Download - Makalah Inkontenitas Urine

Transcript
  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    1/23

    MAKALAH KMB III ASKEP SISTEM PERKEMIHAN

    (INKONTINENSIA URINE)

    Di ajukan untuk memenuhi tugas Kmb iii Sistem Perkemihan

    yang di bimbing oleh :

    Heri Siswanto, S.Kep Ns

    Di Susun Oleh :

    1. ABDUL GOFUR (1.!"#1$.!%!$)

    . A&HMAD MU'AKKI (1.!"#1$.!%!%)

    ". AGUNG SISOO (1.!"#1$.!%!#)

    $. ALIAH NUR AULIA (1.!"#1$.!%1!)

    PROGRAM STUDI DIII KEPERAATAN

    UNI*ERSITAS BONDOOSO

    !1$

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    2/23

    KATA PENGANTAR

    Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran uhan !ang "aha

    #sa, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang

    diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas $ INKONTINENSIA URINE+.

    Dalam penyusunan "akalah ini, penulis memperoleh banyak dukungan dari

    berbagai pihak dan bantuan moral serta bimbingan, petunjuk dan saran%saran yang

    berguna dari berbagai pihak. &leh karena itu pada kesempatan kali ini penulis

    ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada batas kepada yang terhormat :

    ' Heri Siswanto selaku Dosen Pengajar K"( ))) Sistem Perkemihan

    * +eni gustin, S. Kep Ns, selaku wali kelas * yang telah memberi

    semangat dan pengarahan dan bimbingan baik se-ara mental dan

    moral.

    Serta semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan

    "akalah ini

    !ang mana berkat dukungan beliaulah "akalah ini dapat terselesaikan

    meski banyak kesalahan, baik dari -ara penulisan maupun /ormat makalah ini.

    &leh karena itu kami mohon kritik dan saran yang dapat membangkitkan

    semangat belajar kami. Sehingga kami tidak lagi melakukan kesalahan yang

    kedua kalinya.

    (ondowoso, "ei *0'1

    Penulis

    Page | 2

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    3/23

    DAFTAR ISI

    HALAMAN ,UDUL..................................................................................... i

    KATA PENGANTAR................................................................................... ii

    DAFTAR ISI................................................................................................. iii

    BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

    '.' +atar (elakang......................................................................................... '

    '.* ujuan Penulisan......................................................................................

    BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. $

    *.' De/inisi..................................................................................................... 1

    *.* #tiologi..................................................................................................... 2

    *. anda 3ejala............................................................................................. 4

    *.1 Pemeriksaan Penunjang............................................................................ 5

    *.2 Penatalaksanaan "edis............................................................................. 6

    *.4 7&8......................................................................................................... '

    *.5 Pengkajian Keperawatan.......................................................................... '1

    *.9 Diagnosa Keperawatan yang mun-ul....................................................... '2

    *.6 )nterensi Keperawatan pada Diagnosa Prioritas.................................. '4

    BAB III. PENUTUP..................................................................................... 1-

    .' Kesimpulan.............................................................................................. '9

    .* Saran........................................................................................................ '9

    DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... !

    Page | 3

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    4/23

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    "enua ;menjadi tua< adalah suatu proses se-ra perlahan=lahan kemampuan

    jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan /ungsi

    normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap in/eksi dan memperbaiki

    kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus menerus

    berlanjut se-ara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua

    makhluk hidup.

    >sia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan bagian dari

    proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh

    setiap indiidu. Penuaan adalah normal, dengan perubahan /isik dan tingkah laku

    yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka men-apai usia

    tahap perkembangan kronologis tertentu. )ni merupakan suatu /enomena yang

    kompleks dan multi dimensional yang dapat diobserasi di dalam satu sel dan

    berkembang pada keseluruhan sistem. 7alaupun hal itu terjadi pada tingkat

    ke-epatan yang berbeda, di dalam parameter yang -ukup sempit, proses tersebut

    tidak tertandingi.

    "enua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan

    tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. 7alaupun

    demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering

    menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak

    seseorang men-apai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan

    pada otot, susunan sara/, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi

    sedikit, dan terjadi juga pada sistem pen-ernaan.

    Pada tahap ini indiidu mengalami banyak perubahan, baik se-ara /isik maupun

    mental, khususnya kemunduran dalam berbagai /ungsi dan kemampuan yang

    pernah dimilikinya. Perubahan penampilan /isik sebagai bagian dari proses

    penuaan yang normal, seperti berkurangnya ketajaman pan-a indera, menurunnya

    Page | 1

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    5/23

    daya tahan tubuh , lebih mudah terkena konstipasi merupakan an-aman bagi

    integritas orang usia lanjut. (elum lagi mereka masih harus berhadapan dengan

    kehilangan peran diri, kedudukan sosial serta perpisahan dengan orang%orang

    yang di-intai.

    Proses menua ;aging< merupakan suatu perubahan progresi/ pada organisme yang

    telah men-apai kematangan intrinsik dan bersi/at irreersibel serta menunjukkan

    adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan

    adanya penurunan kondisi /isik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi

    satu sama lain . Proses menua yang terjadi pada lansia se-ara linier dapat

    digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan ;impairment

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    6/23

    merupakan gejala yang menimbulkan gangguan kesehatan, sosial, psikologi serta

    dapat menurunkan kualitas hidup ;Ro-hani, *00*

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    7/23

    BAB II

    PEMBAHASAN

    .1 DeinisiInkontinensia urine merupakan suatu jenis urge in-ontinen-e

    ;keluarnya urine se-ara tidak sadar, terjadi ketika tekanan kandung kemih

    melebihi tekanan uretra selama /ase pengisian< yang dihubungkan dengan

    keinginan kuat untuk buang air ke-il dan berhubungan dengan oerakti/ otot

    detrusor.

    Inkontinensia urine adalah gangguan atau kerusakan pada susunan

    sara/ yang ikut mengontrol kandung kemih dan kelainan yang belum

    diketahui sebabnya sampai saat ini ;idiopatik

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    8/23

    Kemungkinan penyebab inkontinensia total antara lain:

    dis/ungsi neorologis, kontraksi independen dan re/leks

    detrusor karena pembedahan, trauma atau penyakit yang

    mempengaruhi sara/ medulla spinalis, /istula, neuropati.

    '. )nkontinen sia stress tipe ini ditandai dengan adanya urin menetes dengan

    peningkatan tekanan abdomen, adanya dorongan berkemih,

    dan sering miksi. )nkontinensia stress terjadi disebabkan

    otot spingter uretra tidak dapat menahan keluarnya urin

    yang disebabkan meningkatnya tekanan di abdomen se-ara

    tiba%tiba. Peningkatan tekanan abdomen dapat terjadi

    sewaktu batuk, bersin, mengangkat benda yang berat,

    tertawa ;Panker, *005

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    9/23

    )n/eksi, obstruksi, kontraktiltas kandung kemih yang berlebihan,

    de/isiensi estrogen,kelemahan s/ingter, hipertropi prostat.

    - Kelainan neurologis

    &tak ;stroke, alAaimer, demensia multiin/ark, parkinson, multipel

    sklerosis

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    10/23

    . Nokturia: malam hari sering bangun lebih dari satu kali untuk

    berkemih.

    1. >rgensi yaitu keinginan yang kuat dan tiba%tiba untuk berkemihwalaupun penderita belum lama sudah berkemih dan kandung

    kemih belum terisi penuh seperti keadaan normal.

    2. >rge inkontinensia yaitu dorongan yang kuat sekali unuk berkemih

    dan tidak dapat ditahan sehingga kadang=kadang sebelum sampai

    ke toilet urine telah keluar lebih dulu.

    &rang dengan inkontinensia urine mengalami kontraksi yang tak

    teratur pada kandung kemih selama /ase pengisian dalam siklus miksi.

    >rge inkontinensia merupakan gejala akhir pada inkontinensia urine.

    Cumlah urine yang keluar pada inkontinensia urinebiasanya lebih banyak

    daripada kapasitas kandung kemih yang menyebabkan kandung kemih

    berkontraksi untuk mengeluarkan urine. Pasien dengan inkontinensia

    urine pada mulanya kontraksi otot detrusor sejalan dengan kuatnya

    keinginan untuk berkemih, akan tetapi pada beberapa pasien mereka

    menyadari kontraksi detrusor ini se-ara olunter berusaha membantu

    s/ingter untuk menahan urine keluar serta menghambat kontraksi otot

    detrusor, sehingga keluhan yang menonjol hanya urgensi dan /rekuansi

    yaitu lebih kurang 90 ?. Nokturia hampir ditemukan 50 ? pada kasus

    inkontinensia urine dan simptom nokturia sangat erat hubungannya

    dengan nokturnal enuresis. Keluhan urge inkontinensia ditemukan hanya

    pada sepertiga kasus inkontinensia urine

    .$ Pe5e6i7s22n Penun42n

    ' es diagnostik pada inkontinensia urin

    "enurut &uslander, tes diagnostik pada inkontinensia perlu dilakukan

    untuk mengidenti/ikasi /aktor yang potensial mengakibatkan

    inkontinensia, mengidenti/ikasi kebutuhan klien dan menentukan tipe

    inkontinensia.

    Page | 7

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    11/23

    "engukur sisa urin setelah berkemih, dilakukan dengan -ara :

    Setelah buang air ke-il, pasang kateter, urin yang keluar melalui

    kateter diukur atau menggunakan pemeriksaan ultrasonik pelis, bila sisaurin '00 -- berarti pengosongan kandung kemih tidak adekuat.

    >rinalisis Dilakukan terhadap spesimen urin yang bersih untuk

    mendeteksi adanya /aktor yang berperan terhadap terjadinya inkontinensia

    urin seperti hematuri, piouri, bakteriuri, glukosuria, dan proteinuria. es

    diagnostik lanjutan perlu dilanjutkan bila ealuasi awal didiagnosis belum

    jelas. es lanjutan tersebut adalah : es laboratorium tambahan seperti

    kultur urin, blood urea nitrogen, -reatinin, kalsium glukosa sitologi.

    es urodinamik E untuk mengetahui anatomi dan /ungsi saluran

    kemih bagian bawah es tekanan urethra E mengukur tekanan di dalam

    urethra saat istirahat dan saat dianmis.)maging E tes terhadap saluran

    perkemihan bagian atas dan bawah.

    * Pemeriksaan penunjang

    >ji urodinamik sederhana dapat dilakukan tanpa menggunakan

    alat%alat mahal. Sisa%sisa urin pas-a berkemih perlu diperkirakan pada

    pemeriksaan /isis. Pengukuran yang spesi/ik dapat dilakukan dengan

    ultrasound atau kateterisasi urin. "erembesnya urin pada saat dilakukan

    penekanan dapat juga dilakukan. #aluasi tersebut juga harus dikerjakan

    ketika kandung kemih penuh dan ada desakan keinginan untuk berkemih.

    Diminta untuk batuk ketika sedang diperiksa dalam posisi litotomi atau

    berdiri. "erembesnya urin seringkali dapat dilihat. )n/ormasi yang dapat

    diperoleh antara lain saat pertama ada keinginan berkemih, ada atau tidak

    adanya kontraksi kandung kemih tak terkendali, dan kapasitas kandung

    kemih.

    +aboratorium

    #lektrolit, ureum, -reatinin, glukosa, dan kalsium serum dikaji

    untuk menentukan /ungsi ginjal dan kondisi yang menyebabkan poliuria.

    Page | 8

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    12/23

    "enurut National Womens Health Report, diagnosis dan terapi

    inkontinensia urine dapat ditegakkan oleh sejumlah pemberi pelayanan

    kesehatan, termasuk dokter pada pelayanan primer, perawat, geriatris,

    gerontologis, urologis, ginekologis, pedriatris, neurologis, /isioterapis,

    perawat kontinensia, dan psikolog. Pemberi pelayanan primer dapat

    mendiagnosis inkontinensia urine dengan pemeriksaan riwayat medis yang

    lengkap dan menggunakan tabel penilaian gejala.

    es yang biasanya dilakukan adalah urinealisa ;tes urine untuk

    menetukan apakah gejalanya disebabkan oleh inkontinensia urine, atau

    masalah lain, seperti in/eksi saluran kemih atau batu kandung kemih

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    13/23

    Dari beberapa hal tersebut di atas, dapat dilakukan sebagai berikut :

    '. Peman/aatan kartu -atatan berkemih

    !ang di-atat pada kartu tersebut misalnya waktu berkemih dan jumlah

    urin yang keluar, baik yang keluar se-ara normal, maupun yang keluar karena

    tak tertahan, selain itu di-atat pula waktu, jumlah dan jenis minuman yang

    diminum.

    *. erapi non /armakologi

    Dilakukan dengan mengoreksi penyebab yang mendasari timbulnya

    inkontinensia urin, seperti hiperplasia prostat, in/eksi saluran kemih,

    diuretik, gula darah tinggi, dan lain%lain. dapun terapi yang dapat

    dilakukan adalah :

    "elakukan latihan menahan kemih ;memperpanjang interal waktu

    berkemih< dengan teknik relaksasi dan distraksi sehingga /rekwensi berkemih

    4%5 @Fhari. +ansia diharapkan dapat menahan keinginan untuk berkemih bila

    belum waktunya. +ansia dianjurkan untuk berkemih pada interal waktu

    tertentu, mula%mula setiap jam, selanjutnya diperpanjang se-ara bertahap

    sampai lansia ingin berkemih setiap *% jam."embiasakan berkemih pada

    waktu%waktu yang telah ditentukan sesuai dengan kebiasaan lansia.

    Promted oiding dilakukan dengan -ara mengajari lansia mengenal

    kondisi berkemih mereka serta dapat memberitahukan petugas atau

    pengasuhnya bila ingin berkemih. eknik ini dilakukan pada lansia dengan

    gangguan /ungsi kogniti/ ;berpikir

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    14/23

    ke belakang G '0 kali, dan berputar searah dan berlawanan dengan jarum

    jam G '0 kali.

    - 3erakan seolah%olah memotong /eses pada saat kita buang air besar

    dilakukan G '0 kali.

    Hal ini dilakukan agar otot dasar panggul menjadi lebih kuat dan urethra

    dapat tertutup dengan baik.

    ". Te629i 265270l0i

    &bat%obat yang dapat diberikan pada inkontinensia urgen adalah

    antikolinergik seperti &@ybutinin, Propantteine, Di-ylomine, /lao@ate,

    )mipramine.

    Pada inkontinensia stress diberikan al/a adrenergi- agonis, yaitu

    pseudoephedrine untuk meningkatkan retensi urethra.

    Pada s/ingter rela@ diberikan kolinergik agonis seperti (ethane-hol

    atau al/akolinergik antagonis seperti praAosin untuk stimulasi kontraksi,

    dan terapi diberikan se-ara singkat.

    $. Te629i 9e5e32h2n

    erapi ini dapat dipertimbangkan pada inkontinensia tipe stress

    dan urgensi, bila terapi non /armakologis dan /armakologis tidak

    berhasil. )nkontinensia tipe oer/low umumnya memerlukan tindakan

    pembedahan untuk menghilangkan retensi urin. erapi ini dilakukan

    terhadap tumor, batu, diertikulum, hiperplasia prostat, dan prolaps

    peli- ;pada wanita

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    15/23

    Dapat digunakan pada kondisi akut maupun pada kondisi dimana

    pengobatan sudah tidak berhasil mengatasi inkontinensia urin.

    Namun pemasangan pampers juga dapat menimbulkan masalahseperti luka le-et bila jumlah air seni melebihi daya tampung pampers

    sehingga air seni keluar dan akibatnya kulit menjadi lembab, selain itu

    dapat menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan alergi.

    o Kateter

    Kateter menetap tidak dianjurkan untuk digunakan se-ara rutin

    karena dapat menyebabkan in/eksi saluran kemih, dan juga terjadi

    pembentukan batu. Selain kateter menetap, terdapat kateter sementara

    yang merupakan alat yang se-ara rutin digunakan untuk mengosongkan

    kandung kemih. eknik ini digunakan pada pasien yang tidak dapat

    mengosongkan kandung kemih. Namun teknik ini juga beresiko

    menimbulkan in/eksi pada saluran kemih.

    o Alat bantu toilet

    Seperti urinal, komod dan bedpan yang digunakan oleh orang usia

    lanjut yang tidak mampu bergerak dan menjalani tirah baring. lat bantu

    tersebut akan menolong lansia terhindar dari jatuh serta membantu

    memberikan kemandirian pada lansia dalam menggunakan toilet.

    Page | 12

  • 7/26/2019 Makalah Inkontenitas Urine

    16/23

    .% O&

    Page | 13

    Baktor Predisposisi

    %Pembedahan urogenital

    %"enurunnya tahanan uretra

    dan muara kandungkemih

    %Pembesaran kelenjar prostat

    Penyebab Kronik

    %Kelemahan otot dasar

    panggulF otot kandung

    kemih yang sudah berat%3gn Neurologis ;stroke,

    penyakit Parkinson,

    dimensia