Download - Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

Transcript
Page 1: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

MAKALAH PLENO

ADMINISTRASI KESEHATAN dan EVALUASI PROGRAM

PUSKESMAS

Disusun oleh:

Kalista Yeni 102009133

Lion Pamungkas 102009158

Chandra Medianto 102009199

Shelly Yoshianne A 102010060

Yunita 102010152

Ksatria Putra Abadi Kabakoran 102010213

Vien Stefani 102010238

R.A. Lukitasari Ayu Galuh Ardhi 102010270

Nurhafizah Bt Kamal 102010371

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat

1

Page 2: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

Pendahuluan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam

undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang, agar terwujud kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari

tujuan pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan upaya-upaya yang

bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Salah satu upaya pemerintah dalam

mewujudkan hal tersebut yaitu membentuk Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS).

Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi

sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk

masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas sebagai salah satu organisasi

fungsional pusat pengembangan masyarakat yang memberikan pelayanan promotif (peningkatan),

preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Dalam tiap program puskesmas yang telah direncanakan, ada sistem yang mengatur mulai

dari perencanaan hingga penilaian. Disinilah dibutuhkan peranan dokter puskesmas yang selain

dapat menjadi dokter yang merawat pasien, dokter juga dapat menjadi seorang manager ataupun

pendamping ahli dari kepala desa/camat.1

Pengertian Puskesmas

Suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan

kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan

pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk

kegiatan pokok.2

Fungsi puskesmas:2

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan

kemampuan untuk hidup sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat

wilayah kerjanya

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:2

2

Page 3: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

a) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka

menolong dirinya sendiri.

b) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

c) Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun

rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak

menimbulkan ketergantungan.

d) Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

e) Bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program

puskesmas.

Manajemen dan Administrasi Puskesmas2,3

Dalam usaha melaksanakan program-program di puskesmas atau mana-mana pusat

kesehatan harus dimulai dengan manajemen atau administrasi. Administrasi adalah proses

penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam

penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

1. Masukan (input)

Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man), dana

(money), sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi dan manajemen

(method).3

2. Proses

Proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporan,

serta pengawasan.

Perencanaan

Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas

untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencana akan

memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang

akan dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan.

Puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I

yang dibina oleh DKK, yang bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi

3

Page 4: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan

kesehatan meliputi cakupan mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya

manusia dan provider, serta menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.

Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang

berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer

dimana visi dan misi digunakan sebagai acuan dalam melakukan setiap kegiatan

pokok puskesmas.2

Budgeting dalam perencanaan menejemen keuangan dikelola sendiri oleh

puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan,

adapun sumber biaya didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas,

swasta atau lembaga sosial masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan

tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai

cirri-ciri barang atau jasa publik seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi,

P2M dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri-ciri barang atau jasa swasta

seperti pengobatan individu.2

Pengorganisasian

Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan

struktur organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan

kesehatan masyarakat tingkat I. Pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala,

unit tata usaha, unit fungsional agar tidak terjadi tumpang tindih dalam

pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas program

yang ditangani.2

Struktur organisasi puskesmas :2

- Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas.

- Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha.

- Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.

Pelaksanaan

Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi penggerak semua kegiatan

yang telah dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan

4

Page 5: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

organisasi yang telah dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi manajemen ini

lebih menekankan tentang bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan

semua sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam

menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam suatu organisasi,

peranan pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf merupakan

hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang manajer.2

Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha untuk menciptakan

iklim kerjasama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi

tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi pelaksanaan ini haruslah dimulai dari

diri manajer, di mana manajer harus menunjukkan kepada stafnya bahwa ia

mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia

harus mempunyai kemampuan bekerjasama dengan orang lain secara harmonis.2,3

Tujuan fungsi pelaksanaan:2

- Menciptakan kerjasama yang lebih efisien.

- Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf.

- Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan ini.

- Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan

prestasi kerja staf.

- Membuat organisasi berkembang lebih dinamis.

Pengawasan

Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi

terakhir yang berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi

pengawasan dan pengendalian, standard keberhasilan selalu dibandingkan dengan hasil

yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau

penyimpangan diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah,

dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar

efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang, dan efektifitas tugas-tugas

staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.2

Tiga langkah penting untuk melakukan pengawasan:2

5

Page 6: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai.

Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya

penyimpangan. Bila diperkirakan terjadi penyimpangan, pimpinan perlu berusaha lebih

dulu untuk mencari faktor penyebabnya, kemudian menetapkan langkah-langkah untuk

mengatasinya.

3. Keluaran

Keluaran adalah hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional

terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan.2

4. Sasaran

Sasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap pelaksanaan suatu

program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok dan

masyarakat.2

5. Dampak

Hasil dari pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan

kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator yang sulit untuk

dinilai.2

6. Umpan balik

Umpan balik merupakan hasil dari keluaran yang menjadi masukan dari suatu sistem.2

7. Lingkungan

Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan non fisik

(sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, dan

lain-lain).2

Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung-jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat

dalam wilayah kerjanya.

1. Wilayah Puskesmas4

Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.

Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur

lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas.

6

Page 7: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap

Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu

ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas

Pembantu dan Puskesmas Keliling.

2. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh4

Pelayanan Kesehatan yang diberikan di Puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang

meliputi pelayanan:

kuratif (pengobatan).

preventif (upaya pencegahan).

promotif (peningkatan kesehatan).

rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

3. Pelayanan Kesehatan Integrasi (terpadu)

Sebelum ada Puskesmas, pelayanan kesehatan di dalam satu kecamatan terdiri

dari Balai Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Hygiene Sanitasi

Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular dan lain sebagainya. Usaha-usaha tersebut

masing-masing bekerja sendiri dan langsung melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan.

Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas), maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama di bawah

satu koordinasi dan satu pimpinan.4

4. Upaya kesehatan puskesmas

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya

Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan

upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari

sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan

tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:4

a) Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus

7

Page 8: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan

wajib tersebut adalah: 5

1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif)  yaitu bentuk pelayanan  kesehatan

untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien

dilakukan oleh seorang dokter  secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan  yang

diperoleh  selama anamnesis dan pemeriksaan

2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan

untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan

penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).

3. Pelayanan KIA  dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di 

Puskesmas yang ditujukan  untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan

Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan

bayi dan balita.

4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu 

program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan

penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta).

5. Kesehatan Lingkungan yaitu  program pelayanan kesehatan lingkungan di

puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya

sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk

pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,

6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan

gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,

penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat

Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,

Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi

Keluarga/Masyarakat.5

b) Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

8

Page 9: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari

daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:5

Upaya Kesehatan Sekolah.

Upaya Kesehatan Olah Raga.

Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat .

Upaya Kesehatan Kerja.

Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.

Upaya Kesehatan Jiwa.

Upaya Kesehatan Mata.

Upaya Kesehatan Usia Lanjut .

Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan

pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara

optimal, dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.

Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota.5

Peran Dokter Puskemas1

1. Care Provider Mampu menyediakan perawatan.

Dalam hal ini dokter dituntut untuk menangani pasien secara holistik sebagai

individu, sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat, serta yang menyediakan

perawatan berkelanjutan yang berkualitas dalam lingkup hubungan dokter-pasien yang

berdasarkan kepercayaan dan saling menguntungkan.

Dokter sebagai seorang yang mampu mengobati pasiennya yang merupakan

bagian integral dari keluarga dan masyarakat sekelilingnya dengan kualitas pelayanan

kesehatan yang memadai serta melakukan berbagai pencegahan khusus dalam jangka

waktu yang cukup lama. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain menghargai

kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang menyangkut penyakitnya serta

penggunaan bahasa yang santun, mudah dimengerti dan dipahami oleh pasien sesuai

dengan umur, tingkat pendidikan. Selain itu, seorang dokter harus mempertimbangkan

9

Page 10: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi psikologis pasien. Kewajiban yang harus

ditangani yaitu pelayanan yang maksimal sesuai kondisi pasien, menjawab segala

pertanyaan pasien maupun keluarga, jujur atau memberi informasi apa adanya.1

2. Decision Maker Mampu menjadi penentu keputusan.1

Dalam hal ini dokter dituntut untuk mampu memilih teknologi tepat guna untuk

digunakan dalam mempertinggi pelayanan kesehatan yang layak dan berbiaya terjangkau,

dengan kata lain dokter adalah pengambil keputusan, menentukan teknologi mana yang

akan dipakainya dalam pengobatan pasien dengan memperhatikan cost-effectiveness.

Dalam melakukan prosedur klinis, seorang dokter dalam hubungannya sebagai decision

maker melakukan perlakuan sesuai masalah, kebutuhan pasien, dan sesuai

kewenangannya.1

3. Communicator Mampu menjadi komunikator yang baik.

Dalam hal ini dokter dituntut seorang yang mampu meningkatkan gaya hidup

yang sehat dengan penyuluhan yang efektif dan nasehat yang tepat dalam konteks budaya

dan ekonomi, dengan demikian kesehatan pada perorangan dan masyarakat akan

meningkat dan terjaga sehingga membantu individu maupun kelompok masyarakat dalam

mengubah gaya hidupnya ke arah perilaku sehat. Sebagai communicator, dokter

diharapkan mampu menguasai area komunikasi efektif yaitu menggali dan bertukar

informasi secara verbal atau non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota

keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain. Proses yang harus diperhatikan baik dalam

berkomunikasi dengan pasien maupun keluarganya yaitu rasa kesinambungan,

pengumpulan informasi, mendiagnosa, dan memberi penjelasan.1

4. Community Leader Mampu menjadi pemimpin dalam komunitas atau masyarakat.

Dalam hal ini dokter sebagai seorang yang mendapatkan kehormatan dan

kepercayaan masyarakat setempat, mampu mengetahui kebutuhan kesehatan perorangan

maupun kelompok sehingga dapat berperan dalam memotivasi masyarakat untuk turut

berpartisipasi meningkatkan kesehatan umum serta khususnya pada masyarakat.1

10

Page 11: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

5. Manager Mampu dan bisa memiliki skill manajerial yang baik untuk menjalankan

fungsi-fungsi diatas.

Dalam hal ini dokter sebagai seorang yang dapat bekerja secara efektif dan

harmonis dengan orang lain baik di dalam maupun di luar organisasi sistem pelayanan

kesehatan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan pasien dan masyarakat. Dokter

menjadi orang yang memperdalam dan mengembangkan ilmunya untuk mengetahui

berbagai penyakit yang berada di lingkungannya dalam upaya meningkatkan pelayanan

kualitas hidup manusia, dan bukan menjadi seorang yang bisa menyembuhkan penyakit

saja tetapi mereka juga dididik untuk berpikir bagaimana memerdekakan

masyarakat/lingkungannya dari berbagai penyakit.1

Evaluasi Program

Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan data secara statistik lalu dianalisis

dan digunakan untuk menjawab apa yang diharapkan pada suatu program terutama mengenai

efektivitas dan efisiensi dan orang-orang. Batasan penilaian banyak macamnya. Beberapa di

antaranya yang dianggap cukup penting adalah:3

a) Penilaian adalah suatu cara belajar yang sistimatis dari pengalaman yang dimiliki untuk

meningkatkan pencapaian, pelaksanaan, dan perencanaan suatu program melalui

pemilihan secara seksama berbagai kemungkinan yang tersedia guna penerapan

selanjutnya (The World Health Organization).

b) Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari

pelaksanaan suatu program dalarn mencapai tujuan yang telah ditetapkan (The American

Public Association).

c) Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam, membandingkan hasil

yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan

pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-saran, yang dapat dilakukan pada setiap

tahap dari pelaksanaan program (The International Clearing House on Adolescent

Fertility Control for Population Options).

d) Penilaian adalah pengukuran terhadap akibat yang ditimbulkan dan dilaksanakannya

suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Riecken).3

11

Page 12: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

Jenis Penilaian

Sesuai dengan pengertian bahwa penilaian dapat ditemukan pada setiap tahap

pelaksanaan program, maka penilaian secara umum dapat dibedakan atas tiga jenis yakni :3

1. Penilaian pada tahap awal program

Penilaian yang dilakukan di sini adalah pada saat merencanakan suatu program

(formative evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk menyakinkan bahwa rencana yang

akan disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, dalam arti dapat

menyelesaikan masalah tersebut. Penilaian yang dimaksud mengukur kesesuaian program

dengan masalah dan atau kebutuhan masyarakat ini sering disebut pula dengan studi

penjajakan kebutuhan (need assessment study).

2. Penilaian pada tahap pelaksanaan program

Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat program sedang dilaksanakan

(promotive evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk mengukur apakah program yang

sedang dilaksanakan tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak, apakah terjadi

penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program

tersebut. Pada umumnya ada dua bentuk penilaian pada tahap pelaksanaan program ini

ialah pemantauan (monitoring) dan penilaian berkala (periodic evaluation).

3. Penilaian pada tahap akhir program

Penilaian yang dilakukan di sini ialah pada saat program telah selesai dilaksanakan

(summative evaluation). Tujuan utamanya secara umum dapat dibedakan atas dua macam

yakni untuk mengukur keluaran (output) serta untuk mengukur dampak (impact) yang

dihasilkan. Dari kedua macam penilaian akhir ini, diketahui bahwa penilalan keluaran

lebih mudah dari pada penilaian dampak, karena pada penilaian dampak diperlukan

waktu yang lama.3

Peranan dan arti dari ketiga macam penilaian ini sama pentingnya. Karena sebenarnyalah

hasil yang diperoleh dari ketiga macam penilaian ini amat berguna untuk membantu dalam

pengambilan keputusan. Dengan dilaksanakannya penilaian, akan dapat dihindari terjadinya

sesuatu yang sia-sia, yang dalam bidang yang terpenting adalah mencegah terjadinya

12

Page 13: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan (tenaga, dana, sarana, dan metoda) yang

keadaamya memang selalu amat terbatas sekali.3

Ruang Lingkup

Untuk kepentingan praktis, ruang lingkup penilaian tersebut secara sederhana dapat

dibedakan atas empat kelompok saja yakni :3

Penilaian terhadap masukan

Termasuk kedalam penilaian terhadap masukan (input), ini ialah yang menyangkut

pemanfaatan berbagai sumber daya, baik sumber dana, tenaga dan ataupun sumber

sarana.

Penilaian terhadap proses

Penilaian terhadap proses (process) lebih dititikberatkan pada pelaksanaan program,

apakah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak, proses yang dimaksudkan

disini mencakup semua tahap administrasi, mulai dari tahap perencanaan,

pengorganisasian, dan pelaksanaan program.

Penilaian terhadap keluaran

Yang dimaksud dengan penilaian terhadap keluaran (output) ialah penilaian terhadap

hasil yang dicapai dari dilaksanakannya suatu program.

Penilaian terhadap dampak

Penilaian terhadap dampak (impact) program mencakup pengaruh yang ditimbulkan dari

dilaksanakannya suatu program.

Gambar 1. Bagan Sistem Kesehatan

13

LINGKUNGAN

MASUKAN PROSES KELUARAN DAMPAK

UMPAN BALIK

Page 14: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

Langkah-langkah Melakukan Penilaian

Untuk kepentingan praktis, langkah langkah yang ditempuh pada waktu melaksanakan

penilaian agaknya merupakan perpaduan dan keempat pembagian diatas. Langkah-langkah yang

dimaksud lain :3

1. Pahami dahulu program yang akan dinilai.

Langkah pertama yang harus dilakukan pada penilaian ialah memahami dahulu

program yang akan dinilai. Untuk dapat memahami program dengan baik, perhatian

haruslah ditujukan kepada semua unsur program yang meliputi:3

Latar belakang yang dilaksanakannya program.

Masalah yang mendasari lahirnya program.

Tujuan yang ingin dicapai oleh program.

Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program.

Organisasi dan tenaga pelaksana program.

Sumberdaya yang dipergunakan oleh program.

Waktu dan pentahapan program.

Tolak ukur, kriteria keberhasilan dan rencana penilaian program (jika ada).

2. Tentukan macam dan ruang lingkup penilaian yang akan dilakukan.

Apabila pemahaman program telah berhasil dilakukan, lanjutkanlah dengan

menentukan macam dan ruang lingkup penilaian. Pekerjaan yang seperti ini makin

bertambah penting jika kebetulan tidak ditemukan keterangan apapun tentang penilaian

dalam rencana kerja yang ditetapkan sebelumnya.3

3. Susunlah rencana penilaian

Setelah ditentukan macam dan ruang lingkup penilaian, lanjutkan dengan menyusun

rencana penilaian. Pada dasarnya rencana penilaian harus memenuhi semua syarat

rencana yang baik, yakni yang mengandung keterangan tentang :3

a) Tujuan penilaian

Rumuskan tujuan penilaian dengan jelas yakni yang mempunyai tolak ukur

ataupun criteria sehingga memudahkan pengambilan kesimpulan.

b) Macam data

14

Page 15: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

Tetapkan macam data atau keterangan yang diperlukan untuk penilaian yang tentu

saja berbeda antara satu program dengan program lainya.

c) Sumber data

Lanjutkan dengan menetapkan sumber data yang akan dipergunakan. Sumber data

yang baik ialah yang dapat dipercaya, akurat dan lengkap.

d) Cara mendapatkan data

Tetapkan cara yang dipergunakan untuk mendapatkan data atau keterangan yang

dibutuhkan tersebut. Pada dasarnya ada empat cara mendapatkan data yakni

dengan wawancara, dengan pemeriksaan, dengan pengamatan dan ataupun

dengan peran serta.3

e) Cara menarik kesimpulan

Tetapkan cara mengambil kesimpualan yang akan dipergunakan. Secara umum

kesimpulan dapat dilakukan dengan lima cara yakni :

Membandingkan hasil yang diperoleh dengan data awal.

Jika cara ini yang dipergunakan, harus diyakini bahwa data awal yakni

data sebelum dilaksanakannya program, tersedia dengan lengkap.

Membandingkan hasil yang diperoleh dengan tujuan program.

Kesimpulan dapat pula ditarik dengan membandingkan hasil yang

diperoleh dengan tujuan yang telah ditetapkan. Cara ini dapat

dipergunakan jika rumusan tujuan jelas dan lengkap.

Membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil program lain

Jika kesimpulan ditarik dengan membandingkan hasil yang diperoleh

dengan hasil dari program lain, haruslah diupayakan bahwa program lain

tersebut, selalu ditemukan beberapa faktor yang berbeda, misalnya

keadaan sosial budaya masyarakat tempat dilakukanya program, waktu

pelaksanaan program, pelaksana program dan lain sebagainya yang seperti

ini.3

Membandingkan hasil yang diperoleh dengan sesuatu tolak ukur,

Kesimpulan dapat pula ditarik dengan membandingkan hasil yang dicapai

dengan suatu tolak ukur berupa indikator dan atau yang dicapai dengan

suatu tolak ukur berupa indikator dan ataupun kriteria tertentu. Indikator

15

Page 16: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

(indicator) dipergunakan jika yang ingin diukur adalah suatu perubahan,

mudah dimengerti karena indikator mengandung tolak ukur berupa

variabel. Misalnya angka kematian, angka komplikasi, angka kesembuhan

dan lain sebagainya yang seperti ini, jika menggunakan kriteria (criteria)

maka yang diukur adalah hasil dari suatu perbuatan, karena kriteria

mengandung tolak ukur berupa standar. Misalnya standar pelayanan

medis, yang baik atau tidaknya ditentukan oleh beberapa kriteria. Antara

lain anamnesis, pemerikasaan fisik, pemerikasaan penunjang, diagnosis,

tindakan dan lain sebagainya yang seperti ini.

Membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil dari kontrol.

Jika cara ini yang dipergunakan, haruslah diyakini bahwa program lain

sebagai kontrol tersebut memang ada.3

f) Laksanakan penilaian

Apabila rencana penilaian telah berhasil disusun, lanjutkan dengan melaksanakan

penilaian tersebut. Catatlah semua kegiatan serta hasil yang diperoleh.3

g) Tarik kesimpulan

Hasil penilaian haruslah disimpulkan. Tariklah kesimpulan tersebut sesuai dengan

cara yang telah ditetapkan dalam rencana penilaian. Pada dasarnya ada dua

macam kesimpulan yang sering dirumuskan yakni :3

Kesimpulan tentang keberhasilan program

Yang dinilai di sini ialah sampai seberapa jauh program telah

berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik berupa keluaran dan

ataupun dampaknya. Lazimnya kesimpulan tersebut ditarik dengan

membandingkan hasil yang diperoleh terhadap tolak ukur yang telah

ditetapkan.

Kesimpulan tentang nilai program

Nilai program ada dua yakni efektivitas dan efisiensi. Program

dinilai efektif jika dapat menyelesaikan masalah, sedangkan jika dalam

menyelesaikan masalah tersebut diperlukan penggunaan sumber dana

yang sedikit maka program tersebut dinilai efisien. Karena penilaian

16

Page 17: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

efisiensi dikaitkan dengan biaya (cost), maka pada saat ini banyak

dikembangkan berbagai teknik perhitungan biaya program kesehatan.

Perhitungan seperti ini menjadi perhatian utama para ahli ekonomi

kesehatan (health economist) yang banyak membantu dalam pengambilan

keputusan tentang alokasi biaya. Dua contoh perhitungan biaya yang

sering dipergunakan ialah cost benefit analysis dan cost effectiveness

analysis.3

h) Susunlah saran-saran

Langkah terakhir yang dilaksanakan pada penilaian ialah menyusun saran-saran

sesuai dengan hasil hasil penilaian. Tujuanya ialah untuk lebih memperbaiki

pelaksanaan program pada masa yang akan datang.3

Sistem Kesehatan

Suatu sistem disebut sebagai suatu wujud (entity), apabila bagian-bagian atau elemen-elemen

yang terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu wujud yang cirri-cirinya dapat

didiskripsikan dengan jelas. Tergantung dari sifat bagian-bagian atau elemen-elemen yang

membentuk sistem, maka sistem sebagai suatu wujud dapat dibedakan atas dua macam:3

a. Sistem sebagai suatu wujud yang konkrit

Pada bentuk ini, sifat dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk

sistem adalah konrit dalam arti dapat ditangkap oleh panca indera. Contohnya adalah

suatu mesin yang bagian-bagian atau elemen-elemennya adalah berbagai unsur suku

cadangan.

b. Sistem sebagai suatu wujud yang abstrak

Pada bentuk ini, sifat dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk

sistem adalah abstrak dalam arti tidak dapat ditangkap oleh panca indera. Contohnya

adalah sistem kebudayaan yang bagian-bagian atau elemen-elemennya adalah berbagai

unsur budaya.3

Pendekatan sistem

Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen

17

Page 18: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-

sama berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini

diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau cara

kerja ini dikenal dengan nama pendekatan sistem (system approach).3

Pendekatan sistem adalah penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam

merencanakan suatu rangkaian komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat

berfungsi sebagai satu kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari batasan tentang

pendekatan sistem ini, dengan mudah dipahami bahwa prinsip pokok pendekatan sistem dalam

pekerjaan administrasi dapat dimanfaatkan untuk dua tujuan. Pertama, untuk membentuk sesuatu

sebagai hasil dari pekerjaan administrasi. Kedua, untuk menguraikan sesuatu yang telah ada

dalam administrasi. Untuk tujuan yang terakhir ini, biasanya dikaitkan dengan kehendak untuk

menemukan masalah yang dihadapi, untuk kemudian diupayakan mencari jalan keluarnya yang

sesuai.3

Jika pendekatan sistem dapat dilaksanakan, akan diperoleh beberapa keuntungan, antara lain :3

1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan

demikian penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya selalu terbatas,

akan dapat dihindari.

2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat

dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.

3. Keluaran yang dilaksanakan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih tepat dan

objektif.

4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.

Sekalipun pendekatan sistem dapat menjamin lengkapnya suatu saran pemecahan yang

diajukan, bukan berarti pendekatan sistem tidak memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan yang

dipandang penting ialah dapat terjebak ke dalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga

menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan demikian masalah yang dihadapi tidak akan

dapat diselesaikan.3

Analisis Sistem

18

Page 19: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

Karena sistem terdiri dari kumpulan elemen atau bagian yang mempunyai fungsi masing-

masing, maka untuk dapat menjamin baiknya sistem tersebut, harus dapat diupayakan agar

fungsi yang dimaksud tetap sesuai dengan yang direncanakan. Ini berarti harus dilakukan

penilaian berkala terhadap sistem tersebut. Penilaian yang dapat dilakukan banyak macamnya,

jika penilaian tersebut berupa kajian terhadap setiap kumpulan elemen atau bagian yang ada di

dalam sistem, maka kajian ini disebut dengan nama analisis sistem (system analysis).3

Analisis sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan fasilitas yang ada,

dilakukan pengumpulan berbagai masalah yang dihadapi untuk kemudian dicarikan berbagai

jalan keluarnya, lengkap dengan uraiannya, sehingga membantu administrator dalam mengambil

keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.3

Untuk dapat melakukan analisis sistem yang baik, perlu diketahui langkah-langkah yang

harus dilakukan. Langkah-langkah tersebut dapat dibedakan atas enam macam yakni :3

Mula-mula lakukanlah penguraian sistem sehingga menjadi jelas bagian-bagian

yang dimiliki serta hubungannya satu dengan yang lain. Agar penguraian sistem

ini dapat dilakukan dengan baik, terapkanlah prinsip pokok pendekatan sistem.

Lanjutkan dengan merumuskan masalah yang dihadapi oleh bagian-bagian

tersebut atau sistem secara keseluruhan. Masalah yang dimaksud dapat berupa

ketidak jelasan fungsi, peranan, hak dan tanggung jawab dan ataupun hubungan

satu sama lain.

Lakukan pengumpulan data atau informasi untuk lebih menjelaskan masalah yang

ditemukan serta untuk merumuskan kemungkinan jalan keluar yang dapat

dilakukan.

Berdasarkan data atau informasi yang dimiliki, kembangkan model-model sistem

yang baru. Model-model tersebut adalah yang dinilai dapat menyelesaikan

masalah yang ditemukan.

Lakukan uji coba, jika perlu lakukan perbaikan dan catatlah setiap hasil yang

diperoleh. Atas dasar catatan tersebut, pilihlah model yang paling

menguntungkan. Terapkanlah model sistem yang terpilih dan lakukanlah

pemantauan dan penilaian berkala sesuai dengan yang diperlukan.3

19

Page 20: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

Menetapkan Prioritas Masalah

Telah disebutkan bahwa yang terpenting dalam perencanaan adalah yang menyangkut

proses perencanaan (process of planning). Yang dimaksud dengan proses perencanaan disini

adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun suatu rencana. Untuk bidang

kesehatan, langkah-langkah yang sering dipergunakan adalah mengikuti prinsip lingkaran

pemecahan masalah (problem solving cycle). Sebagai langkah pertama dilakukan upaya

menetapkan prioritas masalah (problem priority). Adapun yang dimaksud dengan masalah disini

ialah kesenjangan antara apa yang ditemukan (what is) dengan apa yang semestinya (what

should be).3

Ditinjau dari sudut pelaksanaan program kesehatan, penetapan prioritas masalah ini

dianggap sangat penting. Paling tidak ada dua alasan yang ditemukan. Pertama, karena

terbatasnya sumber daya yang tersedia dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua

masalah. Kedua, karena adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya dan

karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan.3

Cara menetapkan prioritas masalah banyak macamnya. Sebagian lebih mengutamakan

institusi, sebagai lainnya lebih mengandalkan ilham atau petunjuk atasan. Ketiga cara

menetapkan masalah ini, meskipun hasilnya sering tepat tetapi tidak dianjurkan. Cara

menetapkan prioritas masalah yang dianjurkan adalah memakai teknik kajian data. Untuk dapat

menetapkan prioritas masalah dengan teknik kajian data, ada beberapa kegiatan yang harus

dilakukan. Kegiatan yang dimaksud adalah:3

1. Melakukan pengumpulan data

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data. Adapun yang

dimaksud dengan data di sini ialah hasil dari suatu pengukuran dan ataupun pengamatan.

Agar data yang dikumpulkan tersebut dapat menghasilkan kesimpulan tentang prioritas

masalah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni :3

a. Jenis data

Jenis data yang harus dikumpulkan banyak macamnya. Sekedar pegangan dapat

dipergunakan pendapat Blum yang membedakan data kesehatan atas empat macam

yakni data tentang perilaku (behaviour), lingkungan (environment), pelayanan

20

Page 21: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

kesehatan (health services) dan keturunan (heredity). Kumpulkan keempat macam

data tersebut. Tetapi, apabila waktu, tenaga, sarana dan dana cukup tersedia, tidak ada

salahnya mengumpulkan data yang lebih lengkap. Data lengkap yang dimaksud

adalah :3

Keadaan Geografis

Yang dimaksud dalam data geografis banyak macamnya. Yang terpenting

antara lain tentang luas dan batas-batas wilayah, keadaan tanah, keadaan iklim

dan cuaca, keadaan flora, keadaan flora, keadaan fauna. Peranan data

geografis amat besar dalam memberikan arahan tentang ada atau tidaknya

suatu masalah kesehatan. Jika di wilayah tersebut banyak ditemukan rawa

misalnya, mungkin saja penyakit malaria akan banyak ditemukan.

Kecuali itu data geografis juga bermanfaat untuk menetapkan prioritas

jalan keluar. Jika keadaan geografis tidak menguntungkan, misalnya jika tidak

ada sarana transportasi, perlu dipertimbangkan pelayanan kesehatan yang

bersifat mobil.

Pemerintahan

Data yang perlu dikumpulkan disini antara lain tentang bentuk

pemerintahan, peraturan perundang-undangan yang berlaku, anggaran

pendapatan dan belanjat kesehatan, serta mekanisme dan proses pengambilan

keputusan. Keemua data ini penting artinya pada waktu menyusun rencana,

terutama pada waktu merumuskan prioritas jalan keluar.

Kependudukan

Data kependudukan yang diperluakn antara lain tentang jumlah,

penyebaran (susunan umur, jenis kelamin dan geografis), angka pertumbuhan

serta angka kelahiran penduduk. Peranan data kependudukan bukan saja

penting dalam menetapkan masalah kesehatan, tetapi juga dalam menyususn

cara untuk masalah kesehatan tersebut.

Pendidikan

Kumpulkan pula data tentang pendidikan, yang meliputi tingkat

pendidikan serta fasilitas pendidikan yang tersedia. Sama halnya dengan

21

Page 22: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

kependudukan, peranan data pendidikan ini juga penting dalam menetapkan

masalah dan cara penyelesaian masalah kesehatan.

Pekerjaan dan Mata Pencaharian

Data lain yang perlu dikumpulkan ialah tentang pekerjaan dan mata

pencaharian penduduk. Uraikanlah data tersebut dengan lengkap.

Keadaan Sosial Budaya

Data tentang sosial budaya meliputi pandangan, kebiasaan, larangan dan

anjuran yang ada kaitannya dengan bidang kesehatan. Kesemua data ini

mempunyai peranan yang amat penting dalam membantu menetapkan

masalah dan jalan keluar mengatasi maslah kesehatan tersebut.

Kesehatan

Data terakhir yang perlu dikumpulkan adalah tentang kesehatan penduduk.

Secara umum data kesehatan dapat dibedakan atas tiga macam yakni: (a). data

yang menunjuk status kesehatan penduduk, seperti angka kematian (umum,

bayi, ibu dan penyakti tertentu), angka harapan hidup rata-rata angka penyakit

dan sebaginya yang seperti ini. (b) data yang menunjuk keadaan kesehatan

lingkungan pemukiman, seperti persentase penduduk yang mempunyai

sumber air bersih, mempunyai jamban, mempunyai tempat sampah,

mempunyai rumah sehat dan lain sebagianya yang seperti ini. (c). data yang

menunjuk keadaan fasilitas dan pelayanan kesehatan, seperti ratio

penduduk/sarana kesehatan, jumlah dokter, jumlah paramedis, jumlah

kunjungan, luas cangkupan, jumlah dan pemakaian tempat tidur dan lain

sebagainya yang seperti ini.3

b. Sumber Data

Apabila jenis data yang akan dikumpulkan telah ditetapkan, lanjutkanlah dengan

mrnetapkan sumber data yang akan dipergunakan. Untuk ini ada tiga sumber data

yang dikenal yakni sumber primer, sumber sekunder dan sumber tertier. Contoh

sumber data primer adalah hasil pemeriksaan atau wawancara langsung dengan

masyarakat. Contoh sumber data sekunder adalah laporan bulanan Puskesmas dan

Kantor Kecamatan. Sedangkan contoh sumber data tersier adalah hasil publikasi

22

Page 23: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

badan-badan resmi, seperti Kantor Dinas Statistik, Dinas Kesehatan dan Kantor

Kabupaten. Pilihlah sumber data yang sesuai.3

c. Jumlah Responden

Jika kemampuan tersedia dengan cukup, kumpulkan data dengan lengkap dalam

arti mencakup seluruh penduduk. Dalam praktek sehari-hari, pengumpulan data

secara total ini sulit dilakukan. Lazimnya diambil data dari sebagian penduduk saja,

yang besarnya, karena hanya merupakan suatu survei diskriptif, ditentukan dengan

mempergunakan rumus sampel.3

d. Cara Mengambil Sampel

Jika jumlah smpel telah ditentukan, lanjutkan dengan menetapkan cara

pengambilan sampel. Untuk ini ada empat cara pengambilan sampel yang dikenal,

yakni cara simple random sampling, sistematic random sampling, stratified random

sampling dan cluster random sampling. Pilihlah yang sesuai.3

2. Melakukan Pengolahan Data

Kegiatan kedua yang harus dilakukan ialah mengolah data yang telah

dikumpulkan. Adapun yang dimaksud dengan pengolahan data disini ialah menyusun

data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimilikinya. Cara

pengolahan data secara umum dapat dibedakan atas tiga macam yakni secara manual,

mekanikal serta elektrikal. Pilihlah cara pengolahan data yang paling dikuasai.3

3. Melakukan Penyajian Data

Kegiatan ketiga yang harus dilakukan menyajikan data yang telah diolah. Ada tiga

macam cara penyajian data yang lazim dipergunakan yakni secara tekstular, tabular dan

grafikal. Pilihlah cara penyajian data yang paling tepat.3

4. Memilih prioritas masalah

Hasil penyajian data akan menampilkan berbagai masalah. Apa berbagai masalah

ini perlu diselesaikan? Tidak perlu. Pertama, kasrena antar masalah mungkin terdapat

23

Page 24: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

keterkaitan. Yang perlu diperhatikan hanya menyelesaikan masalah pokok saja. Masalah

lainnya akan selesai dengan sendirinya. Kedua, karena kemampuan yang dimiliki oleh

organisasi selalu bersifat terbatas. Dalam keadaan yang seperti ini, lanjutkan kegiatan

dengan memilih prioritas masalah. Untuk itu banyak cara pemilihan yang perlu

dipergunakan. Cara yang dianjurkan adalah memakai kriteria yang dituangkan dalam

bentuk matriks. Dikenal dengan nama tekhnik kriteria matrik (criteria matrix tecnique).3

Kriteria yang dapat dipergunakan banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas

tiga macam :3

Pentingnya masalah

Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin diprioritaskan penyelesaiannya.

Ukuran pentingnya masalah banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang terpenting

adalah : 3

- Besarnya masalah (prevalence)

- Akibat yang ditinbulakan oleh masalah (severity)

- Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)

- Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet need)

- Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit)

- Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)

- Suasana politik (political climate)

Kelayakan Teknologi

Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi

masalah (technical feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan

teknologi yang dimaksudkan disini adalah menunjuk pada pengasaan ilmu dan teknologi

yang seusai.3

Sumber daya yang tersedia

Makin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah

(resources availabitlity) makin diprioritaskan masalah tersebut. Sumber daya yang

dimaksdukan di sini adalah yang menunjuk pada tenaga (man), dana (money) dan sarana

24

Page 25: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

(material). Berilah nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting) untuk

setiap kriteria yang sesuai. Prioritas masalah adalah yang jumlah nilainya paling besar.3

Menetapkan Prioritas Jalan Keluar

Apabila prioritas masalah telah berhasil ditetapkan, langkah selanjutnya yang dilakukan

adalah menetapkan prioritas jalan keluar (solution priority). Untuk ini ada beberapa kegiatan

pokok yang harus dilakukan sebagai berikut:3

1. Menyusun Alternatif jalan keluar

Kegiatan pertama yang harus dilakukan ialah menyusun alternatif jalan keluar untuk

mengatasi prioritas masalah yang telah ditetapkan. Menyusun alternatif jalan keluar

dipandang penting, karena terkait dengan upaya memperluas wawasan, yang apabila

berhasil diwujudkan akan besar peranannya dalam membantu kelancaran pelaksanan jalan

keluar. 3

Untuk dapat menyusun alternatif jalan keluar, cobalah berpikir kreatif (creative

thinking). Teknik berpikir kreatif banyak macamnya. Salah satu diantaranya dikenal

dengan teknik analogi atau populer pula dengan sebutan synectic technique. Jika dengan

teknik berpikir kreatif masih belum dapat dihasilkan alternatif jalan keluar, cobalah tempuh

langkah-langkah sebagai berikut:3

Menentukan berbagai penyebab masalah

Untuk dapat menentukan berbagai penyebab masalah, lakukan curah pendapat

(brain storming) dengan membahas data yang telah dikumpulkan. Gunakanlah alat bantu

diagram hubungan sebab-akibat (cause-effect diargam) atau populer pula dengan sebutan

diagram tulang ikan (fish bone diagram). Dengan memanfaatkan pengetahuan dan

pengalaman yang ada, serta dibantu oleh data yang tersedia, dapat disusun berbagai

penyebab masalah secara teoritis.3

Memeriksa kebenaran penyebab masalah

Karena daftar penyebab masalah yang telah disusun baru bersifat teoritis, perlu

dilakukan pemeriksaan tentang kebenaran penyebab masalah (confirmation). Untuk ini,

jika perlu, lakukanlah pengumpulan data tambahan. Coabalah lakukan uji statistik untuk

mengidentifikasi penyebab masalah yang sebenarnya. Sisihkan daftar penyebab masalah

yang hasil uji statistiknya tidak bermakna.3

25

Page 26: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

Mengubah penyebab masalah kedalam bentuk kegiatan

Apabila daftar penyebab masalah yang hasil uji statistiknya telah berhasil disusun,

lanjutkan dengan mengubah daftar penyebab masalah tersebut kedaam bentuk kegiatan.

Usahakan untuk satu penyebab masalah tersusun satu kegiatan penyelesaian masalah.

Hasil yang diperoleh dari pekerjaan ini ialah tersusunnya alternatif cara penyelesaian

masalah.3

2. Memilih prioritas jalan keluar

Karena kemampuan yang dimiliki oleh suatu organisasi selalu bersifat terbatas, untuk

mengatasinya, pilihlah salah satu dari alternatif jalan keluar yang paling menjanjikan.

Untuk dapat memilih prioritas jalan keluar, pelajarilah dengan seksama berbagai alternatif

yang tersedia. Sebelum melakukan pilihan, ada baiknya jika dicoba padukan dahulu. Siapa

tahu berbagai alternatif tersebut sebenarnya hanya merupakan bagian dari satu paket

kegiatan yang sulit dipisahkan.3

Apabila keterpaduan tersebut sulit dilakukan, antara lain karena adanya perbedaan

antar alternatif yang terlalu tajam, atau karena keterbatasan sumber daya dalam

melaksanakan program yang telah dipadukan, barulah dilakukan macamnya. Cara yang

dianjurkan adalah memakai teknik kriteria matriks. Untuk ini ada dua kriteria yang lazim

dipergunakan. Kriteria yang dimaksud adalah : 3

a. Efektivitas jalan keluar

Tetapkanlah nilai efektivitas (effectivity) untuk setiap alternatif jalan keluar, yakni

dengan memberikan angka 1 (paling tidak efektif) sampai dengan angka 5 (paling

efektif). Prioritas jalan keluar adalah yang nilai efektivitasnya paling tinggi.

Untuk menentukan efektivitas jalan keluar, pergunakanlah kriteria tambahan

sebagai berikut :3

Besarnya masalah yang dapat diselesaikan

Hitunglah besarnya masalah (magnitude) yang dapat diatasi apabila jalan keluar tersebut

dilaksanakan, untuk setiap alternatif. Makin beasr masalah dapat diatasi, maki tinggi

prioritas jalan keluar tersebut.

Pentingnya jalan keluar

26

Page 27: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

Hitunglah pentingnya jalan keluar (importancy) dalam mengatasi masalah yang dihadapi,

untuk setiap alternatif. Pentingnya jalan keluar yang dimaksudkan disini dikaitkan

dengan kelanggengan selesainya masalah. Makin langgeng selesainya masalah, makin

penting jalan keluar tersebut.

Senstivitas jalan keluar

Hitunglah sensitifitas jalan keluar (unerabilty) dalam mengatasi masalah yang dihadapi,

untuk setiap alternatif. Sensitivitas yang dimaksud disini dikaitkan dengan kecepatan

jalan keluar mengatasi masalah. Makin cepat masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar

tersebut.3

b. Efisiensi jalan keluar

Tetapkanlah nilai efisiensi (efficiency) untuk setiap alternatif jalan keluar, yakni

dengan memberikan angka 1 (aling tidak efisien) sampai dengan angka 5 (paling

efisien). Nilai efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan

untuk melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang diperlukan, makin tidak

efisien jalan keluar tersebut.3

3. Melakukan uji lapangan

Kegiatan ketiga yang harus dilakukan pada penetapan prioritas jalan keluar ialah

melakukan uji lapangan untuk prioritas jalan keluar terpilih. Uji lapangan ini

dipandang penting, karma wring ditemukan jalan keluar yang diatas kertas baik,

temyata sulit dilaksanakan. Patutlah diingat dalam melaksanakan uji lapangan, tujuan

utama yang ingin dicapai bukan lagi mempermasalahkan jalan keluar yang telah

terpilih, melainkan hanya untuk menilai berbagai faktor penopang dan faktor

penghambat yang kiranya akan ditemukan, apabila jalan keluar tersebut dilaksanakan.

Catatlah berbagai faktor penopang dan penghambat yang ditemukan.3

4. Memperbaiki prioritas jalan keluar

Selesai melakukan uji lapangan, lanjutkan dengan memperbaiki prioritas jalan keluar,

yakni dengan memanfaatkan berbagai faktor penopang, dan bersamaan dengan itu

meniadakan berbagai faktor penghambat yang ditemukan pada uji lapangan.3

27

Page 28: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

5. Menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar

Kegiatan terakhir yang harus dilaksanakan pada penetapan prioritas jalan keluar

adalah menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar selengkapnya. Untuk ini uraikanlah

semua unsur rencana sebagaimana telah dikemukakan, sehingga dapat dihasilkan

suatu rencana yang lengkap. Langkah-langkah dan kegiatan menetapkan prioritas

masalah saling terkait dengan langkah-langkah dan kegiatan menetapkan prioritas

jalan keluar.3

Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektoral

Kerja sama lintas program merupakan kerja sama yang dilakukan antara beberapa

program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama lintas program

yang diterapkan di puskesmas berarti melibatkan beberapa program terkait yang ada di

puskesmas. Tujuan kerja lintas program adalah untuk menggalang kerja sama dalam tim dan

selanjutnya menggalang kerja lintas sektoral.6

Kerja sama lintas sektoral melibatkan dinas dan orang-orang di luar sektor kesehatan

yang merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor yang secara langsung atau tidak langsung

terhadap kesehatan manusia. Kerja sama tidak hanya dalam proposal pengesahan, tetapi juga ikut

serta mendefinisikan masalah, prioritas kebutuhan, pengumpulan, dan interprestasi informasi

serta mengevaluasi. lintas sektor kesehatan merupakan hubungan yang dikenali antara bagian

atau bagian-bagian dari sektor yang berbeda, dibentuk untuk mengambil tindakan pada suatu

masalah agar hasil yang tercapai dengan cara efektif, berkelanjutan atau efisien dibanding sektor

kesehatan bertindak sendiri. Prinsip kerja lintas sektor melalui pertalian dengan program di

dalam dan di luar sektor kesehatan untuk mencapai kesadaran yang lebih besar terhadap

konsekuensi kesehatan dari keputusan kebijakan dan praktek organisasi sector-sektor yang

berbeda.6

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kerjasama lintas sector penganggulangan

yang meliputi anggaran, peraturan, komunikasi, komitmen, peran, dan tanggung jawab. Masalah

anggaran sering membuat beberapa institusi membentuk kerja sama. Pengendalian melalui

menajemen lingkungan memerlukan kejelasan yang efektif antara sector klinis, kesehatan

lingkungan, perencanaan pemukiman, institusi akademis, dan masyarakat setempat.6

28

Page 29: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

Didalam menciptakan suatu kerjasama yang baik perlu dipahami beberapa hal sebagai

berikut:3

a. Kemampuan membuna kerjasama yang intim dan harmonis dalam melakukan tihas

adalah menjadi tanggung jawab masing-masing

b. Kesediaan untuk membawakan kepentingan pribadi dan kelompok kepada kepentingan

yang lebih luas.

c. Kesediaan untuk menyerahkan kepada organisasi yang dibarengi oleh kesediaan untuk

menerima kewajiban yang lebih besar.

d. Adanya kepercayaan dan saling menghormati dan kesetiaan demi untuk mengadakan

perubahan dan pengembangan organisasi.

e. Adanya kemauan dan kemampuan serta menyempatkan diri untuk saling kerjasama

dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama.3

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) merupakan satu-satunya

Pencatatan dan Pelaporan yang berlaku di Puskesmas di seluruh Indonesia. Tujuan pelaksanaan

SP2TP ini antara lain sebagai berikut :7

Tersedianya data dan informasi yang tepat waktu, up to date, mutahir secara periodik/

teratur, dapat digunakan untuk pengelolaan program kesehatan melalui Puskesmas di

perbagai tingkat administrasi.

Tujuan khusus :7

1. Tersedianya data, keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok Puskesmas

yang akurat, tepat waktu dan mutahir secara teratur.

2. Terlaksananya pelaporan tersebut secara teratur di berbagai administrasi sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

3. Pemanfaatan data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka

pengelolaannya program kesehatan masyarakat melalui Puskesmas di berbagai

tingkat administrasi.

Ruang Lingkup :7

29

Page 30: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

- SP2TP dilakukan oleh semua Puskesmas (termasuk Puskesmas dengan perawatan

Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.

- Pencatatan dan pelaporan meliputi data umum dan demografi wilayah kerja

Puskesmas, data ketenagaan Puskesmas, data sarana yang dimiliki Puskesmas, data

kegiatan pokok Puskesmas yang dilakukan dalam gedung maupun di luar gedung

Puskesmas.

Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan, tribulanan dan tahunan dengan

menggunakan formulir yang baku. Adapun laporan berjenjang : Puskesmas ke Dati II,

Dati II ke Dati I, Dati I ke Pusat.7

Pelaksanaan SP2TP

Pelaksanaan SP2TP terdiri dari 3 kegiatan, ialah:7

a) Pencatatan dengan menggunakan format.

Pencatatan dilakukan dalam gedung puskesmas/puskesmas pembantu, yaitu mengisi:

1. Family forder (kartu identitas dan kartu tanda pengenal keluarga)

2. Buku register untuk:

Rawat jalan/rawat nginap

Penimbangan

Kohort ibu

Kohort anak

Persalinan

Laboratorium

Pengamatan penyakit menular

Imunisasi

3. Kartu indek penyakit (kelompok penyakit) yang disertai distribusi jenis kelamin,

golongan, umur dan desa.

4. Kartu perusahaan

5. Kartu murid

6. Sensus harian (penyakit dan kegiatan puskesmas) untuk mempermudah

pembuatan laporan.

b) Pengiriman laporan dengan menggunakan format secara periodik.7

30

Page 31: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

Jenis dan periode laporan sebagai berikut:

1. Bulanan

- Data kesakitan

- Data kematian

- Data operasional (gizi, imunisasi dan KIA)

- Data manajemen obat

2. Triwulan

- Data kegiatan puskesmas

3. Tahunan

- Umum, fasilitas

- Saran

- Tenaga

Alur pengiriman laporan adalah sebagai berikut:7

1. Alur pengiriman laporan sampai saat terakhir pelita V adalah:

2. Alur pengiriman laporan jangka panjang (mulai pelita VI) adalah mengikuti jalur

jenjang administrative organisasi. Departemen kesehatan menerima laporan dari

kantor wilayah departemen kesehatan RI.

c) Pengolahan analisis dan pemanfaatan data/informasi

Pengolahan, analisa dan pemanfaatan data SP2TP dilaksanakan di tiap jenjang

administrasi yang pemanfaatannya disesuaikan dengan tugas dan fungsinya dalam

mengambil keputusan. Ditingkat puskesmas, untuk tindakan segera serta untuk

pemantauan pelaksanaan program (operative) sebagai early warning system. Pada

tingkat Dati II dapat digunakan untuk pemantauan, pengendalian dan pengambilan

tindakan koreksi yang diperlukan. Pada tingkat I dapat digunakan juga untu

perencanaan program dan pemberian bantuan diperlukan. Pada tingkat pusat

digunakan dalam pengambilan kebijaksanaan yang diperlukan.7

1. Ruang lingkup kegiatan pengelolaan dan analisa meliputi:7

31

Page 32: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

a. Mengkomplikasi data dari puskesmas pembantu, kegiatan lapangan termasuk

posyandu dan kegiatan dalam gedung puskesmas.

b. Mentabulasi data kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, yang dibedakan atas

masyarakat dalam wilayah dan luar wilayah puskesmas.

c. Menyusun kartu index penyakit.

d. Menyusun sensus harian untuk mengolah data kesakitan.

e. Melakukan berbagai perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data

denominator.

f. Membuat penyajian dalam bentuk narasi, tabel dan grafik sesuai kebutuhan menurut

waktu dan lokasi. Sebagai pembanding dapat dipergunakan data tahun-tahun

sebelumnya.

g. Melakukan beberapa analisa untuk kebutuhan pemantauan, intervensi serta

perencanaan di masa mendatang.

h. Membuat peta wilayah puskesmas termasuk sarana kesehatan.

2. Pemanfaatan data SP2TP

Pada hakikatnya data dari SP2TP mempunyai peran ganda, karena:7

a. Data tersebut dilaporkan dari puskesmas untuk kebutuhan administrasi di atasnya, dalam

rangka pembianaan, perencanaan serta penetapan kebijaksanaan.

b. Data tersebut dapat dimanfaatkan oleh puskesmas sendiri dalam rangka peningkatan

upaya kesehatan puskesmas, melalui perencanaan (microplanning), penggerakan,

pelaksanaan (mini lokakarya) dan pengawasan, pengendalian, serta penilaian (statifikasi).

c. Salah satu komponen dari pengawasan adalah pemantauan yang merupakan tindak lanjut

secara kontinu dari kegiatan program yang dikaitkan dengan proses pengambilan

keputusan serta tindakan (action).7

Contoh:

Data dari hasil SP2TP dapat dimanfaatkan untuk:7

- Penyusunan profil puskesmas, dengan menggunakan data dasar.

32

Page 33: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

- Penggambaran peran serta masyarakat, dengan menggunakan data jumlah kader

(aktif/tidak aktif), pelaksanaan KB-kes terpadu melalui posyandu.

- Penggambaran tingkat pemanfaatan puskesmas, dengan menggunakan data

kunjungan.

- Penggambaran tingkat cakupan sasaran pelayanan kesehatan dari berbagai program

yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pokok puskesmas.7

Peran Serta Masyarakat

Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan wadah titik temu antara pelayanan profesional

dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan

masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran.4

Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang

kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat, penyelenggaraanya

dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih dibidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya

berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi.4

Kader kesehatan merupakan perwujudan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan

terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat, kegiatan diperioritaskan pada lima

program yaitu: KB, Gizi, KIA, Imunisasi, penanggulangan diare. dan mendapat bantuan dari

petugas kesehatan.4

Tujuan penyelenggaraan Posyandu

Menurut Depkes tujuan diselenggarakan Posyandu adalah untuk: 4

1. Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.

2. Mempercepat penerimaan NKKBS.

3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan

kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan.

Penyelenggaraan Posyandu

Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB desa, pos

kesehatan ataupun pembentukan yang baru. Satu posyandu sebaiknya melayani seratus (100)

33

Page 34: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

balita/700 penduduk atau disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat,

geografis, jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan sebagainya.

Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan

sendiri. Dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang sudah

ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RK/RT atau ditempat khusus dibangun

masyarakat. Karena Posyandu ini diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat, maka

diharapkan masyarakat sendiri yang aktif membentuk, menyelenggarakan, memanfaatkan,

mengembangkan dan membina Posyandu tersebut sebaik-baiknya.4

Kegiatan Posyandu diselenggarakan/ dibuka sebulan sekali dengan memakai “Sistem Lima

Meja”. Uraian kegiatan pada hari buka Posyandu adalah sebagai berikut :4

a. Pendaftaran dilakukan oleh Kader (di meja 1).

b. Penimbangan bayi dan anak balita dilakukan oleh Kader (di meja 2).

c. Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) dilakukan oleh Kader (di meja 3).

d. Penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu-ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta

ibu usia subur dilakukan oleh Kader (di meja 4). Isi penyuluhan disesuaikan dengan

permasalahan ibu-ibu yang disuluh.

e. Pelayanan imunisasi, Keluarga Berencana (KB), pemeriksaan ibu hamil dan gizi

dilakukan oleh petugas kesehatan atau petugas Keluarga Berencana (di meja 5).

Analisis Penyebab Masalah

Yang dimaksud dengan masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara harapan

dengan kenyataan. Dalam usaha mencapai visi puskesmas terdapat beberapa masalah yang

dihadapi sehingga menyebabkan program yang diselenggrakan tidak mencapai target yang

ditetapkan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menetapkan prioritas masalah. Kita bisa

menggunakan teknik non–scoring / scoring. Teknik non scoring meliputi brain storming, Delphi

technique, dan Delbeq technique. Sedangkan teknik scoring kita lakukan dengan kajian data

yang diperoleh dari laporan bulanan puskesmas. Dalam pemilihan prioritas (scoring) kita dapat

melakukannya dengan menggunakan teknik kriteria matrik.1

Misalnya pada kasus ditemukan cakupan ANC, imuniasi dan DHF yang belum memadai.

Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor antaranya akibat manajemen yang tidak efektif

atau pelaksanaan program yang tidak efisien.

34

Page 35: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

Semua jenis hambatan atau penyebab timbulnya masalah dalam sesuatu program dapat

dirumuskan pada saat melakukan analisis situasi (sistem) yang lebih difokuskan pada sumber

daya dan proses (input dan proses).1

Gambar 2. Problem Solving Cycle

1. Input:

- Man: jumlah staff kurang, ketrampilan, pengetahuan, dan motivasi kerja yang rendah.

Tingkat partisipasi masyarakat juga rendah.

- Money: sumber dana dari Dinas Kesehatan masih kurang dan sering terlambat padahal

pemasukan dari retribusi karcis tidak banyak.

- Material: jumlah peralatan medis yang kurang memadai dan jenis obat yang tersedia

tidak sesuai dengan masalah kesehatan yang potensial berkembang di wilayah kerja

Puskesmas.

- Method: perlaksanaan program yang kurang efektif dan efisien. Waktu yang dimiliki

oleh staf tidak cukup untuk menyusun rencana atau untuk mengadakan supervisi.

Informasi juga dapat menjadi hambatan program karena datanya yang tersedia kurang

dapat dipercaya, kurang akurat, pemanfaatan data jarang dilakukan untuk perencanaan

kegiatan program sehingga staf terperangkap pada rutinisme, dan laporannya belum

dibuat.1

35

Analisis Masalah

Prioritas Masalah

Alternatif pemecahan Masalah

Rencana Operasional

Pelaksanaan & Penggerakan

Pemantauan

Evaluasi

Pengawasan & Pengendalian

Identifikasi Istilah

Tujuan

PROBLEM SOLVING

CYCLE

Page 36: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

2. Proses: masalah ini dapat dikaitkan dengan fungsi manajemen (POAC)

- Planning: kurang jelasnya tujuan atau rumusan masalah program sehingga rencana

kerja operasional tidak relevans dengan upaya pemecahan masalah

- Organizing: pembagian tugas untuk staf tidak jelas bahkan sering tidak ada. Staf yang

ada jumlahnya belom memadai.

- Actuating: koordinasi dan motivasi staf kurang atau kepimpinan kepala Puskesmas tidak

disenangi staf. Pengumpulan data yang kurang baik, masih lemahanya sistem pencatatan

dan koordinasi antar program.

- Controlling: pengawasan (supervisi) lemah dan jarang dilakukan serta pencatatan data

untuk monitoring program kurang akurat dan jarang dimanfaatkan.1

3. Lingkungan

- Misalnya hambatan geografis (jalan rusak).

- Sarana transportasi yang kurang memadai.

- Iklim atau musim yang kurang menguntungkan.

- Masalah tingkat pendidikan yang rendah.

- Sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif (tabu terhadap KB, salah persepsi,

mitos).

4. Output : cakupan imunisasi dasar , ANC, dan DHF.

5. Sasaran : bayi , balita , ibu , ibu hamil, dan masyarakat beresiko tinggi DHF.

6. Dampak : Cakupan berbagai program belum mencapai hasil.

Penyelesaian

Pada kasus kita di dapatkan :

1. Input :

MAN 1 dr.umum , 1 dr.gigi , 3 perawat , 1 sanitarian , 3 administrator

MONEY-MATERIAL uang, vaksin, transportasi, alat kontrasepsi, alat-alat

pemeriksaan hanya transportasi yang diketahui ( motor, perahu dan jalan kaki)

36

Page 37: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

METHOD kemampuan / keahlian tenaga medis, cara yang digunakan (tidak

diketahui).

2. Proses :

a) PLANNING Program yang dapat dilakukan untuk menangani berbagai cakupan

program yang terdapat pada kasus yang dihadapi ( imunisasi dasar, ANC, dan DHF)

adalah

a) Menetapkan tujuan operasional program kesehatan bersifat SMART

b) Menyusun program / kegiatan yang dapat mendukung suatu program utama

c) Menggalakan program imunisasi dasar lengkap untuk bayi dan balita secara jelas

dan terstruktur

d) Melakukan promosi kesehatan 3M untuk menanggulangi vector penyebab DHF

(dengue)

e) Melakukan penyemprotan (fogging) berkala, jika didapatkan lingkungan

puskesmas merupakan lingkungan rawan DHF

f) Melakukan penyuluhan tentang DHF sehingga masyarakat dapat mengetahui

penyakitnya secara benar dan tepat, sehingga bisa dilakukan penanganan yang

cepat jika terjadi kasus DHF

g) Melakukan promosi kesehatan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan rutin

bagi ibu hamil (K4) yakni minimal 4 kali selama kehamilan (1 kali pada trimester

pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester akhir)

b) ORGANIZING

a) Melakukan pembagian tugas dengan jelas dan tidak tumpang tindih.

b) Menetapkan struktur organisasi yang jelas dan sesuai dengan jumlah staff yang

ada.

c) Mencari staff, tenaga medis, administrasi jika didapati masalah yang terjadi akibat

kekurangan sumber daya manusia (man).

c) ACTUATING

1) Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf.

37

Page 38: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

2) Menciptakan kerjasama yang lebih efisien.

3) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan

prestasi kerja staf.

4) Melakukan kerjasama yang baik lintas program yang terpadu, sehingga cakupan

program dapat saling mendukung dan mencapai hasil yang diinginkan bersama.

d) CONTROLLING

1) Melakukan evaluasi program secara berkala.

2) Jika ditemukan adanya penyimpangan dalam program yang terjadi, secepatnya di

benahi oleh pimpinan / staf yang bertanggung jawab untuk mengawasi program

tersebut.

3) Pimpinan harus lebih aktif dan mempunyai pikiran yang kritis, sehingga mampu

melakukan analisa yang baik jika terjadi suatu penyimpangan.1

Kesimpulan

Untuk mengatasi masalah di dalam puskesmas kita perlu memilih prioritas masalah

terlebih dahulu, kemudiaan menganalisanya, menentukan kesenjangan yang terjadi ( input,

proses, keluaran, lingkungan, dan sebagainya) kemudian mencari solusi yang tepat sehingga

masalah cakupan program puskesmas yang tidak terpenuhi dapat terselesaikan.

Daftar Pustaka

1. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC;2009.h.227-235.

2. Muninjaya AG. Manajemen kesehatan. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;2004.h. 170-250.

3. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa

Aksara;1996.h.17-24, 181-241, 329-33.

4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. Jakarta: Bakti

Husada;1991.h.B1-6, C2-4.

5. Departemen Kesehatan RI. Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat: keputusan

menteri kesehatan RI nomor 128/menkes/sk/II/2004. Jakarta: Bakti Husada;2004.h.5-31.

6. Hartono B. Penataan Sistem Kesehatan Daerah. Departemen kesehatan RI. 2001; hal 28-

42; 77-80.

7. Departemen kesehatan RI. Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas SP2TP

Jilid I. Jakarta: Bakti Husada;1991.h.B52-5.

38

Page 39: Makalah PBL BLOK 26 Administrasi Kesehatan

39