KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
tugas makalah “MAKALAH TUGAS SEJARAH” Ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan ,petunjuk maupun pedoman bagi para Pembaca.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah mambantu dalam menyelesaikan makalah ini, yaitu
kepada :
1. IBU AMINATUS SHOLIHAH. S,sos
2. Seluruh pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini baik langsung
maupun tidak langsung.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kami mohon
maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran atau masukan yang sifatnya membangu dan dari
semua pihak demi kemajuan dalam pembuatan makalah ini selanjutnya.
Jombang, 01 Februarir 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................
1.2 Tujuan................................................................................
1.3 Manfaat..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................
2.1 Letak Lembah Sungai Gangga...........................................
2.2 Pendukung Kebudayaan.....................................................
2.3 Kehidupan Masyarakat......................................................
2.4 Pemerintahan......................................................................
2.5 Hasil Kebudayaan Lembah Sungai Gangga.......................
2.6 Peradaban Lembah Sungai Indus.......................................
2.7 Kejayaan Sebuah Peradaban..............................................
2.8 Bangsa Dravida, Penduduk Pertama Lembah Indus..........
BAB III PENUTUP.................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................
3.2 Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peradaban lembah sungai gangga merupakan salah satu pusat-pusat
peradaban awal di asia. peradaban lembah sungai gangga merupakan
lanjutan peradaban lembah sungai indus.Peradaban lembah sungai gannga
juga mempengaruhi peradaban di Indonesia. Lembah sungai gangga terletak
antara Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Vindhya.Pendukung
kebudayaan lembah sungai gangga adalah bangsa arya yang termasuk
bangsa indo-jerman.Mereka menetap di lembah sungai Gangga setelah
mengalahkan bangsa Dravida.Di peradaban ini sudah muncul 2 agama yaitu
agama hindu dan agama budha. Dalam peradaban ini terdapat 2 kerajaan
yaitu kerajaan gupta dan kerajaan harsha.Raja- raja kerajaan gupta antara
lain Chandragupta, Ramagupta Skandagupta, Samudragupta Skandagupta,
Chandragupta II Kumaragupta. Namun kerajaan gupta mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan samudragupta (cucu Chandragupta I).
1.2 Tujuan
Tujuan dari menyusun makalah ini:
a. Mengetahui seluk-beluk peradaban lembah sungai Gamgga.
b. Mengetahui kerajaan – kerajaan yang pernah berkuasa pada peradaban
lembah sungai gangga.
c. Mengetahui sistem kepercayaan peradaban lembah sungai Gangga.
1
1.3 Manfaat
Manfaat dari menyusun makalah ini antara lain:
a. Menambah wawasan mengenai peradaban lembah sungai Gangga.
b. Menambah wawasan tentang kerajaan pada masa peradaban lembah
sungai gangga.
c. Menambah pengetahuan tentang kepercayaan pada peradaba lembah
sungai gangga.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Letak Lembah Sungai Gangga
Lembah Sungai Gangga terletak antara Pegunungan Himalaya dan
Pegunungan Vindhya. Kedua sungai tersebut bermata air di Pegunungan
Himalaya dan mengalir melalui kota-kota besarseperti Delhi, Agra, dan
bermuara di wilayah Bangladesh ke Teluk Benggala. Sungai Gangga
bertemu dengan Sungai Brahmaputra yang bermata air di Pegunungan
Kwen Lun. Lembah Sungai Gangga merupakan daerah yang subur.Lembah
Sungai Gangga terbentang sekitar 350 km menyeberangi teluk Benggala.
Kolkata dan Haldia di india dan Mongla di Bangladesh merupakan
pelabuhan utama di delta ini. Sungai Gangga juga merupakan sungai yang
disucikan oleh umat Hindu di India dan sering digunakan untuk mandi
untuk mensucikan diri mereka. Pusat peradaban sungai Gangga berkembang
setelah Masunya bangsa Arya yang meruntuhkan peradaban Bangsa
Dravida dan pusat pemerintahannya di pindahkan ke Sungai Gangga.
2.2 Pendukung Kebudayaan
Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Arya
yang termasuk bangsa Indo Jerman. Bangsa Aria memasuki wilayah India
antara tahun 2000- 1500 SM melalui celah Pas Kaiber di Pegunungan Hindu
Kush. Merka berkulit putih, berbadan tinggi, dan berhidung mancung.
Pencahariannya semula berternak dan kehidupannya terus mengembara.
Tetapi setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravisa di Lembah Sungai
Indus dan menguasai daerah yang subur, mereka akhirnya bercocok tanam
dan hidup menetap. Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai
Gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya. Kebudayaan campuran
3
antara kebudayaan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan
sebutan kebudayaan Hindu.
2.3 Kehidupan Masyarakat
Bangsa Aria berusaha untuk tidak bercampur dengan bangsa Dravida
yang merupakan penduduk asli India. Mereka menyebut bangsa Dravida
adalah anasah artinya tidak berhidung atau berhidung pesek dan dasa
artinya raksasa. Untuk memelihara kemurnian keturunannya, diadakan
sistem pelapisan (kasta) yang dikatakannya bersumber pada ajaran agama.
Bangsa Aria berhasil mengambil alih kekuasaan politik, sosial dan ekonomi.
Akan tetapi, dalam kebudayaan terjadi percampuran (asimilasi) antara Aria
dan Dravida. Percampuran budaya itu melahirkan kebudayaan Weda.
Kebudayaan inilah yang melahirkan agama dan kebudayaan Hindu atau
Hinduisme.
Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang
kemudian disebut Aryawarta (negeri orang Aria) atau Hindustan (tanah
milik orang Hindu). Untuk mempertahankan kekuasaannya di tengah
kehidupan masyarakat, bangsa Arya berusaha menjaga kemurnian ras.
Artinya, mereka melarang perkawinan campur dengan bangsa Dravida.
Untuk itulah, bangsa Arya menciptakan sistem kasta dalam kemasyarakatan.
Sistem kasta didasarkan pada kedudukan, hak dan kewajiban seseorang
dalam masyarakat.
Berubahnya pola hidup bangsa Arya dari seorang pengembara
menjadi hidup menetap, melahirkan kebudayaan campuran dengan bangsa
aslinya, yaitu bangsa Hindu dan kebudayaanya disebut Kebudayaan Hindu
(Hinduisme).
Bangsa Hindu melahirkan karya sastra berupa kitab Weda yang berisi cerita
kepahlawanan bangsa Arya juga puji-pujian kepada dewa. Kitab Suci Weda
terdiri dari empat bagian, yaitu:
4
Reg-Weda , berisi syair-syair pemujaan kepada dewa-dewa.
Sama-Weda , berisi nyanyian untuk memuja dewa.
Yayur-Weda , berisi bacaan untuk keselamatan.
Atharwa-Weda , berisi ilmu untuk menghilangkan marabahaya.
Selain Kitab Suci Weda, terdapat Kitab Brahmana yang isinya doa-
doa ucapan Brahmana saat dilangsungkan upacara, dan Kitab Upanishad
yang isinya ajaran keagamaan dari guru. Ajaran Hindu mengenal banyak
dewa (polytheisme), namun dewa yang menjadi utama adalah Dewa
Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa.
Bangsa Arya mengatur tatanan sosial masyarakat-masyarakat yang
dijumpainya dengan sistem kasta. Sistem kasta terdiri dari 4 bagian, yakni:
Kasta Brahmana: kaum agamawan.
Kasta Kstaria: kaum pemerintahan.
Kasta Waisya: kaum petani dan pedagang.
Kasta Sudra: kaum pekerja.
Kasta Brahmana, Kastria, Waisya terdiri dari orang-orang Aria.
Kasta Sudra terdiri dari orang-orang Dravida. Selain keempat kasta di atas,
ada lagi kastaParia/Candala atau Panchama.Panchama yang berarti “kaum
terbuang”. Kasta ini dipandang hina, karena melakukanpekerjaan kotor,
orang jahat dan tidak boleh disentuh, lebih-lebih bagi kaum Brahmana.
Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian
kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan
selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama
Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta Gautama. Agama Buddha mulai
menyebar ke masyarakat India setelah Sidharta Gautama mencapai tahap
menjadi Sang Buddha. Agama Buddha terbagi menjadi dua aliran, yaitu
Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana. Peradaban Sungai Gangga
meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti
5
kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai ini
kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.
2.4 Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga
merupakan kelanjutanan sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah
Sungai Indus. Runtuhnya Kerajaan Maurya menjadikan keadaan kerajaan
menjadi kacau dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang
ingin berkuasa. Keadaan yang kacau, mulai aman kembali setelah
munculnya kerajaan-kerajaan baru. Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya
Kerajaan Gupta dan Kerajaan Harsha.
1. Kerajaan Gupta
a. Latar belakang berdiri
Kerajaan Gupta terletak di anak benua Asia yang lebih
terkenal dengan sebutan India merupakan wilayah yang secara
geografis terletak di Asia Selatan tepatnya di India Utara.
Kerajaaan Gupta merupakan kerajaan bercorak Hindu-Budha.
Kerajaan Gupta ini muncul sejak kerajaan Kushana di India bagian
utara pecah dan bagaikan lenyap dari muka bumi, karena tidak ada
sumber yang bisa diceritakan. Wilayah anak benua India tersebut
hingga awal abad VI SM bagaikan tak ada yang mengontrol,
kekacauan terjadi dimana-mana selama waktu yang lama yang
cukup lama. Hal ini mungkin terjadi karena pertempuran antar
kerajaan dan tidak adanya kerajaan yang dominan. Namun pada
abad VI SM , bagaikan muncul begitu saja dari balik kabut atau
memenangkan peperangan diantara kerajaan yang berperang
selama dua abad tersebut, muncullah Chandragupta diatas
panggung sejarah dan membuat stabilitas di India utara menjadi
aman dan kembali cemerlang sekaligus memulai babaksejarah baru
India.
6
Nama Chandragupta merupakan tokoh yang kontroversial
dan misterius karena tidak mempunyai asal-usul yang tidak
diketahui dengan pasti. Menurut sumber yang tidak bisa dipastikan
kebenarannya, Chandragupta adalah seorang petualang dari
kalangan masyarakat rendah. Namun pada abad IV SM berhasil
mendirikan dinasti Gupta, setelah mengawini seorang putri raja
bernam Kumala Dewi yang berasal dari suku Licchavi yang
termashur di Vaisali. Suku bangsa tersebut pernah berkuasa di
India Utara, namun tenggelam oleh dinasti Maurya. Dengan
perkawinan tersebut Chandragupta mempunyai alasan dan
kesempatan untuk mengembangkan diri menjadi seorang yang
dipertuan di kawasan Lembah Gangga hingga pertemuan sungai-
sungai Gangga dan Yumna di Prayaga, yaitu di kawasan Allahabad
sekarang. Dan menetapkan Pataliputra sebagai ibukota, tempat
pusat pemerintahan. Tanggal 26 Februari 320 Masehi ditetapkan
sebagai awal massa pemerintahannya sebagai raja. Hal itu ditandai
juga dengan dikeluarkannya mata uang baru untuk melestarikan
kehormatan Raja dan Permaisuri, yang bergelar Mahara jadi raja.
Pada tahun itu pula yang kemudian ditetapakan sebagai awal
Tarikh Gupta.
b. Raja-raja yang memerintah:
Chandragupta
Ramagupta Skandagupta
Samudragupta Skandagupta
Chandragupta II Kumaragupta
7
c. Kehidupan dan kebudayaan kerajaan Gupta
1. Bidang politik
Kerajaan di India terutama pada kerajaan Gupta pada
khususnya, tidak berdiri sebuah pos perbatasan antar kerajaan
dan perdebatan mengenai batas wilayah jarang terjadi. Seorang
Raja biasanya membuat angkatan perang (biasanya disebut
Digvijaya yang berarti pemenang dari segala pemimpin) dan
menaklukkan kerajaan lain dalam suatu pertempuran,
berlangsung dengan cepat atau bisa juga selama berhari-hari.
Raja yang kalah harus mengakui keunggulan dari Raja yang
menang. Raja yang kalah kadang-kadang menyerahkan upeti
kepada Raja yang menang. Upeti dikumpulkan hanya sekali,
tidak secara berkala. Biasanya, Raja yang kalah bebas
mengatur kerajaannya sendiri, tanpa mengadakan hubungan
pemerintahan dengan Raja yang menang. Tidak ada kerajaan
yang bergabung dengan kerajaan lain untuk lebur menjadi satu.
Beberapa Raja biasanya membuat suatu upacara kenegaraan
(contohnya Rajasuya atau Aswamedha). Raja yang kalah
diundang oleh Raja yang menang dan harus mau datang
sebagai teman atau sekutu.
2. Bidang sosial
Menurut fa hien tercatat timbul kedamaian di india dan
gaya kepemimpinan yang lembut dalam pemerintahan kerajaan
Gupta. Mengenai jurnal kejahatan adalah tingkat tarif dan
orang yang biasa bepergian dari satu dan kerajaan ke lain
merasa aman karena tanpa kejahatan dan dengan tidak perlu
mengurus dokumen perjalanan. Dan ia buat catatan khusus
tentang rumah sakit untuk merawat penderita sakit didukung
oleh tujuan pribadi. Ia juga katakan bahwa semua orang-orang
terhormat, mungkin yang dimaksud adalah mereka yang
8
berada pada kasta/suku bangsa tinggi serta hidup sebagai
vegetarian. Suatu yang kecenderungan unik untuk mempunyai
daya gerak diambil, tetapi bahwa yang urutan yang lebih
rendah makan daging dan karenanya telah dihormati seperti
sumber polusi, suatu aspek pengarah yang bagi kasta/suku
bangsa adalah yang pertama ke luar sisi untuk menguraikan. Ia
menguraikan budhism ketika masih melambaikan tetapi
kelihatannya sedang dalam proses diserap kembali ke dalam
hindiusme dari yang yang telah mula-mula bersemi. Di dalam
pada umumnya, menunjukkan suatu kemakmuran yang tenang,
dan dengan lembut beroperasi masyarakat, yang mungkin
membandingkan dengan Cina/ keramik. Karena waktu itu
masih menderita dari kekacauan setelah kejatuhan han dinasti
dan kemuliaan tentang berita kebangkitan kembali dari rasa
keras itu.
3. Bidang kesenian
Pada masa Chandragupta II merupakan masa paling
makmur bagi dinasti Gupta, sehingga mendapat julukan
sebagai permata utama bagi kerajaan Gupta. Gupta periode
adalah jaman yang sangat makmur sanskrit literatur, mencakup
puisi dan drama, dan orang indian klasik memahat dan
monumen yang membangun, namun hanya fragmen seni sudah
selamat selama berabad-abad, karena sejak berbunga budaya
Gupta hampir sama bertenaga selatan, di luar gupta kendali
dan di selatan kedua-duanya dan utara nampak hanya untuk
mengambil kebangkitan kembali sebagian besar mauryan
kehebatan masa lalu.
Kalidasa, seorang penulis drama yang sering
mempergelarkan drama-dramanya dihadapan raja.Secara luas
disambut tepuk tangan seperti india dramawan dan penyair
9
terbesar. Hidup atau tinggal dan yang dikerjakan almarhum
keempat dan awal berabad-abad ke lima, dekat puncak gupta
tenaga dan ungkapan cemerlang dari budaya umur/zaman lebih
lanjut. Banyak dari pekerjaan sudah selamat, dengan fragmen
beberapa lain, barangkali sebab mereka menjadi sangat secara
luas menyebar. Mereka masih membuat segar idan pemikatan
yang rmemberi komentar tentang kelemahan keberadaan
manusia dan tentu saja dapat dibandingkan dengan karya
shakespeare’s dan syair/puisi.
Macam-macam jenis seni:
1. Seni patung: seni ini diabadikan kepada penyembhab
patung yang diberi mahkota sinar dibelakang
kepalanya, mahlota ini dinamakan ‘’hallo’’ dan
banyak diberi ui batkiran . selain itu banyak juga
dibuat orang patung siwa dan wisnu, baik batu atau
perunggu.
2. Seni ukir: mempunyai cirri-ciri tumbuhah-tumbuhan
menjalar , dari twmas ini terdapat peninggalan antara
lain patung Budha bermahota sinar dan beberapa
patung Bidhisatwa.(Sari,1944:92)
Contoh-contoh kesenian:
1. Lukisan: lukisan ini hanya dapat ditemukan pada
dinding kuil-tidak ada yang digambarkan diatas kaian
atau kayu. Tetapi lukisan ini sudah romping dana
warna tidak terang,
2. Tugu perunggu: ini ,m rupakan suatu kemajuan
teknik, tugu-tugu terbuat dari hanperunggu sperti tugu
meherauli di Delhi
3. Uang mas: uang ini dalam pembuatatnya lebih bai k
dari uang pada masa kerajaan Kushana. Pada umunya
10
sudah terang, bahwa pada sampai sekrang kita jauh
lebih banyak berjumpa dengan peninggalan seni ukir,
seni patung, stupa, khaitya, dan biara.
4. keagamaan
Sebagai kerajaan yang wilayah kekuasaannya dominan
di India yang mencakup India bagian utara. Salah satu tempat
paling suci bagi umat Hindhu adalah pohon Bodhi di Bodh
Gay. Untuk memudahkan para biku sinhales berasal dari Sri
Langka yang berziarah, maka Raja Samudragupta mendirikan
sebuah biara yang indah lengkap dengan enam buah aula dan
tiga buah menara tinggi yang dikelilingi oleh sebuah tembok
setinggi 10 hingga 12m. bangunan itu dihiasi warna kemilau
serta berisi sebuah patung Budha yang dilapisi emas dan perak
serta batu-batuan mulia. Sedangkan daya tamping biara
tersebut mencapai seribu orang biku. Sebagai imbalannya raja
Sri Langka yang bernama Maghvarman(350-380) diharuskan
membayar upeti serta mengakui kekuasaan kerajaan Gupta.
Selain itu sebagai seorang raja, dia adalah seorang
Brahmana ortodoks. Namun dia mengangkat seorang penasihat
dari mereka yang beragama Budha yaitu Vasubhanda. Diwaktu
senggangnya, sang raja mempelajari kesustraan dan music,
karena dia seorang penyair dan pemusik serta gemar mengikuti
pembahasan mengenai agama.
Menurut Fa hien, etika Budhis maupun jainisme mulai
meresap dalam sanubari masyarakat India. Mereka bersifat
lebih manusiawi dan ramah, tidak seperti masa Maurya
berkuasa. Ajaran brahmanisme menggantikan peran
Hinduisme. Ini merupakan ciri pada masa Gupta.
11
2. Kerajaan Harsha
a. Sumber Berita Tentang Pemerintahan Raja Harsha (606-647)
Sekali lagi dalam sejarah india tercapai persatuan sebelum
zaman islam, akan tetapi persatuan tidak berlangsung lama,yakni
dibawah pemerintahan harsha atau Suhasta Mama Mahardja Sri
Harsha Wardana, raja hindu terakhir yang terkenal (606-647 M).
Berita mengenai raja Harsha lebih sedikit lagi dari pada berita
mengenai raja-raja yang lain, kecuali raja Chandragupta dan Raja
Asoka Maurya. Pengetahuan tentang raja ini agak kurang. Sumber
pengetahuan tentang raja ini adalah:
1. Kitab-kitab yang ditulis oleh Hiuen Tsang. la mengunjungi
India pada tahun 630 – 644 M, ketika Harsha sampai kepuncak
kekuasannya.
2. Harsha Charita, ditulis oleh Bana seorang pujangga keraton
dan juga seorang Brahmana.
Harsha adalah keturunan raja-raja kecil, ibunya termasuk
keturunan Gupta. Pada tahun 604, bapaknya mengirim saudaranya
yang sulung dan tentara yang kuat untuk memerangi bangsa Hunna.
Harsha juga ikut bersama pasukan kakaknya Rajavardhana. Akan
tetapi tiba-tiba ayahnya jatuh sakit dan meninggal dunia, pasukan
kakaknya terpaksa kembali. Rajavardhana diangkat menjadi raja
menggantikan ayahnya. Harsha yang pada waktu itu masih
berumur 15 tahun diminta oleh rakyat untuk jadi raja menggantikan
ayahnya, tetapi ia menolak permintaan itu, karena kakaknya masih
ada.
Raja baru ini terpaksa lagi berperang, untuk menuntut bela
atas dibunuhnya dan dianiaya adik perempuannya oleh Raja
Malwa. Raja Malwa ini dapat dikalahkannya, akan tetapi ia
12
dibunuh oleh beberapa orang penjahat ketika ia tidak dikawal oleh
pengawalnya.
Pada tahun 606 M baru Harsha menerima permintaan rakyat
untuk menjadi raja. Ia baru menerima sebagai pemangku jabatan
raja. Tugasnya yang utama adalah mencari adiknya. Enam tahun
kemudian barulah ia dinobatkan sebagai raja. Setelah ia
dinobatkan, ia memperkuat tentaranya. Kemudian ia meluaskan
kerajaannya, sehingga ia menguasai daerah yang luas dari India
Utara sampai ke Teluk Benggala (luas daerahnya ini sama dengan
luas daerah kuasa Chandra Gupta II). Dan dinamainya kerajaan
Kanau. Dalam usaha meluaskan kerajaannya, ia mendapat
perlawanan yang tangguh sewaktu menaklukkan kerajaan Chalukya
di India Tengah. Akhirnya la ditaklukkan oleh raja Pluskesin II
yang masyhur dari turunan Chalukya.
Pada akhir pemerintahannya, ia menjadi Santri (Sanga)
Budha seperti Asoka dahulu. Kesusastraan sangat menarik minat
raja. Seperti Kanisha dan Chandra Gupta II, ia juga mengadakan
Permusyawaratan Luhur Agama Budha. Pada pemerintahan raja-
raja yang mempunyai sifat-sifat Arya sejati perdamaian antara
agama Brahma dan Budha terjaga. Agama Budha mendapat
perlindungan resmi dari raja. Dalam abad-abad berikutnya agama
Budha makin kurang pengaruhnya dan kemudian meninggalkan
India, kecuali pulau Sailan dan Nepal pindah ke Tibet, Mongolia,
Birma dan Muangthai. Pada tahun 647 Kanisha wafat. la telah
membawa keamanan, kemakmuran dan membangkitkan India
kembali dari penindasan bangsa Huna. Sesudah beliau wafat,
terjadi permusuhan antara raja-raja yang dibawah kekuasaannya
sehingga menimbulkan kekacauan di India. Persatuan India lenyap
sampai zaman Islam, dalam 5 abad berikut India mengalami
perpecahan dan kekacauan yang luar biasa.
13
b. Pemerintahan Raja Harsha Vardhana
Hal pertama dilakukan adalah mencari adik perempuanya
yang lari ke pegunungan,setelah suaminya dibunuh oleh raja
malwa. Putri itu ditemukan dalam keadaan yang menyedihkan
ketika hendak melompat dengan pengiringnya dalam api yang telah
disediakan. Putri mempunyai kebijaksanaan dan watak yang luar
biasa sehingga diangkat sebagai penasehat raja. Setelah enam tahun
Harsha dipilih oleh rakyat menjadi raja,beliau dinobatkan dengan
nama Maharajadhiraja Sri Harsha Vardhana.
Segera setelah dia menduduki tahta kejayaanya.
Harshapergi melakukan kunjungan inspeksi kenegaraan, pergi dari
arah baratke arah timur dari negerinya.Dia mulai melakukan
penaklukan terhadap daerah yang tidak dianggap patuh. Dalm
penyerbuan itu suatu cara di kembangkan, yaitu dengan
memberikan pakaian kepada seluruh gajah maupun tentaranya
dengan pakaian baru.Enam tahun lamanya Harsha melakukan
upaya pemulihan kejayaan India Utara, dan akhirnya dengan hasil
yang gemilang dapat diperolehkanya. Tahun-tahun sisanya selama
tiga puluh tahun ia memerintah negeri dengan damai. Kini
kerajaanya terbentang dari daerah malwa, Gujarat,serta
Kathiawar.Sementara itu daerah pengaruhnya membentang hingga
ketempat yang lebih jauh,lagi,yang dengan suka mengakui
kekuasaanyan.
Usaha lain yang dilakukan oleh Raja Harsha adalah
memperkuat tentaranya setelah cukup kuat berperang, selama lima
tahun beliau mulai memperluas kerajaanya dari india utara sampai
ke Teluk Benggala, sehingga luasnya hamper menyamai kerajaan
Chandragupta II dan diberi nama Kerajaan Kanazy. Hanya satu kali
beliau menghadapi perlawanan yang hebat yaitu saat beliau hendak
menakelukan Kerajaan Chaluknya di india Tengah. Akhirnya
beliau di kalahkan oleh Raja Pulakesin II yang terkenal di antara
keturunan Raja-raja Chalukya.
14
Harsha adalah Raja yang bersifat adil dan Cakap. Dia
menjadi terkenal karna sifatnya yang tulus dan penuh kasih saying
terhadap sesamanya.Nampaknya itu semua berkat kepercayaannya
terhadap agama Budha, yang dipeluknya bersama
keluarganya.Antara lain segala pembunuhan hewan dilarangnya.Di
sepanjang jalan disediakam rumah-rumah peristirahatan bagi para
bikshu bikshu, yang lengkap dengan segala perlengkapan makan
serta obat-obatan . Bagi orang sakit serta kaum terlantar disediakan
juga perawatan kesehatan cuma-cuma.
Negerinya secara administratif dibagi atas banyak propinsi
yang dikepalai Gubernur. Meskipun demikian raja tidak hanya
mempercayakan pada para bejabat dengan segala laporan mereka
mengenai keadaan daerahnya, sehingga raja sering melakukan
inspeksi langsung kedaerah daerah.Dan demi keakraban yang
diharapkan terjadi dalam masyarakat, maka dia melaksanakan
agama secara selektif. Meskipun ia seorang penganut istana Raja
Harsha Varyang sama terhadap Siva.Surya maupun Budha.dana,
aka struktur pemerintahan Harsha bersifat feodalistik.Raja-raja
taklukan dikembalikan ke dudukan semula, dengan kewajiban
untuk tunduk pada kekuasaan pusat.Sasanka nggir dikembalikan
menjadi raja di benggala.Dewa Gupta yang bertanggung jawab atas
kematian saudara iparnya,digantikan oleh madhava gupta.Dan raja
maitraka dari Kathiawar,setelah dikalahkan harsha dijadikan raja
muda di tempatnya semula. Oleh Hiuen Tsang Raja Harsha
digambarkan sebagai seorang menerima rakyatnya
menghadap,yang dilakukan tidak diruang kusus akan tetapi
dilakukan disembarang tempat, di pinggir jalan atua ditempat
istirahat dalam perjalanan inspeksi. Dalam setiap perjalana ia di
tema oleh pegawai istana,para pejabat, para pendeta Budha,
Maupin para Brahmana. Ini menunjukan bahwa dia menyenangi
bersahabat secara akrab.
15
Adalah menarik kalau di masa Harsha sistem kasta
dilakukan dengan damai tampa ada gangguan yang berarti. Dalam
segi huku dan etika pergaulan daptlah dinyatakan, bahwa terdapat
kecenderungan untuk menghormati rakyat. Kejahatan maupun
pelanggaran tidak mengakibatkan hukuman mati. Pelanggaran
terhadap tata susila berupa pemerkosaan misalnya, diancam berupa
pemotongoan telinga atau hidung. Sementara itu hak milik
perseorangan dijamin oleh hukum. Para penggarap tanah dikenakan
pajak tanah berupa pemotongan atas hasil panen. Dan bilamana
kepentingan umum menghendaki, maka penduduk dikerahkan
untuk dipekerjakan, meskipun demikian tenaga mereka dihargai
dengan pembayaran yang pantas.
Dalam bidnang pendidikan, seperti halnya dibanyak negar
apada waktu bersamaan, sangat menitik beratkan pada pendidikan
keagamaan yang dialksanakan di biara-biara. Perguruan Nalanda
merupakan pusat pendidiakan tertinggi di india, dan di dunia yang
bermaksud mempelajari agama Budha.
Dalam bidang kehidupan keagamaan terdapat
kecenderungan toleransi, bahkan cenderung sinkristik. Dan
menurut Hiuen Tsang kemandirian agama merosot. Rupa-rupanya
gengsi agama Hindu naik dan mempengaruhi pelaksanaan agama
Budha.Dan sebagai akibatnya,muncullah gejala tantrayana,yang
menunjukan pembaruan kedua agama tersebut. Ada hal yang
menarik pada hari Harsha Vardhana,menurut kalhana,bahwa hanya
dia lah raja india yang tulisanya sendiri yang sampai pada
kita,yaitu yang dituliskan pada sebuah lempengan tembaga.
Kalhana adalah sejarawan dari Kashmir,yang dalam salah satu
tulisanya mengatakan bahwa pemerintah harsha berakhir dengan
suatu malapetaka.
Pada masa pemerintahan raja Harsha, terakhir kali nampak
kebesaran, kekayaan, dan kemurahan hati raja-raja india. Beliau
adalah raja terakhir yang menunjukan sifat-sifat dan cita-cita
16
bangsa arya sejati, raja yang memelihara perdamaian antara ajaran
brahma dan budha. Ajaran budha mendapat perlindungan resmi
dari raja,suatu hal yang tidak pernah terjadi lagi dikemudian hari.
Pada abad-abad berikutnya pengaruh ajaran tersebut makin
berkurang dan kemudian lenyap dari india,kecuali sailan dan
Nepal,dan berpindah ke Tibet,Mongolia,birma dan thailan. Sejak
abad ke-7 tidak pernah lagi terdengar perjalanan pemuka-pemuka
Budha dari tiongkok ke india.
Raja Harsha memerintah selama 41 tahun,dengan 37 tahun
diantaranya dalam suasana perang. Pada masa akhir
pemerintahannya,beliau mengikuti teladan raja Asoka Maurya dan
menjadi Bhikkhu. Kesusaateraan di zaman itu menarik minat
raja,pendidikan dipentingkan,agama-agama dipegang teguh,raja
juga menulis beberapa syair yang masih terkenal sampai sekarang.
c. Berakhirnya Pemerintahan Harsha Vardhana
Dalam laporan Hiuen Tsang melaporkan keadaan yang
kacau yang terjadi Pada saat kematian Raja Harsha. Pada saat itu,
raja baru saja menerima perutusan Kaisar Tiongok. Sebagai
unjungan balasan perutusan Harsha yang dikirimkan beberapa
waktu sebelumnya. Kemudian dua orang Menteri kerajaan, yang
dipimpin oleh Arunasva mula mula menyerang Harsha. Kemudian
penyerangan itu dimaksud untuk menyerang perutusan Kaisar T’ai-
tsung dari Tiongkok yang bernama Wang Hsuantse.
Nasib beruntung masih berada pada fihaknya, sebab dia
dengan sepasukan kecil pengawal berasil melarikan diri ke
perbatasan Nepal. Di Tibet dia mendapat perlindungan dari
rajaTibet Srong tsang Gampo, yang telah menjadi menantu Kaisar
Tiongkok. Dan selanjutnya pasukan gabungan Tibet, Nepal dan
Assam menyerang kembali India dan menagkap arunasva, untuk
selanjutnya menyerahkan ke hadapan Kaisar Tiongkok untuk
17
diadili. Demikianlah gambaran kekacauan keadaan setelah
Wafatnya Harsha.
Raja Harsha wafat pada tahun 647 M, Setelah memerintah
selama 41 tahun. Namanya tetap terkenang di india, karna beliau
adalah raja yang membawa kemenangan dan kemakmuran serta
membangkitkan kembali india yang tertinggal dan jatuh dalam
penderitaan karna penindasan oleh bangsa Huna.Berkat jasa Raja
Harsha. India makmur kembali dan bebas dari ancaman musuh dari
luar, namun tidak lama setelah beliau wafat, timbulah permusuhan-
permusuhan di antara raja raja yang berada dibawah kekuasaan
Raja Harsha.Persatuan india berakhir sampai zaman islam. Pada
lima abad berikutnya, India mengalami perpecahan dan kekacauan
yang luar biasa.
2.5 Hasil Kebudayaan Lembah Sungai Gangga
Kebudayaan Lembah Sungai Gangga merupakan campuran antara
kebudayaan bangsa Arya dengan kebudayaan bangsa Dravida. Kebudayaan
ini lebih dikenal dengan kebudayaan Hindu. Daerah-daerah yang diduduki
oleh bangsa Indo-Arya sering disebut dengan Arya Varta (Negeri Bangsa
Arya) atau Hindustan (tanah milik bangsa Hindu). Peradaban Sungai
Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti
kesusastraan, seni pahat/ seni ukir, dan seni patung, lukisan, stupa, khaitya,
dan biara, tugu perunggu, uang mas, dan masih banyak lagi.
18
19
2.6 Peradaban Lembah Sungai Indus
Peradaban Lembah Sungai Indus berada sepanjang Sungai Indus di
Pakistan sekarang ini. Puing Mohenjo-daro difoto di atas merupakan pusat
dari masyarakat kuno ini.
Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM–1800 SM, merupakan
sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai
Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan India barat. Peradaban ini
sering juga disebut sebagai Peradaban Harappan Lembah Indus, karena
kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus
Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900
20
SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat
wilayah yang dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah
mengalir.
Sebuah peradaban tinggi bernama Harappa pernah berada di India
pada ribuan tahun yang lalu dengan lay-out kota yang sangat canggih.
Penemuan kebudayaan di sungai India kuno, berawal pada abad ke-
19 (tahun 1870), dan mulai dieksplorasi oleh bangsa Inggris. Hingga
sekarang, penggalian kebudayaan sungai India kuno tidak pernah berhenti,
bahkan menemukan lagi sebuah aliran sungai kuno lainnya, pada dua sisi
aliran sungai kuno ini tidak sedikit ditemukan juga peninggalan kuno
lainnya. Di abad 20, awal tahun 1980-an, Amerika dan Pakistan membentuk
Lembaga Arkeologi Amerika-Pakistan, dan dengan demikian pekerjaan
arkeologi semakin maju.
2.7 Kejayaan Sebuah Peradaban
Munculnya peradaban Harappa lebih awal dibanding kitab Veda,
saat itu bangsa Arya belum sampai India. Waktunya adalah tahun 2500
sebelum masehi, bangsa Troya mendirikan kota Harappa dan Mohenjondaro
serta kota megah lainnya didaerah aliran sungai India. Tahun 1500 sebelum
masehi, suku Arya baru menjejakkan kaki di bumi India Kuno.
21
Asal mula peradaban India, berasal dari kebudayaan sungai India,
mewakili dua kota peninggalan kuno yang paling penting dan paling awal
dalam peradaban sungai India, yang sekarang letaknya di kota
Mohenjodaro, propinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa dipropinsi Punjabi.
Menurut penentuan karbon 14, keberadaan kedua kota ini seharusnya adalah
antara tahun 2000 hingga 3000 sebelum masehi, lagi pula kota Harappa
mengekskavasi perkakas batu 10 ribu tahun lampau.Luasnya kurang lebih
25 km persegi. Awal abad ke-20, arkeolog Inggris Marshell mengekskavasi
kota kuno Mohenjondaro dan Hara. Hasilnya tingkat kesibukan dan
keramaian kedua kota tersebut membuat Marshell terkejut. Ini adalah bekas
ibukota dua negara merdeka pada jaman peradaban sungai India antara
tahun 2350-1750 sebelum masehi, penelitian lebih lanjut menghasilkan
perhitungan, dua kota masing-masing terdapat sekitar 30 hingga 40 ribu
penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London yang paling besar
pada abad pertengahan.
Kota dibagi 2 bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif.
Kota administratif adalah daerah pemukiman, tempat tinggal yang padat dan
jalan raya yang silang menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta
pembuatan barang-barang tembikar. Kota pemerintahan adalah wilayah
istana kerajaan. Fondasi bangunan yang luas membuat jarak terhadap
penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling dan menara gedung
mencerminkan kewibawaan Raja. Sistim saluran air bawah tanah yang
sempurna dengan menggunakan bata membuat kehidupan kota manusia
sudah berubah menjadi nyata
Puing-puing menunjukkan Harappa merupakan sebuah kota yang
mempunyai rancangan bangunan disekeliling ruang lingkup tertentu, kurang
lebih menggunakan bahan yang sama, segalanya sangat teratur, bahwa pada
tahun 3000 sebelum masehi, orang-orang membangun kota dengan skala
yang sedemikian, memperlihatkan tingginya peradaban mereka. Kedua kota
ini hilang pada tahun 1750 sebelum masehi, kira-kira dalam waktu 1000
tahun kebelakang, didaerah aliran sungai India tidak pernah ada lagi kota
22
yang demikian megahnya, namun pada 500 tahun lampau, ketika bangsa
Arya datang menginvasi, kebudayaan Harappa sudah merosot.
Sejarah peradaban India kuno lalu menampakkan suatu kondisi
patah, hingga muncul kerajaan baru pada abad ke-6 sebelum masehi,
peradaban kota baru jaya kembali di aliran sungai India. Perkembangan
peradaban tinggi India kuno terhadap bangkit dan musnahnya budaya
Harappa, telah menambah sebuah misteri pada peradaban India
India adalah negara yang memiliki sejarah peradaban tinggi. Para
ahli sejarah memperkirakan peradaban Lembah Sungai Indus pada kurun
waktu 2800 SM–1800 SM. Peradaban India Kuno ini dikenal sebagai
peradaban Harappa karena penggalian pertamanya di kota Harappa. Adalah
seorang arkeolog berkebangsaan Inggris bernama Sir John Hubert Marshall
yang mengungkapkan adanya kota kuno Harappa dan Mohenjondaro pada
awal abad ke-20.
Peradaban kuno tersebut berada di tepi aliran dua sungai besar, yaitu
Sungai Indus yang masih ada sampai sekarang dan Sungai Sarasvati yang
mungkin telah kering pada akhir 1900 SM. Para ahli meyakini bahwa pusat
peradaban Mohejodaro terletak di Lembah Indus yang berada di timur
Sungai Indus, tepatnya di provinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa
diprovinsi Punjabi, India.
Secara geografis, letak peradaban kuno ini di sebelah utara
berbatasan dengan pegunungan Himalaya. Sebelah barat berbatasan dengan
Pakistan. Di selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia dan sebelah timur
berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh.
2.8 Bangsa Dravida, Penduduk Pertama Lembah Indus
Bangsa yang pertama kali membangun peradaban Mohenjo Daro dan
Harappa ini diperkirakan adalah Bangsa Dravida. Bangsa Dravida termasuk
ras australoid dengan bibir tebal, kulit hitam, hidung pesek, berbadan tegap
dan berambut ikal. Mereka sudah menetap dan tinggal di Lembah Indus
dengan bercocok tanam sesuai keadaan alam sekitar lembah yang subur dan
dialiri sungai.
23
Lambat laun, Lembah Indus menjadi ramai dengan jumlah penduduk
diperkirakan mencapai 30 hingga 40 ribu orang. Jumlah populasi sebanyak
itu terbagi menjadi dua, yaitu wilayah administratif dan wilayah kota.
Wilayah administratif adalah daerah permukiman, banyak ditemui rumah
tempat tinggal padat dengan jalan raya yang saling menyilang, serta toko-
toko penjual tembikar di kedua sisi jalan.
Sementara itu, wilayah kota adalah daerah pusat pemerintahan.
Penghuninya adalah raja dan pimpinan lain beserta keluarganya. Antara
wilayah pemukiman dan wilayah pemerintahan dibatasi pagar tinggi besar
yang dilengkapi menara dan sistem saluran air bawah tanah.
a. Invasi Bangsa Arya
Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa
Arya yang termasuk bangsa Indo-sJerman. Mereka datang dari daerah
Kaukasus dan menyebar ke arah timur. Bangsa Arya memasuki wilayah
India antara tahun 200-1500 SM, melalui Celah Kaibar di Pegunungan
Hirnalaya.
Bangsa Arya adalah bangsa peternak dengan kehidupan yang
terus mengembara. Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di
Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, akhirnya
mereka hidup menetap.
Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan
terus n mengembangkakebudayaannya. Kebudayaan campuran antara
kebudayaan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan
sebutan kebudayaan Hindu.
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga
merupakan kelanjutan ~an sistem pemerintahan masyarakat di daerah
Lembah Sungai Indus. Runtuhnya Kerajaan Maurya menjadikan
keadaan kerajaan menjadi kacau dikarenakan peperangan antara
24
kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan yang kacau,
mulai aman kembali setelah munculnya kerajaan-kerajaan baru.
Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta dan Kerajaan
Harsha.
b. Kerajaan Gupta
Pendiri Kerajaan Gupta adalah Raja Candragupta I dengan
pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja
Candragupta I, agama Hindu dijadikan agama negara, namun agama
Buddha masih tetap dapat berkembang.
Masa kejayaan Kerajaan Gupta terjadi pada masa pemerintahan
Samudragupta (Cucu Candragupta 1). Pada masa pemerintahannya
Lembah Sungai Gangga dan Lembah Sungai Indus berhasil dikuasainya
dan Kota Ayodhia ditetapkan sebagai ibukota kerajaan.
Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta II, yang
dikenal sebagai Wikramaditiya. Ia juga bergama Hindu, namun tidak
memandang rendah dan mempersulit perkembangan agama Budha.
Bahkan pada masa pemerintahannya berdiri perguruan tinggi agama
Buddha di Nalanda. Di bawah pemerintahan Candragupta II kehidupan
rakyat semakin makmur dan sejahtera.. Kesusastraan mengalami masa
gemilang. Pujangga yang terkenal pada masa ini adalah pujangga
Kalidasa dengan karangannya berjudul “Syakuntala”. Perkembangan
seni patung mencapai kemajuan yang juga pesat. Hal ini terlihat dari
pahatan-pahatan dan patung-patung terkenal menghiasi kuil-kuil di
Syanta.
Dalam-perkembangannya Kerajaan Gupta mengalami
kemunduran setelah meninggalnya Raja Candragupta II. India
mengalami masa kegelapan selama kurang lebih dua abad.
c. Kerajaan Harsha
25
Setelah mengalami masa kegelapan, baru pada abad ke-7 M
muncul Kerajaan Harsha dengan rajanya Harshawardana. Ibu kota
Kerajaan Harsha adalah Kanay. Harshawardana merupakan seorang
pujangga besar. Pada masa pemerintahannya kesusastraan dan
pendidikan berkembang dan pesat. Salah satu pujangga yang terkenal
pada masa kerajaan Harshawardana adalah pujangga Bana dengan
karyanya berjudul “Harshacarita”.
Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi
kemudian memeluk agama Buddha. Di tepi Sungai Gangga banyak
dibangun wihara dan stupa, serta dibangun tempattempat penginapan
dan fasilitas kesehatan. Candi-candi yang rusak diperbaiki dan
membangun candi-candi baru. Setelah masa pemerintahan Raja
Harshawardana hingga abad ke-1 1 M tidak pernah diketahui adanya
raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha.
d. Kebudayaan Lembah Sungai Gangga
Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu
berkembang, baik di wilayah India maupun di luar India. Masyarakat
Hindu memuja banyak dewa (Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara
lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa
Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama Hindu dikenal
dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna
dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta
inilah yang menyebabkan munculnya agama Buddha. Hal ini dipelopori
oleh Sidharta Gautama.
Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat India setelah
Sidharta Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama
Buddha terbagi menjadi dua aliran, yaitu Buddha Mahayana dan
Buddha Hinayana. Peradaban Sungai Gangga meninggalkan beberapa
bentuk kebudayaan yang tinggi seperti kesusastraan, seni pahat, dan
26
seni patung. Peradaban dari lembah sungai ini kemudian menyebar ke
daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.
27