Download - M3-Makalah Kewarganegaraan Anang

Transcript

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbicara mengenai upaya mewujudkan satu kesatuan sosial budaya pada umumnya akan menyinggung tentang masalah mental. Sepertinya masalah mental telah menjadi akar dari segala permasalahan yang muncul dari pelaksanaan upaya mewujudkan satu kesatuan sosial budaya yang telah ada sekarang ini. Masih banyak diantara kita yang tidak mempunyai mental yang siap dan menerima segala jenis kebudayaan yang berkembang pesat saat saat ini sehingga terjadilah suata kejenjangan atau kurangnya pemahaman tentang budaya sosial itu sendiri. Masalah-masalah sosial budaya yang sering menjadi topik pembicaraan berbagai kalangan yang berkompeten adalah masalah sekitar budaya yang menyimpang dan tidak sesuai dengan leluhur kita. Sehingga dibutuhkan suatu kesiapan mental masyarakat dalam mewujudkan satu kesatuan sosial budaya di Indonesia ini.Tulisan ini mencoba untuk mendekati melalui pendekatan sistemik. Mulai dari pengenalan terhadap gaya hidup masyarakat,tingkah laku masyarakat dan mental masyarakat dalam mewujudkan satu kesatuan sosial budaya.1.2 Rumusan Masalah

Dari berbagai uraian sebagaimana diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagaimana berikut:

1. Apa pengertian dari mental,masyarakat,sosial dan budaya2. Mengapa sikap mental sangat berpengaruh terhadap Kesatuan sosial buday3. Bagaimana cara agar masyarakat bisa memiliki mental yang bisa menerima satu kesatuan sosial budaya

4. Seberapa penting kesatuan sosial budaya dalam kehidupan sehari hari?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui seberapa penting mempersiapakan mental masyarakat2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengkaji upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam memepersiapakan sikap mental masyarakat dalam upaya mewujudkan satau kesatuan sosial budaya3. Agar mahasiswa mampu mengembangkan sikap mental dalam mewujudkan satu kesatuan sosial budaya4. Agar mahasiswa mampu memberikan contoh yang baik dalam kehidupan bermasyarakat5. Agar mahasiswa sadar bahwa satu kesatuan sosial budaya itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari1.4 Metode Penulisan

(1) Jenis Penulisan

Penulisan Makalah ini merupakan penulisan ilmiah yang berdasarkan pada kepustakaan, dimana data yang digunakan bersifat sekunder yang ditinjau dari beberapa literature kepustakaan.(2) Jenis Data

Karena merupakan penulisan ilmiah yang berdasarkan pada kepustakaan, maka data yang dipergunakan dalam penyusunan makalah ini adalah data sekunder yang sebelumnya sudah ditinjau oleh beberapa kepustakaan, seperti:

1) Sumber data primer2) Sumber data sekunder yakni beberapa kepustakaan yang memberikan penjelasan mengenai permasalahaan yang saya kaji dalam masalah ini, termasuk juga pengambilan beberapa informasi dari internet.(3) Metode Pengumpulan Data

Untuk dapat mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan makalah ini digunakan metode studi kepustakaan termasuk juga studi kepustakaan elektronik, seperti halnya internet. Data yang diperoleh kemudian disusun dalam bentuk kerangka sistematis yang memudahkan untuk dilakukan analisis data.

(4) Metode Analisa Data

Data yang telah disusun secara sistematis berupa keraangka dasar kemudian dianalisis sehingga diperoleh suatu relasi yang cukup erat kaitannya antara sikap mental dengan upaya mewujudkan satu kesatuan sosial budaya.1.5 Sistematika Penulisan

BAB I tentang Pendahuluan yang menguraikan sedikit Latar Belakang, rumusan Masalah, tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II tentang Pembahasan yang menguraikan sedikit mengenai Pengertian Mental,Masyarakat,Sosial dan Budaya,Kesatuan Sosial Budaya, Mendefinisikan Faktor-Faktor Mental, Dampak perubahan sosial budaya dalam masyarakat, Pentingnya mempunyai sikap mental dalam upaya mewujudkan satu kesatuan sosial budayaBAB III tentang Penutup yang menguraikan sedikit Kesimpulan.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Mental, Masyarakat, Sosial dan Budaya

Mental adalah gagasan dan proses pikiran. Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran, gagasan, dan imajinasi. Berpikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat kita membentuk konsep, terlibat dalam pemecahan masalah, melakukan penalaran, dan membuat keputusan. Berpikir adalah fungsi kognitif tingkat tinggi dan analisis proses berpikir menjadi bagian dari psikologi kognitif.

Mekanisme dasar dari sel otak manusia merefleksikan proses pencocokan pola atau pengenalan pola. Saat seseorang melakukan refleksi, situasi baru dan pengalaman baru dinilai berdasarkan apa yang diingat. Untuk membuat penilaian ini, pikiran mempertahankan pengalaman saat ini dan mengurutkan pengalaman masa lalu yang relevan. Hal tersebut dilakukan dengan mempertahankan agar pengalaman kini dan masa lalu sebagai pengalaman yang terpisah. Pikiran dapat mencampur, mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan mengurutkan konsep-konsep, persepsi, dan pengalaman. Proses ini disebut penalaran. Logika adalah ilmu tentang penalaran. Kesadaran akan proses penalaran ini adalah jalan masuk kedalam kesadaran.

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana dimana dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan. Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.

Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.Ilmu sosial atau ilmu pengetahuan sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia di masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat. Ilmu sosial dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial, Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.Sosial dapat berarti kemasyarakatan.

struktur sosial - urutan derajat kelas sosial dalam masyarakat mulai dari terendah sampai tertinggi. Contoh: kasta.

diferensiasi sosial - suatu sistem kelas sosial dengan sistem linear atau tanpa membeda-bedakan tinggi-rendahnya kelas sosial itu sendiri. Contoh: agama.

integrasi sosial - pembauran dalam masyarakat, bisa berbentuk asimilasi, akulturasi, kerjasama, maupun akomodasiBudaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.Menurut wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak. GagasanWujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. AktivitasAktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. Artefak Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

2.2 Kesatuan Sosial Budaya

Filed Under: Umum

Tags: softskill - Kewarganegaraan

Bangsa Indonesia sesungguhnya mewujud atas dasar kesepakatan bukan atas dasar sejarah atau geografi. Dalam BPUPKI terjadi perdebatan antara para tokoh pendiri Republik ini tentang apa itu bangsa Indonesia dan apa itu wilayah negara Indonesia. Ini adalah salah satu bukti bahwa bangsa dan bahkan negara Indonesia mewujud atas dasar kesepakatan. Setelah itu terjadi berbagai kesepakatan lain yang mengikutinya, misalnya saja tentang bentuk negara kesatuan bukan federasi. Serangkaian kesepakatan para pendiri Republik itulah yang seyogyanya perlu dijaga dan dijadikan commitment bersama seluruh bangsa, karena semua kesepakatan yang telah dibuat itu merupakan bingkai dari jatidiri bangsa, yang apabila diingkari bagian-bagiannya maka mencairlah jatidiri itu.

Ada sementara pakar yang ahli dalam bidangnya menyarankan bahwa apa yang ada itu, termasuk Pancasila, jangan dikeramatkan alias dapat diubah atau ditinggalkan sama sekali. Sebenarnya kalau akan bereksperimen sudah barang tentu tidak ada yang melarang asalkan bukan pada tingkat bangsa dan negara. Contoh eksperimen tingkat negara yang berbahaya adalah referendum di Timor Timur yang tidak menyelesaikan masalah akan tetapi justru menciptakan masalah yang baru yang lebih kompleks.

Kesatuan sosial budaya sesungguhnya merupakan sublimasi dari rasa, faham dan semangat kebangsaan. Tanpa memandang suku, ras dan agama serta asal keturunan, perasaan satu dimungkinkan untuk dibentuk asal sama-sama mengacu pada wawasan kebangsaan Indonesia sebagaimana dicontohkan oleh Sumpah Pemuda.

Pelestarian serta pengembangan budaya daerah, ciri-ciri asli daerah, memang amat diperlukan dalam rangka pengakaran penduduk setempat pada nilai-nilai budayanya; akan tetapi hal itu tidaklah seharusnya mendorong munculnya sentimen ke daerah sempit. Nilai budaya daerah memang harus dilestarikan, sebab tidak ada yang dinamakan budaya nasional, dan pelestarian itu justru dimaksudkan sebagai bagian dari pemupukan identitas nasional. Sejarah umat manusia telah memberikan berbagai contoh surutnya kebesaran satu bangsa atau bahkan musnah satu suku bangsa di zaman dahulu; dan proses itu selalu didahului oleh kemorosotan budayanya karena tidak ada upaya pelestarian.

Pertentangan agama juga secara potensial menghalangi terjadinya kesatuan sosial budaya walau kedua belah pihak berada dalam satu suku atau bangsa, misalnya apa yang terjadi di Irlandia Utara, Bosnia, Kosovo dan sebagainya. Karena itu amat penting apabila pengajaran agama disekolah-sekolah formal dan non-formal perlu diberikan masukan tentang kebangsaan dan juga sebaliknya.

Mengingat agama memberikan landasan kekuatan iman dan moral pada setiap individu masyarakat bangsa maka niscaya hal tersebut akan berujung pada pembentukan ketahanan pribadi masing-masing warga, dan hal inilah yang amat bermanfaat dalam pembinaan kesatuan sosial budaya.

Kesatuan sosial budaya dikaitkan dengan pembentukan ketahanan pribadi merupakan penangkalan terhadap kemungkinan terjadinya frontier. Hal ini perlu diwaspadai karena setiap budaya mempunyai ciri atau kemampuan untuk men-subversi budaya lain secara halus dan tak terasa terjadinya. Hanya kesatuan dan kekuatan budayalah yang dapat menangkalnya, dan itu berarti harus dijaga secara terus menerus agar proses pewarisan berlangsung.Substansi kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada mayarakat itu sendiri,baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan. Interaksi sosial dan pelapisan sosial dalam budaya ini,manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan untuk menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial.Pergaulan hidup baru akan terjadi apabila manusia dalam hal ini orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama mengadakan persaingan , pertikaian, dan lain-lain. Keragaman budaya adalah suatu kondisi dalam masyarakat di mana terdapat perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan serta situasi ekonomi.Unsur-unsur keragaman dalam masyarakat Indonesia meliputi:1) Suku dan Ras.2) Agama dan Keyakinan.3) Ideologi dan Politik.4) Tata karma.5) Kesenjangan Ekonomi.6) Kesenjangan Sosial.3. TujuanManusia dalam sosial dan budaya bertujuan untuk:

1. Suatu sikap, baik skala individu maupun skala kelompok, yang mampu menghargai karya pihak lain, tanpa dilihat dari skala besar kecilnya produktivitas kerja itu sendiri.

2. Adanya kemampuan untuk mentolerir adanya sejumlah penyinpangan dari atau unsur-unsur rutinitas, sebab pada hakekatnya salah satu pendorong perubahan adanya individu-individu yang menyimpang dari hal-hal yang rutin.Memang salah satu cirri yang hakiki dari makhluk yang disebut manusia itu adalah sebagai makhluk yang disebut homo deviant, makhluk yang suka menyimpang dari unsur-unsur ruinitas

3. Mengokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental yang mampu memberikan penghargaan (reward) kepada pihak lain (individual, kelompok) yang berprestasi dalam berinovasi, baik dalam bidang sosial, ekonomi dan iptek.

4. Adanya atau tersedianya fasilitas dan pelayanan pendidikan dan pelatihan yang memiliki spesifikasi dan kualifikasi progresif, demokratis, dan terbuka bagi semua pihak yang membutuhkannya.Manfaat dari Kemajemukan dinamika manusia dalam sosial budaya yang menyangkut hakekat manusia dan keanekaragamaman budaya,keragaman dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial budaya adalah:

1. Nilai budaya atau sikap mental akan senantiasa berorientasi ke masa depan dan dengan cermat mencoba merencanakan masa depannya.

2. Nilai budaya atau sikap mental akan senantiasa berhasrat mengeksploitasi dan mengeksplorasi potensi-potensi sumber daya alam, dan terbuka bagi pengembangan inovasi bidang iptek.

3. Nilai budaya atau sikap mental akan siap menilai tinggi suatu prestasi dan tidak menilai tinggi status sosial.Selain manfaat di atas adapun manfaat lain yaitu;Terwujudnya nilai-nilai budaya dan agama sebagai sumber etika dan moral untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan tercela,serta perbuatan yang bertentangan dengan hukum dan hak asasi manusia,karena maausia sebagai makhluk sosial dan berbudaya pada dasarnya di pengaruhi oleh bilai-nilai kemanusiaan.Nilai tersebut berupa berupa: etika yang erat hubungannya dengan moralitas, maupun estetika yang berhubungan dengan keindahan. Hakekat manusia dan keanekaragaman budaya manusia di dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi: sebagai makhluk Tuhan, individu dan sosial-budaya. Sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama dengan makhluk lain yang akan melahirkan suatu bentuk kebudayaan.Karena kebudayaan itu sendiri diperoleh manusia dari proses belajar pada lingkungan juga hasil pengamatan langsung.Keanekaragaman budaya itu dapat diterima tiga bentuk:

Melalui pengalaman hidup saat mengahadapi lingkungan.

Melalui pengalaman hidup sebagai makhluk sosial.

Melalui komunikasi simbolis ( benda, tubuh, gerak tubuh, peristiwa dan lain lagi yang tahu sejenis)Hakekat nilai budaya dalam kehidupan manusia didalam perwujudan kebudayaan menganjurkan untuk membedakan wujud kebudayaan secara tajam sebagai suatu sistem.Di mana wujud kebudayaan itu adalah sebagai serangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola.Sejalan dengan pikiran para ahli tersebut, Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud, yaitu:

1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasn, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan. Wujud tersebut menunjukkan wujud dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang, ataupun difoto, dan tempatnya ada di dalam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.

2. Wujud kebudayaan suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.Wujud tersebut dinamakan sistam sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri.Wujud ini bisa di observasi, difoto, dan didokomentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat.Sistem sosial ini merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret, dalam bentuk perilaku dan bahasa.Lebih jelasnya tampak dari perilaku dan bahasa pada saat mereka berinteraksi dalam pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.Wujud yang terakhir ini di sebut pula kebudayaan fisik.Di mana wujud yang ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktifitas perbuatan,dan karya semua manusia dalam masyarakat).Sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dan difoto yang berwujud besar ataupun kecil.Substansi (isi) utama budaya merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.

Keragaman berasal dari kata ragam yang artinya; tingkah laku, macam ( jenis ), lagu ( musik, langgam ), warna ( corak, ragi ), laras (ling, tata bahasa ).Sehingga keragaman berarti perihal beragam-ragam (berjenis-jenis ). Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi. Kesetaraan adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki.a) Unsur-unsur keragaman dalam masyarakat Indonesia:1.Suku Bangsa dan Ras. Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangat beragam.Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki cirri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran-ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya.2. Agama dan Keyakinan. Agama mendukung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan pancaindra.Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:a. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyeluruh dan melarang.b. Berfungsi penyelamat.c. Berfungsi sebagai perdamaian.d. Berfungsi sebagai social control.e. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas.f. Berfungsi sebagai transformative.g. Berfungsi kreatif.h. Berfungsi sublimatif.3.Ideologi dan Poklitik.Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku.Politik adalah usaha untuk menegakkan ketertiban sosial.4.Tata Krama Tata krama adalah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.5.Kesenjangan Ekonomi. Bagi sebagian negara berkembang, perekonomian akan menjadi salah satu perhatian yang akan terus di tingkatkan.6.Kesenjangan Sosial. Kesenjagan sosial dapat terlihat dan dirasakan dengan jelas dengan adanya penggolongan oaring berdasarkan kasta.Pengaruh Keragaman dan Kesetaraan sebagai kekayaan sosial budaya adalah:1. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan yang berbeda.

2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-komplementer.

3. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain. Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompokyang satu dengan yang lain.

2.3 Mendefinisikan Faktor-Faktor MentalSistem nilai budaya merupakan suatu rangkaian dari konsepsi-konsepsi abstrak yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga suatu masyarakat, mengenai apa yang harus dianggap penting dan berharga, tetapi juga mengenai apa yang dapat dianggap remeh dan tak berharga dalam hidup.Dengan demikian sistem nilai budaya itu, tidak hanya berfungsi sebagai suatu pedoman tapi juga sebagai pendorong kelakuan manusia dalam hidup, sehingga berfungsi juga sebagai suatu sistem tata kelakuan. Suatu sikap merupakan kecondongan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan suatu pola tertentu, terhadap suatu obyek berupa manusia, hewan atau benda, akibat pendirian dan perasaannya terhadap obyek tersebut. Pada akhirnya, baik nilai-nilai budaya maupun sikap bisa mempengaruhi tindakan manusia baik secara langsung maupun melalui pola-pola cara berpikir.Kerangka untuk meninjau sistem nilai budaya berpangkal pada lima masalah pokok, yaitu:a) Masalah mengenai hakekat dan sifat hidup manusia.

b) Masalah mengenai hakekat dari karya manusia.

c) Masalah mengenai hakekat dari kedudukan manusia dalam ruang waktu.

d) Masalah mengenai hakekat dari kedudukan manusia dengan alam sekitarnya.

e) Masalah mengenai hakekat dari hubungan manusia dengan sesamanya.Ciri-Ciri Mental Orang Indonesia Sekarang1. Tiga Golongan Ciri-Ciri Mental Manusia Indonesiaa) Ciri-ciri mental asli, yang sudah sejak berabad-abad lamanya berkembang sejajar dengan perkembangan kebudayaan suku-suku bangsa di Indonesia.

b) Ciri-ciri mental yang berkembang sejak jaman penjajahan, terutama di daerah-daerah dimana sistem pemerintah jajahan sudah bersifat langsung dan mantap. Mentalitet ini kemudian dikenal dengan istilah mentalitet pegawai atau priyayi.c) Ciri-ciri mental yang berkembang sejak Perang Dunia II yang masih berupa sikap dan belum berupa unsur-unsur nilai budaya.2. Ciri-Ciri Mental Manusia Indonesia Aslia) Rakyat Petani dan Mentalitetnya

Watak petani yang hidup di pedesaan menurut para ahli dari abad ke-19, dijiwai oleh maksud serba rela dalam pergaulan. Sedangkan menurut Boeke, petani itu tidak suka bekerja, bersifat statis, tak mempunyai inisiatif, dan hanya suka membebek saja kepada orang-orang tinggi dari kota.

Berdasarkan kerangka Kluckhohn, dapat dirumuskan sistem nilai-budaya petani Indonesia sebagai berikut: Petani di Indonesia, terutama di Jawa pada dasarnya menganggap hidupnya itu sebagai suatu hal yang buruk, penuh dosa dan kesengsaraan. Kebanyakan dari mereka juga bekerja untuk hidup, kadang juga untuk mencapai kedudukan. Ia hanya mempunyai perhatian untuk hari sekarang ini. Hari esok tak pernah ia pedulikan.

b) Hakekat Hidup

Mentalitet yang beranggapan bahwa hidup pada hakekatnya buruk, tapi untuk di ikhtiarkan menjadi suatu hal yang baik dan menyenangkan, adalah suatu hal yang cocok untuk pembangunan: karena ikhtiar dan usaha itu merupakan sendi-sendi penting dari segala aktivitas berproduksi dan membangun.

c) Hakekat Karya

Suatu mentalitet yang lebih cocok untuk pembangunan sebenarnya harus mengandung pandangan yang menilai tinggi karya untuk mencapai suatu kedudukan yang dapat menghasilkan lebih banyak karya lagi.

d) Hakekat Kedudukan Manusia dalam Ruang Waktu

Perencananaan yang matang akan membuat pembangunan berjalan dengan baik, sehinggga mental yang hanya berorientasi terhadap hari ini dan tidak memperhitungkan masa depan tidak cocok untuk pembangunan ekonomi.e) Hakekat Hubungan Manusia dengan Alam

Mental yang paling cocok untuk pembangunan ekonomi adalah mental yang berusaha menguasai alam, karena untuk menguasai alam kita membutuhkan teknologi, dan teknologi itu akan mendukung pula kemajuan.

f) Hakekat Manusia dengan Sesamanya

Petani biasanya identik dengan gotong royong. Mental gotong royong tidak cocok dengan pembangunan ekonomi, karena dalam pembangunan ekonomi persaingan antar individu untuk meraih prestasi dan kemajuan mutlak diperlukan.

4. Ciri-Ciri Mental Manusia Indonesia Sejak Zaman KolonialPriyayi merupakan golongan pegawai dalam bahasa Jawa. Mental priyayi ini banyak berpengaruh terhadap para usahawan dan pedagang. Untuk lebih jelasnya perlu dikaitkan dengan kerangka:

a) hakekat hidup

Golongan priyayi menganggap bahwa hidup itu pada dasarnya buruk, karena itu harus diingkari. Unsur nilai-nilai budaya oleh kaum priyayi harus diperhalus dengan menggunakan konsep falsafah Hindu.

b) hakekat karya

Mental pegawai di Indonesia menganggap karya manusia pada hakekatnya untuk mencapai kedudukan serta lambang-lambangnya. Mental ini tidak cocok untuk pembangunan, karena kenyataannya kegiatan usaha itu akan berhenti pada saat kedudukan sudah tercapai.

c) hakekat kedudukan manusia dalam ruang waktu

Mental pegawai di Indonesia masih berorientasi pada kisah masa lampau. Mental ini tidak cocok karena dalam pembangunan ekonomi kita perlu juga memperhitungkan apa yang akan terjadi hari esok.

d) hakekat hubungan manusia dengan alam

Mental priyayi Indonesia berpandangan bahwa manusia harus menyelaraskan dirinya dengan alam. Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan mental pembangunan ekonomi yang membutuhkan manusia yang mampu menguasai alam dengan teknologi.e) hakekat hubungan manusia dengan sesamanya

Kaum priyayi di Indonesia berpandangan bahwa setiap tindakan manusia itu diarahkan dan di orientasikan pada kelakuan sang pemimpin, atasan, maupun seniornya. Namun, unsur nilai-nilai budaya yang pemimpin sentris tidak akan cocok bahkan cenderung menghambat proses pembangunan ekonomi, karena mematikan kreativitas individu.

5. Ciri-Ciri Mental Manusia Indonesia Sejak Zaman Perang Dunia IIKemunduran ekonomi terjadi sejak masa penjajahan. Hal ini disebabkan mental manusia Indonesia yang :

meremehkan kualitas;

ingin mencapai tujuan secepat-sepatnya tanpa rela berusaha langkah demi langkah;

sikap tidak bertanggung jawab;

tidak percaya diri; dan

apatis dan lesu.Penerimaan masyarakat terhadap perubahan sosial dan budaya yang terjadi berbeda-beda sesuai kedalaman pengaruh perubahan tersebut. Perubahan yang tidak mempengaruhi nilai-nilai dan norma yang sudah ada dalam masyarakat masih bisa diterima oleh masyarakat tersebut. Akan tetapi, perubahan yang telah mengakibatkan terjadinya perubahan nilai-nilai dan norma yang telah berlangsung dalam masyarakat mungkin akan mengakibatkan timbulnya gejolak. Masyarakat akan menolaknya dengan berbagai cara, seperti demonstrasi, mengadu ke lembaga non pemerintahan, bahkan mengadu ke pemerintah. Ada masyarakat yang mudah menerima terjadinya perubahan sosial budaya, namun ada pula yang sulit menerimanya. Masyarakat yang sukar menerima perubahan biasanya masih memiliki pola pikir yang tradisional. Pola pikir masyarakat yang tradisional mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. bersifat sederhana.

2. Memiliki daya guna dan produktivitas rendah.

3. Bersifat tetap atau monoton.

4. Memiliki sifat irasional, yaitu tidak berdasarkan pikiran dalam hal tertentu.

Selain itu, masyarakat tradisional cenderung mencurigai budaya asing yang masuk ke lingkungannya. Namun demikian, ada pula unsur budaya asing yang mereka terima. Hal itu disebabkan unsur budaya asing tersebut membawa kemudahan bagi kehidupannya. Pada umumnya, unsur-unsur budaya yang membawa perubahan sosial budaya dan mudah diterima masyarakat jika :

1. unsur kebudayaan tersebut membawa manfaat yang besar, seperti radio transistor

2. peralatan yang mudah dipakai dan memiliki manfaat, seperti bollpoint yang

digunakan untuk tulis menulis merupakan unsur budaya barat.

3. Unsur kebudayaan yang mudah menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut, misalnya mesin perontok padi, bermanfaat dan mudah

dioperasikan. Sementara itu, unsur-unsur budaya yang sulit diterima masyarakat adalah sebagai berikut :

1. unsur kebudayaan yang menyangkut sistem kepercayaan, seperti ideologi dan

falsafah hidup.

2. Unsur kebudayaan yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.

Kebalikan dari masyarakat tradisional adalah masyarakat modern.

Masyarakat modern telah mengalami perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pola pikir masyarakat modern mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. bersifat dinamis atau selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.

2. Berdasarkan akal pikiran manusia dan senantiasa mengembangkan efisiensi dan

efektivitas.

3. Tidak mengandalkan atau mengutamakan kebiasaan atau tradisi masyarakat.2.4 Dampak perubahan sosial budaya dalam masyarakat

Perubahan sosial dan budaya pasti juga akan membawa perubahan dalam masyarakat, namun yang diharapkan perubahan itu tetap dapat menciptakan masyarakat yang serasi dan harmonis. Keserasian yang dimaksudkan adalah tetap berfungsinya lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada. Dengan demikian, individu merasakan adanya ketenteraman karena tidak ada pertentangan dalam nilainilai dan norma masyarakat. Akan tetapi, harus tetap diingat bahwa perubahan sosial dan budaya membawa dampak positif dan negatif terhadap kehidupan. Kita harus waspada terhadap hal-hal yang menimbulkan perubahan yang mengarah ke hal negatif. Misalnya, terhadap pengaruh budaya barat. Dunia barat yang identik dengan kemajuan dan modern tidak selalu membawa perubahan ke arah positif, tetapi tidak pula selalu membawa pengaruh negatif.Berikut ini adalah dampak positif dan negatif perubahan sosial budaya.

1. Dampak positif perubahan sosial budaya

dampak positif perubahan sosial budaya, antara lain dapat dilihat pada bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi, perubahan tata nilai dan sikap, serta meningkatnya kehidupan

ke arah yang lebih baik.a. Ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mampu mendorong masyarakat

untuk makin maju. Dengan demikian, tingkat kehidupan masyarakat diharapkan menjadi

lebih baik lagi.

b. Perubahan tata nilai dan sikap

dengan perubahan sosial budaya, tata nilai dan sikap masyarakat pun cenderung

mengalami perubahan, yaitu dari berpikiran tidak rasional kearah rasional. Misalnya,

perubahan pola pikir bahwa banyak anak banyak rejeki mulai berubah ke keluarga kecil

bahagia sejahtera.

c. Meningkatnya Kehidupan ke yang Lebih Baik

Kehidupan masyarakat modern membuka kesempatan luas pada pekerjaan dibidang jasa.

Bidang ini menyerap banyak tenaga kerja. Akibatnya, banyak tenaga kerja yang terserap

disektor tersebut sehingga kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah perbaikan.2. Dampak Negatif Perubahan Sosial Budaya

Dampak negatif perubahan sosial budaya, antara lain pola hidup konsumtif. Sikap individualistik, munculnya kesenjangan sosial, dan gaya hidup kebarat-baratan.

a. Pola Hidup Konsumtif

Pola hidup konsumtif makin berkembang dan marak karena didukung

oleh media masa yang juga makin berkembang. Televisi menjadi media masa yang paling ampuh dalam menyuburkan pola hidup konsumtif. Mulai iklan, produk-produk sebuah perusahaan dikenalkan. Makin banyak iklan muncul di media masa akan makin cepat dikenal masyarakat. Banyaknya iklan akan mendorong kemampuan daya beli masyarakat. Akibatnya para pengusaha akan meningkatkan produksi perusahaannya. Membanjirnya barang-barang kebutuhan dengan promosi yang memikat dapat membuat masyarakat makin konsumtif.

Belilah barang yang betul-betul kita perlukan. Pola hidup kunsumtif merupakan pola hidup yang boros krena suka membelanjakan uang untuk membeli barang-barang yang sebetulnya tidak diperlukan

b. Sikap Individualistik

Persaingan hidup yang makin keras dan ketat membuat manusia makin tidak peduli orang lain. Mereka hanya memikirkan diri sendiri dan kehidupannya. Orang-orang seperti ini biasanya berprinsip asal tidak menyusahkan dan merugikan orang lain saja. Kehidupan mereka hanya terfokus pada cara untuk memenuhi segala kebutuhannya saja. Sikap hidup bergotong royong dan tolong menolong lebih bersifat fungsional. Misalnya menyumbang untuk panti asuhan atau bencana alam. Sikap hidup Individualistik dapat dirasakan di kota-kota besar. Hal itu disimbolkan dengan dibangunnya tembok-tembok yang tinggi untuk

memegari rumahnya.

c. Munculnya Kesenjangan Sosial

Perubahan sosial budaya biasanya dirasakan oleh masyarakat tertentu saja, misalnya masyarakat perkotaan. Masyarakat yang mampu menikmati perubahan akan memiliki kemampuan sosial ekonomi yang lebih baik daripada yang tidak. Hal itulah yang menimbulkan kesenjangan sosial dalam masyarakat.

d. Sikap hidup Kebarat-baratan

Sikap hidup kebarat-baratan merupakan cara hidup yang meniru pola hidup orang barat( Eropa dan Amerika) tanpa mengidahkan budaya timur yang seharusnya masih dijunjung tinggi.

Sikap Mental terhadap pengaruh perubahan sosial budaya

Perubahan sosial budaya tidak hanya disebabkan faktor dari dalam, tetapi juga dari luar termasuk dari negara asing. Perubahan tidak selamanya membawa ke arah

kebaikan atau bersifat positif. Perubahan juga bersifat negatif. Kita harus mempunyai sikap tegas menolak terhadap perubahan yang menolak ke arah negatif, kita dapat mengambil pengaruh positifnya dengan tetap berpedoman pada nilai dan norma masyarakat.

Adapun hal-hal yang dapat dilakukan terhadap pengaruh dari luar, antara laisebagai berikut :

1. mengambil pengaruh positif budaya barat, seperti tepat waktu, belajar keras, dan

rajin belajar berbagai ilmu pengetahuan.

2. Membentangi diri dengan ilmu agama.

3. Mengenal dan mencintai kebudayaan sendiri serta berusaha melestarikannya.2.5 Pentingnya mempunyai sikap mental dalam upaya mewujudkan satu kesatuan sosial budaya

Masa depan generasi bangsa adalah masa depan bangsa Indonesia. Masa depan bangsa Indonesia adalah terletak pada pondasi jati diri dan karakter bangsa Indonesia dibangun secara berkesinambungan. Berangkat dari logika semacam itu, upaya pemerintah untuk mempersiapkan mental masyarakat agar lebih siap dalam mewujudkan satu kesatuan soaial budaya bukan saja perlu didukung tetapi perlu suatu gerakan nasional membangun pendidikan karakter bangsa yang dilakukan contohnya di lingkungan sekolah,keluarga dan tentunya didalam masyarakat sendiri.Pada satuan pendidikan dengan melakukan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran, pengembangan budaya satuan pendidikan, pelaksanaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dan pembiasaan perilaku dalam kehidupan di lingkungan satuan pendidikan. Sedangkan didalam lingkungan keluarga kita harus membiasaan saling mengingatkan dan mengaharagai sesama anggota keluarga dan harus membiasan diri dengan menerima kelemahan salah satu anggota keluarga sehingga akan tercipta keharmonisan anatara anggota keluarga. Seperti yang diinginkan pemerintah ini,pemerintah ingin agara para masyarakat saling mengharagai dan menghormatai satu kesatuan budaya,walaupun budaya bermacam macam tapi tak seharusnya kita saling menjatuhkan tetapi kita harus bangga karena dengan budaya itu kita bisa menjadi negara yang beragam negara yang besar negara yang mempunyi toleransi yang luar biasa.

Didalam suatu masyarakat perlu dibutuhkan suatu mental,mental itu sendiri artinya adalah sesuatu yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yg bukan bersifat badan atau tenaga: bukan hanya pembangunan fisik yg diperhatikan, melainkan juga pembangunanini tengah gencar-gencarnya membahas tentang pendidikan karakter bangsa. Sehingga satu kesatuan sosial budaya ini sangat bersangkutan erat dengan mental suatu masyarakat. Jika masyarakat belom mempunyai mental yang siap dan mental yang kuat maka tidak akan mungkin terwujudnya suatu kesatuan sosial budaya. Meskipun dalam suatu negara itu memeiliki kebudayaan yang beragamam. Mental ini dibutuhkan karena mental ini sebagai acuhan dan pedoman dalam suatu masyarakat apakah masyrakat itu sudah siap atau belum.Berikut ini adalah sikap yang dibutuhkan masyarakat agar tercapainya satu kesatuan sosial budaya :1. Mental : Masyarakat harus memiliki mental yang kuat dan siap dalam mewujudkan satu kesatuan sosial budaya.

2. Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.3. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan4. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargaiperbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yangberbeda dari dirinya.5. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertibdan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan6. Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upayasungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, sertamenyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya7. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untukmenghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.8. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudahtergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas9. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindakyang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain10. Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selaluberupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yangdipelajarinya, dilihat, dan didengar.11. Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, danberwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingandiri dan kelompoknya12. . Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuatyang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadapbahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.13. . Menghargai: Sikap dan tindakan yang mendorongdirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,serta menghormati orang lain.14. Bersahabat/Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkanrasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.15. Cinta Damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yangmenyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.16. Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selaluberupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, danmengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi17. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu inginmemberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.18. Tanggung-jawab : Sikap dan perilaku seseorang untukmelaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirisendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan TuhanYang Maha Esa.BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dalam membentuk suatu masyarakat yang dapat mewujudkan satu kesatuan sosial budaya dibutuhkan suatu mental yang kuat dan bisa menerima sosial budaya itu sendiri. Buakan hanya mental saja yang dibtuhkan tetapi masih banyak lagi sikapt yang dibutuhkan untuk mewujudkan satu kesatuan sosial budaya itu sendiri seperti religius.Religius ini digunakan sebagai sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.Kemudian sikap jujur dibutuhkan untuk sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain dan masih banyak lagi sikap yang dibutukan seperti Jujur,Toleransi,Disiplin,Kerja Keras ,Kreatif,Mandiri ,Demokratis,Rasa Ingin Tahu,Semangat Kebangsaan,Cinta Tanah Air, Menghargai, Bersahabat/Komunikatif, Cinta, Damai, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial dan Tanggung-jawab ,

Upaya pemerintah dalam mewujudkan satu kesatuan sosial budaya ini butuh kesadaran tinggi, bukan hanya untuk kalangan bawah saja ataupun kalangan atas saja tetapi untuk semua lapisan dan kalangan. Kita harus memiliki sikap mental dam kesadaran tersebut agar terciptanya suatu tatanan negara Indonesia yang memiliki beragam budaya ini bisa bersatu dan timbulah keharmonisan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan tentunya tidak akan timbul perpecah beraian antar rakyat Indonesia ini dan bisa membuktikan pada dunia bahwa indonesia memiliki mental yang siap untuk mewujudkan satu kesatuan sosial budaya.DAFTAR PUSTAKASujono,Djoko, 1994, Mempersiapkan pola dan sikap mental masyarakat dalam upaya mewujudkan satu kesatuan sosial budaya, Jakarta : LemhannasKussuyudono, Ig, 1994, Pembinaan pola dan sikap mental masyarakat dalam mewujudkan satu kesatuan sosial budaya, Jakarta : LemhannasJusuf, Chusnan, 2002, Aktualisasi pendekatan sosial budaya dalam penanganan dan pemberdayaan suku terasing guna meningkatkan kesejahteraan dalam rangka stabilitas nasional,Jakarta : LemhannasSoetari, H.Endang, 1998,Meningkatkan kesatuan Sosial Budaya dalam rangka memantapkan harkat dan martabat manusia Indonesia, Jakarta : LemhannasKoentjaraningkrat,1980, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta :Djambatan

Koentjaraningkrat,1989, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramediahttp://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/kesatuan-sosial-budaya/http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_sosial_dan_budaya Fakultas Kedokteran, Universitas Wijaya Kususma Surabaya Mempersiapkan Sikap Mental Masyarakat Dalam Upaya Mewujudkan Satu Kesatuan Sosial Budaya27