Download - Makalah PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler Pada Tubuh Manusia

Transcript

Makalah PBL Blok 8

Sistem Kardiovaskuler Pada Tubuh Manusia

Stevany

NIM 102011368 A3

Alamat korespondensi

Stevany

Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

No. Telp (021) 5694-2061, email : [email protected] Kedokteran Ukrida

Tahun Ajaran 2011/2012

Pendahuluan

Jantung merupakan suatu organ yang sangat penting pada tubuh manusia karena jantung berfungsi untuk memompa darah guna mensuplay oksigen ke seluruh tubuh manusia. Apabila terjadi gangguan pada jantung, maka dapat mengganggu kerja sistem di tubuh manusia. Gangguan pada jantung ini dapat kita selidiki dengan pemeriksaan EKG.

Struktur KardiovaskulerJANTUNG

Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari ronga dada (toraks) diantara kedua paru. Jantung memiliki berat sekitar 230-350 gram. Selaput yang melapisi jantung disebut perikardium yang terdiri atas 2 lapisan: 1 Perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru.

Perikardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang juga disebut epikardium.

Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan perikardium sebagai pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan akibat gerak jantung saat memompa.Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan:

Lapisan luar disebut epikardium atau perikardium.

Lapisan tengah merupakan lapisan berotot, disebut miokardium.

Lapisan dalam disebut endokardium.

Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik). Di ujung jantung terdapat apex cordis.Atrium Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior, vena kava inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Dari atrium kanan kemudian darah di pompakan ke ventrikel kanan. Terdapat auricula dextra. Atrium kiri menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah dialirkan ke ventrikel kiri. Terdapat auricula sinistra dan M. pectinati. Antara kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.

Ventrikel Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan yang kemudian dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis. Terdapat trabeculae carneae dan M. papilaris. Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri kemudian memompakannya ke seluruh tubuh melalui aorta. Terdapat trabeculae carneae dan M. papilaris.Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.Lapisan endokardium pada atrium lebih tebal dibanding ventrikel. Lapisan miokardium pada ventrikel lebih tebal disbanding atrium.

KATUP JANTUNGKatup jantung merupakan lempengan jaringan ikat yang berpangkal pada annulus fibrosus. Katup Atrioventrikuler

Merupakan katup yang terletak diantara atrium dan ventrikel.. katup antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup disebut katup trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup disebut katup bikuspidalis atau katup mitral.

Katup AV memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada waktu diastole ventrikel, serta mencegah aliran balik ke atrium pada saat sistol ventrikel.

Katup Semilunar

Katup pulmonal, terletak antara arteri pulmonalis dan ventrikel kanan.

Katup aorta, terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

Kedua katup semilunar terdiri dari 3 daun katup. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel, dan mencegah aliran balik ke ventrikel sewaktu diastole ventrikel.

ARTERI KORONERArteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi koroner terdiri dari: arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri. Arteri koroner bermuara di sebelah atas daun katup aorta yang disebut sinus valsava. Arteri koronaria memiliki dinding lebih tebal dibanding arteri lainnya. VENA JANTUNGDistribusi vena koroner sesungguhnya paralel dengan distribusi arteri koroner. Sistem vena jantung terdiri dari 3 bagian: vena tebesian, vena kardiaka anterior, sinus koronaria.VASKULARISASI JANTUNG

Jantung mendapat vaskularisasi dari a. koronaria kordis sinistra dan dextra serta dari vv. cordis.A. coronaria dextra turun di sepanjang batas antara atrium kanan dan ventrikel kanan di sisi anterior, didekat margo acutus bercabang membentuk ramus marginalis a coronaria cordis dextra sisanya ke belakang turun di sepanjang sulcus longitudinalis posterior disebut ramus desenden posterior arteri coronaria cordis dextra/a. interventricularis posterior, A. coronaria kiri turun ke sulcus interventricularis/longitudinalis anterior menjadi a. interventricularis anterior/ ramus desenden anterior arteri coronaria cordis sinistra sisanya ke belakang di sepanjang sulcus coronaries membentuk a. circumflexa/ramus circumfleksus nanti masing-masing beranastomosis. 2Vena yang berjalan bersama ramus desenden anterior, vena cordis magna.

Vena yang berjalan bersama ramus marginalis a.coronaria dextra, vena cordis parva.

Vena yang berjalan bersama ramus desenden posterior a. coronaria cordis dextra, vena cordis media yang berada disepanjang sulcus longitudinalis posterior.

Vena cordis media, parva, magna bermuara ke sinus coronarius masuk ke ostium sinus coronarius di atrium kanan. Vena-vena kecil langsung bermuara ke atrium kanan, tidak lewat sinus coronarius. Vena cordis minimi langsung bermuara ke atrium kanan tidak lewat sinus coronarius.PERSARAFAN JANTUNG

Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis susunan saraf autonom yang disebut pleksus cardiacus yang terletak di bawah arcus aorta. Saraf simpatis berasal dari bagian cervikal dan torakal ( 1-5) dari pleksus simpatik dan persarafan parasimpatis berasal dari nervus vagus.

VASKULARISASIPADAEXTREMITASSUPERIORARTERI

Arteri aksilaris: arteri utama di daerah ketiak, melanjut sebagai a. brakhialis - pengukuran tekanan darah di lengan (setinggi sisi medial permukaan ventral siku). Didistal a. brakhialis bercabang menjadi a. radialis pengukuran frekuensi nadi (setinggi pergelangan tangan) dan a. ulnaris. A. radialis lateral lengan bawah, a. ulnaris medial lengan bawah. Selanjutnya memasuki telapak tangan menjadi arkus volaris profundus (terutama dibentuk a. radialis) dan arkus volaris superfisialis (terutama dibetuk a. ulnaris).

CABANG A. AKSILARIS A.thoracalis suprema di iga 1 A.thoracoacromialis - R.pectoralis - R.deltoideus - R.acromialis - R.clavicularis A.thoracalis lateralis di iga 5 dan 6 menuju M serratus anterior. A.subscapularis -A.thoracodorsalis -A.circumflexa scapulae : A.circumflexa humeri anterior (KECIL) dan A. circumflexa humeri posterior (BESAR) CABANG A. BRACHIALIS A profunda brachii -A collateralis media -A collateris lateralis-A. nutricia humeri A collateralis ulnaris superior et inferior

CABANG A. ULNARIS

A recurrens ulnaris A interossea communis :-A interossea volaris-A interossea dorsalis - > A interossea recurrensCABANG A. RADIALIS

A recurrens radialis-ramus dorsalis manus -ramus volaris superficialis A princeps pollicis ARKUS VOLARISDi telapak tangan: arkus volaris superficial dibentuk oleh a. ulnaris dan ramus superficial a. radialis arkus volaris profundus dibentuk oleh a. radialis dan ramus profundus ulnaris

VENA

Rete venosum dorsale manus V sephalica et basilica

V mediana antebrachii V mediana cubiti V mediana cephalica et basilica Vv. brachiales V axillaris V subclaviaPEMBULUH DARAHKeseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri besar, arteri sedang, arteriol, metarteriol, kapiler, vena pasca kapiler, venula vena sedang dan vena besar. Arteri besar ( elastik ) tidak mempunyai lamina elastika interna dan eksterna yang jelas, arteri sedang memilikinya. Vena besar dan vena sedang tidak mempunyai lamina elastika interna dan eksterna yang jelas.ArteriArteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi ke seluruh jaringan tubuh. Dinding arteri kuat dan elastis (lentur), kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Dinding arteri banyak mengandung jaringan elastis yang dapat teregang saat sistol dan mengadakan rekoil saat diastol.

Dindingnya kuat, tebal dan elastis. Terdiri dari: Tunika intima, lapisan dalam berhubungan dengan darah terdiri dari jaringan endotelium.

Tunika media, lapisan tengah terdiri dari jaringan otot polos yang bersifat elastis.

Tunika eksterna / adventisia, lapisan luar terdiri dari jaringan ikat berguna menguatkan arteri.Tunika intima diperdarahi oleh darah yg mengalir di pembuluh darah, tunika media dan adventisia diperdarahi oleh vasa vasorum.Dipersarafi oleh saraf otonom : vasomotor : vasokontriktor dan vasodilator. sehingga dapat berkontriksi atau berdilatasi.

Arteriol dan MetarteriolMerupakan cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol mempunyai dinding yang kuat sehingga mampu kontriksi atau dilatasi beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat mengatur aliran darah ke kapiler. Otot arteriol dipersarafi oleh serabut saraf kolinergik yang berfungsi vasodilatasi. Arteriol merupakan penentu utama resistensi/tahanan aliran darah, perubahan pada diameternya menyebabkan perubahan besar pada resistensi. Arteriol tidak memiliki lamina elastika eksterna, tapi pada arteriol besar memiliki lamina elastika interna.

Metarteriol terdiri dari satu lapis otot polos yang terputus-putus dan berfungsi untuk mengatur darah ke kapiler.

KapilerMerupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah. Kapiler terdiri dari 3 tipe : visceral ( berpori ), muscular ( continue ), sinusoid ( discontinue ).

VenulaDari kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu bergabung dengan venul-venul lain ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung. Venula memiliki permeabilitas yang tinggi dan terdiri dari 1 lapis sel endotel.

VenaVena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri, sehingga vena dapat mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Karena tekanan dalam sistem vena rendah maka memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah sesuai kebutuhan tubuh.DARAH

Darah manusia tersusun atas 2 komponen, yaitu sel-sel darah dan plasma darah (cairan darah). Sel darah adalah sel yang hidup dan merupakan bagian darah yang padat. Sel darah mencangkup 45% dari seluruh jumlah darah. 55% nya merupakan plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah atau sel darah pembeku (trombosit). Leukosit terbagi menjadi neutrofil ( bergranul ) , eosinofil (bergranul), basofil ( bergranul ), limfosit ( tidak bergranul ) dan monosit ( tidak bergranul ).

ERITROSITDalam setiap 1 mm3 darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar 99%, oleh karena itu setiap pada sediaan darah yang paling banyak menonjol adalah sel-sel tersebut. Dalam keadaan normal, eritrosit manusia berbentuk bikonkaf dengan diameter sekitar 7 -8 m, tebal 2.6 m dan tebal tengah 0.8 m dan tanpa memiliki inti.Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuhnya terdiri dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi eritrosit merupakan substansi koloidal yang homogen, sehingga sel ini bersifat elastis dan lunak. Eritrosit mengandung protein yang sangat penting bagi fungsinya yaitu globin yang dikonjugasikan dengan pigmen hem membentuk hemoglobin untuk mengikat oksigen yang akan diedarkan keseluruh bagian tubuh. Seperti halnya sel-sel yang lain, eritrositpun dibatasi oleh membran plasma yang bersifat semipermeable dan berfungsi untuk mencegah agar koloid yang dikandungnya tetap didalam.

NETROFILDi antara granulosit, netrofil merupakan merupakan jenis sel yang terbanyak yaitu sebanyak 60 70% dari jumlah seluruh leukosit atau 3000-6000 per mm3 darah normal.Pada perkembangan sel netrofil dalam sumsum tulang, terjadi perubahan bentuk intinya, sehingga dalam darah perifer selalu terdapat bentuk-bentuk yang masih dalam perkembangan. Dalam keadaan normal perbandingan tahap-tahap mempunyai harga tertentu sehingga perubahan perbandingan tersebut dapat mencerminkan kelainan. Sel netrofil matang berbentuk bulat dengan diameter 10-12 m. Intinya berbentuk tidak bulat melainkan berlobus berjumlah 2-5 lobi bahkan dapat lebih. Makin muda jumlah lobi akan berkurang. Yang dimaksudkan dengan lobus yaitu bahan inti yang terpisah-pisah oleh bahan inti berbentuk benang. Inti terisi penuh oleh butir-butir kromatin padat sehingga sangat mengikat zat warna basa menjadi biru atau ungu. Oleh karena padatnya inti, maka sukar untuk untuk memastikan adanya nukleolus. 3EOSINOFILJmlah sel eosinofil sebesar 1-3% dari seluruh leukosit atau 150-450 buah per mm3 darah. Ukurannya berdiameter 10-15 m, sedikit lebih besar dari netrofil. Intinya biasanya hanya terdiri atas 2 lobi yang dipisahkan oleh bahan inti yang sebagai benang. Butir-butir kromatinnya tidak begitu padat kalau dibandingkan dengan inti netrofil.Eosinofil berkaitan erat dengan peristiwa alergi, karena sel-sel ini ditemukan dalam jaringan yang mengalami reaksi alergi. Eosinofil mempunyai kemampuan melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih selektif dibanding neutrofil. Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan antibodi, ini merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap komplek antigen dan antibodi. 4BASOFIL

Jenis sel ini terdapat paling sedikit diantara sel granulosit yaitu sekitar 0.5%, sehingga sangat sulit ditemukan pada sediaan apus. Ukurannya sekitar 10-12 m sama besar dengan netrofil. Kurang lebih separuh dari sel dipenuhi oleh inti yang bersegmen-segmen atau kadang-kadang tidak teratur. Inti satu, besar bentuk pilihan irreguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma basofil terisi granul yang lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti, sehingga tidak mudah untuk mempelajari intinya. Granul spesifik bentuknya ireguler berwarna biru tua dan kasar tampak memenuhi sitoplasma. Granula basofil mensekresi histamin yang berperan dalam dalam proses alergi basofil merupakan sel utama pada tempat peradangan inidinamakan hypersesitivitas kulit basofil.

LIMFOSIT

Limfosit dalam darah berkuran sangat bervariasi sehingga pada pengamatan sediaan apus darah dibedakan menjadi : limfosit kecil (7-8 m), limfosit sedang dan limfosit besar (12 m). Jumlah limfosit menduki nomor 2 setelah netrofil yaitu sekitar 1000-3000 per mm3 darah atau 20-30% dari seluruh leukosit. Di antara 3 jenis limfosit, limfosit kecil terdapat paling banyak. Limfosit kecil ini mempunyai inti bulat yang kadang-kadang bertakik sedikit. Intinya gelap karena kromatinnya berkelompok dan tidak nampak nukleolus. Sitoplasmanya yang sedikit tampak mengelilingi inti sebagai cincin berwarna biru muda. Kadang-kadang sitoplasmanya tidak jelas mungkin karena butir-butir azurofil yang berwarna ungu. Limfosit kecil kira-kira berjumlah 92% dari seluruh limfosit dalam darah.Limfosit mempunyai kedudukan yang penting dalam sistem imunitas tubuh, sehingga sel-sel tersebut tidak saja terdapat dalam darah, melainkan dalam jaringan khusus yang dinamakan jaringan limfoid. MONOSIT

Jenis sel agranulosit ini berjumlah sekitar 3-8% dari seluruh leukosit. Sel ini merupakan sel yang terbesar diantara sel leukosit karena diameternya sekitar 12-15 m. Bentuk inti dapat berbentuk oval, sebagai tapal kuda atau tampak seakan-akan terlipat-lipat. Butir-butir kromatinnya lebih halus dan tersebar rata dari pada butir kromatin limfosit.Sitoplasma monosit terdapat relatif lebih banyak tampak berwarna biru abu-abu. Berbeda dengan limfosit, sitoplasma monosit mengandung butir-butir yang mengandung perioksidase seperti yang diketemukan dalam netrofil. Monosit mampu mengadakan gerakan dengan jalan membentuk pseudopodia sehingga dapat bermigrasi menembus kapiler untuk masuk ke dalam jaringan pengikat. Dalam jaringan pengikat monosit berubah menjadi sel makrofag atau sel-sel lain yang diklasifikasikan sebagai sel fagositik. Didalam jaringan mereka masih mempunyai membelah diri. Selain berfungsi fagositosis makrofag dapat berperan menyampaikan antigen kepada limfosit untuk bekerjasama dalam sistem imun.

TROMBOSIT Walaupun namanya menunjukan bahwa merupakan sebuah sel, namun sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai sebuah sel yang utuh karena tidak memiliki inti. Oleh karena itu dinamakan keping darah. Berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma berukuran 2-5 m lengkap dengan membran plasma yang mengelilinginya. Trombosit ini khusus terdapat dalam darah mamalia. Untuk menentukan jumlahnya, tidak begitu mudah karena trombosit mempunyai kecenderungan untuk bergumpal. Diperkirakan jumlahnya sekitar 150-300ribu setiap l, sedang umurnya sekitar 8 hari. Pada sediaan apus darah, trombosit sering terdapat bergumpal . Setiap keping tampak bagian tepi yang berwarna biru muda yang dinamakan hialomer dan bagian tengah yang berbutir-butir berwarna ungu dinamakan granulomer atau khromomer. Hialomer mempunyai tonjolan-tonjolan sehingga bentuknya tidak teratur.

Mekanisme Pompa Jantung ( Siklus Jantung )Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastole (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastole yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sedangkan relaksasi timbul satelah repolarisasi otot jantung.

Selama diastole ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan distol. Karena aliran darah masuk secara kontinue dari system vena ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas. Karena perbedaan tekanan ini, katup AV terbuka, dan darah mengalir mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel selama diastole ventrikel. Akibatnya, volume ventrikel perlaha-lahan meningkat bahkan sebelum atrium berkontraksi. Pada akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan membentuk potensial aksi. Impuls menyebar keseluruh atrium. Depolarisasi atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak darah ke dalam ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium. Peningkatan tekanan ventrikel yang menyertai berlangsung bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh penambahan volume darah ke ventrikel oleh kontraksi atrium. Selama kontraksi atrium, tekanan atrium tetap sedikit lebih tinggi daripada tekanan ventrikel, sehingga katup AV tetap terbuka. 5Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel pada akhir diastol dikenal sebagai volume diastolik akhir (end diastilic volume,EDV), yang besarnya sekitar 135 ml. Selama siklus ini tidak ada lagi darah yang ditambahkan ke ventrikel. Dengan demikian, volume diastolik akhir adalah jumlah darah maksimum yang akan dikandung ventrikel selama siklus ini.

Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melalui nodus AV dan sistem penghantar khusus untuk merangsang ventrikel. Secara simultan, terjadi kontraksi atrium. Pada saat pengaktifan ventrikel terjadi, kontraksi atrium telah selesai. Ketika kontraksi ventrikel dimulai, tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium. Perbedaan yang terbalik ini mendorong katup AV ini menutup.

Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV telah tertutup, tekanan ventrikel harus terus meningkat sebelum tekanan tersebut dapat melebihi tekanan aorta. Dengan demikian, terdapat periode waktu singkat antara penutupan katup AV dan pembukaan katup aorta pada saat ventrikel menjadi bilik tertutup. Karena semua katup tertutup, tidak ada darah yang masuk atau keluar ventrikel selama waktu ini. Interval waktu ini disebut sebagai kontraksi ventrikel isovolumetrik (isovolumetric berarti volume dan panjang konstan). Karena tidak ada darah yang masuk atau keluar ventrikel, volume bilik ventrikel tetap dan panjang serat-serat otot juga tetap. Selama periode kontraksi ventrikel isovolumetrik, tekanan ventrikel terus meningkat karena volume tetap.

Pada saat tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta, kautp aorta dipaksa membuka dan darah mulai menyemprot. Kurva tekanan aorta meningkat ketika darah dipaksa berpindah dari ventrikel ke dalam aorta lebih cepat daripada darah mengalir pembuluh-pembuluh yang lebih kecil. Volume ventrikel berkurang secara drastis sewaktu darah dengan cepat dipompa keluar. Sistol ventrikel mencakup periode kontraksi isovolumetrik dan fase ejeksi (penyemprotan) ventrikel.

Ventrikel tidak mengosongkan diri secara sempurna selama penyemprotan. Dalam keadaan normal hanya sekitar separuh dari jumlah darah yang terkandung di dalam ventrikel pada akhir diastol dipompa keluar selama sistol. Jumlah darah yang tersisa di ventrikel pada akhir sistol ketika fase ejeksi usai disebut volume sistolik akhir (end sistolik volume,ESV), yang jumlah besarnya sekitar 65 ml. Ini adalah jumlah darah paling sedikit yang terdapat di dalam ventrikel selama siklus ini.

Jumlah darah yang dipompa keluar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi dikenal sebagai volume /isi sekuncup (stroke volume,SV); SV setara dengan volume diastolik akhir dikurangi volume sistolik akhir; dengan kata lain perbedaan antara volume darah di ventrikel sebelum kontraksi dan setelah kontraksi adalah jumlah darah yang disemprotkan selama kontraksi.

Ketika ventrikel mulai berelaksasi karena repolarisasi, tekanan ventrikel turun dibawah tekanan aorta dan katup aorta menutup. Penutupan katup aorta menimbulkan gangguan atau takik pada kurva tekanan aorta yang dikenal sebagai takik dikrotik (dikrotik notch). Tidak ada lagi darah yang keluar dari ventrikel selama siklus ini karena katup aorta telah tertutup. Namun katup AV belum terbuka karena tekanan ventrikel masih lebih tinggi dari daripada tekanan atrium. Dengan demikian semua katup sekali lagi tertutup dalam waktu singkat yang disebut relaksasi ventrikel isovolumetrik. Panjang serat otot dan volume bilik tidak berubah. Tidak ada darah yang masuk atau keluar seiring dengan relaksasi ventrikel dan tekanan terus turun. Ketika tekanan ventrikel turun dibawah tekanan atrium, katup AV membuka dan pengisian ventrikel terjadi kembali. Diastol ventrikel mencakup periode ralaksasi isovolumetrik dan fase pengisian ventrikel.

Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi secara bersamaan, sehingga atrium berada dalam diastol sepanjang sistol ventrikel. Darah terus mengalir dari vena pulmonalis ke dalam atrium kiri. Karena darah yeng masuk ini terkumpul dalam atrium, tekanan atrium terus meningkat. Ketika katup AV terbuka pada akhir sisitl ventrikel, darah yang terkumpul di atrium selama sistol ventrikel dengan cepat mengalir ke ventrikel. Dengn demikian, mula-mula pengisian ventrikel berlangsung cepat karena peningkatan tekanan atrium akibat penimbunan darah di atrium. Kemudian pengisian ventrikel melambat karena darah yang tertimbun tersebut telah disalurkan ke ventrikel, dan tekanan atrium mulai turun. Selama periode penurunan pengisian ini, darah terus mengalir dari vena-vena pulmonalis ke dalam atrium kiri dan melalui katup AV yang terbuka ke dalam ventrikel kiri. Selama diastol ventrikel tahap akhir, sewaktu pengisian ventrikel berlangsung lambat, nodus SA kembali mengeluarkan potensial aksi dan siklus jantung dimulai kembali.

Aktivitas Listrik JantungUntuk dapat memompa darah, jantung harus berkontraksi yang dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran sel sel otot. Jantung berkontraksi secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, disebut sebagai otoritmisitas.Terdapat dua jenis sel otot jantung :

a. Sel kontraktil (99 %) merupakan sel yang memiliki fungsi mekanik (memompa darah), dalam keadaan normal tidak dapat menghasilkan sendiri potensial aksinya

b. Sel otoritmik berfungsi mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel sel pekerja. Sel otoritmik ini dapat ditemukan di lokasi lokasi berikut : Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat muara vena cava superior

Nodus atrioventrikel (AV), terletak di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas hubungan antara atrium dan ventrikel

Berkas His (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum interventrikular. Pada septum interventrikular jaras ini bercabang dua (kanan dan kiri), kemudian berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.

Serat Purkinje, merupakan serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel.

Sel sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat melainkan mereka memiliki aktivitas pacemaker yaitu depolarisasi yang terjadi secara perlahan pada membran sel sel tersebut hingga mencapai ambang dan kemudian menimbulkan potensial aksi. Penyebab terjadinya depolarisasi ini diperkirakan sebagai akibat dari : 6 Arus keluar K+ yang berkurang diiringi dengan arus masuk Na+ yang konstanPermeabilitas membran terhadap K+ menurun antara potensial potensial aksi, karena saluran K+ diinaktifkan sehingga aliran keluar ion positif menurun. Sementara itu, influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah akibatnya bagian dalam membran menjadi lebih positif dan secara bertahap mengalami depolarisasi hingga mencapai ambang.

Peningkatan arus masuk Ca2+Setelah mencapai ambang dan saluran Ca2+ terbuka, terjadi influks Ca2+ secara cepat menimbulkan fase naik dari potensial aksi spontan. Aktifasi channel K

Pengeluaran cepat ion K sehingga terjadi repolarisasi.

Sel sel otoritmik berbeda kecepatannya untuk menghasilkan potensial aksi karena terdapat perbedaan kecepatan depolarisasi. Sel sel jantung yang terletak di nodus SA memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi. Sekali potensial aksi timbul di salah satu sel otot jantung, potensial aksi tersebut akan menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction dan penghantar khusus.

Potensial Aksi Pada Sel Kontraktil Otot JantungPotensial aksi yang terjadi pada sel kontraktil otot jantung memperlihatkan fase datar (plateu) yang khas. Pada saat membran mengalami eksitasi, terjadi perubahan gradien membran secara cepat akibat masuknya Na+. Membran pun mengalami potensial aksi. Segera setelah potensial aksi dicapai, permeabilitas membran terhadap Na+ berkurang. Namun uniknya, membran potensial dipertahankan selama beberapa ratus milidetik sehingga menghasilkan fase datar (plateu) potensial aksi.Perubahan voltase yang mendadak selama fase naik menuju potensial aksi menimbulkan 2 perubahan yang turut serta mempertahankan fase datar tersebut, yaitu pengaktifan slow L-type Ca2+ channel dan penurunan permeabilitas K+. Pembukaan Ca2+ channel menyebabkan influks Ca2+ yang bermuatan positif. Penurunan aliran K+ mencegah repolarisasi cepat membran sehingga mempertahankan fase datar. Fase turun potensial aksi yang berlangsung cepat terjadi akibat inaktivasi Ca2+ channel dan peningkatan permeabilitas K+. 7Elektrokardiogram

Elektrokardiogram (EKG) adalah representasi dari suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung.EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang elektroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf. Tindakan pemeriksaan elektrokardiogram disebut elektrokardiografi.Elektrokardiogram tidak menilaikontraktilitasjantung secara langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas. 8Gelombang yang timbul akibat depolarisasi dan repolarisasi miokardium akan direkam pada kertas EKG. Gelombang tersebut memiliki 3 sifat :

Durasi, diukur dalam seperbagian detik (waktu) Amplitudo, diukur dalam millivolts (mV) (voltage) Konfigurasi, criteria subjektif sehubungan dengan bentuk dan gambaran sebuah gelombang.

Lokasi Pemasangan Elektroda Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanansternum.

Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiristernum.

Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.

Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipundetak apeksberpindah).

Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior.

Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.GELOMBANG EKGSinyal EKG terdiri dari 4 jenis :

a. GELOMBANG P: Rekaman depolarisasi di miokardium atrium sejak dari awal sampai akhir. Oleh karena SA node terletak di atrium kanan, otomatis atrium kanan lebih dulu terdepolarisasi daripada atrium kiri. Sehingga bagian gelombang P pertama menunjukkan depolarisasi atrium kanan, dan bagian yang kedua menunjukkan depolarisasi atrium kiri.b. KOMPLEKS QRS : merupakan rekaman depolarisasi di ventrikel sejak dari awal sampai akhir. Amplitudo kompleks QRS jauh lebih besar dari gelombang P, sebab ventrikel jauh lebih besar daripada atrium.

Bagian-bagian kompleks QRS :

Penamaannya :

Kalau defleksi (letupan) pertama ke bawah, disebut gelombang Q

Kalau defleksi pertama ke atas, disebut gelombang R

Kalau ada defleksi ke atas kedua, disebut gelombang R (R-pelengkap = R-prime)

Defleksi ke bawah pertama setelah defleksi ke atas, disebut gelombang S

Arti penamaan

Kompleks QRS biasanya digambarkan dalam EKG sebanyak 3 defleksi, namun ada juga yang 2 defleksi saja.

Defleksi pertama menggambarkan peristiwa depolarisasi septum interventrikulare oleh fasikulus septal dari cabang kiri berkas.

Defleksi kedua dan ketiga menggambarkan depolarisasi ventrikel kiri dan kanan.c. GELOMBANG T : Rekaman repolarisasi ventrikel dari awal sampai akhir. Sebenarnya juga ada gelombang repolarisasi atrium, namun timbulnya bertepatan dengan depolarisasi ventrikel dan tertutup oleh kompleks QRS yang lebih mencolok.

d. GELOMBANG U : Perpanjangan gelombang T yang menunjukkan repolarisasi ventrikel dari awal sampai akhir. Gelombang ini kadang ada kadang tidak. Hanya muncul sewaktu waktu dan tidak memberikan kelainan klinis, namun bisa terdapat pada keadaan patologis.GARIS EKG

Ada 2 jenis penamaan : interval dan segmen.

interval : paling sedikit mencakup satu gelombang ditambah garis lurus penghubungnya.

segmen : garis lurus yang menghubungkan 2 gelombang.

Interval PR/PQ = gelombang P + garis lurus yang menghubungkannya dg kompleks QRS. Fungsi : mengukur waktu dari permulaan depolarisasi atrium sampai pada mulainya depolarisasi ventrikel.

Segmen PR/PQ = garis di antara gelombang P dengan kompleks QRS, menunjukkan waktu akhir depolarisasi atrium sampai mulainya depolarisasi ventrikel (ventrikel aktif).

Segmen ST = garis lurus dari akhir kompleks QRS dg bagian awal glb.T. Fungsi : mengukur waktu antara akhir depolarisasi ventrikel sampai pada mulainya repolarisasi ventrikel.

Garis Isoelektrik = garis lurus yang sejajar dengan segmen PQ dengan segmen ST. Jika Segmen ST di atas garis isoelektrik disebut ST elevasi, jika di bawah disebut ST depresi.

Interval QT = meliputi kompleks QRS, segmen ST dan gelombang T. Fungsi : mengukur waktu dari permulaan depolarisasi ventrikel sampai akhir repolarisasi ventrikel.

Interval QU = meliputi kompleks QRS, segmen ST, gelombang T dan U. Fungsi : mengukur waktu dari permulaan depolarisasi ventrikel sampai akhir repolarisasi ventrikel (akhir gelombang U).

Enzim KardiovaskulerAnalisa enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostik, yang meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram, untuk mendiagnosa infark miokard. Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang rusak. Namun berbagai isoenzim hanya dihasilkan oleh sel miokardium dan dilepaskan bila sel mengalami kerusakan akibat hipoksia lama dan mengakibatkan infark. Isoenzim bocor ke rongga interstisial miokardium dan kemudian di angkut ke peredaran darah umum oleh system limfa dan peredaran koronaria, mengakibatkan peningkatan kadar dalam darah.

Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode yang berbeda setelah infark miokard, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang dihubungkan dengan waktu nyeri dada atau gejala lainnya. Kreatinin kinase (CK) dan isoenzimnya (CK-MB) adalah enzim paling spesifik yang di analisa untuk mendiagnosa infark jantung akut, dan merupakan enzim pertama yang meningkat. Laktat dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya juga perlu diperiksa pada pasien yang datang terlambat berobat, karena kadarnya baru meningkat dan mencapai puncaknya pada 2-3 hari, jauh lebih lambat dibandingkan CK. 9Angina PectorisAngina pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung berupa serangan nyeri dada yang khas nyeri yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada. Angina pektoris adalah penyakit jantung iskemik yang terjadi akibat berkurangnya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah ke dalam miokardium. Gangguan tersebut bisa karena suplai oksigen yang turun (adanya aterosklerosis koroner atau spasme arteria koroner) atau kebutuhan oksigen yang meningkat. Penyumbatan atau penyempitan arteri jantung yang mengakibatkan angina adalah jika penyumbatannya mencapai 70%. 10Mekanisme timbulnya angina pektoris adalah akibat tidak seimbangnya antara kebutuhan oksigen miokardium dan kemampuan pembuluh darah koroner menyediakan oksigen secukupnya untuk kontraksi miokardium. Suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (aterosklerosis koroner). Pada keadaan ini pembuluh darah menyempit karena terjadi perubahan pada lapisan intima akibat endapan-endapan lemak (atheroma dan plaques) pada didindingnya. Aterosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksid0 yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyebabkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan dihilangkannya penimbunan asam laktat, maka nyeri angina pektoris akan mereda. Kesimpulan

Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari ronga dada (toraks) diantara kedua paru yang terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel. Sistem kardiovaskuler terdiri dari arteri besar, arteri sedang, arteriol, metarteriol, kapiler, vena pasca kapiler, venula vena sedang dan vena besar. Darah manusia tersusun atas sel-sel darah dan plasma darah. Kegiatan listrik jantung dapat direkam dengan EKG. Sistem kardiovaskuler memiliki enzim tersendiri. Apabila terjadi gangguan pada sistem kardiovaskuler ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit, salah satunya Angina Pectoris yang disebabkan karena penyumbatan pada arteri koronaria yang memperdarahi jantung serta dapat mempengaruhi ke ekstremitas superior atau punggung.

Daftar Pustaka1. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta : Erlangga, 2004.h.15.

2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedik. Jakarta : Gramedia, 2010.h.147

3. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta : EGC, 2002.h.106.4. Corwin EJ. Patofisiologi. Jakarta : EGC, 2007.h. 141.

5. Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA. Kardiologi. Jakarta : Erlangga, 2002.h.17.

6. Ronny, Setiawan, Fatimah S. Fisiologi kardiovaskuler. Jakarta : EGC, 2010.h.7.

7. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta : EGC, 2012.h.338.8. Davey P. At a glance medicine. Jakarta : Erlangga, 2005.h.161.

9. Marks D, Marks AC, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta : EGC, 2002.h.121.10. Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y. Klien gangguan kardiovaskular. Jakarta : EGC, 2008.h.4.

21