Download - Makalah embrio

Transcript
Page 1: Makalah embrio

SYSTEM DIGESTIF

Pencernaan adalah suatu proses kimia dari molekul makanan besar menjadi molekul makanan kecil yang dapat digunakan oleh sel. Proses pencernaan terjadi ketika enzim spesifik tertentu bercampur dengan makanan. System pencernaan atau system digestif secara umum berfungsi memproses makanan yang dimakan. System digestif ini terdiri dari beberapa organ dan kelenjar yang mencerna makanan, energy dan ekstrak nutrisi, dan kemudian membuang produk samping berupa limbah. System pencernaan memiliki dua bagian utama yaitu saluran gastrointestinal (GI) atas dan bawah. Saluran pencernaan bagian atas terdiri dari mulut, faring, kerongkongan dan lambung, sedangkan yang lebih rendah saluran pencernaan terdirin dari usus kecil, usus besar dan anus. Organ seperti hati, kandung empedu, dan pancreas juga merupakan bagian dari system pencernaan.

Bagian-bagian dan fungsi system digestif1.  Mulut

Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama yang bertugas dalam proses pencernaan makanan. Di dalam mulut, makanan akan dicerna secara sadar menjadi bagian-bagian lebih kecil. Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah dan kelenjar ludah. Lidah di dalam mulut berfungsi untuk merasakan makanan. Pada lidah terdapat ujung saraf pengecap yang disebut sebagai papila lidah. Papila lidah pengecap rasa manis terdapat pada ujung lidah sampai ke tepi lidah bagian ujung depan. Bagian tepi lidah tengah merasakan rasa asam, bagian pangkal lidah yang berbatasan dengan kerongkongan rasa pahit. Di dalam mulut juga terjadi pross pencernaan secara mekanis dan kimiawi.

a. Proses mekanisProses pencernaan secara mekanis di dalam mulut dilakukan melalui gerakan-gerakan

mengunyah, menghancurkan, dan menelan makanan. Fungsi mengunyah tersebut bertujuan mengubah makanan menjadi berukuran kecil sehingga mudah dicerna hal ini dilakukan oleh gigi. Sedangkan fungsi menelan adalah mendorong makanan supaya masuk ke dalam saluran selanjutnya yaitu kerongkongan.

b. Proses kimiawiProses pencernaan kimiawi di dalam mulut dilakukan oleh enzim ludah. Ludah

dikeluarkan oleh kelenjar ludah yang berfungsi untuk membantu pencernaan makanan. Pada ludah terkandung beberapa komponen, antara lain sebagai berikut:

Enzim maltase(ptialin)Untuk mencerna makanan yang mengandung karbohidrat menjadi gula sederhana yang disebut maltosa. AirBerfungsi untuk membasahi makanan supaya mudah dicerna Enzim lisosomSebagai antibakteri karena bersifat asam LendirPada ludah berfungsi untuk menggumpalkan makanan supaya lebih mudah ditelan. AminoglobulinZat semacam putih telur yang berfungsi untuk menetralkan makanan yang bersifat asam.

Page 2: Makalah embrio

Garam-garam

2. Kerongkangan (Esophagus)Setelah makanan dikunyah di mulut kemudian makanan ditelan agar masuk lambung nah

melalui kerongkongan jadi fungsi kerongkongan yaitu menyalurkan makanan dari mulut ke lambung. Di bagian dalam mulut juga terdapat epiglotis yaitu ppersimpangan antara 2 saluran yang dijaga oleh sebuah klep. Pada waktu bernapas klep ini membuka sehingga udara masuk kedalam tenggorokan dan pada waktu  menelan makanan klep tersebut akan menutup. Sebenarnya klep ini menjaga kerja antara kerongkongan dan tenggorokan supaya proses pencernaan dan pernapasan berjalan lancar. Di dalam kerongkongan juga terjadi gerakan peristaltik yaitu gerakan melebar dan menyempit, bergelombang, dan meremas-remas untuk mendorong makanana sedikit demi sedikit ke lambung dan di dinding kerongkongan juga terdapat lendir supaya makanaan mudah untuk melaluinya.

3. LambungSetelah makanan melewati kerongkongan kemudian makanan menuju ke lambung.

Sebelah dalam lambung dilapisi oleh epithelium, nah ephitelium ini mengandung kelenjar-kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan pada lambung ini akan menghasilkan suatu senyawa yaitu getah lambung. Di getah lambung ini mempunyai kandungan-kandungan sebagai berikut :

a. HCLKadar HCL dalam getah lambung adalah 0,5 % dari total getah lambung. HCL berfungsi sebagai desinfektan atau pembunuh kuman dan mengubah pepsinogen menjadi pepsin. HCL juga dapat merangsang usus, hati dan pankreas untuk mencerna makanan. Enzim pepsin yang dihasilkan dari pemecah pepsinogen akan mencerna protein menjadi protein yang lebih sederhana (albuminosa dan pepton).

b. Enzim lipaseBerfungsi untuk mencerna lemak.

c. Hormon GastrinFungsinya untuk mengaktifkan kelenjar-kelenjar pada pencernaan dilambung melalui proses mekanik dan kimiawi.

Proses mekanikOtot lambung mengerut dan mengembang dengan gerakan seperti meremas untuk mencampur makanana dengan getah lambung.

Proses kimiawiDilakukan oleh getah lambungSelanjutnya makanan yang sudah dicerna oleh lambung yang disebut kimus atau bubur halus akan meninggalkan lambung menuju usus halus.

Page 3: Makalah embrio

4. Usus Halus (Intestinim)Panjang usus halus orang dewasa mencapai 6,3 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus

halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu usus dua belas jari(duodenum), usus kosong(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

a. Usus 12 jariUsus 12 jari terletak paling dekat dengan lambung. Disebut 12 jari karena panjangnya kurang lebih 12 kali ruas jari. Sebelum memasuki usus 12 jari, setelah makanan dicerna oleh lambung, makanan akan melalui jalan keluar lambung menuju usus 12 jari yang berbentuk kleb yang disebut pylorik. Pylorik ini berfungsi untuk mengatur jalan makanan menuju usus 12 jari.

b. JejenumSetelah makanan melewati usus 12 jari makanan akan masuk ke dalam  saluran intestinum  berikutnya, yaitu jejenum atau disebut juga intestinum bagaian tengah.

c. IleumIleum merupakan bagian akhir daripada intestinum. Dinding dalam usus halus dilapisi oleh bermiliar-miliar tonjolan mikroskopis menyerupai jari. Tonjolan ini disebut villi. Kelenjar usus halus menghasilkan getah cerna yang akan mencerna makanan yang massuk ke dalam usus halus dan menyaring bagian yang dapat dilewati villi dan mengandung air. Bagian yang diserap usus melalui villi berupa sari makanan yang masuk ke dalam pembuluh darah untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh. Zat sisa pencernaan makanan akan dikeluarkan oleh tubuh melalui rektum atau usus besar kemudian keluar ke anus menjadi feses. Proses pencernaan pada usus halus hampir sebagian beasar dilakukan secara kimiawi. Adapun getah usus halus tersebut antara lain sebagai berikut :

EnterokinaseEnzim yang mengubah tripsinogen menjadi tripsin

ErepsinEnzim yang mengubah pepton menjadi asam amino

MaltaseEnzim yang mengubah maltosa menjadi glukosa

LipaseEnzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

SekretinHormon pada usus halus yang akan merangsang sekresi enzim-enzim pada usus halus.

5. Usus Besar (Rektum)Merupakan saluran pembuangan sisa makanan menuju lubang pengeluaran anus. Usus

besar juga mempunyai bagian yang disebut usus buntu.Usus besar jga sebagai tempat menampung sisa makanan yang sudah tidak dapat dicerna lagi. Pada bagian usus besar sudah tidak terdapat enzim-enzim pada bagian usus bsar ini sudah tidak ada proses pencernaan lagi. Usus besar hanya sebagai jalan keluar serta tempat menampung tinja selanjutnya yang dikeluarkan oleh anus.

Page 4: Makalah embrio

Organ lain pada system pencernaan:1. Hepar (hati)

Hati merupakan organ yang terbesar dan penting dalam tubuh organ ini terletak didalam rongga perut sebelah kanan terdiri atas 2 bagian yang besar. Fungsi hati adalah :

Menyimpan zat-zat makanan seperti vitamin, lemak, dan glukogen Mengatur suhu tubuh Mengatur disribusi makanan Menyimpan darah Menghailkan empedu. Empedu yang mempunyai fungsi mengemulsikan lemak dan

mempengaruhi penyerapan vitamin K oleh usus. Menyaring zat-zat racun, termasuk membantu metabolisme obat.

2. PankreasTerletak didalam rongga perut bagian belakang, bentuknya memanjang dan

menghasilkan getah-getah pankreas. Pankreas juga mempunyai salah satu fungsi utama yaitu mengatur kadar gula dalam darah. Di dalam pankreas terdapat hormon insulin yang berfungsi mengubah gula darah (glukosa) menjadi glikogen.

Getah yang terdapat didalam pankreas adalah sebagai berikut :1. Tripsinogen2. Enterokinase

Mengubah tripsin menjadi tripsin yang kemudian tripsin mengubah amilum menjadi maltosa.

3. LipaseMengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol

4. NaHCO3

Asam natrium karbonat yang terkandung di dalam getah pankreas memberi      sifat asam pada lemak dan berperan membantu enzim lipase mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Pada umumnya sistem pencernaan itu ada 2 bagian yaitu:

1. Tractus Digestivus (Tractus Allimentarus)Struktur histologi tractus digestifus secara umum tersusun atas 4 lapisan, dari luar ke dalam:

Lapisan serosaTersusun atas jaringan pengikat longgar.

Lapisan muscularisTerdiri dari 2 lapisan. Otot longitudinal (luar) dan circular (dalam). Diantaranyaterdapat anyaman syaraf yang tersusun atas sel – sel syaraf dan berkas serabutsyaraf, yang disebut Plexus Auerbachl / Plexus Minterik.

Lapisan submucosaTersusun atas jaringan pengikat padat serabut elastic dan sedikit lemak. Terdapatpada kelenjar intestinal.

Page 5: Makalah embrio

Lapisan mucosaLapisan ini tersusun atas 3 lapisan, yaitu

- Muscularis mucosa :lapisan serabut otot polos dan jaringan pengikat elastis.- Lamina propia : jaringan pengikat penuh dengan nodus lymphaticus,

pembuluh darah, limfe, dan syaraf.- Lapisan epitel : lapisan penutup dari mucosa yang terluar.

Tractus digestifus terbagi atas 4 zona:1.Zona ingresif (mengambil dan memasukkan makanan)

Terdiri dari bibir, mulut, gigi, dan lidah2.Zona progresif (mendorong dan mulai mengubah makanan

Terdiri dari pharynx, oesophagus, dan ventriculus.3.Zona degresif (berlangsung proses – proses kimia, seleksi, dan absorbsi)

Terdiri dari intestinum tenue.4.Zona egresif (melepaskan sisa makanan)

Terdiri dari intestinum crissum, cloaca, dan anus.

Organ – organ pada tractus digestifus: faring, esophagus, gaster (lambung), lapisan serosa, usus halus (duodenum, jejunum dan ileum), usus besar, colon, caecum, appendix vermicularis, rectum dan anus.

2. Glandula Digestoria

a. HeparMerupakan kelenjar pencernaan yang terbesar. Menghasilkan bilus yang dicurahkan ke duodenum, kelebihan bilus yang disimpann di dalam vesica felea. Saluran bilus yang keluar dari hepar distal. Ductus hepaticus, saluran bilus dari vesica fellea dis. Ductus cycticus. Kedua ductus ini bersatu untuk bermuara di intestinum.

b. PancreasMerupakan kelenjar terbesar kedua di dalam tubuh. Di dalam tubuh, pancreas

memiliki berperan rangkap, yaitu sebagi kelenjar eksokrin (menghasilkan getah pancreas) dan sebagai kelenjar endokrin (menghasilkan insulin). Pancreas terdiri atas pars exocrine dan pars endocrine. Pars exocrine tergolong glandula digestoria, sedangkan pars endocrine tergolong organ endocrine. Pars exocrine menyekresi tripsin, amilase pancreas, dan lipase pancreas. Tripsin, amilase, dan lipase ini disalurkan ke duodenum melalui ductus Wirsungi dan ductus Santorini .

Proses pencernaan

o Makanan digigit dan dikunyah serta dihancurkan menjadi bentuk yang halus

secara mekanik dengan bantuan gigi dan lidah serta kimiawi dengan bantuan ensim-ensim dalam rongga mulut menjadi bentuk bolus

Page 6: Makalah embrio

o Bolus lalu dikirim ke lambung melalui kerongkongan (esofagus)

o Di lambung makanan diubah menjadi setengah cair (Chyme) dengan bantuna

asam lambung dan ensim-ensim yang terdapat di lambung o Makanan berbentuk chyme ini lalu dicerna lebih lanjut di lama usus halus

dengan bantuan ensim-ensim pencernaan.o Zat-zat yang berguna lalu diserap oleh usus halus.

o Zat-zat sisa pencernaan lalu dikirim ke kolon dan selanjutnya dikirim ke

rektum untuk selanjutnya dikeluarkan melalui anus

Proses Pencernaan Ruminansia

•Makanan yang telah dikunyah , melalui esofagus masuk ke lambung bagian rumen dan retikulum. •Di bagian rumen dan retikulum ini, makanan akan dicerna dengan bantuan bakteri. Bakteri-bakteri tersebut menghasilkan enzim selulase yang dapat mencerna selulosa. •Makanan selanjutnya akan dikembalikan lagi ke mulut untuk dikunyah kembali. •Makanan yang telah dikunyah untuk kedua kalinya tersebut ditelan kembali dan masuk ke dalam omasum dan abomasum. •Di dalam omasum, makanan akan dicerna kembali secara mekanik. Makanan tersebut selanjutnya masuk ke dalam abomasum. •Setelah melewati abomasum, makanan akan masuk ke dalam usus halus untuk diserap. Sisa-sisa makanan yang tidak dapat diserap tubuh akan dikeluarkan melalui anus.

Page 7: Makalah embrio

SISTEM RESPIRATORY

Bagian-bagian dan fungsi system respiratory

Sistem pernapasan dapat dibagi menjadi 2 bagian tergantung fungsinya, yaitu konduksi, sebagai bagian yang berfungsi dalam proses penghantaran dan bagian respiratorik yang terdiri atas alveoli dan regio distal lainnya yang berfungsi dalam pertukaran gas. Organ-organ respirasi dapat dibagi lagi menurut letaknya, yaitu upper respiratory tract yang terdiri dari daerah dari hidung hingga laring dan lower respiratory tract yang terdiri dari trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-paru

Berikut adalah pembahasan mengenai saluran pernapasan atas.

Organ-organ saluran pernapasan atas

1. Rongga Hidung

Hidung terdiri atas hidung luar dan hidung dalam. Hidung luar menonjol pada garis tengah diantara pipi dengan bibir atas, struktur hidung luar dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu: paling atas kubah tulang yang tak dapat digerakkan, dibawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan dan yang paling bawah adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan. Bagian puncak hidung biasanya disebut apeks. Agak keatas dan belakang dari apeks disebut batang hidung (dorsum nasi), yang berlanjut sampai kepangkal hidung dan menyatu dengan dahi. Yang disebut kolumela membranosa mulai dari apeks, yaitu diposterior bagian tengah pinggir dan terletak sebelah distal dari kartilago septum. Titik pertemuan kolumela dengan bibir atas dikenal sebagai dasar hidung. Disini bagian bibir atas membentuk cekungan dangkal memanjang dari atas kebawah yang disebut filtrum. Sebelah menyebelah kolumela adalah nares anterior atau nostril (Lubang hidung) kanan dan kiri, sebelah latero-superior dibatasi oleh ala nasi dan sebelah inferior oleh dasar hidung.

Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os internum disebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari nasofaring. Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan kebelakang, dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Pintu atau lubang masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior (koana) yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring. Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai ala nasi, tepat dibelakang nares anterior, disebut dengan vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut dengan vibrise.

Tiap kavum nasi mempunyai 4 buah dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior.

Dinding medial hidung ialah septum nasi. Septum nasi ini dibentuk oleh tulang dan tulang rawan, dinding lateral terdapat konkha superior, konkha media dan konkha inferior. Yang terbesar dan letaknya paling bawah ialah konkha inferior, kemudian yang lebih kecil

Page 8: Makalah embrio

adalah konka media, yang lebih kecil lagi konka superior, sedangkan yang terkecil ialah konka suprema dan konka suprema biasanya rudimenter.

Konka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin etmoid, sedangkan konka media, superior dan suprema merupakan bagian dari labirin etmoid. Celah antara konka inferior dengan dasar hidung dinamakan meatus inferior, berikutnya celah antara konkha media dan inferior disebut meatus media dan sebelah atas konkha media disebut meatus superior. Meatus medius merupakan salah satu celah yang penting dan merupakan celah yang lebih luas dibandingkan dengan meatus superior. Disini terdapat muara dari sinus maksilla, sinus frontal dan bahagian anterior sinus etmoid. Dibalik bagian anterior konka media yang letaknya menggantung, pada dinding lateral terdapat celah yang berbentuk bulat sabit yang dikenal sebagai infundibulum. Ada suatu muara atau fisura yang berbentuk bulan sabit menghubungkan meatus medius dengan infundibulum yang dinamakan hiatus semilunaris. Dinding inferior dan medial infundibulum membentuk tonjolan yang berbentuk seperti laci dan dikenal sebagai prosesus unsinatus.

Di bagian atap dan lateral dari rongga hidung terdapat sinus yang terdiri atas sinus maksilla, etmoid, frontalis dan sphenoid. Dan sinus maksilla merupakan sinus paranasal terbesar diantara lainnya, yang berbentuk pyramid iregular dengan dasarnya menghadap ke fossa nasalis dan puncaknya kearah apex prosesus zigomatikus os maksilla.

Rongga hidung terbagi menjadi dua belahan yang dibatasi oleh sekat(septum nasal). Dinding ini tersusun atas tulang keras dan tulang rawan; bagian bawah tersusun atas tulang rawan, sedangkan bagian atas tersusun atas tulang etmoidal dibagian paling atas dan tulang vomer dibawahnya. Setiap belahan juga terbagi menjadi empat tonjolan-tonjolan konka.

Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum.

Rongga hidung juga berhubungan dengan mata melalui saluran naso-kranial. Saluran ini merupakan jalur yang dilalui air mata ke hidung.

Saluran eustacius merupakan saluran yang menghubungkan rongga hidung dengan rongga telinga.

Lubang hidung belakang menghubungkan rongga hidung dengan bagian atas faring yang terletak dibelakangnya.

2. Faring

Faring merupakan suatu saluran yang bermula dari dasar tenggorokan dan berakhir dibelakang laring di ruas vertebra servikal keenam. Saluran ini merupakan milik bersama dari saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Faring berbentuk seperti corong, bagian atas lebih besar daripada bagian bawah. Panjang faring sekitar 13cm pada orang dewasa. Dinding faring tersusun oleh otot lurik yang bertindak secara otomatis. Otot yang penting dibagian faring adalah otot sfingter yang bertanggung jawab dalam proses menelan. Sfingter akan menutup kerongkongan ketika kita inspirasi dan akan menutup tenggorokan ketika kita menelan makanan.

Faring dapat terbagi menjadi tiga bagian :

Page 9: Makalah embrio

Nasofaring

Nasofaring merupakan faring yang terletak dibelakang hidung mulai dari dasar tenggorokan hingga dasar anak tekak atau uvula. Bagian depan menyambung terus dengan dengan lubang hidung belakang. Dibagian belakang terdapat suat kumpulan jaringan limfa yang dikenal dengan jaringan adenoid. Pada dinding samping faring terdapat dua lubang untuk saluran eustachius yang menghubungkan nasofaring dengan telinga bagian tengah.

Orofaring

Orofaring merupakan faring yang terletak dibelakang rongga mulut, yaitu dari uvula hingga epiglotis. Meskipun orofaring memungkinkan udara beredar di dalamnya, struktur ini sebenarnya merupakan bagian dari sistem pencernaan. Pada dinding sampingnya terdapat tonsil; setiap tonsil terletak diantara selaput mulut depan dan belakang.

Laringo faring

Laringo faring terletak dibagian belakang orofaring diruas vertebra servikal keenam. Laringo faring merupakan saluran terakhir dari saluran pernapasan atas.

3. Laring

Laring ini terdapat di antara faring dan trakea. Dindingnya terdiri dari 9 buah tulang rawan. Di dalamnya terdapat epiglotis dan pita suara .

2.2 Jaringan Penyusun Saluran Pernapasan Atas.

Secara stuktur anatomis, saluran pernapasan merupakan gabungan dari jaringan-jaringan yang memiliki bentuk berbeda namun berfungsi saling menyokong satu-sama lain. Ada beberapa jenis jaringan yang menjadi struktur pembentuk saluran pernapasan yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan tulang, jaringan saraf dan otot. Berikut adalah pembahasan mengenai jaringan-jaringan tersebut

4. Jaringan Tulang Rawan

Tulang rawan dan tulang merupakan jaringan ikat khusus, dan seperti halnya semua jaringan ikat, terdiri atas unsur sel, serabur, dan subtansi dasar. Serabut dan subtansi dasar bersama-sama membentuk subtansi intersel atau matriks. Seperti jaringan ikat lain, rawan berkembang dari jaringan mesenkim yang diturunkan dari mesoderem embrional.

Tulang rawan memiliki beberapa sifat yaitu (i) matriks ekstra selnya padat, (ii) sel-selnya disebut kondrosit, terdapat di dalam rongga-rongga yang disebut lakuna, (iii) bersifat avaskuler, tidak mempunyai serabut saraf, dan pembuluh limfe. Pada kehidupan pasca natal, jaringan rawan hanya ditemukan pada dua jenis tempat dan tidak bertumbuh lagi yaitu tulang rawan ekstrakletal misalnya pada tulang rawan periode prenatal umumnya bersifat sementara saja dan akan diganti oleh tulang, namun pembentukannya merupakan tahapan menentukan dalam perkembangan tulang panjang.

2.2.1.1 Fungsi

Page 10: Makalah embrio

1. Menyokong jaringan lunak2. Mempermudah gerakan tulang. Hal ini dapat berlangsung sebab permukaan rawan

halus sehingga memberikan suatu daerah pergeseran yang baik bagi persendian. 3. Untuk pertumbuhan tulang panjang sebelum dan setelah lahir. Sebagai kerangka pada

embrio dan pada individu dewasa

2.2.1.2 Komposisi

Tulang rawan terdiri atas dua komponen utama yaitu komponen seluler dan komponen non-seluler atau bahan intrasel (matriks rawan). Komponen-komponen seluler berupa kondrosit yang terdapat di dalam suatu rongga yang disebut lacuna. Kondrosit mensintesa dan mempertahankan matriks rawan. Matriks mengandung serabut yang terdiri atas serabut kolagen dan serabut elastin serta air dengan perbandingan yang cukup tinggi (sampai 70%) membentuk dasar sifat penyokong dari tulang rawan. Variasi dalam kadar dan jenis serabut kolagen dan elastik menentukan jenis tulang rawan.

2.2.1.3 Nutrisi

Tulang rawan tidak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa dan pembuluh saraf. Karena tidak mengandung pembuluh darah, maka makanannya harus mencapai sel-sel melalui diffusi dari kapiler dalam jaringan penyambung di dekatnya atau melalui cairan sinovial dari cavum sendi.

2.2.1.4 Histogenesis

Tulang rawan berasal dari sel-sel mesenkim Perubahan pertama yang dapat diamati adalah sel-sel mesenkim menjadi bulat dengan cara manarik juluran sitoplasmanya dan dengan cepat berfloriferasi membentuk kumpulan sel-sel yang rapat. Sel-sel yang didapat dari hasil differensiasi langsung sel-sel mesenkim ini disebut kondroblas, mempunyai sitoplasma basofilik yang banyak mengandung ribosom. Sintesis dan pengumpulan matriks menyebabkan kondroblas terpisah satu sama lain. Differensiasi tulang rawan terjadi dari bagian tengah ke luar. Oleh sebab itu sel-sel yang terdapat di tengah memiliki ciri-ciri kondrosit, sedangkan bagian tepi merupakan kondroblas yang khas.

2.2.1.5 Jenis-Jenis Tulang Rawan

Berdasarkan perbedaan jenis dan jumlah serabut yang terdapat di dalam matriknya, dikenal tiga macam rawan, yaitu :

a. Rawan hialin; matriksnya mengandung serabut kolagen dalam jumlah moderat.

b. Rawan elastik; matriksnya mengandung serabut kolagen dan sejumlah besar serabut elastik.

c. Rawan serabut atau fibrosa (Fibrokartilago) : mengandung matriks yang umumnya dibentuk oleh suatu jalinan jala-jala serabut kolagen kasar.

2.2.1.5.1 Rawan Hialin

Page 11: Makalah embrio

Tulang rawan hialin merupakan jenis yang paling umum dijumpai. Di dalam keadan segar berwarna putih kebiru-biruan dan tembus cahaya. Pada embrio berfungsi sebagai rangka sementara sampai ia digantikan secara berangsur-angsur oleh tulang. Diantara diafisis yang sedang tumbuh “discus efiseal” rawan hialin bertanggungjawab untuk pertumbuhan longituginal dari tulang. Serabut-serabut kolagen tersebar diseluruh jaringan dalam bentuk anyaman halus dan rapat. Sel-sel rawan disebut kondrosit dan yang mudah disebut kondroblas dalam sitoplasma kondrosit, terdapat butir-butir lemak dan glikogen. Tulang rawan hialin terdapat dalam lempengan tertentu membentuk kelompok sel isogen atau cell nest . Pada bagian perifer terdapat perikondrium longgar dan pada bagian dalam terdapat perikondrium padat. Kondrosit terdapat dalam lacuna. Dinding lacuna disebut kapsul yang tidak lain adalah matriks rawan yang sangat muda. Matriks di sekitar kapsula disebut matriks rawan teritorium yang banyak mengandung kondromukoid. Kondromukoid tidak lain sebagai kompleks protein karbohidrat. Matriks rawan sisanya disebut daerah interteritorium. Pada rawan hialin, endapan kalsium terjadi pada kehidupan yang sangat dini.

Empat puluh persen berat kering tulang rawan terdiri atas kolagen yang terdapat di dalam zat amorf intersel. Glikosaminoglikan merupakan komponen utama matriks rawan. Terdiri atas dua golongan utama yaitu asam hialuronat. Suatu polisakarida tidak bercabang yang panjang dan proteoglikan yang terdiri atas suatu inti protein dari inti ini tersebar banyak mukopolisakarida fosfat (Kondrotin 4- sulfat), kondrotin 6 – sulfat dan keratin sulfat) pendek dan tidak bercabang. Tulang rawan hialin dapat dijumpai pada dinding saluran pernapasan, ujung-ujung ventral dari rusuk dan persendian ada tulang.

2.2.1.5.2 Tulang rawan Elastik

Pada dasarnya tulang rawan elastik identik dengan tulang rawan hialin kecuali bahwa disamping serabut kologen, ia mengandung banyak jala-jala serabut elastik halus. Dalam keadaan segar berwarna kekuning-kuningan disebabkan oleh adanya elastin di dalam serabut elastik tersebut. Seperti pada tulang rawan hialin, tulang rawan elastik memiliki perikondrium dan pertumbuhannya terutama berlangsung secara oposisi dan jarang terjadi proses kalsifikasi (pengendapan garam-garam kapur) seperti sering terjadi pada rawan hialin. Rawan elastik dapat dijumpai pada daun teliga, dinding kanalis auditorius eksternal, tuba auditorius (saluran eustachius), epiglottis dan beberapa tulang rawan larinks.

2.2.1.5.3 Tulang Rawan Serabut

Tulang rawan serabut adalah suatu jaringan dengan sifat-sifat pertengahan diantara sifat jaringan penyambung padat dan tulang rawan hialin. Ia ditemukan di dalam discus intervertebralis, pada perlekatan ligamen tertentu ke tulang dan di dalam simfisis pubis. Fibrokartilago selalu berhubungan dengan jaring penyambung padat dan daerah perbatasan diantara kedua jaringan ini tidak jelas, tetapi memperlihatkan suatu peralihan secara berangsur-angsur. Fibrokartilago tidak memiliki perikondrium, serabut kolagen banyak sekali sehingga matriks rawan menjadi sangat sedikit, mengandung kondrosit yang mirip dengan kondrosit tulang rawan hialin baik tunggal maupun dalam kelompok isogen kecil. Jumlah sel rawan sedikit dan jauh lebih kecil dibandingkan dengan sel rawan biasa. Umumnya terdapat di tempat-tempat yang sering mengalami tarikan, dan susunan serabutnya sejajar dengan arah tarikan tersebut.

5. Jaringan Epitel

Page 12: Makalah embrio

Jaringan epitel adalah salah satu empat jaringan dasar (lainnya: jaringan penyambung, jaringan otot, jaringan saraf). Dahulu istilah epitel digunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada di atas permukaan tonjolan anyaman penyambung di merah bibir (Epitel: Epi di atas; Thele bibir). Istilah ini kini digunakan untuk semua jaringan yang melapisi sesuatu struktur dan saluran.

2.2.2.1 Sifat umum

Jaringan epitel terdiri dari sel dengan batas yang jelas dan terletak rapat satu sama lain. oleh karena itu, jaringan epitel dapat dikatakan sebagai jaringan yang seluler.

Tidak ada pembuluh darah dalam jaringan kapiler. Zat makanan diberikan ke jaringan secara difusi dari pembuluh darah kapiler yang terletak di jaringan di bawahnya.

2.2.2.2 Embriologi

Jaringan epitel dapat berasal dari:

1. Ektoderm. Misalnya epitel pada kulit2. Entoderm. Misalnya epitel pada saluran pencernaan3. Mesoderm. Misalnya epitel pada saluran kemih

2.2.2.3 Fungsi

Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan. Fungsinya antara lain:

1. Sebagai pelindung2. Sebagai alat sekresi3. Sebagai alat penerima impuls4. Sebagai alat penyaring atau filtrasi5. Sebagai alat absorpsi6. Sebagai alat respirasi

Dalam rangka fungsinya sebagai pelindung, biasanya epitel sendiri pun diberi pelindung yaitu lapisan tanduk (korneum), silia, dan lapisan lendir.

Jaringan Epitelium penutup

Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya. Jaringan ini terdapat pada permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan sebelah dalam dari saluran yang ada dalam tubuh, misalnya dalam saluran pencernaan dan pembuluh darah.

Jaringan Epitelium Kelenjar

Jaringa epitelium kelenjar disusun oleh sel-sel khusus yang mampu menghasilkan sekret atau getah cair. getah cair ini berbeda dengan darah atau cairan antarsel. Berdasarkan cara kelenjar mensekresikan cairannya, kelenjar dibedakan menjadi dua, yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.

Page 13: Makalah embrio

2.2.2.4 Klasifikasi

2.2.2.4.1 Epitel selapis pipih

Epitel selapis pipih terdiri dari satu lapis saja dan sel berbentuk pipih. Dilihat dari permukaan, sel-sel ini terlihat seperti lantai ubin namu dengan batas yang tidak teratur. Epitelium ini umumnya berfungsi sebagai jalan pertukaran zat dari luar ke dalam tubuh dan sebaliknya. Contoh: epitel pada pembuluh darah kapiler dan dinding alveolus.

2.2.2.4.2 Epitel selapis kubus

Epitel selapis kubus terdiri dari satu lapis sel dan sel berbentuk seperti kubus. Dari permukaan sel-sel itu terlihat seperti sarang lebah atau berbentuk poligonal. Contoh: epitel pada permukaan ovarium, kelenjar dan kelenjar tiroid.

2.2.2.4.3 Epitel selapis silindris

Epitel selapis silindris terdiri dari satu lapis sel dan selnya berbentuk silindirs (torak). Terlihat seperti epitelium kubus, namun potongan tegak lurus terlihat lebih tinggi. Sel epitel silindris ini ada yang memiliki silia pada permukaannya, seperti yang terdapat pada oviduk. Contoh: epitel pada lambung dan usus.

2.2.2.4.4 Epitel batang bersilia

Epitel ini berbentuk seperti epitel silindris berlapis. memiliki bulu-bulu getar/silia. terletak di dinding rongga hidung. berfungsi sebagai penghasil mucus (lendir) untuk menangkap benda asing yang masuk, dengan getaran silia menghalau benda asing yang masuk.melekat pada mucus.

2.2.2.4.5 Epitel berlapis semu

Epitelium ini sebenarnya terdiri atas atas selapis sel epitelium, tetapi tinggi dari sel epitelium tersebut memiliki tinggi yyang tidak sama, sehinggga terlihat seperti beberapa lapis sel. Sel epitelium berlapis semu terdapat pada trakea.

2.2.2.4.6 Epitel berlapis

Sesuai dengan namanya, epitelium berlapis disusun tersusun atas dua atau lebih lapisan sel. Sel pada lapisan paling dasar disebut sebagai sel basal dan terletak di atas membran basal. Di atas sel basal terdapat beberapa lapis sel yang berbentuk gepeng, kubus ataupun batang. Ataupun berbentuk lain yang disebuut epitelium transisional.

2.2.2.4.7 Epitel berlapis gepeng

Epitel berlapis gepeng sebenarnya tidak semuanya berbentuk gepeng. Yang berbentuk gepeng hanya pada sel sebelah atas. Sel pada lapisan terbawah dapat berbentuk silindris. Contoh: epitel pada vagina.

Page 14: Makalah embrio

2.2.2.4.8 Epitel berlapis kubis

Epitel berlapis kubis jarang ditemukan pada tubuh. Contoh: epitel pada saluran keluar kelenjar. berfungsi dalam sekresi dan arbsorbsi.

2.2.2.4.9 Epitel berlapis silindris

Epitel berlapis silindris jarang ditemukan. Paling banyak terdiri dari dua lapisan saja. Berfungsi sebagai tempat sekresi, arbsorbsi, sebagai pelindung gerakan zat melewati permukaan dan sebagai saluran ekskresi kelenjar ludah dan kelenjar susu. Contoh: epitel pada konjungtiva palpebra.

2.2.2.4.10 Epitel transisional

Pada epitel ini, strukturnya mirip epitel berlapis gepeng. Pada lapisan atas terdapat lapisan sel yang berbentuk payung (sel payung). Sel payung dalam keadaan regang akan memipih, misalnya dalam keadaan saluran terisi penuh. Contoh: epitel pada ureter.

6. Mukosa

Mukosa adalah lapisan kulit dalam, yang tertutup pada epitelium, dan terlibat dalam proses absorpsi dan proses sekresi. Membran ini melapisi berbagai rongga tubuh yang memiliki kontak dengan lingkungan luar, dan organ internal. Pada beberapa bagian tubuh, membran mukosa menyatu dengan kulit, misalnya pada lubang hidung, bibir, telinga, daerah kemaluan, dan pada anus. Cairan lengket dan tebal yang disekresikan oleh membran dan kelenjar mukosa disebut mukus. Istilah membran mukus merujuk pada daerah-daerah ditemukannya mukus dalam tubuh, dan tidak semua membran mukosa menyekresikan mukus.

7. Jaringan Darah

Komponen: eritrosit, leukosit, trombosit, plasma darah. Fungsi: mengangkut sari makanan, hasil metabolisme, imunitas & pembekuan darah.

1. Sel darahDibagi menjadi sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengangkut oksigen dan sel darah putih (lekosit) berfungsi untuk melawan benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

2. Keping-keping darah (trombosit)Berfungsi dalam proses pembekuan darah.

3. Plasma darahKomponen terbesar adalah air, berperan mengangkut sari makanan, hormon, zat sisa hasil metabolisms, antibodi dan lain-lain.

2.2.5 Jaringan Limfe

Asal jaringan limfe adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah, komponen terbesarnya adalah air dimana terlarut zat-zat antara lain glukosa, garam-garam, asam lemak. Komponen selulernya adalah limfosit.

Page 15: Makalah embrio

Jaringan limfe menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe. Fungsi jaringan limfe selain untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah.

Komponen: limfosit, granulosit; berada dlm cairan limfe (t’diri air, glukosa, lemak & garam). Beredar dlm pembuluh limfe,& dpt keluar dr pembuluh limfe membasahi rongga2 jaringan antar sel. Fungsi: mengangkut lemak, protein & cairan jaringan.

Struktur Saluran Pernapasan Atas

1. Hidung1. Vaskularisasi Hidung

Secara garis besar perdarahan hidung berasal dari tiga sumber utama, yaitu:

1.Arteri Etmoidalis anterior

2.Arteri Etmoidalis posterior cabang dari arteri oftalmika

3.Arteri Sfenopalatina, cabang terminal arteri maksilaris interna yang berasal dari arteri karotis eksterna.

Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang arteri maksilaris interna, diantaranya ialah ujung arteri palatina mayor dan arteri sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama nervus sfenopalatina dan memasuki rongga hidung dibelakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari cabang-cabang arteri fasialis.

Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang arteri sfenopalatina, arteri etmoid anterior, arteri labialis superior dan arteri palatina mayor, yang disebut pleksus kieesselbach (little’s area). Pleksus Kiesselbach letaknya superfisialis dan mudah cedera oleh truma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis (epistaksis anterior).

Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan arterinya. Vena divestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke vena oftalmika yang berhubungan dengan sinus kavernesus.

2. Innervasi Rongga Hidung

Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari nervus etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari nervus nasosiliaris, yang berasal dari nervus oftalmikus. Saraf sensoris untuk hidung terutama berasal dari cabang oftalmikus dan cabang maksilaris nervus trigeminus. Cabang pertama nervus trigeminus yaitu nervus oftalmikus memberikan cabang nervus nasosiliaris yang kemudian bercabang lagi menjadi nervus etmoidalis anterior dan etmoidalis posterior dan nervus infratroklearis. Nervus etmoidalis anterior berjalan melewati lamina kribrosa bagian anterior dan memasuki hidung bersama arteri etmoidalis anterior melalui foramen etmoidalis anterior, dan disini terbagi lagi menjadi cabang nasalis internus medial dan lateral. Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari nervus maksila melalui ganglion sfenopalatinum. Ganglion sfenopalatina, selain memberi persarafan sensoris, juga memberikan persarafan vasomotor

Page 16: Makalah embrio

atau otonom untuk mukosa hidung. Ganglion ini menerima serabut serabut sensorid dari nervus maksila. Serabut parasimpatis dari nervus petrosus profundus. Ganglion sfenopalatinum terletak dibelakang dan sedikit diatas ujung posterior konkha media.

Nervus Olfaktorius turun melalui lamina kribosa dari permukaan bawah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung.

3. Struktur Histologi Rongga Hidung

Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas mukosa pernafasan (respiratori) dan mukosa penghidu (olfaktori). Mukosa pernafasan biasanya berwarna merah muda, sedangkan pada daerah mukosa penghidu berwarna coklat kekuningan.

Mukosa pernapasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel – sel goblet. Pada bagian yang lebih terkena aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang – kadang terjadi metaplasia menjadi sel epital skuamosa. Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut lendir (mucous blanket) pada permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel goblet.

Lamina propria dan kelenjar mukosa tipis pada daerah dimana aliran udara lambat atau lemah. Jumlah kelenjar penghasil secret dan sel goblet, yaitu sumber dari mucus, sebanding dengan ketebalan lamina propria.

Silia memiliki struktur mirip rambut, panjangnya sekitar mikron, terletak pada permukaan epitel dan bergerak serempak secara cepat ke arah aliran lapisan, kemudian membengkok dan kembali tegak secara lambat. Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang penting. Dengan gerakan silia yang teratur, palut lendir di dalam kavum nasi akan didorong ke arah nasofaring. Dengan demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri dan juga untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung. Gangguan pada fungsi silia akan menyebabkan banyak sekret terkumpul dan menimbulkan keluhan hidung tersumbat. Gangguan gerakan silia dapat disebabkan oleh pengeringan udara yang berlebihan, radang, sekret kental dan obat – obatan.

Mukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Mukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu dan tidak bersilia (pseudostratified columnar non ciliated epithelium). Epitelnya dibentuk oleh tiga macam sel, yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. Epitel organ pernafasan yang biasa berupa toraks bersilia, bertingkat palsu, berbeda-beda pada berbagai bagian hidung, bergantung pada tekanan dan kecepatan aliran udara, demikian pula suhu, dan derajat kelembaban udara. Mukoa pada ujung anterior konka dan septum sedikit melampaui internum masih dilapisi oleh epitel berlapis torak tanpa silia, lanjutan dari epitel kulit vestibulum. Sepanjang jalur utama arus inspirasi epitel menjadi toraks bersilia pendek dan agak ireguler. Sel-sel meatus media dan inferior yang terutama menangani arus ekspirasi memiliki silia yang panjang dan tersusun rapi.

Page 17: Makalah embrio

2. Faring

Faring adalah bagian dari tenggorokan terletak di posterior (belakang) mulut dan rongga hidung, dan secara konvensional dibagi menjadi tiga bagian: nasofaring (epipharynx), orofaring (mesopharynx), dan laryngopharynx (hipofaring). Faring adalah bagian dari sistem pencernaan dan juga sistem pernapasan, melainkan juga penting dalam vokalisasi.

Nasofaring

Bagian paling cephalad dari faring. Ini meluas dari dasar tengkorak ke permukaan atas dari langit-langit lunak . Ini mencakup ruang antara nares internal dan langit-langit lunak dan terletak lebih unggul dari rongga mulut. Amandel faring, lebih sering disebut sebagai kelenjar gondok, adalah struktur jaringan limfoid yang terletak pada dinding posterior nasofaring.Polip atau lendir dapat menghambat nasofaring, seperti dapat kemacetan karena infeksi pernapasan bagian atas. Tabung Eustachio, yang menghubungkan telinga tengah dengan faring, buka ke nasofaring. Pembukaan dan penutupan tabung Eustachio berfungsi untuk menyamakan tekanan udara di telinga tengah dengan suasana sekitar.Aspek anterior nasofaring berkomunikasi melalui choanae dengan rongga hidung. Pada dinding lateral adalah ostia faring dari tabung pendengaran, agak berbentuk segitiga, dan di belakang dibatasi oleh keunggulan perusahaan, tubarius torus atau bantalan, yang disebabkan oleh ujung medial tulang rawan dari tabung yang mengangkat selaput lendir. Dua lipatan muncul dari pembukaan kartilaginosa:flip salpingopharyngeal, lipatan vertikal selaput lendir memanjang dari bagian inferior dari torus dan berisi otot salpingopharyngeusflip salpingopalatine, lipatan kecil memanjang dari bagian superior dari torus untuk langit-langit mulut dan berisi levator veli otot palatini. Tensor veli palatini adalah lateral levator dan tidak memberikan kontribusi flip, karena asal adalah dalam untuk pembukaan tulang rawan.Di balik ostium dari tabung pendengaran adalah istirahat dalam, reses faring (juga disebut sebagai fosa dari Rosenmüller). Pada dinding posterior adalah menonjol, ditandai terbaik di masa kecil, yang diproduksi oleh suatu massa dari jaringan limfoid, yang dikenal sebagai tonsil faring. Unggul dari tonsil faring, di garis tengah, sebuah depresi labu berbentuk tidak teratur selaput lendir kadang-kadang meluas sampai sejauh proses basilar tulang oksipital; ini dikenal sebagai bursa faring.

Orofaring

Para orofaring atau mesopharynx terletak di belakang rongga mulut, membentang dari uvula ke tingkat tulang hyoid. Ini membuka anterior, melalui faucium tanah genting, ke dalam mulut, sedangkan pada dinding lateral, antara lengkungan Palatoglossal dan lengkungan Palatopharyngeal, adalah tonsil palatina. Dinding anterior terdiri dari pangkal lidah dan vallecula epiglottic; dinding lateral terdiri dari tonsil, tonsil fosa, dan (faucial) tonsil pilar; dinding unggul terdiri dari permukaan inferior dari langit-langit lunak dan anak lidah . Karena baik makanan dan lulus udara melalui faring, flap dari jaringan ikat yang disebut epiglotis menutup selama glotis ketika makanan ditelan untuk mencegah orofaring aspiration.The dibatasi oleh epitel berlapis non keratinised skuamosa.

Organisme HACEK (Haemophilus, Actinobacillus actinomycetemcomitans, Cardiobacterium hominis, Eikenella corrodens, Kingella) merupakan bagian dari flora orofaringeal normal, yang tumbuh lambat, lebih suka karbon dioksida atmosfer yang

Page 18: Makalah embrio

diperkaya, dan berbagi kapasitas ditingkatkan untuk menghasilkan infeksi endocardial, khususnya di muda anak-anak. Fusobacterium adalah patogen.

Laringofaring

Laringofaring atau hipofaring (Latin: pars laryngea pharyngis) adalah bagian ekor dari faring, itu adalah bagian dari tenggorokan yang terhubung ke kerongkongan. Itu terletak kalah dengan epiglotis dan meluas ke lokasi di mana ini menyimpang jalur umum ke dalam pernapasan (laring) dan pencernaan (kerongkongan) jalur. Pada saat itu, laryngopharynx kontinu dengan esofagus posterior. Kerongkongan melakukan makanan dan cairan ke perut; udara masuk laring anterior. Selama menelan, makanan memiliki “hak jalan”, dan saluran udara sementara berhenti. Sesuai kasar ke daerah yang terletak antara vertebra cervicalis 4 dan 6, batas superior laryngopharynx berada pada tingkat tulang hyoid. Laryngopharynx ini mencakup tiga situs utama: sinus pyriform, daerah postcricoid, dan dinding faring posterior. Seperti orofaring di atasnya, laryngopharynx berfungsi sebagai jalan untuk makanan dan udara dan dilapisi oleh epitel skuamosa bertingkat. Hal ini diinervasi oleh pleksus faring.

3. Laring

Terdapat Epiglotis dan pita suara. Larynx merupakan tabung ireguler yang menghubungkan pharynx ke trakea. Dalam lamina propria terdapat sejumlah rawan larynx,struktur yang paling rumit pada jalan pemapasan. Rawan-rawan yang lebih besar (tiroid,krikoid, dan sebagian besar aritenoid) adalah rawan hialin,dan pada orang tua sebagian dapat mengalami kalsifikasi. Rawan yang lebih kecil (epiglotis,cuneiformis,cornikulatum,dan ujung aritenoid) adalah rawan elastin.Ligamentum menguhungkan rawan-rawan tersebut satu sama lain,dan sebagian besar bersambung dengan otot-otot instriksik larynx,dimana mereka sendiri tidak bersambungan karena mereka adalah otot lurik.Selain berperanan sebagai penyongkong (mempertahankan agar jalan udara tetap terbuka) rawan-rawan ini berperanan sebagai katup untuk mencegah makan atau cairan yang ditelan masuk trakea.Mereka juga berperanan dalam pembentukkan irama fonasi. Epiglotis,yang menonjol dari pinggir larynx,meluas ke pharynx dan karena itu mempunyai permukaan yang mengahadap ke lidah dan larynx. Seluruh permukaan yang menghadap ke lidah dan bagian apikal permukaan yang menghadap ke larynx diliputi oleh epitel berlapis gepeng. Ke arah basis epiglotis pada permukaan yang berhadap larynx,epitel mengalami perubahan menjadi epitel bertingkat toraks bersilia,kelenjar campur mukosa dan serosa terutama terdapat dibawah epitel toraks,bebas menyebar ke dalam,yang menimbulkan bercak pada rawan elastin yang berdekatan.

Dibawah epiglotis,mukosa membentuk 2 pasang lipatan yang meluas kedalam lumen larynx. Pasangan yang diatas.

Laring disusun oleh beberapa tulang rawan, yaitu :

1. Tulang rawan hiroid – tulang rawan ini berpasangan dan merupakan tulang rawan terbesar di laring

2. Tulang rawan krikoid – tulang rawan ini menyerupai cincin mohor .3. Epiglotis – tulang rawan ini berbentuk daun , dengan pangkal tertanam di dalam

lekukan tulang rawan tiroid, sedangkan bagian tepinya bebas .4. Tulang rawan aritenoid – tulang rawan ini berukuran kecil , berpasangan , berbentuk

pyramid , dan terdapat di permukaan laring .

Page 19: Makalah embrio

5. Tulang rawan hioid – tulang rawan ini berbentuk tapal kuda dan terletak di bagian atas laring , di bawah mandibula .

Di dalam laring juga terdapat pita suara yang terdiri atas dua jenis yaitu ,

1. Pita suara sejati – pita suara ini merupakan pita suara yang tersusun atas jaringa tersebut yang elastis

2. Pita suara palsu – pita suara ini meriupakan lipatan dari membrane mukosa yang melapisi permukaan dalam laring dan pita ini tidak berperan dalam pengeluaran suara .

Ketegangan pita suara sejati did al;am laring menentukan sifat suara yang di hasilkan . Jika pita suara tegang dan pendek , nada suara yang di hasilkan tinggi . Jika pita suara panjang dan kendur , nada suara yang di hasilkan rendah .

Berbagai struktur lain membantu pembentukan suara o0leh laring ini . Struktur tersebut termasuk bentuk hidung , mulut , faring dan sinus udara .

1. Berbicara

Berbicara dapat di lakukan karena suara yang di keluarkan oleh laring di pecah , di ubah , dan di atur sehingga menjadi suatu perkataan . Tindakan ini di jalankan oleh bibir , lidah ,dan rahang .

2. Berbisik

Berbisik di jalankan oleh mulut dan lidah yang mengguanakan udara yang di dapat di dalam mulut . Laring tidak berperan

Epiglotis, merupakan kartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang Vertebra cartilago thyroideum.

Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring

Mekanisme Sistem Respirasi

Ada dua macam mekanisme pernapasan, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. 1. Respirasi dada

Pernapasan dada terjadi karena gerakan tulang-tulang rusuk oleh otot-otot oleh tulang rusuk (intercostal) (Champbell, 2004). Inspirasi terjadi jika otot antar tulang-tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang-tulang rusuk terangkat ke atas, demikian pula dengan tulang dada yang terangkat ke atas yang mengakibatkan membesarnya rongga dada. Membesarnya rongga dada menyebabkan paru-paru ikut membesar. Akibatnya, tekanan udara dalam paru-paru berkurang sehingga udara luar masuk. Sebaliknya, respirasi terjadi jika otot-otot antar tulang rusuk relaksasi, yaitu tulang rusuk dan tulang dada turun kembali pada kedudukan

Page 20: Makalah embrio

semula sehingga rongga dada mengecil. Oleh karena itu volume paru-paru berkurang maka tekanan udara dalam paru-paru bertambah akibat keluarnya udara.

2. Respirasi perut

Pernapasan perut terjadi karena adanya gerakan otot diafragma (sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut). Inspirasi terjadi apabila otot diafragma kontraksi sehingga posisi agak mendatar dan mendesak rongga perut sehingga lebih ke bawah. Oleh karena rongga dada membesar, maka paru-paru ikut membesar. Akibatnya tekanan udara dalam paru-paru berkurang sehingga udara luar masuk.

Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot diafragma relaksasi pada kedudukan semula sehingga rongga dada mengecil dan paru-paru ikut mengecil. Oleh karena volume paru-paru bertambah akibatnya udara keluar.

Page 21: Makalah embrio

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, L. Mescher. 2002. Histology Dasar. Jakarta: EGC.

Campbell, dkk. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Junquiera LC, Carneiro J. 2007. Histologi Dasar Teks & Atlas 10th Edition. Jakarta: EGC.

Reharian, Renan dan Azni Ananda. 2012. Biology. Jakarta: Wahyumedia.