Download - MAKALAH TEORI PERENCANAAN

Transcript
  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh

    karena kasih karunianya Penulis telah dapat menyelesaikan makalah mengenai

    Teori perencanaan. Tujuan Penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi

    tugas Teori Perencanaan. Serta untuk memberikan panduan kepada pembaca agar

    dapat mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perkembangan

    teori perencanaan sebagai praksis, sejak abad ke-19 sampai bentuknya terkini.

    Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Joko, yang telah membimbing

    Penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan Penulis

    ucapkan terima kasih pula kepada teman-teman dan pihak lain, yang telah

    membantu Penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

    Penulis sadar bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan maka dari itu,

    di mohon kritik dan saran yang membangun. Dengan ini diharapkan hasil karya ini

    dapat berguna bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat dan dapat diterapkan atau

    dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

    .Jayapura, 1 Desember 2014

    Ronni M. Suabey

  • vii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR viDAFTAR ISI viiBAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang 1

    1.2. Tujuan 2

    1.3. Sistematika Penulisan 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Lingkup Teori Perencanaan 4

    2.1.1. Definisi Perencanaan 5

    2.1.2. Unsur-unsur Perencanaan 6

    2.1.3. Aspek-aspek Penting Dalam Perencanaan 9

    2.1.4. Tujuan Perencanaan 10

    2.1.5. Jenis-jenis Perencanaan 11

    2.1.6. Metodelogi Perencanaan 12

    2.1.7. Kekuatan Politik Dalam Perencanaan 14

    2.1.8. Perencanaan Kota di Indonesia 18

    2.1.9. Perencanaan Kota Dan Desa 20

    2.2. Teori Perencanaan 21

    2.3. Teori,Perencanaan,Dan Pembangunan 26

    2.3.1. Pandangan Tentang Teori 26

    2.3.2. Teori Pembangunan 27

    2.3.3. Teori Perencanaan 29

    2.3.4. Perbedaan Antara Perencanaan dan Pembangunan 31

    2.4. Teori-Teori Klasik Tentang Perencanaan Pembangunan 32

    2.5. Jenis-jenis Teori Perencanaan 43

  • viii

    2.5.1. Diagram Perkembangan Munculnya Aliran Perencanaan dan Konsep Teori

    Perencanaan 43

    2.5.2. Pekembangan dan Konsep teori Perencanaan 45

    2.5.3. Perkembangan Pusat Kota 82

    2.5.4. Teori Lokasi 91

    BAB III

    PENUTUP

    3.1. Kesimpulan 99

    DAFTAR PUSTAKA

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pada hakikatnya, ilmu teori perencanaan berkaitan erat dengan perencanan

    kota. Namun dalam perkembangannya perencanaan tidak dikembangkan

    berdasarkan teori perencanaan, tetapi sebaliknya teori perencanaan berkembang

    sebagai kelanjutan dari pengalaman mengenai usaha manusia mengatasi keadaan

    lingkungan kehidupannya. Oleh karena itu, ilmu ini sangat diperlukan dalam

    merencanakan sebuah kota, karena daam teori perencanaan membahas definisi,

    pemahaman konteks, praktek-praktek, dan proses-proses dalam perencanaan kota,

    dan bagaimana pertumbuhannya dari asal-usul sejarah dan kebudayaan masing-

    masing.

    Teori perencanaan telah berkembang sejak lama dan mengalami banyak

    perubahan seiring perkembangan waktu. Perencanaan sendiri telah mengalami

    banyak perkembangan sejak Patrick Geddes mencetuskannya untuk pertama kali.

    Kebutuhan manusia akan teori tunggal mengenai suatu perencanaan atau biasa

    disebut dengan teori perencanaan mengakibatkan pengaruh para ilmuan di bidang

    ilmu sosial maupun ilmu pengetahuan alam semakin dilibatkan dalam praktek

    perencanaan, riset, dan pendidikan.

    Dalam mata kuliah teori perencanaan, kita perlu mengetahui perkembangan dari

    teori perencanaan itu sendiri agar mudah dalam mempelajari teori perencanaan.

    Kita membutuhkan pengetahuan dasar dalam mempelajari teori perencanaan.

  • 2Pengetahuan dasar itu dapat kita peroleh dengan mengetahui sejarah

    perkembangan teori perencanaan mulai pra revolusi industri sampai dengan masa

    Corbusier yang memunculkan banyak aliran.

    Teori perencanaan mulai berkembang pesat setelah terjadinya revolusi industri

    yang mengakibatkan adanya kemunduran kota. Hal ini merupakan sebuah

    perubahan yang sangat besar dalam kehidupan kota. Revolusi industri sendiri telah

    menciptakan kota-kota industri dimana kota tersebut kepentingan buruh sangat

    besar. Setelah itu, mulai muncul sebuah gagasan dari Patrick Geddes tentang

    analisa terperinci dari pola pemukiman dan lingkungan ekonomi lokal yang

    merupakan awal dari lebih berkembangnya sebuah teori perencanaan.

    Makalah ini merupakan sebuah review tentang perkembangan teori perencanaan

    mulai dari masa pra revolusi industri sampai munculnya aliran-aliran perencanaan,

    seperti urbanism, anti urbanism, new urbanism, neighborhood unit dan lain

    sebagainya. Review ini sangat diperlukan untuk menjadi dasar dalam mempelajari

    teori perencanaan dengan mengetahui awal dan keseluruhan dari sejarah

    perkembangaan teori perencanaan.

    1.2. Tujuan

    Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

    1. Mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perkembangan

    teori perencanaan sebagai praksis sejak dicetuskan oleh Patrick Geddes

    pada abad ke 19 sampai bentuknya terkini.

  • 32. Mengetahui diagram alur perkembangan dan konsep teori perencanaan.

    Mengetahui dan menjelaskan sejarah perkembangan dan konsep teori

    perencanaan sesuai dengan diagram.

    3. Mengetahui dan menjelaskan perkembangan aliran teori perencanaan yang

    lebih dalam tentang teori perencanaan dengan melihat sejarah

    perkembangan aliran perencanaan.

    4. Menjelaskan berbagai teori perencanaan dan prinsip- prinsipnya.

    1.3. Sistematika Penulisan.

    Pada makalah ini terdapat tiga bab yang berguna untuk mempermudah pembaca

    dalam memahami isi dari makalah ini secara keseluruhan tentang perkembangan

    aliran perencanaan.

    BAB I merupakan bab pendahuluan dan awal dari makalah ini. Bab ini berisikan

    latar belakang, maksud dan tujuan, serta sistematika

    BAB II merupakan inti pembahasan dari makalah ini dan berisi pemaparan dari

    sejarah pekembangan teori perencanaan. Semua pembahasan dan review dari

    perkembangan aliran perencanaan dapat dipelajari dalam bab ini.

    BAB III merupakan bab akhir dari makalah ini dan berisi tentang simpulan dari

    seluruh pembahasan .

  • 4BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Lingkup Teori Perencanaan

    Menurut Ernest R Alexander, Teori merupakan kerangka yang harus

    dipergunakan sehingga dapat membentuk suatu struktur yang baik. Apabila kita

    memiliki suatu teori yang benar namun kita hanya menyimpannya saja dan tidak

    mempraktekkannya, maka sebaik apapun teori tersebut tidak akan ada manfaatnya,

    begitu pula sebaliknya sebuah praktek harus diterangkan dengan teori.

    Bagi seorang planner, hubungan antara teori dan praktek adalah sangat penting,

    sebab perencanaan tidak seperti ilmu murni pada dasarnya perencanaan adalah

    kegiatan preskripif, bukan deskriptif. Tujuan seorang planner bukanlah untuk

    menguraikan apa yang ada di dunia ini tetap untuk mengusulkan cara-cara bagaimana

    keadaan tersebut bisa diubah.

    Perencanaan itu sendiri memerlukan suatu pengakuan rasional dan sosial: ia

    harus dibenarkan sebagai suatu penerapan cara pengambilan keputusan yang rasional

    pada masalah-masalah sosial. Karena perencanaan adalah suatu aktivitas yang

    mempengarui masyarakat dan menyangkut nilai-nilai manusia, maka teori perencanaan

    tidak dapat mengabaikan ideologi. Dalam kata-kata John Dyckman, teori perencanaan

    haruslah mencakup beberapa teori tentang masyarakat di mana perencanaan itu

    dilembagakan.

  • 52.1.1. Definisi Perencanaan.

    Adapun beberapa definisi tentang perencanaan dari para ahli:

    1. Menurut Conyers Diana, perencanaan adalah proses yang berjalan terus

    menerus yang melibatkan (cyclical process decision-making) berbagai

    tahapan skematik dan berurutan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik

    atau dengan kata lain keputusan yang lebih rasional.

    2. Menurut Anthony J. Catanese, Perencanaan merupakan suatu aktivitas

    universal manusia, suatu keahlian dasar dalam kehidupan yang berkaitan

    dengan pertimbangan suatu hasil sebelum diadakan pemilihan di antara

    berbagai alternatif yang ada.

    3. Menurut Ir. Mulyono Sadyohutomo, Perencanaan merupakan fungsi

    manajemen pertama yang harus dilakukan oleh setiap manajer dan staf.

    Dari ketiga pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

    perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan yang melibatkan berbagai

    tahapan skematik dan berurutan dengan mempertimbangkan berbagai batasan-batasan

    sehingga dapat menghasilkan keputusan yang rasional.

    Selain itu perencanaan memiliki empat tingkatan definisi yaitu :

    1. Tingkatan pertama (tidak ada faktor pembatas), di mana suatu

    perencanaan menetapkan suatu tujuan dan memilih langkah-langkah

    yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

    2. Tingkatan kedua (ada faktor pembatas internal), di mana suatu

    perencanaan menetapkan suatu tujuan yang dapat dicapai setelah

  • 6memperhatikan faktor-faktor pembatas dalam mencapai tujuan

    tersebut, memilih dan menetapkan langkah-langkah untuk mencapai

    tujuan tersebut.

    3. Tingkatan ketiga (ada faktor pembatas internal, eksternal yang

    berpengaruh dalam pencapaian tujuan tersebut), di mana suatu

    perencanaan menetapkan suatu tujuan yang dapat dicapai setelah

    memperlihatkan pembatas internal dan eksternal, memilih serta

    menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.

    4. Tingkatan keempat (faktor pembatas ketiga internal, eksternal

    pengaruhnya cukup besar serta kita tidak bisa mengendalikannya), di

    mana perencanaan untuk mengetahui dan menganalisis kondisi saat

    ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor noncontrollable yang

    relevan, memperkirakan faktor pembatas, menetapkan tujuan sasaran

    yang diperkirakan dapat dicapai, serta mencari langkah untuk

    mencapai tujuan tersebut.

    2.1.2. Unsur Unsur Perencanaan

    Kata perencanaan (planning) merupakan istilah umum yang sangat luas cakupan

    kegiatannya. Para ahli telah mendefinisikan kata perencanaan dengan kalimat-kalimat

    berbeda-beda, tergantung aspek apa yang ditekankan. Akan tetapi, dapat disimpulkan

    bahwa di dalam perencanaan mencakup pengertian sebagai berikut.

    a. Penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan

    b. Penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan

  • 7Rencana (plan) adalah produk dari proses perencanaan yang dimaksudkan

    untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui tahap-tahap kegiatan. Setiap rencana

    paling tidak memiliki 3 unsur pokok, yaitu:

    1. Titik Tolak

    Merupakan kondisi awal dari mana kita berpijak di dalam menyusun

    rencana dan sekaligus dan sekaligus nantinya menjadi landasan awal

    untuk melaksanakan rencana tersebut

    2. Tujuan (Goal)

    Suatu keadaan yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Tujuan

    yang jelas akan mempermudah perencana dalam penyusunan

    perencanaan.

    3. Arah

    Arah rencana merupakan pedoman untuk mencapai rencana dengan

    cara yang legal, efisien, dan terjangkau oleh pelaksana. Apabila suatu

    rencana tidak dilengkapi pedoman yang jelas maka pencapaian tujuan

    tidak efektif dan terjadi pemborosan pemakaian sumber daya dan waktu.

    Serta beberapa beberapa unsur pendukung lainnya :

    a. Whiseses (keinginan, cita-cita)

    Perencanan dibuat oleh perencana untuk mendapatkan hasil yang

    diinginkan.

  • 8Perencana memiliki keinginan dalam hasil yang akan dipacapai dan

    memiliki perencanaan yang sesuai keinginan trsebut.

    b. Resources (sumber daya alam, manusia, modal, dan informasi)

    Sumber daya alam harus dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan

    untuk mendukung suatu perencanaan. Perencana harus mampu

    mendayagunakan suber daya alam dengan kemampuan sumber daya

    manusia yang bagus. Kelengkapan informasi juga dibutuhkan dalam

    pentusunan perencanan sebab, informasi yang valid memberikan

    masukan dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan.

    c. Effective and Efficient (hasil guna dan daya guna)

    Perencanaan membutuhkan ketepatan dalam pengambilan

    keputusan yang sesuai dengan tujuan.

    d. Space, location (ruang)

    Lokasi merupakan objek yang menjadi sasaran dalam suatu

    perencanaan. Lokasi juga dianggap sebagai subjek perencanaan

    sebab, dalam merencanakan suatu wilayah perencanan harus

    mengetahui kondisi lokasi tersebut dan mengadaptasikan.

    e. Time, future oriented

    Hasil perencanaan tidak haya bertujuan untuk waktu sekarang tetapi

    juga berorientasi untuk masa yang akan datang (sustainable). Tiga

    unsur-unsur pokok rencana tersebut sifatnya wajib bagi setiap

    rencana. Apabila salah satu unsur rencana tidak ada maka rencana

    menjadi tidak bermanfaat atau sulit dilaksanakan.

  • 9Untuk menuju kondisi yang akan datang yang lebih baik hanya dapat dicapai

    melalui perencanaan, hal tersebut disebabkan oleh:

    Secara rasional, perencanaan disusun berdasarkan data yang cukup

    dan analisis yang tepat akan memberikan keputusan dan hasil yang

    baik.

    Dari segi efisiensi, dengan perencanaan dapat meminimalkan biaya

    dan memaksimalkan manfaat.

    2.1.3. Aspek-Aspek Penting dalam Perencanaan

    Berbagai aspek penting dalam perencanaan:

    1. Perencanaan kota terutama berkaitan erat dengan masalah-masalah

    kemasyarakatan yang di dalamnya tercakup sekelompok besar klien

    yang mempunyai kepentingan berbeda-beda.

    2. Perencanaan kota merupakan aktifitas yang benar-benar direncanaan

    dengan matang yang biasanya ditangani oleh orang-orang yang

    terlatih secara professional sebagai perencana.

    3. Tujuan dan sasarannya, serta pranata-pranata untuk mencapainya,

    sering teramat tidak pasti.

    4. Para perencana kota sendiri jarang membuat keputusan, malahan

    sebaliknyamereka membut berbagai alternative dan rekomendasi bagi

    pihak-pihak yang dipilih dan ditunjuk untuk mengambil keputusan-

    keputusan tertentu.

  • 10

    5. Para perencana kota menggunakan berbagai macam alat bantu dan

    metode-metode khusus untuk menganalisis dan menyajikan berbagai

    alternatif.

    6. Hasil dari hampir semua aktivitas perencanan hanya dapat dilihat

    setelah 5 sampai 20 tahun setelah keputusan diambil, sehingga

    menyulitkan umpan balik dan tindakan perbaikan.

    2.1.4. Tujuan Perencanaan

    Perencanaan memiliki tujuan sebagai berikut.:

    1. meningkatkan efisiensi dan rasionalitas. contoh gampang dari

    peningkatan efisiensi adalah pengadaan publik transport. kan jadi lebih

    efisien tu dari segi bahan bakar, jumlah kendaraan sampe polusi

    udara.

    2. membantu/meningkatkan pasar, contoh adanya asuransi kesehatan,

    PLN, yang menyediakan hal-hal esensial bagi masyarakat.

    3. mengubah/memperlebar pilihan-pilihan, contohnya bisa dari public

    transport juga, jadii ada berbagai macam pilihan moda transportasi

    yang bisa kita pake kalo mau ke tempat2 tertentu.

    4. Sebagai pedoman dalam pembangunan

    5. Meminimalisasi ketidakpastian

    6. Meminimalisasi inefisiensi sumber daya

    7. Penetapan standard dan pengawasan kualitas

  • 11

    2.1.5. Jenis-Jenis Perencanaan

    Perencanaan terdapat 8 jenis. Jenis-jenis perencanaan diantaranya adalah :

    1. Perencanaan bertujuan jelas Vs perencanaan bertujuan laten

    Perencanaan bertujuan jelas menyebutkan tujuan dan sasaran

    yang dapat diukur tingkat pencapaiannya.

    Perencanaan bertujuan laten tidak menyebutkan sasaran dan

    bahkan tujuannya kurang jelas dan sulit diukur.

    2. Perencanaan fisik Vs perencanaan ekonomi

    Perencanaan fisik lebih terfokus pada perencanaan sarana dan

    prasarana.

    Perencanaan ekonomi terfokus pada segi dana untuk

    pembangunan.

    3. Perencanaan alokatif Vs perencanaan inovatif

    Perencanaan alokatif menyukseskan rencana umum yang telah

    disusun

    Perencanaan inovatif dimungkinkan adanya kebebasan.

    4. Perencanaan bertujuan jamak Vs perencanaan bertujuan tunggal

    Perencanaan jamak bila tujuan dan sasaran bersifat jamak

    Perencanaan tunggal bila tujuan dan sasrannya bersifat tunggal

    5. Perencanaan indikatif Vs perencanaan imperative

    Perencanaan indikatif mempunyai output indikasi (tidak tegas) sedangkan

    imperatif sudah diatur dengan tegas dan jelas dalam pelaksanaan di

    lapangan.

  • 12

    6. Top Down Vs Bottom up planning

    Top down adalah perencanaan yang langsung dari

    atas(pemerintah) ke bawah (masyarakat)

    Bottom up adalah perencanaan yang mendengarkan aspirasi

    rakyat dan kemudian menjadi pemikiran dalam perencanaan oleh

    pemerintah.

    7. Vertical Vs Horizontal planning

    Vertical mengutamakan koordinasi antar berbagai jenjang pada

    sektor yang sama.

    Horizontal menekankan keterpaduan program antar berbagai

    sektor pada level yang sama.

    8. Perencanaan pertisipatif Vs perencanaan non partisipatif

    Perencanaan partisipatif menggunakan masyarakat sebagai subjek dan

    objek dalam perencanaan.

    2.1.6. Metodelogi Perencanaan

    Perencana perkotaan mengamabil metode dari berbagai bidang illmu dan

    memodifikasikannya dan/atau mengembangkan metode-metode baru untuk

    memperoleh dan menyaring berbagai sumber informasi. Jenis-jenis metode :

    1. Proses Perencanaan

    2. Perencanaan sebagai rekayasa pengetahuan

    3. Perencanaan sebagai problem solving

    4. Perencanaan sebagai proses produksi

  • 13

    Pengaruh Pemikiran Filsafat Dunia terhadap Teori Perencanaan

    Pemiikiran filsafat dunia adalah pemikiran untuk mencari kebenaran menurut akal

    manusia, di mana pemikiran tersebut selalu berkembang sejalan dengan

    perkembangan perdaban manusia. Evolusi pandangan filsafat dunia berpengaruh pula

    terhadap perkembangan teori perencanaan, dengan urutan perubahan sebagai berikut.

    a. Theosentrisme

    Pengaruh dalam perencanaan sebagai fungsi dari kekuatan

    monarki dan keagamaan

    Model Perencanaan : Authoritarian Planning

    b. Utopianisme

    Pengaruh dalam perencanaan sebagai tujuan ideal manusia

    Model Perencanaan : Romantic Planning

    c. Positivisme

    Pengaruh dalam perencanaan sebagai fungsi dari rekayasa sosial

    melalui dominasi ilmu teknik

    Model Perencanaan : Technocratic Planning

    d. Rasionalisme

    Pengaruh dalam perencanaan sebagai fungsi rekayasa sosial

    melalui justifikasi ilmiah

    Model Perencanaan : Rational Comprehensive Planning

    e. Fragmatisme

    Pengaruh dalam perencanaan sebagai fungsi dari market

    Model Perencanaan : Utilitarian Planning and Pragmatic Planning

  • 14

    f. Fenomenologi

    Pengaruh dalam perencanaan sebagai fungsi peguatan ekstensi

    nilai-nilai budaya.

    Model Perencanaan : Organic Planning, Advocacy Planning, Social

    Planning.

    2.1.7. Kekuatan Politik Dalam Perencanaan

    Kondisi politik menentukan arah penyusunan dan aplikasi perencanaan.

    Perencanaan. Perencanaan kota dan wilayah erat kaitannya dengan politik. Hal itu

    disebabkan oleh:

    1. Perencanaan senantiasa melibatkan hal yang menyangkut emosi

    masyarakat miskin.

    2. Keputusan perencanaan adalah terlihat nyata sehingga kalau terjadi

    kesalahan keputusan tidak dapat disembunyikan dan mudah menjadi isu

    politik.

    3. Proses perencanaan harus melibatkanmayarakatsecara langsung karena

    menyangkut kepentingan sehari-hari masyarakat banyak.

    4. Masyarakat merasa mempunyai keahlian dan kedudukan yang sejajar

    dengan perencana.

    5. Keputusan perencana mempunyai dampak yang besar bagi masyarakat

    pemilik tanah, terutama dampak ekonomis terhadap nilai tanah dan

    pemanfaatannya.

  • 15

    Berikut beberapa masalah politik yang menyebabkan perencanaan menjadi

    bermasalah.

    a. Sistem politik yang yang tidak demokratis

    Kondisi politik yang otokratis, sentralistis, atau fanatisme akan

    menghasilkan perencanaan yang tidak demokratis.

    b. Stabilitas politik

    Arah politik yang berubah-ubah akan mengakibatkan perencanaan yang

    berubah-ubah pula. Perencanaan yang berubah-ubah mengakibatkan

    pemborosan sumber daya dan tidak terjadinya kesinambungan

    pembangunan.

    c. Dominasi sistem politik

    Sistem politik yang terlalu mendominasi perencanaan akan mengalahkan

    pertimbangan teknis, ekonomis, maupun legalitas. Hasil keputusan

    menjadi kurang objektif, hanya menguntungkan kelompok tertentu dan

    kurang berkeadilan.

    d. Kesadaran berpolitik masyarakat yang rendah, antara lain:

    Tidak dapat menerima perbedaan pendapat

    Emosional

    Tidak rasional

    Tidak mau mengalah

    Tidak dapat menerima kekalahan dalam persaingan yang sehat

    Fanatik

  • 16

    Dengan kesadaran berpolitik yang renndah maka dalam proses negosiasi

    di dalam perencanaan akan sulit mencapai consensus. Keputusan yang

    telah di ambil tidak dapat dijalankan karena tidak didukung oleh pihak

    yang tidak setuju walau telah terlibat dalam proses pengambilan

    keputusan tersebut.

    e. Dominasi masyarakat awam

    Keterlibatan masyarakat awam yang terlalu dominan dapat mengalahkan

    pertimbangan teknis perencanaan. Akibatnya, rencana kurang dijamin

    keilmuannya.

    f. Money politics

    Keputusan rencana yang dipengaruhi oleh uang akan bersifat tidak adil

    karena hanya akan menguntungkan pihak penyuap. Di samping itu,

    keadaan tersebut akan menimbulkan frustasi pihak yang dirugikan atau

    yang memegang prinsip-prinsip idealisme.

    Peran perencana dalam sebuah proses politik didefinisikan sebagai berikut :

    1. Sebagai teknokrat dan engineer

    Peran ini dimainkan dengan mengambil posisi sebagai advisor bagi para

    pengambil kebijakan dengan berporos kepada rasionalitas dan pertimbangan

    ilmiah. Informasi dimanfaatkan sebagai sebuah landasan dalam membangun

    kekuasaan dan kepentingan.

    2. Sebagai birokrat

  • 17

    Perencana sebagai seorang birokrat memiliki fungsi menjaga stabilisasi

    organisasi dan jalannya roda pemerintahan. Informasi dimanfaatkan sebagai

    sebuah alat dalam menjaga kepentingan dan keberlangsungan organisasi.

    Peran ini biasanya disertai oleh kekuasaan yang datang secara formal dan

    legal kepada perencana.

    3. Sebagai Advokat dan Aktivis

    Fungsi ini merupakan sebuah manifestasi dari usaha menjembatani

    masyarakat terhadap hal-hal yang bersifat teknis dari sebuah produk

    rencana. Selain itu terdapat peran dalam melakukan mobilisasi kekuatan dan

    potensi masyarakat untuk melakukan perlawanan terhadap dominasi

    Pemerintah. Informasi dan proses komunikasi diperlakukan sebagai usaha

    membangun pemahaman masyarakat dan counter-opinion terhadap

    kebijakan yang merugikan masyarakat.

    4. Sebagai Politikus

    Politikus identik dengan tujuan pragmatis dan komunalis, sehingga

    perencana tidak diharapkan untuk bergabung dengan dunia politik. Maksud

    dari peran ini adalah seorang perencana tidak bisa lepas dari kepentingan

    dan dalam memperjuangkan kepentingannya, perencana dituntut memiliki

    perspektif seorang politisi. Seorang politikus memiliki insting dalam

    berkomunikasi dengan kelompok yang memiliki kepentingan yang berbeda

    lebih baik.

    Keempat peran diatas merupakan refleksi dari posisi perencana dalam

    proses politik. Proses politik yang terjadi mendesak perubahan paradigma

  • 18

    pada dunia perencanaan di Indonesia. Tantangan dan perubahan paradigma

    di dunia perencana, menuntut perencana untuk dapat meningkatkan

    partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan.

    Dominasi pemerintah terhadap masyarakat hanya melahirkan sebuah sikap

    apatis dari masyarakat terhadap pemerintah dan produk perencanaan. Sikap

    apatis yang melahirkan ketidakefisienan dari pelaksanaan perencanaan

    karena tidak ada dukungan dari masyarakat terhadap produk perencanaan.

    2.1.8. Perencanaan Kota Di Indonesia

    Bila melihat evolusi perencanaan pembangunan kota di Eropa dan Amerika,

    industrialisasi merupakan salah satu factor pendorong adanya perencanaan

    pembangunan kota. Hal ini berbeda dengan konteks Indonesia. Terdapat

    beberapa kondisi yang mempengaruhi factor-faktor dasar kota di Indonesia.

    1. Perkembangan kota di Indonesia bukan disebabkan adanya

    industrialisasi, melainkan karena kurang menguntungkannya kondisi di

    saerah pedesaan. Kondisis ini mempengaruhi factor-faktor dasar kota di

    Indonesia, antara lain dalam struktur basis perekonomiannya, di mana

    terjadi dualisme perekonomian kota, yakni ekonomi modern dan ekonomi

    tradisional. Kondisi ini memperbesar sector informal di kota, yang pada

    gilirannya berpengaruh pada struktur fisik kota

    2. Keadaan masyarakat khususnya kondisi struktur pemerintah di Indonesia

    dan organisasi masyarakat tingkat pengetahuan serta kebutuhan

    dasarnya, dan sebagainya.

  • 19

    3. Keadaan struktur pemerintah di Indonesia yang menganut system

    perangkan pemerintah daerah (desentralisasi) dan perwakilan daerah

    (dekonsentrasi)

    4. Belum mantapnya bidang dan proses perencanaan kota di Indonesia,

    sehingga mekanisme pendukungnya belum berjalan lancer

    5. Beragamnya jenis kota di Indonesia, terutama menyangkut besaran serta

    kompleksitas permasalahannya. Hal ini bias dilihat dari beragamnya kota-

    kota yang ada di Indonesia.

    Kelima kondisi di atas berpengaruh terhadap model perencanaan yang

    diterapkan di Indonesia, karena dari berbagai kondisi tersebut diupayakan

    penerapan model yang sesuai.

    Bila kita mengkaji perencanaan pembangunan kota di Indonesia, menurut

    Sudjana Rochyat, paling tidak terdapat dua pandangan dasar yang dapat

    diterpkan untuk mengupas permasalahan dan mengenali berbagai problematika

    perkotaan. Pertama, memandang kota sebagai dimensi fisik dari kehidupan

    kegiatan usaha manusia yang memberikan berbagai implikasi pada aspek-aspek

    pembangunan. Kedua, kota dipandang sebagai bagian dari suatu sistem yang

    menyeluruh dari kehidupan masyarakat yang saling terkait dengan upaya pada

    aspek-aspek pembangunan lainnya.

    Namun, dilihat dari fungsi dan peranan kota sebagai pusat pemukiman

    penduduk, pusat pendidikan, pusat kegiatan ekonomi, dan sebagainya,

    menunjukkan bahwa kota tidak hanya dipandang dari dimensi fisik semata, tetapi

  • 20

    lebih merupakan bagian dari suatu system yang menyeluruh, yang hal ini akan

    dilihat pada perjalanan pembangunan kota di Indonesia.

    2.1.9. Perencanaan Kota Dan Desa

    Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari

    fungsi management yang sangat penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu

    melekat pada kegiatan hidup kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah

    rencana akan sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu

    pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan

    pekerjaan sesuai dengan yang telah direncanakan.

    Perencanaan merupakan proses yang berisi kegiatan-kegiatan berupa

    pemikiran, perhitungan, pemilihan, penentuan dsb. Yang semuanya itu dilakukan dalam

    rangka tercapainya tujuan tertentu. Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses

    pengambilan keputusan atas sejumlah alternative (pilihan) mengenai sasaran dan cara-

    cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang

    dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang

    dilakukan secara sistematis dan dan berkesinambungan.

    Dalam hal perencanaan wilayah, pentingnya perencanaan dikuatkan oleh

    berbagai factor, antara lain:

    1. Banyak di antara potensi wilayah selain terbatas juga tidak mungkin lagi

    diperbanyak atau diperbaharui.

    2. Kemampuan teknologi dan cepatnya perubahan dalam kehidupan manusia.

  • 21

    3. Kesalahan perencanaan yang sudah dieksekusi di lapangan sering tidak

    dapat diubah atau diperbaiki kembali.

    4. Lahan dibutuhkan untuk menopang kehidupan nermasyarakat.

    5. Tatanan wilayah sekaligus menggambarkan kepribadian dari masyarakat

    yang berdomisili di wilayah tersebut.

    6. Potensi wilayah berupa pemberian alam maupun hasil karya manusia di

    masa lalu adalah asset yang harus dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat.

    Tujuan perencanaan wilayah adalah menciptakan kehidupan yang efisien,

    nyaman serta lestari dan pada tahap akhirnya menghasilkan rencana yang menetapkan

    lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan.

    Dalam perencanaan kota dan desa kita dapat melihat bagaimana bentuk-bentuk dari

    perencanaan itu sendiri. Ada yang melihat dari perbedaan isinya, sudut visi

    perencanaan, perbedaan luas pandang bidang yang direncanakan, institusi yang

    dilibatkan dan wewenang dari masing-masing institusi yang terlibat, dan koordinasi

    antar lembaga. Oleh karena itu, kami selaku pemakalah akan lebih mengkaji

    bagaimana bentuk-bentuk dari perencanaan wilayah yakni kota dan desa.

    2.2. Teori Perencanaan

    Menurut Hudson dalam Tanner (1981) teori perencanaan meliputi, antara lain;

    sinoptik, inkremental, transaktif, advokasi, dan radial. Selanjutnya di kembangkan oleh

    tanner (1981) dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi

    Hudson.

  • 22

    a. Teori Sinoptik

    Disebut juga system planning, rational system approach, rasional

    comprehensive planning. Menggunakan model berfikir system dalam

    perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu

    kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disbebut visi. Langkah-

    langkah dalam perencanaan ini meliputi: pengenalan masalah,

    mengestimasi ruang lingkup problem, mengklasifikasi kemungkinan

    penyelesaian, menginvestigasi problem, memprediksi alternative,

    mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.

    b. Teori incemental

    Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat

    desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini

    menekankan perencanaan dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud

    dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam

    merencanakan objek tertentu selalu mempertimbangkan faktor-faktor

    lingkungan.

    c. Teori transactive

    Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan

    pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive

    yaitu berkembang dari individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti

    penganutnya juga menekankan pengembangan individu dalam

    kemampuan mengadakan perencanaan.

  • 23

    d. Teori advocacy

    Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah

    diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara

    empiris, tetapi atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai

    (advocacy= mempertahankan dengan argumentasi).

    Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional.

    Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi,

    kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama,

    dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai

    teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan pusat.

    e. Teori radikal

    Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi

    lokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat

    dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan

    kebutuhan.

    Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari

    individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang

    dapat dipandang perencanaan yang benar. Partisipasi disini juga

    mengacu kepada pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata

    lain teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri

    menangani lembaganya. Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri

    menangani pendidikannya.

  • 24

    f. Teori SITAR

    Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga

    complementary planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan

    dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan

    situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu

    akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu S terakhir adalah

    menunjuk huruf awal dari teori situational. Berarti teori baru ini di samping

    mengombinasikan teori-teori yang sudah ada penggabungan itu sendiri

    ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga

    pendidikan dan masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori-teori

    diatas mempunyai persamaan dan pebedaannya.

    Persamaannya:

    1) Mempunyai tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah

    2) Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan

    lingkungan sekitarnya.

    3) Mempunyai beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan

    mempunyai konsistensi internal walaupun dalam penggunaannya

    terdapat perbedaan penitikberatan.

    4) Mempertimbangkan dan menggunakan sumberdaya yang ada

    dalam pencapaian tujuan

    Sedangkan Perbedaannya adalah :

    1) Perencanaan sinoptik lebih mempunyai pendekatan komprehensif

    dalam pemecahan masalah dibandingkan perencanaan yang lain,

  • 25

    dengan lebih mengedepankan aspek-aspek metodologi, data dan

    sangat memuja angka atau dapat dikatakan komprehensif rasional.

    Hal ini yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan

    perencanaan yang lain.

    2) Perencanaan incremental lebih mempertimbangkan peran

    lembaga pemerintah dan sangat bertentangan dengan

    perencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan

    perencanaan radikal yang juga cenderung revolusioner.

    3) Perencanaan transactive mengedepankan faktor faktor

    perseorangan / individu melalui proses tatap muka dalam salah

    satu metode yang digunakan, perencanaan ini kurang

    komprehensif dan sangat parsial dan kurang sejalan dengan

    perencanaan Sinoptik dan Incremental yang lebih komprehensif.

    4) Perencanaan advocacy cenderung menggunakan pendekatan

    hukum dan obyek yang mereka ambil dalam perencanaan adalah

    golongan yang lemah. Perencanaan ini bersifat sosialis dengan

    lebih mengedepankan konsep kesamaan dan hal keadilan social.

    5) Perencanaan Radikal seakan-akan tanpa metode dalam

    memecahkan masalah dan muncul dengan tiba-tiba (spontan) dan

    hal ini sangat kontradiktif dengan pendekatan incremental dan

    sinoptik yang memepertimbangkan aturan aturan yang ada baik

    akademis/metodologis dan lembaga pemerintahan yang ada.

  • 26

    2.3. Teori , Perencanaan dan Pembangunan

    2.3.1. Pandangan Tentang Teori

    Tidak ada gerakan revolusioner tanpa teori revolusioner demikian slogan yang

    sering dikumandangkan oleh para Marxian ketika merencanakan sebuah tindakan atau

    menganalisis sebuah fenomena. Pernyataan tersebut sebenarnya lebih menunjukkan

    posisi teori dalam ranah ilmu pengetahuan. Teori adalah kompas yang memandu

    seseorang dalam melakukan perjalanan intelektual, tanpa teori seseorang akan

    kesulitan dalam menentukan sikap atau arah perjalanannya. Meski posisi teori dalam

    ranah ilmu pengetahuan sedemikian penting namun seringkali interpretasi seseorang

    atau sekelompok orang terhadap sebuah teori bisa berbeda ketika berhadapan dengan

    suatu objek, gejala atau fenomena tertentu. Perbedaan tersebut bisa jadi karena

    memang terdapat perbedaan dalam mendefinisikan teori sebagai bagian dari proses

    penelitian (dalam arti sempit) atau teori sebagai sebuah konsepsi filosofis.

    Sebagai bagian dari proses penelitian, teori membantu seseorang dalam

    penarikan suatu hipotesis, ia juga berguna dalam menjelaskan berbagai aspek yang

    terkait dengan pengertian-pengertian dan konsep-konsep penelitian secara

    keseluruhan. Seperti yang disampaikan oleh Kerlinger (1973) teori dinyatakan sebagai

    sebuah set dari proposisi yang mengandung suatu pandangan sistematis dari

    fenomena. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa Teori adalah sebuah set proposisi yang

    terdiri dari konstrak yang sudah didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur-

    unsur dalam set tersebut secara jelas Teori menjelaskan hubungan antar variable atau

    antar konstrak sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena fenomena yang

  • 27

    diterangkan oleh variable dengan jelas kelihatan Teori juga menerangkan fenomena

    dengan cara menspesifikasi variable satu berhubungan dengan variable yang lain.

    Dengan demikian pandangan Kerlinger tentang teori lebih bersifat praktis dan

    operasional. Karena sifatnya yang praksis dan operational ini, tidak jarang teori

    kemudian mengalami degradasi pegertian yakni semata-mata hanya sebagai alat untuk

    menjustifikasi suatu tindakan, tanpa usaha untuk memahami kontekstualisasi sebuah

    teori maka teori justru menyebabkan keangkuhan ilmu pengetahuan, ia kemudian,

    terjebak dalam positivisme ilmu pengetahun dan menjadi sebuah pengertian yang

    kering dan kaku. Pandangan tentang teori ini pada akhirnya melahirkan satu persoalan

    yakni bagaimana membumikan sebuah teori kedalam sebuah realitas yang kontekstual.

    Dunia yang kita hadapi saat ini adalah dunia yang absurd, terdapat banyak sekali

    hal-hal yang tidak jelas. Fenomena kemiskinan misalnya, bisa dilihat dari berbagai

    sudut pandang yang berbeda yang tidak jarang masing-masing sudut pandang tersebut

    justru saling bertentangan. Perbedaan sudut pandang dalam melihat persoalan

    kemiskinan tersebut pada akhirnya juga berakibat pada perbedaan dalam merumuskan

    persoalan, ukuran, maupun strategi atau model pembangunan.

    2.3.2. Teori Pembangunan

    Pembangunan (development) dan perubahan (change) tidak dapat dipisahkan.

    Myrdal (1968): mengatakan bahwa Pembangunan merupakan pergerakan keatas dari

    seluruh sistem sosial. Pengertian lain dalam Tjokroamijoyo, Bintoro 1988

    mendefinisikan Pembangunan adalah upaya suatu masyarakat bangsa yang

  • 28

    merupakan suatu perubahan sosial yang besar dalam berbagai bidang kehidupan ke

    arah masyarakat yang lebih maju dan baik, sesuai dengan pandangan masyarakat

    bangsa itu. Definisi lain menyebutkan bahwa pembangunan adalah transformasi social

    dari masyarakat tradisional agraris menuju ke masyarakat industrial modern (Fakih,

    2000 ). Meski terdapat perbedaan dalam mendefinisikan pembangunan namun secara

    umum pembangunan dapat didefinisikan sebagai perubahan (change).

    Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya

    pemikiran yang mengidentikan pembangunan dengan perkembangan, pembangunan

    dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan pembangunan dengan westernisasi.

    Seluruh pemikiran tersebut didasarkan pada aspek perubahan, di mana

    pembangunan, perkembangan, dan modernisasi serta industrialisasi, secara kese-

    luruhan mengandung unsur perubahan. Namun begitu, keempat hal tersebut

    mempunyai perbedaan yang cukup prinsipil, karena masing-masing mempunyai latar

    belakang, azas dan hakikat yang berbeda serta prinsip kontinuitas yang berbeda

    pula, meskipun semuanya merupakan bentuk yang merefleksikan perubahan.

    Teori pembangunan mengerucut pada dua buah teori besar, yaitu teori

    modernisasi dan teori dependensi. Teori Modernisasi berasal dari dua teori dasar yaitu

    teori pendekatan psikologis dan teori pendekatan budaya. Teori pendekatan psikologis

    menekankan bahwa pembangunan ekonomi yang gagal pada negara berkembang

    disebabkan oleh mentalitas masyarakatnya. Menurut teori ini, keberhasilan

    pambangunan mensyaratkan adalah dengan adanya perubahan sikap mental

    penduduk negara berkembang. Sedangkan teori pendekatan kebudayaan lebih melihat

    kegagalan pembangunan pada negara berkembang disebabkan oleh ketidaksiapan tata

  • 29

    nilai yang ada dalam masyarakatnya. Secara garis besar teori modernisasi merupakan

    perpaduan antara sosiologi, psikologi dan ekonomi. Teori dasar yang menjadi landasan

    teori modernisasi adalah ide Durkheim dan Weber.

    Teori dependensi bertitik tolak dari pemikiran Marx tentang kapitalisme dan

    konflik kelas. Marx mengungkapkan kegagalan kapitalisme dalam membawa

    kesejahteraan bagi masyarakat namun sebaliknya membawa kesengsaraan. Penyebab

    kegagalan kapitalisme adalah penguasaan akses terhadap sumberdaya dan faktor

    produksi menyebabkan eksploitasi terhadap kaum buruh yang tidak memiliki akses.

    Eksploitasi ini harus dihentikan melalui proses kesadaran kelas dan perjuangan

    merebut akses sumberdaya dan faktor produksi untuk menuju tatanan masyarakat

    tanpa kelas.

    2.3.3. Teori Perencanaan

    Perencanaan adalah bentuk pendefinisian masalah ke dalam cara-cara yang

    dapat diterima untuk melakukan tindakan atau mengintervensi suatu kebijakan

    (Friedmann, 1987). Dalam perkembangannya, ternyata teori perencanaan tidak dapat

    berdiri sendiri untuk merespon kejadian-kejadian tak terduga tersebut. Teori

    perencanaan membutuhkan kontribusi disiplin ilmu lain sebagai modal observing

    sekaligus media penjelas, seperti; ilmu sosial, matematika, lingkungan, civil

    engineering, arsitektur dan lain-lain. Penyerapan substansi metode dari disiplin ilmu lain

    sering disebut sebagai substantive theory atau dalam teori perencanaan dikenal

    dengan theory in planning. Sementara teori perencanaan disebut sebagai teori

    prosedural atau theory of planning.

  • 30

    Teori-teori yang mendasari ilmu perencanaan terus dibangun dan mengalami

    proses panjang untuk mengenali wujud aslinya. Meskipun dijumpai kategorisasi teori

    perencanaan ke dalam 2 (dua) kategori besar (Minett, 1972 dalam Faludi, 1973), yakni:

    theory of planning dan theory in planning, kategori tersebut sama sekali belum

    menjawab positioning dari theory planning sendiri. Kalaupun theory in planning

    mencoba mendudukan posisi planning dalam kesetaraan dengan ilmu lain, lalu berapa

    besarkah produktivitas theory in planning dibandingkan kontribusinya dengan kategori

    theory of planning ?.

    Dalam praktek, seharusnya tidak dipisahkan antara theory of planning dan theory

    in planning. Justru diharapkan keduanya akan membentuk suatu kolaborasi yang oleh

    Faludi (1973) disebut sebagai perencanaan efektif. Posisi teori perencanaan yang

    berada pada domain publik memaksa adanya kolaborasi ini. Walau bagaimanapun

    seorang ahli perencana tidak mungkin menguasai berbagai disiplin ilmu secara detail, ia

    harus didukung oleh ahli disiplin ilmu lain.

    Ruang lingkup teori perencanaan berkaitan dengan gagasan dan argumentasi

    yang berkaitan dengan bagaimana melakukan perencanaan. Perencanaan umum

    merupakan penerapan moda Comprehensive Planning sebagai upaya untuk meninjau

    secara menyeluruh terhadap keseluruhan aspek yang perlu diatur didalam tata ruang.

    Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang arahan akhir

    yang hendak dituju, dan untuk menterpadukan berbagai hal yang terkait dengan

    perencanaan tata ruang. Berdasar pada pendekatan Social Learning, tindakan

    perencanaan yang dilakukan adalah dengan memperkuat keberdayaan masyarakat,

    melalui pemberdayaan dan pelibatan masyarakat dalam tindakan perencanaan.

  • 31

    Mengingat pendekatan yang digunakan bersifat sektoral, atau inkremental, khususnya

    hanya melihat masalah hanya dari pendekatan perencanaan fisik, maka dapat

    diprediksikan bahwa hasil dari perencanaan akan tidak tercapai secara maksimal.

    Karena untuk masalah tersebut, dibutuhkan pendekatan menyeluruh.

    2.3.4. Perbedaan Antara Perencanaan dengan Pembangunan

    Berdasarkan pengertian dari proses perencanaan dan proses pembangunan di

    atas, dapat dirumuskan beberapa perbedaan, yaitu:

    Variabel Pembeda Perencanaan Pembangunan

    Pengertian Proses untuk mencapai tujuan

    dan sasaran tertentu dengan

    memanfaatkan sumberdaya

    Merupakan action dari

    perencanaan

    Dasar tujuan Didasari tujuan dan sasaran

    tertentu

    Didasari suatu

    perencanaan

    Sifat Biasanya bersifat Non Fisik Biasanya bersifat Fisik

    Alat yang digunakan Penggunaan berbagai metode

    sebagai alat analisis

    Rangkaian kegiatan dan

    aktifitas yang dilakukan.

    Jadi dapat disimpulkan bahwaTeori bersifat abstrak, yang melandasi, menjadi

    pedoman dan digunakan sebagai pendekatan untuk melakukan tindakan-tindakan yang

    bersifat praktis. Manfaat teori dalam tindakan perencanaan, adalah untuk menjelaskan

    fenomena, menjadi landasan berpikir, dan meramalkan perencanaan.

    Pembangunan adalah hasil atau output dari adanya suatu perencanaan,

    sehingga pembangunan terjadi setelah adanya perencanaan. Namun jika kita lihat di

  • 32

    lapangan, banyak sekali pembangunan yang tidak sesuai dengan perencanaannya.

    Apa yang terjadi dalam kenyataannya bukan hasil dari perencanaan, namun karena

    suatu mekanisme pasar, dalam hal ini perencanaan mempunyai fungsi mengarahkan

    pembangunan agar sesuai dengan tujuan utamanya. Kegiatan perencanaan perlu

    dilakukan sebagai jaminan bagi terlaksananya proses transformasi tersebut melalui

    kegiatan pengendalian arah pembangunan sesuai tujuan yang diharapkan.

    2.4. Teori Teori Klasik Tentang Perencanaan Pembangunan

    Aliran klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan permulaan abad ke 19 yaitu

    dimasa revolusi industri dimana suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya

    perkembangan ekonomi.Pada waktu itu sistem liberal sedang merajalela dan menurut

    alairan klasik ekonomi liberal itu disebabkan oleh adanya pacuan antara kemajuan

    teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Mula-mula kemajuan teknologi lebih

    cepat dari pertambahan jumlah penduduk, tetapi akhirnya terjadi sebaliknya dan

    perekonomian akan mengalami kemacetan.

    Menurut aliran ini bahwa meningkatnya tingkat keuntungan akan mendorong

    perkembangan investasi dan investasi (pembentukan capital ) akan menambah volume

    persediaan capital (capital stock). Keadaan ini akan memajukan tingkat teknologi dan

    memperbesar jumlah barang yang beredar sehingga tingkat upah naik, yang berarti

    meningkatnya tingkat kemakmuran penduduk. Tingkat kemakmuran akan mendorong

    bertambahnya jumlah penduduk sehingga mengakibatkan berlakunya hukum

    pertambahan hasil yang semakin berkurang ( law of diminishingreturn ).

  • 33

    Pendapat para tokoh teori aliran klasik antara lain :

    1. ADAM SMITH (Teori Pembangunan Adam Smith)

    Adam Smith (1723-1790) bapak dari ilmu eknomi modern yang terkenal dengan

    teori nilainya yaitu teori yang menyelidiki faktor-faktor yang menentukan nilai atau harga

    suatu barang. Bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations

    (1776) yang terkenal dengan bukuWealth of Nations yang tema pokoknya mengenai

    bagaimana perekonomian itu tumbuh.

    Adam Smith melihat proses pertumbuhan ekonomi itu dari dua segi yaitu pertumbuhan

    output (GNP) total, dan pertumbuhan penduduk. Pembagian kerja merupakan titik

    permulaan dari teori pembangunan ekonomi Adam Smith yang meningkatkan daya

    produktivitas tenaga kerja. Ia menghubungkan kenaikan itu dengan:

    1. Meningkatnya keterampilan pekerja;

    2. Penghematan waktu dalam memproduksi barang; dan

    3. Penemuan mesin yang sangat menghemat tenaga

    Pertumbuhan Output Total

    Unsur pokok dari sistem produksi suatu negara menurut Smith ada tiga yaitu:

    Sumberdaya alam yang tersedia (atau faktor produksi tanah)

    Sumberdaya insani (atau jumlah penduduk)

    Stok barang modal yang ada.

    Menurut Smith, sumberdaya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling

    mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumberdaya alam yang

    tersedia merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan suatu

  • 34

    perekonomian.Maksudnya, jika sumberdaya ini belum digunakan sepenuhnya, maka

    jumlah penduduk dan stok modal yang ada yang memegang peranan dalam

    pertumbuhan output. Tetapi pertumbuhan output tersebut akan berhenti jika semua

    sumberdaya alam tersebut telah digunakan secara penuh.

    Sumberdaya insani jumlah penduduk) mempunyai peranan yang pasif dalam proses

    pertumbuhan output. Maksudnya, jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan

    kebutuhan akan tenaga kerja dari suatu masyarakat.

    Stok modal, menurut Smith, merupakan unsur produksi yang secara aktif

    menentukan tingkat output. Peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan

    output. Jumlah dan fingkat pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok

    modal (sampai batas maksimum dari sumber alam).

    Pengaruh stok modal terhadap tingkat output total bisa secara langsung dan tak

    langsung. Pengaruh langsung ini maksudnya adalah karena pertambahan modal

    (sebagai input) akan langsung meningkatkan output. Sedangkan pengaruh talk

    langsung maksudnya adalah peningkatan produktivitas per kapita yang dimungkinkan

    oleh karena adanya spesialisasi dan pembagian kerja yang lebih tinggi. Semakin besar

    stok modal, menurut Smith, semakin besar kemungkinan dilakukannya spesialisasi dan

    pembagian kerja yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas per kapita.

    Spesialisasi dan pembagian kerja ini bisa menghasilkan pertumbuhan output,

    menurut Smith, karena spesialisasi tersebut bisa meningkatkan ketrampilan setiap

    pekerja dalam bidangnya dan pembagian kerja bisa mengurangi waktu yang hilang

    pada saat peralihan macam pekerjaan. Namun demikian, sebenarnya ada 2 faktor

  • 35

    penunjang penting dibalik proses akumulasi modal bagi terciptanya pertumbuhan output

    yaitu:

    Makin meluasnya pasar, dan

    Adanya tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan minimal.

    Menurut Smith, potensi pasar akan bisa dicapai secara maksimal jika, dan hanya

    jika, setiap warga masyarakat diberi kebebasan seluas-luasnya untuk melakukan

    pertukaran dan melakukan kegiatan ekonominya. Untuk mendorong pertumbuhan

    ekonomi perlu dilakukan pembenahan dan penghilangan peraturan-peraturan, undang-

    undang yang menjadi penghambat kebebasan berusaha dan kegiatan ekonomi, baik

    antara warga masyarakat di suatu negara maupun antara warga masyarakat

    antarnegara.Hal ini menunjukkan bahwa Adam Smith merupakan penganjur laissez-

    faire dan free trade.

    Faktor penunjang yang kedua yaitu tingkat keuntungan yang memadai.Tingkat

    keuntungan ini erat hubungannya dengan luas pasar. Jika pasar tidak tumbuh secepat

    pertumbuhan modal, maka tingkat keuntungan akan segera merosot, dan akhirnya

    akan mengurangi gairah para pemilik modal untuk melakukan akumulasi modal.

    Menurut Adam Smith, dalam jangka panjang tingkat keuntungan tersebut akan

    menurunkan dan pada akhirnya akan mencapai tingkat keuntungan minimal pada posisi

    stasioner perekonomian tersebut.

    Pertumbuhan Penduduk

    Menurut Adam Smith, jumlah penduduk akan meningkatjika tingkat upah yang

    berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsisten yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk

    hidup. Jika tingkat upah di atas tingkat subsisten, maka orang-orang akan kawin pada

  • 36

    umur muda, tingkat kematian menurun, dan jumlah kelahiran meningkat. Sebaliknya

    jika tingkat upah yang berlaku lebih rendah dari tingkat upah subsisten, maka jumlah

    penduduk akan menurun.

    Tingkat upah yang berlaku, menurut Adam Smith, ditentukan oleh tarik-menarik

    antara kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Tingkat upah yang tinggi dan

    meningkat jika permintaan akan tenaga kerja (D) tumbuh lebih cepat daripada

    penawaran tenaga kerja (S).

    Sementara itu permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh stok modal dan

    tingkat output masyarakat. Oleh karena itu, laju pertumbuhan permintaan akan tenaga

    kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan stok modal (akumulasi modal) dan laju

    pertumbuhan output.

    Kritik terhadap Teori Adam Smith

    Seperti digambarkan di muka, teori Adam Smith ini telah memberikan

    sumbangan yang besar dalam menunjukkan bagaimana pertumbuhan ekonomi terjadi

    dan faktor-faktor apa yang dapat menghambatnya.Namun demikian, ada beberapa

    kritik terhadap teori Adam Smith antara lain:

    Pembagian Kelas dalam Masyarakat

    Teori Smith ini didasarkan pada lingkungan sosial ekonomi yang berlaku di

    Inggris dan di beberapa negara Eropa. Teori ini mengasumsikan adanya

    pembagian masyarakat secara tegas yaitu antara golongan kapitalis

    (termasuk tuan tanah) dan para buruh. Padahal dalam kenyataannya,

    seringkali kelas menengah mempunyai peran yang sangat penting dalam

  • 37

    masyarakat modern. Dengan kata lain, teori Smith mengabaikan peranan

    kelas menengah dalam mendorong pembangunan ekonomi.

    Alasan Menabung

    Menurut Smith orang yang dapat menabung adalah para kapitalis, tuan

    tanah, dan lintah darat. Namun ini adalah alasan yang tidak adil, sebab tidak

    terpikir olehnya bahwa sumber utama tabungan di dalam masyarakat yang

    maju adalah para penerima pendapatan, dan bukan kapitalis serta tuan

    tanah.

    Asumsi Persaingan Sempurna

    Asumsi utama teori Adam Smith ini adalah persaingan sempurna.Kebijakan

    pasar bebas dari persaingan sempurna ini tidak ditemukan di dalam

    perekonomian manapun.Sejumlah kendala batasan malahan dikenakan pada

    sektor perorangan (misalnya larangan monopoli) dan perdagangan

    internasional (misalnya adanya proteksi) pada setiap negara di dunia.

    Pengabaian Peranan Entrepreneur

    Smith agak mengambaikan peranan entrepreneur dalam

    pembangunan.Padahal para entrepreneur ini mempunyai peranan yang

    sentral dalam pembangunan.Mereka inilah yang menciptakan inovasi dan

    pada akhirnya menghasilkan akumulasi modal.

    Asumsi Stasioner

    Menurut Smith, hasil akhir suatu perekonomian kapitalis adalah kead aan

    stasioner. Ini berarti bahwa perubahan hanya terjadi di sekitar titik

  • 38

    keseimbangan tersebut. Padahal dalam kenyataannya proses pembangunan

    itu seringkali terjadi teratur dan tidak seragam. Jadi asumsi ini tidak realistis.

    2. DAVID RICARDO

    Teori Ricardian, David Ricardo, Garis besar proses pertumbuhan dan

    kesimpulan-kesimpulan dari Ricardo tidak jauh berbeda dengan teori Adam Smith.

    Tema dari proses pertumbuhan ekonomi masih pada perpacuan antara laju

    pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output. Selain itu Ricardo juga

    menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (sumberdaya alam) tidak bisa

    bertambah, sehingga akhirnya menjadi faktor pembatas dalam proses pertumbuhan

    suatu masyarakat.Teori Ricardo ini diungkapkan pertama kali dalam bukunya yang

    berjudul The Principles of Political Economy and Taxation yang diterbitkan pada tahun

    1917.Proses Pertumbuhan Sebelum membicarakan aspek-aspek pertumbuhan dari

    Ricardo, terlebih dulu kita coba untuk mengenai ciri-ciri perekonomian Ricardo sebagai

    berikut:

    Jumlah tanah terbatas

    Tenaga kerja (penduduk) meningkat atau menurun tergantung pada apakah

    tingkat upah di atas atau di bawah tingkat upah minimal (tingkat upah alamiah

    = natural wage)

    Akumulasi modal terjadi bila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik modal

    berada di atas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik

    mereka melakukan investasi.

    Kemajuan teknologi terjadi sepanjang waktu.

  • 39

    Sektor pertanian dominan.

    Dengan terbatasnya luas tanah, maka pertumbuhan.penduduk (tenaga kerja)

    akan menurunkan produk marginal (marginal product) yang kita kenal dengan

    istilah the law of diminishing returns. Selama buruh yang dipekerjakan pada

    tanah tersebut bisa menerima tingkat upah di atas tingkat upah alamiah,

    maka penduduk (tenaga kerja) akan terus bertambah, dan hal ini akan

    menurunkan lagi produk marginal tenaga kerja dan pada gilirannya akan

    menekankan tingkat upah ke bawah.

    Proses yang dijelaskan di atas akan berhenti jika tingkat upah turun sampai

    tingkat upah alamiah. Jika tingkat upah turun sampai di bawah tingkat upah

    alamiah, maka jumlah penduduk (tenaga kerja) menurun. Dan tingkat upah

    akan naik lagi sampai tingkat upah alamiah. Pada posisi ini jumlah penduduk

    konstan.Jadi dari segi faktor produksi tanah dan tenaga kerja, ada suatu

    kekuatan dinamis yang selalu menarik perekonomian ke arah tingkat upah

    minimum, yaitu bekerjanya the law of diminishing returns.

    Menurut Ricardo, peranan akumulasi modal dan kemajuan teknologi adalah

    cenderung meningkatkan produktivitas tenaga kerja, artinya, bisa memperlambat

    bekerjanya the law of diminishing returns yang pada gilirannya akan memperlambat

    pula penurunan tingkat hidup ke arah tingkat hidup minimal. Inilah inti dari proses

    pertumbuhan ekonomi (kapitalis) menurut Ricardo. Proses ini tidak lain adalah proses

    tarik menarik antara dua kekuatan dinamis yaitu antara:

    the law of diminishing returns dan

    kemajuan teknologi

  • 40

    Sayangnya, proses tarik-menarik tersebut akhirnya dimenangkan oleh the law of

    diminishing returns, demikian Ricardo. Keterbatasan faktor produksi tanah

    (sumbersdaya alam) akan membatasi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Suatu

    negara hanya bisa tumbuh dampai batas yang dimungkinkan oleh sumberdaya

    alamnya. Apabila semua potensi sumberdaya alam telah dieksploitir secara penuh

    maka perekonomian berhenti tumbuh. Masyarakat mencapai posisi stasionernya,

    dengan ciri-ciri sebagai berikut:

    tingkat output konstan

    jumlah penduduk konstan

    pendapatan per kapita juga menjadi konstan

    tingkat upah pada tingkat upah alamiah (minimal)

    tingkat keuntungan pada tingkat yang minimal

    akumulasi modal berhenti (stok modal konstan)

    tingkat sewa tanah yang maksimal.

    Kritik terhadap Teori Ricardo

    Pengabaian Pengaruh Kemajuan

    Teknologi Ricardo menjelaskan bahwa kemajuan teknologi di sektor industri akan

    mengakibatkan penggantian tenaga kerja. Pada awalnya kemajuan teknologi tersebut

    dapat menahan laju berlakunya the law of diminishing returns, tetapi akhirnya pengaruh

    kemajuan teknologi tersebut habis dan perekonomian menuju ke arah stasioner.

    Kenyataannya kenaikan produksi pertanian yang sangat pesat di negara-negara maju

    telah membuktikan bahwa Ricardo kurang memperhatikan potensi kemajuan teknologi

  • 41

    dalam menahan laju berlakunya the law of diminishing returns dari faktor produksi

    tanah.

    Pengertian yang Salah tentang Keadaan Stasioner

    Pandangan Ricardo bahwa negara akan mencapai keadaan stasioner secara otomatis

    adalah tidak beralasan, karena tidak ada perekonomian yang mencapai keadaan

    stasioner dengan laba yang meningkat, produksi yang meningkat, dan akumulasi modal

    terjadi.

    Pengabaian Faktor-faktor Kelembagaan

    Salah satu kelemahan pokok dari teori Ricardo ini adalah pengabaian peranan faktor-

    faktor kelembagaan.Faktor-faktor ini diasumsikan secara tertentu.Meskipun demikian,

    faktor tersebut penting sekali dalam pembangunan ekonomi dan tidak dapat diabaikan.

    Teori Ricardo bukan Teori Pertumbuhan

    Menurut Schumpeter, teori Ricardo bukanlah teori pertumbuhan ekonomi tetapi teori

    distribusi yang menentukan besarnya pangsa tenaga kerja, tuan tanah, dan pemilik

    modal. Bahkan dia menganggap bahwa pangsa untuk tanah adalah sangat utama, dan

    sisanya sebagai pangsa tenaga kerja dan modal. Ricardo gagal menunjukkan teori

    distribusi fungsional karena ia tidak menentukan pangsa dari masing-masing faktor

    produksi secara terpisah

    .Pengabaian Suku Bunga

    Kelemahan lain dari teori Ricardo ini adalah pengabaian suku bunga dalam

    pertumbuhan ekonomi. la tidak menganggap suku bunga sebagai imbalan jasa yang

    terpisah dari modal tetapi termasuk dalam laba. Pendapat yang salah ini berasal dari

  • 42

    ketidakmampuannya untuk membedakan pemilik modal dari pengusaha (entrepreneur).

    3. THOMAS ROBERT MALTHUS

    Teori Pembangunan Malthus

    Bukunya Principles of Political Economy pada tahun 1820 yang terkenal dengan

    teori kependudukan, kemudian di keluarkan teori tentang pembangunan ekonomi

    dalam bukunya The Progress of Wealth pada tahun yang sama. Malthus tidak

    menganggap proses pembangunan ekonomi terjadi dengan sendirinya.

    Malthus lebih menitikkan perhatian kepada perkembangan kesejahteraan suatu

    negara yaitu pembangunan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan

    kesejahteraan suatu negara. Kesejahteraan itu tergantung kepada kuantitas produk

    yang dihasilkan oleh tenaga kerjanya dan sebagian lagi dihasilkan oleh nilai produk itu

    sendiri

    Saran yang diajukan oleh Malthus untuk meningkatkan pembangunan ekonomi :

    Pertumbuhan yang berimbang.

    Di dalam sistem Malthus perekonomian dibagi menjadi sektor:pertanian dan

    industri. Kemajuan teknologilah di kedua sektor itu yang dapat mambawa kepada

    pembangunan ekonomi

    Menaikkan permintaan efektif.

    Selain kemajuan teknologi untuk mendorong pembangunan ekonomi juga harus

    diimbangi dengan meningkatnya permintaan efektif:

    Pendistribusian kesejahteraan dan pemilikan tanah secara adil;

  • 43

    Permintaan efektif dapat ditingkatkan melalui perluasan perdagangan internal

    dan eksternal.

    Hal ini dikarenakan perdagangan akan meningkatkan keinginan, hasrat, dan

    selera untuk mengkonsumsi yang sasarannya untuk menjaga harga di pasar

    komoditi;

    Mempertahankan konsumen tidak produktif untuk meningkatkan permintaan

    efektif

    Kelemahan teori Malthus

    Stagnasi sekuler tidak melekat pada akumulasi modal

    Pandangan negatif terhadap akumulasi modal

    Komoditi tidak dipertukarkan dengan komoditi secara langsung

    Konsumen tidak produktif memperlambat kemajuan

    Dasar tabungan bersisi satu

    2.5. Jenis jenis teori perencanaan

    2.5.1. Diagram Perkembangan Munculnya Aliran Perencanaan dan Konsep Teori

    Perencanaan

    Teori perencanaan mulai berkembang pesat setelah terjadinya revolusi industri

    sebagai akibat adanya respon industrialisasi dan urbanisasi. Degradasi lingkungan

    yang terjadi membuat pakar kota menginginkan suatu reformasi Hal ini merupakan

    sebuah perubahan yang sangat besar dalam kehidupan kota. Revolusi industri sendiri

    telah menciptakan kota-kota industri baru yang sebelumnya tidak ada yaitu terjadi

    perpindahan penduduk dari daerah pertanian ke daerah industri. Lalu kota itu sendiri

  • 44

    menjadi kepentingan yang sangat besar bagi buruh, karena penduduk yang pindah dari

    desa ke kota tidak memiliki pengetahuan tentang industri baru atau kebutuhan sosial

    dan teknis untuk hidup di kota. Setelah itu, mulai muncul sebuah gagasan dari Patrick

    Geddes tentang analisa terperinci dari pola pemukiman dan lingkungan ekonomi lokal

    yang merupakan awal dari lebih berkembangnya sebuah teori perencanaan.

    Gambar 2.1. Diagram teori-teori perencanaan

    INDUSTRIDEGRADASI SOSIAL POLITIK,SOSIAL EKONOMI, SOSIAL BUDAYA

    REVOLUSI INDUSTRI

    REFORMASI POLITIK REVORMASI SOSIAL REVORMASILINGKUNGAN

    Teori PengambilanKeputusan

    Teori Komunikasi New Urbanism

    Teori PembagianKekuasaan

    Just The City Regionalism

    Political Economy Advokasi TeoriPertumbuhanPusat Kota

    Teori lokasiComunicativeModel

    SosialimeEkstreem

    PerkembanganPusat Kota

    Sosialisme

    DevelopmentMachine

    Liberialisme

    Partisipasi

    Historialisme

    Teori Ksepakatan

    NeightboarhoodUnit

    Historialisme

    Modernism

  • 45

    2.5.2. Perkembangan dan konsep teori perencanaan

    Kota merupakan sebatas wilayah yang dihuni sekumpulan orang dan memiliki

    pemerintahan sendiri. Massa, wilayah, dan pemerintahan harus ada untuk dapat

    mengenali kota. Ketiganya memiliki keterikatan yang sangat kuat sehingga tidak dapat

    berdiri sendiri-sendiri. Hal ini terjadi disebabkan oleh terjadinya interaksi antar manusia

    dalam memenuhi kebutuhan akan hak dan kewajibannya. Dewasa ini, kota telah

    bertransformasi menjadi lebih kompleks seiring dengan perkembangan kehidupan

    manusia. Kota tidak hanya sekedar sebuah wilayah tempat berkumpulnya satu

    komunitas saja, tetapi sifatnya meluas menjadi pertemuan beberapa area dalam

    sebuah kemajemukan yang saling berkait. Oleh karena itu, dibutuhkan seperangkat

    aturan yang dapat mengatur kota agar tidak terjadi kekacauan di dalamnya. Sebegitu

    pentingnya aturan tersebut sehingga mendorong tumbuhnya satu cabang pengetahuan

    baru yang biasa disebut perencanaan kota (urban planning). Dalam dimensi masa,

    tahapan perkembangan kota baru dapat dibagi menjadi:

    1) Perencanaan Pra Revolusi Industri

    Banyak kota di jaman kuno atau abad pertengahan direncanakan oleh penguasa

    atau kelompok pedagang; dan di antara kelompok ini, banyak yang memiliki rencana

    formal dengan unsur keteraturan geometris yang kuat. Perkembangan terbesar dari

    perencanaan kota formal sebelum Revolusi Industri adalah di abad 17 dan 18 yang

    menghasilkan karya terbaik rancangan arsitektur seperti rekonstruksi Roma sepanjang

    akhir abad 16 dan awal abad 17 dan lain sebagainya. Sejarah perencanaan kota

    tersebut penting bagi perencana untuk memahami bagaimana generasi sebelumnya

    beradaptasi dengan kesempatan dan keterbatasan wilayah yang ada.

  • 46

    Dalam arti yang hakiki, kota baru dikenal sejak masa Mesir, Yunani dan Romawi

    kuno dan kemudian pada masa abad pertengahan dan masa peralihan (Renaissance)

    di Eropa. Beberapa pemukiman lama yang dapat dicontohkan sebagai kota baru pada

    masa Yunani, seperti kota-kota yang terdapat di sepanjang mediterania sampai ke kota-

    kota yang didirikan bangsa Romawi di Mesopotamia dan Afrika Utara. Pada abad

    pertengahan,misalnya kota-kota wilayah Andalusia (Spanyol) seperti di Granada,

    Sevilla, dan wilayah Baghdad. Pada abad peralihan, misalnya kota-kota di sepanjang

    Lembah Garonne di Perancis. Masa menjelang revolusi industri di Eropa Barat, seperti :

    pembangunan kota baru di wilayah frontier Amerika, seperti Savannah, Georgia,

    Washington DC, Pullman, Illinois dan Philadelphia.

    Peradaban Mesopotamia, Harappa, dan Mesir kuno merancang kota-kotanya

    dengan sangat cermat. Sisa-sisa peninggalan kota kuno dari 3000 tahun sebelum

    masehi tersebut telah dipelajari oleh para ilmuwan. Penemuan menunjukkan bahwa

    kota-kota tersebut telah direncanakan dengan sangat baik oleh penduduknya. Tata

    guna lahan diperhatikan dengan melakukan pembagian-pembagian sesuai zona dan

    strata sosial di masyarakat. Jalur-jalur penghubung antar lokasi dibuat dengan pola

    terkotak-kotak (grid). Kota-kota tersebut bahkan sudah mengembangkan sistem awal

    sanitasi berupa selokan-selokan terstruktur sebagai drainase kota.

    Kemudian bangsa Yunani dan Romawi kuno juga menerapkan rancangan kota yang

    serupa. Sepetak wilayah dibagi-bagi menjadi blok-blok terukur dengan pembagian

    fungsi yang berbeda. Kota-kota tersebut pada umumnya berbentuk persegi dengan

    pembagian grid persegi juga. Dibuat pula jalur-jalur diagonal dari keempat sisi kota agar

    mempersingkat waktu tempuh dari satu sisi kota ke sisi yang lain. Sistem transportasi

  • 47

    seperti ini sengaja dikembangkan untuk kenyamanan publik dan kepentingan militer.

    Skema tersebut masih dapat disaksikan di kota Turin dan banyak kota-kota kuno di

    eropa lainnya.

    Karakteristik kota yang dibangun sejak masa Romawi kuno hingga akhir

    Renaisanse adalah digunakannya benteng sebagai alat pertahanan kota. Secara

    otomatis, perkembangan kota mengikuti bentuk benteng tersebut. Pusat kota biasanya

    berupa pusat pemerintahan, militer, atau sosial yang di kelilingi oleh pemukiman

    penduduk yang berada dalam benteng utama. Pemukiman ini biasanya didiami oleh

    anggota keluarga para bangsawan ataupun penguasa kala itu yang sangat dijaga

    keamanannya. Area di luar benteng utama biasanya digunakan untuk pemukiman

    penduduk biasa, area perdagangan, dan lahan persawahan. Skema seperti ini banyak

    ditemui di kota-kota lama di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia.

    2) Revolusi Industri

    Pada abad 18 terjadi industrialisasi di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Dampak

    buruk industrialisasi telah mengakibatkan warga Eropa Barat dan Amerika Serikat untuk

    peduli dengan lingkungan binaan. Revolusi industri selain menghasilkan penemuan

    teknologi baru juga memunculkan fenomena baru yaitu kota industri baru yang

    sebelumnya tidak ada. Akibatnya terjadi perpindahan penduduk dari daerah pertanian

    ke daerah industri. Penduduk yang pindah tersebut tidak memiliki pengetahuan tentang

    industri baru atau kebutuhan sosial dan teknis untuk hidup di kota. Meski industri di

    kota-kota tersebut memberikan banyak kesempatan ekonomi bagi angkatan kerja yang

    tidak terampil, namun pengaturan sosial di kota tidak mampu memenuhi kebutuhan

  • 48

    mereka akan tempat tinggal, pelayanan publik mendasar seperti air dan pembuangan

    limbah, atau pelayanan kesehatan. Situasi ini tidak dapat diterima oleh masyarakat.

    Namun upaya reformasi sangat sulit karena tiga hal. Pertama, keinginan untuk

    bertindak. Kedua, pengetahuan untuk bertindak. Ketiga, kebutuhan akan perlengkapan

    administrasi yang efektif, termasuk keuangan, untuk melembagakan kontrol yang

    diperlukan dan menyediakan layanan publik; dan mereformasi pemerintah lokal yang

    tidak efektif.

    Revolusi Industri telah mengubah paradigma dalam perencanaan kota.

    Pertumbuhan penduduk yang meningkat tajam terutama di kota-kota industri di dunia

    secara langsung telah mengubah bentuk ruang kota, tidak hanya lebih meluas tetapi

    juga mengalami degradasi lingkungan. Timbulnya kesemrawutan dalam perkembangan

    ruang yang terjadi merupakan implikasi besar dari pertumbuhan dan perkembangan

    kegiatan ekonomi dunia. Ekonomi tidak lagi digerakkan pada kegiatan pertanian dan

    juga industri manual yang hanya memiliki ruang lingkup kecil. Tetapi ekonomi telah

    digerakkan oleh kegiatan industri massal skala besar yang kemudian menjadikan kota

    sebagai pusatnya. Ketika orientasi ekonomi dunia mengarah pada industri-industri

    besar yang ada di kota maka kegiatan pertanian yang selama ini masih masih menjadi

    mayoritas komoditas ekonomi kemudian beralih. Pekerja industri menjadi sebuah mata

    pencaharian baru. Migrasi ke kota atau yang kemudian disebut sebagai urbanisasi

    adalah sebuah fenomena besar yang pada akhirnya, sampai saat ini, menjadi sangat

    umum terjadi dalam merespon sebuah peluang ekonomi baru yang dirasa banyak

    terdapat di kota. Hal tersebut turut pula didukung oleh perkembangan pemikiran-

    pemikiran baru baik dalam aspek sosial maupun ekonomi. Ketika kapitalisme sangat

  • 49

    mendukung perkembangan pesat ekonomi indutri maka kemudian muncul sosialisme

    sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan yang terjadi. Secara normatif

    kemudian banyak bermunculan konsep-konsep perencanaan yang mencoba

    mengakomodir dan mengantisipasi kemajuan peradaban manusia tersebut.

    Revolusi industri selain menghasilkan penemuan teknologi baru juga memunculkan

    fenomena baru yaitu kota industri baru yang sebelumnya tidak ada. Akibatnya terjadi

    perpindahan penduduk dari daerah pertanian ke daerah industri. Penduduk yang

    pindah tersebut tidak memiliki pengetahuan tentang industri baru atau kebutuhan sosial

    dan teknis untuk hidup di kota. Meski industri di kota-kota tersebut memberikan banyak

    kesempatan ekonomi bagi angkatan kerja yang tidak terampil, namun pengaturan sosial

    di kota tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka akan tempat tinggal, pelayanan

    publik mendasar seperti air dan pembuangan limbah, atau pelayanan kesehatan.

    3) Kemunduran Kota

    Kemunduran kota ditandai dengan semakin meluasnya persebaran kota tanpa

    dsitunjang perkembangan infrastruktur yang memadai. Penyebaran kota dipengaruhi

    oleh perkembangan ekonomi, sosial dan teknologi terutama teknologi transportasi.

    Depresi ekonomi menyebabkan upah buruh murah. Perubahan sosial yang dipicu oleh

    perkembangan ekonomi menambah jumlah kalangan menengah yang dapat membeli

    rumah. Sedangkan perkembangan teknologi transportasi meningkatkan jangkauan

    perpindahan yang efektif, yang menyebabkan kota melebar lebih luas dibanding

    sebelumnya.

    Reaksi terhadap penyebaran/perluasan kota

  • 50

    Perencana kota prihatin terhadap fakta bahwa pembangunan tidak dikontrol

    dengan perencanaan yang efektif yang memberikan dua dampak buruk. Pertama,

    pembangunan menggunakan lahan pedesaan (yang mayoritas adalah lahan pertanian)

    secara berlebihan. Kedua, pemukiman semakin jauh dari pusat kota, sedangkan

    pekerjaan ada di pusat kota. Akibatnya, kemacetan lalu lintas di kota terus bertambah

    dan perjalanan ke tempat kerja membutuhkan waktu yang lebih lama. Sehingga muncul

    gerakan untuk membatasi pertumbuhan kota melalui perencanaan yang positif.

    2.5.2.1. Reformasi Politik

    Teori Pengambilan Keputusan

    Para ilmuwan politik dan para ilmuwan sosial pada umumnya telah banyak

    mengembangkan model, pendekatan, konsep dan rancangan untuk menganalisis

    pembuatan kebijaksanaan negara dan komponennya, yaitu pengambilan/pembuatan

    keputusan. Sekalipun demikian, pada umumnya ahli-ahli ilmu politik lebih sering

    menunjukkan hasrat yang tebih besar dalam mengembangkan teori mengenai

    kebijaksanaan negara daripada mempelajari praktek kebijaksanaan negara itu sendiri.

    Walaupun begitu, haruslah diakui bahwa konsep-konsep dan model-model tersebut

    amat penting dan bermanfaat guna dijadikan pedoman dalam analisis kebijaksanaan,

    karena konsep-tonsep dan model-model tersebut dapat memperjelas dan mengarahan

    pemahaman kila tcrhadap pembuatan kebijaksanaan negara mempermudah arus

    komunikasi dan memberikan penjelasan yang memadai bagi tindakan kebijaksanaan.

    Jelasnya, jika kita bermaksud mempelajari atau meneliti kebijaksanaan tertentu maka

    kita membutuhkan suatu pedoman dan kriteria yang relevan dengan apa yang sedang

  • 51

    menjadi pusat perhatian kita. Sebab, apa yang kita temukan dalam realita sebetulnya

    bergantung pada apa yang kita cari, dan dalam hubungan ini konsep-konsep dan teori-

    teori kebijaksanaan yang ada dapat memberikan arah pada penelitian yang sedang kita

    lakukan.

    Pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan

    tertentu yang dilakukan oleh seorang aktor atau beberapa aktor berkenaan dengan

    suatu masalah. Tindakan para aktor kebijakan dapat berupa pengambilan keputusan

    yang biasanya bukan merupakan keputusan tunggal, artinya kebijakan diambil dengan

    cara mengambil beberapa keputusan yang saling terkait dengan masalah yang ada.

    Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan alternatif terbaik dari

    beberapa pilihan alternatif yang tersedia.

    Ada beberapa teori yang paling sering digunakan dalam mengambil kebijakan

    yaitu:

    1. Teori Rasional Komprehensif

    Barangkali toari pengambilan keputusan yang biasa digunakan dan

    diterima oleh banyak kalangan aadalah teori rasional komprehensif yang

    mempunyai beberapa unsure

    a. Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang

    dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai

    sebagai masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain

    (dapat diurutkan menurut prioritas masalah)

  • 52

    b. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat

    keputusan sangat jelas dan dapat diurutkan

    prioritasnya/kepentingannya.

    c. Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti

    secara saksama.

    d. Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk menentukan

    prioritas.

    e. Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk

    membandingkan dengan alternatif lain.

    f. Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai

    tujuan, nilai, dan sasaran yang ditetapkan.

    Ada beberapa ahli antara lain Charles Lindblom , 1965 (Ahli Ekonomi

    dan Matematika) yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan itu

    sebenarnya tidak berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit

    akan tetapi mereka seringkali mengambil keputusan yang kurang tepat

    terhadap akar permasalahan.

    Teori rasional komprehensif ini menuntut hal-hal yang tidak rasional dalam

    diri pengambil keputusan. Asumsinya adalah seorang pengambil

    keputusan memiliki cukup informasi mengenahi berbagai alternatif

    sehingga mampu meramalkan secara tepat akibat-akibat dari pilihan

    alternatif yang ada, serta memperhitungkan asas biaya manfaatnya.dan

    mempertimbangkan banyak masalah yang saling berkaitan

    Pengambil keputusan sering kali memiliki konflik kepentingan antara nilai-

  • 53

    nilai sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat. Karena teori

    ini mengasumsikan bahwa fakta-2 dan nilai-nilai yang ada dapat

    dibedakan dengan mudah, akan tetapi kenyataannya sulit membedakan

    antara fakta dilapangan dengan nilai-nilai yang ada.

    Ada beberapa masalah diberbagai negara berkembang seperti Indonesia

    untuk menerapkan teori rasional komprehensif ini karena beberapa alasan

    yaitu:

    o Informasi dan data statistik yang ada tidak lengkap sehingga tidak

    bisa dipakai untuk dasar pengambilan keputusan. Kalau

    dipaksakan maka akan terjadi sebuah keputusan yang kurang

    tepat.

    o Teori ini diambil/diteliti dengan latar belakang berbeda dengan

    nagara berkembang ekologi budanyanya berbeda.

    o Birokrasi dinegara berkembang tidak bisa mendukung unsur-unsur

    rasional dalam pengambilan keputusan, karena dalam birokrasi

    negara berkembang kebanyakan korup sehingga menciptakan hal-

    hal yang tidak rasional.

    2. Teori Inkremental

    Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak

    masalah yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang seri

    ng ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail

    keputusan. Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut:

  • 54

    Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang

    diperlukan untuk mencapanya merupakan hal yang saling terkait.

    Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa

    alternatif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah, dan

    alternatif-alternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental

    atau marjinal

    Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi

    mengenahi sebab dan akibatnya.

    Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifinisikan

    secara teratur dan memberikan kemungkinan untuk

    mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan dan sarana

    sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi.

    Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat

    bagi setiap masalah. Sehingga keputusan yang baik terletak pada

    berbagai analisis yang mendasari kesepakatan guna mengambil

    keputusan.

    Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki

    atau melengkapi keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna

    mendapatkan penyempurnaan.

    Karena diambil berdasarkan berbagai analisis maka sangat tepat

    diterapkan bagi negara-negara yang memiliki struktur mejemuk.

    Keputusan dan kebijakan diambil dengan dasar saling percaya diantara

    berbagai pihak sehingga secara politis lebih aman. Kondisi yang realistik

  • 55

    diberbagi negara bahwa dalam menagmbil keputusan/kebijakan para

    pengambil keputusan dihadapkan pada situasi kurang baik seperti

    kurang cukup waktu, kurang pengalaman, dan kurangnya sumber-

    sumber lain yang dipakai untuk analsis secara komprehensif.

    Teori ini dapat dikatakan sebagai model pengambilan keputusan yang

    membuahkan hasil terbatas, praktis dan dapat diterima.

    Ada beberapa kelemahan dalam teori inkremental ini

    - keputusankeputusan yang diambil akan lebih mewakili atau

    mencerminkan kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan

    sehingga kepentingan kelompok lemah terabaikan.

    - Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek

    dan tidak memperhatikan berbagai macam kebijakan lain

    - Dinegara berkembang teori ini tidak cocok karena perubahan yang

    inkremental tidak tepat karena negara berkembang lebih

    membutuhkan perubahan yang besar dan mendasar.

    - Menutut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam membuat

    keputusan cenderung mengahsilkan kelambanan dan terpeliharanya

    status quo

    3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)\

    Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti

    yang dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu

    pengamatan terpadu (Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan untuk

  • 56

    mengambil keputusan baik yang bersifat fundamental maupun

    inkremental. Keputusan-keputusan inkremental memberikan arahan

    dasar dan melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan fundamental

    sesudah keputusan-keputusan itu tercapai.

    Model pengamatan terpadu menurut Etzioni akan memungkinkan para

    pembuat keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan teori

    inkremental pada situasi yang berbeda-beda.

    Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan

    kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional

    komprehensif dan model inkremental dalam proses pengambilan

    keputusan.

    Teori Pembagian Kekuasaan

    Teori Pembangunan kekuasaan merupakan istilah yang digunakan secara

    longgar untuk menunjukkan hasil-hasil penelitian dan segala macam pengamatan yang

    semuanya itu ingin menjelaskan bagaimana sebaiknya pembangunan itu dilaksanakan.

    Teori Pembangunan kekuasaan ini lebih berupa kumpulan asumsi atau hasil analisis

    yang merupakan sumbangan dari sejumlah disiplin yang tentu tidak tersusun secara

    rapi. Berasal dari penalaran induktif maupun deduktif atas aplikasi prinsip dan aturan

    prosedur operasional praktek pembangunan. Indikator pembangunan kekuasaan :

    - Kemiskinan : sanitasi buruk, kesehatan dan umur rata2 ato harapan hidup

    buruk, kecukupan makanan dan gizi, Implikasi politik : miskin ekonomi tak

    punyakekuatan politik.

  • 57

    - Pekerjaan : kegiatan yang menyediakan upah agar kepribadiannya

    berkembang. Terkait kualitas sumberdaya.

    - Ketimpangan : Ini problem distribusi pendapatan. Ini sangat susah diatasi

    untuk dihilangkan, maksimal dikurangi karena sejak lahir manusia itu

    memang berbeda. Tidak bisa kita mengingkari perbedaan itu.

    Jika terjadi perbaikan terhadap 3 indikator tersebut maka pastilah

    pembangunan sedang berproses.

    2.5.2.2. Politikal ekonomi

    Sosialisme

    Sosialisme adalah pandangan hidup dan ajaran kamasyarakatan tertentu , yang

    berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil-hasil produksi

    secara merata . Sosialisme sebagai ideology politik adalah suatu keyakinan dan

    kepercayaan yang dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik

    yang mencita-citakan terwujutnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui

    jalan evolusi, persuasi , konstitusional parlementer , dan tanpa kekerasan.

    Sosialisme sebagai ideology politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang

    sosial, ekonomi dan politik akibat revousi industri . Adanya kemiskinan , kemelaratan

    ,kebodohan kaum buruh , maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan

    secara merata.

    Dalam perkembangan sosialisme terdiri dari pelbagai macam bentuk seperti

    sosialisme utopia , sosialisme ilmiah yang kemudian akan melahirkan pelbagai aliran

  • 58

    sesuai dengan nama pendirinya atau kelompok masyarakat pengikutnya seperti

    Marxisme-Leninisme ,Febianisme , dan Sosial Demokratis.

    Sosialisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada masyarakat

    bangsa yang memiliki tradisi demokrasi yang kuat. Unsur-unsur pemikiran yang ada

    dalam gerakan sosialis sebagimana tergambar di Inggris mencakup :

    a) Agama

    b) Idealisme Etis Dan Estetis

    c) Empiris Fabian

    d) Dan Liberalism

    Sosialisme yang ada disetiap negara memiliki ciri khas sesuai dengan kondisi

    sejarahnya . Dalam sosialisme tidak ada garis sentralitas dan tidak bersifat

    internasional.

    Sosialisme di negara-negara berkembang mengandung banyak arti . Sosialisme

    berarti cita-cita keadilan sosial ; persaudaraan ; kemanusiaan dan perdamaian dunia

    yang berlandaskan hukum ; dan komitmen pada perencanaan.

    Di negara-negara Barat ( lebih makmur) sosialisme diartikan sebagai cara

    mendistribusikan kekayaan masyarakat secara lebih merata sedangkan di Negara

    berkembang sosialisme diartikan sebagai cara mengindustrialisasikan Negara yang

    belum maju atau membangun suatu perekonomian industri dengan maksud manaikkan

    tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat .

    Sosialisme sebagai idiologi politik yang merupakan keyakinan dan kepercayaan

    yang dianggap benar mengenai tatanan politik yang mencita-citakan terwujudnya

  • 59

    kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-

    parlementer dan tanpa kekerasan. Sosialisme sebagai ideologi politik timbul dari

    keadaan yang kritis di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revousi industri .

    Adanya kemiskinan , kemelaratan ,kebodohan kaum buruh , maka sosialisme berjuang

    untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata.

    Dalam perkembangan sosialisme terdiri dari pelbagai macam bentuk seperti

    sosialisme utopia, sosialisme ilmiah yang kemudian akan melahirkan pelbagai aliran

    sesuai dengan nama pendirinya atau kelompok masyarakat pengikutnya seperti

    Marxisme-Leninisme, Febianisme , dan Sosial Demokratis. Sosialisme dapat tumbuh

    dan berkembang dengan baik pada masyarakat bangsa yang memiliki tradisi

    demokrasi yang kuat.

    Teori Political Economy

    Teori Ekonomi/political economy adalah suatu pemikiran kapitalisme yang

    terlebih dahulu yang harus dilacak melalui sejarah perkembangan pemikiran ekonomi

    dari era Yunani kuno sampai era sekarang. Aristoteles adalah yang pertama k