Download - MAKALAH sosial budaya

Transcript
Page 1: MAKALAH sosial budaya

MAKALAH

PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI DI

BIDANG SOSIAL BUDAYA

DI SUSUN OLEH :

INDRA SETYANINGSIH (13103241065/PLB I B)

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013

Page 2: MAKALAH sosial budaya

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Permasalahan di bidang sosial budaya tidak terlepas dari

globalisasi. Globalisasi menuntut kita untuk mengikuti perkembangan

jaman. Arti globalisasi sendiri menurut A.G. Mc Grew adalah globalisasi

mengacu pada keseberagaman hubungan dan saling keterkaitan antara

negara dan masyarakat yang membentuk sistem dunia modern. Globalisasi

adalah proses di mana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di

belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi

berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain. 

Globalisasi berpengaruh pada kebudayaan dan sosial di dunia. Di

bidang sosial gobalisasi memengaruhi kebiasaan dan cara hidup

masyarakat. Masyarakat cenderung hidup konsumtif dan memilih sesuatu

yang instan. Di bidang kebudayaan globalisasi memengaruhi kebudayaan

suatu Negara, kebudayaan asli akan tergantikan dengan kebudayaan baru.

Beberapa kasus di Indonesia yang berhubungan dengan

kebudayaan di antaranya kasus reog ponorogo yang di klaim oleh Negara

Malaysia. Hal ini menandakan bahwa Indonesia tidak sungguh-sungguh

dalam melestarikan kebudayaan. Selain kasus reog ponorogo, ada kasus

serupa yaitu kasus tari pendet yang berasal dari Bali. Tari pendet

digunakan sebagai media promosi pariwisata di Malaysia.

Page 3: MAKALAH sosial budaya

Selain kasus klaim, terjadi juga masalah sosial di Indonesia yaitu

konflik sosial. Konflik di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya.  terjadi sedikitnya 618 konflik agraria di seluruh wilayah

Negara Indonesia, dengan areal konflik seluas 2.399.314,49 hektar

Berdasarkan paparan di atas Pancasila sebagai paradigma reformasi

di bidang sosial budaya sangat diperlukan dalam melestarikan kebudayaan

dan pembentukan masyarakat madani. Dengan adanya Pancasila sebagai

paradigma reformasi di bidang sosial budaya, Indonesia dapat

mempertahankan dan melestarikan kebudayaan serta mewujudkan

masyarakat madani (civil society).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengapa paradigma reformasi di bidang sosial budaya penting

bagi Indonesia?

2. Apa pengertian Pancasila sebagai paradigma reformasi di bidang

sosial budaya?

3. Bagaimana cara mewujudkan paradigma reformasi di bidang sosial

budaya?

C. TUJUAN

Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu:

Page 4: MAKALAH sosial budaya

1. Mengetahui pentingnya Pancasila sebagai paradigma reformasi di

bidang sosial budaya,

2. Mengetaui pengertian Pancasila sebagai paradigma reformasi di

bidang sosial budaya, dan

3. Mengetahui cara mewujudkan paradigm reformasi di bidang sosial

budaya.

D. METODOLOGI

Dalam membuat makalah ini menggunakan metode kajian

pustaka.

E. KAJIAN TEORI

1. Teori Paradigma

Istilah paradigma tidak dapat lepas dari filsafat karena awalnya

paradigma berkembang pada ilmu pengetahuan terutama ilmu filsafat.

Menurut Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul The Structure of

Scientific Revolution (1970:49). Pengertian paradigma adalah suatu

asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan

suatu sumber nilai), sehingga merupakan sumber hukum-hukum, metode

serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan

sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.

Dalam masalah yang populer istilah paradigma berkembang

menjadi terminologi yang mengandung konotasi pengertian sumber nilai,

Page 5: MAKALAH sosial budaya

kerangka pikir,orientasi dasar, sumber asas serta tujuan dari suatu

perkembangan, perubahan serta proses dari suatu bidang tertentu termasuk

dalam bidang sosial dan budaya.

2. Teori Reformasi

Arti dari kata ‘reformasi’ secara etimologis berasal dari kata

‘reformation’ dengan akar kata ‘reform’ yang secara semantik bermakna

‘make or become better by removing or putting right what is bad or

wrong’ (Oxford Advanced Learners Divitionary of Current English, 1980,

dalam Wibisono, 1998:1).

Secara harafiah reformasi berarti suatu gerakan untuk

memformat ulang menata ulang atau menata kembali hal-hal yang

menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai

dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat (Riswanda, 1998).

Dari pengertian reformasi di atas dapat saya simpulkan

bahwa reformasi adalah merubah, menata ulang hal-hal yang kurang baik

kea rah yang lebih baik, tetapi bukan berarti merubah suatu Negara.

Munculnya krisis ekonomi di dunia menyebabkan adanya gerakan

reformasi di Indonesia. Terlebih lagi pemerintahan pada masa orde baru

hanya menambah kesengsaraan masyarakat saja. Para wakil-wakil rakyat

yang melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Oleh karena itu

maka gerakan reformasi harus tetap diletakkan dalam kerangka perspektif

Pancasila sebagai landasan cita-cita dan ideologi, (Hamengkubuwono X,

1998 : 8).

Page 6: MAKALAH sosial budaya

BAB II

F. PEMBAHASAN

Untuk mengatasi masalah sosial dan budaya yang terjadi di

Indonesia perlu adanya pemahaman terhadap paradigma dan reformasi.

Terutama yang berkaitan dengan Pancasila sebagai paridigma reformasi.

1. Pengertian Paradigma di Bidang Sosial dan Budaya.

Paradigma merupakan asumsi-asumsi sumber nilai, sumber hukum,

metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan, seperti yang dikatakan

oleh Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul The Structure of

Scientific Revolution. Sumber nilai paradigma di Indonesia berarti

Pancasila yang berkeTuhanan , berkemanusiaan, berkesatuan,

berkerakyatan, dan berkeadilan.

Nilai yang terkandung dalam Pancasila bersumber dari nilai-nilai

luhur yang sudah melekat sejak Indonesia belum ada. Bukan dari hasil

pengambilan nilai dan dari Negara lain. Hal ini sudah jelas berarti nilai

Pancasila harus diamalkan dan dilestarikan. Selain bersumber dari nilai

luhur bangsa Indonesia, juga berumber dari kebudayaan yang sudah ada

sejak dulu. Menurut Ki Hadjar Dewantara, “Kultur atau kebudayaan itu

siftanya bermacam-macam, akan tetapi oleh karena semuanya adalah buah

adab, maka semua kebudayaan atau kultur selalu bersifat : tertib, indah,

berfaedah, kuhur, memberi rasa damai, senagn, bahagia, dan sebagainya.

Page 7: MAKALAH sosial budaya

Sifat-sifat itu terlihat di dalam kehidupan manusia-manusia yang beradab

….” (Ki Hadjar Dewantara, 1967).

Kondisi di suatu Negara berbeda-beda sehingga memunculkan

paradigma yag berbeda pula. Seperti yang ada di Indonesia, Indonesia

memiliki banyak pulau, ras, agama, dan kebudayaan atau bisa dikatakan

masyarakat multikultural yang akan berakibat terjadinya konflik suku, ras,

agama (SARA). Agar tidak terjadi disintegrasi bangsa dan konflik SARA

maka diperlukan adanya pendidikan multikultural.

Tujuan pendidikan multikultural adalah :

a. pembentukan sebuah sikap menghormati dan menghargai nilai

keragaman budaya,

b. promosi kepercayaan pada nilai intrinsik tiap-tiap pribadi dan

perhatian tak kunjung hilang terhadap kesejahteraan masyarakat

yang lebih luas,

c. pemgembangan kompetensi multikultural untuk berfungsi secara

efektif dalam setting yang bervarasi secara kultural,

d. fasilitasi keadilan pendidikan tanpa memperhatikan etnis, ras,

gender, usia, atau kekhususan lain. (Young Pai, 1990).

2. Pengertian reformasi di bidang sosial budaya

Secara harafiah reformasi berarti suatu gerakan untuk memformat

ulang menata ulang atau menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk

dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai

ideal yang dicita-citakan rakyat (Riswanda, 1998). Reformasi denagan

Page 8: MAKALAH sosial budaya

melakukan perubahan dalam perubahan dalam berbagai bidang atau yang

sering disebut reformasi total tidak mungkin melakukan perubahan

terhadap sumber sendiri. Apakah mungkin reformasi total dewasa ini akan

mengubah kehidupan bangsa yang tidak berketuhanan, tidak

berkemanusiaan, tidak berpersatuan, tidak berkerakyatan, dan tidak

berkeadilan. Oleh karena itu, reformasi perlu memiliki tujuan, dasar, cita-

cita serta platform yang jelas bagi bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila

itulah yang merupakan paradigma reformasi total. Dari hal tersebut maka

diperlukan suatu gerakan reformasi.

Gerakan reformasi memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

1. Gerakan reformasi dilakukan karena banyak terjadi penyimpangan.

Contohnya pada masa orde baru banyak terjadi kasus korupsi,

kolusi, dan nepotisme di kalangan pejabat yang tentunya

melanggar UUD 1945.

2. Suatu gerakan reformasi dilakukan dengan berdasar

pada suatu kerangka struktural tertentu. Jadi

reformasi pada prinsipnya suatu gerakan untuk

mengembalikan kepada dasar nilai nilai sebagaimana

yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia yang

tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

3. Gerakan reformasi akan mengembalikan Negara

dalam system Negara yang demokratis yaitu

pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk

Page 9: MAKALAH sosial budaya

rakyat. Sebagaimana terkandung dalam UUD 1945

pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “Kedaulatan berada di

tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-

Undang Dasar. Gerakan reformasi harus menunjng

tinggi hak asasi manusia (HAM), bebas mengeluarkan

pendapat, dan peradilan yang bebas penguasa.

4. Gerakan reformasi yang dilakukan harus mengarah

pada keadaan yang lebih baik, perubahan yang

dilakukan harus mampu membuat masyarakat lebih

baik dan sejahter di bidang sosial, budaya, ekonomi,

serta keagamaan.

5. Gerakan reformasi dilakukan berdasarkan atas azas

ketuhanan Yang Maha Esa.

Dalam kenyataanya gerakan reformasi ini harus dibayar mahal oleh

bangsa Indonesia yaitu dampak politik, ekonomi, kemanusiaan, dan sosial

serta budaya. Terutama masalah sosial budaya di Indonesia yang semakin

marak terjadi, seperti reog ponorogo dan tari pendet yang diklaim Negara

Malaysia.

3. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi di Bidang Sosial dan Budaya

Seperti yang telah dibahas di depan reformasi berarti suatu

gerakan untuk memformat ulang menata ulang atau menata kembali hal-hal

yang menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula

sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat (Riswanda, 1998).

Page 10: MAKALAH sosial budaya

Dalam kehidupan sosial budaya di era globalisasi menuntut para

warga untuk mampu mempertahankan integritas masyarakatnya masing-

masing melalui :

a. Pengembangan kehidupan yang bermakna (to develop a meaning life).

b. Kemampuan untuk memuliakan kehidupan itu sendiri (ability to enable

life).

Jika di masyarakat tidak memilki kedua unsure di atas, maka masyarakat

tersebut akan terjerumus ke dalam kehidupan masyarakat yang serba datar.

Oleh karena itu dalam membangun jangan senantiasa ingin menjadi “orang

lain” dan melupakan “jati diri”, sebagai pribadi, sebagai manusia yang

bermartabat.

Di dalam pengertian martabat manusia ada bebrapa aspek

Sastrapratedja (2001).

a. Martabat manusia (dignity of man) di letakkan pada kedudukannya

sebagai subjek atau pribadi, yan mampu menetukan pilihan,

menentukan tindakannya, dan dirinya sendiri (self-determination).

b. Martabat manusia terletak pula pada sosialitasnya. Sosialitas manusia

dewasa ini semakin luas cakupannya yang secara spasial semakin

bersifat mondia, mengatasi batasan-batasan geografis, dan secara

temporal kesadaran sosial mengatasi batasan masa kini.

c. Martabat manusia adalah ketuhanannya. Manusia senatiasa meminta

perlindungan dan permohonan pada Tuhan Yang Maha Esa.

Page 11: MAKALAH sosial budaya

Selain karena globalisasi pada masa orde baru reformasi di bidang

sosial budaya juga berkaitan dengan munculnya berbagai konflik di

Indonesia yang semakin memperparah masa orde baru yang sudah tidak

dipercaya oleh rakyat. Konflik yang terjadi dimasa orde baru

diantaranya peristiwa Amuk Masa di Jakarta, Solo, Jawa Timur,

Tangerang, dan Kalimantan. Serta timbulnya konflik SARA yang

menimbulkan disintegrasi baangsa.

Selain munculnya berbagai konflik, kondisi ekonomi Indonesia

sangat terpuruk. Hal ini ditandai dengan tidak stabilnya perekonomian di

Indonesia seperti maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di

kalangan pemerintah, utang Negara semakin banyak, pengangguran

semakin tinggi, PHK terjadi di mana-mana, dan pemerintahan semu.

Hal-hal tersebut memunculkan suatu gerakan dari rakyat yaitu

gerakan reformasi. Keberhasilan reformasi di awali dengan lengsernya

presiden Soeharto dan digantikan dengan presiden BJ. Habibie yang diikuti

dengan pembentukan kabinet reformasi pembangunan dan reformasi

ekonomi yang menyangkut perlindungan hukum.

Pancasila sebagai paradigma reformasi juga tidak lepas dengan

cita-cita bangsa sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea

ke empat. Reformasi berdasarkan pancasila berarti :

1. Reformasi yang berketuhanan Yang Maha Esa, bahwa reformasi

harus berdasarkan nilai-nilai religious karena pada hakekatnya

manusia adalah mahluk Tuhan yang selalu tunduk dan patuh

Page 12: MAKALAH sosial budaya

terhadap Tuhan. Sehingga dalam melakukan perubahan harus

mengarah pada ketuhanan.

2. Reformasi yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, bahwa

dalam melakukan perubahan harus didasarkan pada hak asasi

manusia dan tidak adanya penganiayaan. Selain itu harus

menunujung tunggi harkat dan martabat manusia. Reformasi

menentan segala aspek eksploitasi, pemerintaha yang otoriter,

serta penindasan.

3. Reformasi yang berdasarkan persatuan, bahwa reformasi

berdasarkan nilai persatuan, adanya sikap saling menghargai,

adanya gotong royong. Segala perubahan harus mampu

menghindarkan dari sesuatu yang dapat menimbulkan

disintegrasi bangsa seperti, konflik yang berhubungan dengan

suku, agama, dan ras,

4. Reformasi yang berdsasarkan atas kerakyatan, bahwa segala

perubahan harus memperhatikan aspirasi-aspirasi rakyat.

Reformasi menghendaki Negara yang demokratis sehingga

rakyatlah yang memegang kekuasaan penuh. Pemerintahan yang

demokratis adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan

untuk rakyat yang menentang segala bentuk kediktatoran.

5. Reformasi yang berkeadilan, bahwa segala perubahan harus

berdasarkan tuujuan Negara yaitu keadilan bagi seluruh rakyat

Indonesia. Keadilan bukan hanya untuk pribadi, bukan hanya

Page 13: MAKALAH sosial budaya

untuk kalangan pejabat, tetapi untuk keadilan rakyat. Sehingga

tercapainya tujuan dan cita-cita Negara.

Dengan demikian, peran Pancasila sangat penting sebagai

paradigma reformasi di bidang sosial dan budaya dalam mengatasi masalah

sosial yang berkaitan dengan kebudayaan sekaligus yang berkaitan dengan

terjadinya konflik sosial.

4. Faktor yang mendorong terjadinya paradigma reformasi di bidang

sosial budaya

Paradigma reformasi di bidang sosial budaya ditandai dengan

munculnya gerakan reformasi pada masa orde baru. Gerakan ini muncul

sebagai akibat pemerintahan pada masa orde baru sudah tidak dipercaya

oleh rakyat karena pemerintahan mengandung korupsi, kolusi, dan

nepotisme (KKN). Ada beberapa faktor yang dapat menyebeabkan

terjadinya reformasi di bidang ssosial budaya yaitu:

a. Banyak terjadi penyimpangan. Contohnya pada masa orde baru

banyak terjadi kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme di kalangan

pejabat yang tentunya melanggar UUD 1945. Oleh karena itu

pemerintahan tidak lagi dipercaya oleh rakyat.

b. Untuk mengembalikan kepada dasar nilai nilai

sebagaimana yang dicita-citakan oleh bangsa

Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD

1945. Reformasi bertujuan untuk merubah kea rah

Page 14: MAKALAH sosial budaya

yang lebih baik, tetapi bukan berarti membubarkan

suatu Negara.

c. Untuk mengembalikan Negara dalam sistem Negara

yang demokratis yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh

rakyat, dan untuk rakyat. Sebagaimana terkandung

dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2 yang berbunyi

“Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan

menurut Undang-Undang Dasar. Demokrasi berarti

rakyat bebas beraspirasi dengan menyuarakan

pendapat mereka melaui demo. Namun dalam

melakukan demo tetap memperhatikan aturan-aturan

yang berlaku, tidak melakukan tindakan-tindakan yang

anarkis.

5. Cara agar paradigma reformasi di bidang sosial budaya terwujud di

Indonesia

Dewasa ini masalah sosial dan budaya yang terjadi di Indonesia

semakin banyak. Hal tersebut menandakan bahwa pemerintah maupun

rakyat kurang peduli terhadap kondisi Negara Indonesia. Apabila kondisi

tersebut terus berlanjut maka Negara Indonesia akan menjadi Negara yang

tertinggal. Oleh karena itu, diperlukan cara agar dapat mengurangi

terjadinya masalah sosial dan budaya serta untuk mewujudkan paradigma

sosial budaya di Indonesia.

Page 15: MAKALAH sosial budaya

Cara agar paradigma reformasi di bidang sosial budaya terwujud di

Indonesia :

a. Mengimpementasikan nilai-nilai Pancasila, sebagai warganegara yang

baik maka dalam kehidupan sehari-hari harus mengimplementasikan

nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

Nilai Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan

satu dengan yang lain

b. Menjaga dan melestarikan budaya Indonesia, beberapa kasus yang

berkaitan dengan budaya Indonesia merupakan cerminan budaya

Indonesia mulai hilang. Dengan kita mempelajari budaya Indonesia

maka kita telah menjaga dan melestarikan budaya Indonesia. Sehingga

budaya Indonesia tidak diklaim oleh Negara lain.

c. Memiliki rasa nasonalisme yang tinggi, Negara Indonesia adalah

Negara majemuk yang terdiri berbagai ras, suku, agama atau bisa

dikatakan masyarakat multikultural. Namun, dengan kondisi tersebut

bukan berarti masyarakat di Indonesia menjadi terpisah-pisah, tetapi

Indonesia tetap bersatu dengan rasa nasionalisme yang tinggi.

Nasionalisme memiliki dampak yang positif dan negatif. Dampak

positif nasionalisme adalah bangsa Indonesia menjadi solid atau

mempunyai rasa persatuan yang kuat, sedangkan dampak negatif dari

nasionalisme adalah terjadinya chauvinisme yang tentunya akan

mendorong terjadinya konflik sosial.

Page 16: MAKALAH sosial budaya

d. Memiliki cita-cita berdasarkan nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai

Pancasila adalah ada pada filsafat hidup bangsa Indonesia, dan sebagai

bangsa maka akan senantiasa memliki perkembangan aspirasi sesuai

dengan tuntutan jaman. Oleh karena itu Pancasila sebagai sumber nilai

memiliki sifat yang ’reformatif’ artinya memiliki aspek pelaksanaan

yang senantiasa mampu meyesuaikan dengan dinamika aspirasi rakyat.

e. Memiliki sifat yang kritis dan aktif, pemerintahan tidak selalu benar

maka diperlukan sifat yang kritis dan aktif. Tugas warganegara adalah

mengkritisi pemerintahan suatu Negara dan aktif dalam menyuarakan

suara rakyat. Aspirasi rakyat sangat diperlukan untuk perbaikan

pemerintahan di Indonesia. Rakyat dapat menyuarakan suaranya

melalui demo. Namun, di dalam melakukan demo harus memperhatikan

aturan-aturan yang berlaku. Demo bukan berarti tindakan yang anarkis,

tetapi demo harus teratur dan tertib.

BAB III

G.KESIMPULAN

Pentingnya Pancasila sebagai paradigma reformasi di bidang sosial

dan budaya berarti segala perubahan harus didasarkan pada nilai-nilai

luhur bangsa Indonesia yang sudah sejak dulu ada dan harus berdasarkan

pada ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

Page 17: MAKALAH sosial budaya

Pancasila menentang segala sesuatu yang dapat menimbulkan disintegrasi

bangsa serta menentang kediktatoran dan penganiyaan.

Dalam melestarikan budaya bangsa sangat diperlukan peran

Pancasila sebagai paradigma reformasi di bidang sosial dan budaya. Peran

Pancasila dalam melestarikan budaya yaitu sebagai filter untuk budaya

asing yang masuk di Indonesia. Dengan adanya filter budaya Indonesia

tudak akan hilang dan budaya asing yang sesuai dengan nilai-nilai

pancasila akan menambah bervariasinya budaya Indonesia.

H. SARAN

Makalah yang saya susun masih jauh dari kesempurnaan dan

masih perlunya perbaikan. Oleh Karena itu, kritik dan saran oleh pembaca

sangat saya perlukan dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah

yang saya susun dapat menginspirasi pembaca untuk tetap

memepertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila serta

mempertahankan dan melestarikan budaya bangsa Indonesia.

Page 18: MAKALAH sosial budaya

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2010. pendidikan pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Rukmiyati, dkk. 2013. Pendidikan pancasila. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta Press.

Indah, Sri W. 2013. Terjadi Peningkatan 618 Konflik Agraria Sepanjang Tahun

2012-2013. (online)http://www.kabarindonesia.com/berita.php?

pil=14&jd=Terjadi+Peningkatan+618+Konflik+Agraria+Sepanjang+Tahun

+2012-2013&dn=20130927180309, diakses 12 November Pukul 9.25 Am.

Puwastuti, L. Andriani dkk. 2002. Pendidikan pancasila untuk perguruan tinggi.

Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta Press