Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Gambaran Umum
Proyek tugas akhir yang akan dikerjakan oleh penulis adalah desain karakter Uwi
untuk film animasi gabungan 2D dan 3D (hybrid animation) yang berjudul
IYATNA. IYATNA adalah film animasi yang mengangkat konten lokal, dengan
tema perbedaan budaya yang akan ditunjukkan oleh 2 karakter utama, yaitu Odi
dan Uwi. Genre yang akan diangkat pada film adalah adventure, dengan setting
waktu di masa kini.Visualisasi desain karakter Uwi akan ditampilkan dalam gaya
kartun dan dengan style simple. Pada pembuatan karakter Uwi, penulis
memfokuskan untuk merealisasikan 3 dimensional character-nya pada desain
karakter.
Data yang digunakan pada pembuatan desain karakter Uwi akan
difokuskan kepada data kualitatif, yaitu guna mencari relasi antara teori yang
digunakan dengan referensi yang dipilih untuk menyusun karakter Uwi. Data
yang penulis gunakan adalah data mengenai jenis style kartun, budaya Baduy
sebagai referensi budaya Uwi. Data tersebut didapat dari observasi langsung ke
Baduy, media berupa buku dan karya-karya di internet.
3.1.1. Sinopsis
Film animasi yang akan dibuat adalah film hybird gabungan antara 2D dan 3D
yang berjudul IYATNA. Pada film ini, diceritakan tokoh bernama Odi (21) yang
ingin bertualang ke daerah Mademi untuk berburu foto pemandangan alam, dan
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
justru bertemu dengan banyak hal-hal asing dan bersinggungan dengan Uwi (14)
dan peliharaannya, Wo.
Masalah meningkat saat Odi tak sengaja mengambil foto sebuah arca yang
ternyata adalah arca keramat di daerah tersebut, yang berujung dengan hidupnya
kekuatan mistis yang membuat akar dan hewan-hewan menyerang Odi. Uwi
membantu Odi dengan cara yang paling tak terduga, yaitu dengan menghancurkan
kamera Odi, dan membuat alam kembali tenang.
Uwi kemudian membantu mengobati luka Odi, dan memperingati Odi
untuk tidak mengambil gambar di daerah tersebut. Uwi kemudian mengantarkan
Odi kembali ke luar desa, dan Odi melanjutkan perjalanannya pulang ke
perkampungan luar desa.
3.1.2. Posisi Penulis
Penulis tergabung dalam kelompok TENUN, di mana penulis berperan sebagai
desainer karakter untuk Uwi, yang merupakan karakter dari suku daerah Madami.
Desain karakter Uwi sendiri dibuat berdasarkan 3 dimensional character untuk
Uwi.
3.2. Tahapan Kerja
Laporan tugas akhir ini akan meliputi proses penulis membuat perancangan untuk
karakter Uwi. Proses perancangan karakter penulis bagi menjadi 3 tahap, yaitu
tahap pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi. Ketiga tahap ini akan penulis
jelaskan dalam skema berikut:
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Gambar 3.1. Bagan Proses Tahapan Kerja
3.3. Proses Perancangan Karakter
Proses perancangan karakter akan dijelaskan dalam 3 tahap dasar, yaitu pra-
produksi, produksi, dan pasca produksi.
3.3.1. Pra Produksi
Pada tahap pra produksi, penulis akan mengemukakan konsep karakter secara
deskriptif, lalu dilanjutkan dengan sketsa karakter.
3.3.1.1. Konsep Deskriptif
Uwi adalah karakter yang berperan sebagai karakter utama antagonis
dalam film IYATNA. Tujuan dari karakter Uwi pada film IYATNA
adalah sebagai pelindung hutan Madami dan daerah Madami dari tangan-
tangan jahil dan pendatang yang tak diundang seperti Odi. Untuk
mencapai tujuannya, Uwi tak segan-segan untuk menggunakan kekerasan,
yang penting wilayahnya berakhir aman, dan semuanya terlindung dari
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
amukan arca. Uwi semata-mata menentang Odi, karena Uwi menganggap
Odi ingin merusak daerahnya.
1. Fisiologis
Uwi adalah seorang anak dari daerah Madami yang berusia 14 tahun. Ia
adalah anak tunggal yang hidup bersama kedua orang tuanya. Kondisi
fisiknya normal, namun badannya sudah mulai terbentuk, terlihat dari otot
di tangan dan kakinya yang besar, hasil mengikuti ayahnya menjaga hutan
Madami. Kulitnya berwarna sawo matang, karena sehari-hari ia selalu
berjalan-jalan di hutan dan mengelilingi daerah Madami. Kaki Uwi hampir
selalu kotor tertutupi lumpur, karena ia berjalan-jalan tanpa menggunakan
alas kaki. Rambut Uwi cukup panjang dibanding anak-anak seusianya,
berwarna hitam kecoklatan. Uwi tidak suka memotong rambutnya karena
sakit, sehingga ia sering kabur saat disuruh memotong rambutnya. Di
muka Uwi terdapat dua pasang coretan yang disebut Tawis. Masing-
masing Tawis berwarna merah dan hijau, di mana Tawis merah merupakan
tanda kedewasaan, dan Tawis hijau menunjukkan status Uwi sebagai
penjaga hutan.
Sehari-harinya, Uwi mengenakan kostum berupa baju kutang
(singlet) berwarna kecoklatan. Singlet tersebut awalnya berwarna putih
(broken white) dan menjadi kecoklatan karena Uwi sering berjalan-jalan di
daerah berlumpur, memanjat pohon, atau bahkan berguling di tanah.
Untuk bagian bawah, Uwi menggunakan kain tenun yang dililitkan ke
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
badan, dengan tali untuk sabuk penguatnya. Uwi juga menggunakan
penutup kepala berupa kain yang diikatkan ke kepalanya, yang berguna
untuk mencegah rambut dan keringat yang sering jatuh ke muka. Referensi
kain tenun sebagai bawahan dan ikat kepala ini diambil dari budaya
Baduy, yang biasa digunakan oleh masyarakat Baduy luar dan Baduy
dalam.
Gambar 3.2. Pakaian Anak-anak Baduy (http://fc4pentingers.files.wordpress.com/2014/09/baduyperiksakesehatan-110312-2-
jpg_082529.jpg)
Saat menemani ayahnya menjaga hutan, Uwi diharuskan
untuk mengenakan topeng penutup wajah supaya ia terlihat lebih kuat dan
seram. Uwi juga mengenakan ponco yang dipotong menjadi lebih pendek,
karena Uwi merasa ponco yang terlalu panjang akan menyulitkannya
untuk bergerak. Selain itu, Uwi membawa tas kain yang digunakan untuk
menyimpan barang-barang seperti kendi air dan kain perban, juga untuk
membawa buah-buahan dan tanaman di hutan. Uwi juga memiliki senjata,
sebuah bedog untuk melindungi diri. Bedog/Golok Uwi terinspirasi dari
Bedog polos dari Baduy. Sehari-harinya, Uwi selalu mengenakan kalung
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
bulu burung Peca, yang merupakan burung buas yang kadang-kadang
terlihat di area hutan Madami. Bulu tersebut merupakan hadiah dari
ayahnya, yang didapat oleh ayahnya setelah mengusir burung Peca dari
area Madami.
2. Sosiologis
Uwi adalah anak tunggal dari keluarga Bodego, sebutan untuk penjaga
hutan di desa Madami. Ayahnya merupakan seorang Bodego yang cukup
terkenal di sekitar Madami, karena berhasil mengusir hewan buas, seperti
misalnya burung Peca, maupun pendatang yang sering merusak daerah
Madami. Sejak mendapatkan Tawis kedewasaan pada usia 10 tahun,
(didapat setelah sang anak dikhitan/disunat dalam upacara Khitanan
Massal, umumnya pada usia 10-12 tahun) Uwi mengikuti jejak ayahnya
untuk menjadi Bodego. 2 Tahun berikutnya, saat umurnya 12 tahun, Uwi
resmi diangkat menjadi Bodego seperti ayahnya, dan mendapat Tawis
kedua.
Sejak kecil, Uwi selalu diajarkan untuk menjaga lingkungan
Madami, karena itu adalah rumahnya dan harta yang paling berharga bagi
masyarakat Madami. Uwi juga telah berkeliling ke seluruh wilayah
Madami, meskipun ayahnya masih melarangnya untuk keluar dari daerah
Madami (yang dibatasi oleh jembatan akar dan beberapa batas alam
lainnya) sebelum ia menikah. Uwi sudah dilatih untuk menghadapi hewan-
hewan hutan, dan diajarkan untuk membedakan pendatang/turis baru dan
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
masyarakat luar yang memang sudah biasa datang ke madami untuk
urusan bisnis.
Uwi sudah mengenal baik wilayah hutan Madami seperti rumahnya
sendiri, dan ia akrab dengan hewan-hewan di hutan Madami. Salah satu
hewan kesayangannya adalah WO, yang selalu bermain dengannya dan
menemaninya saat menjelajah hutan. WO terpisah dari kawanannya sedari
kecil karena ia memiliki cacat, sehingga Uwi memutuskan untuk
mengambilnya sebagai saudara.
3. Psikologis
Seperti remaja pada umumnya, Uwi cenderung senang berpetualang dan
mengeksplorasi daerah di Madami. Ia memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, sehingga ia seringkali menghabiskan waktunya untuk berjalan
mengelilingi hutan. Namun, Uwi adalah sosok yang introvert dan
pendiam, sehingga ia tidak begitu suka berinteraksi dengan orang lain,
khususnya orang asing yang tidak ia kenal. Namun, Uwi merupakan sosok
yang memiliki kepedulian tinggi, khususnya terhadap hewan hutan, karena
menurutnya mereka adalah teman yang baik dan bisa membantunya
menjaga hutan.
Uwi memegang ajaran dan petuah dari ayahnya serta sesama
Bodego lainnya, untuk selalu mengutamakan hutan dan keselamatannya.
Terlebih di hutan Madami ada sebuah arca yang menjadi pusat dunia
Madami, karena dipercaya sebagai pelindung Madami dari segala bahaya.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Uwi sangat mempercayai legenda “Arca Hidup” tersebut, dan sering
berada di daerah Arca tersebut untuk berdoa dan menjaganya.
Meskipun susah berinteraksi dan mudah curiga, Uwi cukup lemah
saat melihat orang lain kesusahan, dan cenderung ingin menolongnya.
Oleh sebab itu Uwi sering membawa kendi air, buah dan tumbuhan di
tasnya, untuk mengobati atau sekedar memberi makan hewan-hewan hutan
yang terluka atau masih kecil. Hal itu yang membuat Uwi pada akhirnya
menolong Odi, meskipun Odi sempat membuat Arca mengamuk.
3.3.1.2. Sketsa
Dalam pembuatan sketsa karakter, sebelumnya penulis melakukan
eksperimen dengan menggunakan karakter anak dan remaja Baduy sebagai
referensi. Penulis bereksperimen dari karakter tersebut, dan membuat
karakter dalam style semi-realist, stylized, dan cartoon. Kostum yang
dikenakan oleh Uwi merupakan rujukan dari kostum sehari-hari
masyarakat Baduy, dengan pengembangan agar sesuai dengan cerita dari
film IYATNA.
Penulis membuat 3 alternatif sketsa, masing-masing dengan style
yang berbeda, dan dengan exagerration yang berbeda, dengan berdasarkan
kepada 3 dimensional character dari Uwi.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
(1) (2) (3)
Gambar 3.3. Sketsa Uwi
Karakter 1, merupakan karakter Uwi dengan style semi-realis,
dengan proporsi tubuh yang masih menyerupai manusia dan tidak
memiliki deformasi bentuk serta exageration. Karakter 2, merupakan hasil
style stylized, dengan deformasi bentuk muka dari karakter Uwi yang
terlihat berbentuk kotak, dengan ukuran telapak kaki yang lebih besar dari
biasanya. Sedangkan pada karakter 3, penulis menggunakan style cartoon-
chibi, dimana karakter Uwi terlihat lebih kecil, dengan ciri khas mata yang
lebih besar, dan ukuran tangan serta kaki lebih pendek dan telapak yang
lebih besar.
Selanjutnya penulis merundingkan dengan kelompok penulis,
Tenun, untuk memilih style yang cocok untuk film, dan saling
berkesinambungan dengan karakter lain serta lingkungannya. Pilihannya
jatuh kepada style kedua, stylized, karena dirasa sesuai dengan karakter
tokoh utama protagonis, dan sesuai dengan desain environment yang akan
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
mengambil gaya stylized-simplified. Berikut adalah perbandingan dari
karakter Uwi dan Odi dalam bentuk sketsa.
Gambar 3.4. Uwi dan Odi
Selanjutnya, penulis membuat age chart untuk Uwi, agar penulis
dapat membandingkan perkembangan dari Uwi sebagai karakter utama
antagonis dalam film IYATNA.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Gambar 3.5. Age Chart Uwi
Penulis menampilkan perubahan dan perkembangan Uwi semenjak ia
baru lahir, sampai ia berusia 14 tahun, saat dimana film IYATNA
berlangsung. Pada saat ia baru lahir, sampai usia 3 bulan, pakaian yang ia
gunakan adalah baju kain yang diikat, dimana semua bayi di Mademi (usia
0-12 bulan) mengenakan pakaian yang sama. Pada saat masih bayi, Uwi
adalah sosok yang mudah penasaran dan suka bergerak, ia senang
mengeksplorasi barang-barang apapun yang ada di sekitarnya.
Beranjak pada usia 5 tahun, terlihat kepribadian Uwi yang tertutup
dan introvert, ia tidak begitu suka berinteraksi dan bermain dengan teman
sebayanya, dan ia seringkali kabur saat bertemu orang asing, dan memilih
untuk mengamati dari kejauhan. Pakaian yang digunakannya sudah
merupakan pakaian sehari-harinya, yaitu kutang dan sarung tenun.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Pada usia 10 tahun, Uwi menjalani upacara sunatan massal, dimana
ia mendapat Tawis pertamanya, yaitu Tawis merah sebagai lambang
kedewasaan. Rambutnya dipotong karena ia baru selesai menjalani
upacara, meskipun biasanya Uwi tidak suka memotong rambutnya, yang
hanya dipotong setahun sekali, saat. Setelah upacara kedewasaan, Uwi
mendapat hadiah kalung bulu burung Peca dari ayahnya, yang sangat
disayangi oleh Uwi karena bulu tersebut merupakan lambang keberanian
dari ayahnya.
Beranjak ke usia 12 tahun, Uwi telah resmi diangkat sebagai
seorang Bodego, yaitu penjaga hutan Madami. Uwi mendapat Bodeg
miliknya sendiri, yang boleh digunakannya untuk menjaga diri, saat
sedang menjelajahi hutan untuk melindungi desa. Uwi juga mendapat
Tawis keduanya, Tawis pekerjaan dan perlambang ia sekarang adalah
seorang Bodego, sama seperti ayahnya.
Pada usia 14 tahun, saat Uwi bertemu iyatna, ia sudah bertambah
tinggi dan mulai terlihat badannya yang menjadi lebih kekar dan
terbentuk, karena setiap harinya ia selalu berjalan dan menjaga hutan. Pada
saat Uwi bertemu Odi untuk pertama kalinya, Uwi mengenakan kostum
Bodegonya, yang menutupi kostum sehari-harinya. Uwi memiliki 2
kostum, yaitu kostum sehari-harinya yang dipakainya di desa, dan kostum
Bodegonya, yang dipakai saat ia sedang menjaga hutan dan berkeliling di
hutan Madami.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Selanjutnya, setelah penulis memiliki landasan yang kuat mengenai
3 dimensional character dari Uwi, serta konsep dasar dan sketsa untuk
pembentukan karakter, penulis akan melanjutkan ke tahap terakhir dari
sketsa. Tahap ini adalah pembuatan sketsa final dari Uwi, yang akan
meliputi dari naked test, costume test, dan model sheet dari Uwi.
1. Naked Test
Pertama, penulis akan memulai dengan pembuatan naked test, sehingga
penulis dapat menampilkan sosok Uwi tanpa atributnya, dan menunjukan
kekuatan siluet dari tokoh Uwi. Dari naked test Uwi, penulis dapat melihat
kekuatan gesture karakter, dan apakah bentuk tubuh Uwi sudah cukup
sesuai dan dapat dikenali apabila hanya ditampilkan gesturenya.
Gambar 3.6. Naked Test Uwi
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
2. Costume Test
Uwi memiliki 2 kostum yang dipakai, yaitu kostum harian dan kostum
Bodego. Pada film IYATNA sendiri, Uwi hanya akan terlihat mengenakan
kostum Bodegonya.
Gambar 3.7. Variasi Kostum Uwi
a. Kostum Harian
Pada gambar A, terlihat kostum sehari-hari dari Uwi, yaitu kutang dan
sarung tenunnya, lengkap dengan ikat kepala dan kalung bulu Peca.
Kutang Uwi dibuat dari kapas dari pohon di hutan Madami, yang ditenun
dan dijahit seadanya, tanpa menggunakan model yang terlalu kompleks.
Warna asli dari baju Uwi adalah broken white, karena tidak menggunakan
pemutih dan hanya menggunakan warna alami dari alam. Namun baju Uwi
berwarna kecoklatan karena noda, sebab Uwi senang bermain air dan
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
sehari-harinya berjalan di hutan, sehingga kutang Uwi menjadi lebih kotor.
Terlebih Uwi senang bermain hujan dan melakukan banyak aktivitas yang
membuat pakaiannya cepat kotor.
Gambar 3.8. Kutang Uwi
Sarung tenun Uwi adalah sarung yang ditenun dengan tangan oleh
gadis-gadis di desa Madami, dan warna yang digunakan adalah warna
gelap, berasal dari pewarna alami di desa Madami. Pemakaiannya
dililitkan di pinggang setelah memakai baju kutang, kearah kanan. Setelah
itu diikatkan dengan seutas tali yang berfungsi sebagai ikat pinggang, dan
sisa kain diatas tali digulung kearah pinggang, untuk menguatkan sarung
agar tidak melorot.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Gambar 3.9. Sarung Tenun Uwi
Ikat kepala Uwi memiliki bahan yang sama seperti kutangnya, dengan
potongan berbentuk segitiga. Ikat kepala ini dimaksudkan untuk menjaga
agar rambut tidak mengganggu ke muka, dan agar keringat tidak
bercucuran saat berjalan-jalan di hutan. Ikat kepala ini merupakan penanda
masyarakat Madami, dan cara menggunakannya berbeda-beda, tergantung
penggunanya. Uwi sendiri lebih suka melipatnya terlebih dahulu baru
mengikatkannya, meskipun hampir semua penduduk lebih memilih untuk
membiarkannya terikat tanpa dilipat, agar dapat menutupi seluruh kepala.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Gambar 3.10. Ikat Kepala Uwi
Kalung Uwi merupakan bulu burung Peca, yang merupakan hadiah dari
ayahnya. Ujung dari bulu burung tersebut dililitkan dan diikat, lalu
disambungkan ke tali lain yang berfungsi sebagai tali kalung.
Gambar 3.11. Kalung Bulu Burung Peca
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
b. Kostum Bodego
Pada gambar B, terlihat kostum Bodego yang dikenakan Uwi. Kostum
Bodego terdiri dari ponco penutup badan dan topeng. Topeng Uwi
merupakan alat untuk menakut-nakuti musuh, baik hewan buas maupun
pendatang yang ingin merusak desa Madami, karena di tiap topeng para
Bodego memiliki kekuatan mistis dan bisa menyala saat terkena aura
kemarahan dari penggunanya. Topeng ini terbuat dari pohon misitik yang
hanya tumbuh di hutan Madami, dan hanya boleh digunakan untuk
pembuatan barang-barang penting, seperti salah satunya topeng Bodego
dan gagang Bedog.
Gambar 3.12. Topeng Uwi
Ponco digunakan untuk melindungi tubuh dari panas dan
pepohonan serta semak-semak di hutan yang mungkin dapat melukai
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
tubuh. Namun ponco yang Uwi gunakan telah dipotongnya menjadi lebih
pendek daripada ponco yang seharusnya, karena Uwi merasa ponco yang
terlalu panjang membuat ia sulit bergerak. Warna dari ponco adalah
hitam/nila gelap, karena dimaksudkan sebagai kamuflase sekaligus media
untuk bersembunyi dan mengamati di hutan.
Gambar 3.13. Ponco Uwi
Bedog Uwi adalah senjata yang boleh dibawa Uwi saat bekerja sebagai
Bodego. Selain itu, Uwi juga membawa tasnya, yang terbuat dari kain
kapas, sama seperti ikat kepala dan kutangnya. Di dalam tasnya, Uwi
selalu membawa kain perban dan kendi air untuk menolong hewan-hewan
hutan. Ia juga sering membawa buah-buahan serta tanaman obat, yang
sering diambilnya di hutan.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
3. Model Sheet
Pembuatan Model Sheet dari karakter ditujukan apabila pengembangan
karakter telah mencapai tahap final, dan agar penulis dapat melihat bentuk
kostum dan karakter dari berbagai sisi. Untuk model sheet Uwi, penulis
akan membuat masing-masing untuk kostum harian dan kostum Bodego.
Gambar 3.14. Model Sheet Uwi dengan Kostum Harian
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Gambar 3.15. Model Sheet Uwi dengan Kostum Bodego
3.3.2. Produksi
Pada proses produksi, penulis mulai melakukan development terhadap karakter
Uwi, dengan cara membentuk ekspresi karakter, kemudian dilanjutkan dengan
gesture, dan terakhir adalah pemilihan warna untuk Uwi.
3.3.2.1. Ekspresi
Ekspresi dari karakter, atau biasa dikenal dengan facial expression,
merupakan gambar karakter dengan berbagai ekspresi, yang berfungsi
untuk menunjukkan karakteristik dan kepribadian dari karakter tersebut.
Untuk karakter Uwi, penulis mencoba untuk menampilkan ekspresi
karakter dari berbagai angle, agar terlihat lebih dinamis.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Gambar 3.16. Ekspresi Uwi
3.3.2.2. Gesture
Untuk mengembangkan ekspresi karakter, selanjutnya penulis mulai
membuat gesture dari Uwi, untuk lebih memperkuat karakteristik dan
kepribadian dari Uwi.
Gambar 3.17. Gesture Uwi
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Berikut adalah gesture Uwi saat berlari dan saat berlatih menggunakan
Bedog. Selain itu, penulis juga menambahkan beberapa gesture Uwi sedari
ia kecil sampai sekarang, untuk memperkuat konsep dari karakter.
Gambar 3.18. Uwi dan Teman-temannya
Sedari kecil, Uwi bukanlah sosok anak yang suka bergaul. Bahkan saat ada
kesempatan untuk bermain dengan teman sebayanya, ia lebih memilih
untuk bermain dengan WO, sejenis monyet yang merupakan teman
kecilnya yang sudah dianggap seperti saudaranya.
Gambar 3.19. Uwi Menolong Hewan Hutan
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Setelah resmi diangkat menjadi Bodego, Uwi semakin sering
menghabiskan waktunya untuk menolong hewan-hewan hutan, dan
semakin terlihat karakteristiknya yang sangat peduli kepada siapapun yang
sedang kesusahan. Uwi senang menolong hewan-hewan hutan, karena ia
merasa dekat dengan mereka. Meskipun ia adalah sosok yang introvert,
tapi Uwi tak segan untuk membantu siapapun yang membutuhkannya.
Gambar 3.20. Uwi Mengambil Daun Obat
Di waktu senggangnya, Uwi sering belajar mengenai tanaman obat
dan cara merawat luka, karena ia merasa sangat membutuhkannya apabila
menemukan hewan yang terluka. Di Madami, terdapat satu tanaman obat
yang sangat berkhasiat, yang bisa menyembuhkan luka luar, baik tergores
maupun terbakar. Uwi sering mengambil tanaman tersebut untuk
mengobati hewan-hewan hutan, dan terkadang dirinya sendiri.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Gambar 3.21. Uwi Memungut Sampah Odi
Pada hari saat ia bertemu Odi, Uwi sedang berkeliling hutan, sembari
mencari WO yang tak kelihatan. Biasanya, Uwi dan WO bertemu di
pinggir jembatan akar, sebagai tempat awal masuk daerah Madami, dan
dari situ mereka akan bersama-sama mengelilingi hutan untuk menjaga
hutan. Hari itu, saat ia menyusuri hutan, ia melihat ada sampah yang
bertebaran di tanah, dan ia memungutnya dengan geram. Sayup-sayup ia
mendengar suara WO yang menangis meminta tolong, sehingga ia berlari
untuk mencarinya. Namun, setibanya disitu, ia justru melihat Odi yang
berada di dekat sungai, sehingga ia memutuskan untuk naik ke atas pohon,
sembari mengamati.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Gambar 3.22. Uwi Melihat Odi
Uwi kemudian memutuskan untuk mengikuti Odi, yang ternyata
tersesat dan tak sengaja memasuki wilayah arca. Karena terdorong oleh
rasa penasarannya dengan mitos arca suci tersebut, Uwi memutuskan
untuk mengamati sejenak. Namun, ia sadar bahwa ia harus mengusir Odi,
atau ia akan dianggap gagal menjaga desanya. Sebelum ia sempat
mendatangi Odi, ternyata Odi sudah mengambil foto arca tersebut. Uwi
terkejut melihat suasana yang sudah berubah, dan Ia melihat arca yang
mengamuk kepada Odi. Uwi segera menghampiri Odi, dan berusaha
menghentikan arca tersebut dengan menghancurkan kamera Odi yang
dianggap berbahaya.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Gambar 3.23. Uwi menolong Odi
Setelah itu, arca kembali tenang, dan Odi dengan rasa pedulinya
yang sangat tinggi, merasa tidak tega melihat Odi yang shock dan terluka
akibat amukan arca. Uwi memutuskan untuk membantu mengobati luka
Odi, baru mengantarkan Odi keluar daerah Madami, agar Odi tidak
menghancurkan daerah Madami dengan teknologi dan modenrnitas milik
Uwi.
3.3.2.3. Warna
Proses pewarnaan untuk karakter Uwi penulis lakukan secara digital, tanpa
melewati proses inking, karena hasil yang akan dicapai adalah karakter
tanpa outline. Berikut adalah hasil dari pewarnaan karakter Uwi.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Gambar 3.24. Warna Karakter Uwi
Penggunaan warna untuk karakter Uwi adalah warna coklat (sawo
matang) untuk kulitnya, dengan perpaduan antara coklat muda dan coklat
tua, dimana coklat tua khususnya pada bagian kaki menandakan terkena
lumpur. Warna biru dipilih untuk kalung Uwi, selain sebagai lambang
kepercayaan dan kebanggaan Uwi kepada ayahnya, juga sebagai emphasis
dan menjadi titik pembeda Uwi dengan penduduk Madami yang lainnya.
Tawis Uwi, seperti yang telah dijelaskan melambangkan arti berbeda,
yaitu merah, sebagai tawis kedewasaan, dan hijau, sebagai Tawis
pekerjaan. Tawis kedewasaan menggunakan warna merah, karena warna
merah memiliki makna berani dan kuat, dengan harapan anak-anak yang
telah mendapat tawis kedewasaan menjadi sosok yang berani dan kuat.
Tawis hijau dipilih karena hijau seringkali digunakan untuk
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
melambangkan alam dan lingkungan, sehingga sesuai dengan pekerjaan
Uwi, yaitu Bodego yang menjaga lingkungan Madami.
Terdapat perbedaan color pallete untuk karakter Uwi dengan
kostum Bodego dan kostum harian. Hilangnya warna Biru dimaksudkan
agar Uwi tidak memberi kesan tenang dan dapat dipercaya, karena saat
menjadi Bodego, Uwi harus terlihat sangar dan kuat, agar dapat mengusir
musuh.
3.3.2.4. Finishing
Setelah karakter Uwi selesai diwarnai, penulis beralih kepada proses
terakhir pada tahap produksi, yaitu finishing. Tahap ini dimaksudkan untuk
memperbaiki dan memberi sentuhan terakhir sebelum karakter
dianimasikan pada film. Penulis memutuskan untuk merubah bentuk
topeng Uwi, dari yang awalnya berbentuk dasar oval, diubah menjadi
bentuk segitiga, agar terlihat lebih garang dan berbahaya. Sehingga
tampilan Uwi dengan kostum Bodego mengacu pada bentuk segitiga dan
memberi kesan karakter antagonis yang kuat untuk Uwi.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Gambar 3.25. Revisi Topeng Uwi
Penulis kemudian membandingkan karakter Uwi dengan tokoh utama
protagonis, yaitu Odi. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat kedua karakter,
dan melihat perbedaan yang mendasar dari kedua karakter, agar keduanya tampak
menonjol dan memiliki kekuatan sebagai karakter utama, namun tetap saling
mendukung satu sama lain.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Gambar 3.26. Perbandingan Uwi dan Odi (Odi: Kenezia Hermanus,2014)
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Setelah melihat perbandingan antara kedua karakter (gambar sebelum),
penulis memutuskan untuk mengubah beberapa hal dari karakter Uwi, agar
karakter Uwi dapat menjadi karakter yang berasal dari satu cerita yang sama
dengan karakter Odi. Perubahan untuk Uwi penulis fokuskan pada bentuk mata
dan hidung, serta menyederhanakan bentuk serta ukuran dari kepala, tangan, dan
kaki Uwi. Setelah direvisi, berikut adalah bentuk Uwi yang telah disamakan
dengan bentuk dasar karekter Odi (gambar sesudah), tanpa merubah ciri khas dan
kelebihan dari Uwi.
Gambar 3.27. Uwi Final Design
Setelah perubahan bentuk untuk mendapatkan bentuk yang pas, penulis mengubah
warna dari karakter Uwi, dengan tujuan untuk mendapatkan warna yang sesuai
dengan referensi, yaitu dari penduduk Baduy. Penulis melakukan color pick dari
beberapa foto, untuk mendapat warna yang sesuai. Berikut adalah hasil jadi
karakter Uwi yang nantinya akan dianimasikan pada IYATNA.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Gambar 3.28. Warna Berdasarkan Orang Baduy (1.http://images.detik.com/customthumb/2013/10/01/1026/img_20131001194627_524ac42
3d057b.jpg, 2.http://4.bp.blogspot.com/_YskitIKLKQY/TEXiiOPsQsI/AAAAAAAAAkw/ZMp2gQEh-
V0/s400/Img0146+copy+(Small)+copy.jpg, 3.http://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/suku-baduy-dalam-_120418124638-
641.jpg)
Penulis telah membuat acuan bentuk dasar dari masyarakat Madami untuk
menjadi panduan dalam pembuatan karakter Uwi. Berikut adalah penjabaran
bentuk dasar dari masyarakat Madami, yang dapat dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan:
1. Bentuk Kepala
Bentuk muka (kepala) terdiri dari 2 garis lurus sejajar, dengan bentuk
dagu agak melingkar namun tidak berbentuk bulat. Bentuk ini
bertujuan untuk menampilkan kesan garis muka yang kuat dan tegas,
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
dan tidak menghasilkan karakteristik orang yang lembut dan anggun,
karena masyarakat Madami dididik untuk hidup di alam.
Gambar 3.29. Bentuk Kepala
2. Bentuk Mata
Masyarakat Madami juga memiliki kesamaan pada bentuk mata, yaitu
berbentuk cembung dengan sisi lancip di kedua ujungnya. Ukuran alis
dari masyarakat Madami juga pendek, hanya sepertiga sampai
setengah panjang mata.
Gambar 3.30. Bentuk Mata
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
3. Bentuk Garis Badan
Proporsi bentuk badan pria di masyarakat Madami memiliki bentuk
tubuh yang lurus tanpa ada perbedaan lekukan pada paha dan betis
maupun lengan, namun cenderung membesar di bagian bawah, untuk
memberi kesan kokoh dan kuat. Postur tubuh masyarakat sendiri bisa
bervariasi tergantung mata pencahariannya, seperti misalnya bodego
dan petani memiliki postur tubuh yang lebih besar dibanding
pengrajin.
Gambar 3.31. Bentuk Badan
3.3.3. Pasca Produksi
Proses terakhir yang penulis lakukan adalah pasca produksi, yaitu
menggabungkan karakter Uwi kedalam film animasi IYATNA, dalam bentuk
komposisi pada shot di film. Penulis membantu untuk menyusun komposisi
karakter dan environment yang ada, dan hasil akhir yang disajikan adalah
screenshot dari panel scene yang sesuai dengan gesture Uwi.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
3.3.3.1. Gesture Uwi pada Film Animasi IYATNA
Penulis membuat preview gesture Uwi yang telah digabungkan dengan
environment dan karakter lain, untuk mempermudah memposisikan Uwi
pada shot di film IYATNA. Maka sebelumnya penulis menyusun sebuah
storyboard dari shotlist yang telah ada, untuk mempermudah proses
komposisi. Adapun gesture yang akan dibuat adalah saat Uwi marah dan
menghancurkan kamera Odi, pada shot 72 dan gesture saat Uwi menolong
dan mengobati luka Odi, pada shot 84. Pemosisian karakter dengan
environment dan karakter lain dimaksudkan agar penulis dapat melihat
kecocokan Uwi dengan setting dan kondisi pada film IYATNA.
1. Marah dan menghancurkan kamera Odi – shot 72
Gambar 3.32. Shot 72
Penulis membuat Uwi yang marah dan dengan penuh emosi
menghancurkan kamera Odi dengan cara menginjaknya. Uwi bertumpu
dengan satu kaki, dan menggunakan kaki kanannya untuk menginjak
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
kamera. Tangannya terkepal untuk menunjukkan kemarahan. Jenis
shot merupakan transisi dari Frog Eye ke Full Shot.
2. Berjalan dengan penuh kemarahan – shot 73
Gambar 3.33. Shot 73
Setelah menginjak kamera Odi, Uwi berjalan menuju kertas foto Odi
yang tergeletak di dekat Odi. Pada adegan ini, Uwi akan terlihat
berjalan dengan tegap dan tangan terkepal, penuh kekuatan dan
kemarahan. Mata dari topeng Uwi akan berwarna merah, untuk
menunjukkan aura kemarahannya.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
3. Membersihkan luka Odi – shot 80
Gambar 3.34. Shot 80
Uwi telah melepaskan topengnya, dan ia terlihat berhati-hati
menyentuh luka Odi, sembari perlahan menuangkan air dari kendinya
untuk membersihkan luka Odi. Ekspresinya terfokus kepada luka Odi,
tanpa banyak bercakap-cakap.
4. mengobati luka Odi – shot 84
Gambar 3.35. Shot 84
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Di shot ini, Uwi digambarkan sedang mengunyah daun obat yang
nantinya akan ditempelkan ke luka Odi untuk membantu mencegah
infeksi. Uwi terlihat sedang mengunyah sambil menaruh tangannya di
bawah mulutnya, untuk menadahi daun tersebut. Mata Uwi dibuat
terpejam dan sesekali melirik ketas, untuk menandakan Uwi sedang
berpikir sembari mengunyah daun tersebut, untuk merasakan apakah
sudah pas takarannya. Setelah itu, Uwi akan memuntahkan daun
tersebut ke tangannya, baru ditempelkan/diletakkan di luka Odi. Setelah
itu, Uwi mengakhiri proses mengobati Odi dengan membalut kaki Odi
dengan perban yang selalu ia bawa.
Perancangan 3 Dimensional..., Linny, FSD UMN, 2015
Top Related