2
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin
Topik Makalah/Tulisan
KEBUDAYAAN CITRA KEPRIBADIAN SUATU BANGSA
Kelas : 1-IA21
Tanggal Penyerahan Makalah : 22 Mei 2013 Tanggal Upload Makalah : 23 Mei 2013
P E R N Y A T A A N Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan
makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
P e n y u s u n
N P M Nama Lengkap Tanda Tangan
51412619 CINDY AMRIYANI
Program Sarjana Teknik Informatika
UNIVERSITAS GUNADARMA
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunianya atas selesainya
makalah ketiga pada mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang berjudul “Kebudayaan Citra
Kepribadian Suatu Bangsa”. Mencoba memberikan penjelasan dan pegangan yang jelas,
mudah dan ringkas, guna untuk mempermudah pembaca memahami dan mengerti dalam
membentuk perilaku berbudaya. Semoga dengan adanya makalah ini, pembaca menjadi lebih
memahami tentang perilaku berbudaya didalam lingkungan terutama untuk membentuk citra
kepribadian suatu bangsa.
Ucapkan terima kasih tak luput diucapkan kepada dosen mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar yaitu Bapak Burhan Amin yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini. Menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
maka dari itu saya berharap kritik dan saran yang membangun untuk ke depannya agar saya
dapat lebih baik lagi dalam mengerjakan makalah berikutnya.
Dengan ini, untuk para pembaca bisa memahami isi dari makalah ini, selamat
membaca dan semoga bisa memanfaatkan makalah ini didalam kehidupan sehari-hari.
Jakarta, 21 Mei 2013
Cindy Amriyani
4
DAFTAR ISI
Cover..... ..................................................................................................................................... 1
Pernyataan.... .............................................................................................................................. 2
Kata Pengantar ........................................................................................................................... 3
Daftar Isi .................................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 5
1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 5
2. Tujuan ................................................................................................................................... 9
3. Sasaran .................................................................................................................................. 9
BAB II PERMASALAHAN...............................................................................................................10
1. Kekuatan..............................................................................................................................13
2. Kelemahan............................................................................................................................13
3. Peluang.................................................................................................................................14
4. Tantangan.............................................................................................................................14
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.............................................................................16
1. Kesimpulan........................................................................................................................16
2. Rekomendasi.....................................................................................................................16
Referensi.................................................................................................................................18
5
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Citra didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu suatu gambaran yang ada di dalam
benak seseorang. Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata
tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya.
Bill Canton mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik
terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau
organisasi. Menurut Philip Henslowe, citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat
pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi).
Rhenald Kasali juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena
pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.
Frank Jefkins mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat
(sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel, produk,
atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan.
Ada beberapa jenis citra menurut Frank Jefkins yaitu :
Mirror Image (Citra Bayangan), Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-
anggota organisasi – biasanya adalah pemimpinnya – mengenai anggapan pihak luar
tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut
oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini
seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak
memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh
kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.
Dalam situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai kita.
Current Image (Citra yang Berlaku), Citra yang berlaku adalah suatu citra atau
pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini
sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka
yang mempercayainya.
6
Multiple Image (Citra Majemuk). Yaitu adanya image yang bermacam-macam dari
publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili
organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan
tujuan atau asas organisasi kita.
Corporate Image (Citra Perusahaan), Apa yang dimaksud dengan citra perusahaan
adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas
produk dan pelayanannya.
Wish Image (Citra Yang Diharapkan), Citra harapan adalah suatu citra yang
diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang diharapkn
biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak
belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.
Penggambaran citra menurut Nimoeno, citra dapat digambarkan melalui persepsi,
kognisi, motivasi, sikap : “proses-proses psikodinamis yang berlangsung pada individu
konsumen berkisar antara komponen-komponen persepsi, kognisi, motivasi dan sikap
konsumen terhadap produk. Keempat komponen itu diartikan sebagai mental
representation (citra) dari stimulus.”
Empat komponen tersebut dapat diartikan sebagai:
Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang
dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan
memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai
rangsang. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses
pembentukan citra.
Kognisi yaitu suatu keyakinan diri individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan
timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus
diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat memengaruhi perkembangan
informasinya.
Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan
kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu.
7
Kepribadian adalah keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa
diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Berbicara mengenai kepribadian kebudayaan
mempunyai peranan penting dalam membentuk kepribadian sesorang maupun kepribadian
bangsa. Para ahli sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia
berdasarkan hal-hal yang dipelajari. Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yang abadi,
tetapi terus menerus berganti-gantinya alam dan zaman.
Beberapa Teori tentang kepribadian :
Teori psikodinamika berfokus pada pergerakan energi psikologis di dalam manusia,
dalam bentuk kelekatan, konflik, dan motivasi.
Teori Freud, Sigmund Freud berpendapat bahwa kepribadian terdiri dari tiga sistem
utama: id, ego, dan superego. Setiap tindakan kita merupakan hasil interaksi dan
keseimbangan antara ketiga sistem tersebut.
Teori Jung, Carl Jung pada awalnya adalah salah satu sahabat terdekat Freud dan
anggota lingkaran koleganya, tetapi pertemanan mereka berakhir dalam pertengkaran
tentang ketidaksadaran. Menurut Jung, di samping ketidaksadaran individual, manusia
memiliki ketidaksadaran kolektif yang mencakup ingatan universal, simbol-simbol,
gambaran tertentu, dan tema-tema yang disebutya sebagai arketipe.
Bronislaw Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam
anthropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai berikut :
a. System norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat di
dalam upaya menguasai alam sekelilingnya
b. Organisasi ekonomi
c. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga
merupakan pendidikan yang utama
d. Organisasi kekuatan
Pada intinya para ahli menunjuk pada adanya tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai
cultural universals, yaitu :
1) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah
tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya)
2) Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem
produksi, sistem distribusi dan sebagainya)
8
3) Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan organisasi politik, sistem hukum, sistem
perkawinan)
4) Bahasa (lisan maupun tertulis)
5) Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya)
6) Sistem pengetahuan dan pendidikan
7) Religi (sistem kepercayaan)
Sejalan dengan derasnya arus modernisasi dan globalisasi, budaya-budaya daerah kian
memudar dan terpinggirkan oleh budaya-budaya yang masuk kedalam tubuh budaya kita
yang dominan berasal dari budaya-budaya barat. Sehingga dari akibat tersebut dapat
menimbulkan berbagai macam masalah budaya di Indonesia, antara lain adanya perbedaan
karakter kepribadian budaya barat dengan budaya Indonesia yang dapat merusak budaya
Indonesia yang juga dapat mengakibatkan pembentukan kepribadian yang kurang baik akibat
dari pergeseran nilai-nilai kebudayaan yang ada.
Secara umum Kebudayaan dan Kepribadian saling memiliki keterkaitan dalam
kehidupan setiap manusia. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya, selain itu karena disebut sebagai makhluk sosial maka
manusia tidak bisa hidup sendiri atau saling ketergantungan.
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial. Budaya mempunyai
peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang
berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat tertentu. Budaya mencakup
perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat,
pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideologi yang mereka anut.
Berbicara mengenai kepribadian dan kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan antara
masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan atau
abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia
dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang
perilaku yang ada dalam diri seorang individu.
Oleh karena itu budaya sangatlah penting dalam setiap lapisan sosial. Karena budaya
membentuk pola pikir setiap individu yang bersangkutan dengan budaya tersebut. Sesuai
dengan judul makalah yang saya buat yaitu “Kebudayaan Citra Kepribadian Suatu Bangsa”,
maka Bangsa memiliki dampak yang cukup besar dalam membentuk pola perilaku berbudaya
setiap masyarakat atau rakyatnya atau bisa disebut juga disetiap individu. Sesuai dengan
kecitraan yang mencerminkan kepribadian suatu bangsa.
9
2. Tujuan
Mencoba memberikan penjelasan dan pegangan yang jelas, mudah dan ringkas, guna
untuk mempermudah pembaca memahami dan mengerti dalam membentuk perilaku
berbudaya yang sesuai dengan kecitraan kepribadian suatu bangsa. Semoga dengan adanya
makalah ini, pembaca menjadi lebih memahami tentang perilaku berbudaya didalam
lingkungan serta menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari dan tidak terpengaruh dari
lingkungan luar dan mencerminkan kepribadian baik dalam membentuk kecitraan disuatu
bangsa.
3. Sasaran
Semoga dengan adanya makalah ini, khususnya untuk yang membacanya dapat
memahami dan mengerti dalam membentuk perilaku berbudaya sesuai dengan citra disuatu
bangsa, sehingga terciptalah individu yang berbudaya dan menjadi lebih memahami tentang
perilaku berbudaya didalam lingkungan serta menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari
dan tidak terpengaruh dari lingkungan luar dan mencerminkan kepribadian baik dalam
membentuk kecitraan disuatu bangsa.
10
BAB II
PERMASALAHAN
Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat yang khas
dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tersebut berhubungan dengan orang lain.
Kepribadian sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan
sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi suatu
individu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam menelaah pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada
bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian. Berikut tipe-tipe
kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni :
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan. Di sini dijumpai
kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota
suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama
dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula.
Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh
perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan
di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-
temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa
lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap
menilai (sense of value).
Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan
sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula.
Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di
dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di
dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan
umatnya.
Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh
besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda
dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.
11
Ada beberapa jenis citra menurut Frank Jefkins yaitu :
Mirror Image (Citra Bayangan), Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-
anggota organisasi – biasanya adalah pemimpinnya – mengenai anggapan pihak luar
tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut
oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini
seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak
memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh
kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.
Dalam situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai kita.
Current Image (Citra yang Berlaku), Citra yang berlaku adalah suatu citra atau
pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini
sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka
yang mempercayainya.
Multiple Image (Citra Majemuk). Yaitu adanya image yang bermacam-macam dari
publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili
organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan
tujuan atau asas organisasi kita.
Corporate Image (Citra Perusahaan), Apa yang dimaksud dengan citra perusahaan
adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas
produk dan pelayanannya.
Wish Image (Citra Yang Diharapkan), Citra harapan adalah suatu citra yang
diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang diharapkn
biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak
belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.
Penggambaran citra menurut Nimoeno, citra dapat digambarkan melalui persepsi,
kognisi, motivasi, sikap : “proses-proses psikodinamis yang berlangsung pada individu
konsumen berkisar antara komponen-komponen persepsi, kognisi, motivasi dan sikap
konsumen terhadap produk. Keempat komponen itu diartikan sebagai mental
representation (citra) dari stimulus.”
12
Empat komponen tersebut dapat diartikan sebagai:
Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang
dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan
memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai
rangsang. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses
pembentukan citra.
Kognisi yaitu suatu keyakinan diri individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan
timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus
diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat memengaruhi perkembangan
informasinya.
Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan
kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu.
Jadi intinya adalah bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya
yang beranekaragam, dan dari sanalah menjadi banyak unsur citra yang menjadikan bangsa
Indonesia mempunyai keanekaragaman kebudayaan dalam citra suatu kepribadian bangsa.
Karena banyaknya budaya yang ada diIndonesia menjadikan ajaran yang berbeda-beda pula,
walaupun intinya dari ajaran nenek moyang kita adalah membentuk rasa saling membantu,
saling menghargai satu sama lain, saling mengasihi, dan menyayangi untuk membentuk suatu
negara yang bersatu dan berdaulat untuk menciptakan masyarakat yang memiliki rasa
kepersatuan didalam keanekaragaman berbudaya.
13
Analisis permasalahan “Kebudayaan Citra Kepribadian Suatu Bangsa” dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal
dilihat dari aspek :
1. Kekuatan (Strength)
Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya yang beranekaragam, bisa
disebut beranekaragam karena Indonesia memiliki banyak daerah dan disetiap daerah
mempunyai ciri khas tersendiri dari daerah-daerah lain. Gunanya untuk menarik para
wisatawan baik wisatawan lokal ataupun wisatawan asing untuk lebih tertarik dan
menyebarluaskan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya dan
tidak hanya dipandang dengan sebelah mata.
Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya yang beranekaragam, yang
dapat dijadikan kekuatan dan asset yang tidak dapat disamakan dengan budaya dari
negara lain. Gunanya untuk memperkenalkan kepada bangsa lain bahwa negara
Indonesia punya keanekaragaman budaya yang tidak kalah baik dan indah dari bangsa
lain.
Adanya ajaran atau didikan yang dilangsungkan turun temurun dari nenek moyang
dan sampai detik ini masih saja dipergunakan, gunanya agar nantinya ajaran itu tidak
putus atau bahkan tidak punah karena terus-menerus diperkenalkan dan otomatis akan
terlesatarikan.
Kehangatan, keakraban, serta keramahan masyarakat, gunanya menumbuhkan sikap
kebudayaan disetiap daerah-daerah yang melekat dan rasa silahturahmi yang tinggi
serta rasa saling menyayangi dan menghormati antara yang lebih tua ke yang lebih
muda begitu pula sebaliknya.
2. Kelemahan (Weakness)
Masuknya pengaruh budaya luar yang dapat mempengaruhi perilaku dan pola pikir
kebudayaan masyarakat didalam suatu bangsa, yang terkadang masyarakat merasa
lebih bebas dan tidak mementingkan lagi ajaran bahkan didikan dari nenek moyang
yang turun temurun diajarkan untuk berperilaku baik dan berbudaya.
Melemahnya kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap budaya INDONESIA,
karena itu masyarakat menjadi tidak perduli dan tidak mau mempertahankan bahkan
melestarikan ajaran-ajaran baik yang mempunyai nilai budi pekerti yang tinggi.
14
Kecenderungan masyarakat yang kurang melestarikan budaya, ini karena masuknya
budaya luar yang mencerminkan nilai negatif dan lebih bebas, jadi masyarakat secara
tidak langsung membandingkan dengan ajaran atau kebiasaaan yang dulu
diterimanya.
Komunikasi dan keterbukaan antara masyarakat dan kepala daerah, gunanya untuk
untuk meminimalisir kesalah pahaman yang terjadi disuatu daerah tentang budaya
yang dianut, yang sering kali menimbulkan perselisihan antar suku yang berdampak
menurunnya tingkat ketahanan dan keutuhan budaya bangsa.
3. Peluang (Opportunity)
Menampilkan ide kreativitas budaya dan memperkenalkannya tidak hanya didalam
suatu daerah, melainkan didalam daerah-daerah lain, atau pula memperkenalkannya
keluar Indonesia.
Membangun rasa kekeluargaan yang biasanya tercipta hanya dilingkungan suatu
daerah saja, kini diterapkan dilingkungan masyarakat ataupun lingkungan daerah lain,
gunanya untuk menerapkan perilaku serta ajaran-ajaran baik dan menyebarluaskan
perilaku budi pekerti, sopan santun, saling menghargai dan mengasihi.
Mengkombinasikan budaya lama dengan budaya baru, akan tetapi tidak menyimpang
dengan kebiasaan yang berlaku, jadi mengkombinasikan antara ajaran yang dulunya
diberikan oleh nenek moyang, dan kemudian diterapkan, akan tetapi tidak
memudarkan atau merusak ajaran lama tersebut.
Budaya Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Gunanya
untuk dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akantetapi
hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang
mungkin terjadi.
4. Tantangan/Hambatan (Threats)
Perbedaan pola pikir antar masyarakat, perbedaan ide bahkan pendapat dari
masyarakat yang mengakibatkan banyak perbandingan yang tercipta, dan nantinya
akan berakibatkan pudarnya perilaku sopan santun dan berbudaya.
Keanekaragaman suku bahkan budaya yang dimiliki setiap masyarakat, yang
berakibatkan pola pikir masyarakat menjadi membandingkan antara suku dan budaya
yang satu dengan suku dan budaya yang lain.
15
Perkembangan teknologi yang sangat pesat, meskipun dipandang banyak memberikan
banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Oleh karena itu masyarakat dapat
memilih mana budaya yang baik dan kurang baik untuk diterapkan didiri masing-
masing tanpa perlu meninggalkan ajaran yang dulu pernah diterimanya.
Perbedaan status sosial antara masyarakat kalangan atas dan masyarakat kalangan
bawah menjadikan pola pikir masyarakat tersebut membandingkan antara ajaran atau
didikan yang ia terima dari nenek moyangnya dan ajaran atau didikan yang ia lihat
dari kalangan atas yang menerapkan ajaran tersebut kepada masyarakat tertentu
karena terletak perbedaan maka terciptalah perbandingan.
16
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Setiap masyarakat harus membentuk perilaku berbudaya dengan sebaik mungkin,
karena kebudayaan akan mencerminkan tindakan serta perilaku masyarakat yang
bersangkutan dalam budaya tersebut. Terbentuknya perilaku berbudaya pun tercermin dari
didikan serta ajaran nenek moyang atau bahkan kebiasaan turun temurun yang menjadikan
pernan utama dalam terbentuknya perilaku Kebudayaan Citra
Kepribadian Suatu Bangsa. Sebaiknya setiap masyarakat menerapkan ilmu budaya didalam
kehidupan sehari-hari sehingga tercipta keharmonisan bahkan keanekaragaman yang
sejahtera didalam kehidupan.
Adapun masyarakat harus memilah bahkan memilih budaya yang masuk, karena
dapat merusak budaya yang sebelumnya diterapkan. Dan masyarakat wajib memilih mana
budaya yang seharusnya mereka pilih dan diterapkan dikehidupan sehari-hari atau mana
budaya yang seharusnya mereka hindari. Dan janganlah begitu mudahnya meninggalkan
perilaku yang dulunya pernah diajarkan oleh nenek moyang atau kebiasaan yang diajarkan
sedari turun-temurun. Serta jangan pula cepat terpengaruh dari perilaku yang diterapkan
masyarakat kalangan atas atau bahkan lingkungan kalangan atas.
2. Rekomendasi
Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya yang beranekaragam, bisa
disebut beranekaragam karena Indonesia memiliki banyak daerah dan disetiap daerah
mempunyai ciri khas tersendiri dari daerah-daerah lain. Gunanya untuk menarik para
wisatawan baik wisatawan lokal ataupun wisatawan asing untuk lebih tertarik dan
menyebarluaskan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya dan
tidak hanya dipandang dengan sebelah mata.
Perlu adanya kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap budaya INDONESIA,
karena itu masyarakat menjadi tidak perduli dan tidak mau mempertahankan bahkan
melestarikan ajaran-ajaran baik yang mempunyai nilai budi pekerti yang tinggi.
17
Mengkombinasikan budaya lama dengan budaya baru, akan tetapi tidak menyimpang
dengan kebiasaan yang berlaku, jadi mengkombinasikan antara ajaran yang dulunya
diberikan oleh nenek moyang, dan kemudian diterapkan, akan tetapi tidak
memudarkan atau merusak ajaran lama tersebut.
Perbedaan status sosial antara masyarakat kalangan atas dan masyarakat kalangan
bawah menjadikan pola pikir masyarakat tersebut membandingkan antara ajaran atau
didikan yang ia terima dari nenek moyangnya dan ajaran atau didikan yang ia lihat
dari kalangan atas yang menerapkan ajaran tersebut kepada masyarakat tertentu
karena terletak perbedaan maka terciptalah perbandingan.
18
Referensi
http://www.psychologymania.com/2011/09/pengaruh-budaya-terhadap-kepribadian.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi#Pengaruh_budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian
http://id.wikipedia.org/wiki/Citra_(Hubungan_Masyarakat)