8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
1/35
BAB II
ISI
2.1 Kelahiran
Kelahiran merupakan proses pengeluaran fetus yang dimulai dengan
dimulainya kontraksi kuat dan teratur dari uterus dan cervix. Proses kelahiran
biasanya dibagi menjadi !tiga" fase # !$" pelebaran cervix% !&" pengeluaran fetus%
dan !" pengeluaran plasenta !'omas()eska et al .% $**$".
+tot utama yang berkontraksi adalah myometrium. Bila cervix dan vagina
diperluas% reflek ,erguson dimulai yang menyebabkan kontraksi perut. Kontraksi
perut ditambah kontraksi uterus akan mendorong fetus keluar. Kontraksi uterus
disebabkan oleh aktivita P-,& yang juga meningkatkan sensitifitas uterus
terhadap oksitosin. +kstosin dilepaskan dari pituitary anterior hanya pada fase
akhir proses kelairan ketika kontraksi yang lebih besar diperlukan untuk
mengeluarkan fetus. /elaxin membantu ligamen pelvis menjadi relaks dan
melebarkan cervix. Setelah pengeluaran fetus% membran plasenta dari kotiledon
!pada ruminansia" dan plasenta dikeluarkan% normalnya dalam )aktu tujuh sampaidelapan jam setelah melahirkan !'omas()eska et al .% $**$".
Kelahiran atau partus merupakan serentetan proses0proses fisiologik yang
berhubungan dengan pengeluaran anak dan plasenta dari organisme induk pada
akhir masa kebuntingan. 1alam hal ini terdapat tiga hal penting yang harus
diketahui yaitu presentasi atau kedudukan fetus dalam kandungan% tingkat0tingkat
perejanan dan mekanisme inisiasi kelahiran.
2.1.1. Mekanisme Inisiasi Kelahiran
,etus bertanggung ja)ab terhadap inisisasi kelahiran pada he)an domestik.
Peningkatan produksi kortisol fetus terjadi sebagai akibat dari perubahan dan
kede)asaan aksis hipotalamus0pituitari0adrenal fetus. 2al tersebut diperkirakan
disebabkan oleh stres fetus% yang berkembang karena plasenta tidak mampu lagi
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
2/35
mensuplai kebuituhan untuk pertumbuhan dan tuntutan fetus. 'eori mekanisme
inisisai kelahiran dikelompokkan menjadi#
A. 3ekanisme Stimulasi 3ekanik
Pengembangan uterus karena fetus yang semakin membesar menyebabkan
peninggian sensitivitas otot0otot uterus terhadap estrogen dan oksitosin.
Argumentasi teori ini berkisar pada kenyataan bah)a fetus kembar lahir lebih
cepat dari pada fetus tunggal. Akan tetapi% dua fetus dapat pula menghasilkan
lebih banyak substansi penyebab kelahiran.
B. 3ekanisme Imunologik
Keseluruhan masalah kebuntingan selama &45 hari pada sapi mungkin
diperlukan untuk mengembangkan respon imunologik terhadap fetus yang
dianggap asing karena adanya kontribusi faktor paternal. 6alaupun beberapa
kelompok sel seperti sel0sel fetal di dalam endoterium pada kuda ditolak oleh
jaringan induk% namun induk cukup terisolir secara imunologik dari fetus.
7. 3ekanisme 2ormonal
3enurut teori ini% partus diinduksi dengan peningkatan kadar hormon
estrogen atau oksitosin dan8atau penurunan kadar progesteron dalam sirkulasi
darah induk. Kadar progesteron memang menurun dan kadar estrogen meninggi
pada akhir masa kebuntingan. 2al ini akan menggertak pelepasan oksitosin dari
neurohypophysa dan menyebabkan kelahiran. Kemungkinan lain ialah gertakan
dan dilatasi cervix dan vagina secara refleks menstimulasi pelepasan oksitosin
!,eradis% &9$9".
Kadar estrogen meninggi selama masa kebuntingan dan mencapai puncak
konsentrasinya pada akhir kebuntingan !pada domba dan kambing" atau beberapa
saat sebelum partus !sapi". :strogen menyebabkan kontraksi myometrium secara
spontan. ;adi estrogen dapat menghilangkan aksi hambatan progesteron atau
mempunyai pengaruh langsung terhadap kontraktilitas myometrium !,eradis%
&9$9".
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
3/35
Prostaglandin , !P-,"% suatu substansi yang farmakologik aktif% ikut
memegang peranan dalam proses partus pada domba dan kambing. Pada jenis
ternak ini% peninggian kadar P-, di dalam darah vena uterus sangat erat
hubungannya dengan )aktu kelahiran. 7ortisol yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenal fetus atau estrogen yang terdapat dalam kadar tinggi pada plasma induk
sebelum partus mungkin merupakan rangsangan terhadap sintesa P-, !,eradis%
&9$9".
-ambar &.$. mekanisme hormonal tehadap inisiasi kelahiran
1. 3ekanisme Pengontrolan ,etal
Poros hypotalamus0hypophysa0adrenal pada fetus dinyatakan menginduksi
kelahiran pada domba dan kambing. Kadar corticosteroid fetal yang terdapat
sangat tinggi sesaat sebelum permulaan proses kelahiran dan induksi partus
dengan penyuntikan hormon A7'2 atau 1exametason ke tubuh fetus domba
membuktikan bah)a corticosteroid fetal mungkin memegang peranan dalam
proses kelahiran !,eradis% &9$9".
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
4/35
Kejadian endokrin yang mendahului kelahiran dapat diringkas sebagai berikut#
a" Peningkatan produksi corticotropin-releasing hormone !7/2" oleh otak
fetus. b" Peningkatan produksi hormon adenocorticotropic !A7'2" oleh glandula
pituitari anterior fetus.
c" Peningkatan produksi kortisol oleh glandula adrenal fetus.
d" Perubahan plasenta progesteron ke estrogen
e" :strogen menstimulasi myometrium untuk memproduksi P-,& dan juga
menyebabkan relaksasi servik.
f" P-,& menyebabkan kontraksi myometrium% yang akan meningkatkan
tekanan intrauterin dan mendorong fetus ke arah servik% menyebabkan
dilatasi servik.g" +ksitosin dikeluarkan oleh glandula pituitari posterior induk dan fetus
memacu dilatasi servik !reflek ,erguson".
h" +ksitosin menyebabkan kontraksi myometrium.
-ambar &.&. 3ekanisme kerja hormonal dalam menginisiasi kelahiran he)an
2.1.2. Tingkat Perejanan
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
5/35
Proses kelahiran normal dapat dibagi menjadi tiga stadium atau tahap
yaitu# !a" persiapan% !b" ekspulsi atau pendorongan8pengeluaran fetus ke luar% !c"
ekspulsi8pengeluaran plasenta. 'idak ada batasan yang pasti antara satu tahap
dengan tahap berikutnya% yang biasa tergabung menjadi satu proses yang
berkasinambungan.
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
6/35
pecahnya kantong amnion menimbulkan kontraksi0kontraksi refleks yang
mendorong fetus ke luar saluran kelahiran.
Pada ruminansia% fetus dikeluarkan se)aktu masih bertaut pada membranfetalis. 7arunculae terus memberi oksigen dari induk )alaupun )aktu ekspulsi
diperpanjang. 7arunculae fetal terakhir tidak dibebaskan dari carunculae maternal
sampai anak sudah dilahirkan% jadi menjamin kelangsungan pemberian oksigen
sampai anak tersebut sanggup bernapas sendiri. Stadium kedua harus berlangsung
dangan cepat% jika tidak akan menyebabkan fetus mati lemas.
Kesulitan0kesulitan mekanis pada )aktu melahirkan kadang0kadang
terjadi karena perka)inan antar breed !bangsa"% terutama bila jantannya berasal
dari bangsa ternak yang secara genetis lebih besar dari betinanya !,eradis% &9$9".
-ambar &.. Pengaruh ka)in silang dari besar induk yang berbeda terhadap besar
anak dan kemungkinan mengalami distokia
7. Stadium Ketiga # :kspulsi atau Pengeluaran Plasenta
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
7/35
:kspulsi membran fetus adalah suatu proses aktif yang berhubungan
dengan kontraksi uterus. Kontraksi peristaltik yang berasal dari apex uteri
menyebabkan inversi chorioallantois% yang memperlancar ekspulsinya.
Pelonggaran vili chorional dari crypta carunculae dapat menyebabkan
pengeluaran banyak darah dari villi dan carunculae maternal oleh kontraksi uterus
yang kuat yang terjadi selama pengeluaran fetus. Kontraksi semacam ini dapat
memeras &9= total darah fetal dari plasenta ke anak yang dilahirkan.
Secara normal plaenta sapi dan domba dikeluarkan dalam )aktu &> jam
sesudah partus. Sering pada kasus0kasus abortus% distokia% kelahiran prematur dan
kebuntingan multipel% plasenta tidak dibebaskan dan ekspulsi tertunda !,eradis%
&9$9".
1. Stadium Keempat # Stadium Involusi ?teri
Setelah pengeluaran fetus dan plasenta% uterus kembali ke ukuran normal
seperti sebelum bunting. Proses ini dinamakan involusi uteri dan dapat secara
logik dianggap sebagai stadium keempat proses kelahiran. 3ekanisme fisiologik
involusi uterus kurang diketahui. Akan tetapi diketahui bah)a proses ini ada
hubungannya dengan perombakan mucopolysacharida secara en(imatik !,eradis%
&9$9".
-ambar &.>. Involusi uteri terjadi antara 5 dan >9 hari
Kejadian fisiologis dari tiga tahap kelahiran dapat diringkas sebagai berikut #
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
8/35
• 'ahap pertama # relaksasi dan dilatasi servik% fetus mengambil postur
kelahiran% kontraksi uterus terjadi dan chorionallantois memasuki vagina.
• 'ahap kedua # kontraksi uterus berlanjut% fetus memasuki saluran
peranakan% kontraksi abdominal terjadi% amnion memasuki vagina dan
fetus dikeluarkan.
• 'ahap ketiga # hilangnya sirkulasi plasenta% terjadi pemisahan plasenta%
kontraksi uterus dan abdominal berlanjut dan plasenta dikeluarkan.
2.1.3. Presentasi, Posisi dan Postur Fetus
?ntuk kemudahan dan akurasi deskripsi istilah0istilah presentasi% posisi dan
postur digunakan untuk mengindikasikan orientasi fetus pada kelahiran normal
dan abnormal. Presentase merupakan hubungan antara poros panjang fetus dan
poros panjang peranakan maternal !saluran peranakan". Presentasi tersebut dapat
longitudinal !anterior atau posterior"% transversal atau ventrikal !jarang". Posisi
merupakan istilah untuk menetapkan permukaan saluran peranakan maternal
terhadap kolumna vertebralis fetus. Posisinya dapat dorsal% ventral !fetus terbalik"
atau lateral !kanan atau kiri". Postur merupakan disposisi atau penempatan kepala
dan lengan fetus.
Sebelum perejanan normal mulai berlangsung% fetus biasanya mengambil
posisi di dalam uterus% khas untuk he)an yang bersangkutan. Pada )aktu partus%
fetus diposisikan sedemikian rupa supaya dapat dikeluarkan melalui saluran
kelahiran dengan kesulitan yang seminimal mungkin. Sesaat sebelum perejanan%
fetus berputar ke posisi tegak dengan hidung dan kaki depan mengarah ke caudal
induk. Presentase anterior paling umum !*5=" terjadi pada ruminansia@ kaki0kaki
depan fetus muncul lebih dahulu dengan hidung diantaranya@ kepala melurus dan punggung fetus berkontak dengan sacrum induk. Presentase posterior dengan kaki
belakang terlebih dahulu keluar cukup sering terjadi pada sapi !5=" untuk
dianggap sebagai normal !,eradis% &9$9".
Kesulitan kelahiran dapat terjadi oleh presentasi% posisi% maupun habitus yang
abnormal@ dalam hal ini termasuk antara lain presentasi transversal% posisi dorso0
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
9/35
ilial atau dorso pubis dan habitus dengan flexio kaki dan8atau kepala ke ventral%
lateral atau dorsal !,eradis% &9$9".
-ambar &.5. Presentasi% Posisi dan Posture fetal normal sebelum beranak
-ambar &.. Abnormalitas presentasi% posisi dan postur fetal sebelum beranak
2.2 Kelahiran pada Sapi
Beberapa perubahan klinik selama kebuntingan terjadi saat mendekati
kelahiran. +tot0otot ligamen bagian belakang dan ujung ekor menjadi lunak dan
tenang% ujung ekor !tailhead" diangkat &>0>4 jam sebelum melahirkan dan vulva
mengembang. 3endekati kelahiran% vulva biasanya memanjang% sedikit membesar
dan odimatus serta mengeluarkan lendir kental berserabut% ambing bertambah
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
10/35
besar dan kolostrum muncul pada puting susu dan menjadi lebih tebal serta
ber)arna kuning. Satu atau dua hari sebelum melahirkan sapi menjadi gelisah.
/elaksasi dari ligamentum pelvis terlihat pada akhir kebuntingan menjadilebih jelas se)aktu mendekati kelahiran. /elaksasi tersebut adalah tanda yang
paling nyata dari proses kelahiran yang akan segera terjadi pada sapi. Sebaga
hasilnya% pangkal ekor sapi tampak diangkat dan otot gluteal cekung. 'onus otot
ekor menurun &> jam sebelum melahirkan.
Pada pemeriksaan rektal kaki fetus atau kepala terpalpasi pada pelvis maternal
atau langsung didepannya. Bukti kehidupan fetus dapat dideteksi dengan gerakan
spontan atau dengan respon tekanan lembut pada fetus.
A. 'ahap pertama kelahiran
'ahap pertama kelahiran pada sapi berlangsung antara >0&> jam. Kesulitan
dalam mengidentifikasi permulaan tahap pertama membuat pengukuran yang
akurat terhadap lamanya tahap pertama ini tidak dapat diandalkan. 'anda0tanda
eksternal pada tahap pertama termasuk adanya kegelisahan% berhenti makan%
mencakar0cakar tanah% mengayuh% memutar dan berbaring% dan kemudian dengancepat berdiri lagi. :kornya dinaikkan% mungkin adanya tremor otot dan kadang0
kadang pengejanan. Serviks mulai lembek dan dilatasi. 3ulainya dilatasi serviks
dan kontraksi uterus menyebabkan khorioallantois terdorong ke dalam vagina.
Pecahnya khorioallantois menyebabkan keluarnya cairan allantoik dan
kelembaban disekitar perineal maternal. Selama proses tahap pertama !pelebaran
cervix" pada sapi dara% tidak pada betina yang pernah melahirkan% terjadi
kegelisahan dan menunjukan tanda kesakitan pada bagian perut.
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
11/35
-ambar &.. :kor naik dan rupturnya chorioallantois
-ambar &.4. 1ilatasi servik
B. 'ahap kedua kelahiran
'ahap ini berlangsung sekitar 0 jam. Sapi normalnya melahirkan pada
posisi berbaring% namun kadang0kadang% dan khususnya jika mendapat gangguan
bisa melahirkan dalam posisi berdiri. Anak sapi !pedet" biasanya didahului oleh
amnionnya yang memasuki saluran peranakan% dan kecuali terjadi ruptur sebelumnya. Bagian fetus mungkin terlihat melalui amnion% yang pada 49= kasus
pecah selama kelahiran. Begitu ruptur amnion terjadi% intensitas pengejanan
meningkat. Pengejanan abdominal menambah kontraksi uterus dan sejalan dengan
berlangsungnya tahap kedua kelahiran intensitas dan frekuensi pengejanan
abdominal meningkat.
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
12/35
Sapi dapat melenguh dengan kuat dan bisa bergulung dari rebah sternal ke
rebah lateral. ?saha maternal terbesar dihubungkan dengan keluarnya kepala fetus
melalui vulva tetapi pada tahap ini dada fetus juga memasuki maternal pelvis.
Begitu kepala keluar sisa tubuh umumnya dengan mudah mengikuti. Selama
pengeluaran% posisi pedet dapat berputar sekitar >5C ke kanan atau ke kiri
sehingga memungkinkan pedet melalui diameter pinggul terbesar dari ibunya.
-ambar &.*. 'ampaknya cairan amnion !bungkusan cairan amnion di vulva"
-ambar &.$9. 3oncong pedet setingkat dengan persendian kaki. Amnion sudah
pecah
3ayoritas anak sapi berada pada posisi dorsal pada akhir kebuntingan dan
selama kelahiran pedet pada presentasi longitudinal anterior !*5= dari kelahiran"%
posisi dorsal dan dalam postur dengan kepala dan kaki0kaki depan terjulur.
2idung fetus sejajar dan menumpang pada persendian dari kaki0kaki depan. Pada
sapi yang rebah% korda umbilikalis pada umumnya tetap utuh setelah kelahiran
dan tidak putus hingga sapi berdiri setelah melahirkan. Kecuali jika kelelahan%
sapi akan berdiri dalam )aktu $9 menit setelah melahirkan anaknya dan
menjilatinya. Anak sapi tetap berbaring begitu baru lahir dan sering
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
13/35
menggelengkan kepalanya sebelum bernapas dan mengambil napas pertamanya.
;ika sehat% anak sapi berusaha untuk melakukan rebah sternal dalam )aktu 5
menit didorong oleh jilatan ibunya. Kebanyakan anak sapi menghabiskan )aktu
selama >5 menit untuk dapat berdiri dan beberapa jam untuk menyusu. Induk sapi
memerlukan empat sampai enam jam untuk mengeluarkan plasenta.
-ambar &.$$. 'ahap kedua kelahiran selesai. Sapi berdiri dan menjilati anaknya
yang berusaha mengambil posisi rebah sternal
7. 'ahap ketiga kelahiran
3embran fetus normalnya dikeluarkan dalam )aktu $& jam setelah
kelahiran. Potensi lebih dari $& jam sering diikuti oleh periode retensi yang
berlangsung dari sampai $9 hari kecuali membran diambil secara manual. Pada
sapi dilaporkan bah)a produksi laktogen plasenta berpengaruh terhadap aspek
struktural dan atau fungsional dari produksi susu pada laktasi berikutnya. 2al ini
merupakan salah satu cara untuk menyeleksi sapi yang berpotensi menghasilkan
susu pada masa yang akan datang dimana jumlah laktogen plasenta yang paling
tinggi mempunyai potensi yang tinggi juga untuk menghasilkan susu !Stabenfeldt
dan :dDist% $*4>".
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
14/35
2.3 Distokia
1istokia merupakan abnormalitas kelahiran pada he)an. 1istokia dapat
muncul jika beberapa bagian dari proses kelahiran gagal atau menjadi tidak terkoordinasi. Penyebab distokia dibagi menjadi penyebab maternal dan penyebab
fetal% tergantung apakah induk atau fetus yang bertanggung ja)ab terhadap
masalahnya. Pada kebanyakan kasus kedua faktor baik maternal ataupun fetal
terlibat dan klasifikasi penyebabnya menjadi tidak jelas.
P!"#$# M$T%!$&
Kegagalan 'ntuk Mendorong Keluar
?terus
Inersia uterina
primer
-angguan myometrium% pemekaran yang
berlebihan% degenerasi !ketuaan% toksik dll"%
infeksi uterus% penyakit sistemik% jumlah anak
sekelahiran yang sedikit% heriditer
1efisiensi biokimia)i% rasio estrogen 8
progesteron% oksitosin% P-,&% relaksin%
kalsium% glukosa
2isteris8gangguan lingkungan
+ligoamnion !defisiensi cairan amnion"
Kelahiran prematur
Inersia uterina
sekunder Sebagai konsekuensi penyebab distokia lain
Kerusakan uterus 'ermasuk ruptur
'orsi uterus1apat juga menyebabkan obstruksi saluran
peranakan
AbdominalKetidakmampuan
untuk mengejan
Karena umur% kesakitan% kelemahan% ruptur
diafragma% kerusakan trakeal laringeal
()struksi Saluran Peranakan
'ulang
pelvis,raktur% ras% diet% belum de)asa% neoplasia% penyakit
;aringan
lunak
Eulva 7acat kongenital% fibrosis% belum de)asa
Eagina7acat kongenital% firosis% prolaps% neoplasia%
abses perivagina% himen
Servik 7acat kongenital% fibrosis% kegagalan untuk
dilatasi
?terus 'orsi% deviasi% hemiasi% adhesi% stenosis
P!"#$# FT$&
1efisiensi
hormonA7'28cortisol # inisiasi kelahiran
1isproporsi ,etus yang terlalu 7acat pelvis
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
15/35
fetopelvismembesar
3onster fetus
3aldisposisi
fetal
3alpresentasi 'ransversal% lateral% vertikal% simultaneus
3alposisi Eentral% lateral% miring
3alpostur 1eviasi dari kepala dan kakiKematian fetus
'abel &.$. Penyebab 1istokia
2.* Distokia pada Sapi
Kejadian distokia pada sapi sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak
faktor. Keseluruhan insiden berada pada kisaran 0$9= dari semua kelahiran anak sapi tetapi dapat menjadi sangat tinggi. ,aktor0faktor yang telah terbukti
mempengaruhi kejadian distokia pada sapi yaitu #
A. ,aktor
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
16/35
,aktor intrinsik yang berpengaruh terhadap tingkat kejadian distokia pada
sapi ialah umur% ri)ayat melahirkan% berat badan% ukuran pelvis induk@ ras@ berat
badan% jenis kelamin dan ukuran anak sapi@ lama kebuntingan@ presentasi anak
sapi serta pengaruh pejantan. Selain itu juga% sejumlah penelitian terhadap kasus0
kasus distokia menunjukan bah)a insiden dapat disebabkan oleh disproporsi
fetopelvis% malpresentasi fetus% kegagalan dilatasi servik8vagina% inersia uterina%
torsi uterus% abnormalitas maternal yang lain dan abnormalitas fetal.
Pen+e)a) -
1isproporsi fetopelvis >5
3alpresentasi fetus &
Kegagalan dilatasi servik8vagina *
Inersia uterina 5
'orsi uterus
Abnormalitas maternal yang lain
Abnormalitas fetal yang lain 5
'abel &.&. penyebab distokia dan kejadiannya !=" pada sapi
2./ Penanganan Distokia pada Sapi
&.5.$. Kegagalan tenaga pendorong
a. Inersia uterina
• Inersia uterina primer
Penyebab yang paling umum terjadi akibat hypokalsemia dengan tanda0
tanda milk fever saat kelahiran. Penyebab lain termasuk distensi uterina dan
adanya anak kembar dapat menyebabkan renggangan meometrium sehingga tidak
terjadi kontraksi yang efektif. Inersia uterina primer juga dapat terjadi pada sapi
yang kelebihan berat badan.
'anda0tanda klinis yang nampak yaitu tahap kelahiran tidak berlanjut pada
tahap kedua. 3eskipun fetus berada pada presentasi% postur dan posisi yang tepat%
servik mudah dilebarkan dengan tekanan manual tetapi tidak ada kontraksi uterus
dan amnion sering kali masih utuh. Pada kasus hipokalsemia pasien menunjukan
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
17/35
gejala klinis seperti dungu% lamban atau tidak mampu berdiri% suhu tubuh yang
rendah% pupil melebar dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan kematian.
Penanganan yang dapat diberikan pada pasien yang dicurigai hipokalsemiaadalah pemberian larutan kalsium boroglukonat &9= atau >9= secara iv sebanyak
>99 m99 m< larutan tersebut diberikan secara sc. Pada
kebanyakan kasus% proses kelahiran akan dimulai lagi tetapi kelahiran harus
dibantu dengan tarikan ringan. Kegagalan untuk melahirkan anak sapi pada
)aktunya dapat menyebabkan kematian anak sapi jika pemisahan plasenta telah
terjadi. Setelah proses kelahiran% pasien diinjeksikan &9 I? oksitosin secara im
untuk memacu involusi uterus dan pengeluaran plasenta.
• Inersia uterina sekunder
:tiologi dari distokia inersia uterina sekunder akibat konsekuensi dari
penyebab distokia lain misalnya maldisposisi fetus sehingga menyebabkan
kelemahan miometrium. -ejala klinis yang ditimbulka adalah dinding uterus
terasa lembek dan kurang bertonus setelah fetus dilahirkan. Penanganan yang
dapat dilakukan adalah meningkatkan involusi uterus dengan pemberian oksitosin.
b. Kelahiran prematur
1istokia akibat kelahiran prematur dapat disebabkan oleh segala faktor
yang membahayakan kehidupan fetus dan8atau fungsi plasenta. -ejala klinis yang
dapat diamati yaitu ditemukannya leleran vagina yang abnormal dan kadang
berbau busuk. ,etus dan saluran peranakan bisa menjadi sangat kering% maka
penanganan yang dapat dilakukan yaitu fetus dilahirkan melalui tarikan lembut
dengan tangan terhadap kepala dan kakinya serta seluruh struktur yang terlibat
dilumasi secara menyeluruh.
c. Kegagalan tenaga pendorong abdominal
1isebabkan oleh karena otot perut he)an tidak mampu berkontraksi atau
mengejan dengan baik. Selain itu pada sapi yang sangat tua% otot0otot perut
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
18/35
mungkin sudah tertarik melebihi kapasitas elastisitas alamiahnya. Kondisi sakit
yang melibatkan abdomen% diafragma dan dada seperti retikulitis8perikarditis
dapat menghambat upaya mengejan.
'anda klinis yang terjadi adalah meskipun terlihat tanda0tanda persiapan
dan kelahiran tahap a)al berlangsung normal tapi terjadi kegagalan dalam
melahirkan. Pemeriksaan vagina diperlukan untuk mengetahui dilatasi servik dan
vetus berada pada presentasi normal.
Penanganan dapat dilakukan dengan mengeluarkan fetus secara manual.
;ika tidak terjangkau% fetus dapat dicapai dengan bantuan asisten yang
mengangkat dinding abdominal dari luar dan posisi pasien dibaringkan. Pada
kasus yang terdiagnosa retikulis traumatik dan perikarditis atau kasus laryngeal
dan diafragma% operasi sesar harus dipertimbangkan.
d. /uptur uterus
/obekan uterus terjadi akibat luka traumatik pada sapi. Bisa juga terjadi
secara spontan melalui titik lemah pada uterus yang tidak disangka sebelumnya.
Fasib fetus pada kasus seperti ini tergantung pada apakah dia mele)ati rongga peritoneal dan tingkat gangguan yang dapat ditanggung oleh membran fetus.
/obekan yang kecil tidak menunjukkan gejal dan fetus masih berada di dalam
uterus sedangkan robekan yang besar dapat menyebabkan berpindahnya fetus ke
ruang peritoneal. Pecahnya uterus dan pendarahan uterus yang hebat dapat
mengakibatkan kematian induk. 'ertekannya plasenta dan sirkulasinya terganggu
dapat terjadi kematian fetus.
'anda0tanda klinis yang diamati tergantung pada tingkat kerusakan yang
dapat ditanggung dan nasip fetus. 'anda0tanda pendarahan dibagian luar vagina
mengindikasikan adanya kerusakan uterus. Kematian fetus setelah pecahnya
uterus mungkin menunjukan tidak banyak tanda selain kegagalan perkembangan
kebuntingan. ;ika fetus bertahan dan berkembang dalam peritoneal% kebuntingan
dapat berkembang secara normal hingga )aktunya. Pemeriksaan vagina
menyatakan uterus kecil% kosong% dan plasenta menghilang melalui kerusakan
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
19/35
dinding uterus. 'empat pecah uterus dapat diraba atau mungkin tidak dapat
dijangkau. ?terus terasa lebih kecil dari normal pada pemeriksaan rektal dan
kadang0kadang fetus intraperitoneal dapat teraba.
Penanganan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengeluarkan fetus dari
rongga peritoneal secara laporotomi. ;ika diantisipasi adanya ruptur uterus%
laporotomi% pembedahan caesar menjenglang akhir kebuntingan dapat
meningkatkann kesempatan melahirkan fetus yang hidup.
&.5.&. +bstruksi peranakan
a. 'ulang pelvis
?kuran tulang pelvis terlalu kecil untuk le)atnya fetus. Meternal immaturity
adalah penyebab paling umum dan sering terjadi sebgai akibat sapi dara
dika)inkan pada umur terlalu muda. Ini adalah masalah khusus ketika sapi
pejantan diperbolehnkan untuk lepas dengan ka)annannya setelah sapi dara
mencapai masa pubertas pada umur 8 bulan dan perka)inan yang tidak
diinginkan terjadi. ?kuran pelvis yang kecil sering ditemui pada sapi yang buruk
pertumbuhannya dan sangat sering terjadi sebagai akibat dari patah tulang pelvis.
Pelvis yang kecil adalah penyebab distokia kaitannya dengan disproposi
fetopelvis dan diperburuk dalam kasus fetus lebih besar dari ukuran normal.
Penyebab yang kurang la(im dari tulang pelvis yang kecil adalah sacral
displacement yaitu tulang sakrum bergabung dan beberapa vertebra koksigea
pertama berada pada sudut yang tidak normal terhadap vertebra lumbal. Sebagai
akibat dari masalah ini mungkin mempunyai sebab herediter% diameter dorso
ventral dari pelvis induk berkurang banyak% memberikan ruang yang kurang bagi
le)atnya fetus.
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
20/35
yang menyebabkan hubungan lumbosacral juga dapat mengurangi ukuran inlet
pelvis.
'anda0tanda klinis yang diamati yaitu kurangnya kemajuan pada kelahirantahap kedua. ;ika fetus sebagian dapat memasuki pelvis% dapat terjadi pengejantan
berat yang tidak produktif. Kaki fetus tunggal yang besar dapat terlihat pada
vulva. ;ika fetus terlalu besar untuk memasuki pelvis% tidak ada kemajuan yang
ditemukan setelah penyelesaian kelahiran tahap satu dan sapi dara tampak tidak
nyaman% kadang0kadang tegang% dan dapat berdiri dengan punggung melengkung
dan ekor tegak. Pemeriksaan vagina menunjukan adanya tulang pelvis yang kecil
dengan ukuran yang tidak mencukupi bagi fetus untuk melakukannya.
Penanganan yang dapat dilakukan dokter he)an harus memutuskan dengan
membandingkan ukuran fetus dan pelvis jika fetus kemungkinan besar dapat
melalui pelvis induk. Pada banyak kasus perka)inan yang melibatkan sapi dara
muda% pemeriksaan vagina menunjukan dengan jelas bah)a anak sapi tidak dapat
mele)ati fetus. 1alam kasus yang meragukan% tarikan sedang dapat dilakukan dan
jika ini tidak berhasil pembedahan caesar diindikasikan untuk diskusi lebih lanjut
tentang pembuatan keputusan. 'eknik Gsimpisiotomi pubisH yaitu simpisis pubis
dari sapi yang tidak menyatu diungkit dibuka menggunakan sebuah chisel
obstetrik% tidak mendapatkan tempat dalam obstetrik sapi modern.
b. Eulva
/elaksasi vulva adalah bagian dari persiapan normal untuk kelahiran tetapi
kadang0kadang khususnya pada sapi dara relaksasi penuh dari bagian saluran
peranakan ini tidak terjadi. Pada he)an0he)an yang lebih tua kerusakan yang
terus0menerus pada kelahiran yang lebih a)al atau luka tandukan dengan
pembentukan jaringan parut dan fibrosa dapat terjadi mencegah relaksasi normal.
'anda0tanda klinisnya terlihat relaksasi ligamen vulva telah terjadi% vulva
mungkin tidak tampak kendor atau pada pemeriksaan tertutup terdapat tanda0
tanda luka a)al. Beberapa kesulitan dapat dialami dalam memasukan tangan yang
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
21/35
telah dilumasi dan bibir vulva mungkin mempunyai konsentrasi yang keras dan
fibros.
Penanganan yang dapat dilakukan yaitu pada sapi dara yang relaksasinya jelek% manipulasi% dan rengang lembut terhadap vulva dengan tangan bersih yang
telah dilumasi dapat menyebabkan vulva cukup relax untukn memungkinkan
kelahiran anak tanpa luka. ;ika setelah beberapa menit relaksasi telah terjadi% atau
jika ada jaringan parut% terdapat resiko bah)a komisura dorsal vulva akan naik ke
rektum. 2al ini harus dicegah dengan melakukan episionomi. Sebuah irisan dibuat
kira0kira sepertiga bagian ba)ah dari dinding lateral vulva melalui sambungan
mukosa kulit untuk memungkinkan vulva merenggang dengan cara yang
terkontrol selama le)atnya fetus.
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
22/35
terganggu sebagian oleh pilar vertikal dari jaringan yang dilingkupi mukosa tepat
di sebelah kaudal atau hampir semua lumen.
Penangan yang dapat dilakukan yaitu luas dan konsistensi obstruksi dipalpasidan jika mungkin fetus dipandu melaluinya dengan dibantu rengang lembut dari
jaringan sekitarnya. 2al ini pada )alnya dapat dilakukan dengan satu tangan.
Pelebaran lebih lanjut dapat diperoleh dengan memasukan kedua tangan dengan
jari saling mengait ke dalam vagina dan secara bertahap memisahkan lengan
begitu dengan vagina dan secara bertahap memisahkan lengan begitu mendahului
ke arah anterior. 2al ini juga mungkin untuk memndu fetus melalui satu sisi pilar
vertikal vagina% tetapi jika ini tidak mungkin strukturnya dapat dihilangkan
dengan gunting setelah penjepitan kedua extremitas dengan forcep arteri untuk
mengontrol pendarahan. 'indakan bijaksana untuk mencoba mengeringkan abses
perivagina atau menangani hematoma segera sebelum kelahiran fetus dan jika
mereka ataun struktur lain memberikan halangan yang serius% fetus harus
dilahirkan dengan operasi caesar.
d. Servik
Kegagalan dilatasi servik adalah penyebab distokia sapi paling umum ketiga
dan penangannya memerlukan pertimbangan klinis yang cermat. 3ekanisme
dilatasi servik pada sapi masih belum dipahami dengan baik. ,aktor0faktor
homoral terlibat bersama dengan pelebaran fisik yang disebabkan oleh anak sapi
yang akan lahir dan kantung fetusnya. Kegagalan faktor faktor ini memberikan
pengaruh bisa menyebabkan servik tetap tertutup atau hanya terbuka sebagian
gangguan servik juga bisa akibat adanya jaringan parut yang muncul dari luka
sebelumnya% mungkin dari kelahiran sebelumnya.
'anda0tanda klinisnya yaitu tanda kelahiran tahap a)al berlangsung lebih
lama dan tidak berlanjut pada pemeriksaan vagina ketika kasus tersebut diteliti.
Ketika terbuka sepenuhnya% servik mengerut ke dalam dinding vagina dan tidak
jelas. Ketika tertutup penuh jari bisa dimasukkan ke dalamnya tapi tidak mele)ati
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
23/35
tulang luar. Selama masa kebuntingan% os dilapisi dengan sumbat mukus yang
tebal% yang dile)atkan vagina beberapa jam sebelum kelahiran.
Penangannya yaitu pasien diperiksa untuk memastikan ada tanda0tanda segeramelahirkan termaksuk relaksasi ligeman dan kolostrum dalam ambing. 1ilakukan
upaya untuk melebarkan servik secara manual dengan memasukan satu atau dua
jari ke dalam os extrenal. :xpansi jar bisa digabung dengan pelebaran senvik%
yang bisa dirasakan untuk memberikan jalan secara lateral di ba)ah tekanan jari
atau tangan yang lembut. Kemudian tangan dimasukan kedalam servik dan tekan
lateral diteruskan dengan gerakan melingkar dan keluar tangan dan lengan ba)ah.
;ika servik tetap tertutup dan diperkirakan bah)a membran fetus masih utuh dan
fetus dalam kondisi yang baik maka pasien bisa ditinggalkan selama 9 menit dan
kemudian diperiksa kembali. +perasi caesar seharusnya dilakukan jika tak ada
perkembangan setelah 9menit. Pengeluaran dengan bedah juga diindikasikan jika
ada bukti bah)a jaringan parut menghalangi servik atau bah)a kehidupan fetus
beresiko.
'eknik bagian servik atau histerotomi vagina telah digambarkan untuk
penaganan servik yang tidak dilatasi. 1alam teknik ini bibir servik diinkisi pada
satu tempat atau lebih agar terjadi dilatasi saluran peranakan pada titik itu.
e. 'orsi uterus sebagai sebab distokia saat kelahiran
?terus sapi pada dasarnya tidak stabil alasannya karena mencakup bagian
kaudal uterus% perkembangan bagian0bagian cornua uteri pada lantai abdominal%
kebuntingan anak sapi yang hanya menempati satu bagian kornua uterus yang
membuat organ tersebut menjadi lebih berat% instabilitas meningkat karena sapi
yang menurunkan kaki depannya pertama dulu ketika duduk. 'orsi ketika sapi
atau fetus melakukan gerakan mendadak yang menyebabkan uterus berputar
sepanjang titik porosnya. Amnion sapi disatukan dalam tempat0tempat
disekeliling alantois% yang dilekatkan dekat chorion ke dinding uterus.
Penangan yang dapat diberikan yaitu #
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
24/35
• /otasi fetus dan uterus pervagina keposisi yang benar
,etus dipegang kuat dan dibantu dengan tahanan oleh siku% tulang
dada8paha diayun0ayunkan dari satu sisi ke sisi lainnya sebelum didorong
kearah yang berla)anan dengan arah torsi.• 3enggulingkan sapi
3enggulingkan8memutar sapi pada uterus pada saat organ tersebut tidak
bergerak. 1ua kaki depan dan dua kaki belakang dikat menjadi satu dan
kepalanya ditahan dengan hulter atau penahan kepala. Sapi diputar secara
tajam kearah yang berla)anan dengan torsi. Pengulangan proses
pemutaran tersebut sebanyak &0 kali sebelum torsinya hilang.
-ambar &.$& torsi uterus pemeriksaan vagina
-ambar &.$ torsi uterus rotasi fetus dari uterus per vaginal
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
25/35
-ambar &.$> torsi uterus memutar sapi
&.5.. 1isproporsi fetopelvis
1istokia ini disebabkan ketika fetus lebih besar dari ukuran normal% pelvis
lebih kecil dari ukuran normal atau disproporsi antara keduanya. ?kuran pelvis
dipengaruhi oleh usia% keturunan% berat% dan dimensi pelvis induk. Sedangkan
ukuran fetus dipengaruhi oleh keturunan% lama kebuntingan% jenis kelamin fetus%
jumlah anak sekelahiran dan tingkat nutrisi induk.
'anda0tanda klinisnya yaitu sapi memiliki kesulitan dalam menyelesaikan
tahap kedua kelahiran. ;ika kasus tidak ditangani maka fetus akan mati dengan
konsenkuensi serius bagi sapi.
Penanganan yang dapat dilakukan yaitu jika anak sapi hidup segera
dilakukan operasi caesar tetapi jika anak sapinya mati dan akses kelahirannya
memungkinkan bisa dilakukan fetotomi. ;ika akses melalui vagina sulit
disarankan melakukan operasi caesar.
&.5.>. 1istokia akibat monster fetus
3onster fetus muncul dari faktor0faktor berla)anan yang mempengaruhi
fetus pada tahap a)al perkembangannya yang dipengaruhi oleh genetik. 2al ini
kemungkinan besar terjadi pada hari ke >& ketika organogenesis pada sapi selesai.
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
26/35
• Kembar siam
Kembar siam 8 monster ganda adalah kelompok monster yang paling
umum dan muncul dari pembelahan tidak sempurna ovum yang dibuahi
dan menunjukan variasi yang besar dari duplikasi parsial untuk
menyelesaikan pemisahan dua individu. Eariasi kembar siam yang paling
umum yaitu #
• disprosopus !& muka% mulut dan langit0langit terbelah tapi & kepala
tidak sempurna" penaganan yang dilakukan operasi caesar8 fetotomi.
-ambar &.$5 1isprosopus pada Sapi
• dichepalus !& kepala yang leher yang bergabung pada bahu"
penangannya yaitu menghilangkan satu kepala dengan fetotomi yang
dikuti dengan melahirkan sisa fetus le)at vagina atau operasi caesar
-ambar &.$ 3onster fetus 0 1ichepalus pada Sapi
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
27/35
• diphigus !duplikasi tubuh dan beberapa kaki" penangannya dengan
operasi caesar
-ambar &.$ 1iphygus pada Sapi
• kembar siam !somatididimi"
-ambar &.$4 monster fetus refleks schistomus
• 2idrosepalus
2e)an yang tekena mempunyai pembesaran cranium yang mencolok
sehingga mencegah fetus memasuki dan mele)ati pelvis induknya.
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
28/35
-ambar &.$* 3onster fetus 2idrochepalus
• Anasarka fetal'erjadi oedema subkutan. Anak sapi yang terkena anasarka tidak memiliki
rambut dan cairan uterus tampak kurang baik yang meninggalkan sedikit
lubrikasi alami. Penangananya dengan menggunakan pelumas kebidanan
dan instilasi cairan ke dalam uterus yang akan memungkinkan pengeluaran
fetus secara tarikan.
-ambar &.&9 3onster fetus Anasarka ,etal
• Ascites fetal
1itemukan anak sapi atau fetus yang lahir secara prematur. Kepala% leher%
dan dada fetus memasuki dan mele)ati pelvis induknya tetapi perut yang
mengembung tidak dapat mele)ati pelvis induk. Anak sapi dapat
dikeluarkan dengan tarikan setelah penggunaan pelumas. ;ika abses
menuju perut fetus pervagina tidak memungkinkan% cairan perut fetus
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
29/35
dapat dikeluarkan menggunakan pisau scalpel atau kateter sehingga
ukuran perut fetus berkurang.
• Skistosomus refleksus
3onster yang paling sering digambarkan adalah Gmonster celosomian
atau G pedet bulan G dalam monster ini columna spinalis telah mengalami
dorsifleksion dan kepla serta ekornya rata0rata. Bentuk abnormal yang
mencolok membuat mele)ati saluran kelahiran tidak mungkin. Anak sapi
yang rusak bentuknya dapat berupa fetus tunggal atau kembar dua sampai
anak sapi normal.
Anak sapi dapat dipresentasikan dengan kepala dan ekstremitasnyaatau
viskeranya terbuka kearah pelvis. Ketika kepala dan ekstremitasnya
dipresentasikan mereka mungkin salah untuk mempresentasikan sapi
kembar secara serempak tetapi pemeriksaan yang teliti mestinya dapat
menunjukan bah)a mereka milik fetus abnormal yang sama. Ketika
viskera dipresentasikan mereka mungkin diselimuti oleh membran tipis
atau terbuka penuh atau untuk disentuh langsung. ?sus% jantung
!berdenyut jika hidup"% dan liver semuanya dapat teraba. ?kuran dari usus
kecil harus menunjukan bah)a ini berasal dari fetus bukan milik
induknya. !usus kecil induknya dapat tampak pada vulva pada sapi dengan
ruptur uterus". 3eskipun demikian% usus fetus bisa muncul dari anak sapi
dengan gangguan umblikus sederhana dan bukan dari shistomose. Kadang
kadang ada keabnormalan fetus tambahan. Kasus 0kasus telah dicatat
bah)a monster juga mengalami hidrosepalus dan sapi menderita hidrop
anmion.
Penanganan # kadang kadang mungkin untuk mengeluarkan monster
chistomose dengan hati0hati tetapi pada sebagian besar kasus tidak
mungkin dilakukan. 1engan presentasi kepala dan ekstremitas% operasi
sesar% dengan fetotomi pada pembedahan adalah yang paling perlu. ;ika
fetus hidup harus dieutanasia sebelum fetotomi dengan injeksi
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
30/35
intrakardial sodium pentobarbiton. Ketika viscera terpresentasikan mereka
dapat dipindah dan fetus yang mati atau tereutanasia secara manual diikuti
fetotomi jika mungkin untuk mele)ati ka)at disekeliling monster. Pada
kasus lain oprasi sesar diperlukan. 3onster ditemukan terutama pada sapi
1exter dan Kerry ! dan kadang0kadang pada ras 2olsten0,riesian dan rasa0
ras lain". Keabnormalan merupakan bentuk berat dari alkondroplasia %
kemungkinn berkaitan dengan gen autosom tunggal% dan pada ras asli
1exter satu dari 5 anak sapimungkin terkena. ,etus yang abnormal
mumpunyai kepala sangat besar seperti anjing buldog dengan kaki yang
sangat pendek. 3ungkin ada komplikasi tambahan dari ascites fertal atau
yang kurang la(im% anarsaca. ,etus yang terkena kadang0kadang
dikeluarkan tanpa bantuan tetapi distokia dapat muncul jika kepalanya
tidak dapat memasuki atau mele)ati saluran peranakan. Pengeluaran
secara manual oleh dokter he)an biasanya memungkinkan dengan
dibantu pelumasan yang banyak.
• Peresomus elumbis
3onster ini mempunyai vertebra lumbal dan korda spinal bagian terakhir
anterior yang seakan0akan normal tapi rudimenter% dan lengan belakang
yang berubah bentuk dan mengalami ankilosis% kemungkinan sebagai
akibat dari kurangnya pergerakan selama perkembangan fetus. Pada
presentasi anterior monster ini pada a)alnya dapat disalahkirakan dengan
anak sapi normal tetapi pada pengeluaran dengan bantuan ditahankan
dengan bantuan ditahan dengan lengan yang kaku% dimana tidak
memungkinkan melalui pelvis. Pada presentasi posterior fetus yangabnormal dapat lebih cepat dikenali. Pengeluaran adalah dengan fetotomi
atau operasi sesar yang disertai dengan fetotomi.
&.5.5. 3aldisposisi fetus
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
31/35
Istilah maldisposisi meliputi abnormalitas presentasi% postur dan posisi
yang menyebabkan fetus sulit atau tidak mungkin mele)ati saluran peranakan.
3aldisposisi fetus ringan dapat memperburuk karena kegagalannya menggunakan
inlet pelvis dengan benar dan tenaga pendorong menambah kesulitannya. Koreksi
maldisposisi dengan sendirinya tidak dapat terjadi. 'anda0tanda klinis yang dapat
ditemui yaitu penundaan pengeluaran fetus dengan pengejanan yang tidak
produktif serta bagian fetus telah memasuki pelvis induk.
a. Presentasi #
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
32/35
d. Presentasi #
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
33/35
Penanganan # terlebih dahulu harus dilakukan palpasi vaginal untuk
mendapatkan kaki fetus% setelah dirasa dapat maka kaki fetus lalu di ikat
dengan tali% posisi tubuh di repulse lalu diekstensikan untuk membenahi
posisi badan dari fetus.
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
34/35
• Kehilangan cairan uterus dan pengeluaran fetus dapat terganggu oleh
tidak adanya pelumas alami
'anda0tanda klinis yang dapat diamati adalah terdapat leleran vagina yang berbau busuk pada )aktu kelahiran% tidak ada tanda0tanda kehidupan fetus. ;ika fetus
telah sakit sebelum mati dapat terjadi ascites dengan pembesaran perut yang
mencolok. Pada tahap a)al% sapi mungkin belum terpengaruh tetapi pada tahap
selanjutnya dapat terjadi metritis parah yang disertai toksemiayang mengancam
kehidupan induk.
Penanganan yang dapat dilakukan jika servik membuka maka dapat mengeluarkan
vetus dengan tarikan per vagina. Pelumas kebidanan diberikan ke dalam uterus
dan pada bagian fetus yang terlihat. ;ika kondisi uterus sangat kering dapat
diberikan air hangat ke dalam uterus dengan hati0hati menggunakan pompa perut
dan tabung. 'arikan fetus dilakukan secara langsung menggunakan tangan atau
menggunakan tali kebidanan. ;ika fetus mati tidak dapat dikeluarkan secara
manual% dapat dilakukan fetotomi atau operasi sesar.
'omas()eska% 3. 6.% I. K. Sutama% I. -. Putu% '. 1. 7haniago. $**$. Reproduksi,
tingkah laku dan Produksi Ternak di Indonesia. P'. -ramedia Pustaka ?tama%
;akarta.
,eradis% 3. P. &9$9. Reproduksi Ternak . Penerbit Alfabeta% Bandung.
Stabenfeldt% -. 2.% . Female Reproductive Processes. In #
1ukesJ Physiology of 1omestic Animals. 3. ;. S)enson. !:d". 7omstock
Publishing Associates% 7ornell ?niversity Press.
8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi
35/35
3uDit% Kelviano. &9$$. Laporan Tugas Tutorial Blok 1 !P Ruminansia I
"istokia Pada #api. ,akultas Kedokteran 2e)an ?niversita -adjah 3adah%
ogyakarta.
Top Related