Download - Lp Oksigenasi

Transcript
Page 1: Lp Oksigenasi

LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

I. KONSEP OKSIGENASI

A. PENDAHULUAN

Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia dan digunakan untuk

mendukung kehidupan. Ada dua organ yang penting dalam pemenuhan

kebutuhan oksigen ke dalam tubuh dan sel, organ tersebut adalah paru dan

jantung, paru sebagai organ tempat pertukaran gas (O2 dan CO2) dari dan ke

dalam darah jantung berperan dalam menghantar atau lebih tepat sebagai

pemompa darah.

B. DEFINISI

Ketidakefektifan jalan nafas merupakan suatu keadaan dimana seorang

individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status

pernafasan yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara

efektif. Respirasi atau pernafasan adalah suatu proses pertukaran gas antara

individu dengan lingkungan disekitarnya (Kozier,2003).

1. Respirasi eksternal /pernafasan luar

Yaitu bentuk pertukaran gas dimana oksigen dan pau-paru berpindah ke

dalam darah, karbondioksida dan air berpindah dari dalam ke paru- paru.

2. Respirasi internal/pernafasan dalam

Yaitu proses dimana sel tubuh menukar karbondioksida dengan oksigen di

dalam tubuh.

C. KONSEP DASAR

1. Anatomi dan fisiologi saluran pernafasan

a. Saluran pernafasan atas

Terdiri atas :- Hidung

- Pharing

- Laring

- Epiglottis

Fungsi: menyaring, menghangatkan dan melembabkan yang dihirup.

1

Page 2: Lp Oksigenasi

b. Saluran pernafasan bawah

Terdiri dari: Trachea, bronchus, segmen bronci dan bronchioles

Fungsi: mengalirkan udara, membersihkan dengan mucouliary dan

memproduksi subcutan

2. Fisiologi pernafasan

a. Ventilasi

Adalah proses masuknya oksigen ke dalam paru (inspirasi) dan

pengeluaran karbondioksida ke udara (ekspirasi)

Faktor yang mempengaruhi ventilasi adalah

1. Keadekuatan atsmosfer

2. Kebersihan jalan nafas

1. Kompliente paru

3. Regulasi pernafasan

Jumlah udara pernafasan :

1. Volume respirasi

2. Kapasitas respirasi

a. Difusi

Adalah proses perpindahan gas dari alveoli ke kapiler paru, difusi

berlangsung di alveoli.

Faktor yang mempengaruhi difusi yaitu

1) Ketbalan membran

(semakin tebal membran semakin sulit udara masuk)

2) Luas permukaan membrane

(semakin luas luas permukaannya semakin banyak udara)

3) Koefisiensi difusi

(harganya konstan)

4) Takanan parsial

(sangat tergantung pada perfusi jaringan vaskuler paru jika terjadi

gangguan pada proses difusi)

Page 3: Lp Oksigenasi

Peningkatan ketebalan membaran dalam proses difusi terjadi pada

klien dengan :

Edema pulmonary (penimbunan cairan)

Pulmonary infiltrate (penyusupan atau terkumpulnya zat yang

tidak normal)

Efusi pulmonary (proses masuknya cairan)

Penurunan ketebalan membran atau perubahan membran alveolar

kapiler juga bisa disebabkan oleh:

Penyakit kronis, mis: emphysema

Penyakit akut, mis: peneumothorak

Proses pembedahan, mis: lobektomy

b. Transportasi

Adalah proses pengangkutan oksigen ke sel

1. Trasportasi oksigen

o Larut dalam plasma

o Berikan dengan hemoglobin

2. Transpormasi karbondioksida

o Larut dalam plasma

o Berikan dengan gugus amino

o Berikan dengan bicarbonat plasma

Faktor yang mempengaruhi transfortasi yaitu

a. COP (cardiac output)

Adalah jumlah darah yang dikeluarkan dari jantung selama 1 kali

sistol

b. Jumlah eritrosit

c. Exerase

Adalah latihan atau aktivitas yang dilakukan jika aktivitas

meningkat kebutuhan akan oksigen juga ikut meningkat.

d. Hematokrit

Adalah viskositas atau kekentalan darah jika meningkat jumlah air

dalam darah akan sedikit sehingga darah semakin pekat dan yang

Page 4: Lp Oksigenasi

memperlambat aliran darah dan berarti darah mengandung sedikit

oksigen.

c. Regulasi

Adalah proses dimana hanya melibatkan syarat khususnya

medulla oblongata dan unsure kimiawi yang sangat mempengaruhi

adalah CO2 dan HCO3 dalam darah (Kozier,2003).

Respirasi pernafasan terdiri dari

1. Tidal volume(TV) volume tidal nilainya 500 ml

Adalah jumlah udara yang masuk atau keluar pada kondisi rileks,

santai dan tanpa paksaan atau juga disebut sebagai volume normal.

2. Inspiratory Reserve volume (IRV) volume ekspirasi cadangan,

nilainya 3100 ml

Adalah jumlah udara yang dapat dihirup secara maksimal setelah

volume tidal.

3. Ekspiratory Reserve Volume (ERV) volume ekspirasi cadangan

nilainya 1200 ml

Adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan (ekspirasi) secara

maksimal setelah volume tidal.

4. Residval volume (RV) volume residual nilainya 1200 ml

Adalah jumlah udara yang tersisa di paru setelah ekspirasi.

Kapasitas pernafasan terdiri dari

1. Total luna capacity (TLC)

Total kapasitas paru nilainya 6000 ml

Adalah jumlah maksimal udara yang ada di paru setelah inspirasi

maksimal.

TLC = TV+IRV+ERV

2. Vital capacity (VC)

Kapasitas vital nilainya 4800 ml atau 80 % dari TLC

Adalah jumlah udara maksimal yang dapat diekspirasi setelah inspirasi

maksimal

VC = TV+IRV+ERV

Page 5: Lp Oksigenasi

3. Inspiratory capacity (IC)

Kapasitas inspirasi nilainya 3600 ml

Adalah jumlah udara maksimal yang dapat di inspirasi setelah ekspirasi

normal.

IC = TV+IRV

4. Fanctional residul capacity (FRC)

Kapasitas residual fungsional nilainnya 2400 ml

Adalah volume udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi tidal

volume normal.

FRC = ERV+RV

D. MACAM GANGGUAN PERNAFASAN YANG SERING MUNCUL

1. Hipoxia: kekurangan oksigen

Etilogi: menurut kadar hemoglobin,menurunnya konsentrasi O2

inspirasi, gangguan pada proses difusi dan menurunnya perfusi

jaringan.

Tanda

1. Kelemahan,

1. Cemas

2. Pusing

3. meningkatnya tekanan darah

4. menurunnya konsentrasi

5. cyanosis (pucat)

6. dyspnoe (sesak nafas)

7. menurunya tingkat kesadaran

8. irama jantung tidak teratur (distritmi)

2. Hypercapnoe: kelebihan O2

Etiologi: obstruksi jalan nafas, hipoventilasi, PPOM (penyakiit paru

obstruksi menahun)

Tanda :

1) Meningkatnya nadi

2) Meningkatnya respirasi

Page 6: Lp Oksigenasi

3) Meningkatnya tekanan darah

4) Gangguan mental gelisah

5) Sakit kepala

3. Hiperventilasi

Frekuensi ventilasi melebihi kebutuhan metabolisme normaluntuk proses

respirasi.

Etiologi

1) Kecemasan

2) Infeksi

3) Obat-obatan, mis:amphetamine

4) Ketidakseimbangan asam basa, mis:asiclosis metabolik

5) Hipoksia, mis:emboli paru atau shock

Tanda

1) Sesak nafas

2) Nyeri dada

3) Menurunnya konsentrasi

4) Dizzing /pusing

5) Pandangan kabur

6) Tetani /kejang

4. Hypoventilasi

Terjadi bila ventilator alveolar tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan

O2 tubuh/ada pembatasan kecukupan CO2 sehingga ventilasi menurun dan

PaCO2, elevasi.

Tanda

1) Dizzing /pusing

2) Kelelahan

3) Menurunnya konsentrasi

4) Kejang

5) Koma

Page 7: Lp Oksigenasi

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN

KEBUTUHAN OKSIGEN

1. Lingkungan

2. Latihan/aktivitas

3. Emosi

4. Gaya hidup

5. Status kesehatan

6. Narkotik

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Spyromtry : mengetahui fungsi paru.

2. Hematologi : mengetahui

Infeksi :LED (laju endap darah), leukosit

Alergi :eosinofil

Pertukaran gas :ABG (analisa blood gas)

3. Radiologi

Foto rontegen atau X-ray

Broncoscopy : pada hidung dimasukkan selang sampai bronkus yang

dihubungkan dengan computer

Scaning paru :untuk mengetahui keadaan otak dan paru

Tromogafi :CT-scen menggunakan computer

Anglografi :untuk mengetahui emboli

4. Biopsi :mengetahui histologi sel

1. Thoracocentesis :mengetahui cairan

5. Ultrasonograph /USG :melihat bagian tubuh dengan computer.(pada

wanita hamil).

G. PENANGANAN

Teknik pernafasan

1) Latihan nafas dalam, batuk efektif.

Indikasi :48 jam post operasi

Cara kerja :

a) Posisikan semi fowler

Page 8: Lp Oksigenasi

b) Anjurkan klien menekan aera insisi dengan bantal /tangan

c) Anjurkan klien tarik nafas lewat hidung dan dikeluarkan secara

perlahan-lahan lewat mulut

d) Anjurkan klien tarik nafas lagi, tahan sebentar kemudian di

batukkan

e) Bersihkan atau tamping sputum yang keluar

1) Pursed lip breating

Indiksi :pasien yang biasa mengontrol pernafasan

Cara kerja :

a) Posisikan baring /duduk yang nyaman

b) Anjurkan klien inspirasi dalam lewat hidung dan tahan sebentar

c) Ekspirasikan lewat mulut secara perlahan-lahan seperti bersin

2) Abdominal breating

Indikasi :disfungsi pernafasan kronik

Cara kerja :

a) Bersihkan jalan nafas, kalau perlu saction

b) Pasisi klien duduk atau baring semi fowler

c) Anjurkan klien tarik nafas dalam dengan menggunakan otot

abdomen

d) Tahan sebentar kemudian akhalasi seperti bersin ddengan perlahan-

lahan kurang lebih 2-3 kali lebih lama dari inspirasi

e) Bila berhasil lanjutkan dengan latihan bebas di atas abdomen kurang

lebih 5 pound (2,5 kg)

f) Lakukan kurang lebih 10-20 menit

3) Insentive spirometer

Indikasi :post operasi bersamaan deep breathing

Cara kerja :

a) Posisi klien duduk atau berbaring semi fowler

b) Anjurkan klien memegang pipa spyrometer dekatkan ke mulut

c) Klien nafas dalam kemudian keluarkkan secara cepat dan maksimal

lewat mulut ke selang spirometer

Page 9: Lp Oksigenasi

d) Ulangi 4-5 kali, kemudian batuk efektif

e) Bersihkan selang spyrometer, kemudian klien diistirahatkan

FISIOTERAPI DADA

1. Perkusi dada dan vibrasi

Alat :bantal, handuk kecil, tissue, sputum pot.

Cara kerja :

a. Jelaskan tujuan dan prosedur

b. Atur posisi (postural drainage)

c. Letakkan handuk di atas klien

d. Anjurjan klien nafas dalam perlahan-lahan

e. Lengkungkan telapak tangan, jari rapat

f. Tepuk-tepuk punggung dan dada klien di punggung ke bahu

g. Lakukan selama 3-5 menit

h. Anjurkan pursed lip breating

i. Letakkan tangan anda bersilang pada lokasi paru, lalu getarkan

secara pelan-pelan saat klien ekshalasi

j. Ulangi kurang lebih 5 kali

k. Tampung dan bersihkan dengan tissue (sputum pot)

2. Postural drainage

Alat :bantal, tissue, obat kumur

Cara kerja :

a. Jelaskan prosedur

b. Atur posisi sesusai letak secret

c. Kombinasikan dengan perkusi dan vibrasi

Indikasi :

a. Klien tak mampu batuk

b. Secret terkumpul di lobus paru

Kontraindikasi

a. Dypsnoe meningkatkan cyanosis saat prosedur

b. Nyeri

c. Perdarahan lama

Page 10: Lp Oksigenasi

d. Kelumpuhan

e. Resiko tinggi fraktur patofisiologi

f. Mastectomy :pembedahan mamae

g. Osteoporosis :keroposnya tulang

OKSIGENASI

Tujuan :

1. Menyediakan sejumlah O2 yang cukup untuk makhluk hidup atau

suffilien

2. Mengurangi hypoximea

3. Menurunkan akibat kompensasi hypoxia

Kontraindikas :

1. Hipoventilasi

2. Oxygen toxicity

Metode pemberian oksigen

1. Low flow system

a. Nasal kanul

o 1 X/menit 22%-24%

o 2 X/menit 26%-28%

o 3 X/menit 28%-30%

o 4 X /menit 32%-36%

o 5 X /menit 36%-40%

o 6 X /menit 40%-44%

b. Masker

1. Simple face

5-6 X/menit 40%

6-7 X/menit 50%

7-8 X/menit 60%

2. Partial rebreathing

8 X/menit 40-50%

10-12 X/menit 60%

Page 11: Lp Oksigenasi

3. Non rebreathing

6 X/menit 55-60%

8 X/menit 60-80%

10 X/menit 80-90%

12-15 X/menit 90-100%

2. High flow system

a) Venture mask

3 X/menit 24-28%

4 X/menit 30-40%

8 X/menit 50%

b) Oksigen hood (nasal kateter)

10-12 X/menit

Inshalasi uap (saluran pernafasan)

Tujuan :

a) Mengencerkan dahak

a) Melembabkan mukosa saluran pernafasan

b) Selaput lendir dalam keadaan tetep lembab

c) Pernafasan menjadi lega

d) Pembengkakan selaput lendir menjadi kusam

Suction yaitu mengeluarkan secret atau lendir saluran pernafasan

Macam-macam otot:

1. Orotracheal/nasotracheal suction

Indikasi :

a) Distress permafasan

b) Suara nafas abnormal (wheezing)

Kontraindikasi :broncospasme

Prosedur :

Pasien semi fowler

Gunakan alat dan prosedur steril (kateter tidak lentur)

Beri hyperoksigen dengan ventilator

Page 12: Lp Oksigenasi

Anjurkan klien nafas dalam

Masukkan kateter dengan tekanan (keluarkan dengan tekanan

secara sirkumsisi dengan pelan-pelan 5-10 menit)

Ulangi 3 X atau sekret bersih

Bila secret sangat pekat tetesi dengan NaCl

Catata hasil dan respon pasien

Komplikasi :

Bronco or laringospasme

Pendarahan

Batuk-batuk panjang

Infection

Gangguan irama jantung

2. Hidung

3. Oropharing atau nosopharing

Komplikasi :

1. Depresi pernafasan, toksisitas (keracunan), nyeri subsentral

(saluran nafas)

2. Fibroplasma retro lental :mata (pembuluh arteri retina mata)

3. Gangguan sirkulasi sementara hidung (penyumbatan ekspresinya)

4. Parestesi, nyeri sendi (syarat)

I. ASUHAN KEPERAWATAN OKSIGENASI

A. PENGKAJIAN

1. RIWAYAT KEPERAWATAN

Meliputi :

Fungsi kardiopulmoner saat normal

Fungsi respirasi dan sirkulasi saat mengalami perubahan atau

gangguan

Pengukuran penggunaan O2 secara optimal

Kaji :

Masalah-masalah respirasi

Rasionalisasi penyakit/masalah respirasi

Page 13: Lp Oksigenasi

Adanya batuk dan penanganan

Kebiasaan merokok

Nyeri

Masalah kardiovaskuler

Faktor resiko yang memperlambat

Rasionalisasi penggunaan medikasi

Stressor yang dialami

Status/kondisi kesehatan

Faktor resiko yang memperberat masalah oksigenasi

Rasionalisasi hipertensi :sakit jantung atau cerebro vaskuler asadent

Merokok

Obesitas

Diet tinggi lemak

Meningkatnya kolesterol

Anamnese riwayat kesehatan

Masalah bernafas:

Nyeri dada

Dypsnoe

Hipoventilasi

Batuk

Hiperventilasi

Cyanosis

Riwayat psikososial

Kebiasaan merokok

Riwayat tumbuh kembang

Tanggapan terhadap penyakit

Alkohol

Faktor resiko

Obesitas

Gangguan syaraf (CVA)

Page 14: Lp Oksigenasi

2. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara :

1. Inspeksi

Menggunakan indra penglihatan, Observasi dari head to toe (kepala

sampai kaki) meliputi :

a. Kulit

b. Warna membrane mukosa

c. Keadaan umum

d. Tingkat kesadaran

e. Keadekuatan sistem sirkulasi

f. Pola nafas

g. Gerakan dinding dada

h. Bentuk thorax

i. Tipe pernafasan (brot, kussmaul)

j. Gerakan otai pernafasan

2. Palpasi

Menggunakan indra peraba, meletakkan tangan pada bagian tubuh

yang dapat di jangkau tangan.

Missal :suhu, kelembapan, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau

massa edema, krepitasi dan sensasi.

Palpasi ringan

Dengan menggunakan telapak tangan dan tangan sejajar dengan

kulit tekan hati-hati dengan kedalaman 1-2 cm gerakan bantalan

jari dengan gerakan memutar.

Palpasi dalam

Palpasi tangan tunggal dengan sisi telapak tangan pada kulit

dengan tangan menekan ke bawah, bantalan jari di tekan 4 - 5 cm.

3. Perkusi

Page 15: Lp Oksigenasi

Meliputi pengetukan permukaan tubuh untuk menghasilkan bunyi

yang akan membantu dalam penentuan densitas, lokasi, ukuran dan

posisi struktur di bawahnya.

a. Perkusi langsung (segera)

Permukaan tubuh ditekuk dengan satu jari atau lebih pada satu

lengan.

a. Perkusi tidak langsung (perantara)

Jari tengah pada satu tangan (fleksimer) hipertensi dalam tulang

distal jari ditempelkan berlawanan dengan permukaan tubuh.

b. Hasil perkusi

Timpani

Intensitas keras, bunyi nada tinggi, lamanya sedang, setara

dengan bunyi dram.

Hiperresonansi

Intensitas sangat keras, bunyi dengan nada sangat rendah,

lamanya sangat singkat setara dengan bunyi dentuman.

Resonansi

Intensitas sedang, bunyi nada rendah, lamanya panjang setara

dengan gaung.

Pekak

Intensitas lembut, bunyi nada tinggi, lamanya sedang.

Bunyi datar

Intensitas halus, bunyi nada tinggi, lamanya singkat.

4. Auskultasi

Tindakan mendengarkan bunyi yang di timbulkan oleh bermacam-

macam organ dan jaringan dalam tubuh, instrument yang digunakan

untuk auskultasi adalah stetoskop.

a. Bunyi nafas normal

Bronchial

Bunyi keras, nada tinggi dengan gaung atau kualitas

Bronkovasikuler

Page 16: Lp Oksigenasi

Bunyi sedang dengan nada sedang, mempunyai kualitas redam

Vasikuler

Bunyi yang dihasilkan nada rendah, halus, respirasi lebih keras

dan lebih tinggi dari ekspirasi

b. Bunyi nafas menyimpang

Fine crackles

Bunyi tidak terus menerus terdegar bunyi ledakan mirip dengan

gesekan rambut dekat telinga

Coarse crackles

Bunyi tidak terus merus, bunyi ledakan keras dengan kualitas

gelembung, mirip gelembung soda karbonat

Ronchi

Bunyi keras, tinggi, kualitas mendengkur terus menerus mirip

gesekan 2 balon

Mingi

Bunyi berkualitas musik, nada tinggi terus menerus.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN OKSIGENASI

1. KETIDAKEFEKTIFAN JALAN NAFAS

Definisi

Suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami suatu ancaman yang

nyata atau potensial pada status pernafasan sehubung dengan

ketidakmampuan untuk batuk secara efektif (Carpenito,2001).

Batasan karakteristik

a) Mayor

o Batuk tak efektif atau tak ada batuk

o Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi jalan nafas

b) Minor

o Bunyi nafas abnormal

o Frekuensi, irama, kedalaman, pernafasan abnormal

Page 17: Lp Oksigenasi

Faktor-faktor yang berhubungan

Lihat resiko terhadap perubahan fungsi pernafasan

Tujuan

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan jalan pernafasan bersih dan tidak ada suara/bunyi nafas .

Kriteria hasil (NOC:edisi kedua)

1. Saluran pernafasan IER

2. Irama pernafasan IER

3. Nafas dalam

4. Tidak ditemui pursed lips breating

5. Pergerakan sputum dari saluran nafas

6. Tidak ditemui ortopnea

7. Volume tidal IER

8. Kapasitas vital IER

Intervensi (Doenges ,edisi 3)

Mandiri Rasional

1. Intruksikan individu

untuk melakukan metode batuk

terkontrol yang tepat.

a. Nafas sedalam dan selambat

mungkin sementara duduk

setegak mungkin

b. Gunakan pernafas diafragma

c. Tahan nafas selama 3-5 detik

kemudian hembuskan secara

perlahan sebanyak pernafasan ini

jika mungkin melalui mulut

(rangka iga bawah dan abdomen

harus turun)

d. Ambil nafas kedua, tahan dan

Page 18: Lp Oksigenasi

batukkan dengan kuat dari dada

2. Kaji adanya program

analgesik

Kaji keefektifannya: apakah

individu terlalu lesu, apakah

individu masih merasa nyeri

Pemberian program anlgesik akan

mengurangi ketidaknyamanan pada

pasien sehingga bisa melakukan

relaksasi dengan leluasa.

3. Berat posisi abdomen

atau dada dengan tangan bantal

atau keduanya.

Menambah kekuatan dan tahanan

pada bagian otot perut

4. Pertahankan hidrasi

yang adekuat

Meningkatkan masukan cairan 4-6

kuart sehari jika tidak ada kontra

indikasi karena penurunan darah

jantung atau penyakit ginjal

5. Lanjutkan dengan

penyuluhan kesehatan dengan

penguatan hal-hal yang penting

dalam perawatan harga dan

anjurkan usaha dan kemajuan

individu yang baik.

Berguna untuk klien melakukan

latihan pernafasan secara mandiri

Kolaborasi

Kolaborasi Rasional

Berikan humidifikasi tambahan,

mis:nebuliser ultranik, humidifier

aerosol ruangan.

Kelembaban menurunkan

kekentalan sekret menpermudah

pengeluaran dan dapat membantu

menurunkan/mencegah

pembentukan mukosa tebal pada

bronkus.

Bantu pengobatan pernafasan,

mis:IPPB, fisiotarapi dada.

Postural drainase dan perkusi

bagian penting untuk membuang

Page 19: Lp Oksigenasi

banyaknya sekresi/kental dan

memperbaiki ventilasi pada segmen

dasar paru. Catatan :dapat

meningkatkan spasme bronkus pada

asma.

Awasi/buat grafik seri GDA, nadi

oksimetri, foto dada.

Membuat dasar untuk pengawasan

kemajuan/kemunduran proses

penyakit dan komplikasi.

2. KERUSAKAN PERTUKARAN GAS

Definisi

Keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan jalannya gas (O2

dan CO2) yang actual (dapat mengalami potensial) antara alveoli paru-

paru dengan sistem vaskuler (Carpenito,2001)

Batasan karakteristik

Lihat resiko terhadap fungsi pernafasan

a) Mayor

o Dypsnea saat melakukan latihan

a) Minor

o Konfusi/agitasi

o Kecenderungan untuk mengambil posisi 3 titik (duduk 1 tangan

pada setiap lutut, condong ke depan)

o Bernafas dengan bibir di monyongkan dengan fase ekspirasi yang

lama

o Keletihan

o Peningkatan tahanan vaskuler pulmonal (peningkatan tahanan

arteri ventrikel kanan/kiri)

o Penurunan motalitas lambung, pengosongan lambung lama

o Penurunan isi oksigen, penurunan saturasi oksigen

o PCO2 seperti yang diperlihatkan oleh hasil analisa gas darah

Page 20: Lp Oksigenasi

o Cyanosis

Tujuan

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan tidak terjadi kerusakan pertukaran gas.

Kriteria hasil (NOC:edisi kedua)

1. Tidak ditemui cyanosis

2. Perfusi ventilasi seimbang

3. pH arteri WNL

4. pemasukan O2 WNL

5. PaO2 WNL

6. PaCO2 WNL

7. Volume tidal IER

8. Kapasitas vital IER

9. Pemeriksaan fungsi pulmonary IER

Intervensi

Mandiri Rasional

Kaji frekuensi, kedalaman

pernafasn.

Catat pengunaan otot aksesoris,

nafas bibir, ketidakmampuan

bicara atau berbincang-bincang.

Berguna dalam evaluasi derajat

distress pernafasan atau kronisnya

proses penyakit.

Tinggikan kepala tempat tidur,

bantu pasien untuk memilih posisi

yang mudah untuk bernafas.

Dorong nafas dalam perlahan atau

nafas bibir sesuai kebutuhan

/toleransi individu.

Pengiriman oksigen dapat dapat

diperbaiki dengan posisi duduk

tinggi dan latihan nafas untuk

menurunkan kolaps jalan nafas,

dipsnea dan kerja nafas.

Kaji/awasi secara rutin kulit dan Sianosis mungkin perifer (terlihat

Page 21: Lp Oksigenasi

warna membrane mukosa. pada kuku) atau sentral (terlihat

sekitar bibir atau daun telinga).

Keabu-abuan atau dianosis sentral

mengindikasikan beratnya

hipoksemea.

Dorong mengeluarkan sputum:

penghisapan bila diindikasikan.

Kental, tebal dan banyaknya sekresi

adalah sumber utama ganguan

pertukaran gas pada jalan nafas

kecil. Penghisapan dibutuhkan bila

batuk tidak efektif.

Auskultasi bunyi nafas, catat

penurunan aliran udara dan bunyi

tambahan.

Bunyi nafas mungkin redup karena

penurunan aliran udara atau area

konsolidasi. Adanya mengi

mengindikasikan spasme

bronkus/tertahannya sekret. Krekels

basah menyebar menunjukkan cairan

pada interstisial /dekompensasi

jantung.

Kolaborasi

Kolaborasi Rasional

Awasi/gambar seri GDA dan nadi

oksimetri

PaCO2 biasanya meningkat

(bronchitis, emfisema) dan PaCO2

secara umum menurun, sehingga

hipoksia terjadi dengan derajat lebih

kecil atau lebih besar. Catatan :

PaCO2 “normal” atau meningkat

menandakan kegagalan pernafasan

yang akan datang selama asmatik.

Berikan oksigen tambahan yang Dapat memperbaiki atau mencegah

Page 22: Lp Oksigenasi

sesuai dengan indikasi hasil GDA

dan toleransi pasien.

memburuknya hipoksia.

Catatan :emfisema kronis,

mengatur pernafasan pasien

ditentukan oleh kadar CO2 dan

mungkin dikeluarkan dengan

peningkatan PaCO2 berlebihan.

Berikan penekan SSP (mis:

antiansietas, sedativef atau

narkotik) dengan hati-hati.

Digunakan untuk mengontrol

ansietas/gelisah yang meningkatkan

konsumsi oksigen/kebutuhan,

eksaserbasi dispnea. Dipantau

dengan ketat karena dapat terjadi

gagal nafas.

DAFTAR PUSTAKA

Page 23: Lp Oksigenasi

Carpenito, Lynda Juall, 2001, Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Doenges, Moorhouse, Geissler, 2000, Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Johnson Marion , Meridean Maas, Sue Moorhead, 1999, NOC. Edisi 2. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Perry & Potter, 2003, Fundamental Of Nursing. USA:C.V Moasby Company St. Louis

LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RASANYAMAN NYERI PADA TUAN K DENGAN DIAGNOSE MEDIS CA

VESIKA URINARIA DIRUANG CEMPAKA III DI RSUD AMBARAWA

Page 24: Lp Oksigenasi

OlehMulyan

O70111b25

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROPESI NERS PROGRAM STUDI STIKES NGUDIWALUYO UNGARAN

2011