Download - Makalah Lp Hipertensi

Transcript
Page 1: Makalah Lp Hipertensi

MAKALAH LAPORAN PENDAHULUANHIPERTENSI

1. 6.2 7.3. 8.4. 9.5. 10.

AKADEMI KEPERAWATAN MADIUN

TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Page 2: Makalah Lp Hipertensi

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji stukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah

memberikan rahmat dan nikmatnya diataranya nimat iman dan islam serta kesehatan

sehingga karna nikmat yang telah diberikanya kami selaku penulis dapat menyelesaikan

tugas makalah ini.

Sholawat serta salam selalu terlimpah curahkan kepada junjungan alam baginda rosul

pahlawan revolusi dunia nabi akhir jaman,nabi besar nabi Muhammad SAW yang telah

membawa kita selaku umatnya dari jaman pembodohan jaman keterbelakangan sampai

jaman tekhnologi seperti sekararang ini.

Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih untuk

meningkatkan pengetahuan bagi pembaca tentang laporan pendahuluan Hipertensi.

Madiun,

Page 3: Makalah Lp Hipertensi

BAB I

Page 4: Makalah Lp Hipertensi

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tekanan darah tinggi yang disebut hipertensi sudah sangat umum para penderita

umumnya tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi. Tetapi bila dibiarkan tanpa

perawatan maka itu akan menimbulkan kerumitan yang membahayakan. Orang yang

berusia lima puluhan adalah masa usia penuh dengan resiko. Oleh sebab itu perlu

pengontrolan tekanan darah untuk penanggulangan lebih dini sehingga tidak berlanjut pada

komplikasi yang lebih parah.

Hipertensi adalah masalah yang umum karena banyak orang yang menderita

walaupun mereka tidak mengetahui sama sekali.

Masalah yang dihadapi pada diagnosa yang agak dini adalah gejala-gejala yang

tidak nyata pada umunya. Kelihatannya mengherankan tetapi demikianlah kenyataannya

dan hal ini telah ditemukan diberbagai negara barat. Di Australia agak tinggi presentase

penderita hipertensi. Sekalipun ada 10 % penderita hipertensi dari antara kelompok usia lima

puluh sampai lima puluh sembilan tahun, hal itu tidak ditemukan sebelumnya. Tekanan

darah mereka diatas 110 diastolik.

Ini menunjukkan bahwa penyakit yang parah boleh saja tidak diketahui ditengah

tengah masyarakat, dapat pula melumpuhkan kesehatan dan dapat menimbulkan masalah

yang berat tetapi penderita tidak mengetahui sama sekali mengenai apa yang terjadi. Sering

sudah terlambat dan berkomplikasi barulah diketahui penyebab utamanya.

Itulah sebabnya sekarang orang mengetahui bahwa hipertensi itu penyakit yang

mempunyai bermacam-macam tingkat sedangkan keadaan yang parah memerlukan

pengetahuan yang agak dini supaya segera mendapatkan perhatian dan perawatan.

Sudah ditemukan bukti yang cukup yang menyatakan bahwa perawatan yang tepat

akan mengurangi jumlah kematian dan hal-hal mengerikan akibat komplikasi dari hipertensi

yaitu stroke, penyakit jantung dan ginjal.

B. Tujuan Penulisan

Page 5: Makalah Lp Hipertensi

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambran nyata atau informasi tentang asuhan keperawatan pada

pasien Hipertensi.

2. Tujuan Kusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien hipertensi.

b. Mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien Hipertensi.

c. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien Hipertensi.

d. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pasa pasien Hipertensi.

BAB II

Page 6: Makalah Lp Hipertensi

TINJAUAN TEORI

A. Landasan TeoriDefenisi Hipertensi

Sampai saat ini belum ada definisi yang tepat mengenai hipertensi, oleh

karena tidak ada batasan yang jelas yang membedakan antara hipertensi dan

normotensi. Namun bukti menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah akan

meningkatkan mortalitas dan mordibitas. Secara teoritis, hipertensi sebagai suatu

tingkat tekanan darah, dimana komplikasi yang mungkin timbul menjadi nyata. Ada

beberapa pendapat lain yang berusaha untuk menjelaskan definisi hipertensi,

diantarannya :

a. Hipertensi didefinisikan oleh “joint national committee on detection, evaluation

and treatment of high blood pressure (JNC)” sebagai tekanan yang lebih tinggi

dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya,

mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi

maligna. Keadaan ini dikatagorikan sebagai primer/esensial (hampir 90% dari

semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologis

yang dapat dikenali seringkali dapat diperbaiki.

b. Definisi hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan

darah diasatolik ≥90 mmHg, atau bila pasien obat antihipertensi. (Kapita

Selecta Kedokteran ,2001, hal.518).

c. Menurut WHO, hipertensi adalah kenaikan tekanan darah diatas atau sama

160/95 mmHg.

d. Menurut Kaplan, Kaplan mendefinisikan hipertensi berdasarkan atas

perbedaan usia dan jenis kelamin :

1. Pria usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan

darah pada waktu berbaring diatas atau sama dengan 130/90

mmHg.

2. Pria usia lebih dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan

darahnya diatas 145/95 mmHg.

3. Pada wanita tekanan darah diatas atau sama dengan 160/95 mmHg

dinyatakan hipertensi.

Etiologi

Page 7: Makalah Lp Hipertensi

Menurut penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:

1. Hipertensi Primer atau Esensial.

Hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga

hipertensi Taropatik terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak factor yang

mempengaruhi seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatis,

sistim rennin angiostensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca

Intraseluler dan factor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol,

merokok serta polisetemia.

2. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal

Hipertensi ini dapat diketahui penyebabnya dan biasanya disertai keluhan

atau gejala-gejala dari penyakit yang menyebabkan hipertensi tersebut. Penyakit

yang dapat menyebabkan hipertensi ini misalnya :

a. Kelainan Hormon

1. Pil KB: kontrasepsi oral yang mengandung estrogen menyebabkan

peningkatan angiostensinogen dan kemudian akan meningkatkan

angiostensin II. Peningkatan angiostensin II ini juga dirangsang oleh

pengeluaran rennin akibat peningkatan stimulasi syaraf simpatis. Akibat

peningkatan angiostensin II ada 2 hal yaitu : aspek konstriktor arteriola

perifer dan peningkatan sekresi aldosteron yang mengakibatkan reasorbsi

Na dan air.

2. Neokromositoma/Tumor Medulla Adrenal atau jaringan pensekresi

ketoalamin di bagian lain tubuh: tumor ini mensekresi epinefrin yang

menyebabkan kadar glukosa plasma dan tingkat metabolisme meningkat

sehingga memungkinkan terjadinya hipertensi.

3. Sindrom Chusing, hipertensi pada penyakit ini diakibatkan oleh peningkatan

ACSH yang kemudian merangsang peningkatan glukortikod (kortisol)

sehingga menyebabkan glukonegenesis dan perubahan dalam distribusi

jaringan adipose. Dua hal tersebut meningkatkan obesitas.

b. Penyakit Metabolic

Diabetes mellitus : pada DM terjadi netropati diabetic mikroangiopati diabetic

sehingga mengakibatkan nefropati diabetic dan disfungsi filtrasi glomerulo.

c. Penyakit Ginjal

1. Glomerulo nefritis akut : lesi pada glomerulus menyebabkan retensi air dan

garam sehingga menyebabkan hipertensi.

2. penyempitan arteri renalis

Page 8: Makalah Lp Hipertensi

d. Lain-Lain

1. Koarktasio aorta/penyempitan congenital suatu segmen aorta torakalis hal

ini meningkatkan resistensi aliran darah aorta sehingga mengakibatkan

hipertensi berat.

2. Pre eklamsia, pada pre eklamsia terjadi retensi pembuluh darah disertai

dengan retensi garam dan air.

Manifestasi KlinisGejala yang timbul bervariasi, tergantung dari tinggi rendahnya derajat

hipertensi. Pada hipertensi esensial dapat berjalan gejala dan pada umumnya baru

timbul gejala terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak, dan

jantung yang sering dijumpai berupa:

1. Sakit kepala

2. Vertigo

3. Perdarahan retina

4. Gangguan penglihatan

5. Proteinuria

6. Hematuria

7. Tachhicardi

8. Palpitasi

9. Pucat dan mudah lelah

Tetapi kebanyakan pula pasien yang menderita hipertensi tidak mempunyai

keluhan. Dan ada juga beberapa pasien mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, sesak

nafas, kelelahan, kesadaran menurun, gelisah, mual, muntah, epistaksis, kelemahan

otot atau perubahan mental.

Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung,

gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit ginjal.

Page 9: Makalah Lp Hipertensi

PatofisiologiDM Penyempitan Koarktasio aorta

Arteri renalis

Mikroangiopati/ Penyempitan congenital segmen

Lesi spesifik diabetic ↓ Aliran darah aorta torakalis

pada ginjal

nefropati diabetic Retensi aliran darah aorta

↓Tekanan filtrasi

glomerolus

Pre eklamsi

Glomerulo Sel-sel kapiler

nefritis akut glomerolus

menyempit

Lesi pada

glomerolus

Disfungsi filtrasi Feokromositoma

glomerulo

↑ Epinefrin

Perbedaan antara tingkat

filtrasi glomerolus dan ↑ Kadar glukosa dan

tingkat penyerapan tingkat metabolisme

kembali oleh tubulus

Retensi Na dan air Efek konstriksi ↑Volume

plasma

Genetic

↑ Volume plasma

↑ Out put jantung ↑ Curah jantung ↑

Volume darah

dan sirkulasi

↑ Volume sirkulasi

Page 10: Makalah Lp Hipertensi

Efek konstriksi Kerusakan

vaskuler

arteriola perifer pembuluh perifer

Patofisiologi

Kerusakan vaskuler

Pembuluh pearifer

Perubahan struktur dalam arteri kecil dan arteriola

Penyumbatan pembuluh/vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

Otak mata ginjal ginjal

Peningkatan tekanan kerusakan sel nekrosis fibrinoid ↓cardiac output

Vaskuler serebral endotel pada pembuluh

*sakit kepala aferen+penebalan

*vertigo robekan/obliterasi intima arteri manifestasi klinis

*tachicardi

*Perdarahan retina *Perdarahan retina nekrosis kapiler *pucat

*Gangguan penglihatan *Gangguan penglihatan glomerolus *mudah lelah

sampai dgn kebutaan sampai dgn kebutaan *protein uria *palpitasi

*hematuria *diaphorosis

Gagal ginjal akut(komplikasi)

HIPERTENSI

HIPERTENSI

Nyeri akut

Resiko kerusakan perfusi jaringan

Resiko injuri Intoleransi aktifits

Page 11: Makalah Lp Hipertensi

Patofisiologi

Saraf simpatis ↑

Rennin ↑

Angiostensinogen (hati)

Angiostensin I (paru)

ACE (angiostensin converting enzim)Angiostensi II

Rangsang saraf Vasokontriksi Aldosteron ↑Pusat haus

ADH ↑ Retensi Na

Over volum ↑TD Over volum

Page 12: Makalah Lp Hipertensi

DiagnosisDiagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali

pengukuran, hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada

kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang lebih tinggi atau gejala-

gejala klinis. Pengukuran tekanan darah dialakukan dalam keadaan pasien duduk

bersandar, setelah beristirahat selama lima menit, dengan ukuran pembungkus

lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan). Tensimeter dengan air raksa masih

tetap dianggap alat pengukur yang terbaik.

Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama

menderitanya, riwayat dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan seperti penyakit

jantung koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskuler dan lainnya. Apakah

terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang berkaitan dengan

penyebab hipertensi, perubahan aktifitas/kebiasaan (seperti merokok) konsumsi

makanan, riwayat obat-obatan bebas, hasil dan efek samping terapi hipertensi

sebelumnya bila ada, dan factor psikososial lingkungan (keluarga, perkerjaan dan

lain-lain).

Dalam pemerikasaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali

atau lebih dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral.

Dikaji berat badan dan tinggi pasien. Kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi

untuk mengetahui adanya retinopati hipertensif, pemeriksaan leher untuk mengetahui

bising carotid, pembesaran vena atau kelenjar tiroid. Dicari tanda-tanda gangguan

gangguan irama dan denyut jantung, pembesaran ukuran, bising, derap dan bunyi

jantung ke tiga atau keempat. Paru diperiksa untuk mencari ronki dan bronkospasme.

Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk mencari adanya masa, pembesaran ginjal

dan pulsasi aorta yang abnormal. Pada ektrimitas dapat ditemukan pulsasi perifer

yang menghilang, edema dan bising. Dilakukan pula pemeriksaan neurology.

Perhimpunan nefrologi Indonesia memilih klasifikasi sesuai WHO/ISH

karena sederhana dan memenuhi kebutuhan, tidak bertentangan dengan strategi

terapi, tidak meragukan karena memiliki sebaran luas dan tidak rumit, serta terdapat

pula unsur unsure sistolik yang juga penting dalam dalam penentuan.

Page 13: Makalah Lp Hipertensi

Klasifikasi sesuai WHO/ISH

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolic (mmHg)

Normotensi <140 <90

Hipertensi ringan 140-180 90-105

Hipertensi perbatasan 140-160 90-95

Hipertensi sedang dan

berat

>180 >105

Hipertensi sistolik terisolasi >140 >90

Hipertensi sistolik

perbatasan

140-160 <90

Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi dengan tekanan sistolik sama atau

lebih dari 160 mmHg. Keadaan ini berbahaya dan memiliki peranan sama dengan

hipertensi diastolic, sehingga harus diterapi.

Klasifikasi pengukuran tekanan darah berdasarkan The Sixth Of The Joint National

Commite On Prevention, Detection, Evaluation, And Treatment Of High Blood

Presure, 1997.

Katagori Sistolik(mmHg) Diastolic(mmHg) Rekomendasi

Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2

tahun

Perbatsan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1

tahun

Hipertensi

tingkat 1

140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1 atau 2

bulan

Anjuarkan modifikasi gaya

hidup

Hipertensi

tingkat 2

160-179 100-109 Evaluasi atau rujuk dalam

1 bulan

Hipertensi

tingkat 3

≥ 180 ≥ 110 Evaluasi atau rujuk segera

dalam 1

mingguberdasrkan kondisi

klinis

Page 14: Makalah Lp Hipertensi

Catatan : pasien tidak sedang sakit atau minum obat antihipertensi. Jika tekanan

sistolik dan diastolic berada dalam katagori yang berbeda, masukkan kedalam

katagori yang lebih tinggi.

Pemerikasaan Diagnostik1. Hemoglobin/hematrokit : bukan diagnostic tetapi mengkaji hubungan dari sel-

sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat menginsikasikan factor-

faktor resiko seperti hiperkoaagulabilitas, anemia.

2. BUN/Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi /fungsi ginjal.

3. Glukosa : hiperglikemia (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan

peningkatan ketoalamin (meningkatkan hipertensi).

4. Kalsium serum : peningkatan kadar kalium serum dapat meningkatkan

hipertensi

5. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama

(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretic.

6. Kolesterol dan trigleserida serum : peningkatan kadat dapat mengidikasikan

adanya pembentukan plak ateromatosa.

7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokontriksi dan

hipertensi.

8. Urinalisa : darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan /

adanya diabetes.

9. VMA urin (metabolit ketoalamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya

feokromositoma (penyebab) : VMA urin 24 jam dilakukan untuk pengkajian

feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.

10. Asam urat : hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai factor resiko

terjadimya hipertensi.

11. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,

feokromositoma, atau difungsi pituitary, sindrom cushing, kadar urin dapat

meningkat.

12. Foto thorak : dapat menunjukkan obstruksi pada area katup, deposit pada

dan/ takik aorta, batu ginjal/ureter.

13. CT Scan : mengkaji tumor serebral, CSU, enselopati, atau feokromositoma.

14. ECG : dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan

konduksi. Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini

penyakit jantung hipertensi.

Page 15: Makalah Lp Hipertensi

PenatalaksanaanTujuan deteksi dan penatalakasanaan hipertensi adalah merunkan resiko

penyakit kardiovaskuler dan mortabilitas serta morsibitas yang berkaitan. Tujuan

terapi adalah mencapaij dan mempeartahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg

dan tekanan diastolic dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor resiko. Hal ini dapat

dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi.

Kelompok resiko dikategorikan menjadi :

1. Pasien dengan tekanan darah perbatasan, atau tingkat 1, 2 atau 3 tanpa

gejala penyakit kardiovaskuler, kerusakan organ, factor resiko lainnya. Bila

dengan modifikasi gaya hidup tekanan darah belum dapat diturunkan maka

harus diberikan obat antihipertensi.

2. Pasien tanpa penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ lainnya, tapi

memiliki satu atau lebih factor resiko yang tertera diatas, namun bukan

diabaetes militus. Jika terdapat beberapa factor maka harus langsung

diberikan obat antihipertensi.

3. Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ

jelas.

Factor resiko : usia lebih dari 60 tahun, merokok, disiplidemia, DM, jenis

kelamin (pria atau wanita menopause), riwayat penyakit kardiovaskuler dalam

keluarga.

Kerusakan organ atau penyakit kardiovaskuler : penyakit jantung (hipertrofi

ventrikel kiri, infark miokard, angina pectoris, gagal jantung, riwayat revaskularisasi

koroner, strok, TIA, nefropati, penyakit arteri perifer, dan retinopati.

Penatalaksanaan berdasarkan klasifikasi resiko:

Tekanan Darah

Kelompok Resiko A

Kelompok Resiko B

Kelompok Resiko C

130-139/85-

89

Modifikasi gaya

hidup

Modifikasi gaya

hidup

Dengan obat

140-159/90-

99

Modifikasi gaya

hidup

Modifikasi gaya

hidup

Dengan obat

≥160/≥100 Dengan obat Dengan obat Dengan obat

Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan resiko kardiovaskuler

dengan biaya sedikit, dan resiko minimal. Tata laksana ini tetap dianjurkan meski

harus dsertai obat antihipertensi karena dapat menurunkan jumlah dan dosis obat.

Page 16: Makalah Lp Hipertensi

Langkah-langkah yang dianjurkan untuk:

1. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan(indeks masa tubuh ≥ 27).

2. Membatasi alcohol.

3. Meningkatkan aktifitas aerobic (30-45 menit/hari).

4. Mengurangi asupan natrium (<100 mmol Na/2,4g Na/6 g NaCl/hari).

5. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat (90mmol/hari).

6. Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat.

7. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jemuh dan kolesterol dalam

makanan.

Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien

dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan

umur, kebutuhan dan usia. Terapi yang optimal harus efektif selama 24 jam, dan

lebih disukai dalam dosis tunggal karena kepatuhan lebih baik, lebih murah, dapat

mengontrol hipertensi terus-menerus dan lancar, dan melindungi pasien terhadap

berbagai resiko dari kematian mendadak, serangan jantung, atau stroke akibat

peningkatan tekanan darah mendadak saat bangun tidur. Sekarang ini terdapat pula

obat yang berisi kombinasi dosis rendah obat dari golongan yang berbeda.

Kombinasi ini terbukti memberikan efektifitas tambahan dan mengurangi efek

samping.

Setelah diputuskan memakai obat antihipertensi dan bila tidak terdapat

indikasi untuk memilih golongan obat tertentu, diberikan deuretik atau beta bloker.

Jika respon tidak baik dengan dosis penuh, dilanjutkan sesuai algoritma. Diuretik

biasanya menjadi tambahan karena dapat meningkatkan efek obat lain. Jika obat

kedua dapat mengontrol tekanan darah dengan baik minimal 1 tahun, dapat dicoba

menghentikan obat pertama melalui penurunan dosis secara perlahan dan progresif.

Pada beberapa pasien mungkin dapat dimulai dengan terapi dengan lebih

dari satu obat secara langsung. Pasien dengan tekanan darah ≥200/≥120 mmHg

harus diberikan terapi dengan segera dan jika terdapat gejala kerusakan organ harus

dirawat di rumah sakit.

Page 17: Makalah Lp Hipertensi

B. Askep TeoriPengkajian

Identitas pasien.

Riwayat keperewatan/kesehatan.

1. Keluhan utama : pada pasien hipertensi biasanya ia merasa sakit kepala.

2. Riwayat kesehatan sekarang

(Menjelaskan uraian kronologis sakit klien sekarang sampai klien dibawa ke RS,

ditambah dengan keluhan klien saat ini yang diuraikan dalam konsep PQRST)

P : Palitatif /Provokatif

(Apakah yang menyebabkan gejala, apa yang dapat memperberat dan

menguranginya)

Q : Qualitatif /Quantitatif

(Bagaimana gejala dirasakan, nampak atau terdengar, sejauhmana

merasakannya sekarang)

R : Region

(Dimana gejala terasa, apakah menyebar)

S : Skala

(Seberapakah keparahan dirasakan dengan skala 1 s/d 10)

T : Time

(Kapan gejala mulai timbul, berapa sering gejala terasa, apakah tiba-tiba atau

bertahap)

3. Riwayat kesehatan masa lalu: riwayat hipertensi, penyakit jantung, DM dll.

4. Riwayat kesehatan keluarga : pada klien hipertensi biasa terdapat anggota

keluarga yang mengidap juga (bersifat menurun).

Pola fungsi kesehatan

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : pada klien hipertensi terdapat

juga kebiasaan untuk merokok, minum alcohol dan penggunaan obat-obatan.

2. Pola aktifitas dan latihan : pada klien hipertensi terkadang mengalami/merasa

lemas, pusing, kelelahan, kelemahan otot dan kesadaran menurun.

3. Pola nutrisi dan metabolisme : pada pasien hipertensi terkadang mengalami

mual dan muntah.

4. Pola eliminasi : pada pasien hipertensi terkadang mengalami oliguri.

5. Pola tidur dan istirahat.

6. Pola kognitif dan perceptual

7. Pola toleransi dan koping stress : pada pasien hipertensi biasanya mengalami

stress psikologi.

Page 18: Makalah Lp Hipertensi

8. Pola seksual reproduktif

9. Pola hubungan dan peran

10. Pola nilai dan keyakinan.

Pemeriksaan fisik

Berat badan dan tinggi badan

Mata : Retina, pupil

Leher : JVP, bising

Paru : Pernafasan (irama, frekuensi, jenis suara nafas).

Jantung :

a. Denyut nadi

b. Tekanan darah diukur minimal 2 kali dengan tenggang waktu 2

menit dalam posisi bebaring atau duduk, dan berdiri sekurangnya

setelah 2 menit.

c. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada kedua sisi lengan dan jika

nilainya berbeda makan nilai yang tertingi yang diambil.

d. Suara jantung.

e. Bising jantung.

Abdomen : Bising dan peristaltic.

Ekstrimitas : Refleks dan edema.

Pemeriksaan penunjang

EKG : Kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri,

adanya peenyakit jantung atau aritmia.

Laboratorium :

Fungsi ginjal: urin lengkap(urinalisis) Ureum, creatinin, BUN dan asam

urat, serta darah lengkap lainnya.

Foto rontgen :

Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung, vaskularisasi atau aorta

yang lebar.

Ekokardiogram :

Tampak penebalan dinding ventrikel, mungkin juga sudah terjadi dilatasi

dan gangguan fungsi diastolic dan sistolik.

Diagnosa keperawatan

Page 19: Makalah Lp Hipertensi

Kemungkinan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

a. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan exchange problem

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologi, kimia, fisik dan

psikologi)

c. Resiko untuk jatuh (injury) berhubungan dengan neuropati

(gangguan penglihatan)

d. Intoleransi aktivitas berhubunga dengan ketidakseimbangan antara

suplai oksigen dengan kebutuhan

Intervensi

a. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan exchange problem.

Rencanan tindakan :

1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam, nadi apical dan neurologis tiap

10 menit.

R: Untuk mengevalusi perkembangan penyakit dan keberhasilan

terapi

2. Pertahankan tirah baring pada posisi semi fowler sampai tekanan

darah dipertahankan pada tingkat yang dapat diterima.

R: Tirah baring membantu menurunkan kebutuhan oksigen, posisi

duduk meningkatkan aliran darah ateri berdasarkan gaya

grafitasi, konstruksi arteriol pada hipertensi menyebabkan

peningkatan darah pada arteri.

3. Pantau data laboratorium misal: GDA, kreatinin

R: Indicator perfusi atau fungsi organ.

4. Anjurkan tidak menggunakan rokok atau nikotin.

R: Meningkatkan vasokontriksi.

5. Kolaborasi pemberian obat-obatan antihipertensi misal golongan

inhibitor simpa (propanolol, atenolol), golongan vasodilator

(hidralazin)

R : Golongan inhibitor secara umum menurunkan tekanan darah

melalui efek kombinasi penurunan tahanan perifer,

menurunkan curah jantung, menghambat syaraf simpatis,

dan menekan pelepasan rennin. Golongan vasodilator

berfungsi untuk merilekkan otot polos vaskuler.

Hasil yang diharapkan/evaluasi

Pasien mendemostrasikan perfusi jaringan yang membaik ditunjukkan:

1. Tekanan darah dalam batas-batas yang dapat diterima

Page 20: Makalah Lp Hipertensi

2. Tidak ada keluhan sakit kepala, pusing

3. Nilai laboratorium dalam batas-batas normal

4. Tanda-tanda vital stabil

b. Nyeri akut brehubungan dengan agen injuri (biologi, kimia, fisik dan psikologi)

Rencana tindakan :

1. Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit

kepala. Misalkan kompres dingin pada dahi pinjat punggung dan

leher, tenang, redupkan lampu kamar, teknik relaksasi (distraksi)

dan aktivitas waktu senggang

R: Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan

memperlambat atau memblok respon simpatis, efektif dalam

menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.

2. Hilangkan minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat

meningkatkan sakit kepala misalkan: mengejang saat BAB, batuk

panjang, membungkuk.

R: Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit

kapala karena adanya peningkatan tekanan vaskuler serebral.

3. Anjurkan pasien untuk tirah baring selama fase akut.

R: Meminimalkan stimulasi atau meningkatkan relaksasi.

4. Kurangi adanya kurang pengetahuan (jelaskan sebab-sebab nyeri

dan lama nyeri bila diketahui).

R: Meningkatkan pengetahuan

5. Kolaborasi pemberian analgesic (antalgin, asam mefenamat).

R: Menurunkan atau mengontrol nyeri dan menurunkan

rangsang sistim saraf simpatis.

Hasil yang diharapkan :

1. Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala atau sakit

kepala terkontrol.

2. Mengungkapkan metode yang menberikan pengurangan.

c. Resiko untuk jatuh (injury) berhubungan dengan neuropati (gangguan

penglihatan)

Rencana tindakan :

1. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orng lain.

Page 21: Makalah Lp Hipertensi

R: Memberikan peningkatan kenyamanan menurunkan kecemasan

dan mengurangi resiko injury.

2. Pertahankan tirah baring ketat dalam kondisi terlentang yang

ditentukan.

Posisi lateral kanan (bila robekan retina pada posisi nasal

dari mata kiri atau posisi temporal dari mata kanan).

Posisi lateral kiri (bila robekan retina pada posisi nasal dari

mata kanan atau posisi temporal dari mata kiri).

R: Untuk memungkinkan viterus humour bekerja sebagai

kekuatan nemostatsi untuk mengontrol perdarahan.

3. Anjurka pesien untuk mengistirahatkan mata agar tidak terlalu

lelah.

R: Mengurangi resiko perlukaan atau pecahnya pembulu darah

retina. Yang akan menyebabkan semakin menurunya

ketajaman penglihatan.

4. Modifikasi lingkungan sekitar pasien, dengan cara :

Pencahayaan yang cukup

Jauhkan benda-benda yang beresiko menyebabkan cidera

Berikan permukaan lantai yang tidak licin

Dekatkan tombol pemanggil

R: Meningkatkan rasa aman, mengurangi resiko injury.

Hasil yang diharapkan :

1. Pasien mampu mengidentifikasi factor-faktor yang meningkatkan

kemungkinan terhadap cidera

2. Menunjukan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan

factor resiko dan untuk melindungi diri dari cidera

3. Pasien tidak mengalami injury

4. Pasien kan mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk

meningkatkan kenyamanan.

d. Intoleransi aktivitas berhubunga dengan ketidakseimbangan antara suplai

oksigen dengan kebutuhan.

Rencana tindakan :

1. Berikan dorongan untuk aktivitas atau perawatan diri bertahap jika

dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesua kebutuhan.

Page 22: Makalah Lp Hipertensi

R: Kamajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja

jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas

kebutuhan dalam melakukan aktivitas.

2. Instruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi

R: Tehnik menghejmat energi mengurangi penggunaan energi,

juga membantu keseibangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen.

3. Kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan prekuensi nadi

lebih dari 20x permenit diatas frekuensi istirahat meningkatkan

tekanan darah yang nyata selama/sesudah diaforesis, pusing atau

pingsan.

R: Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon

psikologi terhadap stres aktivitas dan bila ada merupakan

indicator dari kelebihan kerja yqang berkaitan dengan tingkat

aktivitas.

4. Beri jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan

waktu istirahat yang tidak terganggu, berikan waktu istirahat siang

atau sore

R: Istirahat kemungkinan adanya penghematan energi

5. Kolaborasi pemberian obat digoxin.

R: Pemberian digoxin untuk memperkuat kerja jantung

Hasil yang diharapkan

1. Meningkatkan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari

2. Menunjukan penurunan gejala-gejala intoleran aktivitas

Page 23: Makalah Lp Hipertensi

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan Hipertensi adalah tekanan darah sistole ≥140 dan diastole ≥90

Penyebab Hipertensi

1. Penyebab primer

a. Genetik

b. Jenis kelamin dan usia

c. Diit

d. Berat badan

e. Gaya hidup

2. Penyebab sekunder

a. Penggunaan kontrasepsi oral

b. Coarctation aorta

c. Neurogenik

d. Obat pre eklamsi

e. Penyakit metabolic

B. SaranHipertensi adalah sillent killer jadi pengidap hipertensi, harus dipantau tekanan

darahnya. Apabila tidak hipertensi akan mengakibatkan stroke, penyakit jantung dan

ginjal.

Page 24: Makalah Lp Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulan-askepaskep.blogspot.com/2014/03/laporan-pendahuluan-hipertensi-emergency.html

  Bare&Smeltzer, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol 2, Jakarta,

EGC

  Mansjoer, A, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta, Media Aesculapius

FKUI  Ridwan, M 2009. Mengenal,Mencegah,Mengatasi Silent Killer Hipertensi, Semarang, Pustaka Widyamara.