MAKALAH INDIVIDU OB 5
PENGARUH PENGGUNAAN CYANOACRYLATE ADHESIVE
TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN ANGULAR
CHEILITIS
Oleh:
NAMA : ENDITA WIDYA CHASTRENA
NIM : 04101004080
Dosen Pembimbing:
Drg Shanty Chairani, M.Si
Drg. Siti Rusdiana Puspa Dewi
Drg. Mellani Cindera Negara
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
0
PENGARUH PENGGUNAAN CYANOACRYLATE ADHESIVE
TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN ANGULAR
CHEILITIS
Endita Widya Chastrena
Mahasiswi PSKG Universitas Sriwijaya
Abstrak
Cyanoacrylate merupakan golongan adesif, yang dalam dunia medis biasa
digunakan untuk menutup kulit yang terluka. Cyanoacrylate dapat berupa metil 2-
cyanoacylate,etil-2-cyanoacrylate,n-butil cyanoacrylate dan 2-oktil cyanoacrylate.
Semakin panjang rantai utama bahan ini semakin biokompatibel, turunnya
toksisitas dan kekuatan adhesi serta lebih elastis. Pada keadaan angular cheilitis,
pengaplikasian cyanoacrylate adhesive akan membantu meningkatkan proses
penyembuhan, terjadi laju peningkatan epitelisasi, serta memberikan estetik yang
baik.
Kata kunci : Cyanoacrylate adhesive, Angular Cheilitis
CYANOACRYLATE ADHESIVE
1. Definisi
Cyanoacrylate adalah nama generik untuk golongan adesif yang cepat
waktu kerjanya dalam merekatkan. Biasa digunakan dalam keperluan industri,
medis, dan rumah tangga. Cyanoacrylate dapat berupa metil 2-cyanoacylate, etil-
2-cyanoacrylate dan n-butil cyanoacrylate (digunakan pada hewan dan perekat
kulit). Senyawa terkait 2-oktil cyanoacrylate adalah lem yang digunakan dalam
dunia medis. Senyawa ini dikembangkan menjadi tidak beracun dan kurang
mengiritasi jaringan kulit. Cyanoacrylate adhesive terkadang dikenal sebagai lem
instan.
Setiap tahun ada lebih dari 7 juta luka sobek yang telah di tutup dalam
beberapa kasus emergensi. Secara tradisional, banyak luka yang telah ditutup
1
dengan jahitan. Pemberian topikal cyanoacrylate adhesive pada kulit memberikan
banyak keuntungan dibandingkan dengan cara tradisional. Perekat luka 2-oktil
cyanoacrylate adhesive telah disetujui oleh US Food and Drug Administration
(FDA) untuk menutup kulit yang terluka.1 Alhasil, perekat kulit topikal telah
masuk ke pasaran dalam waktu dekat ini. Selain diindikasikan sebagai perekat
hasil bedah, 2-oktil cyanoacrylate telah disetujui oleh FDA sebagai penghalang
mikroba, termasuk staphylococci tertentu, pseudomonas, dan Escherichia coli.
Sejak pertama kalinya pada tahun 1959, cyanoacrylate adhesive muncul,
mulai banyak ketertarikan para paramedis untuk menggunakannya dalam
keperluan medis. Namun, ternyata rantai pendek utama cyanoacrylate (metil
cyanoacrylate) histotoksik dan dapat menyebabkan reaksi tubuh terhadap benda
asing. Selanjutnya, pada generasi kedua rantai panjang cyanoacrylate lebih
biokompatibel. Dengan peningkatan rantai panjang, terjadi penurunan toksisitas
dan kekuatan adhesi, lebih elastis dan meningkatnya waktu polimerisasi.2
a. Generasi Pertama
methyl-cyanoacrylate
Gambar 1. methyl-cyanoacrylate
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Cyanoacrylate
b. Generasi Kedua
ethyl-2-cyanoacrylate: Epiglu®
n-butyl-2-cyanoacrylate: Histoacryl®, Liquiband®
2-octyl-cyanoacrylate: Dermabond®
2
isobutyl-cyanoacrylate: Indermil®
ethyl-2-cyanoacrylate + butyl acrylate + methacryloxysulpholane:
Glubran®
n-butyl-2-cyanoacrylate + methacryloxysulpholane: Glubran 2®
Gambar 2. Struktur cyanoacrylate tissue adhesives
Sumber : Adam J. Singer, MDa, James V. Quinn, MD, MSb, Judd E. Hollander, MDc.
The cyanoacrylate topical skin adhesives. The American Journal of Emergency Medicine
Volume 26, Issue 4, May 2008, Pages 490–496
Gambar 3. Cyanoacrylate glue (Histoacryl®)
Sumber : Gerlind Schneider. 2009. Tissue adhesives in otorhinolaryngology : GMS, Vol.
8, ISSN 1865-1011
Gambar 4. Cyanoacrylate glue (Dermabond®)
3
Sumber : : Gerlind Schneider. 2009. Tissue adhesives in otorhinolaryngology : GMS,
Vol. 8, ISSN 1865-1011
2. Cyanoacrylate Adhesive Dalam Dunia Medis
Penggunaan perekat jaringan seperti butyl dan isobutyl cyanoacrylate telah
banyak di teliti dalam berbagai penelitian. Hal ini mungkin dapat berfungsi
sebagai alternatif dalam penutupan luka jahitan dan dapat digunakan secara luas
dalam prosedur bedah yang melibatkan banyak organ. Perekat ini, juga telah
digunakan dalam berbagai prosedur bedah dalam rongga mulut.
Sifat utama perekat jaringan adalah :
Mampu bertindak sebagai pelembab permukaan jaringan yang direkatkan
Memiliki efek hemostatik dan bakteriostatik
Baskar dan Frisch telah meninjau penggunaan cyanoacrylate adhesive
dalam kedokteran gigi, kemudian menyimpulkan bahwa butyl cyanoacrylate tidak
hanya ditoleransi dengan baik di jaringan, namun juga memungkinkan
penyembuhan yang umumnya mempercepat proses penyembuhan. Hal ini telah
berhasil diuji pada permukaan dressing paska gingivektomi, flap mukoperiosteal,
sisi yang di biopsy, bekas luka ekstraksi, ulser aphtosa, ulserasi leukemik, pulp
capping, dan dalam cangkok jaringan mukosa dari region satu keregion yang
lainnya.3
Perekat jaringan dapat digunakan secara eksternal maupun pada rongga
mulut dan di area genital. Dapat diaplikasikan pada luka baru, insisi bedah serta
untuk melindungi atau menutup luka (Nevi, kutil, tahi lalat, bintik-bintik dan lebih
banyak lagi). Untuk menutup luka setelah adaptasi dari tepi-tepi luka, sebagai
pengganti jahitan, sebagai pendukung tambahan pada jahitan dan perlindungan
dari infeksi setelah penjahitan.4
4
3. Mekanisme Kerja Cyanoacrylate Adhesive dalam Merekatkan Jaringan
Ketika berkontak dengan ion hidrogen (air atau cairan tubuh)
menyebabkan ethyl-2-cyanoacrylate berpolimerisasi dengan cepat membentuk
lapisan tipis yang dapat melekatkan tepi jaringan atau kulit dengan erat.
Cyanoacrylates akan membentuk rantai panjang, kuat, dan tahan air pada reaksi
eksotermik. Hasil dari polimerisasi adalah ikatan adesif yang stabil. Polimerisasi
terjadi dalam waktu 2 menit 20 detik. Pada keadaan lebih lembab, reaksi akan
terjadi lebih cepat sebagai perekat jaringan.2
Gambar 5. Potongan melintang permukaan lem pada jaringan
Sumber : : Gerlind Schneider. 2009. Tissue adhesives in otorhinolaryngology : GMS,
Vol. 8, ISSN 1865-1011
Empat alasan penunjang dipakainya bahan ethyl-2-cyanoacrylate sebagai
pelekat jaringan, adalah karena mempunyai efek hemostatik baik, bakteriostatik
dan sebagai bakterisidal, kemampuan polimer melekat dengan erat pada jaringan
hidup dan mendapatkan estetik yang baik selama proses penyembuhan luka.2
4. Indikasi dan Kontra Indikasi Cyanoacrylate Adhesive
Indikasi :
Untuk aplikasi untuk luka baru, lecet dan sayatan bedah
Untuk perlindungan / penutupan setelah pengangkatan lesi kulit (Nevi, kutil,
tahi lalat, bintik-bintik pikun dan lebih banyak lainnya).
Untuk penutupan luka setelah adaptasi dari tepi luka, sebagai pengganti
jahitan, pendukung tambahan jahitan dan perlindungan dari infeksi setelah
jahitan
5
Kontraindikasi :
• Jangan digunakan pada luka yang infeksi, inflamasi atau luas.
• Jangan digunakan untuk menutup luka pada organ dalam, permukaan otak atau
sistem saraf pusat maupun tepi.
• Jangan digunakan pada penderita hipersensitivitas cyanoacrylate atau
formaldehid
5. Keuntungan Menggunakan Cyanoacrylate Adhesive
Keuntungan :
• adhesinya baik pada lingkungan basah maupun sedang
• kekuatan adhesinya tinggi
• dapat di aplikasikan dalam beberapa area
• miniaturisasi (pada metode bedah mikroskopis dan endoskopi)
• sterilisability
• tetap stabil dalam penyimpanan
• toleransi lokal sangat baik, jika digunakan sesuai petunjuk
• jika berkontak dengan jaringan yang sehat, akan terlepas sendiri beberapa
saat tanpa merusak kulit
• biaya efisien dan efektif, memuaskan, aplikasi yang mudah, menghemat
waktu, dan mengurangi rasa sakit pada jahitan
6. Efek Samping Cyanoacrylate Adhesive
• Jika digunakan terlalu banyak/berlebihan/terlalu tebal dapat terjadi
kerusakan jaringan akibat termal pada proses polimerisasi.
• Reaksi alergi tidak di amati sejauh ini
• Pemberian yang terlalu banyak dapat mencegah penyembuhan jaringan
ikat
ANGULAR CHEILITIS
1. Definisi
Kondisi yang ditandai dengan kekeringan, rasa terbakar, pecah atau luka
pada sudut mulut. Biasanya dikaitkan dengan defisiensi vitamin B kompleks,
6
hilangnya dimensi vertikal dan dihubungkan dengan berlebihannya saliva.5
Angular cheilitis mempunyai nama lain perleche, angular cheilosis dan angular
stomatitis. Dapat terjadi pada anak–anak dan orang dewasa baik laki–laki maupun
perempuan dan bersifat kambuhan atau sering berulang.6
2. Etiologi
Paling sering disebabkan oleh kekeringan, peretakan dan menjilat bibir
yang konstan, salivasi yang berlebihan dan air liur yang mengalir keluar, terutama
pada anak-anak dengan defisit neurologi, juga dapat menyebabkan iritasi kronis.
Lesi pada sariawan mulut kadang – kadang juga dapat meluas ke sudut mulut.7
Beberapa literatur menyatakan bahwa angular cheilitis pada anak dapat
tejadi karena defisiensi nutrisi, hipovitaminosis (khususnya vitamin B). Defisiensi
nutrisi dapat karena kekurangan vitamin B12, riboflavin, vitamin B6, piridoksin,
zat besi, asam folat dan biotin. Kekurangan vitamin B kompleks lebih sering
daripada hanya vitamin B saja. Defisiensi vitamin B pada angular cheilitis
biasanya dibarengi dengan status gizi buruk pada anak.6
Sedangkan jamur seperti Candida albicans dan bakteri seperti
Streptococcus aureus termasuk B-haemolytic streptococci merupakan penyebab
sekunder yang keberadaannya dipicu oleh kebiasaan menjilat bibir yang konstan.8
Gambar 6. Angular Cheilitis
Sumber : Braun, Plewig dkk. Dermatology 2nd. New York : Springer
7
Gambar 7. Angular Cheilitis
Laskaris George.1994. Color Atlas of Oral Diseases. Germany :Thieme
3. Patogenesis Angular Cheilitis
Keadaan defisiensi nutrisi menyebabkan keutuhan jaringan epitel
berkurang. Mukokutan junction merupakan daerah peralihan antara kulit dan
mukosa mulut dengan epitel mukosa yang lebih tipis dibanding epitel kulit
sehingga menyebabkan area ini rentan terhadap terjadinya infeksi atau angular
cheilitis.9
Proses terjadi angular cheilitis pada awalnya, jaringan mukokutan di sudut
- sudut mulut menjadi merah, lunak dan berulserasi. Selanjutnya, fisura – fisura
eritematosa menjadi dalam dan melebar beberapa cm dari sudut mulut ke kulit
sekitar bibir atau berulserasi dan mengenai mukosa bibir dan pipi dalam bentuk
abrasi linear. Infeksi keadaan kronis ditandai dengan adanya nanah dan jaringan
granulasi. Ulkus sering kali menimbulkan keropeng yang terbelah dan berulserasi
kembali selama fungsi mulut yang normal. Akhirnya dapat timbul nodula –
nodula granulomatosa kecil berwarna kuning coklat.10
4. Gambaran Klinis Angular Cheilitis
Pada angular cheilitis yang berhubungan dengan defisiensi nutrisi, lesi
terjadi bilateral yang biasanya meluas beberapa mm dari sudut mulut pada mukosa
pipi dan ke lateral pada kulit sirkum oral 1 – 10 mm. Dasar lesi lembab, adanya
fisur yang tajam, vertikal dari tepi vermillion bibir dan area kulit yang berdekatan.
Secara klinis, epitel pada komisura terlihat mengerut dan sedikit luka. Pada waktu
8
mengerut, menjadi lebih jelas terlihat, membentuk satu atau beberapa fisur yang
dalam, berulserasi tetapi tidak cenderung berdarah. Walaupun dapat terbentuk
krusta yang bernanah pada permukaan, fisur ini tidak melibatkan permukaan
mukosa pada komisura di dalam mulut, tetapi berhenti pada mukokutan junction.
Gambar 8. Angular cheilitis menunjukkan hyperkeratosis, perubahan basophilic dan
teleangiectasias.
Sumber : Ganda Kanchan. 2008. Dentist’s Guide to medical conditions and
complications. USA : Blackwell Munksgaard
5. Perawatan Angular Cheilitis
Perawatan terhadap angular cheilitis adalah dengan menghilangkan faktor
etiologinya. Angular cheilitis yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B
perawatannya dengan memberikan suplemen vitamin B kompleks atau
multivitamin yang mengandung vitamin B.6 Pemberian antimikroba pada
penderita angular cheilitis yang disebabkan defisiensi nutrisi hanya berfungsi
untuk menyingkatkan waktu penyembuhan.
6. Penyembuhan Angular Cheilitis
Secara umum, proses fisiologis penyembuhan luka dapat dibagi ke dalam
4 fase utama. Pertama, respons inflamasi akut terhadap cedera mencakup
hemostasis, pelepasan histamine dan mediator lain dari sel – sel yang rusak, dan
migrasi sel darah putih (leukosit polimorfonuklear dan makrofag) ke tempat yang
rusak tersebut. Kedua, fase destruktif yaitu pembersihan jaringan yang mati dan
9
yang mengalami devitalisasi oleh leukosit polimorfonuklear dan makrofag.
Ketiga, fase proliferatif yaitu pada saat pembuluh darah baru, yang diperkuat oleh
jaringan ikat, menginfiltrasi luka sehingga memerlukan pasokan nutrisi yang
cukup. Faktor sistemik yang dapat memperlambat penyembuhan pada stadium ini
termasuk defisiensi vitamin C, defisiensi besi, hipoproteinemia, serta hipoksia.
Durasi penyembuhan pada fase proliferatif adalah 3 – 24 hari. Keempat, Fase
maturasi mencakup re-epitelisasi, kontraksi luka dan reorganisasi jaringan ikat.11
Pada angular cheilitis terdapat sedikit jaringan yang hilang, maka
penyembuhan terjadi secara intens primer, yaitu dengan menyatukan kedua tepi
luka berdekatan dan saling berhadapan. Jaringan granulasi yang dihasilkan sangat
sedikit. Dalam waktu 10 – 14 hari, reepitelisasi secara normal sudah sempurna
dan biasanya hanya menyisakan jaringan parut tipis, yang dengan cepat dapat
memudar dari warna merah muda menjadi putih.11
Gambar 9 . a) Angular cheilitis, (b) sembuh dari Angular cheilitis
Sumber : Shah R. Cheilitis. 2008. http://www.askdrshah.com/app/health-
centers.asp
7. Pengaruh Penggunaan Cyanoacrylate Adhesive dalam Membantu Proses
Penyembuhan Angular Cheilitis
Gambar 10. Diagram skematik perawatan dengan cyanoacrylate adhesive
10
Berdasarkan penelitian, pengaplikasian cyanoacrylate adhesive pada sudut
bibir anak laki-laki usia 12 tahun, membutuhkan rata-rata waktu perbaikan
(2+1+5) menit.12 Pelapisan octyl-2-cyanoacrylate meningkatkan laju epitelisasi
dan pengobatan diberikan saat proses hemostasis lengkap, sehingga pembentukan
keropeng berkurang, dan tidak merangsang respon iritasi (eritema) atau infeksi.13
Pada angular cheilitis terdapat sedikit jaringan yang hilang, maka
penyembuhan terjadi secara intens primer, yaitu dengan menyatukan kedua tepi
luka berdekatan dan saling berhadapan.11 Sehingga proses hemostasis dapat terjadi
lebih cepat, benang –benang fibrin segera membentuk sumbat hemostatik. Karena
telah dilapisi cyanoacrylate adhesive permukaan lesi akan terlindungi dari
kontaminasi mikroorganisme sehingga mencegah infeksi. Dibawah lapisan ini,
epitel akan segera terbentuk, setelah proses – proses penyembuhan lainnya terjadi.
Kesimpulan
Pada keadaan angular cheilitis, pengaplikasian cyanoacrylate adhesive
akan membantu meningkatkan proses penyembuhan, terjadi laju peningkatan
epitelisasi, serta memberikan estetik yang baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. US Food and Drug Administration. FDA Dermabond Approval Order.
Available at http://www.accessdata.fda.gov/cdrh_docs/pdf/P960052b.pdf.
2. Gerlind Schneider. 2009, Vol. 8, ISSN 1865-1011. Tissue adhesives in
otorhinolaryngology : GMS
3. Shafer. Hine. Levy. 2009. Shafer’s Textbook of Oral Pathology ed 6th.
India : Elsevier
4. Giray. Atasever. Durgun. Araz. 1997. Clinical and electron microscope
comparison of silk sutures and n-butyl-2-cyanoacrylate in human mucosa.
Australian Dental Journal ;42:(4):255-8
5. Harty FJ dan Ogston R. 1995. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta :EGC
6. Scully C. 2004. Oral and Maxillofacial Medicine. Edinburgh: Wright: 189-
193
7. Behrman, Kliegman, dan Arvin. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15
Vol.3. Jakarta : EGC
8. Field A dan Lesley L. Tyldesley’s Oral Medicine. 5th ed. United Kingdom:
Oxford University Press, 2003: 3-4, 64-5
9. Wolfram-Gabel R dan H Sick. Microvascularization of the Mucocutaneous
Junctions of the Head in Fetuses and Neonates. Cells Tissues Organs. 2002;
171: 250-9 (abstrak)
10. Langlais RP dan Craig SM.2000. Atlas Berwarna: Kelainan Rongga Mulut
yang Lazim. Jakarta: Hipokrates
11. Morison, MJ. Manajemen Luka. Jakarta: EGC, 2003: 1-4, 10, 19-21
12. Betul Gulalp. Tamer Seyhan. Sonnur Gursoy. 2009. M Nur Altinors.
Emergency wounds treated with cyanoacrylate and long-term results in
pediatrics: a series of cases; what are the advantages and boards?. BMC
Research Notes. 2:132 doi:10.1186/1756-0500-2-132
13. Stephen. William. Alex. Patricia. 2008. An Octyl-2-Cyanoacrylate
Formulation Speeds Healing of Partial-Thickness Wounds. Dermatologic
Surgery Volume 27, Issue 9, pages 783–788
12
Top Related