Download - Manajemen Frekuensi Satelit

Transcript
Page 1: Manajemen Frekuensi Satelit

Manajemen Frekuensi Radio

Satelit

Disampaikan pada acara

Pelatihan Petugas Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Ditjen SDPPI

Mulyadi

Direktorat Penataan Sumber Daya

Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika

Pelatihan Petugas Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Ditjen SDPPI

di Cidokom, 26 Mei 2011

Page 2: Manajemen Frekuensi Satelit

Dinas Angkasa (Space Service)

• Dinas Tetap Satelite (fixed satellite service)• Dinas komunikasi radio antara stasiun bumi pada titik tertentu dengan

satu satelit atau lebih

• Dinas Antar Satelit (Inter-satellite service)• Link radio antara satelit dengan satelit

• Dinas Operasi Ruang Angkasa (Space Operation • Dinas Operasi Ruang Angkasa (Space Operation Service)• digunakan secara eksklusif untuk operasi pesawat ruang angkasa,

khususnya space tracking, space telemetry dan space telecommand.

• Dinas Penyiaran Satelit (Broadcasting-Satellite Service)– Dinas komunikasi radio yang sinyalnya dipancarkan atau di

pancar ulang oleh stasiun angkasa dengan maksud untukpenerimaan langsung oleh masyarakat

Page 3: Manajemen Frekuensi Satelit

Dinas Angkasa (Space Service)

• Dinas Bergerak Satellite (Mobile-Satellite service) : dinas komunikasi radio antara– Antara Stasiun bumi bergerak dengan satu stasiun angkasa

atau lebih, atau

– Antara Stasiun angkasa dalam servis ini; atau

Dinas bergerak satelit terdiri dari :Dinas bergerak satelit terdiri dari :

– Land Mobile-Satellite Service• Stasiun bumi berada di darat

– Aeronautical Mobile-Satellite Servie• Stasiun bumi berada di pesawat

– Maritime Mobile-Satellite Service :• Stasiun bumi berada di kapal

Page 4: Manajemen Frekuensi Satelit

Dinas Angkasa (Space Service)

• Dinas Radionavigasi Satelit (Radionavigation-

Satelite Service)

– Dinas Radionavigasi Satelit Penerbangan

(Aeronautical Radionavigation-Satellite Service)(Aeronautical Radionavigation-Satellite Service)

– Dinas Radionavigasi Satelit Maritim (Maritim

Radionavigasi Satelit Service

• Dinas Radiolokasi Satelit (Radiolocation-

satellite service)

Page 5: Manajemen Frekuensi Satelit

Dinas Angkasa (Space Service)

• Dinas Explorasi Bumi Satelit (Earth Exploartion-Satellite Service)– Antara stasiun bumi dengan satu satelit atau lebih dimana

• Informasi yang disampaikan terkait dengan karakteristik bumi ataufenomena alam termasuk kondisi lingkungan yang didapat darisensor aktif atau sensor pasif di satelitsensor aktif atau sensor pasif di satelit

• Informasi serupa dikumpulkan dari platform airborne atauplatform di bumi;

• Informasi serupa didistribusikan ke stasiun bumi

• Dinas Meteorologi Satelit (Meteorological-Satellite Service): – dinas explarasi bumi satelit untuk tujuan meteorologi

Page 6: Manajemen Frekuensi Satelit

Dinas Angkasa (Space Service)

• Dinas Frekuensi Standar dan Sinyal Waktu Satelit (Standard Frequency and Time Signal Satellite Service)– Dinas komunikasi radio menggunakan stasiun angkasa untuk

tujuan ilmu pengetahuan, teknik yang menyediakan layanansinyal waktu atau frekuensi tertentu yang memiliki presisi tinggiuntuk tujuan penerimaan umum.

• Dinas Penelitian Ruang Angkasa (Space Research Service)• Dinas Penelitian Ruang Angkasa (Space Research Service)– Dinas komunikasi radio untuk pesawat ruang angkasa atau objek

lain di angkasa untuk tujuan ilmu pengetahuan atau penelitian

• Dinas Amatir Satelit (Amateur Satellite Service)– Dinas komunikasi radio menggunakan satelit bumi untuk tujuan

amatir

• Dinas Radio Astronomi (Radio Astronomy Service)

Page 7: Manajemen Frekuensi Satelit

Jenis Orbit Satelit

• LEO (low earth orbit)– 100 – 300 mile di atas bumi

– Satelit harus berputar sangat cepat, sekitar 17.500 mph untuk melawangravitasi bumi

– Orbital periode : 5 – 8 jam

– Dibutuhkan lebih dari 48 satelit

– Satellite visibility 10 – 20 menit

– Umumnya memiliki orbit polar

– Contoh : Iridium, Globalstar, Lapan-Tubsat, International Space Station

Page 8: Manajemen Frekuensi Satelit

Jenis Orbit Satelit

• MEO (medium earth orbit)

– 6.000 – 12.000 mile di atas bumi

– Orbital Period : 6 -12 jam

– Diperlukan 10 – 15 satelit– Diperlukan 10 – 15 satelit

– Satellite visibility : 2 – 4 jam

– Contoh : GPS

Page 9: Manajemen Frekuensi Satelit

Jenis Orbit Satelit

• GEO : geostationary earth orbit

– 36.000 km di atas bumi

– Mengitari bumi selama 24 jam, sama dengan

waktu rotasi bumiwaktu rotasi bumi

– Posisi di atas khatulistiwa

– Tiga satelit GSO dapat mengcover seluruh

permukaan bumi (kecuali daerah kutub)

– Contoh : Palapa, Measat, Inmarsat

Page 10: Manajemen Frekuensi Satelit

Jenis-Jenis Satelit

� Satelit Asronomi

adalah satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh.

� Satelit Komunikasi

adalah satelit dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. pada frekuensi gelombang mikro.

– Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit geostasioner , meskipun beberapa tipe terbarumenggunakan satelit orbit rendah.

– Menggunakan Dinas Tetap Satelit dan Dinas Bergerak Satelit

– Satelit yang paling banyak dioperasikan

– Contoh : Satelit Telkom, Measat, SES-7, Garuda-1, Inmarsat, Thuraya

Page 11: Manajemen Frekuensi Satelit

“Typical” Fixed Satellite Service �etwork

Applications

Credit Card Validation

ATM/Pay at the Pump

Inventory Control

Store Monitoring

Electronic Pricing

Training Videos

In-Store Audio

Broadband Internet Access

Distance Learning

1

Branch Offices

HQ

Red Cross

News Agency

Corporate

Corporate Offices

Gas Stations

Apartment

Buildings

Residential

Emergency Response

Distance Learning

Page 12: Manajemen Frekuensi Satelit

Overall systems costs have decreased because of the explosion of low-

cost user terminals that can now receive video via hand-held units

Omni directional antennas

Smaller, lighter, cheaper

More powerful, faster

Pocket, notebook, rugged

Ground Equipment

1

Pocket, notebook, rugged

Application specific terminals, embedded modems

Minimal Set-Up Time, Robust, Portable, Easy To Use

Page 13: Manajemen Frekuensi Satelit

Mobile Satellite Service

•• Function like terrestrial wireless system with ubiquitous reach Function like terrestrial wireless system with ubiquitous reach

•• Use a mix of orbit typesUse a mix of orbit types

•• Geosynchronous (GEO) Geosynchronous (GEO)

•• NonNon--geosynchronous (LEO and MEO) geosynchronous (LEO and MEO)

•• System sizes range from (1) GEO to (66) LEOSystem sizes range from (1) GEO to (66) LEO

•• Use a mix of frequenciesUse a mix of frequencies

•• Mostly LMostly L--Band / Some SBand / Some S--Band, UHF/VHFBand, UHF/VHF

1

•• Mostly LMostly L--Band / Some SBand / Some S--Band, UHF/VHFBand, UHF/VHF

•• Feeder links and some services use C, Ka, and KuFeeder links and some services use C, Ka, and Ku-- BandBand

•• ApplicationsApplications

•• Aeronautical Aeronautical

•• Maritime Maritime

•• Land Land

Page 14: Manajemen Frekuensi Satelit

“Typical” Mobile Satellite �etwork

Page 15: Manajemen Frekuensi Satelit

Mobile Satellite Equipment

Page 16: Manajemen Frekuensi Satelit

Jenis-Jenis Satelit

�Satelit Pengamatan Bumi

adalah satelit yang dirancang khusus untukmengamati bumi dari orbit, yang ditujukanuntuk penggunaan non-militer sepertiuntuk penggunaan non-militer sepertipengamatan lingkungan, meteorologi, pembuatan peta dll.

�Satelit Cuaca

adalah satelit yang diguanakan untukmengamati cuaca dan iklim bumi.

Page 17: Manajemen Frekuensi Satelit

Jenis-Jenis Satelit

�Satelit Navigasi

adalah satelit yang menggunakan

sinyal radio yang disalurkan ke penerima di

permukaan tanah untuk menentukan lokasipermukaan tanah untuk menentukan lokasi

sebuah titik dipermukaan bumi.

Page 18: Manajemen Frekuensi Satelit

Slot Orbit Satelit

• Slot orbit adalah tempat meletakkan posisi satelit GSO di angkasa.

• Merupakan sumber daya alam yang terbatas sehingga penggunaannya diatur secara internasional oleh International Telecommunication Union (ITU).

• Kerangka Hukum:• Kerangka Hukum:

• Internasional :

• Space Treaty 1967,

• ITU Instruments (Constitution, Convention, Radio Regulations) ; ITU Radio Regulations, dll.

• Nasional :

• PM 13/2005; PM37/2006; Perdirjen Postel 357/2006; Roadmap Infrastruktur Satelit INS

Page 19: Manajemen Frekuensi Satelit

Kerangka Legal Internasional

• United Nations Outer Space Treaty (1967)

– Angkasa luar bebas untuk eksploitasi dan penggunaan olehsemua negara sesuai regulasi internasional

– Negara-negara memiliki jurisdiksi dan kontrol terhadapobyek yang diluncurkan ke angkasa luar

• International Telecommunication Union (ITU)• International Telecommunication Union (ITU)– Satelit tidak boleh menyebabkan terjadinya interferensi

yang merugikan (harmful interference) terhadap jaringansatelit lain

– Slot orbit satelit dan spektrum frekuensi radio harusdigunakan secara efektif, efisien dan rasional (KonstitusiITU, Artikel 44);

– Hak penggunaan Slot Orbit dan Frekuensi Radio diperolehdengan Prinsip first come first serve, melalui mekanismeNotifikasi ke ITU (diatur dalam ITU-Radio Regulations)

Page 20: Manajemen Frekuensi Satelit

INTERFERENCE

GSO

SATELLITES

TRANSMITTING

EARTH STATION

RECEIVING

EARTH STATION

TERRESTRIAL

STATION

Non-GSO

SATELLITES

Page 21: Manajemen Frekuensi Satelit
Page 22: Manajemen Frekuensi Satelit

Pendaftaran Satelit ke ITU

• Sesuai dengan ketentuan pada ITU Radio Regulation Artikel 9 dan 11 maka setiappendaftaran satelit harus mengikuti prosedurberikut ini :– Menyampaikan data umum jaringan satelit – Menyampaikan data umum jaringan satelit

(Advanced Publication Information (API))– Melakukan koordinasi untuk menghindari

interferensi (Coordination)– Mengirimkan notifikasi untuk di catatkan dalam

Master Information Frequency Register (MIFR) (Notification)

Page 23: Manajemen Frekuensi Satelit

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU

1. Publikasi awal

2. Koordinasi Frekuensi

Tahapan Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU :

3. Notifikasi

23

Page 24: Manajemen Frekuensi Satelit

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit :

Nasional• Permohonan pendaftaran filing satelit diajukan secara tertulis

oleh operator ke Menteri Kominfo

• Permohonan dilampirkan data-data mengenai :

– Frekuensi yang digunakan

– Daerah cakupan

– Jumlah transponder– Jumlah transponder

– Umur satelit

– Keterangan analisis pemilihan lokasi orbit dan sistem yang digunakan

– Surat pernyataan sanggup melaksanakan koordinasi satelit

– Surat pernyataansanggup mengikuti prosedur pendaftaran satelit

– Surat pernyataan sanggup menanggung biaya pendaftaran satelit yang

ditetapkan ITU

– Surat pernyataan sanggup memenuhi seluruh persyaratan lain yang ditetapkan

ITU

24

Page 25: Manajemen Frekuensi Satelit

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit :

Nasional• Kemenkeminfo melakukan evaluasi atas permohonan tersebut

antara lain

– Pemeriksaan administrasi :

• izin penyelenggaraan telekomunikasi,

• Rencana bisnis, penanggung jawab dll.

– Pemeriksaan teknis:– Pemeriksaan teknis:

• Kesesuaian dengan Tabel Alokasi Frekuensi Nasional dan rencanapenggunaan frekuensi nasional

• Pemeriksaan kelengkapan form pendaftaran satelit sesuai ketentuanITU.

• Jika memenuhi persyaratan, Kemenkominfo akan mengajukanpermohonan pendaftaran filing satelit ke ITU sebagai filing satelit Indonesia.

25

Page 26: Manajemen Frekuensi Satelit

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU

• Kemkominfo mengirimkan surat pendaftaran filing satelit

dilampiri dengan Advance Public Information (API) ke ITU

• Data API harus dilengkapi oleh calon operator satelit.

• Data API diberikan dalam bentuk format elektronik, diisi

dengan menggunakan software ITU SpaceCapturedengan menggunakan software ITU SpaceCapture

• API berisi data rencana umum penggunaan frekuensi satelit,

berisi data antara lain:

– identitas jaringan satelit, identifikasi beam;

– Tanggal ‘bringing into use’

– Informasi slot orbit, untuk non-GSO data jumlah bidang orbit,

26

Page 27: Manajemen Frekuensi Satelit

LAPAN-TUBSAT API

Page 28: Manajemen Frekuensi Satelit
Page 29: Manajemen Frekuensi Satelit
Page 30: Manajemen Frekuensi Satelit

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU

• ITU akan mempublikasikan Special Section API/A, berdasarkan

data API dari Administrasi Telekomunikasi dalam publikasi ITU

yaitu BRIFIC ITU (Bureau Radiocommunication International

Frequency Information Circular) paling lama 3 bulan sejak

diterimanya permohonan pendaftaran satelit secara lengkap.

• Publikasi API dalam BRIFIC ini bertujuan untuk• Publikasi API dalam BRIFIC ini bertujuan untuk

menginformasikan kepada semua negara untuk memeriksa

apakah jaringan satelit mereka terganggu oleh jaringan satelit

baru Indonesia.

• Negara yang jaringan satelitnya berpotensi terganggu dengan

jaringan satelit Indonesia harus mengirimkan surat

pemberitahuan kepada Indonesia dan ITU dalam masa 4

bulan setelah terbitnya API di BR IFIC.30

Page 31: Manajemen Frekuensi Satelit

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU

• Selanjutnya administrasi telekomunikasi mengirimkan ‘Coordination Request’ ke ITU jika frekuensi yang akan digunakan termasukkategori memerlukan koordinasi.

• Berdasarkan data yang dikirimkan administrasi, ITU akanmempublikasikan data tersebut dalam Part I-S di BRIFIC.

• Part-IS berarti administrasi siap melaksanakan koordinasi denganadministrasi lain untuk menyelesaikan permasalahan frekuensi. administrasi lain untuk menyelesaikan permasalahan frekuensi.

• Selanjutnya, administrasi diwajibkan untuk menjalankan koordinasisatelit untuk menyelesaikan permasalahan interferensi yang terjadidengan jaringan satelit/ jaringan terestrial negara lain. Penyelesaianmasalah ini dilaksanakan melalui pertemuan koordinasi satelit antaradministrasi telekomunikasi.

31

Page 32: Manajemen Frekuensi Satelit

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU

• Koordinasi Satelit untuk Non-GSO• Untuk satelit non-GSO, koordinasi hanya diperlukan jika menggunakan frekuensi

tertentu.

• Untuk satelit non-GSO, koordinasi frekuensi hanya diperlukan jika– Non-GSO menggunakan pita frekuensi BSS

– Non-GSO menggunakan pita frekuensi tertentu dalam alokasi FSS

– Non-GSO menggunakan pita frekuensi yang dipersyaratkan koordinasi dalam footnote Table of – Non-GSO menggunakan pita frekuensi yang dipersyaratkan koordinasi dalam footnote Table of Allocation Frequency di RR

– Dipersyaratkan mencari persetujuan administrasi lain dicantumkan dalam footnote TabelAlokasi Frekuensi

• Stasiun bumi non-GSO, wajib dikoordinasikan jika:– Menggunakan frekuensi yang dipersyaratkan koordinasi dalam footnote Table of Allocation

Frequency di RR

– Menggunakan pita frekuensi di atas 100 MHz yang dialokasikan dengan hak yang sama antaraspace service dan terrestrial service

– Dipersyaratkan mencari persetujuan administrasi lain dicantumkan dalam footnote TabelAlokasi Frekuensi

– Menggunakan pita frekuesi dalam alokasi FSS yang sharing primer dengan alokasi BSS

32

Page 33: Manajemen Frekuensi Satelit

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU

• Untuk penggunaan pita amatir satelit, koordinasifrekuensi dilakukan dengan International Amateur Radio Union (IARU). Permohonan kepada IARU diajukan oleh penanggung jawab yang memiliki lisensiamatir radio. Koordinasi dengan IARU dapat dilakukansebelum pengiriman data API ke ITU.sebelum pengiriman data API ke ITU.

• Jika hasil koordinasi masih belum selesai, ITU akanmempublikasikan filing satelit Indonesia dalam bagianPart- IIIS BRIFIC.

• Part IIIS berisi daftar negara yang harus dikoordinasikanoleh Indonesia untuk menyelesaikan permasalahangangguan frekuensi.

33

Page 34: Manajemen Frekuensi Satelit

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU

• Setelah semua proses koordinasi dengan negara yang

terganggu selesai, maka Indonesia mengirimkan

pemberitahuan ke ITU.

• Jika berdasarkan evaluasi ITU, koordinasi satelit telah selesai,

maka ITU akan mengumumkan status filing Indonesia dalammaka ITU akan mengumumkan status filing Indonesia dalam

bagian Part IIS BR IFIC dan mencatatnya Master International

Frequency Register (MIFR) dengan status notified.

• Filing satelit sudah tercatat dalam MIFR dengan status

Notified berarti frekuensi satelit tersebut sudah mendapat

pengakuan internasional sehingga dapat digunakan oleh

satelit Indonesia dan frekuensi tersebut mendapat proteksi

dari gangguan pemancar negara lain.

34

Page 35: Manajemen Frekuensi Satelit

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU

• Hanya frekuensi yang telah tercatat dalam MIFR yang dapat digunakan untuk satelit.

• Filing satelit yang telah memiliki status Notified dapat digunakan selamanya oleh Indonesia

sepanjang ada satelit yang beroperasi sesuai dengan kondisi filing.

• Jika proses koordinasi dengan jaringan satelit negara lain tidak selesai (masalah interferensi

tidak dapat diatasi), maka frekuensi tersebut tidak boleh digunakan oleh satelit Indonesia.

• Dalam masa 7 tahun sejak tanggal pengiriman API, administrasi wajib mengirimkan informasi

Due Diligent (Resolusi 49)Due Diligent (Resolusi 49)

• Due Diligent berisi informasi mengenai rencana real peluncuran satelit.

• Due Diligent hanya untuk satelit yang menggunakan alokasi FSS, BSS dan

MSS yang membutuhkan koordinasi.

• Data yang harus disampaikan dalam due diligent :

– Data manufactur satelit

– Tanggal kontrak pengadaan satelit

– Nama kendaraan peluncur

– Tanggal pelaksanaan

– Nama dan lokasi peluncuran

35

Page 36: Manajemen Frekuensi Satelit

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU

• Satelit harus sudah dioperasikan paling lama 7 tahun sejak tanggal

penerimaan pendaftaran (API) di ITU.

• Administrasi dan operator satelit hanya memiliki waktu 7 tahun untuk

menyelesaikan masalah-masalah:

– koordinasi satelit dengan negara lain,

– Disain dan procurement satelit– Disain dan procurement satelit

– urusan peluncuran satelit, dll

• Jika dalam masa 7 tahun, satelit tidak beroperasi maka ITU akan

menghapus filing satelit tersebut.

• Setiap tahapan dalam proses pendaftaran filing satelit memiliki batas

waktu yang harus dipenuhi. Kegagalan dalam memenuhi batas waktu yang

telah ditetapkan akan berakibat dihapusnya filing satelit tersebut.

36

Page 37: Manajemen Frekuensi Satelit

Biaya Pendaftaran Filing Satelit di ITU

• Administrasi diwajibkan membayar biaya filing satelit

(cost recovery) yang besarannya ditentukan oleh ITU

dalam waktu yang telah ditentukan.

• Kegagalan pembayaran cost recovery pada waktunya

dapat berakibat dihapusnya filing satelit yang telah

didaftarkan.

37

Page 38: Manajemen Frekuensi Satelit

Pengadaan Satelit dan Kendaraan

Peluncuran

• Calon operator satelit wajib menyerahkan rencana pengadaansatelit kepada Menteri

• Rencana meliputi analisis manajemen dan analisis teknik

• Analisis manajemen meliputi– Rencana proyek dan bisnis

– Kepemilikan saham– Kepemilikan saham

– Profil perusahaan pembuat satelit

– Profil perusahaan peluncur satelit

– asuransi

• Analisis tenis meliputi:– Jenis satelit, interferensi, konstruksi satelit, peluncuran satelit,

pengujian penempatan satelit di orbit (in orbit test)

• Pengadaan kendaraan peluncur dan kegiatan peluncuran wajibdilaporkan kepada Menteri

38

Page 39: Manajemen Frekuensi Satelit

Tanggung Jawab Peluncuran Satelit

• Penyelenggara satelit dan penyedia kendaraan

peluncur satelit bertanggung jawab secara perdata

terhadap ganti rugi perdata jika terjadi kerugian

perdata terhadap negara atau pihak lain akibat

kegiatan peluncuran dan pengoperasian satelit.kegiatan peluncuran dan pengoperasian satelit.

• Penyelenggara satelit wajib melakukan pembuangan

satelit (deorbit) jika satelit telah mencapai akhir

masa operasi atau tidak berfungsi normal (anomali)

39

Page 40: Manajemen Frekuensi Satelit

Biaya Hak Penggunaan Orbit Satelit

• BHP Orbit Satelit hanya dikenakan kepada

calon penyelenggara satelit Indonesia yang

akan menggunakan frekuensi yang telah

dialotmentkan untuk Indonesia dalamdialotmentkan untuk Indonesia dalam

Appendix 30, 30A dan 30B.

40

Page 41: Manajemen Frekuensi Satelit

Filing Satelit IndonesiaNo. Filing Slot Orbit (BT)

1Palapa-B1 108

2Palapa-B1-EC 108

3Palapa-C2 108

4Palapa-B3 118

5Palapa-B3 TT&C 118

6Palapa-B3 EC 118

7Palapa-C3 118

18Garuda-1A 118

19Garuda-2 123

20Garuda-3 135

21Palapa-Pac-3C 144

22Palapa-Pac-3R 144

23Palapa-Pacific-3 144

24Palapa-Pac-3 CKU 146

25Palapa-Pac-C 146E 146

8Palapa-C3K 118

9Palapa-C3X 118

10Palapa-B2 113

11Palapa-C1 113

12Palapa-C1-A 113

13Palapa-C1-K 113

14Palapa-C4 150.5

15Garuda-4 80.5

16Garuda-4A 80.5

17Garuda-1 118

26Palapa-Pac-Ku 146E 146

27Indostar-1 107.7

28Indostar 107.7E 107.7

29Indostar 107.7E-K 107.7

30Indostar-1A 107.7

31Indostar-118E 118

32Indostar-110E 110 (2007)

108.2 (2010)

33Indostar-110E-K 110 (2007)

108.2 (2010)

34Lapan-Tubsat NGSO

Page 42: Manajemen Frekuensi Satelit

Slot Orbit Satelit Indonesia108E

Filing � Palapa B1

� Palapa B1EC

� Palapa C2

� Std-C band

� Ext-C band

Satelit

Exist.

TELKOM-1

� Std-C : 24

� Ext-C : 12

115.4 E

Filing � Planned band

4 500 - 4 800 MHz

6 725 - 7 025 MHz

10.70 - 10.95 GHz,

11.20 - 11.45 GHz

12.75 - 13.25 GHz

Satelit

Exist.

----

123E

Filing � Garuda-2

� L band

� Ext-C bnd

Satelit

Exist.

ACeS

135E

Filing � Garuda-3

� L band

� Ext-C band

Satelit

Exist.

-----

146E

Filing � Palapa PAC-3 C

� Palapa PAC-3 CKU

� Palapa PACIFIC-3

� Std C band

� Ext C band

� Ku band

Satelit

Exist.

AGILA-2

� Std C: 24

� Ext C : 6

� Ku : 24

108E

107.7E 113E 115.4E

146E118E

123E

144E 150.5E135E

107.7E

Filing � Indostar-1

� Indostar-

107.7E

S-band

Satelit

Exist.

CAKRAWARTA

S band : 5

113E

Filing � Palapa B2

� Palapa C1

� Palapa C1K

� Std-C band

� Ext-C band

� Ku band

Satelit

Exist

PALAPA D (exp

2010)

� Std-C : 24

� Ext-C : 6

� Ku : 4 @ 72

118E

Filing � Palapa B3

� Palapa B3EC

� Palapa-C3

� Palapa-C3-X

� Palapa-C3-K

� TELKOM-3EK

� Palapa TT&CB3

� Garuda-1 , 1A

� Std-C band

� Ext-C band

� X- band

� Ku band

Satelit

Exist.

TELKOM-2

� Std-C : 24

144E

Filing � Palapa-PAC 3C

� Palapa PACIFIC-

3

� Palapa PAC-

3CKU

� C band

� Ext-C band

Satelit

Exist.

-----

Ada Superbird (Ku-

band)

150.5E

Filing � Palapa C4

� Std-C band

� Ext-C band

� Ku band

Satelit

Exist.

Palapa C2

JSAT (Ku-Band)

Page 43: Manajemen Frekuensi Satelit

DATA SATELIT INDONESIANo Filing/ Satelit Slot Orbit

(BT)

Operator Pita Frekuensi Jumlah

Transponder

1. INDOSTAR-1

(Nama Komersial :

CAKRAWARTA-1)

107.7 Media Citra

Indostar

S-band

(2520-2670 MHz)5

X-band

(8120-8270 MHz)Feeder

link

Std C-band

(5862-5966 MHz)TT&C

2. INDOSTAR-2

(Nama Komersial :

INDOSTAR-2/

PROTOSTAR-2)

107.7 Media Citra

Indostar

S-band

(2520-2670 MHz)10

Ku-band

(13750-14000 MHz)22

PROTOSTAR-2) (13750-14000 MHz) TT&C

3 PALAPA-D 113 INDOSAT Std C-band

(5927-6423 MHz)24

Ext C-band

(3402-3638 MHz)11

Std Ku-band

(14002-14498 MHz)5

Ext Ku-band

(13758-13934 MHz)5

4 PALAPA-B1

(Nama Komersial :

TELKOM-1)

108 TELKOM Std C-band

(5925-6425 MHz)24

Ext C-band

(3473-3402 MHz)12

Page 44: Manajemen Frekuensi Satelit

No Satelit Slot

Orbit

(BT)

Operato

r

Pita Frekuensi Jumlah

Transpon

der

Remarks

5 PALAPA-B3

(Nama Komersial :

TELKOM-2)

118 TELK

OM

Std C-band

(5925-6425 MHz)

24

6 GARUDA-1 123 PSN/A

CeS

L-band

(1525-1605 MHz)

Circuit

On

Boa

rd

Ext C-band

(3400-3700 MHz)

Feeder

Lin

kk

7. PALAPA PACIFIC

(Nama Komersial :

AGILA-2)

146 PSN Std C-band

(3700-4200 MHz)

30 Di tempati

oleh

satelit

Philipina

yaitu

AGILA-2

Ext C-band

(3400-3700 MHz)

6

Std Ku-band

(14000-14500 Mhz)

24

8. LAPANSAT NGSO LAPA

N

S-band

(2206-2233 MHz)

-

Band amatir

(436.039-436.1MHz)

-

Page 45: Manajemen Frekuensi Satelit

Foot Print Satelit Indonesia

Page 46: Manajemen Frekuensi Satelit

Pengaturan Satelit Asing di Indonesia

• Kapasitas Indonesia tidak mencukupi kebutuhan

dalam negeri, sehingga satelit asing dibutuhkan

untuk infrastruktur telekomunikasi dan

penyiaran.penyiaran.

• Dasar Pengaturan

– PERMEN 13/2005: Penyelenggaraan Telekomunikasi yang

Menggunakan Satelit

– PERMEN 37/2006: Perubahan atas PM 13/2005

– PERDIRJEN 357/2006: Penerbitan ISR untuk Penyelenggaraan

Telekomunikasi yang menggunakan Satelit

Page 47: Manajemen Frekuensi Satelit

Satelit Asing yang berada di atas

Indonesia (Slot Orbit 90 – 130 BT)90.0°E - 99.9°E

Long. Name Incl. Drift NORAD Epoch Date Origin

90.0°E YAMAL 201 28094 04.02.2010 16:52:57 CIS

90.7°E KODAMA 27516 04.02.2010 02:48:26 JPN

91.5°E MEASAT-3 29648 04.02.2010 13:50:43 MALA

91.5°E MEASAT 3A 35362 04.02.2010 15:43:32 MALA

92.2°E CHINASAT 9 33051 04.02.2010 19:00:09 PRC

93.5°E INSAT-3A 27714 04.02.2010 17:50:01 IND

93.5°E INSAT-4B 30793 04.02.2010 20:01:23 IND

94.9°E NSS-6 27603 03.02.2010 21:37:55 NETH

96.5°E EXPRESS-AM 33 32478 04.02.2010 20:16:28 CIS

97.0°E THURAYA-3 5.4° 32404 04.02.2010 06:38:49 UAE

97.9°E ZHONGXING-22 1.7° 26058 04.02.2010 13:36:54 PRC

98.1°E ZHONGXING-20 0.1° 28082 03.02.2010 20:21:47 PRC

98.2°E PROTOSTAR 1 33153 06.01.2010 18:00:42 ITSO

110.0°E - 119.9°E

Long. Name Incl. Drift NORAD Epoch Date Origin

110.1°E NSAT 110 26559 04.02.2010 18:02:32 JPN

110.5°E BEIDOU 1C 0.2° 27813 04.02.2010 15:30:08 PRC

110.5°E SINOSAT 1 25404 04.02.2010 15:30:08 PRC

110.6°E JCSAT 4 2.1° 0.6°W 24732 04.02.2010 16:32:50 JPN

111.4°E DFH 3-2 5.6° 0.2°W 24798 04.02.2010 12:08:50 PRC

113.0°E PALAPA D 35812 03.02.2010 15:25:13 INDO

113.0°E KOREASAT 5 29349 04.02.2010 13:07:28 SKOR

115.5°E ZHONGXING-6B 31800 03.02.2010 22:05:19 PRC

116.2°E KOREASAT 3 25894 04.02.2010 02:40:03 SKOR

118.0°E TELKOM 2 28902 03.02.2010 18:52:44 INDO

118.1°E THAICOM 1 0.9° 0.5°W 22931 15.01.2010 15:07:13 THAI98.2°E PROTOSTAR 1 33153 06.01.2010 18:00:42 ITSO

99.4°E LEASAT 5 8.7° 20410 03.02.2010 18:38:42 US

100.0°E - 109.9°E

Long. Name Incl. Drift NORAD Epoch Date Origin

100.5°E ASIASAT 5 35696 04.02.2010 06:49:43 AC

101.3°E RADUGA-1 5 7.1° 0.1°E 26477 04.02.2010 20:34:44 CIS

102.7°E EXPRESS 2A 3.8° 26098 04.02.2010 18:06:47 CIS

103.2°E ZHONGXING-22A 0.2° 29398 04.02.2010 18:47:59 PRC

103.9°E FENGYUN 2E 1.7° 33463 03.02.2010 23:47:27 PRC

104.9°E ASIASTAR 26107 04.02.2010 00:27:23 US

105.5°E ASIASAT 3S 25657 03.02.2010 18:03:47 AC

107.4°E PROTOSTAR 2 34941 04.02.2010 14:10:06 BERM

107.6°E INDOSTAR 1 4.1° 25050 04.02.2010 12:37:18 INDO

107.9°E TELKOM 1 25880 04.02.2010 08:48:30 INDO

108.0°E NIGCOMSAT 1 1.2° 31395 04.02.2010 13:04:08 NIG

108.2°E NSS-11 26554 03.02.2010 17:52:28 NETH

109.1°E INMARSAT 2-F4 5.0° 21940 04.02.2010 20:56:41 IM

109.6°E BSAT-1A 24769 31.01.2010 15:36:41 JPN

109.9°E BSAT-2C 27830 04.02.2010 15:30:08 JPN

109.9°E BSAT-3A 32019 04.02.2010 15:30:08 JPN

109.9°E BS-3N 23176 04.02.2010 15:30:08 JPN

109.9°E BSAT-2A 26720 04.02.2010 15:30:08 JPN

118.1°E THAICOM 1 0.9° 0.5°W 22931 15.01.2010 15:07:13 THAI

119.5°E THAICOM 4 28786 04.02.2010 01:49:49 THAI

120.0°E - 129.9°E

Long. Name Incl. Drift NORAD Epoch Date Origin

122.2°E ASIASAT 4 27718 04.02.2010 20:09:16 AC

123.0°E GARUDA 1 1.4° 26089 03.02.2010 03:22:25 INDO

123.8°E FENGYUN 2C 2.0° 28451 04.02.2010 20:33:53 PRC

124.0°E JCSAT 6 25630 04.02.2010 20:18:42 JPN

125.0°E SINOSAT 3 31577 04.02.2010 15:46:17 PRC

127.9°E JCSAT-12 35755 04.02.2010 12:00:55 JPN

128.0°E JCSAT 10 29272 04.02.2010 02:35:44 JPN

130.0°E - 139.9°E

Long. Name Incl. Drift NORAD Epoch Date Origin

130.0°E APSTAR 1A 4.3° 23943 03.02.2010 16:10:29 PRC

131.9°E VINASAT 1 32767 04.02.2010 05:56:24 VTNM

132.0°E JCSAT 9 29045 04.02.2010 10:38:02 JPN

134.0°E APSTAR 6 28638 04.02.2010 18:36:39 PRC

136.0°E N-STAR C 27461 02.02.2010 05:06:10 JPN

138.0°E APSTAR 5 28364 04.02.2010 08:44:58 PRC

139.9°E BEIDOU 1A 1.1° 26599 04.02.2010 03:44:30 PRC

Page 48: Manajemen Frekuensi Satelit

Syarat Hak Labuh Satelit Asing di

Indonesia

• Pada PM 13 tahun 2007 diatur bahwa satelit asing dapat beroperasi di Indonesia dengan syarat sebagai berikutr :

– Tidak menimbulkan gangguan terhadap seluruh jaringan satelit Indonesia;jaringan satelit Indonesia;

– Telah menyelesaikan koordinasi satelit dengan seluruh jaringan satelit Indonesia;

– Negara dimana satelit asing tersebut terdaftar harus memberikan kesempatan yang sama terhadap jaringan satelit Indonesia untuk beroperasi dan berkompetisi.

Page 49: Manajemen Frekuensi Satelit

Satelit asing yang beroperasi di

Indonesia

Page 50: Manajemen Frekuensi Satelit
Page 51: Manajemen Frekuensi Satelit

Commercial Satellite Industry

GPS/�avigation• Position Location

• Timing

• Search and Rescue

• Mapping

• Fleet Management

• Security & Database Access

• Emergency Services

Voice/Video/Data Communications• Rural Telephony

• �ews Gathering/Distribution

• Internet Trunking

• Corporate VSAT �etworks

• Tele-Medicine

• Distance-Learning

• Mobile Telephony

• Videoconferencing

Launch Vehicles Ground Equipment Insurance Manufacturing

Infrastructure / Support Services

Remote Sensing• Pipeline Monitoring

• Infrastructure Planning

• Forest Fire Prevention

• Urban Planning

• Flood and Storm watches

• Air Pollution Management

• Geo-spatial Services

• Emergency Services

Direct-To-Consumer • Broadband IP

• DTH/DBS Television

• Digital Audio Radio

• Interactive Entertainment & Games

• Video & Data to handhelds

• Videoconferencing

• Business Television

• Broadcast and Cable Relay

• VOIP & Multi-media over IP

Page 52: Manajemen Frekuensi Satelit

Critical To The Economy

Pump

GasWatch

TV

Eat

Out

Shop

Buy & Service

AutomobileTransact

Financially

Stay at

Hotels

Page 53: Manajemen Frekuensi Satelit

Satellite Industry untuk Penanggulangan Bencana

Page 54: Manajemen Frekuensi Satelit

Manufaktur Satelit

• Lockheed Martin

• Boeing (Hughes Space & Communications)

• Space System Loral

• Astrium• Astrium

• Alcatel Space

• Alenia Spazio

Page 55: Manajemen Frekuensi Satelit

Layanan Peluncuran Satelit

• ArianeSpace (Ariane) – Guyana Perancis

• Boeing (Delta) – Cape Canaveral

• ILS (Atlas/Proton) – Cape Canaveral

• Lockheed Martin (Atlas) – Cape Canaveral• Lockheed Martin (Atlas) – Cape Canaveral

• Russian (Proton) – Baikonur Cosmodrome,

Kazhakstan

• Boeing Sea Launch – platform di atas laut,

Samudera Pasifik

Page 56: Manajemen Frekuensi Satelit

Terima Kasih Atas Perhatiannya