RINGKASAN EKSEKUTIF
IWAN SOMANTRI S , 1993 melaksanakan geladikarya dengan
judul "Manajemen Pengadaan Bahan Baku Pabrik Plywood PT
~utai Timber Indonesia di Probolinggo Jawa Timur", dibawah
bimbingan Ir. PANGGABEAN SITORUS, MBA, sebagai Ketua, Ir.
Y. BAYU KRISNAMURTHI, MS, dan HAMDANI M. SYAH, SE, MBA,
auntan, sebagai anggota. PT Kutai Timber Indonesia merupakan salah satu Pabrik
Plywood yang didirikan atas kerjasama antara Fa. Kaltimex
Jaya dengan Sumitomo Forestry Co. Ltd. Jepang. Mulai ber-
produksi pada tahun 1975 dengan jenis produk utama plywood
biasa (Ordinary Plywood) dan plywood indah (Fancy
Plywood). Realisasi produksi selalu berfluktuasi yang
disebabkan terutama oleh penyediaan bahan baku yang belum maksimum dan stabil. Namun secara keseluruhan dalam
sepuluh tahun terakhir produksi meningkat rata-rata sebe-
'sar 3,02 % bahkan dari tahun 1989 s/d 1992 produksi me-
ningkat sebesar 13,55 % per tahun.
Jenis kayu yang banyak digunakan sebagai bahan baku
meliputi sekitar 60 jenis, yang paling banyak dan paling
disukai penggunaannya adalah jenis dari group Meranti
(Shorea spp), yaitu sekitar 30 % dari keseluruhan bahan baku .
Pemasaran produk pada awalnya diutamakan untuk meme-
nuhi kebutuhan dalam negeri. Tahun 1982, komposisi pema-
saran plywood biasa adalah 70,7 % domestik dan 29,3 %
ekspor, sedangkan plywood indah 90 % domestik dan 10 %
ekspor. Keadaan ini terus berubah dimana perkembangan
ekspor terus meningkat. Tahun 1991 dan 1992 rata-rata
komposisi pemasaran plywood biasa menjadi 82,7 % ekspor
dan 17,3 % domestik, sedangkan plywood indah 58,5 % ekspor
dan 41,5 % domestik. Pertumbuhan ekspor sendiri meningkat
cukup pesat. Dalam sepuluh tahun terkahir rata-rata
pertumbuhan plywood biasa sebesar 17,16 % per tahun,
sedangkan plywood indah, peningkatan ekspor terjadi mulai
tahun 1987 dengan pertumbuhan rata-rata selama 6 tahun
terkahir sebesar 37,32 % per tahun. Tujuan pasar ekspor yang utama adalah Jepang dan Amerika Serikat disamping
negara-negara lain yang persentasenya kecil, seperti
~nggris, Hongkong, Mexico, Jerman, Canada, Belgia, Yugo-
slavia, RRC, Korea Selatan dan Timur Tengah. Tujuan studi adalah untuk merumuskan manajemen penga-
daan bahan baku dan program implementasi yang tepat bagi
PT KT1 sebagai upaya untuk bertahan dalam jangka panjang
dalam lingkungan persaingan yang semakin meningkat.
Metode studi yang digunakan adalah kaji manajemen.
Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui observasi
dan wawancara. Data dan informasi yang dikumpulkan berupa
data primer dan data sekunder, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Observasi dilakukan melalui studi
literatur, laporan-laporan perusahaan dan bahan-bahan lain
yang mendukung studi ini. Wawancara dilakukan dengan tanya
jawab langsung dengan para responden yang terkait.
Pengolahan data dan pembahasan dilakukan melalui
pendekatan analisis, yaitu Analisis faktor internal dan
eksternal, Analisis Porter (Porter's Five-Force Model),
Mekanisme pengadaan bahan baku, Pola persediaan bahan baku
(model inventory), Analisis efisiensi penggunaan bahan
baku, perhitungan idle capasity, serta Analisis biaya
pengadaan bahan baku.
Berdasarkan pembahasan melalui pendekatan analisis
tersebut, mengisyaratkan bahwa perusahaan harus berusaha
untuk mempertahankan tingkat efisiensi dan tingkat produk-
si yang telah dicapai saat ini. Bertitik tolak dari ha1
tersebut, maka sasaran pengadaan bahan baku adalah sebesar
204.430 m3 per tahun, atau 17.036 m3 per bulan. Untuk
mencapai sasaran tersebut, maka strategi dan program
implementasi yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:
1. strategi jangka pendek dan menengah:
melaksanakan pembelian bahan baku dari perusahaan
lain, dengan program: a. Mempertahankan hubungan baik dengan supplier,
terutama dengan perusahaan yang mempunyai HPH.
b. Melakukan evaluasi terhadap supplier mengenai kualitas bahan baku dan jaminan kontinuitasnya.
c. Mengadakan kontrak kerjasama dengan para pensuplai yang mempunyai kredibilitas yang baik, dan mempu-
nyai jaminan kontinuitasnya sebagai supplier, misal
mempunyai HPH yang luas dengan potensi yang cukup
baik.
d. Mengadakan kontrak kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan yang telah berhasil membangun HTI dengan
baik, terutama HTI jenis kayu pertukangan, misal
BUMN Perum Perhutani dan PT Inhutani. e. Menjajaki kemungkinan untuk menanam modal atau
menjadi kontraktor dari perusahaan HPH lain dengan
perjanjian bagi hasil kayullog.
f. Kerjasama dengan perusahaan pengangkutanlsewa
kapal, karena walaupun PT Kutai Timber Indonesia
mempunyai kapal sendiri, tetapi secara kumulatif
kemampuan mengangkut dalam satu tahun belum dapat
memenuhi kebutuhannya.
g. Memperluas jaringan pengadaan bahan baku ke Irian Jaya mengingat industri pengolahan kayu di daerah
tersebut masih jarang, sedangkan potensi bahan
bakunyalhutan alamnya cukup luas.
h. Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku. 2. Strategi jangka panjang:
melaksanakan pembinaan yang intensif terhadap areal HPH dan melaksanakan pembangunan HTI, dengan program: a. Inventarisasi terhadap tegakan sisa, baik mengenai
luasannya (setelah TGHK) maupun mengenai potensi- nya.
b. Membuat Rencana Karya Perusahaan dan Rencana Kerja Tahunan baik untuk pembinaan HPH maupun pembangunan
HTI . c. Melakukan pembinaan terhadap tegakan sisa, seperti
penjarangan, pembebasan tanaman pokok dari tumbuhan
pengganggu dan penanaman perkayaan (Enrichment
planting) . d. Membangun persemaian baik jenis tanaman pokok/kayu
pertukangan maupun jenis lainnya, untuk menunjang
kelancaran pembinaan HPH dan pembangunan HTI.
Top Related