Download - MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

Transcript
Page 1: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

MAKALAH GEOLOGI LAUT

KEBENCANAAN

Oleh :

IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008)

MIRNA SARI (G1F115023)

M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

RIMA ANNISA (1610716120007)

RIZKY SUHAINI (1610716210016)

SICILIA VERA Y. (1610716320008)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2018

Page 2: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

KEBENCANAAN

I. Sebaran Potensi Bencana Geologi Laut

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang

Penanggulangan Bencana definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian

peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan

masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam

maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

geologi laut merupakan salah satu jenis bencana alam. Bencana alam adalah

bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang

disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,

banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.

Bencana yang disebabkan oleh proses-proses geologi disebut dengan

bencana geologi. Bahaya geologi yang berada di muka bumi pada hakikatnya

merupakan hasil dari proses-proses geologi, baik yang bersifat endogenik maupun

eksogenik dimana proses proses tersebut tidak bisa dikendalikan oleh manusia.

Dalam beberapa kasus, tingkat kerusakan relatif terhadap jumlah korban dan

kerugian harta benda dapat dipakai sebagai pembanding antara skala bencana dan

resiko bencana yang terjadi di suatu wilayah. Manusia dapat juga menjadi faktor

penyebab yang merubah bahaya geologi menjadi bencana geologi serta menjadi

faktor penentu dari tingkat kerusakan suatu bencana, seperti misalnya

pertumbuhan penduduk yang tinggi, kemiskinan, degradasi lingkungan, dan

kurangnya informasi. Meskipun beberapa faktor tersebut dianggap sebagai faktor

yang saling berpengaruh satu dan lainnya serta faktor-faktor tersebut sulit

dipisahkan mana yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat kerusakan

suatu bencana (Noor, 2012).

Daerah yang berpotensi dalam bencana geologi laut merupakan daerah

yang termasuk dalam kawasan Cincin Api Pasifik. Cincin Api

Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (Ring of Fire) adalah daerah yang sering

mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi

cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup

wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk

Page 3: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

gempa Pasifik. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa

bumi terbesar terjadi di sepanjang di kawasan Cincin Api ini. Daerah gempa

berikutnya (5-6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk

Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga

ke Atlantika. Negara-negara yang termasuk dalam kawasan Cincin Api antara lain

yaitu Selandia Baru, Indonesia, Malaysia, Filipina, Jepang, Alaska, Colombia,

California, Meksiko, Guatemala dan Nikaragua.

Gambar 1. Peta Daerah Kawasan Cincin Api Pasifik

Indonesia berada di jalur gempa teraktif di dunia karena merupakan salah

satu negara yang berada pada kawasan Cincin Api Pasifik dan berada di atas tiga

tumbukan lempeng benua, yakni, Indo-Australia dari sebelah selatan, Eurasia dari

utara dan Pasifik dari timur. Kondisi geografis ini di satu sisi menjadikan

Indonesia sebagai wilayah yang rawan bencana letusan gunung api, gempa, dan

tsunami namun di sisi lain menjadikan Indonesia sebagai wilayah subur dan kaya

secara hayati.

Gambar 2. Peta Letak Lempeng Benua di Indonesia

Page 4: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

Gambar 3. Peta Sebaran Gunung Api di Indonesia

Gambar 4. Peta Sebaran Gempa Bumi di Indonesia

Berdasarkan dari gambar 3 terlihat bahwa sebaran gunung berapi di

Indonesia banyak terletak di daerah Sumatra bagian barat, Jawa, Bali, Nusa

Tenggaraa, Halmahera bagian barat dan Sulawesi bagian Utara. Untuk sebaran

gempa bumi dapat terlihat dari gambar 4, hampir 2/3 dari negara Indonesia rawan

bencana gempa bumi kecuali daerah Kalimantan, Sumatra bagian Timur dan

bagian selatan Pulau Papua. Secara garis besar, dampak dari tatanan tektonik di

Indonesia antara lain sebagai berikut:

Page 5: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

1. Dampak positif yang meliputi adanya tanah subur, pemandangan yang indah,

cekungan hidrokarbon, jalur mineralisasi, dan potensi energi terbarukan (panas

bumi, biomassa, nuklir dan sebagainya). Dampak positif ini mendorong adanya

eksplorasi dan eksploitasi yang berbasis penelitian multidisiplin untuk

kesejahteraan masyarakat dan ketahanan negara (pangan & energi).

2. Dampak negatif yang mencakup bencana-bencana geologi, antara lain

gempabumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor dan sebagainya.

Hal tersebut mendorong adanya mitigasi bencana geologi yang berbasis

penelitian multidisplin untuk mengurangi resiko bencana yang ditimbulkan

(Surono, 2014).

II. Tsunami

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yaitu tsu yang berarti pelabuhan dan

namiyang berarti gelombang. Jadi tsunami berarti pasang laut besar dipelabuhan.

Dalam ilmu kebumian terminologi ini dikenal dan baku secara umum. Secara

singkat tsunami dapat dideskripsikan sebagai gelombang laut dengan periode

panjang yang ditimbulkan oleh suatu gangguan impulsif yang terjadi pada

medium laut, seperti gempa bumi, erupsi vulkanik atau longsoran.

Gambar 5. Ilustrasi Bencana Tsunami

Gelombang tsunami merupakan jenis gelombang yang dapat bergerak ke segala

arah hingga mencapai jarak ribuan kilometer. Daya kerusakan yang diakibatkan

gelombang ini akan semakin kuat apabila berada di daratan yang dekat dengan

pusat gangguan. Apabila masih di lautan tinggi gelombang tsunami ini tidak

terlalu tinggi, hanya berkisar 1 meter. Meski demikian, kecepatan yang dimiliki

Page 6: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

oleh gelombang ini bisa mencapai 500 hingga 1000 kilometer per jam, sehingga

kapal yang berada di lautan sampai tidak terasa akan kehadiran gelombang ini.

Sebaliknya, semakin mendekati ekosistem pantai, kecepatan gelombang ini

semakin menurun, hanya sekitar 35 hingga 50 kilometer per jam. Namun,

tingginya gelombang akan semakin naik, hingga mencapai 20 meter. Dengan

ketinggian yang sedemikian ini, maka gelombang tsunami dapat masuk ke daratan

hingga jarak puluhan kilometer. Periode tsunami ini berkisar antara 10-60 menit.

Gelombang tsunami mempunyai panjang gelombang yang besar sampai mencapai

100 km. Kecepatan penjalaran tsunami ini sangat tergantung dari kedalaman laut

dan penjalarannya dapat berlangsung mencapai ribuan kilometer. Jarak horizontal

rayapan tsunami ke daratan yang disebut juga dengan inundasi sangat ditentukan

oleh morfologi pantai. Pada pantai dengan morfologi terjal, maka tsunami tidak

akan jauh mencapai daratan, sedangkan di pantai yang landai tsunami dapat

menerjang sampai ratusan meter masuk ke daratan.

Gambar 6. Proses terjadinya Tsunami

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Perencanaan Umum Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Rawan

Tsunami ada beberapa pengertian terkait tsunami antara lain sebagai berikut :

Gempa berpotensi tsunami (tsunamigenic earthquake) adalah gempa dengan

karakteristik tertentu, yaitu (a) pusat gempa terletak di dasar laut, (b) tergolong

gempa dangkal dengan kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km, (c)

mempunyai besaran (magnitudo) gempa lebih dari 6,0 skala richter dan (d)

mempunyai jenis sesar naik atau sesar turun.

Page 7: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

Gempa tsunami (tsunami earthquake) adalah gempa yang karakteristiknya

berbeda dengan tsunamigenic earthquake, tetapi dapat menimbulkan tsunami

besar dengan amplitudo yang jauh lebih besar daripada besarnya magnitudo

gempa.

Tsunami lokal (regional) adalah tsunami dengan sumber tsunami dengan jarak

1000 km dari daerah pantai yang ditinjau. Tsunami lokal atau berareal di

sekitarnya mempunyai waktu tempuh sangat pendek (30 menit atau kurang)

dan gelombang tsunami berareal sedang atau regional mempunyai waktu

tempuh dalam orde 30 menit sampai 2 jam.

Tsunami berjarak adalah jenis tsunami yang paling umum terjadi di pantai-

pantai yang bertemu langsung dengan Samudera Pasifik. Jenis tsunami ini

memiliki sumber penyebab yang jauh dari bibir pantai sehingga kekuatan

gelombang yang dihasilkan tidak sebesar tsunami lokal. Waktu tempuh pada

saat gempa sampai terjadinya tsunami di daratan berkisar antara 5,5 jam

sampai 18 jam.

Faktor-faktor yang menyebabkan tsunami adalah sebagai berikut:

1. Gempa Bumi bawah laut

Gambar 7. Gempa Bawah Laut yang Menyebabkan Tsunami

Gempa bumi merupakan hal yang paling umum yang dapat menyebabkan

terjadinya tsunami. Gempa bumi yang dimaksud tentu adalah gempa bumi bawah

Page 8: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

laut. Gempa bumi bawah laut menimbulkan banyak getaran yang akan mendorong

timbulnya gelombang tsunami. Gempa bumi bawah laut merupakan penyebab

mayoritas terjadinya tsunami di dunia. Hampir 90 persen kejadian tsunami di

dunia ini disebabkan oleh gempa bumi yang terjadi di bawah laut. Gempa bumi

yang terjadi dibawah laut ini merupakan jenis gempa bumi tektonik yang timbul

akibat adanya pertemuan atau tubrukan lempeng tektonik. Meski gempa bumi

bawah laut merupakan penyebab utama terjadinya tsunami, namun tidak berarti

bahwa semua gempa bumi bawah laut dapat menimbulkan tsunami. Gempa bumi

bawah laut akan menimbulkan tsunami apabila memenuhi beberapa syarat antara

lain adalah sebagai berikut:

Pusat gempa terletak di kedalaman kurang dari 10 kilometer dibawah

permukaan air laut

Gempa bumi bawah laut yang berpotensi menimbulkan tsunami adalah

apabila pusat gempa berada di kedalaman kurang dari 10 kilometer di bawah

permukaan air laut. Semakin dangkal pusat gempa, maka akan semakin besar

kesempatan untuk terjadi tsunami. Dengan kata lain semakin dangkal pusat gempa

bumi, maka peluang terjadinya tsunami juga semakin besar. Hal ini karena getaran

yang dirasakan juga semakin besar dan semakin kuat, sehinnga peluang terjadinya

tsunami pun juga semakin kuat.

Gempa yang terjadi berskala di atas 6 skala richter

Kriteria yang selanjutnya adalah gempa bumi yang terjadi harus

mempunyai kekuatan di atas 6 skala richter. Jadi misalnya ada gempa dangkal,

namun gempanya kecil, hal itu kemungkinan tidak akan memberikan peluang

terjadinya tsunami. Gempa yang terjadi dengan kekuatan minimal 6 skala richter

dianggap sudah mampu untuk mempengaruhi gelombang air laut, yang pada

akhirnya akan menyebabkan terjadinya tsunami. Pengalaman bencana yang terjadi

di Aceh pada tahun 2004 silam, gempa yang terjadi memiliki kekuatan sekitar 9

skala richter. Untuk mengetahui besar gempa digunakan alat pengukur getaran

gempa bumi.

Terjadi pergerakan lempeng bumi jenis sesar naik turun

Kriteria lainnya yang juga mendukung terjadinya gelombang tsunami

adalah mengenai jenis sesar. Persesaran gempa yang dapat menimbulkan

gelombang tsunami adalah jenis persesaran naik turun. Adanya persesaran naik

Page 9: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

turun ini akan dapat menimbulkan gelombang baru yang mana jika bergerak ke

daratan, maka bisa menghasilkan tsunami. Hal ini akan diperparah apabila terjadi

patahan di dasar laut, sehingga akan menyebabkan air laut turun secara mendadak

dan menjadi cikal bakal terjadinya tsunami.

Gambar 8. Ilustrasi Sesar yang Menyebabkan Terjadinya Tsunami

2. Letusan gunung berapi bawah laut

Gambar 9. Letusan gunung berapi bawah laut.

Page 10: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

Penyebab terjadinya tsunami yang selanjutnya adalah terjadinya letusan

gunung api yang ada di bawah laut. Lautan yang memenuhi dua per tiga dari

permukaan bumi ini menyimpan banyak sekali rahasia. Kita tidak tau banyak

mengenai rupa penampakan di bawah laut, bahwa sebenarnya tidak hanya daratan

saja yang mempuyai gunung aktif, namun juga bawah laut mempunyai banyak

gunung aktif. Beberapa gunung aktif yang ada di bawah laut bisa berpotensi

meledak atau erupsi sewaktu- waktu. Akibat adanya letusan yang besar atau kuat

dari gunung berapi bawah laut ini, maka menyebabkan terjadinya tsunami.

Salah satu peristiwa besar yang menggambarkan kejadian tsunami

diakibatkan oleh letusan gunung berapi adalah di Indonesia, tepatnya di sebelah

barat pulau Jawa yaitu Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Peristiwa ini

menimbulkan gelombang tsunami yang dasyat sehingga menyapu bersih area di

sekitar Selat Sunda. Selain peristiwa gunung Krakatau, di Indonesia juga terjadi

letusan gunung Tambora pada tahun 1815 yang berada di Nusa Tenggara Timur

hingga megakibatkan terjadinya kepulauan Maluku. Indonesia merupakan negara

yang mempunyai banyak gunung api yang termasuk daerah Ring of Fire. Hal ini

membuat Indonesia harus selalu waspada karena letusan gunung berapi bisa

terjadi sewaktu- waktu.

3. Terjadiya longsor bawah laut

Penyebab gelombang tsunami selanjutnya adalah terjadinya longsor di

bawah laut. Tsunami yang disebabkan karena adanya longsor di bawah laut

dinamakan Tsunamic Submarine Landslide. Ternyata longsor tidak hanya terjadi

di daratan saja. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bentuk permukaan

bawah laut menyerupai daratan. Apabila di daratan kita menemukan bukit dan

jurang, maka di dalam lautan pun juga demikian, sehingga ada potensi terjadi

longsir. Longsor bawah laut ini pada umunya disebabkan oleh adanya gempa

bumi tektonik atau letusan gunung bawah laut. Getaran kuat yang ditimbulkan

oleh longsor inilah yang bisa menyebabkan terjadinya tsunami. Selain gempa

bumi tektonik dan letusan gunung berapi, tabrakan lempeng yang ada di bawah

laut juga bisa menyebabkan terjadinya longsor. Pada tahun 2008 dilakukan

penelitian di Samudera Hindia yang menyebutkan adanya palung laut yang

membentang dari pulau Siberut hingga ke pesisir Pantai Bengkulu yang mana

apabila palung tersebut longsor maka akan terjadi tsunami di pantai barat

Sumatra.

Page 11: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

Indonesia sendiri menempati urutan ketiga di dunia negara yang paling

rawan terjadi bencana tsunami. Peringkat pertama adalah Jepang dan peringkat

kedua adalah Amerika Serikat. Daerah-daerah di Indonesia yang paling rawan

terkena bencana yaitu sebelah barat Pulau Sumatera, sebelah selatan Pulau Jawa,

Nusa Tenggara, sebelah utara Papua, Maluku, Sulawesi dan sebelah timur

Kalimantan (Zaitunah, 2012).

Gambar 10. Peta Sebaran Tsunami di Indonesia

Gambar 11. Peta Wilayah yang Pernah Terkena Bencana Tsunami

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Perencanaan Umum Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Rawan

Tsunami kecepatan tsunami di lautan dalam (samudera) dengan gelombang cukup

panjang dibandingkan dengan kedalaman laut (> 25 kali kedalaman laut), dapat

diperkirakan dengan persamaan sebagai berikut:

Page 12: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

c = √gh

Keterangan :

c = kecepatan rambat (m/s)

g = gravitasi (9,8 m/s2)

h = kedalaman laut (m)

Pada lautan dalam kecepatan tsunami tidak terpengaruh oleh panjang

gelombang. Namun, setelah mendekati daratan, panjang gelombang tsunami

semakin memendek dibandingkan dengan kedalaman laut (1/2 L sampai 1/25 L),

sehingga kecepatan gelombang semakin berkurang walaupun amplitudonya

semakin tinggi. Perhitungan kecepatan gelombang (rambat tsunami) harus

dilakukan dengan menggunakan persamaan yang lebih tepat dan memasukkan

pengaruh panjang gelombang, sebagai berikut :

c = √(gL/2π)(tanh2π/L)

Keterangan :

c = kecepatan rambat (m/s)

g = gravitasi (9,8 m/s2)

h = kedalaman laut (m)

L = panjang gelombang (m)

Gambar 12. Ilustrasi Hubungan Antara Kedalaman, Kecepatan dan Panjang

Gelombang

Page 13: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

Teknologi dalam prediksi datangnya gelombang tsunami sudah mulai

banyak dikembangkan di dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu alat yang

digunkan di Indonesia adalah ITEWS (Indonesia Tsunami Early Warning

System). Salah satu komponen dari sistem peringatan dini tsunami Indonesia

(Indonesia Tsunami Early Warning System) adalah buoy tsunami berupa surface

buoy yang dioperasikan di beberapa lokasi di perairan Indonesia yang rawan

tsunami, misalnya di daerah Samudera Hindia. Surface buoy ini selama beroperasi

di laut akan menerima beban akibat gelombang, arus, dan angin. Beban yang

diakibatkan oleh arus dan angin bersifat statis dan relatif kecil, sedangkan beban

yang diakibatkan oleh gelombang relatif besar, bersifat dinamis dan acak. Beban

dari gelombang inilah yang akan diterima sebagai sinyal oleh alat ini untuk

memprediksi adanya tsunami. Untuk di daerah yang terpencil seperti di pulau-

pulau kecil di daerah terluar NKRI biasanya masyarakat diberi perangkat telepon

satelit untuk pemberitahuan atau pemberitahuan dini sebelum terjadinya bencana.

III. Dampak Bencana Tsunami

Dampak dari bencana tsunami secara garis besar hanya berupa dampak

berupa dampak negatif. Kecil sekali kemungkinan bencana tsunami untuk

memiliki dampak positif. Salah satu yang bukan merupakan dampak negatif dari

tsunami adalah adanya perubahan morfologi di sebagian daerah yang terkena

dampak dari tsunami, seperti adanya daerah yang sebelumnya kering menjadi

daerah yang terendam air atau sebaliknya serta terbawanya sebagian dari sedimen

yang ada di laut ke daratan. Beberapa dampak negatif dari tsunami antara lain

adalah sebagai berikut:

1. Terjadi kerusakan dimana-mana

Dampak terjadinya tsunami yang pertama adalah terjadinya kerusakan

dimana-mana. Kerusakan yang dimaksud adalah kerusakan fisik baik bangunan

dan non bangunan. Gelombang besar yang timbul karena tsunami ini dapat

menyapu area daratan, baik daerah pantai maupun daerah-daerah di sekitarnya.

Kerusakan yang terjadi ini adalah di daerah yang terkena sapuan ombak.

Gelombang ombak yang berkekuatan tinggi ini dalam sekejap bisa meluluh

lantakkan bangunan, menyapu pasir atau tanah, merusak perkebunan dan

persawahan masyarakat, merusak tambak dan lahan perikanan dan lain

Page 14: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

sebagainya. Kerusakan yang terjadi ini akan menimbulkan banyak kerugian,

terutama kerugian berupa material.

Gambar 13. Dampak Tsunami di Aceh.

2. Menghambat kegiatan perekonomian

Kerusakan dan kehilangan yang terjadi akibat gelombang tsunami akan

melumpuhkan kegiatan perekonomian sampai beberapa waktu. Tidak hanya itu

saja, namun kerugian yang disebabkan oleh tsunami mungkin akan menggantikan

kegiatan produksi dan perdagangan dalam waktu tertentu.

3. Kerugian material

Semua bencana alam dapat menimbulkan kerugian yang bersifat materiil,

termasuk juga gelombang tsunami. Kerugian material diantaranya karena

robohnya bangunan, rusak lahan pertanian dan perikanan, dan kehilangan harta

bendanya.

4. Kerugian spiritual

Selain kerugian yang bersifat material atau yang dapat diukur dengan uang,

bencana tsunami juga dapat menimbulkan kerugian spiritual. Yang dimaksud

dengan kerugian spiritual adalah kerugian yang tidak berupa harta benda, namun

lebih ke jiwa. Bagaimana seorang anak kecil akan tabah setelah mengalami

bencana alam yang besar, apalagi apabila ia kehilangan anggota keluarganya,

maka hal itu akan menimbulkan trauma di jiwa anak kecil. Akibatnya anak

tersebut harus menjalani beberapa terapi agar terbebas dari traumanya itu. Bahkan

hal seperti ini hanya dialami oleh anak kecil saja, namun juga orang dewasa dan

bahkan lanjut usia.

Page 15: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Bencana Tsunami – Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Tanda-

tanda. Online. https://ilmugeografi.com/bencana-alam/bencana-

tsunami/amp. (diakses tanggal 20 Februari 2018)

Noor. D. 2012. Pengantar Mitigasi Bencana Geologi. Universitas Pakuan. Bogor.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6/PRT/M/2009 tentang Pedoman

Perencanaan Umum Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Rawan

Tsunami.

Puspito N. T. 2010. Kontribusi Seismologi Pada Riset dan Mitigasi Bencana

Gempa dan Tsunami. Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung.

Surono dan Meilano I. 2014. Pentingnya Sebaran Manajemen Bencana dan Sistem

Mitigasi Bencana di Daerah Bandung dan Sekitarnya. Institut Teknologi

Bandung. Bandung.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.

Wikipedia. 2017. Cincin Api Pasifik. Online.

https://id.wikipedia.org/wiki/Cincin_Api_Pasifik. (diakses tanggal 20

Februari 2018).

Yustiawan A dan Suastika K. 2012. Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy

Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis. Jurnal Teknik ITS

Vol. 1.

Zaitunah A. 2012. Pemodelan Spasial Kerawanan Kerusakan Akibat Tsunami

Pantai Ciamis Jawa Barat. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 16: MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN...2020/10/19  · MAKALAH GEOLOGI LAUT KEBENCANAAN Oleh : IWAN DWI SETIAWAN (1610716210008) MIRNA SARI (G1F115023) M. AFRIZAL TEGAR N. (G1F115208)