Download - Makalah Status GIZI

Transcript
Page 1: Makalah Status GIZI

MAKALAH BIOMEDIK

(STATUS GIZI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGATUHINYA DAN PENILAIAN STATUS GIZI)

DI SUSUN

OLEH :

MUHAMMAD FAUZARRAHMAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

BANDA ACEH 2014

Page 2: Makalah Status GIZI

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha

Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas

tentang Gizi, Status Gizi, Faktor Yang Mempengaruhinya Serta

Tentang Penilaian Status Gizi

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan

dan hambatan akan tetapi dengan dari teman dengan mencari berbagai

materi-materi yang bisa di jadikan sebagai isi di dalam makalah ini dan

akhirnya teratasi dengan baik dan lancar

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari

pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah

selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada

penulis dan kepada teman sekelompok khususnya, dan kepada semua teman

di dalam fakultas kesehatan masyarakat UNMUHA ACEH ini.

Banda Aceh, 18 Maret 2014

M. FAUZARRAHMAN

i

Page 3: Makalah Status GIZI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1

1.1.........................................................................................Latar Belakang

....................................................................................................1

1.2................................................................................................Tujuan

....................................................................................................2

1.3.......................................................................................Manfaat Penulisan

....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................... 4

2.1. Pengertian Gizi............................................................................ 4

2.2. Pengertian Status Gizi................................................................. 5

2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi.................................... 8

2.4 Pengertian Penilaian Status Gizi.................................................. 10

2.4.1 Metode Secara Langsung................................................... 10

2.4.2 Metode Secara Tidak Langsung.......................................... 20

BAB III PENUTUP............................................................................. 23

3.1. Kesimpulan................................................................................ 23

Page 4: Makalah Status GIZI

3.2. Saran.......................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap

daur kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien yang berbeda.

Semua orang sepanjang kehidupan membutuhkan nutrien yang sama,

namun dalam jumlah yang berbeda. Nutrien tertentu yang didapat dari

makanan, melalui peranan fisiologis yang spesifik dan tidak tergantung pada

nutrien yang lain, sangat dibutuhkan untuk hidup dan sehat.

Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar tahun

1952-1955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi

berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang berarti makanan. Menurut dialek

Mesir, ghidza dibaca ghizi. Selain itu sebagian orang menterjemahkan

nutrition dengan mengejanya sebagai ”nutrisi”( Kamus Umum Bahasa

Indonesia Badudu-Zain, 1994).

WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses

yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan

ii

Page 5: Makalah Status GIZI

dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk

memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan

menghasilkan energi.

Zat gizi (nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan

memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Makanan

setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan. Bahan makanan

diuraikan menjadi zat gizi atau nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap

melalui dinding usus dan masuk kedalam cairan tubuh .

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat sangat diperlukan dalam

mengisi pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Salah satu

upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, gizi

yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat meningkatkan

kecerdasan dan menjadikan pertumbuhan yang normal (Depkes RI, 2004).

Namun sebaliknya gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang

sangat sulit sekali ditanggulangi oleh Indonesia, masalah gizi yang tidak

seimbang itu adalah Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A

(KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan Anemia Gizi

Besi .

Page 6: Makalah Status GIZI

1.2 TUJUAN

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini

1. Untuk memahami tentang Gizi dan Status Gizi.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Status

Gizi

3. Untuk memahami bagaimana cara dalam melaksanakan Penilaian

Status Gizi.

1.3 MANFAAT PENULISAN

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada semua pihak, khususnya kepada mahasis FKM UNMUHA untuk

menambah pengetahuan dan wawasan. Manfaat lain dari penulisan makalah

ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan

acuan untuk menjadikan kualitas pembelajaran yang baik.

2

Page 7: Makalah Status GIZI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gizi

Kata “Gizi” berasal dari bahasa Arab,”Gizzah” yang artinya zat

makanan sehat. Gizi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan,

serta mengatur proses-proses kehidupan .

Gizi atau nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan

makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,

pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan

jaringan tubuh .

Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat

dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat,

protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan

oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan.

Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan

makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.

3

Page 8: Makalah Status GIZI

Gizi meliputi pengertian yang luas, tidak hanya mengenai jenis-jenis

pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara

memperoleh serta mengolah dan mempertimbangkan agar kita tetap sehat.

2.2 Pengertian Status Gizi

Sebelum membahas status gizi, pertama sekali kita perlu mengetahui

pengertian dari gizi itu sendiri. Gizi adalah suatu proses menggunakan

makanan yang dikonsumsi secara normal untuk mempertahankan

kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta

menghasilkan energi.

Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara

konsumsi dan penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau

keadaan fisiologi akibat dari tersedianya zat gizi dalam sel tubuh .

Jadi, status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi

makanan dan penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi buruk, gizi

kurang, gizi baik, dan gizi lebih .

Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu

(level yang paling mikro). Faktor yang mempengaruhi secara langsung

adalah asupan makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi

ada tiga faktor yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak,

4

Page 9: Makalah Status GIZI

dan lingkungan kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan

kesehatan.

Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi

dilakukan dengan interpretasi informasi  dari hasil beberapa metode

penilaian status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri,

laboratorium/biokimia dan klinis . Diantara beberapa metode tersebut,

pengukuran antropometri adalah relatif paling sederhana dan banyak

dilakukan.

Dalam antropometri dapat dilakukan beberapa macam pengukuran

yaitu pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkar lengan

atas (LILA). Dari beberapa pengukuran tersebut BB, TB dan LILA sesuai

dengan umur adalah yang paling sering digunakan untuk survey sedangkan

untuk perorangan, keluarga, pengukuran BB dan TB atau panjang badan

(PB) adalah yang paling dikenal .

Melalui pengukuran antropometri, status gizi anak dapat ditentukan

apakah anak tersebut tergolong status gizi baik, kurang atau buruk. Untuk

hal tersebut maka berat badan dan tinggi badan hasil pengukuran

dibandingkan dengan suatu standar internasional yang dikeluarkan oleh

WHO. Status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur BB atau TB

sesuai dengan umur secara sendiri-sendiri, tetapi juga merupakan kombinasi

5

Page 10: Makalah Status GIZI

antara ketiganya. Masing-masing indikator mempunyai makna sendiri-

sendiri.

Indikator BB/U menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini (saat

diukur) karena mudah berubah, namun tidak spesifik karena berat badan

selain dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh tinggi badan. Indikator

ini  dapat dengan mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum,

sensitif untuk melihat perubahan status gizi dalam jangka waktu pendek;

dan dapat mendeteksi kegemukan.

Indikator TB/U dapat menggambarkan status gizi masa lampau atau

masalah gizi kronis. Seseorang yang pendek kemungkinan keadaan gizi

masa lalu tidak baik.  Berbeda dengan berat badan yang dapat diperbaiki

dalam waktu singkat, baik pada anak maupun dewasa, maka tinggi badan

pada usia dewasa tidak dapat lagi dinormalkan. Pada anak Balita

kemungkinkan untuk mengejar pertumbuhan tinggi badan optimal masih

bisa sedangkan anak usia sekolah sampai remaja kemungkinan untuk

mengejar pertumbuhan tinggi badan masih bisa tetapi kecil kemungkinan

untuk mengejar pertumbuhan optimal.  Dalam keadaan normal tinggi badan

tumbuh bersamaan dengan bertambahnya umur. Pertambahan TB relatif

kurang sensitif terhadap kurang gizi dalam waktu singkat. Pengaruh kurang

gizi terhadap pertumbuhan TB baru terlihat dalam waktu yang cukup lama.

Indikator ini juga dapat dijadikan indikator keadaan sosial ekonomi

penduduk

6

Page 11: Makalah Status GIZI

Indikator BB/TB merupakan pengukuran antropometri yang terbaik

karena dapat menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi saat ini

atau masalah gizi akut. Berat badan berkorelasi linier dengan tinggi badan,

artinya dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan mengikuti

pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu. Dengan demikian berat

badan yang normal akan proporsional dengan tinggi badannya. Ini

merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini terutama

bila data umur yang akurat sering sulit diperoleh. Untuk kegiatan

identifikasi dan manajemen penanganan bayi dan anak balita gizi buruk

akut, maka WHO & Unicef  merekomendasikan menggunakan indikator

BB/TB dengan cut of point < -3 SD WHO 2006 .

Dalam panduan tata laksana penderita KEP (Depkes, 2000) gizi

buruk diartikan sebagai keadaan kekurangan gizi yang sangat parah yang

ditandai dengan berat badan menurut umur kurang dari 60 % median pada

baku WHO-NCHS atau terdapat tanda-tanda klinis seperti marasmus,

kwashiorkor dan marasmik-kwashiorkor. Agar penentuan klasifikasi dan

penyebutan status gizi menjadi seragam dan tidak berbeda maka Menteri

Kesehatan [Menkes] RI mengeluarkan SK Nomor

920/Menkes/SK/VIII/2002 tentang klasifikasi status gizi anak bawah lima

tahun.  Dengan keluarnya SK tersebut maka data status gizi yang dihasilkan

mudah dianalisis lebih lanjut baik untuk perbandingan , kecenderungan

maupun analisis hubungan .

7

Page 12: Makalah Status GIZI

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

gizi kurang disebabkan oleh beberapa faktor yang kemudian

diklasifikasikan sebagai penyebab langsung, penyebab tidak langsung,

pokok masalah dan akar masalah.

Gizi kurang secara langsung disebabkan oleh kurangya konsumsi

makanan dan adanya penyakit infeksi. Makin bertambah usia anak maka

makin bertambah pula kebutuhannya. Konsumsi makanan dalam keluarga

dipengaruhi jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi

dalam keluarga  dan kebiasaan makan secara perorangan. Konsumsi juga

tergantung pada pendapatan, agama, adat istiadat, dan pendidikan keluarga

yang bersangkutan

Timbulnya gizi kurang bukan saja karena makanan yang kurang

tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik

tetapi sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi

kurang. Sebaliknya anak yang makan tidak cukup baik maka daya tahan

tubuhnya (imunitas) dapat melemah, sehingga mudah diserang penyakit

infeksi, kurang nafsu makan dan akhirnya mudah terkena gizi kurang .

Sehingga disini terlihat interaksi antara konsumsi makanan yang kurang dan

infeksi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.

Hubungan antara kurang gizi dengan penyakit infeksi tergantung

dari besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap

8

Page 13: Makalah Status GIZI

status gizi itu sendiri. Beberapa contoh bagaimana infeksi bisa berkontribusi

terhadap kurang gizi seperti infeksi pencernaan dapat menyebabkan diare,

HIV/AIDS,tuberculosis, dan beberapa penyakit infeksi kronis lainnya bisa

menyebabkan anemia  dan parasit pada usus dapat menyebabkan anemia.

Penyakit Infeksi disebabkan oleh kurangnya sanitasi dan bersih, pelayanan

kesehatan dasar yang tidak memadai, dan pola asuh anak yang tidak

memadai (Soekirman, 2000).

Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola

pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.    

Rendahnya ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak yang tidak

memadai, kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan kesehatan yang

tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Makin

tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan

keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan

pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil resiko anak terkena penyakit

dan kekurangan gizi.

2.4 Pengertian Penilaian Status Gizi

2.4.1 Metode Penilaian Langsung

A. Metode Penilaian Antropometri

Page 14: Makalah Status GIZI

Antropometri berasal dari kata anthropos dan

metros. Anthoropos artinya tubuh dan metros artinya

ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Pengertian

ini bersifat sangat umum sekali (Supariasa, dkk, 2002).

Sedangkan sudut pandang gizi, Jelliffe (1966)

mengungkapkan bahwa antropometri gizi berhubungan

dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Penggunaan antropometri, khususnya pengukuran berat

badan pernah menjadi prinsip dasar pengkajian gizi dalam

asuhan medik. Untuk mengkaji status gizi secara akurat,

beberapa pengukuran secara spesifik diperlukan dan

pengukuran ini mencakup pengukuran berat badan, indeks

massa tubuh

1. Ukuran Antropometri

a. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu antropometri

yang memberikan gambaran masa tubuh (otot dan lemak).

Karena tubuh sangat sensitif terhadap perubahan keadaan

yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi,

menurunnya nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan

10

Page 15: Makalah Status GIZI

yang dikonsumsi. Maka BB merupakan antropometri yang

sangat labil (Reksodikusumo, dkk, 1989). Dalam keadaan

normal dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan

antara intake dan keutuhan gizi terjamin, berat badan

mengikuti perkembangan umur. Sebaiknya dalam keadaan

abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan BB,

yaitu dapat berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari

keadaan normal. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat

dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun

status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi,

asites, oedema dan adanya tumor

Hal-hal yang harus dipertimbangkan kalau kita

akan menggunakan berat badan sebagai satu-satunya kriteria

untuk menentukan keadaan gizi seseorang :

1) Berat badan harus dimonitor untuk memberikan

informasi yang memungkinkan intervensi preventif secara

dini (dan intervensi guna mengatasi kecenderungan

penurunan/ penambahan berat yang tidak dikehendaki)

2) Berat badan harus dievaluasi dalam konteks

riwayat berat, baik gaya hidup maupun status berat terakhir.

Page 16: Makalah Status GIZI

3) Berat badan tidak memberikan informasi

mengenai komposisi tubuh dan dengan demikian tidak efektif

untuk menentukan resiko penyakit yang kronis. Namun IMT

(indeks masa tubuh menentukan) merupakan sarana untuk

mengukur resiko penyakit kronis,.

4) Pasien yang berukuran tubuh besar tapi bukan

gemuk dapat memiliki nilai IMT di atas nilai standar, namun

tidak ada hubungannya dengan peningkatan resiko untuk

menderita gangguan gizi atau penyakit. 5) Pasien-pasien

dapat memiliki defisiensi mikronutrien yang bermakna

disamping deplesi lean body mass, khususnya selama

menderita penyakit yang berat. Semua parameter harus

dievaluasi dahulu dan kita tidak bolehkan cepat-cepat

berasumsi bahwa kelebihan berat badan sama dengan

kelebihan gizi. Pasien yang mengalami oedema,

hidrotoraks dapat memiliki barat badan yang tinggi tetapi

terapi status gizinya jelek seperti gagal ginjal kronis. (Andy

Hartono, 2000).

b. Memperkirakan Berat Badan Dalam kondisi tertentu,

pengukuran berat badan aktual mungkin tidak dapat

dilakukan.contoh:

12

Page 17: Makalah Status GIZI

1) Pasien yang tidak dapat duduk atau berdiri

sehingga berada dalam posisi berbaring sementara timbangan

tempat tidur (bed scale) tidak tersedia.

2) Pasien dengan edema atau asites sehingga tidak

dapat ditentukan berat badan sebernarnya. Pada keadaan

tersebut di atas bisa diperkirakan berat badan dengan

berdasarkan panjang badan.

c. Umur

Umur faktor umur sangat penting dalam penentuan

status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan

interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran

tinggi badan dan berat badan menjadi tidak berarti bila tidak

disertai dengan penentuan umur yang tepat. Menurut

Puslitbang Gizi Bogor (1978), batasan umur digunakan

adalah tahun umur penuh (comleted year) untuk anak umur

0-2 tahun digunakan bulan usia penuh (completed month)

d. Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan antropometri yang

menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Dalam

keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan dengan

13

Page 18: Makalah Status GIZI

pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan, tidak seperti

berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah

defisiensi gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat

gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang

cukup lama. Tinggi badan merupakan parameter yang

penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang,

jika umur tidak diketahui dengan tepat.

Ukuran antropometri dalam rangka penilaian status

gizi digunakan dalam bentuk indikator yang dapat

merupakan kombinasi antara masing-masing ukuran

indikator antropometri yang umum digunakan untuk menilai

status gizi adalah BB/U, TB/U atau PB/U, BB/TB atau

BB/PB, LILA/U.

e. Indeks BB/U

Ιndeks BB/U adalah pengukuran total berat badan,

termasuk air, lemak, tulang, dan otot, dan diantara beberapa

macam indeks antropometri, indeks BB/U merupakan

indikator yang paling umum digunakan. Indikator BB/U

menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini (saat diukur)

karena mudah berubah Untuk anak pada umumnya,

indeks ini merupakan cara baku yang digunakan untuk

mengukur pertumbuhan. Kurang berat badan tidak hanya

Page 19: Makalah Status GIZI

menunjukkan konsumsi pangan yang tidak cukup tetapi juga

mencerminkan keadaan sakit yang baru saja dialami, seperti

mencret yang mengakibatkan berkurangnya berat badan

Pengukuran berat badan menurut umur secara teratur dan

seing dapat dipergunakan sebagai indikator kurang gizi.

Hasil pengukuran ini dapat menunjukkan keadaan kurang

gizi akut atau gangguan-gangguan yang mengakibatkan laju

pertumbuhan terhambat.

f. Indeks TB/U atau PB/U

Tinggi badan kurang peka dipengaruhi oleh

pangan dibandingkan dengan berat badan . Oleh karena itu

tinggi badan menurut umur yang rendah biasanya akibat dari

keadaan kurang gizi yang kronis, tetapi belum pasti

memberikan petunjuk bahwa konsumsi zat gizi pada waktu

ini tidak cukup TB/U lebih menggambarkan status gizi

masa lalu. Keadaan tinggi badan anak pada usia sekolah (7

th) menggambarkan status gizi pada masa balita adalah sama

dengan seperti pada yang sudah dibahas sebelumnya yang

menyangkut pengukuran itu sendiri maupun ketelitian data

umur.

Page 20: Makalah Status GIZI

Masalah-masalah ini akan berkurang bila dilakukan

terhadap anak yang lebih tua dimana proses pengukuran

dapat lebih mudah dilakukan dan penggunaan selang (range).

Umur yang lebih panjang (setengah tahunan atau tahunan)

memperkecil kemungkinan kesalahan data umur. Indeks

TB/U disamping dapat memberikan gambaran tentang status

gizi masa lampau juga lebih erat kaitannya dengan masalah

sosial ekonomi (Beaton dan Bengoa, 1973). Oleh karena itu

indeks TB/U selain digunakan sebagai indikator status gizi

dapat pula digunakan sebagai indikator perkembangan

keadaan sosial ekonomi masyarakat.

g. Indeks BB/TB atau BB/PB

Ukuran antropometri yang terbaik adalah

menggunakan BB/TB atau BB/PB karena dapat

menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif dan

spesifik. Berat badan memiliki hubungan linier dengan berat

badan. dalam keadaan normal akan searah dengan

pertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Pada

tahun 1966 Jelliffe memperkenalkan penggunaan indeks

BB/TB untuk identifikasi status gizi, indeks BB/TB

16

Page 21: Makalah Status GIZI

merupakan indikator yang baik untuk menanyakan status gizi

saat ini, terlebih bila data umur akurat sulit diperoleh, oleh

karena itu indeks BB/TB disebut pula indikator status gizi

yang independen terhadap umur. Karena indeks BB/TB dapat

memberikan gambaran tentang proporsi berat badan relatif

terhadap indikator kekurangan, seperti halnya dengan indeks

BB/U.

h. Z-Skor

Pertama kali dianjurkan oleh WHO pada tahun 1979,

di Indonesia penggunaan Z-Skor untuk penilaian status gizi

anak balita telah disepatkati pada semiloka antropometri

tahun 1991. kemudian pada tanggal 17-19 Januari 2000 telah

diadakan Diskusi Pakar dibidang Gizi yang diselenggarakan

oleh persagi bekerja sama dengan UNICEF-Indonsesia dan

LIPI. Salah satu agenda diskusi adalah tentang keseragaman

instilah status gizi dan baku antropometri yang dipakai.

Diskusi pakar telah menyepakati bahwa:

i. Baku antropometri yang digunakan adalah WHO-NCHS

Istilah status gizi:

a) BB/U: gizi lebih: > 2,0 SD

Page 22: Makalah Status GIZI

gizi baik: -2,0 SD s/d + 2 SD

gizi kurang: -2,0 SD

gizi buruk: -3,0 SD

b) TB/U: normal: > -2,0 SD

pendek: < -2,0 SD

c) BB/TB: gemuk: > 2,0 SD

normal: -2,0 SD s/d + 2 SD

kurus: < -2,0 SD

sangat kurus: <-3,0 SD

Penilaian status gizi berdasarkan Z-Skor

dilakukan dengan melihat distribusi normal

pertumbuhan seseorang. Nilai ini menunjukkan jarak

nilai baku median dalam unit simpang baku dengan

asumsi distribusi normal.

Rumus:

Berlaku untuk Indeks BB/U, BB/TB, maupun TB/U

X – M

-Z=Skor SB

18

Page 23: Makalah Status GIZI

Keterangan:

X = BB atau TB aktual / hasil pengukuran

M = Nilai baku median BB atau TB

SB = Nilai simpang baku

(Jika BB atau TB aktual yang diketahui

berada diatas nilai median maka SB yang digunakan

adalah jarak antara 0 SD dengan 1 SD tetapi, jika BB

dan TB aktual yang diketahui berada dibawah nilai

median maka SB yang digunakan adalah jarak antara

0 SD dengan -1 SD)

B. Metode Pemeriksaan Klinis

1. Pengertian Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat

penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan

atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan

ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel

(superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa

oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh

seperti kelenjar tiroid.

2. Penggunaan Penggunaan metode ini umumnya untuk

survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini

19

Page 24: Makalah Status GIZI

dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum

dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu

digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan

melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala

(symptom) atau riwayat penyakit.

C. Metode Pemeriksaan Biokimia

1. Pengertian Penilaian status gizi dengan biokimia adalah

pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan

pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang

digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan

tubuh seperti hati dan otot.

2. Penggunaan Metode ini digunakan untuk suatu peringatan

bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih

parah lagi, Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka

penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk

menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

D. Metode Pemeriksaan Biofisik

20

Page 25: Makalah Status GIZI

1. Pengertian Penentuan status gizi secara biofisik adalah

metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi

(khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.

2. Penggunaan Umumnya dapat digunakan dalam situasi

tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night

blindnes), Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

2.4.2 Metode Penilaian Tidak Langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu: survei

konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian dan

penggunaan metode ini akan diuraikan sebagai berikut:

A. Survei Konsumsi Makanan

1. Pengertian Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan

status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat

gizi yang dikonsumsi

2. Penggunaan Pengumpulan data konsumsi makanan dapat

memberikan gambaran tentang kon¬sumsi berbagai zat gizi pada

masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat

mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi

B. Penggunaan Statistik Vital

21

Page 26: Makalah Status GIZI

1. Pengertian Pengukuran status gizi dengan statistik vital

adalah dengan menganalisis data beberpa statistik kesehatan seperti

angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian

akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan

gizi.

2. Penggunaan Penggunaannya dipertimbangkan sebagai

bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi

masyarakat.

C. Penilaian Faktor Ekologi

1. Pengertian Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi

merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor

fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang

tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah,

irigasi dan lain-lain.

2. Penggunaan Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat

penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat

sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi

(Schrimshaw, 1964). Secara ringkas, penilani status gizi

22

Page 27: Makalah Status GIZI

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Setelah kami menulis makalah ini, kami dapat

menyimpulkan beberapa kesimpulan

1. Timbulnya gizi kurang/burul bukan saja karena makanan

yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang

mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering

diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi

Buruk

2. Status gizi merupakan hal yang paling penting, jadi

pertahankan asupan makanan yang sehat dan bernutrisi

agar tetap berada pada status gizi yang baik.

3. Status gizi tidak hanya berpengaruh secara langsung

melalui asupan makanan, tapi juga dapat berPengaruh

secara tidak langsung yaitu ketahanan pangan di

23

Page 28: Makalah Status GIZI

keluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan

kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan

kesehatan.

3.2 SARAN

Kepada seluruh pembaca kususnya bagi kalangan Mahasiswa

FKM UNMUHA ACEH agar selalu mempertahankan asupan gizi

yang sehat untuk mendapatkan status gizi yang sehat pula. Apabila

asupan-asupan tidak terjaga, maka status gizi yang buruk akan di

derita.

24