Download - Makalah Beton Signed

Transcript
  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    1

    BY: MUTIA ISTI R.

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau

    agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat

    dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan. Terkadang, satu atau

    lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik

    tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas dan waktu

    pengerasan. (Mc Cormac, 2004:1).

    Beton bertulang adalah merupakan gabungan logis dari dua jenis bahan:

    beton polos yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi kekuatan tarik

    yang rendah dan batang-batang baja yang ditanamkan didalam beton dapat

    memberikan kekuatan tarik yang diperlukan. (Wang, 1993:1)

    Seperti subtansi-subtansi mirip batuan lainnya, beton memiliki kuat tekan

    yang tinggi dan kuat tarik yang rendah. Beton bertulang adalah suatu kombinasi

    antara beton dan baja di mana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik

    yang tidak dimiliki oleh beton. Tulangan baja juga dapat menahan gaya tekan

    sehingga digunakan pada kolom dan pada berbagai kondisi lainnya.

    Beton bertulang boleh dikatakan adalah bahan kontruksi yang paling penting.

    Beton bertulang rangkap sering digunakan dalam berbagai bentuk untuk hampir

    semua struktur, besar maupun kecil-bangunan, jembatan, perkerasan jalan,

    bendungan, dinding penahan tanah, terowongan, jembatan, perkerasan jalan,

    bendungan, dinding serta fasilitas irigasi, tangki dan sebagainya. Oleh karena itu

    setiap engineer harus mengerti dasar-dasar pemahaman mengenai beton bertulang.

    1.2. Identifikasi Masalah

    Pada praktik di lapangan, hamper semua balok selalu dipasang tulangan

    rangkap. Jadi balok dengan tulangan tunggal secara praktis tidak ada atau jarang

    sekali dijumpai. Meskipun penampang beton pada balok dapat dihitung dengan

    tulangan tunggal (yang memberikan hasil tulangan longitudinal saja), tetapi pada

    MIR 23

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    2

    BY: MUTIA ISTI R.

    kenyatannya selalu ditambahkan tulangan tekan minimal 2 batang, dan dipasang

    pada bagian sudut penampang balok beton yang menahan tekan.

    Tambahan tulangan longitudinal tekan ini selain menambah kekuatan balok

    dalam hal menerima beban lentur, juga berfungsi untuk memperkuat kedudukan

    begel balok (antara tulangan longitudinal dan begel diikat dengan kawat lunak

    yang disebut binddraad), serta sebagai tulangan pembentuk balok agar mudah

    dalam pelaksanaan pekerjaan beton.

    1.3. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana perhitungan tulangan ganda pada balok?

    2. Bagaimana penampang balok dengan penulangan ganda?

    1.4. Batasan Masalah

    Dalam penyusunan laporan ini diperlukan pembatasan pembatasan masalah

    sehubungan dengan keterbatasan dan kemampuan penyusun. Pembatasan masalah

    tersebut sebagai berikut :

    1. Penampang balok yang dianalisis hanya berbentuk persegi.

    2. Balok yang dianalisis hanya bertulangan rangkap.

    1.5. Tujuan

    1. Untuk mengetahui cara menghitunga balok dengan betook bertulang ganda

    2. Untuk mengetahui penampang balok bertulang ganda

    1.6. Manfaat

    a. Teoritis

    Diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi secara lebih detail

    dalam tata-cara perencanaan struktur beton bertulang ganda.

    b. Praktis

    Dari hasil peremcanaan struktur beton bertulang ganda maka diharapkan

    dapat merencanakan struktur beton bertulang pada semua struktur.

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    3

    BY: MUTIA ISTI R.

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Pengertian Balok Tulangan Rangkap

    Yang dimaksud dengan balok tulangan rangkap ialah balok beton yang

    diberi tulangan pada penampang beton daerah tarik dan daerah tekan. Dengan

    dipasangnya tulangan pada daerah tarik dan tekan, maka balok lebih kuat dalam

    hal menerima beban yang berupa momen lentur.

    Pada praktik di lapangan, (hampir) semua balok selalu dipasang tulangan

    rangkap. Jadi balok dengan tulangan tunggal secara praktis tidak ada (jarang

    sekali dijumpai). Meskipun penampang beton pada balok dapat dihitung dengan

    tulangan tunggal (yang memberikan hasil tulangan longitudinal saja), tetapi pada

    kenyatannya selalu ditambahkan tulangan tekan minimal 2 batang, dan dipasang

    pada bagian sudut penampang balok beton yang menahan tekan.

    Tambahan tulangan longitudinal tekan ini selain menambah kekuatan balok

    dalam hal menerima beban lentur, juga berfungsi untuk memperkuat kedudukan

    begel balok (antara tulangan longitudinal dan begel diikat dengan kawat lunak

    yang disebut binddraad), serta sebagai tulangan pembentuk balok agar mudah

    dalam pelaksanaan pekerjaan beton.

    (a). Tampak Depan (b). POT. I-1 (diperbesar)

    Gambar 2.1 Letak Tulangan pada Balok

    Sumber: Buku Balok dan Pelat Beton Bertulang, 2010

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    4

    BY: MUTIA ISTI R.

    2.2. Perencanaan Balok Tulangan Rangkap

    2.2.1. Pemasangan Tulangan Balok

    Tulangan longitudinal tarik maupun tekan pada balok dipasang dengan

    arah sejajar sumbu balok. Biasanya tulangan tarik dipasang lebih banyak daripada

    tulangan tekan, kecuali pada balok yang menahan momen lentur kecil. Untuk

    balok yang menahan momen lentur kecil (misalnya balok praktis, cukup

    memasang tulangan tarik dan tulangan tekan masing-masing 2 batang (sehingga

    berjumlah 4 batang), dan diletakkan pada 4 sudut penampang balok.

    Untuk balok yang menahan momen lentur besar, tulangan tarik dipasang

    lebih banyak daripada tulangan tekan. Keadaan ini disebabkan oleh kekuatan

    beton pada daerah tarik yang diabaikan, sehingga praktis semua beban tarik

    ditahan oleh tulangan longitudinal tarik (jadi jumlahnya banyak). Sedangkan pada

    daerah beton tekan, beban tekan tersebut sebagian besar ditahan oleh beton, dan

    sisa beban tekan yang masih ada ditahan oleh tulangan, sehingga jumlah tulangan

    tekan hanya sedikit.

    Pada portal bangunan gedung, biasanya balok yang menahan momen

    lentur besar terjadi di daerah lapangan (bentang tengah) dan ujung balok (tumpuan

    jepit balok), seperti dilukiskan pada Gambar 2.2.

    (a). Bidang momen (BMD) akibat kombinasi beban pada balok

    Keterangan Gambar 2.2 (a):

    BMD oleh kombinasi beban:

    (1) : D, L dan E(+)/ke kanan.

    (2) : D,L.

    (3) : D,L dan E(+)/ke kiri

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    5

    BY: MUTIA ISTI R.

    (b). Pemasangan tulangan longitudinal pada balok

    Gambar 2.2 Bidang Momen dan Pemasangan Tulangan pada Balok

    Sumber: Buku Balok dan Pelat Beton Bertulang, 2010

    Tampak pada gambar (a) bahwa di lapangan (bentang tengah balok) terjadi

    momen positif (M(+)), berarti penampang beton daerah tarik berada di bagian

    bawah, sedangkan di ujung (dekat kolom) terjadi sebaliknya, yaitu terjadi momen

    negatif (M(-)),berarti penampang beton daerah tarik berada dibagian atas. Oleh

    karena itu pada gambar (b) di daerah lapangan dipasang tulangan bawah 8D22

    yang lebih banyak daripada tulangan atas 4D22, sedangkan di ujung terjadi

    sebaliknya yaitu dipasang tulangan atas 6D22 yang lebih banyak daripada

    tulangan bawah 4D22.

    2.2.2. Distribusi Renggangan dan Tegangan

    Regangan dan tegangan yang terjadi pada balok dengan penampang beton

    bertulang rangkap dilukiskan seperti gambar (a) dan (b) pada Gambar 2.3. Pada

    gambar ini dilengkapi dengan notasi yang akan dipakai pada perhitungan

    selanjutnya.

    (a). Penampang Balok (b). Distribusi renggangan

    Gambar 2.3 Distribusi Renggangan dan Tegangan pada Tulangan Rangkap

    Sumber: Buku Balok dan Pelat Beton Bertulang, 2010

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    6

    BY: MUTIA ISTI R.

    Keterangan notasi pada Gambar 2.3 :

    a : tinggi balok tegangan beton tekan persegi ekivalen = 1 . c, dalam mm

    As : luas tulangan tarik, mm2.

    As : luas tulangan tekan, mm2.

    b : lebar penampang balok, mm.

    c : jarak antara garis netral dan tepi serat beton tekan, mm.

    Cc : gaya beton, kN.

    Cs : gaya tekan baja tulangan, kN.

    d : tinggi efektif penampang balok, mm.

    ds : jarak antara titik berat tulangan tekan dan tepi berat beton tarik, mm.

    ds : jarak antara titik berat tulangan tekan dan tepi berat beton tekan, mm.

    Es : modulud elastisitas baja tulangan, diambil sebesar 200.000 MPa.

    fc : tegangan tekan beton yang disyaratkan pada umur 28 hari, MPa.

    fs : tegangan tarik baja tulangan = s . Es, dalam MPa.

    fs : tegangan tekan baja tulangan = s . Es, dalam MPa.

    fy : tegangan tarik baja tulangan pada saat leleh, MPa.

    h : tinggi penampang balok, mm.

    Mn : momen nominal aktual, kNm.

    Ts : gaya tarik baja tulangan, kN.

    1 : faktor pembentuk blok tekanan beton tekan persegi ekivalen, yang nilainya

    bergantung pada mutu beton.

    c : rengganga tekan beton, dengan c maksimal ( s) = 0,003.

    s : rengganga tekan baja tulangan = fs / Es

    s : rengganga tarik baja tulangan = fs / Es

    y : rengganga tarik baja tulangan pada saat leleh = fy / Es = fy/200000

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    7

    BY: MUTIA ISTI R.

    2.2.3. Skema Hitungan Beton Bertulang Rangkap

    Berikut merupakan urutan dalam mengitung beton rangkap bertulang:

    1. Menentukan luas tulangan balok

    Untuk menentukan luas tulangan yang harus digunakan/dipasang pada balok,

    maka perlu data yang berkaitan dengan dimesi balok (b, h, d, ds, dan ds),

    mutu bahan beton bertulang (fc dan fy) dan beban yang bekerja pada balok

    (Mu untuk menentukan Mn). Skema hitungan luas tulangan longitudinal balok

    dapat dilihat pada Gambar 2.4.

    Gambar 2.4 Skema Hitungan Luas Tulangan Longitudinal Balok

    Sumber: Buku Balok dan Pelat Beton Bertulang, 2010

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    8

    BY: MUTIA ISTI R.

    2. Menentukan momen rencana balok

    Untuk menghitung momen rencana balok (Mr) dan diperlukan data yang

    berkaitan dengan dimensi (b, h, d, ds, dan ds), mutu bahan beton bertulang (fc

    dan fy) tulangan longitudinal yang terpasang pada balok (As dan As). Skema

    hitungan momen rencana balok dapat dilihat pada Gambar 2.5.

    Gambar 2.5 Skema Hitungan Momen Rencana Balok

    Sumber: Buku Balok dan Pelat Beton Bertulang, 2010

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    9

    BY: MUTIA ISTI R.

    2.3. Desain balok tulangan ganda

    Desain balok tulangan ganda dilakukan setelah perhitungan dengan tulangan

    tunggal ternyata tidak mencukupi. Yaitu dengan menghitung kapasitas maksimum

    dari balok dengan tulangan tunggal sebagai berikut:

    yy

    '

    cmax

    ff

    f,,

    600

    600850750 1

    bdA maxmaxs

    bf,

    Aa

    '

    c

    maxs

    max850

    maxymaxsmax adfA,M 2180

    Bila Mmax>Mu maka balok bisa didesain sebagai balok tulangan tunggal

    seperti yang sudah diterangkan di atas. Bila Mmax

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    10

    BY: MUTIA ISTI R.

    2.3.1. Cara Pertama

    Selisih tulangan tarik dan tekan disamakan dengan 0,5b dari balok

    tulangan tunggal. Prosedur yang dipakai adalah sebagai berikut:

    1. Hitung selisih rasio tulangan tarik dan tekan dengan menyamakan 0,5 b (b

    dari persyaratan tulangan tunggal).

    yy

    '

    c

    ff

    f,,'

    600

    60085050 1

    bd'AA 'ss

    2. Hitung tinggi blok tekan beton dengan menganggap tulangan tekan sudah

    leleh.

    bf,

    AAa

    '

    c

    '

    ss

    850

    3. Hitung luas tulangan tekan

    'ddfAadfAA,M y'sy'ssu 280

    didapat dari langkah 1

    Dari langkah di atas hanya As (luas tulangan tekan) yang tidak diketahui jadi

    bisa dicari. Setelah As maka As bisa dihitung dengan hasil yang diperoleh pada

    langkah 1.

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    11

    BY: MUTIA ISTI R.

    4. Cek kelelehan tulangan tekan.

    1

    ac

    c

    'dc,'s 0030

    s

    '

    ss Ef

    Bila fs>fy maka perhitungan dapat dilanjutkan pada langkah selanjutnya.

    1. Menghitung jumlah tulangan berdasarkan luas yang sudah didapat.

    2. Menghitung kapasitas momen.

    Bila dalam langkah 4 ternyata tulangan tekan belum leleh maka tulangan

    masih dapat dipakai dengan syarat kapasitas momen harus lebih besar dari momen

    beban terfaktor.

    2.3.2. Cara Kedua

    Minimum compression steel adalah cara perhitungan yang menghasilkan

    tulangan tarik dan tekan dengan maximum kapasitas dari beton tertekan yang

    mungkin dengan syarat maksimum tulangan tarik sebesar 0,75 tulangan dalam

    keadaan seimbang (b untuk tulangan ganda).

    1. Menyamakan syarat maksimum tulangan tarik dengan rasio tulangan Tarik

    y

    '

    s

    yy

    '

    cmax

    f

    f'

    ff

    f,,

    600

    600850750 1

    '

    yy

    '

    c

    ff

    f,,

    600

    600850750 1

    Perkalian ini kita nyatakan dengan I

    Pada rumus di atas tulangan tekan dianggap leleh.

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    12

    BY: MUTIA ISTI R.

    2. Kalikan dengan bd

    As = Ibd + 0,75As'

    3. Subsitusikan ke formula berikut:

    bf,

    fAA,Ibd

    bf,

    fAAa

    '

    c

    y

    '

    s

    '

    s

    '

    c

    y

    '

    ss

    850

    750

    850

    Dan didapat a dengan variabel As'

    4. Subsitusikan a ke dalam formula:

    'ddfAadfAA,M y'sy'ssu 280

    Semua variabel di atas sudah diketahui kecuali As' sehingga As' bisa dihitung.

    2.3.3. Cara Ketiga (cara yang lebih praktis, dikembangkan dari berbagai

    cara)

    Pada peraturan disebutkan bahwa jumlah tulangan tekan paling tidak

    setengah dari jumlah tulangan tarik untuk menjamin adanya daktilitas yang lebih

    besar.Prosedur yang dipakai sehingga tulangan tekan sedemikian hingga menjadi

    setengah dari jumlah tulangan tarik adalah dengan formula yang dihitung dengan

    menggunakan rumus ABC untuk menghitung rasio tulangan dengan parameter

    sebagai berikut:

    A

    ACBB

    2

    42

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    13

    BY: MUTIA ISTI R.

    dengan :

    A = '

    c

    y

    f,.

    fbd

    8504

    22

    B = d'dbdfy 2

    C = 40,

    M u

    Rumus di atas dengan asumsi semua tulangan dalam keadaan leleh, sehingga

    harus dicek daktilitas balok.

    2.3.4. Prosedur Mendesain Balok bertulang Rangkap

    Gambar 2.6 Prosedur Mendesain Balok bertulang Rangkap

    Sumber: Diktat Kuliah Tulangan Rangkap, 2013

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    14

    BY: MUTIA ISTI R.

    BAB III

    PERHITUNGAN PEMBETONAN (TULANGAN RANGKAP)

    3.1. Hasil Perhitungan

    Tabel. 3.1. Hasil Perhitungan

    1 M DATA kNm 110

    2 N DATA Kn 0

    3 S DATA Kn 0

    4 T DATA Kn 0

    5 h DATA mm 380

    6 b DATA mm 230

    7 p DATA mm 40

    8 fy DATA mPa 400

    9 fc' DATA mPa 18

    10 stirrup DATA mm 13

    11 main DATA mm 16

    12 d h - p - stir - 0.5 main mm 319

    13 d' p + stir + 0.5 main mm 61

    14 d'/d 0.191

    15 M/bd2

    kN/m2 4699.844

    16 min (0.2*bd 2 *0.7(fc') 0.5 )/(216 bd 2 ) - 0.00275

    17 max 0.75*((0.85*fc'*1/fc')*(600/(600+fy)) - 0.01463

    18 Dari Tabel - 0.01918

    19 M /bd2 max *0.8fy *(1 - 0.588 *fy /fc') *103 kN/m2 4599.278

    20 Mu1 kNm 79.070

    21 As max b d 10 4 cm2 10.734

    22 Mu2 M - Mu1 kNm 30.930

    23 As' (M - Mu1) /(fy *(d - d')) cm2 3.746

    Check Calculation

    24 a ((As - As') *fy) /(0.85fc' *b) 79.433

    25 c a/1 93.451

    26 ea M/N 0.000

    27 Z (d - 0.425*c) 279.283

    28 i 1/(1 - Z/ea) 1.000

    29 s 0.003*(d-c)/c 0.00724

    30 s' 0.003*(c-d')c 0.00104

    31 fy/Es 0.00200

    32 check (fy/ s) < es OK OK

    33 (fy /Es) < s' Cek

    Revised For As' :

    34 's s' * Es mPa 208.349

    35 Asnew fy/'s * As' cm2 7.192

    Check Tension Allowable

    36 s Mu1 /(I *As *Z) mPa 263.746

    37 s' Mu2 /(As' *(d - d')) 32.000

    38 c' (1 - percent As' / 0.7225) * *fy *(d/c) mPa 44.839

    39 Need Main Reinforce Bar Tension (+)

    40 Need Main Reinforce Bar Compres (-)

    NO. KETERANGAN / RUMUSPARAMETER SATUANHASIL

    PERHITUNGAN

    Sumber : Perhitungan

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    15

    BY: MUTIA ISTI R.

    3.2. Langkah Perhitungan

    1. Dalam sebuah perencanaan balok, diketahui data-data perencanaan sebagai

    berikut.

    2. Dimensi balok : h = 380 mm, b = 230 mm

    3. Tebal selimut balok, p = 40 mm

    4. Diameter tulangan utama, main = 16 mm

    5. Diameter sengkang, stirrup = 13 mm

    6. Bending moment, M = 110 kNm

    7. Gaya lintang, S = 40 kN

    8. Tegangan baja, fy = 400 mPa

    9. Karakteristik beton (tegangan tekan), fc = 18 mPa

    Ketentuan yang lain tidak boleh diasumsikan sendiri. Gunakan data-data yang

    telah tersedia di atas sebagai dasar perencanaan.

    Diketahui:

    1. M = 110,00 kNm

    2. N = 0,00 kN

    3. S = 40,00 kN

    4. T = 0,00 kN

    5. fy = 400,00 mPa

    6. fc = 18,00 mPa

    7. h = 380,00 mm = 0,380 m

    8. b = 230,00 mm = 0,230 m

    9. p = 40,00 mm = 0,040 m

    10. main = 16,00 mm = 0,016 m

    11. stirrup = 13,00 mm = 0,013 m

    Proses Perencanaan:

    1. d = h - p - strirup - 0,5main

    = 380 40 13 0,5*(16)

    = 319,00 mm = 0,319 m

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    16

    BY: MUTIA ISTI R.

    2. d = p + strirup + 0,5main

    = 40 + 13 + 0,5*(16)

    = 61,00 mm

    = 0,061 m

    3. d /d = 61 /319

    = 0,191

    4. M /bd2 = 110 /(0,230 *0,1392)

    = 4.699,844 kN/m2

    5. min = (0,2bd2 *0,7fc0.5) /(216bd2)

    = (0,2 *0,230 *0,3192 *0,7 *180,5) /(216 *0,230 *0,3192)

    = 0,00275

    6. max = 0,75 *((0,85fc' *1) /fy) *(600 /(600 + fy))

    = 0,75 *((0,85 *18 *0,85) /400) *(600 /(600 +400))

    = 0,01463

    7. cal (try) = 0,01918

    8. M /bd2max = *0,8fy *(1 0,588 *fy /fc') *103

    = 0,01745 *0,8 *400 *(1 0,588 *0,01918 *400 /18) *1000

    = 4599.278 kN/m2

    9. Mu1 = 79,070 kNm

    10. As = max *b *d *104

    = 0,01463 *0,230 *0,319 *10000

    = 10,734 cm2

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    17

    BY: MUTIA ISTI R.

    11. Mu2 = M Mu1

    = 110 79,070

    = 30,930 kNm

    12. As = (M - Mu1) /(fy *(d - d'))

    = (30,930 /(0,80 *400 *(319 61))) *10000

    = 3,746 cm2

    Periksa Hitungan

    13. a = ((As - As') *fy) /(0.85fc' *b)

    = ((10,734 3,746) *400) /(0,85 *18 *230) *100

    = 79,433

    14. c = a /1

    = 79,433 /0,85

    = 93,451

    15. ea = M /N

    = 0

    16. Z = d 0,425c

    = 319 0,425 *(93,451)

    = 279,283

    17. i = 1 /(1 - (Z /ea))

    = 1 /(1 (279,283 /0))

    = 1

    18. s = 0,003 *(d c) /c

    = 0,003 *(319 93,451) /93,451

    = 0,00724

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    18

    BY: MUTIA ISTI R.

    19. s = 0,003 *(c d) /c

    = 0,003 *(93,451 61) /93,451

    = 0,00104

    20. fy /Es = 400 /200000

    = 0,002

    21. (fy /Es) < s OK

    22. (fy /Es) < s Cek

    Peninjauan As

    23. s = s * Es

    = 0.00104 * 200000

    = 208.349

    24. Asnew = fy / s * As

    = 400 / 208.249 * 3.746

    = 7.192

    Check Tension Allowable

    25. s = Mu1 /(I *As *Z)

    = 79,070 /(0,0001 *10,734 *279,283)

    = 263,746 mPa

    26. s = Mu2 /(As' *(d - d'))

    = 32,000

    27. c = (1 - percent As' / 0.7225) * *fy *(d/c)

    = (1 3.746 / 0.7225) * 0.01745 * 400 * (319 / 93.451)

    = 90.545

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    19

    BY: MUTIA ISTI R.

    28. Need Main Reinforce Bar Tension (+) = 6

    29. Need Main Reinforce Bar Compres (-) = 2

    3.3. Penggambaran Pembetonan Tulangan Rangkap

    3.80m

    2.30m

    2D16

    6D16

    As Ts

    Cs

    Cc

    d'

    a = c

    d-d'Z

    0.85 fc'

    es

    es'

    e'b = 0.003

    1/2 ac'

    c

    d

    Gambar 3.1 Reinforced Arrangement

  • TULANGAN GANDA KONSTRUKSI BETON I

    20

    BY: MUTIA ISTI R.

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1. Kesimpulan

    Langkah perhitungan tulangan ganda pada balok antara lain :

    Menghitung nilai d, d, dan d/d.

    Menghitung nilai M/bd2, min, max, dan (interpolasi tabel).

    Menghitung nilai M/bd2 max, As, Mu1, Mu2, dan As.

    Pengecekan perhitungan dengan syarat (fy /Es) < s' dan (fy/ s) < es.

    Melakukan peninjauan As dengan menghitung s dan Asnew.

    Melakukan pengecekan tegangan yang diijinkan dengan menghitung nilai

    s, s, dan c.

    Berdasarkan hasil perhitungan s' dan y, dimana y = fy/200000, maka

    didapat s' < y maka tulangan dinyatakan tulangan tekan belum leleh dengan

    jumlah batang tegangan tarik yang diperlukan (+) 6 dan batang tegangan tekan (-)

    2.

    4.2. Saran

    Dengan banyaknya cara untuk menghitung tulangan rangkap tentunya

    memudahkan kita untuk dapat merencanakan atau mendesain tulangan rangkap,

    namun di perlukan ketelitian untuk menyelesaikannya. Selain itu seiring

    perkembangan zaman penyelesaian persoalan dalam merencanakan tulangan

    rangkap juga lebih mudah karena banyak aplikasi atau software untuk

    menyelesaikannya, maka sebaiknya generasi zaman sekarang mengembangkan

    diri dengan mempelajari aplikasi atau sofware tersebut.