Download - LP Papsmear

Transcript

KEPERAWATAN MATERNITAS PROGRAM PROFESI NERS

Asuhan Keperawatan di Puskesmas Taman Bacaan (2126 Juli 2014)

Palembang

Oleh :

LINDA PITRIA PEBRIANA, S.Kep

04064891315022PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

A. PENGERTIAN

Pap Smear atau pap test merupakan metode screening ginekologi merupakan pemeriksaan ginekologi menggunakan alat yang dinamakan speculum dan biasa dilakukan oleh dokter kandungan. Pap Smear ini dilakukan untuk mendeteksi dini adanya human papiloma virus atau atau sel karsinoma penyebab kanker leher rahim.

Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana untuk mengecek leher rahim guna memastikan leher rahim dalam keadaan sehat (Hidayat, 2008). Pap smear merupakan salah satu pemeriksaan untuk mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang bersifat prekanker pada daerah leher rahim (Nada, 2009). Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker (Rasjidi, Irwanto, Sulistyanto, 2010).

B. Definisi Kanker Serviks

Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara uterus dengan vagina (Diananda, 2009).Penyebab langsung dari kanker serviks belum diketahui (Mardjikoen, 2007). Namun HPV (Human papilomavirus) dapat ditemukan pada 85-90% lesi pra-kanker dan neoplasma invasif (Crum, Lester, & Cotran, 2007).

C. Faktor Risiko Kanker Serviks

Meskipun banyak wanita mengandung HPV, hanya sebagian yang menderita kanker serviks. Ini mengisyaratkan bahwa faktor lain berperan pada risiko kanker. Faktor risiko penting terjadinya kanker invasif pada serviks adalah usia dini saat mulai berhubungan kelamin (di bawah usia 16 tahun), memiliki banyak pasangan seksual, pasangan seksual memiliki riwayat banyak memiliki pasangan seksual, merokok, imunodefisiensi eksogen atau endogen, dan infeksi persisten oleh HPV risiko tinggi (Crum, Lester, & Cotran, 2007).Insidensi karsinoma in situ meningkat sekitar lima kali lipat pada perempuan yang terinfeksi oleh virus imunodefisensi manusia jika dibandingkan dengan kontrol (Crum, Lester, & Cotran, 2007). Wanita perokok memiliki risiko dua kali lipat terhadap kanker serviks dibandingkan dengan wanita bukan perokok (Dalimartha, 2004). Bahan karsinogenik spesifik dari tembakau seperti nikotin dijumpai dalam lendir serviks wanita perokok. Bahan ini dapat merusak DNA sel epitel skuamosa dan bersama dengan infeksi HPV mencetuskan transformasi malignansi (Edianto, 2006).Kanker serviks jarang ditemukan pada perawan dan pada wanita yang pasangan seksualnya telah disirkumsisi. Insideni kanker serviks lebih tinggi pada mereka yang menikah daripada yang tidak menikah dan pada wanita dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Selain itu insidensinya juga meningkat dengan tingginya paritas, apa lagi bila jarak persalinan terlampau dekat (Mardjikoen, 2007).Resiko noninvasif dan invasif kanker serviks telah menunjukkan hubungan dengan pemakaian kontrasepsi oral. Namun, penemuan ini hasilnya tidak selalu konsisten dan tidak semua studi dapat membenarkan perkiraan risiko ini.Beberapa studi yang lebih lanjut memerlukan konfirmasi atau menyangkal observasi mengenai kontrasepsi oral ini (Rasjidi, Irwanto, & Wicaksono, 2008). Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (Diananda, 2009).

D. KELOMPOK YANG HARUS MELAKKUKAN PAP SMEAR

1. Setiap wanita yang telah berumur 18 tahun atau lebih yang telah menikah

2. Wanita yang mempunyai lebih dari satu pasangan

3. Telah berhubungan seksual sejak remaja

4. Mempunyai penyakit kelamin

5. Merokok

6. Ada infeksi Human Papilloma Virus.E. HAL- HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR

1. Wanita yang memiliki faktor resiko tinggi dianjurkan melakukan pap smear satu tahun sekali. Namun untuk wanita yang sebelumnya didapatkan hasil pemeriksaan abnormal dianjurkan melakukan pemeriksaan pap smear sesuai saran dokter2. Wanita yang sudah melakukan pengangkatan kandungan tanpa disertai pengangkatan mulut rahim tetap disarankan untuk melakukan pemeriksaan pap smear minimal satu tahun sekali3. Wanita menopause tetap beresiko menderita kanker serviks sehingga tetap harus melakukan pemeriksaan pap smear4. Wanita yang berusia 67 tahun bahkan baru boleh berhenti melakukan pemeriksaan pap smear apabila dua tahun berturut-turut hasil pemeriksaan pap smearnya normalF. SYARAT-SYARAT PAP SMEAR

1. 3 hari bebas menstruasi

2. 3 hari tidak berhubungan suami isteri

3. 3 hari tidak makan obat-obat antibiotic4. Tidak sedang hamil

5. Dua atau tiga bulan setelah melahirkan atau ketika darah nifas sudah bersih 6. Tidak boleh memakai douch, cairan pembersih vagina atau antiseptic sejenisnya yang dimasukkan dalam vagina

G. MANFAAT PAP SMEAR

a. Mendeteksi adanya sel-sel pada leher rahim yang abnormal yang dapat berubah pada sel kanker

b. Mendeteksi adanya infeksi HPV yang merupakan penyebab kanker leher rahim yang sering kali tidak mempunyai gejala

c. Menentukan penyebab keputihan yang dapat disebabkan oleh infeksi kuman, jamur, parasit dan virus.

H. WAKTU PEMERIKSAAN PAP SMEAR

a) 3 tahun sekali bila hasil tes normal/tdk melakukan aktivitas seksual scra aktif

b) 2 tahun sekali bgi wanita usia > 65 tahun dan setiap tahun apabila didapatkan hasil pap smear abnormal

c) 1 tahun sekali bagi wanita yg sdh diangkat rahim dg hasil abnormal atau terdapat kanker saluran genital bawah lainnya.I. CARA PEMERIKSAAN PAP SMEAR

Alat-alat:

1. Spekulum

2. Spatel

3. Brush

4. Kaca preparat

5. Alkohol 90%

6. Handscoen

7. Kapas sublimat

Cara kerja:

Pap Smear dilakukan dengan mengusap spatula atau semacam kuas celak berbulu lembut untuk mengambil sel-sel dinding leher rahim yg nantinya akan dilakukan pemeriksaan dg mikroskop. Proses tindakan tidak menyakitkan, namun membuat sedikit tidak nyaman bagi wanita. Dua hari menjelangpemeriksaan, ibu dilarang melakukansenggamamaupun memakaiobat-obatanyang dimasukkan ke dalam liangsenggama. Waktu yang baik untukpemeriksaanadalah beberapa hari setelah selesaimenstruasi. Terlebih dahulu mengisiinformed consentdan formulir Pap Smearsecara lengkap dan sesuaikan dengan nomor urut pengambilan. Ibu dalam posisi litotomi, pasang spekulumvaginatanpa menggunakan pelicin, dan tanpa melakukanperiksa dalam sebelumnya. Setelah portio tampak, maka spatula dimasukkan ke dalamkanalis servikalis, lalu spatula diputar 180 searah jarum jam. Spatula dengan ujungpendekdiusap 360 pada permukaanserviks. Lendir yang didapat dioleskan pada objek glass berlawanan arah jarum jam. Apusan hendaknya dilakukan sekali saja, lalu difiksasi atau direndam dalam larutan alkohol 96% selama 30 menit. Sediaan dapat dikirim secara basah (tetap direndam dalam alkohol) atau dikirim secara kering dengan mengeringkan sediaan setelah direndam dalam alkohol. Selanjutnya sediaan tadi dikirim ke AhliPatologiAnatomiuntuk diperiksa. Dari hasil pemeriksaan diketahui apakah sel- sel leher rahim normal atau sudah menunjukkan tanda- tanda tidak normal (gejala awal kanker serviks). Dari 80% sel yang tidak normal belum tentu merupakan gejala kanker serviks, karena hanya bisa disebabkan oleh virus yang terinfeksi atau karena peradangan atau sebab lain dari vagina. Jika dilihat dari perbandingan mungkin hanya sekitar 10% hasil pap smear yang bermasalah. Dan dari seluruh hasil pap smear yang menunjukkan masalah hanya sekitar satu persen saja yang berpotensi dan berkembang menjadi kanker serviks. Hal yang Harus Diperhatikan dalamPembuatan Sediaan ApusHal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan apus adalah membuat sediaan apusan tipis merata; segera fiksasi sesuai metode pewarnaan PAP; membuat sediaan sedikit mungkin mengandungdarah; menjagakebersihanobyek glass yang digunakan; menghindari bahan kimia yang merusak sel; menyiimpan ditempat yang bersih, kering danaman; memberi label pada obyek glas yang digunakan.

Ketepatan DiagnostikSitologiKualitassuatu tes penapisan dapat diukur dengan :

Sensitivitas :Kelompokwanitadengan tes positif diantara yangsakit.

Spesifisitas :Kelompokwanitadengan tes negatif diantara yang tidaksakit.

Angka negatif palsu diperkirakan berkisar 5-50%, kesalahan terbanyak disebabkan oleh pengambilan sediaan yang tidak adekuat (62%), kegagalan skrining (15 %) dan kesalahan interpretasi (23%). Sedangkan angka positif palsu berkisar 3-15 %. Ketepatan diagnostic perlu memperhatikankomponenendoserviks dan ektoserviks yang dapat menggabungkan cytobrush dan spatula.

Kesalahan yang sering terjadi :

1. Sediaan apus terlalu tipis, hanya mengandung sedikit sel.

2. Sediaan apus terlalu tebal dan tidak merata, sel bertumpuk-tumpuk sehingga menyulitkanpemeriksaan.

3. Sediaan apus telah kering sebelum difiksasi (terlalu lama diluar, tidak segera direndam di dalamcairanfiksatif).

4. Cairanfiksatif tidak memakai alkohol 96 %.

Petunjuk untuk penapisan :

Pemeriksaantes Pap dilakukan setelah 2 tahunaktifdalam aktifitasseksual.

Interval penapisan.Wanitadengan tes Pap negatif berulang kali diambil setiap 2 tahun, sedangwanitadengankelainanatau hasil abnormal perlu evaluasi lebih sering.

Pada usia 70 tahun atau lebih tidak diambil lagi dengan syarat hasil 2 kali negatif dalam 5 tahun terakhir.

J. Interpretasi Hasil Pap Smear

Terdapat banyak sistem dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan Pap Smear, sistem Papanicolaou, sistem Cervical Intraepithelial Neoplasma (CIN), dan sistem Bethesda. Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil pemeriksaan menjadi 5 kelas (Saviano, 1993), yaitu: a. Kelas I: tidak ada sel abnormal.

b. Kelas II : terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada indikasi adanya keganasan.

c. Kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, displasia ringan sampai sedang.

d. Kelas IV : gambaran sitologi dijumpai displasia berat.

e. Kelas V : keganasan.

DAFTAR PUSTAKAEvennett, Kanker.2003. Pap Smear. Apa yang perlu anda ketahui ? Jakarta : Arcan

Soebroto, JB (2007), InterpretasiPap Smear, RefresingPap SmearBagiBidan, YayasanKankerIndonesia Cabang D.I. Yogyakarta.

Suwiyoga, Ketut,Tes HPV sbg Skrinning AlternativeKankerServiks.Sub Divisi Gineko-Onkologi Bag. Obsgin , FkU Udayana, Denpasar, Bali.

Tirtoprodjo, Prijono (2007),MakalahPap Smear, RefresingPap SmearBagiBidan, YayasanKankerIndonesia Cabang D.I. Yogyakarta.Telah disetujui/ diterima Pembimbing

Hari / tanggal :

Tanda tangan :

PAP SMEAR

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MATERNITAS

PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

Keperawatan Medikal Bedah

9