MAKALAH
PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Keperawatan Profesional
Disusun Oleh :
WITRI AMELIATingkat 2A
AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUBANGJln Brigjen Katamso No. 37 Telp (0260) 412 520 Subang
2013
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Praktik Keperawatan Profesional”
yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Profesional.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki, hal ini disebabkan oleh karena keterbatasan
pengetahuan, pengalaman serta sumber yang penyusun miliki. Oleh karena itu,
penyusun harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Akhirnya penyusun berharap mudah – mudahan makalah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Subang, Februari 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Falsfah Praktik Keperawatan ....................................................... 3
B. Pengertian Praktik Keperawatan Profesional............................... 3
C. Hakikat Praktik Keperawatan ...................................................... 4
D. Fokus Praktik Keperawatan Profesional ...................................... 5
E. Lingkup kewenangan perawat ..................................................... 6
F. Sistem pengaturan praktik keperawatan ...................................... 7
G. Nilai-Nilai Profesional Praktik Keperawatan .............................. 8
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan
system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang – undangan
keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000).
Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen
manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan
potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga
praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan
keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
objektif pasien/klien. Keunikan hubungan perawat dan klien harus dipelihara
interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya.
Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan
professional diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983, maka
upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain
keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan
internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan
nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.
Falsafah biasanya diartikan sebagai suatu pandangan dan pengetahuan
yang mendasar, yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan
membangun suatu persepsi atau asumsi tertentu tentang kehidupan. Falsafah
memberikan suatu gambaran atau pandangan terhadap suatu sistem nilai dan
keyakinan. Bagi setiap individu, falsafah berperan dalam membantu seseorang
memahami makna dari pengalaman hidup yang dijalaninya serta berfungsi
sebagai penuntun dalam bersikap dan berperilaku. Falsafah hidup seseorang
berkembang melalui dari hasil belajar, hubungan interpersonal, pendidikan
formal maupun informal, agam, dan dipengaruhi oleh latar belakang budaya
serta lingkungan.
Falsafah keperawatan meliputi falsafah pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta falsafah pada institusi pelayanan kesehatan berperan
1
sebagai pedoman utama dalam pemberian asuhan keperawatan. Implementasi
peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik, pengelola
atau peneliti, pada hakekatnya mencerminkan falsafah keperawatan melalui
pemahaman tentang nilai dan konsep keperawatan seperti konsep sehat-sakit,
kesehatan, penyakit, akontabilitas dan pemahaman terhadap etika
keperawatan.
B. Tujuan
Mahasiswa/ i Akper Subang mengetahui dan memahami tentang
Praktik Keperawatan Profesional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. FALSFAH PRAKTIK KEPERAWATAN
Sebagian besar dasar falsafah praktik keperawatan professional
disusun merujuk kepada konsep praktik keperawatan professional dan teori
keperawatan. Falsafah praktik keperawatan secara umum mengandung dasar-
dasar pemikiran yang sama untuk mengemban tugas keperawatan,tetapi di
setiap Negara,pernyataan yang disusun juga disesuaikan dengan nilai dan latar
belakang budayanya.
Dalam Lokakarya Nasional bulan Januari 1983 telah disepakati adanya
profesionalisasi keperawatan dengan menetapkan pengertian keperawatan,
falsafah keperawatan, serta peran dan fungsi perawat.
Pernyataan falsafah keperawatan di Indonesia
1. Perawat merupakan bantuan,diberikan karena adanya kelemahan fisik an
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju
kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari.
2. Kegiatan dilakukan dalam upaya penyembuhan, pemulian, serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan kepada upaya pelayaab utama
(PHC) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika keperawatan.
FalsafahKeperawatan dari lokakarya 1983 dapat dipakai sebgai kerangka
untuk menyusun falsafah praktik keperawatan kita tidak dapat hanya
mengacu kepada satu teori keperawatan, namun falsafah harus
menjelaskan berbagai pandangan dasar tentang hakikat manusia da esensi
keperawatan sehingga dapat dijadikan kerangka dasar yang kokh bagi
pratik keperawatan.
B. PENGERTIAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL
Praktik keperawatan adalah Tindakan mandiri perawat professional
melalui kerja sama bersifat kolaboratif dengan pasien/ klien dan tenaga
kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya.
3
Karakteristik praktik keperawatan professional :
1. Otoritas (authority), yakni memiliki kewenangan sesuai dengan
keahliannya yang akan memengaruhi prose asuhan melalui peran
professional.
2. Akuntabilitas (accountability), yaknu tanggung gugat terhadap apa yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku dan tanggung
jawab kepada klien,diri sendiri, dan profesi, serta mengambil keputusan
yang berhubungan dengan asuhan
3. Pengambilan keputusan yang mandiri (independent decision, making),
berarti sesuai denagn kewenangannya dengandilandasi oleh pengetahuan
yang kokoh dan keputusan (judgment) pada tiap tahapproses keperawatan
dalam menyelesaikan masalah klien.
4. Kolaborasi,atinya dapat bekerja sama, baik lintas program maupun lintas
sector dengan berbagai disiplin dalam mengakse masalh klien dan
membantu klien menyelesaikannya.
5. Pembelaan atau dukungan (advokasi), artinya bertindak demi hakl klien
untuk mendapatkan asuhan yang bermutu dengan mengadakan intervensi
untuk kepentingan atau demi klien, dalam mengatasi masalahnya, serta
behadapan dengan pihak-pihak lain yang lebih luas (sistem at large).
6. Fasilitasi (Facilitation), artinya mampu memberdayakan klien dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatannya demi memaksimalkan potensi dari
organisasi dan sistem klien keluarga dalam asuhan.
C. HAKIKAT PRAKTIK KEPERAWATAN
Pada hakikatnya, keperawatan sebagai profesi senantiasa mengabdi
kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan klien diatas
kepentingan sendiri, bentuk pelayanan bersifat humanistik, menggunakan
pendekatan secara holistik, dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat
kepperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam
melaksankan asuhan keperawatan.
Hubungan profesional perawat klien yang pada hakikatnya mengacu
pada sistem interaksi antara perawat klien secara positif atau mengadakan
4
hubungan terapeutik yang berarti bahwa setiap interaksi yang dilakukan
memberikan dampak terapeutik yang memungkinkan klien untuk berkembang
lebih baik.
Karakteristik hubungan profesional :
1. Berorientasi pada kebutuhan klien
2. Diarahkan pada pencapaian tujuan
3. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah klien
4. Memahami kondisi klien dengan berbagai keterbatasannya
5. Memberikan penilaian berdasarkan norma yang disepakati antara pearawat
klien
6. Berkewajiban memberi bantuan pada klien agar mampu menolong dirinya
secara mandiri
7. Berkewajiban untuk membina hubungan berdasarkan pada rasa percaya
8. Bekerja sesuai kaidah etik untuk menjaga kerahasiaan klien dan hanya
menggunakan informasi untuk kepentingan dan persetujuan klien
9. Berkewajiban menggunakan komunikasi efektf dalam memenuhi
kebutuhan klien
Dengan terciptanya hubungan profesional perawat-klien, maka perawat
sebagai pemberi pelayanan keperawatan atau praktisi keperawatn akan
mendapat suatu kepercayaan (profesional trust).
D. FOKUS PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL
Praktik keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan
masyarakat dunia dan sistem kesehatan nasional. Fokus utama keperawatan
saat ini adalah kesehatan masyarakat dengan target populasi total. Manusia
tidak dipandang hanya dari aspek fisik tetapi dipandang sebagai makhluk yang
holistik yang terdiri atas bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual.
Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985)
harus diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien,
keluarga dan masyarkat, perawatan diri dan peningkatan kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi 4 area yang terkait dengan kesehatan (kozier dan
erb,1990), yaitu :
5
1. Peningkatan kesehatan (health promotion)
2. Pencegahan penyakit
3. Pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
4. Pemulihan kesehatan (health restoration) dan
5. Perawatan pasien menjelang ajal
E. LINGKUP KEWENANGAN PERAWAT
Kewenangan perawat adalah hak dan otonomi untuk melaksanakan
asuhan keperawatan berdasarkan kemampuan, tingkat pendidikan, dan posisi
yang dimiliki. Lingkup kewenangan perawat dalam ptaktik keperawatan
profesional pada kondisi sehat dan sakit sepanjan daur kehidupan (mulai dari
konsepsi sampai meninggal dunia), mencakup hal-hal berikut:
1. Asuahan keperawatan anak, yaitu asuhan keperawatan yang diberikan
pada anak berusia mulai dari 28 hari sampai 18 tahun.
2. Asuhan Keperawatan maternitas, yaitu asuhan keperawatanm klien wanita
pada masa subur dan neonatus (bayi baru lahir-28 hari) dalam keadaan
sehat
3. Asuhan keperawatan medikal-bedah, yaitu asuhan pada klien usia diatas
18 tahun - 60 tahun dengan gangguan fungsi tubuh baik karena
trauma/kelainan fungsi tubuh
4. Asuhan keperawatan jiwa, yaitu asuhan kepearawatan pada semua usia
yang mengalami berbagai masalah kesehatan jiwa
5. Asuhan keperawatan keluarga, yaitu asuhan keperawatan pada klien
keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat sebagai akibat pola
penyesuaian keluarga yang tidak sehat sehingga tidak terpenuhinya
kebutuhan keluarga
6. Asuahan kepearawatan komunitas, yaitu asuhan keperawatan pada klien
masyarakat pada kelompok diwilayah tertentu pada semua usia sebagai
akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
7. Asuhan keperawatan gerontik, yaitu asuhan keperawatan pada usia 60
tahun keatas yang mengalami masalah penuaan dan permasalahannya.
6
F. SISTEM PENGATURAN PRAKTIK KEPERAWATAN
Praktik keperawatan perlu diatur dengan seperangkat
undang-undang/peraturan yang mengatur praktik yang bermutu. Pengaturan
ini diperlukan karena beberapa alsan berikut.
Perlindungan terhadap masyarakat :
1. Alasan utama perlunya pengaturan praktik keperawatan yakni mengacu
kepada azas untuk melindungi masyarakat penggunan jasa pearawat. Azas
ini dapat dilaksanakan apabila ada seperangkat undang-undang/peraturan
yang mengatur praktik keperawatan, sehingga praktik yang dilaksanakan
bermutu. Masyarakat akan terlindung terhadap tindakan kelalaian atau
tidak tepat dalam praktik kepearwatan tersebut.
2. Dengan berkembangnya IPTEK dan berdampak pula terhadap pendidikan
dasar masyarakat yang makin meningkat, maka masyarakat semakin kritis
dalam memenuhi kebutuhannya termasuk kebutuhan terhadap pelayanan
keperawatan yang bermutu.
3. Era sejagatan atau globalisasi sudah diambang pintu yang akan ditandai
dengan adanya pasar bebas, tempat disetiap negara dapat menawarkan
produk dan jasanya ke Indonesia, termasuk jasa keperawatan
Perlindungan terhadap perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan (care
provider) :
1. Mencegah penyimpangan atau malpraktek
Pada dasarnya setiap profesi bertanggung jawab terhadap kinerjanya dan
harus dapat mempertanggung jawabkan pelayanan yang diberikan. Untuk
itu perlu adanya undang-aundang atau peraturan yang mengaturnya
sehingga lingkup prakter keperawatan dan bats kewenangan menjdi jelas.
2. Otonomi perawat
Setiap profesi seyogyanya memiliki otonomi yang luas untuk mengatur
ketentuan praktek yang akan dilaksanakan termasuk keperawatan. Hal ini
dimungkinkan karena keperawatan memiliki ilmu dan kiat yang mendasari
praktek profesionalnya.
7
3. Globalisasi
Memasuki era globalisasi tenaga perawat Indonesia diharapkan mampu
bersaing dengan perawat yang dating dari luar negeri.
Tujuan Perapan system regulasi atau penaturan praktek keperawatan
Ssisten regulasi merupakan sustu mekanisme pengaturan yang harus ditempuh
oleh setiap tenaga keperawatan yang ingin untuk memberikan pelayanan
keperawatan kepada klien.
Tujuan pokok system regulasi:
1. Menciptakan lingkungan system keperawatan yang didasarkan keinginan
merawat(caring environment)
2. Menjamin bektuk keperawatan yang aman bagi klien.
3. Meningkatkan hubungan kesejawatan(kolegialitas).
4. Mengembangkan jaringan kerja yang bermanfaat bagi klien
5. Meningkatkan tanggung jawab professional dan social.
6. Meningkatkan advokasi bagi klien.
7. Meningkatkan system pencatatan dan pelaporan keperawatan.
8. Menjadi landasan untuk mengembangan karier tenaga keperawatan.
G. NILAI-NILAI PROFESIONAL PRAKTIK KEPERAWATAN
Nilai-nilai profesional yang terkait dalam praktik keperawatan yaitu
nilai intelektual, nilai komitmen moral, dan Otonomi kendali dan tanggugugat.
Nilai intelektual, terdiri dari 3 komponen yang sangat terkait :
Body of knowledge
Pendidikan spesialisasi
Penggunaan pengetahuan dlm berpikir scr kritis & kreatif
Nilai komitmen moral, perilaku perawat harus dilandasi aspek moral yang
meliputi :
1. Beneficience
2. Adil
3. Fidelity
8
Otonomi, kendali dan tanggung gugat
Otonomi berarti kebebasan dan kewenangan melakukan tindakan
secara mandiri. Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan
tehadap sesuatu atau orang. Tanggung gugat berarti bertanggung jawab
terhadap tindakan yang telah dilakukan.
9
BAB III
PENUTUP
Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan
professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan
moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan
baik.
Praktik keperawatan adalah Tindakan mandiri perawat professional
melalui kerja sama bersifat kolaboratif dengan pasien/ klien dan tenaga kesehatan
lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya.
Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang
dilakukan keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu
kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual.Kegiatan keperawatan dilakukan
dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat
manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi
sesama manusia.
Paradigma diartikan sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai
tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan
cara pandang dasar khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi
dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan
manusia.
Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai
saat ini paradigma keperawatan masih berdasarkan 4 komponen yang diataranya
manusia, keperwatan, kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan.
Sebagai disipin ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai
profesi yang mandiri seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan
sehingga paradigma keperawatan akan terus berkembang.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta : EGC.
2. Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya
Medika.
3. Hidayat, A Aziz Alimul. 2002. Pengantar Kosep Dasar Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
4. http://rab3ean.blogspot.com/2011/05/issue-legal-dan-tantangan-dalam-
profesi.html
Top Related