7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
1/23
MAKALAH KMB III ASKEP SISTEM PERKEMIHAN
(INKONTINENSIA URINE)
Di ajukan untuk memenuhi tugas Kmb iii Sistem Perkemihan
yang di bimbing oleh :
Heri Siswanto, S.Kep Ns
Di Susun Oleh :
1. ABDUL GOFUR (1.!"#1$.!%!$)
. A&HMAD MU'AKKI (1.!"#1$.!%!%)
". AGUNG SISOO (1.!"#1$.!%!#)
$. ALIAH NUR AULIA (1.!"#1$.!%1!)
PROGRAM STUDI DIII KEPERAATAN
UNI*ERSITAS BONDOOSO
!1$
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
2/23
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran uhan !ang "aha
#sa, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas $ INKONTINENSIA URINE+.
Dalam penyusunan "akalah ini, penulis memperoleh banyak dukungan dari
berbagai pihak dan bantuan moral serta bimbingan, petunjuk dan saran%saran yang
berguna dari berbagai pihak. &leh karena itu pada kesempatan kali ini penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada batas kepada yang terhormat :
' Heri Siswanto selaku Dosen Pengajar K"( ))) Sistem Perkemihan
* +eni gustin, S. Kep Ns, selaku wali kelas * yang telah memberi
semangat dan pengarahan dan bimbingan baik se-ara mental dan
moral.
Serta semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
"akalah ini
!ang mana berkat dukungan beliaulah "akalah ini dapat terselesaikan
meski banyak kesalahan, baik dari -ara penulisan maupun /ormat makalah ini.
&leh karena itu kami mohon kritik dan saran yang dapat membangkitkan
semangat belajar kami. Sehingga kami tidak lagi melakukan kesalahan yang
kedua kalinya.
(ondowoso, "ei *0'1
Penulis
Page | 2
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
3/23
DAFTAR ISI
HALAMAN ,UDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
'.' +atar (elakang......................................................................................... '
'.* ujuan Penulisan......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. $
*.' De/inisi..................................................................................................... 1
*.* #tiologi..................................................................................................... 2
*. anda 3ejala............................................................................................. 4
*.1 Pemeriksaan Penunjang............................................................................ 5
*.2 Penatalaksanaan "edis............................................................................. 6
*.4 7&8......................................................................................................... '
*.5 Pengkajian Keperawatan.......................................................................... '1
*.9 Diagnosa Keperawatan yang mun-ul....................................................... '2
*.6 )nterensi Keperawatan pada Diagnosa Prioritas.................................. '4
BAB III. PENUTUP..................................................................................... 1-
.' Kesimpulan.............................................................................................. '9
.* Saran........................................................................................................ '9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... !
Page | 3
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
4/23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
"enua ;menjadi tua< adalah suatu proses se-ra perlahan=lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan /ungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap in/eksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus menerus
berlanjut se-ara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua
makhluk hidup.
>sia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan bagian dari
proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh
setiap indiidu. Penuaan adalah normal, dengan perubahan /isik dan tingkah laku
yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka men-apai usia
tahap perkembangan kronologis tertentu. )ni merupakan suatu /enomena yang
kompleks dan multi dimensional yang dapat diobserasi di dalam satu sel dan
berkembang pada keseluruhan sistem. 7alaupun hal itu terjadi pada tingkat
ke-epatan yang berbeda, di dalam parameter yang -ukup sempit, proses tersebut
tidak tertandingi.
"enua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. 7alaupun
demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak
seseorang men-apai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan
pada otot, susunan sara/, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi
sedikit, dan terjadi juga pada sistem pen-ernaan.
Pada tahap ini indiidu mengalami banyak perubahan, baik se-ara /isik maupun
mental, khususnya kemunduran dalam berbagai /ungsi dan kemampuan yang
pernah dimilikinya. Perubahan penampilan /isik sebagai bagian dari proses
penuaan yang normal, seperti berkurangnya ketajaman pan-a indera, menurunnya
Page | 1
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
5/23
daya tahan tubuh , lebih mudah terkena konstipasi merupakan an-aman bagi
integritas orang usia lanjut. (elum lagi mereka masih harus berhadapan dengan
kehilangan peran diri, kedudukan sosial serta perpisahan dengan orang%orang
yang di-intai.
Proses menua ;aging< merupakan suatu perubahan progresi/ pada organisme yang
telah men-apai kematangan intrinsik dan bersi/at irreersibel serta menunjukkan
adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan
adanya penurunan kondisi /isik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi
satu sama lain . Proses menua yang terjadi pada lansia se-ara linier dapat
digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan ;impairment
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
6/23
merupakan gejala yang menimbulkan gangguan kesehatan, sosial, psikologi serta
dapat menurunkan kualitas hidup ;Ro-hani, *00*
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
7/23
BAB II
PEMBAHASAN
.1 DeinisiInkontinensia urine merupakan suatu jenis urge in-ontinen-e
;keluarnya urine se-ara tidak sadar, terjadi ketika tekanan kandung kemih
melebihi tekanan uretra selama /ase pengisian< yang dihubungkan dengan
keinginan kuat untuk buang air ke-il dan berhubungan dengan oerakti/ otot
detrusor.
Inkontinensia urine adalah gangguan atau kerusakan pada susunan
sara/ yang ikut mengontrol kandung kemih dan kelainan yang belum
diketahui sebabnya sampai saat ini ;idiopatik
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
8/23
Kemungkinan penyebab inkontinensia total antara lain:
dis/ungsi neorologis, kontraksi independen dan re/leks
detrusor karena pembedahan, trauma atau penyakit yang
mempengaruhi sara/ medulla spinalis, /istula, neuropati.
'. )nkontinen sia stress tipe ini ditandai dengan adanya urin menetes dengan
peningkatan tekanan abdomen, adanya dorongan berkemih,
dan sering miksi. )nkontinensia stress terjadi disebabkan
otot spingter uretra tidak dapat menahan keluarnya urin
yang disebabkan meningkatnya tekanan di abdomen se-ara
tiba%tiba. Peningkatan tekanan abdomen dapat terjadi
sewaktu batuk, bersin, mengangkat benda yang berat,
tertawa ;Panker, *005
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
9/23
)n/eksi, obstruksi, kontraktiltas kandung kemih yang berlebihan,
de/isiensi estrogen,kelemahan s/ingter, hipertropi prostat.
- Kelainan neurologis
&tak ;stroke, alAaimer, demensia multiin/ark, parkinson, multipel
sklerosis
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
10/23
. Nokturia: malam hari sering bangun lebih dari satu kali untuk
berkemih.
1. >rgensi yaitu keinginan yang kuat dan tiba%tiba untuk berkemihwalaupun penderita belum lama sudah berkemih dan kandung
kemih belum terisi penuh seperti keadaan normal.
2. >rge inkontinensia yaitu dorongan yang kuat sekali unuk berkemih
dan tidak dapat ditahan sehingga kadang=kadang sebelum sampai
ke toilet urine telah keluar lebih dulu.
&rang dengan inkontinensia urine mengalami kontraksi yang tak
teratur pada kandung kemih selama /ase pengisian dalam siklus miksi.
>rge inkontinensia merupakan gejala akhir pada inkontinensia urine.
Cumlah urine yang keluar pada inkontinensia urinebiasanya lebih banyak
daripada kapasitas kandung kemih yang menyebabkan kandung kemih
berkontraksi untuk mengeluarkan urine. Pasien dengan inkontinensia
urine pada mulanya kontraksi otot detrusor sejalan dengan kuatnya
keinginan untuk berkemih, akan tetapi pada beberapa pasien mereka
menyadari kontraksi detrusor ini se-ara olunter berusaha membantu
s/ingter untuk menahan urine keluar serta menghambat kontraksi otot
detrusor, sehingga keluhan yang menonjol hanya urgensi dan /rekuansi
yaitu lebih kurang 90 ?. Nokturia hampir ditemukan 50 ? pada kasus
inkontinensia urine dan simptom nokturia sangat erat hubungannya
dengan nokturnal enuresis. Keluhan urge inkontinensia ditemukan hanya
pada sepertiga kasus inkontinensia urine
.$ Pe5e6i7s22n Penun42n
' es diagnostik pada inkontinensia urin
"enurut &uslander, tes diagnostik pada inkontinensia perlu dilakukan
untuk mengidenti/ikasi /aktor yang potensial mengakibatkan
inkontinensia, mengidenti/ikasi kebutuhan klien dan menentukan tipe
inkontinensia.
Page | 7
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
11/23
"engukur sisa urin setelah berkemih, dilakukan dengan -ara :
Setelah buang air ke-il, pasang kateter, urin yang keluar melalui
kateter diukur atau menggunakan pemeriksaan ultrasonik pelis, bila sisaurin '00 -- berarti pengosongan kandung kemih tidak adekuat.
>rinalisis Dilakukan terhadap spesimen urin yang bersih untuk
mendeteksi adanya /aktor yang berperan terhadap terjadinya inkontinensia
urin seperti hematuri, piouri, bakteriuri, glukosuria, dan proteinuria. es
diagnostik lanjutan perlu dilanjutkan bila ealuasi awal didiagnosis belum
jelas. es lanjutan tersebut adalah : es laboratorium tambahan seperti
kultur urin, blood urea nitrogen, -reatinin, kalsium glukosa sitologi.
es urodinamik E untuk mengetahui anatomi dan /ungsi saluran
kemih bagian bawah es tekanan urethra E mengukur tekanan di dalam
urethra saat istirahat dan saat dianmis.)maging E tes terhadap saluran
perkemihan bagian atas dan bawah.
* Pemeriksaan penunjang
>ji urodinamik sederhana dapat dilakukan tanpa menggunakan
alat%alat mahal. Sisa%sisa urin pas-a berkemih perlu diperkirakan pada
pemeriksaan /isis. Pengukuran yang spesi/ik dapat dilakukan dengan
ultrasound atau kateterisasi urin. "erembesnya urin pada saat dilakukan
penekanan dapat juga dilakukan. #aluasi tersebut juga harus dikerjakan
ketika kandung kemih penuh dan ada desakan keinginan untuk berkemih.
Diminta untuk batuk ketika sedang diperiksa dalam posisi litotomi atau
berdiri. "erembesnya urin seringkali dapat dilihat. )n/ormasi yang dapat
diperoleh antara lain saat pertama ada keinginan berkemih, ada atau tidak
adanya kontraksi kandung kemih tak terkendali, dan kapasitas kandung
kemih.
+aboratorium
#lektrolit, ureum, -reatinin, glukosa, dan kalsium serum dikaji
untuk menentukan /ungsi ginjal dan kondisi yang menyebabkan poliuria.
Page | 8
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
12/23
"enurut National Womens Health Report, diagnosis dan terapi
inkontinensia urine dapat ditegakkan oleh sejumlah pemberi pelayanan
kesehatan, termasuk dokter pada pelayanan primer, perawat, geriatris,
gerontologis, urologis, ginekologis, pedriatris, neurologis, /isioterapis,
perawat kontinensia, dan psikolog. Pemberi pelayanan primer dapat
mendiagnosis inkontinensia urine dengan pemeriksaan riwayat medis yang
lengkap dan menggunakan tabel penilaian gejala.
es yang biasanya dilakukan adalah urinealisa ;tes urine untuk
menetukan apakah gejalanya disebabkan oleh inkontinensia urine, atau
masalah lain, seperti in/eksi saluran kemih atau batu kandung kemih
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
13/23
Dari beberapa hal tersebut di atas, dapat dilakukan sebagai berikut :
'. Peman/aatan kartu -atatan berkemih
!ang di-atat pada kartu tersebut misalnya waktu berkemih dan jumlah
urin yang keluar, baik yang keluar se-ara normal, maupun yang keluar karena
tak tertahan, selain itu di-atat pula waktu, jumlah dan jenis minuman yang
diminum.
*. erapi non /armakologi
Dilakukan dengan mengoreksi penyebab yang mendasari timbulnya
inkontinensia urin, seperti hiperplasia prostat, in/eksi saluran kemih,
diuretik, gula darah tinggi, dan lain%lain. dapun terapi yang dapat
dilakukan adalah :
"elakukan latihan menahan kemih ;memperpanjang interal waktu
berkemih< dengan teknik relaksasi dan distraksi sehingga /rekwensi berkemih
4%5 @Fhari. +ansia diharapkan dapat menahan keinginan untuk berkemih bila
belum waktunya. +ansia dianjurkan untuk berkemih pada interal waktu
tertentu, mula%mula setiap jam, selanjutnya diperpanjang se-ara bertahap
sampai lansia ingin berkemih setiap *% jam."embiasakan berkemih pada
waktu%waktu yang telah ditentukan sesuai dengan kebiasaan lansia.
Promted oiding dilakukan dengan -ara mengajari lansia mengenal
kondisi berkemih mereka serta dapat memberitahukan petugas atau
pengasuhnya bila ingin berkemih. eknik ini dilakukan pada lansia dengan
gangguan /ungsi kogniti/ ;berpikir
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
14/23
ke belakang G '0 kali, dan berputar searah dan berlawanan dengan jarum
jam G '0 kali.
- 3erakan seolah%olah memotong /eses pada saat kita buang air besar
dilakukan G '0 kali.
Hal ini dilakukan agar otot dasar panggul menjadi lebih kuat dan urethra
dapat tertutup dengan baik.
". Te629i 265270l0i
&bat%obat yang dapat diberikan pada inkontinensia urgen adalah
antikolinergik seperti &@ybutinin, Propantteine, Di-ylomine, /lao@ate,
)mipramine.
Pada inkontinensia stress diberikan al/a adrenergi- agonis, yaitu
pseudoephedrine untuk meningkatkan retensi urethra.
Pada s/ingter rela@ diberikan kolinergik agonis seperti (ethane-hol
atau al/akolinergik antagonis seperti praAosin untuk stimulasi kontraksi,
dan terapi diberikan se-ara singkat.
$. Te629i 9e5e32h2n
erapi ini dapat dipertimbangkan pada inkontinensia tipe stress
dan urgensi, bila terapi non /armakologis dan /armakologis tidak
berhasil. )nkontinensia tipe oer/low umumnya memerlukan tindakan
pembedahan untuk menghilangkan retensi urin. erapi ini dilakukan
terhadap tumor, batu, diertikulum, hiperplasia prostat, dan prolaps
peli- ;pada wanita
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
15/23
Dapat digunakan pada kondisi akut maupun pada kondisi dimana
pengobatan sudah tidak berhasil mengatasi inkontinensia urin.
Namun pemasangan pampers juga dapat menimbulkan masalahseperti luka le-et bila jumlah air seni melebihi daya tampung pampers
sehingga air seni keluar dan akibatnya kulit menjadi lembab, selain itu
dapat menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan alergi.
o Kateter
Kateter menetap tidak dianjurkan untuk digunakan se-ara rutin
karena dapat menyebabkan in/eksi saluran kemih, dan juga terjadi
pembentukan batu. Selain kateter menetap, terdapat kateter sementara
yang merupakan alat yang se-ara rutin digunakan untuk mengosongkan
kandung kemih. eknik ini digunakan pada pasien yang tidak dapat
mengosongkan kandung kemih. Namun teknik ini juga beresiko
menimbulkan in/eksi pada saluran kemih.
o Alat bantu toilet
Seperti urinal, komod dan bedpan yang digunakan oleh orang usia
lanjut yang tidak mampu bergerak dan menjalani tirah baring. lat bantu
tersebut akan menolong lansia terhindar dari jatuh serta membantu
memberikan kemandirian pada lansia dalam menggunakan toilet.
Page | 12
7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine
16/23
.% O&
Page | 13
Baktor Predisposisi
%Pembedahan urogenital
%"enurunnya tahanan uretra
dan muara kandungkemih
%Pembesaran kelenjar prostat
Penyebab Kronik
%Kelemahan otot dasar
panggulF otot kandung
kemih yang sudah berat%3gn Neurologis ;stroke,
penyakit Parkinson,
dimensia