakukan adalah:
a. Bangunan masjid harus dipelihara dengan baik, apabila ada kerusakan harus
diperbaiki, yang kotor dibersihkan sehingga mencerminkan kualitas hidup
dan keimanan umat disekitarnya.
b. Menghidupkan shalat berjama‟ah dan kegiatan spiritual lain seperti zikir,
berdoa, beri‟tikaf, mengaji, berinfak dan bersedekah.
c. Mengadakan kegiatan keagamaan secara rutin, khusus atau umum yang
dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas keimanan dan menambah ilmu
pengetahuan.
d. Kegiatan-kegiatan sosial lainnya seperti menyantuni fakir miskin, kegiatan
olah raga, kesenian, keterampilan, perpustakaan hingga penerbitan.20
19
.Sidi Gazalba, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka Al-
Husna, 1994), 369.
20
.Sidi Gazalba, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka Al-
Husna, 1994), 73-74
2. Cara Memakmurkan Masjid
Untuk memakmurkan masjid ada beberapa cara yang harus dilakukan
pengurus masjid yaitu:21
a. Harus adanya kesungguhan pengurus masjid dalam upaya memakmurkan
masjid. Karena merekalah yang akan menggerakkan umat islam untuk
memakmurkan masjid dengan beraneka ragam kegiatan.
b. Memaksimalkan peran dari pengurus masjid. Bagi masjid yang belum
memiliki struktur yang jelas perlu kiranya dilakukan pembentukan dan
pembuatan aturan yang jelas sehingga masing-masing pengurus mempunyai
rasa memiliki dan rasa bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing.
c. Memperbanyak kegiatan baik menyangkut kegiatan ibadah ritual, ibadah
sosial, maupun kegiatan kultural. Jadi, disamping mengadakan kegiatan
pengajian, ceramah, juga digiatkan pendidikan dengan membuka sekolah,
kelompok belajar dan kursus-kursus keagamaan.
Pada masa sekarang, dalam memakmurkan masjid dibutuhkan kreasi-
kreasi yang briliant. Kita akan ketinggalan dan jauh dari kemajuan manakala
dalam proses pemakmuran masjid hanya berjalan secara alamiah dan tidak
terencana dengan baik. Untuk itulah, pengurus perlu melakukan terobosan dengan
cara memaksimalkan potensi yang ada di masjid maupun jama‟ah, dan melakukan
kerjasama, baik antar masjid atau dengan ormas dan lembaga-lembaga lain, baik
pemerintah maupun swasta. Seiring dengan pengembangan kegiatan-kegiatan
21
.Sidi Gazalba, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka Al-
Husna, 1994), 74-75
yang ada di masjid, pengurus juga dapat membentuk dan mengembangkan
lembaga-lembaga fungsional yang dapat dijadikan sebagai media untuk
meningkatkan kualitas jama‟ah dalam kerangka membangun jaringan.
5. Manajemen Keuangan Masjid
Keuangan masjid merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya
terhadap peningkatan fungsi masjid dalam melayani umat. Bagi masjid yang
memiliki manajemen keuangan yang baik, maka akan dapat melakukan kegiatan
dan rencana produktif untuk melayani umat. Namun bukan berarti uang adalah
satu-satunya kunci untuk terlaksananya kegiatan masjid. Dakwah memang
membutuhkan uang, tapi tanpa uang bukan berarti dakwah harus berhenti.
Langkah yang penting adalah memulai mengaktifkan masjid dengan
membuat manajemen keuangan. Sebab dengan adanya manajemen keuangan
dapat membuat berbagai keputusan keuangan yang tentunya berhubungan dengan
kegiatan masjid.
a. Perencanaan Keuangan Masjid
Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan kegiatan.
Poin ini perlu menjadi perhatian, karena kebanyakan pengurus dan aktivis masjid
tidak akrab dengan perencanaan kegiatan, apalagi perencanaan keuangan. Yang
sering terjadi adalah kegiatan itu bersifat relatif dan spontan sehingga standar dan
target keberhasilan yang ingin dicapai sulit untuk dievaluasi.22
22
.Ramlan Mardjoned dkk, Panduan Pengelolaan Masjid,...96.
b. Menyusun Perencanaan Kuangan
Pengurus masjid perlu teliti mengukur berbagai indikator dan potensi yang
dimiliki masyarakat sekitar. Bagi masjid yang berada di lingkungan ekonomi
mapan, bisa saja membuat perencanaan kegiatan yang besar dari segi volume
pelayanan terhadap umat, mengingat arus uang yang masuk juga besar.
Sebaliknya, pada masjid kecil dengan sumber dana yang kurang dan tidak
menentu, dalam menentukan perencanaan keuangan harus betul-betul penuh
perhitungan, termasuk didalamnya Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Masjid (RAPBM).23
Keberhasilan suatu organisasi seperti organisasi masjid sangat tergantung
pada dana/keuangan. Sumber dana utama diharapkan dari masyarakat, khususnya
masyarakat yang menjadi penduduk sekitar masjid itu. Sumber dana ini dapat
diperoleh dari masyarakat melalui:24
1. Sumbangan tetap dari donatur, baik penduduk masyarakat setempat atau
orang-orang dari luar tempat itu.
2. Sumber dana kedua dapat diambil dari senif-senif yang memungkinkan dari
zakat, pertanian, tijarah dan lain-lain, dengan jalan dimusyawarahkan.
3. Sumber dana dari harta-harta agama. Karena itu badan pengurus masjid harus
juga bekerja sama menyukseskan program kerja badan harta agama supaya
dengan dana-dana kekayaan dari harta agama akan cepat terkumpul.
23
. Ramlan Mardjoned dkk, Panduan PengelolaanMasjid,...96.
24.Moh. E. Ayub, dkk, Manajemen Masjid,...36
4. Sumber-sumber dari pemerintah
5. Bantuan luar negeri dan lembaga amal/sosial lainnya
Untuk menjamin sumber keuangan yang tetap, sistem wakaf dapat
dijalankan untuk masjid. Hal ini tentu tergantung pada kebijaksanaan pengurus
dalam mendekati dermawan, perusahaan atau instansi yang berpotensi
memberikan wakaf. Seterusnya ia juga bergantung pada kesadaran pihak yang
berpotensi memberikannya.
Selain dari sistem wakaf yang harus dihidupkan dan dimajukan untuk
memperoleh sumber-sumber keuangan, juga baitul-mal dapat dibangun kembali.
Lembaga itu adalah sejenis kas negara. Sekalipun negara Islam belum menyatakan
diri, namun tidaklah salah membangunnya untuk masyarakat Muslim. Karena
masyarakat itu berpusat pada masjid, maka ia ditempatkan di masjid.
Memperuntukkan baitul mal bagi masjid, bermakna bahwa ia telah menjalankan
konsepsi Islam. Sebab baitul-mal berfungsi sosial, yang juga merupakan suatu
tugas masjid.25
Semua dana keuangan harus disimpan pada tempat yang aman, sebelum
digunakan perlu setiap waktu diumumkan kepada masyarakat tentang pemasukan
dan pengeluarannya.
6. Sejarah Pendirian Masjid Pertama kali dalam Islam
25
. Sidi Gazalba,Mesjid Pusat Ibadat,...361.
Islam pertama kali dianut oleh rasulullah Saw diturunkan di kota Mekkah,
selama 13 tahun, “12 tahun 5 bulan11 hari yaitu dari 17 Ramadhan tahun 41 dari
milad hingga awal rabi‟ul awal tahun 54 dari milad nabi”. Masa ini sering kita
sebut dengan periode pertama turun wahyu , dan para ahli menyebut seluruh ayat
yang turun di Mekkah di sebut dengan “surat Makkiyah”. Ketika itu juga ( masa
hidup nabi Muhammad Saw ) Islam sudah mulai berangsur –angsur dianut oleh
manusia ( penduduk kota Mekkah). Dimasa ini pula tantangan yang dialami tak
kunjung padam juga, bahkan bukan hanya rasul yang menjadi korban
pembaikotan yang dilakukan oleh orang-orang kafir quraisyi. Tetapi keluarga nabi
juga tidak lepas dari dari pembaikotan seperti bani hasyim,bani mutholib. Hal ini
dilakukan oleh orang quraisy karena keluarga mereka itu selalu melindungi rasul
dalam menyampaikan ajaran Islam kepada penduduk Mekkah pada masa itu.
Hal inilah yang membuat orang – orang kafir mencari jalan untuk
melumpuhkan keluarga dan penganut Islam tersebut. Seperti yang telah
diceritakan dalam sejarah :Maka mereka mencari tatik baru untuk melumpuhkan
kekuatan Islam itu. Mereka mengadakan pertemuan dan mengambil keputusan
untuk melakukan pembaikotan terhadap bani Hasyim dan bani abdul mutholib
ialah dengan jalan perkawinan, jual beli, ziarah menziarahi dan lain-lain.
Keputusan itu kemudian di gantung diatas kertas dan digantungkan di ka‟bah.26
Adapun masjid yang pertama kali yang didirikan oleh nabi Muhammad
saw adalah masjid quba. tempat bersatunya kaum muhajirin dan kaum anshor. Di
26. Surman, Fungsi dalam Pendidikan Moral, Fakultas Ushuluiddin dan Pemikiran Islam
UIN Raden Fatah Palembang
sini mereka bertemu dan disini juga mereka bersatu untuk kesatuan umat Islam
yang pertama dan kokoh. Dilihat dari asbabun nuzulnya, ayat tersebut merupakan
jawaban dari permintaan orang-orang musrik yang menyuruh mereka untuk sholat
dimasjid yang telah mereka dirikan tersebut (masjid dlirar). Masjid tersebut
didirikan bukan atas dasar taqwa kepad Allah Swt, melainkan sebagai tandingan
kepada masjid yang didirikan oleh orang-orang Muslimin.
Masjid tandingan itu sebenarnya ingin orang-orang kafir menyuruh
rasulullah untuk meresmikannya setelah pulang dari perang tabuk dan menjadi
imam disana , namun ketiak nabi pulang dari tabuk ,berhenti sebentar di dzi awan
suatu tempat yang jaraknya satu jam dari kota madinah. Maka turunlah ayat 107
yang melarang rasululah Saw untuk shalat dimasjid dlirar. Melainkan masjid itu
untuk menghancurkan umat Islam. Dengan demikian alqur‟an surah al bara‟ah
menyuruh pada orang-orang Islam untuk menyelesaikan masjid yang didirikan
atas dasar taqwa yaitu masjid quba dan ayat sebelumnya merupakan perintah
kepada rasul termasuk manusia-manusia yang sekarang ini agar sholat tidak
bersifat dzolim, dengan kata lain masjid yang didirikan oleh umat lain dari
ketaqwaan terhadap Allah seperti unsur politik dengan maksud untuk menjatukan
agama lain ( Islam ).27
27. .H.Q.Shaleh,dkk, Asbabul Nuzul Latar Belakang Histori turunnya ayat-ayat al-
qur’an,cv.Ponorogo, Bandung, cet 11,hlm 161
B. TA’MIR MASJID
a. Pengertian Takmir Masjid.
Takmir masjid adalah organisasi yang mengurus seluruh kegiatan yang ada
kaitannya dengan masjid, baik dalam membangun, merawat maupun
memakmurkannya, termasuk usaha-usaha pembinaan remaja muslim. Dengan
adanya remaja masjid tugas pembinaan remaja muslim akan menjadi lebih ringan.
Pengurus takmir masjid,melalui bidang pembinaan remaja masjid, tinggal
memberi kesempatan dan arahan kepada remaja masjid untuk tumbuh dan
berkembang, serta mampu beraktivitas sesuai dengan nilai-nilai Islam.28
Keberadaan ta‟mir adalah untuk memakmurkan Masjid, terutama dalam
mengelolah kegiatan dakwah Islamiyah. Organisasi ta‟mir mesjid sangat penting
untuk mencapai tujuan sekaligus wadah untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
dakwah baik yang berkaitan dengan keilmuan,pendidikan, sosial, keterampilan,
ekonomi dan sebagainya.
b. Fungsi Ta’mir masjid
Keberadaan ta‟mir masjid akan sangat menentukan di dalam membawa
jamaahnya kepada kehidupannya yang lebih baik. berfungsinya mesjid sebagai
tempat ibadah dan pusat pembinaan umat sangat di tentukan oleh kreatifitas dan
keikhlasan ta‟mir masjid dealam memenuhi amanahnya. Siapapun yang telah
dipercaya memegang amanah ini haruslah berani mempertanggung jawabkan
seluruh hasil karyanya , baik dihadapan Allah maupun dihadapan jama‟ah sendiri.
28 Siswanto, Panduan praktis organisasi remaja masjid, Pustaka Al- kautsar, Jakarta,
2005, hlm, 56-57.
Kemajuan masyarakat karena keimanannya yang mantap diserta amal
sholeh ( karya positif yang dihasilkan ) akan banyak di pengaruhi kreatifitas
ta‟mir masjid dalam mengelolah kegiatan bagaimana telah tersebut diatas . oleh
sebab itu tanggung jawab ta‟mir masjid disini dapat dikatakan sangat berat namun
sangatlah mulia. Ta‟mir masjid harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah,
menjahui sifat- sifat taqabur dan riya‟. Tidak pernah membanggakan diri dan
besar kepala karena aktifitas dan kegiatannya yang semarak. Ta‟mir masjid harus
berkorban demi kemaslahatan umatnya,.29
c. Peran Ta’mir masjid
1. Berperan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pembentukan pribadi muslim,
keluarga muslim dan masyarakat muslim
2. Berperan memaksimalkan pelaksanaan khutbah jum‟at, baik itu yang berkaitan
dengan materi maupun khatibnya, sebagai media pembinaan jama‟ah yang
cukup efektif.
3. Membuat data jama‟ah yang dimana menyangkut masalah usia,tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan dan lain sebagainya.
4. Berperan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang bertemakan keislaman,
terutama untuk angkatan muda. Namun dalam lingkup kepengurusan yang
berada dilingkungan yang ada masyarakatnya seperti di perkotaan ada
beberapa peran yang signifikan yang tentunya harus di lakukan oleh ta‟mir
masjid diantaranya sebagai berikut
29. Https:// Kuaimigiri,Wordpress.Com.Cdn. Ampproject.Org di akses, 10 November
2018
a. Berperan aktif dalam mengajak masyarakat yang berada disekitar masjid untuk
terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang didalamnya terdapat unsur
kepengurusan masjid, minimal dalam pengisian panitia dalam acara keislaman
seperti mulid Nabi Muhammad Saw dan lain sebaginya.
b. Berperan aktif dalam mengajak semua ta‟mir masjid dalam menjaga solidaritas
masyarakat yang berada di sekitar masjid
c. Berperan dalam menyiapkan tempat wadhu dan kamar mandi yang akan di
gunakan oleh semua jama‟ah yang melaksanakan ibadah sholat di masjid
tersebut.
d. Berperan mengajak jama‟ah untuk selalu saling mengingatkan antar sesama
jama‟ah untuk tidak mudah terpecah belah antara ta‟mir masjid dan jama‟ah.
Adapun pendapat Sofyan Syarfi Harahap, ta‟mir masjid memiliki peran
yang dominan dalam kegiatan masjid untuk kemaslahatan umat islam diantaranya
a. Berperan mamaksimalkan kepengurusan masjid sebagai tempat untuk
beribadah. Sesuat dengan namanya masjid dalah tempat sujud, maka fungsi
utamanya adalah sebagai tempat ibadah sholat. Sebagaimana diketahui bahwa
makna ibadah didalam adalah luasnya menyangkut segala aktivitas kehidupan
yang ditujukan memperoleh ridhonya Allah Swt.
b. Berperan aktif dalam memfasilitasi masjid sebagai media jama‟ah untuk
menuntut ilmu, masjid berfungsi sebagai tempat belajar mengajar, khususnya
ilmu agama yang menjadi fardu „ain bagi umat islam disamping itu juga ilmu-
ilmu lainnya, baik itu lmu alam, sosial, homaniora, keterampilan dan lain
sebagainya dapat diajarkan di masjid.
c. Berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan pembinaan jama‟ah dengan
adanya umat islam yang berada di sekitar masjid. Maka peran ta‟mir masjid
dalam mengkoordinir masyarakat untuk menyatukan potensi dan
kepemimpinan umat agar mau ikut berfartisifasi dalam program kegiatan
masjid akan lebih mudah. Kemudian umat yang terkoordinir dengan rapi
dalam organisasi ta‟mir masjid dibina imannya, ketaqwaan, ukhwah imaniyah
dan dakwah islamiyahnya. sehinggah masjid menjadi basis umat islam yang
kokoh.
d. Berperan memaksimalkan program kegiatan kajian masjid sebagai pusat
kegiatan pusat dakwah dan kebudayaan islam. Masjid merupakan jantung
kehidupan umat islam yang selalu berdenyut untuk menyebar luaskan dakwah
islamiyah dan budaya Islam. di masjid juga para ta‟mir masjid
merencanakan,mengorganisasikan,mengkaji,melakasanakandan
mengembangkan dakwah dan kebudayaan islam untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Karena itu masjid dapat juga berperan sebagai sentral aktivitas
dakwah dan kebudayaan
e. Berperan dalam memanfaatkan masjid sebagai tempat kaderisasi umat sebagai
tempat pembinaan jama‟ah dan kepemimpinana umat, masjid memerlukan
para aktivis muslim yang berjuang untuk menegakkan islam secara istiqomah
dan berkesinambungan. Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan
dipusatkan di masjid semenjak meraka masih kecil sampai dewasa diantaranya
taman pendidikan Al-Qur‟an (TPA), remaja masjid beserta kegiatannya.30
Dari hasil pemaparan diatas penulis dapat menyimpukan bahwa ta‟mir
masjid itu banyak sekali peran didalam melaksanakan semua kegiatan-kegiatan
yang dilaksankan di masjid yang dimana bertujuan untuk kemaslahatan umat
islam itu sendiri.
d. Tugas Ta’mir Masjid
Memelihara Masjid
Masjid sebagai tempat ibadah menghadap Allah perlu di pelihara dengan
baik, bangunan dan ruangannya dirawat agar tidak kotor dan tidak rusak. Ta‟mir
masjid membersikan bagaianyang manapun yang kotor dan memperbaiki setiap
kerusakan yang terjadi di Masjid tersebut seperti pengeras suara, ambal, mimbar
dipelihara sampai selama mungkin. Apabila kerusakan barang – barang tersebut
sudah parah dan susah untuk diperbaiki kembali, secepat mungkin di carikan
penggatinya atau diganti dengan yang baru. Setiap masjid tentunya mempunyai
gudang yang dimana di gunakan untuk menyimpan barang- barang masjid yang
tidak digunakan lagi dan ini dilakukan untuk menghindari kehilangan barang dan
apabila suatu saat barang yang di simpan di gudang tersebut di perlukan tidak
susah lagi untuk mencarinya dan tidak perlu juga untuk membeli yang baru.
30 . M. E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis bagi para pengurus, Jakarta, Gema
Insani Press, 1996, hlm 70
a. Mengatur semua kegiatan
Semua kegiatan yang dilaksanakan di masjid menjadi tugas dan tanggung
jawab pengurus masjid untuk mengaturnya, baik itu kegitan ibadah yang
dilakukan rutin maupun kegiatan – kegiatan yang lainnya. Untuk kegiatan sholat
jum‟at misalnya, ta‟mir masjid lah yang mengatur khatib dan imam sholat jum‟at,
begitu juga dengan kegiatan pengajian, ceramah subuh, atau kegiatan lainnya.
Ta‟mir masjid yang memahami dan cara berorganisasi senantiasa menyusun
program atau rencana kegiatan, sebelum sampai pada tahap pelaksanaan. Program
yang disusun mungkin saja hanya untuk memenuhi waktu yang pendek, waktu
yang menengah, maupun waktu yang panjang. Dengan adanya perencanaan
seperti ini maka kegiatan masjid akan lebih dapat berjalan dengan teratur dan
terarah.didalam mengatur dan melaksanakan kegiatan masjid, ketelitian ta‟mir
masjid membaca kondisi dan kebutuhan jama‟ah akan sangat membantu.
Misalnya kegiatan pengajian kebanyakan jama‟ah masjid itu terdiri dari orang-
orang awam, maka isi pengajian yang disampaikan pun sebaiknya dipilihkan yang
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kalangan awam.
b. Rencana kerja masjid
Kebiasaan bekerja tanpa rencana adalah suatu hal yang kosong . Bekerja
dengan perencanaan yang berlebihan dan diluar kemampuan adalah perbutan
yang tidak bisa di terima oleh akal. Sayang, kedua , model ini sering terjadi
didalam kehidupan berorganisasi, didaerah dan kondisi masyarakat yang masih
serba sederhana, rencana kerja masjid akan realistis jika rencana itu disesuaikan
dengan kemampuan pelaksanaan, keadaan dan kebutuhan local. Setiapa rencana
hendaknya dibuat berdasarkan musyawarah dan dibuat secara sempurna misalnya:
Ibadah sholat Jum‟at, Pengajian atau ceramah agama, Kursus atau pendidikan
dasar31
Ta‟mir masjid terdiri dari beberapa orang yang terdiri dari ketua,
sekretaris,bendahara, dan bagaian- bagian yang bertugas sesuai dengan kedudukan
dan lingkup kerjanya masing-masing dalam melaksanakan semua kegiatan, ta‟mir
masjid tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Koordinasi dan kerjasama merupakan
sifat yang paling utama dalam praktek beroganisasi. Dalam kerjasama inilah
diperlukan kekompakan, baik dalam melaksanakan kegiatan masjid maupun
dalam dalam upaya memecahkan semua masalah yang timbul.
Kekompakan ta‟mir masjid sangat berpengaruh terhadap kehidupan
masjid. Semua kegiatan – kegiatan ta‟mir masjid akan berjalan dengan baik
apabila dilaksanakan oleh ta‟mir yang kompak bekerjasama. Berbagai kendala
yang di jumpai dalam pelaksanaan kegiatan akan mudah diselesaikan oleh ta‟mir
masjid yang kompak. Kekompakan ta‟mir masjid diantaranya.
a. Saling pengertian sesama ta‟mir masjid
b. Saling membantu sesama ta‟mir masjid
c. Saling nasihat menasihati antar sesama ta‟mir masjid32
dikerenakan tugas pokoknya adalah memakmurkan masjid, maka ta‟mir masjid
sering juga di sebut pengurus masjid atau yang kemudian lebih dikenal dengan
31 . M. E. Ayub dkk, Manajemen Masjid…, hlm 42-44 32
. M. E. Ayub, Manajemen Masjid,…hlm 51
dewan kemakmuran masjid ( DKM). 33
Pengurus inilah yang memegang amanat
yang menjalankan administrasi dan manajemen masjid sebagai sebuah organisasi.
Struktur kepengurusan masjid itu sendiri bergantung kepada status atau
kedudukan dan besar kecilnya masjid yang bersangkutan. Kita mengenal bebrapa
status keberadaan masjid. Ada yang dibawah suatu badan hukum, seperti yaaysan
pendididkan, unuversitas, lembaga instansi pemerintahan, perusahaan atau
perkantoran dan ada pula yang berada dilingkungan masyarakat, masjid di sebuah
perguruan tinggi, bahkan adapula masjid yang statusnya sebagai masjid pribadi.
Selain tugas pokok yang dimiliki oleh ta‟mir masjid ada juga tugas serta
tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap anggota pengurus masjid yang diatur
dan di program melalui manajemen yang baik. manajemen sendiri memiliki
pengertian yaitu suatu yang terdiri dari perencanaan ( planning ), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan ( controlling ) dengan memanfaatkan ilmu dan seni
dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut ini
bentuk struktur dan tugas serta tanggung jawab dari ta‟mir masjid,34
diantaranya
1. Penesehat
Tugasnya memberikan arahan, bimbingan dan masukan bagi jalannya roda
kepengurusan dan pengembangan masjid biasanya orang yang dipilih
sebagai penasehat adalah orang yang lebih tua dari pada semua ta‟mir
masjid. Dan apabila di perlukan sewaktu – waktu dapat dilakukan rapat
terbatas dengan BPH.
33 . Ahmad Yani, Masalah Masjid , Jakarta: LPPD Khairu Ummah, 2005, hlm 76 34
.Ahmad Yani, Masalah Masjid, Jakarta : LPPD Khairu Ummah, 2005, hlm,29
2. Ketua
Tugasnya sebagai penanggung jawab umum dan penentu kebijakan,
bertangung jawab atas pelasanaan program dan melakukan pengawasan
terhadap jalannya pelaksanaan program, bertanggung jawab kepada semua
jama‟ah masjid melalui laporan pertanggung jawaban akhir periode
biasanya ketua masjid akan memberikan laporan kepada semua jama‟ah
pada hari jum‟at, sholat idul fitri, dan lain sebagainya.
3. Wakil ketua
Tugasnya sebagai pembantu atau perpanjangan tangan dari ketua masjid
yang apabila suatu saat ketua masjid tidak bisa menghadiri rapat maupun
hal – hal yang berkaitan dengan masjid. Dalam hal ini lah seorang wakil
mengambil alih tugas yang akan dilakukan oleh ketua tersebut. membantu
mendorong, mengarahkan dan mengawasi staf pengurus secara teknis
dalam melaksanakan tugas masing-masing serta bertanggung jawab
kepada ketua.
4. Sekretaris
Tugasnya betanggung jawab atas berlangsungnya mekanisme kerja
kepengurusan, membantu pengurus lain dalan hal yang berkaitan dengan
kegiatan kepengurusan, terutama yang terkait dengan konsep,
kesekretarisan dan keadministrasian serta betanggung jawab kepada ketua
5. Wakil sekretaris
Tugasnya membantu tugas-tugas sekretaris, mwakili sekretaris jika
berhalangan hadir dalam rapat dimasjid. membantu pengurus lain secara
teknis keadmistrasian dan kesekretariatan dalam menjalankan tugasnya
masing- masin, bertanggung jawab atas segala yang berhubungan dengan
dokumentasi seperti hal nya penyimpanan arsip, pendokumentasian surat,
foto- foto kegiatan rapat dan lain sebaginya dan hal yang tak kala
pentingnya adalah seorang sekretaris harus bertanggung jawab atas semua
yang ia catat selama kegiatan kepada ketua dalam hal ini ketua masjid
tersebut.35
6. Bendahara
Tugasnya bertanggung jawab atas pemasukan dan pengeluaran uang yang
di gunakan untuk keperluan masjid, memikirkan dan selalu melakukan
mengumpulkan uang yang halal dari jama‟ah dan tidak melakukan
perbuatan yang mengikat misalnya pengumpulan zakat, infak, sedekah,
dan menyewakan fisilitas – fasilitas yang ada di masjid tersebut. membuat
laporan keuangan, pembelian alat- alat yang telah di sepakati sesama
anggota.
e. Syarat Menjadi Ta’mir Masjid
a) Mempunyai aqidah baik
b) Memahami Al-Qur‟an dan Sunnah
c) Mempunyai ilmu keislaman dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari
d) Mempunyai akhlak yang mulia
35 .D. Sudjana, Manajemen Program Pendidikan, Bandung, fatah production, 2004, hlm,
80
e) Mempunyai orientasi kedepan dan memiliki dan semangat yang tinggi
untuk berdakwah 36
f. Bagian - bagian yang Terdapat dalam Ta’mir Masjid
Didalam suatu organisasi yang terdapat didalam masjid tentu kita akan
menemui bidang-bidang yang telah di bentuk oleh ketua dan angota lainnya
diantaranya bidang yang biasanya ada di masjid diantaranya
a) Bidang pendidikan dan peribadatan yang dimana bidang ini mempunyai tugas
bertanggung jawab atas berlangsungnyasemua kegiatan yang bersifat rutin
maupun yang incidental, seperti pengajian untuk semua tingkat usia,
peringatan hari besar Islam dan pengkaderan. Menentukan arah pendidikan
dan peribadatan seperti menetukan materi pengajian, khutbah jum‟at,
ceramah, kultum atau kuliah tujuh menit, penyelenggaraan kegiatan setiap
malam jum‟at. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan peribadatan
seperti sholat lima waktu, sholat Idul Fitri, sholat Idul Adha, dan sholat yang
alin –lainya.mengevaluasi dan meningkatkan kegiatan pendidikan dan
peribadatan.
b) Bidang Humas ( hubungan masyarakat) yang dimana bidang ini mempunyai
tugas bertanggung jawab atas positifnya partisifasi jama‟ah terhadap kegiatan
yang dilakukan di masjid dengan cara melalui pendekatan yang baik kepada
masyarakat yang berada di sekitar masjid tersebut. bertanggung jawab atas
berlangsungnya kegiatan layanan sosial terhadap jama‟ah seperti manyantuni
anak yatim piatu, orang miskin,membantu jama‟ah yang terkena musibah
36
. Bidang pemberdayaan daerah dan kerjasama dalam negeri , Panduan,..hlm 100-101
seperti kematian, sakit dan lain sebagainya. bertanggung jawab atas tejalinnya
hubungan yang baik antar sesama jama‟ah, masyarakat sekitar masjid
maupun denga jama‟ah yang berasal dari luar.
c) Pengembangan fisik dan sarana yang dimana bagian ini mempunyai tugas
bertanggung jawab atas pengembangan, pemanfaatan fisik masjid seperti
penyewaan aula masjid serta bertanggung jawab kepada ketua.
d) Pembinaan wanita yang mempunyai tugas bertanggung jawab atas konsep
dan kegiatan wanita dimasjid dengan semi otonom, bertanggung jawab
kepada ketua
e) Remaja masjid yang mempunyai tugas bertanggung jawab atas pembinaan
dan pengembangan remaja masjid, baik itu yang menyangkut struktur,
pengkaderan, maupun program kegiatan lainnya, Dan bertanggung jawab
kepada ketua.
Dari hasil penjabaran diatas tentunya telah dijelaskan bahwa ta‟mir yang
berada di dalam masjid merupakan suatu organisasi yang mempunyai tujuan
untuk memakmurkan masjid, di dalam tugas dan tanggung jawab yang di miliki
oleh bagian – bagian yang ada di dalam kepengurusan masjid tersebut. kita juag
adapat melihat memang besar peran yang dilakukan oleh ta‟mir masjid dalam
meningkatkan solidaritas masyarakat dari yang tadinya kurang merasakan
bagaimana rasa kebersamaan dengan ta‟mir masjid namun dengan adnya bagian-
bagian ini tentunya akan menambah rasa persaudaraan antar sesama jama‟ah dan
ta‟mir masjid. Setelah kita mengetahui makna dari peran dan ta‟mir masjid. Maka
kita akan mengetahui peran dari ta‟mir masjid itu sendiri adalah sebuah kegiattan
yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan perencanaan yang matang serta
terstruktur dengan baik dalam melakukan kegiatan solidaritas yang ada di
lingkungan masyarakat.
Top Related