Download - makalah blok 9 digest

Transcript

Sistem Pencernaan pada Manusia

Nama : Claudia Zendha papilayaNIM: 10-2011-273 Kelompok : B6

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANAJAKARTA 2012

Alamat Korespondensi:Claudia Zendha Papilaya, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11470, E-mail: [email protected]

Pendahuluan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Makanan harus dicerna dan diuraikan menjadi molekul-molekul kecil untuk diserap dari saluran pencernaan ke dalam system sirkulasi dan di distribusikan ke sel-sel. Traktus digestivus terdiri dari mulut, tenggorokan (pharynx), larynx, gaster, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ tambahan yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Skenario 2 : seorang perempuan berusia 30 tahun, datanag ke polklinik mengeluh mual, kembung, sembelit, dan buang air besarnya berwarna putih, seperti dempul kayu. Dokter mendiagnosa pasien itu ada gangguan pada metabolisme empedunya.

A. ALAT ALAT INTRA ABDOMEN

Alatalat intra abdomen terbagi dua oleh mesocolon transversum menjadi :1. Alat- alat supra mesocolica adalah alat-alat yang terletak antara diaphragmadan mesocolon transversum, yang terdiri dari : gaster, duodenum, pancreas,hepar, vesica fellea dan lien.2. Alat- alat intra mesocolica adalah alat- alat yang terletak dibawah mesocolontransversum atau alat-alat yang terletak antara mesocolon transversum danlinea terminalis pada panggul, yaitu : intestinum tenuae ( usus halus ) danintestinum crassum ( usus besar ).1

Strukrur makroskopik, vaskularisasi, inervasi, dan fungsi

1. Gaster (lambung)Bentuk umumnya adalah bentuk-J dengan pars pylorica sedikit naik keatas kepylorus tertutup oleh peritonium, kecuali pada lintasan pembuluh darah sepanjang curvatura gastrica dan pada daerah kecil disebalah dorsal ostium cardiacum. Gaster terdiri dari 2 muara yaitu cardia merupakan muara oesophagus ke gaster dan pylorus gaster ke duodenum, Mempunyai 2 tepi yaitu kurvactura minor dan cuvactura major, mempunyai 2 permukaan facies anterior dan posterior. Mempunyai dua lekukan incisura cardiaca dan angularis. Pada permukaan ventral gaster bersentuhan dengan diaphragma, lobus hapatis sinister dan dinding abdomen ventral. 1Pendarahan :Arteri A. Gastrica sinistra : cabang a. Coeliaca beranastomose dengan a. Gastrica dextra dicurvactura minor dan a. Oesophagus A. Dastricae braves : cabang a. Lienale difundus ventriculi mempendarahi fundus venticuli A. Gastroepiploica sinistra : cabang A.lienale bernastomoses dengan A. Gastroepoploica dextra dicurvactura major, mempendarahi curvactura major dan omentum majus.Vena Darah dari v. Gastrica dextra dan sinistra dialirkan ke dalam v. Porta Darah dari v. Gastrica brevis, v. Gastroepiploica sinistra dialirkan ke dalam v.l lienalis yang bergabung dengan v. Mesenterica superior menuju v. Porta.Persarapan Parasimpatis berasal dari nervi spinalis T6-T9 melalui plexus coeliacus dan mendistribusikan melalui anyaman seraf disekitar a. Gastrica dan a. Gastroomentalis.1Gaster melakukan tiga fungsi utama yaitu: Fungsi terpenting dari lambung adalah menyimpan makanan yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke usus halus (intestinum tenue) dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan yang optimal. Karena intestinum tenue adalah tempat utama pencernaan dan penyerapan, maka gaster perlu menyimpan makanan dan menyalurkannya secara mencicil ke duodenum dengan kecepatan yang tidak melebihi kapasitas intestinum tenue. Gaster mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan enzim yang memulai pencernaan protein. Melalui gerakan mencampur gaster, makanan yang tertelan dihaluskan dan dicampur dengan sekresi lambung untuk menghasilkan campuran cairan kental yang dikenal sebagai kimus. Isi gaster harus diubah menjadi kimus sebelum dapat dialirkan ke duodenum.1

2. Hepar (hati)Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Pada vertebra rendah gambaran strukturnya memang benar-benar sebagai kelenjar. Pada manusia dan juga pada vertebra tinggi sudah berubah strukturnya sebagai susunan sel-sel dalam lempeng-lempeng. Hepar pada manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Permukaan hepar sebagian ditutupi peritoneum yang merupakan Capsula Glissoni, permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan, fisura transversus. Permukaannya dilintasi berbagai pembuluh yang masuk-keluar hati. Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah, sedangkan ligamen falsiformis melakukan hal yang sama di permukaan atas hati.2Permukaan atas hepar yang cembung melengkung di bawah kubah diaphragm. Facies visceralis, atau posteroinferior, membentuk catatan visera yang letaknya berdekatan sehingga bentuknya menjadi tidak beraturan. Permukaan ini berhubungan dengan pars abdominalis oesophagus, gaster, duodenum, flexura coli dextra, rend extra, dan glandula suprarenalis dextra, serta vesica fellea.2Secara anatomis hepar terdiri dari lobus kanan yang besar dan lobus kiri yang lebih kecil. Keduanya dipisahkan di anterosuperior oleh ligamentum falsiforme dan di posteri-inferior oleh fisura untuk ligamentum venosum dan ligamentum teres. Pada klarifikasi anatomis, lobus kanan terdiri atas lobur kaudatus dan kuadratus. Akan tetapi, secara fungsional lobus kaudatus dan sebagian besar lobus kuadratus merupakan bagian dari lobus kiri karena mendapat darah dari arteri hepatika sinistra dan aliran empedunya menuju duktus hepatikus sinistra. Oleh karenanya, klasifikasi fungsional hepar menyatakan bahwa batas antara lobus kanan dan kiri terletak pada bidang vertical yang berjalan ke posterior dari kandung empedu menuju vena cava inferior.2Pendarahan :arteri : Hepatica communis, a. Hepatica propia, a. Hepaticadextra dan sinistra.

Pembuluh balik : vena menampung darah balik dari alat-alat tractusgastrointestinal melalui v. Porta. V. Porta merupakan bagian dari pembuluhbalik sistema portal yang mengumpulkan darah dari alat-alatgastrointestinal untuk dialirkan ke hepar.Persarafan Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk pleksus coeliacus. Truncus vagalis anterior mempercabangkan banyak tami hepatici yang berjalan langsung ke hepar.Fungsi: Peran hepar dalam sistem pencernaan adalah sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan lemak dan penyerapan lemak.23. Kandung Empedu (Vesica Fellea)Vesica fellea adalah sebuah kantong berbentuk buah pir yang terletak pada permukaan bawah (facies visceralis) hepar.3Untuk mempermudah deskripsinya, vesica fellea dibagi menjadi fundus, corpus, dan collum. Fundus fesica fellea berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawh margo inferior hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengan dinding anterior abdomen setinggi cartilage costalis IX dextra. Corpus vesicae fellea terletak dan berhubungan dengan facies visceralis hepar dan arahnya ke atas, belakang, dan kiri. Collum vesicae biliaris melanjutkan diri sebagai duktus cysticus, yang berbelok ke dalam omentum minus dan bergabung dengan sisi kanan duktus hepaticus communis untuk membentuk diktus choledochus.Peritoneum meliputi seluruh bagian fundus vesica fellea dan menghubungkan corpus dan collum vesica fellea dengan facies visceralis hepar.3Pendarahan: A. cysticus yang biasanya, namun tidak selalu, merupakan suatu cabang dari arteri hepatica dextra, dan cabang-cabang kecil arteriosus hepatica yang melalui fossa dimana terletak kandung empedu. Arteri cysticus merupakan sumber pasokan darah yang paling signifikan. Persarafan : Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk pleksus coeliacus. Vesica fellea berkontraksi sebagai respons terhadap hormone kolesistokinin yang dihasilkan oleh tunika mukosa duodenum karena masuknya makanan berlemak dari gaster.

4. Pangkreas.Pankreas merupakan struktur berlobus yang memiliki fungsi eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin mengeluarkan cairan pankreas menuju dukus pankreatikus, dan akhirnya ke duodenum. Sekresi ini penting untuk pencernaan dan absorpsi protein, lemak, dan karbohidrat. Endokrin pankreas bertanggung jawab untuk produksi serta sekresi glukagon dan insulin, yang terjadi dalam sel-sel khusus di pulau Langerhans.4 Pankreas memiliki: kaput, kolum, korpus, dan kauda. Pankreas merupakan organ retroperitoneal yang terletak kira-kira sepanjang L1. Kaput terikat di lateral oleh duodenum yang melengkung dan kauda memanjang ke hilus lienpada ligamentum lienorenale.Perdarahan: Pendarahan pancreas berasal dari aa. pancreaticoduodenalis.2 Sampai 10 cabang aa. lienalis mengantar darah kepada corpus dan cauda pancreatis. Aa. pancreaticoduodenalis anterior et posterior (cabang aa. gastroduodenalis), dan aa. pancreaticoduodenalis inferior ramus anterior dan posterior (cabang a. mesenterica superior), mengantar darah ke caput pancreatis. Vena-vena pancreas menyalurkan darah ke v. porta hepatis, v. lienalis, dan v. mesenterica superior, tetapi yang lebih banyak ke v. lienalis.4

Struktur mikroskopik

1. GASTER.Pada lambung yang kosong dan berkerut, mukosa dan submukosa mengadakan lipatan-lipatan memanjang, atau ruga, yang akan menghilang bila diregangkan. Otot lambung yang tebal berfungsi untuk mengaduk dan menggerus bahan makanan didalamnya serta mencampur secara sempurna dengan getah sekret pencernaan yang dikeluarkan oleh lambung.5Dalam keadaan hidup mukosa lambung berwarna pucat, kemerah-merahan dan dibatasi epitel selapis kolumnar. Mukosa lambung tebal karena adanya massa kelenjar lambung, yang bermuara ke permukaan melalui sumur-sumur atau foveolae. Beberapa kelenjar bermuara ke dalam satu sumur. Sumur-sumur ini biasanya berbentuk tabung tetapi juga berbentuk celah-celah sempit. Berdasarkan perbedaan-perbedaan pada kelenjar dan sumur, dapat dibedakan tiga zona :1. Kelenjar kardia. Terletak pada daerah sempit, berbentuk cincin mengelilingi kardia. Sumur-sumur di daerah ini panjangnya (dari permukaan) sepertiga sampai seperempat tebal mukosadan sisa mukosa diisi oleh kelenjar tubulosa simpleks atau bercabang. Sel-sel yang menyusun kelenjar terutama terdiri atas sel-sel penghasil mukus dan mirip dengan sel-sel kardia esofagus tetapi juga terdapat sedikit sel parietal penghasil asam dan beberapa sel enteroendokrin. Fungsi kelenjar ini belum diketahui, tetapi mungkin dapat menghasilkan losozom.5

2. Kelenjar lambung.Kelenjar lambung menempati daerah terbesar dalam lambung dan sebgaian besar enzim dan asam yang disekresikan oleh mukosa lambung dihasilkan olehnya. Pada daerah ini sumur-sumurnya relatif pendek, menempati kuranng lebih seperempat tebal mukosa sedangkan kelenjarnya tubulosa simpleks, bercabang, panjang-panjang dan lurus-lurus. Epitel kelenjar tersusun oleh jenis sel yang berbeda menskresikan asam, enzim-enzim, mukus dan hormon-hormon, yaitu : Sel zimogen ( chief cell ) Jenis sel ini terletak di dasar kelenjar lambung, dan menunjukan ciri-ciri sel yang menskresikan protein (zimogen). Sel-sel meluas mulai dari dari lamina basal kelenjar lambung sampai ke lumen, dan berbentuk piramid pada potongan melintang. Intinya bulat terletak di bagian basal sel. Sitoplasma bagian basal basofilik berisi retikulum granular dan mitokondria. Sel zimogen mengeluarkan pepsinogen, yang dalam suasana asam lambung, diubah menjadi enzim pepsin aktifm, dan berfungsi menghidrolisis protein menjadi peptida lebih kecil.

Sel parietal. Sel parietal atau sel oksintik (berarti membentuk asam) tersebar satu-satu dalam kelompokan kecil di antara jenis sel lainnya mulai dari ismus sampai dasar kelenjar lambung, tetapi paling banyak didaerah leher dan ismus. Ciri sel parietal mencakup sel besar berbentuk bulat atau piramid dengan sitoplasma asidofilik atau pucat, dan tampak menonjol ke dalam lamina propria inti berbentuk bulat dan terletak di tengah, biasanya dengan aparat golgi di bawah atau di sampingnya. Sitoplasma mengandung banyak mitokondria dengan krista yang mencolok. Sekresi asam hidroklorida terjadi pada permukaan membran yang luas ini. sel parietal juga mensekresikan faktor intrinsik, suatu glikoprotein yang terikat dengan vitamin B12, dan membantu absorpsi vitamin ini dalam usus halus. Vitamin B12 diperlukan untuk pembentukan sel darah merah, kekurangannya menyebabkan anemia pemistosa. Sel mukus leherSel-sel ini terletak di daerah leher kelenjar lambung, dalam kelompok kecil atau satu-satu. Bentuknya cenderung tidak teratur seakan-akan terdesak oleh sel-sel di sekitarnya (terutama sel parietal), biasanya mempunyai dasar sepit dan puncak melebar. Intinya terletak di basal, sitoplasma basal basofilik, dengan retikulum granular cukup mencolok, dan aparat golgi yang berkembang baik terletak di atas inti. Sel enteroendokrinPada umumnya sel-selnya kecil berbenuk piramid dengan sitoplasma jernih tak berwarna. Kebanyakan sel dapat di warnai dengan kalium bikromat dan karenanya disebut sel enterokromafin. 5

2. HEPAR.pada sajian histology biasanya berbentuk polygonal. Sisi bidang ini merupakan batas lobules yang dibentuk oleh jaringan ikat longgar (jaringan ikat interlobular). Perhatikan vena sentralis hepatis, biasanya terletak di tengah lobules. Diluar vena sentralis terdapat deretan sel hati yang tersusun radier mengarah ke jaringan interlobular. Di antara deretan sel hati tersebut terdapat sinusoid hati yang nantinya bermuara ke dalam vena sentralis. Muaranya tidak selalu terlihat jelas, karena tidak selalu terpotong. 5Dinding sinusoid berupa selapis sel endotel yang terlihat melekat pada deretan sel hati. Sel endotel sinus ini berbentuk gepeng dengan inti yang gepeng juga dan mempunyai kromatin padat. sitoplasma bercabang-cabang dan menempel pada dinging sinusoid di seberangnya. Dalam sitoplasmanya mungkin dapat dilihat benda-benda asing yang telah difagosiot, sel ini disebut sel Kupffer. Tanpa adanya benda asing ini sulit untuk memastikan bahwa yang terlihat itu benar-benar sel Kupffer.Saluran Herring merupakan saluran empedu atau duktus biliaris intralobuluaris. Letaknya di tepi lobules, dindingnya sebagian dibatasi oleh sel hati dan sebagian lagi oleh epitel selapis kubis. Saluran ini pendek sehingga sering sukar dicari.53. VESIKA VELEA (KANDUNG EMPEDU).Tunika mukosa organ ini dilapisi epitel selapis torak yang biasanya tidak mempunyai sel goblet. Epitel bersama lamina propria membentuk lipatan mirip vilus intestinalis. Di dalam lamina propria terdapat sejumlah bangunan bulat atau lonjong yang dilapisi epitel yang sama dengan epitel mukosa. Ini adalah potongan lipatan mukosa dan disebut sinus Rokitansky-Aschoff. Dinding vesika velea tidak mempunyai tunika muskularis mukosa.5Tunika muskularisnya terdiri ats berkas-berkas otot polos yang tidak teratur seperti otot polos pada dinding usus.Tunika serosa/adventisia terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada daerah yang berhadapan dengan jaringan hati kadnag-kadang dapat dijumpai sisa saluran keluar empedu yang rudimenter, disebut duktus aberans Luschka.54. PANKERAS.Sepintas kelenjari ini mirip kelenjar parotis. Kelenjar pankreas merupakan kelenjar ganda, terdiri atas kelenjar eksokrin yang terpulas lebih gelap dan bagian endokrin yang lebih pucat.6Bagian eksokrin kelenjar pankreas mirip dengan kelenjar parotis karena pars terminalisnya berupa asinus. Dalam asinus sering dapat dijumpai sel sentroasinar yang membatasi lumen asinus. Sel ini merupakan awal dinding duktus interlakaris yaitu saluran keluar kelenjar yang terkecil. Saluran ini pada awalnya, dindingnya berupa epitel selapis kubis atau selapis kubis rendah. Duktus sekretorius (intralobular)lebih sedikit jumlahnya daripada yang terdapat dalam kelenjar parotis. Adanya sel sentroasinar dan sedikitnya duktus sekretorius pada kelenjar pancreas dapat digunakan untuk membedakan dari kelenjar parotis.Bagian endokrein disebut juga pulau Langerhans, terdiri atas kelompokan sel yang terpulas lebih pucat daripada asinus di sekitarnya (bagian eksokrin). Sel-seli pulau Langerhans juga lebih kecil daripada asinus. Pada umumnbya sel kelihatan bulat dan dinding selnya tidak mudah dilihat. Di antara sel-sel itu terdapat kapiler darah. Kelompokan sel ini pun tidak mempunyai simpai jaringan ikat yang jelas. 6 5. DUODENUM.Tunika mukosa diliputi epitel selapis torak yang mempunyai mikrovil (brush borders). Di antara sel epitel ada sel goblet yang jumlahnya di sini belum begitu banyak. Tunika mukosa membentuk vilus intestinalis yang gemuk-gemuk. Lamina propira terdapat di bawah epitel vilus intestinalis maupun di sekitar kriptus Lieberkuhn. Di dasar kriptus dapat ditemukan sel Paneth, suatu sel berbentuk kerucut dengan puncaknya menghadap lumen. Di dalam sitoplasmanya terdapat granula kasar berwarna merah. Tunika muskularis mukosa tidak ikut membentuk vilus intestinal. Lapisan ini sering terlihat terpenggal-penggal karena ditembusi perluasan massa kelenjar Brunner.6Tunika submukosa dipenuhi kelenjar Brunner. Tunika mukosa dan submukosa bersama-sama membentuk plika sirkularis Kerckringi. Artinya, pada stiap plika sirkularis terdapat banyak vilus intestinalis. Pleksus submukosus Meissneri juga dapat ditemukan di sini.Tunika muskularis sirkularis dan longitudinalis, diantaranya terdapat pleksus mienterikus Auerbachi.Tunika adventisia berupa jaringan ikat jarang.Tunika mukosa. Pada pylorus, epitelnya selapis torak dan pada duodenum epitelnya juga selapis torak tetapi sudah mulai terdapat sel goblet di antara sel-sel epitelnya. Pada pylorus terdapat foveola gastrika, sedangkan pada duodenum terdapat vilus intestinali.Pada pylorus terdapat kelenjar pylorus di dalam lamina propria, sedangkan pada duodenum terdapat kriptus Lieberkuhn, berupa kelenjar tubulosa simpleks. Dadang pada lamina propria tampak nodulus limfatikus.Tunika submukosa. Pada pylorus tidak terdapat kelenjar, sedangkan di duodenum dipenuhi kelenjar Brunner yang merupakan kelenjar tubulosa bercabang dan bergelung dan bersifat mukosa.Tunika muskularis. Pada pylorus, tunika muskularis sirkularis tebal,sedangkan di duodenum biasa. Tunika muskularis longitudinalis gambarannya sama padakeduannya. Tunika serosa/adventisia. Sama seperti lambung.6

6. JEJUNUM.Tunika mukosa jejunum gambarannya mirip duodenum tetapi vilus intestinalisnya lebih langsing dan sel gobletnya lebih banyak. Sel paneth lebih mudah dikenali.Tunika submukosa di sini tidak mengandung kelenjar. Hanya terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus Meissneri di dalamnya. Lapisan ini juga ikut membentuk plika sirkularis Kerckringi.Tunika muskularis susunannya sama seperti duodenum. Tunika serosa berupa jaringan ikat jarang.67. ILEUM.Tunika mukosa mirip dengan jejunum, tetapi sel goblet jauh lebih banyak. Di dalam lamina propria terdapat kelompokan nodulus limfatikus yang membentuk bangunan khusus disebut plaque Peyeri. Kelompokan nodulus limfatikus ini sering terlihat meluas ke dalam tunika submukosa sehingga sering menjadikan tunika muskularis mukosa terpenggal-penggal.6Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus Meissneri di dalamnya. Di sini juga tidak terdapat kelenjar. Plika sirkularis Kerckringi tampak lebih pendek disbanding yang terdapat pada duodenum maupun jejunum. Tunika muskularis, gambarannya sama seperti duodenum dan jejunum. Tunika serosa juga terdiri atas jaringan ikat jarang.6B. Hormon-hormon yang bekerja pada metabolisme empeduKantong empedu menempel di hati, sebagai tempat menampung cairan empedu.Empedu dihasilkan dari perombakan sel darah merah yang tua atau rusak oleh hati.Cairan empedu dialirkan ke dalam duodenum. Pengeluaran cairan empedu dipengaruhi oleh hormon kolesistokinin. Hormon ini dihasilkan oleh duodenum.Getah pangkreas di sekresikan dibawah pengaruh hormone jika isi lambung yang bersifat asam masuk ke dalam duodenum, sel-sel tertentu pada duodenum akan melepaskan hormone sekretin dan hormone kolesitokinin kedalam darah jika hormone sekretin sampai di pangkreas, akan merangsang produksi dan melepaskan getah pangkreas sedangkan hormone kolesitokinin merangsang empedu untuk mengeluarkan bilus, bilus mengandung garam empedu dan bilirubin (zat warna empedu) yang dapat mengemulsi lemak. Empedu tidak mengandung enzim-enzim pencernaan melainkan mengandung senyawa organic seperti garam-garam empedu, bilirubin, kolestrol asam-asam lemak dan lesitin dan senyawa anorganik dalam bentuk ion seperti Na+, k+, Ca+, Cl-, dan HCo3- hormone kolesitokinin dihasilkan oleh sel-sel dalam sel-sel dalam selaput lendir usus dua belas jari.7Kolesitokinin adalah hormone yang ditemukan tahun 1943 yang terdapat dalam ekstrak mukosa usus halus berbeda dengan sekretin. Hormone ini merangsang sekresi pangkreas yang mengandung banyak enzim. Hormone lain yang juga terdapat dalam mukosa usus halus bagian atas adalah pangkreozimin, pangkriozimin tahan terhadap panas. Tidak dapat dirusak oleh asam tetapi tidak setabil terhadap alkali. Senyawa ini dapat dipisahkan dari sekretin dalam larutan alkhohol dengan penambahan Nacl hingga jenuh. Pangkreozim adalah suatu protein yang dapat dalam keadaan murni. Pengeluaran hormone ini disebabkan oleh beberapa macam zat antara lain kasein, dekrtin maltose, laktosa dan lain-lain.apabila sekretin merangsang keluarnya cairan pangkreas yang mengandung bikarbonat banyak dan hormone kolesitokinin merangsang keluarnya cairan pangkreas dengan kadar enzim tinggi, maka pengkreozimin merangsang keluarnya cairan pangkreas dengan kadar bikarbonat maupun enzim tinggi.inin adalah hormon yang ditemukantahun 1943 yang ter dapat dalam ekstrak mukosa ususus.Kolesistokinin adalah suatu polipeptida yang mengandung 33 asam amino disekresi dari mukosa. Sekresi isi khususnya berasal dari adanya proteosa dan pepton yang merupakan hasil pencernaan parsial protein dan dari lemak; akan tetapi asam juga akan menyebabkan pengeluara kolisistokinin dalam jumlah lebih sedikit. Kolesistokinin masuk ke dalam darah dan menuju ke pankreas tetapi sebagai ganti sekresi hidrelatik, menyebabkan sekresi enzim-enzim pencernaan dalam jumlah besar yang efeknya sama seperti perangsangan vagus. Jenis sekresi ini dinamakan sekresi ekbolik.7

Pengosongan kandung empedu-peran perangsangan kolesistokininKetika makanan mulai dicerna di dalm traktus gastrointestinal bagian atas, kandung empedu mulai dikosongkan, terutama sewaktu makanan berlemak mencapai duodenum sekitar 30 menit setelah makan. Mekanisme pengosongan kandung empedu adalah kontraksi ritmis dinding kandung empede, tetapi pengosongan yang efektif juga membutuhkan relaksasi yang bersamaan dari sfingter oddi, yang menjaga pintu keluar duktus biliaris komunis ke dalam duodenumSejauh ini rangsangan yang paling poten menyebabkan kontraksi kandung empedu adalah hormon kolesistokinin. Hormon ini menyebabakan peningkatan sekresi enzim pencernaan oleh sel-sel asinar pankreas. Rangsangan untuk memasukan duodenum terutama adalah kehadiran makan berlemak dalam duodenum.8Selain kolesistokinin, kandung empedu juga dirangsang secara kurang kuat oleh serabut-serabut saraf yang menyekresi asetikolin dari sistem saraf vagus dan enterik usus. Keduanya adalah saraf yang sama yang meningkatkan motilitas dan sekresi dalam bagian lain traktus gastrointestinal bagian atas.Kandung empedu mengosongkan sinpanan empedu pekatnya ke dalam duodenum terutrama sebagai respons terhadap perangsangan kolesistokinin yang terutama dicetuskan oleh makanan berlemak. Saat lemak tidak terdapat dalam makanan, pengosongan kandung emepdu berlangsungan buruk, tetapi bila terdapat lemak jumlah yang berarti dalam makanan, normalnya kandung empedu kososng secara menyeluruh dalam waktu sekitar 1 jam.8

C. Cairan empeduKandung empedu diproduksi oleh sel sel hati akan memasuki kanalikuli empedu yang kemudian menjadi duktus hepatica kanan dan kiri.Duktus hepatica menyatu untuk membentuk duktus hepatic komunis yang kemudian menyatu dengan duktus sistikus dari kandung empedu dan keluar dari hati sebagai duktus empedu kmunis.Duktus empedu komunis, bersama dengan duktus pancreas, bermuara di duodenum atau dialihkan untuk penyimpanan di kandung empedu.Kandung empedu adalah kantong muscular hijau menyerupai pir dengan panjang 10 cm. organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan hati. Kapasitas total kandungan empedu kurang lebih 30 ml sampai 60 ml.Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang secara terus menerus disekresi oleh sel sel hati , sampai diperlukan dalam duodenum.Di antara waktu makan,sfingter Oddi menutup dan cairan empedu mengalir kedalam kandung empedu yang relaks. Pelepasan cairan ini dirangsang oleh CCK. Kandung empedu mengkonsentrasi cairannya dengan cara mereabsorpsi air dan elektrolit. Dengan demikian, kandung ini mampu menampung hasil 12 jam sekresi empedu hati.8

Komposisi empedu. Empedu hatiEmpedu pada Kandung Empedu

Air 97,5 g/dl92 g/dl

Garam Empedu 1,1 g/dl6 g/dl

Bilirubin 0,04 g/dl0,3 g/dl

Kolesterol0,1 g/dl0,3 sampai 0,9 g/dl

Asam Lemak 0,12 g/dl0,3 sampai 1,2 g/dl

Lesitin0,04 g/dl0,3 g/dl

Na+145,04 meq/L130 meq/L

K+5 meq/L12 meq/L

Ca++5 meq/L23 meq/L

cl-100 meq/L25 meq/L

HCO3-28 meq/L10 meq/L

Tabel ini menunjukan komposisi empedu saat pertama kali disekresikan oleh hati dan kemudian setelah empedu di pekatkan dalam kantong empedu. Tabel ini menunjukan bahwa zat yang paling banyak disekresikan dalam empedu adalah garam empedu, yang banyaknya dari total zat-zat yang juga terlarut dalam empedu. Bilirubin, kolesterol, lesitin, dan elektrolit yang biasanya terdapat dalam plasma juga disekresikan atau di eksekresikan dalam konsentrasi besar.8Dalam proses pemekatan di kantong empedu, air dan elektrolit dalam jumlah besar (kecuali ion kalsium) di reabsobsi mukosa kantong empedu. Pada dasarnya semua zat lain terutama garam empedu dan zat-zat lemak kolesterol dan lesitin yang di reabsorbsi dan karena itu, menjadi sangat pekat dalam empedu di kantong empedu.8

Mekanisme cairan empeduEmpedu mengalir berlawanan dengan darah ke duktus biliaris di daerah porta. Empedu disimpan di dalam kadung empedu, tempat air dikeluarkan dan empedu dipekatkan. Hormon kolesistokinin mengatur pelepasan empedu dari hati dan kandung empedu. Sel enteroendokrin di mukosa usus mengeluarkan kolesistokinin sewaktu lemak dalam kimus masuk ke duodenum. Kolesistokinin menyebabkan kandung empedu berkontraksi dan empedu terdorong keluar. Empedu mengemulsifikasi lemak agar mudah dicerna oleh lipase pankreas. Lemak diserap kedalam lakteal limfe di vili usus halus. Hepatosit mengeluarkan bilirubrin ke dalam empedu dan menyalurkan antibodi dari darah ke dalam empedu.Tidak hanya berfungsi menyimpan cairan empedu, tetapi juga memekatkannya dengan menarik solut dan air yang baik esensial, sehingga hanya menyisakan asam empedu dan pigmen. Proses pemekatan ini terutama melalui transport aktif ion natrium ke dalam ruang interselular lapisan sel yang kemudian akan menarik air, ion bikarbonat, dan ion klorida dari cairan empedu kembali ke cairan ekstraselular, sehingga cairan empedu dalam kandung empedu menjadi pekat.Pembentukan cairan empedu distimulasi oleh garam empedu, sekretin, glucagon, dan gastrin.Namun demikian, pelepasan cairan empedu yang disimpan di kandung empedu distimulasi oleh sekresi CCK ke dalam aliran darah saat kimus memasuki duodenum, dan sedikit distimulasi oleh kerja saraf vagus. Beberapa menit setelah makan, terutama jika mengonsumsi lemak, otot kandung emepedu akan berkontraksi, kontraksi ini akan mendorong isinya ke dalam duodenum melaluin sfingter Oddi yang sudah berelaksasi. CKK akan merelaksasi sfingter dan menstimulasi sekresi pankreas pada saat yang sama. Kandung emepdu selesai mengosongkan dalam waktu 1 jam setelah mengonsumi makanan berlemak dan mempertahankan kadar asam empedu di duodenum melebihi yang diperlukan untuk bekerja terhadap misel.9

Fungsi empedu. Empedu memiliki fungsi yang penting dalam usus halus dianatara lain untuk: Emulsifikasi lemak. Garam empedu mengemulsi globules lemak besar dalam usus halus yang kemudian menghasilkan globules lemak lebih kecil dan area permukaan yang lebih luas untuk kerja enzim. Absorpsi lemak. Garam empedu membantu absorbs zat terlarut dalam lemak dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membrane sel. Pengeluaran kolesterol dari tubuh. Garam empedu berikatan dengan kolesterol dan letisin untuk membentuk agregasi kecil disebut micelle yang akan dibuang melalui fases. Kandung mepedu mengkonsentrasikan cairannya dengan cara mereabsorpsi air dan elektrolit.Dengan dmeikian,kandung ini mampu menampung hasil 12 jam sekresi empedu hati. Kendali pada sekresi dan aliran empedu. Sekresi empedu diatur oleh faktor saraf (implus parasimpatis) dan hormone (sekretin dan CCK) yang sama dengan yang mengatur sekresi cairan pancreas. Saat asam lemak dan asam amino mencapai usus halus , CCK dilepas untuk mengkontraksi otot kandung empedu dan merelaksasi sfingter Oddi. Cairan empedu kemudian didorong ke dalam duodenum.9

Empedu disekresikan oleh hatiLubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter oddi, yang mencegah empedu memasuki duodenum, kecuali selama ingesti makanan. Apabila sfinger terutup, sebagian besar empedu yang disekresikan oleh hati akan dibelokkan ke dalam kandung empedu, suatu struktur kecil bebentuk mirip kantung yang melekat dibawah, tetapi tidak berhubungan langsung dengan hati. Empedu kemudian disimpan dan dipekatkan di dalam kandung empedu di antara waktu makan.Setelah makan, emepdu masuk ke duodenum akibat kombinasi efek pengosongan kandung empedu dan peningkatan sekresi empedu oleh hati.Jumlah empedu yang disekresikan per hati bekisar dari 250 mL sampai dengan 1 Liter, bergantung pada derajt ransangan.9Daur ulang garam empedu melalui sirkulasi enterohepatikGaram empedu adalah turunan kolesterol. Mereka secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum bersama dengan konstituen empedu lainnya.Setelah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu direabsobsi ke dalam darah oleh mekanisme transportasi aktif khusus yang terdapat di ileum terminal, bagian terakhir dari usus halus. Dari sini garam-garam empedu sikembalikan melalui sistem porta hepatica ke hati, yang kembali mensekresikan mereka ke dalam empedu.Pendaurulangan garam-garam empedu antara usus halus dan hati ini disebut sebagai sirkulasi enterohepatik.9Efek deterjen garam empeduEfek deterjen mengacu pada kemampuan garam empedu dalam mengubah globulus-globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butir lemak kecil yang terbenam di dalam cairan kimus.Dengan demikian, luas permukaan yang tersedia untuk aktivitas lipase pancreas meningkat.Agar dapat mencerna lemak, lipase harus berkontak langsung dengan molekul trigliserida.Karena tidak larut dalam air, molekul molekeul lemak cenderung menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan lumen usus halus yang banyak mengandung air. Jika garam empedu ini tidak mengemulsifikasi butir-butir lemak ini, lipase hanya dapat bekrja pada lemak yang terdapat di permukaan butiran tersebut, dan pencernaan trigliserida akan berlangsung sanagat lama.Molekul garam empedu mengandung bagian larut lemak (steroid yang berasal dari kolesterol) ditambah bagian larut air yang bermuatan negatif. Bagian larut lemak akan larut dalam butiran lemak, sehingga bagian larut air yang negative menonjol dari permukaan butiram lemak. Gerakan mencampur usus akan memecah butiran lemak menjadi butiran yang lebih kecil. Butir-butir kecil ini akan menyatu jika tidak ada garam empedu di permukaannya yang membentuk selaput bermuatan negatif larut-air di permukaan setiap setiap butir kecil tersebut. Karena muatan yang sama akan tolak menolak, gugus bermuatan negatif di permukaan butiran lemak akan menyebabkan butiran lemak tersebut saling menolak satu sama lain. Tolak menolak listrik ini mencegah butir lemak kecil menyatu kembali membentuk butir lemak besar, sehingga tercipta emulsi lemak yang meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk kerja lipase. Peningkatan luas permukaan sangatb penting untuk menyelesaikan pencernaan lemak dengan cepat, tanpa garam empedu, pencernaan lemak akan berjalan sangat lambat.9Pembentukan sel miselGaram empedu bersama dengan kolesterol dan lesitin, yang juga merupakan konstituen empedu berperan penting mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Seperti garam emepedu lesitin memiliki bagian yang larut lemak dan larut air. Sementara kolesterol hampir tidak dapat larut sama sekali dalam air. Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut-lemak berkerumun di bagian tengah untuk membentuk inti hidrofobik sementara bagian larut air membentuk hidrofilik di bagian luar. Misel, karena larut air oleh lapisan hidrofiliknya , dapat melarutkan zat-zat yang tidak larut air di intinya yang larut lemak. Dengan demikian, misel merupakam vehikulum yang praktis untuk mengangkut bahan-bahan yang tidak larut air dalam isi lumen yang banyak mengandung air.Bahan larut lemak yang penting yang diangkut adalah produk pencernaan lemak (monogliserida, dan asam lemak bebeas) serta vitamin-vitamin larut lemak, yang diangkut ke tempat penyerapan dengan menggunakan misel.9

D. Metabolisme bilirubinBilirubin adalah senyawa pigmen berwarna kuning yang merupakan produk katabolisme enzimatik\ biliverdin oleh biliverdin reduktase. Oksidasi bilirubin menghasilkan biliverdin kembali, hingga memberikan atribut antioksidan pada senyawa ini dalam fisiologi selular, selain GSH.1 Bilirubin yang merupakan pigmen kristal berbentuk jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi-reduksi. Bilirubin berasal dari katabolisme protein heme, dimana 75% berasal dari penghancuran eritrosit dan 25% berasal dari penghancuran eritrosit yang imatur dan protein heme lainnya seperti mioglobin, sitokrom, katalase dan peroksidase. 2

Gambar 1. Sumber Bilirubin2

Hepar mempunyai peranan sentral dalam metabolism pigmen pigmen empedu. Proses ini dapat dibagi menjadi tiga fase yang berbeda : ambilan hepatic, konjugasi dan ekskresi ke dalam empedu. Diantara ketiga fase ini ekskresi tampaknya merupakan tahapan yang membatasi kecepatan metabolism dan salah satu faktor yang paling rentan terhadap gangguan ketika sel hepar mengalami kerusakan.2a. AmbilanBilirubin tidak terkonjugasi yang terikat pada albumin akan dibawa ke dalam sel hepar tempat kompleks tersebut berdisosiasi dan bilirubin nonpolar memasuki hepatosit melalui difusi atau transport melintasi membrane plasma. Proses ambilan dan penyimpanan bilirubin selanjutnya dalam hepatosit meliputi pengikatan bilirubin pada protein pengikat-anion sitoplasmik, khususnya ligandin (glutation-S-transferase B) yang mencegah aliran bilirubin kembali kedalam plasma.b. KonjugasiBilirubin tidak terkonjugasi merupakan bilirubin yang tidak larut dalam air kecuali bila jenis bilirubin terikat sebagai kompleks dengan molekul amfipatik seperti albumin. Karena albumin tidak terdapat dalam empedu, bilirubin harus dikonversikan menjadi derivat yang larut air sebelum disekresikan oleh sistem bilier. Proses ini terutama dilaksanakan oleh konjugasi bilirubin pada asam glukuronat hingga terbentuk bilirubin glukuroid. Reaksi konjugasi terjadi dalam retikulum endoplasmic hepatosit dan dikatalis oleh enzim bilirubin glukuronosil transferase dalam reaksi dua. (lihat gambar. 2)c. EkskresiPada keadaan yang normal, hanya bilirubin terkonjugasi yang dapat diekskresikan ke dalam empedu. Meskipun keseluruhan proses belum dipahami dengan jelas, ekskresi bilirubin tampaknya merupakan proses dependen-energi yang terbatas pada membrane kanalikularis. Ekskresi merupakan tahapan yang membatasi kecepatan metabolism pigmen ini di dalam hepar.

Gambar. 2. Skema Metabolisme Bilirubin2

Fase Intestinal Metabolisme BilirubinSetelah disekresikan ke dalam empedum bilirubin terkonjugasi akan diangkut lewat saluran-saluran biler ke dalam duodenum. Bilirubin terkonjugasi tidak terabsorbsi kembali oleh mukosa usus. Jenis bilirubin ini akan diekskresikan tanpa perubahan ke dalam tinja atau dimetabolis oleh bakteri ileum dan kolon menjadi urobilinogen yang direduksi oleh bakeri usus, serta produk yang ada hubungannya. Urobilinogen dapat diserap kembali dari usus halus serta kolon dan memasuki sirkulasi portal. Sebagian urobilinogen portal diambil oleh hepar dan disekresikan kembali kedalam empedu, dan sisanya akan melintasi hepar serta diekskresikan oleh ginjal. Zat-zat ini menyebabkan feses berwarna coklat. Sekitar 10 hingga 20% urobilinogen mengalami siklus enterohepatik, sedangkan sejumlah kecil diekskresikan dalam urine

Gambar.3 Metabolisme BilirubinE. Metabolisme lemakLemak yang tidak segera di perlukan setelah diabsorbsi disimpan tubuh dalam jaringan adiposa. Bila diperlukan maka akan dikeluarkan dari tempat penyimpanan itu dan didalam hati diubah menjadi gliserol dan asam lemak , yaitu bentuk yang paling mudah dapat digunakan di dalam tubuhBila lemak telah di metaboliskan oleh hati maka terdapat residu (ampas) zat keton yang oleh tubuh hanya terbatas dapat dugunakan. Bila oleh hati lebih banyak dihasilkan dari pada yang dapat digunakan maka didalam darah menjadi tertimbun dan menyebabkan keadaan yang disebut dengan ketosis. Hal ini terjadi pada orang yang kelaparan, bila tubuh tidak mempunyai sesuatu untuk digunakan selain lemak didalam jaringan adiposa; pada diabetes dan pada diet yang berisi terlampau banyak lemak dan kurang karbohidrat.Pencernaan.8 Sejauh ini enzim yang paling penting untuk pencernaan trigliserida adalah lipase pankreas, terdapat dalam jumlah yang sangat banyak didalam getah pankreas, cukup untuk mencernakan dalam 1 menit trigliserida yang dicapainya. Selain itu, enterosit dari usus halus juga mengandung sedikit lipase yang di kenal sebagai lipase usus, tetapi enzim ini biasanya tidak di perlukan. Lipase gastrik mengahsilkan sedkit hidrolisis emak.Lipsae pankreas, lipase usus memecahkan lemak menjadi gliserin dan asam lemak.

Absobsi gliserin dan asam lemak oleh lakteal yang disalurkan ke duktus toraksika, dan masuk ke dalam aliran darah. Di dalam darah lemak diantarkan kesetiap sel tubuh.Hati membantu mengoksidasikan lemak dan mempersiapkan lemak untuk disimpan di dalam jaringan. Istilah desaturasi lemak adakalanya di gunakan untuk menggambarkan kegiatan persiapan hati dan lemak. Di dalam jaringan sebagian lemak dioksidasian (dalam keadaan karbohidrat) untuk memberi panas dan energi. Beberapa bagian lemak disimpan di dalam temapt penyimpanan lemak. (lemak simpanan ini mengandung vitamin A dan D).8Produk buangan ini sebagai hasil pembakatran lemak didalam jarinagn di ekskresikan oleh:Paru-paru : air dan karbon dioksodaKulit : airGinjal : airProduk akhir pencernaan lemak. Sebagian besar trigliserida dalam makanan di pecah oleh getah pankreas menjadi asam lemak bebas dan 2-monogliserida.

Lemak Lemak teremulsi. (empedu + pengadukan ) Lemak terelmusi Asam lmak dan 2-Monogliserida. Lipase pankreas

Peranan garam empedu untuk mempercepat pencernaan lemak-pmebentukan Misel

Hidrolisis trigliserida merupakan proses yang sangat reversibel oleh karena itu, akumulasi monogliserida dan asam lemak bebas di sekitar leamk yang dicerna sangat cepat menghambat pencernaan lebih lanjut. Namun, garam empedu memainkan peranan tambahan yang penting dalam memindahkan monogliserida dan asam lemak bebas dari lingkungan pencernaan gelembung lemak hampir secepat pembentukan produk akhir pencernaan ini. Keadaan ini terjadi dengan cara sebagai berikut. Garam empedu, saat berada pada konsentrasi yang cukup tinggi di dalam air, mempunyai kecenderungan untuk membentuk misel, gumpalan berbentuk slinder sferis kecil, berdiameter 3 sampai 6 nanometer,dan terdiri dari 20 sampai 40 molekul garam empedu. Misel-misel ini terbentuk karena setiap molekul garam empedu tersusun dari sebuah inti sterol yang sangat larut-lemak, dan satu gugus polar yang sangat larut-air. Inti sterol ini melingkupi lemak yang dicernakan, membentuk gumpalan lemak kecil di tengah misel yang telah terbentuk, dengan gugus-gugus polar garam empedu yang menonjol ke luar untuk menutupi permukaan misel. Karena bermuatan negatif, gugus polar ini memungkinkan seluruh gumpalan misel larut di dalam air ciran pencernaan dan tetap dalam bentuk larutan yang stabil sampai lemak tersebut diabsorbsi ke dalam darah.8 Misel garam empedu juga bertindak sebagai medium transpor untuk mengangkut monogliserida dan asam lemak-bebas keduanya relatif tidak larut tanpa misel tersebut menuju brush border sel-sel epitel usus. Di sana monogliserida dan asam lemak bebas diabsorbsi ke dalam darah, seperti yang akan dibahas kemudian,sedangkan garam empedu itu sendiri dilepaskan kembali ke dalam kimus untuk dipakai berulang-ulang dalam proses pengangkutan ini.8F. METABOLISME KOLESTROLDisamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Tetapi bila kolesterol dalam tubuh berlebih akan tertimbun didalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena makanan ekstern yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood).12Didalam tubuh, kolesterol disintesis pada hati dan pada dinding usus halus. Kolesterol dipergunakan sebagai pembentukan hormon kelamin, vitamin D, jaringantubuh, terlebih pada jaringan otak. Sedangkan pada hewan terdapat pada kuning telur, air susu, daging dan hasil-hasil perikanan.Kolesterol dibentuk melalui asetat yang diproduksi dari nutrien dan energi besrta hasil metabolisme lainnya. Disamping kolesterol juga diproduksi energi. Pembentukan kolesterol melalui asetat merupakan proses yang kompleks, diantaranya yang memegang peranan penting adalah enzim reduktase HMG-coA. Kolesterol sendiri membatasi kerja enzim HMG-coA. Selain itu kolesterol juga mengawasi produksi kolesterol dalam tubuh. Membatasi konsumsi kolesterol malahan akan menaikkan produksi kolesterol dalam tubuh bila sistem kerja enzim tidak normal.12Dalam keadaan normal, kolesterol disintesis dalam tubuh sejumlah dua kali lipat dari kadar kolestrol dalam makanan yang dimakan. Kolesterol yang disintesis diubah menjadi jaringan, hormon dan vitamin yang kemudian diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah.Tetapi ad juga kolesterol yang kembali ke hati untuk diubah menjadi asam empedu dan garamnya. Dalam keadaan normal, bila terjadi gangguan dalam konsumsi kolesterol, maka akan terjadi mekanisme untuk mempertahankan balance atau keseimbangan kolesterol dengan semua faktor diatas sebagai mekanisme pertahanan.Proses yang terjadi dalam tubuh Unsur-unsur lemak dalam darah terdiri atas kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas. Hanya seperempat dari kolesterol yang terkandung dalam darah berasal langsung dari saluran pencernaan yang diserap dari makanan, sisanya merupakan hasil produksi tubuh sendiri oleh sel-sel hati.Lemak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas pada saat dicerna dalam usus. Keempat unsur lemak ini akan diserap dari usus dan masuk kedalam darah. Kolesterol dan unsur lemak lain tidak larut dalam darah. Agar dapat diangkut dalam aliran darah, kolesterol bersama dengan lemak-lemak lain (trigliserida dan fosfolipid) harus berikatan dengan protein untuk membentuk senyawa yang larut dan disebut dengan lipoprotein. Kilomikron merupakan liprotein yang mengangkut lemak menuju ke hati. Dalam hati, ikatan lemak tersebut akan diuraikan sehingga terbentuk kembali keempat unsur lemak tersebut, dan asam lemak yang terbentuk akan dipakai sebagai sumber energi atau bila jumlahnya berlebih akan disimpan dalam jaringan lemak. Bila asupan kolesterol tidak mencukupi, sel hati akan memproduksinya. Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL ( Low Density Lipoprotein ) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL ( High Density Lipoprotein ) untuk dibawa kehati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam ( cairan ) empedu.12LDL mengandung lebih banyak lemak daripada LDL sehingga ia akan mengambang di dlam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya HDL disebut sebagai lemak yang baik karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi atau lebih berat.12

KesimpulanProses pencernaan makanan sangat penting sebelum makanan diabsorbsi atau diserap oleh dinding saluran pencernaan. Zat-zat makanan tidak dapat diserap dalam bentuk alami dan tidak berguna sebagai zat nutrisi sebelum proses pencernaan awal. Zat makanan akan dipersiapkan untuk diabsorbsi melelui proses-proses tertentu dengan bantuan enzim-enzim tertentu dalam saluran pencernaan. Garam empedu dan lesitin yang dihasilkan oleh hati membantu penyerapan lemak. Jika berlaku gangguan pada kandung empedu maka absorpsi lemak juga akan turut terganggu. Daftar Pustaka1. Gibson J. Fisiologi dan anatomi moderen untuk perawat. edisi 2. Jakarta: EGC, 2003.2. Wati WW, Kindangen K, Kasim YI. Buku ajar traktus digestivus.edisi ke-2. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, 2010.3. Williams L. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC, 2006.h.240-84. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004.5. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskop histologi. Jakarta: Universitas Trisakti, 2009.6. Eroschenko VP. Atlas histologi di Fiore dengan korelasi fungsional. Jakarta: EGC, 2003.h.215-22.7. Sumardjo D. Pengantar kimia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 20098. Ganong, W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta. 20089. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2001.10. Baranano DE, Rao M, Ferris CD, Snyders SH. Biliverdin reductase : a major physiologic cytoprotectant. USA: The Johns Hopkins University School of Medicine, 2010: 59.11. Harrison. Principles of internal medicine. Singapore: Mc Graw-Hill, Co, 2002: 263-412. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: ECG. 2000