Download - Makalah Sholat 2

Transcript
Page 1: Makalah Sholat 2

BAB I

PENDHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan umat islam masyarakat meyakini dan mengetahui bahwa

sholat merupakan perintah yang harus dilakukan oleh umat islam itu sendiri. Didalam

pelaksanaan sholat ada beberapa hal yang harus dilakukan seseorang yang hendak

melaksanakan sholat seperti mempunyai wudu’ suci tempatnya dan pakaiannya

karena kedua hal tersebut merupakan salah satu dari syarat sholat sehingga ketika

seseorang melakukan sholat dan keduanya ditinggalkan maka hal tersebut dapat

membatalkan sholat seseorang karena ketika salah syarat shahnya sholat di tinggalkan

maka secara langsung sholatnya itu tidak di terima oleh Allah SWT, baik itu sholat

yang wajib ataupun sholat sunnah, yang keduanya itu pernah di lakukan/dipraktekkan

oleh Nabi Muhammad SAW sehingga sampai sekarang hal itu dilakukan secara

berkesinambungan.

Sholat merupakan salah satu bentuk interaksi langsung antara manusia dengan

Allah SWT, maka dari itu ketika kita melakukan atau melaksanakan sholat kita di

anjurkan untuk khususk dalam sholat supaya sholat tersebut bisa di terima oleh Allah

SWT Yang Maha Esa. Selain dari itu sholat memiliki berbagai macam keistimewaan.

Di dalam pelaksanaan sholat, Allah tidak memberatkan umat-Nya, artinya

sholat dapat ditinggalkan ketika seseorang tersebut mempunyai halangan seperti haid

bagi wanita, dan Allah juga memberikan keringanan terhadap pelaksanaan sholat

seperti memperpendek sholat dan juga melaksanakan sholat dengan duduk atau

berbaring.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sholat ?

2. Bagaimanakah hukum dan dalil mengenai sholat?

3. Bagaimanakah sejarah mengenai kewajiban sholat?

4. Sunnah apa saja yang harus dilakukan sebelaum melakukan sholat?

5. Apa sajakah kriteria yang harus dipenuhi untuk melaksanakan sholat?

6. Bagaimana struktur sholat Nabi Muhammad SAW?

7. Kapan pelaksanaan sholat?

8. Apa saja manfaat dan hikmah dari sholat?

1

Page 2: Makalah Sholat 2

C. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk dapat memenuhi tugas

mata kuliah Pendidikan Agama Islam D3 Penilai STAN yang dibina oleh bapak

Syukron Makmun sehingga dengan penulisan makalah ini kami dapat lebih luas

tentang sholat.

D. Manfaat Penulisan Makalah

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah memberikan kemudahan

kepada siapa saja untuk dapat memahami kewajiban sholat dan mempraktekkannya

secara benar dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan dalil dalam Al-Quran dan

Hadist seperti yang Nabi Muhammad SAW contohkan terdahulu.

2

Page 3: Makalah Sholat 2

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Sholat

Sholat berasal dari bahasa Arab, yakni الصالة. Secara etimologi sholat berarti

do’a dan secara terminologi atau istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan

hakiki. Secara lahiriah sholat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai

dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah

menurut syarat – syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88).

Adapun secara hakikinya, sholat ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah,

secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa

kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan

keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau

dengan kedua – duanya” (Hasbi Asy-Syidiqi, 59).

Dalam pengertian lain sholat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba

dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang

tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram

dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan

syara’ (Imam Bashari Assayuthi, 30).

Shalat dengan makna doa dicontohkan di dalam Al-Quran pada ayat berikut ini.

سميع ه والل لهم سكن صالتك إن عليهم وصل بها يهم وتزك تطهرهم صدقة أموالهم من خذ

عليمAmbillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan

mensucikan mereka dan shalatlah (mendo'alah) untuk mereka. Sesungguhnya shalat

(do'a) kamu itu merupakan ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar

lagi Maha Mengetahui.(QS. At-Taubah : 103)

Dalam ayat ini, shalat yang dimaksud sama sekali bukan dalam makna syariat, melainkan

dalam makna bahasanya secara asli yaitu berdoa. Adapun makna menurut syariah, shalat

didefinisikan sebagai “serangkaian ucapan dan gerakan yang tertentu yang dimulai

dengan takbir dan diakhiri dengan salam sebagai sebuah ibadah ritual”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sholat adalah

merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali

dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan

3

Page 4: Makalah Sholat 2

syara”. Juga sholat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam

rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.

B. Hukum dan Dalil Tentang Sholat

Sholat diwajibkan dengan dalil yang qath`i dari Al-Quran, As-Sunnah dan

Ijma’ umat Islam sepanjang zaman. Tidak ada yang menolak kewajiban sholat kecuali

orang-orang kafir atau zindiq. Sebab semua dalil yang ada menunjukkan kewajiban

sholat secara mutlak untuk semua orang yang mengaku beragama Islam yang sudah akil

baligh. Bahkan anak kecil sekalipun diperintahkan untuk melakukan sholat ketika

berusia 7 tahun. Dan boleh dipukul bila masih tidak mau sholat usia 10 tahun, meski

belum baligh.

1. Dalil dari Al-Quran

Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran Al-Kareim

وذلك كاة الز ويؤتوا الصالة ويقيموا حنفاء الدين له مخلصين ه الل ليعبدوا إال أمروا وما

مة القي دين"...Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan supaya mereka

mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang

lurus."(QS. Al-Bayyinah : 5)

أبيكم ة مل حرج من الدين في عليكم جعل وما اجتباكم هو جهاده حق ه الل في وجاهدوا

وتكونوا عليكم شهيدا سول الر ليكون هذا وفي قبل من المسلمين سماكم هو إبراهيمالمولى فنعم موالكم هو ه بالل واعتصموا كاة الز وءاتوا الصالة فأقيموا اس الن على شهداء

صير الن ونعم

"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia

telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama

suatu kesempitan. agama orang tuamu Ibrahim. Dia telah menamai kamu sekalian

orang-orang muslim dari dahulu , dan dalam ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas

dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka

dirikanlah sholat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu,

maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong." (QS. Al-Hajj : 78)

موقوتا كتابا المؤمنين على كانت الصالة إن"...Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-

orang yang beriman." (QS. An-Nisa : 103)

اكعين الر مع واركعوا كاة الز وءاتوا الصالة وأقيموا

4

Page 5: Makalah Sholat 2

"Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang

ruku".(QS. Al-Baqarah : 43)

Dan masih banyak lagi perintah di dalam kitabullah yang mewajibkan umat Islam

melalukan sholat. Paling tidak tercatat ada 12 perintah dalam Al-Quran lafaz

“aqiimush-sholata” ( الصالة yang bermakna "dirikanlah sholat" dengan (أقيموا fi`il

Amr (kata perintah) dengan perintah kepada orang banyak (khithabul jam`i). Yaitu

pada surat :

Al-Baqarah ayat 43, 83 dan110

Surat An-Nisa ayat 177 dan 103

Surat Al-An`am ayat 72

Surat Yunus ayat 87

Surat Al-Hajj : 78

Surat An-Nuur ayat 56

Surat Luqman ayat 31

Surat Al-Mujadalah ayat 13

Surat Al-Muzzammil ayat 20.

Ada 5 perintah sholat dengan lafaz "aqimish-sholata" ( الصالة yang bermakna (أقم

"dirikanlah sholat" dengan khithab hanya kepada satu orang. Yaitu pada :

Surat Huud ayat 114

Surat Al-Isra` ayat 78

Surat Thaha ayat 14

Surat Al-Ankabut ayat 45

Surat Luqman ayat 17.

2. Dalil dari As-Sunnah

Di dalam sunnah Raulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ada banyak sekali

perintah sholat sebagai dalil yang kuat dan qath`i tentang kewajiban sholat.

Diantaranya adalah hadits-hadits berikut ini :

رسول : سمعت قال عنهما الله رضي الخطاب بن عمر بن عبدالله حمن عبدالر أبي عن

: : ، الله رسول محمدا وأن ، الله إال إله ال أن شهادة خمس على اإلسالم بني قول اللهمسلم و البخاري رواه رمضان وصوم ، البيت وحج ، كاة الز وإيتاء ، الصالة وإقام

Dari Ibni Umar radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam bersabda,"Islam didirikan di atas lima hal. Sahadat bahwa tiada tuhan

kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, penegakan sholat,

5

Page 6: Makalah Sholat 2

pelaksanaan zakat, puasa di bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah bila mampu".

(HR. Bukhari dan Muslim)

: : : خمس على االسالم بني ص الله رسول قال قال عمر بن الله عبد عن

ايتاء و الة، الص اقام و الله، رسول دا محم ان و الله اال اله ال ان شهادة

. نيل فى مسلم، و البخارى و احمد رمضان صوم و البيت حج و كاة، الز333: 1االوطار

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu terdiri

atas lima rukun. Mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan

sesungguhnya Muhammat itu adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan

zakat, hajji ke Baitullah dan puasa Ramadlan. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim,

dalam Nailul Authar juz 1, hal. 333]

. : : الة الص ترك الكفر بين و جل الر بين ص الله رسول قال قال جابر عن

االوطار نيل فى النسائى، و البخارى اال 340: 1الجماعة

Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “(Yang membedakan) antara

seseorang dan kekufuran adalah meninggalkan sholat”. [HR. Jama’ah, kecuali

Bukhari dan Nasai, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 340]

: فقال يوما الة الص ذكر انه ص النبي عن العاص بن عمرو بن الله عبد عن

. يحافظ لم من و القيامة يوم نجاة و برهانا و نورا له كانت عليها حافظ من

. و قارون مع القيامة يوم كان و نجاة ال و برهانا ال و نورا له تكن لم عليها

. االوطار نيل فى احمد، خلف بن ابي و هامان و 343: 1فرعون

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash, dari Nabi SAW bahwa beliau pada suatu hari

menerangkan tentang sholat, lalu beliau bersabda, “Barangsiapa memeliharanya,

maka sholat itu baginya sebagai cahaya, bukti dan penyelamat pada hari qiyamat.

Dan barangsiapa tidak memeliharanya, maka sholat itu baginya tidak merupakan

cahaya, tidak sebagai bukti, dan tidak (pula) sebagai penyelamat. Dan adalah dia

pada hari qiyamat bersama-sama Qarun, Fir’aun, Haaman, dan Ubay bin Khalaf”.

[HR. Ahmad, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 343]

: : به يحاسب ما ل او ان يقول ص الله رسول سمعت قال هريرة ابى عن

. من له هل انظروا، قيل اال و ها اتم فان المكتوبة الة الص القيامة يوم العبد

6

Page 7: Makalah Sholat 2

بسائر يفعل ثم عه، تطو من الفريضة اكملت ع تطو له كان فان تطوع؟ . االوطار نيل فى الخمسة، ذلك مثل المفروضة 345: 1االعمال

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya pertama-tama perbuatan manusia yang dihisab pada hari qiyamat,

adalah sholat wajib. Maka apabila ia telah menyempurnakannya (maka selesailah

persoalannya). Tetapi apabila tidak sempurna sholatnya, dikatakan (kepada

malaikat), “Lihatlah dulu, apakah ia pernah mengerjakan sholat sunnah ! Jika ia

mengerjakan sholat sunnah, maka kekurangan dalam sholat wajib disempurnakan

dengan sholat sunnahnya”. Kemudian semua amal-amal yang wajib diperlakukan

seperti itu”. [HR. Khamsah, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 345

Menyuruh anak kecil untuk sholat

. : مروا ص الله رسول قال قال جده عن ابيه عن شعيب بن عمرو عن

بينهم فرقوا و سنين لعشر عليها اضربوهم و سنين لسبع الة بالص صبيانكم

. االوطار نيل فى داود، ابو و احمد المضاجع 348: 1فى

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari datuknya, ia berkata : Rasulullah SAW

bersabda, “Suruhlah anak-anak kecilmu melakukan sholat pada (usia) tujuh tahun,

dan pukullah mereka (bila lalai) atasnya pada (usia) sepuluh tahun, dan pisahkanlah

mereka pada tempat-tempat tidur”. [HR. Ahmad dan Abu Dawud, dalam Nailul

Authar juz 1, hal. 348]

Keterangan :

Hadits tersebut menunjukkan wajibnya bagi orang tua menyuruh (mendidik) anak-

anaknya untuk melakukan sholat, apabila mereka berusia tujuh tahun. Dan mereka

harus dipukul (diberi hukuman yang mendidik, bukan menyiksa) karena

meninggalkannya, apabila berusia sepuluh tahun. Dan mereka harus dipisahkan

tempat tidurnya.

3. Dalil dari Ijma`

Bahwa seluruh umat Islam sejak zaman nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

hingga hari ini telah bersepakat atas adanya kewajiban sholat dalam agama Islam.

Lima kali dalam sehari semalam.

Dengan adanya dalil dari Quran, sunnah dan ijma` di atas, maka lengkaplah dalil

kewajiban sholat bagi seorang muslim. Maka mengingkari kewajiban sholat termasuk

keyakianan yang menyimpang dari ajaran Islam, bahkan bisa divonis kafir bila

meninggalkan sholat dengan meyakini tidak adanya kewajiban sholat.

7

Page 8: Makalah Sholat 2

C. Sejarah Penetapan Sholat

Perintah tentang diwajibkannya mendirikan sholat tidak seperti Allah

mewajibkan zakat dan lainnya. Perintah mendirikan sholat yaitu melalui suatu proses

yang luar biasa yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan

Mi’raj, dimana proses ini tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus

secara keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelahnya Nabi melaksanakan

Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan yaitu, yang secara terang

– terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah – tengahnya dan yang yakin

sekali kebenarannya. Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka sholat merupakan

kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan sholat dapat menentukan amal – amal

yang lainnya, dan mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang

lainnya

: به اسري ليلة لوات الص ص النبي على فرضت قال رض مالك بن انس عن

: . القول يبدل ال ه ان د محم يا نودي ثم خمسا جعلت حتى نقصت ثم خمسين،

. صححه، و الترمذى و النسائى و احمد خمسين الخمس بهذه لك ان و لدياالوطار نيل 334: 1فى

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Diwajibkan sholat itu pada Nabi SAW pada

malam Isra’, lima puluh kali. Kemudian dikurangi sehingga menjadi lima kali,

kemudian Nabi dipanggil, “Ya Muhammad, sesungguhnya tidak diganti (diubah)

ketetapan itu di sisi-Ku. Dan sesungguhnya lima kali itu sama dengan lima puluh

kali”. [HR. Ahmad, Nasai dan Tirmidzi. Dan Tirmidzi menshahihkannya, dalam

Nailul Authar juz 1, hal. 334]

D. Sunnah

Adapun yang sunah dilakukan ketika seseorang tersebut hendak melakukan

atau melaksanakan sholat ialah ketika waktu sampai pada waktunya yang biasanya di

tandai dengan kumandang adzan, maka seorang hamba wajib melaksanakan shlat

tersebut.

Adzan memiliki arti ”memberitahukan” yang dimaksud disini ialah

”memberitahukan bahwa waktu sholat telah tiba dengan lafaz yang ditentukan oleh

syarat”. Dalam lafaz adzan itu terdapat pengertian yang mengandung beberapa

maksud penting, yaitu sebagai akidah, seperti adanya Allah yang Maha Besar bersifat

8

Page 9: Makalah Sholat 2

Esa, tidak ada sekutu bagi0Nya; serta menerangkan bahwa Nabi Muhammad adalah

utusan allah yang cerdik dan bijaksana untuk menerima wahyu dari Allah. Sesudah

kita bersaksi bahwa tidak ada Allah SWT melainkan Allah dan Nabi Muhammad

utusan-Nya, kita diajak menanti perintahnya, yakni mengerjakan sholat, kemudian

diajaknya pula pada kemenangan dunia dan akhirat. Akhirnya disudahi dengan

kalimat tauhid.

Adzan dimaksudkan untuk memberitahukan bahwa waktu sholat telah tiba

dan menyerukan untuk melakukan sholat berjamaah. Selain itu untuk mensyiar

agama islam di muka umum. Allah telah berfirman dalam surat Al-Jumuah ayat 9

sebagai berikut :

البيع وذروا ذكرالله فاسعواالى الجمعة يوم من للصالة اذانودي امنوا الذين يايها( الجمعة ( تعلمون كنتم ان لكم خير ذلكم

”Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat

pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah (sholat) dan

tingglkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu

mengetahui.” (Al-Jumu’ah).

E. Kriteria dalam Sholat

Sebelum melakukan sholat, tentunya ada beberapa kriteria yang wajib dipenuhi

terlebih dahulu.

a. Syarat Wajib Sholat

Bila semua syarat wajib terpenuhi, maka wajiblah bagi seseorang yang telah

memenuhi syarat wajib untuk melakukan ibadah sholat. Sebaliknya, bila salah

satu dari syarat wajib itu tidak terpenuhi, maka dia belum diwajibkan untuk

melakukan sholat.

Adapun yang termasuk dalam syarat wajib sholat adalah hal-hal berikut ini.

1. Beragama Islam

Seseorang harus beragama Islam terlebih dahulu agar punya beban kewajiban

sholat. Selama seseorang belum menjadi seoarang muslim, maka tidak ada

beban kewajiban sholat baginya.

Tidak ada konsekuensi hukuman buat non muslim bila tidak mengerjakan

sholat di dunia ini. Namun meski demikian, di akhirat nanti dia tetap akan

disiksa dan dibakar di neraka. Sedangkan seorang muslim bila tidak sholat,

selain disiksa di akhirat, di dunia ini pun harus dijatuhi hukuman oleh

9

Page 10: Makalah Sholat 2

pemerintah Islam atau mahkamah syar`iyah. Itulah yang membedakan antara

kewajiban sholat seorang muslim dengan non muslim.

Namun bila ada seorang kafir yang masuk Islam, tidak ada kewajiban untuk

mengqadha` sholat yang selama ini ditinggalkannya. Hal itu berdasarkan

firman Allah SWT :

ة سن مضت فقد يعودوا وإن سلف قد ما لهم يغفر ينتهوا إن كفروا ذين لل قل

االولينKatakanlah kepada orang-orang yang kafir itu : "Jika mereka berhenti ,

niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang

sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku sunnah

orang-orang dahulu ".(QS. Al-Anfal : 38)

Dan juga berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam

haditsnya :

العاص بن عمرو بي عن الن أحمد أن رواه قبله ما يجب اإلسالم قالDari Amru bin al-Ash radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam bersabda,"Keislaman seseorang akan menghapus semua

dosa sebelumnya". (HR. Ahmad, At-Tabarany dan Al-Baihaqi).

Namun sebaliknya, bila ada seorang muslim murtad dari agama Islam. Lalu

masuk lagi ke dalam agama Islam, maka sholat yang pernah ditinggalkannya

wajib digantinya dengan qadha`. Sebagai hukuman untuknya dan juga karena

kekufurannya sesaat itu tidak lah menggugurkan kewajibannya kepada Allah.

Persis seperti hutang seseorang kepada sesama manusia. Tetap wajib

dibayarkan meski seseorang murtad dari Islam.

Namun menurut pendapat kalangan Al-Hanafiyah, orang yang murtad tidak

wajib untuk mengqadha` sholat yang ditinggalkannya, lantaran pada

hakikatnya dia adalah seorang non muslim yang tidak wajib sholat.

2. Baligh

Bagi anak laki-laki, baligh artinya adalah mereka yang sudah mengalami

mimpi basah, sedangkan bagi perempuan, yang disebut baligh adalah mereka

yang sudah mengalami masa menstruasi. Sejak kedua saat itulah perintah

diwajibkan untuk sholat berlaku, serta segala amal perbuatan mereka dari

yang baik hingga yang buruk mulai dihitung secara nafsi-nafsi tidak

bergantung lagi pada kedua orang tuanya.

10

Page 11: Makalah Sholat 2

Seorang anak kecil yang belum mengalami baligh tidak wajib sholat.

Dasarnya adalah sabda Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam :

بي الن عن عنها ه الل رضي عائشة : وعن : ائم الن عن ثالثة عن القلم رفع قال

, رواه يفيق أو يعقل ى حت المجنون وعن يكبر ى حت الصغير وعن يستيقظ ى حت

أحمد Dari Ali radhiyallahu ‘anhu dan Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,"Pena telah diangkat dari

tiga orang, dari seorang yang tidur hingga terjaga, dari seorang anak kecil

hingga mimpi dan dari seorang gila hingga waras "(HR. Ahmad, Abu Daud,

Al-Hakim)

Meskipun demikian, seorang anak kecil yang belum baligh tetap dianjurkan

untuk diperintahkan mengerjakan sholat ketika berusia 7 tahun. Dan boleh

dipukul bila masih belum mau mengerjakannya setelah berusia 10 tahun.

Dalilnya adalah hadits berikut ini :

ه الل رسول قال قال جده عن أبيه عن شعيب بن عمرو صبيانكم عن مروا

المضاجع في بينهم قوا وفر سنين لعشر عليها واضربوهم سنين لسبع بالصالةداود وأبو أحمد رواه

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam bersabda,"Perintahkanlah anakmu untuk sholat pada usia 7

tahun dan pukullah pada usia 10 tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka

(anak-anak laki dan anak-anak perempuan)".(HR. Ahmad, Abu Daud dan

Al-Hakim)

Namun perintah ini bukan untuk anak melainkan kepada para orang tua, yakni

mereka diwajibkan untuk memerintahkan anaknya sholat pada usia 7 tahun.

Sebagaimana firman Allah SWT

قوى للت والعاقبة نرزقك نحن رزقا نسألك ال عليها واصطبر بالصالة أهلك وأمر

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat dan bersabarlah

kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah

yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat itu adalah bagi orang yang

bertakwa.".(QS. Thaha : 132)

3. Berakal

Orang yang tidak waras seperti gila, ayan dan berpenyakit syaraf tidak wajib

mengerjakan sholat karena mereka tidak sadar diri dan tidak mampu berpikir.

Maka tidak ada beban kewajiban beribadah atas dirinya. Kewajiban sholat

11

Page 12: Makalah Sholat 2

hanya ada pada saat mereka sadar dan waras, dimana terkadang memang

seseorang tidak selamanya gila atau hilang akal. Namun begitu ketidak-

sadaran atas dirinya datang, maka dia tidak wajib mengerjakan sholat.

Menurut jumhur ulama, orang yang sempat untuk beberapa saat hilang

kewarasannya, begitu sudah kembali ingatannya tidak wajib mengqadha`

sholat. Namun hal itu berbeda dengan pendapat kalangan Al-Hanafiyah yang

justru mewajibkannya mengqadha` sholat.

Sedangkan bila hilang akal dan kesadaran karena seseorang mabuk, maka dia

wajib mengqadha` sholatnya, karena orang yang mabuk tetap wajib sholat.

Demikian juga hal yang sama berlaku pada orang yang tidur, begitu dia

bangun, wajiblah atasnya mengqadha` sholat yang terlewat. Dalilnya adalah

sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

بي الن أن مالك بن أنس كفارة : عن ال ذكرها إذا فليصلها صالة نسي من قال

عليه فق مت ذلك إال لهاDari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam bersabda,"Orang yang lupa sholat hendaklah segera sholat

begitu ingat. Tidak ada kaffarah atasnya kecuali hanya melakukan sholat itu

saja".(HR. Bukhari dan Muslim)

Tiga hal di atas adalah syarat-syarat wajib sholat, dimana bila syarat itu

terpenuhi pada diri seseorang, wajiblah atasnya untuk melakukan sholat.

b. Syarat Sah Sholat

Sebagaimana dijelaskan di atas, syarat sah sholat adalah hal-hal yang harus

terpenuhi sebelum seseorang mengerjakan sholat agar sholatnya menjadi sah

hukumnya. Diantaranya adalah :

1. Mengetahui Bahwa Waktu Sholat Sudah Masuk

Bila seseorang melakukan sholat tanpa pernah tahu apakah waktunya sudah

masuk atau belum, maka sholatnya itu tidak memenuhi syarat. Sebab

mengetahui dengan pasti bahwa waktu sholat sudah masuk adalah bagian dari

syarat sah sholat.

Bahkan meski pun ternyata sudah masuk waktunya, namun sholatnya itu

tidak sah lantara pada saat sholat dia tidak tahu apakah sudah masuk

waktunya atau belum.

12

Page 13: Makalah Sholat 2

Tidak ada bedanya, apakah seseorang mengetahui masuknya sholat dengan

yakin atau sekedar berijtihad dengan dasar yang kuat dan bisa diterima. Dasar

keharusan adanya syarat ini adalah firman Allah SWT :

موقوتا كتابا المؤمنين على كانت الصالة إن"...Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas

orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa : 103)

2. Suci dari Hadats Besar dan Kecil

Hadats besar adalah haidh, nifas dan janabah. Dan untuk mengangkat /

menghilangkan hadats besar harus dengan mandi janabah. Sedangkan hadats

kecil adalah kondisi dimana seseorang tidak punya wudhu atau batal dari

wudhu`nya. Dan untuk mengangkat hadats kecil ini bisa dilakukan dengan

wudhu` atau bertayammum. Allah SWT berfirman :

المرافق إلى وأيديكم وجوهكم فاغسلوا الصالة إلى قمتم إذا ءامنوا ذين ال ها ياأيكنتم وإن فاطهروا جنبا كنتم وإن الكعبين إلى وأرجلكم برءوسكم وامسحوا

تجدوا فلم ساء الن المستم أو الغائط من منكم أحد جاء أو سفر على أو مرضى

ليجعل ه الل يريد ما منه وأيديكم بوجوهكم فامسحوا با طي صعيدا فتيمموا ماء

عليكم نعمته وليتم ليطهركم يريد ليطهركمولكن يريد ولكن حرج من عليكم

تشكرون كم لعلHai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat,

maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah

kepalamu dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub

maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari

tempat buang air atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh

air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik ; sapulah mukamu dan

tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia

hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni'mat-Nya bagimu,

supaya kamu bersyukur.. (QS. Al-Maidah : 6)

Selain itu ada hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini :

طهور : بغير صالة الله يقبل ال قال الله رسول أن عمر ابن عن

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam bersabda,"Allah tidak menerima sholat tanpa thaharah".(HR.

Jamaah kecuali Bukhari)

يتوضأ : ى حت محدث امرء صالة الله يقبل ال قال الله رسول أن هريرة أبي عن

13

Page 14: Makalah Sholat 2

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam bersabda,"Allah tidak menerima sholat seorang kamu bila

berhadats sampai dia berwudhu`"(HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan

Tirmizy).

3. Suci Badan, Pakaian dan Tempat Sholat Dari Najis

Tidak sah seseorang sholat dalam keadaan badannya terkena najis, atau

pakaiannya atau tempat sholatnya. Sebelum berwudhu, wajiblah atasnya

untuk menghilangkan najis dan mencucinya hingga suci. Setelah barulah

berwudhu` untuk mengangkat hadats dan mulai sholat. Dalil keharusan

Sucinya badan dari najis adalah

"Bila kamu mendapat haidh, maka tinggalkanlah sholat. Dan bila telah usai

haidh, maka cucilah darah dan sholatlah".(HR. Bukhari dan Muslim).

Dalil keharusan sucinya pakaian dari najis adalah firman Allah SWT :

فطهر وثيابك

"Dan pakaianmu, bersihkanlah".(QS. Al-Muddatstsir : 4)

Ibnu Sirin mengatakan bahwa makna ayat ini adalah perintah untuk mencuci

pakaian dengan air.

Dalil keharusan sucinya tempat sholat dari najis

Hadits yang menceritakan seorang arab badawi yang kencing di dalam

masjid. Oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diperintahkan untuk

menyiraminya dengan seember air.

"Siramilah pada bekas kencingnya dengan seember air".(HR.)

4. Menutup Aurat

Tidak sah seseorang melakukan sholat bila auratnya terbuka, meski pun dia

sholat sendirian jauh dari penglihatan orang lain. Atau sholat di tempat yang

gelap tidak ada sinar sedikitpun.

Dalil atas kewajiban menutup aurat pada saat melakukan sholat adalah firman

Allah SWT berikut ini :

يحب ال ه إن تسرفوا وال واشربوا وكلوا مسجد كل عند زينتكم خذوا ءادم يابني المسرفينHai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap mesjid , makan

dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.".(QS. Al-A`raf : 31)

14

Page 15: Makalah Sholat 2

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa yang dimaksud dengan

perhiasan dalam ayat ini maksudnya adalah pakaian yang menutup aurat.

Selain itu ada hadits nabi yang menegaskan kewajiban wanita memakai

khimar pada saat sholat.

بي الن أن عائشة إال عن الخمسة رواه بخمار إال حائض صالة الله يقبل ال قال

النسائيDari Aisah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam bersabda,"Tidak sah sholat seorang wanita yang sudah mendapat

haidh kecuali dengan memakai khimar.(HR. Al-Khamsah kecuali An-Nasai).

Khimar adalah kerudung yang menutup kepala seorang wanita.

Dari Aisah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam bersabda,"Wahai Asma`, bila seorang wanita sudah mendapat

haidh maka dia tidak boleh terlihat kecuali ini dan ini". Lalu beliau

shallallahu ‘alaihi wasallam menunjuk kepada wajah dan kedua tapak

tangannya. (HR. Abu Daud - hadits mursal).

Kewajiban menutup aurat ini berlaku bagi setiap wanita yang sudah haidh

baik di dalam sholat maupun di luar sholat. Kecuali di dalam rumahnya yang

terlinding dari penglihatan laki-laki yang bukan mahramnya.

5. Menghadap ke Kiblat

Tidak sah sebuah ibadah sholat manakala tidak dilakukan dengan menghadap

ke kiblat. Dalilnya adalah firman Allah SWT :

وا فول كنتم ما وحيث الحرام المسجد شطر وجهك فول خرجت حيث ومن

تخشوهم فال منهم ظلموا ذين ال إال حجة عليكم اس للن يكون لئال شطره وجوهكم

تهتدون كم ولعل عليكم نعمتي وألتم واخشوني

"Dan dari mana saja kamu, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil

Haram. Dan dimana saja kamu berada, maka palingkanlah wajahmu ke

arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang

yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan

takutlah kepada-Ku . Dan agar Ku-sempurnakan ni'mat-Ku atasmu, dan

supaya kamu mendapat petunjuk.(QS. Al-Baqarah : 150)

c. Hal-hal Yang Membatalkan Sholat

Di antara ha-hal yang membatalkan sholat sebagaimana yang telah dijabarkan

oleh para fuqaha adalah sebagai berikut :

15

Page 16: Makalah Sholat 2

1. Berbicara

Dari Zaid bin Al-Arqam ra berkata,"Dahulu kami bercakap-capak pada saat

sholat. Seseorang ngobrol dengan temannya di dalam sholat. Yang lain

berbicara dengan yang disampingnya. Hingga turunlah firman Allah SWT

"Peliharalah semua sholat, dan sholat wusthaa . Berdirilah untuk Allah

dengan khusyu". Maka kami diperintahkan untuk diam dan dilarang

berbicara dalam sholat". (HR. Jamaah kecuali Ibnu Majah).

2. Makan dan Minum

Makan dan minum di sini adalah ketika sholat, secara sengaja kita

memasukkan makanan atau minuman ke mulut kita kemudian menelannya.

Adapun setelah wudhu kemudian kita makan dan minum, itu tidak apa-apa.

3. Banyak Gerakan dan Terus Menerus

Yang dimaksud adalah gerakan yang banyak dan berulang-ulang terus.

Mazhab As-syafi'i memberikan batasan sampai tiga kali gerakan berturut-

turut sehingga seseorang batal dari sholatnya. Namun bukan berarti setiap ada

gerakan langsung membatalkan sholat. Sebab dahulu Rasulullah SAW pernah

sholat sambil menggendong anak (cucunya).

Rasulullah SAW sholat sambil mengendong Umamah, anak perempuan dari

anak perempuannya. Bila beliau SAW sujud, anak itu diletakkannya dan bila

berdiri digendongnya lagi". (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan Beliau SAW memerintah orang yang sedang sholat untuk membunuh

ular dan kalajengking (al-aswadain). Dan beliau juga pernah melepas

sandalnya sambil sholat. Kesemuanya gerakan itu tidak termasuk yang

membatalkan sholat.

4. Tidak Menghadap Kiblat

Bila seserang di dalam sholatnya melakukan gerakan hingga badannya

bergeser arah hingga membelakangi kiblat, maka sholatnya itu batal dengan

sendirinya. Hal ini ditandai dengan bergesernya arah dada orang yang sedang

sholat itu, menurut kalangan As-Syafi'iyah dan Al-Hanafiyah. Sedangkan

menurut Al-Malikiyah, bergesernya seseorang dari menghadap kiblat ditandai

oleh posisi kakinya. Sedangkan menurut Al-Hanabilah, ditentukan dari

seluruh tubuhnya. Kecuali pada sholat sunnah, dimana menghadap kiblat

tidak menjadi syarat sholat. Rasulullah SAW pernah melakukannya di atas

kendaraan dan menghadap kemana pun kendaraannya itu mengarah.

16

Page 17: Makalah Sholat 2

Namun yang dilakukan hanyalah sholat sunnah, adapun sholat wajib belum

pernah diriwayatkan bahwa beliau pernah melakukannya. Sehingga sebagian

ulama tidak membenarkan sholat wajib di atas kendaraan yang arahnya tidak

menghadap kiblat.

5. Terbuka Aurat Secara Sengaja

Bila seseorang yang sedang melakukan sholat tiba-tiba terbuka auratnya,

maka sholatnya otomatis menjadi batal. Maksudnya bila terbuka dalam waktu

yang lama. Sedangkan bila hanya terbuka sekilas dan langsung ditutup lagi,

para ulama mengatakan tidak batal menurut As-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah.

Namun Al-Malikiyah mengatakan secepat apapun ditutupnya, kalau sempat

terbuka, maka sholat itu sudah batal dengan sendirinya.

Namun perlu diperhatikan bahwa yang dijadikan sandaran dalam masalah

terlihat aurat dalam hal ini adalah bila dilihat dari samping, atau depan atau

belakang. Bukan dilihat dari arah bawah seseorang. Sebab bisa saja bila

secara sengaja diintip dari arah bawah, seseorang akan terlihat auratnya.

Namun hal ini tidak berlaku.

6. Mengalami Hadts Kecil atau Besar

Bila seseorang mengalami hadats besar atau kecil, maka batal pula sholatnya.

Baik terjadi tanpa sengaja atau secara sadar. Namun harus dibedakan dengan

orang yang merasa ragu-ragu dalam berhadats. Para ulama mengatakan

bahwa rasa ragu tidak lah membatalkan sholat. Sholat itu baru batal apabila

memang ada kepastian telah mendapat hadats.

7. Tersentuh Najis baik pada Badan, Pakaian atau Tempat Sholat

Bila seseorang yang sedang sholat terkena benda najis, maka secara langsung

sholatnya menjadi batal. Namun yang dijadikan patokan adalah bila najis itu

tersentuh tubuhnya atau pakaiannya. Adapun tempat sholat itu sendiri bila

mengandung najis, namun tidak sampai tersentuh langsung dengan tubuh atau

pakaian, sholatnya masih sah dan bisa diteruskan. Demikian juga bila ada

najis yang keluar dari tubuhnya hingga terkena tubuhnya, seperti mulut,

hidung, telinga atau lainnya, maka sholatnya batal. Namun bila kadar najisnya

hanya sekedar najis yang dimaafkan, yaitu najis-najis kecil ukuran, maka hal

itu tidak membatalkan sholat.

8. Tertawa

Orang yang tertawa dalam sholatnya, batallah sholatnya itu. Maksudnya

17

Page 18: Makalah Sholat 2

adalah tertawa yang sampai mengeluarkan suara. Adapun bila sebatas

tersenyum, belumlah sampai batal puasanya.

9. Murtad, Mati, Gila atau Hilang Akal

Orang yang sedang melakukan sholat, lalu tiba-tiba murtad, maka batal

sholatnya. Demikian juga bila mengalami kematian. Dan orang yang tiba-tiba

menjadi gila dan hilang akal saat sedang sholat, maka sholatnya juga batal.

10. Berubah Niat

Seseorang yang sedang sholat, lalu tiba-tiba terbetik niat untuk tidak sholat di

dalam hatinya, maka saat itu juga sholatnya telah batal. Sebab niatnya telah

rusak, meski dia belum melakukan hal-hal yang membatalkan sholatnya.

11. Meninggalkan Salah Satu Rukun Sholat

Apabila ada salah satu rukun sholat yang tidak dikerjakan, maka sholat itu

menjadi batal dengan sendirinya. Misalnya, seseorang lupa tidak membaca

surat Al-Fatihah lalu langsung ruku', maka sholatnya menjadi batal.

Kecuali dalam kasus sholat berjamaah dimana memang sudah ditentukan

bahwa imam menanggung bacaan fatihah makmum, sehingga seorang yang

tertinggal takbiratul ihram dan mendapati imam sudah pada posisi rukuk,

dibolehkan langsung ikut ruku' bersama imam dan telah mendapatkan satu

rakaat.

Demikian pula dalam sholat jahriyah (suara imam dikeraskan), dengan

pendapat yang mengataka bahwa bacaan Al-Fatihah imam telah menjadi

pengganti bacaan Al-Fatihah buat makmum, maka bila makmum tidak

membacanya, tidak membatalkan sholat.

12. Mendahului Imam dalam Sholat Jama'ah

Bila seorang makmum melakukan gerakan mendahului gerakan imam, seperti

bangun dari sujud lebih dulu dari imam, maka batal-lah sholatnya. Namun

bila hal itu terjadi tanpa sengaja, maka tidak termasuk yang membatalkan

sholat.

AS-Syafi'iyah mengatakan bahwa batasan batalnya sholat adalah bila

mendahului imam sampai dua gerakan yang merupakan rukun dalam sholat.

Hal yang sama juga berlaku bila tertinggal dua rukun dari gerakan imam.

13. Terdapatnya Air bagi Orang yang Sholatnya dengan Tayammum

Seseorang yang bertayammum sebelum sholat, lalu ketika sholat tiba-tiba

terdapat air yang bisa dijangkaunya dan cukup untuk digunakan berwudhu',

18

Page 19: Makalah Sholat 2

maka sholatnya batal. Dia harus berwudhu' saat itu dan mengulangi lagi

sholatnya.

14. Mengucapkan Salam Secara Sengaja

Bila seseorang mengucapkan salam secara sengaja dan sadar, maka sholatnya

batal. Dasarnya adalah hadits Nabi SAW yang menyatakan bahwa salam

adalah hal yang mengakhiri sholat. Kecuali lafadz salam di dalam bacaan

sholat, seperti dalam bacaa tahiyat.

F. Struktur Sholat

Telah jelas pengertian dan dalil wajib mengenai sholat dalam Al-Quran dan Hadist.

Mengingatkan kembali, bahwa pegangan hukum utama kita adalah Al-Quran dan

Hadist. Nabi SAW pernah bersabda

اصلى صلواكمارايتموانى“Shalatlah sebagaimana kamu melihat aku shalat.“

Nabi Muhammad SAW begitu khawatir apabila umatnya nanti tidak sholat

sebagaimana dengan apa yang dilakukannya. Kita mengenal bid’ah, yaitu sesuatu

yang diperbaharui. Nabi khawatir jika umatnya melakukan bid’ah dalam ibadah,

terutama dalam sholat. Mengapa? Karena sholat merupakan amalan pertama yang

nantinya di hisab di hari kiamat nanti. Untuk itu, Nabi perintah supaya umatnya

sholat dengan benar, dan benar ini adalah sesuai dengan apa yang Nabi lakukan

karena semua yang Nabi lakukan dalam ibadah merupakan wahyu atau petunjuk dari

Allah SWT.

Agar tingkat kekhawatiran Rasulullah SAW tidak menjadi kenyataan, dibawah

ini diterangkan bagaimana shalat pernah dilakukan beliau secaa utuh dan bernilai

bagi kehidupan.

Shalat berbentuk struktural, yaitu shalat wajib yang dilakukan lima kali sehari

semalam, yaitu subuh, dhuhur, ashar, maghrib dan isya’ yang dimulai dari takbir dan

diakhiri dengan salam. Adapun di luar itu bersifat sunnah, baik

yang muakkat maupun yang sunnah biasa. Pembahasan disini dikhususkan pada

masalah shalat wajib, dan dampak siklus rutinitas sehari-hari, sehingga terbentuk

kehidupan manusia proaktif dan berkembang secara dinamis menuju kehidupan yag

lebih baik. Shalat struktural merupakan bentuk shalat vertikal, yaitu hablum

minallah (hubungan manusia dengan Tuhan Allah swt). Sedangkan shalat struktural

19

Page 20: Makalah Sholat 2

ada tiga pokok utama sebagai satu paket yang harus dilakukan secara utuh, yaitu

wudhu, shalat dan do’a.

1. Wudhu

Secara bahasa, wudhu berasal “al wadaa’ah”, yaitu kebersihan dan kesegaran.

Secara istilah, wudhu adalah memakai air untuk anggota tertentu (wajah, kedua

tangan, kepala dan kedua kaki) menghilangkan apa yang menghalangi untuk

sholat dan selainnya.

Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 6

mوmقmفmاmرmمmلmاmىmلmإmمmكmيmدmيmأmوmمmكmهmوmجmوmاmوmلmسmغmاmفmةmال mصmلmاmىmلmإmمmتmمmقmاmذmإmاmوmنmمmآmنmيmذmلmاmاmهmيmأmاmيmنmيmبmعmكmلmاmىmلmإmمmكmلmجmرmأmوmمmكmسmوmؤmرmبmاmوmحmسmمmا“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka

basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan

(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki”

Selain itu, Sabda Nabi yang dituangkan dalam Shahih Bukhari : 135 dan Shahih

Muslim : 225 mأ mضmوmتmيmىmتmحmثmدmحmأmاmذmإmمmكmدmحmأmةmالmصmلmبmقmتmالmمmلmسmوmهmيmلmعmهmلmلmاmىmلmصmهmلmلmالmوmسmرmلmاmقmو“Tidak akan diterima shalat seseorang yang berhadas sehingga dia berwudhu”.

Sifat wudhu yang lengkap atau sempurna :

mغmفmأ mضmوmتmفmءmوmضmوmبmاmعmدmهmنmعmهmلmلmاmيmضmرmنmا mفmعmنmبmنmاmمmثmعmنmأmهmرmبmخmأmنmاmمmثmعmىmلmوmمmنmاmرmمmحmنmأ mنmمmيmلmاmهmدmيmلmسmغ mمmثmتmا mرmمmثmالmثmهmهmجmوmلmسmغ mمmثmرmثmنmتmسmاmوmضmمmضmم mمmثmتmا mرmمmثmالmثmهmي mفmكmلmسmاmهmلmجmرmلmسmغ mمmثmهmسmأmرmحmسmم mمmثmكmلmذmلmثmمmىmرmسmيmلmاmهmدmيmلmسmغ mمmثmتmا mرmمmثmالmثmقmفmرmمmلmاmىmلmإmى mلmلmاmىmلmصmهmلmلmالmوmسmرmتmيmأmرmلmاmق mمmثmكmلmذmلmثmمmىmرmسmيmلmالmسmغ mمmثmتmا mرmمmثmالmثmنmيmبmعmكmلmاmىmلmإmىmنmمmيmلmضmوmتmنmمmمmلmسmوmهmيmلmعmهmلmلmاmىmلmصmهmلmلmالmوmسmرmلmاmق mمmثmاmذmهmيmئmوmضmوmوmحmنmأ mضmوmتmمmلmسmوmهmيmلmعmه mبmنmذmنmمmمmدmقmتmاmمmهmلmرmفmغmهmسmفmنmاmمmهmيmفmثmدmحmيmالmنmيmتmعmكmرmعmكmرmفmمmاmق mمmثmاmذmهmيmئmوmضmوmوmحmنmأmmةmال mصmلmلmدmحmأmهmبmأ mضmوmتmيmاmمmغmبmسmأmءmوmضmوmلmاmاmذmهmنmوmلmوmقmيmاmنmؤmاmمmلmعmنmاmكmوmبmاmهmشmنmبmالmاmقmه“Humran budak Utsman, telah menceritakan kepadanya, bahwa Utsman bin Affan

meminta air untuk berwudlu, kemudian dia membasuh dua tangan sebanyak tiga

kali, kemudian berkumur-kumur serta memasuk dan mengeluarkan air dari

hidung. Kemudian ia membasuh muka sebanyak tiga kali dan membasuh tangan

kanannya hingga ke siku sebanyak tiga kali. Selepas itu, ia membasuh tangan

kirinya sama seperti beliau membasuh tangan kanan, kemudian mengusap

kepalanya dan membasuh kaki kanan hingga ke mata kaki sebanyak tiga kali.

Selepas itu, ia membasuh kaki kiri, sama seperti membasuh kaki kanannya.

20

Page 21: Makalah Sholat 2

Kemudian Utsman berkata, ‘Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam berwudlu seperti cara aku berwudlu.’ Kemudian dia berkata lagi, ‘Aku

juga telah mendengar beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa

mengambil wudlu seperti cara aku berwudlu kemudian dia menunaikan shalat dua

rakaat dan tidak berkata-kata antara wudlu dan shalat, maka Allah akan

mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu’.” Ibnu Syihab berkata, “Ulama-

ulama kami berkata, ‘Wudlu ini adalah wudlu yang paling sempurnya yang

dilakukan oleh seseorang untuk melakukan shalat.” (Shahih Bukhari 158 dan

Shahih Muslim 226)

2. Rukun Sholat

Rukun adalah pondasi atau tiang pada suatu banguna. Bila salah satu rukunnya

rusak atau tidak ada, maka bangunan itu akan roboh. Bila salah satu rukun shalat

tidak dilakukan atau tidak sah dilakukan, maka keseluruhan rangkaian ibadah

shalat itu pun menjadi tidak sah juga.

Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa rukun adalah perbuatan yang

hukumnya wajib dilakukan dan menjadi bagian utuh dari rangkaian ibadah.

Sedangkan syarat adalah gerakan ibadah yang wajib dilakukan namun bukan

bagian dari rangkaian gerakan ibadah.

Para ulama mazhab yang paling masyhur berbeda-beda pendapatnya ketika

menetapkan mana yang menjadi bagian dari rukun shalat.

Kalangan mazhab Al-Hanafiyah mengatakan bahwa jumlah rukun shalat hanya

ada 6 saja. Sedangkan Al-Malikiyah menyebutkan bahwa rukun shalat ada 14

perkara. As-Syafi`iyah menyebutkan 13 rukun shalat dan Al-Hanabilah

menyebutkan 14 rukun.

Ada 2 hal yang bukan merupakan rukun sholat, tetapi merupakan bagian dari

norma sholat itu sendiri, yaitu

1. Menghadap Ka’bah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bila berdiri untuk sholat fardhu atau

sholat sunnah, beliau menghadap Ka’bah. Beliau memerintahkan berbuat

demikian sebagaimana sabdanya kepada orang yang sholatnya salah:

“Bila engkau berdiri untuk sholat, sempurnakanlah wudhu’mu, kemudian

menghadaplah ke kiblat, lalu bertakbirlah.”

(HR. Bukhari, Muslim dan Siraj).

2. Menghadap Sutrah

21

Page 22: Makalah Sholat 2

Sutrah (pembatas yang berada di depan orang sholat) dalam sholat menjadi

keharusan imam dan orang yang sholat sendirian, sekalipun di masjid besar,

demikian pendapat Ibnu Hani’ dalam Kitab Masa’il, dari Imam Ahmad.Beliau

mengatakan, “Pada suatu hari saya sholat tanpa memasang sutrah di depan

saya, padahal saya melakukan sholat di dalam masjid kami, Imam Ahmad

melihat kejadian ini, lalu berkata kepada saya, ‘Pasanglah sesuatu sebagai

sutrahmu!’ Kemudian aku memasang orang untuk menjadi sutrah.”Syaikh Al

Albani mengatakan, “Kejadian ini merupakan isyarat dari Imam Ahmad

bahwa orang yang sholat di masjid besar atau masjid kecil tetap berkewajiban

memasang sutrah di depannya.”Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Janganlah kamu sholat tanpa menghadap sutrah dan janganlah engkau

membiarkan seseorang lewat di hadapan kamu (tanpa engkau cegah). Jika dia

terus memaksa lewat di depanmu, bunuhlah dia karena dia ditemani oleh

setan.”

(HR. Ibnu Khuzaimah dengan sanad yang jayyid (baik)).

Adapun yang dapat dijadikan sutrah antara lain: tiang masjid, tombak yang

ditancapkan ke tanah, hewan tunggangan, pelana, tiang setinggi pelana, pohon,

tempat tidur, dinding dan lain-lain yang semisalnya, sebagaimana telah

dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Di bawah ini adalah rukun sholat

1. Niat

Niat berarti menyengaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Allah

Ta’ala semata, serta menguatkannya dalam hati.Nabi shallallahu ‘alaihi

wasallam bersabda: 

Niat tidak dilafadzkan

Dan tidaklah disebutkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak

pula dari salah seorang sahabatnya bahwa niat itu dilafadzkan. Abu Dawud

bertanya kepada Imam Ahmad. Dia berkata, “Apakah orang sholat

mengatakan sesuatu sebelum dia takbir?” Imam Ahmad menjawab,

“Tidak.” (Masaail al Imam Ahmad hal 31 dan Majmuu’ al Fataawaa

XXII/28).

AsSuyuthi berkata, “Yang termasuk perbuatan bid’ah adalah was-was

(selalu ragu) sewaktu berniat sholat. Hal itu tidak pernah diperbuat oleh

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maupun para shahabat beliau. Mereka

22

Page 23: Makalah Sholat 2

dulu tidak pernah melafadzkan niat sholat sedikitpun selain hanya lafadz

takbir.”

Asy Syafi’i berkata, “Was-was dalam niat sholat dan dalam thaharah

termasuk kebodohan terhadap syariat atau membingungkan akal.” (Lihat al

Amr bi al Itbaa’ wa al Nahy ‘an al Ibtidaa’).

2. Takbiratul Ihram

Takbiratul Ihram maknanya adalah ucapan takbir yang menandakan

dimulainya pengharaman. Yaitu mengharamkan segala sesuatu yang

tadinya halal menjadi tidak halal atau tidak boleh dikerjakan di dalam

shalat. Seperti makan, minum, berbicara dan sebagainya. Frman Allah

SWT :

ر فكب ك ورب"dan Tuhanmu agungkanlah! (Bertakbirlah untuknya)" (QS. Al-

Muddatstsir : 3)

Juga ada dalil dari hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

: كبير الت وتحريمها الطهور الصالة مفتاح الله رسول قال قال علي عن

سائي الن إال الخمسة رواه سليم الت وتحليلهاDari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam bersabda,"Kunci shalat itu adalah kesucian (thahur) dan

yang mengharamkannya (dari segala hal di luar shalat) adalah takbir".

(HR. Khamsah kecuali An-Nasai)

Lafaz takbiratul-ihram adalah mengucapkan lafadz Allahu Akbar, artinya

Allah Maha Besar.

Lafaz ini diucapkan ketika semua syarat wajib dan syarat sah shalat

terpenuhi. Yaitu sudah menghadap ke kiblat dalam keadaan suci badan,

pakaian dan tempat dari najis dan hadats. Begitu juga sudah menutup

aurat, tahu bahwa waktu shalat sudah masuk dan lainnya.

Jumhur ulama mengharamkan makmum memulai takbir permulaan shalat

ini kecuali bila imam sudah selesai bertakbir. Dengan dasar berikut ini :

عليه : تختلفوا فال به ليؤتم اإلمام جعل ما إن قال الله رسول أن هريرة أبي عن

الشيخان رواه روا فكب ر كب فإذاImam itu dijadikan untuk diikuti, maka jangan berbeda dengannya. Bila

dia bertakbir maka bertakbirlah (HR. Muttafaq Alaihi)

23

Page 24: Makalah Sholat 2

Sedangkan kalangan Al-Hanafiyah membolehkan makmum bertakbir

bersama-sama dengan imam

3. Berdiri

Berdiri adalah rukun shalat dengan dalil berdasarkan firman Allah SWT :

قانتين لله وقوموا"...Berdirilah untuk Allah dengan khusyu'." (QS. Al-Baqarah : 238)

Juga ada hadits nabawi yang mengharuskan berdiri untuk shalat

بي الن سأل ه أن حصين بن عمران عن قائما صل فقال قاعدا جل الر صالة عن

البخاري رواه جنب فعلى تستطع لم فإن فقاعدا تستطع لم فإنDari `Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu bahwa beliau bertanya

kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang shalat seseorang sambil

duduk, beliau bersabda,"Shalatlah dengan berdiri, bila tidak sanggup

maka sambil duduk dan bila tidak sanggup sambil berbaring".(HR.

Bukhari)

Hadits ini juga sekaligus menjelaskan bahwa berdiri hanya diwajibkan

untuk mereka yang mampu berdiri. Sedangkan orang-orang yang tidak

mampu berdiri, tidak wajib berdiri. Misalnya orang yang sedang sakit yang

sudah tidak mampu lagi berdiri tegak. Bahkan orang sakit itu bila tidak

mampu bergerak sama sekali, cukuplah baginya menganggukkan kepada

saja menurut Al-Hanafiyah. Atau dengan mengedipkan mata atau sekedar

niat saja seperti pendapat Al-Malikiyah. Bahkan As-Syafi`iyah dan Al-

Hanabilah mengatakan bahwa bisa dengan mengerakkan anggota tubuh itu

di dalam hati.

Para fuqaha mazhab sepakat mensyaratkan bahwa berdiri yang dimaksud

adalah berdiri tegak. Tidak boleh bersandar pada sesuatu seperti tongkat

atau tembok, kecuali buat orang yang tidak mampu. Terutama bila tongkat

atau temboknya dipisahkan, dia akan terjatuh. Adapun As-Syafi`iyah tidak

mengharamkan melainkan hanya memakruhkan saja. Dan Al-Malikiyah

hanya mewajibkan berdiri tegak tanpa bersandar kepada benda lain pada

saat membaca Al-Fatihah saja. Sedangkan di luar bacaan Al-Fatihah

dibolehkan bersandar.

4. Membaca Al-Fatihah

24

Page 25: Makalah Sholat 2

Jumhur ulama menyebutkan bahwa membaca surat Al-Fatihah adalah

rukun shalat, dimana shalat seseorang tidak sah tanpa membacanya.

Dengan dalil kuat dari hadits nabawi :

: بأم يقرأ لم لمن صالة ال ه الل رسول قال قال الصامت بن عبادة وعن

عليه فق مت القرآنDari Ubadah bin Shamit ra berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam bersabda,”Tidak sah shalat kecuali dengan membaca ummil-

quran"(HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya)

a. Mazhab As-Syafi`i

Mazhab As-syafi`iyah mewajibkan makmum dalam shalat jamaah

untuk membaca surat Al-Fatihah sendiri meski dalam shalat jahriyah

(yang dikeraskan bacaan imamnya). Tidak cukup hanya mendengarkan

bacaan imam saja. Kerena itu mereka menyebutkan bahwa ketika

imam membaca surat Al-Fatihah, makmum harus mendengarkannya,

namun begitu selesai mengucapkan, masing-masing makmum

membaca sendiri-sendiri surat Al-Fatihah secara sirr (tidak terdengar).

Namun dalam pandangan mazhab ini, kewajiban membaca surat Al-

Fatihah gugur dalam kasus seorang makmum yang tertinggal dan

mendapati imam sedang ruku`. Maka saat itu yang bersangkutan ikut

ruku` bersama imam dan sudah terhitung mendapat satu rakaat.

b. Mazhab Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah

Mazhab Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah mengatakan bahwa seorang

makmum dalam shalat jamaah yang jahriyah (yang bacaan imamnya

keras) untuk tidak membaca apapun kecuali mendengarkan bacaan

imam. Sebab bacaan imam sudah dianggap menjadi bacaan makmum.

c. Mazhab Al-Hanafiyah

Sedangkan mazhab Al-Hanafiyah yang mengatakan bahwa Al-Fatihah

itu bukan rukun shalat, cukup membaca ayat Al-Quran saja pun sudah

boleh. Sebab yang dimaksud dengan `rukun` menurut pandangan

mazhab ini adalah semua hal yang wajib dikerjakan baik oleh imam

maupun makmum, juga wajib dikerjakan dalam shalat wajib maupun

shalat sunnah. Sehingga dalam tolok ukur mereka, membaca surat Al-

Fatihah tidak termasuk rukun shalat, sebab seorang makmum yang

tertinggal tidak membaca Al-Fatihah tapi sah shalatnya. Bahkan

25

Page 26: Makalah Sholat 2

makmum shalat dimakruhkan untuk membaca Al-Fatihah karena

makmum harus mendengarkan saja apa yang diucapkan imam.

5. Ruku`

Ruku` adalah gerakan membungkukkan badan dan kepala dengan kedua

tangan diluruskan ke lulut kaki. Dengan tidak mengangkat kepala tapi juga

tidak menekuknya. Juga dengan meluruskan punggungnya, sehingga bila

ada air di punggungnya tidak bergerak karena kelurusan punggungnya.

Perintah untuk melakukan rukuk adalah firman Allah SWT

تفلحون كم لعل الخير وافعلوا كم رب واعبدوا واسجدوا اركعوا آمنوا ذين ال ها أي يا"Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu,

sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat

kemenangan. (QS. Al-Hajj : 77)

Dan juga hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini.

ركبتيه من يديه أمكن ركع إذا رأيته قالت عائشة عنDari Aisah radhiyallahu ‘anhu berkata,"Aku melihat beliau shallallahu

‘alaihi wasallam ketika ruku` meletakkan tangannya pada lututnya." (HR.

Muttafaqun Alaihi)

Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bila ruku` tidak

mengangkat kepalanya dan juga tidak menekuknya. Tetapi diantara

keduanya".

Untuk sahnya gerakan ruku`, posisi seperti ini harus terjadi dalam

beberapa saat. Tidak boleh hanya berupa gerakan dari berdiri ke ruku` tapi

langsung bangun lagi. Harus ada jeda waktu sejenak untuk berada pada

posisi ruku` yang disebut dengan istilah thuma`ninah. Dalilnya adalah

sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini :

نبي ال أن قتادة أبي قيل عن صالته من يسرق الذي سرقة اس الن أسوء قال

رواه خشوعها وال سجودها وال ركوعها يتم ال قال صالته؟ من يسرق وكيف

والحاكم أحمدDari Abi Qatadha berkata bahwa Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam

bersabda,"Pencuri yang paling buruk adalah yang mencuri dalam

shalatnya". Para shahabat bertanaya,"Ya Rasulallah, bagaimana mencuri

dalam shalat?". "Dengan cara tidak menyempurnakan ruku` dan

sujudnya". atau beliau bersabda,"Tulang belakangnya tidak sampai lurus

26

Page 27: Makalah Sholat 2

ketika ruku` dan sujud". (HR. Ahmad, Al-Hakim, At-Thabarany, Ibnu

Khuzaemah, Ibnu Hibban)

Para ulama fiqih menyebutkan bahwa perbedaan ruku`nya laki-laki dan

wanita adalah pada letak tangannya. Laki-laki melebarkan tangannya atau

merenggangkan antara siku dengan perutnya. Sedangkan wanita

melakukan sebaliknya, mendekatkan tangannya ke tubuhnya

6. I`tidal

I`tidal adalah gerakan bangun dari ruku` dengan berdiri tegap dan

merupakan rukun shalat yang harus dikerjakan menurut jumhur ulama.

Kecuali pendapat Al-Hanafiyah yang agak tidak kompak sesama mereka.

Sebagian dari mereka mengatakan bahwa i`tidal tidak termasuk rukun

shalat, melainkan hanya kewajiban saja. Sebab i`tidal hanyalah

konsekuensi dari tuma`ninah. Dasarnya adalah firman Allah SWT yang

menyebutkan hanya ruku` dan sujud tanpa menyebutkan i`tidal.

"Dan ruku` lah dan sujudlah" (QS. Al-Hajj : 77)

Namun sebagian ulama mazhab ini seperti Abu Yusuf dan yang lainnya

mengatakan bahwa i`tidal adalah rukun shalat yang tidak boleh

ditinggalkan. Menurut mereka, bila seseorang shalat tanpa i`tidal maka

shalatnya batal dan tidak sah.

7. Sujud

Secara bahasa, sujud berarti

al-khudhu` (الخضوع) at-tazallul (التذلل) yaitu merendahkan diri badan.

al-mailu (الميل) yaitu mendoncongkan badan ke depan.

Sedangkan secara syar`i, yang dimaksud dengan sujud menurut jumhur

ulama adalah meletakkan 7 anggota badan ke tanah, yaitu wajah, kedua

telapak tangan, kedua lutut dan ujung kedua tapak kaki.

Pensyariatan Sujud

Al-Quran Al-Kariem memerintahkan kita untuk melakukan sujud kepada

Allah SWT. Dasarnya adalah hadits nabi :

: - على - أسجد أن أمرت ه الل رسول قال قال عنهما ه الل رضي اس عب ابن عن

, , - - : كبتين والر واليدين أنفه إلى بيده وأشار الجبهة على أعظم سبعة

عليه فق مت القدمين وأطراف

27

Page 28: Makalah Sholat 2

Dari Ibnu Abbas ra berkata,"Aku diperintahkan untuk sujud di atas 7

anggota. (Yaitu) wajah (dan beliau menunjuk hidungnya), kedua tangan,

kedua lutut dan kedua tapak kaki.(HR. Bukhari dan Muslim)

Manakah yang lebih dahulu diletakkan, lutut atau tangan?

Dalam masalah ini ada dua dalil yang sama-sama kuat namun

menunjukkan cara yang berbeda. Sehingga menimbulkan perbedaan

pendapat juga di kalangan ulama.

Jumhur ulama umumnya mengatakan bahwa yang disunnahkan ketika

sujud adalah meletakkan kedua lutut di atas tanah telebih dahulu, baru

kemudian kedua tangan lalu wajah. Dan ketika bangun dari sujud, belaku

sebaliknya, yang diangkat adalah wajah dulu, kemudian kedua tangan baru

terakhir lutut. Dasar dari praktek ini adalah hadits berikut ini.

وإذا : يديه قبل ركبتيه وضع سجد إذا الله رسول رأيت قال حجر بن وائل عن

أحمد – إال الخمسة رواه ركبتيه قبل يديه رفع نهضDari Wail Ibnu Hujr berkata,"Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam bila sujud meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya.

Dan bila bangun dari sujud beliau mengangkat tangannya sebelum

mengangkat kedua lututnya. (HR. Khamsah kecuali Ahmad)

Namun Al-Malikiyah berpendapat sebaliknya, justru yang disunahkan

untuk diletakkan terlebih dahulu adalah kedua tangan baru kemudian

kedua lututnya. Dalil mereka adalah hadits berikut ini :

البعير يبرك كما يبرك فال أحدكم سجد إذا الله رسول قال قال هريرة أبي عن

- والترمذي والنسائي أحمد رواه ثمركبتيه يديه وليضعDari Abi Hurariah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasululah

shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,"Bila kamu sujud janganlah seperti

duduknya unta. Hendaklah kamu meletakkan kedua tangan terlebih dahulu

baru kedua lutut. (HR. Ahmad, Abu Daud, Nasai dan Tirmizy)

Ibnu Sayid An-Nas berkata bahwa hadits yang menyebutkan tentang

meletakkan tangan terlebih dahulu lebih kuat. Namun Al-Khattabi

mengatakan bahwa hadits ini lebih lemah dari hadits yang sebelumnya.

Maka demikianlah para ulama berbeda pendapat tentang mana yang

sebaiknya didahulukan ketika melakukan sujud. Dan Imam An-Nawawi

berkata bahwa diantara keduanya tidak ada yang lebih rajih (lebih kuat).

28

Page 29: Makalah Sholat 2

Artinya, menurut beliau keduanya sama-sama kuat dan sama-sama bisa

dilakukan.

8. Duduk Antara Dua Sujud

Duduk antara dua sujud adalah rukun menurut jumhur ulama dan hanya

merupakan kewajiban menurut Al-Hanafiyah. Posisi duduknya adalah

duduk iftirasy, yaitu dengan duduk melipat kaki ke belakang dan bertumpu

pada kaki kiri. Maksudnya kaki kiri yang dilipat itu diduduki, sedangkan

kaki yang kanan dilipat tidak diduduki namun jari-jarinya ditekuk

sehingga menghadap ke kiblat. Posisi kedua tangan diletakkan pada kedua

paha dekat dengan lutut dengan menjulurkan jari-jarinya.

9. Duduk Tasyahhud Akhir

Duduk tasyahhud akhir merupakan rukun shalat menurut jumhur ulama

dan hanya kewajiban menurut Al-Hanafiyah.

Sedangkan jumhur ulama menetapkan bahwa posisi duduk untuk

tasyahhud akhir adalah duduk tawaruk. Posisinya hampir sama dengan

istirasy namun posisi kaki kiri tidak diduduki melainkan dikeluarkan ke

arah bawah kaki kanan. Sehingga duduknya di atas tanah tidak lagi di atas

lipatan kaki kiri seperti pada iftirasy. Asy-syafi`iyah dan Al-Hanabilah

sama-sama berpendapat bahwa untuk duduk tasyahhud akhir, yang

disunnahkan adalah duduk tawaruk ini.

Menurut Al-Hanafiyah, posisi duduk tasyahhud akhir sama dengan posisi

duduk antara dua sujud, yaitu duduk iftirasy. Dalilnya adalah hadits

berikut :

جلس فلما الله رسول صالة إلى ألنظرن المدينة قدمت حجر بن وائل عن

رجله ونصب اليسرى فخذه على اليسرى يده ووضع اليسرى رجله افترسالترمذي – رواه اليمنى

Dari Wail Ibnu Hajar,"Aku datang ke Madinah untuk melihat shalat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika beliau duduk (tasyahhud),

beliau duduk iftirasy dan meletakkan tangan kirinya di atas paha kirinya

dan menashabkan kakinya yang kanan". (HR. Tirimizy)

Ada pun Al-Malikiyah sebagaimana diterangkan di dalam kitab Asy-

Syarhu Ash-Shaghir menyunnahkan untuk duduk tawaruk baik pada

tasyahhud awal maupun untuk tasyahhud akhir. Dalilnya adalah hadits

29

Page 30: Makalah Sholat 2

Nabi : Dari Ibnu Mas`ud berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam duduk di tengah shalat dan akhirnya dengan duduk tawaruk.

10. Salam Pertama

Ada dua salam, yaitu salam pertama dan kedua. Salam pertama adalah

fardhu shalat menurut para fuqaha, seperti Al-Malikiyah dan Asy-

Syafi’iyah. Sedangkan salam yang kedua bukan fardhu melainkan sunnah.

Namun menurut Al-Hanabilah, kedua salam itu hukumnya fardhu, kecuali

pada shalat jenazah, shalat nafilah, sujud tilawah dan sujud syukur. Pada

keempat perbuatan itu, yang fardhu hanya salam yang pertama saja

Salam merupakan bagian dari fardhu dan rukun shalat yang juga berfungsi

sebagai penutup shalat. Dalilnya adalah :

: كبير الت وتحريمها الطهور الصالة مفتاح الله رسول قال قال علي عن

سليم الت وتحليلها

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam bersabda,"Kunci shalat itu adalah kesucian (thahur) dan

yang mengharamkannya (dari segala hal di luar shalat) adalah takbir".

(HR. Muslim)

Menurut As-Syafi’i, minimal lafadz salam itu adalah ( عليكم ,(السالمcukup sekali saja. Sedangkan menurut Al-Hanabilah, salam itu harus dua

kali dengan lafadz ( الله ورحمة عليكم dengan menoleh ke kanan ,(السالم

dan ke kiri.

Tidak disunnahkan untuk meneruskan lafadz (وبركاته) menurut Asy-

Syafi’iyah dan Al-Hanabilah, dengan dalil :

وعن يمينه عن يسلم كان وسلم وآله عليه ه الل صلى بي الن أن مسعود ابن عن

بياض يرى ى حت ه الل ورحمة عليكم الم الس ه الل ورحمة عليكم الم الس يسارهالترمذي - وصححه الخمسة رواه خده

Dari Ibni Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam memberi salam ke kanan dan ke kiri : Assalamu ‘alaikum

warahmatullah Assalamu ‘alaikum warahmatullah, hingga nampak

pipinya yang putih. (HR. Khamsah)

Selain sebagai penutup shalat, salam ini juga merupakan doa yang

disampaikan kepada orang-orang yang ada di sebelah kanan dan kirinya,

bila tidak ada maka diniatkan kepada jin dan malaikat.

11. Thuma`ninah

30

Page 31: Makalah Sholat 2

Menurut jumhurul ulama’, seperti Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan Al-

Hanabilah, tuma’ninah merupakan rukun shalat, yaitu pada gerakan ruku’,

i’tidal, sujud dan duduk antara dua sujud

دعاه صالته قضى فلما سجوده وال ركوعه يتم ال رجال رأى ه أن حذيفة عن

: عليها ه الل فطر تي ال الفطرة غير على مت مت ولو يت صل ما حذيفة له فقال

والبخاري – أحمد رواه وسلم وآله عليه ه الل صلى محمداDari Hudzaifah ra bahwa beliau melihat seseorang yang tidak

menyempurnakan ruku’ dan sujudnya. Ketika telah selesai dari shalatnya,

beliau memanggil orang itu dan berkata kepadanya,”Kamu belum shalat,

bila kamu mati maka kamu mati bukan di atas fitrah yang telah Allah

tetapkan di atasnya risalah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

(HR. Bukhari)

12. Tertib

3. Doa

Adapun do’a yang sering Rasulullah baca ketika selesai shalat ialah sebagai

berikut :

, , ال اللهم قدير شئ كم على وهو الحمد وله الملك له له الشريك واحده االالله اله ال

واعوذبك البخل من اعوذبك انى اللهم ذالجد والينفع منعت لما معطي وال أعطية مانع

من واعوذبك الدنيا فتنة من واعوذبك العمر ارذل الى ارد ان من بك واعوذ الجبن من

واالكرام ياذالجالل ربنا بتاركت السالم ومنك لسالم انت اللهم القبر عذابSetelah slesai seluruh prosesi shalat yang mulai dari takbir hingga salam,

kemudian membaca do’a-do’a sesuai dengan contoh Rasulullah saw atau dapat

juga ditambah asalkan riwatnya sah. Do’a sesuadah shalat yang pernah dilakukan

Rasulullah saw,:

“Tidak ada Tuhan kecuali Allah sendiri, tiada sekutu baginya, kepunyaan-Nyalah

sekalian kerajaan dan bagi-Nyalah sekalian pujian dan ia di atas sesuatu amat

berkuasa. Wahai Tuhan yang tidak ada yang bisa menghlangi apa yang engkau

beri dan tidak ada yang bisa menarik manfaat dari padamu untuk si kaya“ (HR.

Muttafaqun’Alaih). “Wahai Tuhanku, aku berlindung kepadamu dari pada

kebakhilan dan aku berlindung kepadamu dari pada ketakuta, dan aku berlindung

dari padamu daripada umur yang pikun dan aku berlindung kepadamu daripada

percobaan hidup dan aku berlindung kepadamu dari azab kubur“ (HR.

Bukhari).“Wahai Tuhan, tolonglah aku untuk dapat mengingatmu dan berterima

31

Page 32: Makalah Sholat 2

kasih kepadamu dan beribadah yang baik kepadamu“ (HR. Abu Daud, Ahmad

dan An-Nasa’i).

G. Waktu Pelaksanaan Sholat

Shalat hanya boleh dikerjakan pada waktu-waktu yang sudah ditetapkan oleh Allah

SWT. Bila shalat dikerjakan di luar waktu yang telah ditetapkan, maka shalat itu

tidak sah.

Kecuali bila ada uzur tertentu yang memang secara syariah bisa diterima. Seperti

mengerjakana shalat dengan dijama` pada waktu shalat lainnya. Atau shalat buat

orang yang terlupa atau tertidur, maka pada saat sadar dan mengetahui ada shalat

yang luput, dia wajib mengerjakannya meski sudah keluar dari waktunya. Ada pun

bila mengerjakan shalat di luar waktunya dengan sengaja dan diluar ketentuan yang

dibenarkan syariat, maka shalat itu menjadi tidak sah.

Dalam hal keharusan melakukan shalat pada waktunya, Allah SWT telah berfirman

dalam Al-Quran :

موقوتا كتابا المؤمنين على كانت الصالة إن"...Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-

orang yang beriman." (QS. An-Nisa : 103)

Di dalam Al-Quran sesungguhnya sudah ada sekilas tentang penjelasan waktu-waktu

shalat fardhu, meski tidak terlalu jelas diskripsinya. Namun paling tidak ada tiga ayat

di dalam Al-Quran yang membicarakan waktu-waktu shalat secara global.

ذكرى ذلك ئات ي الس يذهبن الحسنات إن يل الل من وزلفا هار الن طرفي الصالة وأقم

للذاكرين"Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang dan pada bahagian permulaan malam.

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan perbuatan-

perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat"(QS. Huud :

114)

Menurut para mufassriin, di ayat ini disebutkan waktu shalat, yaitu kedua tepi siang ,

yaitu shalat shubuh dan ashar. Dan pada bahagian permulaan malam, yaitu Maghrib

dan Isya`.

Ayat kedua

كان الفجر قرءان إن الفجر وقرءان يل الل غسق إلى مس الش لدلوك الصالة أقممشهودا

32

Page 33: Makalah Sholat 2

Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan

Qur`anal fajri. Sesungguhnya Qur`anal fajri itu disaksikan (QS. Al-Isra` : 78)

Menurut para mufassrin, di dalam ayat ini disebutkan waktu shalat yaitu sesudah

matahari tergelincir , yaitu shalat Zhuhur dan Ashar. Sedangkan gelap malam adalah

shalat Maghirb dan Isya` dan Qur`anal fajri yaitu shalat shubuh.

Waktu-waktu Shalat Fardhu di Dalam Al-Hadits

Sedangkan bila ingin secara lebih spasifik mengetahui dalil tentang waktu-waktu

shalat, kita bisa merujuk kepada hadits-hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam

yang shahih dan qath`i. Tidak kalah qath`inya dengan dalil-dalil dari Al-Quran Al-

Kariem. Diantaranya adalah hadits-hadits berikut ini :

: الظهر فصلى ه فصل قم له فقال الم الس عليه جبريل جاءه بي الن أن الله عبد عن بن

كل : ظل صار حين العصر فصلى ه فصل قم فقال العصر جاءه ثم ، مس الش زالت حتى

ثم : ، مس الش وجبت حين المغرب فصلى ه فصل قم فقال المغرب جاءه ثم ، مثله شيء

: حين الفجر جاءه ثم ، فق الش غاب حين العشاء فصلى فصله قم فقال العشاء جاءه

الفجر – - : برق حين الصبح فصلى ه فصل قم فقال الفجر طلع حين قال أو الفجر .برقDari Jabir bin Abdullah ra. bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam didatangi oleh

Jibril ‘alaihissalam dan berkata kepadanya,"Bangunlah dan lakukan shalat". Maka

beliau melakukan shalat Zhuhur ketika matahari tergelincir. Kemudian waktu Ashar

menjelang dan Jibril berkata,"Bangun dan lakukan shalat". Maka beliau shallallahu

‘alaihi wasallam melakukan shalat Ashar ketika panjang bayangan segala benda

sama dengan panjang benda itu. Kemudian waktu Maghrib menjelang dan Jibril

berkata,"Bangun dan lakukan shalat". Maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam

melakukan shalat Maghrib ketika mayahari terbenam. Kemudian waktu Isya`

menjelang dan Jibril berkata,"Bangun dan lakukan shalat". Maka beliau shallallahu

‘alaihi wasallam melakukan shalat Isya` ketika syafaq (mega merah) menghilang.

Kemudian waktu Shubuh menjelang dan Jibril berkata,"Bangun dan lakukan shalat".

Maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan shalat Shubuh ketika waktu

fajar menjelang. (HR. Ahmad, Nasai dan Tirmizy. )

Selain itu ada hadits lainnya yang juga menjelaskan tentang waktu-waktu shalat.

Salah satunya adalah hadits berikut ini :

: المغرب وا صل ما الفطرة على أمتي تزال ال قال الله رسول أن يزيد بن ائب الس عن

والطبراني – أحمد رواه جوم الن طلوع قبلDari As-Saib bin Amir radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

bersabda,"Ummatku selalu berada dalam kebaikan atau dalam fithrah selama tidak

33

Page 34: Makalah Sholat 2

terlambat melakukan shalat Maghrib, yaitu sampai muncul bintang".(HR. Ahmad,

Abu Daud dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)

Dari isyarat dalam Al-Quran serta keterangan yang lebih jelas dari hadits-hadits

nabawi, para ulama kemudian menyusun tulisan dan karya ilmiah untuk lebih jauh

mendiskripsikan apa yang mereka pahami dari nash-nash itu. Maka kita dapati

deskripsi yang jauh lebih jelas dalam kitab-kitab fiqih yang menjadi masterpiece para

fuqoha. Diantaranya yang bisa disebutkan adalah :

a. Kitab Fathul Qadir jilid 1 halaman 151-160,

b. Kitab Ad-Dur Al-Mukhtar jilid 1 halaman 331 s/d 343,

c. Kitab Al-Lubab jilid 1 halaman 59 - 62,

d. Kitab Al-Qawanin Al-Fiqhiyah halaman 43,

e. Kitab Asy-Syarhu Ash-Shaghir jilid 1 halaman 219-338,

f. Kitab Asy-Syarhul-Kabir jilid 1 halaman 176-181,

g. Kitab Mughni Al-Muhtaj jilid 1 halaman 121 - 127,

h. Kitab Al-Muhadzdzab jilid 1 halaman 51 - 54 dan

i. Kitab Kasysyaf Al-Qanna` jilid 1 halaman 289 - 298.

Di dalam kitab-kitab itu kita dapati keterangan yang jauh lebih spesifik tentang

waktu-waktu shalat. Kesimpulan dari semua keterangan itu adalah sebagai berikut :

a. Waktu Shalat Fajr (Shubuh)

Dimulai sejak terbitnya fajar shadiq hingga terbitnya matahari. Fajar dalam

istilah bahasa arab bukanlah matahari. Sehingga ketika disebutkan terbit fajar,

bukanlah terbitnya matahari. Fajar adalah cahaya putih agak terang yang

menyebar di ufuk Timur yang muncul beberapa saat sebelum matahari terbit.

Ada dua macam fajar, yaitu fajar kazib dan fajar shadiq. Fajar kazib adalah fajar

yang `bohong` sesuai dengan namanya. Maksudnya, pada saat dini hari

menjelang pagi, ada cahaya agak terang yang memanjang dan mengarah ke atas

di tengah di langit. Bentuknya seperti ekor sirhan (srigala), kemudian langit

menjadi gelap kembali. Itulah fajar kazib. Sedangkan fajar yang kedua adalah

fajar shadiq, yaitu fajar yang benar-benar fajar yang berupa cahaya putih agak

terang yang menyebar di ufuk Timur yang muncul beberapa saat sebelum

matahari terbit. Fajar ini menandakan masuknya waktu shubuh. Jadi ada dua kali

fajar sebelum matahari terbit. Fajar yang pertama disebut dengan fajar kazib dan

fajar yang kedua disebut dengan fajar shadiq. Selang beberapa saat setelah fajar

shadiq, barulah terbit matahari yang menandakan habisnya waktu shubuh. Maka

34

Page 35: Makalah Sholat 2

waktu antara fajar shadiq dan terbitnya matahari itulah yang menjadi waktu

untuk shalat shubuh. Di dalam hadits disebutkan tentang kedua fajar ini :

, : رواه بعضا بعضهم يعرف يكاد ال اس والن الفجر انشق حين الفجر فأقام موسى أبيمسلمFajar itu ada dua macam. Pertama, fajar yang mengharamkan makan dan

menghalalkan shalat. Kedua, fajar yang mengharamkan shalat (shalat Shubuh)

dan menghalalkan makan.". (HR. Ibnu Khuzaemah dan Al-Hakim)

: : م يحر فجر فجران الفجر ه الل رسول قال قال عنهما ه الل رضي اس عب ابن عن

- : - , فيه ويحل الصبح صالة أي الصالة فيه تحرم وفجر الصالة فيه وتحل الطعاموصححاه والحاكم خزيمة ابن رواه الطعام

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam bersabda,"Fajar itu ada dua macam. Pertama, fajar yang

mengharamkan makan dan menghalalkan shalat. Kedua, fajar yang

mengharamkan shalat (shalat Shubuh) dan menghalalkan makan.". (HR. Ibnu

Khuzaemah dan Al-Hakim)

Batas akhir waktu shubuh adalah terbitnya matahari sebagaimana disebutkan

dalam hadits berikut ini.

: ; من الصبح صالة ووقت قال ه الل نبي أن عنهما ه الل رضي عمرو بن ه الل عبد عن

مسلم رواه مس الش تطلع لم ما الفجر طلوع

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam bersabda,"Dan waktu shalat shubuh dari terbitnya fajar

(shadiq) sampai sebelum terbitnya matahari". (HR. Muslim)

b. Waktu Shalat Zhuhur

Dimulai sejak matahari tepat berada di atas kepala namun sudah mulai agak

condong ke arah barat. Istilah yang sering digunakan dalam terjemahan bahasa

Indonesia adalah tergelincirnya matahari. Sebagai terjemahan bebas dari kata

zawalus syamsi. Namun istilah ini seringkali membingungkan karena kalau

dikatakan bahwa `matahari tegelincir`, sebagian orang akan berkerut keningnya,

"Apa yang dimaksud dengan tergelincirnya matahari?".

Zawalusy-syamsi adalah waktu di mana posisi matahari ada di atas kepala kita,

namun sedikit sudah mulai bergerak ke arah barat. Jadi tidak tepat di atas kepala.

Dan waktu untuk shalat zhuhur ini berakhir ketika panjang bayangan suatu benda

menjadi sama dengan panjang benda itu sendiri. Misalnya kita menancapkan

tongkat yang tingginya 1 meter di bawah sinar matahari pada permukaan tanah

35

Page 36: Makalah Sholat 2

yang rata. Bayangan tongkat itu semakin lama akan semakin panjang seiring

dengan semakin bergeraknya matahari ke arah barat. Begitu panjang

bayangannya mencapai 1 meter, maka pada saat itulah waktu Zhuhur berakhir

dan masuklah waktu shalat Ashar. Ketika tongkat itu tidak punya bayangan baik

di sebelah barat maupun sebelah timurnya, maka itu menunjukkan bahwa

matahari tepat berada di tengah langit. Waktu ini disebut dengan waktu istiwa`.

Pada saat itu, belum lagi masuk waktu zhuhur. Begitu muncul bayangan tongkat

di sebelah timur karena posisi matahari bergerak ke arah barat, maka saat itu

dikatakan zawalus-syamsi atau `matahari tergelincir`. Dan saat itulah masuk

waktu zhuhur. Namun hukumnya mustahab bila sedikit diundurkan bila siang

sedang panas-panasnya, dengan tujuan agar memudahkan dan bisa menambah

khusyu’. Dalilnya adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berikut

ini :

: بالصالة أبرد الحر اشتد وإذا بالصالة ر بك البرد اشتد إذا بي الن كان قال أنس عن

البخاري رواهDari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi

wasallam bila dingin sedang menyengat, menyegerakan shalat. Tapi bila panas

sedang menyengat, beliau mengundurkan shalat. (HR. Bukhari)

c. Waktu Shalat Ashar

Waktu shalat Ashar dimulai tepat ketika waktu shalat Zhuhur sudah habis, yaitu

semenjak panjang bayangan suatu benda menjadi sama panjangnya dengan

panjang benda itu sendiri. Dan selesainya waktu shalat Ashar ketika matahari

tenggelam di ufuk barat. Dalil yang menujukkan hal itu antara lain hadits berikut

ini :

: تطلع أن قبل ركعة الصبح من أدرك من قال ه الل رسول أن هريرة أبي وعن

, فقد مس الش تغرب أن قبل العصر من ركعة أدرك ومن الصبح أدرك فقد مس الشعليه فق مت العصر أدرك

Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam bersabda,"Orang yang mendapatkan satu rakaat dari shalat

shubuh sebelum tebit matahari, maka dia termasuk orang yang mendapatkan

shalat shubuh. Dan orang yang mendapatkan satu rakaat shalat Ashar sebelum

matahari terbenam, maka dia termasuk mendapatkan shalat Ashar". (HR.

Muttafaq ‘alaihi).

36

Page 37: Makalah Sholat 2

Namun jumhur ulama mengatakan bahwa dimakruhkan melakukan shalat Ashar

tatkala sinar matahari sudah mulai menguning yang menandakan sebentar lagi

akan terbenam. Sebab ada hadits nabi yang menyebutkan bahwa shalat di waktu

itu adalah shalatnya orang munafiq.

مس : : الش يرقب يجلس المنافق صالة تلك يقول الله رسول سمعت قال أنس عن

رواه قليال إال الله يذكر ال أربعا فنقرها قام يطان الش قرني بين كانت إذا ى حت

ماجة وابن ، البخاري إال ، الجماعةDari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata,”Aku mendengar Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,"...Itu adalah shalatnya orang munafik

yang duduk menghadap matahari hingga saat matahari berada di antara dua

tanduk syetan, dia berdiri dan membungkuk 4 kali, tidak menyebut nama Allah

kecuali sedikit". (HR. Jamaah kecuali Bukhari dan Ibnu Majah).

Bahkan ada hadits yang menyebutkan bahwa waktu Ashar sudah berakhir

sebelum matahari terbenam, yaitu pada saat sinar matahari mulai menguning di

ufuk barat sebelum terbenam.

: ; تصفر لم ما العصر ووقت قال ه الل نبي أن عنهما ه الل رضي عمرو بن ه الل عبد عن

مسلم رواه مس الشDari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam bersabda,"Dan waktu shalat Ashar sebelum matahari

menguning".(HR. Muslim)

Shalat Ashar adalah shalat wustha menurut sebagian besar ulama. Dasarnya

adalah hadits Aisah ra.

: والصالة الصلوات على حافظوا قال الله رسول أن عنها ه الل رضي عائشة عن

العصر - صالة الوسطى والصالة الوسطىDari Aisah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

membaca ayat :"Peliharalah shalat-shalatmu dan shalat Wustha". Dan shalat

Wustha adalah shalat Ashar. (HR. Abu Daud dan Tirmizy dan dishahihkannya)

Dari Ibnu Mas`ud dan Samurah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,"Shalat Wustha adalah shalat Ashar".

(HR. Tirmizy)

Namun masalah ini memang termasuk dalam masalah yang diperselisihkan para

ulama. Asy-Syaukani dalam kitab Nailul Authar jilid 1 halaman 311

menyebutkan ada 16 pendapat yang berbeda tentang makna shalat Wustha. Salah

satunya adalah pendapat jumhur ulama yang mengatakan bahwa shalat Wustha

37

Page 38: Makalah Sholat 2

adalah shalat ashar. Sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa shalat itu adalah

shalat shubuh.

d. Waktu Shalat Maghrib

Dimulai sejak terbenamnya matahari dan hal ini sudah menjadi ijma`

(kesepakatan) para ulama. Yaitu sejak hilangnya semua bulatan matahari di telan

bumi. Dan berakhir hingga hilangnya syafaq (mega merah). Dalilnya adalah

sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

: ; لم ما المغرب صالة ووقت قال ه الل نبي أن عنهما ه الل رضي عمرو بن ه الل عبد عن

مسلم رواه فق الش يغبDari Abdullah bin Amar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam bersabda,"Waktu Maghrib sampai hilangnya shafaq (mega)".

(HR. Muslim).

Syafaq menurut para ulama seperti Al-Hanabilah dan As-Syafi`iyah adalah mega

yang berwarna kemerahan setelah terbenamnya matahari di ufuk barat.

Sedangkan Abu Hanifah berpendapt bahwa syafaq adalah warna keputihan yang

berada di ufuk barat dan masih ada meski mega yang berwarna merah telah

hilang. Dalil beliau adalah :

Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam bersabda,"Dan akhir waktu Maghrib adalah hingga langit menjadi

hitam". (HR. Tirmizy)

Namun menurut kitab Nashbur-rayah bahwa hadits ini sanadnya tidak shahih.

e. Waktu Shalat Isya`

Dimulai sejak berakhirnya waktu maghrib sepanjang malam hingga dini hari

tatkala fajar shadiq terbit. Dasarnya adalah ketetapan dari nash yang

menyebutkan bahwa setiap waktu shalat itu memanjang dari berakhirnya waktu

shalat sebelumnya hingga masuknya waktu shalat berikutnya, kecuali shalat

shubuh.

: وقت يدخل ى حت الصالة يؤخر أن فريط الت ما إن قال ه الل رسول أن قتادة أبي عن

مسلم " أخرجه األخرىDari Abi Qatadah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam bersabda,"Tidaklah tidur itu menjadi tafrith, namun tafrith itu bagi

orang yang belum shalat hingga datang waktu shalat berikutnya". (HR. Muslim)

Sedangkan waktu mukhtar (pilihan) untuk shalat `Isya` adalah sejak masuk waktu

hingga 1/3 malam atau tengah malam. Atas dasar hadits berikut ini. عائشة عن

38

Page 39: Makalah Sholat 2

: ثم يل الل عامة ذهب ى حت بالعشاء ليلة ذات الله رسول أعتم قالت عنها ه الل رضي

" : لو, لوقتها ه إن وقال فصلى مسلم لاخرج رواه أمتي على أشق أن

Dari Aisah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam mengakhirkan / menunda shalat Isya` hingga leat tengah malam,

kemudian beliau keluar dan melakukan shalat. Lantas beliau

bersabda,"Seaungguhnya itu adalah waktunya, seandainya aku tidak

memberatkan umatku.". (HR. Muslim)

ا برزة أبي , لاوعن : وم الن يكره وكان العشاء من يؤخر أن يستحب وكان قال سلمي

عليه فق مت بعدها والحديث قبلها

Dari Abi Bazrah Al-Aslami berkata,”Dan Rasulullah suka menunda shalat Isya’,

tidak suka tidur sebelumnya dan tidak suka mengobrol sesudahnya. (HR.

Muttafaq ‘alaihi)

, , : أخر أبطئوا رآهم وإذا عجل اجتمعوا رآهم إذا وأحيانا أحيانا والعشاء قال جابر عن

بي: الن كان بغلس والصبح يها يصلDan waktu Isya’ kadang-kadang, bila beliau shallallahu 'alaihi wasallam melihat

mereka (para shahabat) telah berkumpul, maka dipercepat. Namun bila beliau

melihat mereka berlambat-lambat, maka beliau undurkan. (HR. Bukhari Muslim)

Waktu Shalat Yang Diharamkan

Ada lima waktu dalam sehari semalam yang diharamkan untuk dilakukan shalat

di dalamnya. Tiga di antaranya terdapat dalam satu hadits yang sama, sedangkan

sisanya yang dua lagi berada di dalam hadits lainnya.

, نقبر وأن فيهن نصلي أن ينهانا ه الل رسول كان ساعات ثالث عامر بن عقبة عن

, : حتى الظهيرة قائم يقوم وحين ترتفع ى حت بازغة مس الش تطلع حين موتانا فيهن

, مسلم رواه للغروب مس الش ف تتضي وحين مس الش Dari 'Uqbah bin 'Amir تزول

Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu berkata,"Ada tiga waktu shalat yang Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam melarang kami untuk melakukan shalat dan

menguburkan orang yang meninggal di antara kami. [1] Ketika matahari terbit

hingga meninggi, [2] ketika matahari tepat berada di tengah-tengah cakrawala

hingga bergeser sedikit ke barat dan [3] berwarna matahari berwarna

kekuningan saat menjelang terbenam. .(HR. Muslim)

Sedangkan dua waktu lainnya terdapat di dalam satu hadits berikut ini :

: : ى حت الصبح بعد صالة ال يقول ه الل رسول سمعت قال الخدري سعيد أبي وعن

عليه فق مت مس الش تغيب ى حت العصر بعد صالة وال مس الش تطلع39

Page 40: Makalah Sholat 2

Dari Abi Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata,"Aku mendengar Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,"Tidak ada shalat setelah shalat shubuh

hingga matahari terbit. Dan tidak ada shalat sesudah shallat Ashar hingga

matahari terbenam.(HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua waktu ini hanya melarang orang untuk melakukan shalat saja, sedangkan

masalah menguburkan orang yang wafat, tidak termasuk larangan. Jadi boleh saja

umat Islam menguburkan jenazah saudaranya setelah shalat shubuh sebelum

matahari terbit, juga boleh menguburkan setelah shalat Ashar di sore hari.

Maka kalau kedua hadits di atas kita simpulkan dan diurutkan, kita akan

mendapatkan 5 waktu yang di dalamnya tidak diperkenankan untuk melakukan

shalat, yaitu :

a. Setelah shalat shubuh hingga matahari agak meninggi.

Tingginya matahari sebagaimana di sebutkan di dalam hadits Amru bin

Abasah adalah qaida-rumhin aw rumhaini. Maknanya adalah matahari terbit

tapi baru saja muncul dari balik horison setinggi satu tombak atau dua

tombak. Dan panjang tombak itu kira-kira 2,5 meter 7 dzira' (hasta). Atau 12

jengkal sebagaimana disebutkan oleh mazhab Al-Malikiyah.

b. Waktu Istiwa`

Yaitu ketika matahari tepat berada di atas langit atau di tengah-tengah

cakrawala. Maksudnya tepat di atas kepala kita. Tapi begitu posisi matahari

sedikit bergeser ke arah barat, maka sudah masuk waktu shalat Zhuhur dan

boleh untuk melakukan shalat sunnah atau wajib.

c. Saat Terbenam Matahari

Yaitu saat-saat langit di ufuk barat mulai berwarna kekuningan yang

menandakan sang surya akan segera menghilang ditelan bumi. Begitu

terbenam, maka masuklah waktu Maghrib dan wajib untuk melakukan shalat

Maghrib atau pun shalat sunnah lainnya.

d. Setelah Shalat Shubuh Hingga Matahari Terbit

Namun hal ini dengan pengecualian untuk qadha' shalat sunnah fajar yang

terlewat. Yaitu saat seseorang terlewat tidak melakukan shalat sunnah fajar,

maka dibolehkan atasnya untuk mengqadha'nya setelah shalat shubuh.

e. Setelah Melakukan Shalat Ashar Hingga Matahari Terbenam.

Maksudnya bila seseorang sudah melakukan shalat Ahsar, maka haram

baginya untuk melakukan shalat lainnya hingga terbenam matahari, kecuali

40

Page 41: Makalah Sholat 2

ada penyebab yang mengharuskan. Namun bila dia belum shalat Ashar, wajib

baginya untuk shalat Ashar meski sudah hampir maghrib.

Bila Waktu Shalat Telah Lewat

Bila seseorang bangun kesiangan dari tidurnya dan belum shalat shubuh, maka

yang harus dilakukan adalah segera shalat shubuh pada saat bangun tidur. Tidak

diqadha dengan zhuhur pada siangnya atau esoknya. Sebab kita telah

mendapatkan keterangan jelas tentang hal itu dari apa yang dialami oleh

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri. Beliau dan beberapa shahabat

pernah bangun kesiangan dan melakukan shalat shubuh setelah matahari

meninggi.

Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إال : لها كفارة ال ذكرها إذا ها فليصل صالة نسي من قال بي الن أن مالك بن أنس عن

عليه فق مت ذلك

Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

bersabda,"Barang siapa yang ketiduran (sampai tidak menunaikan shalat) atau

lupa melaksanakannya, maka ia hendaklah menunaikannya pada saat ia

menyadarinya”. (HR Muttafaq alaihi)

Oleh karena itu, orang-orang yang kesiangan wajib menunaikan shalat shubuh

tersebut pada saat ia tersadar atau terbangun dari tidurnya (tentunya setelah

bersuci terlebih dahulu), walaupun waktu tersebut termasuk waktu-waktu yang

terlarang melaksanakan shalat. Karena pelarangan shalat pada waktu-waktu

tersebut berlaku bagi shalat-shalat sunnah muthlak yang tidak ada sebabnya.

Sedangkan bagi shalat yang memiliki sebab tertentu, seperti halnya orang yang

ketiduran atau kelupaan, diperbolehkan melaksanakan shalat tersebut pada

waktu-waktu terlarang.

Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

: تطلع أن قبل ركعة الصبح من أدرك من قال الله رسول أن هريرة أبي عن

, فقد مس الش تغرب أن قبل العصر من ركعة أدرك ومن الصبح أدرك فقد مس الشعليه فق مت العصر أدرك

Barangsiapa yang mendapatkan satu rakaat sebelum matahari terbit maka dia

telah mendapatkan shalat tersebut (shalat shubuh)." (HR Bukhari dan Muslim)

Salah satu rahasia untuk bisa bangun di waktu shubuh bukan memasang alarm,

tetapi dengan cara tidur di awal malam. Kebiasaan tidur terlalu larut malam akan

menyebabkan badan lesu dan juga sulit bangun shubuh. Orang yang tidur di awal

41

Page 42: Makalah Sholat 2

malam, pada jam 04.00 dini hari sudah merasakan istirahat yang cukup. Secara

biologis, tubuh akan bangun dengan sendirinya, bergitu juga dengan mata.

Sebaliknya, orang yang tidur larut malam, misalnya di atas jam 24.00, sulit

baginya untuk bangun pada jam 04.00 dini hari. Sebab secara biologis, tubuhnya

masih menuntut lebih banyak waktu istirahat lebih banyak. Tapi yang paling

utama dari semua itu adalah niat yang kuat di dalam dada. Ditambah dengan

kebiasaan yang baik, dimana setiap anggota keluarga merasa bertanggung-jawab

untuk saling membangunkan yang lain untuk shalat shubuh. Kalau mau

memasang alarm, letakkan di tempat yang mudah terjangkau, deringnya cukup

lama dan harusa memekakkan telinga. Jangan diletakkan di balik bantal, karena

biasanya dengan mudah bisa dimatikan lalu tidur lagi

H. Hikmah dan Manfaat Sholat

"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci

Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka" (QS. Ali Imran 191)

Shalat merupakan ibadah yang penting dan utama bagi umat Islam. Begitu

pentingnya shalat sehingga untuk memberikan perintah shalat Allah berkenan

memanggil sendiri Rasulullah SAW untuk menghadap-Nya secara langsung.

Sedangkan untuk perintah-perintah Allah yang lain selalu disampaikan kepada

Rasulullah melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena shalat merupakan ibadah yang

terpenting bagi kehidupan umat, maka tentulah banyak mengandung hikmah baik

ditinjau secara moral (rohani) maupun fisik (jasmani).

1. Tinjauan dari segi moral

Shalat merupakan benteng hidup kita agar jangan sampai terjerumus ke dalam

perbuatan keji dan munkar. Hal ini tampak jelas dalam firman Allah SWT :

"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan

munkar"(QS. Al Ankabut 45)

Shalat yang khusu’ mewujudkan suatu ibadah yang benar-benar ikhlas, pasrah

terhadap zat Yang Maha Suci dan Maha Mulia. Di dalam shalat tersebut kita

meminta segala sesuatu dari-Nya, memohon petunjuk untuk mendapatkan jalan

yang lurus, mendapat limpahan rahmat, rizki, barokah dan pahala dari-Nya. Oleh

karena itu orang yang shalatnya khusu’ dan ikhlas karena Allah SWT akan selalu

merasa dekat kepada-Nya dan tidak akan menghambakan diri, tidak akan

menjadikan panutan selain daripada Allah SWT. Dengan kata lain segala sesuatu

42

Page 43: Makalah Sholat 2

yang dilakukan hanyalah karena Allah dan hanya untuk mendapatkan ridlo’ dari

Allah. Maka pantaslah jika Allah berfirman :

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang

yang khusu’ dalam sembahyangnya"

(QS. Al Mu’minuun 1-2)

Disamping itu shalat juga membersihkan jiwa dari sifat-sifat yang buruk,

khususnya cara-cara hidup yang materialis yang menjadikan urusan duniawi lebih

penting dari segala-galanya termasuk ibadah kepada Allah. Kebersihan dan

kesucian jiwa ini digambarkan dalam sebuah hadits :

"Jikalau di pintu seseorang diantara kamu ada sebuah sungai dimana ia mandi

lima kali, maka apakah akan tinggal lagi kotorannya (yang melekat pada

tubuhnya) ? Bersabda Rasulullah saw : ‘Yang demikian itu serupa dengan shalat

lima waktu yang (mana) Allah dengannya (shalat itu) dihapuskan semua

kesalahan’." (HR. Abu Daud)

Yang dimaksud kesalahan disini adalah yang berupa dosa-dosa kecil, sedangkan

yang berupa dosa besar tetap wajib dengan bertaubat kepada Allah.

Jadi pada hakekatnya shalat itu mendidik jiwa kita agar terhindar dari sifat-sifat

takabur, sombong, tinggi hati, dan sebagainya, serta mengarahkan kita agar selalu

tawakal dan berserah diri kepada Allah SWT. Hal ini karena pada dasarnya

manusia selalu berkeluh kesah apabila ditimpa kesusahan dan bersifat kikir

apabila mendapat kebaikan, ini sesuai dengan salah satu firman Allah :

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia

ditimpa kesusahan, maka ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia

amat kikir kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap

mengerjakan shalatnya" (QS. Al Ma’aarij)

Apabila kita mendapat suatu musibah maupun kesulitan, maka kita harus

memohon pertolongan kepada Allah dengan mengerjakan shalat dan bersabar

serta tawakal.

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang

demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu’." (QS. Al

Baqarah 45)

"Hai orang-orang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,

sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah 153)

Di dalam salah satu firman-Nya Allah juga menegaskan nilai positif dari shalat :

43

Page 44: Makalah Sholat 2

"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan

mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi

tenteram"

(QS. Ar Ra’d 28)

Disamping hal-hal diatas, shalat juga membina rasa persatuan dan persaudaraan

antara sesama umat Islam. Hal ini dapat kita lihat antara lain, apabila seseorang

shalat tidak dalam keadaan yang khusus pasti selalu menghadap kiblat yaitu

Ka’bah di Masjidil Haram Mekah. Umat Islam di seluruh dunia mempunyai satu

pusat titik konsentrasi dalam beribadah dan menyembah kepada Khaliq-nya yaitu

Ka’bah, hal ini akan membawa dampak secara psikologis yaitu persatuan,

kesatuan, dan kebersamaan umat. Contoh lain adalah pada shalat berjamaah,

shalat berjamaah juga mengandung hikmah kebersamaan, persatuan,

persaudaraan dan kepemimpinan dimana pada setiap gerakan shalat ma’mum

mempunyai kewajiban mengikuti gerakan imam, sedangkan imam melakukan

kesalahan, maka ma’mum wajib mengingatkan. Sehingga pada shalat berjamaah

keabsahan maupun kebenaran dalam shalat lebih terjamin, dan diantara jama’ah

akan timbul rasa kebersamaan dan persatuan untuk menyelamatkan jama’ah

mereka. Ibarat orang berkendaraan, penumpang akan selalu ikut menjaga

keamanan dan keselamatan kendaraan yang ditumpanginya. Oleh karena itu

tidaklah berlebihan jika shalat berjamaah mendapatkan tempat yang lebih

dibandingkan dengan shalat sendiri. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw :

"Shalat berjamaah lebih utama (pahalanya) dua puluh derajat" (HR. Bukhary &

Muslim dari Ibnu Umar)

2. Tinjauan dari segi fisik (kesehatan)

Shalat disamping mengandung hikmah secara moral seperti diuraikan diatas, juga

mengandung hikmah secara fisik terutama yang menyangkut masalah kesehatan.

Hikmah shalat menurut tinjauan kesehatan ini dijelaskan oleh DR. A. SABOE

yang mengemukakan pendapat ahli-ahli (sarjana) kedokteran yang termasyhur

terutama di barat. Mereka berpendapat sebagai berikut :

1. Bersedekap, meletakkan telapak tangan kanan diatas pergelangan tangan

kiri merupakan istirahat yang paling sempurna bagi kedua tangan sebab

sendi-sendi, otot-otot kedua tangan berada dalam posisi istirahat penuh.

Sikap seperti ini akan memudahkan aliran darah mengalir kembali ke

jantung , serta memproduksi getah bening dan air jaringan dari kedua

44

Page 45: Makalah Sholat 2

persendian tangan akan menjadi lebih baik sehingga gerakan di dalam

persendian akan menjadi lebih lancar. Hal ini akan menghindari

timbulnya bermacam-macam penyakit persendian seperti rheumatik.

Sebagai contoh, orang yang mengalami patah tangan, terkilir maka

tangan/lengan penderita tersebut oleh dokter akan dilipatkan diatas dada

ataupun perut dengan mempergunakan mitella yang disangkutkan di

leher.

2. Ruku’, yaitu membungkukkan badan dan meletakkan telapak tangan

diatas lutut sehingga punggung sejajar merupakan suatu garis lurus. Sikap

yang demikian ini akan mencegah timbulnya penyakit yang berhubungan

dengan ruas tulang belakang, ruas tulang pungung, ruas tulang leher, ruas

tulang pinggang, dsb.

3. Sujud, sikap ini menyebabkan semua otot-otot bagian atas akan bergerak.

Hal ini bukan saja menyebabkan otot-otot menjadi besar dan kuat, tetapi

peredaran urat-urat darah sebagai pembuluh nadi dan pembuluh darah

serta limpa akan menjadi lancar di tubuh kita. Dengan sikap sujud ini

maka dinding dari urat-urat nadi yang berada di otak dapat dilatih dengan

membiasakan untuk menerima aliran darah yang lebih banyak dari

biasanya, karena otak (kepala) kita pada waktu itu terletak di bawah.

Latihan semacam ini akan dapat menghindarkan kita mati mendadak

dengan sebab tekanan darah yang menyebabkan pecahnya urat nadi

bagian otak dikarenakan amarah, emosi yang berlebihan, terkejut dan

sebagainya yang sekonyong-konyong lebih banyak darah yang di

pompakan ke urat-urat nadi otak yang dapat menyebabkan pecahnya urat-

urat nadi otak, terutama bila dinding urat-urat nadi tersebut telah menjadi

sempit, keras, dan rapuh karena dimakan usia.

4. Duduk Iftirasy (duduk antara dua sujud & tahiyat awal), posisi duduk

seperti ini menyebabkan tumit menekan otot-otot pangkal paha , hal ini

mengakibatkan pangkal paha terpijit. Pijitan tersebut dapat

menghindarkan atau menyembuhkan penyakit saraf pangkal paha

(neuralgia) yang menyebabkan tidak dapat berjalan. Disamping itu urat

nadi dan pembuluh darah balik di sekitar pangkal paha dapat terurut dan

tirpijit sehingga aliran darah terutama yang mengalir kembali ke jantung

45

Page 46: Makalah Sholat 2

dapat mengalir dengan lancar. Hal ini dapat menghindarkan dari pengakit

bawasir.

5. Duduk tawaruk (tahiyat akhir), duduk seperti ini dapat menghindarkan

penyakit bawasir yang sering dialami wanita yang hamil. Kemudian

duduk tawaruk ini juga dapat untuk mempermudah buang air kecil.

6. Salam, diakhiri dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hal ini sangat

berguna untuk memperkuat otot-otot leher dan kuduk, selain itu dapat

pula untuk menghindarkan penyakit kepala dan kuduk kaku.

Dari penjelasan diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa sholat disamping

merupakan ibadah yang wajib dan istimewa ternyata juga mengandung manfaat

yang sangat besar bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup umat manusia.

46

Page 47: Makalah Sholat 2

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan dari kajian teori yang telah kami

paparkan

1. Sholat merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang

diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang

telah ditentukan syara

2. Sholat hukumnya wajib bagi setiap umat Islam yang sudah baligh dan berakal

sehat, sesuai dengan dalil dalam Al-Quran dan Hadist

3. Sholat merupakah perintah yang Allah wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW

pada saat Isra’ Mi’raj

4. Sebelum melaksanakan sholat, didahului dengan adzan, yaitu seruan atau

panggilan untuk melaksanakan sholat

5. Kriteria mengenai sholat terdiri dari syarat wajib dan syarat sah sholat

6. Struktur sholat yang seharusnya kita kerjakan adalah sholat yang sesuai dengan

yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW, beserta bacaan-bacaan dan

gerakan yang sesuai dengan yang tercantum dalam Hadist

7. Waktu pelaksanaan untuk sholat subuh, dhuhur,ashar, maghrib, dan isya’ sudah

tertera dalam Quran dan Hadist, yang memiliki batas waktu pelaksanaannya

8. Sholat merupakan tiang agama. Sholat memiliki manfaat bagi jiwa dan raga kita.

Bagi jiwa, menjauhkan kita dari sifat dengki dan mungkar sedangkan bagi raga,

bisa menyehatkan

B. Saran

Ada beberapa saran yang ingin kami sampaikan

1. Setelah mengetahui hal ihwal mengenai sholat, hendaknya kita semakin sadar

untuk menyempurnakan sholat kita layaknya Nabi Muhammad SAW

2. Sholatlah secara tuma’ninah dan khusuk karena sholat merupakan indikator utama

akhlak dan pahala bagi seorang muslim

3. Sholatlah tepat pada waktunya

4. Jaga pakaian dan aurat ketika akan sholat

47

Page 48: Makalah Sholat 2

DAFTAR PUSTAKA

Rasyid Sulaiman, Fiqih Islam, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994).

Nasution Lahmuddin, Fiqih Ibadah (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999).

As’ad Aliy, Fathul Mu’in (Kudus : Menara Kudus, 1979 M).

Abdul Karim Nafsin, Menggugat Orang Sholat Antara Konsep dan Realita (Mojokerto : C

Al-Himah, 2005).

48