Lomba Karya Tulis C-Compiler 2014
Papan Tulis Modern Berbasis Proyektor yang Terhubung dengan Smart Gadget
Disusun oleh:
Muhammad Redyka Fazry 12/331107/PA/14449
Jundi Rabbani 12/331368/PA/14629
Tubagus Singgih 12/331163/PA/14469
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2014
ABSTRAKSI
Perkembangan teknologi sekian waktu semakin berkembang, sudah seharusnya kita
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan itu. Pemanfaatan itu justru akan selalu
membawa dampak baik dan buruk , tergantung bagaimana kita memanfaatkan semua
perkembangan teknologi tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari kita terkhusus dalam bidang
pendidikan , banyak cara untuk memanfaatkan teknologi salah satunya untuk membantu
proses belajar mengajar.
Sarana pendidikan yang paling sering digunakan adalah spidol ataupun kapur tulis.
Dua sarana ini memang dinilai sering digunakan karena melihat dari intensitas
penggunaannya. Tapi terkadang kedua sarana ini berdampak pada kesehatan, oleh karena itu
penggunaan perkembangan teknologi justru akan menjadi solusi dari permasalahan ini.
Teknologi yang memang sedang dan akan terus dikembangkan adalah smart gadget.
4
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ............................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 2 1.3 Tujuan ............................................................... 2 1.4 Manfaat ............................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................... 4
2.1 Alternatif Papan Tulis Konvensional ............................................................... 4 2.2 Dampak Kesehatan ............................................................... 6
BAB III KESIMPULAN ............................................................... 8
3.1 Kesimpulan ............................................................... 8 3.2 Saran ............................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu cara membangun bangsa Indonesia adalah dengan pendidikan. Dengan
pendidikan, masyarakat akan memperluas sudut pandang dan membuka wawasan mereka.
Oleh karena itu, sistem pendidikan di Indonesia harus terus diperbaiki dari waktu ke waktu di
berbagai sisi: pengajar, alat bantu ajar, kurikulum, dan hal-hal lain.
Alat bantu ajar memegang peranan cukup penting dalam pendidikan. Salah satu alat
bantu ajar adalah papan tulis. Papan tulis digunakan untuk mengemukakan ide yang jika
hanya diucapkan atau diisyaratkan dengan gerakan tubuh susah untuk dimengerti.
Papan tulis ada beberapa jenis. Jenis yang sering digunakan adalah papan tulis hitam dan
papan tulis putih. Alat untuk menulis di papan tersebut berturut-turut adalah kapur tulis dan
spidol. Kapur tulis terdiri dari kalsium karbonat atau CaCO3.1 Sementara itu, spidol terdiri
dari tinta yang terus-menerus diisi ulang. Tinta spidol mengandung xylene, yang juga
merupakan asal aroma khas dari spidol.2
Kerugian dari dua alat tulis ini adalah masalah kesehatan. Berdasarkan riset dari
Majumdar dkk., National Environmental Engineering Research Institute, India, debu dari
kapur tulis yang digunakan selama kegiatan belajar mengajar tidak terlalu banyak dan tidak
terdapat bahan beracun. Namun, debu tersebut bisa jadi berbahaya untuk orang yang
memiliki gangguan pernapasan. Tambahan pula, jika seseorang terpapar debu cukup lama,
akan terjadi gangguan pernapasan atau air mata berlebih.3
Dampak kesehatan dari tinta spidol, yang mengandung xylene, adalah jika uap tintanya
terhirup ada efek inhalasi yang setara dengan mengonsumsi alkohol atau obat penenang. Efek
1 Tegethoff dkk., Calcium Carbonate, hlm. 301.2 Eviriyani Rosdiana, 13 Februari 2013, “Spidol vs Kapur Tulis”, Planet Kimia, http://www.planetkimia.com/2013/02/spidol-vs-kapur-tulis/, diakses 1 Juni 2014.3 Marc Abrahams, 28 November 2011, “Chalk: is it harmful to health?”, The Guardian, http://www.theguardian.com/education/2011/nov/28/chalk-dust-health-research, diakses 1 Juni 2014.
4
2
jangka pendek dari tinta spidol yang terhirup adalah gangguan pernapasan dan sakit kepala,
sedangkan efek jangka panjang adalah terjadinya kerusakan beberapa organ tubuh. Selain
xylene, ada zat bernama propyl alcohol yang dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, dan
tenggorokan.4
Dari segi bahan dasar, kapur pasti akan habis jika digunakan terus menerus dengan laju
penggunaan seperti sekarang. Meskipun kalsium karbonat termasuk mineral mentah yang
melimpah,5 proses pembentukan senyawanya membutuhkan waktu jutaan tahun dari fosil
hewan purba.6
Dari beberapa fakta tersebut, adanya cara alternatif untuk menggantikan ketergantungan
proses belajar mengajar terhadap kapur dan tinta akan berdampak baik bagi kesehatan
manusia. Teknologi alternatif ini cukup mendesak karena kapur tulis dan spidol digunakan
hampir di seluruh kegiatan belajar mengajar baik itu formal-nonformal atau pendidikan
tingkat dasar, menengah, sampai tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa permasalahan dapat dirumuskan:
1. Apa yang menjadi alternatif papan tulis konvensional agar kegiatan belajar mengajar
lebih optimal?
2. Bagaimana cara membuat teknologi alternatif tersebut?
3. Apa dampak buruk penggunaan teknologi alternatif tersebut dan cara
menguranginya?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini secara umum adalah meramaikan kompetisi karya tulis
ilmiah yang diselenggarakan Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika. Secara khusus,
tujuannya adalah mencari teknologi alternatif atau pengganti dari papan tulis konvensional
4 Eviriyani Rosdiana, op. cit.5 Tegethoff dkk., op. cit. hlm. 301.6 Ibid. hlm. 17.
yang masih memiliki dampak buruk terutama bagi kesehatan serta menggugah rekan-rekan
mahasiswa yang lain untuk mengerjakan penelitian baik secara eksperimen ataupun literatur.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah terdapatnya
teknologi pengganti papan tulis konvensional dan teknologi tersebut dapat menggantikannya
sehingga kesehatan peserta didik dan pengajar tidak lagi terganggu oleh debu kapur tulis atau
tinta yang menguap dari spidol.
4
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Alternatif Papan Tulis Konvensional dengan Smart Gadget
Sebagaimana telah dijelaskan, papan tulis konvensional terdiri dari dua jenis. Jenis
pertama alat tulisnya adalah kapur. Jenis kedua alat tulisnya adalah spidol. Kedua alat tulis
tersebut memiliki dampak buruk terhadap kesehatan meskipun bukan dalam taraf yang
mematikan. Sekalipun tidak mematikan, segala hal yang berdampak buruk terhadap
kesehatan sebaiknya dihindari. Akan tetapi, kegiatan belajar mengajar sangat membutuhkan
alat bantu untuk menulis. Oleh karena itu, kapur tulis dan spidol beserta papan tulisnya
diganti oleh alternatif yang lebih baik.
Konsep dari papan tulis adalah adanya sebuah papan polos berukuran besar yang jika
disentuh bahan dari alat tulis, bahan tersebut akan membekas. Papan tulis putih bahannya
berbeda dengan papan tulis hitam. Papan tulis putih memiliki permukaan licin dan tinta
spidol dapat menempel di atasnya. Papan tulis hitam memiliki permukaan yang agak kasar
biasanya terbuat dari kayu yang jika digoreskan kapur, debu kapur akan menempel di
atasnya. Seseorang yang memiliki ide menuliskan ide tersebut dengan kapur tulis atau spidol
ke papan yang berukuran lebar agar dapat dilihat oleh orang lain dengan jelas dalam jarak
tertentu.
Dewasa ini, proyektor bukan lagi barang asing, tetapi sudah banyak digunakan. Di
perguruan tinggi, biasanya proyektor sudah tertancap di langit-langit ruang kelas. Input dari
proyektor sendiri adalah laptop. Biasanya, sesuatu yang ditampilkan oleh proyektor adalah
gambar atau tulisan yang bersifat kaku. File yang dibuka biasanya tidak akan disunting pada
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Di papan tulis, seseorang leluasa untuk menulis
dan menghapus. Oleh karena itu, proyektor yang terhubung dengan komputer tidak optimal
jika difungsikan untuk menggantikan papan tulis secara keseluruhan.
Penggunaan teknologi touchscreen di smart gadget lebih luwes dalam menginput data
daripada laptop yang tidak ada teknologi tersebut. Output dari touchscreen persis dengan
inputnya, lebih sesuai dengan yang diinginkan pengguna.
4
6
Smart gadget diatur agar menjadi special purpose computer. Penggunaannya hanya
untuk menggantikan papan tulis. Tampilan latar diatur warna putih polos. Ada dua mode
input, mode menulis dan menghapus. Dari pilihan mode ini, logika yang digunakan adalah
demultiplexer. Dengan input yang sama, tetapi diinginkan output yang berbeda sesuai mode
yang dipilih, dibutuhkan logika ini. Output harus 2n dengan n bilangan bulat positif. Jika
output tidak sama dengan 2n, output dianggap 2n yang lebih besar daripadanya.7 Dalam kasus
ini, input adalah sentuhan dari jari. Outputnya adalah perubahan warna bagian yang disentuh
sesuai mode, menulis atau menghapus. Karena output berjumlah dua, itu sesuai dengan 2 n
dengan n sama dengan 1. Rangkaian logikanya ada di Gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1
Ketika selektor bernilai 0, mode yang digunakan adalah mode menghapus. Ketika
selektor bernilai 1 mode yang digunakan adalah mode menulis.
Dengan asumsi beberapa tahun lagi di Indonesia hampir semua orang memiliki smart
gadget atau yang sejenisnya, setiap peserta didik diharapkan membawa alat tersebut selama
kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, jika penggunaan smart gadget di dalam kelas
hanya pengajar yang bisa mengaksesnya, potensinya akan terbuang. Akan tetapi, jika semua
peserta di dalam kelas dapat mengakses “papan tulis”, kekacauan akan terjadi. Input tidak
beraturan sehingga output pun akan semrawut. Dari hal ini, agar input teratur, dibuatlah
regulasi sesiapa saja yang boleh mengakses “papan tulis”. Dengan input yang banyak dan
output hanya boleh satu, multiplexer adalah teknik yang tepat.8
7 Astola dan Stanković, Fundamentals, hlm. 162.8 Ibid. hlm. 147.
5
Dengan asumsi satu kelas berisi 40 peserta didik, ditambah 1 pengajar, total input adalah
41. Dengan input 41 (masih kurang dari 26 atau 64), selektor berjumlah 6. Agar tidak terjadi
kekacauan, selektor ini hanya bisa diakses pengajar atau pengguna lain yang memiliki
otoritas tinggi.
Sebagai contoh kasus, pengajar menunjuk salah satu peserta didik untuk menjawab soal
yang diberikan. Jika menggunakan metode konvensional, peserta didik diharuskan maju ke
depan untuk menuliskan jawabannya agar bisa dilihat semua orang di kelas. Dengan cara
smart gadget yang dihubungkan ke proyektor, dan asumsi semua peserta didik memiliki alat
komunikasi tersebut, peserta didik yang akan menuliskan sesuatu di depan ruang kelas tidak
perlu ke depan, hanya menuliskannya di alat tersebut dan hasil tulisannya ditampilkan
proyektor ke layar.
Jalur komunikasi dari smart gadget ke proyektor tidak efisien jika menggunakan kabel
karena device tersebut bersifat mobile. Untuk menjaga mobilitas alat tersebut, dapat
digunakan fasilitas bluetooth. Dengan fasilitas ini, komunikasi data dapat dilakukan tanpa
menggunakan kabel hingga jarak sekitar 10 meter.9 Meskipun bluetooth awalnya tidak
digunakan untuk sistem real-time, teknologi ini dapat dikonfigurasi untuk mendukung sistem
real-time seperti menulis di smart gadget lalu dikirim ke proyektor.10
2.2 Dampak Kesehatan
Kapur tulis dan tinta spidol memiliki dampak kesehatan yang relatif buruk terhadap
tubuh manusia, terutama untuk sistem pernapasan. Untuk alasan itulah diperlukan
penggantinya yang lebih aman terhadap tubuh manusia.
Smart gadget yang digunakan sebagai alternatif di sini tidak berbahaya bagi sistem
pernapasan dibanding dua benda di atas. Namun, ada beberapa rumor yang mengatakan
9 Frenzel, Electronics Explained, hlm. 222.10 Lucan, “Bluetooth and Wireless LAN”, hlm. 2-3.
7
bahwa radiasi sinyal elektromagnetik membahayakan tubuh. Sebagai contoh, sinyal
elektromagnetik yang dipancarkan smartphone dapat menyebabkan kanker. Berdasarkan
beberapa studi yang dikutip CNN, sinyal yang dipancarkan smart gadget atau mobile device
memang karakteristiknya seperti microwave atau dapat memanaskan sesuatu. Namun, jika
gadget digunakan dengan waktu pemakaian yang wajar, hal itu tidaklah masalah. Begitu pula
penggunaannya yang lebih aman tidak didekatkan ke kepala agar tidak mengganggu otak.11
Penggunaan smart gadget sebagai substitusi papan tulis tidaklah memakan waktu yang
banyak. Pemakaiannya juga tidak didekatkan ke kepala, hanya sebatas tangan atau lengan.
Dari hal tersebut, substitusi ini relatif tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
11
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Penggunaan teknologi pada sarana untuk mendukung kegiatan belajar mengajar bisa
menggantikan sarana konvensional yang memang dinilai memiliki dampak negatif pada
kesehatan manusia. Contohnya pada penggunaan kapur tulis dan spidol yang dapat
mengganggu organ pernapasan dapat diganti dengan smart gadget yang dihubungkan ke
proyektor dengan transmisi bluetooth.
3.2 Saran
Karena menggunakan teknologi elektronis, kedepannya diharapkan perkembangan
teknologi ini akan terus dikembangkan dan manfaatnya bisa dirasakan ke semua sekolah atau
institusi pendidikan.
8
5
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Astola, Jaakko T., dan Stanković, Radomir S., 2006, Fundamentals of Switching Theory and
Logic Design: A Hands on Approach, Dordrecht: Springer.
Frenzel, Louis E., 2010, Electronics Explained: the New Systems Approach to Learning
Electronics, tanpa kota: Elsevier.
Tegethoff, F. Wolfgang, Rohleder J., dan Kroker, J., 2001 Calcium Carbonate: From the
Cretaceous Period Into the 21st Century, Basel: Birkhäuser.
Jurnal
Lucan, Vladimir, dkk., 2003, “Bluetooth and Wireless LAN Applicability for Real-time
Control”, Helsinki: Dept. of Automation Engineering, Tampere University of
Technology.
Artikel online
Abrahams, Marc, 28 November 2011, “Chalk: is it harmful to health?”, The Guardian,
http://www.theguardian.com/education/2011/nov/28/chalk-dust-health-research, diakses
1 Juni 2014.
Dellorto, Daniel, 31 Mei 2011, “WHO: Cell phone use can increase possible cancer risk”,
CNN, http://edition.cnn.com/2011/HEALTH/05/31/who.cell.phones/, diakses 2 Juni
2014.
Rosdiana, Eviriyani, 13 Februari 2013, “Spidol vs Kapur Tulis”, Planet Kimia,
http://www.planetkimia.com/2013/02/spidol-vs-kapur-tulis/, diakses 1 Juni 2014.
Top Related