LAPORAN HASIL PENINJAUAN MANAJEMEN PUSKESMAS DAN MUTU PELAYANAN DI PUSKESMAS TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG PERIODE 16 FEBRUARI 2015 25 FEBRUARI 2015
Diajukan Guna Melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran Universitas DiponegoroDisusun oleh :
Argo Pandu W
22010114210082
Aninda Ramadhiani
22010114210104
Muhammad Rizqhan
22010114210124
Melinda Dwi H.
22010114210126
Abraham Murya Arifian
22010114210145
Laura Harinda
22010114210135
Sucy Calara
22010114210137KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG2015HALAMAN PENGESAHAN
NAMA : Argo Pandu W
22010114210082
Aninda Ramadhiani
22010114210104
Muhammad Rizqhan
22010114210124
Melinda Dwi H.
22010114210126
Abraham Murya Arifian
22010114210145
Laura Harinda
22010114210135
Sucy Calara
22010114210137JUDUL: Laporan Hasil Peninjauan Manajemen Puskesmas Dan Mutu Pelayanan Di Puskesmas Tempuran Kabupaten Magelang Periode 16 Februari 2015 25 Februari 2015BAGIAN: Ilmu Kesehatan MasyarakatMASTER OF TRAINING : Edy Sukiarko, SKM, M.SiKEPALA PUSKESMAS : dr. Anggraini Dwi AstutiDIAJUKAN
: 26 Februari 2015 Magelang,26 Februari 2015
Kepala Puskesmasdr. Anggraini Dwi AstutiMaster of Training
Edy Sukiarko, SKM, M.Si
Kepala Bapelkes Semarang
H. Taufik Hidayat, S.KM, M.Kes
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya, sehingga laporan ini dapat penulis selesaikan.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dan syarat dalam menempuh kepaniteraan senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. H. Taufik Hidayat, SKM, M.Kes, Kepala BAPELKES Semarang, Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menjalankan kepeniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat2. dr. Anggraini Dwi Astuti dan seluruh pihak Puskesmas Tempuran yang telah memberikan kesempatan kami untuk belajar tentang manajemen dan penjaminan mutu pelayanan Puskesmas.3. Tim Pengajar Widyaiswara BAPELKES Semarang, atas seluruh curahan ilmu kesehatan masyarakat serta bimbingannya yang amat berguna.4. Edy Sukiarko, SKM, M.Si, selaku MOT, atas bimbingannya dalam pembuatan laporan.5. Teman-teman coass yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.
Tempuran, 25 Februari 2015
PenulisDAFTAR ISIiHALAMAN JUDUL
iiHALAMAN PENGESAHAN
iiKATA PENGANTAR
iivDAFTAR ISI
vDAFTAR TABEL
viiDAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN111.1Latar Belakang
21.2Tujuan
31.3Waktu dan Tempat Pelaksanaan
31.4Metodologi
BAB II ANALISIS SITUASI 442.1Lingkungan
102.2Masukan
142.3Proses
172.4Keluaran
172.5Dampak
18BAB III PEMBAHASAN
183.1Analisis Hasil
193.2Prioritas Masalah
293.3Analisis Penyebab Masalah
373.4Prioritas Penyebab Masalah
393.5Alternatif Pemecahan Masalah
403.6Pengambilan Keputusan
43.7 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
34BAB IV PENUTUP
544.1Simpulan
544.2. Saran
5DAFTAR PUSTAKA
47
DAFTAR TABEL
4Tabel 1. Daftar Desa Wilayah Kerja Puskesmas Tempuran
6Tabel 2. Sarana pelayanan air bersih di Kecamatan Tempuran
6Tabel 3. Sarana Jamban
6Tabel 4. Sarana Pembuangan Air Limbah
7Tabel 5. Sebaran Penduduk Berdasarkan Umur
7Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
8Tabel 7. Data Pemeluk Agama di Wilayah Puskesmas Tempuran
8Tabel 8. Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di Wilayah Puskesmas Tempuran
9Tabel 9. Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Puskesmas Tempuran
10Tabel 10. Data pegawai Puskesmas Tempuran
11Tabel 11. Pembagian Tugas di Puskesmas Tempuran
17Tabel 12. Sepuluh besar penyakit yang diderita pasien rawat jalan Puskesmas Tempuran periode Januari-Desember 2014 berdasarkan ICD X
18Tabel 13. Daftar Program Pokok Puskesmas Tempuran periode Januari Februari 2014 dengan pencapaian target kurang dari 100%
19Tabel 14. Kriteria A (Besar Masalah)
22Tabel 15. Kriteria B (Kegawatan Masalah)
24Tabel 16. Kriteria C (Kemudahan Penanggulangan)
26Tabel 17. PEARL Factor
27Tabel 18. Prioritas Masalah
30Tabel 19. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem
31Tabel 20. Identifikasi Penyebab Masalah Setelah Konfirmasi Kepada Pihak Puskesmas
32Tabel 21. Simple Problem
33Tabel 22. Complex Problem
37Tabel 23. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QA
38Tabel 24. Paired Comparison
3Tabel 25. Pareto Penyebab Masalah
9Tabel 26. Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah4040Tabel 27. Kriteria Mutlak
4Tabel 28. Kriteria keinginan
04Tabel 29. Keputusan Sementara
24Tabel 30.Rencana Pelaksanaan Kegiatan
3
DAFTAR GAMBAR5Gambar 1. Peta wilayah kecamatan Tempuran
29Gambar 2. Bagan Pendekatan Sistem
Gambar 3. Diagram analisis kemungkinan penyebab masalah dengan metode Fishbone Analysis36Gambar 4.. Diagram Pareto38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangKesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani, rohani, sosial dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat dan kelemahan yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.1
Visi Kementerian Kesehatan RI adalah mewujudkan masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan. Untuk mencapai visi tersebut maka terdapat 4 misi yang perlu digiatkan yaitu (1) meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, (2) melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan, (3) menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, (4) menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.2
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 128/MENKES/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, pemerintah mengatur bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu dengan Puskesmas sebagai penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Puskesmas berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.3
Puskesmas memiliki berbagai upaya kesehatan yang terbagi dalam upaya kesehatan pokok, pengembangan, dan inovatif. 6 upaya kesehatan pokok meliputi kesehatan ibu dan anak (KIA), usaha peningkatan gizi, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, dan pengobatan.3 Pada kenyataannya, tidak semua program pokok Puskesmas dapat mencapai target sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM). Oleh karena itu diperlukan peninjauan manajemen dan mutu pelayanan.
Puskemas Tempuran merupakan satu satunya Puskesmas yang terletak di Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang dengan visi Prima dalam pelayanan kesehatan menuju kemandirian masyarakat Tempuran untuk hidup sehat.4Pada tanggal 19-25 Februari 2015 dilakukan peninjauan manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Tempuran yang bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan pelaksanaan manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Tempuran periode Januari Desember 2014 serta memberikan alternatif pemecahan masalah dalam rangka upaya perbaikan kinerja Puskesmas.1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan pelaksanaan manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Tempuran periode Januari Desember 2014 serta memberikan alternatif pemecahan masalah dalam rangka upaya perbaikan kinerja Puskesmas.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan yang ada di Puskesmas Tempuran Periode Januari Desember 2014
b. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah yang ditemukan di Puskesmas Tempuran Periode Januari Desember 2014c. Mahasiswa mampu menganalisis penyebab masalah dari prioritas masalah yang telahditemukan di Puskesmas Tempuran Periode Januari Desember 2014d. Mahasiswa mampu membuat alternatif pemecahan masalah dari masalah yang telah ditentukan di Puskesmas Tempuran Periode Januari Desember 2014.e. Mahasiswa mampu mengambil keputusan dari alternatif pemecahan masalah di Puskesmas Tempuran Periode Januari Desember 2014.
f. Mahasiswa mampu menyusun rencana kegiatan dari pemecahan masalah yang terpilih di Puskesmas Tempuran Periode Januari Desember 2014.1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian tentang manajemen dan mutu pelayanan Puskesmas ini dilakukan pada tanggal 16 Februari 2015 25 Februari 2015 bertempat di Puskesmas Tempuran, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.1.4 Metodologi
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan Kepala Puskesmas, dokter, pemegang program dan staf Puskesmas untuk memperoleh informasi program pelayanan di Puskesmas Tempuran.Data sekunder diperoleh dari catatan tertulis yang ada di Puskesmas Tempuran periode Januari Desember 2014.
Dari segi manajemen puskesmas, data yang diperoleh yaitu data hasil kegiatan selama 12 bulan. Hasil cakupan dibandingkan dengan target tahun 2014 sehingga didapatkan pencapaian. Masalah didapatkan jika pencapaian kurang dari 100%. Kemudian ditentukan prioritas masalah dengan Hanlon kuantitatif. Dari prioritas masalah tersebut dilakukan analisis penyebab masalah dengan pendekatan sistem dan dimensi mutu. Analisis faktor penyebab masalah dengan pendekatan sistem dimasukkan ke dalam Fish Bone Analyze. Penyebab masalah yang ada diprioritaskan dengan paired comparison. Dengan menggunakan tabel dan diagram Pareto, dipilihlah penyebab masalah yang akan dilakukan intervensi. Penyebab masalah yang telah terpilih kemudian dicari alternatif pemecahan masalahnya. Kemudian dilakukan pengambilan keputusan mengenai pemecahan masalah mana yang akan diusulkan dan dibuat plan of action.6BAB IIANALISIS SITUASI
2.1 Lingkungan
2.1.1 Keadaan Geografis
Wilayah Kecamatan Tempuran terdiri dari 15 desa, dengan 101 dusun dilayani 1 Puskesmas Induk yaitu Puskemas Tempuran dan 3 Puskesmas Pembantu di desa Ringinanom, Prajegsari dan Temanggal.
A. Batas-Batas Wilayah Kecamatan Tempuran
Utara:Kecamatan Kaliangkrik dan Kecamatan Bandongan
Selatan:Kecamatan Borobudur dan Kecamatan Salaman
Barat:Kecamatan Salaman
Timur:Kecamatan Mertoyudan
A. Luas Wilayah Kerja
Wilayah Kecamatan Tempuran adalah seluas 49,04 km2 Jumlah desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tempuran adalah 15 (lima belas) desa. Daftar desa tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 Ring ginanom, Growong, Prajegsari, Sumberarum, Pringombo, Tugurejo, Sidoagung, Bawang, Jogomulyo, Tanggulrejo, Girirejo, Temanggal, Kalisari, Tempurejo, Kemutuk
Tabel 1. Daftar Desa Wilayah Kerja Puskesmas TempuranNoNama DesaNoNama Desa
1.Ringin Anom12.Temanggal
2.Growong13.Kalisari
3.Prajegsari14.Tempurejo
4.Sumberarum15.Kemutuk
5.Pringombo
6.Tugurejo
7.Sidoagung
8.Bawang
9.Jogomulyo
10.Tanggulrejo
11.Girirejo
A. Peta wilayah
Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang terbagi satu wilayah kerja Puskesmas,yaitu wilayah kerja Puskesmas Tempuran
,Gambar 1. Peta wilayah kecamatan Tempuran
2.1.2 Transportasi
Jarak Puskesmas Kota Magelang ( RSU Tidar ): 11 km
Jarak Puskesmas Kantor Dinas Kabupaten: 12 km
Desa yang terjangkau dengan mobil : 5 desa pada musim hujan, 10 desa pada musim kemarau2.1.3 Kondisi Geografis
Daerah dataran : 16,34 km2 (33,3 %) terdiri dari 11 desa Pegunungan
:32,86 km2 (66,67 %) terdiri dari 4 desa
Tanah sawah
:18,89 km2 Tanah tegal
:17,69 km2 Tanah pekarangan:8,92 km2 Hutan
:3,42km2
2.1.4 Komunikasi
Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar: telepon, televisi, surat kabar, balai desa dan pengumuman dengan loudspeaker di masjid.
2.1.5 Data Kesehatan Lingkungan
a.Sarana pelayanan air bersihTabel 2. Sarana pelayanan air bersih di Kecamatan Tempuran
No.Sarana Air BersihSaranaPersentase (%)
1Ledeng171213.76
2.SPT300.24
3.SGL814165,44
4.Lainnya11619.33
TOTAL1104488,78
Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tempuran tahun 2013
Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar penduduk (65,54%) di wilayah kerja Puskesmas Tempuran menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih. Penggunaan sumur gali sebagai sumber air bersih ini lebih tinggi dibandingkan dengan profil Jawa Tengah (36,27%).5A. Sarana jambanTabel 3. Sarana Jamban
No.Sarana JambanSaranaPemakaiPersentase (%)
1.Leher angsa (Angsatrin)73703076164,2
2.Cemplung non leher angsa62827385,71
3.Septic tank non leher angsa22851,1
TOTAL80203358470,09
Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tempuran tahun 2013Dari data di atas terlihat bahwa penggunaan jamban leher angsa (64,2%) dalam masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tempuran lebih rendah dari profil Jawa Tengah (64,24%).5A. Sarana Pembuangan Air Limbah
Tabel 4. Sarana Pembuangan Air Limbah
SPALJmlh KK PemakaiJmlh SaranaPersentase
Sarana341,42.46813,83
Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tempuran tahun 20112.1.6 Keadaan Penduduk
Berdasarkan sumber dari kantor statistik tahun 2011, jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Tempuran sebanyak 47.918 terdiri dari:a. Lakilaki:24.826 jiwa
b. Perempuan:24.696 jiwa
c. Jumlah KK:12.440 KK
d. Jumlah jiwa per KK rata-rata:4 jiwa
e. Kepadatan penduduk:943 jiwa/km2f. Sex ratio:100,53 %Tabel 5. Sebaran Penduduk Berdasarkan Umur
Interval UmurJumlah PendudukPersentase (%)
0 - 4 tahun3.908 jiwa8,76
5 - 9 tahun4.639 jiwa10,4
10 - 14 tahun4.416 jiwa9,90
15 - 19 tahun3.525 jiwa7,91
20 - 24 tahun2.808 jiwa6,30
25 - 29 tahun4.636 jiwa10,40
30 - 34 tahun4.169 jiwa9,35
35 - 39 tahun3.634 jiwa8,15
40 - 44 tahun2.942 jiwa6,60
45 - 49 tahun2.942 jiwa6,60
50 - 54 tahun2.917 jiwa6,54
55 - 59 tahun1.583 jiwa3,55
60 - 64 tahun1.404 jiwa3,15
65 - 69 tahun970 jiwa2,18
70 - 74 tahun623 jiwa1,40
> 75 tahun574 jiwa1,29
Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
No.Kelompok Umur (tahun)Jumlah Penduduk
Laki-lakiPerempuanLaki+Perempuan
10 - 42.1341.9524.086
25 - 92.5562.3004.856
310 - 142.4392.1844.623
415 - 191.9461.7433.689
520 - 241.3841.5572.941
625 - 292.3452.5094.854
730 - 342.1812.1844.365
No.Kelompok Umur (tahun)Jumlah Penduduk
Laki-lakiPerempuanLaki+Perempuan
835 - 391.9701.8353.805
940 - 441.5241.5573.081
1045 - 491.5011.5803.081
1150 - 549611.0462.007
1255 - 597978601.657
1360 - 647277431.470
1465 - 69446465911
1570 - 74281372653
1675+258349607
Jumlah23.45023.23646.686
2.1.7 Sosial Budaya
2.1.7.1 Sarana peribadatanSarana peribadatan yang ada di Kecamatan Tempuran terdiri dari 92 buah masjid, 1 buah gereja, dan 213 buah mushola. Data pemeluk agama dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Data Pemeluk Agama di Wilayah Puskesmas Tempuran
AgamaJumlahPersentase (%)
Islam43,30399,36
Kristen1920,44
Katolik840,19
Budha40,01
Hindu00
2.1.7.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan kepala keluarga di wilayah Puskesmas Tempuran tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di Wilayah Puskesmas Tempuran
Tingkat PendidikanJumlahPersentase (%)
Tidak tamat SD2.16818
SD SLTP8.23867
SLTA1.61413
Akademi/PerguruanTinggi2602
Total12.280100%
2.1.8 Sosial Ekonomi
2.1.8.1 Mata Pencaharian
Tabel 9. Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Puskesmas Tempuran
Mata PencaharianJumlahPersentase (%)
Buruh tani3.87511,6
Petani 3.3219,98
Buruh industri4.13312,42
Buruh bangunan 1.4534,37
PNS / ABRI9452,84
Supir angkutan4221,28
Pedagang2.3266,98
Pensiunan PNS / ABRI2380,72
Pengusaha1.4434,34
Lain-lain15.13145,46
TOTAL33.287100
Sumber : Data Statistik Kecamatan Tempuran tahun 20112.1.8.2 Sarana Perekonomian Industri rumah tangga:241 buah Pasar umum:3 buah Bank:4 buah KUD:1 buah2.1.9 Kebijakan Pemerintah Daerah Pusat
Peraturan yang mengatur Puskesmas mencakup:
a. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. UU No. 22 Tahun 1992 tentang Otonomi Daerah
c. UU No. 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerahd. Perda No. 5 tahun 2006 tentang Tarif Puskesmas di Kabupaten Magelange. Keputusan Bupati Kepala Daerah Tk. II Magelang No.1884/492/Kep/2002 tentang Organisasi Puskesmas
2.1.10 Visi dan Misi Puskesmas
Puskesmas Tempuran memiliki Visi Prima dalam Pelayanan Kesehatan Menuju Kemandirian Masyarakat Tempuran Untuk Hidup Sehat.Adapun Misi Puskesmas Tempuran adalah :
1. Meningkatkan keprofesionalan SDM
2. Melengkapi sarana penunjang pelayanan
3. Memenuhi kepuasan pelanggan dengan pelayanan yang cepat, ramah, tepat, nyaman, dan aman
4. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
5. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
6. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya2.2 Masukan
2.2.1 Ketenagaan/Sumber Daya Manusia (Man)
Tabel 10. Data pegawai Puskesmas Tempuran
Tenaga KerjaJumlah(orang)Keterangan
Dokter Umum2Rasio dokter umum
(2/45.222) x 10.000 = 0,44
Dokter Gigi1Rasio dokter gigi
(1/45.222) x 10.000 = 0,22
Perawat Puskesmas3Rasio perawat
(7/45.222) x 10.000 = 1,54
Perawat Pustu3
Perawat Gigi1
Bidan Puskesmas2Rasio bidan
(17/45.222) x 10.000 = 3,75
Bidan Desa15
Petugas PU/Promkes1
Juru imunisasi2
Petugas Gizi1
Petugas Apotek1
Petugas Laborat1
Pekarya Kesehatan0
Koordinatos SP31
Petugas gudang obat1
Petugas P2M1dirangkap oleh perawat
Pembantu perawat0
Tata Usaha/UP1
Pembantu KIA0
Petugas pendaftaran1
Pengemudi1
Total46
Tabel 11. Pembagian Tugas di Puskesmas Tempuran
NoNamaKategoriTugas
PendidikanJabatanPokokIntegrasiTambahan
1dr. Anggraini Dwi AstutiFK UNDIPKepala
PuskesmasManajemen puskesmas Rawat Jalan
2dr. Shanti Indriyani Ayu EkowatiS 1Dokter
3dr. IndraswariS 1Dokter
4Drg. Dollyviatri
Helix
Nurmulianti,MMFKG,
Magister
ManajemenDokter gigiBP gigi
5MartiningsihADNEKa Subag TUTU
6Achmad TohirSMEA/Pek/kesStaf/pekaryaBendahara rutinKoord
SIMPUS
7Dwi PrijonoSMAStafLoket pendaftaranBendahara
MP
8Sigit IndrijatnoD 4SanitarianKesehatan lingkungan
9Agung Setyo K,
SKMFKM
UNDIPSanitarianKesehatan
lingkunganPromkesSP3
10Rumiasih SKMFKM
UNDIPNutrisionisKoord.
GiziBendahara
JPKMM
11Rini YuliatiAKBID
Bidan PuskesmasKoord
BidanBidan desa
12AndrianiD 1 BidanBidan desaBidan desa
13Yuli AstutiSMAStafTU kepegawaian
14Sri Endang
SugiartiDI BidanBidan desaBidan desa
15Shinta Anggun PermatasariD 3 Bidan desaBidan desa
16Dwi Ary
SeptilestianaD 1BidanBidan desa
17Ragil Retno KuntariSMF
Asisten
ApotekerLoket obatSIMPUS
18Oslyn Merigah
SaragihSPKPerawatImunisasiKoord.Imunisasi
19Sri RiningsihSPKPerawatBPumumKoord. Pustu
20Noor HidayantoSPKPerawatBPKoord. Pustu
21Indria Nur
WahyuniAKPERPerawatBPKoord. P2M
NoNamaKategoriTugas
PendidikanJabatanPokokIntegrasiTambahan
22Hana SetiawatiD3 keperawatanPerawatPerawatKoor. Pustu
23Nunuk PrihmiyatiD3 keperawatanPerawat pelaksana lanjutanPerawatKoord. TB paru
24Tri WahyuniD 1 BidanBidan desaBidan desa
25Dusi CaturD 1 BidanBidan desaBidan desa
26ErnawatiD 1 BidanBidan desaBidan desa
27Sri SumijatiD 1 BidanBidan desaBidan desaPustu
28Ratri AdiningsihD 1 BidanBidan desaBidan desa
29Agus SunartiyahD 1 BidanBidan desaBidan desa
30Winandu Dwi
RahayuD 1 BidanBidan desaBidan desa
31ErnayantiD 1 BidanBidan desaBidan desa
32Windy Ari
SetianiD 1 BidanBidan desaBidan desa
33Irmaya Eka
SetyabudiD 1 BidanBidan DesaBidan Desa
34Dewi UpiyaniD3 KebidananBidan DesaBidan Desa
35Emy Lestari
HidayatiSMALaborato-riumLaborato-rium
36Puji SismiyatiSPKBantu di loketPen-daftaran
37Tri KurniawatiD3 Kes
Gigi
38Agustina SuharmanD3 Rekam MedisRekam MedisKoor. Simpus
39Rokhana ErnawatiD3 Analis KesehatanPranata LaboratLaborato-rium
40M.Sayful AmsyarSLTA
Pengadaan Perlengkapan
41Tri PrasetyonoSMPPengemudiPengemudiBendahara
Barang
42Taufik Hadi PrasetyoSMKPetugas KebersihanPetugas Kebersihan
43Purwo HandokoSDPenjaga KantorPenjaga Kantor
Sumber : data sekunder dari puskesmas Tempuran tahun 2013
2.2.2 Sarana dan Prasarana (Machine)
1. Sarana Fisika. Puskesmas Induk:1 buahb. Pustu :3 buah (Ringinanom, Prajegsari, Temanggal)c. PKD :11 buahd. Posyandu :74 buahe. UKS :34 SD/MI2. Penunjang Medisa. Minor set, alat pengukur vital sign, dan alat diagnostik lainnyab. Dua dental setc. Mikroskop monookuler 1 buahd. Sarana obat: jumlah cukup, jenis terbatas dan dalam keadaan kurang3. Penunjang Non MedisPuskesmas rawat jalan yang terdiri dari:
a. Loket pendaftaranb. Ruang balai pengobatanc. Ruang KIA/KBd. Ruang poli gigie. Ruang imunisasi dan klinik sanitasif. Aula/ruang perternuan
g. Laboratorium.
h. Apotek dan gudang obat
i. Kantor kepala Puskesmas
j. Ruang tata usaha
k. Ruang bidan
l. Ruang perawat
m. Mushola
n. Toilet
4. Sarana Penunjang Lain:Sarana penunjang lain yang dimiliki puskesmas meliputi 1 buah mobil puskesling dan 6 buah sepeda motor.2.2.3 Pendanaan (Money)
Biaya operasional Puskesmas Tempuran berasal dari hal berikut di bawah ini:
a. Dana rutin dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Retribusi diberikan ke PEMDA dikembalikan ke puskesmas sebanyak 85%, 10% untuk manajemen, 40% untuk jasa medis, 50% untuk operasional kegiatan.
b. Jaminan Kesehatan Nasional, Bantuan Operasional Kesehatan
2.2.4 Metode (Method)
Metode yang digunakan di puskesmas Tempuran ini antara lain, Lokakarya mini, yang diselenggarakan setiap satu bulan sekali yang merupakan rapat antara penanggungjawab program. Lokakarya mini tiga bulanan yang diadakan untuk koordinasi lintas sektoral. Puskesmas Tempuran memiliki SOP pada sebagian besar tindakan medis.
2.2.5 Materiil (Material)
Puskesmas Tempuran telah memiliki obat-obatan dan peralatan sekali pakai yang cukup.
2.3 Proses
Berdasarkan wawancara dan pengamatan mengenai proses manajemen di Puskesmas Tempuran, diperoleh data sebagai berikut:
2.3.1 Perencanaan (P1)
2.3.1.1 Tahap persiapan
Pada tahap ini semua koordinator program menjadi perencana program Puskesmas. Bahan perencanaan diberikan oleh kepala Puskesmas dengan mengacu pada hasil evaluasi tahun yang lalu dan Standar Pelayanan Minimal tahunan. Target ditentukan dari dinas kesehatan dan Puskesmas. Kepala Puskesmas bersama tim mengadakan pengkajian bersama di dalam membuat Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) lima tahunan. Kemudian Kepala Puskesmas mengadakan sosialisasi PTP kepada seluruh petugas Puskesmas.2.3.1.2 Tahap analisis situasi
Sumber data diperoleh dari laporan setiap bulan (tanggal 510) dari pemegang program kepada Kepala Puskesmas. Data diolah dengan menggunakan rumusrumus yang ada di SPM (Standar Pelayanan Medik) dan disajikan sesuai form yang disajikan Dinkes.
Data pencapaian tahun yang lalu diperoleh dengan cara setiap bulan dikumpulkan lalu diolah di akhir tahun. Kemudian dianalisis dan dicari penyebab masalah sesuai fakta riil yang ada yaitu dengan mengadakan kunjungan langsung setelah itu dibuat pemecahan masalahmya.2.3.1.3 Tahap Penyusunan Rencana Usulan KegiatanMasalah dan penyebab masalah dirumuskan sesuai data riil dengan turun langsung ke lapangan oleh Tim Perencanaan Tingkat Puskesmas. Perumusan pemecahan masalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah secara analitik dan dirumuskan setelah turun langsung ke lapangan, kemudian disusun prioritas pemecahan masalah dan dijadikan RUK.2.3.1.4 Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan KegiatanSetelah menyusun RUK dilakukan penyusunan RPK. Hambatan hambatan yang ditemui dalam menyusun RPK antara lain perihal dana dan tenaga untuk turun langsung ke lapangan. Sedangkan hambatan potensial sudah dianalisis berdasarkan sumber daya yang ada. Hambatan dana diatasi dengan cara mencari sumber dana yang bisa didekati untuk digunakan, sedangkan hambatan tenaga diatasi dengan menggerakkan tenaga yang ada semaksimal mungkin. Dalarm penyusunan PTP dibutuhkan dukungan kerja sama lintas program dan lintas sektoral serta bimbingan teknis.2.3.2 Pelaksanaan,Pengendalian dan penilaian (P2)
Terdiri atas pengorganisasian, penyelenggaraan, pemantauan, dan penilaian2.3.2.1 Pengorganisasian
Puskesmas telah mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan fungsi Puskesmas. Terdapat pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap staf yang jelas. Walaupun ada perangkapan tugas dalam sruktur organisasi Puskesmas, tetapi perangkapan tugas itu tidak mengganggu kelancaran tugas. Setiap staf juga sudah membuat uraian tugasnya dan dalam pelaksanaan tugas setiap petugas juga sudah membuat jadwal kegiatannya.2.3.2.2 PenyelenggaraanKegiatan puskesmas menyelenggarakan rencana kegiatan Puskesmas, para penanggungjawab danpara pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakankegiatan Puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2.3.2.3 PemantauanPemantauan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam bentuk Lokakarya Mini. Lokakarya Mini yang merupakan pertemuan rutin antara pimpinan dan staf ini dilakukan 12 kali dalam setahun tiap sebulan sekali. Puskesmas melakukan kerja sama lintas sektoral dalam bentuk rapat koordinasi kecamatan yang dilakukan tiap 3 bulan (tergantung undangan), juga dapat dilakukan jika ada kegiatan bersama yang dilaksanakan lintas sektor. 2.3.2.4 Penilaian
Puskesmas melakukan penilaiaan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Sumber data yang dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua, berbagai sumber data lain yang terkait, yang dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun Kedua, sumber data sekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan dan triwulan.Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaianserta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.
2.3.3 Pengawasan dan Pertanggungjawaban2.3.3.1 PengawasanPengawasan dilakukan oleh pimpinan Puskesmas dan dibantu oleh koordinator dari masingmasing kegiatan Puskesmas. Kepala Puskesmas mengawasi secara langsung ataupun mengawasi para koordinator dari laporan mereka masingmasing setiap bulannya di Lokakarya Mini. Selain itu juga ada feed back dari Dinas Kesehatan Kabupaten. Juga ada laporan inventaris barang dan buku laporan keuangan.2.3.3.2 PertamggungjawabanPada setiap akhir tahun anggaran, puskesmas membuat laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta pihak-pihak terkait lainnya.
2.4 KeluaranHasil kegiatan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Tempuran bulan Januari-Desember 2014 terlampir.
2.5 DampakPola 10 besar penyakit yang diderita pasien rawat jalan Puskesmas Tempuran untuk semua golongan umur bulan Januari-Desember 2014 adalah sebagai berikut:Tabel 12. Sepuluh besar penyakit yang diderita pasien rawat jalan Puskesmas Tempuran periode Januari-Desember 2014 berdasarkan ICD XNoDiagnosis 18810Jml Kasus
1.Infeksi Akut lain pada saluran nafas bagian atas4185
2.Nasofaringitis akut ( common cold )2500
3.Hipertensi2378
4.Pharingitis1625
5.Penyakit pulpa dan jaringan periapikal1017
6.Diare dan Gastroenteritis non spesifik951
7.Type 2 : NIDDM648
8.Penyakit gusi dan jaringan periodontal493
9.Carries gigi410
10.Penyakit kulit karena jamur382
Sumber: Data SIMPUS Puskesmas Tempuran periode Januari-September 2013BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH
3.1 Analisis Hasil
Berdasarkan data pencapaian kegiatan 6 program berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Tempuran periode Januari sampai Desember 2014, diperoleh hasil beberapa program yang pencapaiannya kurang dari 100%. Program-program tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 13. Daftar Program Pokok Puskesmas Tempuran periode Januari Desember 2014 dengan pencapaian target kurang dari 100%NoMasalahPencapaianBesar Masalah
1Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan97,61%2,39%
2Jumlah peserta KB aktif yang dibina93,47%6,53%
3Balita yang naik berat badannya97%3%
4Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe9%91%
5Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A7,78%92,22%
6TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 46.4%53,6%
7Jumlah rumah yang mempunyai SPAL yang diawasi19%99,81%
8Cakupan suspek TB paru15,5%84,5%
9Penemuan Kasus TB BTA positif (Case Detection Rate)14%86%
10Cakupan pneumoni balita yang ditangani6,9%93,1%
11Balita dengan diare yang ditangani84,7%15,3%
12Jumlah Bumil yang mendapat TT 174,1%25,9%
13Jumlah Bumil TT285,4%14,6%
14Campak 95,8%4,2%
15Posyanu purnama 44%56%
16Posyandu mandiri 9,33%90,67%
17Frekuensi kunjungan pengobatan rawat jalan 88,28%11,72%
18Jantung iskemik28,57%71,43%
19Gangguan mental 5-14tahun0%100%
20Kebutaan 0,14%99,86%
21Neoplasma 33.33%66,67%
22Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum5,2%94,8%
3.2 Prioritas Masalah
Dari 22 masalah yang ada di Puskesmas Tempuran ditentukan prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif sebagai berikut :
1. Kriteria A : Penentuan Besar Masalah
Besarnya masalah dilihat dari besarnya dampak pada penduduk dengan kategori sebagai berikut :
Kelas = 1+ 3,3 log 22
= 5,42 ~ 5
Tabel 14. Kriteria A (Besar Masalah)
NOMASALAHI (2)II (4)III (6)IV (8)V (10)NILAI
0,0-19,52 19,53- 39,0539,06 -58,5858,59-78,1178,12-97,6
1Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatanV2
2Jumlah peserta KB aktif yang dibinaV2
3Balita yang naik berat badannyaV2
4Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet Fev10
5Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin Av10
6TP2M yang memenuhi syarat sanitasi v6
7Jumlah rumah yang mempunyai SPAL yang diawasiV10
8Cakupan suspek TB paruV10
9Penemuan Kasus TB BTA positif (Case Detection Rate)V10
10Cakupan pneumoni balita yang ditanganiV10
11Balita dengan diare yang ditanganiV2
12Jumlah Bumil yang mendapat TT 1v4
13Jumlah Bumil TT2V2
14Campak V2
15Posyanu purnama v6
16Posyandu mandiri v10
17Frekuensi kunjungan pengobatan rawat jalan V2
18Jantung iskemikv8
19Gangguan mental 5-14tahunv10
20Kebutaan V10
21Neoplasma V8
22Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umumv10
2. Kriteria B : Kegawatan masalah
Kegawatan masalah terdiri dari 3 sub kriteria, yaitu keganasan, tingkat urgensi, dan tingkat biaya yang dikeluarkan. Skor yang tercantum pada tabel skor kegawatan masalah dibawah ini adalah hasil rata-rata pengambilan suara dari 7 anggota kelompok.Keterangan Skoring
Keganasan :5 = sangat ganas
4 = ganas
3 = cukup ganas
2 = kurang ganas
1 = tidak ganas
Tingkat urgency: 5 = sangat urgent
4 = urgent
3 = cukup urgent
2 = kurang urgent
1 = tidak urgentBiaya yang dikeluarkan:5 = sangat murah
4 = murah
3 = cukup murah
2 = mahal
1= sangat mahal
Tabel 15. Kriteria B (Kegawatan Masalah)
NOMASALAHKEGANASANURGENSIBIAYATOTAL
1Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan54514
2Jumlah peserta KB aktif yang dibina1146
3Balita yang naik berat badannya2248
4Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe44513
5Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A43512
6TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 1124
7Jumlah rumah yang mempunyai SPAL yang diawasi2316
8Cakupan suspek TB paru44412
9Penemuan Kasus TB BTA positif (Case Detection Rate)55414
10Cakupan pneumoni balita yang ditangani54414
11Balita dengan diare yang ditangani45514
12Jumlah Bumil yang mendapat TT 153313
13Jumlah Bumil TT253313
14Campak 43512
15Posyandu purnama 3317
16Posyandu mandiri 3317
17Frekuensi kunjungan pengobatan rawat jalan 44311
18Jantung iskemik55212
19Gangguan mental 5-14tahun3339
20Kebutaan 2237
21Neoplasma 4217
22Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum2136
3. Kriteria C : Menentukan Kemudahan Penanggulangan
Penanggulangan kriteria ini bersifat subyektif, di mana untuk menilai kemudahan dalam penanggulangan masalah, pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah sumber daya seperti: tenaga, alat, obat, biaya, fasilitas kesehatan dan teknologi yang tersedia mampu dan mudah menyelesaikan masalah. Kemudahan dalam penanggulangan masalah diukur dengan sistem skoring dengan nilai 1 5 di mana:
a. Sangat mudah : 5
b. Mudah : 4
c. Cukup mudah : 3
d. Sulit : 2
e. Sangat sulit : 1
Tabel 16. Kriteria C (Kemudahan Penanggulangan)
NOMASALAHKEMUDAHAN PENANGGULANGAN
1Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan(2+2+2+2+2+2+3)/7 = 2,1
2Jumlah peserta KB aktif yang dibina(3+4+4+4+3+4+3)/7= 3,6
3Balita yang naik berat badannya(2+3+3+3+2+3+3)/7= 2,7
4Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe(4+5+5+5+5+5+5)/7= 4,8
5Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A(4+5+5+5+4+5+4)/7= 4,6
6TP2M yang memenuhi syarat sanitasi (2+2+3+2+2+2+3)/7= 2,3
7Jumlah rumah yang mempunyai SPAL yang diawasi(1+2+1+1+2+2+2)/7= 1,6
8Cakupan suspek TB paru(3+2+2+3+3+2+3)/7= 2,6
9Penemuan Kasus TB BTA positif (Case Detection Rate)(2+3+2+3+2+2+2)/7= 2.3
10Cakupan pneumoni balita yang ditangani(3+3+3+3+3+3+3)/7= 3
11Balita dengan diare yang ditangani(4+4+4+3+4+4+4)/7= 3,9
12Jumlah Bumil yang mendapat TT 1(4+5+5+5+5+4+5)/7= 4,7
13Jumlah Bumil TT2(4+5+5+5+5+5+5)/7= 4,9
14Campak (4+4+3+3+3+3+4)/7= 3
15Posyandu purnama (2+3+3+2+2+2+2)/7= 2,3
16Posyandu mandiri (2+3+2+2+2+2+3)/7= 2,3
17Frekuensi kunjungan pengobatan rawat jalan (4+4+4+4+5+4+4)/7= 4,1
18Jantung iskemik(2+2+2+3+2+2+3)/7= 2,3
19Gangguan mental 5-14tahun(2+3+3+2+2+2+2)/7= 2,3
20Kebutaan (2+2+2+2+2+2+2)/7= 2
21Neoplasma (2+1+1+2+2+2+1)/7= 1,4
22Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum(2+1+2+2+2+1+2)/7= 1,7
4. Kriteria PEARL FactorPenilaian PEARL meliputi propriety, economy, acceptability, resources of vialibility, dan legality:
P:Propriate (Kesesuaian dengan program nasional/kesepakatan dunia/program daerah)
E : Economic (Secara ekonomi murah, kegiatan tersebut untuk dilaksanakan)
A : Acceptable (Dapat diterima oleh masyarakat, Pemda, dll)
R: Resource (Tersedianya sumber daya yang mendukung kegiatan)
L: Legality (Ada landasan hukum/etika kedokteran, dll)
Skor yang digunakan:
1 = setuju0 = tidak setuju
Tabel 17. PEARL FactorNOMASALAHPEARLTOTAL
1Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan111111
2Jumlah peserta KB aktif yang dibina111111
3Balita yang naik berat badannya111111
4Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe111111
5Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A111111
6TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 111111
7Jumlah rumah yang mempunyai SPAL yang diawasi111111
8Cakupan suspek TB paru111111
9Penemuan Kasus TB BTA positif (Case Detection Rate)111111
10Cakupan pneumoni balita yang ditangani111111
11Balita dengan diare yang ditangani111111
12Jumlah Bumil yang mendapat TT 1111111
13Jumlah Bumil TT2111111
14Campak 111111
15Posyanu purnama 111111
16Posyandu mandiri 111111
17Frekuensi kunjungan pengobatan rawat jalan 111111
18Jantung iskemik111111
19Gangguan mental 5-14tahun111111
20Kebutaan 111111
21Neoplasma 111111
22Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum111111
Prioritas Masalah Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Setelah nilai kriteria A, B, C dan D didapatkan, nilai tersebut dimasukkan ke dalam formula sebagai berikut:
Nilai Prioritas Dasar (NPD) :(A + B) x C
Nilai Prioritas Total (NPT) :(A + B) x C x DTabel 18. Prioritas Masalah
NoMasalahABCPEARLNPDNPT
1Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan2142.1133.633.6
2Jumlah peserta KB aktif yang dibina263.6128.828.8
3Balita yang naik berat badannya282.712727
4Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe2134.817272
5Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A10124.61101.2101.2
6TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 1042.3132.232.2
7Jumlah rumah yang mempunyai SPAL yang diawasi1061.6125.625.6
8Cakupan suspek TB paru10122.6157.257.2
9Penemuan Kasus TB BTA positif (Case Detection Rate)10142.3155.255.2
10Cakupan pneumoni balita yang ditangani1014317272
11Balita dengan diare yang ditangani2143.9162.462.4
12Jumlah Bumil yang mendapat TT 14134.7179.979.9
13Jumlah Bumil TT22134.9173.573.5
14Campak 212314242
15Posyanu purnama 672.3129.929.9
16Posyandu mandiri 1072.3139.139.1
17Frekuensi kunjungan pengobatan rawat jalan 2114.1153.353.3
18Jantung iskemik8122.314646
19Gangguan mental 5-14 tahun1092.3143.743.7
20Kebutaan 107213434
21Neoplasma 871.412121
22Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum1061.7127.227.2
Setelah dilakukan analisis Hanlon kuantitatif maka didapatkan prioritas masalah :
1. Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A2. Jumlah bumil yang mendapat TT13. Jumlah bumil yang mendapat TT24. Cakupan pneumoni Balita yang ditangani5. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet besi6. Balita dengan diare yang ditangani7. Cakupan suspek TB paru 8. Penemuan kasus TB BTA (+)9. Frekuensi kunjungan pengobatan rawat jalan10. Jantung iskemikBerdasarkan diskusi dengan Kepala Puskemas Tempuran, kelompok ditugaskan untuk menganalisis prioritas masalah nomor 7 yaitu Cakupan suspek TB paru yang tidak mencapai 100% di unit P2M puskesmas tempuran periode Januari 2014 Desember 2014.3.3 Analisis Penyebab Masalah
a. Analisis penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan sistem
Melalui pendekatan sistem selanjutnya dicari penyebab masalah utama tersebut. Secara skematis sistem tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 19. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem
KomponenKekurangan
Input
Man Petugas kesehatan kurang aktif dalam menemukan kasus baru Kemampuan anamnesis petugas kesehatan masih kurang mendalam sehingga suspek TBC terlewatkan
Money Mayarakat desa belum seluruhnya memiliki BPJS
Method Kurangnya koordinasi dari pihak puskesmas dengan lembaga kesehatan lain mengenai suspek TB yang terjaring Kurangnya edukasi pada pasien mengenai cara pengeluaran dahak yang benar
Material Kurangnya media informasi seperti poster, pamflet, leaflet kepada masyarakat mengenai penyakit TBC
Machine Kurangnya sarana dan prasarana dalam pemeriksaan dahak
Proses
P1 Belum ada program khusus untuk menjaring suspek TB
P2 Tenaga kesehatan kurang aktif menjaring suspek TB
P3 Kurangnya koordinasi dari pihak puskesmas dengan lembaga kesehatan lain mengenai suspek TB yang terjaring
Lingkungan Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit
Tabel 20. Identifikasi Penyebab Masalah Setelah Konfirmasi Kepada Pihak Puskesmas
KomponenKekurangan
Input
Man Petugas kesehatan kurang aktif dalam menemukan kasus baru Kemampuan anamnesis petugas kesehatan masih kurang mendalam sehingga suspek TBC terlewatkan
Money -
Method Kurangnya koordinasi dari pihak puskesma dengan lembaga kesehatan lain mengenai suspek TB yang terjaring Kurangnya edukasi pada pasien mengenai cara pengeluaran dahak yang benar
Material Kurangnya media informasi seperti poster, pamflet, leaflet kepada masyarakat mengenai penyakit TBC
Machine Kurangnya sarana dan prasarana dalam pemeriksaan dahak
Proses
P1 Belum ada program khusus untuk menjaring suspek TB
P2 Tenaga kesehatan kurang aktif menjaring suspek TB
P3 Kurangnya koordinasi dari pihak puskesmas dengan lembaga kesehatan lain mengenai suspek TB yang terjaring
Lingkungan Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit
b. Analisis penyebab masalah dengan menggunakan Quality Assurance (QA)
Selain dengan pendekatan sistem, analisis masalah manajemen puskesmas juga dilakukan dengan penilaian mutu dari pelayanan kesehatan Puskesmas. Penilaian ini meliputi 2 hal, yaitu:
Simple problem: Penilaian mutu pelayanan petugas Puskesmas dilakukan dengan observasi terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan penjaringan pasien suspek TB oleh petugas kesehatan di Puskesmas Tempuran tanggal 28 Februari 2014. Observasi dilakukan sesuai daftar tilik berdasarkan Standar Prosedur Operasional Penjaringan pasien suspek TB di Puskesmas Tempuran dengan sasaran pasien batuk lamaTabel 21. Simple ProblemNOPERTANYAANYTTB
1Apakah petugas melakukan senyum, salam, sapa ?
2Apakah petugas melengapi identitas klien?
3Apakah petugas melakukan pengukuran tanda vital klien?
4Apakah petugas melakukan anamnesis lengkap (sacred 7) ?
5Apakah petugas melakukan informed consent sebelum melakukan pemeriksaan ?
6Apakah petugas cuci tangan sebelum atau setelah pemeriksaan?
7Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik lengkap?
8Apakah petugas merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan BTA (SPS) bila ditemukan tanda-tanda pasien suspek TBC?
9Apakah petugas memberikan pengertian pada pasien tentang perlunya pemeriksaan BTA?
10Apakah petugas merujuk pasien ke Rumah Sakit untuk melakukan rontgen dada bila dibutuhkan?
11Apakah petugas melakukan registrasi pasien bila hasil pemeriksaan hasil BTA nya sudah jadi?
12Apakah petugas memeberikan OAT sesuai hasil pemeriksaan BTA atau pemeriksaan penunjang lain?
13Apakah petugas memberikan penjelasan pada pasien tentang ketaatan pengobatan, efek samping obat, dan tentang penyakitnya dan bahaya penyakit TBC?
Complex problem: Penilaian mutu pelayanan Puskesmas salah satunya dilakukan lewat pendekatan complex problem, yaitu dengan menggunakan sembilan dimensi mutu. Kuesioner Kuesioner ditanyakan kepada 3 responden yaitu pasien yang suspek TB.Tabel 22. Complex ProblemNoPertanyaanPuskesamas (n=5)Total
Pendapat
YaTidak
IKeterjangkauan
a. Apakah anda mudah menjangkau tempat praktek puskesmas?
b. Apakah transportasi umum ke tempat puskesmas mudah ditemukan?
c. Apakah biaya transportasi umum ke tempat puskesmas terjangkau?
d. Apakah tidak dibutuhkan waktu lama untuk mencapai puskesmas?
e. Apakah biaya pemeriksaan dan pengobatan TB masih terjangkau?3
3
3
330
0
0
00100%
100%
100%
100%
100%
IIHubungan Antar Individu
a. Apakah petugas pelayanan di puskesmas ini ramah, dan memberikan senyum, sapa, dan salam (3S)?
b. Apakah petugas puskesmas mendengarkan keluhan anda dengan seksama?
c. Apakah petugas pelayanan puskesmas memberi kesempatan bertanya?
d. Apakah petugas pelayanan di puskesmas menggunakan bahasa yang mudah dimengerti?
e. Apakah anda merasa diperlakukan sama dengan pasien lainnya?3
3
3
3
30
0
0
0
0100%
100%
100%
100%
100%
IIIKenyamanan
a. Apakah ruang tunggu tempat pelayanan di puskesmas bersih dan nyaman?
b. Apakah ruang pemeriksaan bersih dan nyaman?
c. Apakah toilet di tempat pelayanan puskesmas bersih?
d. Apakah sarana prasarana tempat pelayanan mendukung untuk melakukan pemeriksaan?3
3
3
3
0
0
0
0100%
100%
100%
100%
IVKompetensi
a. Apakah petugas mampu memberikan penjelasan mengenai penyakit TB yang mudah dipahami?
b. Apakah petugas dapat menjawab pertanyaan dari pasien mengenai penyakit TB, pemeriksaan yang harus dilakukan, cara minum obat yang benar, efek samping yang mungkin timbul, serta kapan waktu kunjungan berikutnya?3
3
0
0
100%
100%
VInformasi
a. Apakah petugas memberikan informasi tentang pentingnya mencegah penularan penyakit TB dan bahayanya?
b. Apakah ada pesan atau informasi yang diberikan petugas kesehatan setelah pemberian obat TB?
c. Apakah sebelum melakukan pemeriksaan, petugas memberikan informasi pada anda tentang tindakan yang akan dilakukan?3
3
3
0
0
0100%
100%
100%
VIEfisiensi
a. Apakah antrian pasien terkoordinir dengan baik?
b. Apakah penyampaian petugas tidak berbelit-belit?33
00
100%
100%
VIIEfektifitas
a. Apakah anda sudah memahami tujuan dari pengobatan TB?
b. Apakah anda merasa puas dengan pelayanan di puskesmas ?3
3
0
0
100%
100%
VIIIKesinambungan
a. Apakah petugas memberikan jadwal kunjungan kontrol TB berikutnya?3
0
100%
IXKeamanan
a. Apakah petugas pelayanan kesehatan menggunakan alat proteksi diri dan cuci tangan sebelum dan setelah melakukan pemeriksaan?
b. Apakah ada APAR?
c. Apakah sebelum melakukan tindakan petugas menanyakan riwayat alergi yang anda miliki?3
3
30
0
0100%
100%
100%
Jaminan mutu diukur dari kepuasan pelanggan/konsumen dimana pelanggan/konsumen dianggap puas terhadap pelayanan yang diberikan jika persentase pelanggan yang puas mencapai 100%. c. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan Fishbone analysis
a. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QA
Tabel 23. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QA
No.Penyebab Masalah
1Petugas kesehatan kurang aktif dalam menemukan kasus baru
2Kemampuan anamnesis petugas kesehatan masih kurang mendalam sehingga suspek TBC terlewatkan
3Kurangnya koordinasi dari pihak puskesmas dengan lembaga kesehatan lain mengenai suspek TBC yang terjaring
4Kurangnya edukasi pada pasien mengenai cara pengeluaran dahak yang benar
5Kurangnya media informasi seperti poster, pamflet, leaflet kepada masyarakat mengenai penyakit TBC
6Kurangnya sarana dan prasarana dalam pemeriksaan dahak
3.4 Prioritas Penyebab Masalah
Penyebab masalah telah ditentukan berdasarkan pendekatan sistem dan pendekatan mutu serta telah dikonfirmasi dengan pemegang program P2M Puskesmas Tempuran dan Kepala Puskesmas Tempuran. Kemudian prioritas penyebab masalah ditentukan menggunakan Paired ComparisonTabel 23. Paired Comparison123456Total
1111115
2-22224
3--3461
4---462
5----60
6-----3
Tabel 24. Pareto Penyebab Masalah
Penyebab masalahFrekuensiPersen (%)Persen Kumulatif (%)
1533.3333,33
2426.6760
632080
4213,3393,33
316.67100
500100
Berdasarkan tabel Paired Comparison diatas dapat dijelaskan bahwa penyebab masalah terbesar adalah masalah nomor 1 yakni Petugas kesehatan kurang aktif dalam menemukan kasus baru. Kemudian penyebab-penyebab masalah dituangkan dalam tabel Pareto hingga didapat prioritas penyebab masalah hingga 80%.
Gambar 4. Diagram Pareto
Berdasarkan diagram pareto penyebab masalah diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat 3 penyebab masalah yang menimbulkan sebagian besar masalah (sampai dengan 80%).Penyebab masalah tersebut adalah:
1Petugas kesehatan kurang aktif dalam menemukan kasus baru
2Kemampuan anamnesis petugas kesehatan masih kurang mendalam sehingga suspek TBC terlewatkan
3Kurangnya sarana dan prasarana dalam pemeriksaan dahak
3.5 Alternatif Pemecahan Masalah
Dari hasil analisis pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi tiga penyebab masalah, dianggap masalah dapat diselesaikan. Penyebab dan alternatif pemecahan masalah tersebut adalah:Tabel 25. Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah
No.PenyebabAlternatif pemecahan masalah
1Petugas kesehatan kurang aktif dalam menemukan kasus baru Membuat program active case finding Pembentukan kader TBC
2Kemampuan anamnesis petugas kesehatan masih kurang mendalam sehingga suspek TBC terlewatkan Mengikutsertakan petugas kesehatan dalam pelatihan-pelatihan mengenai penyakit TBC
3Kurangnya sarana dan prasarana dalam pemeriksaan dahak Mengajukan anggaran biaya untuk pengadaan sarana dan prasarana guna menunjang pemeriksaan dahak
3.6 Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan menggunaan kriteria mutlak dan kriteria keinginan. Kriteria mutlak dan kriteria keinginan yang dipakai antara lain :a. Kriteria mutlak:
Ketersediaan dan kemampuan SDM (pelaksana kegiatan) Dana tidak melebihi Rp.1.000.000,00
Dalam 3 bulan dapat dilihat hasil kegiatan Tersedia sarana untuk melakukan kegiatanb. Kriteria keinginan :
Mudah dilaksanakan: 20
Biaya murah
: 30 Efektif
: 40 Peran serta masyarakat: 10Alternatif-alternatif tersebut diuji dalam matriks kriteria mutlak dan kriteria keinginan sebagai berikut :
Tabel 26. Kriteria Mutlak
AlternatifKriteria MutlakL/TL
SDMDana Rp.1.000.000,00Terlihat hasil dalam 3 bulanSarana
Membuat program active case finding1111L
Pembentukan kader TBC
0101TL
Mengikutsertakan petugas kesehatan dalam pelatihan-pelatihan mengenai penyakit TBC
1111L
Mengajukan anggaran biaya untuk pengadaan sarana dan prasarana guna menunjang pemeriksaan dahak
1011TL
L = Lulus
TL = Tidak Lulus
Tabel 27. Kriteria keinginan
AlternatifMudah
(20)Murah
(30)Efektif
(10)Peran Masy
(40)TOTAL
Membuat program active case finding4X20=803X30=1204X40=1603x10=30390
Pembentukan kader TBC
TLTLTLTL0
Mengikutsertakan petugas kesehatan dalam pelatihan-pelatihan mengenai penyakit TBC
30x20=602x30=603x40=1201x10=10250
Mengajukan anggaran biaya untuk pengadaan sarana dan prasarana guna menunjang pemeriksaan dahak
TLTLTLTL0
Kriteria Keinginan:Kriteria Biaya :
4= Sangat Murah
3= Murah
2= Mahal
1= Sangat Mahal
Kriteria Mudah :
4= Sangat mudah
3= Mudah
2= Sulit
1= Sangat sulit
Kriteria Efektif :
4= Sangat Efektif
3= Efektif2= Kurang efektif1= Tidak EfektifKriteria Peran Masyarakat :
4= Sangat terlibat3= Cukup terlibat2= Kurang terlibat 1= Tidak terlibatBerdasarkan kriteria mutlak dan keinginann, maka diambil keputusan sementara dari dua skor tertinggi, yaitu:
1. Membuat program active case finding 2. Mengikutsertakan petugas kesehatan dalam pelatihan-pelatihan mengenai penyakit TBC
Dari 2 alternatif pemecahan masalah di atas, kemudian dibuat inventarisasi faktor pendorong dan penghambat.Tabel 28. Keputusan Sementara
AlternatifFaktor PendorongFaktor Penghambat
Membuat program active case finding
Mudah dilaksanakan
Efektif dan efisien
Warga desa dilibatkan dalam program Membutuhkan biaya transport
Mengikutsertakan petugas kesehatan dalam pelatihan-pelatihan mengenai penyakit TBC Mudah dilaksanakan
Menambah wawasan Membutuhkan biaya transport dan insentif
Menambah beban kerja tenaga kesaehatan
Berdasarkan keputusan sementara dan inventarisasi faktor pendorong dan penghambat, maka diambil keputusan tetap yaitu: Membuat program active case finding, dengan rencana kegiatan sebagai berikut:3.7 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 29. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Mengadakan pelatihan kader dalam rangka promosi program KBKegiatanTujuanSasaranTempatPelaksanaWaktuBiayaMetodeIndikator
Pendataan seluruh warga berdomisili di Kecamatan TempuranMemperoleh informasi mengenai warga yang berdomisili di Kecamatan TempuranWarga Kecamatan TempuranPuskesmas TempuranBagian SDM Puskesmas tempuranBulan Maret 2015-Pendataan Didapatkan daftar penduduk di kecamatan Tempuran
Rapat rencana aktivitas program active case finding Menetapkan jadwal rutin program active case finding Memberikan pengarahan kepada perwakilan tiap desa mengenai agenda pelaporan rutin warga desa yang memiliki trias TBCPetugas kesehatan, perwakilan perangkat desaPuskesmas TempuranKepala Puskesmas dan Tenaga KesehatanBulan Maret 2015Dana BOKMusyawarah mufakat Jadwal pelaksanaan program active case finding yang disetujui oleh Kepala Puskesmas dan Tenaga Kesehatan di Kecamatan Tempuran Kesepakatan mengenai pelaporan rutin kasus dengan trias TBC (+)
KegiatanTujuanSasaranTempatPelaksanaWaktuBiayaMetodeIndikator
Pelaksanaan
program active case findingdi wilayah kecamatan Tempuran
Pelaksanaan
program active case findingdi wilayah kecamatan Tempuran
Warga Kecamatan TempuranRumah warga kecamatanTempuranPetugas kesehatan
Perangkat desaMaret 2015Dana BOK Pencapaian target cakupan penemuan kasus suspek TB min. 80%
Pengawasan dan Peninjauan
program active case findingdi wilayah kecamatan Tempuran
Pengawasan program active case findingdi wilayah kecamatan Tempuran
warga di Kecamatan TempuranRumah warga kecamatanTempuranKepala PuskesmasJuni 2015Dana BOK Pencapaian target cakupan penemuan kasus suspek TB min. 80%
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
a. Masalah kesehatan yang teridentifikasi dari Puskesmas Tempuran periode Januari Desember 2014 berjumlah dua puluh dua.Dari 22 masalah yang sudah teridentifikasi, prioritas masalah yang ditetapkan dengan menggunakan metode Hanlon kuantitatif dan diskusi dengan kepala Puskesmas adalah: Cakupan suspek TB paru yang tidak mencapai 100% di unit P2M Puskesmas Tempuran periode Januari 2014 Desember 2014.b. Dari prioritas masalah, penyebab masalah ditentukan dengan analisis sistem dan QA, dan ditemukan sepuluh penyebab masalah utama. Setelah dianalisis dengan Diagram Pareto, ditetapkan tiga penyebab masalah untuk dipecahkan, yaitu: 1. Petugas kesehatan kurang aktif dalam menemukan kasus baru2. Kemampuan anamnesis petugas kesehatan masih kurang mendalam sehingga suspek TBC terlewatkan3. Kurangnya sarana dan prasarana dalam pemeriksaan dahakc. Dari tiga penyebab masalah tersebut kemudian dicari alternatif pemecahan masalahnya, lalu dicari prioritas alternatif pemecahan masalah menggunakan kriteria mutlak dan keinginan serta analisis faktor pendorong dan penghambat, sehingga diambil keputusan tetap, yaitu: : Membuat program active case finding.4.2. Saran
a. Kepada Kepala Puskesmas Tempuran untuk mengkoordinir tenaga kesehatan di Kecamatan Tempuran dalam pelaksanaan program active case finding kasus TB paru.b. Kepada Tim Promosi Kesehatan Puskesmas Tempuran untuk mempublikasikan kepada masyarakat mengenai adanya program active case finding kasus TB paru, sehingga masyarakat dapat aktif berkontribusi dalam pencarian dan pelaporan kasus TB paru. Selain itu, Tim Promosi Kesehatan Puskesmas Tempuran perlu mengadakan penyuluhan mengenai penyakit TB paru, sehingga pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB paru semakin meningkatc. Kepada seluruh Kepala Desa dan segenap jajaran perangkat desa di Kecamatan Tempuran untuk mendukung pelaksanaan program active case finding ini, sehingga keberhasilannya dapat terpenuhi.DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. UU Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009.
2. Departemen Kesehatan RI. Visi dan Misi Departemen Kesehatan RI 2010-2014.
3. Menteri Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI NO 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. 2004.
4. Dinas Kesehatan Magelang. Profil Puskesmas Tempuran. 2014.
IMPACT
Kecacatan
Kesakitan
Kematian
INPUT
Man
Money
Material
Methode
Machine
PROSES
P1
P2
P3
OUTPUT
Cakupan Hasil
Stratifikasi
LINGKUNGAN :
Kebijakan
OUTCOME
Mutu
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 2. Bagan Pendekatan Sistem
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 3. Diagram analisis kemungkinan penyebab masalah dengan metode Fishbone Analysis
Diagram Pareto
iv
_1486644759.xlsChart1
33.330
26.6733.33
2060
13.3380
6.6793.33
0100
Persen (%)
Persen Kumulatif (%)
Sheet1
Persen (%)Persen Kumulatif (%)Series 3
133.330
226.6733.33
62060
413.3380
36.6793.33
50100