Download - Makalah Kelompok 1 Ekologi Mas Udi

Transcript

21

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakangEkologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan timbal balik antar organisme hidup dengan lingkungannya. Salah satu kajian dari ekologi adalah ekosistem tempat organism itu hidup. Ekosistem (satuan fungsi dasar dalam ekologi) adalah suatu sistem yang didalamnya terkandung komunitas hayati dan saling mempengaruhi antara komponen biotik dan abiotik (Odum,1998).Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem disusun oleh dua komponen, yaitu lingkungan fisik atau makhluk tidak hidup (komponen abiotik) dan berbagai jenis makhluk hidup (komponen biotik). Kedua komponen tersebut saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau komunitas. Setiap individu, populasi dan komunitas menempati tempat hidup tertentu yang disebut habitat. Komunitas dengan seluruh faktor abiotiknya membentuk suatu ekosistem (Heddy, 1986).Makhluk hidup dalam perkembangan dan pertumbuhannya tidak dapat hidup sendiri, selalu memerlukan makhluk lainnya dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Antara makhluk yang satu dengan makhluk yang lain selalu berhubungan dan mengadakan kontak . Dalam kehidupan, setiap organisme selalu memerlukan sesuatu dari lingkungannya dan lingkungan akan menerima sesuatu dari organisme. Sehingga organisme dan lingkungan saling mengadakan hubungan timbal balik (intraksi) yang disebut ekosistem. Ekosistem diartikan sebagai hubungn timbal balik (interaksi) antara makhluk hidup dengan lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah1 Apa pengertian dari ekosistem?2 Apa saja komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem?3 Bagaimana interaksi yang terjadi dalam komponen ekosistem?4 Apa saja tipe-tipe ekosistem darat?5 Apa peran dari ekosistem?

1.3 Tujuan1 Mengetahui pengertian dari ekosistem.2 Mengetahui komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem.3 Mengetahui interaksi yang terjadi dalam komponen ekosistem.4 Mengetahui tipe-tipe ekosistem darat.5 Mengetahui peranan dari ekosistem.

1.4 Manfaat1 Sebagai tambahan informasi kepada mahasiswa mengenai ekosistem baik komponen, interaksi maupun peranannya

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1Pengertian EkosistemPara penulis menggunakan istilah yang berbeda terhadap pengertian ekosistem, Karl Mobius (1877) dari Jerman menyebut ekosistem dengan kata biocoenosis. Pada tahun 1887 seorang ahli ekologi dari Amerika bernama S.A. Forbes, menggunakan istilah microcosm. Seorang ahli berkebangsaan Rusia bernama V.V. Dokuchaev dan G. F. Morozov (1846-1903) menggunakan istilah biokoenosis dalam menyebut ekosistem. Friederichs (1930) menggunakan istilah holocoen, Thienemann (1939) menggunakan istilah biosystem, Vernadsky (1944) menggunakan istilah bionert body dalam menyebut istilah ekologi (Indriyanto, 2006).Beberapa definisi tentang ekosistem dapat diuraikan sebagai berikut: Istilah ekosistem pertama kali dikemukakan oleh A.G. Transley pada tahun 1935, berkebangsaan Inggris. Ekosistem adalah suatu sistem yang saling terkait antara organisme hidup dan organisme tak hidup atau lingkungan fisiknya (Odum, 1993 dalam Indriyanto, 2006). Menurut Woodbury (1945) dalam Setiadi (1983), ekosistem adalah tatanan kesatuan secara kompleks yang di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya menjadi mata rantai siklus materi dan aliran energi. Ekosistem yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya mencakup organisme dan lingkungan (biotik dan abiotik), dan diantara keduanya saling berpengaruh (Odum, 1993). Ekosistem merupakan tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling berpengaruh (UU Lingkungan Hidup, 1997 dalam Indriyanto, 2006). Soemartowo (1983), dalam bukunya menuliskan bahwa ekosistem ialah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Resosoedarmo et al. (1986), mengemukakan bahwa ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan komponen abiotik yang saling berpengaruh. Ekosistem memiliki ukuran yang beraneka ragam besarnya bergantung kepada tingkat organisasinya.Jadi, secara garis besar ekosistem merupakan gabungan dari komunitas yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan lingkungannya. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.

2.2Komponen-komponen EkosistemIndriyanto (2006) mengemukakan bahwa berdasarkan struktur dasar ekosistem, maka komponen ekosistem terdiri atas:1. Komponen biotik yaitu komponen makhluk hidup. Misalnya binatang, tumbuhan, dan mikrobaa. Berdasarkan segi trofik atau nutrisi, komponen biotik dalam ekosistem terdiri atas: Komponen Autotrof, berasal dari kata autos artinya sendiri, dan trophikos artinya menyediakan makanan. Jadi komponen autotrof adalah organisme yang mampu mensintesis makanannya sendiri (dapat mensintesis bahan anorganik menjadi bahan organik) dengan bantuan klorofil dan energi berupa radiasi matahari. Misalnya tumbuhan, alga hijau dan sebagainya (Indriyanto, 2006). Komponen Heterotrof, berasal dari kata hetero artinya berbeda atau lain, dan trophikos artinya menyediakan makanan. Jadi komponen heterotrof adalah organisme yang hidupnya selalu memanfaatkan bahan organik sebagai bahan makanannya, dari organisme autotrof. Kemudian menguraikan bahan organik kompleks menjadi bahan anorganik yang sederhana. Misalnya hewan, jamur, jasad renik, manusia (Indriyanto, 2006).b. Secara struktur tingkatannya, komponen biotik dalam ekosistem terdiri atas: Produsen, yaitu organisme autotrof yang pada umumnya berupa tumbuhan hijau, menggunakan energi dari radiasi matahari dalam proses fotosintesis, sehingga mampu mengasimilasi CO2 dan H2O menghasilkan energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat (Indriyanto, 2006). Konsumen, yaitu makhluk hidup yang bergantung pada produsen sebagai makanan untuk memperoleh energi. Berdasarkan jenis makannya konsumen dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Herbivora, konsumen yang memakan tumbuhan. Contohnya: sapi dan kerbau.2. Karnivora, konsumen yang memakan hewan lain. Contohnya: harimau dan serigala.3. Omnivora, konsumen yang memakan tumbuhan dan hewan. Contohnya: manusia (Indriyanto, 2006).c. Sedangkan berdasarkan tingkatan dalam hal makan-memakan, konsumen dibagi menjadi empat, yaitu: Konsumen primer, yaitu golongan herbivora, misalnya: serangga, kelinci, kijang, sapi, kerbau, kambing, zooplankton, crustacea, mollusca, dll. Konsumen sekunder, yaitu golongan karnivora kecil (misalnya: anjing, kucing, rubah, anjing hutan, burung jalak, burung gagak) dan omnivora (misalnya: manusia, burung gereja). Konsumen tersier, yaitu golongan karnivora besar (karnivora tingkat tinggi), karnivora besar ini memangsa karnivora kecil, herbivora, maupun omnivora. Misalnya: singa, harimau, serigala, burung rajawali, dll. Mikro konsumen, yaitu tumbuhan atau binatang yang hidupnya sebagai parasit, scavenger, dan saproba. Pengurai, yaitu mikroorganisme yang hidupnya bergantung kepada bahan organik dari organisme yang telah mati (binatang, tumbuhan, dan manusia yang telah mati). Dentritivor, yaitu organisme pemakan partikel-partikel organik atau detritus. Contohnya cacing tanah, lipang, dan siput. Decomposer, yaitu organisme yang bertugas mengubah partikel-partikel organik menjadi partikel anorganik. Contohnya jamur dan bakteri (Indriyanto, 2006).

2. Komponen abiotik, yaitu komponen benda tak hidup. Misalnya cahaya, suhu, air, kelembaban, tanah, udara, garam-garam mineral, dan topografi.a) Cahaya Cahaya berperan penting dalam kehidupan organisme, salah satu contohnya adalah cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan energi terbesar yang dibutuhkan oleh makhluk hidup, misalnya tumbuhan dalam proses fotosintesis (Indriyanto, 2006).b) Suhu atau TemperaturSuhu merupakan komponen abiotik yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup. Salah satunya berkaitan dengan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Misalnya reaksi enzimatis yang memerlukan suhu tertentu dan rusak pada suhu tinggi (Indriyanto, 2006).c) Air Air merupakan unsur utama yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuh organisme terdiri dari air (H2O). Di alam, air dapat berbentuk padat (misalnya kristal es atau salju), cair, dan gas (Indriyanto, 2006).d) Kelembaban Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah. Kelembaban di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan kelembaban di tanah berarti kandungan air di tanah. Kelembaban yang diperlukan oleh makhluk hidup berbeda-beda. Kelembaban ini dibutuhkan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan (Indriyanto, 2006).e) TanahTanah merupakan unsur utama dalam kehidupan di Bumi baik berguna untuk tempat hidup, sember mineral, air, dll. Dimana jika faktor satu ini tidak ada maka tidak ada tempat bagi mahluk hidup itu untuk tinggal (Indriyanto, 2006).f) Udara atau AnginAngin termasuk salah satu faktor yang sangat mempengaruhi cuaca dan iklim di Bumi, sehingga faktor ini juga yang membuat perbedaan iklim di setiap wilayah Bumi. Udara juga merupakan atmosfer yang mengandung berbagai senyawa yang dibutuhkan oleh mahluk hidup seperti halnya oksigen, karbondioksida, nitrogen, dan lain sebagainya yang bermanfaat di atmosfer Bumi (Indriyanto, 2006).g) Garam-garam mineralGaram-garam mineral sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk tumbuh dan berkembang. Karena garam mineral sangat berperan dalam proses metabolisme dan seluruh aktifitas sel dalm jaringan-jaringan tubuh. Garam-garam mineral ini akan terus bersiklus di Bumi (Indriyanto, 2006).h) TopografiTopografi adalah letak suatu tempat dipandang dari ketinggian di atas permukaan air laut atau dipandang dari garis bujur dan garis lintang. Topografi yang berbeda menyebabkan perbedaan penerimaan intensitas cahaya, kelembaban, tekanan udara, dan suhu udara, sehingga topografi dapat menggambarkan distribusi makhluk hidup (Indriyanto, 2006).

2.3Interaksi Antar Komponen EkosistemAntara makhluk hidup yang satu dengan yang lain terjadi hubungan, baik antara sesama spesies maupun inter-spesies, baik antara komponen biotik maupun komponen abiotik. Hubungan timbal balik dikenal pula dengan interaksi. Dalam bagian ini, akan dibahas mengenai interaksi antar-individu, antar-populasi, antar-komunitas dan faktor biotik, dan interaksi antar ekosistem (Champbell, 2004).a. Interaksi Antar-Individu Membentuk PopulasiSekumpulan makhluk hidup dari spesies yang sama yang hidup pada suatu waktu dan kawasan tertentu serta saling berinteraksi membentuk populasi. karena barasal dari spesies yang sama, maka individu di dalam populasi mempunyai potensi melakukan kawin silang yang akan menghasilkan keturunan yang fertile (mampu bereproduksi) (Rahardjanto, 2001).Dengan demikian, populasi memiliki sifat dapat tumbuh dan berkembang, dari populasi berukuran kecil menjadi populasi yang berukuran besar. Sebaliknya, karena alasan-alasan tertentu (misalnya,diburu, terkena penyakit, bencana alam), ukuran populasi bisa menjadi lebih kecil dari semula. Semakin besar populasi, semakin banyak kebutuhan makanannya. Demikian pula dengan kebutuhan oksigen, air, dan ruangan. Antar-individu tersebut akan terjadi persaingan atau kompetisi untuk memenuhi kebutuhan oksigen, air, makanan, ruangan, dan cahaya matahari. Oleh karena itu, ledakan populasi akan akan menimbulkan persaingan dan persaingan menimbulkan masalah lingkungan (Rahardjanto, 2001).2. Interaksi Antar-Populasi Membentuk KomunitasInteraksi antara populasi yang satu dengan yang lain dalam suatu areal tertentu membentuk komunitas. Contoh komunitas adalah komunitas hutan hujan tropik yang di dalamnya terdapat berbagai populasi tumbuhan, reptilian, burung, mamalia, mikroorganisme, cacing moluska. Interaksi antar-makhluk hidup biasanya akan membentuk hubungan khusus yang berpengaruh secara nyata terhadap persebaran dan kepadatannya (Rahardjanto, 2001).Ada beberapa macam interaksi antarsesama makhluk hidup. Interaksi tersebut dapat terjadi, baik antar-individu dalam populasi ataupun antarindividu berbeda populasi atau barbeda jenis (spesies). Bentuk interaksi tersebut dapat berupa saling merugikan, saling menguntungkan, atau hanya salah satu saja yang diuntungkan. Berkut ini adalah beberapa bentuk interaksi antarspesies dalam suatu komunitas (Rahardjanto, 2001). KompetisiKompetisi adalah bentuk interaksi dua makhluk hidup yang mengakibatkan kedua makhluk hidup tersebut mengalami kerugian. Kebutuhan hidup yang sering diperebutkan tersebut, antara lain makanan, tempat berlindung, tempat bersarang, sumber air, dan pasangan untuk kawin. Bentuk kompetisi yang terjadi dapat berupa kompetisi intraspesifik, yaitu kompetisi di antara anggota spesies yang sama dan kompetisi interspesifik, yaitu kompetisi di antara anggota yang berbeda spesies, persaingan antarindividu dalam spesies penting arinya untuk mengatur populasi spesies tersebut (Soemartowo, 1983).

PredasiDi dalam sebuah interaksi antar-makhluk hidup terdapat hubungan satu spesies memakan yang lain. Dalam hal ini, konsumennya disebut predator, sedangkan spesies yang dimakan dikenal sebagai mangsa. Predator (Latin, praeda = mangsa) adalah makhluk hidup yang memperoleh sumber-sumber yang diperlukan dengan memakan makhluk hidup lain. Jika yang dimangsa adalah produser, maka bentuk interaksi itu disebut herbivori, sedangkan hewan yang memakan produser disebut herbivor (Soemartowo, 1983).

SimbiosisHubungan yang dekat antara dua spesies makhluk hidup berbeda disebut simbiosis yang berarti hidup bersama. Interaksi simbiotik meliputi bentuk parasitisme, komensalisme, dan mutualisme (Soemartowo, 1983).

ParasitismeParasitisme merupakan bentuk interaksi yang dapat menyebabkan satu pihak mendapat keuntungan, sedangkan pihak yang lain menderita kerugian. Suatu parasit dapat memperoleh makanan atau sumber-sumber yang diperlukan dari tubuh makhluk hidup lain, disebut inang atau hospes.Selain menggunakan inang sebagai sumber nutrisi beberapa parasit juga menggunakan inang mereka untuk perlindungan bagi predator yang akan memangsanya. Contohnya, kehidupan ikan mutiara pada timun laut, fungi pada manusia, tali putri pada tumbuhan, dan lain-lain (Soemartowo, 1983).

KomensalismeKomensalisme merupakan bentuk interaksi yang menyebabkan satu pihak mendapatkan keuntungan, sedangkan yang lain tidak terpengaruh (tidak diuntungkan maupun dirugikan). Contoh interaksi komensalisme adalah kehidupan ikan remora dengan hiu, anggrek pada inangnya, dan lain-lain (Soemartowo, 1983).

MutualismeMutualisme (Latin, mutuus = penukaran) merupakan bentuk interaksi yang menyebabkan kedua spesies sama-sama mendapat keuntungan. Interaksi mutualisme kadang-kadang disebut juga simbiosis obligat. Contohnya adalah pada proses penyerbukan bunga (polinasi). Pada beberapa proses penyerbukannya dapat berlangsung oleh bantuan beberapa serangga khusus, burung, atau kelelawar. Bakteri Rhizobium dengan tumbuhan Leguminosae, dan lain-lain (Soemartowo, 1983). Salah satu ciri dari komunitas adalah adanya keanekaragaman spesies dan pola penyebarannya. Semakin beranekaragam spesies penyusun suatu komunitas, semakin tinggi organisasinya, dan ini berarti semakin dewasa komunitas tersebut. Komunitas yang demikian itu biasanya lebih stabil. Dalam arti, komunitas mampu memulihkan diri apabila mandapatkan gangguan, asalkan masih dalam batas toleransi. Gangguan itu berupa penambahan atau pengurangan materi atau energi. Komunitas yang mampu memulihkan dirinya dikatakan memiliki daya lenting yang tinggi (Setiadi, 1983).3. Interaksi Antara Komunitas dengan Komponen Abiotik Membentuk EkosistemInteraksi antara komunitas dengan faktor abiotik membentuk suatu system yang dikenal sebagai lingkungan atau ekosistem. Interaksi tersebut dapat berupa proses memakan dan dimakan sehingga terjadi pemanfaatan energi dan daur ulang materi. Luas ekositem itu tidak dapat ditentukan. Ada ekosistem sawah yang cukup luas dan ada pula ekosistem lautan yang sangat luas. Jadi, luas sempitnya ekositem tidak dapat ditentukan secara pasti. Bahkan, seluruh permukaan bumi beserta segala makhluk hidup di dalamnya yang disebut sebagai biosfer, dapat dipandang sebagai ekosistem raksasa (Setiadi, 1983).

4. Interaksi Antar-Ekosistem Membentuk BiosferDi permukaan bumi, mulai dari dasar samudera hingga puncak pegunungan yang tinggi serta beberapa ratus meter lapisan udara di atasnya, terdapat berbagai macam ekosistem yang saling berinteraksi. Ini merupakan lapisan permukaan bumi yang dihuni organisme yang saling berinteraksi. Lapisan permukaan bumi ini dikenal sebagai biosfer atau ekosfer (Champbell, 2004).Bumi merupakan satu kesatuan sebagai hasil dari interaksi berbagai faktor penyusun yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, para pakar lingkungan prihatin dengan pencemaran, perusakan, dan perubahan iklim yang terjadi akibat kegiatan manusia. Jika ekosistem di bumi mengalami kerusakan, maka akibat kerusakan itu akan berangkai karena antar-komponen terjadi interaksi sebagaimana diuraikan sebelumnya. Umat manusia sendiri akan terancam kelestariannya (Champbell, 2004).

2.4 Tipe-tipe Ekosistem DaratEkosistem darat, yaitu ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Ekosistem darat dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan (Roesosoedarmo et al, 1986).1. Ekosistem Alami terdiri dari:a. Hutan Hujan Tropis Merupakan jenis hutan yang lebat dengan vegetasi yang relatif tinggi. Ciri-ciri dari hutan ini adalah : temperatur yang relatif hangat dimana suhu rata-rata 250C, curah hujan relatif tinggi, tumbuhan khas terdiri dari golongan liana (rotan) dan epifit (anggrek). Contoh hutan hujan tropis di daerah Costa rica (Roesosoedarmo et al, 1986).

b. SavanaMerupakan tipe bioma yang dicirikan dengan kondisi lingkungan yang relatif gersang dengan curah hujan yang rendah yaitu kurang dari 25 cm per tahun, perbedaan suhu pada siang dan malam hari relati besar diman pada siang hari rata-rata suhu mencapai 450C sedangkan pada malam hari rata- rata mancapai 00C, vegetasi meliputi berbagai belukar aksia, tumbuhan sukulen dan kaktus. contoh bioma ini adalah gurun disebelah barat gunung Rocky, gurun sonoran yng ditandai dengan adanya kaktus raksasa seguaro dan semak berakar dalam (Champbell, 2004).

c. GurunGurun terdapat di daerah dengan curah hujan kurang dari 25 cm/tahun. Memiliki curah hujan yang rendah. Suhunya tinggi pada siang hari (bisa mencapai 450C) dan suhunya rendah di malam hari (bisa mencapai 00C). Kondisi ini hanya mampu beradaptasi oleh tumbuhan tertentu saja seperti kaktus. Hewan yang hidup di gurun juga sangat terbatas seperti ular, kadal, katak, dan kalajengking (Rahardjanto, 2001).

d. Padang rumputBioma padang rumput terbentuk di daerah dengan curah hujan yang terbatas (25-30 cm/tahun), sehingga tidak mampu mendukung terbentuknya hutan. Bioma ini dapat dijumpai di wilayah tropis maupun subtropis. Tumbuhan utama adalah terna (herbs) rumput, karena itu di wilayah ini banyak hidup hewan pemakan rumput seperti zebra, bison, jerapah, dan lain-lain. Disamping itu, banyak pula ditemukan hewan pemangsa seperti singa, anjing liar, srigala, ular, dan lain-lain (Roesosoedarmo et al, 1986).

e. Hutan basahHutan basah terbentuk di daerah dengan curah hujan yang tinggi (200-225 cm/tahun) dan dapat dijumpai di daerah tropik dan subtropik. Curah hujan yang tinggi sangat mendukung tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan dengan keragaman yang tinggi. Ketinggian pohon dapat mencapai 20-40 m dan berdaun lebat hingga membentuk kanopi. Suhu sepanjang hari sekitar 250C dengan variasi yang cukup besar. Tumbuhan khas yang tumbuh di wilayah ini diantaranya anggrek sebagai epifit dan liana (rotan). Selain tumbuhan yang beragam jenisnya, hewan yang hidup di bioma ini juga sangat beragam seperti burung, kera, harimau, badak, babi hutan, dan lain-lain (Champbell, 2004).

f. Hutan gugurHutan gugur ini terdapat di daerah yang beriklim sedang atau daerah dengan empat musim. Memiliki curah hujan yang merata sepanjang tahun. Jenis pohon yang dapat dijumpai pada kondisi ini tidak sepadat dan seberagam seperti pada hutan basah. Hewan-hewan yang dapat dijumpai antara lain burung pelatuk, beruang, rubah, bajing, dan rakoon (Rahardjanto, 2001).

g. Taiga atau Hutan KoniferPada bioma taiga ini, tumbuhannya didominasi oleh tumbuhan yang berdaun jarum (konifer). Taiga merupakan hutan yang hijau sepanjang tahun (evergreen), walaupun suhu pada musim dingin dapat mencapai puluhan derajat di bawah nol. Kayu yang dihasilkan dari hutan ini terutama dimanfaatkan untuk pembuatan kertas, korek api, dan lain-lain. Hewan yang dapat dijumpai diantaranya tikus, beruang hutan, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur. Taiga terbesar adalah di Semenanjung Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska dan Kanada (Roesosoedarmo et al, 1986).

h. TundraTundra berarti daratan tanpa pohon. Wilayah ini terletak di sekitar kutub utara dengan suhu yang sangat dingin. Tumbuhan yang mampu hidup di daerah ini hanya terdiri dari tumbuhan gulma seperti rumput dan lumut kerak. Tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Keadaan vegetasi tersebut mirip dengan vegetasi gurun tetapi terdapat di daerah iklim dingin. Karena itulah tundra sering disebut gurun dingin (cold desert). Hewan yang meghuni bioma ini diantaranya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insecta seperti nyamuk dan lalat hitam. Wilayah persebaran tundra terdapat di bagian utara Skandinavia, Finlandia, Rusia, Siberia, dan Kanada (Champbell, 2004).

2. Ekosistem buatana. SawahSawah merupakan tanah yang di garap oleh manusia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Diantaranya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia, seperti ditanami padi, jagung, tebu, dan lain lain. Pada ekosistem sawah terdapat komponen biotik dan abiotik sebagai penyusun kehidupan dalam ekosistem tersebut. Komponen biotik dan abiotik membentuk suatu interaksi yang terkait dengan keberlangsungan hidup ekosistem tersebut (Indriyanto, 2006).b. BendunganBendungan dibuat manusia untuk menampung air hujan, sungai, dll. Sehingga dapat bemanfaat untuk mengurangi intensitas banjir, pembangun listrik, dll. Dari hasil pembendungan air yang berlimpah tersebut banyak sekali fauna dan flora yang dapat hidup di wilayah tersebut yang akan membentuk suatu ekosistem buatan manusia (Indriyanto, 2006).

c. Kebun Kebun merupakan suatu wilayah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia untuk diambil hasil alamnya, disamping itu terdapat berbagai kehidupan yang terdapat dalam kebun tersebut yang saling berkaitan tergantung faktor abiotik dan biotiknya, tetapi faktor biotik yang sangat mempengaruhi keragaman MH dalam kebun tersebut yaitu tanaman yang ditanam dalam kebun tersebut (Indriyanto, 2006).

d. Ekosistem pemukiman (kota dan desa) Ekosistem pemukiman merupakan ekosistem yang seutuhnya dibuat oleh manusia yang biasanya berupa perumahan, gedung-gedung tinggi dan lain-lain. Di ekosistem ini, pepohonan dan hewan berada pada tempat yang berbeda (Indriyanto, 2006).

2.5 Peranan dan fungsi dari EkosistemMenurut Heddy (1986) adapun peranan dari ekosistem sangat banyak, namun beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:a. Sebagai sumber bahan makanan bagi makhluk hidup lain Misalnya produsen menyediakan bahan makanan bagi konsumen primer (herbivora), konsumen primer menyediakan makanan bagi konsumen sekunder (karnivora), dan seterusnya

b. Berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem yang dinamisContohnya keberadaan harimau (karnivora) di suatu padang rumput untuk mencegah terjadinya ledakan populasi herbivora di wilayah tersebut, agar ketersediaan rumput selalu terjaga. Kehadiran predator dan parasitoid ikut mengontrol populasi hama agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.c. Menjamin tetap berlangsungnya daur ulang sampah organik di ekosistemContohnya jamur dan bakteri pengurai berperan menguraikan sampah organik menjadi zat-zat anorganik yang sangat diperlukan bagi kehidupan tumbuhan dan sekaligus dapat mengatasi masalah sampah organik.d. Sebagai sumber senyawa anorganik yang sangat diperlukan bagi kehidupan Contohnya tanah merupakan sumber air dan unsur hara penting bagi kehidupan tumbuhan dan makhluk hidup yang lain. Udara merupakan sumber CO2 untuk fotosintesis tumbuhan, juga sebagai sumber O2 bagi semua makhluk hidup.

e. Membantu mengatasi permasalahan polusi. Misalnya tumbuhan menyerap CO2 udara untuk fotosintesis, menyediakan O2 bagi organisme lain.

BAB 3. KESIMPULANAdapun kesimpulan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut:Ekosistem adalah gabungan dari komunitas yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan lingkungannya. Di dalam ekosistem terdapat komponen komponen yang terdiri dari komponen biotik dan komponen abiotik. Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain terjadi hubungan, baik antara sesama spesies maupun inter-spesies, baik antara komponen biotik maupun komponen abiotik. Hubungan timbal balik tersebut disebut dengan interaksi. Interaksi tersebut dapat bersifat mutualisme, komensalisme, dan parasitisme. Macam-macam dari ekosistem darat yaitu hutan hujan tropis, savana, gurun, padang rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga atau hutan konifer, tundra. Sedangkan peranan dari ekosistem sangat banyak, namun beberapa diantaranya adalah sebagai sumber bahan makanan bagi makhluk hidup lain, berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem yang dinamis, menjamin tetap berlangsungnya daur ulang sampah organik di ekosistem, sebagai sumber senyawa anorganik yang sangat diperlukan bagi kehidupan, membantu mengatasi permasalahan polusi.

DAFTAR PUSTAKA

Champbell, Neil A. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Heddy, Suwasono, dkk. 1986.Pengantar Ekologi. Jakarta : Rajawali

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara

Odum, E. HLM. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan oleh Tjahjono Samingan dari Buku Fundamental of Ecology. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rahardjanto, Abdulkadir. 2001.Ekologi Umum. Malang : Umm Press

Roesosoedarmo, S., K. Kartawinata, dan A. Soegiarto. 1986. Pengantar Ekologi. Bandung: Remadja Rosda Karya.

Setiadi, Y. 1983. Pengertian Dasar tentang Konsep Ekosistem. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Soemartowo, O. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.

_____.http://www.academia.edu/5030184/EKOSISTEM_SAWAH_INTERAKSI_BIOTIK_ABIOTIK [diakses pada tanggal 6 Februari 2014].