MAKALAH
KIMIA INDUSTRI INDUSTRI PLASTIKPERIODE SEMESTER GENAP 2011/2012
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4Oscar Maulana (115060700111001)
Dini Putri Damayanti (115060700111003)
Hastawati Chrisna S. (115060700111012)
Hildaria Kurnianingsih (115060701111047)
Lena Anggraini (115060707111009)
Yashinta M Faot (115060700111067)
Jeffan Darma Y (115060700111036)
Ercy Nadia Fajrin (115060700111004)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2012
INDUSTRI PLASTIK
Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini
membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum terdiri dari
polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang
belakang. (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian
dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk
mengeset properti plastik grup molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang
(biasanya "digantung" sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer
bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah
membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki
properti dari polimer tersebut.
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka
terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain
untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk
plastik. Plastik dapt dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta
bahwa banyak dari mereka "malleable", memiliki properti keplastikan. Plastik didesain
dengan varias yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras,
"reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang
umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang
industri.
Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum dengan melihat
tulang-belakang polimernya (vinyl{chloride}, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.).
Klasifikasi lainnya juga umum.
Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen
karet, "shellac") sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami,
"nitrocellulose") dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride,
polyethylene).
Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan
sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa
ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta
ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa
Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun,
sementara di India hanya 2kg/orang/tahun.
A. Bahan Baku Material1. Polietilen (PE)
2. Polipropilen (PP)
3. Polistiren (PS)
4. Polietilen terephthalat (PET or PETE) Polietilen napthalat (PEN)
5. Poliester
6. Polivinil klorida (PVC)
7. Polikarbonat (PC)
8. Akrilonitril butadiena stiren (ABS)
9. Polivinilidena klorida (PVDC) Politetrafloroetilen (PTFE)
10. Polimetil metakrilat (PMMA)
11. Asam polilaktat (PLA)
12. Poliamid (PA)
13. Poliimid (PI)
Polimer tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen,
polistiren.Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis.Polimer
alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari selulosa tetapi
telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan
fisika asalnya)
Sifat polimer konduktif
Polimer semikonduktif dan konduktif adalah polimer terkonjugasi yang menunjukkan
perubahan ikatan tunggal dan ganda antara atom-atom karbon pada rantai utama
polimer. Ikatan ganda diperoleh dari karbon yang memiliki empat elektron valensi,
namun pada molekul terkonjugasi hanya memiliki tiga (kadang-kadang dua) atom lain.
Elektron yang tersisa membentuk ikatan π, elektron yang terdelokalisasi pada seluruh
molekul. Suatu zat dapat bersifat polimer konduktif jika mempunyai ikatan rangkap
yang terkonjugasi. Contoh dari polimer terkonjugasi adalah plastik tradisonal
(polyethylen), sedangkan polimer konduktif antara lain : polyacetilen, polpyrol,
polytiopen, polyaniline dan lain lain. Indonesia merupakan salah satu penghasil biji
plastik untuk jenis Polypropylene atau PP dan High Density PolyEthylene atau HDPE.
Pembuatan Polyacetilen
Polimer konduktif dapat dibuat dari polyacetilen. Polyacetilen merupakan polimer
terkonjugasi sederhana yang mempunyai dua bentuk: yaitu bentuk cis dan trans
polyacetilen, Sedangkan pembuatan polyacetilen dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu :
1. cara pemanasan
2. cara dopping
Polyacetilen bentuk trans dibuat dengan kondisi temperatur yang berbeda.
Temperatur yang menunjukan proses isomerisasi irreversibel dengan bentuk cis
terjadi pada temperatur yang lebih tinggi pada 145 oC menghasilkan bentuk trans.
Bentuk cis secara termodinamika kurang stabil dibandingkan dengan bentuk trans.
Pada temperatur tinggi, dan secara spontan isomer cis dapat berubah menjadi trans.
Konduktifitas polyacetilen dapat ditingkatkan dengan proses halogenasi.
Struktur polyacetilen dapat mengalami resonansi sehingga konduktifitasnya menjadi
lebih besar. Adanya resonansi pada poliasetilen menyebabkan material dapat
menghantarkan arus listrik.
Bila klorin ditambahkan pada film, ternyata tidak menghasilkan spektrum garis,
tetapi reaksi adisi klorin menghasilkan spektrum polyacetilen yang jelas. Sekarang
dikenal doping-induced pita IR yang disusun dari 3 pita yaitu pada 1397, 1288 dan
888 cm-1, absorbsi kuat jelas dibanding undoped polymer.
Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan,
mereka adalah polyethylene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene
terephthalate, polystyrene, dan polycarbonate. Mereka membentuk 98% dari seluruh
polimer dan plastik yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing dari
polimer tersebut memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas, cahaya, dan kimia.
B. Produk Utama
Benda plastik hampir kita temukan di semua tempat, mulai dari bungkus makanan,
peralatan elektronik, mobil, motor, peralatan rumah tangga dan sebagainya. Untuk
membentuk plastik tersebut setiap jenis bentuk dan material plastik mempengaruhi
proses dan teknologi pembuatannya. Misal, untuk membentuk sol sepatu digunakan
press rubber, untuk membentuk part- part elektronik seperti casing handphone, gear
pada printer, tombol, gelas plastik, dan benda sejenisnya di gunakan mesin injection,
sedangkan untuk membuat botol digunakan blow mold type injection, dalam artikel ini
akan membahas pembuatan benda plastik dengan teknology injection.
Pada makalah ini, kelompok kami akan membahas produk utama dari plastik ini
adalah tas plastik
Jenis plastik
Plastik dapat digolongkan berdasarkan:
a. Sifat fisikanya
1. Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi
dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS),
ABS, polikarbonat (PC)
2. Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi.
Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya.
Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida
b. Kinerja dan penggunaanya
1. Plastik komoditas
sifat mekanik tidak terlalu bagus
tidak tahan panas
Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman
2. Plastik teknik
Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C
Sifat mekanik bagus
Contohnya: PA, POM, PC, PBT
Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik
3. Plastik teknik khusus
Temperatur operasi di atas 150 °C
Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)
Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
Aplikasi: komponen pesawat
c. Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
1. 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
2. 5 ~ 11 Cair (bensin)
3. 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
4. 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
5. 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
6. 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
7. Berdasarkan sumbernya
8. Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
9. Polimer sintetis:
C. Pengananan Limbah Plastik
1. Daur Ulang
Penanganan limbah plastik yang paling ideal adalah dengan mendaur ulang. Akan tetapi, hal itu tampaknya tidak mudah dijalankan. Proses daur ulang melalui tahap-tahap pengumpulan, pemisahan (sortir), pelelehan, dan pembentukan ulang. Tahapan paling sulit adalah pengumpulan dan pemisahan. Kedua tahapan ini akan lebih mudah dilakukan jika masyarakat dengan disiplin ikut berpartisipasi, yaitu ketika membuang sampah plastik. Dewasa ini, plastik yang cukup banyak didaur ulang adalah jenis HDPE dan botol-botol plastik.
2. Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunkana sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik menggunakan batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas. Akan tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif. Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada
pembakaran senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.
3. Envion Oil Generator
Limbah prastik yang ada dapat diubah kembali menjadi minyak. Reaktor mengkonversi limbah bahan baku plastik ke dalam minyak melalui suhu rendah termal retak dalam kekosongan, ekstraksi hidrokarbon tertanam dalam berbasis petroleum sampah plastik tanpa menggunakan katalis. Kira-kira sekitar 62 persen dari apa yang masuk ke unit berhasil diubah ke dalam minyak. Jenis – jenis yang dapat diolah ulang menjadi minyak adalah Polyethylene terephthalate (PET); high and low density polyethylenes (HDPE and LDPE); polyvinyl chloride (PVC); polypropylene (PP) dan polystyrene (PS) seperti banyak material plastik lalinnya, contoh : GPPS, EPS, HIPS, dan PA.
Urutan Proses Produksi Kantong Plastik
A. Bahan BakuBahan baku daur ulang dengan kualitas satu merupakan plastik yang belum pernah
didaur ulang sebelumnya atau hanya pernah sekali saja didaur ulang.
Jenis bahan baku berdasarkan warna dan struktur kimia plastik:
1. LPDE neutral (kantong dan lembaran plastik berwarna putih maupun transparan).
2. LPDE black (kantong dan lembaran plastik berwarna hitam maupun sedikit
campuran warna yang lain)
3. LLDPE
B. Proses Pengolahan Bahan BakuTahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2 bagian besar, yaitu:
• Bagian proses sortir bahan baku yang menggunakan tenaga manusia.
• Bagian proses yang menggunakan mesin.
1. Sortir
merupakan proses pemisahan yang pertama kali dilakukan. Pada proses ini
dilakukan pekerjaan untuk memisahkan bahan baku yang datang dan
membuang material/ benda asing yang tidak diharapakan masuk ke dalam
proses.
2. Pemotongan
Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah
proses selanjutnya, dengan cara memotong atau merajang plastik dalam bentuk
asalnya (kantong atau lembaran plastik).
3. Pencucian
Tujuan : agar tidak menggangu proses penggilingan.
Proses ini terdiri dari 2 tahap, yaitu:
a. Pencucian tahap 1 (Prewashing)
Untuk memisahkan material-material asing terutama agar tidak ikut dalam
proses selanjutnya. Menggunakan media cair sebagai sarana untuk
mencuci material dan membawa material asing keluar dari proses.
b. Pencucian Tahap 2:
Menggunakan mesin friction water. Materi dicuci kembali oleh ulir menanjak
yang berputar pada putaran tinggi sehinggga hasil dari friksi dapat
melepaskan material asing yang masih terdapat pada bahan. Masih
menggunakan media air untuk membawa material asing keluar dari proses.
4. Pengeringan
Secara mekanik yaitu dengan memeras material dengan gerakan memutar
sehingga air dapat keluar Dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar
bahan benar-benar terbebas dari suhu yang melekat
5. Pemanasan
Material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan dengan proses pemanasan
material pada suhu 2000C.Suhu panas dihasilkan oleh heater.Selanjutnya
lelehan dialirka untuk menuju proses penyaringan
6. Penyaringan
Dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4mm di
seluruh permukaannya.Diharapkan lelehan plastik akan melewati saringan ini
untuk menghasilkan lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya
akn dipotong-potong.
7. Pendinginan
Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada air dingin sebagai media
pendingin
8. Pecetakan/penggilingan
Pencetakan bijih plastik dilakukan dengan membentuk lelehan plastik menjadi
berbentuk mie dengan diameter 4 mm.
9. Pembungkusan dan pemeriksaan
Dilakukan [embungkusan terhadap material kering dalam karung plastik
Pemeriksaan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan baik.
C. Proses pembuatan kantong plastikPembuatan kantong plastik menggunakan metode ekstruksi. Pellet (bijih besi)
dimasukkan lewat corong, kemudian didorong ke screw baja dan dialirkan di
sepanjang bejana barrel untuk dipanaskan. Pada ujung ekstruder, lelehan melalui die
untuk menghasilkan ekstrudat dengan bentuk sesuai keinginan.
D. Alat yang digunakan1. Screw / ekstruder
• Bagian umpan berlekuk saluran terdalam.
• Bagian kompresi berfungsi untuk melelehkan, mencampur, dan mengempa
resin, serta mendorong balik udara yang terikut ke bagian umpan.
• Bagian metering memberi tekanan balik dan mengukur penyaluran lewat die
sehingga output seragam dan terkontrol.
E. Proses dan Alat Produksia. Persiapan bahan
Dilakukan pengujian MFI (Melt Flow Index) untuk menguji viskositas material.
Semakin tinggi berat molekul material maka semakin rendah nilai MFInya. Bahan
dengan nilai MFI kecil akan membutuhkan suhu yang lebih besar untuk
kemudahan alirannya.
Jika bahan baku yang digunakan adalah pellet atau bijih plastik hasil daur ulang
maka pengujian MFI tidak diperlukan. Material yang digunakan tidak murni dan
tidak diketahui komposisi yang sebenarnya. Untuk menghasilkan produk yang
baik, langkah yang dilakukan adalah trial and error dan pengontrolan yang intens.
b. Pencampuran
Bijih plastik yang sudah dipersiapkan dicampurkan dengan zat aditif yaitu pigmen
sebagai pewarna kantong plastik nantinya. Pencampuran dilakukan dengan mixer
dalam tabung mixer.
c. Pengeringan pellet
Proses pengeringan dilakukan terhadap campuran homogen pellet dan pigmen
menggunakan oven dryer. Material dimasukkan ke dalam oven, selanjutnya oven
dryer ditutup dan diset pada temperatur sesuai kebutuhan dan sesuai material
yang sedang dikeringkan.
d. Pencampuran II
Proses pencampuran untuk mendapatkan campuran yang homogen antara
material polimer dengan aditif yang sudah berupa lelehan polimer. Pencampuran
ini berlangsung dalam mesin ekstrusi
Pencampuran ini terdiri atas dua macam pencampuran yaitu:
1) Pencampuran panas
Proses Pencampuran antara material bijih plastik dengan aditif agar menjadi
homogen menggunakan panas untuk memperoleh dispersi panas yang lebih
baik. Beberapa alat yang menggunakan prinsip ini adalah extruder, banbury
mixer, dan granulator.
2) Pencampuran Kering (Dry Blending)
Pencampuran antara material bijih plastik dengan aditif yang digunakan
menjadi homogen tanpa menggunakan panas dan kontak hanya terjadi pada
permukaan saja.
e. Pembuatan Kantong Plastik
Campuran plastik yang sudah melalui proses ekstrusi dengan menggunakan
ekstruder yang dilengkapai dengan die akan membentuk lembaran plastik
berbentuk tabung. Pembuatan lembaran plastik ini menggunakan air cooling
ring(pendingin). Lembaran – lembaran ini kemudian digulung baru dimasukkan
dalam mesin cetak untuk membentuk kantong plastik.
Proses manufaktur plastik
Pellet atau bijih plastik yang siap diproses lebih lanjut (injection molding, ekstrusi,
dll)
Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang memiliki karakter yang deformasi
atau gagal karena shear stress- lihat keplastikan (fisika) dan ductile.
a. Injection molding
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang
berpemanas diinjeksikan ke dalam cetakan.
b. Ekstrusi
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang
berpemanas secara kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga
menghasilkan penampang yang kontinyu.
c. Thermoforming
Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan.
d. Blow molding
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang
berpemanas secara kontinyu diekstrusi membentuk pipa (parison) kemudian
ditiup di dalam cetakan.
Plastic Injection
Pada sekitar tahun 1800 an teknologi plastik mulai di kembangkan, pada tahun
1968 John Wesley Hyatt membuat ball bilyard dengan meninjeksikan celluloid ke
dalam mold, pada tahun 1872 – John dan Isaiah Hyatt mematenkan mesin
injection molding untuk pertama kalinya, selanjutnya perkumpulan industry plastik
di bentuk pada tahun 1937, yang di lanjutkan pembentukan perkumpulan plastik
engineer pada tahun 1941.
Proses plastic Injection
Proses plastic injection paling banyak di gunakan untuk material
Thermoplastics, Elastomers dan Thermosets, pada mesin injection di bagi menjadi
tiga garis besar yaitu :
1. clamping unit
clamping unit berfungsi untuk memegang dan mengatur gerakan dari mold
unit, serta gerakan ejector saat melepas benda dari molding unit, pada
clamping unit lah kita bisa mengatur berapa panjang gerakan molding saat di
buka dan berapa panjang ejektor harus bergerak.
Ada 2 macam clamping unit yang dipakai pada umumnya, yaitu toggle clamp
dan hidrolik clamp
2. molding unit
pada molding unit sebenarnya adalah bagian lain dari mesin plastic injection,
molding unit adalah bagian yang membentuk benda yang di buat, secara garis
besar molding unit memiliki 2 bagian utama yaitu bagian cavity dan core,
bagian cavity adalah bagian cetakan yang berhubungan dengan nozle pada
mesin, sedangkan bagian core adalah bagian yang berhubungan dengan
ejector.
3. injection unit
injection unit terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
a. motor dan transmission gear unit
bagian ini berfungsi untuk menghasilkan daya yang digunakan untuk
memutar screw pada barel, sedangkan transmisi unit berfungsi untuk
memindahkan daya dari putaran motor ke dalam secrew, selain itu
transmission unit juga berfungsi untuk mengatur tenaga yang di salurkan
sehingga tidak pembebanan yang terlalu besar.
b. Cylinder screw ram
bagian ini berfungsi untuk mempermudah gerakan screw dengan
menggunakan momen enersia sekaligus menjaga perputaran screw tetap
konstan, sehingga di dapat di hasilkan kecepatan dan tekanan yang
konstan saat proses injeksi plastik dilakukan.
c. Hopper
adalah tempat untuk menempatkan material plastik, sebelum masuk ke
barel, biasanya untuk menjaga kelembapan material plastik, digunakan
tempat penyimpanan khusus yang dapat mengatur kelembapan, sebab
apabila kandungan air terlalu besar pada udara, dapat menyebabkan hasil
injeksi yang tidak bagus.
d. Barrel
adalah tempat screw, dan selubung yang menjaga aliran plastik ketika di
panasi oleh heater, pada bagian ini juga terdapat heater untuk
memanaskan plastik sebelum masuk ke nozzle.
e. Screw
reciprocating screw berfungsi untuk mengalirkan plastik dari hopper ke
nozzle, ketika screw berputar material dari hopper akan tertarik mengisi
screw yang selanjutnya di panasi lalu di dorong ke arah nozzle.
f. Nonreturn valve
valve ini berfungsi untuk menjaga aliran plastik yang telah meleleh agar
tidak kembali saat screw berhenti berputar.
Injection Process Mechanism :
Bahan baku untuk plastik injeksi berupa plastik raw material yang berupa
butiran butiran kecil plastik tersebut di masukkan dalam hopper, setelah pressure,
kecepatan dan parameter lainya di setting, plastik raw material (material kasar)
akan di panaskan dalam barrel, selanjutnya screw berputar dan mengalirkan
plastik yang mulai meleleh, saat plastic akan di injeksikan oleh nozzle, molding unit
di tutup oleh clamping unit, setelah di tutup dan di tekan oleh clamping unit plastik
di masukkan ke dalam mold unit melalui nozzle.
Setelah plastik di masukkan ke dalam molding unit, screw berhenti berputar,
lalu clamping unit menarik core mold, sehingga mold terbuka, di lanjutkan dengan
melepas produk plastik yang telah di cetak dengan menekan ejektor pada molding
unit.
Mold Unit:
mold unit adalah bagian terpenting untuk mencetak plastik, bentuk benda
plastik sangat tergantung dari bentuk mold, karena setelah plastik masuk ke dalam
mold, di dinginkan maka terbentuklah bentuk plastik sesuai dengan bentuk mold,
ada berbagai tipe mold, di sesuaikan dengan bentuk benda yang akan dibuat,
untuk mengenal lebih jauh tentang mold perlu pembahasan tersendiri. Mold yang
paling simple atau biasa di sebut dengan stadrad mold, secara umum terdiri dari :
1. sprue dan runner system
bagian ini yang menerima plastik dari nozzle lalu oleh runner akan di
masukkan ke dalam cavity mold.
2. Cavity side
bagian ini merupakan salah satu sisi yang membentuk bentuk plastik, cavity
side terletak pada stationary plate, yaitu plate yang tidak bergerak saat
prosses ejecting produk plastik.
3. Core Side
bagian ini juga merupakan bagian yang ikut andil memberikan bentuk pada
produk plastik yang di cetak, bedanya core side berada pada moving plate, dan
bagian ini selalu di hubungkan dengan ejektor. Secara umum dua bagian inilah
yang membentuk produk plastik.
4. Ejector system
setiap jenis mold selalu mempunyai sistem untuk melepas produk yang selesai
di cetak dari cavity mold, bagian inilah yang disebut dengan ejektor, walau jenis
ejektor bermacam-macam.