Download - Makalah Pbl Blok 26 Yunita

Transcript

Administrasi Kesehatan dan Program PuskesmasYunita Verayanti Siokh102012056, B3Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat, 11470Email : [email protected] atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, serta biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran serta kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas bagi mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.1 Pelayanan di Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Dalam memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes).1 Peran dan Fungsi PuskesmasPeran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit. Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai tiga fungsi sebagai berikut.1a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatanMemiliki makna bahwa Puskesmas harus mampu membantu menggerakkan (motivator, fasilitator) dan turut serta memantau pembangunan yang diselenggarakan di tingkat kecamatan agar dalam pelaksanaannya mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama. Diharapkan setiap pembangunan yang dilaksanakan seyogyanya yang mendatangkan dampak positif terhadap kesehatan.1B. Memberdayakan masyarakat dan keluargaPemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM( Lembaga Swadaya Masyarakat ) dan tokoh masyarakat.1Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan pemecahannya dengan benar tanpa atau dengan bantuan pihak lain. Indikator fungsi pemberdayaan masyarakat.1 Tumbuh-kembang UKBM ( Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat ) Tumbuh dan berkembangnya LSM di bidang kesehatan. Tumbuh dan berfungsinya BPKM ( Badan Peduli Kesehatan Masyarakat ) atau BPP ( Badan Penyantun Puskesmas )C. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertamaUpaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan Puskesmas bersifat holistik, komprehensif / rnenyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic health service), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta. mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan medik. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory / out patient service).1Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Puskesmas dapat melakukan cara cara sebagai berikut : 1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melakukan kegiatan dalam rangka menunjang dirinya sendiri.2. Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali serta menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.4. Memberi pelayanan kesehatan langsung pada masyarakat.5. Bekerja sama dengan sektor sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program kerja Puskesmas. Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. azas penyelenggaraan puskesmas yang di maksud adalah sebagai berikut.11. Azas pertanggungjawaban wilayah1) Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.2) Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung 3) Ditunjang dengan puskesmas pembantu, Bidan di desa, puskesmas keliling2. Azas pemberdayaan masyarakata. Puskesmas harusmemberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmasb. Potensi masyarakat perlu dihimpun3. Azas keterpaduanSetiap upaya diselenggarakan secara terpadua. Keterpaduan lintas program1) UKS : keterpaduan Promkes, Pengobatan, Kesehatan Gigi, Kespro, Remaja, Kesehatan Jiwab. Keterpaduan lintassektoral 1) Upaya Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama, dunia usaha, koperasi, PKK2) Upaya Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama4. Azas rujukana. Rujukan medis/upaya kesehatan perorangan1) rujukan kasus2) bahan pemeriksaan 3) ilmu pengetahuanb. Rujukan upaya kesehatan masyarakat1) rujukan sarana dan logistik 2) rujukan tenaga3) rujukan operasionalPelayanan kesehatan PuskesmasPelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat mutlak perlu, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan merata. Upaya pelayanan kesehatan secara komprehensif yang diselenggarakan sebagai berikut.2 Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar gedung di wilayah kerja Puskesmas. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan, kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukanUpaya kesehatan puskesmasUntuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.1,2 Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:a) Upaya Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah sbagai berikut.1,21. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta).5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.b) Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni sebagai berikut.1,2 Upaya Kesehatan Sekolah. Upaya Kesehatan Olah Raga. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat . Upaya Kesehatan Kerja. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut. Upaya Kesehatan Jiwa. Upaya Kesehatan Mata. Upaya Kesehatan Usia Lanjut . Upaya Pembinaan Pengobatan TradisionalPemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal, dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.2Tugas Dokter PuskesmasFIVE STAR DOCTOR, menurut dr. Charles Boelen WHO, Swedia:1. Care Provider Mampu menyediakan perawatanSelain memberikan perawatan individu five stars doctor harus memperhitungkan total (fisik, mental, sosial) kebutuhan pasien. Mereka harus memastikan bahwa berbagai pengobatan-kuratif, preventif, rehabilitatif- akan dibagikan denga cara yang saling melengkapi, terintegritas, dan berkesinambungan. Dan mereka harus memastikan bahwa pengobatan adalah kualitas tertinggi.32. Decision Maker Mampu menjadi penentu keputusanDalam transparasi five star doctor akan mengambil keputusan yang dapat dibenarkan dalam hal efikasi dan biaya. Dari semua cara yang mungkin untuk mengobati kondisi kesehatan yang diberikan, salah satu yang tampaknya paling sesuai dalam situasi tertentu harus dipilih. Sebagai pengeluaran regards, sumber daya terbatas yang tersedia untuk kesehatan harus dibagi secara adil untuk kepentingan setiap individu dalam masyarakat.33. Communicator Mampu menjadi komunikator yang baikLifestyle aspek seperti diet seimbang, langkah-langkah keselamatan di tempat kerja, jenis kegiatan rekreasi, menghormati lingkungan dan sebagainya semua memiliki pengaruh yang menentukan kesehatan. Keterlibatan individu dalam melindungi dan memulihkan kesehatannya itu sendiri, sangat penting karena paparan resiko kesehatan sangat ditentukan oleh perilaku seseorang. Para dokter juga harus seorang komunikator yang sangat baik dalam rangka membujuk pasien, keluarga dan masyarakat yang merupakan tanggung jawab dokter untuk mengadopsi gaya hidup sehat dan menjadi mitra dalam upaya kesehatan.34. Community Leader Mampu menjadi pemimpin dalam komunitas atau masyarakatKebutuhan dan masalah seluruh masyarakat tidak boleh dilupakan. Dengan memahami faktor-faktor penentu kesehatan yang melekat dalam lingkungan fisik dan sosial dan dengan menghargai luasnya setiap masalah atau resiko kesehatan, five stars doctor tidak akan hanya mengobati individu yang mencari bantuan tetapi juga akan mengambil bunga positif dalam kegiatan kesehatan masyarakat yang akan bermanfaat bagi sejumlah besar orang.5. Manager Mampu dan bisa memiliki skill manajerial yang baik untuk menjalankan fungsi-fungsi diatasUntuk melaksanakan semua fungsi, maka penting untuk five stars doctor untuk memperoleh keterampilan manajerial. Ini akan memungkinkan mereka untuk memulai pertukaran informasi dalam rangka membuat keputusan yang lebih baik, dan untuk bekerja dalam tim multidisiplin yang erat hubungannya dengan mitra lain untuk kesehatan dan pembangunan sosial, apakah ditakdirkan untuk individu atau untuk masyarakat.3Sistem KesehatanSuatu sistem disebut sebagai suatu wujud (entity), apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu wujud yang cirri-cirinya dapat didiskripsikan dengan jelas.4 Tergantung dari sifat bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk sistem, maka sistem sebagai suatu wujud dapat dibedakan atas dua macam:a. Sistem sebagai suatu wujud yang konkritPada bentuk ini, sifat dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk sistem adalah konrit dalam arti dapat ditangkap oleh panca indera. Contohnya adalah suatu mesin yang bagian-bagian atau elemen-elemennya adalah berbagai unsur suku cadangan.4b. Sistem sebagai suatu wujud yang abstrakPada bentuk ini, sifat dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk sistem adalah abstrak dalam arti tidak dapat ditangkap oleh panca indera. Contohnya adalah sistem kebudayaan yang bagian-bagian atau elemen-elemennya adalah berbagai unsur budaya.4 Unsur-Unsur Sistem1. Masukan (input) Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man), dana (money), sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi dan manajemen (method).1,42. ProsesProses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporan, serta pengawasan.1,4

A. PerencanaanPerencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencana akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagai acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas.2 Budgeting dalam perencanaan menejemen keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai cirri-ciri barang atau jasa publik seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri-ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan individu.B. Pengorganisasian Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I. Pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas program yang ditangani.2Struktur organisasi puskesmas Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.

C. Pelaksanaan Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi penggerak semua kegiatan yang telah dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi yang telah dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi manajemen ini lebih menekankan tentang bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam suatu organisasi, peranan pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang manjer.1,4 Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi pelaksanaan ini haruslah dimulai dari diri manajer, di mana manajer harus menunjukkan kepada stafnya bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai kemampuan bekerjasama dengan orang lain secara harmonis.1,4Tujuan fungsi pelaksanaan: Menciptakan kerjasama yang lebih efisien Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan ini Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf Membuat organisasi berkembang lebi dinamis.D. Pengawasan Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi terakhir yang berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standard keberhasilan selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang, dan efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.4Tiga langkah penting untuk melakukan pengawasan: Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan. Bila diperkirakan terjadi penyimpangan, pimpinan perlu berusaha lebih dulu untuk mencari faktor penyebabnya, kemudian menetapkan langkah-langkah untuk mengatasinya. 3. KeluaranKeluaran adalah hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan. 14. Sasaran Sasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap pelaksanaan suatu program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.15. Dampak Hasil dari pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator yang sulit untuk dinilai.16. Umpan balik Umpan balik merupakan merupakan hasil dari keluran yang menjadi masukan dari suatu sistem.17. LingkunganLingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan non fisik (sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, dan lain-lain).1Pendekatan sistemDibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau cara kerja ini dikenal dengan nama pendekatan sistem (system approach).4Pendekatan sistem adalah penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam merencanakan suatu rangkaian komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai satu kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari batasan tentang pendekatan sistem ini, dengan mudah dipahami bahwa prinsip pokok pendekatan sistem dalam pekerjaan administrasi dapat dimanfaatkan untuk dua tujuan. Pertama, untuk membentuk sesuatu sebagai hasil dari pekerjaan administrasi. Kedua, untuk menguraikan sesuatu yang telah ada dalam administrasi. Untuk tujuan yang terakhir ini, biasanya dikaitkan dengan kehendak untuk menemukan masalah yang dihadapi, untuk kemudian diupayakan mencari jalan keluarnya yang sesuai.4 Jika pendekatan sistem dapat dilaksanakan, akan diperoleh beberapa keuntungan, antara lain : 1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan demikian penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya selalu terbatas, akan dapat dihindari.2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.3. Keluaran yang dilaksanakan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih tepat dan objektif.4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.Sekalipun pendekatan sistem dapat menjamin lengkapnya suatu saran pemecahan yang diajukan, bukan berarti pendekatan sistem tidak memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan yang dipandang penting ialah dapat terjebak ke dalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan demikian masalah yang dihadapi tidak akan dapat diselesaikan.4Evaluasi ProgramEvaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan data secara statistik lalu dianalisis dan digunakan untuk menjawab apa yang diharapkan pada suatu program terutama mengenai efektivitas dan efisiensi dan orang-orang.5Jenis Penilaian Sesuai dengan pengertian bahwa penilaian dapat ditemukan pada setiap tahap pelaksanaan program, maka penilaian secara umum dapat dibedakan atas tiga jenis yakni .1,4,51. Penilaian pada tahap awal programPenilaian yang dilakukan di sini adalah pada saat merencanakan suatu program (formative evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk menyakinkan bahwa rencana yang akan disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, dalam arti dapat menyelesaikan masalah tersebut. Penilaian yang dimaksud mengukur kesesuaian program dengan masalah dan atau kebutuhan masyarakat ini sering disebut pula dengan studi penjajakan kebutuhan (need assessment study).2. Penilaian pada tahap pelaksanaan programPenilaian yang dilakukan disini adalah pada saat program sedang dilaksanakan (promotive evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak, apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program tersebut. Pada umumnya ada dua bentuk penilaian pada tahap pelaksanaan program ini ialah pemantauan (monitoring) dan penilaian berkala (periodic evaluation).3. Penilaian pada tahap akhir programPenilaian yang dilakukan di sini ialah pada saat program telah selesai dilaksanakan (summative evaluation). Tujuan utamanya secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni untuk mengukur keluaran (output) serta untuk mengukur dampak (impact) yang dihasilkan. Dari kedua macam penilaian akhir ini, diketahui bahwa penilalan keluaran lebih mudah dari pada penilaian dampak, karena pada penilaian dampak diperlukan waktu yang lama.Masalah Yang dimaksud dengan masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan. Dalam usaha mencapai visi puskesmas terdapat beberapa masalah yang dihadapi sehingga menyebabkan program yang diselenggrakan tidak mencapai target yang ditetapkan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menetapkan prioritas masalah. Kita bias menggunakan teknik non scoring / scoring. Teknik non scoring meliputi brain storming, Delphi technique, dan delbeq technique. Sedangkan teknik scoring kita lakukan dengan kajian data yang diperoleh dari laporan bulanan puskesmas. Dalam pemilihan prioritas (scoring) kita dapat melakukannya dengan menggunakan teknik kriteria matrik. Misalnya pada kasus ditemukan imuniasi campak dan KB yang belum mencapai hasil yang di harapkan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor antaranya akibat manajemen yang tidak efektif atau pelaksanaan program yang tidak efisien.4,5

Misalnya pada kasus ditemukan cakupan imuniasi campak, KB, ANC, dan DHF yang belum memadai. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor antaranya akibat manajemen yang tidak efektif atau pelaksanaan program yang tidak efisien. Namun pada tahun ini dr Tr hanya memprioritaskan 2 masalah saja.ImunisasiPengertian:Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh terhadap penyakit tertentu. Sasarannya adalah Bayi, Balita, Ibu hamil, Anak Sekolah, dan Pasangan Usia Subur (PUS).\6 Tujuan imunisasi sebagai berikut. 61. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian2. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil, dan pencegahan penyakit.

Tabel 1. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 -18 tahun6Imunisai Campak Diberikan pada bayi berumur 9 bulan Dosis 0,5 ml diberikan subcutan pada lengan kiri Disimpan pada suhu 2-8 0C Vaksin yang telah dilarutkan hanya bertahan 8 jam KIPI : Demam, diare, konjungtivitis ruam seletah 7-12 hari pasca imunisasi.Keluarga BerencanaKeluarga Berencana ( KB ) adalah suatu program yang dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang berkualitas.6Dalam konteks gerakan KB nasional, konsep mandiri merupakan suatu inovasi baru dimana titik berat dalam penawaran dalam awal pelaksanaan program KB, berubah menjadi fokus permintaan. Dengan kata lain mandiri dalam program KB meminta masyarakat untuk berinisiatif serta berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan perencanaan keluarga, khususnya kebutuhan alat kontrasepsi di tempat pelayanan KB.6Permasalahan yang menjadi hambatan adalah adanya anggapan bahwa KB masih menjadi tabu bagi masyarakat sekitar. Tingkat pendidikan masyarakat juga umumnya rendah (80% tidak tamat SMP). Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai definisi dari KB, jenis-jenisnya, program puskesmas mengenai KB, peran masyarakat dalam bentuk Posyandu, peran pemerintah, angka demografi dan juga problem solving cycle.6Program kependudukan dan KB terdiri dari: Sub Program Pembinaan dan Peningkatan Kemandirian Keluarga Berencana Sub Program Pembinaan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Sub Program Peningkatan Advokasi, Penggerakan dan Informasi Sub Program Pengendalian PendudukPada tahun 2013 Kedeputian Bidang Deputi bidang Advokasi, Penggerakan, danInformasi merencanakan kinerja dengan sasaran dan indikator sebagai berikut.71. Tersusunnya kebijakan dan strategi advokasi dan KIE program pembangunan kependudukan dan KB dengan indikator jumlah kebijakan dan strategi advokasi dan KIE program pembangunan kependudukan dan KB yang disusun.2. Tersedianya sarana dan prasarana advokasi dan KIE dengan indikator Persentase provinsi yang mendapatkan sarana dan prasarana advokasi dan KIE yang disediakan sesuai dengan kebutuhan dan Jumlah prototype materi dan media advokasi dan KIE program kependudukan dan KB yang dikembangkan dan diproduksi.3. Tersedianya tenaga pengelola advokasi dan KIE yang kompeten (stakeholder dan mitra kerja) dengan indikator Jumlah tenaga pengelola advokasi dan KIE yang dilatih atau ditingkatkan kapasitasnya.4. Meningkatnya komitmen stakeholder dalam mendukung program pembangunan kependudukan dan KB serta pencitraan kelembagaan BKKBN dengan indikator Persentase stakeholder yang mendapatkan advokasi dan KIE.5. Meningkatnya kemitraan dalam advokasi dan KIE pembangunan dengan indikator Persentase mitra kerja yang melakukan advokasi dan KIE tentang program kependudukan dan KB dan Persentase mitra kerja yang mendapatkan fasilitasi pembinaan advokasi dan KIE.6. Meningkatnya penayangan informasi pembangunan kependudukan dan KB melalui media massa (cetak dan elaktronik), media luar ruang, seni dan budaya/media tradisional dengan indikator Jumlah media massa (cetak dan elektronik), media luar ruang, dan seni dan budaya/media tradisional yang menginformasikan pembangunan kependudukan dan KB kepada keluarga dan masyarakat.7. Terlaksananya monitoring, evaluasi, dan pembinaan advokasi dan KIE dalam program pembangunan kependudukan dan KB ke provinsi dengan indikator jumlah pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pembinaan advokasi dan KIE dalam program kependudukan dan KB ke provinsi dan jumlah provinsi yang mendapatkan pembinaan dan fasilitasi pembinaan advokasi dan KIE.Bagan 1. Langkah langkah Pemilihan Prioritas Masalah Dengan Teknik Kriteria Matriks.8

PEMILIHAN PRIORITASTEKNIK KRITERIA MATRIK

Pentingnya masalah :PrevalenceSeverityRate of increaseDegree of unmeet needPublic concernPolitical ClimateSosial benefitKelayakan teknologiIlmuTeknologi

Sumber DayaDanaSaranaTenaga

Analisis Penyebab Masalah Semua jenis hambatan atau penyebab timbulnya masalah dalam sesuatu program dapat dirumuskan pada saat melakukan analisis situasi (sistem) yang lebih difokuskan pada sumber daya dan proses (input dan proses).8

Problem Solving CycleBagan 2. Problem Solving Circle.8

Identifikasi MasalahAnalisis Situasi

Prioritas Masalah

Evaluasi

PROBLEM SOLVING CIRCLE

Tujuan

Pengawasan & Pengendalian

Alternatif pemecahan Masalah

Pemantauan

Rencana Operasional

Pelaksanaan & Penggerakan

1. Input: Man: jumlah staf kurang, ketrampilan, pengetahuan, dan motivasi kerjaya yang rendah. Tingkat partisipasi masyarakat juga rendah. Money: jumlah dana untuk pengembangan program sangat terbatas dan turunnya dana terlambat serta sering dipotong di Dinkes tingkat II. Material: jumlah peralatan medis yang kurang memadai dan jenis obat yang tersedia tidak sesuai dengan masalah kesehatan yang potensial berkembang di wilayah kerja Puskesmas. Harga peralatan yang mahal. Method: perlaksanaan program yang kurang efektif dan efisien. Waktu yang dimiliki oleh staf tidak cukup untuk menyusun rencana atau untuk mengadakan supervisi. Informasi juga dapat menjadi hambatan program karena datanya yang tersedia kurang dapat dipercaya, kurang akurat, pemanfaatan data jarang dilakukan untuk perencanaan kegiatan program sehingga staf terperangkap pada rutinisme, dan laporannya belum dibuat.7,82. Proses: masalah ini dapat dikaitkan dengan fungsi manajemen (POAC) Planning: kurang jelasnya tujuan atau rumusan masalah program sehingga rencana kerja operasional tidak relevans dengan upaya pemecahan masalah Organizing: pembagian tugas untuk staf tidak jelas bahkan sering tidak ada. Staf yang ada jumlahnya belom memadai. Actuating: koordinasi dan motivasi staf kurang atau kepimpinan kepala Puskesmas tidak disenangi staf. Pengumpulan data yang kurang baik, masih lemahanya sistem pencatatan dan koordinasi antar program. Controlling: pengawasan (supervise) lemah dan jarang dilakukan serta pencatatan data untuk monitoring program kurang akurat dan jarang dimanfaatkan.7,83. Lingkungan Misalnya hambatan geografis (jalan rusak) Sarana transportasi yang kurang memadai Iklim atau musim yang kurang menguntungkan Masalah tingkat pendidikan yang rendah Sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif (tabu, salah persepsi, mitos) 4. Output : cakupan imunisasi dasar , ANC, dan KB5. Sasaran : bayi , balita , ibu , ibu hamil, pasangan menikah6. Dampak : Cakupan berbagai program belum mencapai hasilBagan 3. Rangkaian serta Aspek Aspek Yang Mempengaruhi Berhasilnya Suatu Program

LINGKUNGAN

DAMPAKKELUARANMASUKANPROSES7.

UMPAN BALIK

Penyelesaian Masalah Pada kasus kita di dapatkan :1. Input : MAN 1 dr.umum , 1 dr.gigi , 3 perawat , 1 sanitarian , 3 administrator MONEY-MATERIAL uang, vaksin, transportasi, alat kontrasepsi, alat-alat pemeriksaan hanya transportasi yang diketahui ( motor, perahu dan jalan kaki) METHOD kemampuan / keahlian tenaga medis , cara yang digunakan (tidak diketahui)2. Proses : a) PLANNING Program yang dapat dilakukan untuk menangani berbagai cakupan program yang terdapat pada kasus yang dihadapi ( imunisasi dasar, ANC, dan DHF) adalaha) Menetapkan tujuan operasional program kesehatan bersifat SMARTb) Menyusun program / kegiatan yang dapat mendukung suatu program utamac) Menggalakan program imunisasi dasar lengkap untuk bayi dan balita secara jelas dan terstrukturd) Melakukan promosi kesehatan 3M untuk menanggulangi vector penyebab DHF (dengue)e) Melakukan penyemprotan (fogging) berkala, jika didapatkan lingkungan puskesmas merupakan lingkungan rawan DHFf) Melakukan penyuluhan tentang DHF sehingga masyarakat dapat mengetahui penyakitnya secara benar dan tepat, sehingga bisa dilakukan penanganan yang cepat jika terjadi kasus DHFg) Melakukan promosi kesehatan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan rutin bagi ibu hamil (K4) yakni minimal 4 kali selama kehamilan ( 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester akhir)b) ORGANIZING a) Melakukan pembagian tugas dengan jelas dan tidak tumpang tindihb) Menetapkan struktur organisasi yang jelas dan sesuai dengan jumlah staff yang adac) Mencari staff . tenaga medis , administrasi jika didapati masalah yang terjadi akibat kekurangan sumber daya manusia (man)c) ACTUATING 1) Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf2) Menciptakan kerjasama yang lebih efisien3) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf4) Melakukan kerjasama yang baik lintas program yang terpadu, sehingga cakupan program dapat saling mendukung dan mencapai hasil yang diinginkan bersamad) CONTROLLING1) Melakukan evaluasi program secara berkala2) Jika ditemukan adanya penyimpangan dalam program yang terjadi, secepatnya di benahi oleh pimpinan / staf yang bertanggung jawab untuk mengawasi program tersebut3) Pimpinan harus lebih aktif dan mempunyai pikiran yang kritis, sehingga mampu melakukan analisa yang baik jika terjadi suatu penyimpangan3. Lingkungan 1) Melakukan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan dan dating puskesmas jika sakit 2) Melakukan perbaikan sarana dan prasarana yang menghambat tercapainya suatu program, atau menghambat kinerja dari puskesmas. Mengusahakan sarana transportasi yang baikLokakarya Mini PuskesmasAdalah upaya untuk menggalang kerja sama tim untuk penggerakan dan pelaksanaan upaya kesehtan puskesmas sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dari tiap-tiap upaya kesehatn pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih dalam pelaksaannya kegiatannya.9Tujuan UmumUntuk meningkatakan kemampuan tenaga puskesmas bekerjasama dalam tim dan membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral.9Tujuan Khusus1. Terlaksananya penggalangan kerjasama tim lintas program dalam rangka pengembangan menejemen sederhana, terutama dalam pembagian tugas dan pembuatan rencana keseharian2. Terlaksananya penggalangan kerjasama lintas sektoral dalam pembinaan peran serta masyarakat3. Terlaksananya rapat kerja bulanan puskesmas sebgai tindak lanjut penggalangan kerjasama tim puskesmas4. Terlaksananya rapat kerja tribulanan lintas sektoral sebgai tindak lanjut penggalangan kerjasama lintas sektoral.9Kerjasama Lintas Program dan Lintas SektoralKerja sama lintas program merupakan kerja sama yang dilakukan antara beberapa program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama lintas program yang diterapkan di puskesmas berarti melibatkan beberapa program terkait yang ada di puskesmas. Tujuan kerja lintas program adalah untuk menggalang kerja sama dalam tim dan selanjutnya menggalang kerja lintas sektoral.9Kerja sama lintas sektoral melibatkan dinas dan orang-orang di luar sektor kesehatan yang merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor yang secara langsung atau tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Kerja sama tidak hanya dalam proposal pengesahan, tetapi juga ikut serta mendefinisikan masalah, prioritas kebutuhan, pengumpulan, dan interprestasi informasi serta mengevaluasi. lintas sektor kesehatan merupakan hubungan yang dikenali antara bagian atau bagian-bagian dari sektor yang berbeda, dibentuk untuk mengambil tindakan pada suatu masalah agar hasil yang tercapai dengan cara efektif, berkelanjutan atau efisien dibanding sektor kesehatan bertindak sendiri. Prinsip kerja lintas sektor melalui pertalian dengan program di dalam dan di luar sektor kesehatan untuk mencapai kesadaran yang lebih besar terhadap konsekuensi kesehatan dari keputusan kebijakan dan praktek organisasi sector-sektor yang berbeda.9Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kerjasama lintas sector penganggulangan yang meliputi anggaran, peraturan, komunikasi, komitmen, peran, dan tanggung jawab. Masalah anggaran sering membuat beberapa institusi membentuk kerja sama. Pengendalian melalui menajemen lingkungan memerlukan kejelasan yang efektif antara sector klinis, kesehatan lingkungan, perencanaan pemukiman, institusi akademis, dan masyarakat setempat.9Didalam menciptakan suatu kerjasama yang baik perlu dipahami beberapa hal sebagai berikut.9a. Kemampuan membuna kerjasama yang intim dan harmonis dalam melakukan tihas adalah menjadi tanggung jawab masing-masingb. Kesediaan untuk membawakan kepentingan pribadi dan kelompok kepada kepentingan yang lebih luas.c. Kesediaan untuk menyerahkan kepada organisasi yang dibarengi oleh kesediaan untuk menerima kewajiban yang lebih besar.d. Adanya kepercayaan dan saling menghormati dan kesetiaan demi untuk mengadakan perubahan dan pengembangan organisasi.e. Adanya kemauan dan kemampuan serta menyempatkan diri untuk saling kerjasama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama.Penutup Dalam usaha merealisasi setiap upaya kesehatan tersebut harus mendapat kerjasama semua pihak termasuklah individu, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Untuk mengatasi masalah di dalam puskesmas kita perlu memilih prioritas masalah terlebih dahulu, kemudiaan menganalisanya, menentukan kesenjangan yang terjadi ( input, proses, keluaran, lingkungan, dan sebagainya) kemudiaan mencari solusi yang tepat sehingga masalah dapat terselesaikan.

Daftar Pustaka1. Depkes. Kebijakan Dasar Puskesmas. Dalam Kepmenkes no 128 tahun 2004.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2010. Diunduh dari alfredsaleh.files.wordpress.com/2007/06/kebj-dasar-pusk-280507.pdf2. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Dalam manajemen dan pelaksanaan kesehatan di Indonesia. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 2006. Hal 230 2353. Ali A. Program Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar.Sulawesi Barat. 2012. Diuduh dari http://dinkes.polewalimandarkab.go.id/program-pelayanan-kesehatan-di-puskesmas/4. Indarwati R. Puskesmas. Universitas Airlangga.Surabaya. 2008. Diunduh dari ners.unair.ac.id/materikuliah/PUSKESMAS.pdf.5. Boelen C. The Five Star Doctor :An asset to health care reform?. World Health Organization. Switzerland. Diunduh dari www.who.int/entity/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf6. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC;2009.h.227-235.7. Muninjaya AG. Manajemen kesehatan. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;2004.h. 170-250.8. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa Aksara;1996.h.17-24, 181-241, 329-33.9. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. Jakarta: Bakti Husada;1991.h.B1-6, C2-4. 17