Download - MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

Transcript
Page 1: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

i

MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA AGAMA

(Studi Kasus)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:

Marsilia Malavia

NIM: 121114025

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA AGAMA

Oleh:

Marsilia Malavia

NIM: 121114025

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Tanggal, 16 Agustus 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

iii

SKRIPSI

MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA AGAMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Tekun, sabar, dan waspada

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus

Orang tuaku tercinta

Program Studi Bimbingan dan Konseling USD

Orang-orang yang ku cinta

Teman-teman BK Angkatan 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tuliskan ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya suatu karya ilmiah.

Yogyakarta,16 Agustus 2016

Penulis

Marsilia Malavia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

vi

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI HASIL ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Marsilia Malavia

NIM : 121114025

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA

AGAMA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,

dan mempublikasikan di internet maupun media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty

kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta,16 Agustus 2016

Yang menyatakan

Marsilia Malavia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

vii

ABSTRAK

MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA

AGAMA

Marsilia Malavia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konflik yang terjadi dalam

pernikahan beda agama, mengetahui cara manajemen konflik yang dilakukan pada

tiga subyek pada pernikahan beda agama, sehingga dalam pernikahan beda agama

tetap utuh mempertahankan pernikahannya.

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan metode studi kasus.

Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan observasi dengan

melibatkan tiga subyek (salah satu pasang) pernikahan beda agama dengan latar

belakang agama Katolik dan Islam.

Hasil penelitian menemukan adanya konflik yang terjadi dalam pernikahan

beda agama meliputi: penentuan agama anak, pemilihan sekolah anak, di tempati

untuk doa lingkungan, memaksakan agama anak, dan relasi dengan keluarga dan

lingkungan. Adanya konflik yang terjadi di dalam pernikahan, ternyata ketiga

subyek memiliki cara dalam manajemen konflik yakni Subyek pertama lebih

cenderung menggunakan cara: (menarik diri, menyerah, negosiasi, dan

akomodasi), sedangkan subyek kedua dan ketiga lebih menggunakan cara:

(kompromi, negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam

bentuk tatap muka).

Kata kunci: manajemen konflik, konflik, pernikahan beda agama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

viii

ABSTRACT

INDIVIDUAL CONFLICT MANAGEMENT IN DIFFERENT RELIGIOUS

WEDDING

Marsilia Malavia

Sanata Dharma University

2016

This research goals are to determine conflicts that occurred in a different

religion, marriage, to determine the conflict management in three marriage subjects,

thus in sunch marriage case the subjects are able to maintain their marriage.

This research can be classified as qualitative research with case studies method.

The research instrumentations are interview guidelines and observation with three

subjects (one pair couple) of different religion marriage case, and for this research is

between Catholic and Moslem.

The reaearch found the existence of a conflict in marriage is different religions

include: determination of the child's religion, the election of school children, in

prayer to inhabit the environment, imposing religion, and relations with family and

the environment. The existence of a conflict that goes on in a marriage, it turns out

that these three subjects have a way in conflict management i.e. Subjects are more

likely to use the first way: (withdraw, surrender, negotiations, and accommodation),

while the second and third subject more using way: (compromise, negotiation,

accommodation, collaboration, withdrew, and always in the form of face-to-face).

Key words: conflict, conflict management, different religious wedding

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

Pertolongan, hikmat, dan penyertaan-Nya dalam persiapan, pelaksanaan, serta

penyelesaian laporan penelitian dalam bentuk skripsi ini.

Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling,

Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Disadari bahwa penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan

dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, diucapkan terimakasih yang tulus

kepada:

1. Rohandi, Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

2. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma.

3. Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

dan tulus telah memberikan waktu, motivasi, masukan, dan banyak

pembelajaran berharga sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali dengan berbagai ilmu

pengetahuan yang berguna dalam penulisan skripsi ini.

5. Mahasiswa prodi BK angkatan 2012, atas masukan, motivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

6. Orang tuaku tercinta Bapak Petrus Waspodo dan Ibu Yuliana Sriwikanti dan

Yulia Kasih Lestari, adik serta keluarga besar, atas doa, dukungan, perhatian,

kasih sayang, dan biaya yang diberikan selama menempuh studi di Universitas

Sanata Dharma.

7. Sahabat-sahabatku Griya Kanna (Tasya, Cindy, Putri, Ocep, Mbk Celly, Macho,

Gerry, David, Lia, Sigit, Nanda, Bertha, Edward, Bang Tody, Caci) atas sharing

dan dukungannya. Semua cerita kita tidak akan terlupakan.

8. Agung Hananto, S.Pd, atas bantuan, dukungan, saran, dan motivasi selama

pengerjaan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

x

9. Kepada ketiga subjek pernikahan beda agama yang telah bersedia berbagi

pengalaman dan membantu proses penyelesaian skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan

memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan,

saran, dan kritik terhadap karya ini sangat diperlukan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi yang membaca.

Yogyakarta , 16 Agustus 2016

Marsilia Malavia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………….. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ………... vi

ABSTRAK ……………………………………………………………………... vii

ABSTRACT ……………………………………………………………………. viii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xi

DAFTAR LAMPIRAN………………………..................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………. 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………………………….. 4

C. Pembatasan Masalah ……………………………………………………. 5

D. Pertanyaan Penelitian …………………………………………………… 5

E. Tujuan Penelitian ………………………………………………………... 5

F. Manfaat Penelitian ………………………………………………………. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………………... 7

A. Hakikat Konflik dan Manajemen Konflik ……………………………… 7

1. Pengertian Konflik …………………………………………………... 7

2. Sumber-sumber Konflik …………………………………………….. 9

3. Faktor-faktor Penyebab Konflik ……………………………………. 11

4. Konflik dalam Pernikahan Beda Agama ………………………….. 13

5. Pengertian Manajemen Konflik ……………………………….......... 16

6. Cara Manajemen Konflik …………………………………………... 17

B. Hakikat Pernikahan Beda Agama………………………………………... 20

1. Pengertian Pernikahan …………………………................................ 20

2. Pengertian Beda Agama …………………………………………... 22

3. Pengertian Pernikahan Beda Agama ………………………………. 22

C. Manajemen Konflik dalam Pernikahan Beda Agama ………………….. 24

D. Kajian Penelitian yang Relevan ………………………………………… 25

E. Kerangka Pikir ………………………………………………………….. 27

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………... 29

A. Jenis Penelitian ………………………………………………………….. 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………... 30

C. Subjek Penelitian ……………………………………………………….. 30

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ……………………………… 31

E. Keabsahan Data …………………………………………………………. 35

F. Teknik Analisis Data …………………………………………………….. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………… 39

A. Deskripsi Data ………………………………………………………….. 39

B. Pembahasan …………………………………………………………….. 41

1. Konflik pada Pernikahan Beda Agama ……………………………… 45

2. Cara Manajemen Konflik ……………………………………………. 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

xii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………… 96

A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 96

B. Implikasi ………………………………………………………………... 97

C. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………… 98

D. Saran …………………………………………………………………… 99

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 100

LAMPIRAN ……………………………………………………………………… 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Subjek Penelitian ………………………………………………………………….. 30

Table 2. Significan Other …………………………………………………………………… 30

Tabel 3. Lembar Observasi …………………………………………………………………. 32

Tabel 4. Pedoman Wawancara Mendalam . …………………………………………............ 33

Tabel 5. Agenda Kunjungan Rumah ……………………………………………………….. 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Informan ……………………………………….. 102

Lampiran 2. Verbatim …………………………………………………………………….. 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini dipaparkan latar belakang masalah yang

mendeskripsikan mengenai permasalahan yang terjadi di lapangan dan yang

ditentukan oleh peneliti. Pada bab ini juga dipaparkan identifikasi masalah, batasan

masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan merupakan suatu ikatan yang sangat dalam dan kuat sebagai

penghubung antara seorang pria dengan seorang wanita dalam membentuk suatu

keluarga atau rumah tangga. Membentuk suatu keluarga tentunya memerlukan suatu

komitmen yang kuat diantara pasangan tersebut, dengan memiliki tujuan dalam

pernikahan yang bertekat membangun keluarga bahagia.

Hal serupa ternyata diharapkan oleh mereka yang melangsungkan

pernikahan beda agama. Kenyataan dalam kehidupan masyarakat bahwa perkawinan

berbeda agama itu terjadi sebagai realitas yang tidak dipungkiri. Pernikahan beda

agama cukup menarik perhatian masyarakat di negara ini, meskipun pernikahan ini

dianggap berbeda dengan kebiasaan masyarakat pada umumnya, namun pada

kenyataanya fenomena pernikahan beda agama masih dijumpai. Pada kenyataannya

setiap agama tentunya menghendaki pernikahan atas dasar kesamaan iman yang

dimiliki pasangan yang akan menikah.

Peristiwa pernikahan beda agama menjadi salah satu masalah perbedaan yang

cukup kompleks. Permasalahan pernikahan beda agama dalam hukum Islam,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

2

senantiasa dimaknai dan dipahami secara berbeda oleh para penganutnya. Hal ini

merupakan konsekuensi logis dari kandungan kitab suci Al-Quran. Oleh karena itu,

pernikahan beda agama dalam Islam menjadi sesuatu yang tak pernah selesai

diperdebatkan sebagai bentuk pelarangan terhadap pernikahan beda agama,

sedangkan bagi umat Katolik pernikahan beda agama adalah salah satu halangan

yang membuat tujuan pernikahan tidak dapat diwujudkan. Apabila pernikahan beda

agama ini masih dilaksanakan harus terlebih dahulu meminta izin atau dispensasi

kepada Uskup setempat. Pernikahan ini tidak ada keharusan bagi umat yang bukan

Katolik untuk ikut menjadi Katolik, tetapi ia harus menerima prinsip-prinsip, sifat,

dan tujuan pernikahan menurut agama Katolik. Hal ini tidak menyurutkan tekad bagi

mereka yang menikah beda agama memiliki tujuan dalam pernikahannya agar hidup

bahagia tanpa harus meninggalkan keyakinan mereka dan tetap taat kepada agama

yang dianutnya (beribadah).

Di Indonesia, pernikahan beda agama bisa dilakukan bila salah satu pasangan

yang akan melaksanakan pernikahan beda agama terlebih dahulu melakukan

perpindahan agama sehingga kedua pasangan memiliki kesamaa agama. Di sisi lain,

pernyataan tersebut sama sekali tidak sesuai dengan UUD 1945, sebagai konstitusi

dasar pasal 29 ayat 2 yang secara tegas menyatakan adanya kebebasan beragama

bagi setiap warga negara, tanpa terkecuali. Ketika akan meresmikan pernikahan beda

agama mengalami kendala yang membuat meraka merasa tidak terlindungi oleh

hukum yang ada. Namun nyatanya bagi sebagian yang melangsungkan pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

3

beda agama bisa menikah di Indonesia tanpa beralih agama hanya untuk dipandang

sah di mata negara.

Kasus mengenai perkawinan, yaitu bagaimana jika calon yang akan menikah

tersebut berbeda agama, sampai sekarang pemerintah belum memberikan hukum

yang secara tegas dalam menyikapi hal tersebut. Dalam realitas kehidupan di

masyarakat, terdapat beberapa perkawinan yang tidak seagama. Data pada tahun

2011 terdapat kasus pernikahan beda agama yang berjumlah 229 pasangan.

Sedangkan perkawinan beda agama dari tahun 2004-2012 terdapat 1.109 pasangan

yaitu dari urutan terbesar Islam-Katolik.

Konflik dalam pernikahan kerap kali terjadi, dan banyak konflik atau masalah

yang ada mengakibatkan rusaknya komunikasi, kehilangan tujuan bersama dalam

pernikahan sampai kepada masalah seksual. Hal ini tentunya mengarah pada

penurunan kualitas hubungan dalam pernikahan itu sendiri. Masalah-masalah lain

yang mungkin timbul adalah masalah keuangan, anak-anak, sampai kepada masalah

dengan keluarga pasangan. Konflik-konflik yang disebutkan di atas adalah masalah

yang umumnnya timbul dalam suatu pernikahan, tetapi pernikahan beda agama

memiliki konflik yang lebih khusus sehubungan dengan adanya perbedaan agama

dalam pernikahan mereka. Pernikahan beda agama memiliki kemungkinan besar

untuk tersandung masalah dengan pasangannya, karena itu dalam membangun

pernikahan beda agama membutuhkan kesiapan psikologis yang lebih besar.

Memang, tak berarti pasangan berbeda agama akan cenderung gagal atau berhasil.

Semuanya tergantung kesiapan psikologis masing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

4

Bertolak dari berbagai sumber maka penelitian ini bertujuan memberikan

gambaran mengenai konflik yang terjadi pada pernikahan beda agama, dan

bagaimana pasangan beda agama mampu mempertahankan pernikahan dengan

persoalan yang pelik dan mengetahui cara yang mengatasinya. Penelitian ini tidak

hanya berguna bagi yang sudah menikah namun tidak menutup kemungkinan bagi

konselor keluarga sehingga semakin luas memahami pernikahan beda agama, yang

menjalani hubungan dengan latar belakang beda agama, bagi yang akan menikah,

ataupun bagi para orang tua mampu melihat dari sudut pandang yang positif atas

terjalinnya dua pribadi beda agama.

Bertolak dari adanya konfik yang bersumber pada pernikahan beda agama serta

cara yang cenderung digunakan dalam manajemen konflik. Oleh karena itu,

dilakukan penelitian mengenai: Manajemen Konflik pada Pernikahan Beda Agama

(Studi Kasus pada subjek pernikahan beda agama, di Paingan, Minomartani, dan

Purworejo Jawa Tengah.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah terkait dengan manajemen konflik dan

pernikahan beda agama, diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut:

1. Di Indonesia, pernikahan beda agama bisa dilakukan bila salah satu pasangan

yang akan melaksanakan pernikahan beda agama terlebih dahulu melakukan

perpindahan agama sehingga kedua pasangan memiliki kesamaa agama. Di

sisi lain, pernyataan tersebut sama sekali tidak sesuai dengan UUD 1945,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

5

sebagai konstitusi dasar pasal 29 ayat 2 yang secara tegas menyatakan adanya

kebebasan beragama bagi setiap warga negara, tanpa terkecuali.

2. Data pada tahun 2011 terdapat kasus pernikahan beda agama yang berjumlah

229 pasangan. Sedangkan perkawinan beda agama dari tahun 2004-2012

terdapat 1.109 pasangan yaitu dari urutan terbesar Islam-Katolik.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini fokus penelitian diarahkan pada menjawab masalah-masalah

yang teridentifikasi mengenai Manajemen Konflik pada Pernikahan Beda Agama.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Konflik apa sajakah yang terjadi pada pernikahan beda agama

2. Bagaimana cara manajemen konflik yang digunakan dalam pernikahan beda

agama?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi konflik yang terjadi pada pernikahan beda agama.

2. Menggali cara-cara yang digunakan dalam manajeman konflik pada

pernikahan beda agama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

6

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini memiliki manfaat, sebagai berikut:

Memberikan sumbangan ilmiah (pengetahuan) dalam bidang Bimbingan

dan Konseling keluarga dan masyarakat, serta dapat membangkitkan minat

para peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut, khususnya seputar

pernikahan beda agama.

2. Manfaat secara Praktis

Secara praktis penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain sebagai

berikut:

a. Pasangan Beda Agama

Mengetahui gambaran manajeman konflik yang dilakukan didalam

rumah tangga pernikahan beda agama.

b. Orang Tua

Mampu melihat dari sudut pandang yang positif atas terjalinnya

sebuah hubungan antar beda agama.

c. Peneliti

Mengetahui konflik dan cara manajemen konflik yang digunakan

dalam pernikahan beda agama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab kajian pustaka ini dipaparkan terkait dengan variabel yang akan

diteliti, adanya kajian penelitian yang relevan yanga akan semakin menguatkan

penelitian yang akan dilakukan, dan kerangka pikir yang akan mempermudah

dalam penelitian dan bagi pembacanya.

A. Hakikat Konflik dan Manajemen Konflik

1. Pengertian Konflik

Ting-Toomey (dalam Liu, 2012) mendefinisikan konflik sebagai

persepsi yang bertentangan mengenai nilai, ekspektasi, proses dan hasil di

antara dua pihak atau lebih mengenai isu yang sama atau berkaitan. Konflik

dapat mempengaruhi beberapa tipe hubungan yang telah terbangun

termasuk di antaranya hubungan perkawinan. Konflik di dalam hubungan

perkawinan biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pertentangan,

kebencian, argumen, dan ketegangan. Pendapat Liu (2012) diperkuat oleh

Dildar, Sitwat, & Yasin, (2013) bahwa hal tersebut dapat berpengaruh pada

perbaikan hubungan jika dapat ditangani dengan baik, tetapi dapat

memperburuk hubungan jika konflik tidak dikelola dengan baik.

Pernyataan tersebut sesuai dengan bukti empiris bahwa konflik dapat

terjadi baik dalam pernikahan yang harmonis maupun tidak harmonis,

namun baik buruknya pengelolaan konflik tergantung pada kedua belah

pihak suami dan istri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

8

Menurut Antonius, dkk (2002: 175) konflik adalah suatu tindakan

salah satu pihak yang berakibat menghalangi, menghambat, atau

mengganggu pihak lain dimana hal ini dapat terjadi antar kelompok

masyarakat ataupun dalam hubungan antar pribadi. Hal ini sejalan dengan

pendapat Morton Deutsch, seorang pionir pendidikan resolusi konflik

(Bunyamin Maftuh, 2005: 47) yang menyatakan bahwa dalam konflik,

interaksi sosial antar individu atau kelompok lebih dipengaruhi oleh

perbedaan dari pada oleh persamaan. Sedangkan menurut Scannell

(2010:2) konflik adalah suatu hal alami dan normal yang timbul karena

perbedaan persepsi, tujuan atau nilai dalam sekelompok individu .

Hunt and Metcalf (1996: 97) membagi konflik menjadi dua jenis, yaitu

konflik intrapersonal dan konflik interpersonal. Konflik intrapersonal

adalah konflik yang terjadi dalam diri individu sendiri, misalnya ketika

keyakinan yang dipegang individu bertentangan dengan nilai-nilai budaya

atau keinginannya tidak sesuai dengan kemampuannya. Konflik

intrapersonal ini bersifat psikologis, yang jika tidak mampu diatasi dengan

baik dapat menggangu bagi kesehatan psikologis atau kesehatan mental

individu yang bersangkutan. Sedangkan konflik interpersonal ialah konflik

yang terjadi antar individu. Konflik ini terjadi dalam setiap lingkungan

sosial, seperti dalam keluarga, kelompok teman sebaya, sekolah,

masyarakat dan negara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

9

Berdasarkan pandangan para ahli terkait dengan konflik maka dapat

ditarik sebuah kesimpulan bahwa konflik ialah sebuah masalah yang

ditimbulkan dua pihak yang dapat saling menghambat. Namun apabila

kedua belah pihak tidak terhambat atau tidak melihat pihak lain sebagai

hambatan, maka konflik tidak akan terjadi.

2. Sumber- sumber Konflik

Menurut Wijono (1993, pp.7-15) ada tiga jenis konflik yang berkaitan

dengan tujuan yang hendak dicapai. Berikut sumber-sumber konflik yang

dapat terjadi antara lain:

a. Konflik dalam Diri Individu

1) Konflik yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai

Menurut Wijono (1993, pp.7-15), ada tiga jenis konflik yang

berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu:

a) Approach-approach conflict, dimana orang didorong untuk

melakukan pendekatan positif terhadap dua persoalan atau

lebih, tetapi tujuan-tujuan yang dicapai saling terpisah satu

sama lain.

b) Approach-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk

melakukan pendekatan terhadap persoalan-persoalan yang

mengacu pada satu tujuandan pada waktu yang sama didorong

untuk melakukan terhadap persoalan-persoalan tersebut dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

10

tujuannya dapat mengandung nilai positif dan negatif bagi

orang yang mengalami konflik tersebut.

c) Avoidance-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk

menghindari dua atau lebih hal yang negatif tetapi tujuan-

tujuan yang dicapai saling terpisah satu sama lain.

Dalam hal ini, approach-approach conflict merupakan jenis

konflik yang mempunyai resiko paling kecil dan mudah

diatasi, serta akibatnya tidak begitu fatal.

b. Konflik yang Berkaitan dengan Peran dan Ambigius

Konflik seringkali terjadi karena adanya perbedaan peran dan

ambigius dalam tugas dan tanggung jawab terhadap sikap-sikap, nilai-

nilai dan harapan-harapan yang telah ditetapkan.

c. Perbedaan pendirian dan perasaan

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang

memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan

lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau

lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial,

sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan

dengan kelompoknya.

d. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-

pribadi yang berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

11

Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola

pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang

berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang

dapat memicu konflik.

e. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar

belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang

bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan

yang berbeda-beda, kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang

sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.

f. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika

perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan

tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.

Berdasarkan pandangan para ahli mengenai sumber-sumber konflik yang

dapat terjadi dapat ditarik kesimpulan bahwa konflik muncul karena ada

kondisi yang melatar-belakanginya dan berkaitan dengan tujuan yang hendak

dicapai.

3. Faktor- faktor Penyebab Konflik

Stevenin (2000, pp.132-133), ada beberapa faktor yang mendasari

munculnya konflik antar pribadi diantaranya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

12

a. Pemecahan masalah secara sederhana yakni fokusnya tertuju pada

penyelesaian masalah dan orang-orangnya tidak mendapatkan perhatian

utama.

b. Penyesuaian dimana kedua pihak bersedia saling memberi dan

menerima, namun tidak selalu langsung tertuju pada masalah yang

sebenarnya. Waspadailah masalah emosi yang tidak pernah disampaikan

cenderung ada ketidakpuasan.

c. Tidak sepakat yakni tingkat konflik ini ditandai dengan pendapat yang

diperdebatkan, mengambil sikap menjaga jarak, memanfaatkan dan

menunjukkan aspek-aspek yang sehat dari ketidaksepakatan tanpa

membiarkan adanya perpecahan dalam kelompok.

d. Kalah/Menang ini adalah ketidaksepakatan yang disertai sikap bersaing

yang amat kuat. Pada tingkat ini, sering kali pendapat dan gagasan orang

lain kurang dihargai. Sebagian di antaranya akan melakukan berbagai

macam cara untuk memenangkan pertarungan.

e. Pertarungan ini adalah konflik “penembak misterius”, orang-orang yang

terlibat di dalamnya saling menembak dari jarak dekat kemudian

mundur untuk menyelamatkan diri. Bila amarah meledak, emosi pun

menguasai akal sehat dan orang-orang saling berselisih.

f. Keras Kepala ini adalah mentalitas “dengan caraku atau tidak sama

sekali”. Satu-satunya kasih karunia yang menyelamatkan dalam konflik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

13

ini adalah karena biasanya hal ini tetap mengacu pada pemikiran yang

logis. Meskipun demikian, tidak ada kompromi sehingga tidak ada

penyelesaian.

g. Penyangkalan ini adalah salah satu jenis konflik yang paling sulit diatasi

karena tidak ada komunikasi secara terbuka dan terus-terang. Konflik

hanya dipendam. Konflik yang tidak bisa diungkapkan adalah konflik

yang tidak bisa diselesaikan.

Berdasarkan pandangan para ahli mengenai faktor terjadinya konflik

dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya yang mendasari mengenai pemecahan

masalah, penyesuaian dimana kedua pihak bersedia saling memberi dan

menerima, adnya ketidak sepakat yakni tingkat konflik ini ditandai dengan

pendapat yang diperdebatkan, sikap kalah/menang dimana adanya

ketidaksepakatan yang disertai sikap bersaing yang amat kuat, pertarungan

yakni konflik “penembak misterius”, orang-orang yang terlibat di dalamnya

saling menembak, sifat keras kepala dimana seseorang mentalitasnya “dengan

caraku atau tidak sama sekali, dan cara penyangkalan yakni salah satu jenis

konflik yang paling sulit diatasi.

4. Konflik Dalam Pernikahan Beda Agama

Konflik dalam pernikahan beda agama antaranya dapat berupa konflik

antar individu dan kelompok, baik di dalam sebuah kelompok maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

14

antar kelompok. Konflik yang muncul pada Pernikahan Beda Agama

Menurut Paramitha, (2002) antara lain:

a. Penetuan Agama anak

Penentuan agama anak bagi pasangan pernikahan beda agama

benar-benar menjadi perhatian khusus dan perlu dipikirkan secara

matang. Kerendahan hati suami memperbolehkan anak ikut agama istri

dan begitu sebaliknya, dengan berdiskusi secara terbuka dan adanya

keterampilan berkomunikasi menurut Scannell (2010:18) bahwa hal

tersebut dapat mempengaruhi individu saling memahami serta

meresolusi adanya konflik. Sikap tegas mengharuskan anak mengikuti

agama salah satu pasangan suami atau istri tanpa berdiskusi terlebih

dahulu

b. Pemilihan Sekolah Anak

Tanggung jawab dalam mendidik anak terletak di atas bahu orang

tua. Melalui pendidikan, orang tua dapat memberikan pengaruh dalam

pembentukan pribadi anak dan watak yang akan dibawa hingga

dewasa. Pilihan sekolah yang tepat akan sangat membantu

memaksimalkan perkembangan kecerdasan anak. Sekolah bukan hanya

sebagai tempat anak mencari ilmu, namun lebih dari itu, sekolah

menjadi tempat pembentukan karakter dan kepribadian anak. Oleh

sebab itu, orang tua jelas harus memilih sekolah yang terbaik untuk

anak. Terbaik bukan berarti yang termahal. Terbaik adalah yang sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

15

dengan kebutuhan anak. Demikian bagi seorang yang menikah dengan

beda agama, hal ini akan menjadi pertimbangan serta pilihan yang perlu

dibicaran dan disepakati bersama.

c. Relasi dalam Keluarga dan Lingkungan

Relasi dalam keluarga akan mempengaruhi karakter atau

kepribadian dari seorang anak bahwa fondasi utama pendidikan adalah

keluarga, bukan sekolah. Pola komunikasi orang tua harus disiapkan

dengan baik, komunikasi dialogis yang terjadi antara orang tua dan

anak-anaknya,terutama yang berhubungan dengan upaya membantu

mereka untuk memecahkan masalahnya. Ketika orang tua tidak bisa

berkomunikasi dengan baik kepada anaknya, maka dapat dikatakan

bahwa relasi atau hubungan mereka kurang baik.

Hubungan yang kurang baik yang dilihat dari pola komunikasinya

tersebut akan mempengaruhi sikap dan kepribadian anak hal itu

dikarenakan pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam

pembentukan kepribadian anak. Semua dan perilaku anak yang telah

dipolesi dengan sifat atau pola asuh yang dilakukan oleh orang tua

kepada anaknya. Dampak dari pernikahan beda agama mampu

mempengaruhi relasi anak dengan keluarga ataupun lingkungannya.

Maka dari itu sangat diperlukan pola asuh yang tepat bagi sang buah

hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

16

d. Ditempati Doa Lingkungan

Menurut Huub Boelaars (2005) salah satu kekhasan Gereja Katolik

Indonesia adalah adanya sistem lingkungan/ kring/ stasi dalam

pelayanan pastoral parokial-teritorial yang memungkinkan semakin

banyak kaum beriman awam terlibat dalam pengembangan Gereja

e. Memaksakan Agama Anak

Menurut Amsal Bakhtiar (2007) bahwa tidak dibolehkannya

melakukan pemaksaan dalam agama, ini bisa dimaklumi karena Allah

memposisikan manusia sebagai makhluk berakal. Dengan akalnya,

manusia bisa memilih agama mana yang terbaik buat dirinya tentang

kebebasannya.

5. Pengertian Manajemen Konflik

Manajemen konflik menurut (Lazarus 1985) kemampuan problem

coping sebagai suatu cara suatu individu untuk mengatasi situasi atau

masalah yang dialami baik secara ancaman atau sutu tantangan yang

menyakitkan. Sedangkan Menurut (Chaplin,2004) merupakan suatu

tingkah laku dimana indivudu melakukan interaksi dengan lingkungan

sekitarnya dengan tujuan menyelesaikan tugas atau masalah. Dan menurut

(Coynek 1981) menyatakan bahwa kemampuan problem coping

merupakan usaha-usaha baik kognitif maupun perilaku yang bertujuan

untuk mengelola tuntutan lingkungan dan internal, serta mengelola konflik

yang mempengaruhi individu melampaui kapasitas individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

17

Berdasarkan sejumlah pendapat dari para ahli tersebut, dapat

disimpulkan bahwa kemampuan problem coping merupakan aktivitas-

aktivitas spesifik berupa respon yang dilakukan oleh individu dalam bentuk

kognitif dan perilaku, baik disadari maupun tidak oleh individu tersebut,

yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman-ancaman

yang ditumbuhkan oleh masalah internal maupun eksternal dan

menyesuaikan dengan kenyataan-kenyataan negatif, mempertahankan

keseimbangan emosi, serta meneruskan hubungan yang memuaskan

dengan orang lain. Kemampuan manajemen konflik juga banyak didukung

oleh karakteristik-karakteristik seperti keterbukaan akan pendapat,

hubungan yang hangat, serta kebiasaan untuk tidak memecahkan masalah

secara sepihak.

6. Cara Manajemen Konflik

Cara Manajemen Konflik menurut Gottman dan Korkoff (Mardianto,

2000) menyebutkan bahwa secara garis besar ada dua cara manajemen

konflik, yaitu :

a. Manajemen konflik dimana suatu kondisi ataupun konflik yang

menghasilkan efek negatife kepada seseorang, menimbulkan

kerugian bagi individu atau individu-individu yang terlibat di

dalamnya. Sifat yang sering muncul pada seorang yang destruktif

yaitu mudah menyerah, perasaan tegang (stres) yang tidak perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

18

atau yang mencekam, komunikasi yang menyusut. Cara yang biasa

digunakan dalam manajemen konflik meliputi:

1) Menyerah terjadi bila salah satu pihak menyerahkan

kemenangan pada pihak lain yang terlibat konflik.

2) Menarik Diri ialah ketika seseorang berada di situasi tertentu

yang kadang- kadang situasi tersebut sangat menakutkan

hingga menjauhkan diri ketika menghadapi konflik dengan

menggunakan mekanisme pertahan diri.

3) Menguasai merupakan perilaku yang asertif dan tidak

kooperatif yang terwujud dari adanya unsur persaingan antar

individu. Dalam model kompetitif, individu cenderung agresif,

memaksakan kehendak dan berusaha untuk menang tanpa ada

keinginan untuk menyesuaikan tujuan dan keinginannya

dengan orang lain. Individu saling melawan dengan

memperlihatkan keunggulan masing-masing.

2. Manajemen konflik positive problem solving karena dalam upaya

menyelesaikan konflik tersebut kelangsungan hubungan antara

pihak- pihak yang berkonflik masih terjaga dan masih berinteraksi

secara harmonis, sehingga adanya saling membangun, membina,

dan memperbaiki. Cara yang biasa digunakan dalam manajemen

konflik meliputi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

19

1) Kompromi dimana pihak-pihak yang terlibat mengurangi

tuntutannya agar tercapai penyelesaian terhadap perselisihan

yang ada. Manajemen konflik ini lebih bersifat mengontrol

dan tidak menyerang lawan dalam proses penyelesaian

konflik tetapi lebih-lebih dengan cara yang bersifat

perdamaian tanpa menyerang lawan yang berkonflik.

2) Menarik diri, pada manajemen konflik ini penyelesaian

konflik, pihak yang berkonflik tidak menarik diri dari konflik

yang dialami dan tidak menggunakan mekanisme pertahan

diri, tetapi lebih berusaha menampilkan diri untuk terus

mempertahankan diri guna meyelesaikan konflik yang

terjadi.

3) Hampir selalu berbentuk tatap-muka yang menggunakan

bahasa lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah.

4) Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau

sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi.

5) Collaboration (kerjasama/ menghadapi) merupakan sikap

bekerjasama dengan tujuan untuk mencari alternatif solusi

dari permasalahan yang sedang dihadapi individu, dan

memiliki tingkat keasertifan (ketegasan) sehingga memenuhi

harapan kedua belah pihak yang terlibat konflik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

20

6) Accommodation (akomodasi) merupakan sikap cenderung

mengesampingkan keinginan pribadi dan berusaha untuk

memenuhi keinginan dan kebutuhan orang lain. Cara ini juga

disebut dengan obliging style, dimana seseorang yang

menggunakan cara manajemen konflik ini, ia akan berusaha

untuk mementingkan kepentingan orang lain di atas

kepentingan diri sendiri.

B. Hakikat Pernikahan Beda Agama

1. Pengertian Pernikahan

Pernikahan adalah upacara resmi yang menandakan bahwa seorang pria

dan seorang wanita mulai menjadi suami istri yang sah menurut hukum,

dihadapan negara, dan dihadapan umat beragama. Upacara dapat dilakukan

secara sederhana, asal memuat acara paling inti, atau secara meriah dan

lengkap, dengan memuat berbagai acara-acara tambahan yang sebenarnya

tidak mempengaruhi sah atau tidak sahnya perkawinan itu (Hadiwardoyo,

DR., AL, 1990).

Menurut Rusli dan R. Tama mengemukakan, bahwa dari pengertian

pernikahan yang dirumuskan dalam pasal 1 UU No 1 Tahun 1974,

pernikahan beda agama ialah ikatan lahir dan ikatan batin antara seorang

pria dan seorang wanita yang karena berbeda agama, menyebabkan

tersangkutnya dua peraturan yang berlainan mengenai syarat-syarat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

21

tata cara pelaksanaan pernikahan sesuai dengan hukum agamanya masing-

masing (Rusli dan Tama, 1986: 17).

Menurut Bachtiar (2004) defenisi pernikahan adalah pintu bagi

bertemunya dua hati dalam naungan pergaulan hidup yang berlangsung

dalam jangka waktu yang lama, yang di dalamnya terdapat berbagai hak dan

kewajiban yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pihak untuk

mendapatkan kehidupan yang layak, bahagia, harmonis, serta mendapat

keturunan. Pernikahan itu merupakan ikatan yang kuat yang didasari oleh

perasaan cinta yang sangat mendalam dari masing-masing pihak untuk

hidup bergaul guna memelihara kelangsungan manusia di bumi. Adapun

tujuan dalam pernikahan ialah untuk mempertahankan kebahagiaan lahir

dan batin, yang diliputi rasa kasih sayang hingga pada akhirnya terpisah

dengan kematian. Untuk itu suami istri perlu saling membantu dan

melengkapi agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya

membantu dan mencapai spiritual dan material.

Berdasarkan berbagai definisi tentang pernikahan di atas, dapat

disimpulkan bahwa pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara laki-laki

dan perempuan sebagai suami isteri yang memiliki kekuatan hukum dan

sosial dengan tujuan membentuk keluarga sebagai kesatuan yang

menjanjikan dengan tujuan yang sama untuk membangun pernikahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

22

2.Pengertian Beda Agama

Secara terminologi definisi agama atau beda agama menurut

Departemen Agama (Khotimah, 2006) adalah jalan hidup dengan

kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa berpedoman kitab suci dan

dipimpin oleh seorang nabi. Sedangkan menurut Mukti Ali (Khotimah,

2006) mengatakan bahwa agama adalah kepercayaan akan adanya Tuhan

yang Maha Esa dan hukum yang diwahyukan kepada utusan-utusanNya

untuk kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

3. Pengertian Pernikahan Beda Agama

Pernikahan beda agama ialah suatu pernikahan yang dilakukan oleh

orang-orang yang memeluk agama dan kepercayaan yang berbeda antara

yang satu dengan yang lainnya. Misalnya pernikahan antara seorang pria

muslim dengan seorang wanita Protestan dan sebaliknya.

(Prawirohamidjojo ,S., 1988: 39).

Pernikahan beda agama adalah penyatuan dua pola pikir dan cara hidup

yang berbeda, dan perbedaan agama dengan pasangan dalam pernikahan

banyak menimbulkan permasalahan dalam pernikahan beda agama,

adaptasi sangat perlu dilakukan, karena pada saat pria dan wanita yang

berbeda agama menikah, tentunya masing-masing membawa nilai budaya,

sikap, gaya penyesuaian dan keyakinan kepernikahan tersebut (Rusli & R

Tama, 1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

23

Ada beberapa cara yang ditempuh oleh mereka yang akan melakukan

perkawinan beda agama, salah satu dari pasangan mengikuti keyakinan

agama pasangannya dan menikah menurut agama dari pasangannya

tersebut. Ada dua bentuk perpindahan keyakinan agama yang dilakukan

pasangan untuk dapat melangsungkan pernikahan dengan pasangannya,

yaitu;

a. Pertama, perpindahan agama hanya berupa persyaratan agar

pernikahannya dapat dilangsungkan dan dicatatkan secara resmi,

namun kemudian setelah perkawinan tersebut berlangsung yang

bersangkutan kembali kepada keyakinan agamanya semula dan

tetap menjalankan aturan agamanya. Kasus perkawinan beda

agama dengan cara seperti ini banyak terjadi yang menyebabkan

timbulnya gangguan terhadap kehidupan rumah tangga dan

keluarga di kemudian hari.

b. Kedua, yang betul-betul secara tulus melakukan peralihan

keyakinan agamanya dan menjalankan ajarannya untuk

seterusnya dalam kehidupan perkawinan dan keluarga mereka.

Untuk pasangan yang melakukan pilihan kedua ini, mungkin

tidak akan terlalu ada masalah dalam menjalankan kehidupan

perkawinan dan keluarga, terutama yang terkait dengan urusan

agama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

24

Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa

pernikahan beda agama ialah seorang pria dan wanita yang secara kepercayaan

atau agama yang berbeda namun menjalin suatu ikatan batin yang di wujudkan

dalam sebuah pernikah tanpa berpindah agama dari salah satu pasangan

tersebut. Penyatuan dua pola pikir dan cara hidup yang berbeda, dan perbedaan

agama dengan pasangan dalam pernikahan.

C. Manajemen Konflik dalam Pernikahan Beda Agama

Menurut Esere (2003) manajeman konflik dalam perkawinan adanya

perbedaan persepsi dan harapan-harapan yang terjadi pada pasangan suami istri

tentang masalah pernikahan. Masalah-masalah itu antara lain latar belakang

pengalaman yang berbeda, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai yang mereka

anut sebelum memutuskan untuk menjalin ikatan perkawinan.

Manajemen konflik dalam pernikahan merupakan usaha pasangan suami istri

guna mengolah sebuah konflik yang berasal dari dalam keluarga itu sendiri

ataupun disebabkan oleh pihak luar. Pernyataan di atas disinggung mengenai

manajeman konflik didalam sebuah pernikahan beda agama, bagaimana seorang

pasangan beda agama mampu mengelola konflik dan dapat melihat berbagai

kemungkinana yang terjadi didalam pernikahan.

Manajemen konflik dimaksudkan pasangan dapat melihat dari sisi yang

positif dari pasangannya dan dapat mengkomunikasikan atau menyelesaikan

masalah didalam rumah tangga tanpa membuat konflik semakin parah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

25

saling menyakiti. Perbedaan agama, cara pandang seringkali membuat pasangan

yang beda agama gelap mata dalam megatasi konfliknya sendiri di dalam

pernikahannya.

Berdasarkan pemaparan para ahli terkait dengan manajemen konflik dalam

pernikahan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bagaimana seorang

pasangan beda agama mampu mengelola konflik dan dapat melihat berbagai

kemungkinana yang terjadi didalam pernikahan. Manajemen konflik

dimaksudkan pasangan dapat melihat dari sisi yang positif dari pasangannya

dan dapat mengkomunikasikan atau menyelesaikan masalah didalam rumah

tangga tanpa membuat konflik semakin parah dan saling menyakiti.

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian Nur Laili Oktafian tentang Manajemen Konflik pada Pasangan

suami Istri yang menjalani Perkawinan Campuran. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan dua subyek sebagai pasangan wanita Jawa dan pria Belanda

menggunakan cara manajemen konflik kompetitif, menghindar, dan kompromi

dalam mengelola konflik, sedangkan satu subyek yang merupakan pasangan

dengan etnis Jawa-Perancis lebih banyak menggunakan perpaduan antara cara

menghindar dan kolaborasi dalam penyelesaian konflik diantara mereka.

Penelitian studi kasus Tri Artha Fransiska dalam Komunikasi Keluarga

Pasangan Beda Agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif cinta

adalah motif yang digunakan pelaku pernikahan beda agama. Seperti

menggunakan cara kompromi, cara mengikuti kemauan orang lain dan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

26

kolaborasi dalam menentukan tata cara keagamaan dalam pernikahan dan

penunjukan simbol keagamaan. Pengambilan keputusan dengan cara

akomodatif dalam menentukan agama anak. sedangkan, manajemen konflik

keluarga beda agama dalam menjalankan ibadah dan hari besar keagamaan

menggunakan cara kolaborasi dan cara kompromi.

Penelitian Asteria Agustin mengenai Manajemen Konflik Antar Pribadi

Pasangan Suami Istri Beda Agama. Hasil penelitian bahwa

mengkomunikasikan dengan cara saling membicarakan (berkolaborasi) dan

berunding kepada pasangan guna menyelesaikan masalah, mereka bekerja

sama dan mencari pemecahan yang memuaskan.

Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dipaparkan pada paragraf

sebelumnya, terdapat beberapa perbedaan antara penelitian diatas dengan

penelitian ini. Penelitian ini berfokus pada manajemen konflik yang digunakan

pada tiga subjek pernikahan beda agama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

27

E. Kerangka Pikir

PERNIKAHAN BEDA AGAMA

ISLAM DAN KHATOLIK

KONFLIK (Tata cara Pernikahan,

Penentuan Agama Anak, Pemilihan

Sekolah Anak, Relasi dalam Keluarga dan

Lingkungan, Ditempati untuk doa

Lingkungan

CARA MANAJEMEN

KONFLIK

KOMPROMI, MENARIK DIRI,

HAMPIR SELALU BERTATAP

MUKA,

NEGOSIASI,COLLABORATION,

ACCOMMODATION

MENYERAH, MENARIK DIRI,

MENGUASAI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

28

Gambar 1. Kerangka pikir

Berdasarkan keterangan bagan mengenai manajeman konflik diatas dalam

penyelesaian konflik yang menyangkut perbedaan agama, diharapkan ketiga subjek

pernikahan beda agama dapat mengkomunikasikan atau berunding kepada pasangan

guna menyelesaikan konflik, dan mampu bekerjasama mencari manajemen konflik

yang tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

29

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjabarkan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian,

tempat penelitian, tahap-tahap penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data, dan rencana pengujian keabsahan data.

A. Jenis Penelitian

Sugiyono (2010: 15) menyatakan bahwa jenis penelitian kualitatif adalah

jenis penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Pengambilan sampel

sumber data dilakukan secara Purposive, teknik pengumpulan triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian kualitatif

sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan

pada kondisi yang alamiah (natural). Pada penelitian kualitatif ini peneliti

menggunakan cara studi kasus.

Studi kasus adalah salah satu bagian dari pendekatan penelitian kualitatif.

Studi kasus memungkinkan peneliti untuk mempertahankan karakteristik

holistik dan bermakna dari peristiwa-peristiwa kehidupan nyata, seperti siklus

kehidupan seseorang, perubahan lingkungan sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

30

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Paingan, Minomartani, dan Purworejo, Jawa Tengah.

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2015 - Juli 2016 pertemuan akan

dilakukan 3 kali dalam 1 minggu terhadap tiga subyek beda agama.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini di identifikasi sebagai berikut:

Tabel 1

Data Diri Subjek Penelitian: 3 beda agama (Katolik dan Islam)

No Inisial Agama Alamat Jenis

Kelamin

Pekerjaan Usia Jumlah

Anak

1. MC Katolik Paingan P Ibu RT 30 thn 2

2. BC Islam Minomartani P Konsultan

Lingkungan

62 thn 5

3. AD Islam Purworejo L Guru SMP 50 thn 2

Tabel 2

Data Diri Significan Other

No Inisial Agama Alamat Jenis

Kelamin

Pekerjaan Usia Jumlah

Anak

1. MM Katolik Paingan P Pegawai

Bank

73 4

2. AL/suami Katolik Minomartani L Dosen 60 5

3. AN/anak Katolik Minomartani L Wiraswasta 24 -

4. RI/ istri Katolik Purworejo P Guru SD 49 2

5. DM/anak Katolik Purworejo L Mahasiswa 20 -

6. SR/anak Katolik Purworejo P Guru TK 25 -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

31

D. Teknik dan Intrumen Pengumpulan Data

Yin (2013:103-118) menyatakan metode pengumpulan data dalam penelitian

ini menggunakan wawancara berdasarkan pedoman wawancara mendalam dan

observasi. Tujuan dari wawancara dan juga observasi dimaksudkan guna

menemukan permasalahan secara terbuka. Menyiapkan topik dan daftar

pertanyaan sebelum wawancara dilakukan. Observasi dilakukan selama

wawancara dengan subjek, peneliti melakukan pengamatan secara bebas,

mencatat hal-hal yang penting, melakukan analisis dan kesimpulan. Masing-

masing teknik pengumpulan data. ada sumber bukti yang dapat djadikan fokus

bagi pengumpulan data studi kasus:

1. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2010: 317). Jenis wawancara

yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in

depth interview). Pertanyaan yang digunakan dalam wawancara ini adalah

pertanyaan terbuka. Pertanyaan-pertanyaan yang disiapkan adalah

pertanyaan yang mampu mengungkap konflik dan cara manajemen

konflik pada pernikahan beda agama.

2. Observasi

Observasi adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan

mengamati perilaku subyek secara langsung. Melalui observasi dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

32

belajar mengenai perilaku, dan makna dari perilaku tersebut (Sugiyono,

2010:310). Penelitian ini dilakukan observasi pasif, dan peneliti hanya

bisa mengamati tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan di dalam tempat

tingal itu. Peneliti melakukan observasi partisipan, maka data yang

diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat

makna dari setiap perilaku yang nampak.

LEMBAR OBSERVASI

Lembar Pengamatan:

Tempat :

Tanggal :

Lama Pengamatan :

No Kegiatan Keterangan

Kesimpulan: ………………………………………………………..

……………………………………………………….

…………………………………………………….....

………………………………………………………..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

33

Tabel 2

Panduan Wawancara Mendalam

No Cara-cara Pertanyaan Wawancara

1. Menyerah 1.Bagaimana cara anda agar mampu memperjuangkan

kemenangan pada saat terlibat konflik?

2. Bagaimana cara anda ketika menghadapi konflik yang

menyebabkan anda harus menyudahi konflik yang

terjadi?

2. Menarik diri 1. Bagaimana cara anda tetap hadir ketika terjadi

masalah?

2. Bagaimana cara anda tetap hadir dalam situasi

yang menakutkan?

3. Bagaimana cara anda menjauhkan diri ketika

menghadapi konflik?

3. Kompromi 1. Bagaimana sikap kompromi itu dapat

dihadirkan ketika ada perselisihan di tengah

pernikahan anda?

2. Sikap apa yang anda ambil ketika ada tuntutan-

tuntutan yang memberatkan anda?

3. Penyelesain yang seperti apa yang anda

harapkan dari dihadirkannya sikap kompromi di

tengah perselisihan yang sedang terjadi?

4. Negosiasi 1. Negosiasi yang seperti apa yang mampu anda

ciptakan dan lakukan dalam penyelesaiaan

konflik dalam pernikahan anda?

2. Bagaimana jika ada kesepakatan yang tidak

mampu diterima dari pasangan anda?

3. Kesepakatan yang seperti apa yang anda

harapkan dari penyelesaiian konflik ditengah

pernikahan anda?

5. Hampir selalu berbentuk

tatap-muka yang

menggunakan bahasa

lisan, gerak tubuh

maupun ekspresi wajah.

1. Bagaimana anda atau pasangan anda

mengekspesikan sikap-sikap ketika terjadi

konflik?

2. Bagaimana sikap anda ketika harus

mengkomunikasikan konflik yang sedang

terjadi?

6. Competitive

(menguasai)

1. Bagaimana tanggapan anda jika pasangan lebih

dominan ketika sedang ada masalah?

2. Bagaimana cara mengendalikan sikap menguasai

dari pasangan ataupun anda sendiri?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

34

7. Collaboration

(kerjasama/menghadapi)

1.Bagaimana bentuk kerjasama anda dan pasangan

jika ada masalah yang menuntut kalian untuk satu

pemikiran?

2. Bagaimana jika pasangan anda tidak mampu

menghadapi situasi yang sulit dalam pernikahan?

3. Bagaimana jika kerjasama yang harus kalian

lakukan bersama tidak anada setujui?

8. Accommodation

(akomodasi/ melunak)

1. Bagaiamana jika keinginan yang penting untuk

dibahas namun tidak dipenuhi oleh pasangan

anda?

2. Bagaimana jika pasangan anda lebih cenderung

mementingkan masalah orang lain padahal

masalah rumah tangga jauh lebih rumit?

3. Bagaimana sikap anda apabila pasangana anda

cenderung diam dan tidak mau menemuka jalan

keluar bersama?

9. Tata Cara Pernikahan 1. Bagaimana menikah beda agama menjadi

keputusan anda?

2. Bagaimana keputusan keluarga anda terkait

pernikahan beda agama?

3. Bagaimana menghadapi kesulitan ketika

melangsungkan pernikahan beda agama?

4. Bagaimana tanggapan pasangan anda ketika

menikah beda agama menjadi pilihan?

10. Penentuan Agama Anak 1. Bagaimana ketika anak harus diajarkan salah satu

agama dari pasangan anda?

2. Bagaimana tanggapan anak-anak tentang

agamanya berbeda dengan salah satu orang

tuanya?

3. Bagaimana jika pasangan anda memaksakan anak

harus mengikuti agamanya?

4. Bagaimana cara menetukan agama anak tanpa

adanya konflik?

5. Bagaimana menaggapi larangan yang

diberlakukan oleh pasangan anda?

6. Bagaimana menemukan solusi bagi agama anak-

anak anda?

11. Pemilihan Sekolah

Anak

1. Bagaimana anda dan pasangan mendiskusikan

mengenai sekolah anak-anak?

2. Bagaimana menentukan sekolah yang sesuai

untuk anak-anak anda?

3. Bagaimana jika pasangan anda tidak mengizinkan

anda ikut campur dalam memilih sekolah anak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

35

12. Relasi dalam Keluarga

dan Lingkungan

1. Bagaimaa relasi anda dan keluarga besar

berkenaan dengan perbedaan agama?

2. Bagaimana relasi anak-anak anda dengan

keluarga besar dan juga lingkungan rumah?

3. Bagaimana cara anda membangun relasi dalam

keluarga kecil sehingga terhindar dari konflik?

E. Keabsahan Data

Keabsahan data yang didapat sehingga benar-benar sesuai dengan tujuan

dan maksud penelitian, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi.

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding data tersebut (Moleong, 2007: 330). Adapun triangulasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi dengan sumber dan metode,

yang berarti membandingkan dan mengecek derajat balik kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode

kualitatif Patton dalam (Moleong, 2007: 330). Hal ini dapat peneliti capai

dengan jalan sebagai berikut:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan

apa yang dikatakannya secara pribadi.

3. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti orang yang berpendidikan

lebih tinggi atau ahli dalam bidang yang sedang diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

36

F. Teknik Analisi Data

Analisis data menurut Patton (Moleong, 2009: 280) merupakan proses

mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategorisasi,

dan satuan uraian dasar. Menurut Bogdan dan Biklen dalam (Moleong, 2009:

280) analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk

menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan

oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan

hipotesis kerja itu. Moleong (2009) menyatakan bahwa analisis data adalah

proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan

satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan

hipotesis kerja seperti yangn disarankan oleh data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu

pada konsep Milles & Huberman dalam (Sugiyono, 2010), aktivitas dalam

analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.

1. Reduksi data (Data Reduction )

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Data

yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti dilapangan, maka

jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

37

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang

tidak perlu.

2. Penyajian data ( Display Data )

Data ini sudah berupa rangkuman , uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3.Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion Drawing and

Verification)

Kesimpulan awal biasanya bersifat sementara, dan akan berubah

jika dalam perjalanannya tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan diawal didukung dengan bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan mungkin bisa menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena

seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang

setelah penelitian berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

38

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya

masing belum jelas atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini peneliti akan memaparkan mengenai deskripsi data. Hasil penelitian

berupa analisis data dari berbagai sumber. Proses trianggulasi data dari beberapa

Subjek. Dalam bab ini juga, peneliti mendeskripsikan validitas data penelitian.

A. Deskripsi Data

Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari

pernikahan beda agama yang masing-masing beragam Katolik dan Islam dengan

melihat fenomena yang ada disekitar melalui berbagai sudut pandang. Penelitian

di ambil dari tiga subjek dimulai pada bulan Oktober 2015 dan mulai berjalan

kembali pada April 2016 dengan terjun ke rumah informan untuk melakukan

tahap perkenalan dilanjutkan observasi dan wawancara. Setelah itu,

mempersiapkan perlengkapan penelitian berupa pedoman wawancara sehingga

peneliti memfokuskan kegiatan penelitian. Berikut agenda kunjungan rumah yang

dilakukan.

Tabel. 3

Agenda Kunjungan Rumah Ibu Marcel

No Hari dan Tanggal Kegiatan Deskripsi Kegiatan

1. Jum’at, 15/04/2016 Wawancara

dan

Observasi

Datang ke rumah Ibu

Marcel dan menjelaskan

maksud dan tujuan ke Ibu

Marcel.

2. Kamis, 21/04/2016 Wawancara Ke rumah Ibu Marcel dan

melakukan wawancara

3. Jum’at, 29/04/2016 Observasi

dan

Wawancara

(SO)

Ke rumah Ibu Marcel untuk

melakukan wawancara

dengan Ibu Marcel dan

Mama dari Ibu Marcel (SO)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

40

Table. 4

Agenda Kunjungan Rumah Ibu Bianca

Tabel. 5

Agenda Kunjungan Rumah Bapak Adi

4. Rabu, 04/05/2016 Wawancara Melakukan wawancara (SO)

No Hari dan Tanggal Kegiatan Deskripsi Kegiatan

1. Jum’at, 22/04/2016 Observasi

dan

wawancara

Datang kerumah Ibu

Bianca untuk menjelaskan

maksud dan tujuan dari

kedatangan peneliti.

2. Selasa, 26/04/2016 Wawancara Wawancara dengan Ibu

Bianca

3. Minggu,11/05/2016 Observasi

dan

Wawancara

Wawancara dengan Bapak

Almos (SO)

4. Minggu,22/05/2016 Wawancara Wawancara dengan Andi

(Anak)

No Hari dan Tanggal Kegiatan Deskripsi Kegiatan

1. Rabu, 25/05/2016 Observasi dan

wawancara

Datang kerumah Bapak

Adi untuk menjelaskan

maksud dan tujuan dari

kedatangan peneliti.

2. Jum’at,27/05/2016 Wawancara Wawancara dengan Ibu

Ria (SO)

3. Jum’at,17/06/2016 Wawancara Wawancara Bapak Adi

4. Kamis,07/07/2016 Observasi Observasi ke rumah Bapak

Adi

5. Jum’at,08/07/2016 Wawancara Wawancara Sarah (SO)

6. Sabtu, 09/07/2016 Wawancara Wawancara Dimas (SO)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

41

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara

dan observasi di rumah dilakukan proses reduksi data. Proses reduksi data ini

untuk memilah-milah hal penting, merangkum data, mencari pola atau tema dan

membuang data-data yang tidak perlu. Selanjutnya akan menyajikan data hasil

penelitian dalam bentuk teks deskriptif. Banyaknya data hasil penelitian membuat

krepotan dalam proses reduksi data dan hasil penelitian. Banyaknya data hasol

penelitian yang harus dicek validitasnya.

Proses memilah-milah data dilakukan dari awal penelitian serta membuat

pedoman wawancara dan observasi yang berfokus pada hal yang akan digali. Hal

yang penting langsung ditulis dibuku agenda penelitian, ditambah lagi dibuatlah

verbatim dari hasil wawancara dengan subjek terkait mempermudah dalam

memilah data. Setelah proses memilah-milah, lalu hal yang tidak diperlukan

langsung dibuang dalam arti dipisahkan dari hal yang penting. Setelah diperoleh

hal-hal penting lalu merangkum hal penting dari penelitian sesuai dengan

kebutuhan data. Misalnya adanya potensi konflik yang terjadi pada pernikahan

beda agama, mencari data dari hasil penelitian baik wawancara atau pun observasi

untuk dirangkum menjadi poin-poin penting lalu dijelaskan dalam bentuk kalimat

deskriptif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

42

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya konflik yang dialami oleh

ketiga subjek. Gambaran mengenai pernikahan ketiga subjek yang diresmikan

secara Katolik, akan tetapi ada perbedaan yang terjadi di dalam pernikahannya.

Subjek yang pertama yakni Ibu Marcel seorang yang beragama Katolik menikah

dengan seorang Islam yang sekarang resmi menjadi suami dan telah dikaruniai dua

orang anak. Berawal dari pernikahan inilah konflik yang dialami oleh Ibu Marcel.

Ibu Marcel yang mengalami kecelakaan yakni hamil diluar nikah memutuskan

untuk menikah lebih cepat karena melihat kondisinya, orang tua dari kedua belah

pihak mengetahui akan hal tersebut, akan tetapi mama dari Ibu Marcel ingin

anaknya menikah secara Katolik dengan syarat dispensasi.

Kehamilan ini kenyataannya terjadi dikarena Ibu Marcel merasa terpuruk dan

kehilangan arah setelah putus dengan mantan pacarnya. Proses jalinan cinta Ibu

Marcel dan suami sudah cukup lama akan tetapi pertemuan keduanya tidak terlalu

intens. Pertemuan yang tidak intens malah justru memunculkan hubungan yang

fatal pada Ibu Marcel yang disebabkan permasalahan pribadi dan perasaan

tertekan. Sikap masa bodoh Ibu Marcel berujung pada kehamilan. Semasa hamil

Ibu Marcel merasa tertekan dan malu apabila harus sering datang ke kampus, oleh

sebab itu Ibu Marcel memutuskan untuk cuti kuliah sembari mengurus anak dan

menyelesaikan tugas akhirnya di rumah.

Ternyata tidak berhenti pada peresmian pernikahan konflik yang terjadi bermula

dari suami Ibu Marcel yang bersedia tanggung jawab dan awalnya bersedia

menjadi Katolik akan tetapi hal tersebut tidak dilakukan oleh suami sampai saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

43

ini. Justru berimbas pada kedua anaknya yakni harus menjadi Muslim. Ibu Marcel

merasa sakit hati dan merasa psikisnya sudah mulai terganggu, sampai keinginan

untuk memiliki satu anak saja dilontarkan oleh Ibu Marcel.

Berbeda dengan subjek kedua Ibu Bianca ialah seorang yang beragama Islam,

pernikahannya pada awalnya hanya di resmikan secara catatan sipil. Lalu pada

tahun 2000 Ibu Bianca dan suami melakukan pembaharuan pernikahan di gereja

dengan menyetujui syarat yang diajukan oleh gereja. Ibu Bianca memiliki lima

orang anak yang semuanya ikut agama sang bapak yakni agama Katolik. Hal ini

disetujui oleh Ibu Bianca tanpa menuntut salah satu dari kelima anaknya menjadi

berpindah agama Islam. Akan tetapi ada kecenderungan Ibu Bianca dan suami

yang mengharuskan anaknya menikah dengan pasangan yang beragama Katolik,

hal ini terkesan memaksakan kehendak orang tua pada anak sekalipun

dimaksudkan demi kebaikan anaknya.

Beranjak kesubjek yang ketiga yakni Bapak Adi, peresmian pernikahannya

dilakukan di gereja dengan syarat dispensasi yang sebelumnya sudah disepakati

oleh kedua belah pihak keluarga besarnya. Dalam pernikahannya Bapak Adi telah

dikaruaniai dua orang anak, kedua anaknya sepakat menjadi orang Katolik sesuai

dengan syarat dari gereja. Namun Bapak Adi tidak memaksakan anak untuk mau

mengikuti agama sang Bapak. Lalu tidak ada unsur pemaksaan dari kedua belah

pihak keluarga untuk berpindah agama ketika memutuskan untuk menikah beda

agama. Menurut Bapak Adi menikah beda agama bukanlah sebuah perkara yang

harus dibesa-besarkan jikalau pada akhirnya bisa bersatu dan bahagia bersama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

44

tanpa memaksakan harus menjadi satu agama. Dari hasil wawancara dan observasi

berbeda dari Ibu Marcel ataupun Ibu Bianca, Bapak Adi adalah seorang yang

membebaskan anaknya menjalin hubungan dengan siapapun dalam artian secara

agama mengingat Bapak Adi juga seorang yang menikah beda agama.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi ketiga subjek mengenai tata cara

atau peresmian pernikahan terlihat bahwa ada perbedaan yang sangat nampak, Ibu

Marcel yang justru mendapatkan bias dari pernikahan beda agama, namun berbeda

dengan Ibu Bianca yang tidak mengalami kendala dalam peresmian pernikahannya

walau harus diawali dengan menikah dicatatan sipil dan baru melakukan

pembaharuan pernikahan digereja, akan tetapi cenderung memaksakan agama sang

anak untuk menikah secara Katolik sehingga nampak tidak mementingkan

perasaan dari anak dan keluarga besa calon menantunya, dan berbeda pula dengan

Bapak Adi karena dapat dikatakan pernikahan Bapak Adi nampak baik-baik saja

bermula dari peresmian pernikahan, memegang janji mengenai syarat dari gereja

tanpa memaksakan mengenai hak agama anak, hingga sekilas mengenai

keputusannya yang tidak melarang anak-anaknya mengenai hubungan asmara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

45

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara

mendalam terhadap ketiga subjek secara intens ternyata ada beberapa konflik yang

terjadi dalam pernikahan beda agama yang diperkuat oleh pendapat Paramitha

(2002) mengenai konflik yang terjadi pada pernikahan beda agama, berikut

hasilnya:

Berikut hasil penelitian mengenai adanya potensi konflik yang terjadi pada

pernikahan beda agama pada subjek pertama yakni Ibu Marcel:

1. Penentuan Agama Anak

Menurut Paramitha (2002) menetuan agama anak bagi pasangan

pernikahan beda agama benar-benar menjadi perhatian khusus dan

perlu dipikirkan secara matang. Kerendahan hati suami

memperbolehkan anak ikut agama istri dan begitu sebaliknya, dengan

berdiskusi secara terbuka dan adanya keterampilan berkomunikasi

menurut Scannell (2010:18) bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi

individu saling memahami serta meresolusi adanya konflik. Sikap tegas

mengharuskan anak mengikuti agama salah satu pasangan suami atau

istri tanpa berdiskusi terlebih dahulu ternyata dialami oleh Ibu Marcel,

berikut ungkapkan Ibu Marcel:

“ (Dengan berkaca-kaca) saya sedih mbk, saya banyak ngalah

untuk kemauan suami yang maunya agama anak saya ikut dia.

Tanpa ada kesepakatan apapun suami mengharuskan anak-

anak ikut suami semua agamanya. Karena kata suami saya doa

yang bisa menyelamatkan orang tuanya ya doa anak maka dari

itu suami saya mendidik iman anak saya secara agama Islam

tanpa melihat saya. Mungkin juga karna dari jaman sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

46

suami saya di pondok jadi ya kebawa sampai sekarang gitu”.

MC-PAA-1/44/24

Kesedihan Ibu Marcel bertambah ketika suatu hari Ibu Marcel

mengajak anak pertama gereja, melihat anak pertamanya sangat senang

berada digereja membuat Ibu Marcel semakin sedih karena suami yang

tidak mengizinkan salah satu dari anaknya menjadi orang Katolik. Setiba di

rumah A bercerita kepada ayahnya bahwa dia melihat ada patung yang

sangat bagus.

Pertikaian mulai terjadi ketika suami Ibu Marcel tidak terima anaknya

diajak kegereja. Kejadian itu membuat Ibu Marcel dan suami bertengkar

dan membuat suami pergi dari rumah selama 2 minggu. Rasa tidak terima

dan sedih Ibu Marcel rasakan terlebih jika perasaa itu semakin dituruti akan

membuat Ibu Marcel menjadi gila. Bagaimanapun Ibu Marcel tetap

menerima perlakuan suaminya dengan tidak membawa kemarahannya pada

kedua anaknya. Ketika kedua anaknya menanyakan keberadaan sang ayah

Ibu Marcel tetap menjawab dengan mengatakan “ayah sedang bekerja”.

Petikan wawancara diatas di perjelas oleh sang Mama yang

mengungkapkan kesedihan anaknya, namun dari sang mama juga tidak

melarang sang cucu mengikuti agama menantunya karna bagi sang mama

agama apapun baik:

“Ya saya juga merasakan kesedihan anak saya, tapi saya iringi

dengan doa saja, cucu saya juga sebenarnya ingin ikut

mamanya kegereja atau saya gereja tapi takut sama ayahnya.

Anak saya juga gak mau ada masalah, jadi cukup menerima”.

MM-SO-PAA-1/45/47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

47

Terlihat kerelaan hati Ibu Marcel untuk tetap mendukung dan

menerima akan agama yang dianut oleh kedua anaknya walau berat. Ibu

Marcel dan sang Mama nyatanya mendukung dan diwujudkan dalam

berbagai hal antaranya mengingatkan untuk sholat, mendukung anak untuk

membaca Alquran, sholat jum’at dengan sang ayah dan belajar berpuasa.

Ibu Marcel hanya bisa berdoa, berserah dan yakin bahwa Tuhan

mempunyai kado terindah dan harapan untuk kelurga kecilnya agar selalu

rukun. Menurut hasil penelitian Ibu Marcel sudah cukup bisa mendukung

kegiatan anak-anak dengan perwujutan dari kerelaan hatinya, akan tetapi

keterbukaan untuk mengkomunikasikan lebih baik pada suami kurang bisa

dibangun oleh Ibu Marcel dikarenakan merasa takut apabila hal ini justru

membuat perkara besar untuk rumah tangganya, maka dari itu hanya

harapan dan dukungan yang diberikan untuk kedua anaknya.

2. Pemilihan Sekolah Anak

Menurut Paramitha (2002) tanggung jawab dalam mendidik anak

terletak di atas bahu orang tua. Melalui pendidikan, orang tua dapat

memberikan pengaruh dalam pembentukan pribadi anak dan watak

yang akan dibawa hingga dewasa. Pilihan sekolah yang tepat akan

sangat membantu memaksimalkan perkembangan kecerdasan anak.

Sekolah bukan hanya sebagai tempat anak mencari ilmu, namun lebih

dari itu, sekolah menjadi tempat pembentukan karakter dan kepribadian

anak. Oleh sebab itu, orang tua jelas harus memilih sekolah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

48

terbaik untuk anak. Terbaik bukan berarti yang termahal. Terbaik

adalah yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Demikian seorang yang menikah beda agama, hal ini akan menjadi

pertimbangan serta pilihan yang perlu dibicarakan dan disepakati

bersama demi kelancaran dan pemenuhan pendidikan yang tepat dan

layak bagi sang anak. Hal ini dialami oleh Ibu Marcel yang berkaitan

dengan pemilihan sekolah sang anak berikut ungkapan Ibu Marcel:

“Untuk milih sekolah pokoknya semua suami saya. Suami maunya

dia yang mengatur dan akhirnya kedua anak saya juga

disekolahkan di swasta Islam satu SD satu TK, saya berpendapat

bukan melarang tapi untuk perbandingan nanti SMP atau SDnya

di sekolah lain tapi suami tetep kekeh ya udah biar disana aja gitu,

suami saya ya kalo anak-anak sekolah dia yang antar-jemput.” .

MC-PSA-/47/52

Ibu Marcel tidak diberi kesempatan oleh sang suami ikut membantu

memilih sekolah bagi kedua anaknya, sikap tidak terima dialmai oleh Ibu

Marcel begitu pula kesedihan yang dirasakannya. Pernyataan Ibu Marcel

mendapat pembenaran dari sang mama yang menyerahkan segala urusan

anak kepada menantunya berkaitan dengan kedua cucunya:

“Iya, untuk sekolah semua jadi urusan ayahnya, kan mantu saya itu

dari jaman SMP sekolahnya di pondok jadi ya agamanya kental

sekali mbk. Bahkan cucu saya yang nomer satu niatnya biar

sekolah di tempat lain untuk perbandingan juga mantu saya

bilangnya biar di sana aja gitu, ya sudah ndak apa-apa…” MM-

SO-PSA-1/47/9

Mendengar pernyataan dari sang suami maka Ibu Marcel menyetujui

dan mengikuti keputusan dari suami. Ibu Marcel hanya mengatakan bahwa

anaknya juga pasti bisa berkembang walau selalu ada ditempat yang sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

49

untuk dunia belajarnya. Pendapat Paramitha (2002) sesuai dengan keadaan

Ibu Marcel, yang harapannya berada di sekolah yang tepat akan sangat

membantu memaksimalkan perkembangan kecerdasan anaknya. Menurut

hasil penelitian nyatanya anak Ibu Marcel juga bisa mendapatkan nilai

yang baik setiap semesternya. Saat melakukan observasi di rumah Ibu

Marcel terlihat hasil ujian A yang mendapat nilai baik, sembari Ibu Marcel

ikut mengajari A belajar bersama adiknya. Ibu Marcel sudah melakukan

yang terbaik bagi anak-anaknya dengan mendukung melalu berbagi

kegiatan, akan tetapi lagi-lagi sikap menerima karena tidak ada kesempatan

yang tidak mampu Ibu Marcel perjuangkan didepan suam, akan tetapi yang

dilakukan Ibu Marcel terkesan tidak akan membawa perubahan dalam

rumah tangganya terlebih bagi suami yang akan semakin tidak mau tahu.

3. Relasi dalam Keluarga dan Lingkungan

Menurut Paramitha (2002) relasi dalam keluarga akan mempengaruhi

karakter atau kepribadian dari seorang anak bahwa fondasi utama

pendidikan adalah keluarga, bukan sekolah. Pola komunikasi orang tua

harus disiapkan dengan baik, komunikasi dialogis yang terjadi antara orang

tua dan anak-anaknya,terutama yang berhubungan dengan upaya

membantu mereka untuk memecahkan masalahnya. Ketika orang tua tidak

bisa berkomunikasi dengan baik kepada anaknya, maka dapat dikatakan

bahwa relasi atau hubungan mereka kurang baik bagi diri dan

lingkunganya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

50

Relasi yang terjalin antara pasangan yang berbeda agama juga

terkadang mempengaruhi bagi psikologis anak ditengah keluarga dan

lingkungan seperti yang diungkapkan oleh Ibu Marcel:

“Anak pertama saya si A yang paling besar juga suka minder kalo

ketemu sama saudara-saudaranya yang lain, apalagi saudara dari

mama yang semua agamanya Katolik”. MC-RKDL-1/49/64

Ternyata perbedaan agama mempengaruhi psikologis anak salah

satunya sikap minder yang dialami oleh salah satu anak Ibu Marcel. Hal

yang diungkapkan oleh Ibu Marcel juga dibenarkan oleh sang mama yang

pernah mengajak A pergi bersamanya, berikut petikan wawancara

bersama mama:

“Pas kemarin sewaktu natal saya ajak A ke Mboro di sana dia

itu diam aja sepanjang hari. Waktu kumpul-kumpul juga gitu

makan juga gak mau ambil sendiri pokoknya diem aja. Setelah

saya mau ke gereja dia itu kayak takut, terus saya bilang gak

usah bilang bunda sama ayah ya kalau kita kegereja. Baru dia

mau maen sana sini, makan, ngomong juga saya terharu mbk dia

kok sampek mikir segitunya. Kemungkinan dia itu sudah tau kalo

kegereja bakalan dimarahi ayahnya.” MM-SO-RKDL-1/49/13

Nampaknya pendapat Paramitha (2002) menegenai relasi dalam

keluarga dan lingkungan sesuai dengan keadaan yang dialami oleh anak

Ibu Marcel, relasi yang terbangun ditengah keluarga besarnya menjadikan

anak minder dan tidak bisa bebas seperti halnya ketika berada di tengah

keluarga kecilnya, hal itu dikarenakan sang anak yang sudah menyadari

perbedaan agamanya dengan keluarga besarnya alhasil cara anak agar tetap

dapat bertahan dalam situasi yang membuatnya minder sang anak hanya

berdiam diri. Hal ini membuat sang nenek merasa kasihan dan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

51

akhirnya ketika akan pergi kegereja nenek berpesan, agar tidak

mengatakannya kepada orang tuanya mulai dari pernyataan sang nenek

sang cucu merasa senang dan mau berdinamika bersama sanak saudara.

Menurut peneliti Ibu Marcel merasa kesulitan untuk bisa mengubah

keadaan yang terjadi dalam pernikahannya karena kembali mengingat apa

yang sudah menjadi keputusan suaminya hingga berdampak bagi sang

anak. komunikasi yang dibangun Ibu Marcel dan suami agaknya sulit untuk

dicairkan ketika membahas mengenai agama anak-anaknya.

4. Ditempati Doa Lingkungan

Menurut Huub Boelaars (2005) salah satu kekhasan Gereja Katolik

Indonesia adalah adanya sistem lingkungan/ kring/ stasi dalam pelayanan

pastoral parokial-teritorial yang memungkinkan semakin banyak kaum

beriman awam terlibat dalam pengembangan Gereja. Akan tetapi hal ini

tidak dilakukan oleh Ibu Marcel dengan alasan menghargai suami dan juga

takut kalau suaminya marah jikalau mengadakan doa lingkungan di rumah.

Tapi pada kenyataannya Ibu Marcel ada kerinduan mengikuti doa

lingkungan layaknya umat Katolik lainnya. Namun kenyataannya Ibu

Marcel tidak melakukan kewajibannya tersebut maka dari itu pendapat

mengenai doa lingkungan yang harus dilakukan umat Katolik sesuai

dengan Ibu Marcel. Terlihat sikap Ibu Marcel justru membuatnya semakin

jauh akan kewajibannya tersebut, tidak ada niatan mengutarakan

keinginannya karena merasa takut dengan suami. Jika hal ini semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

52

dilanjutkan akan membuat Ibu Marcel semakin merasa jauh dengan salah

satu kewajibannya.

5. Memaksakan Agama Anak

Menurut Amsal Bakhtiar (2007) bahwa tidak dibolehkannya melakukan

pemaksaan dalam agama, ini bisa dimaklumi karena Allah memposisikan

manusia sebagai makhluk berakal. Dengan akalnya, manusia bisa memilih

agama mana yang terbaik buat dirinya tentang kebebasannya. Melalui hasil

penelitian mengenai memaksakan agama anak tidak sesuai dengan Ibu

Marcel karena kedua anaknya sudah menjadi umat Islam sesuai dengan

keinginan suami. Tetapi menurut peneliti ada harapan dari Ibu Marcel

untuk salah satu anaknya ada yang menjadi orang Katolik meskipun harus

menunggu untuk kurun waktu yang lama. Nampak karena melihat usia

anaknya yang masih kecil, yang kemungkinan kelak dewasa sudah bisa

memilih mengenai agamanya sendiri karena memiliki pandangan hidup

yang berbeda.

Berdasarkan penelitian dan observasi dapat ditarik kesimpulan bahwa

dalam pernikahan Ibu Marcel dan suami masih terdapat beberapa kendala

yang megakibatkan konflik tanpa penyelesaian dan kurang adanya dampak

positif bagi kedua belah pihak. Merasa sedih dan tertekan terkadang

melanda karena sikap suami yang cenderung tertutup terlebih masalah

penentuan agama, kelanjutan sekolah kedua anaknya, dan mengenai doa

lingkungan yang tidak ada cela bagi Ibu Marcel ikut berperan penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

53

didalamnya. Ibu Marcel hanya dapat mengikuti keinginan suami, serta

mendukung kedua anaknya agar menjadi pribadi yang baik dan

berpendidikan.

Berikut hasil penelitian mengenai adanya konflik yang terjadi pada

pernikahan beda agama pada subjek kedua dengan Ibu Bianca.

1. Penentuan Agama Anak

Menurut Paramitha (2002) menetuan agama anak bagi pasangan

pernikahan beda agama benar-benar menjadi perhatian khusus dan perlu

dipikirkan secara matang. Kerendahan hati suami memperbolehkan anak

ikut agama istri dan begitu sebaliknya, dengan berdiskusi secara terbuka

dan adanya keterampilan berkomunikasi menurut Scannell (2010:18)

bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi individu saling memahami serta

meresolusi adanya konflik. Sikap tegas mengharuskan anak mengikuti

agama salah satu pasangan suami atau istri tanpa berdiskusi terlebih dahulu

Nampaknya pendapat Paramitha (2002) kurang sesuai pada Ibu Bianca,

penentuan agama anak bagi keluarga Ibu Bianca ternyata sudah

dibicarakan dan disepakati bersama sebelum mereka menikah seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Bianca:

a. Peneliti: bagaimana dengan agama kelima anak ibu?

b. Ibu Bianca: “Saya mempunyai 5 anak , 2 putri dan 3 putra. Kelima

anak kami dibaptis secara Katolik, dan kami mempunyai harapan

anak lebih baik dan sukses/ diusahakan dalam perkawinan seiman.

BC-PAA-2/52/52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

54

Pernyataan Ibu Bianca dibenarkan oleh Bapak Almos, mereka memiliki

harapan yang sama untuk kelima anaknya yakni semakin baik dan sukses.

Kesepkatan yang dibangun dan di komunikasikan pasangan ini cukup baik

tidak ada unsur memaksakan, adanya kompromi dan dukungan yang baik

dari Ibu Bianca membantu pernikahannya terhindar dari konflik terkait

penentuan agama anak-anaknya. Berikut petikan wawancara bersama

Bapak Almos:

“Harapannya kami semoga anak-anak kami menjadi lebih baik,

dan sukses dalam setiap rencananya. Saya juga senang ibu juga

mendukung kelima anak kami.” AL-SO-PAA-2/53/10

Bentuk dukungan dan sikap menerima diwujudkan oleh Ibu Bianca

secara langsung kepada kelima anaknya, dengan senang hati menemani dan

mendampingin kelima anaknya untuk mengikuti kegiatan sebagai umat

Katolik. Berikut pernyataan Ibu Bianca:

”Saya dengan senang hati menerima dan mendukung kelima anak

saya jadi umat Katolik. Saya mendampingi saat mereka baptis,

sekolah minggu juga mbk..sampai dirasa mereka sudah cukup

besar untuk bisa pergi kegereja sendiri dan mengikuti kegiatan

digereja. BC-PAA-2/5362

Pernyataan Ibu Bianca dibenarkan oleh Andi bahwa Ibunya sangat

mendukung kelima anaknya dalam mengikuti kegitan gereja. Ibu Bianca

bersedia mengantarkan anaknya sekolah minggu, hingga pembaptisan

keliama anaknya. Ibu Bianca tidak ingin anak-anaknya merasa terabaikan,

hal ini juga salah satu bentuk kerjasamanya bersama suami untuk

bertanggung jawab atas kelima anaknya. Terlebih keluarga Ibu Bianca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

55

agama sudah tidak lagi menjadi perdebatan yang saling melempar

tanggung jawab karena alasan kelima anaknya mengikuti agama suami

hingga mengharuskan suami yang mengurusi semua kewajiban kelima

anaknya di gereja tanpa berakhir konflik.

Keterbukaan diri dan tidak saling memaksakan kehendak dilakukan

oleh Ibu Bianca terlebih menentukan kelima agama anaknya. Komunikasi

yang dibangun juga nampak baik. Keluarga yang kompak sangat nampak

sehingga didalam keluarga tidak membuat agama menjadi topik yang

memancing konflik karena mengingat komitmen yang sudah disepakati

sebelum menikah.

Menurut hasil penelitian nampak bahwa dalam menetukan agama anak

Ibu Bianca tidak memperdebatkan hal tersebut karena mengetahui syarat

dari pihak gereja Katolik. Suami juga tidak memberikan tekanan kepada

Ibu Bianca sehingga merasa sendiri secara agama tapi saling mengisi

dengan perbedaan mereka. Serta komunikasi yang dibangun di tengah

pernikahan Ibu Bianca cukup baik, dukungan Ibu Bianca juga dilakukan

dengan mau mengantarkan anak-anaknya mengikuti kegiatan gereja.

2. Pemilihan Sekolah Anak

Menurut Paramitha (2002) Tanggung jawab dalam mendidik anak

terletak di atas bahu orang tua. Melalui pendidikan, orang tua dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

56

memberikan pengaruh dalam pembentukan pribadi anak dan watak

yang akan dibawa hingga dewasa. Pilihan sekolah yang tepat akan

sangat membantu memaksimalkan perkembangan kecerdasan anak.

Sekolah bukan hanya sebagai tempat anak mencari ilmu, namun lebih

dari itu, sekolah menjadi tempat pembentukan karakter dan kepribadian

anak. Oleh sebab itu, orang tua jelas harus memilih sekolah yang

terbaik untuk anak. Terbaik bukan berarti yang termahal. Terbaik

adalah yang sesuai dengan kebutuhan anak. Demikian seorang yang

menikah beda agama, hal ini akan menjadi pertimbangan serta pilihan

yang perlu dibicarakan dan disepakati bersama demi kelancaran dan

pemenuhan pendidikan yang tepat dan layak bagi sang anak. Hal

tersebut menjadi sesuatu yang penting bagi Ibu Bianca:

“kelima anak saya bersekolah di tempat yang sama, saya tidak

melarang karna sudah didiskusikan dan melihat kualitasnya.”BC-

PSA-2/55/74

Pernyataan Ibu Bianca juga di setujui oleh sang suami karena

pendidikan bagi anak jangan sampai menimbulkan kebingungan

apalagi sampai menjadi konflik antar suami istri. Akan lebih baik jika

hal ini didiskusikan sehingga membuat anak-anak nyama dan mendapat

kebutuhan yang sesuai di tempat mereka besekolah. Hasil wawancara

dengan Bapak Almos sebagai berikut:

“Semua anak memang kami sekolahkan di tempat yang sama itu

juga persetujuan dari istri dan justru mendukung sekali. Bukan

memaksakan namun melihat kualitas yang akan membentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

57

mereka, kalau kuliah itu pilihan kami tapi ya beberapa anak saya

ada juga atas dasar pilihan mereka sendiri.” AL-SO-PSA-2/55/16

Pendapat Mardianto (2002) nampaknya sesuai deangan Ibu Bianca

karena memilih sekolah untuk kelima anaknya merupakan tanggung

jawab dari orang tua, selain itu Ibu Bianca mengatakan bahwa memilih

sekolah tidak melihat yang termahal akan tetapi dari segi kualitas,

dengan harapan kelima anaknya mendapatkan kenyamanan dan merasa

senang di tempat mereka bersekolah. Selain itu adanya kesepakatan

semakin mempermudah Ibu Bianca dan suami dalam memilih sekolah

bagi kelima anaknya.

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi pada Ibu Bianca tidak

ditemukan konflik yang serius selalu ada komunikasi yang baik,

keterbukaan, dan kompromi yang baik. Secara lugas Ibu Bianca

menceritakan mengenai pemilihan sekolah kelima anaknya tanpa saling

memaksakan kehendaknya masing-masing, namun berusaha untuk

menemukan jalan keluar yang berdampak positif bagi kelima anak-

anaknya.

Melalui wawancara dan observasi dengan anak kelima Ibu Bianca

dan suami bahwa untuk sekolah Ibu Bianca cenderung melihat sekolah

dari segit kualitas dan kenyamanan bagi anak-anaknya tidak

memaksakan harus sekolah di tempat yang terkenal ataupun mahal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

58

3. Relasi dalam Keluarga dan Lingkungan

Menurut Paramitha (2002) relasi dalam keluarga akan

mempengaruhi karakter atau kepribadian dari seorang anak bahwa

fondasi utama pendidikan adalah keluarga, bukan sekolah. Pola

komunikasi orang tua harus disiapkan dengan baik, komunikasi dialogis

yang terjadi antara orang tua dan anak-anaknya,terutama yang

berhubungan dengan upaya membantu mereka untuk memecahkan

masalahnya. Ketika orang tua tidak bisa berkomunikasi dengan baik

kepada anaknya, maka dapat dikatakan bahwa relasi atau hubungan

mereka kurang baik bagi diri dan lingkunganya.

Ternyata relasi yang ada di keluarga Ibu Bianca berbeda, pendapat

Paramitha (2002) menganai relasi ternyata tidak sesuai karena yang

terjalin di tengah keluarga dan lingkungan Ibu Bianca sangat baik antara

orang tua pada kelima anak-anaknya dan sebaliknya, begitu pula dengan

lingkungan sekitar. Kelima anak-anaknya dididik dengan pola yang

membangun agar anak-anaknya berani bersosialisasi ditengah

lingkungan keluarga Ibu Bianca dikenal baik dan menjadi panutan di

tengah lingkungannya sepeti penuturan Ibu Bianca:

“Seperti kapan itu ada acara di lingkungan sini kayak OVJ Jawa

gitu saya sama bapak juga ngisi acaranya malah banyak yang

suka. Saya dan suami di minta ngisi untuk berpartisipasi

memeriahkan acaranya.”BC-RKL-2/57/102

Relasi yang dibangun Ibu Bianca dengan lingkungan cukup baik

dengan ikut serta memeriahkan acara yang diadakan di tempat Ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

59

Bianca tinggal, tak hanya Ibu Bianca ternyata kekompakan juga

diperlihatkan suami yang dilakukan dalam kesehariannya bersama istri

dan anaknya, serta aktif berpartisipasi dalam acara dilingkungan rumah.

Berikut petikan wawancara bersama Bapak Almos:

“Iya saya dan istri itu kalau dirumah ya saling ngoda apalagi

anak-anak saya itu suka guyon (bercanda). Apalagi di lingkungan

saya aktif di gereja, di berbagai acara lingkungan bersama ibu

juga. Anak saya yang dirumah tinggal satu kalau ada apa-apa ya

dia ikut terlibat.”AL-SO-RKDL-2/57/26

Anak kelima Ibu Bianca juga tak kalah kompak, ketika ada acara di

lingkungan mereka juga ikut memeriahkan acara tersebut. Walau di

rumah hanya tinggal anak terakhir dan satu-satunya yang diandalakan

oleh Ibu Bianca dan suami ketika ada kegiatan atau acara lingkungan,

Andi bersedia ikut untuk berpartisipasi, kemampuannya dalam

mengoprasikan kamera Andi salurkan dalam acara tersebut untuk

mengabadikan moment kebersamaan orang tuanya dengan warga

sekitar. Ketika ada kegiatan kerja bakti di lingkungan, Ibu Bianca,

suami, dan anaknya ikut bergotong-royong bersama warga sekitar.

Menurut Ibu Bianca hal-hal seperti ini yang semakin merekatkan

hubungan orang tua dan anak, begitu pula dengan lingkungan sekalipun

usia mereka tidak lagi muda dan anak Ibu Bianca juga sudah cukup

dewasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

60

4. Memaksakan Agama Anak

Menurut Amsal Bakhtiar (2007) bahwa tidak dibolehkannya melakukan

pemaksaan dalam agama, ini bisa dimaklumi karena Allah

memposisikan manusia sebagai makhluk berakal. Dengan akalnya,

manusia bisa memilih agama mana yang terbaik buat dirinya tentang

kebebasannya. Dari hasil penelitian mengenai memaksakan agama

anak nampaknya sesuai dengan Ibu Bianca karena mengharuskan

kelima anaknya untuk menikah secara agama Katolik sekalipun

anaknya menjalin hubungan dengan beda agama. Menurut hasil

wawancara dengan anak kelima Ibu Bianca semakin jelas bahwa

anaknya secara tidak langsung dipaksa untuk menikah secara agama

Katolik dan meminta pasangan menjadi Katolik.

Kebebasan untuk memilih seharusnya sudah bisa dirasakan dan

lakukan melihat usianya yang sudah menjelang 25 tahun. Namun Andi

anak kelima Ibu Bianca melihat harapan orang tua dan pengalaman

hidupnya sebagai orang Katolik menjadikan Andi menuruti kemauan

orang tuanya. Usia yang sudah matang ternyata tidak cukup membantu

bagi Andi untuk mengambil keputusan akan menikah dengan cara beda

agama sesuai dengan keinginan awalnya karena melihat orang tuanya

yang meskipun berbeda tapi tetap bisa bahagia. Namun nyatanya

harapan tersebut tidak dapat Andi lakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

61

Pernyataan ibu Bianca memperlihatkan bahwa relasi yang terbangun

di dalam keluarganya dapat terjalin cukup baik, begitu pula di tengah

lingkungan. Tidak ada kesulitan yang menghambat relasi dalam

keluarga Ibu Bianca. Pola komunikasi yang terjalin dapat tersampaikan

antara orang tua dan anak, begitu pula dengan lingkungan. Sehinga tidak

ada kesulitan yang dihadapai anak-anak Ibu Bianca ketika berelasi di

tengah banyak orang sekalipun lingkungan yang baru. Begitu pula

dengan penentuan agama anak, pemilihan sekolah, dan mengenai doa

lingkungan yang masing-masing tetap berjalan. Akan tetapi mengenai

anak yang harus menikah dengan orang yang satu agama terkesan

memaksakan anak untuk mengkuti aturan yang disepakat oleh Ibu

Bianca dan suami.

Berikut hasil penelitian mengenai adanya konflik yang terjadi pada

pernikahan beda agama pada subjek ketiga dengan Bapak Adi.

1.Penentuan Agama Anak

Menurut Paramitha (2002) menetuan agama anak bagi pasangan

pernikahan beda agama benar-benar menjadi perhatian khusus dan perlu

dipikirkan secara matang. Kerendahan hati suami memperbolehkan anak

ikut agama istri dan begitu sebaliknya, dengan berdiskusi secara terbuka

dan adanya keterampilan berkomunikasi menurut Scannell (2010:18)

bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi individu saling memahami serta

meresolusi adanya konflik. Sikap tegas mengharuskan anak mengikuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

62

agama salah satu pasangan suami atau istri tanpa berdiskusi terlebih

dahulu.

Nampaknya pendapat tersebut sesuai dengan keadaan Bapak Adi,

karena tidak ada paksaan secara pribadi untuk agama anak dan adanya

komunikasi terbuka yang dilakukan Bapak Adi dan istri yang disepakati

jauh sebelum melaksanakan pernikahan beda agama. Agama anak telah

diketahui Bapak Adi bahwa dalam syarat dispensasi gereja, anak wajib

mengikuti agama sang istri yang beragama Katolik. Dari petikan

wawancara dengan Bapak Adi menunjukkan bahwa menurut Bapak Adi

agama Katolik adalah yang terbaik bagi anaknya. Berikut pernyataan

Bapak Adi:

a. Peneliti: Bagaimana pendapat ke dua anak bapak suatu ketika

menanyakan agamanya ikut sang ibu?

b. Bapak Adi: “ intinya saya menjelaskan bahwa itu yang terbaik.

Saya serahkan pada ibu untuk mendidik anak-anak menjadi

orang Katolik. Tapi saya juga gak merasa kesulitan untuk

memahami kedua anak saya mbk. Kadangkala saya juga

memberikan gambaran tentang agama saya sendiri. Setidaknya

mereka dapat memahami dengan baik biar gak ada pandangan

buruk. AD-PAA-3/60/40

Terbaik menurut Bapak Adi ketika anaknya menjadi orang Katolik

seperti istrinya, namun tidak membuat Bapak Adi merasa kesulitan untuk

memahami anak-anaknya. Bapak Adi juga memberikan gambaran

mengenai agama Muslim agar tidak ada pandangan buruk dari anak-

anaknya. Hal serupa dibenarkan oleh sang istri yang sungguh bangga

dengan sikap sang suami yang dengan sepenuh hati memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

63

kepercayaan ketika kedua anaknya menjadi orang Katolik. Namun hal

tersebut tidak mengurangi kerjasama mereka dalam mengasuh,

membimbing, dan mengajari anak tanpa melihat perbedaan agama, berikut

petikan wawancara Ibu Ria:

“saya senang mbk denger suami saya tiap kali bilang seperti itu,

tapi kita tetap kompak dalam memberikan arahan pada anak-anak.

Kiranya yang saya ajarkan kurang sesuai ya bapak yang

mengingatkan dan memberi saran sama saya ketika sudah tidak

ada anak-anak. baiknya begini lho bu gitu mbk..” R-SO-PAA-

3/61/16

Layaknya pasangan yang seiman dengan rendah hati Bapak Adi

berusaha untuk kedua anaknya tetap menjadi orang Katolik yang

harapannya menjadi lebih baik. Tanpa membedakan ajaran dari Bapak Adi,

Ibu Ria pun rela menerima kritikan dari suami tanpa beradu pendapat yang

menyebabkan konflik. Hasil penelitian menunjukkan bhwa ada hal positif

yang mampu Bapak Adi lakukan yakni mengingatkan anaknya untuk tidak

lupa berdoa, kegereja setiap hari minggu, dan berpantang saat menjelang

Paskah. Bapak Adi juga mendampingi kedua anaknya ketika pembaptisan

di gereja. Hal itu salah satu bentuk Bapak Adi saling menghormati agama

istri dan kedua anaknya, meskipun ketika ada kegiatan sekolah minggu

cenderung istri yang mendampingi. Mengenai penentuan agama anak

Bapak Adi sangat ingat dan konsisten dengan janji pernikahannya dengan

mengingat syarat dari gereja, hingga kedua anaknya tumbuh dewasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

64

2. Pemilihan Sekolah Anak

Menurut Paramitha (2002) tanggung jawab dalam mendidik anak

terletak di atas bahu orang tua. Melalui pendidikan, orang tua dapat

memberikan pengaruh dalam pembentukan pribadi anak dan watak yang

akan dibawa hingga dewasa. Pilihan sekolah yang tepat akan sangat

membantu memaksimalkan perkembangan kecerdasan anak. Sekolah

bukan hanya sebagai tempat anak mencari ilmu, namun lebih dari itu,

sekolah menjadi tempat pembentukan karakter dan kepribadian anak. oleh

sebab itu, orang tua jelas harus memilih sekolah yang terbaik untuk anak.

Terbaik bukan berarti yang termahal. Terbaik adalah yang sesuai dengan

kebutuhan anak. Demikian seorang yang menikah beda agama, hal ini akan

menjadi pertimbangan serta pilihan yang perlu dibicarakan dan disepakati

bersama demi kelancaran dan pemenuhan pendidikan yang tepat dan layak

bagi sang anak.

Pernyataan tersebut sesuai karena Bapak Adi mendukung bahwa

sekolah membantu memaksimalkan perkembangan kecerdasan anak, serta

menjadi tempat pembentukan karakter dan kepribadian yang terbaik untuk

anak. Mendukung hal tersebut tidak lantas membuat Bapak Adi

memaksakan kehendaknya untuk menentukan sekolah kedua anaknya.

Seperti yang diungkapakan oleh Bapak Adi:

“Kalau pendidikan kami juga mendiskusikan tapi anak saya juga

sudah punya pilihan sekolah yang sejalan dengan kami yaa jadinya

kami tidak perlu memaksakan. Kami berusaha untuk memberikan

yang ternyaman bagi anak kami.” AD-PSA-3/62/59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

65

Keputusan Bapak Adi juga benarkan oleh Ibu Ria yang juga

mendukung keputusan suaminya bahwa untuk pemilihan sekolah

seluruhnya diserahkan pada kedua anaknya. Berikut pernyataan Ibu Ria

mengenai pemilihan sekolah anaknya:

“Untuk pendidikan saya dan suami ya diskusi juga, tapi tidak

memaksakan kehendak kita pada anak. hanya memberi gambaran

mengenai sekolah, mau milihnya dimana ya ndak apa kebetulan

anak pertama dan kedua sekolahnya pengen ditempat yang sama.

R-SO-PSA-3/63/10

Kenyataannya untuk keberlanjutan sekolah Bapak Adi dan Ibu Ria saling

berdiskusi guna kenyamanan kedua anaknya tanpa memaksakan kehendak

mereka sebagai orang tua. Pernyataan tersebut di benarkan oleh Dimas

berikut pernyataannya :

“ Ibu sama bapak gak pernah maksa (milih sekolah) mbk cuma

sering ingatkan aja, tapi ya aturannya ketat, waktunya pulang ya

pulang baru kalau mau maen. Bapak ibu orangnya disiplin tapi ya

gak terus buat saya dan kakak saya takut.”D-SO-PSA-3/63/24

Petikan wawancara dengan Dimas dapat dikatakan Bapak Adi dan Ibu

Ria tidak ingin terlalu menyetir kedua anaknya. Justru dengan menerapkan

kedisiplinan tanpa mengurangi kenyamanan kedua anaknya itulah yang

diterapkan dalam keluarga Bapak Adi. Bapak Adi memberikan kebebasan

anaknya untuk memilih sekolah yang mereka sukai, memberikan

kenyamanan, serta tidak mengurangi semangat belajar kedua anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

66

3. Relasi dalam Keluarga dan Lingkungan

Menurut Paramitha (2002) relasi dalam keluarga akan mempengaruhi

karakter atau kepribadian dari seorang anak bahwa fondasi utama

pendidikan adalah keluarga, bukan sekolah. Pola komunikasi orang tua

harus disiapkan dengan baik, komunikasi dialogis yang terjadi antara orang

tua dan anak-anaknya,terutama yang berhubungan dengan upaya

membantu mereka untuk memecahkan masalahnya. Ketika orang tua tidak

bisa berkomunikasi dengan baik kepada anaknya, maka dapat dikatakan

bahwa relasi atau hubungan mereka kurang baik bagi diri dan lingkungan.

Relasi yang terjalin antara pasangan yang berbeda agama juga

terkadang mempengaruhi bagi psikologis anak ditengah keluarga dan

lingkungan. Ketika melakukan wawancara mengenai relasi Bapak Adi

mengungkapkan pernyataan berikut:

“Kalo untuk relasi dengan keluarga baik-baik saja semua sudah

tau kalau saya dan istri berbeda begitu dengan anak-anak yang

ikut ibunya. Tapi ya namanya hidup ditengah banyak orang dan

keluarga yang berbeda-beda pasti punya pandangan yang lain

juga. Kalau dikeluarga besar saya baik semua, keluarga istri juga

baik tanggapannya.” AD-RKDL-3/64/68

Hal ini membuat Bapak Adi semakin mampu belajar menyikapi

keadaan yang ada disekitarnya. Hasil observasi ketika berada di rumah,

Bapak Adi mengajak Dimas untuk menghadiri acara syukuran tetangga

yang merayakan kataman yang menjadi tradisi umat Muslim, ajakan

Bapak Adi disambut baik oleh Dimas. Bapak Adi senang ketika anaknya

mau datang ke acara yang digelar oleh tetangganya tersebut. Ketika ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

67

acara Bapak Adi dan keluarganya selalu mencoba ambil bagian untuk

memeriahkan acara dilingkungannya. Ketika melakukan observasi saat

perayaan Idul Fitri, Bapak Adi mengizinkan anak-anaknya mengundang

teman-teman sebayanya untuk makan bersama dengan mempersilahkan

bakar ikan bersama. Bapak Adi. Ibu Ria mengatakan bahwa meskipun

suaminya seorang Islam akan tetapi tidak luput selalu mengajari anaknya

berbagi dan mengingatkan anak dan istri bersikap baik kepada orang lain

seperti ajaran Yesus. Seperti petikan wawancara dengan Ibu Ria berikut

ini:

“kami kan tinggal dilingkungan yang mayoritas Muslim ya kalau

ada omongan yang kurang enak didengar ya biarkan saja,

nyatanya kami baik-baik saja, tinggal bagaimana kita

menyikapinya. Kalau ada acara kataman anak-anak gitu ya kami

juga datang mbk. Lebaran juga pada bakar-bakar dirumah, temen-

temenya anak saya juga pada datang ya tetangga sini mbk.. Tapi

mbk gimanapun suami saya Muslim, tapi suami saya juga

mengajarkan anak-anak untuk tetap ramah, berbagi juga.. kata

suami saya sama seperti Yesus yang penuh kasih walau sekalipun

ada orang yang tidak suka sering bapak bilang gitu sama saya dan

anak-anak.” R-SO-RKDL-3/65/46

Nampaknya pendapat Paramitha (2002) tersebut tidak sesuai karena

Bapak Adi dan Ibu Ria memulai komunikasi secara terbuka dengan kedua

anaknya. Bapak Adi mengajarkan kedua anaknya untuk bertegur sapa dan

saling berbagi sekalipun mereka tidak sukai. Bapak Adi melibatkan kasih

Tuhan dalam menjalin relasi ditengah keluarga dan lingkungannya. Bapak

Adi juga dikenal sebagai orang yang penting di lingkungannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

68

Petikan wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga Bapak

Adi mampu mengatasi konflik yang ada ditengah keluarga kecilnya, dengan

adanya komunikasi yang baik, adanya kerendahan hati antara Bapak Adi dan Ibu

Ria, sehingga berdampak positif bagi hubungan rumah tangganya. Bapak Adi

jarang melarang anaknya untuk belajar di luar rumah dengan syarat disiplin dalam

mengatur waktu.

Berdasarkan poin 1, 2 ,3, 4 dari ketiga pernyataan subjek serta berdasarkan

hasil observasi dan wawancara, dapat disimpulkan bahwa dalam pernikahan beda

agama ditemukan adanya potensi konflik yang dapat terjadi di tengah pernikahan

beda agama. Latar belakang dan komitmen yang berbeda membuat ketiga subjek

memiliki cara manajemen konflik yang berbeda dan digunakan dalam pernikahan

beda agama. Berikut cara-cara yang digunakan ketiga subjek berdasarkan hasil

observasi dan wawancara.

Subjek pertama yaitu Ibu Marcel yang beranjak dari adanya konflik yang

terjadi serta cara manajemen konflk yang digunakan. Berikut uraian hasil

penelitian di lapangan:

Menurut Gottman dan Korkoff (dalam Mardianto, 2000) ada beberapa cara

Manajemen Konflik pada pernikahan beda agama yang digunakan yaitu:

1. Menarik Diri

Menurut Gottman dan Korkoff (dalam Mardianto, 2000) menarik diri

ialah ketika seseorang berada di situasi tertentu yang kadang- kadang

situasi tersebut sangat menakutkan hingga menjauhkan diri ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

69

menghadapi konflik dengan menggunakan mekanisme pertahan diri.

Suami yang cenderung diam dan tertutup membuat Ibu Marcel

cenderung menarik diri ketika bertengkar, hal itu juga disebabkan suami

kerap melontarkan suara yang keras dan terkesan membentak. Sikap

suami yang sulit ditebak dan tidak ada niatan baik untuk menyelesaikan

masalah secara langsung semakin membuat Ibu Marcel lelah dan

menyerah.

Ketika melakukan wawancara dengan Ibu Marcel dan sang mama

bahwa menantunya kerap kali pergi atau diam ketika terjadi masalah

terlebih yang berkaitan dengan agama anak. Sikap suami yang acuh

membuat Ibu Marcel kerap membalas sikap acuh dengan mendiamkan

sang suami dan asik dengan kegiatannya tanpa bertegur sapa dengan

suami. Ketika konflik terjadi suami kerap kali melontarkan kata-kata

yang kasar, membating pintu cukup keras. Pernyataan Ibu Marcel juga

dibenarkan oleh sang mama yang mengetahui permasalahannya,

mengetahui kejadian tersebut sang mama tidak ikut campur karena tidak

ingin memperkeruh suasana. Sang mama membenarkan bahwa

menantunya adalah orang yang pendiam dan susah dtitebak serta

kemarahannya bisa meledak-leda ketika aturannya dilanggar. Berikut

penuturan sang mama:

“ Mantu saya itu pendiam, tertutup juga mbk jadi ya ada apa-apa

cuma diam jadi anak saya ya cuma diam tanya kenapa juga

enggak. Tapi sekalinya mantu saya itu marah ya ngomongnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

70

keras, mbentak-mbentak, nutup pintu keras, palingan terus diem

dikamar tidur gitu mbk.” MM-SO-MD-1/6751

Pendapat mengenai manajemen konflik dengan cara destruktif

terkait menarik diri ternyata dilakukan oleh Ibu Marcel karena nampak

dari sikap mengalah yang dilakukan oleh Ibu Marcel. Sikap menyerah

juga dilakukan oleh Ibu Marcel karena hal tersebut terjadi bila salah satu

pihak menyerahkan kemenangan pada pihak lain yang terlibat konflik.

Pendapat Mardianto (2000) nampaknya sesuai dengan yang dialami Ibu

Marcel karena dari petikan wawancara dengan Ibu Marcel dapat

dikatakan bahwa Ibu Marcel secara tidak langsung menyerah dengan

sikap, dan keputusan yang dibuat oleh suaminya. Semata-mata tidak

ingin menambah konflik di antara Ibu Marcel dan suami.

Manajemen konflik yang dilakukan mengenai menarik diri jikalau

tetap dilakukan ketika seorang merespon sikap yang tidak sesuai maka

akan menjadi bias bagi hubungan suami istri sebab tidak adanya

keterbukaan dalam menjalin komunikasi sehingga sering kali

menimbulkan ketegangan dan ketakutan.

2. Negosiasi

Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu

yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi. Bernegosiasi juga diajukan

oleh Ibu Marcel sebelum anak keduanya lahir. Namun ketika anak

pertama lahir dan harus menjadi muslim Ibu Marcel seketika marah dan

mengatakan akan memiliki satu orang anak saja dengan alasan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

71

ingin semua anaknya menjadi muslim. Namun suami tidak

menghiraukannya, ternyata setelah Ibu Marcel menyelesaikan tugas

akhir barulah Ibu Marcel mengetahuinya jika dia sedang mengandung

anak kedua. Kekesalan Ibu Marcel semakin meledak-ledak hingga niat

menggugurkan kandungan sempat terbesit dipikirannya.

Keputusan untuk tidak menggugurkan anak keduanya Ibu Marcel

memiliki alasan yakni, Ibu Marcel mendengar percakapan kedua ibu-ibu

digereja yang membicarakan kehamilan mereka. Salah seorang ibu

belum memiliki anak yang dan satu telah hamil besar. Seketika Ibu

Marcel tersentuh hatinya.

Hal ini yang membuat Ibu Marcel mengurungkan niatnya untuk

menggugurkan kandungannya. Pada akhirnya anak keduanya lahir dan

Ibu Marcel mengajukan permintaan pada sang suami yang berkaitan

dengan kedua anaknya. Ibu Marcel meminta hak untuk mengajari kedua

anaknya walaupun hanya sebatas pelajar umum, serta untuk mengajari

kedua anaknya bergaul ditengah lingkungan. Hal tersebut disetujui oleh

sang suami dan memberikan kepercayaan pada Ibu Marcel.

“Kalau saya dikasih hak buat sebatas ngajarin anak-anak saya

pelajaran umum mbk tapi yang berbau agama ayahnya..”MC-NG-

1/69/42

Pendapat Gottman dan Korkoff (dalam Mardianto, 2000)

nampaknya sesuai dengan keadaan Ibu Marcel ketika masalah agama

dan pemilihan sekolah seluruhnya menjadi kewenangan sang suami. Ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

72

Marcel mengajukan negosiasi kepada suami. Sang mama juga

menyetujui hal tersebut bahwa putrinya diijinkan untuk mengajari kedua

cucunya walaupun hanya pelajaran umum. Sedangkan menantunya

memiliki hak yang lebih untuk mengajari keagamaan.

Cara menangapi respon dengan bernegosiasi sangat dianjurkan akan

tetapi harus mengerti dan paham mengenai hal apa yang akan disepakati

bersama, akankah berdampak baik atau sebaliknya. Sehingga penting

mempertimbangkan cara negosiasi ini.

3. Accommodation (akomodasi/ melunak)

Accomodation merupakan sikap cenderung mengesampingkan

keinginan pribadi dan berusaha untuk memenuhi keinginan dan

kebutuhan orang lain. Cara ini juga disebut dengan obliging style,

dimana seseorang yang menggunakan cara manajemen konflik ini, ia

akan berusaha untuk mementingkan kepentingan orang lain di atas

kepentingan diri sendiri. Perdapat Gottman dan Korkoff (dalam

Mardianto, 2000) nampaknya sesuai dengan keadaan Ibu Marcel sikap

lebih mementingkan keputusan atau keinginan suami lebih diutamakan.

Keinginan atau saran yang selalu saja membuat suami emosi lebih

baik tidak disampaikan oleh Ibu Marcel sehingga sikap diam, mengalah,

dan menyutujui keputusan suami dilakukan oleh Ibu Marcel. Sang

mama yang menjadi pendengar setia Ibu Marcel juga menyetujui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

73

pernyataan sang anak dari pada suasana menjadi panas lebih baik terima

dan iringi dengan doa. Setiap kali Ibu Marcel menceritakan mengenai

keluarga kecilnya selalu saja diiringi dengan linangan air mata. Sikap

selalu mengalah Ibu Marcel dirasa sudah cukup sering, namun suami

tetap saja diam.

Hasil dari petikan wawancara dan observasi dapat disimpulkan

bahwa adanya cara manajemen konflik yang cenderung digunakan oleh

Ibu Marcel ialah cara destruktif-konstruktif yakni menarik diri-

mengalah, dengan adanya negosiasi,dan akomodasi. Setiapa kali Ibu

Marcel membahas agama kedua anaknya dan hak yang diberika suami

pada Ibu Marcel, hanya tetesan air mata yang Ibu Marcel tampakkan.

Melihat cara yang digunakan oleh Ibu Marcel tidak cukup membantu

menyelesaikan konflik yang terjadi, karena sikap Ibu Marcel yang

adakalanya merasa menyerah dan menarik diri ketika bertemu dengan

suami. Negosiasi yang diajukan ternyata justru memberatkan Ibu Marcel

dan membuatnya tertekan, karena Ibu Marcel hanya diberi hak untuk

mengajari anaknya dalam pelajaran umum tanpa suami menghiraukan

keinginan Ibu Marcel untuk andil dalam membimbing anaknya bisa

menjadi orang Katolik, paling tidak satu diantara kedua anak Ibu

Marcel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

74

Hasil wawancara dan observasi dari subjek ke-2 yaitu Ibu Bianca yang

beranjak dari adanya potensi konflik yang terjadi serta cara manajemennya

konflik yang dilakukan. Berikut uraian hasil penelitian di lapangan:

1. Kompromi

Menurut Gottman dan Korkoff (dalam Mardianto, 2000)

mengatakan bahwa kompromi, dimana pihak-pihak yang terlibat

mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaian terhadap

perselisihan yang ada. Cara berkompromi mampu diterapkan oleh Ibu

Bianca sehingga pertengkaran masalah agama diantara mereka hampir

tidak ada. Komunikasi dan dialog mendalam mengenai agama dan

persoalan lain menjadi faktor penting dalam menjaga keutuhan keluarga.

Ibu Bianca tidak meminta satu diantara kelima anaknya mengikutinya

secara keyakinan, karna Ibu Bianca yakin doa anak untuk ibunya akan

didengar. Berikut petikan wawancara bersama Ibu Bianca:

a. Peneliti: apakah ibu tidak merasa sedih ketika satu diantara

kelima anak ibu tidak ada yang seperti ibu?

b. Ibu Bianca: “Lebih baik saya dan suami membahas

kelangsungan hubungan anak kelima kami agar sama-sama

tidak binggung dan akhirnya sama-sama tidak diberatkan,

saya yakin itu yang terbaik. Saya gak sedih mbk. Hanya

rasanya ketika saya ikut kegereja saya kurang bisa mengena

dihati gitu mbak ada yang beda dan tidak bisa dipaksakan.”

BC-KM-2/72/56

Pendapat mengenai kompromi nyatanya sesuai dengan keadaan Ibu

Bianca. Tuntutan yang hampir tidak dilakukan oleh Ibu Bianca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

75

mengenai agama kelima anaknya untuk ikut menjadi Muslim tidak

membuat berselisih paham dengan suami. Namun hal tersebut tidak

megurangi rasa saling menghargai satu dengan yang lain Ibu Bianca

tetap melakukannya sebagai umat Islam dan begitu pula suami dan

anaknya. Andi mengatakan bahwa tidak adanya tuntutan yang

berlebihan dari Ibu membuatnya semakin menyayanginya. Bapak Almos

juga tidak melarang istri melakukan kewajibanya sebagai umat Muslim

justru mendukung istri dengan ikut berpuasa ketika bulan puasa tiba.

Hasil observasi saat di gereja terlihat Bapak Almos terburu-buru akan

pulang untuk menemani istri buka puasa bersama.

Cara mengenai kompromi baik jika disadari bersama antara suami

dan istri mengenai tuntutan-tuntutan yang harus dikurangi ketika

mengalami konflik di tengah pernikahan, dengan demikian akan

semakin berdampak positif bagi kedua belah pihak.

2. Menarik Diri

Manajemen konflik ini, pihak yang berkonflik tidak menarik diri

dari konflik yang dialami dan tidak menggunakan mekanisme pertahan

diri, tetapi lebih berusaha menampilkan diri untuk terus

mempertahankan diri guna meyelesaikan konflik yang terjadi. Pendapat

Mardianto (2000) tersebut sesuai dengan yang dialami oleh Ibu Bianca

bahwa tidak ada keluarga yang tidak pernah cekcok, akan tetapi tetap

hadir sebagai seorang yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

76

masalah yang ada dan membangun suasana ditengah keluarga menjadi

lebih hangat. Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Almos rumah

tangga yang bahagia bukan berarti tidak ada keributan, untuk itu

diperlukan seni untuk mengatasi konflik, semakin bisa menyesuaikan

diri maka akan semakin harmonis, semakin mengenal dan bahagia.

Menurut Ibu Bianca dan sang suami cekcok kecil mendatangkan

bahagia, sedangkan cekcok besar bisa mendatangkan bahaya, sehingga

perlu mawas diri dan mampu menghadapinya. Setiap ada perkara selalu

dihadapi dengan kepala dingin walau pasti ada api didalam hati. Hal

tersebut diutarakan Ibu Bianca, akan tetapi tidak membuat suami istri ini

pergi dan mengabaikan permasalahan yang sedang dialami.

Respon mengenai menarik diri ini justru tidak menghindar atau

menggunakan mekanisme pertahanan diri sehingga baik jika cara ini

dapat digunakan dalam pernikahan beda agama, karena dampaknya akan

menjadi semakin baik ketika terjadi konflik mampu menyelesaikannya

secara langsung tanpa harus saling menunggu.

3. Hampir selalu Berbentuk Tatap Muka

Cenderung menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun

ekspresi wajah. Nampaknya pendapat Mardianto (2000) sesuai dengan

keadaan yang alami Ibu Bianca karena, ketika menghadapi konflik

mereka sepakat menyelesaikan saat mereka sudah berkumpul dirumah

tanpa menunggu hari esok, itu salah satu prinsip Ibu Bianca. Saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

77

melakukan wawancara, Bapak Almos mengatakan bahwa yang sering

meminta maaf ialah dia dan ternyata berdampak positif pula bagi Ibu

Bianca, ia meminta maaf terlebih dahulu dengan tujuan agar situasi

yang kurang hangat dapat mencair.

Bapak Almos yang sering memuji dan memperlakukan Ibu Bianca

seperti memegang kelingking dan mengusap rambutnya membuat Ibu

Bianca sulit untuk tidak langsung reda saat merasa kesal. Ucapan

Bapak Almos yang sering bercanda membuat Ibu Bianca semakin tidak

betah berlama-lama marah. Bapak Almos yang humoris ternyata

menjadi salah satu cara yang sering digunakan untuk mencairkan

suasana ketika Ibu Bianca kesal. Andi juga membenarkan pernyataan

mengenai cara yang sering digunakan Bapak dan Ibunya. Berikut

petikan wawancara dengan Andi:

Peneliti: Mas kalau bapak dan ibu sedang marah gimana sikap

mereka?

Andi: “walaupun suasana sedang memanas, saat itu juga harus

diselesaikan apalagi Ibu yang sebenarnya masih jengkel tapi

bapak orangnya suka ngelucu jadi bapak coba bikin ibu gak

marah lagi, gak tau itu dari dagelan omongannya atau sikapnya

yang agak konyol gitu hehehe…”. AN-SO-HSBTM-2/75/22

Kebiasaan yang digunakan Ibu Bianca dan suami dapat menjadi

satu cara dalam mengatasi konflik dan ketegangan yang terjadi

ditengah pernikahan. Menciptakan suasana yang ceria dan membuat

orang lain tertawa dapat semakin mudah mengutarakan kekesalan yang

sulit diungkapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

78

Merespon dengan cara Humor ditemukan di dalam pernikahan Ibu

Bianca dan baik jika dapat digunakan. Dampak positif yang diterima

ternyata tidak sedikit ketika dalam pernikahan mampu menggunakan

cara dan kebiasaan yang cenderung memanjakan pasangannya dengan

cara-cara yang unik.

4. Negosiasi

Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu

yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi. Nampaknya pendapat

Mardianto (2000) sesuai dengan yang dialami Ibu Bianca.

Kesepakatan untuk kelima anaknya dibaptis secara Katholik. Harapan

Ibu Bianca yakni anak menjadi lebih baik dan sukses atau diusahakan

dalam perkawinan seiman. Ibu Bianca dan suami sepakat untuk

kelima anaknya diwajibkan menikah diusia 25 tahun baik laki-laki

ataupun perempuan. Kedua anak Ibu Bianca menikah diusia 25 tahun,

sedangkan anak ketiga menikah diusia 26 tahun. Anak keempat Ibu

Bianca menjelang menikah diusia 25 tahun setelah lulus Pasca

Sarjana. Anak kelima Ibu Bianca justru memiliki jalan cerita yang

sama dengan orang tuanya yakni memilki calon pendamping seorang

Muslim. Pada awalnya Andi megatakan kepada orangtuanya bahwa

Andi akan menikah secara beda agama mengikuti jejak orangtuanya,

akan tetapi Ibu Bianca dan suami memberikan arahan kepada anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

79

Bapak Almos mencoba mengajak Andi bicara, harapan untuk

anaknya bisa bersatu dalam agama yang sama dan lebih baik. Tidak

ada larangan orang tua jikalau akan melanjutkan hubungan yang lebih

serius dan memantapkan hubungan mereka. Andi mengindahkan saran

dari orang tuanya dan mengatakan pada calon pendampingnya hingga

sampai pada orang tuanya. Tanggapan yang baik diterima Andi dari

kedua orang tua calon pendampingnya, mereka berdua bersedia untuk

hidup dalam satu iman walau ada berbagai pertimbangan dan

persiapan dari pihak wanita. Pernyataan Ibu Bianca dan suami

dibenarkan oleh Andi bahwa masih banyak yang harus dipersiapkan

baik bagi Andi ataupun calon pendampingnya.

Bernegosiasi di dalam pernikahan memanglah penting, akan tetapi

harus mencermati dan mempertimbangakan pihak lain agar tidak ada

kesenjangan atau paksaan dari pihak lainnya.

5. Collaboration (kerjasama)

Collaboration merupakan sikap bekerjasama dengan tujuan untuk

mencari alternatif solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi

individu, dan memiliki tingkat keasertifan (ketegasan) sehingga

memenuhi harapan kedua belah pihak yang terlibat konflik. Pendapat

Gottman dan Korkoff (dalam Mardianto 2000) nampaknya sesuai

dengan keadaan Ibu Bianca karena dalam keluarga kecilnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

80

menerapkan prinsip keluar yang dimaksud ialah keluar dari sifat

kekanak-kanakan, ketergantungan orangtua, kenangan masa lalu.

Prinsip komunikasi terbuka akan menambah sikap saling

pengertian, bebas dari kecurigaan, dan akan menambah keharmonisan

(tidak adanya rahasia diantara kami berdua) sesuai pula dengan

pendapat Scanell (2010:18) yang mengatakan bahwa ketrampilan

dalam berkomunikasi dapat mempengaruhi individu dapat memahami

sebuah konflik. Hal tersebut diterapkan oleh Ibu Bianca hingga

mempermudah dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Prinsip

kewajiban terhadap istri atau suami (kebutuhan roh) seperti halnya

kebutuhan jiwa menurut Bapak Almos yakni tunduk, tulus (kejujuran,

rasa aman, rasa hormat, dan kepercayaan.

“Menjadi suami yang memberikan itu semua menjadi sebuah

kebanggaan dan membuat istri saya bahagia mbk. Nikmatilah

hidup dengan istrimu yang kau kasihi seumur hidup, tidak

mengungkap masa lalu/ jangan membanding-bandingkan, itu

sangat saya terapkan.” AL-SO-CLB-2/77/58

Menurut Ibu Bianca kerjasama juga ditunjukkan melalui loyalitas

atau setia dimana kesetiaan untuk saling memiliki, tak ada simpanan

dan kebutuhan tubuh yaitu tanggung jawab masalah seksual kasih itu

cenderung lebih ke-memberi. Penguasaan diri, bertanggung jawab

dalam pengelolaan uang, penentuan prioritas, hati-hati dengan hutang

dan berpendirian teguh terhadap rayuan iklan. Kerjasama yang dijalin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

81

dalam keluarga Bapak Almos dan Ibu Bianca menjadi sangat

kompleks sehingga hampir tidak ada cekcok diantara mereka.

Kerjasama sangat di butuhkan dalam pernikahan beda agama maka

cara ini sangat baik apabila mampu dilakukan bersama, serta semakin

kompleks kebahagiaan yang ada dalam pernikahan.

6. Accommodation (akomodasi/ melunak)

Accommodation adalah sikap yang cenderung mengesampingkan

keinginan pribadi dan berusaha untuk memenuhi keinginan dan

kebutuhan orang lain. cara ini juga disebut dengan obliging style,

dimana seseorang yang menggunakan cara manajemen konflik ini, ia

akan berusaha untuk mementingkan kepentingan orang lain di atas

kepentingan diri sendiri. Pendapat Mardianto (2000) nampaknya

sesuai dengan keadaan Ibu Bianca. Adanya sikap cenderung mengalah

untuk berdamai sekalipun ada perasaan kesal namun dengan rendah

hati Ibu Bianca meminta maaf terlebih dahulu supaya perselisihan

tidak semakin berlarut-larut. Bapak Almos dan Ibu Bianca sadar

bahwa pernikahan beda agama memiliki banyak tantangannya, namun

perkawinan mereka berdua merupakan suatu pilihan, dengan cinta

kuat, ada kesiapan menghadapi masalah. Bapak Almos dan Ibu Bianca

mengungkapkan bahwa:

“Saya memilih Ibu karena banyak kualitas diri yang kusuka

dan kukagumi dari pasanganku”AL-AKMD-2/79/72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

82

“Saya memilih Bapak karena kepribadian yang

bersahaja/sederhana dan mempunyai rasa tanggung jawab

terhadap komitmen yang sudah disepakati bersama”.BC-

AKMD-2/79/50

Sikap saling mengahargai kepribadian pasangannya dan selalu

mengindahkan komitmen bersama akan semakin mempererat

hubungan suami istri ketika terjadi konflik. Hal tersebut dilakukan

oleh Ibu Bianca dan suami. Saling menghargai dan menjaga komitmen

menjadi salah satu cara dalam manajemen konflik didalam pernikahan.

Hasil wawancara dan observasi yang dapat disimpulkan bahwa Ibu

Bianca dapat menjaga keharmonisan keluarga, dengan menerapkan

cara-cara seperti kerjasama, akomodasi, negosiasi, kompromi, menarik

diri dan selalu bertatap muka ketika terjadi konflik. Adanya

kepercayaan terhadap sesama sangat mereka junjung tinggi, dan juga

sifat Bapak Almos yang humoris merupakan salah satu cara

mengurangi ketegangan dalam mengatasi konflik dengan pasangan.

Hasil wawancara dan observasi dari subjek ke-3 yaitu Bapak Adi yang

beranjak dari adanya potensi konflik yang terjadi serta cara manajemen konflik

yang digunakan. Berikut uraian hasil penelitian dilapangan:

1. Kompromi

Kompromi dimana pihak-pihak yang terlibat mengurangi

tuntutannya agar tercapai penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

83

Nampaknya pendapat Mardianto (2000) sesuai dengan keadaan Bapak

Adi. Mengurangi tuntutan dengan pasangan atau dengan anak

diterapkan oleh Bapak Adi, ketika menghadapi persoalan dapat

ditemukan jalan keluar bersama yang disepakati tanpa menyalahkan

pasangan.

Wawancara yang dilakukan dengan Bapak ada benarnya jika

tuntuntan itu hampir tidak ada pernyataan tersebut didukung oleh anak

pertama Bapak Adi, Dimas sering melihat orang tuanya berselisih

paham akan hal-hal kecil seperti ibu tidak terlalu suka Dimas

menghabiskan waktu untuk berolahraga karena sampai sore, akan

tetapi anak kedua Bapak Adi mempunyai impian menjadi guru

olahraga. Mengalami perdebatan dengan istri, Bapak Adi memberikan

masukan pada istri terkait hobby sang anak yang akan berdampak baik

ketika mereka berdua mendukung sang anak, Bapak Adi

mengingatkan istri untuk tidak terlalu melarang anak. Bapak Adi

mengatakan ketika anak pertamannya menginginkan kuliah jurusan

PAUD sang istri setuju dengan pilihan anaknya. Bapak Adi

mengingatkan kembali bahwa sekarang anaknya bisa menjadi guru

PAUD di salah satu sekolah Swasta di Jakarta, maka tidak menutup

kemungkinan untuk anak keduanya juga bisa menjadi guru olahraga.

Cara yang Bapak Adi terapkan mampu membuat istri mengerti

untuk mempertimbangkan masukan Bapak Adi namun tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

84

mengharuskan disetujui, mengingat pengalaman anak pertamanya.

Seperti yang sudah dikatakan pada pernyataan sebelumnya (Pemilihan

Sekolah Anak). Bapak Adi menyampaikan kepada istri untuk tidak

menuntut dalam kelanjutan sekolah anak-anaknya, biarkan anak-anak

memilih. Belajar tidak hanya di rumah, karena belajar di luar rumah

akan menambah kemampuan anak untuk lebih terampil, dan

mempunyai pandangan mengenai keberlanjutan studinya dengan

mencari informasi.

Cara merespon terkait kompromi sangat baik jika dapat digunakan

untuk mengurangi segala tuntutan yang berlebihan, akan lebih baik

ketika tuntutan itu berubah menjadi masukan yang menyadarkan akan

suatu hal yang kurang baik menuju arah yang lebih positif.

2. Menarik Diri

Manajemen konflik ini dimana, pihak yang berkonflik tidak

menarik diri dari konflik yang dialami dan tidak menggunakan

mekanisme pertahan diri, tetapi lebih berusaha menampilkan diri

untuk terus mempertahankan diri guna meyelesaikan konflik yang

terjadi. Bapak Adi cenderung bersikap hangat ketika menghadapi

konflik atau perselisihan dengan sang istri. Bapak Adi meminta pada

sang istri untuk saling mengalah dan mau intropeksi diri. Seperti

penyataan yang disampaikan Bapak Adi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

85

“saling intropeksi diri biar bisa jadi pelajaran bagi kami

berdua. Kalau ibu gak bisa ngalah ya saya yang diam dulu.

Habis itu baru saya yang bicara, kalo udah ketemu jawabanya

yang cocok baru dibahas lagi baikanya yang mana atau gimana

gitu..” AD-MD-3/81/10

Nampak jelas bahwa tidak adanya saling serang antara suami istri

tersebut ketika menghadapi konflik yang terjadi. Cara yang sering

mereka gunakan ketika menemukan jalan damai selalu ada ulasan

hasil dari solusi yang sudah ditemukan bersama dalam percakapan

mereka. Ketika mengahadapi konflik Bapak Adi selalu mengusahakan

untuk tidak membawa permasalah tersebut keluar rumah seperti yang

diuangkapkan oleh Ibu Ria:

“Bapak itu mbk nek marah gak mau pergi apa keluar dari rumah

mbk. Diem tapi abis itu mangil saya kalo anak-anak udah masuk

kamar. Umpama saya salah bapak ya bilang salah saya

dimananya, gitu juga bapak nek keliru ya ngakui dadine yo podo

penak’e tapi kadang saya ya sebel nek diomong sama bapak

terang-terangan gitu hahahaha…. “R-SO-MD-3/82/60

Ketika terlibat perselisihan Bapak Adi selalu berusaha untuk tidak

menghindar ataupun menyerah dengan keadaan. Hal ini terlihat ketika

melakukan observasi dan melakukan wawancara. Anak pertama Bapak

Adi juga menambahkan jika orangtuanya cenderung tidak ingin ada

perselisihan yang terbawa sampai hari berganti. Pendapat Mardianto

(2000) nampaknya sesuai dengan yang dialami Bapak Adi yang tetap

mampu menampilkan diri ketika menghadapi masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

86

Menarik diri identik dengan menghindari permasalahan yang

sedang dialami dengan pergi ataupun bertahan tanpa berani

menyelesaikan. Namun berbeda ketika menarik diri secara kontruktif

mampu dilakukan maka akan meringankan beban pribadi ketika hal itu

mampu tersampaikan secara langsung untuk menemukan titik temu

yang tepat.

3. Hampir selalu Berbentuk Tatap Muka

Cenderung menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun

ekspresi wajah. Nampaknya pendapat Mardianto (2000) sesuai dengan

keadaan Bapak Adi. Cara yang paling sering mereka lakukan ketika

terjadi konflik ialah mengucapkan kata maaf dan mencium kening sang

istri. Dimas dan sang kakak yang sering melihat hal itu menjadi bangga

dan senang karena tidak banyak orang tua yang mampu

mengekspresikan kasih sayang didepan anak-anaknya. Berikut petikan

wawancara dengan Dimas:

a. Peneliti: gimana dim liat bapak ibu mesra gitu?

b. Dimas: ya seneng mbk soalnya gak biasa menurutku jaman

sekarang orangtua gak malu sama anaknya..hehehe”DS-

SO-HSBTM-3/83/20

Pernyataan Dimas sama halnya dengan yang diuraikan Ibu Ria

bahwa ketika terjadi konflik Bapak Adi selalu mengusahakn tetap ada

di rumah untuk bisa menyelesaikan masalah secara langsung.

Pernyataan tersebut semakin menunjukkan bahwa Bapak Adi selalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

87

berusaha menggunakan cara face to face , berusaha menyelesaikan

konflik dengan sikap yang hangat terhadap istrinya. Ternyata kebiasaan

Bapak Adi membuat Dimas nyaman berada di rumah, Dimas juga tidak

sering berkonfllik dengan sang kakak ketika berdebat atau iri saat apa

yang kakaknya miliki Dimas belum bisa mendapatkannya. Menurut

Bapak Adi cara yang dilakukanya memang bukan semata-mata saat

sedang bertengkar dengan istri namun Bapak Adi lakukan untuk

memberikan pujian pada istri dan anaknya. Salah satu bentuk kasih

yang diberikan Bapak Adi untuk menghangatkan suasana rumah. Cara

manajeman konflik ini ternyata membawa pengaruh positif bagi

pasangan ataupun anak.

Menyelesaikan konflik dengan cara mampu bertatap muka atau face

to face akan memeberikan kelegaan bagi pribadi tersebut. Sama halnya

jika dalam mengunggakapkan ada kebiasaan yang positif yang mampu

dilakukan terhadap pasangannya.

4. Negosiasi

Menurut Mardianto (2000) negosiasi biasanya menyangkut hal-hal

di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan

terjadi. Pendapat mengenai negosiasi nampaknya sesuai dengan Bapak

adi karena cara bernegosiasi digunakan. Adanya yang kesepakatan

bersama istri yakni mengenai kedua anaknya. Ketika kedua anaknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

88

kelak mendapatkan pasangan beda agama, orang tua tidak akan ikut

campur dalam persoalan hubungan asmara kedua anaknya (melarang)

atau sampai menyulitkan anaknya untuk mendapatkan pasangan.

Ternyata hal itu dialami oleh anak pertama Bapak Adi. Berikut petikan

wawancara dengan Sarah:

“Aku juga dapet orang Muslim dek makanya bapak sama ibuku

gak terlalu ikut campur soal itu.”SR-NG-SO-3/84/2

Bapak Adi dan sang istri tidak ingkar atas janji yang mereka

sepakati. Namun Bapak Adi dan istri tidak berarti lepas tangan mereka

selalu mengingatkan dan memberikan arahan pada Sarah. Ketika

melakukan observasi di rumah Bapak Adi dalam perayaan Idul Fitri

pacar dari anak pertama Bapak Adi datang dan disambut baik oleh

keluarga. Ternyata hubungan anaknya sudah cukup lama sejak Sarah

masih kuliah di Yogyakarta, mereka berdua satu kampus dan sering

diajak pulang oleh Sarah untuk dikenalkan. Saat ini keduanya sudah

bekerja maka dari itu hubungan keduanya semakin serius. Melihat itu

terjadi pada anaknya, Bapak Adi hanya menunggu anaknya

mengutarakan niatan yang lebih jelas akan dibawa kemana jalinan

hubungan mereka berdua.

Negosiasi yang dibangun dengan melihat dirinya ataupun kepentingan

orang lain akan semakin berdampak baik bagi kedua belah pihak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

89

Seperti halnya didalam pernikahan ini akan semakin baik jika mampu

diusahakan bersama.

5. Collaboration (kerjasama/ menghadapi)

Collaboration merupakan sikap bekerjasama dengan tujuan untuk

mencari alternatif solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi

individu, dan memiliki tingkat keasertifan (ketegasan) sehingga

memenuhi harapan kedua belah pihak yang terlibat konflik. Kerjasama

menurut Bapak Adi yakni tidak menghindar ketika menghadapi konflik,

tidak mengandalakan salah satu pihak dalam penyelesaiaan konflik,

tidak menjadi lebih dominan, dapat mengendalikan diri supaya tidak

berbuat atau berkata kasar terhadap istri, dan tidak selalu

mengunggulkan dirinya sendiri, sehingga dalam mengahadapi konflik

akan menemukan titik temu yang tepat. Nampaknya Pendapat

Mardianto (2000) sesuai dengan keadaan Bapak Adi terlihat dari

ketegasannya ketika terjadi konflik tidak berusaha mengabaikan dan

memperkeruh keadaan yang terjadi dalam rumah tangganya.

Bekerjasama untuk saling mencari solusi sangat dibutuhkan dalam

pernikahan hal ini akan berdampak baik ketika saling mendukug satu

dengan yang lainnya, akibatnya tidak ada yang merasa hanya

mengusahakan secara sepihak. Maka sangat penting kerjasama ini

digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

90

6. Accommodation (akomodasi)

Accommodation merupakan sikap cenderung mengesampingkan

keinginan pribadi dan berusaha untuk memenuhi keinginan dan

kebutuhan orang lain. Cara ini juga disebut dengan obliging style,

dimana seseorang yang menggunakan cara manajemen konflik ini, ia

akan berusaha untuk mementingkan kepentingan orang lain di atas

kepentingan diri sendiri. Berikut penuturan sang Ibu Ria:

“Bapak bersedia mengantarkan kami kegereja dan menunggu

kami sampai selesai”R-SO-ACC-3/86/72

Nampaknya Pendapat Mardianto (2000) sesuai karena adanya sikap

mengesampingkan kepentingan pribadi untuk lebih mementingkan orang

lain. Mengantarkan kegerja sering dilakukan oleh Bapak Adi salah satu

bentuk saling menghargai dan mendukung istri dan kedua anaknya untuk

beribadah terlebih pada moment terpenting seperti hari Raya Natal. Pada

hari perayaan Natal Bapak Adi lebih ingin berada dirumah dan menerima

tamu dibanding harus pergi keluar kota untuk memenuhi undangan

saudaranya yang juga tidak kalah pentingnya. Hari Natal bagi Bapak Adi

adalah moment penting bagi istri dan kedua anaknya, maka dari itu

Bapak Adi tidak mau menyia-nyiakan kebersamaan itu.

Namun tidak hanya Bapak Adi yang melakukan hal tersebut, demikian

pula dengan Ibu Ria ketika perayaan Idul Fitri Ibu Ria mengadakan acara

open house yang dihadiri oleh kerabat ataupun tetangga. Walaupun Ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

91

Ria tidak mengantarkan sang suami ke Masjid tetapi Ibu Ria dan kedua

anaknya menanti Bapak Adi dirumah. Kebiasaan setelah Sholat Ied Ibu

Ria dan kedua anaknya sungkem untuk saling memaafkan. Budaya dari

suami ataupun istri tidak pernah dilupakan oleh Bapak Adi walau tidak

memaksakan akan tetapi keluarganya cukup mengerti akan kebiasaan

tersebut.

Mengesampingkan tidak berarti acuh akan tetapi dalam hal ini sikap

memetingkan kepentingan orang lain agaknya patut dilakukan sesuai

dengan konteksnya. Cara ini akan berdampak baik bagi kedua belah pihak

dengan saling mengerti mengenai prioritas terkait dengan kepentingan

dalam pernikahan beda agama. Ketika sudah saling mengetahui kebutuhan

pasangannya dan mampu mengerti maka akan semakin tercipta

keharmonisan di tengah pernikahannya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dikemukakan oleh Bapak

Adi ternyata cara manajemen konflik yang dilakukan cenderung konstruktif

dengan menggunakan cara seperti kompromi, menarik diri, hampir selalu

berbentuk tatap muka, negosiasi, collaboration, dan accommodation ditengah

pernikahannya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi ketiga subjek semakin

menguatkan data dari penelitian di lapangan. Perbedaan yang terlihat dari satu

subjek dengan subjek lainnya sangat nampak. Potensi adanya konflik yang subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

92

alami masing-masing berbeda cara mengatasinya. Konflik yang dialami tidak lepas

bersumber dari pernikahan beda agama. Pernikahan dari Ibu Marcel, Ibu Bianca,

dan Bapak Adi sungguh berbeda.

Hasil petikan wawancara dapat disimpulkan bahwa adanya cara manajemen

konflik yang digunakan oleh Ibu Marcel dalam mengahdapi konflik yang terjadi

padanya yaitu menarik diri, adanya negosiasi,dan akomodasi, akan tetapi cara yang

digunakan Ibu Marcel cenderung manajemen konflik destruktif-konstruktif karena

mengarah pada sifat mengalah, acuh, dan menyerah. Ibu Marcel cenderung

mengalah kepada suami, setiap kali membahas mengenai agama kedua anaknya

Ibu Marcel berkaca-kaca seakan-akan menahan beban yang sangat berat. Ibu

Marcel mengatakan bahwa perasaan sedih dan tidak bisa mengungkapkan didepan

suami terkadang membuatnya merasa tertekan dan takut apabila kemarahan sang

suami meledak-ledak seperti sebelumnya. Apabila hal tersebut diperdebatkan

hanya ada pertikaian dan perceraian yang terjadi. Alhasil Ibu Marcel merasa

melakukan berbagai cara hasilnya sama, hanya harus mengalah, bernegosiasi yang

pada akhirnya harus menyetujui kemauan sang suami.

Berbeda dengan keluarga Ibu Bianca bahwa pertengkaran masalah agama

dapat diatasi walaupun ada konflik dimana Ibu Bianca terkesan memaksakan

anaknya untuk menikah dengan orang Katolik. Namun, Ibu Bianca tetap dapat

menjaga keharmonisan keluarga, dengan menerapkan cara-cara seperti kerjasama,

akomodasi, negosiasi, kompromi, menyerang & lepas control, menyerah, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

93

selalu bertatap muka. Cara lain yang ditemuka dikeurga Ibu Bianca ialah sosok

Bapak Almos yang humoris merupakan salah satu cara manajemen konflik yang

dapat mengurangi ketegangan dalam mengatasi konflik dengan pasangan.

Komunikasi dan dialog mendalam mengenai agama dan persoalan lain menjadi

faktor penting dalam menjaga keutuhan keluarga. Penolakan dan kecurigaan pihak

luar sering dialami dapat diatasi karena berpegang teguh pada komitmen (saling

percaya , mendukung, dan melindungi) serta kualitas dialog dan komunikasi

menjadi dalam dan kuat.

Berbeda pula dengan yang dialami Bapak Adi yang dapat dikatakan baik

untuk cara manajemen konflik dalam pernikahannya. Bapak Adi justru meminta

sang istri menuntun anaknya menjadi orang Katolik. Kerendahan hati Bapak Adi

mendukung segala yang terbaik bagi kedua anaknya. Menghadapi konflik dalam

pernikahannya Bapak Adi lebih cenderung menggunakan cara-cara seperti

kompromi, menyerang & lepas kontrol, menarik diri, hampir selalu bertatap muka,

melakukan negosiasi, kerjasama, dan akomodasi. Lalu ditemukan adanya cara

yang sering dilakukan Bapak Adi sehingga bisa menjadi cara manajemen konflik

yakni kebiasaan bersikap romantis ternyata membawa pengeruh untuk hubungan

pernikahan beda agama. Ternyata dalam pernikahan beda agama ada kemungkinan

salah seorang anak dari mereka memiliki hubungan yang sama dengan orang

tuanya, walaupun masih dalam tahap pacaran akan tetapi niatan yang serius

nampak dari anak Bapak Adi dan juga Ibu Bianca yang memiliki jalan cerita

asmara yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

94

Nampak jelas adanya perbedaan yang sangat terlihat melalui pernikahan

beda agama dari Ibu Marcel, Ibu Bianca, dan Bapak Adi. Ibu Marcel yang

cenderung dalam pernikahannya memiliki kesulitan dalam mengatasi konflik yang

terjadi. Berbeda dengan Ibu Bianca yang terkesan memaksakan kehendakanya

mengenai agama anaknya yang harus menikah secara Katolik. Nampak berbeda

sekali dengan Bapak Adi yang sama sekali tidak pernah melarang atau menuntut

banyak hal mengenai anak-anaknya ataupun istrinya akan tetapi sepenuhnya

memberikan hak dan kebebsan memilik untuk kedua buah hatinya.

Penelitian ini membandingkan data dari hasil observasi dan wawancara

Ibu Marcel dengan sang mama, lalu Ibu Bianca dengan suami dan anak kelimanya,

dan Bapak Adi dengan Ibu Ria dan kedua anaknya. Berdasarkan teori yang

digunakan dalam penelitian, pada saat terjun kelapangan dan memeperoleh hasil

yang berhubungan dengan teori yang digunakan sebagai pedoman penelitian,

langsung memebandingkan antara hasil lapangan dengan teori yang digunakan.

Namun tidak semua teori dari Mardianto (2000) mengenai manajemen

konflik dapat digunakan pada pernikahan beda agama dengan keadaan di

lapangan. Seperti manajemen konflik konstruktif kurang sesuai dengan Ibu

Marcel karena hanya beberapa cara yang digunakan dan mengarah pada sifat yang

menunjukkan cara destruktif. Manajemen konflik konstruktif dari hasil observasi

dan wawancara didapatkan bahwa teori yang digunakan dan hasil penelitian di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

95

lapangan cocok. Ibu Bianca dan Bapak Adi ternyata menggunakan cara

manajemen konstruktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil studi kasus dan analisa data, maka dapat diambil kesimpulan

dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Manajemen Konflik Pada Pernikahan Beda

Agama diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Konflik yang dialami dalam pernikahan beda agama meliputi, penentuan

agama anak, pemilihan sekolah anak, ditempati doa lingkungan, memaksakan

agama anak, dan relasi dengan keluarga dan lingkungan.

2. Manajemen konflik yang tepat dapat terjadi dalam pernikahan beda agama

apabila suami istri mampu mengindahkan komitmen yang telah disepakati

bersama, mampu menjalin komunikasi antar pribadi yang baik dengan

bernegosiasi, kompromi, collaboration, accommodation, tidak menarik diri dan

mampu menyelesaikan dengan cara bertatap muka ketika terjadi konflik

3. Manajemen konflik dengan cara humor dan menggunakan kebiasaan yang

romantis dapat dilakukan pada pernikahan beda agama guna mencairkan

ketegangan yang sedang dialami.

4. Ternyata dalam pernikahan beda agama ada kemungkinan salah seorang

anaknya menjalin hubungan dengan pasangan beda agama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

97

B. Implikasi

Hasil pembahasan dalam peneltian tentang manajemen konflik pada

pernikahan beda agama diperoleh kesimpulan adanya potensi konflik pada

pernikahan beda agama meliputi: (a) Tata cara pernikahan (b) Penentuan agama

anak (c) Pemilihan sekolah anak (d) Relasi dalam keluarga dan lingkungan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara manajemen konflik yang

digunakan dalam pernikahan beda agama agar tetap utuh dan harmonis. Ketiga

subjek memiliki cara dalam manejemen konflik adapun dampak positif ataupun

negative yang dirasakan orang-orang terdekat antaranya: suami/ istri, anak-anak,

mertua, sanak-saudara, dan lingkungan. Kemampuan dalam manejemen konflik

dibutuhkan kerjasama, kompromi antar pasangan serta komunikasi yang baik.

Penelitian ini bermanfaat bagi para pasangan yang saat ini sedang mengalami hal

yang sama terlebih bagi pasangan yang sedang berpacaran, menjelang menikah

dengan latar belakang agama yang berbeda ataupun bagi para orang tua dalam

menyikapi dan mengkomunikasikan hal tersebut.

Hubungan yang dalam pernikahan beda agama nyatanya unik dan saling

melengkapi. Yang perlu diketahui agar agama tidak menjadi perdebatan dan

berakhir pada konflik ialah jangan mengungkit agama menjadi sebuah penghalang

namun jadikan itu adalah warna dalam mengarungi rumah tangga. Menikah beda

agama tetap menyembah Tuhan yang sama, demikian yang di percayai oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

98

mereka yang menikah dengan beda agama, maka konflik besar dapat

terhindarkan.

C. Keterbatasan Penelitan

Dalam penelitian masih terdapat keterbatasan, namun dengan adanya

keterbatasan ini diharapkan dapat dilakukan perbaikan untuk penelitian yang akan

datang, adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini hanya meneliti konflik yang terjadi ditengah

pernikahan beda agama dan cara-cara manajemen konflik yang

digunakan ditengah pernikahan beda agama.

2. Pada penelitian ini kesulitan mendapat subjek penelitian yang

ditentukan. Peneliti hanya dapat melibatkan 3 subjek masing-masing

dari salah satu pasangan pernikahan beda agama.

3. Pada penelitian ini belum dapat menggali mengenai konflik secara

pribadi pada individu pernikahan beda agama.

D. Saran

1. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengungkap fenomena lain didalam

pernikahan beda agama terkait konflik secara pribadi.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mencari pasangan beda agama agar

semakin mendalam guna mendapatkan informasi yang lebih mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

99

DAFTAR PUSTAKA

Antonius, (2002). Empowerment, Stress dan Konflik. Jakarta: Ghalian Indonesia.

Bakhtiar, M. A (2007) . Filsafat Agama. Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada

Bunyamin Maftuh, (2005),Pendidikan Resolusi Konflik: Membangun Generasi

Muda yang Mampu Menyelesaikan Konflik Secara Damai, Bandung:

Program Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia

Byadgi, S. (2011). Conflict Management and Marital Satisfaction Among Dual

Earning Couple. Thesis. (tidak diterbitkan). Dharwad: College of Rural

Home Science: University of Science.

Chaplin, J.P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Dildar, S., Sitwat, A., & Yasin, S. (2013). Intimate Enemies: Marital Conflicts and

Conflict Resolution Styles in Dissatisfied Married Couple. Middle-East

Journal of Scientific Research

Esere, D. M. (2003). Resolving Conflict in Marriages: A Counsellor's Viewpoint.

Ilorin Journal of Education, 1.

Folkman, S., Lazarus, R.,S., Gruen, R.J., & Logis, A. (1986). Apprasial, Coping,

Healty Status, and Psychological Symptoms. Journal of Personality and

Social Psychology. Vol. 50,No. 3, 571-579.

Gunawan, K. (2011). Manajemen Konflik Atasi Dampak Masyarakat Multikultural

di Indonesia. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisniss, Vol. 2, No.

2, Oktober 2011 , 216.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

100

Hadiwardoyo. (1990). Perkawinan menurut Islam dan Katolik: Implikasinya dalam

kawin campur. Yogyakarta : Kanisius.

Oktafian. N. L. “Fakta Empiris Nikah Beda Agama” wawancara diakses tanggal 16

Juni 2016, dari http://islamlib.com.

Fransiska. T.A. “Fakta Empiris Nikah Beda Agama” diakses tanggal 14 Juni

20016, dari http://psikologi.ub.ac.id.

Agustin. A. “Fakta Empiris Nikah Beda Agama” diakses tanggal 21 Juli 20016,

dari http://ejournal-s1.undip.ac.id

Huub Boelaars. (2005) hlm. 353. OFM Cap dalam Indonesianisasi “Dari Gereja

Katolik di Indonesia Menjadi Gereja Katolik Indonesia”. Kanisius.

Hunt, M.P & Metcalf, L. E (1996). Rational Inquiry On Societ’s Closed Areas, In

Walter C. Parker (ed). Educating The Democratic Mind. (pp.97-116)

Albany. NY: State University Of New York Press.

Liu, W. (2012). Conflict Management Styles in Romantic Relationships between

Chinese Americans Student. Thesis. (tidak diterbitkan). Florida: University

of Miami.

Khotimah, K. (2006). Makna Agama Hingga Munculnya Agama Baru. Universitas

Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau.

Mardianto, A. dkk. (2000). Penggunaan Manajemen Konflik. Di Universitas Gajah

Mada. Jurnal Psikologi, No. 2

Moleong, Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Remaja

Rosdakarya. Offset, Bandung

Moleong, J. Lexy. (2009) Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Paramitha . D. A (2002). Gambaran Masalah & Penyesuaian Perkawinan pada

pasangan Beda Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

101

Rusli & R Tama, (1986) hal. 17. “ Perkawinan Antar Agama dan Masalahnya,

Pionir Jaya, Bandung.

R. Soetedjo. Prawirohamidjojo. (1988) hal 39. Pluralisme dalam Perundang-

undangan Perkawinan Di Indonesia, Airlangga, University Press.

Scannell, Mary. (2010). The Big Book of Conflict Resolution. United States of

America: McGraw – Hill Companies, Inc.

Soetojo Prawirohamidjojo, (1988) hal. 39 “Pluralisme Dalam Perundang-undangan

Perkawinan di Indonesia, Airlangga, University Press: Surabaya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-10.

Bandung: Alfabeta.

Wirawan. (2010).” Konflik dan Manajeman Konflik Teori, Aplikasi, dan

Penelitian”. Jakarta: Penerbit Salemnba Humanika.

Yin, 20013. Studi Kasus (Desain dan Metode), Jakarta: Raja Grafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

102

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi

Informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa :

Nama : Marsilia Malavia

Program Studi : Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Judul Penelitian : Manajemen Konflik pada Individu Pernikahan Beda Agama

Saya sudah mendapatkan penjelasan bahwa penelitian ini tidak

menimbulkan dampak negatife terhadap diri saya. Data mengenai diri saya akan

dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Semua data yang mencantumkan identitas

saya hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak

digunakan akan dimusnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan

data-data penelitian.

Demikian, tanpa ada unsur pemaksaan dari siapapun dan dengan suka rela

saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

103

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi

Informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa :

Nama : Marsilia Malavia

Program Studi : Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Judul Penelitian : Manajemen Konflik pada Individu Pernikahan Beda Agama

Saya sudah mendapatkan penjelasan bahwa penelitian ini tidak

menimbulkan dampak negatife terhadap diri saya. Data mengenai diri saya akan

dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Semua data yang mencantumkan identitas

saya hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak

digunakan akan dimusnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan

data-data penelitian.

Demikian, tanpa ada unsur pemaksaan dari siapapun dan dengan suka rela

saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

104

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi

Informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa :

Nama : Marsilia Malavia

Program Studi : Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Judul Penelitian : Manajemen Konflik pada Pernikahan Beda Agama

Saya sudah mendapatkan penjelasan bahwa penelitian ini tidak

menimbulkan dampak negatife terhadap diri saya. Data mengenai diri saya akan

dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Semua data yang mencantumkan identitas

saya hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak

digunakan akan dimusnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan

data-data penelitian.

Demikian, tanpa ada unsur pemaksaan dari siapapun dan dengan suka rela

saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

105

1 Bagaimana ketika suami sedang marah apakah ada ajakan untuk bicara

terlebih dahulu atau ada cara lain supaya masalah cepat selesai?

2 menghindar dulu buat sementara, karna suami saya tu susah ditebak

orangnya. Kalo pas marah juga selain ngomongnya kerasa dia juga

ngomong kasar mungkin karna udah gak bisa ditahan marahnya. Waktu itu

juga mbanting pintu kok trus pergi.

3 Apakah yang dimaksudkan menghindar begitu?

4 Iya saya gak mau ketemu ama dia langsung, jaga jarak dulu..ngomong

langsung juga gak.

5 Emmmm… secara tidak langsung menarik diri dari situasi yang sedang

kurang baik begitukah?

6 Iya, la saya tu juga jadi suka ndiemin dia, kadang ya acuh, cuek gitu..la

sering seperti itu.

1. bagaimana jika terajdi konflik siapa yang cenderung acuh atau mungkin

pergi menghindar?

2 Tidak ada..karna kami selalu mengusahakna masalah itu tidak dibawa

keluar rumah. Gak ada keluarga yang tidak pernah cekcok mbk..tapi

gimana caranya kita bisa hadir dan bertanggung jawab.

3 Apa hal itu juga dilakukan setiap kali ada masalah dipernikahan?

4 Iya semua saya usahakan supaya masalah yang terjadi cepat selesai..

5 Lebih tepatnya dengan cara seperti apa?

6 Ya diselesaikan ketika terjadi perkara tidak pergi, tidak terus ada masalah

malah anggap sepele. Tapi saya mencoba tidak gitu dan sejauh ini saya

tidak seperti itu...bukan gimana-gimana tapi kenapa harus pergi itu

alasannya..

7 Jadi berusaha untuk tetap menghadapinya tidak malah menarik diri ketika

terjadi konflik begitukah?

8 Ya seperti itu..kalau menurut saya cekcok kecil itu mendatangkan

bahagia, sedangkan cekcok besar bisa mendatangkan bahaya, makanya

perlu mawas diri dan mampu menghadapi. Kalau ada perkara

ngadepinnya dengan kepala dingin walaupun api masih ada dalam hati.

Saya rasa sudah banyak orang tahu itu..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU PERNIKAHAN BEDA … · subyek memiliki cara dalam manajemen ... negosiasi, akomodasi, collaboration, menarik diri, dan selalu dalam bentuk tatap muka

106

1 Negosiasi yang seperti apa yang mampu bapak cipatakan dan lakukan

dalam pernikahan untuk menghindari adanya konflik?

2 Kalau soal anak saya sama istri janji untuk sekolah kami gak terlalu

ngatur kalau untuk pasangan ya itu mbk gak mau ikut campur soal

pasangan, kalau saya banyak ngatur malah nanti anak saya susah dapet

pasangan..saya gak mau karna beda agama jadi mempersulit.

3 Anak bapak ada yang juga pacaran dengan beda agama?

4 Ada mbk anak saya yang no 1 dia pacaran saa orang islam, sudah lama

juga sejak dia kuliah di Yogya apalagi sekarang sudah sama-sama kerja

makin serius mbk.

5 Lalu apa yang bapak lakukan berkaitan dengan pasangan anak bapak

yang beda agama?

6 Ya mendukung mbk dia datang kesini pas lebaran juga kami sambut baik,

mau pergi ya monggo asalkan pulang gak terlalu malam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI