1
MARKETING POLITIK PARTAI PERSATUAN
PEMBANGUNAN (PPP) PADA PEMILU LEGISLATIF 2019
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Hapsah Nur Habibah
NIM: 11150510000128
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020
i
ABSTRAK
Hapsah Nur Habibah
Marketing Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Pada Pemilu Legislatif 2019
Penelitian ini fokus pada marketing politik Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) pada Pemilu Legislatif 2019. Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan partai Islam yang
memiliki sejarah panjang di Indonesia. Namun, dalam
perkembangannya PPP terus mengalami penurunan perolehan
suara dari tahun ke tahun Pemilu.
Dari masalah di atas, muncul rumusan masalah. Pertama,
bagaimana konsep dan strategi marketing politik PPP pada
Pemilu Legislatif 2019? Kedua, apa kekuatan dan kelemahan PPP
dalam menjalankan marketing politik pada Pemilu Legislatif
2019?
Pendekatan dalam penelitian ini termasuk kategori
kualitatif dan sebagai metode penelitiannya adalah studi kasus,
sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif.
Penerapan marketing politik PPP dianalisis menggunakan
Teori Penilaian Sosial. Terdapat tiga zona dalam teori ini, yaitu
zona penerimaan (latitude of acceptance), zona penolakan
(latitude of rejection), dan zona non komitmen (latitude of non
commitment).
Marketing politik PPP pada Pemilu Legislatif 2019
terbagi menjadi dua momentum. Pertama, sebelum kasus Operasi
Tangkap Tangan (OTT) Romahurmuziy, yang penekanannya
pada sosok Romahurmuziy. Kedua, setelah kasus OTT
Romahurmuziy, yang penekanannya pada caleg dan Kyai PPP.
Ada tiga kekuatan PPP dalam menjalankan marketing politiknya.
Diantaranya, referent power, figur ketua umum, dan ideologi
partai. Ada enam kelemahan PPP dalam menjalankan marketing
politik. Diantaranya, tersandung kasus OTT Romahurmuziy,
tidak optimal dalam membangun komunikasi dengan publik dan
komunitas muslim, kurang mampu mengadaptasi perubahan dan
melakukan inovasi dalam menyusun program kampanye, serta
pilihan politiknya tidak sesuai dengan aspirasi pemilihnya.
Kata kunci: Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Marketing
Politik, Pemilu 2019
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT
yang telah memberikan nikmat iman, Islam, serta kesehatan
sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Sholawat
serta salam semoga dapat tercurah limpahkan kepada junjungan
alam Nabi Besar Muhammad SAW. beserta keluarganya, sahabat,
serta orang-orang yang mengikuti semua kebaikan dan akhlak
beliau.
Alhamdulillahi robbil „alamin berkat usaha dan do‟a yang
tiada henti, skripsi ini dapat peneliti selesaikan. Terimakasih yang
teristimewa peneliti persembahkan pada semua pihak yang telah
membantu kelancaran penelitian skripsi ini, baik berupa dorongan
moril maupun materil. Tanpa bantuan dan dukungan tersebut,
sulit rasanya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini, izinkan peneliti menyampaikan
terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A.,
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Suparto, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Ibu Dr. Armawati Arbi, M.Si., Ketua Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam.
4. Bapak Dr. Edi Amin, S.Ag., M.A., Sekretaris Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam.
5. Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.Ag., Dosen Penasihat
Akademik.
iii
6. Bapak Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si., Dosen pembimbing
serta orang tua saya selama di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran untuk membimbing saya dengan sabar sehingga dapat
menyelesaikan penelitian ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat
kepada peneliti selama menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Semoga peneliti dapat mengamalkan
ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan.
8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam urusan
administrasi selama perkuliahan dan penelitian ini.
9. Seluruh staf perpustakaan utama dan perpustakaan fakultas
ilmu dakwah dan ilmu komunikasi yang telah melayani
peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam
penyusunan skripsi ini
10. Seluruh pejabat dan staf Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) yang dengan ramah telah
menyilahkan peneliti untuk melakukan penelitian terkait
skripsi ini, secara khusus terimakasih dihaturkan pada Bapak
Idy Muzayyad dan Bapak Achmad Baidowi yang telah
meluangkan waktu untuk wawancara.
11. Bapak Arya Fernandes yang telah berkenan menjadi
narasumber dalam penelitian ini.
12. Orang tua tercinta Bapak Ano Suwarno, S.Ag., dan Ibu Yani
Muhdiani yang senantiasa men-support secara moril juga
iv
materil demi kelancaran skripsi ini. Cinta dan do‟a tulus
mereka yang menjadi kekuatan untuk peneliti dapat
menyelesaikan penelitian ini.
13. Adik-adikku tersayang, Azizah Nur Zakiah dan Nabila Nur
Fauziah yang senantiasa memberikan semangat tiada henti.
14. Shulhan Rumaru, Dirga Maulana, Sofian Joheri, dan Shinta
Lestari yang senantiasa menemani perjalanan peneliti selama
penyusunan skripsi ini.
15. Rahmat Setiawan, Azhari, yang senantiasa memberikan
semangat yang tiada henti.
16. Ilham Pamungkas, Yaritsa Aghnia Qolbi, Nurbaity, Putri
Nabila, Anita Yulinar, Rifa Nur Fauziah, Leni Suartini,
Ghiffany Oktaviantie, Idah Farida, dan Lika Malika Lulu,
yang membuat perjalanan studi S1 saya menyenangkan.
17. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan jurusan KPI A, B,
C, D, dan E tahun 2015 yang tidak pernah terlupakan selama
menjalani perkuliahan ini.
18. KKN Pelita 200 yang sudah menjadi bagian dari keluarga
peneliti selama perkuliahan.
19. Keluarga besar Perhimpunan Mahasiswa Purwakarta
(PERMATA), keluarga besar The Political Literacy Institute,
dan IMIKI UIN Jakarta yang menjadi rumah untuk saya
berproses.
20. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian
skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa
mengurangi rasa hormat, peneliti ucapkan terima kasih yang
v
begitu besar. Semoga apa yang telah dilakukan adalah hal
yang terbaik dan hanya Allah yang dapat membalas segala
kebaikan dengan balasan terbaik-Nya. Aamiin.
Akhir kata, penelitian skripsi ini tentunya masih banyak
kekurangan dan belum sempurna, namun diharapkan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan segenap keluarga
besar civitas akademika Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
Jakarta, 17 Desember 2019
Hapsah Nur Habibah
vi
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ............................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................ vi
DAFTAR TABEL .................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................ viii
DAFTAR BAGAN ................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................ 7
C. Batasan Masalah .................................................. 7
D. Rumusan Masalah ............................................... 8
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .......... 8
F. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................. 9
G. Metodologi Penelitian. ........................................ 12
H. Sistematika Penulisan. ......................................... 17
BAB II LANDASAN TEORI ............................................... 19
A. Teori Penilaian Sosial (Social Judgement
Theory) ................................................................ 19
B. Konseptualisasi Marketing Politik ...................... 23
1. Definisi Marketing Politik .............................. 23
2. Karakteristik Marketing Politik ...................... 24
3. Tahapan Marketing Politik ............................. 25
vii
4. Strategi Kampanye .......................................... 26
BAB III GAMBARAN UMUM .............................................. 33
A. Sejarah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ..... 33
B. Visi PPP ............................................................... 35
C. Misi PPP .............................................................. 36
D. Prinsip Dasar ........................................................ 38
E. Ideologi ................................................................ 42
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................... 45
A. Marketing Politik Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) pada Pemilu Legislatif
2019 ..................................................................... 45
1. Sebelum Kasus OTT Romahurmuziy ........... 45
2. Setelah Kasus OTT Romahurmuziy ............. 55
B. Kekuatan dan Kelemahan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) dalam Proses Marketing
Politik pada Pemilu Legislatif 2019 ..................... 61
1. Kekuatan ....................................................... 61
2. Kelemahan .................................................... 63
C. Hasil Rekapitulasi Suara PPP pada Pemilu
Legislatif 2019 ..................................................... 69
BAB V PEMBAHASAN ........................................................ 71
A. Penilaian Sosial Terhadap Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) ............................................ 71
B. Marketing Politik Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) pada Pemilu Legislatif
2019 ..................................................................... 73
1. Sebelum Kasus OTT Romahurmuziy ........... 74
2. Setelah Kasus OTT Romahurmuziy ............. 84
C. Kekuatan dan Kelemahan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) dalam Proses Marketing
Politik pada Pemilu Legislatif 2019 .................... 96
1. Kekuatan ...................................................... 96
2. Kelemahan .................................................... 97
BAB VI PENUTUP ................................................................. 99
A. Kesimpulan .......................................................... 99
B. Saran .................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 101
LAMPIRAN ............................................................................ 105
DOKUMENTASI ................................................................... 153
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tinjauan Kajian Terdahulu..................................... 9
Tabel 5.1 Penilaian sosial terhadap Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) ............................................... 73
Tabel 5.2 Tipologi Pemilih PPP ............................................. 74
Tabel 5.3 Data Survei Elektabilitas PPP Sebelum Kasus
OTT Romahurmuziy pada Pemilu 2019 ............... 79
Tabel 5.4 Perbandingan Hasil Pemilu 2014 dengan 2019 ..... 95
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Penurunan Perolehan Suara PPP pada
Pemilu 1999-2014 .......................................... 3
Gambar 1. 2 Hasil Pemilu Legislatif 2019 .......................... 5
Gambar 2. 1 Alur Pemenangan dalam Kampanye
Pemilu ............................................................. 28
Gambar 3. 1 Lambang PPP ................................................. 34
Gambar 3. 2 prinsip-prinsip perjuangan PPP ...................... 38
Gambar 4. 1 Team Bola Volly Sahabat Romahurmuziy ..... 47
Gambar 4. 2 Kader PPP Kota Waringin Barat .................... 48
Gambar 4. 3 E-flyer sebelum kasus Romahurmuziy,
figur Ketua Umum DPP PPP dikuatkan ......... 50
Gambar 4. 4 PPP tidak mengajukan caleg dari mantan
narapidana korupsi pada Pemilu Legislatif
2019 ................................................................ 52
Gambar 4. 5 Alur marketing politik PPP sebelum kasus
Romahurmuziy .............................................. 54
Gambar 4. 6 Tagline PPP setelah kasus Romahurmuziy .... 57
Gambar 4. 7 E-flyer setelah kasus Romahurmuziy,
tidak ditampilkan figur ketua umum PPP. ...... 58
Gambar. 4.8 Branding PPP pasca kasus OTT
Romahurmuziy ............................................... 59
Gambar 4.9 Berita mengenai penangkapan
Romahurmuziy ............................................... 64
Gambar 4.10 Hasil Rekapitulasi Suara Pemilu
Legislatif 2019 ................................................ 69
Gambar 4.11 Perolehan Kursi DPR RI pada Pemilu
Legislatif 2019 ............................................... 70
Gambar 5.1 Alur marketing politik PPP sebelum kasus
Romahurmuziy .............................................. 75
Gambar 5. 2 Kunjungan PPP ke sejumlah Pondok
Pesantren ........................................................ 77
Gambar 5.3 Persiapan yang dilakukan PPP ...................... 80
xi
Gambar 5.4 Ciri Khas Penampilan Romahurmuziy............ 82
Gambar 5.5 E-Flyer PPP yang menokohkan
Romahurmuziy sebagai bagian dari
kalangan milenial ............................................ 84
Gambar 5.6 Tagline PPP setelah kasus OTT
Romahurmuziy ................................................ 85
Gambar. 5.7 Branding PPP pasca kasus OTT
Romahurmuziy ................................................ 86
Gambar 5. 8 Kunjungan Suharso Monoarfa selaku
Pelaksana Tugas Ketua Umum DPP PPP
ke sejumlah tempat di Jawa Tengah dan
Jawa Timur ..................................................... 88
Gambar 5.9 Mentoring Tim Sukses ................................... 89
Gambar 5.10 Pemberitaan media setelah kasus OTT
Romahurmuziy ............................................... 90
Gambar 5.11 Pemberitaan media setelah kasus OTT
Romahurmuziy ............................................... 91
Gambar 5.12 Survei Charta Politika mengenai
elektabilitas partai politik ............................... 93
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 4.1 Konsep Marketing Politik PPP Setelah Kasus
Romahurmuziy ................................................... 60
Bagan 5.1 Konsep Marketing Politik PPP Setelah Kasus
OTT Romahurmuziy .......................................... 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Iklim demokrasi yang berkembang di Indonesia sejak
era reformasi telah membuka kesempatan bagi partai politik
untuk berkembang. Praktik politik di Indonesia sendiri telah
berkembang sedemikian pesat dengan memanfaatkan aplikasi
berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal ini
didorong oleh heterogenitas masyarakat Indonesia serta
meningkatnya taraf ekonomi dan pendidikan masyarakat yang
membuat partai politik harus mengaplikasikan berbagai
praktik marketing untuk dapat bersentuhan langsung dengan
masyarakat1.
Partai politik merupakan sarana bagi warga negara
untuk turut berpartisipasi dalam mengelola negara.
Perjuangan partai politik tidak terpisahkan dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dalam menegakkan,
mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan, demi
terwujudnya cita-cita proklamasi.
Partai politik yang berasas Islam yang terdiri atas Partai
Nahdatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat
Islam Indonesia dan Partai Islam Persatuan Tarbiyah
Islamiyah, melalui deklarasi tanggal 5 Januari 1973
bertepatan dengan tanggal 30 Djulqa'dah 1392 H,
mengusulkan kegiatan politiknya dalam satu partai politik
1Thamrin Dahlan, Prabowo Presindenku (Yogyakarta: Aryuning
Sejahtera, 2014), 83.
2
yang bernama Partai Persatuan Pembangunan (PPP). PPP
merupakan wahana perjuangan umat Islam Indonesia untuk
mewujudkan masyarakat yang bertakwa kepada Allah dan
mengokohkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, bermoral,
demokratis, menegakkan supremasi hukum, serta menjunjung
tinggi harkat-martabat kemanusiaan dan keadilan sosial
berdasarkan pada nilai-nilai keislaman dan pancasila.
Dahulu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dinilai
sebagai partai tua dan tradisional. Akan tetapi, semakin
bertumbuhnya partai nasionalis religius, partai-partai yang
dahulu mengandalkan platform agama mulai mengubah dan
menyesuaikan dengan dinamika politik yang ada. PPP pun
sudah berubah bukan hanya Islam saja tapi juga nasionalis.
PPP berusaha ingin mengubah stigma yang pada awalnya
dinilai sebagai partai tua dan tradisional, menjadi partai muda
dan modern tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional. Partai
ini pun bertekad untuk mendapatkan posisi tiga besar pada
Pemilu Legislatif 2019 dan memiliki target 66 kursi untuk
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
3
Gambar 1.1
Penurunan Perolehan Suara PPP pada Pemilu 1999-20142.
2https://tirto.id/membaca-arah-parpol-islam-pasca-aksi-212-dan-jelang-
pemilu-2019-cMSa diakses pada 15 Juni 2019 pukul 16.00 WIB.
4
Namun, PPP terus mengalami penurunan perolehan suara
dari tahun ke tahun Pemilu. Pada Pemilu 1999 sampai
Pemilu 2014 PPP mengalami penurunan suara yang
signifikan, pada Pemilu 1999 PPP mendapatkan 12,61%
suara, pada Pemilu 2004 PPP mendapat 10,61% suara, pada
Pemilu 2009 PPP mendapat 4,95% suara dan pada Pemilu
2014 PPP mendapat 9,04% suara.
Di tengah perburuan ambang batas menjelang Pemilu
Legislatif 2019, PPP diterpa masalah besar dengan
ditangkapnya Romahurmuziy selaku Ketua Umum PPP oleh
KPK yang dikhawatirkan akan menggerus elektabilitas partai
di Pemilu Legislatif 2019. Sepanjang sejarahnya, PPP sudah
dua kali diterpa masalah yang sama, yang mana sebelumnya
menimpa Suryadharma Ali karena kasus korupsi. Pada situasi
seperti inilah peran marketing politik dinilai penting.
Marketing politik dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2019
merupakan perencanaan yang cermat dan disusun oleh tim
marketing politik yang bertujuan untuk mencapai
kemenangan atas sasaran yang ditentukan. Sasaran yang ingin
dicapai oleh tim marketing politik adalah hasil voting dan
efektivitas power3.
3Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik Di Era Industri Citra (Jakarta:
PT. Lasswell Visitama, 2010), 14.
5
Gambar 1. 2
Hasil Pemilu Legislatif 20194.
Pada Pemilu Legislatif 2019, PPP memperoleh rangking
ke-6 dengan perolehan 6.323.147 suara atau sama dengan
4,52%. PPP pun mendapat 19 kursi untuk DPR RI.
Hal yang menjadi menarik pada Pemilu Legislatif 2019
ini adalah bagaimana PPP masih memperoleh angka
4https://www.liputan6.com/news/read/3972028/ranking-parpol-pemilu-
legislatif-2019 diakses pada 15 Juni 2019 pukul 16.00 WIB.
6
Parliamentary Treshold (PT) 4%. Marketing politik yang
dijalankan PPP menjadi kunci utama bagaimana gagasan PPP
dapat diterima oleh masyarakat sehingga masyarakat mau
memilih PPP untuk masuk ke gedung DPR.
Berdasarkan pada perkembangan masyarakat, maka
dalam politik dibutuhkan komunikasi persuasif guna merebut
hati para pemilih. Komunikasi persuasif menjadi salah satu
kunci untuk memenangkan partai dalam sebuah kontestasi
elektoral. Menurut Deddy Mulyana, komunikasi persuasif
adalah suatu proses komunikasi dimana terdapat usaha untuk
meyakinkan orang lain agar publiknya bertingkah laku seperti
yang diharapkan komunikator dengan cara membujuk tanpa
memaksanya. Sedangkan menurut K. Andeerson, komunikasi
persuasif didefinisikan sebagai perilaku komunikasi yang
mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku
individu atau kelompok lain melalui transmisi beberapa
pesan.
Di dalam politik, komunikasi persuasif memiliki peran
khusus bagi komunikator politik untuk mencapai tujuan
tertentu, yaitu dalam menarik perhatian masyarakat agar
menentukan pilihannya. Dalam praktik politik, komunikasi
persuasif diaplikasikan dalam bentuk marketing politik.
Marketing politik berfungsi mendukung sistem yang
dijalankan komunikasi politik.
7
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik
untuk mengambil judul penelitian “Marketing Politik Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemilu Legislatif 2019”.
B. Identifikasi Masalah.
1. Menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada PPP
karena kasus yang dialami Suryadharma Ali dan
Romahurmuziy.
2. Banyaknya partai-partai baru yang menjadi pesaing pada
Pemilu Legislatif 2019.
3. Masih melekatnya stigma bahwasannya PPP dinilai
sebagai partai tua dan tradisional.
C. Batasan Masalah.
Penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Fokus pada marketing politik Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) pada Pemilu Legislatif 2019.
2. Partai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Partai
Persatuan Pembangunan (PPP).
3. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berlokasi di Jl.
Pangeran Diponegoro No. 60, RT. 01/RW 02, Menteng,
Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
10310.
8
4. Marketing politik dalam penelitian ini adalah Marketing
yang dilakukan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada
Pemilu Legilatif 2019.
5. Marketing politik dalam penelitian ini dimulai dari 23
September 2018-17 April 2019.
D. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana konsep dan strategi marketing politik PPP
pada Pemilu Legislatif 2019?
2. Faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan
PPP dalam proses marketing politik pada Pemilu
Legislatif 2019?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Menggambarkan bagaimana konsep dan strategi
marketing politik PPP pada Pemilu Legislatif 2019.
2. Menjelaskan faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan
kelemahan PPP dalam proses marketing politik pada
Pemilu Legislatif 2019.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis.
Memberi perspektif baru tentang marketing politik
partai Islam untuk memperkaya khazanah keilmuan
komunikasi politik, secara khusus bagi civitas akademika
9
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Praktis.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data,
fakta, terkait dengan implementasi marketing politik pada
partai-partai yang berbasis massa Islam. Sehingga, ini bisa
menjadi sumbangsih praktis bagi partai-partai dengan
identitas yang sama.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu.
Sebelum menyusun penelitian ini, terlebih dahulu peneliti
melakukan tinjauan kajian terdahulu untuk mencari tahu
penelitian-penelitian terdahulu yang membahas tentang
marketing politik. Setelah melakukan penelusuran koleksi
skripsi pada perpustakaan utama Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan website reposity.uinjkt,
peneliti menemukan beberapa skripsi yang menggunakan
konsep marketing politik.
Tabel 1.1
Tinjauan Kajian Terdahulu
Peneliti Judul Persamaan Perbedaan
Shulhan
Rumaru
Strategi
Marketing
Politik
Lembaga
Konsultan
Komunikasi
Penggunaan
marketing
politik partai
Islam dalam
proses
marketing
Peneliti
memfokuskan
pada Lembaga
Konsultan
Komunikasi
Fastcomm
10
Fastcomm
dalam
pemenangan
partai Islam di
Pemilu
Legislatif
2009
politik yang
menangani
marketing
politik partai
Islam
sedangkan
peneliti
memfokuskan
pada Partai
Persatuan
Pembangunan
(PPP) pada
Pemilu
Legislatif 2019
Sulastri
Damayanti
Marketing
Politik Calon
Anggota DPR
RI Ledia
Hanifa
Amaliah
dalam
Pemilihan
Anggota DPR
RI Periode
2014-2019
Penggunaan
konsep
marketing
politik
Peneliti
memfokuskan
pada Calon
Anggota DPR
RI dalam
Pemilihan
Anggota DPR
RI Periode
2014-2019
sedangkan
peneliti
memfokuskan
11
pada Partai
Persatuan
Pembangunan
(PPP) pada
Pemilu
Legislatif 2019
Elvira
Hannum
Strategi
Kampanye
Humas Partai
Persatuan
Pembangunan
(PPP) dan
Partai
Kebangkitan
Bangsa (PKB)
dalam
Meningkatkan
Citra Partai
Menjelang
Pemilu 2014
Pemahaman
mengenai
Partai
Persatuan
Pembangunan
(PPP)
Peneliti
memfokuskan
pada pencarian
suara dan
dukungan
sebanyak-
banyaknya
seperti
kampanye
terbuka atau
tertutup, juga
melalui media
online dan
perangkat
telekomunikasi
dan
multimedia
yang secara
langsung
berhubungan
12
dengan
masyarakat.
Serta
melakukan
strategi
kampanye
humas dengan
melakukan
pendekatan
personal,
sosial,
kultural.
Sedangkan
penulis
memfokuskan
pada Partai
Persatuan
Pembangunan
(PPP) pada
Pemilu
Legislatif
2019.
G. Metodologi Penelitian.
1. Subjek dan Objek Penelitian.
Subjek dari penelitian ini yaitu Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), sedangkan yang menjadi objek
13
dalam penelitian ini yaitu marketing politik Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemilu Legislatif
2019.
2. Metode Penelitian.
Pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif, bertujuan menjelaskan
fenomena secara mendalam melalui pengumpulan data.
Pendekatan kualitatif menurut Kirk dan Miller bahwa
penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial secara fundamental bergantung dari
pengamatan pada manusia, baik dalam kawasannya
maupun dalam peristilahannya5.
Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan berperilaku yang dapat diamati6.
Jenis metode kualitatif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus (case study). Menurut
John W. Creswell, studi kasus merupakan strategi
penyelidikan, di mana peneliti mengekplorasi secara
mendalam terhadap sebagian atau keseluruhan dari
program, acara, aktivitas, maupun proses. Peneliti
5Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan
Kualitatif (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), 7. 6Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), 4.
14
mengumpulkan informasi secara rinci dengan
menggunakan berbagai proses pengumpulan data selama
periode waktu yang berkelanjutan7.
Jika diidentifikasikan ada tiga jenis kajian dalam
studi kasus (case study). Jenis pertama adalah studi kasus
instrinsik (instrinsic case study). Jenis ini ditempuh oleh
peneliti yang ingin lebih memahami sebuah kasus
tertentu. Jenis ini ditempuh bukan karena suatu kasus
mewakili kasus-kasus lain atau karena menggambarkan
sifat atau problem tertentu, namun karena dalam
keseluruhan aspek kekhususan dan kesederhanaannya,
kasus itu sendiri menjadi menarik minat. Kedua, studi
kasus intrumental (instrumental case study). Jenis ini
digunakan untuk meneliti suatu kasus tertentu agar terjadi
sebuah perspektif tentang isu dan perbaikan suatu teori.
Dalam hal ini, kasus tidak menjadi minat utama; kasus
memainkan peran suportif, yang memudahkan
pemahaman kita tentang suatu yang lain. Ketiga, studi
kasus kolektif (collective case study). Jenis ini bukan
berarti melakukan studi tentang kasus kolektif, namun
lebih sebagai pengembangan dari studi intrumental ke
dalam beberapa kasus8.
7John W. Creswell, Research Desain: Quanlitative, Quantitative, and
Mixed Methods, Approach-3 ed (California, SAGE Publications Inc, 2009), 13. 8Norman K. Denzinn & Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative
Research (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 300-301.
15
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi
kasus instrumental dalam mengekplorasi strategi-strategi
marketing politik yang dilakukan PPP pada Pemilu
Legislatif 2019. Bahwa memang benar yang diteliti adalah
PPP, akan tetapi kasus ini bisa dialami oleh banyak partai
sehingga dari penelitian ini diharapkan memberi
landscape terkait dengan politik Indonesia yang
hubungannya dengan partai.
3. Paradigma Penelitian.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini
adalah paradigma konstruktivisme. Konstruktivisme
menurut Guba ialah pengetahuan dapat digambarkan
sebagai hasil atau konsekuensi dari aktivitas manusia.
Pengetahuan merupakan konstruksi manusia, tidak pernah
mempertanggungjawabkan sebagai kebenaran yang tetap,
tetapi merupakan permasalahan dan selalu berubah.
Artinya, bahwa aktivitas manusia itu merupakan aktivitas
mengonstruksi realitas, dan hasilnya tidak merupakan
kebenaran tetap, tetapi selalu berkembang9.
4. Teknik Pengumpulan Data.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data, sebagai berikut:
9Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), 49.
16
a. Observasi.
Observasi merupakan kegiatan mengamati secara
langsung sesuatu objek untuk melihat kegiatan yang
dilakukan objek tersebut10
.
b. Wawancara.
Wawancara ialah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
narasumber11
.
c. Dokumentasi.
Peneliti melakukan dokumentasi dengan
pengumpulan data yang berasal dari buku-buku
sebagai referensi yang berkaitan dengan objek
penelitian. Mempelajari dan menelaah dokumen-
dokumen tertulis, foto, dan video yang terkait dengan
marketing politik PPP. Selain itu, ada pula
penggunaan data-data yang bersumber dari internet
berupa artikel-artikel media massa, dan laporan hasil
penelitian lainnya.
5. Teknik Analisis Data.
Peneliti menganalisis data dengan analisis
deskriptif, yaitu dengan menganalisis setiap data atau
fakta yang ditemukan melalui hasil pengumpulan data,
10
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi Disertasi
Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana, 2006), 110. 11
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru,
Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), 35.
17
kemudian dideskripsikan secara konkrit terkait marketing
politik yang dilakukan oleh Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) pada Pemilu Legislatif 2019.
6. Tempat dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini akan dilakukan di kantor DPP PPP.
Dengan waktu penelitian selama kurang lebih 6 bulan,
mulai dari Februari 2019 sampai Juli 2019.
H. Sistematika Penulisan.
Untuk memberikan gambaran penulisan skripsi, maka peneliti
membagi menjadi lima bab yang terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan terdiri dari latar belakang, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bagian ini berisi teori-teori yang relevan yang
digunakan dalam penulisan skripsi yang diperoleh
dari berbagai sumber seperti buku referensi maupun
internet
BAB III GAMBARAN UMUM
Bagian ini berisi tentang gambaran geografis,
historis, sosial budaya dan sebagainya.
18
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bagian ini berisi uraian penyajian data dan temuan
penelitian.
BAB V PEMBAHASAN
Bagian ini berisi uraian tentang Marketing Politik
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemilu
Legislatif 2019
BAB VI PENUTUP
Bagian ini berisi kesimpulan dan saran serta
lampiran-lampiran sebagai pelengkap.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Penilaian Sosial (Social Judgement Theory).
Berkaitan dengan marketing politik sebagai bagian
penting dalam Pemilu, terdapat unsur pertimbangan terhadap
proses tersebut. Pola penyampaian dan penerapan marketing
politik menjadi bahan penilaian masyarakat. Maka, proses
penyampaian pesan politik memunculkan sebuah penilaian
sosial. Dalam konteks komunikasi dikenal dengan Teori
Penilaian Sosial (Social Judgement Theory).
Muzafer Sherif yang merupakan seorang psikolog dari
Oklahoma University AS, menjelaskan Teori Penilaian
Sosial (Social Judgement Theory) sebagai berikut:
1. Manusia tidak akan menerima suatu peran secara mutlak
sebelum melakukan penilaian berdasarkan apa yang
selama ini diyakini.
2. Perubahan sikap seseorang terhadap objek sosial atau isu
tertentu merupakan hasil proses pertimbangan
(judgement) yang terdiri dalam diri orang tersebut
terhadap pokok persoalan yang dihadapi.
3. Proses mempertimbangkan isu atau objek sosial tersebut
berpatokan pada kerangka tujuan yang dimiliki
seseorang1.
1M. Sherif, Attitude and Attitude Change: The Social Judgment-
Involvement Approach (Philadephia: W. B Saun-ders, 1956), 218.
20
Dalam Teori Penilaian Sosial ini terdapat tiga zona sikap
(latitude) individu dalam melakukan interaksi sosial yaitu
penerimaan (acceptance), penolakan (rejection) dan non
komitmen (non commitment). Konsep ini diawali ketika
seseorang mendengar ataupun merespon suatu pesan maka
seseorang akan cenderung untuk memberikan penilaian
berdasarkan atas pengalaman yang telah dimiliki untuk
menyeleksi dan mempertimbangkan setiap informasi yang
diterima. Sherif berpendapat bahwa dalam menilai pesan-
pesan komunikasi terdapat proses-proses yang sama dalam
beroperasi. Dalam persepsi sosial, acuan-acuan ini bersifat
internal dan berdasarkan pada pengalaman masa lalu2.
Penelitian ini fokus pada konsep zona sikap (latitude).
Menurut Muzafer Sherif ada 3 rujukan yang digunakan
dalam merespon suatu stimulus yang dihadapi:3
a. Latitude of Acceptance yang terdiri dari pendapat yang
masih dapat diterima dan ditoleransi. Proses pertimbangan
di atas menurut Sherif & Hovland berlaku baik untuk
pertimbangan fisik (misalnya; berat) maupun mengukuran
sikap. Walaupun demikian ada dua perbedaan antara
pertimbangan terhadap situasi fisik yang bersifat obyektif
dengan sikap. Dalam sikap, individu sudah membawa
klasifikasinya sendiri dalam menilai suatu obyek tersebut.
Kedua, pertimbangan sosial (sikap) berbeda-beda dari
2Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2006), 190. 3Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2006), 190.
21
satu individu ke individu lain, padahal dalam
pertimbangan fisik tidak terdapat variasi yang terlalu
besar. Perbedaan-perbedaan atau variasi antara individu
ini mendorong timbulnya konsep-konsep tentang garis-
garis lintang (latitude), garis lintang penerimaan (latitude
of acceptance) adalah rangkaian posisi sikap diterima atau
ditolerir oleh individu. Garis lintang penolakan (latitude
of rejection) adalah rangkaian posisi sikap yang tidak
dapat diterima oleh individu. Garis lintang
ketidakterlibatan (latitude of non commitment) adalah
posisi-posisi yang tidak termasuk dalam dua garis lintang
yang pertama. Jadi individu tidak menerima, tetapi juga
tidak menolak, acuh. Interaksi antara garis-garis lintang
inilah yang akan menentukan sikap individu terhadap
pernyataan-pernyataan tertentu dalam situasi tertentu.
Kalau pernyataan itu jatuh pada garis lintang penerimaan,
maka individu akan setuju dengan pernyataan itu. Jika
pernyataan itu jatuh ke garis lintang penolakan, individu
tersebut akan tidak menyetujuinya.
b. Latitude of Rejection yang mencakup gagasan yang
ditolak karena tidak rasional. Jika seorang individu
melibatkan dirinya sendiri dalam situasi yang dinilainya
sendiri, maka ia akan menjadikan dirinya sendiri sebagai
patokan. Hanya hal-hal yang dekat dengan posisinya mau
diterimanya. Makin terlibat individu itu, maka ambang
penerimaannya makin tinggi dan makin sedikit hal-hal
yang mau diterimanya. Asimilasi jadi makin kurang.
22
Sebaliknya, ambang penolakan makin rendah, sehingga
makin banyak hal-hal yang tidak diterimanya. Hal ini
makin terasa jika individu diperbolehkan menggunakan
patokan-patokannya sendiri seberapa banyak pun dia
anggap perlu.
c. Latitude of Non Commitment yang terdiri dari pendapat
atau pesan persuasif yang tidak kita tolak dan tidak kita
terima. Komunikasi menurut Sherif & Hovland, bisa
mendekatkan sikap individu dengan sikap-sikap orang
lain, tetapi bisa juga malah semakin menjauhkannya. Hal
ini tergantung dari posisi awal individu tersebut terhadap
posisi individu-individu lain. Jika posisi awal saling
berdekatan, komunikasi akan lebih memperjelas
persamaan-persamaan antara mereka dan dekatnya posisi
mereka sehingga terjadilah pendekatan-pendekatan.
Tetapi sebaliknya, jika posisi awal sudah saling
berjauhan, maka komunikasi malah mempertegas
perbedaan dan posisi mereka akan saling menjauh.
Dengan perkataan lain, jika seseorang terlibat dalam
situasi isu, maka posisinya sendiri akan dijadikannya
patokan. Terhadap sikap-sikap yang tidak jauh dari
posisinya sendiri ia menilai cukup beralasan, dapat
dimengerti dan sebagainya. Dan suatu komunikasi dapat
bergeser posisinya mendekati posisi-posisi lain tersebut.
Sebaliknya, posisi-posisi yang jauh akan dinilai tidak
beralasan, kurang wajar dan sebagainya, sehingga jika
dalam hal ini tetap dilakukan komunikasi, maka akan
23
terjadi efek bumerang dari komunikasi itu, yaitu posisi
dari sikap itu malah akan makin menjauh.
Jadi teori ini menjelaskan tentang bagaimana individu
menilai pesan-pesan yang mereka terima, lalu dari pesan
yang mereka terima, mereka juga bisa memprediksi
bahwa seseorang menerima atau menolak terhadap pesan-
pesan yang masuk. Selain itu juga teori ini juga
melahirkan hipotesis-hipotesis baru dan memperluas
rentangan pengetahuan seseorang, termasuk kita ketika
sedang menerima pesan-pesan, juga memiliki kekuatan
terorganisir melalui pengorganisasian pengetahuan yang
ada di dalam otak seseorang mengenai sesuatu. Tingkat
kredibilitas seorang persuader sangat ditentukan oleh
penilaian sosial. Oleh sebab itu, cara menjadi persuader
yang baik adalah dengan selalu berorientasi pada perilaku
setiap individu dan cara mereka membentuk keputusan
yang telah diterima, ditolak atau memilih tidak terlibatan
pada keduanya4.
B. Konseptualisasi Marketing Politik.
1. Definisi Marketing Politik.
Mauser G, mendefinisikan marketing sebagai
„influencing mass behavior in competitive situation”.
Marketing politik dianalogikan kepada marketing
komersial. Misalnya, di sektor komersial harus memiliki
4Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2010), 83.
24
target audience dari pemilih yang harusnya mendukung,
menggunakan media massa, dalam sebuah lingkungan
kompetitif yang dipadati lebih dari satu „brand‟ produk.
Meskipun memang akan ada perbedaan mendasar antara
marketing politik dengan marketing komersial. Misalnya,
marketing politik mengukur kesuksesan tidak dalam term
keuntungan, melainkan dalam hasil voting dan efektivitas
power5.
2. Karakteristik Marketing Politik.
Marketing politik menurut O‟Shaughnessy (2001),
adalah marketing politik yang berbeda dengan marketing
komersial. Marketing politik bukanlah konsep untuk
menjual partai politik atau kandidat presidensial ke
pemilih, namun sebuah konsep yang menawarkan
bagaimana sebuah partai politik atau kontestan dapat
membuat kebijakan yang berhubungan dengan
permasalahan aktual. Marketing politik adalah konsep
permanen yang harus dilakukan terus-menerus oleh
sebuah partai politik atau kontestan dalam membangun
kepercayaan dan image publik (Butler & Collins, 2000)6.
Marketing politik harus dipahami secara
komprehensif; Pertama, marketing politik lebih dari
komunikasi politik. Kedua, marketing politik
5Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 241. 6Firmanzah, Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 156.
25
diaplikasikan dalam seluruh proses organisasi partai
politik. Tidak hanya kampanye politik, tetapi juga sampai
pada tahap bagaimana memformulasikan produk politik
melalui pembangunan simbol, image, platform dan
program yang ditawarkan. Ketiga, marketing politik
menggunakan konsep marketing secara luas, tidak hanya
terbatas pada teknik marketing, namun juga strategi
marketing, dari teknik publikasi, menawarkan ide dan
program, dan desain produk sampai ke market intelligent,
serta pemrosesan informasi7.
3. Tahapan Marketing Politik.
Menurut Newman, ada enam tahapan yang harus
diperhatikan dalam marketing kandidat atau partai.
Diantaranya:8
a. Riset Lingkungan.
Pada tahap ini, kandidat atau partai harus mengetahui
apa saja isu yang berkembang di masyarakat, peluang
dan tantangan yang dihadapi. Misalnya pada tahap ini
meriset situasi ekonomi, peta demografi pemilih, riset
partai dominan, dan lain-lain.
b. Analisis penilaian internal dan eksternal. Pada tahap
ini kandidat atau partai harus menilai kekuatan dan
kelemahan dirinya, peluang isu-isu kampanye,
7Gun Gun Heryanto, dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Ciputat,
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2011), 45. 8Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 242.
26
kekuatan dan kelemahan organisasi kampanyenya,
serta kekuatan dan kelemahan kompetitor.
c. Marketing strategis. Misalnya, terkait dengan
segmentasi pemilih (usia, income, pendidikan, etnis,
ideologi, dan lain-lain), target dan positioning (citra
kandidat atau partai dengan citra lawan).
d. Setting tujuan dan strategi kampanye. Misalnya
menyangkut pesan utama kampanye, pemilihan isu
dan solusi konsep pribadi kandidat atau partai, dan
lain sebagainya.
e. Komunikasi, distribusi, dan perencanaan organisasi.
Pada tahap ini, misalnya, menekankan pada sosok
penampilan, publisitas, iklan, pemilihan pesan, format
serta desain medianya. Termasuk penyiapan
organisasinya, misalnya fundraiser and development
staff, issue and research staff, dan lain-lain.
f. Pasar-pasar (massa) utama dan hasil yang terkait
dengan segmen konstituen pemilih partai, segmen
kontributor, segmen media, dan publisitas9.
4. Strategi Kampanye.
Ada beberapa prinsip pokok yang selayaknya
memperoleh perhatian serius dalam pengembangan
strategi kampanye, yakni positioning, branding, dan
segmenting.
9Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 242.
27
a. Positioning.
Dalam Morissan (2010), positioning
didefinisikam sebagai strategi komunikasi yang
berhubungan dengan bagaimana khalayak
menempatkan suatu produk, merek, atau perusahaan
di dalam otaknya, di dalam khayalnya, sehingga
khalayak memiliki penilaian tertentu10
.
Ketika konsep ini diadopsi dalam dunia politik-
partai harus mampu menempatkan produk politik dan
image politik dalam benak masyarakat. Untuk dapat
tertanam, produk dan image politik harus memiliki
sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan produk-
produk politik lainnya.
b. Branding.
Branding dalam konteks pemasaran politik
merupakan upaya strategis mengembangkan
indentitas untuk menarik perhatian dan minat
masyarakat agar lebih mengenal produk politik.
c. Segmenting.
Partai politik harus mampu mengidentifikasi
kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat agar
bisa memahami sifat dan karakteristik kelompok-
kelompok tersebut untuk mempermudah ekspansi
politik sesuai target.
Dalam kampanye atau pemasaran politik, bila
dikaitkan dengan segmentasi, maka tujuannya adalah
10
Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 93.
28
untuk mengidentifikasikan konsumen potensial. Lebih
tepat: untuk menjaring pemilih potensial, loyalis
ideologi partai politik, konstituen, maupun
simpatisan. Setiap karakteristik masyarakat yang
sudah tersegmentasikan butuh pendekatan berbeda.
Gambar 2.1
Alur Pemenangan dalam Kampanye Pemilu11
.
Ada tiga hal pokok yang harus dipetakan dalam alur
pemenangan kampanye Pemilu. Pertama, lingkup
pemenangan (scope of winning). Dimulai dengan survei
dan pemetaan (mapping). Langkah ini sangat penting
untuk mengetahui kondisi faktual di lapangan, terutama
untuk mendeteksi persepsi publik, posisi kandidat, isu
yang berkembang, dan potensi pemilih12
.
Kedua, langkah penyusunan rencana formulasi dan
implementasi strategi pemenangan. Sebuah kampanye
yang ideal adalah kampanye yang berkonsep; gagasan,
11
Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 96. 12
Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 96.
29
tawaran program, dan pendekatan persuasinya
diformulasikan ke dalam rencana strategis pemenangan13
.
Langkah ketiga adalah mentoring candidates.
Dalam sebuah kampanye modern, kandidat memerlukan
banyak masukan dari berbagai pihak, seperti para ahli
(expert), orang lapangan, tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh budaya, dan pihak-pihak lain yang bisa didengar
dan masukan-masukannya menjadi bahan yang nantinya
diolah menjadi kekuatan data dan perspektif bagi
kandidat14
.
Keempat, supervisi dan mentoring tim sukses. Posisi
tim sukses dalam alur pemenangan sangatlah signifikan.
Mereka merupakan sekelompok orang yang menjadi garda
terdepan (frontliner) bagi proses pemasaran politik
kandidat hingga basis-basis pemilih. Masalahnya,
seringkali tim sukses tidak supervisi dan mentoring para
tim sukses. Akibatnya, kerja tidak terukur, menghabiskan
dana tidak jelas, dan tidak memiliki sasaran capaian
seperti yang diharapkan15
.
Kelima, supervisi dan mentoring para relawan,
saksi, serta para pengaman suara. Relawan dan saksi
merupakan bentuk partisipasi warga, baik dari kader
maupun non kader, yang peduli dan rela berpartisipasi
dalam pemenangan kandidat. Pemilu merupakan
13
Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 96. 14
Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 96. 15
Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 96.
30
serangkaian tindakan yang penuh siasat dan muslihat.
Oleh karenanya, relawan, saksi, dan juga mereka yang
berpartisipasi dalam pengamanan suara harus terlatih,
punya pengetahuan, keterampilan, dan sekaligus
keberanian untuk melaporkan ragam tindakan kompetitor
dan penyelenggara Pemilu/Pilkada/Pilpres yang
menyimpang dari aturan main dalam perundang-undangan
dan peraturan lainnya16
.
Aktivitas dalam alur pemenangan utamanya ada tiga:
1. Arahan personal (personal direction). Maknanya
adalah apa dan bagaimana seharusnya kadidat
bergerak, berucap, dan bersikap terukur selama masa
kampanye berlangsung.
2. Pengakuan media (media recognition). Ini terkait
dengan upaya publikasi dan publisitas kandidat dalam
ulasan dan perbincangan media massa dan media
sosial. Ini bagian dari merisonansikan figur kandidat
di khalayak luas. Posisi media menjadi sangat penting
mengingat media bisa menyebarkan informasi tentang
profil, gagasan, dan program kandidat secara
serempak (one-to-many communication model). Di
media sosial, saat ini pengaruhnya juga signifikan.
Media sosial menjadi kanal penting karena tidak
hanya bersifat satu ke banyak orang (one-to-many
communication model), melainkan juga bisa dari
16
Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 96.
31
banyak orang ke banyak orang (many-to-many
communication model).
3. Mengelola komunitas dan organisasi yang menjadi
lumbung-lumbung warga. Membangun semangat
kekitaan di komunitas dan organisasi menjadi sangat
penting dan berkontribusi pada perolehan suara jika
dikelola dengan baik17
.
Adapun yang menjadi target dalam alur pemenangan
kampanye ini ada empat:
1. Penyusunan fondasi dasar dalam pendirian, dan
penguatan organ-organ pemenangan yang nantinya
menentukan di lapangan.
2. Popularitas (popularity), yakni tingkat keterkenalan
kandidat di khalayak luas. Semakin kandidat dikenal
publik, semakin memudahkan diri dan timnya
bergerak memersuasi komunikan.
3. Tingkat penerimaan (acceptability). Hal ini
menyangkut bagaimana kandidat bisa diterima dan
dianggap menjadi bagian dari warga, terutama yang
menjadi calon pemilih.
4. Tingkat keterpilihan (electability). Hal ini terkait
dengan probabilitas perolehan suara kandidat di basis-
basis pemilih18
.
17
Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 96. 18
Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 96.
32
KERANGKA BERPIKIR
Marketing
Politik
Campaign:
Branding
Segmenting
Positioning
Candidate
Marketing Maps
Marketing
Politik PPP
Social
Judgement
Konsep
Komunikasi
Politik
Pemilu Legilatif
2019
23 September 2018-13 April 2019
Sebelum Kasus
OTT
Romahurmuziy
Setelah Kasus
OTT
Romahurmuziy
-Latitude of Acceptance
-Latitude of Rejection
-Latitude of Non
Commitmen
33
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan hasil
fusi dari empat partai Islam diantaranya Partai Nahdlatul
Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Islam
Indonesia dan partai Islam PERTI.
Karena berasaskan Islam maka kelompok masyarakat
pendukung utama partai adalah Warga Negara Indonesia
(WNI) yang beragama Islam, serta terbuka untuk semua
profesi dan status sosial ekonomi.
Tujuan PPP adalah terwujudnya masyarakat madani
yang adil, makmur, sejahtera lahir-batin, dan demokrasi
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila di bawah ridha Allah SWT.
PPP berasaskan Islam, dengan bercirikan Ahlussunnah
Wal Jama‟ah. Prinsip-prinsip perjuangan PPP adalah: prinsip
ibadah, prinsip amar ma‟ruf nahi munkar, prinsip kebenaran,
kejujuran, dan keadilan, prinsip musyawarah, prinsip
persamaan, kebersamaan dan persatuan, serta prinsip
istiqamah1.
PPP mempunyai lambang Ka‟bah yang merupakan
simbol pemersatu umat Islam.
1Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede Jakarta, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan 2016.
34
Gambar 3. 1
Lambang PPP.
Ka‟bah bagi PPP merupakan simbol kesatuan arah
perjuangan umat Islam Indonesia dalam rangka beribadah
kepada Allah SWT. serta merupakan sumber inspirasi dan
motivasi untuk menegakkan ajaran Islam dalam segala bidang
kehidupan2.
Lambang PPP adalah gambar Ka‟bah yang dipandang
dari arah depan pintu masuk bertirai warna kuning emas, dan
tampak di sisi kiri Hajar Aswad yang berada di sudut dinding
tepat. Di bawah gambar Ka‟bah bertuliskan PPP berwarna
kuning emas yaitu singkatan nama Partai Persatuan
2Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede Jakarta, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan 2016.
35
Pembangunan. Tulisan PPP berada di atas warna dasar hijau
dalam bingkai segi 4 (empat) sama sisi berwarna kuning
emas.
B. Visi PPP.
“Terwujudnya masyarakat yang bertakwa kepada Allah
SWT. dan negara Indonesia yang adil, makmur, sejahtera,
bermoral, demokratis, tegaknya supremasi hukum,
penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), serta
menjunjung tinggi harkat-martabat kemanusiaan dan keadilan
sosial yang berlandaskan kepada nilai-nilai keislaman”3.
Platform ekonomi PPP mempertegas terwujudnya
demokrasi ekonomi yang berpihak pada konsep dan sistem
ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada keadilan ekonomi.
Oleh karena itu politik-ekonomi harus menghindari
liberalisasi ekonomi, dengan demikian diperlukan campur
tangan negara/pemerintah untuk mengatur regulasi
perekonomian nasional. Tumbuhnya sistem neolib bagi
pertumbuhan ekonomi kesejahteraan karena sangat
bergantung pada pasar yang akan menumbuhkan kapitalisme
baru. Perekonomian nasional yang berorientasi pada
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan UUD 1945,
seharusnya prioritas negara menyediakan lapangan kerja yang
cukup, pengentasan kemiskinan menyediakan infrastruktur
yang memadai, penguasaan negara terhadap cabang-cabang
ekonomi yang menguasai hidup orang banyak, serta
memaksimalisasi peran visi PPP di bidang agama, platform
3Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede Jakarta, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan 2016.
36
PPP menegaskan tentang:4 (a) Perlunya penataan kehidupan
masyarakat yang Islami dan berakhlaqul karimah dengan
prinsip amar makruf nahi munkar; (b) Pentingnya peran
agama (Islam) sebagai panduan moral dan sumber inspirasi
dalam kehidupan kenegaraan; (c) Paradigma hubungan antara
Islam dan negara yang bersifat simbiotik, sinergis serta saling
membutuhkan dan memelihara yang berpegang pada prinsip
harmoni antara universalitas Islam dan lokalitas
keindonesiaan; (d) Komitmen pada prinsip dan sikap toleransi
serta pluralisme pemikiran keagamaan dan kerukunan antar
umat beragama.
C. Misi PPP.
1. PPP berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan
membina manusia dan masyarakat yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT., meningkatkan mutu
kehidupan beragama, mengembangkan ukhuwah
Islamiyah (persaudaraan sesama muslim). Dengan
demikian PPP mencegah berkembangnya faham-faham
atheisme, komunisme/ marxisrme/ leninisme, serta
sekularisme, kiberalisme, dan pendangkalan agama dalam
kehidupan bangsa Indonesia5.
2. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan hak-hak asasi
manusia dan kewajiban dasar manusia sesuai harkat dan
martabatnya dengan memperhatikan nilai-nilai agama
terutama nilai-nilai ajaran Islam, dengan mengembangkan
4Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede Jakarta, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan 2016. 5Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede Jakarta, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan 2016.
37
ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia).
Dengan demikian PPP mencegah dan menentang
berkembangnya neo-feodalisme, faham-faham yang
melecehkan martabat manusia, proses dehumanisasi,
deskriminasi, dan budaya kekerasan.
3. PPP berkhidmat untuk berjuang memelihara rasa aman,
mempertahankan dan memperkukuh persatuan dan
kesatuan bangsa dengan mengembangkan ukhuwah
wathoniyah (persaudaraan sebangsa). Dengan demikian
PPP mencegah dan menentang proses disintegrasi,
perpecahan dan konflik sosial yang membahayakan
keutuhan bangsa Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal
Ika6.
4. PPP berkhidmat untuk berjuang melaksanakan dan
mengembangkan kehidupan politik yang mencerminkan
demokrasi dan kedaulatan rakyat yang sejati dengan
prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat. Dengan
demikian PPP mencegah dan menentang bentuk
otoritarianisme, fasisme, kediktatoran, hegemoni, serta
kesewenang-wenangan yang mendzalimi rakyat.
5. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan berbagai upaya
dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur
yang diridhai oleh Allah SWT, baldatun thoyyibatun wa
rabbun ghofur. Dengan demikian PPP mencegah berbagai
bentuk kesenjangan sosial, kesenjangan ekonomi,
kesenjangan budaya, pola kehidupan yang
konsumenristis, materialistis, permisif, dan hedonidtis di
6Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede Jakarta, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan 2016.
38
tengah-tengah kehidupan rakyat banyak yang masih hidup
di bawah garis kemiskinan.
D. Prinsip Dasar
Gambar 3. 2
Prinsip-prinsip perjuangan PPP.
Sumber: Akun instagram @dpp.ppp
1. Prinsip Ibadah: PPP senantiasa berupaya mendasari
perjuangannya dengan prinsip ibadah, dalam arti yang
seluas-luasnya yaitu untuk mencapai keridhaan Allah
SWT. Oleh karena itu, seluruh kegiatan berpolitik jajaran
partai adalah merupakan keterpanggilan untuk beribadah7.
2. Prinsip Amar Ma‟ruf Nahi Munkar: PPP mendasarkan
perjuangannya atas prinsip menyeru mendorong
7Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede Jakarta, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan 2016.
39
melaksanakan segala perbuatan yang baik serta mencegah
segala perbuatan yang tercela (munkar). Prinsip ini juga
melandasi segala landasan perjuangan dalam
melaksanakan fungsi untuk menyerap, menampung,
menyalurkan, memperjuangkan dan membela aspirasi
rakyat dan melaksanakan pengawasan atau kontrol sosial.
Dengan prinsip ini partai berusaha untuk mendorong
budaya kritis dalam kehidupan masyarakat keseluruhan
sehingga tidak terjadi political decay (pembusukan
politik) yang mengakibatkan kemungkinan yang lebih
jauh oleh sikap tatanan masyarakat secara keseluruhan.
Prinsip ini juga menumbuhkan keberanian dalam
menegakkan kebenaran8.
3. Prinsip Kebenaran, Kejujuran dan Keadilan: Perjuangan
PPP selalu didasarkan pada penegakan dan pembelaan
prinsip kebenaran dalam kehidupan bermasyarakat.
Perjuangan partai mengarah pada perlawanan terhadap
kebatilan karena kebenaran berhadapan secara diametral
dengan kebatilan. Meskipun begitu kebenaran yang
mutlak hanya Allah SWT. yang Maha Benar. Karena itu
sepanjang kebenaran itu masih bersifat manusiawi
kebenaran itu bukanlah monopoli siapapun. Sementara
itu, prinsip kejujuran atau amanah bersifat sentral dan
esensial dalam perjuangan PPP. Dengan prinsip kejujuran
ini perjuangan dalam bentuk apapun akan menjamin
tegaknya saling pengertian, keharmonisan, keserasian dan
ketenteraman. Prinsip kejujuran merupakan penunaian
8Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede Jakarta, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan 2016.
40
amanah dan kepercayaan rakyat yang perlu terus dijaga
sehingga terhindar dari perbuatan yang menghianati
amanah rakyat. PPP juga akan terus mempertahankan
prinsip keadilan di dalam setiap gerak langkah
perjuangannya. Tegaknya keadilan (justice) adalah
essensial dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara. Dengan prinsip keadilan maka segala aturan dapat
terlaksana dan berjalan dengan baik sehingga
menimbulkan keharmonisan, keselarasan, keseimbangan,
ketenteraman, dan sekaligus akan menghilangkan
kedzaliman, kesenjangan, keresahan, dan konflik.9
4. Prinsip Musyawarah: PPP berpendirian bahwa
musyawarah untuk mencapai mufakat merupakan dasar
dalam proses pengambilan keputusan. Dengan
musyawarah dapat dipelihara sikap saling pengertian,
saling menghargai dan menjamin kemantapan hasilnya
serta menumbuhkan tanggung jawab bersama sehingga
demokrasi yang sejati dapat terwujud dengan baik dan
nyata. Di samping itu keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Allah SWT.
Apabila dengan musyawarah tidak dicapai mufakat maka
tidak tertutup kemungkinan pengambilan keputusan
ditempuh dengan suara terbanyak dengan mencegah
munculnya diktator mayoritas.10
5. Prinsip Persamaan, Kebersamaan dan Persatuan: PPP
mendasarkan perjuangan atas dasar prinsip persamaan
9Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede Jakarta, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan 2016. 10
Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede Jakarta, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan 2016.
41
derajat manusia di hadapan Allah SWT. Ini adalah
keyakinan yang mendasar, yang dapat memberikan
motivasi perjuangan kepada seluruh jajaran partai
sehingga terhindar dari bahaya kultus individu dan neo-
feodalisme yang dapat memerosotkan kualitas kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. PPP berjuang
untuk mengembangkan nilai-nilai kebersamaan dalam
memikul beban dan tanggung jawab kenegaraan,
pemerintahan, dan kemasyarakatan secara proporsional
sehingga terhindar dari dominasi, perasaan ditinggalkan,
dan dikucilkan. Di samping itu, perjuangan PPP juga
didasarkan atas prinsip menegakkan dan mempertahankan
persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga terhindar dari
bahaya disintegrasi dan perpecahan11
.
6. Prinsip Istiqomah: PPP menjadikan prinsip istiqomah atau
konsisten sebagai prinsip perjuangan. Artinya, PPP
sebagai institusi dan kader-kadernya harus gigih, kokoh,
teguh pendirian dan selalu konsisten dalam
memperjuangkan aspirasi rakyat berdasarkan nilai-nilai
kebenaran. Atas dasar istiqomah sebagai nilai-nilai dasar
perjuangan partai, maka keberhasilan akan dapat
ditegakkan dan kemantapan dalam perjuangan partai
dalam konteks perjuangan bangsa untuk mencapai cita-
cita nasional.
11
Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede Jakarta, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan 2016.
42
E. Ideologi.
PPP berpendapat bahwa Islam sebagai syarȋ‟at terakhir
yang diturunkan Allah SWT. kepada umat manusia di muka
bumi adalah suatu kebenaran mutlak yang mengandung
tuntutan kebajikan yang bersifat universal serta meliputi
seluruh aspek kehidupan dan berlaku sepanjang masa. Islam
sebagai agama (al-dȋn) mengandung nilai kebenaran absolut
karena ajarannya diturunkan oleh Allah SWT. kepada umat
manusia untuk memuliakan martabat kemanusiaan pada
derajat yang paling sempurna di antara ciptaan-Nya. Islam
sebagai al-dȋn merupakan sekumpulan perintah dan larangan
(syarȋ‟at) yang mengandung tuntunan kebajikan bertujuan
menebarkan kedamaian dan kasih sayang untuk sekalian alam
semesta (rahmatan lil‟alamȋn).12
Keyakinan terhadap universalitas Islam menuntut
keharusan untuk meyakini adanya satu-satunya kebenaran
yang mutlak dalam ajaran Islam dan pengakuan terhadap
kemampuan ajaran Islam untuk diterapkan oleh siapa pun dan
dimana pun serta dalam segala sesuatu dan kondisi yang
bagaimana pun. Keyakinan terhadap universalitas Islam harus
disikapi dengan menjadikan nilai ajaran Islam sebagai tolak
ukur dan pembuat kriteria untuk menilai segala sesuatu.
Keyakinan terhadap universalitas Islam juga menuntut
keharusan untuk menerapkan nilai ajaran Islam dalam segala
aspek kehidupan serta menolak segala sesuatu yang diyakini
bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam.
12
Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede Jakarta, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan 2016.
43
PPP menyadari bahwa kemajemukan dan keragaman
umat Islam dalam pikiran dan paham keagamaan merupakan
rahmat bagi umat yang harus diterima sebagai pelangi
dinamika untuk mencapai kebenaran hakiki. Sebab sikap
menghormati berbagai perbedaan pikiran dan pandangan
merupakan wasilah bagi terbentuknya kehidupan kolektif
yang dilandasi semangat persaudaraan (ukhuwwah), tolong
menolong (ta‟âwun), dan toleransi (tasâmuh).13
PPP menyadari kemajemukan dan keragaman umat
Islam dalam pikiran dan paham keagamaan merupakan suatu
yang wajar, sebagai konsekuensi dari pranata „ijtihâd‟ yang
memungkinkan terjadinya perbedaan. Untuk hal tersebut
sikap-sikap yang merasa hanya pendapatnya sendiri yang
paling benar serta cenderung menyalahkan pendapat orang
lain dan menolak dialog, merupakan sikap yang bertentangan
dengan prinsip toleransi (tasâmuh) dan sikap tersebut
merupakan egoisme (anâniyyah) dan fanatisme kelompok
(anâniyah hizbiyyah) yang berpotensi mengakibatkan saling
permusuhan (al-„adâwah), pertentangan (al-tanâzu‟) dan
perpecahan (al-insyiqâq).
PPP memandang bahwa paham keagamaan yang dianut
mayoritas umat Islam Indonesia dan sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia adalah paham keagamaan Islam
ahlussunah wal jama‟ah dalam arti luas. Yaitu suatu faham
keagamaan yang bersandar kepada Nabi Muhammad SAW.
dan para sahabat (ma ana „ilaihi wa ashâbi) serta salaf al-
sâlih. Faham keagamaan Islam ahlussunnah wal jama‟ah
13
Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede Jakarta, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan 2016.
44
adalah faham keagamaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai
moderasi (tawasut), toleransi (tasâmuh) dan menjaga
keseimbangan (tawâzun) serta menebarkan nilai-nilai kasih
sayang untuk semesta alam (rahmatan lil „alamȋn). Paham
keagamaan ahlussunnah wal jama‟ah menolak segala bentuk
sikap dan pandangan yang ekstrim, (tataruf), anarkisme,
radikalisme dan budaya kekerasan lainnya14
.
Islam sebagai ideologi dimaksudkan bahwa seluruh
pemikiran, sikap, dan kebijakan partai dan kader-kadernya
harus bersumber dari ajaran Islam. Ideologi adalah
sekumpulan nilai yang dihubungkan secara sistemik yang
menjadi dasar sebuah tindakan. Ideologi adalah penuntun,
pedoman dan arah untuk mencapai tujuan politik. Untuk itu
perlu terus dilakukan penanaman dan internalisasi nilai-nilai
ideologi kepada semua kader dan komponen partai untuk
mencapai tujuan dan cita-cita politik partai dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan visi
misi PPP.
Islam sebagai ideologi PPP harus menjadi warna, corak,
dan indentitas (sibghah) partai, yang melambangkan
keluhuran dari ajaran Islam. PPP harus menyadari bahwa
sebagi partai yang membawa ideologi Islam, memiliki beban
dan tanggung jawab yang sangat besar untuk menjaga
kehormatan dan marwah agama Islam.
14
Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede Jakarta, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan 2016.
45
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Marketing Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
pada Pemilu Legislatif 2019.
1. Sebelum Kasus OTT Romahurmuziy.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Idy
Muzayyad selaku Badan Pemenangan Pemilu DPP PPP,
dan Achmad Baidowi selaku wakil sekretaris bidang
OKK DPP PPP, menjelaskan bahwasannya DPP PPP
memiliki beberapa strategi offensive dalam menjalankan
marketing politik pada Pemilu Legislatif 2019.
Diantaranya:
a. Berusaha mengubah stigma masyarakat terhadap PPP
yang dinilai sebagai partai tua dan tradisional menjadi
partai muda dan modern.
Pada Pemilu Legislatif 2019 PPP berusaha
mengubah stigma yang mulanya dinilai sebagai partai
tua dan tradisional menjadi partai muda dan modern
dengan terpilihnya Romahurmuziy sebagai ketua
umum partai termuda di parlemen.
Kutipan wawancara dengan Idy Muzayyad.
“Ya tadi secara branding kembali kita pingin
merubah stigma PPP sebagai partai tua dan
tradisional kita pingin menjadi partai yang
muda dan modern tapi tanpa meninggalkan
tradisi gitu ya, jadi boleh kita misalnya sosok
ketua umum di tampilan baliho itu tidak
memakai peci sekali pun tapi istigosah tetap
46
kita lakukan, nah jadi itu kita kombinasikan
untuk penguatan partai.”1
b. Membangun persepsi publik bahwa PPP merupakan
partai Islam yang rahmatan lil „alamȋn.
Kutipan wawancara dengan Achmad Baidowi.
“PPP sebagai satu-satunya partai Islam di
Indonesia, Islam Indonesia, Islam rahmatan lil
„alamȋn gak ada lagi udah itu aja.”2
Pada Pemilu Legislatif 2019 PPP berusaha
menanamkan kesan dibenak masyarakat bahwasannya
satu-satunya partai Islam di Indonesia adalah PPP,
Islam disini adalah Islam yang tengah, Islam
rahmatan lil „alamȋn.
Konsep Islam rahmatan lil „alamȋn yang
dimaksud adalah Islam yang menjadi rahmat bagi
seluruh alam. Dalam konteks keindonesiaan konsep ini
bermakna bahwa Islam mampu memberikan
kebermanfaatan bagi masyarakat Indonesia yang
beragam.
Konsep ini juga dibutuhkan sebagai counter
issue dari dampak negatif isu SARA yang menimpa
Indonesia beberapa tahun ke belakang terutama
menjelang Pemilu.
1Wawancara dengan Idy Muzayyad, Jakarta, 22 Februari 2019.
2Wawancara dengan Achmad Baidowi, Jakarta, 21 Agustus 2019.
47
c. PPP memfokuskan pada upaya untuk mempertahankan
basis pemilih tradisional dan penetrasi ke basis
milenial.
Kalangan milenial menjadi salah satu segmentasi
pemilih yang diincar oleh banyak partai oleh karena
itu PPP pun menjadikan kalangan milenial sebagai
basis pemilihnya. Dengan munculnya ketua umum
yang masih muda, PPP melakukan recruitment
kaderisasi serta kepengurusan dari kalangan muda.
Termasuk menampilkan figur-figur muda di depan
publik dan memunculkan caleg-caleg dari tokoh muda.
Gambar 4. 1
Team Bola Volly Sahabat Romahurmuziy.
Sumber: Akun instagram @dpp.ppp
48
Gambar di atas menjelaskan bahwasannya PPP
sudah mulai menyasar kalangan milenial dengan
mengajak kalangan milenial bermain futsal bersama.
Gambar 4. 2 Kader PPP Kota Waringin Barat
Sumber: Akun instagram @dpp.ppp
Kutipan wawancara dengan Achmad Baidowi.
“Jadi kita melakukan berbagai cara sesuai
segmentasinya, untuk pemilih tradisional kita
melakukan pendekatan melalui tokoh, tokoh Kyai-Kyai
tatap muka secara langsung juga memilih PPP juga itu
pendekatan, yang ketiga pemilih baru lebih banyak
dengan era anak baru, anak-anak muda dengan media
sosial dengan hobi-hobi mereka kita dekati seperti itu
misalkan anak-anak muda senangnya futsal yaudah
kita bikin kegiatan lomba futsal pintu masuknya tidak
harus ke PPP duluan tapi melalui lomba futsal dulu
baru dia bisa gituloh.”3
3Wawancara dengan Achmad Baidowi, Jakarta, 22 Februari 2019.
49
d. PPP ingin mengubah persepsi publik bahwa partai
Nahdatul Ulama (NU) bukan hanya PKB tapi juga
PPP.
Kutipan wawancara dengan Idy Muzayyad.
“PPP ingin mengubah persepsi publik termasuk
kalangan nadhdliyin bahwasanya partai NU
bukan hanya PKB, tetapi PPP juga merupakan
partai yang digawangi pendiriannya oleh PBNU
waktu itu, apalagi Gus Romy, masih keturunan
pendiri NU yaitu KH. Wahab Hasbullah.”4
Sejak era reformasi, sudah menjadi hal yang
lumrah bagi masyarakat nadhdliyin bahwa Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan perpanjangan
tangan dari Nadhatul Ulama. Selain karena salah satu
pendiri PKB yakni Alm. KH. Abdurrahman Wahid
(Gus Dur) merupakan cucu dari pendiri NU, sosok
Muhaimin Iskandar yang saat ini merupakan Ketua
Umum PKB merupakan keponakan dari Gus Dur.
NU merupakan salah satu organisasi berbasis
keislaman paling besar di Indonesia. Oleh sebab itu,
kalangan nadhdliyin bisa menjadi basis pemilih bagi
PPP. Dengan membawa fakta historis PPP yang
pendiriannya juga digawangi oleh PBNU serta
Romahurmuziy yang merupakan keturunan dari KH.
Wahab Hasbullah yang merupakan salah satu pendiri
4Wawancara dengan Idy Muzayyad, Jakarta, 22 Februari 2019.
50
NU5, menyasar kalangan ini dinilai bisa menambah
perolehan suara PPP di Pemilu Legislatif 2019.
e. Dominasi figur ketua umum dikuatkan.
Gambar 4. 3
E-flyer sebelum kasus Romahurmuziy, figur Ketua
Umum DPP PPP dikuatkan.
Sumber: Akun instagram @dpp.ppp
Berdasarkan gambar 4.3 menunjukkan bahwa
sebelum kasus OTT Romahurmuziy figur ketua umum
dikuatkan. Dengan terpilihnya Romahurmuziy sebagai
ketua umum termuda. Romahurmuziy pun merupakan
5Soelaiman Fadeli dan Mohammad Subhan, Antologi NU: Sejarah –
Istilah- Amalia – Uswah (Surabaya: Khalista, 2007), 1.
51
figur muda PPP yang diidolakan oleh kaum muda
sehingga ada relawan yang mendedikasikan dirinya
menjadi bagian dari sahabat Romahurmuziy.
Kutipan wawancara dengan Idy Muzayyad.
“Ya kita melakukan serangan udara ya kan
melalui iklan-iklan memang kita tonjolkan itu
sosok ketua umum kita Gus Romy sebagai
national endorsment karena jujur kita terus
terang belum ada figur lain yang hari ini
katakanlah menjadi yang menarik partai gitu
loh jadi itu kita serangan udara, seragan
daratnya juga kita lakukan infanteri sebagai
pengurus struktur selalu kita lakukan kita
misalnya kemarin pada harlah PPP itu ada
intruksi untuk bagaimana semua kantor wilayah
dan cabang untuk melakukan ziarah ke ketua-
ketua yang sudah meninggal, ada istigosah,
do‟a bersama sampai pada sembahan Al-
Qur‟an”6
Kehadiran figur Romahurmuziy memang sangat
dibutuhkan bagi PPP untuk melaksanakan marketing
politiknya. Hal ini tidak terlepas dari sosok
Romahurmuziy yang berasal dari kalangan milenial
serta keturunan dari tokoh penting pendiri NU.
Pentingnya sosok ketua umum partai ini juga terlihat
dari gencarnya kampanye media sosial PPP yang
memasang potret dari Romahurmuziy.
Selain itu, PPP masih belum bisa mengorbitkan
tokoh lain selain Romahurmuziy. Artinya, ada
kekurangan dari proses kaderisasi internal PPP.
6Wawancara dengan Achmad Baidowi, Jakarta, 21 Agustus 2019.
52
f. PPP tidak mengajukan caleg mantan napi korupsi
pada Pemilu Legislatif 2019.
Sebagai komitmen PPP dalam aspek
pemberantasan tindak pidana korupsi, PPP tidak
mengajukan nama caleg yang pernah terlibat kasus
korupsi.
Gambar 4. 4
PPP tidak mengajukan caleg dari mantan narapidana
korupsi pada Pemilu Legislatif 2019.
Sumber: Akun instagram @dpp.ppp
Kutipan wawancara dengan Idy Muzayyad.
“Kriteria caleg itu yang pertama kualitas ya
kan, kemudian kapasitas, kapasitas itu ada
kompetensinya, kemudian ada lagi integritas,
tentu sampean juga mungkin tau tidak ada satu
53
pun caleg dari PPP khususnya yang mantan
koruptor diantara semua partai itu ada tiga
partai kalo ga salah yang tidak mencalonkan
mantan koruptor itu salah satunya PPP yang
lain ada semua itu kan itu kelebihannya, sampe
tadi integritas ya dan sebenernya kita juga
mendorong munculnya tadi caleg-caleg baru
gitu ya yang secara semangat juga usia masih
muda, yang muda-muda itu juga kita
prioritaskan untuk coba ikut maju.” 7
Isu mengenai hak mantan napi korupsi untuk
maju menjadi caleg menguat setelah Mahkamah
Agung (MA) memberikan putusan bahwa mantan
terpidana kasus korupsi boleh maju dalam Pemilu
Legislatif berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun
2017 tentang Pemilihan Umum. Hanya saja keputusan
akhir dikembalikan kepada partai masing-masing untuk
mengajukan caleg dari mantan napi korupsi.
PPP yang memiliki komitmen dalam upaya
pemberantasan korupsi memiliki sikap untuk tidak
mengajukan caleg dari kalangan napi mantan korupsi.
Langkah ini diharapkan bisa menarik perhatian pemilih
serta menjadi kelebihan tersendiri bagi PPP sebagai
partai yang aktif dalam pencegahan serta
pemberantasan kasus korupsi.
Akan tetapi, menjelang Pemilu Legislatif 2019
tepatnya pada tanggal 15 Maret 2019, Ketua Umum
7Wawancara dengan Idy Muzayyad, Jakarta, 22 Februari 2019.
54
PPP yaitu Romahurmuziy terkena OTT terkait kasus
korupsi.
g. Konsep Marketing Politik Sebelum Kasus OTT
Romahurmuziy.
Gambar 4. 5
Alur marketing politik PPP sebelum kasus OTT
Romahurmuziy8
Berdasarkan gambar 4.5 menunjukkan bahwa
sebelum kasus OTT Romahurmuziy PPP memiliki alur
marketing politik pada Pemilu Legislatif 2019, sebagai
berikut:
1) Pengurus Harian DPP PPP membentuk Lajnah
Pemenangan Pemilu (LP2).
8Diadaptasi dari wawancara dengan Achmad Baidowi , Jakarta, 21
Agustus 2019.
55
2) LP2 kemudian membentuk beberapa divisi.
3) LP2 merumuskan strategi marketing politik, lalu
hasil perumusannya dikonsultasikan dengan divisi-
divisi yang bersangkutan terkait strategi yang
dicanangkan.
4) Setelah berkonsultasi dan divisi yang bersangkutan
menyepakati perumusan strategi yang dicanangkan
maka hasilnya dikembalikan lagi ke LP2.
5) Setelah terkumpul di LP2, maka LP2 akan
memasarkan partai ke publik sesuai dengan hasil
rumusan yang disepakati.
2. Setelah Kasus OTT Romahurmuziy.
Pada tanggal 15 Maret 2019 PPP diterpa musibah
dengan ditangkapnya Romahurmuziy sebagai ketua umum
karena kasus korupsi. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Idy Muzayyad, dan Achmad Baidowi, PPP pun
secara cepat mengambil strategi deffensive untuk
melindungi partai. Strategi yang dijalankan sebagai
berikut:
a. PPP memiliki wacana bahwasannya kasus OTT
Romahurmuziy ini sebagai kasus personal tidak ada
kaitannya dengan PPP.
Kutipan wawancara dengan Achmad Baidowi.
“Ya kita sampaikan bahwa kasus Romy itu
pribadi, tidak ada kaitannya dengan partai, udah
itu aja.”9
9Wawancara dengan Achmad Baidowi, Jakarta, 21 Agustus 2019.
56
b. Target PPP menyasar kalangan pemilih tradisional dan
tokoh masyarakat yang mempunyai hubungan dekat
dengan PPP.
Kutipan wawancara dengan Achmad Baidowi.
“Ketika beliau tenggelam gak mungkin dong kita
pertahanin, kita balik minimal yasudahlah kan
banyak ini orang yang mendekat ke PPP gara-
gara kasus itu menjauh gitu, kan gak mungkin
kita kejar waktu sudah mepet jadi yasudah yang
ada kita pertahankan maka dari 3 hal tadi, 1 2 3
lebih banyak pemilih tradisional yang bertahan
yang mengambil kembali, gagal, mengambil
anak muda, tidak terlalu maksimal, yang lebih
banyak ya pemilih 2014 ya itu saja
dipertahankan, tidak bergeser, pemilih 2014
saja pun menyusut gitu. Dan ataupun anak-anak
baru yang mempunyai ikatan emosional dengan
pemilih-pemilih tradisional, misalkan lulusan
pondok pesantren, kaya gitu lah.”10
Pada Pemilu Legislatif 2019 PPP memiliki target
yang disebut dengan Trilogi Pemenangan Pemilu,
diantaranya:
1) Mempertahankan suara dan kursi Pemilu 2014.
2) Mengambil kembali basis yang pernah memilih
PPP pada Pemilu 1999, 2004, dan 2009.
3) Merebut suara pemilih muda11
.
10
Wawancara dengan Achmad Baidowi, Jakarta, 21 Agustus 2019. 11
Ketetapan Mukernas II & Bintek Anggota DPRD Partai Persatuan
Pembangunan, 2017, Jakarta.
57
c. Tagline PPP berganti menjadi “Yuk Coblos Ka‟bah”.
Gambar 4. 6
Tagline PPP setelah kasus OTT Romahurmuziy.
Sumber: Akun instagram @dpp.ppp
Kutipan wawancara dengan Achmad Baidowi.
“Kalo sebelum mas Romy kena kasus itu dominasi
figur dikuatkan yakni figur mas Romy
berkampanye untuk PPP dan berkampanye untuk
Pilpres namun karena kita mainstream nya,
pikiran mainstream-nya menyelamatkan PPP
maka tagline kita berganti “Yuk Coblos Ka‟bah”
menyelamatkan Ka‟bah, kampanyenya Ka‟bah aja
udah, meskipun terkesan jadul tapi itu bisa
merangsang emosional pemilih-pemilih lama
untuk tetap di PPP, pokoknya PPP aja
ditonjolkan”12
12
Wawancara dengan Achmad Baidowi, Jakarta, 21 Agustus 2019.
58
Kasus yang menimpa Romahurmuziy menjadi
pukulan untuk PPP dan tidak bisa dipungkiri bahwa
suara PPP pun menurun, ini terlihat dari hasil survei
elektabilitas PPP sesudah kasus OTT Romahurmuziy.
d. Pada background PPP tidak ditampilkan lagi figur
mantan ketua umum Romahurmuziy, semuanya
diganti dengan lambang partai.
Gambar 4. 7
E-flyer setelah kasus OTT Romahurmuziy, tidak
ditampilkan figur ketua umum PPP.
Sumber: Akun instagram @dpp.ppp
Kutipan wawancara dengan Achmad Baidowi.
“Pasca OTT mas Romy di background itu tidak ada
foto figur, semuanya lambang partai.”13
Setelah kasus OTT Romahurmuziy, PPP
disibukkan untuk merekonstruksi ulang citra partai di
muka publik. Semua elemen partai diarahkan untuk
fokus kepada PPP, dan mengubah semua background
13
Wawancara dengan Achmad Baidowi, Jakarta, 21 Agustus 2019.
59
PPP dengan lambang Ka‟bah karena itu bisa
merangsang psikologis pemilih PPP bahwasannya
PPP adalah rumah besar umat Islam, dan semua harus
kembali ke PPP.
e. PPP menampilkan Kyai-Kyai ke publik sebagai
branding bahwasannya PPP merupakan partai
warisan para Ulama.
Gambar. 4.8
Branding PPP pasca kasus OTT Romahurmuziy.
Sumber: Akun instagram @dpp.ppp
Kutipan wawancara dengan Achmad Baidowi.
“Yang kita branding adalah Kyai-Kyai yang kita
tonjolkan seperti Kyai Maimun Zubair, di
Madura ada Kyai Samsul Arifin, itu kita
tonjolkan aja, tausiyah-tausiyahnya gitu kan,
sehingga masyarakat terenyuh lagi, yang kita
tonjolkan adalah Kyai yang masih di PPP karena
kita gak mungkin menarik lagi orang-orang yang
pernah ke PPP kan gak mungkin sudah, dan
yang masih bertahan itu pun berkurang. Karena
dulu 39 kursi, sekarang 19 kursi, hilang 20.
Jangankan yang kedua dan ketiga,
60
mempertahankan pemilih tradisional saja banyak
berkurang kok. Gimana mau bicara yang kedua
dan ketiga toh yang pertama saja itulah. Maka
kita tonjolkan kembali ke PPP “Yuk Coblos
Ka‟bah” PPP kita genjot supaya bisa lolos,
Kyai-Kyai nya kita munculkan.”14
f. Konsep marketing politik setelah kasus OTT
Romahurmuziy.
Bagan 4.1
Konsep Marketing Politik PPP Setelah Kasus
OTT Romahurmuziy15
Berdasarkan bagan 4.1 menunjukkan bahwa setelah
kasus OTT Romahurmuziy, maka alur marketing
politik yang dilakukan oleh PPP pada Pemilu
Legislatif 2019 pun berubah menjadi sebagai berikut:
1) Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan
Pembangunan (DPP PPP) memberikan instruksi
kepada caleg.
2) Caleg dan Kyai memasarkan PPP ke publik.
14
Wawancara dengan Achmad Baidowi, Jakarta, 21 Agustus 2019. 15
Diadaptasi dari wawancara dengan Achmad Baidowi, Jakarta, 21
Agustus 2019.
KYAI
DPP PPP CALEG PUBLIK
61
B. Kekuatan dan Kelemahan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) dalam Proses Marketing Politik
pada Pemilu Legislatif 2019.
1. Kekuatan
a. Referent power
Referent power yang ada pada PPP masih
menjadi kekuatan untuk menarik kalangan pemilih
tradisional.
Kutipan wawancara dengan Achmad Baidowi:
“Yang kita branding adalah Kyai-Kyai yang
kita tonjolkan seperti Kyai Maimun Zubair, di
Madura ada Kyai Samsul Arifin, itu kita
tonjolkan aja, tausiyah-tausiyahnya gitu kan,
sehingga masyarakat terenyuh lagi, yang kita
tonjolkan adalah Kyai yang masih di PPP
karena kita gak mungkin menarik lagi orang-
orang yang pernah ke PPP kan gak mungkin
sudah, dan yang masih bertahan itu pun
berkurang. Karena dulu 39 kursi, sekarang 19
kursi, hilang 20. Jangankan yang kedua dan
ketiga, mempertahankan pemilih tradisional
saja banyak berkurang kok. Gimana mau
bicara yang kedua dan ketiga toh yang pertama
saja itulah. Maka kita tonjolkan kembali ke
PPP “Yuk Coblos Ka‟bah” PPP kita genjot
supaya bisa lolos, Kyai-Kyai nya kita
munculkan.”16
Referent power yang dimaksud adalah Kyai-
Kyai yang masih ada pada PPP, seperti Kyai Maimun
Zubair, Kyai Samsul Zubair dan lain sebagainya.
Tokoh ini masih menjadi pendulang suara PPP.
16
Wawancara dengan Achmad Baidowi, Jakarta, 21 Agustus 2019.
62
Hal yang sama, disampaikan oleh pakar
komunikasi politik CSIS Arya Fernandes:
“Dugaan saya sih masyarakat memilih PPP
karena pemilih tradisional PPP, jadi pemilih
lama misalnya berasal dari basis pesantren
tertentu atau orang yang memiliki kedekatan
dengan Kyai tertentu atau yang secara
tradisional bapak atau kakeknya pemilih PPP
gitu atau dia di lingkungan yang basis PPP nya
kuat atau mungkin juga seperti Baidowi itu kan
orang Madura, bapaknya punya pesantren,
Kyai, jadi yang buat kuat itu basis-basis tadi,
mungkin keluarga, atau basis pesantren, atau
kyai tertentu gitu ya” 17
b. Figur ketua umum.
Romahurmuziy menjadi kekuatan PPP dalam
menarik hati pemilih pada Pemilu Legislatif 2019.
Kutipan wawancara dengan Idy Muzayyad:
“Ya kita melakukan serangan udara ya kan
melalui iklan-iklan memang kita tonjolkan itu
sosok ketua umum kita Gus Romy sebagai
national endorsment karena jujur kita terus
terang belum ada figur lain yang hari ini
katakanlah menjadi yang menarik partai gitu
loh jadi itu kita serangan udara”18
c. Ideologi.
PPP merupakan partai yang berasaskan Islam.
Ini terlihat dari lambang partai yaitu Ka‟bah.
Kutipan wawancara dengan Achmad Baidowi:
17
Wawancara dengan Arya Fernandes, Jakarta, 31 November 2019. 18
Wawancara dengan Idy Muzayyad, Jakarta, 22 Februari 2019.
63
“PPP sebagai satu-satunya partai Islam di
Indonesia, Islam Indonesia, Islam rahmatan
lil‟alamȋn gak ada lagi udah itu aja.”19
PPP sangat kuat dengan ideologi Islam yang
dibawanya. Sehingga ini masih menjadi kekuatan
PPP dalam memasarkan partai ke basis pemilih
muslim.
Namun, hal berbeda dalam pandangan pakar
komunikasi politik CSIS Arya Fernandes:
“Ga ada, karena kalo menurut saya yang milih
ini hanya basis-basis lamanya saja, pesantren,
Kyai, atau orang yang sejak lama lingkungannya
itu basis PPP nya kuat, atau orang yang sejak
lama memang orang tuanya PPP, bapaknya
PPP, ibunya PPP, segala macam gitu ya, gak
ada yang menarik, gak ada sesuatu yang
ditawarkan yang membuat dia ditarik untuk
dipilih.”20
Menurut Arya Fernandes, pada Pemilu
Legislatif 2019 ini PPP sudah tidak lagi memiliki
kekuatan politik untuk merebut suara pemilih baru.
Maka, yang tersisa hanyalah basis pemilih lamanya.
2. Kelemahan.
a. Tersandung kasus/efek penangkapan Romahurmuziy
selaku Ketua Umum PPP.
19
Wawancara dengan Achmad Baidowi, Jakarta, 21 Agustus 2019. 20
Wawancara dengan Arya Fernandes, Jakarta, 31 November 2019.
64
Gambar 4.9
Berita mengenai penangkapan Romahurmuziy.
65
Menjelang Pemilu Legislatif 2019 Ketua Umum
PPP tertangkap KPK terkait kasus korupsi. Kasus ini
membuat PPP kesulitan dalam mempersiapkan partai
untuk berkontestasi pada Pemilu Legislatif 2019.
Kutipan wawancara dengan Arya Fernandes:
“Nah, kemudian konflik itu juga membuat
jaringan aktor-aktor PPP di tingkat lokal juga
terbelah gitu yah, nah sehingga konflik
kemudian gak jelas arah kebijakan politiknya,
terutama soal programnya dan segmen pemilih
mana yang ingin dia sasar secara serius gitu
yah, ditambah lagi kasus korupsi itu membuat
PPP akhirnya kewalahan gitu untuk proses
yang cepat untuk mempersiapkan Pemilu.”21
b. Tidak optimal dalam membangun komunikasi dengan
publik.
PPP dinilai tidak optimal membangun
komunikasi dengan publik sehingga perubahan yang
dilakukan oleh PPP tidak terasa.
Kutipan wawancara dengan Arya Fernandes:
“Saya melihat PPP memang punya
kecenderungan yang mana trend nya
mengalami penurunan dalam setiap kali Pemilu
gitu ya, dan tidak ada usaha yang secara serius
dilakukan untuk membenahi strategi politiknya
atau tak ada juga usaha yang serius dilakukan
untuk memperbaiki cara PPP berkomunikasi
kepada publik. Kemudian PPP juga dari sisi
publiknya itu juga saya melihat tidak optimal
21
Wawancara dengan Arya Fernandes, Jakarta, 31 November 2019.
66
juga dalam melakukan pergerakan ke basis-
basis pemilihnya.”22
c. Kemampuan mengadaptasi perubahan.
Ketika Romahurmuziy menjadi Ketua Umum
PPP, Romahurmuziy ingin mengubah PPP yang
mulanya dinilai sebagai partai tua dan tradisional
menjadi partai muda dan modern. Akan tetapi, itu tidak
mudah untuk internal PPP dan pemilih PPP yang masih
diisi oleh kader-kader lama.
Kutipan wawancara dengan Arya Fernandes:
“Kan PPP di waktu Romy itu berusaha keluar
dari vakumnya dari tradisional gitu yah, dengan
sosok Romy yang milenial, ini itu gitu yah, dan
itu tidak mudah bagi karakter pemilih PPP gitu
dan orang pemilih core mereka itu kesulitan
untuk melihat proses perubahan yang cepat itu
gitu yah. Tiba-tiba PPP dipaksakan menjadi
partai milenial misalnya, itu pasti agak susah itu,
di internal sendiri itu orang susah beradaptasi
dengan itu gitu”23
d. Kurang berhasil melakukan inovasi dalam menyusun
program kampanye.
PPP masih memakai cara lama dalam melakukan
kampanye kepada masyarakat.
Kutipan wawancara dengan Arya Fernandes:
22
Wawancara dengan Arya Fernandes, Jakarta, 31 November 2019. 23
Wawancara dengan Arya Fernandes, Jakarta, 31 November 2019.
67
“Nah, yang kedua, posisi penilaian itu adalah
saya kira PPP juga kurang berhasil melakukan
inovasi program-program kampanye yang
dilakukan secara terukur dan terencana, inovasi
kampanyenya tidak kelihatan, masih model lama,
seharusnya kan didesain secara baik,
menggunakan pendekatan modern seperti survey
atau PPP meng-hire konsultan politik yang
profesional untuk mendesain arah kampanyenya,
pesannya apa, aktivasinya seperti apa, segmen
mana yang disasar, itukan tidak terlalu kelihatan
di kampanye PPP.”24
e. Pilihan politiknya tidak sesuai dengan aspirasi
pemilihnya.
Pilihan politik PPP beberapa kali tidak sesuai
dengan aspirasi pemilihnya.
Kutipan wawancara dengan Arya Fernandes:
“Saya kira terkait pilihan-pilihan politiknya
yang tidak sesuai dengan aspirasi kadernya
atau aspirasi pemilihnya. Misalnya soal Pilkada
di Jakarta atau Pilpres misalnya, itukan
preferensi elit PPP itu tidak linier dengan
keinginan pemilihnya gitu yah, itu yang
membuat PPP juga kehilangan basis
pemilihnya, seharusnya kebijakan-kebijakan
strategis partai itu juga mempertimbangkan
aspirasi pemilih gitu yah sehingga partai bisa
mempertahankan suaranya.”25
24
Wawancara dengan Arya Fernandes, Jakarta, 31 November 2019. 25
Wawancara dengan Arya Fernandes, Jakarta, 31 November 2019.
68
f. Hubungan PPP dengan komunitas muslim atau
organisasi berbasis massa Islam belum terawat dengan
baik. PPP kurang bersuara mengenai moderasi Islam
misalnya, toleransi dan lain sebagainya.
Kutipan wawancara dengan Arya Fernandes:
“Begitu juga hubungan PPP dengan komunitas
muslim itukan juga tidak berlanjut dengan baik
gitu yah, misalnya dengan Muhammadiyah, atau
dengan NU nya, maksudnya gak berlanjut baik itu
maksudnya gini hubungannya dengan komunitas
muslim itu gak terawat dengan baik gitu, tapi
memang dari dulu sih sebenarnya gak terlihat
bagaimana PPP ini misalnya akrab atau
membangun hubungan dengan komunitas pemilih
muslim atau organisasi yang berbasis massa
Islam gitu. Itukan gak terawat dengan baik. Nah,
PPP juga misalnya tidak bersuara soal moderasi
Islam misalnya kan, gak ada suaranya juga kan?
Soal isu-isu soal toleransi, soal keperihatinan,
soal meningkatnya radikalisme, terorisme gitu
kan, itu kan tak tersuarakan, padahal ceruk
pemilih muslim yang moderat itu kan sangat besar
gitu. Itu gak diambil oleh PPP gitu. Nah, itu sih
saya lihat mungkin di situ yah kekurangannya.”
69
C. Hasil Rekapitulasi Suara PPP pada Pemilu Legislatif
2019.
1. Perolehan Suara PPP pada Pemilu Legislatif 2019.
Gambar 4.10
Hasil Rekapitulasi Suara Pemilu Legislatif 201926
.
Berdasarkan gambar 4.10 menujukkan bahwa hasil
rekapitulasi suara pada Pemilu Legislatif 2019 PPP
memperoleh 4,52% suara.
26
https://pemilu.kompas.com/read/2019/05/28/11241571/begini-skema-
waktu-penetapan-calon-terpilih-anggota-dprd diakses pada 15 Juni 2019 pukul
16.20 WIB.
70
2. Perolehan kursi PPP di DPR RI 2019.
Gambar 4.11
Perolehan Kursi DPR RI pada Pemilu Legislatif 201927
Berdasarkan gambar 4.11 menujukkan bahwa pada
Pemilu Legislatif 2019, PPP mengalami penurunan
perolehan kursi DPR RI. Pada Pemilu Legislatif 2014
PPP memperoleh 39 kursi, sedangkan pada Pemilu
Legislatif 2019 PPP memperoleh 19 kursi.
27
https://www.facebook.com/tvOneNews/photos/a.614256755293878/24
90873077632227/?type=3&comment_id=2490932847626250&reply_commen
t_id=400311773898389&comment_tracking=%7B"tn"%3A"R"%7D diakses
pada 15 Juni 2019 pukul 13.00 WIB.
71
BAB V
PEMBAHASAN
Pada Pemilu Legislatif 2019, Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) melakukan manuver politik, menerapkan
strategi dan taktik agar menarik perhatian para calon pemilih.
Seperti aktivitas-aktivitas pendekatan dan interaksi kepada
masyarakat secara langsung dan tidak langsung yang dilakukan
oleh partai maupun oleh pribadi calon legislatif.
Peran marketing politik diharapkan memberi efek kepada
calon pemilih yang merupakan bagian dari aktivitas persuasi.
Keberhasilan marketing politik dalam berkomunikasi yang
bersifat persuasif akan menciptakan dampak yang lebih tinggi
kadarnya dibanding dengan komunikasi informatif, karena selain
memiliki dampak kognitif, akan berdampak afektif, dan dampak
behavioral. Diantaranya tingkat keikutsertaan dalam Pemilihan
Umum dan dukungan suara kepada salah satu partai atau calon
yang berhasil memengaruhi pilihannya.
A. Penilaian Sosial Terhadap Partai Persatuan
Pembangunan (PPP).
Menurut pencetus Teori Social Judgement, Muzafer
Sherif mengatakan bahwa manusia tidak akan mudah
menerima informasi yang masuk secara mutlak sebelum
melakukan penilaian berdasarkan apa yang selama ini
diyakini. Selanjutnya, perubahan sikap seseorang terhadap
objek sosial atau isu tertentu merupakan hasil proses
pertimbangan (judgement) yang terdiri dalam diri orang
tersebut terhadap pokok persoalan yang dihadapi, serta proses
72
mempertimbangkan isu atau objek sosial tersebut berpatokan
pada kerangka tujuan yang dimiliki seseorang1.
1. Latitude of Acceptance.
Pertimbangan masyarakat bahwa PPP merupakan partai
lama dan memiliki sejarah yang panjang di Indonesia.
Dengan ini, memberikan kesempatan PPP dalam
mengikuti kontestasi Pemilu Legislatif. Lebih dari itu,
masyarakat menerima PPP karena ideologi Islam yang
dibawa PPP hingga sekarang.
2. Latitude of Rejection.
Ketua umum PPP sudah berulang kali tersandung kasus
korupsi sehingga menimbulkan ketidakpercayaan dan
penolakan di masyarakat. PPP dinilai partai tua dan
tradisional. Eksklusif hanya untuk kalangan Islam tanpa
memperjuangkan isu kalangan non-Islam.
3. Latitude of Non Commitmen.
PPP kerapkali memainkan wacana keislaman, namun
realitasnya hanya sebatas visi retoris. Hal ini
terkonfirmasi dari rendahnya minat publik terhadap PPP
lantaran petinggi PPP yang banyak tersandung kasus
hukum. Sehingga publik tidak sepenuhnya mempercayai
PPP. Pilihan politik PPP seringkali tidak sesuai dengan
aspirasi pemilihnya. PPP pun belum mampu memberikan
solusi bagi isu-isu kontemporer yang berkaitan dengan
kalangan milenial. Tidak optimal dalam membangun
komunikasi dengan publik.
1M. Sherif. Attitude and Attitude Change: The Social Judgement-Involvement
Approach (Philadephia: W. B Saun-ders, 1956), 218.
73
Tabel 5.1
Penilaian sosial terhadap Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Teori Penilaian
Latititude of
Acceptance
1. PPP merupakan partai Islam
2. PPP memperjuangkan aspirasi umat Islam
3. PPP mempunyai terobosan baru yaitu
dengan menggait kaum milenial
Latitude of
Rejection
1. Kasus OTT yang menimpa
Romahurmuziy
2. PPP dinilai partai tua dan tradisional
3. Eksklusif hanya untuk kalangan Islam
tanpa memperjuangkan isu kalangan non-
Islam
Latitude of
Non
Commitmen
1. Pilihan politiknya tidak sesuai dengan
aspirasi pemilihnya
2. Belum mampu memberikan solusi bagi
isu-isu keislaman kontemporer
3. Tidak optimal dalam membangun
komunikasi dengan publik
B. Marketing Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
pada Pemilu Legislatif 2019.
Marketing politik yang dilakukan oleh PPP memiliki
kekuatan dan kelemahan. Marketing politik berfungsi
mendukung sistem yang dijalankan dalam komunikasi
politik.
74
1. Sebelum Kasus OTT Romahurmuziy.
a. Strategi Kampanye.
1) Positioning.
PPP membangun kesan di benak
masyarakat bahwasannya PPP sebagai partai
warisan Ulama, satu-satunya partai Islam
Indonesia, Islam rahmatan lil‟alamȋn.
2) Branding.
Pada Pemilu Legislatif 2019, PPP
mengubah stigma dari partai tua dan tradisional
menjadi partai muda dan modern tanpa
meninggalkan tradisi. Misalnya walaupun
Romahurmuziy berpenampilan seperti anak
muda, akan tetapi istigosah tetap dilakukan2.
3) Segmenting.
PPP memetakan tipologi pemilih menjadi
tiga.
Tabel 5.2
Tipologi Pemilih PPP
Tipe Pemilih Penjelasan
Pemilih
Tradisional
Masyarakat yang pernah
memilih PPP pada Pemilu
1999, 2004, dan 2009
Pemilih PPP
pada Pemilu
2014
Masyarakat yang memilih
PPP pada Pemilu 2014
Pemilih Baru Pemilih milenial yang baru
memilih pada Pemilu 2019
2Wawancara dengan Pak Idy Muzayyad, Jakarta, 22 Februari 2019.
75
b. Konsep marketing politik sebelum kasus OTT
Romahurmuziy.
Gambar 5.1
Konsep marketing politik PPP sebelum kasus OTT
Romahurmuziy3
Berdasarkan gambar 5.1 menunjukkan bahwa
sebelum kasus Romahurmuziy PPP memiliki alur
marketing politik pada Pemilu Legislatif 2019,
sebagai berikut:
1) Pengurus Harian DPP PPP membentuk Lajnah
Pemenangan Pemilu (LP2).
2) LP2 kemudian membentuk beberapa divisi.
3) LP2 merumuskan strategi marketing politik, lalu
hasil perumusannya dikonsultasikan dengan
3Diadaptasi dari wawancara dengan Achmad Baidowi, Jakarta, 21
Agustus 2019.
76
divisi-divisi yang bersangkutan terkait strategi
yang dicanangkan.
4) Setelah berkonsultasi dan divisi yang
bersangkutan menyepakati perumusan strategi
yang dicanangkan maka hasilnya dikembalikan
lagi ke LP2.
5) Setelah terkumpul di LP2, maka LP2 akan
memasarkan partai ke publik sesuai dengan hasil
rumusan yang disepakati.
c. Alur Pemenangan dalam Kampanye.
Dalam kampanye, dipetakan tiga hal pokok
dalam alur pemenangan kampanye Pemilu.4 Pertama,
lingkup pemenangan (scope of winning). Pada Pemilu
Legislatif 2019, PPP telah melakukan survei dan
pemetaan (mapping) ke daerah-daerah yang menjadi
lumbung suara PPP diantaranya Provinsi Jawa Barat,
Banten, dan DKI Jakarta.
Kedua, langkah penyusunan rencana formulasi
dan implementasi strategi pemenangan. PPP telah
menyiapkan beberapa gagasan dan tawaran program
guna menarik hati pemilih diantaranya program
penguatan ekonomi keumatan dan penguatan lembaga
pendidikan keagamaan.
Langkah ketiga adalah mentoring candidates.
4Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 96.
77
Gambar 5. 2
Kunjungan PPP ke sejumlah Pondok Pesantren5
Romahurmuziy melakukan kunjungan ke
sejumlah pondok pesantren, tokoh masyarakat untuk
mendengar masukannya agar menjadi bahan yang
nantinya diolah menjadi kekuatan data dan
perspektif bagi PPP.
Keempat, supervisi dan mentoring tim sukses.
Dalam memasarkan partai pada Pemilu Legislatif
2019 ini PPP membentuk Lajnah Pemenangan
Pemilu yang dimentori langsung oleh
Romahurmuziy selaku Ketua Umum PPP.
Kelima, supervisi dan mentoring para relawan,
saksi, serta para pengaman suara.
5https://www.jawapos.com/nasional/politik/08/05/2018/pengasuh-ponpes-
wali-rommy-bisa-jadi-role-model-santri-jaman-now/ diakses pada 15 Juni
2019 pukul 16.25 WIB.
78
PPP memiliki beberapa relawan seperti
pemuda Ka‟bah, kelompok ini dimentori langsung
oleh petinggi-petinggi PPP.
Aktivitas dalam alur pemenangan utamanya
ada tiga:
1) Arahan personal (personal direction).
PPP sudah melakukan kampanye pada Pemilu
Legislatif 2019 melalui figur Romahurmuziy
selaku Ketua Umum PPP.
2) Pengakuan media (media recognition).
Caleg PPP telah melakukan publikasi baik di
media sosial seperti membuat vlog di youtube
dan membuat iklan di media massa seperti
koran.
3) Mengelola komunitas dan organisasi yang
menjadi lumbung suara.
Selain menjaga hubungan dengan organisasi-
organisasi berbasis massa Islam, PPP pun
menjaga kesolidan organisasi internalnya untuk
menghadapi kontestasi pada Pemilu Legislatif
2019.
Adapun yang menjadi target dalam alur
pemenangan kampanye ini ada empat:
a) Penyusunan fondasi dasar pendirian, dan
penguatan organ-organ pemenangan yang
nantinya menentukan di lapangan. Pada
tahap ini, PPP sudah cukup memadai dalam
79
organ-organ pemenangan partai salah
satunya dengan membentuk Lajnah
Pemenangan Pemilu (LP2) pada Pemilu
Legislatif 2019.
b) Popularitas (popularity), yakni tingkat
keterkenalan kandidat di khalayak luas.
Sejak era Romahurmuziy, popularitas PPP
tidak meningkat secara signifikan.
c) Tingkat penerimaan (acceptability), dengan
ideologi Islam yang dimiliki PPP, ini masih
menjadi daya tarik PPP agar bisa diterima
oleh masyarakat.
d) Tingkat keterpilihan (electability). 6
Tabel 5.3
Data Survei Elektabilitas PPP Sebelum Kasus OTT
Romahurmuziy pada Pemilu Legislatif 20197
Lembaga Survei Waktu Hasil
LSI Denny JA 18 - 25 Januari 2019 3,5%
Roda Tiga Konsultan 28 Januari-15 Februari
2019
4,1%
Konsep Indonesia 17 – 24 Februari 2019 2,2%
Alvara 22 Feb – 2 Maret 2019 3,1%
Voxpol Center
Research and
Cansulting
24 Feb – 6 maret 2019 4,1%
Indometer 1 – 7 Maret 2019 3,9%
6Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 98. 7Diolah dari https://m.detik.com/news/berita/d-4472536/begini-
elektabilitas-ppp-sebelum-rommy-ditangkap-akankah-anjlok diakses pada 15
Juni 2019 pukul 16.15 WIB.
80
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa
elektabilitas PPP tidak stabil dari waktu ke
waktu menjelang Pemilu.
d. Konseptualisasi Marketing Politik.
Ada enam tahapan yang harus diperhatikan dalam
marketing politik menurut Newman:8
1) Riset Lingkungan.
Gambar 5.3
Persiapan yang dilakukan PPP9.
PPP mempersiapkan pasukan kampanye termasuk
didalamnya Lajnah Pemenangan Pemilu (LP2)
untuk keliling Indonesia salah satunya untuk
8Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 241. 9Diolah dari https://news.detik.com/berita/d-4278772/ppp-siapkan-
pasukan-kampanye-lapangan-untuk-keliling-indonesia pada 15 Juni 2019
pukul 15.15 WIB.
81
meriset situasi ekonomi, mood pemilih (voters
satisfaction or dissatisfaction), isu dan konsen
penting pemilih, peta demografi pemilih, riset
partai dominan dan independen, dan lain
sebagainya.
2) Analisis penilaian internal dan eksternal.
PPP menilai kekuatan dan kelemahan PPP serta
kekuatan dan kelemahan kompetitor. Pada tahap
ini PPP menilai referent power, figur ketua
umum, ideologi, sejarah, dan keterwakilan
parlemen sebagai kekuatan.
3) Marketing strategis
PPP membagi segmentasi pemilihnya menjadi
tiga bagian yang disebut dengan Trilogi
Pemenangan Pemilu, diantaranya:
a) Mempertahankan suara dan kursi Pemilu
2014.
b) Mengambil kembali basis yang pernah
memilih PPP pada Pemilu 1999, 2004, dan
2009.
c) Merebut suara pemilih muda.
PPP pun memiliki target menjadi ketiga suara
terbanyak di parlemen, PPP berusaha
menanamkan kesan dibenak masyarat
bahwasannya PPP adalah satu-satunya partai
Islam, Islam Indonesia dan Islam rahmatan lil
„alamȋn.
82
4) Setting tujuan dan strategi kampanye (goal setting
and campaign strategy).
Pesan utama kampanye PPP adalah “Bergerak
Bersama Rakyat”, PPP merupakan inisiator RUU
Pesantren dan Pendidikan Keagamaan, yang mana
PPP juga memimpin pembahasan RUU minuman
beralkohol. PPP akan memperjuangkan aspirasi
umat Islam terkait isu ekonomi dan pendidikan di
parlemen.
5) Komunikasi, distribusi, dan perencanaan
organisasi (communication, distribution, and
organization plan).
PPP menampilkan sosok Romahurmuziy dengan
tampilan yang lebih santai tapi tetap dengan kesan
Islami.
Gambar 5.4
Ciri Khas Penampilan Romahurmuziy.
83
Berdasarkan gambar 5.4 menunjukkan
bahwa PPP menyusun penampilan
Romahurmuziy dengan mengenakan baju santai,
dan pakai sorban yang hanya dililit di leher.
Tampilan ini ditonjolkan agar menarik kalangan
milenial dengan kesan Islami yang tetap
dimunculkan.
Dalam memenangkan partai pada Pemilu
Legislatif 2019 PPP membentuk Lajnah
Pemenangan Pemilu. LP2 mempunyai wewenang
untuk mendistribusikan strategi marketing politik
PPP ke publik. PPP pun lebih sering
menggunakan media tatap muka daripada media
massa dan media sosial pada Pemilu Legislatif
2019.
6) Pasar utama PPP adalah pemilih PPP pada Pemilu
Legislatif 2014, pemilih yang pernah memilih
PPP, dan pemilih milenial. Dalam menyasar
kalangan milenial, PPP beberapa kali mengadakan
kegiatan yang dekat dengan kalangan milenial,
seperti nonton bareng piala dunia, bermain gitar
dsb.
PPP pun menggunakan media sosial sebagai
sarana kampanye.
84
Gambar 5.5
E-Flyer PPP yang menokohkan Romahurmuziy
sebagai bagian dari kalangan milenial.
2. Setelah Kasus OTT Romahurmuziy
a. Strategi Kampanye.
1) Positioning.
a) PPP memiliki wacana bahwasannya kasus
OTT Romahurmuziy ini sebagai kasus
personal tidak ada kaitannya dengan PPP.
b) Tagline PPP berganti menjadi “Yuk Coblos
Ka‟bah”.
85
Gambar 5.6
Tagline PPP setelah kasus OTT Romahurmuziy.
Sumber: Akun @dpp.ppp
Kasus instagram OTT yang menimpa
Romahurmuziy menjadi pukulan untuk PPP
dan perolehan suara PPP pun menurun, ini
terlihat dari hasil survei elektabilitas PPP
sesudah kasus Romahurmuziy.
86
2) Branding.
PPP menampilkan sosok para Kyai kepada publik
sebagai branding bahwasannya PPP merupakan
partai warisan para Ulama.
Gambar. 5.7
Branding PPP pasca kasus OTT Romahurmuziy
Sumber: Akun instagram @dpp.ppp
3) Segmenting.
Target PPP menyasar kalangan pemilih tradisional
dan tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai
hubungan dekat dengan PPP.
4) Konsep Marketing Politik PPP Setelah Kasus OTT
Romahurmuziy.
87
Bagan 5.1
Konsep Marketing Politik PPP Setelah Kasus
OTT Romahurmuziy10
Berdasarkan bagan 5.1 menunjukkan bahwa
setelah kasus OTT Romahurmuziy, maka alur
marketing politik yang dilakukan oleh PPP pada
Pemilu Legislatif 2019 pun berubah menjadi
sebagai berikut:
1) Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan
Pembangunan (DPP PPP) memberikan
instruksi kepada caleg.
2) Caleg dan Kyai memasarkan PPP ke publik.
b. Alur Pemenangan dalam Kampanye.
Dalam kampanye, dipetakan tiga hal pokok
dalam alur pemenangan kampanye Pemilu. Pertama,
lingkup pemenangan (scope of winning). Setelah
kasus OTT Romahurmuziy, PPP pun tetap melakukan
survei dan pemetaan (mapping) ke daerah-daerah
yang menjadi basis pemilihnya.
10
Diadaptasi dari wawancara dengan Achmad Baidowi, Jakarta, 21
Agustus 2019.
KYAI
DPP PPP CALEG PUBLIK
88
Kedua, langkah penyusunan rencana formulasi
dan implementasi strategi pemenangan. PPP
mempunyai dua tema besar dalam menarik para
pemilih yang dituangkan dalam bentuk program,
yakni penguatan ekonomi keumatan atau kerakyatan
dan penguatan lembaga pendidikan keagamaan11
.
Langkah ketiga adalah mentoring candidates.
Gambar 5. 8
Kunjungan Suharso Monoarfa selaku
Pelaksana Tugas Ketua Umum DPP PPP ke
11
https://nasional.tempo.co/read/1181634/isu-agama-tak-laku-lagi-ppp-
bawa-program-ekonomi-dan-pendidikan diakses pada 15 Juni 2019 pukul
16.00 WIB.
89
sejumlah tempat di Jawa Tengah dan Jawa
Timur12
.
Suharso Monoarfa selaku pelaksana tugas (Plt)
Ketua Umum DPP PPP melakukan kunjungan
keliling ke sejumlah tempat di Jawa Tengah dan
Jawa Timur untuk mendengar masukan dari para
Kyai dan tokoh masyarakat agar menjadi bahan yang
nantinya diolah menjadi kekuatan data dan perspektif
bagi PPP.
Keempat, supervisi dan mentoring tim sukses.
Gambar 5.9
Mentoring Tim Sukses13
.
12
https://intifocus.com/2019/03/28/plt-ketum-ppp-keliling-pesantren/
diakses pada 15 Juni 2019 pukul 16.00 WIB.
90
Pada tahap ini, pelaksana tugas (Plt) Ketua
Umum PPP telah berkoordinasi dengan sejumlah
DPW PPP Jawa Timur, DPC PPP di Jawa Timur,
serta sejumlah Dapil yang berpotensi mendongkrak
suara PPP.
Kelima, supervisi dan mentoring para relawan,
saksi, serta para pengaman suara.
Bagian ini tidak dilaksanakan oleh PPP.
Aktivitas dalam alur pemenangan utamanya ada tiga:
1) Arahan personal (personal direction).
Caleg PPP melakukan kampanye di semua lini
media sosial personalnya baik di facebook,
youtube maupun instagram.
2) Pengakuan media (media recognition).
Gambar 5.10
13
https://www.tribunnews.com/regional/2019/03/29/berkunjung-ke-
surabaya-plt-ketum-ppp-bertemu-khofifah diakses pada 15 Juni 2019 pukul
16.00 WIB.
91
Pemberitaan media setelah kasus OTT
Romahurmuziy14
Gambar 5.11
14
https://nasional.republika.co.id/berita/poh149409/lsi-penangkapan-
romi-meningkatkan-persepsi-negatif-ke-ppp diakses pada 15 Juni 2019 pukul
15.30 WIB.
92
Pemberitaan media setelah kasus OTT
Romahurmuziy15
.
Setelah kasus OTT Romahurmuziy banyak
media yang memberitakan buruk tentang PPP
sehingga menjelang Pemilu PPP disibukkan untuk
memberikan klarifikasi terhadap berita buruk
tersebut.
3) Mengelola komunitas dan organisasi yang
menjadi lumbung suara.
Selain menjaga hubungan dengan
organisasi-organisasi berbasis massa Islam, PPP
pun menjaga kesolidan organisasi internalnya
untuk menghadapi kontestasi pada Pemilu
Legislatif 2019.
Adapun yang menjadi target dalam alur
pemenangan kampanye ini ada empat:
a) Penyusunan fondasi dasar pendirian, dan
penguatan organ-organ pemenangan yang
nantinya menentukan di lapangan.
b) Popularitas (popularity).
Setelah kasus OTT Romahurmuziy,
Popularitas PPP menurun.
15
https://tirto.id/survei-suara-ppp-semakin-turun-usai-romahurmuziy-
ditangkap-kpk-dk4e diakses pada 15 Juni 2019 pukul 16.00 WIB.
93
c) Tingkat penerimaan (acceptability), referent
power yang dimiliki oleh PPP masih menjadi
icon partai dalam menarik hati pemilih
tradisional PPP.
d) Tingkat keterpilihan (electability).
Gambar 5.12
Survei Charta Politika mengenai elektabilitas
partai politik16
Setelah Kasus OTT Romahurmuziy,
elektabilitas PPP terus mengalami penurunan.
Hal ini terlihat dari tiga kali seri survei yang
dilakukan oleh Charta Politika. Pada survei
tanggal 22 Desember 2018-2 Januari 2019
elektabilitas PPP berada di 4,30%, pada survei
tanggal 1-9 Maret 2019 elektabilitasnya
menurun menjadi 3,6%. Setelah Kasus OTT
Romahurmuziy elektabilitas PPP dalam survei
tanggal 19-25 Maret 2019 hanya tinggal 2,4%.
16
https://seruji.co.id/politik/parpol/survei-charta-jelang-pencoblosan-
elektabilitas-pdip-dan-gerindra-naik-tinggi-dampak-efek-ekor-jas/ diakses
pada 15 Juni 2019 pukul 15.00 WIB.
94
c. Konseptualisasi Marketing Politik.
Menurut Newman, ada enam tahapan yang harus
diperhatikan dalam marketing kandidat atau partai.
Diantaranya:17
1) Riset lingkungan (environment research).
Setelah kasus OTT yang menimpa
Romahurmuziy, tahap ini sudah tidak dilakukan
lagi, akan tetapi caleg PPP disibukkan untuk
menjaga suara di Dapilnya masing-masing.
2) Analisis penilaian internal dan eksternal.
Dalam mengambil suara pemilih PPP menguatkan
isu-isu keislaman serta akan memperjuangkan
aspirasi umat Islam di parlemen.
3) Marketing strategis (strategic marketing).
Segmentasi yang menjadi sasaran PPP yaitu
pemilih tradisional yang pernah memilih PPP
pada Pemilu Legislatif 2014, PPP berusaha
menanamkan kesan dibenak masyarakat
bahwasannya PPP adalah partai warisan Ulama,
rumah besar umat Islam, sehingga semua harus
kembali ke PPP.
17
Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018), 242.
95
Tabel 5.4
Perbandingan Hasil Pemilu 2014 dengan 201918
Tahun
Pemilu
Perolehan
Suara
Jumlah
Kursi
2014 6,53% 39
2019 4,52% 19
Pada Pemilu Legislatif 2014 PPP
mendapatkan 6,53% suara dengan jumlah kursi
39, sedangkan pada Pemilu Legislatif 2019 PPP
hanya mendapatkan 4,52% dengan jumlah 14
kursi. Artinya, pada Pemilu Legislatif 2019 PPP
mengalami penurunan 20 kursi dari Pemilu
Legislatif 2014.
4) Setting tujuan dan strategi kampanye (goal setting
and campaign strategy).
Pesan utama yang dibawakan oleh PPP
adalah PPP satu-satunya partai Islam, Islam yang
rahmatan lil alamin.
5) Komunikasi, distribusi, dan perencanaan
organisasi (communication, distribution, and
organization plan).
PPP melakukan publisitas melalui iklan
yang diberikan slot oleh KPU, di sosial media
caleg seperti membuat vlog dsb, tagline PPP
menjadi “Yuk Coblos Ka‟bah” agar menarik
18https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/25/perubahan-
komposisi-kursi-partai-politik-di-dpr-ri diakses pada 15 Juni 2019 pukul 16.30
WIB.
96
masyarakat agar kembali kepada PPP sebagai
rumah besar umat Islam.
6) Pasar-pasar utama dan hasil (key markets and
outcomes).
Segmentasi utama PPP adalah merebut
kembali pemilih PPP pada 2014 dan PPP pun
lebih gencar dalam melakukan marketing politik
lewat media tatap muka seperti silaturahmi
kepada para Kyai pondok pesantren dan tokoh
masyarakat.
C. Kekuatan dan Kelemahan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) dalam Proses Marketing Politik pada
Pemilu Legislatif 2019.
Kekuatan dan kelemahan PPP dalam proses marketing
politik pada Pemilu Legislatif 2019. Diantaranya sebagai
berikut:
1. Kekuatan.
a. Referent power.
Referent power disini ialah sosok para Kyai yang
masih menjadi kekuatan PPP seperti KH. Maimoen
Zubair, KH. Syukron Makmun dan lain sebagainya.
b. Figur ketua umum.
Sebelum kasus OTT yang menimpa Romahurmuziy,
sosok Romahurmuziy menjadi daya tarik masyarakat
97
untuk memilih PPP, karena Romahurmuziy
mempunyai terobosan baru dalam mengubah PPP
menjadi lebih modern dan muda.
c. Ideologi.
PPP konsisten dengan ideologi Islam yang
dibawanya, sehingga ini masih menjadi daya tarik
pemilih muslim dalam memilih PPP sebagai pilihan
politiknya.
2. Kelemahan.
a. Tersandung kasus/efek penangkapan Romahurmuziy
selaku Ketua Umum PPP.
Kasus OTT Romahurmuziy menjadi pukulan untuk
PPP, sehingga ini menjadi kelemahan marketing PPP
pada Pemilu Legislatif 2019.
b. Tidak optimal dalam membangun komunikasi
dengan publik.
PPP terlihat kurang maksimal dalam membangun
komunikasi dengan publik seperti menyampaikan
aspirasi partai.
c. Kemampuan mengadaptasi perubahan.
PPP mengalami kesulitan dalam mengadaptasi
perubahan, seperti berkampanye melalui media
sosial dan sebagainya.
d. Kurang berhasil melakukan inovasi dalam menyusun
program kampanye.
98
Program yang ditawarkan oleh PPP saat
berkampanye dinilai monoton karena selalu
memakai kesan sebagai aspirasi umat Islam, tidak
ada inovasi lain yang dapat menarik perhatian
pemilih.
e. Pilihan politiknya tidak sesuai dengan aspirasi
pemilihnya.
Beberapa kali PPP berbeda pilihan dengan aspirasi
pemilih PPP baik dalam pemilihan Gubernur
maupun Pilpres.
f. Hubungan PPP dengan komunitas muslim atau
organisasi berbasis massa Islam belum terawat
dengan baik. PPP kurang bersuara mengenai
moderasi Islam misalnya, atau soal toleransi dan lain
sebagainya.
99
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian serta analisis data mengenai
Marketing Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada
Pemilu Legislatif 2019, maka dapat disimpulkan menjadi dua
point sebagai berikut:
1. Marketing politik PPP terbagi menjadi dua momentum.
Pertama, sebelum kasus OTT yang menekankan pada
sosok Romahurmuziy yang mencitrakan diri ketua
umum milenial. Kedua, setelah kasus OTT, PPP
mengubah marketing politiknya ke caleg dan Kyai PPP
tanpa menyebut Ketua Umum PPP.
2. Ada tiga kelebihan yang dimiliki PPP dalam
menjalankan marketing politik pada Pemilu Legislatif
2019, yaitu: Pertama, referent power seperti para Kyai
yang masih berada di PPP. Kedua, figur ketua umum.
Ketiga, ideologi partai. Ada pula enam kelemahan PPP
dalam menjalankan marketing politik pada Pemilu
Legislatif 2019, yaitu: Tersandung kasus/efek kasus
OTT Romahurmuziy selaku Ketua Umum PPP, tidak
optimal dalam membangun komunikasi dengan publik,
kurang mampu mengadaptasi perubahan, kurang berhasil
melakukan inovasi dalam menyusun program kampanye,
pilihan politiknya tidak sesuai dengan aspirasi
pemilihnya, serta hubungan PPP dengan komunitas
100
muslim atau organisasi berbasis massa Islam belum
terawat dengan baik.
B. Saran
1. Saran Akademik.
Sebaiknya ada riset kuantitatif yang menguji persepsi
khalayak terkait eksistensi PPP pasca OTT
Romahurmuziy.
2. Saran Praktis.
Riset ini menjadi sumbangsih pada tata kelola PPP
terutama dalam marketing politik di kontestasi elektoral.
101
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Creswell, John W. Research Desain: Quanlitative, Quantitative,
and Mixed Methods, Approach-3 ed. California, SAGE
Publications Inc, 2009.
Dahlan, Thamrin. Prabowo Presindenku. Yogyakarta: Aryuning
Sejahtera, 2014.
Denzinn Norman K. & Yvonna S. Lincoln. Handbook of
Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Fadeli, Soelaiman dan Mohammad Subhan. Antologi NU:
Sejarah – Istilah- Amalia – Uswah. Surabaya: Khalista,
2007.
Firmanzah. Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik.
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013.
Heryanto, Gun Gun dan Ade Rina Farida. Komunikasi Politik.
Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2011.
Heryanto, Gun Gun. Komunikasi Politik Di Era Industri Citra.
Jakarta: PT. Lasswell Visitama, 2010.
Heryanto, Gun Gun. Media Komunikasi Politik. Yogyakarta:
IRCiSoD, 2018.
Hisayarti, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah dengan
Pendekatan Kualitatif. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2016.
Ketetapan Mukernas II & Bintek Anggota DPRD Partai
Persatuan Pembangunan. Jakarta, 2017.
102
Ketetapan Muktamar VIII Pondok Gede. Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan
Pembangunan. 2016.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi Disertasi
Contoh Praktis Riset Media, Public Relations,
Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi
Pemasaran. Jakarta: Kencana, 2006.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma
Baru, Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Sherif, M. Attitude and Attitude Change: The Social Judgement-
Involvement Approach. Philadephia: W. B Saun-ders,
1956.
Venus, Antar. Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2010.
Wirawan Sarwono, Sarlito. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2006.
Wawancara
Wawancara dengan Achmad Baidowi. Jakarta, 21 Agustus 2019.
Wawancara dengan Arya Fernandes. Jakarta, 31 November 2019.
Wawancara dengan Idy Muzayyad. Jakarta, 22 Februari 2019.
Internet
Akun instagram @dpp.ppp
103
https://m.detik.com/news/berita/d-4472536/begini-elektabilitas-
ppp-sebelum-rommy-ditangkap-akankah-anjlok diakses
pada 15 Juni 2019 pukul 16.15 WIB.
https://nasional.republika.co.id/berita/poh149409/lsi-
penangkapan-romi-meningkatkan-persepsi-negatif-ke-
ppp diakses pada 15 Juni 2019 pukul 15.30 WIB.
https://nasional.tempo.co/read/1181634/isu-agama-tak-laku-lagi-
ppp-bawa-program-ekonomi-dan-pendidikan diakses
pada 15 Juni 2019 pukul 16.00 WIB.
https://news.detik.com/berita/d-4278772/ppp-siapkan-pasukan-
kampanye-lapangan-untuk-keliling-indonesia diakses
pada 15 Juni 2019 pukul 15.15 WIB.
https://pemilu.kompas.com/read/2019/05/28/11241571/begini-
skema-waktu-penetapan-calon-terpilih-anggota-dprd
diakses pada 15 Juni 2019 pukul 16.20 WIB.
https://seruji.co.id/politik/parpol/survei-charta-jelang-
pencoblosan-elektabilitas-pdip-dan-gerindra-naik-tinggi-
dampak-efek-ekor-jas/ diakses pada 15 Juni 2019 pukul
15.00 WIB.
https://tirto.id/membaca-arah-parpol-islam-pasca-aksi-212-dan-
jelang-pemilu-2019-cMSa diakses pada 15 Juni 2019
pukul 16.00 WIB.
https://tirto.id/survei-suara-ppp-semakin-turun-usai-
romahurmuziy-ditangkap-kpk-dk4e diakses pada 15 Juni
2019 pukul 16.00 WIB.
https://www.facebook.com/tvOneNews/photos/a.6142567552938
78/2490873077632227/?type=3&comment_id=2490932
847626250&reply_comment_id=400311773898389&co
mment_tracking=%7B"tn"%3A"R"%7D diakses pada
15 Juni 2019 pukul 13.00 WIB.
https://www.liputan6.com/news/read/3972028/ranking-parpol-
pemilu-legislatif-2019 diakses pada 15 Juni 2019 pukul
16.00 WIB.
104
https://www.jawapos.com/nasional/politik/08/05/2018/pengasuh-
ponpes-wali-rommy-bisa-jadi-role-model-santri-jaman-
now/ diakses pada 15 Juni 2019 pukul 16.25 WIB.
https://intifocus.com/2019/03/28/plt-ketum-ppp-keliling-
pesantren/ diakses pada 15 Juni 2019 pukul 16.00 WIB.
https://www.tribunnews.com/regional/2019/03/29/berkunjung-ke-
surabaya-plt-ketum-ppp-bertemu-khofifah diakses pada
15 Juni 2019 pukul 16.30 WIB.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/25/perubahan
-komposisi-kursi-partai-politik-di-dpr-ri diakses pada 15
Juni 2019 pukul 16.30 WIB.
105
LAMPIRAN
106
107
108
109
110
Hasil Wawancara
Nama: Idy Muzayyad
Jabatan: Badan Pemenangan Pemilu DPP PPP
Tempat dan Tanggal: Kantor DPP PPP, 22 Februari 2019
Waktu: 38 menit 58 detik
1. Apa prinsip dasar partai ini?
Prinsip-prinsip perjuagan PPP adalah:
a. Prinsip ibadah
b. Prinsip amar ma‟ruf nahi munkar
c. Prinsip kebenaran, kejujuran, dan keadilan
d. Prinsip musyawarah
e. Prinsip persamaan, kebersamaan, dan persatuan
f. Prinsip istiqamah
2. Bagaimana strategi politik yang diterapkan dalam
mengampanyekan partai ini?
Ya PPP inikan kemarin lebih di ini kan sebagai partai tua ya
kan? Logo nya saja ka‟bah dan kita merasakan ada stigma ini
bahwasannya PPP ini sebagai partai tua tapi dengan
munculnya Gus Romy ini sebagai ketua umum itu menjadi
salah satu nilai tambah bahwasannya PPP yang dianggap tua
itu, jadi ketua umum termuda. Jadi PPP hari ini menjadi partai
yang memilih ketua umum termuda, partai parlemen yang
memiliki ketua umum paling muda, itulah kemudian kita
berusaha kemas, kita kemas ulang PPP ini sebagai partai
muda, dengan munculnya ketua umum yang masih muda
kemudian juga di recruitmen kaderisasi serta kepengurusan
111
itu juga banyak dimasukkan tokoh-tokoh muda termasuk
ditampilkan di publik itu juga figur-figur muda. Di caleg-
caleg juga banyak tokoh muda yang muncul. Di samping itu,
karena partai ini adalah partai Islam maka selain muda dan
milenial, itu juga kesan Islam tetap dipertahankan tetapi Islam
yang di sini Islam yang tengah sebenarnya, bukan Islam yang
kanan ya, Islam yang tengah adalah Islam yang katakanlah
rahmatan lil alamin begitu. Jadi termasuk beberapa hari ini,
ketua umum selalu menyampaikan soal NKRI bersyari‟ah,
kenapa ada kalimat itu? Karena ada sementara ini
dikotomisasi di satu sisi ya, ada kutub yang anti syariat Islam
ya kan? partai-partai merah, anti sekali terhadap syariat Islam,
anti terhadap masuknya spirit dan nilai syari‟at Islam di
dalam peraturan perundang-undangan. Nah, di sisi lain ada
yang kepingin mendirikan atau menegakkan syariat Islam itu
secara „saklek‟ dalam bentuk sampai misalnya negara Islam.
Nah, di antara dua kutub itulah yang saling bertentangan itu
PPP berada, Islam yang tengah, Islam yang tengah itu juga
tidak alergi dengan kalimat atau istilah penegakkan syariat
Islam. Tapi syariat Islam yang seperti apa dan bagaimana
bentuk penerapannya.
3. Apa produk utama PPP dalam memasarkan partai ke
masyarakat?
Ya, jadi tadi sebenernya sudah saya sebut di awal
bahwasannya produknya adalah Islam yang rahmah itu, Islam
yang kemudian menjadi pengayom bagi kelompok-kelompok
lain yang ada di Indonesia gitu ya, melihat sejarahnya juga
kan memang partai ini kan rumah besar umat Islam karena
112
merupakan hasil fusi dari empat partai, empat ormas gitu kan
yang kemudian menggabung menjadi satu, dari sisi NU
misalnya kita sekarang ini sedang juga menggalang dan
mematahkan stigma bahwasanya partai NU itu hanya PKB,
kita sekarang sedang mengampanyekan dan ingin merebut
persepsi publik juga termasuk di kalangan nadhdliyin
bahwasannya PPP ini justru partai yang digawangi
pendiriannya oleh PBNU waktu itu gitu loh, oleh partai NU
waktu itu, yaitu ada pak Idham Cholid. Jadi kalo bicara pasar
segmen, sebenarnya segmen ini itu termasuk segmen yang
masih menjanjikan sehingga mendekatkan kaum muda ke NU
kalangan nahdliyin itu menjadi penting. Apalagi Gus Romy
itu adalah masih keturunan ya cicit dari pendiri NU yaitu KH.
Wahab Hasbullah gitu loh, jadi itu juga merupakan nilai jual
yang kita sampaikan kepada kalangan nahdliyin gitu loh, jadi
PPP ini juga partainya NU, partainya warga NU, tidak hanya
yang sebelah gitu loh.
4. Bagaimana cara menarik masyarakat agar menjadi
pendukung atau simpatisan PPP?
Ya pemilih PPP ini kan pemilih yang secara umum ini kan
ada 3 macam pemilih ideologis, pemilih yang rasional dan
pemilih yang pragmatis, ya kalo yang dulu tuh kita sudah
hampir selesai, ya yang artinya kita dengan pendekatan
keislaman dan ke NU-an dan ASWAJA kita bisa mendekati
pemilih bisa mendukung kita, kepada pemilih rasional
memang kita gunakan pendekatan-pendekatan dialogis agar
mereka bisa menerima PPP ya, yang ketiga pemilih pragmatis
ini yang kalian harus ketahui memberikan penyadaran
113
sebenarnya pragmatis itu tidak selalu jelek juga, dalam artian
kan sekarang masyarakat tuh menjadi lebih ingin sesuatu
yang kongkrit gitu ya. Misalnya bagaimana misalnya
kontribusi partai terhadap mereka sesuatu yang melingkupi
mereka keseharian misalnya urusan keagamaan, misalnya
apakah PPP misalnya punya konsen terhadap misalnya
pembangunan mushola, pembangunan madrasah-madrasah
diniyah. Nah, itu bagaimana PPP menggalang kebijakan-
kebijakan yang pro misalnya terhadap pengembangan
keagamaan, yang pro terhadap pemberdayaan ekonomi umat.
Nah, jadi pada tiga segmen pemilih itulah kita kemudian
melakukan hal-hal yang bisa kita lakukan.
5. Bagaimana cara partai dalam mempertahankan para
pendukung yang lama yang telah ada sambil mencari
pendukung yang baru?
Memang kita punya prinsip juga, jadi mempertahankan yang
lama yang sudah ada dan mencari hal-hal baru yang pemilih
baru yang menambah gitu ya. Terhadap pemilih yang lama itu
kita melakukan penyapaan-penyapaan sentuhan-sentuhan gitu
ya cuma karena agar mereka masih berada pada rumah besar
umat Islam ini ya partai ka‟bah. Kisaran partai atau pemilih
yang masih lama ini ya kira-kira 30%. Nah, sehingga mau
tidak mau kita harus mencari ceruk pasar baru, ceruk pasar
baru itu termasuk kalangan yang masih muda yang milenial,
karena secara statistik pemilih mereka itu kan 40%. Jadi,
sosok ketua umum yang selama ini juga tampil progresif itu
menjadi salah satu cara untuk menarik kaum muda, misalnya
bagaimana seorang ketua umum partai ka‟bah itu tampil di
114
ruang publik bahkan di baliho misalnya tidak pakai peci
dengan gaya pake sorban hijau itu sebenarnya juga sebagai
salah satu pakai jeans ya kan, pakai baju putih sebenarnya
juga bagian dari cara untuk memilih ceruk pasar baru. Di
samping tadi juga, kita menampilkan figur-figur muda di
dalam caleg-caleg itu di beberapa dapil dan itu diharapkan
bisa menarik ya simpati dari para anak-anak muda.
6. Bagaimana cara partai dalam penangani masalah yang
terjadi saat kampanye?
Kalo masalah itu pasti akan muncul tapi pertama kita kembali
kepada regulasi ya kan regulasinya bagaimana, kan ada aturan
mainnya semua, yang kedua bagaimana kita “memberikan
penyadaran” kepada kader dan pengurus untuk disiplin ya kan
di dalam menaati aturan tadi, yang ketiga itu juga secara
kultural juga pingin membangun trias politik yang damai
yang santun yang bermartabat termasuk kepada masyarakat
luas gitu loh, jadi pemilu itu kan cara damai, cara legal untuk
melakukan perebutan kekuasaan, jadi kalo pemilu itu tidak
damai, itu artinya tidak setipe dengan tujuan itu.
7. Sejauh mana kemajuan PPP dalam Pileg 2019?
Ya sejauh ini H-2 bulan ya. Kita sudah melakukan berbagai
cara pendekatan kepada masyarakat, pemilih, kita
maksimalkan dan kita memiliki target-target tertentu yang
ingin kita capai khususnya untuk DPR RI ini kita juga kan
punya 39 kursi, kita pingin ada target sekitar 66 kursi target
maksimal kita. Dan dengan segala daya upaya yang kita
lakukan saya kira itu sangat bisa apalagi SDM-SDM yang ada
115
sekarang ini kita lihat sih dan saya rasakan spirit nya tinggi,
kemudian partai juga melakukan katakanlah pendampingan
sekaligus support kepada caleg dalam hal logistik pun kita
sediakan seperti artibut APK (Alat Peraga Kampanye) juga
kita sediakan meskipun dengan jumlah yang saya kira ya
karena itu supporting, jadi untuk memantik itu setidaknya ada
perhatian dari partai ada bendera ada apa-apa, wah segala
macam ada, APK payung dan sebagainya, itu bentuk
partisipasi partai agar caleg merasa partai juga memberi
perhatian, yang kedua dia sebenarnya memiliki satu tools
untuk melakukan pendekatan terhadap masyarakat.
8. Hal apa saja yang dilakukan partai atau caleg dalam
proses pendekatan emosional kepada masyarakat?
Ya kalo pendekatan emosional tentu kita sebagai partai Islam
mau tidak mau juga kita melakukan pendekatan-pendekatan
terhadap segmen di mana kalangan Islam itu berada, misalnya
kalangan pesantren, kemudian ormas-ormas keagamaan ya
kan ormas keagamaan di sini ya tidak hanya NU, ya ada NU,
ada Muhammadiyah dan ada ormas-ormas yang lain memiliki
satu ide, memang ini ada tantangan besar bagi kita, saya
pernah ketemu dengan sekjen Gerindra namanya pak Ahmad
Muzani, beliau mengatakan bahwasannya yang diidentikkan
atau simbol atau partai Islam itu sekarang Gerindra, itu
menurut klaim nya pak Muzani ini sebagai sekjen partai
Gerindra, ini kira-kira terpengaruh juga kasus-kasus atau
politik-politik yang lalu pada pilkada DKI kemudian juga
pilpres gitu ya. Tapi “tantangan” dari Gerindra tadi itu kita
116
jawab bahwasannya partai yang masih identik dengan Islam
ya itu tetep partai ka‟bah.
9. Bagaimana PPP memosisikan dan mendistibusikan diri
sebagai partai yang siap bersaing di pileg 2019?
Ya pertama secara performa kita sudah melakukan strategi-
strategi ya menyusun dan melaksanakan strategi-strategi
untuk pileg itu, yang kedua terkait dengan survei memang
beberapa hari ini sebelumnya terutama itu sebelum pilpres
dulu itu di bawah 4, tapi kalo kita berkaca pada 2014, survei
yang sama juga menimpa kita sekitar 2 tapi faktanya 6,5. Nah
alhamdulillah, belakangan ini juga survei-survei sudah
menempatkan PPP pada 4,3 atau 4,1 ini sebenarnya menurut
kita sudah lewat 4% itu sudah selesai, tinggal lebihnya
berapa, katakanlah kalo kita mengacu pada penelitian-
penelian atau survei-survei itu seperti pada lipi, lipi pernah
mengatakan kita 4,7 yang terakhir yang kalo ga salah charta
politika itu 4,3 dengan itu kira-kira kita bisa dapat sekitar 7%
maka dari itu saya rasa kita sangat siap melakukan itu
termasuk yang kita lakukan metode canvassing door to door
oleh para caleg bahkan ada tim khsusus sehingga upaya
penetrasi terhadap masyarakat itu insyaAllah semakin nyata
terutama di hari-hari sudah mendekati pileg 17 April ini.
10. Apa saja yang menjadi kriteria caleg 2019?
Kriteria caleg itu yang pertama kualitas ya kan, kemudian
kapasitas, kapasitas itu ada kompetensinya, kemudian ada
lagi integritas, tentu sampean juga mungkin tau tidak ada satu
pun caleg dari PPP khususnya yang mantan koruptor di antara
117
semua partai itu ada tiga partai kalo ga salah yang tidak
mencalonkan mantan koruptor itu salah satunya PPP yang
lain ada semua itu kan itu kelebihannya, sampe tadi integritas
ya dan sebenernya kita juga mendorong munculnya tadi
caleg-caleg baru gitu ya yang secara semangat juga usia
masih muda, yang muda-muda itu juga kita prioritaskan untuk
coba ikut maju.
11. Bagaimana regulasi marketing politik PPP dalam pileg
2019?
Ya kita melakukan serangan udara ya kan melalui iklan-iklan
memang kita tonjolkan itu sosok ketua umum kita Gus Romy
sebagai national endorsmen karena jujur kita terus terang
belum ada figur lain yang hari ini katakanlah menjadi yang
menarik partai gitu loh jadi itu kita serangan udara, seragan
daratnya juga kita lakukan infanteri sebagai pengurus struktur
selalu kita lakukan kita misalnya kemarin pada harlah PPP itu
ada intruksi untuk bagaimana semua kantor wilayah dan
cabang untuk melakukan ziarah ke ketua-ketua yang sudah
meninggal, ada istigosah, do‟a bersama sampai pada
sembahan Al-Qur‟an dan sebagainya kita ingin berbasis
haditsi itu kita bisa mencapai hal yang secara praktis politik
itu bisa menguntungkan kita terus di samping kita juga
melakukan ya tadi udaranya jalan infanteri struktur partai,
yang ketiga kita melakukan kemitraan dengan lembaga-
lembaga berbasis masyarakat gitu ya tapi kita juga di PPP ini
kita membuat program tastis yang bisa menjadi partner gitu
ya, karena kalo masih pake baju partai kadang tidak luwes
oleh karena itu kita membikin organ tastis salah satunya
118
adalah Madani (Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam), itu
ketua dewan pimpinannya itu adalah Gus Romy kemudian
ketua umumnya saya, Madani itu mempunyai visi
membangun peradaban Islam, ya misinya adalah membangun
dan menciptakan peradaban masyarakat Islam Indonesia yang
rahmatan lil „alamȋn melalui dakwah bil hikmah dan
pendidikan berkarakter akhlakul karimah, nah sampai detik
ini kegiatan-kegiatan yang kira-kira tidak bisa memakai
atribut partai langsung itu menggunakan Madani, contoh
misalnya kemarin ini kita melakukan diklat manajemen
masjid kita undang, ada juga kita mengadakan misalnya
halaqoh ulama itu juga memakai Madani. Jadi ini juga strategi
kita membangun kemitraan dengan masyarakat melalui
organisasi-organisasi yang kita kita visi nya sama dengan kita
sama dengan PPP biar kita bisa luwes gitu ya, kemarin juga
kita mengadakan “Cara Cepat Baca Kitab Kuning” itu juga
pake Madani jadi kalo pake Madani kan tidak sekaku kalo
pake PPP.
12. Bagaimana PPP dalam memasarkan diri, dilihat dari
positioning, branding, segmenting?
Ya tadi secara branding kembali kita pingin merubah stigma
PPP sebagai partai tua dan tradisional kita pingin menjadi
partai yang muda dan modern tapi tanpa meninggalkan tradisi
gitu ya, jadi boleh kita misalnya sosok ketua umum di
tampilan baliho itu tidak memakai peci sekali pun tapi
istigosah tetap kita lakukan, nah jadi itu kita kombinasikan
untuk penguatan partai. Ketua umum PPP kemarin
119
menyampaikan bahwasannya PPP ini bisa dan layak menjadi
rujukan bahkan referensi serta pilihan alternatif utama
pemilih muda Islam, pemilih muda dan Islam, pemilih muda
yang Islam ini seperti kalangan santri kemudian kalangan kan
sekarang juga kan ada ormas-ormas kepemudaan Islam gitu
ya. Karena pemilih besar itu milenial tetap kita singkronkan
walaupun kita sedang menggalang yang muda karena kalo
kita fokus yang tua kan, yang tua-tua ini juga suatu saat akan
habis secara kaderisasi kita melakukan kaderisasi kepada
kalangan yang muda, kita juga melakukan berbagai hal
seperti pelatihan-pelatihan, ada latihan-latihan kader oleh
pengurus yang diikuti juga oleh masyarakat secara umum.
Kalo Islamnya tetap tidak bisa kita tinggalkan.
13. Siapa yang menjadi sasaran PPP dalam memasarkan
partai di Pileg 2019?
Kita kembali kepada data tadi pemilih milenial itu 40% jadi
kita menyasar pemilih itu jadi kalo kita ga masuk ke situ
susah dari beberapa daerah DPR itu tidak semua muslim PPP
itu di basis itu tidak boleh itu anggota DPR kalo kita kalangan
Islam, tidak liat anggota DPRD non-muslim, di basis-basis
non-muslim, yang tidak boleh itu adalah DPR RI kalo
provinsi atau daerah boleh asal bukan muslim, bahkan disana
itu lambang ka‟bah itu dinilai sebagai kotak amal lemari jadi
memang tidak melulu karena saya yang menyusun dan
menyarankan nama nama caleg kuota perempuan melebihi
40% Caleg yang diajukan PPP kalangan prempuan juga kita
120
sasar, apalagi ada satu perkembangan bagus ibu Khofifah
sudah menyatakan mendukung PPP itu kesempatan yang kita
usahakan.
14. Bagaimana sikap PPP terhadap kehadiran partai-partai
lain yang juga memiliki kekuatan yang sangat besar?
Namanya demokrasi itu munculnya partai-partai baru, asas
sudah memiliki pasar-pasar partai lima yang masih bertahan
di samping golkar dan PDIP harus semakin lihai agar tidak
tersalib paling juga banyak yang ga laku, ga gampang.
15. Fenomena berpolitik bukanlah hal yang sudah tidak asing
lagi di dunia ini. Tetapi hal yang paling penting adalah
bagaimana menciptakan persaingan tersebut secara fair,
adil, dan tanpa kolusi. Bagaimana partai ini menjalankan
persaingan tanpa meninggalkan nilai-nilai tersebut?
Partai ini sebagai partai Islam kan tentu mengedepankan di
samping juga kita ada regulasinya ada jadi tidak mau
mencederai prisip-prinsip yang menjadi spirit kita pinginnya
konsisten yang Islam partai politik kita ingin menjalankan
partai politik yang islam juga
16. Bagaimana PPP menampung aspirasi masyarakat untuk
disampaikan dan dijalankan oleh pemerintah?
Ya memang tugasnya partai itu melakukan memperjuangkan
aspirasi rakyat melalui apa? Ukuran jalannya partai itu atau
tidak kan diperolehan suara DPR ya kalo legislatif jadi kalo
ditanyakan bagaimana menyampaikan aspirasi masyarakat ya
melalui terhadap wakil rakyatnya menjalankan tiga fungsi
tersebut yaitu budgeting, legislating, controlling. Pemerintah
121
kan tidak bisa melakukan semaunya harus berdasarkan
persetujuan dari DPR kader-kader kita juga dilibatkan jika
masih melakukan agar apa yang diusahakan oleh pemeintah
seiring dengan yang diharapkan oleh masyarakat.
17. Bagaimana partai ini menjalankan prinsip-prinsip hak
kebebasan untuk memilih terhadap masyarakat?
Saya kira masyarakat berhak menentukan namun masyarakat
perlu juga melakukan pemetaan, pemelaahan, juga melakukan
kajian dengan partai politik mana yang kemudian akan
dipilihnya itu, jadi jangan sampai masyarakat terlena atau
misalnya dengan tampilan partai politik yang seolah-olah
khususnya partai politik baru yang seolah olah ingin
melakukan hal baru yang sebetulnya belum melakukan apa-
apa, itu saya kita silahkan menentukan tapi harus selektif gitu.
18. Bagaimana PPP turut berpartisipasi dalam kegiatan
politik jika di dalamnya berbeda maksud, tujuan serta
ideologi yang dipegang?
Ya jutru itulah tantangannya warna politik di parlemen
khususnya itukan nanti berbeda-beda meskipun ya sebenernya
bingkainya kan sama gitukan sepanjangan itu ujunganya sama
yaitu NKRI begitu ya demi kepentingan bersama dan umat
sebenernya kita bisa bersinergi tapi kalau dalam hal prinsip
kita harus berbeda ya maka akan kita lakukan contoh PPP ini
sekarang menjadi ketua pansus ya Undang-Undang Dasar
larangan minuman beralkohol Undang-Undang Dasar ini
sudah tiga tahun tidak selesai-selesai karena apa? karena
semangatnya PPP semakin melarang tapi ada juga partai yang
122
ideologinya berbeda malah pengen nya itu hanya mengatur
bahkan mungkin akan malah melonggarkan. Jadi ya untuk
prinsip kita harus tetap diperjuangkan meskipun kemudian ya
itu kita mungkin dalam beberapa kursi terpojokkan tapi dalam
hal prinsip kita perjuangkan.
19. Bagaimana partai ini menyikapi lobby-lobby politik yang
terkadang cenderung bertentangan dengan nilai-nilai
demokratis dan ideologi PPP?
Saya kira PPP mulai memiliki kontrol yang kuat terhadap
dengan baik terhadap melakukan controlling yang sangat
baik bahkan kemarin juga ketua fraksi itu langsung kalo
sampe untuk mengambil tanggung jawab kontrol itu bahkan
tidak ada kader yang menyalahi ideologi dan partai tentu akan
ada punishment.
20. Bagaimana cara PPP dalam menghadapi perbedaaan
pendapat di internal partai?
Kalo di internal kita kan ada mekanisme-mekanisme, ada
rapat-rapat, dan musyawarah-musyawarah, mufakat-mufakat,
yang itu sepanjang itu sebenarnya dimasukan untuk
kepentingan umum maka harus menurunkan ego dan
kepentingan yang sempit untuk kepentingan yang lebih besar
jadi saya kita musyawarah mufakat atau bisa untuk
memperjuangkan kepentingan-kepentingan umat itu.
21. Mengenai program kerja jangka panjang atau pendek.
Hal apa saja yang telah dilakukan oleh PPP di bawah
kepemimpinan Romahurmuziy?
123
Kalo secara jangka panjang kita kan pinginnya adalah
pertama soal Islam dan pancasila di Indonesia ini kan kita
sudah viral jadi tidak ada lagi sebenarnya bertentangan dan
hal yang patut diperdebatkan terkait dengan Islam dan
Indonesia ini sudah selesai ketika ada kelompok-kelompok
lain yang masih saja mempermasalahkan seperti kemarin Abu
Bakar Baasyir itu kan tidak mau keluar penjara dan tidak mau
menandatangi surat setia terhadap pancasila dengan alasan itu
bertentangan dengan syariat Islam, ini sebenarnya hal yang
tidak tepat, pancasila itu apa? Pancasila itukan sila pertama
itukan ketuhanan, sila kedua itu soal kemanusiaan, sila ketiga
persatuan, sila keempat tentang musyawarah, sila ke lima
keadilan, kalo Abu Bakar Baasyir atau tokoh yang lain tidak
mau mengakui pancasila itukan tidak mengakui sila-sila itu
tauhid itukan, jadi saya kita untuk konsep dan produk dalam
jangka pendek untuk kepentingan-kepentingan praktis untuk
menghadapai pileg kan tadi beberapa langkah sudah kita
lakukan melalui hal baik secara udara, infantri struktur dan
kemitraan. Kalau Madani pileg iya panjang iya dalam NKRI.
22. Apa yang menjadi hambatan PPP dalam memasarkan
partai pada pileg 2019 ini?
Secara integritas tidak semua pengurus dan kader partai itu
aware dengan urusan PPP ini harus tampil dengan banyak
yang pikirannya masih ini PPP ini jangan aneh-aneh, yang
kedua cara regenerasi masih banyak pula kalangan-kalangan
tua yang masih ada yang tidak menerima perubahan banyak
yang melek teknologi banyak yang tidak menerima dan bisa
mempraktekan ketika pengurus pusat ingin melibatkan
124
menghendakan struktur itu dengan istilahnya medsos upaya
terhadap kampanye di medsos tidak selalu diterima karena
kegagapan teknologi.
23. Apa saja tantangan yang dihadapi PPP ketika melakukan
riset lapangan?
Ya tadi tantangannya pertama soal persepsi PPP sebagai
partai Islam itu akan direbut oleh partai lain, sehingga ini
menjadi tantangan untuk kita agar menegaskan kembali partai
Islam itu ya PPP. Tidak hanya dengan simbol tapi dengan
alisi bahwasannya PPP itu berjuang untuk kepentingan syariat
Islam, yang kedua itu tantangan terkait dengan tadi pemilih-
pemilih yang pagmatis yang tidak hanya menerima kehadiran
partai yang itu dengan serta merta atau dengan secara
keturunan secara mungkin hanya dikasih tahu Kyai nya atau
dikasih tahu gurunya itu tidak serta merta menjadi bagi yang
terhadap partai saat ini tidak lebih pada urusan kecocokan
setelah melakukan ke itu yang harus kita jelaskan terhadap
mereka.
24. Positioning seperti apa yang dibangun PPP agar terbenak
di masyarakat?
Partai Islam modern muda.
125
25. Dalam pemasaran politik, biasanya akrab dengan
publisitas-publisitas, nah, publisitas seperti apakah yang
menjadi fokus PPP menjelang Pileg 2019 ini?
Semuanya dilakukan tapi PPP jarang mendapatkan
momentum menjadi titik tolak PPP itu naik.
126
Hasil Wawancara
Nama: Achmad Baidowi
Jabatan: Wakil Sekretaris Jenderal PPP
Tempat dan Tanggal: Gedung DPR RI, 21 Agustus 2019
Waktu: 58 menit, 50 detik.
1. Bagaimana pemetaan yang dilakukan oleh PPP di
Pemilu Legislatif 2019?
Jadi PPP itu membagi apa cluster pemilih membagi tiga
cluster pemilih yang harus dibidik pada Pemilu 2019 apa
yang kita kenal dengan istilah trilogi pemenangan PPP.
Kita mengambil konsep kaidah mempertahankan tradisi
lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih
baik. Satu, trilogi yang pertama adalah mempertahankan
basis pemilih tradisional PPP, artinya pemilih PPP 2014
itu harus dipertahankan, yang kedua adalah mengambil
kembali pemilih-pemilih yang pernah memilih PPP, pada
tahun 1999 dan 2004 PPP itu masuk ke dalam 3 besar
dengan 58 kursi, tapi 2009 menyusut, 2014 menyusut 20
kursi. Kita ingin mengembalikan lagi ke angka 50,
caranya orang yang memilih PPP itu diajak gabung
kembali. Yang ketiga, mengambil ceruk pemilih baru
yang disebut kalangan milenial yang belum pernah
memilih PPP, itu yang kita petakan itu sudah dilakukan
dan dikombinasikan dan dikompilasi menjadi sebuah
127
analisa di LP2 untuk menyasar segmen tersebut, tentu
dengan pendekatan yang berbeda-beda sesuai
segmentasinya.
2. Bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan PPP
dalam memersuasif pemilih?
Jadi kita melakukan berbagai cara sesuai segmentasinya,
untuk pemilih tradisional kita melakukan pendekatan
melalui tokoh, tokoh Kyai-Kyai tatap muka secara
langsung juga memilih PPP juga itu pendekatan, yang
ketiga pemilih baru lebih banyak dengan era anak baru,
anak-anak muda dengan media sosial dengan hobi-hobi
mereka kita dekati seperti itu misalkan anak-anak muda
senangnya futsal yaudah kita bikin kegiatan lomba futsal
pintu masuknya tidak harus ke PPP duluan tapi melalui
lomba futsal dulu baru dia bisa gituloh.
3. Bagaimana PPP merekonstruksi ulang manajemen
reputasi pasca OTT Romy?
Jadi kasus mas Romy itu memang menjadi pukulan bagi
PPP, tetapi kita tidak ingin larut dalam kesedihan, maka
ketika musibah itu datang kita langsung membangun
sebuah paradigma bersama bahwa PPP harus
diselamatkan, soal kasus perorangan jangan sampai
menyandra PPP, maka PPP harus diselamatkan. PPP
harus diselamatkan seperti apa? Semua orang
mengerahkan jerih payah, tenaga dan pikirannya kepada
128
PPP, bagaimana caranya bagaimana PPP menang,
bagaimana caranya PPP mendapatkan suara, bagaimana
caranya PPP lolos Pemilu. Maka, kita melepaskan sekat-
sekat yang selama ini ada semua konsestrasi
penyelamatan kepada PPP, kalo ada riak-riak nanti
dibicarakan setelah Pemilu, itu kontruksi komunikasi
yang kita bangun, kita hubungin lagi, kita telepon Kyai-
Kyai agar terus tetap semangat ada di PPP.
4. Bagaimana sistem penunjukkan Caleg?
Kita menilai berdasarkan PDL, PDL itu prestasi, dia itu
prestasinya apa selama ini, dedikasi, dedikasi kepada
partai, loyalitas kepada partai seperti apa gitukan jadi
sehingga dengan pendekatan itu akan ketahuan bahwa
Caleg ini tetep misalkan saya sebagai incumbent,
sebelumnya diurutkan ke delapan karena dianggap
berprestasi dan punya potensi maka dinaikkan menjadi
nomor satu, ada juga yang pindah Dapil, ada juga
misalkan yang diturunkan nomor urutnya itu ada, semua
ada dan itu dalam rangka untuk membesarkan partai, itu
siapa yang melakukan siapa yang menyusun? Ada
namanya LPC, yaitu Lajnah Penetapan Caleg. Beliau-
beliaulah yang menetapkan posisi Caleg-Calegnya
meskipun Caleg-Calegnya juga memiliki hak
mengusulkan formasi Caleg.
129
5. Bagaimana marketing politik PPP sebelum dan
sesudah tertangkapnya Romahurmuziy?
Kalo sebelum mas Romy kena kasus itu dominasi figur
dikuatkan yakni figur mas Romy berkampanye untuk PPP
dan berkampanye untuk Pilpres namun karena kita
mainstream nya, pikiran mainstream-nya menyelamatkan
PPP maka tag line kita berganti “Yuk coblos ka‟bah”
menyelamatkan ka‟bah, kampanyenya ka‟bah aja udah,
meskipun terkesan jadul tapi itu bisa merangsang
emosional pemilih-pemilih lama untuk tetap di PPP,
pokoknya PPP aja ditonjolkan, tag line sebelum kasus
mas Romy “Bergerak Bersama Rakyat” dan mas Romy
tampil dipermukaan dan bagus responnya anak-anak
muda seneng semua, tapi ketika beliau tenggelam gak
mungkin dong kita pertahanin, kita balik minimal
yasudahlah kan banyak ini orang yang mendekat ke PPP
gara-gara kasus itu menjauh gitu, kan gak mungkin kita
kejar waktu sudah mepet jadi yasudah yang ada kita
pertahankan maka dari 3 hal tadi, 1 2 3 lebih banyak
pemilih tradisional yang bertahan yang mengambil
kembali, gagal, mengambil anak muda, tidak terlalu
maksimal, yang lebih banyak ya pemilih 2014 ya itu saja
dipertahankan, tidak bergeser, pemilih 2014 saja pun
menyusut gitu. Dan ataupun anak-anak baru yang
mempunyai ikatan emosional dengan pemilih-pemilih
tradisional, misalkan lulusan pondok pesantren, kaya gitu
lah.
130
6. Media apa yang sering digunakan dalam proses
marketing politik?
Sama semua, media sosial, media massa, dan juga media
tatap muka secara langsung, media komunikasi langsung
kepada masyarakat, lebih dominan yang tatap muka,
karena memang berat Pemilu 2019 itu, kalau tidak ketemu
langsung dengan konstituen, engga bisa, media sosial dan
media massa itu perwajahan PPP bahwa PPP ini juga
dikelola secara modern dan mengikuti ketentuan undang-
undang Pemilu, tapi ujung tombaknya ada di masing-
masing Caleg.
7. Apa program unggulan partai dalam menarik suara
pemilih?
Ya kita menjual isu-isu keislaman, Islam keindonesiaan,
bahwa Islam itu tidak bertentangan dengan demokrasi
bahwa Islam bisa berjalan beriringan gitu, itu karena
memang sudah berbeda karena kan setelah kasus mas
Romy ini harus bikin diferensiasi jadi udahlah harus bikin
yang jelas-jelas aja apalagi PPP ditunduh sebagai partai
penista agama, kita ingin mengembalikan persepsi itu
dengan mengedepankan ciri PPP sebagai partai Islam.
8. Siapa saja yang menjadi tim marketing politik dalam
Pemilu Legislatif 2019 ini?
131
Ada LP2 yang dipimpin langsung oleh pak Romy ketika
pak Romy kasus maka diganti dan dikedalikan oleh sekjen
saksi hukum toritorial.
9. Apa yang ditonjolkan oleh partai pasca OTT
Romahurmuziy?
Identitas PPP sebagai partai Islam, itu yang kita muatkan.
Media massa lebih ke pemberitaan, iklan kita hanya
pasang iklan di space yang disediakan oleh KPU karena
kita gak mampu, uangnya gak cukup mending untuk
pemenangan partai.
10. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam
proses marketing politik pada Pemilu Legislatif 2019?
Yang lebih utama itu finansial, yang kedua kemampuan
dari masing-masing Caleg masing-masing aparatus partai
melakukan marketing politik, kan tidak sama lebih pada
kemampuan juga. Contoh, seseorang dipaksa melakukan
marketing politik melalui media sosial tapi ternyata dia
tidak melek media sosial, kemampuan gak ada, gak bisa,
seseorang diminta untuk bisa ber-orasi di kampung, kan
tidak semua orang ahli bidang agama, di PPP itu ada yang
ahli insinyur, ada yang fakultas ekonomi tapi belum tentu
ia menguasai ilmu-ilmu agama sementara ia partai Islam
kalau dihadapkan dengan kelompok-kelompok pengajian
kan gak mungkin juga dia bercerita tentang moneter, dolar
naik, kan gak mungkin, dia pasti disesuaikan dengan ibu-
132
ibu, ceramah, tausiyah kan tidak bisa tidak semua mampu
seperti itu atau misalkan disuruh pidato tidak semua orang
memiliki kemampuan berpidato yang bagus ya kalo hanya
sekedar sambutan semua saya yakin bisa sambutan, itu aja
lebih kepada kemampuan yang tidak merata.
11. Bagaimana pemetaan pemilih dan strategi yang
diterapkan?
Ya beda-beda sesuai karakteristiknya. Pak Romy dan
Waketum serta Caleg-Caleg seperti Bu Reni sering bikin
vlog untuk mendekati kalangan millenial kan saya pun
buat vlog, dan saya di media sosial pun aktif juga interaksi
itu kan garapan milenial gitu kan sering sesuai
segmentasinya, kalau dengan Kyai ya saya pakai
berdandan komunikasi ala Kyai, dengan kelompok petani
ya saya berposisi seperti kelompok petani.
12. Apakah PPP sudah mengatur apa saja langkah-
langkah yang akan dilakukan dalam proses marketing
politik?
Secara umum kita bikin kebijakan, terus penyesuaiannya
pelaksanaannya disesuaikan dengan masing-masing
daerah. Contoh, kita PPP sebagai partai Islam kebijakan
politik kita adalah mendukung pemerintah sebagai saluran
aspirasi umat Islam dan Islam yang kita kedepankan Islam
moderat Islam rahmatan lil „alamȋn secara umum, maka
penerjemahannya disesuaikan dengan masing-masing
133
Dapil. Contoh, kalau di Madura penerjemahan Islam
Rahmatan Lil Alamin itu seperti apa? berbeda dong di
Madura dengan dengan di Solo misalkan atau di Jawa
Tengah bagian lain misalnya itu berbeda
dikontekstualiasasi sesuai apa kebutuhan masing-masing
cara kita menyampaikan. Contoh, kebijakan tentang
pendidikan, pendidikan agama dan pondok pesantren, di
Dapil saya, pendidikan diniyah kan sangat banyak, maka
pola komunikasi kita menyampaikan bagaimana
pembelaan PPP terhadap pendidikan diniyah ala Madura
ala Dapil saya, itu saya kedepankan. Kebijakan umumnya
ada, penerjemahannya ada, hanya masing-masing Dapil
beda-beda, gak bisa disamakan misalkan Dapil
Banyuwangi dengan Dapil Madura, di Banyuwangi
pendidikan diniyah itu tidak banyak dikenal hanya dikenal
di pendidikan ke kelas, sementara di Madura pendidikan
dikelas madrasah diniyah itu kelas-kelasnya kelas 1
sampai kelas 6 kan sementara di tempat saya misalkan
Dapil saya kan Banyuwangi ya itu pendidikan di
masyarakat itu hanya mengaji Al-Qur‟an sore hari atau
malam hari kan cara menjelaskan ke masyarakat
bagaimana pembelaan PPP tehadap pendidikan
keagamaan pendidikan diniyah beda dong cara
menyampaikannya di Madura dengan di Banyuwangi itu
pembedanya di situ, tapi secara umum global ada gitukan.
Penyampaiannya disesuaikan dengan konteks masyarakat.
134
13. Bagaimanakah PPP membentuk tim marketing politik
di Pemilu Legislatif 2019?
Marketing politik PPP setelah kasus mas Romy langsung
dijalankan oleh masing-masing caleg.
14. Adakah trik khusus dalam men-treatment masyarakat
pasca OTT Romahurmuziy?
Ya kita sampaikan bahwa kasus Romy itu pribadi, tidak
ada kaitannya dengan partai, udah itu aja.
15. Apakah PPP melakukan pendekatan kepada pemilih-
pemilih non muslim?
Di daerah-daerah yang mayoritas non muslim ada, kayak
di Papua, NTT itu ya memang harus mendekati mereka
yang non muslim tetapi dengan kondisi seperti ini tidak
maksimal, karena berubah, bandul politiknya berubah,
yang semuanya kenceng kesana tiba-tiba kena tsunami
kan harus puter gitu maka yang terpenting penyelamatan
partai akhirnya sudah kembali ka‟bah semua yang disasar
muslim semua akhirnya. Ada pendekatan sebelum OTT
mas Romy contoh mas Romy hadir di sekolah tinggi
kristen di NTT memberikan kuliah umum, di sekolah
tinggi kristen di NTT di Kupang yaudah memberikan
kuliah umum tentang ekonomi Indonesia, diterima gitu
kan. Ketemu dengan para apa di batak-batak itu, waktu
Sumut itu, pendeta-pendeta batak itu ketemu, salaman,
suka dengan PPP karena mendukung siapa Jarod Syihar
135
sebagai perpaduan muslim dan non muslim. Di Papua
ketemu dengan kepala-kepala suku yang notabene nya
non muslim dan banyak di Papua itu ketua DPC PPP non
muslim orang Papua asli. Karena kalo gak ngambil non
muslim, gak ada yang pegang partai, karena disitu kan
sistem kepala suku. Artinya populasi pemilih di Timur
kan tidak terlalu signifikan, sudah kita apa adanya sajalah,
kalau masih memilih PPP ya syukur kalau tidak
yasudahlah. Di Papua itu banyak loh ketua DPRD
Kabupaten yang non muslim yang terpilih dari PPP, di
Dogia itu dapat 5 kursi, itu non muslim semua itu,
anehkan? Karena apa? Di situ suku, dia tuh tidak melihat
partai, partai ini siapa ketuanya? Kepala suku, yasudah
saya tusuk kepala suku. Kalau saya kepala suku, dan saya
pegang partai, yasudah anggota saya pilih saya semua.
16. Bagaimanakah pemetaan terkait dengan tingkat
keadaan atau tingkat perbedaan masyarakat dalam
penyusunan program partai dan visi misi partai?
Ya kita petakan sesuai karakteristiknya masing-masing,
kita sesuaikan, contohnya tentang larangan minuman
beralkohol, di Madura saya bisa langsung kampanye
“Tolak Miras” tapi di Papua gak boleh begitu harus pelan-
pelan caranya “Pak daripada minum alkohol mending
minum air putih dong”, contoh Islam rahmatan lil „alamȋn
kalau ditempatan di sarjana kan harus dijabarkan apa itu
Islam rahmatan lil „alamȋn, Pak Romy datang ke kampus-
136
kampus diskusi, contoh Rahmatan Lil Alamin di desa-desa
datengin Kyai kampung, selametan itulah Islam Rahmatan
Lil Alamin, ketemu petani nanem padi di sawah itu
dilakukan Mas Romy di Karawang, di Bondowoso dengan
petani kopi, di Jember dengan anak band, di Banyuwangi
dengan nelayan, itu kan segmentasi toh gak mungkin kan
kita ketemu petani bawa jazz gitu kan bawa alat band ga
mungkin, ketemu petani kopi bawa jaring ikan gak
mungkin, ketemu nelayan kita bicara kopi ya gak
mungkin kan, bagaimana cara mensejahterakan
masyarakat itu sesuai dengan segmentasinya, kalau
ketemu dengan masyarakat nelayan bagaimana caranya
PPP memperjuangankan agar nelayan hasil tangkapannya
maksimal, bagaimana budi daya ikannya melimpah, itu
cara PPP menjelaskan program kesejateraan masyarakat.
Kepada petani, bagaimana petani bisa menghasilkan kopi
yang kelas nomor 1, bagaimana caranya petani bisa
memasarkan kopinya ke Eropa, dengan anak band
bagaimana industri industri kreatif itu bisa muncul, yang
band-band apa musik-musik cadas bagaimana kalau
dimasukkan nuansa-nuansa Islam, itu cara PPP
menjelaskan kepada publik sebelum tanggal 15 Maret,
setelah tanggal 15 Maret ya sudah masing-masing Caleg
saja.
17. Dalam mem-branding partai, bagaimana PPP dapat
diterima di masyarakat pasca OTT Romy?
137
Kita sampaikan kepada masyarakat bahwa ini musibah,
tidak dikehendaki, dan itu pribadi tidak ada kaitannya
dengan partai, yang kita branding adalah Kyai-Kyai yang
kita tonjolkan seperti Kyai Maimun Zubair, di Madura
ada Kyai Samsul Arifin, itu kita tonjolkan aja, tausiyah-
tausiyahnya gitu kan, sehingga masyarakat terenyuh lagi,
yang kita tonjolkan adalah Kyai yang masih di PPP
karena kita gak mungkin menarik lagi orang-orang yang
pernah ke PPP kan gak mungkin sudah, dan yang masih
bertahan itu pun berkurang. Karena dulu 39 kursi,
sekarang 19 kursi, hilang 20. Jangankan yang kedua dan
ketiga, mempertahankan pemilih tradisional saja banyak
berkurang kok. Gimana mau bicara yang kedua dan ketiga
toh yang pertama saja itulah. Maka kita tonjolkan kembali
ke PPP “Yuk Coblos Ka‟bah” PPP kita genjot supaya bisa
lolos, Kyai-Kyai nya kita munculkan.
18. Grand desain atau isu utama apa yang dibawakan PPP
pada Pemilu Legislatif 2019?
PPP sebagai satu-satunya partai Islam di Indonesia, Islam
Indonesia, Islam Rahmatan Lil Alamin gak ada lagi udah
itu aja.
19. Apa yang membedakan marketing politik pada Pemilu
Legislatif 2019 ini dengan Pemilu Legislatif 2014?
Ya karena di 2019 ini Pemilu nya secara langsung jadi
kita melakukan marketing politik ya kondisional,
138
kondisionalnya begini beda-beda sesuai kearifan
masyarakat lokal, tujuannya satu, jelas ada kebijakan
umum cara mengkomunikasikan ke bawah itu beda-beda
misalkan marketing politik PPP di Jawa Tengah efektif
apabila mengampanyekan PPP bersama Pak Jokowi, Jawa
Tengah secara umum. Di Jawa Timur bisa efektif tetapi
untuk daerah-daerah tertentu tidak bisa, di Madura
misalkan, atau di Sumatera Barat gak bisa leluasa kita
mengampanyekan marketing politik mem-branding PPP
berafiliasi dengan pak Jokowi di Madura bisa keok, maka
saya memakai pendekatan yang lain, itu yang
membedakan. Kalau 2014 gak ada masalah, PPP sendiri,
kalau di 2019 kan gabungan, ya idealnya sih
mengampanyekan Jokowi juga mengampanyekan PPP
tapikan gak bisa di semua daerah diperlakukan sama,
kalau di NTT dan Papua bagus. Tapi di Madura harus cari
celah supaya PPP bisa tetap tetap dan Jokowi tidak terlalu
kalah kan gitu, jangan ngarep menang gitu ya, karena
basisnya Prabowo di situ.
20. Kalau dari influencer, adakah tokoh-tokoh yang
digandeng dalam proses marketing politik?
Tidak ada, lebih kepada Caleg kalaupun ada influencer
nya ya Kyai-Kyai itu, ya orang tokoh-tokoh Kyai, pemuka
agama di masing-masing Dapilnya. Tapi mayoritas dia itu
kalo influencer kan orang luar, gak ada di PPP. Ketika
kasus mas Romy berubah sudah gak ada lagi 2 tadi, sudah
139
berubah jadi 1, satu itupun gak bisa maksimal, jadi yang 2
tadi sudah kita lupakan itu.
21. Siapa yang menjadi Brand Ambassador PPP pada
Pemilu Legislatif 2019?
Pasca OTT mas Romy di background itu tidak ada foto
figur, semuanya lambang partai.
22. Apakah PPP melibatkan jasa tim marketing lain untuk
pemenangan di Pemilu Legislatif 2019?
Ada sebenarnya sebelum OTT, jasa konsultan dan tim
survei ada juga pendampingan dan setelah OTT berhenti
dan marketing-nya akhirnya masing-masing Caleg
akhirnya di tiap Dapil. Masih penjajakan semua tapi
setelah OTT itu buyar.
23. Bagaimana cara PPP dalam memasarkan partai ke
basis pemilih tetapnya?
PPP sebagai partai Islam itu aja, satu-satunya saluran
politik Islam itu ya PPP, sampean harus istiqomah di PPP
supaya aspirasi umat Islam ada yang ngawal, itu aja udah
gak ada yang lain. Karena kita udah mikir yang kedua dan
ketiga udah gak mungkin, gak mungkin dapat sudah.
Maka mau tidak mau kita harus mempertahankan pilihan
pertama itu, mempertahankan basis pemilih tradisional itu
pun masih jebol. Media yang sering digunakan ya tatap
muka, karena mau iklan di tv gak ada duit, kecuali iklan
140
yang kecil-kecil kaya di facebook tipis-tipis gitu masih
ada duit, orang sekarang daripada duit untuk kampanye
mending untuk pemenangan Pemilu karena banyak
kebutuhan, saksi, karena subsidi dari partai gak ada,
hanya 25.000, otomatis ditanggung Caleg, maka kalaupun
ada duit yang sedikit itu, ya bukan utnuk hura-hura tapi
untuk pemenangan Pemilu akibatnya marketing politiknya
tidak bisa berjalan maksimal sesuai skenario awal, karena
kembali kepada apa ya kebutuhan lokal. Marketing
politiknya sesuai Calegnya aja udah, kalau mau pasang
iklan di media cetak ya pasang, kalo enggak ya gausah
gitu aja, tapi itu lebih kepada mengampanyekan Caleg itu
sendiri karena kan suara terbanyak, kan sistem suara
terbanyak, ngapain Caleg itu mengampanyekan partai, ya
kampanye diri sendiri, partai mah urusan DPP gitu, urusan
pak Suharso ngomong “Yuk Coblos Ka‟bah” tapi
faktanya Caleg “Yuk Coblos No. 1” “Yuk Coblos No. 2”.
Terbukti di Pemilu, di Dapil saya, yang milih partai itu
hanya 9.000 yang milih saya 227.000 yang milih Caleg
lain ada yang 18.000 ada yang 4.000 kan jauh. Saya saja
lebih dari suara partai orang 227.000 partai hanya 9.000.
24. Pendekatan apa yang paling dominan diterapkan oleh
PPP di Pemilu Legislatif 2019?
Perdekatan tatap muka, mau iklan gak ada duit, kecuali ya
iklan di media sosial, facebook yang kecil-kecil lah, tipis-
tipis lah masih ada duit, orang sekarang dari pada duit
141
habis untuk kampanye mending untuk pemenangan
pemilu karena banyak kebutuhan, saksi, karena subsidi
dari partai gak ada hanya 25.000 otomatis ditanggung
Caleg, maka kalaupun ada duit yang sedikit itu ya bukan
untuk hura-hura tapi untuk pemenangan Caleg, artinya
marketing politiknya tidak bisa berjalan maksimal sesuai
skenario awal, karena kembali pada apa ya kebutuhan
lokal. Sesuai Calegnya aja udah, kalau ada yang mampu
bayar iklan di media cetak, ya pasang, kalau enggak ya
gausah, gitu aja. Caleg lebih mengaampanyekan dirinya
sendiri, karena sistem suara terbanyak, ngapain kampanye
partai, ya kampanye diri sendiri, partai mah urusan DPP
gitu, urusan Pak Suharso ngomong “Yuk Coblos Ka‟bah”
tapi faktanya Caleg ngomong “Yuk Coblos Nomor 1”
terbukti di Dapil saya, yang pilih partai itu hanya 9.000
yang pilih saya 227.000, saya saja lebih tinggi dari suara
partai. Marketing politik partai yang dijual ya partai
Islam, Islam Rahmatan Lil Alamin, Islam Indonesia, itulah
yang menjadi background politik PPP sebagai partai
warisan ulama, udah, itu aja diulang-ulang, karena sudah
gak mungkin ngejar yang tiga kategori tadi, ngejar yang
dua terakhir sudah ga mungkin, waktu gak cukup, yang
berpikir kita waktu itu, pokoknya yang terpenting pemilih
tradisional 2014 itu tetap bertahan itu aja kok, dengan
segala upaya, ternyata masih menyusut juga, dari 39 kursi
menjadi 19 kursi gitu loh, bayangkan coba. Pemilih
banyaknya memilih personal bukan partai, tapi ada juga
142
yang memilih partai seperti di Dapil saya itu yang
memilih partai ya segitu, personal itu ya karena
mendekatan Caleg dengan segala manuver nya.
25. Bagaimana cara PPP dalam memasarkan partai ke
basis pemilih yang tidak menyukai PPP?
Ya counter isu bahwa kasus-kasus itu pribadi bukan
diajarkan oleh PPP, ya karena ada kesempatan bukan
karena ada niat, tapi kemudian yang paling berat bagi PPP
itu adalah meng-counter isu yang menggerogoti PPP, PPP
dituduh sebagai partai penista agama, PPP temennya PKI,
wah banyaklah, justru itu tantangannya kalau kasus mas
Romy, Suryadharma Ali dijelaskan mereka paham karena
personal tapi yang berat itu membalikkan persepsi bahwa
PPP partai penista agama, partainya Jokowi yang dekat
dengan PKI, partai pro China, itu harus kita counter
sangat, udah ampun dah kalau itu, itu sangat berat, lebih
sulit daripada menghadapi kasus Mas Romy dan Pak
Surya Dharma Ali. Ketika kita jelaskan berulang-ulang,
muncul lagi link berita yang lain, kita counter, muncul
lagi berita yang lain. Akhirnya kami masing-masing
membikin pertahanan sendiri-sendiri zona marking
akhirnya, saya akhirnya fokus di Dapil saya gak ngurus
Dapil lain meskipun saya Bapilu karena kalau enggak
Dapil saya bisa jebol gitu loh, semua begitu akhirnya
menjaga Dapil sendiri dengan counter isu yang PPP
penista agama, PPP temennya PKI, PPP temennya China.
143
Cara meng-counter-nya ya kita sampaikan apa alesannya
PPP dituduh partai penista agama, dukung Ahok? PPP
tidak pernah mendukung Ahok secara resmi, gak ada
dokumen tertulis PPP dukung Ahok, PPP bergabung
dengan koalisi, itu keniscayaan karena PPP ingin menang,
karena basis Indonesia ini nasionalis religius dari dulu jadi
kalau nasionalis dengan religius bergabung insyaAllah itu
kuat. Dan terbukti menang kan, Jokowi menang, PPP
lolos, di luar itu sudah gak bisa. Yang dukung PPP itu
PPP Djan Farid bukan PPP resmi karena Djan Farid itu
iparnya Ahok. Padahal, PPP yang resmi pada putaran
pertama mendukung Agus-Silvy, pada putaran kedua kita
netral. Di counter gitu, mereka faham gitu loh. PPP mas
Romy gak pernah dukung Ahok.
26. Pemilih pada Pemilu Legislatif 2019 banyaknya
kalangan apa?
Kalangan tradisional itupun berkurang.
27. Bagaimana cara PPP dalam memasarkan partai ke
basis pemilih yang belum menentukan pilihan?
Ya susah. Yang dua tadi sudah kita tinggalkan. Kan ini
setelah Mas Romy. Kalau sebelum kasus Mas Romy ini
dipetakan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.
Contoh anak yang hobi bola kita dekati dengan bola, gak
mungkin kita dekati dengan catur, anak yang suka diskusi
ya kita ajak diskusi tidak mungkin kita ajak main bola,
144
anak yang suka games kita siapkan permainan games nya,
anak yang suka nulis, ya kita bikin pelatihan menulis,
supaya pesan PPP nya masuk, itu dilakukan oleh partai,
mas Romy itukan di medsosnya aktif banget, itu bagian
dari itu, tapi setelah 15 Maret buyar semua itu, gak ada itu
semua, saya pun di medsos itu ogah-ogahan aja setelah 15
Maret itu.
145
Hasil Wawancara
Nama: Arya Fernandes
Jabatan: Peneliti Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS
Tempat dan Tanggal: Kantor CSIS, 31 Oktober 2019
Waktu: 33 menit 54 detik
1. Bagaimana pandangan anda terkait marketing politik
PPP pada Pemilu Legislatif 2019?
Saya melihat PPP memang punya kecenderungan yang
mana trend nya mengalami penurunan dalam setiap kali
Pemilu gitu ya, dan tidak ada usaha yang secara serius
dilakukan untuk membenahi strategi politiknya atau tak
ada juga usaha yang serius dilakukan untuk memperbaiki
cara PPP berkomunikasi kepada publik. Kemudian PPP
juga dari sisi publiknya itu juga saya melihat tidak
optimal juga dalam melakukan pergerakan ke basis-basis
pemilihnya. Kecenderungan yang kedua kalau kita lihat
gabungan partai-partai berbasis Islam itu kan dalam
Pemilu ke Pemilu kan juga mengalami penurunan
contohnya gabungan suara PKS, PPP, nah kalo misalkan
ditambahkan dengan PAN atau PKB, nanti lihat datanya
di 2019 ini, dugaaan saya sih juga mengalami penurunan
gitu ya, artinya orang yang memilih karena pemilih
tradisional partai-partai berbasis Islam itu mengalami
146
penurunan juga gitu, kecuali PKS yang keluar dari cara
lama gitu yah, misalnya program soal SIM seumur hidup,
STNK seumur hidup gitu yah, dan ada gebrakan gitu.
Kalo PPP kan sisi marketing-nya terutama bagaimana dia
menjelaskan kepada publik mungkin brand baru gitu ya,
itukan ga terlihat gitu, jadi orang masih lihat PPP yang
dulu aja, padahal demografi pemilih kita kan sudah
berubah. Misalnya orang kelompok pemilih milenial
bertambah gitu ya, orang yang hidup diperkotaan juga
bertambah, akses kepada sosial media juga bertambah.
Nah sementara di PPP, cara-cara kampanyenya masih
cara-cara lama, kemudian juga vote getter nya juga tidak
banyak gitu, dan di daerah dan di banyak tempat kan
kader-kadernya juga masih banyak kader-kader yang
lama, sementara dari sisi pendekatan ke NU juga agak
kesulitan gitu karena ada PKB yang secara konsisten
merawat dukungan dari NU gitu yah, bahkan di banyak
tempat itu PKB menempatkan misalnya ketua PW NU
Provinsi atau Kabupaten gitu yah atau Kecamatan
menjadi Dewan Syuro nya PKB di daerah tersebut. Jadi
memang secara kelembagaan PKB memberikan tempat
atau mengakomodasi kepada NU gitu. Nah, kalo PPP kan
enggak, saya gak tahu, mungkin enggak gitu ya, gak di
desain secara kelembagaan untuk itu gitu. Nah, kemudian
kalau kita lihat di beberapa tempat PPP kehilangan basis
pemilihnya gitu, misalnya dia dulu kuat sekali di Jakarta
tapi sekarang kemaren kan cuma 1 kursi DPRD nya kan,
147
dan dia juga sempat menang di Jakarta tahun 1997 kalau
tidak salah, sekarang dapat 1 kursi. Bahkan, kan
kampanyenya soal tadi yah partai bersama Ulama,
Ka‟bah, tapi kan dari sisi aktivasinya, aktivasi tag line itu
kan gak ada gitu yah, gak terlihat optimal gitu, aktivasi
kampanye nya itu gak kelihatan gitu yah, tambah lagi isu
menjelang Pemilu ada kasus Romy, tapi sebelum Romy
pun PPP sebenarnya juga sudah kerepotan, mengalami
penurunan gitu, itu terlihat dari hasil survey bahkan ada
yang memprediksi dia tidak lolos PT. Nah jadi itu sih
yang saya lihat ya.
2. Apa kelebihan PPP dalam menjalankan marketing
politik pada Pemilu Legislatif 2019?
Apa yah kelebihannya ya, bingung, jadi gini ya
kompetitor politiknya bertambah, dari partai-partai lain
mengalami perubahan yang sangat cepat, PKS terutama
gitu ya melakukan perubahan strategi dan agenda politik
yang cepat gitu, positioning-nya jelas, kaya sekarang gitu
ya dia ambil oposisi. Nah, sementara di partai-partai
berbasis nasional itu juga memahami, melakukan
pendekatan juga kepada pemilih Islam atau komunitas
Islam, sementara di sisi lain, partai dengan platform yang
sama dengan basis yang sama seperti PKB itukan lebih
serius merawat massa nya, merawat nahdliyin-nya, PPP
tidak terlihat serius juga untuk mendekatkan diri kepada
NU, baik dari misalnya menempati posisi di Dewan Syuro
148
atau posisi di kepemimpinan partai gitu ya, itukan gak
banyak seperti PKB, ditengah situasi eksternal yang
berubah tidak direspon secara cepat oleh PPP ditambah
didalamnya juga kelembagaan dan keanggotaannya yang
terkelola dengan baik karena konflik, orang pindah partai
gitu yah, kemudian leadership-nya yang ada dualisme
kepemimpinan gitu, itu akhirnya membuat PPP susah
merumuskan positioning-nya seperti apa gitu.
3. Bagaimana penilaian sosial terhadap PPP yang berada
pada zona penerimaan?
Kan PPP di waktu Romy itu berusaha keluar dari
vakumnya dari tradisional gitu yah, dengan sosok Romy
yang milenial, ini itu gitu yah, dan itu tidak mudah bagi
karakter pemilih PPP gitu dan orang pemilih core mereka
itu kesulitan untuk meilhat proses perubahan yang cepat
itu gitu yah. Tiba-tiba PPP dipaksakan menjadi partai
milenial misalnya, itu pasti agak susah itu, di internal
sendiri itu orang susah beradaptasi dengan itu gitu, nah
makanya ketika Romy ditangkap KPK, langsung berubah
tag line nya kan. Kesulitan yang lain adalah begini juga
karena kompetitornya juga misalnya diluar partai-partai
Islam misalnya Gerindra, itukan juga punya pendekatan
ke kelompok pemilih muslim gitu yah, dan aktif sekali
misalnya melakukan, terlibat dalam proses gerakan 212
misalnya, beda dengan PPP kan yang enggak terlibat, nah
itu yang membuat begitu juga hubungan PPP dengan
149
komunitas muslim itukan juga tidak berlanjut dengan baik
gitu yah, misalnya dengan Muhammadiyah, atau dengan
NU nya, maksudnya gak berlanjut baik itu maksudnya
gini hubungannya dengan komunitas muslim itu gak
terawat dengan baik gitu, tapi memang dari dulu sih
sebenarnya gak terlihat bagaimana PPP ini misalnya akrab
atau membangun hubungan dengan komunitas pemilih
muslim atau organisasi yang berbasis massa Islam gitu.
Itukan gak terawat dengan baik. Nah, PPP juga misalnya
tidak bersuara soal moderasi Islam misalnya kan, gak ada
suaranya juga kan? Soal isu-isu soal toleransi, soal
keperihatinan, soal meningkatnya radikalisme, terorisme
gitu kan, itu kan tak tersuarakan, padahal ceruk pemilih
muslim yang moderat itu kan sangat besar gitu. Itu gak
diambil oleh PPP gitu. Nah, itu sih saya lihat mungkin di
situ yah kekurangannya. Belum mungkin juga ketika
konflik itu terjadi migrasi kader-kader ke partai lain, jadi
konflik yang panjang itu antara Romy dan Djan Farid
itukan membelah struktur partai dan cukup lama dan tidak
terselesaikan dengan baik, jadi orang misalnya calon
kepala daerah dari PPP, kader PPP, kalo dia memilih
fraksi, dia gatau dari fraksi mana yang akan menang,
dikabulkan oleh pengadilan, makanya akhirnya dia
memilih maju melalui partai lain, dia tidak dapat
kepastian akan pencalonan misalnya, dia melalui Djan
Farid ternyata nanti Djan Farid kalah ataupun sebaliknya,
jadi memilih pindah partai atau tidak mencalonkan diri.
150
Nah, kemudian konflik itu juga membuat jaringan aktor-
aktor PPP di tingkat lokal juga terbelah gitu yah, nah
sehingga konflik kemudian gak jelas arah kebijakan
politiknya, terutama soal programnya dan segmen pemilih
mana yang ingin dia sasar secara serius gitu yah, ditambah
lagi kasus korupsi itu membuat PPP akhirnya kewalahan
gitu untuk proses yang cepat untuk mempersiapkan
Pemilu.
4. Bagaimana penilaian sosial terhadap PPP yang berada
pada zona penolakan?
Saya kira terkait pilihan-pilihan politiknya yang tidak
sesuai dengan aspirasi kadernya atau aspirasi pemilihnya.
Misalnya soal Pilkada di Jakarta atau Pilpres misalnya,
itukan preferensi elit PPP itu tidak linier dengan keinginan
pemilihnya gitu yah, itu yang membuat PPP juga
kehilangan basis pemilihnya, seharusnya kebijakan-
kebijakan strategis partai itu juga mempertimbangkan
aspirasi pemilih gitu yah sehingga partai bisa
mempertahankan suaranya. Nah, yang kedua, posisi
penilaian itu adalah saya kira PPP juga kurang berhasil
melakukan inovasi program-program kampanye yang
dilakukan secara terukur dan terencana, inovasi
kampanyenya tidak kelihatan, masih model lama,
seharusnya kan didesain secara baik, menggunakan
pendekatan modern seperti survey atau PPP meng-hire
konsultan politik yang profesional untuk mendesain arah
151
kampanyenya, pesannya apa, aktivasinya seperti apa,
segmen mana yang disasar, itukan tidak terlalu kelihatan
di kampanye PPP. Ditengah perubahan politik ini PPP
muncul lagi dengan tagline lama tadi, itukan apa yang ini,
demografi pemilih kita kan berubah ya. Bahkan menyasar
kalangan milenial pun mungkin belum berhasil juga. Dan
yang kedua juga, ketika dia ingin menyesuaikan milenial
kan gak jelas juga. Gini, kalau ia ingin mengembangkan
satu pendekatan ketokohan itukan Romy juga tidak begitu
populer juga gitu kan, sementara sisi programnya juga,
misalnya gini pemilih kan gak melihat lagi misalnya
partai seperti PPP maka ia representasi Islam politik atau
tidak, itu tidak dilihat lagi oleh pemilih. Nah, PKS sadar
bahwa isu seperti itu tidak penting bagi pemilih, maka ia
langsung ke isu SIM misalkan STNK, sementara PPP kan
gak jelas kampanyenya tuh apa gitu, kembali ke Ka‟bah,
terus kembali kaya gimana? Kenapa harus kembali? Kan
dia gak jelaskan kan. Memang kalau kembali ke Ka‟bah
terus ngapain gitu yah, kan gak ada. Gak jelas gitu yah.
Faktor Kyai juga tentu punya pengaruh tapi dengan
pemilih demografi yang berubah, masyarakat yang
berubah gitu yah fungsi Kyai dalam mempengaruhi
politik orang juga berkurang tapi fungsinya secara
keagamaan tetap nya, tapi fungsi sebagai pendorong untuk
orang memilih itu juga kurang seiring dengan perubahan-
perubahan politik ini gitu dan yang kedua adalah kembali
ke rumah besar umat Islam, kan selama ini apakah PPP
152
sudah memerankan peran sebagai rumah besar umat
Islam? Menjadi representasi politik Islam? Kan belum ada
kajian juga, tapi mungkin maksud saya gak sepenuhnya
juga. Gimana respon PPP soal meningkatnya intoleransi
misalnya, meningkatnya soal radikalisme misalnya, kan
gak ada juga, misalnya ketika mengembangkan pemikiran
Islam yang moderat atau mengantisipasi pentingnya
pemikiran Islam, gak ada juga. Gak terlihat perannya
sebagai satu kekuatan yang menjadi hype kelompok-
kelompok Islam ini, gak ada gitu.
5. Bagaimana penilaian sosial terhadap PPP yang berada
pada zona non komitmen?
Gak ada. Kalau menurut saya suaranya hilang setengah
dari 2014 itu artinya sejak lama itu suaranya menjadi
basisnya. Kalau misalnya turun, ga ada di provinsi berarti
naik gitu yah, kalau menurut saya sih ini masih basis-basis
lama nya saja seperti basis-basis pesantren,K gitu yah,
atau orang yang sejak lama, daerahnya itu ada basis PPP
nya kuat atau orang yang memang memiliki orang tua
yang PPP. Gak ada yang menarik, gak ada sesuatu yang
ditawarkan yang membuat dia ditarik untuk dipilih.
153
DOKUMENTASI
Foto bersama dengan Bapak Idy Muzayyad.
selaku Badan Pemenangan Pemilu DPP PPP
Di Kantor DPP PPP, 22 Februari 2019.
154
DOKUMENTASI
Foto bersama dengan Bapak Achmad Baidowi.
selaku Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP
Di Gedung DPR RI, 21 Agustus 2019.
155
DOKUMENTASI
Foto bersama dengan Bapak Arya Fernandes.
selaku Peneliti Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS
Di Kantor CSIS, 31 Oktober 2019.
Top Related