LAPORAN
HASIL PELAKSANAANPEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
(PKP)Pada SDN ............... KECAMATAN ...............
KABUPATEN ....................
Mata Pelajaran
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KONSEP BANGUN RUANG MELALUI PENGGUNAAN
TEKNIK FADING PADA SISWA KELAS IV SDN .................... KECAMATAN ................. KABUPATEN ............................
Disusun Oleh
.............................NIM : ....................
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS TERBUKAUNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UPBJJ-UT ......................TAHUN ..............
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah merupakan sarana
dan wahana utama untuk pengembangan kecerdasan siswa. Hal ini cukup
beralasan, karena matematika merupakan suatu ilmu yang mengembangkan
kemampuan siswa dalam berpikir kreatif, logis dan analisis, yang dicirikan
dengan memiliki ketelitian dan kecermatan, menggunakan prosedur dan metode
yang benar dalam menyelesaikan soal yang dihadapi. Kemampuan oleh seorang
siswa dalam menyelesaikan segala permasalahan dalam matematika merupakan
modal yang besar untuk diterapkan dalam disiplin ilmu-ilmu yang lain, termasuk
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Uraian diatas menunjukkan bahwa matematika merupakan alat bantu yang
berfungsi bukan hanya untuk kepentingan matematika itu sendiri, tetapi juga
untuk memudahkan pemahaman mengenai konsep pada disiplin ilmu yang lain
seperti sains, sosial, bahasa, teknik dan sebagainya. Hal itu dilatarbelakangi oleh
suatu kenyataan bahwa banyak alat hitung canggih seperti kalkulator dan
komputer, namun semuanya tetap menggunakan konsep matematika dalam
mengoperasikan berbagai alat tersebut. Tanpa adanya konsep dan prinsip
matematika sebagai alat bantunya, alat-alat itu tidak mungkin dioperasikan, oleh
karena itu maka sangatlah penting bagi guru untuk meyakinkan siswa tentang
kegunaan belajar matematika disekolah. Salah satu tujuan pembelajaran
matematika adalah mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan-
perubahan keadaan dalam kehidupan dunia yang senantiasa berubah, melalui
latihan bertindak atas dasar pemikiran yang logis atau rasional, kritis dan cermat,
obyektif, kreatif, efektif dan perhitungan secara logis dan sintesis. Disamping itu,
peranan lain dari pengajaran metamatika adalah agar siswa mampu menggunakan
secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat berpikir
positif (positive thingking) dan berjiwa kreatif.
Salah satu fungsi matematika adalah untuk menanamkan daya nalar siswa
baik dilihat dari segi argumentasi maupun dari segi isi dan materi. Dengan
demikian mempelajari matematika merupakan kegiatan mental yang tinggi,
karena selalu belajar tentang hal-hal yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-
struktur atau konsep-konsep abstrak yang diberi simbol dan tersusun secara
hirarkis membentuk suatu sistem dengan penalaran yang deduktif dan induktif.
Salah satu konsep yang dikembangkan dalam aktivitas pembelajaran
matematika pada sekolah dasar khususnya kelas IV adalah pengenalan mengenai
bangun ruang. Obyek-obyek dan materi yang diajarkan pada sekolah dasar yang
berkaitan dengan bangun ruang seperti bola, tabung, kubus, balok, prisma, limas,
kerucut dan bidang banyak.
Didalam proses pembelajaran siswa sekolah dasar yang masih dalam tahap
operasi kongkret sangat sulit untuk menangkap sifat atau karakteristik khusus dari
kubus, seperti memiliki 6 buah bidang sisi yang berbentuk persegi. Untuk
pembelajaran geometeri ruang harus dimulai dari benda-benda yang kongkrit
seperti tempat kapur yang selalu tersedia didalam kelas, kerangka kubus, dan
benda-benda lainnya kebentuk-bentuk semi kongkret yang berupa gambar kubus
sehingga pada akhirnya siswa tersebut akan dapat memiliki pengetahuan tentang
kubus tersebut yang sudah bersifat abstrak yang ada didalam pikiran tiap-tiap
siswa.
Pemaparan diatas menunjukkan bahwa kemampuan menguasai konsep
bangun ruang adalah proses berpikir dengan mengikuti kaidah-kaidah yang dapat
menghasilkan yang benar, sehingga siswa terhindar dari berpikir secara keliru
yang menghasilkan kesimpulan yang salah. Sebaliknya siswa yang tidak
menguasai konsep bangun ruang, dalam penyelesaian suatu masalah sering hanya
mencoba tanpa memperhatikan secara cermat segala kaidah-kaidah yang berkaitan
konsep tersebut.
Kendala yang ditemukan dari hasil pengamatan dan pengalaman bagi siswa
kelas IV SDN .............. Kecamatan .................. Kabupaten ............... adalah
dalam menguasai konsep dasar mengenai bangun ruang masih rendah. Hal ini
tercermin dari 37 orang siswa, yang mampu membedakan jenis bangun ruang
dengan benar yaitu 46 % atau 17 orang, sedangkan yang belum mampu
membedakan dengan benar beberapa jenis bangun ruang adalah 54 % atau 20
siswa. Siswa yang mampu yang dalam menentukan dan menjumlahkan sisi-sisi
pada bangun ruang sebanyak 68 % atau 25 orang, sedangkan sisanya 32 % atau 12
orang, belum mampu menentukan dan menjumlah sisi yang terdapat pada bangun
ruang. Demikian halnya pengetahuan siswa tentang rusuk dari bangun ruang,
yaitu hanya 37 % atau 14 orang dari jumlah siswa memiliki pengetahuan yang
memadai, sedangkan sebesar 63 % atau 23 orang siswa belum mampu menguasai
tentang rusuk dari bangun ruang.
Secara keseluruhan bahwa penguasaan siswa kelas IV SDN ................
Kecamatan ................ Kabupaten ................. terhadap konsep materi bangun
ruang masih sangat rendah. Dari 37 orang siswa, sebanyak 54 % atau 20 orang
masih mengalami kesulitan dengan tingkat penguasaan yang rendah, sedangkan
sebanyak 46 % atau 17 orang mempunyai tingkat penguasaan tinggi.
Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep bangun ruang
diperlukan berbagai upaya oleh guru antara lain dengan cara membimbing siswa
yang mengalami kesulitan dengan menggunakan teknik fading. Teknik ini pada
hakekatnya membentuk perilaku yang diharapkan, kemudian secara berangsur-
angsur bantuan tersebut makin dikurangi, sehingga akhirnya anak mampu
melakukan perilaku yang diharapkan tanpa bantuan guru atau orang lain.
Mempertimbangkan keadaan-keadaan yang dipaparkan diatas, maka penulis
ingin mengembangkan suatu penelitian tindakan kelas dengan rumusan :
Meningkatkan Penguasaan Siswa tentang Konsep Bangun Ruang Melalui
Penggunaan Teknik Fading pada Siswa Kelas IV SDN SDN ................
Kecamatan ................ Kabupaten ..................
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus permasalahan yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran
ini maka dirumuskan permasalahan penelitian yaitu bagaimana cara penggunaan
teknik fading dalam rangka meningkatkan penguasaan siswa kelas IV SDN
SDN ................ Kecamatan ................ Kabupaten ................. pada konsep
Bangun Ruang.
C. Tujuan Perbaikan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
kelas IV SDN ................. Kecamatan ............... Kabupaten ............ pada Konsep
Bangun Ruang melalui penggunaan teknik fading.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
a. Dengan penelitian ini guru dapat mengetahui serta mendapatkan pengalaman
langsung dalam menyelesaikan masalah tentang bagaimana meningkatkan
konsep khususnya bangun ruang.
b. Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk meningkatkan penguasaan konsep
bangun ruang
c. Dapat memberikan nilai tambah atau kontribusi positif, sehingga dapat
memperbaiki dan meningkatkan mutu siswa dalam kegiatan pembelajaran
matematika
d. Mengimplementasikan peranan bimbingan konseling sebagai salah satu
komponen sistem pendidikan disekolah dasar melalui penerapan teknik
fading pada kegiatan pembelajaran matematika khususnya konsep bangun
ruang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penguasaan Siswa tentang Bangun Ruang melalui Belajar Konsep
Dalam aktivitas belajar konsep siswa mengadakan abstraksi terhadap obyek-
obyek yang meliputi benda, kejadian, dari aspek tertentu saja. Obyek konsep tidak
ditinjau secara detail, tetapi aspek tertentu seolah-olah diangkat tersendiri.
Misalnya pada sebuah kubus yang hanya ditinjau dari segi sisi, titik sudut, dan
rusuk. Kemudian pada bangun ruang lain seperti balok juga ditemukan sisi, titik
sudut, dan rusuk saja. Akhirnya terbentuklah suatu pengertian abstrak sisi, sudut
dan rusuk atau sejumlah obyek yang memiliki ciri yang sama. Uraian dan contoh
ini tentang belajar konsep sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh W.S.
Winkel (1989 : 81) yaitu :
Belajar konsep merupakan salah satu cara belajar dengan pemahaman dan
kerap dinamakan consept formation. Ciri khas dari belajar konsep yang
diperoleh dari pengertian ini adalah hasil belajar dalam bentuk skema
konseptual yaitu suatu keseluruhan kognitif yang mencakupi ciri khas yang
terkandung dalam suatu pengertian. Kalau beberapa ciri diketahui sehingga
dapat ditentukan pengertian manakah yang dimaksud, ciri-ciri yang lain,
dengan sendirinya juga dikeathui.
Uraian diatas mengandung makna bahwa orang yang memiliki suatu
pengertian mencakupi sejumlah ciri yang terdapat bersama-sama dan bergabung
dalam suatu stuktur, struktur inilah yang disebut dengan skema konseptual.
Konsep dapat dihubungkan satu sama lain dikombinasikan dengan yang lain
sehingga lahirlah kaidah. Misalnya keliling persegi panjang = 2 kali panjang
ditambah 2 kali lebar, luas segitiga = alas x ½ tinggi dan luas = panjang kali lebar.
Kaidah-kaidah itu menghubung-hubungkan pengertian luas, segitiga, persegi
panjang, alas, tinggi dan keliling dan mengungkapkan relasi yang terdapat
diantara konsep-konsep itu. Selanjutnya W.S Winkel (1989 : 83) bahwa :
Kaidah sangat berguna dalam memecahkan problema. Misalnya, terdapat problema sebagai berikut : Suatu bidang tanah mempunyai luas 7560 m2, panjangnya ialah 90 meter. Tanah itu akan dipagari dengan memakai kawat berduri. Tetapi yang harus dipagari hanya tiga sisi saja, karena pada sisi panjang yang satu telah dipagari tembok. Berapa meter kawat berduri yang dibutuhkan ? Problem itu dapat dipecahkan dengan menggunakan kaidah luas empat persegi panjang ialah alas x tinggi dan keliling persegi panjang ialah 2 x panjang + 2 x lebar.
Bangun ruang sebagai salah satu konsep matematika yang diajarkan pada
sekolah dasar khusus di Kelas IV penting dipahami oleh siswa. Adapun
pengertian bangun ruang dikemukakan oleh Roy Holands (2000 : 8) yaitu : “Cara
dimana bahan disusun untuk membentuk suatu benda. Bila susunan untuk bangun
itu, seperti dalam persegi, bangun kubus atau tabung” Sedangkan Dikdasmen
(2003 : 1) mengemukakan bahwa : “Suatu bangun disebut bangun ruang apabila
titik-titik yang membentuk bangun itu tidak semuanya terletak pada satu bidang
yang sama”.
Untuk jelasnya mengenai klasifikasi konsep bangun ruang ini akan diuraikan
sebagai berikut :
1. Pengenalan bola
Bola adalah bangun ruang yang tiga dimensi yang memiliki ciri-ciri yaitu
bila bangun setengah lingkaran diputar sejauh 3600 pada garis tengahnya maka
diperoleh bangun ruang bola. Permukaan bola disebut juga bidang bola. Ruas
garis yang melalui pusat bola dan terakhir pada bidang bola disebut garis tengah.
AB = garis tengah titik A dan B dinamakan titik diameter seperti gambar berikut
ini.
A P
B
2. Tabung atau Selinder
Tabung atau selinder adalah bangun yang terdiri dari tiga sisi yaitu sisi atas
(berupa daerah lingkaran), sisi alas berupa (berupa daerah lingkaran) dan sisi
tegak (berupa bidang lengkung) dan sisi tegak ini biasa disebut selimut tabung.
Untuk jelasnya seperti gambar berikut ini :
A
Tabung B
C
Keterangan gambar
A = sisi atas (berupa daerah lingkaran)
B = sisi tegak (berupa bidang lengkung)
C = sisi alas berupa (berupa daerah lingkaran)
3. Pengenalan Kubus
Kubus adalah prima tegak lurus semua sisinya dibatasi oleh persegi dengan
ciri-ciri memiliki titik sudut, rusuk dan sisi (bidang sisi), seperti gambar berikut :
Titik sudut
rusuk
sisi (bidang sisi)4. Pengenalan Balok
Balok adalah suatu bangun ruang dengan ciri-ciri yaitu merupakan bangun
ruang yang tertutup sederhana, terbentuk dari tiga pasang daerah persegi panjang
yang sejajar dan kongruen dan daerah itu disebut sisi, dan memiliki bagian-bagian
seperti titik sudut, rusuk dan sisi, seperti gambar berikut :
Bidang sisi
Titik sudut
rusuk
Berdasarkan sebagai bentuk diatas, maka pada hakekatnya bangun ruang
adalah kumpulan dari berbagai titik. Hal ini sejalan dengan pernyataan Travers
dkk (1987 : 1). Bangun ruang adalah “Suatu bentuk, cara yang diterapkan dalam
sistem matematika yang terbentuk dari kumpulan titik-titik dalam lingkungan
yang berdimensi tiga”. Hal ini dipertegas oleh Roy Hollands, (2000 : 131 ) yaitu :
“Jika suatu bangun tidak seluruhnya terletak dalam bidang, maka bangun itu
disebut bangun ruang.
Pemahaman siswa mengenai bangun ruang ini sangat bervariasi. Hal ini
disebabkan karena penangkapan daya bayang ruang membutuhkan proses analisa
matematik yang tinggi, maka hanya orang yang berbakat matematika saja yang
dengan mudah menangkap pengertian ruang.
Oleh karena itu perlu adanya pengenalan atau pemahaman penguasaan
konsep tentang bangun ruang bagi anak SD terutama untuk anak yang duduk
dikelas peralihan yaitu kelas IV.
B. Konsep Dasar Teknik Fading
a. Pengertian
Fading adalah pengubahan pengendalian stimulus terhadap suatu respon
secara bertahap, akhirnya respon tersebut muncul karena diubah secara parsial
atau stimulus baru yang secara lengkap. Menurut Garry Martin (1998 : 123)
bahwa : “Prosedur fading dapat digunakan dalam banyak situasi belajar terutama
dalam program bagi anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental atau
autis”. Dalam penelitian ini prosedur fading digunakan untuk membantu siswa
yang lamban penguasaan konsep bangun ruang dalam pembelajaran matematika.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefktifan Teknik Fading
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan penggunaan teknik
fading ini menurut Garry Martin (1998 : 128) adalah : “(1) pemilihan target
perilaku yang akan dikontrol oleh stimulus, (2) pemilihan permulaan
pengendalian stimulus, (3) pemilihan langkah-langkah fading”.
Pemilihan target perilaku merupakan langkah awal yang dilakukan dalam
menerapkan teknik fading dalam suatu pengubahan perilaku. Sangat penting
menyeleksi target stimulus (stimulus yang diinginkan untuk mengendalikan
tingkah laku), sehingga terjadi respons karena stimulus tertentu yang mungkin
terpelihara di lingkungan alami. Namun banyak juga faktor fading yang membuat
kesalahan, sehingga terjadi penghentian dalam suatu target stimulus bagi diri
siswa. Oleh karena itu, adalah penting untuk menyeleksi stimulus awal yang
diyakini dapat membangkitkan perilaku yang diinginkan.
c. Penerapan Teknik Fading dalam Pembelajaran Bangun Ruang
Siswa yang mengalami kesulitan dalam penguasaan konsep bangun ruang
diberikan bantuan secara penuh dengan cara diberikan pias-pias bangun yang
sudah disediakan oleh guru, kemudian siswa dibantu dalam menempatkan pada
nama-nama bangun yang sesuai. Kegiatan ini dilakukan secara berulang sehingga
siswa dapat menguasai konsep bangun ruang.
Kemudian apabila para siswa memahami tentang materi yang diajarkan
maka secara bertahap bantuan dihilangkan satu persatu. Selanjutnya membiarkan
siswa untuk melakukan secara mandiri. Pada akhirnya siswa diharapkan sudah
dapat mengenal dan menuliskan nama bangun ruang sesuai dengan skema bangun
ruang yang disediakan guru dan apabila siswa berhasil maka guru memberikan
reinforcement.
Berdasarkan uraian teoritis diatas maka yang dimaksudkan dengan teknik
fading dalam penelitian ini adalah suatu metode yang digunakan untuk mengubah
perilaku siswa yang digunakan untuk mempertahankan tingkah laku asli ketika
stimulus berubah, dan stimulus dilakukan secara hati-hati agar perilaku yang
diharapkan benar-benar dikuasai siswa, sehingga perubahan stimulus tidak mudah
untuk mempengaruhinya.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini adalah SDN SDN ................ Kecamatan ................
Kabupaten ..................
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 kali pertemuan
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang digunakan dalam PKP ini adalah mata pelajaran
matematika pada kelas IV SDN SDN ................ Kecamatan ................ Kabupaten
................. tahun pelajaran 20........./20.........
4. Kelas
Kelas yang ditindakan pada PKP ini adalah kelas IV
5. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa dalam penelitian ini yaitu berusia rata-rata 8 – 9 tahun
dengan jumlah siswa sebanyak 37 yang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 18
orang perempuan dengan kemampuan belajar yang bervariasi. Penelitian tindakan
kelas ini akan dilaksanakan pada siswa kelas IV semester 2 (dua) SDN ................
Kecamatan ................ Kabupaten ................. tahun pelajaran 20...../20........... yang
berjumlah 37 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 26 orang adalah siswa
kemampuan cukup dan 11 orang adalah siswa memiliki kemampuan rendah.
Siswa-siswa ini memiliki karakteristik tingkat penguasaan materi pelajaran yang
sangat bervariasi demikian juga latar belakang sosial mereka, dimana sebagian
besar adalah berasal dari golongan ekonomi lemah.
Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa perhatian mereka terhadap tugas yang
diberikan oleh guru masih minim, mereka jarang mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, terlambat memasukan tugas, dan sering terjadi mereka hanya
menyalin yang telah dikerkan oleh temannya. Khusus untuk materi bangun ruang
sebanyak 75 % dari 37 atau 28 orang siswa belum mampu membedakan antara
konsep rusuk sisi dan titik sudut. Oleh karen itu, usaha yang dilakukan oleh guru
untuk mengantisipasi kondisi ini agar tidak berlanjut secara terus menerus adalah
melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik fading.
B. Deskripsi Persiklus
1. Pelaksanaan Siklus 1
a. Tahap Perencanaan / Persiapan : Persiapan Penerapan Teknik Fading
1. Menyiapkan siswa yang akan dikenakan tindakan
2. Menyiapkan perangkat yang dipergunakan dalam pembelajaran seperti
skenario pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), dan media yang
digunakan
3. Menyiapkan chek list observasi dan menetapkan prosedur penilaian
berupa tes tertulis hasil belajar siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
Untuk penggunaan teknik fading selama proses pembelajaran dikelas
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pendahuluan berupa kegiatan apersepsi dan melaksanakan tes kemampuan
awal
2. Kegiatan inti menyajikan konsep bangun ruang yang diuraikan sebagai
berikut :
a. Memperkenalkan nama-nama tentang beberapa benda yang berbentuk
bangun ruang disekitar
b. Menjelaskan kepada siswa tentang konsep titik sudut, sisi atau bidang,
dan rusuk.
c. Siswa menyebutkan nama-nama benda, menunjukan titik sudut, sisi dan
rusuk dari bola, tabung, kubus dan balok
d. Tahap memberikan bantuan
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh sebagai berikut :
1. Siswa yang mengalami kesulitan dalam penguasaan konsep bangun ruang
diberikan pias bangun-bangun ruang yaitu kubus, balok, limas, prisma,
tabung, kerucut dan bola. Kemudian siswa menjiplak bangun yang ada serta
memasangkannya dengan nama bangun ruang yang sudah disediakan guru.
2. Guru memberikan bantuan sepenuhnya kepada siswa.
3. Guru mulai mengurangi bantuannya dan bahkan tidak memberikan bantuan
lagi, dan apabila siswa dapat melaksanakannya dengan baik guru langsung
memberikan reinforcement.
e. Melakukan evaluasi proses
3. Penutup
a. Menyimpulkan materi
b. Memberikan tugas kepada siswa sebagai tindak lanjut pembelajaran
C. Pemantauan dan Evaluasi / Monitoring Hasil
Dalam memantau pelaksanaan penelitian dibantu oleh teman sejawat. Tujuan
dilakukan monitoring adalah untuk mengevaluasi perkembangan yang terjadi
dengan adanya penelitian. Sasaran pengamatan adalah kemampuan guru dalam
menggunakan teknik fading dan penguasaan siswa tentang konsep bangun ruang
dalam pembelajaran yang terangkum dalam instrumen pengamatan. Khusus untuk
penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan dilakukan postes.
D. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini semua data yang diperoleh dari hasil penelitian dan evaluasi
dianalisis bersama antara pengamat dengan guru, secara kualitatif. Hasil analisis
digunakan untuk merefleksi diri dan seluruh proses kegiatan. Refleksi yang
digunakan adalah untuk mengetahui keberhasilan yang terjadi pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Hasil analisis dan refleksi dijadikan bahan acuan untuk
merencakan tindakan pembelajaran berikutnya proses pengelolaan data yang
diperoleh melalui lembar observasi tentang penilaian anak dari pengamatan
masing-masing dijumlah sesuai dengan aspek kriterianya. Dengan demikian
sasaran tindakan analisis dan refleksi adalah mengelompokan data yang telah
diperoleh melalui pengamatan, mengolah data memaparkan atau mendeskripsikan
data dan menyimpulkan atau memberikan makna terhadap data, untuk dilanjutkan
dengan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
2. Pelaksanaan Siklus 2
Melakukan tindakan perbaikan
Pelaksanaan siklus 2 didasarkan pada hasil refleksi siklus 1, dan intinya
adalah melakukan perbaikan tindakan (replanning), agar hasil yang diharap pada
siklus ini sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
3. Tahap Akhir
Tahap ini merupakan kegiatan akhir dari penelitian, dimana peneliti akan
merangkun seluruh data yang diperoleh selama proses kejadian, membahas dan
menyimpulkan hasil penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian ini adalah observasi untuk mengamati tentang perilaku
penggunaan teknik fading dan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi konsep bangun ruang. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dan teknik yang digunakan untuk mengolah data
adalah persentase (%) dengan rumus sebagai berikut :
Pr = x 100
Dimana : Pr = Persentase capaian
S = Jumlah skor yang dicapai
N = Skor ideal
Hasil perhitungan yang diperoleh berdasarkan persamaan diatas akan
diklasifikasikan pada rentang kualitas instrumen seperti pada tabel berikut :
Tabel 1 Kualitas Hasil Penelitian
Nomor
Rentang Presentase (%) Kualitas
1234
76 – 10050 – 75 20 – 49 0 – 19
Baik Cukup Kurang baik Tidak baik
(Arikunto, 1999 : 260)
N
S
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiklus
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN SDN ................
Kecamatan ................ Kabupaten ................. yang berjumlah 37 orang siswa pada
mata pelajaran matematika. Langkah awal yang dilakukan dalam melaksanakan
kegiatan penelitian ini adalah melakukan observasi terhadap kelas yang digunakan
sebagai subyek dalam penelitian, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan
rencana pembelajaran.
1. Hasil Pelaksanaan Siklus 1
a. Hasil observasi kemampuan guru dalam menggunakan teknik fading
berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru diperoleh data dari 9
aspek yang diamati sebagian besar kemampuan guru dalam menerapkan
teknik fading belum memadai.
Tabel 2 Data hasil pengamatan guru tentang kemampuan guru dalam menerapkan teknik fading pada materi bangun ruang tahap pertama dan kedua pada siklus 1
TahapKetercapaian Kualitas Setiap Butir
Tepat Cukup Tepat Kurang Cepat1 1 3 52 2 4 3
Data pada tabel 2 diatas menggambarkan secara riil bahwa dari 9 aspek yang
diamati pada tahap pertama ada 1 perilaku pemberian bantuan guru yang tepat
diberikan, 3 yang cukup tepat diberikan kepada siswa, dan 5 perilaku bantuan
guru yang kurang tepat diberikan kepada siswa. Kemudian untuk tahap kedua
pada siklus 1 ada 2 bantuan yang diberikan oleh guru tepat atau sesuai dengan
kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, ada 4 bantuan yang diberikan kepada
siswa cukup sesuai dengan kesulitan siswa dan 3 bantuan yang diberikan oleh
guru kurang tepat untuk memecahkan kesulitan siswa dalam mempelajari materi
bangun ruang.
b. Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Belajar Siswa
Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran maka dalam
penelitian juga dijaring data melalui kegiatan observasi dan hasil pengamatan.
Sasaran aktivitas belajar siswa pada siklus pertama ini mengenal beberapa jenis
gambar bangun ruang yang meliputi bola, tabung, balok dan kubus. Adapun hasil
pengamatan guru mitra berkaitan dengan penggunaan fading dalam aktivitas
belajar siswa seperti tabel berikut :
Tabel 3 Hasil Pengamatan guru mitra terhadap bantuan yang diberikan kepada siswa
Tahap
Jumlah yang diberikan bantuan
JumlahTidak diberikan bantuan
1 kali diberikan bantuan
2 kali diberikan bantuan
Lebih dari 2 kali diberikan
bantuan1 - 14 12 11 372 7 15 8 7 37
Berdasarkan data pada tabel 3 diatas diperoleh gambaran bahwa untuk tahap
1 memiliki 14 orang siswa yang diberikan bantuan sebanyak satu kali untuk
memahami materi pengenalan gambar bangun ruang, 12 orang siswa yang
diberikan bantuan sebanyak 2 kali baru dapat mengenal materi bangun dan ruang
dan 11 orang siswa yang diberikan bantuan lebih dari 2 kali baru dapat memahami
materi bangun ruang. Kemudian untuk tahap kedua pada siklus 1 ini ada 7 orang
siswa yang tidak diberikan bantuan untuk memahami materi bangun dan ruang,
ada 15 orang siswa yang diberikan bantuan 1 kali dapat memahami materi bangun
ruang, ada 15 orang siswa yang diberikan bantuan 1 kali dapat memahami materi
bangun ruang, ada 8 orang siswa yang diberikan bantuan 2 kali baru dapat
memahami materi bangun ruang dan 7 orang siswa yang diberikan bantuan
sebanyak lebih dari 2 kali baru dapat memahami materi bangun ruang. Dengan
secara umum bahwa kemampuan guru dalam menerapkan teknik fading pada
siklus 2 ini masih dominan berada pada tahap pemberian bantuan sebanyak 1 dan
2 kali, berarti siswa belum mandiri dalam mempelajari materi dan lebih banyak
bergantung kepada bantuan guru.
c. Interprestasi hasil belajar
Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam penerapan teknik fading
maka peneliti melakukan tes hasil belajar siswa. Adapun hasil pengolahan
terhadap hasil belajar siswa ini tercantum pada lampiran 8, yang diringkas sebagai
berikut :
Tabel 4 Interpretasi Hasil Belajar Siswa
Nomor
Rentang Presentase (%)
Jumlah Siswa Presentase (%) Kualitas
1234
76 – 10050 – 7520 – 490 – 19
42112-
10.856.832.4
-
Baik Cukup Kurang baikTidak baik
Jumlah 37 100
Data pada tabel 4 diatas menunjukkan bahwa secara umum distribusi hasil
belajar siswa terdapat 4 orang siswa yang memiliki daya serap antara 76% -
100%, terdapat 21 orang memiliki daya serap antar 50% - 75% dengan kualitas
cukup dan 12 orang memiliki daya serap antara 20% - 49% dengan kualitas yang
kurang baik.
Memperhatikan hasil pengolahan data tentang kemampuan guru dalam
menerapkan teknik fading, hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan
hasil capaian daya serap siswa diperoleh gambaran bahwa secara umum bahwa
penerapan teknik fading untuk 37 orang pada materi bangun ruang belum
memadai. Hal ini dapat dilihat dari hasil capaian analisis data dan informasi yang
diperoleh melalui guru pengamat bahwa secara keseluruhan berada pada taraf
kualitas yang belum optimal.
2. Hasil Pelaksanaan Siklus 2
Setelah dilakukan kajian kembali data dan informasi hasil pengamatan guru
mitra ternyata dalam penerapan teknik fading untuk siklus 1 masih ditemukan
beberapa faktor yang belum menunjukan hasil yang optimal baik dari segi
kemampuan guru maupun aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk kemampuan
guru hampir secara keseluruhan berada pada kualitas cukup dan demikian pula
aktivitas belajar siswa masih lebih dominan diberi bantuan oleh guru. Dalam
rangka meningkatkan hasil belajar siswa maka peneliti bersama guru mitra
melakukan penyusunan kembali rencana pembelajaran pada siklus 2 dengan
mengacu dan memperhatikan segala kekurangan hasil yang diperoleh pada siklus
pertama.
a. Hasil pengamatan kemampuan guru dalam menerapkan teknik fading
Sesuai hasil pengamatan guru mitra menunjukkan bahwa sebagian besar
kemampuan guru dalam menerapkan teknik fading telah memadai, pada tabel
berikut ini :
Tabel 5 Data Hasil Pengamatan guru mitra tentang kemampuan guru dalam menerapkan teknik fading pada tahap 2 dan 3 untuk siklus 2
Tahap Ketercapaian Kualitas Setiap Butir
Tepat Cukup Kurang 1 4 5 -2 7 2 -
Data pada tabel 5 diatas menggambarkan untuk tahap 3 dan 4 aspek
pemberian bantuan guru yang telah dilakukan secara tepat, ada 5 jenis bantuan
yang diberikan dengan kualitas cukup tepat. Pada tahap 4 dan 7 bantuan yang
diberikan oleh guru telah dilakukan secara tepat dan sesuai dengan masalah yang
dihadapi oleh siswa dan ada 2 jenis bantuan yang diberikan oleh guru dengan
kualitas cukup tepat dengan masalah yang dihadapi oleh siswa.
b. Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Belajar Siswa
Sesuai data hasil pengamatan guru mitra terhadap aktivitas belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung yang terakumulasi seperti pada sebagai
berikut :
Tabel 6 Hasil Pengamatan guru mitra terhadap bantuan yang diberikan kepada siswa
Tahap
Jumlah yang diberikan bantuan
JumlahTidak diberikan bantuan
1 kali diberikan bantuan
2 kali diberikan bantuan
Lebih dari 2 kali diberikan
bantuan1 21 9 4 3 372 30 5 2 - 37
Data tabel 6 diatas diperoleh gambaran bahwa untuk tahap 3 terdapat 21
orang siswa yang tidak diberikan bantuan oleh guru dalam memahami materi
bangun ruang, 9 orang siswa yang diberikan bantuan oleh guru sebanyak 1 kali
dapat memahami materi bangun ruang dan 3 orang siswa yang masih diberikan
bantuan sebanyak lebih dari 2 kali baru dapat memahami materi bangun ruang.
Kemudian untuk tahap 4 sebanyak 30 orang siswa yang telah mampu secara
mandiri mengejerkan tugas yang diberikan oleh guru atau tanpa bantuan guru, 5
orang siswa yang masih diberikan bantuan satu kali oleh guru untuk memahami
materi yang diajarkan dan 2 orang siswa yang diberikan bantuan sebanyak 2 kali
baru dapat memahami dan mengerjakan materi bangun ruang.
c. Interpretasi hasil belajar siswa
Tes hasil belajar siswa untuk siklus 2 diringkas pada tabel sebagai berikut :
Tabel 7 Interpretasi Hasil Belajar Siswa
Nomor
Rentang Presentase (%)
Jumlah Siswa Presentase (%) Kualitas
1234
76 – 10050 – 7520 – 490 – 19
2710--
7327--
Baik Cukup
Jumlah 37 100
Data pada tabel 7 diatas menunjukkan bahwa secara umum distribusi hasil
belajar siswa 27 orang memiliki daya serap antara 75% - 100% dengan kualitas
baik dan 10 orang memiliki daya serap antara 55% - 75% dengan kualitas yang
cukup.
B. Pembahasan Setiap Siklus
Materi bangun ruang sangat bersentuhan dengan perkembangan lingkungan
siswa dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi saat ini. Oleh karena itu,
pembelajaran materi bangun ruang ini merupakan elemen dasar bagi siswa untuk
mengenal berbagai benda yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
dengan demikian maka penerapan prinsip-prinsip pembelajaran yang konten
dengan kehidupan dan permasalahan siswa adalah sesuatu yang mutlak
diperlukan. Sehubungan dengan pemaparan diatas untuk setiap siklus akan
disajikan sebagai berikut :
1. Pembahasan Hasil Pengamatan tentang Bantuan Guru dalam menerapkan teknik fading pada siklus 1
Hasil pengamatan guru menggambarkan bahwa rata-rata kualitas
kemampuan guru dalam menerapakn teknik fading masih pada taraf dengan
kualitas yang cukup tepat. Hasil ini belum memadai karena secara keseluruhan
aspek yang diamati memiliki kriteria kualitas yang cukup dan kurang.
2. Hasil Pembelajaran pada Siklus 2
Hasil yang telah diperoleh pada siklus 1 ditindaklanjuti oleh peneliti dengan
terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan guru mitra, guna menempuh
langkah dan prosedur yang tepat untuk pelaksanaan siklus 2. Setelah dilakukan
kajian terhadap hasil dari siklus pertama, maka untuk pelaksanaan siklus 2
dilakukan beberapa revisi terhadap program pembelajaran, pemfokusan perhatian
guru dalam interaksi pembelajaran pada aspek yang dianggap belum memadai
pada siklus 1. Mengenai hasil kemampuan guru dalam menerapkan teknik fading
diperoleh dengan yang tepat bantuan yang diberikan oleh guru kepada siswa yang
mengalami kesulitan. Hasil ini menunjukkan bahwa ada peningkatan yang
signifikan antara hasil yang dicapai pada siklus 2 bila dibandingkan hasil belajar
siswa pada siklus 1.
Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu hipotesis yang berbunyi bila mata
materi bangun ruang diajarkan dengan menggunakan teknik fading maka hasil
belajar siswa akan meningkat telah terbukti. Dengan demikian bahwa penerapan
teknik fading yang baik juga akan mengakibatkan hasil belajar yang baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sesuai dengan pengelolaan pembelajaran pada siklus 1 dan 2 dalam
penelitian ini maka dapat disimpulkan yaitu :
a. Kemampuan guru dalam menerapkan teknik fading pada siklus 2 memiliki
kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan siklus 1
b. Keterampilan belajar yang dicapai siswa selama kegiatan siklus 2 juga
mengalami pengurangan bantuan yang diberikan oleh guru karena sebagian
siswa telah mampu dilepas untuk belajar secara mandiri. Kemudian hasil
belajar siswa secara umum ditinjau dari rata-rata daya serap hasil belajar
yang baik sebesar 80% dengan demikian terjadi peningkatan jumlah siswa
yang berkualitas baik
B. Saran
a. Bagi Guru yang memilih teknik fading dalam kegiatan pembelajaran perlu
bersikap sabar, karena metode ini memerlukan ketekunan dalam
penerapannya
b. Disarankan kepada guru kiranya dapat menggunakan teknik fading dalam
mengelola pembelajaran disekolah karena secara prinsipil teknik ini mampu
membudayakan siswa sebagai warga belajar dan memberikan kesempatan
yang luas kepada siswa untuk belajar mengalami apa yang diamati dan
dirasakan bukan hanya menerapkan teori semata.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi.1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Dikdasmen. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi. Jakarta. Depdikbud
Joko Sugiarto. 1995. Terampil Berhitung Matematika, untuk Sekolah Dasar Kelas 3 Kuruikulum. 1994 Suplemen 1999. Jakarta. Erlangga.
Jusuf Husain. 2001. Teknik-Teknik Pengubahan Tingkah Laku Siswa. (Bahan Ajar). IKIP Negeri Gorontalo
Negoro, S.T. dan B. Harahap. 1998. Ensiklopedia Matematika. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Purwanto, Ngalim.1991. Prinsip-prinsip dan teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Roy Hollands. 2000. Kamus Matematika. Jakarta Depdikbud
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfa Beta.
Suharman Handoyo. 2000. Geometri. Jogyakarta. PPPG Matematika
Winkel. W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta. PT. Gramedia.
Lampiran 1Hasil pengamatan kemampuan guru dalam menggunakan teknik fading pada siklus 1
Mata Pelajaran : Matematika Pokok Materi : Bangun Ruang Kelas/Semester : IV / II
Tahap Aspek yang diamatiKriteria
TepatCukup tepat
Kurang tepat
Awal
Mengidentifikasi tingkah laku atau masalah yang akan diberikan bantuan
√
Mengidentifikasi tingkah laku penyebab timbulnya masalah
√
Menyusun strategi pemecahan √
Pemberian bantuan
Membantu siswa dalam mengenal benda bangun ruang
√
Membantu siswa dalam menunjukkan bidang sisi pada benda bangun ruang jenis bola
√
Membantu siswa dalam menentukan bidang sisi untuk bangun ruang tabung
√
Membantu siswa dalam mengenal bidang sisi titik sudut dan rusuk untuk bangun ruang jenis balok
√
Membantu siswa dalam menentukan bidang sisi titik sudut dan rusuk untuk bangun ruang kubus
√
Memberikan penguatan √Jumlah 2 4 3
................., .............. 20...........
MERLIN GANI, S.PdNIP.
Lampiran 2Hasil pengamatan kemampuan guru dalam menggunakan teknik fading pada siklus 2
Mata Pelajaran : Matematika Pokok Materi : Bangun Ruang Kelas/Semester : IV / II
Tahap Aspek yang diamatiKriteria
TepatCukup tepat
Kurang tepat
Awal
Mengidentifikasi tingkah laku atau masalah yang akan diberikan bantuan
√
Mengidentifikasi tingkah laku penyebab timbulnya masalah
√
Menyusun strategi pemecahan √
Pemberian bantuan
Membantu siswa dalam mengenal benda bangun ruang
√
Membantu siswa dalam menunjukkan bidang sisi pada benda bangun ruang jenis bola
√
Membantu siswa dalam menentukan bidang sisi untuk bangun ruang tabung
√
Membantu siswa dalam mengenal bidang sisi titik sudut dan rusuk untuk bangun ruang jenis balok
√
Membantu siswa dalam menentukan bidang sisi titik sudut dan rusuk untuk bangun ruang kubus
√
Memberikan penguatan √Jumlah 7 2
....................., Mei 20...............
MERLIN GANI, S.PdNIP.
Lampiran 3Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1
Nomor Nama SiswaNilai Daya Serap
Kualitas Penguasaan
1 Abd. Rahman Idris 7,8 78 Cukup 2 Amir Nabutu 5,8 58 Kurang 3 Andika Prasetya 6,8 68 Kurang 4 Fauzan Mahajia 6,8 68 Kurang 5 Marten Akuba 4,8 48 Kurang 6 Mitun Mahmud 5,4 54 Kurang 7 Ibrahim Hamzah 6,1 61 Kurang 8 Rahmat Ibrahim 6,1 61 Kurang 9 Rizki Al Karim 5,6 56 Kurang 10 Zulfikri Dunggio 5,6 56 Kurang 11 Yongki Mohamad 6,4 64 Kurang 12 Yandres Lihawa 5,8 58 Kurang 13 Andriyanto Muslim 5,8 58 Kurang 14 Rizal Mauda 7,2 72 Cukup 15 Rahmad Kobi 5,9 59 Cukup 16 Santo Moso 6,1 61 Cukup 17 Renal Thalib 6,2 62 Cukup 18 Rais Kilo 7,1 71 Cukup 19 Hidayat Lika 7,4 74 Cukup 20 Diba S. Angio 6,9 69 Cukup 21 Febrianti Hidia 5,3 53 Cukup 22 Ferawati Idris 5,4 54 Cukup 23 Irawati P. Mamu 8,1 81 Baik 24 Maryam Manyoe 7,4 74 Cukup 25 Maryam Pakaya 8,0 80 Baik 26 Mita Huljanah 7,5 75 Cukup 27 Nelwan Tomingo 7,8 78 Baik 28 Olvia S. Muda 6,7 67 Cukup 29 Selvi Hanapi 6,6 66 Cukup 30 Sindi Mohamad 7,1 71 Cukup 31 Sitti Nur Ain Mahmud 6,8 68 Cukup 32 Sri Desi Panu 6,7 67 Cukup 33 Suwirda Husain 6,8 68 Cukup 34 Susanti Suleman 6,9 69 Cukup 35 Sitriyanti Manta 7,1 71 Cukup 36 Sri Amelia Kadir 7,6 76 Baik 37 Windi Lihawa 0,5 5 Cukup
Rata-rata 6,4 64,3 CukupMengetahui
Kepala Sekolah Supervisor Mahasiswa
MERLIN GANI.S.Pd DEWI KIARA, S.Pd ARIL ARBINIP. NIP. 19660820 199202 2 008 NIM. 814 619 487
Lampiran 4Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2
Nomor Nama SiswaNilai Daya Serap
Kualitas Penguasaan
1 Abd. Rahman Idris 7,1 71 Cukup 2 Amir Nabutu 7,1 71 Cukup 3 Andika Prasetya 8,1 81 Baik 4 Fauzan Mahajia 8,1 81 Baik5 Marten Akuba 7,9 79 Baik6 Mitun Mahmud 6,8 68 Cukup 7 Ibrahim Hamzah 7,4 74 Cukup8 Rahmat Ibrahim 7,4 74 Cukup9 Rizki Al Karim 6,9 69 Cukup10 Zulfikri Dunggio 6,9 69 Cukup 11 Yongki Mohamad 7,7 77 Baik 12 Yandres Lihawa 7,1 71 Cukup 13 Andriyanto Muslim 7,1 71 Cukup14 Rizal Mauda 8,5 85 Baik15 Rahmad Kobi 7,2 72 Cukup16 Santo Moso 7,4 74 Cukup17 Renal Thalib 8,1 81 Baik 18 Rais Kilo 8,4 84 Baik19 Hidayat Lika 8,7 87 Baik20 Diba S. Angio 8,2 82 Baik 21 Febrianti Hidia 7,6 76 Baik22 Ferawati Idris 7,6 76 Baik23 Irawati P. Mamu 9 90 Baik 24 Maryam Manyoe 8,7 87 Baik25 Maryam Pakaya 9,3 93 Baik26 Mita Huljanah 8,8 88 Baik 27 Nelwan Tomingo 9,1 91 Baik28 Olvia S. Muda 8 80 Baik29 Selvi Hanapi 7,9 79 Baik 30 Sindi Mohamad 8,4 84 Baik31 Sitti Nur Ain Mahmud 8,1 81 Baik32 Sri Desi Panu 8,2 82 Baik 33 Suwirda Husain 8,1 81 Baik34 Susanti Suleman 8,2 82 Baik35 Sitriyanti Manta 8,4 84 Baik 36 Sri Amelia Kadir 8,3 83 Baik37 Windi Lihawa 8,4 84 Baik
Rata-rata 8 80 Baik Mengetahui
Kepala Sekolah Supervisor Mahasiswa
MERLIN GANI.S.Pd DEWI KIARA, S.Pd ARIL ARBINIP. NIP. 19660820 199202 2 008 NIM. 814 619 487
Lampiran 5Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1
Nama Sekolah : SDN 2 PoliaMata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV/IILokasi Waktu : 1 x 35 menit
A. Kompotensi Dasar : Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana
B. Hasil Belajar : Siswa dapat menyelidiki sifat-sifat bangun ruang
C. Indikator : Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang D. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal - Berdoa - Mengecek kehadiran siswa - Apersepsi “Menyanyikan lagu bangun datar”- Tanya jawab tentang lagu yang dinyanyikan
2. Kegiatan Inti- Menyimak informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan - Mengamati benda dilingkungan - Pembagian lembar kerja siswa secara kelompok - Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang- Menggambar bangun ruang- Mendiskusikan hasil kerja kelompok- Melaporkan hasil kerja kelompok- Kesimpulan
3. Kegiatan Akhir - Menyimak pesan-pesan moral- Pemajangan - Refleksi
4. Sarana dan Sumber Belajar 1. Gambar bangun-bangun ruang2. Buku pelajaran Matematika kelas IV Hal. 130 – 131
5. Evaluasi 1. Penilaian proses
a. Jenis Penilaian : Laporan tertulis b. Bentuk penilaian tertulis
2. Penilaian hasil a. Jenis penilaian : tes hasil belajarb. Bentuk penilaian : tertulis
Gorontalo, Juni 20.........
MengetahuiKepala Sekolah Supervisor Mahasiswa
................................... ........................................ ....................................NIP. NIP. ............................... NIM. .....................
Lampiran 6Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
Nama Sekolah : SDN 2 PoliaMata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV/IILokasi Waktu : 1 x 35 menit
A. Kompotensi Dasar : Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana
B. Hasil Belajar : Siswa dapat menyelidiki sifat-sifat bangun ruang
C. Indikator : Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang
D. Tujuan Perbaikan : Siswa dapat menggambar bangun-bangun ruang
1. Kegiatan Awal - Berdoa - Mengecek kehadiran siswa - Apersepsi “Menyanyikan lagu bangun datar”- Tanya jawab tentang lagu yang dinyanyikan
2. Kegiatan Inti- Menyimak informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan - Mengamati benda dilingkungan - Pembagian lembar kerja siswa secara kelompok - Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang- Menggambar bangun ruang- Mendiskusikan hasil kerja kelompok- Melaporkan hasil kerja kelompok- Kesimpulan
3. Kegiatan Akhir - Menyimak pesan-pesan moral- Pemajangan - Refleksi
4. Sarana dan Sumber Belajar 1. Gambar bangun-bangun ruang2. Buku pelajaran Matematika kelas IV Hal. 130 – 131
5. Evaluasi 1. Penilaian proses
a. Jenis Penilaian : Laporan tertulis b. Bentuk penilaian tertulis
2. Penilaian hasil a. Jenis penilaian : tes hasil belajarb. Bentuk penilaian : tertulis
Gorontalo, Juni 20..............
MengetahuiKepala Sekolah Supervisor Mahasiswa
................................... ........................................ ...................................NIP. NIP. ...................................... NIM. .............
Kesediaan Sebagai Teman Sejawat dalam
Penyelenggaraan PKP
Kepada
Kepala UPBJJ Gorontalo
Di Gorontalo
Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa :
Nama : MERLIN GANI,S.Pd
NIP. :
Tempat Mengajar : SDN 2 Polia Kec. Botumoputi
Alamat Sekolah : Desa Polia Kec. Botumoputi
Telp : -
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam
pelaksanaan PKP atas nama :
Nama : ARIL ARBI
NIM : 814 619 487
Program Studi : S-1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN 2 Polia Kec. Botumoputi
Alamat Sekolah : Desa Polia Kec. Botumoputi
Telp : -
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
..................., .............. 20............Mengetahui
Kepala Sekolah Teman Sejawat
.................................. ........................................NIP........................... NIP. ..............................
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa :
Nama : ...........................
NIM : ..............................
UPBJJ/UT : .............................
Menyatakan bahwa :
Nama : ...............................
NIP : ....................................
Tempat Mengajar : SDN ..............................
Guru Kelas : III
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran, yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4501 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
......................., ............. 20..........Yang membuat Pernyataan
Teman Sejawat Mahasiswa,
.......................................... ...............................NIP. ................................. NIM. .........................
Top Related