Download - Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

Transcript
Page 1: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

Kejang pada Betis

Penyusun :

Kelompok F11

1. Irenny Lasmana (102010338)

2. Febrian (102012091)

3. Kartika Purnamasari (102012159)

4. Maria Firsly Lorincia (102012162)

5. Gerry Renando (102012163)

6. Bramulya Tri Subagiyo (102012305)

7. Yessicha Bella Matheos (102012364)

8. Puti Kairina (102012465)

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk – Jakarta Barat 11510

Telp. (021) 56942061. Fax (021) 5631731

0

Page 2: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

Kata Pengantar

Pertama-tama kami mengucapkan Puji Syukur kepada tuhan kita Yesus Kristus,

karena atas berkat dan rahmat – NYA kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat

waktu. Dan juga kami mengucapkan terima kasih kepada dr.Felicia selaku pembimbing kami

dalam kegiatan problem based learning. Berkat bimbingan beliau kami menjadi lebih

memahami tentang kejang yang terjadi pada betis. Kami mengucapkan terimakasih atas

bantuan teman-teman satu kelompok yang saling mendukung dalam menyelesaikan makalah

ini.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah Mahasiswa dapat mengetahui apa saja otot

yang berada pada bagian ekstremitas bawah (betis), Mahasiswa dapat mengetahui histology

yang terdapat dalam otot, Mahasiswa dapat memahami mekanisme kontraksi dan relaksasi

pada otot, Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kejang / kram ,

mengetahui sebab terjadinya, dan cara menanggulanginya.Dan yang terakhir mahasiswa

dapat memahami peregangan pada otot

Makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami sebagai penyusun

mengharapkan saran dan masukan dan digunakan sebagai pedoman bagi makalah ini di

waktu yang akan datang.

Jakarta, 1 April 2013

Penyusun

1

Page 3: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………..…................................................................................................. 1

DAFTAR ISI……………..…................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN…................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 5

BAB III.PENUTUP …...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...……............................................... ..................................................13

2

Page 4: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Pernakah kalian pernah melihat seseorang mengalami kejang pada betis ? Atau

mungkin pernah mengalaminya ? menurut penelitian, kebanyakan orang pernah mengalami

kejang pada betis. Di kalangan orang awam kejang biasanya disebut dengan kram otot. Kram

otot bisa terjadi karena banyak hal dan bila seseorang mengalami kram, Ia akan merasa sakit

pada bagian otot-otot yang mengalami kram. Dalam makalah ini kami membahas kejang

yang terjadi pada bagian otot betis. Kami membahas otot-otot apa saja yang terlibat pada saat

kram, sebab terjadinya kejang, dan pertolongan pertama yang bisa dilakukan untuk orang

yang mengalami kejang otot. Berikut pembahasannya.

1.2 Kasus

Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun tengah berlatih renang untuk perlombaan.

Tiba-tiba ia menjerit minta tolong. Seorang penjaga kolam renang datang dan segera

menolong anak tersebut dan membawanya ke tepi kolam. Ternyata ia mengalami kejang pada

betis kanannya. Dengan sigap penjaga kolam memegang kaki kanan si anak dan mendorong

telapak kaki kanannya kearah dorsal selama 2 menit.

1.3 Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui

- Tidak Ada -

1.4 Rumusan Masalah

Seorang anak laki-laki yang mengalami kejang pada betisnya.

3

Page 5: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

Analisis Masalah

Hipotesis

Anak laki-laki tersebut bisa mengalami kejang dikarenakan dia tidak melakuka pemanasan

sebelum melakukan latihannya.

Sasaran Pembelajaran

1. Untuk mengetahui apa saja otot di betis (tungkai bawah) secara anatomi

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kejang, penyebab serta cara

penanggulangannya

3. Agar dapat menjelaskan mekanisme kontraksi dan relaksasi

4. Dapat mengetahui dan memahami mengenai regang otot

4

Otot Ekstrimitas Bawah

Kejang Pada

Betis

Penyebab Kejang Pada Betis

MakroskopikMikroskopik

Mekanisme Kontraksi &

Relaksasi

Peregangan Pada Otot

Gambar 1. Mind Mapping

Page 6: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

Pembahasan

Otot

Otot polos

Sel otot polos tersebar sepanjang kardiovaskular, gastrointestinal, urogenital, dan

sistem respirasi. Pergerakan otot polos adalah involunter (tidak dipengaruhi kehendak) dan

terutama diatur oleh sistem saraf otonom.

Otot jantung

Jaringan otot jantung bercorak dan setiap serat otot jantung adalah uniselular. Otot

jantung hanya ada di ajntung dan sebagian aorta dan vena kava yang langsung berhubungan

dengan jantung.

Otot skelet

Otot skelet adalah jenis jaringan otot yang paling banyak dalam tubuh. Semua otot-

otot yang digunakan untuk menggerakan tulang dan tendo adalah otot skelet.

Sel otot skelet atau serat merupakan sel sinsitium (yaitu sel yang mengandung banyak

inti dan terbentuk melalui peleburan sel-sel tunggal).

Otot skelet menggerukan tulang. Kontraksi volunteer dan relaksasi otot skelet

membantu pergerakan dan berguna untuk aktifitas fisik.

Salah satu tempat dimana terdapat otot skelet adalah pada tungkai bawah yaitu pada betis.

5

Page 7: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

Gambar 2. Otot lurik yang terdapat pada betis1

Histologi Otot Skelet

Pengamatan mikroskop cahaya sajian yang dipotong sejajar dengan sumbu panjang

tiap sel otot menunjukan bahwa otot secara keseluruhan mempunyai striasi yang jelas. Dan

adanya susunan yang sangat teratur filament tipis yang kaya akan aktin dan filament tebal

yang kaya myosin. Dengan mikroskop akan tampak dengan jelas struktur dasar striasi.1

1. Susunan structural

a. Serat otot skelet merupakan sel sinsitium dibentuk melalui pelburan banyak

mioblas gen didorong kebagian perifer sel oleh myofibril.

b. Komponen jaringan ikat otot skelet terdiri atas fibroblast dan serat kolagen.

i. Epimisium adalah kapsula jaringan ikat yang mengelilingi tiap otot secara

keseluruhan.

ii. Perimisium adalah sarung jaringan ikat yang membungkus tiap fasikulus.

iii. Endomisium adalah sarung jaringan ikat halus yang mengelilingi tiap sel

otot dan mengikatnya ke sel yang berdekatan.

c. Sarkomer adalah unit structural dasar dari otot striasi. Tiap myofibril striasi

terdiri atas sejumlah sarkomer.

d. Aliran darah, Otot skelet mengandung sejumlah kapilar kontinyu yang

mengalirkan darah secara berlebih.

2. Struktur halus sarkomer. Tiap sarkomer terdiri atas deretan filament tebal kaya

myosin yang tersusun teratur dan filament tipis kaya aktin.

i. Tiap sarkomer terletak antara dua garis Z. Filamen tipis melekat pada garis

Z dan menonjol ke tengah sarkomer.

ii. Pita A adalah daerah padat electron yang menunjukan panjang filament

tebal. Garis M adalah daerah khusus ditengah sarkomer. Disini, filament

tebal tersusun radier yang dihubungkan satu sama lain.

iii. Terdapat filament tebal dan filament tipis yang tumpang tindih sepanjang

pita A, kecuali di pita H (yaitu tengah pita A), dimana tidak terdapat

tumpang tindih.

6

Page 8: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

iv. Pita I adalah daerah sarkomer yang hanya mengandung filament tipis. Tiap

pita I menduduki dua sarkomer, jadi titik tengah pita I adalah garis Z.

Juga perhatikan adanya penonjolan dari pinggir-pinggir filament miosibn yang

dinamakan jembatan penyebrang. Mereka yang menonjol dari permukaan sepanjang

filament myosin kecuali pada bagian tengahnya. Terdapat interaksi antara jembatan

penyebrang dan filament aktin yang menyebabkan kontraksi.

Gambar 3. Struktur sarkomer2

Susunan Otot Tungkai Bawah

Otot tungkai bawah terdiri atas :

a. Otot flexor

b. Otot extensor

c. Otot peronei

a. Otot Flexor Tungkai Bawah

7

Page 9: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

- lapis dangkal

- lapis dalam

Otot flexor tungkai bawah lapis dangkal

1. M. gastrocnemeus

2. M. soleus

3. M.plantaris

Gambar 4. Posterior Tungkai bawah3

Otot flexor tungkai bawah lapis dalam

1. M. popliteus

2. M. flexor digitorum longus

3. M. tibialis posterior

4. M. flexor hallucis longus

8

Page 10: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

Gambar 5. Otot flexor tungkai bawah lapis dalam3

Otot ekstensor tungkai bawah

1. M. tibialis anterior

2. M. ekstensor digitorum longus

3. M. ekstensor hallucis longus

4. M. peroneus tertius

Gambar 6 .Otot Ekstensor Tungkai Bawah3

9

Page 11: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

Mekanisme kontraksi dan relaksasi

Mekanisme molekular kontraksi

Gambar 7. Keadaan relaksasi dan kontraksi myofibril2

Pada gambar 7 digambarkan posisi saat relaksasi dan kontraksi. Pada saat relaksasi

ujung-ujung filament aktin yang berasal dari 2 membran Z yang berurutan satu sama lain

hamper tidak mengalami overlap sedangkan pada saat yang sama filament myosin

mengadakan overlap yang sempurna.

Sebaliknya pada keadaan kontraksi, filament-filamen aktin ini tertarik kedalam

diantara filament myosin sehingga sekarang satu sama lain mengalami overlap. Membran Z

juga tertarik oleh filament aktin sampai ke ujung-ujung filament myosin. Jadi kontraksi otot

dapat terjadi karena mekanisme ‘sliding filamen’.

Hal ini disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik yang ditimbulkan oleh jembatan

penyebrang filament myosin dan filament aktin. Dalam keadaan istirahat, daya tahan antara

filament aktin dan myosin dihambat, tetapi bila potensial aksi berjalan pada membrane

serabut otot, potensial aksi ini menyebabkan dikeluarkannya ion kalsium dalam jumlah besar

kedalam sarkoplasma sekitar myofibril. Ion kalsium ini mengaktifkan daya tarik antara

filament-filamen dan mulai terjadi kontraksi. Tetapi energy juga diperlukan untuk

berlangsungnya kontraksi. Energi ini berasal dari ikatan fosfat berenergi tinggi adenosine

trfosfat (ATP), yang dipecahkan menjadi adenosine difosfat (ADP) untuk memberikan

energy yang dibutuhkan.2

10

Page 12: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

Kontraksi terjadi saat asetilkolin membebaskan ion kalsium (Ca2+) yang berada

diantara sel otot dihambat oleh enzim kolinestase. Ion kalsium ini masuk kedalam otot

mengangkut tropomom dan tropomiosin ke aktin, sehingga posisi aktin berubah

mempengaruhi filament penghubung. Aktin tertarik mendekati myosin, sehingga aktin dan

myosin bertempelan membentuk aktomiosin. Akibatnya benang sel menjadi pendek. Pada

keadaan inilahh otot sedang berkontraksi.

Sedangkan relaksasi terjadi saat ion kalsium masuk kembali ke plasma sel, sehingga

ikatan troponin dan ion kalsium lepas, yang menyebabkan lepasnya perlekatan antara aktin

dan myosin dan pada saat ini juga terjadi relaksasi atau terhentinya kontraksi. 3

Kejang Otot (Spasme)

Spasme adalah kejang otot setempat yang mengenai sekelompok atau beberapa

kelompok otot, yang timbul secara involunter. Adanya kejang otot disebabkan oleh gangguan

otot atau karena gangguan persarafannya. Gangguan pada persarafan bisa terjadi ditingkat

perifer atau pusat.4

Kejang otot dapat terjadi karena letih (biasanya terjadi pada malam hari ketika masih

tidur), dapat pula karena dingin (sewaktu berenang), dan dapat pula karena panas (terjadi

pada atlit yang bertanding di udara yang panas).

Kram otot dapat terjadi pada tangan, kaki, atau perut. Kram otot dapat berhenti

dengan meregangkan otot yang mengalami kram agar otot tersebut menjadi rileks kembali.6

Kram muskulorum merupakan salah satu kram yang terjadi pada otot betis dank ram

ini pernah dialami oleh semua orang yang telah mengeluarkan banyak tenaga seperti

berenang, lari-lari main tenis, dan sebagainya. Pemberrian garam seperti calcium glutonae,

KCl, atau NaCl dapat mencegah timbulnya kembali kram muskulorum pada otot betis, atau

otot jari.4

Penyebab kram otot

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kram otot antara lain adanya

kontraksi yang tidak terkontrol dari otot, sehingga menyebabkan otot keras dan tegang

sehingga terasa nyeri.

Hal lain yang menyebabkan kram otot adalah olahraga yang tidak biasa dilakukan

atau tanpa pemanasan yang memadai.

11

Page 13: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

Kejang otot yang terjadi sewaktu berenang dapat diatasi dengan jalan menarik lutut ke

dada sambil badan berusaha mengapung.5

Kram sendiri merupakan kontraksi otot secara terus menerus melakukan aktivitas,

lama kelamaan otot menjadi kejang dan tidak mampu lagi berkontraksi yang kadang-kadang

disebabkan oleh ketidakseimbangan kalsium dan kalium dalam tubuh, tetapi lebih sering

terjadi akibat kelelahan. Kram bisa terjadi pada otot mana saja.

Pembahasan terhadap Kasus

Pada kasus ini didapatkan bahwa seorang anak laki-laki yang merasa kan kejang pada

betis kanannya saat dia sedang melakukan latihan untuk perlombaan renang, dan si penjaga

kolam melakukan dorongan terhadap kakinya kearah dorsal.

Banyak yang dapat menyebabkan kejang atau yang biasa disebut dengan kram otot.

Salah satunya adalah dikarenakan dia tidak melakukan pemanasan atau terjadinya kontraksi

yang terus menerus yang tidak terkontrol yang menyebabkan otot menjadi keras dan

menyebabkan rasa nyeri.

Dikasus ini seorang perenang merasakan kejang di betisnya, dan biasa kram pada

betis terjadi pada musculus gastrocnemius. Dan kontraksi otot dapat terjadi asetilkolin

membebaskan ion kalsium (Ca2+) yang berada diantara sel otot.

Dan dalam kasus ini dituliskan bahwa salah satu penjaga kolam memegang kaki

kanan si anak dan mendorong telapak kaki kanannya kearah dorsal selama 2 menit. Hal ini

dilakukan karena saat terjadi kram itu berarti otot tersebut sedang mengalami kontraksi yang

tidak terkontrol , dan pada saat sedang terjadi kram yang dilakukan adalah dengan

meregangkan otot berlawanan dengan arah otot atau bagian yang mengalami kejang tersebut

karena dengan begitu itu akan membantu pelemasan otot sehingga sirkulasi oksigen menjadi

12

Page 14: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

lancer. Dan peregangan otot yang keram dilakukan secara perlahan, saat terjadi kram otot

berarti otot tersebut sedang kontraksi dan sedang meregang, dan itulah sebabnya mengama

saat otot meregang dengan kuat regangan tersebut harus ditambah supaya semakin meregang

semakin kuat dan pada saat itulah otot-otot yang mengalami kram tersebut atau otot yang

mengalami kontraksi yang berlebihan akan kembali relaksasi.

Penutup

Kesimpulan

Kesimpulan dari kasus ini adalah bahwa kram otot dapat terjadi karena adanya

kontraksi otot yang berlebihan dan diakibatkan juga karena tidak adanya pemanasan terlebih

dahulu sebelum melakukan kegiatan olahraga, dan dalam kasus ini seorang anak laki-laki

sedang melakukan latihan berenang.

Dan maka dari itu hipotesis yang diambil memiliki kemungkinan yang benar bahwa

salah satu mengapa anak laki-laki ini bisa merasakan kejang karena tidak adanya pemanasan

atau waktu yang dia gunakan sudah terlalu lama yang menyebabkan otot mengalami

kelelahan sehingga terjadinya kontraksi yang berlebihan yang tidak terkontrol.

Daftar Pustaka

1. Biologi dan Histologi Sel. Johnson KE.1994. Edisi 1. Jakarta. Binarupa Aksara . h.197-

205

2. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Guyton C Arthur. 1976. Jakarta. EGC Penerbit Buku

Kedokteran . h.148-159

13

Page 15: Makalah Pbl Blok 5 Pleno F11

3. Buku Ajar Myologi. Salim, Darminto. 2013. Jakarta. h.38-41

4. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Muttaqin A.

2008. Jakarta. Salemba Medika. h.131

5. Pertolongan Pertama . Mohammad, Kartono. 1975. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

h. 45

6. Biology Interaktif Kls.XI IPA. Setiowati T, Furqonita D. 2007. Jakarta. Azka Press. h.79

14