Indikator / Kriteria Pembangunan Berkelanjutan
Berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, maka indikator pembangunan
berkelanjutan tidak akan terlepas dari aspek-aspek tersebut diatas, yaitu aspek ekonomi,
ekologi/lingkungan, sosial, politik, dan budaya. Sejalan dengan pemikiran tersebut,
Djajadiningrat (2005) dalam buku Suistanable Future: Menggagas Warisan Peradaban bagi Anak
Cucu, Seputar Pemikiran Surna Tjahja Djajadiningrat, menyatakan bahwa dalam pembangunan
yang berkelanjutan terdapat aspek keberlanjutan yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Keberlanjutan Ekologis
2. Keberlanjutan di Bidang Ekonomi
3. Keberlanjutan Sosial dan Budaya
4. Keberlanjutan Politik
5. Keberlanjutan Pertahanan Keamanan
Prof. Otto Soemarwoto dalam Sutisna (2006), mengajukan enam Tolak ukur pembangunan
berkelanjutan secara sederhana yang dapat digunakan baik untuk pemerintah pusat maupun di
daerah untuk menilai keberhasilan seorang Kepala Pemerintahan dalam pelaksanaan proses
pembangunan berkelanjutan. Keenam Tolak ukur itu meliputi:
pro lingkungan hidup;
pro rakyat miskin;
pro kesetaraan jender;
pro penciptaan lapangan kerja;
pro dengan bentuk negara kesatuan RI dan
harus anti korupsi, kolusi serta nepotisme. Berikut ini penjelasan umum dari masing-
masing Tolak ukur.
Tolak ukur pro lingkungan hidup (pro-environment) dapat diukur dengan berbagai indikator.
Salah satunya adalah indeks kesesuaian,seperti misalnya nisbah luas hutan terhadap luas wilayah
(semakin berkurang atau tidak), nisbah debit air sungai dalam musim hujan terhadap musim
kemarau, kualitas udara, dan sebagainya. Berbagai bentuk pencemaran lingkungan dapat menjadi
indikator yang mengukur keberpihakan pemerintah terhadap lingkungan. Terkait dengan Tolak
ukur pro lingkungan ini, Syahputra (2007) mengajukan beberapa hal yang dapat menjadi rambu-
rambu dalam pengelolaan lingkungan yang dapat dijadikan indikator, yaitu:
Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi secara benar menurut
kaidah ekologi.
Pemanfaatan sumberdaya terbarukan (renewable resources) tidak boleh melebihi potensi
lestarinyaserta upaya mencari pengganti bagi sumberdaya takterbarukan(non-renewable
resources).
Pembuangan limbah industri maupun rumah tangga tidak boleh melebihi kapasitas
asimilasi pencemaran.
Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung lingkungan
(carrying capacity).
Tolak ukur pro rakyat miskin (pro-poor) bukan berarti anti orang kaya. Yang dimaksud pro
rakyat miskin dalam hal ini memberikan perhatian pada rakyat miskin yang memerlukan
perhatian khusus karena tak terurus pendidikannya, berpenghasilan rendah, tingkat kesehatannya
juga rendah serta tidak memiliki modal usaha sehingga daya saingnya juga rendah. Pro rakyat
miskin dapat diukur dengan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau
HumanDevelopment Index (HDI) dan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) atau Human Poverty
Index (HPI) yang dikembangkan PBB. Kedua indikator ini harus dilakukan bersamaan sehingga
dapat dijadikan Tolak ukur pembangunan yang menentukan. Nilai HDI dan HPI yang meningkat
akan dapat menunjukkan pembangunan yang pro pada rakyat miskin.
Tolak ukur pro kesetaraan jender/pro-perempuan (pro-women), dimaksudkan untuk lebih banyak
membukakesempatan pada kaum perempuan untuk terlibat dalamarus utama pembangunan.
Kesetaraan jender ini dapatdiukur dengan menggunakan Gender-related.Develotmenta.Index
(GDI) dan Gender Empowerment Measure (GEM) untuk suatu daerah.Jika nilai GDI mendekati
HDI, artinyadi daerah tersebut hanya sedikitterjadi disparitas jender dan kaumperempuan telah
semakin terlibat dalam proses pembangunan.
Tolak ukur pro pada kesempatan hidup atau kesempatan kerja
(pro-livelihood opportunities) dapat diukur dengan menggunakan berbagai indikator seperti
misalnya indikator demografi (angkatan kerja, jumlah penduduk yang bekerja, dan sebagainya),
index gini, pendapatan perkapita, dan lain-lain. Indikator Kesejahteraan Masyarakat juga dapat
menjadi salah satu hal dalam melihat dan menilai Tolak ukur ini
Tolak ukur pro dengan bentuk negara kesatuan RI merupakan suatu keharusan, karena
pembangunanberkelanjutan yang dimaksud adalah untuk bangsaIndonesia yang berada dalam
kesatuan NKRI.
Tolak ukur anti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dapat dilihat dari berbagai kasus yang
dapat diselesaikanserta berbagai hal lain yang terkait dengan gerakan anti KKNyang digaungkan
di daerah bersangkutan.Buah pemikiran pakar lingkungan ini sejalan denganbuah pemikiran
beberapa konseptor pembangunan berkelanjutan yang dirangkum oleh Gondokusumo
(2005),dimana disebutkan syarat-syarat yang perlu dipenuhi untuktercapainya proses
pembangunan berkelanjutan (Tabel1). Syarat-syarat tersebut secara umum terbagi dalam 3
indikator utama, yaitu:
1. Pro Ekonomi Kesejahteraan, maksudnya adalah pertumbuhan ekonomi ditujukan untuk
kesejahteraan semua anggota masyarakat, dapat dicapai melalui teknologi inovatif yang
berdampak minimum terhadap lingkungan.
2. Pro Lingkungan Berkelanjutan, maksudnya etika lingkungan non antroposentris yang
menjadi pedoman hidup masyarakat, sehingga mereka selalu mengupayakan kelestarian
dan keseimbangan lingkungan, konservasi sumberdaya alam vital, dan mengutamakan
peningkatan kualitas hidup non material.
3. Pro Keadilan Sosial, maksudnya adalah keadilan dan kesetaraan akses terhadap
sumberdaya alam dan pelayanan publik, menghargai diversitas budaya dan
Budimanta (2005) menyatakan, untuk suatu proses pembangunan berkelanjutan, maka perlu
diperhatikan hal hal sebagai berikut:
1. Cara berpikir yang integratif. Dalam konteks ini, pembangunan haruslah melihat
keterkaitan fungsional dari kompleksitas antara sistem alam, sistem sosial dan manusia di
dalam merencanakan, mengorganisasikan maupun melaksanakan pembangunan tersebut.
2. Pembangunan berkelanjutan harus dilihat dalam perspektif jangka panjang. Hingga saat
ini yangbanyak mendominasi pemikiran para pengambilkeputusan dalam pembangunan
adalah kerangkapikir jangka pendek, yang ingin cepat mendapatkanhasil dari proses
pembangunan yang dilaksanakan.Kondisi ini sering kali membuat keputusan yangtidak
memperhitungkan akibat dan implikasi padajangka panjang, seperti misalnya potensi
kerusakanhutan yang telah mencapai 3,5 juta Ha/tahun, banjiryang semakin sering
melanda dan dampaknya yangsemakin luas, krisis energi (karena saat ini kita
telahmenjadi nett importir minyak tanpa pernah melakukanlangkah diversifi kasi yang
maksimal ketika masih dalamkondisi surplus energi), moda transportasi yang
tidakberkembang, kemiskinan yang sulit untuk diturunkan,dan seterusnya.
3. Mempertimbangkan keanekaragaman hayati, untuk memastikan bahwa sumberdaya alam
selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa mendatang. Yang tak kalah
pentingnya adalah juga pengakuan dan perawatan keanekaragaman budaya yang akan
mendorong perlakukan yang merata terhadap berbagai tradisi masyarakat sehingga dapat
lebih dimengerti oleh masyarakat.
4. Distribusi keadilan sosial ekonomi. Dalam konteks ini dapat dikatakan pembangunan
berkelanjutan menjamin adanya pemerataan dan keadilan sosial yang ditandai dengan
meratanya sumber daya lahan dan faktor produksi yang lain, lebih meratanya akses peran
dan kesempatan kepada setiap warga masyarakat, serta lebih adilnya distribusi
kesejahteraan melalui pemerataan ekonomi
Peran Tata Ruang Dalam Pembangunan Kota Berkelanjutan
Terkait dengan pembangunan perkotaan, maka kota yang menganut paradigma pembangunan
berkelanjutan dalam rencana tata ruangnya merupakan suatu kota yang nyaman bagi
penghuninya, dimana akses ekonomi dan sosial budaya terbuka luas bagi setiap warganya untuk
memenuhi kebutuhan dasar maupun kebutuhan interaksi sosial warganya serta kedekatan dengan
lingkungannya. Menurut Budimanta (2005), bila kita membandingkan wajah kota Jakarta dengan
beberapa kota di Asia maka akan terlihat kontras pembangunan yang dicapai. Singapura telah
menjadi kota taman, Tokyo memiliki moda transportasi paling baik di dunia, serta Bangkok
sudah berhasil menata diri menuju keseimbangan baru ke arah kota dengan menyediakan ruang
yang lebih nyaman bagi warganya melalui perbaikan moda transportasinya. Perbedaan terjadi
karena Jakarta menerapkan cara pandang pembangunan konvensional yang melihat
pembangunan dalam konteks arsitektural, partikulatif dalam konteks lebih menekankan pada
aspek fisik dan ekonomi semata. Sedangkan ketiga kota lainnya menerapkan cara pandang
pembangunan berkelanjutan dalam berbagai variasinya, sehingga didapatkan kondisi ruang kota
yang lebih nyaman sebagai ruang hidup manusia di dalamnya.
Menurut Budihardjo (2005), rencana tata ruang adalah suatu bentuk kebijakan publik yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan proses pembangunan berkelanjutan. Namun masih banyak
masalah dan kendala dalam implementasinya dan menimbulkan berbagai konfl ik kepentingan.
Konflik yang paling sering terjadi di Indonesia adalah konfl ik antar pelaku pembangunan yang
terdiri dari pemerintah (public sector), pengusaha atau pengembang (private sector), profesional
(expert), ilmuwan (perguruan tinggi), lembaga swadaya masyarakat, wakil masyarakat, dan
segenap lapisan masyarakat. Konfl ik yang terjadi antara lain: antara sektor formal dan informal
atau sektor modern dan tradisional di perkotaan terjadi konfl ik yang sangat tajam; proyek “urban
renewal” sering diplesetkan sebagai “urban removal”; fasilitas publik seperti taman kota harus
bersaing untuk tetap eksis dengan bangunan komersial yang akan dibangun; serta bangunan
bersejarah yang semakin menghilang berganti dengan bangunan modern dan minimalis karena
alasan ekonomi. Dalam kondisi seperti ini, maka kota bukanlah menjadi tempat yang nyaman
bagi warganya. Kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan cenderung dikibarkan sebagai slogan
yang terdengar sangat indah, namun kenyataan yang terjadi malah bertolak belakang. Terkait
dengan berbagai konfl ik tersebut, maka beberapa usulan yang diajukan Budihardjo (2005) untuk
meningkatkan kualitas perencanaan ruang, antara lain:
1. Orientasi jangka panjang yang ideal perlu disenyawakan dengan pemecahan masalah
jangkapendek yang bersifat inkremental, dengan wawasan pada pelaksanaan atau action
oriented plan.
2. Penegakan mekanisme development control lengkap dengan sanksi (disinsentif) bagi
berbagai jenis pelanggaran dan insentif untuk ketaatan pada peraturan.
3. Penataan ruang secara total, menyeluruh dan terpadu dengan model-model advocacy,
participatory planning dan over-the-board planning atau perencanaan lintas sektoral,
sudah saatnya dilakukan secara konsekuendan konsisten.
4. Perlu peningkatan kepekaan sosio kultural dari para penentu kebijakan dan para
professional (khususnya di bidang lingkungan binaan) melalui berbagai forum
pertemuan/diskusi/ceramah/publikasi, baik secara formal maupun informal.
5. Perlu adanya perhatian yang lebih terhadap kekayaan khasanah lingkungan alam dalam
memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efi sien.
6. Keunikan setempat dan kearifan lokal perlu diserap sebagai landasan dalam
merencanakan dan membangun kota, agar kaidah a city as a social workof art dapat
terejawantahkan dalam wujud kota yang memiliki jati diri. Fenomena globalization
withlocal fl avour harus dikembangkan untuk menangkal penyeragaman wajah kota dan
tata ruang. Disamping enam usulan tersebut tentunya implementasi indikator-indikator
pembangunan berkelanjutan yang berpijak pada keseimbangan pembangunan dalam
sedikitnya 3 (tiga) pilar utama, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial harus menjadi dasar
pertimbangan sejak awal disusunnya suatu produk rencana tata ruang kota/wilayah.
MACAM-MACAM KOMPONEN FISIK
1. Kekuatan (strength)
Sajoto (1988:6), mengatakan bahwa “Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik
seseorang tentang kemampuannya dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu
bekerja”. Menurut Harsono (1988:178), Strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan
tegangan terhadap suatu tahanan”
2. kelenturan (Fleksibeliti)
kelenturan (Fleksibelitas) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak
sendi”. (Harsono, 1988:163). daya lentur (Flexibility) adalah efektivitas seseorang dalam
penyesuaian diri untuk aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas”. (Sajoto, 1988:17).
3. Daya tahan (endurance)
daya tahan adalah seorang atlet yang mampu untuk mengatasi kelelahan pada organisme tubuh
selama melakukan kegiatan tersebut ( Josef Nossek. 1982.48)
4. Kecepatan
Kecepatan yaitu kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dengan waktu sesingkat-singkat
mungkin. (Bompa 1999).
5. Daya
daya ledak adalah kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan
kontraksi tinggi (Harre, 1982:102). Daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok
otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerakan
yang utuh (Suharno HP, 1984:11)
6. Kelincahan
menurut Suharno HP (1983 : 28) mendefinisikan kelincahan adalah kemampuan dari seseorang
untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi.
7. Keseimbangan
Balance, Kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot.
8. koordinasi
Coordination, Kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda kedalam
pola gerakan tunggal secara efektif.
9. Reaksi
Reaction, Kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi
rangsangan yang ditimbulkan lewat indera
10. koposisi tubuh
Komposisi tubuh dapat didefinisikan sebagai prosentase relative dari lemak tubuh dan massa
tubuh (sasmita:IKD)
A.ASPEK EKONOMI
Cukup banyak data makro ekonomi yang tersebar di berbagai media yang secara langsung
maupun tidak langsung dapat di manfaatkan perusahaan.Data makroekonomi tersebut banyak
yang dapat di jadikan sebagai indicator ekonomi yang dapat diolah menjadi informasi penting
dalam rangka studi kelayakan bisnis ,misal nya:PDB,INVESTASI,INFLASI,KURS VALUTA
ASING,KREDIT PERBANKAN,ANGGARAN PEMERINTAH,PENGANGGARAN
PEMBANGUNAN,PERDAGANGAN LUAR NEGRI,DAN NERACA PEMBAYARAN.
1.Sisi Rencana Pembangunan Nasional
Analisis manfaat proyek di tinjau di sisi ini,di maksudkan agar proyek dapat:
a.Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat.
Kegiatan usaha yang dapat di kerjakan oleh tenaga kerja local tidak perlu di gantikan oleh tenaga
kerja asing.
b.Menggunakan sumber daya local
Sumber daya lokalmisal nya bahan baku.komponen bahan baku produk local jika di
manfatkan(dengan catatan kualiatascukup layak sesuai standart)untuk proses produksi .
c.Menghasilkan dan menghemat devisa
penggunaan bahan baku yang di ambil dari produk local berarti mengurangi penggunaan bahan
impor .
d.Menumbuhkan industry lain
dengan adanya proses bisnis yang baru ,di harapkan tumbuh industry lain baik yang sejenis atau
industry pendukung lain nya .seperti industry bahan baku maupun industry sebagai dampak
positif adanya kegiatan ekonomi di daerah tersebut.
e.Turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negri sesuai dengan kemampuan.
Sebagian sudah di jelaskan pada bagian c,di atas bawah produk yang di hasilkan atas usaha
tersebut dapat memnuhi kebutuhan dalam negri sehingga jika mencukupi tidaklah perlu
mengadakan impor yang sudah tentu akan menguras devisa,
f.menambah pendapatan nasional.
Sudah jelas bahwa dengan bertumbuh nya bisnis di dalam negeri misalnya:dengan diproduksi
nya produk yang di konsumsi secara baik di dalam negri,maka impor atas produk Dan komponen
imputnya berkurang atau bahkan di tiadakan sama sekali.
2.Sisi Distribusi Nilai Tambah
Maksudnya adalah agar proyek yang akan di bangun memiliki nilai tambah,nilai tambah hendak
nya dapat di hitung secara kuantitatif .dalam perhitungan tersebut,agar lebih mudah,dapat di
asumsikan bahwa proyek dapat berproduksi dengan kapasitas normal.
3.Sisi Nilai investasi pertenaga kerja.
Penialaian berikut nya adalah bahwa proyek mampu meningkat kan kesempatan kerja .salah satu
cara mengukur proyek padat modal atau padat karyaadalah dengan berbagai investasi (modal
tetap+modal kerja)dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat sehingga di dapat nilai investasi
pertenaga kerja.
4.Hambatan di Bidang Ekonomi
Pelaksanaan pembangunan ekonomi terus di laksanakan dalam rangka menaikkan atau paling
tidak mempertahankan pendapatan yang telah di capai .bagi Indonesia ,masih banyak tantangan
dan hambatan yang di hadapi ,sehingga tidaklah mudah untuk melaksanakanpembangunan
ekonomi ,yang juga berdampak padaaspek sosialdan politik,ada beberapa
penghambat ,diantarany:
Iklim tropis,menyebabkan terjadinya lingkungan kerja yang panas dan lembab sehingga
menurunkan usaha atau gairah kerja manusia ,banyak muncul penyakit ,serta membuat pertanian
kurang menguntungkan.
Produktivitas rendah,ini di sebabkan oleh kualitas manusia dan sumber alam yang relative
kurang menguntungkan.
Kapital sedikit ,ini di sebabkan oleh rendah nya produktivitas tenaga kerja yang berakibat pada
rendah nya pendapatan Negara ,sehingga tabungan sebagai sumber capital juga rendah .
Nilai perdagangan luar negri yang rendah,ini di sebabkan Negara miskin mengandalkan
ekspor bahan mentah yang mempunyai elastisitas penawaran permintaan atas perubahan harga
yang inelastis ,dalam jangka panjang mengakibatkan kerugian.
Besarnya pengangguran ,hal ini di sebabkan karena banyak nya tenaga kerja yang pindah dari
desa ke kota ,dan kota tak mampu menampung tenaga mereka karena kurang nya factor produksi
lain untuk mengimbangi nya sehingga terjadi nya pengangguran itu.
Besar nya ketimpangan distribusi pendapatan ,misalnya keuntungan lebih banyak di miliki
oleh sebagian kecilgolongan tertentu saja.
Tekanan penduduk yang berat,hal ini di sebabkan antara naik nya rata-rata umur manusia di
barengi dengan masih besar nya persentase kenaikan jumlah penduduk yang makin lama makin
membebani sumber daya lain untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Penggunaan tanah yang produktivitasnya rendah,hal ini di sebabkan karena sector pertanian
menjadi mata pencarian utama,di samping itu kualitas alat-alat produksi ,pupuk,teknik
pengolahan juga masih relative rendah.
5. Dukungan Pemerintah
Pemerintah mempunyai kepentingan agar perdagangan yang di lakukan oleh perusahaan-
perusahaan di dalam negri akan menghasilkan devisa bagi Negara.salah satu dukungan itu adalah
proteksi perdagangan.
Instrumen terjadi nya kebijakan proteksi perdagangan banyak ragam nya,tetapi tujuan nya satu
yaitu menimbulkan distorsi pasar dalam artian mencegah adanya pasar persaingan
bebas .instrumen kebijakan proteksi perdagangan dapat di golongkan sbb:
A.Kebijakan perdagangan luar negri terbagi 2 instrumen yaitu:
Instrumen tarif,terdiri atas:pajak impor,pajak ekspor,dan subsidi ekspor
Instrumen non-tarif ,terdiri atas dua batasan yaitu: pembatasan kualitatif dan pembatasan
kuantitatif
B.Kebijakan perdagangan dalam negri,terbagi atas:
Pajak penjualan,retribusi,dan kewajiban pembayaran lain nya.
Pengaturan distribusi barang
Pengaturan (stabilisasi)harga
C.Kebijakan produksi,terdiri atas:
Subsidi/pajak langsung bagi produsen
Perlindungan harga produksi dan saran produksi
Pengaturan penggunaan sarana produksi
B.ASPEK SOSIAL
Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besar nya .namun
demikian,perusahaan tidak dapat hidup sendirian ,perusahaan hidup bersama-sama dengan
komponen lain,salah satu komponen lain yang di maksud adalah lembaga social sehingga dalam
rangka keseimbangan tadi,hendak nya perusahaan memiliki tanggung jawab social.
1.Perusahaan sebagai lembaga social.
Sebuah perusahaan memiliki tugas melaksanakan bermacam-macam kegiatan dalam waktu
bersamaan.misal nya:manufaktur,bahan baku,mendistribusikan kepasar.dll.
Untuk merealisasikan kegiatan perusahaan tidaklah mudah ,di sana sering timbul ancaman-
ancaman sekaligus peluang-peluang yang datang dari lingkungan,baik eksternal maupun internal.
2.Perubahan kondisi social yang kompleks
Pemecatan karyawan karena berbagai alas an ,seperti misal nya:karena keryawan mabuk-
mabukan atau perusahaan mengalami kemerosotan keuntungan,hal yang biasa pada masa
lalu.tindakan seperti ini akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam bidang social
yang kompleks dalam perusahaan.di sebabkan karena semakin membaik peraturan perundang-
undangan pemerintah,meningkatnya kualitas sdm ,dll.
3.Perubahan dalam masyarakat yang pluralistic
Masyarakat pluralistic adalah sebuah kehidupan berbagai kelompok yang mempengaruhi
lingkungan perusahaan dalam mendapatkan harapan-harapan social,ekonomi dan
politik.,masing-masing kelompok berusaha mengembangkan diri supaya fungsi system itu
efektif.
Berkaitan dengan yang di atas,hendak nya bisnis memiliki manfaat-manfaat social yang hendak
nya diterima oleh masyarakat,seperti:
Membuka lapangan kerja baru,
Maksudnya di bukakan proyek bisnis akan menggairahkan masyarakat sekitar untuk turut serta
membuka lapangan kerja baru
Melaksanakan alih teknologi
Maksud nya dengan dilakukan nya alih tekhnologi ini kapada pekerja dengan berbagai cara
pelatihan yang terprogram dengan baik maka di harapkan tidak meningkatkan “skil”pekerja
tetapi juga sikap mental sebagai tenaga kerja yang andal semakin kokoh.
Meningkatkan mutu hidup
Sudah tentu,adanya proyek bisnis turut serta mengurangi angka pengangguran.
Pengaruh positif
Proyek bisnis hendak nya dapat berpengaruh positif pada masyarakat sekitar,tidak hanya
berdampak pada meningkatnya atau semakin baik nya kondisi lingkungan fisisk,seperti
jalan,jembatan,dan telepon tetapi juga kondisi lingkungan fisikis mereka.
C.ASPEK POLITIK
Adanya isu,rumor,spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang di ciptakan pemerintah akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu produk ,baik itu barang maupun jasa.
Dalam menganalisis kelayakan bisnis hendak nya aspek politik perlu pula dikaji untuk untuk
memperkirakan bahwa situasi politk saat bisnis di bangun dan di implementasikan tidak akan
sangat mengganggu sehingga kajian menjadi layak,situasi politik dapat di ketahui melalui berita-
berita dan media massa.Berita tersebut terbagi dua:good news dan bad news.
Di dalam bisnis good news di maknai dengan berita-berita yang dapat di terima pelaku pasar
tentang berbagai factor atau kondisi suatu Negara yang berhubungan dengan dunia
investasi,yang di nilai mendukung dan memiliki potensi mendatangkan keuntungan bagi dunia
investasi.
Bad news ,di sisi lain di maknai sebagai berita yang di terima pelaku pasar tentang berbagai
factor atau kondisi suatu Negara yang berhubungan dengan dunia investasiyang di nilai tidak
mendukung dan memiliki potensi mendatangkan kerugian bagi dunia investasi.bad news di
hindari pasar karena dampaknya merugikan dan mengancam dunia investasi.praktek nya
menyelewengkan dan menyalah gunakan kekuasaan yang di lakukan oleh oknum pemerintah
dalam menjalankan tugas mereka di nilai pasar sebagai bad news karena mengancam keamanan
modal dan usaha mereka.,kekacauan politik juga dapat mendorong lahirnya kondisi politik juga
dapat mendorong lahirnya kondisi social yang tidak aman.
Jadi,jelas bahwa aspek politik pemerintah secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh
pada dunia bisnis.makin kacau politik suatu daerah atau Negara berdampak makin kacau pula
dunia bisnis di daerah atau Negara tersebut.dan begitu pula sebalik nya.contoh ny:di bawah ini di
rangkum beberapa berita good news dan bad news mengenai peristiwa politik dan social di
Indonesia saat mana terjadi krisis multi dimensi serta kondisi bisnis ,misal nya:kurs mata uang
yang terjadi bersamaan dengan pristiwa-pristiwa tersebut.kiranya,berdasarkan fakta tersebut
dapat di fahami bahwa sedikit-banyak nya situasipolitik berperan terhadap kondisi bisnis.
D.Implikasi pada SKB( Studi kelayakan bisnis)
Hasil studi aspek ekonomi ,social dan politik hendak nya memberikan informasi perihal:
1.bagaimana kondisi ekonomi serta pern pemerintah dapat menunjang rencana bisniss,selain
bagaimana peran bisnis setelah di implementasikan dapat sedikit-banyak nya mendukung
pemerintah untuk memajukan ekonomi masyarakat.aspek ekonomi yang di kaji di antara nya
yaitu:
• Rencana membangunan nasional.
• Distribusi nilai tambah
• Nilai investasi pertenaga kerja
• Keuntungan ekonomi nasional
• Hambatan-hambatan di bidang ekonomi
• Dan dukungan pemerintah.
2.Bagaimana kondisi social akan saling mempengaruhi rencana bisnis,misalnya:imformasi
mengenai:perusahaan sebagai lembaga social,perubahan kondisi social yang kompleks,dan peran
perusahaan dalam masyarakat yang pluralistic
Aspek-Aspek Sosial Budaya
Sesuai dengan hasil kajian yang telah dilakukan, konsep mengenai aspek-aspek sosial budaya--
meskipun batas-batasnya tidak tegas benar--dapat dibedakan ke dalam aspek-aspek sosial dan
aspek-aspek budaya. Berkenaan dengan hal itu, konsep mengenai aspek-aspek sosial yang
dimaksud, antara lain, sebagai berikut.
(1) Tempat komunikasi berlangsung
(2) Tujuan komunikasi
(3) Peserta komunikasi, yang meliputi status sosial, pendidikan, usia, dan jenis kelaminnya
(4) Hubungan peran dan hubungan sosial di antara peserta komunikasi, termasuk relasi, ada-
tidaknya hubungan kekerabatan, dan tingkat keakraban peserta komunikasi
(5) Topik pembicaraan
(6) Situasi komunikasi
(7) Waktu berlangsungnya komunikasi
(8) Domain atau ranah pembicaraan
(9) Sarana komunikasi yang digunakan
(10) Ragam bahasa atau variasi bahasa
(11) Penggunaan sistem sapaan
(12) Peristiwa tutur (misalnya kuliah, pesta ulang tahun, upacara perkawinan, dsb.)
Agak berbeda dengan itu, aspek-aspek budaya yang diharapkan ada di dalam buku-buku bahan
ajar BIPA adalah sebagai berikut.
(1) Benda-benda budaya (artifact)
(2) Gerak-gerik anggota badan (kinesics)
(3) Jarak fisik ketika berkomunikasi (proxemics)
(4) Kontak pandangan mata ketika berkomunikasi
(5) Penyentuhan (kinesthesics)
(6) Adat-istiadat atau kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di masyarakat
(7) Sistem nilai yang berlaku di masyarakat
(8) Sistem religi yang dianut masyarakat
(9) Mata pencarian penduduk
(10) Kesenian
(11) Pemanfaatan waktu
(12) Cara berdiri, cara duduk, dan cara menghormati orang lain
(13) Keramah-tamahan, tegur sapa, dan basa-basi
(14) Pujian
(15) Hal-hal yang tabu dan pantang
(16) Gotong royong dan tolong-menolong
\(17) Sopan santun, termasuk penggunaan
Penurunan predator puncak dan megafauna 'pengaruh manusia yang paling mudah menyebar
pada alam '
Singa betina mempertahankan wildebeest yang terbunuh di Tanzania. Foto oleh: Rhett A. Butler.
Populasi serigala di seluruh dunia telah turun sekitar 99 persen dari jumlah populasi yang pernah
ada dalam sejarah. Populasi singa jatuh dari 450.000 menjadi 20.000 dalam 50 tahun. Tiga
subspesies harimau punah di abad ke-20. Penangkapan ikan yang berlebihan dan pemotongan
sirip hiu telah mengurangi beberapa populasi hiu menjadi 90 persen hanya dalam beberapa
dekade. Meskipun populasi ikan paus bungkuk meningkat kembali sejak perburuan paus
dilarang, mereka masih jauh dari jumlah yang pernah ada dalam sejarah. Sementara beberapa
manusia bersedih atas angka statistik yang tmpak seperti kerugian estetika, para ilmuwan saat ini
berkata bahwa penurunan tersebut memiliki dampak yang jauh lebih besar pada manusia
daripada sekadar menghilangnya hewan ikonik.
Kehancuran yang hampir besar-besaran pada predator puncak--seperti hiu, serigala, dan kucing
besar--telah mengubah ekosistem dunia secara drastis, menurut sebuah penelitian tinjauan baru
di Science. Walaupun peneliti telah lama mengetahui bahwa penurunan hewan di puncak rantai
makanan, termasuk herbivora besar dan omnivora, mempengaruhi ekosistem melalui apa yang
dikenal sebagai 'kaskade trofik', penelitian selama beberapa dekade terakhir hanya mulai
mengungkapkan sejauh mana hewan-hewan ini mempertahankan lingkungan yang sehat,
melestarikan keanekaragaman hayati, dan meningkatkan produktivitas alam.
"Hilangnya hewan-hewan ini mungkin adalah pengaruh manusia yang paling mudah menyebar
pada alam," dengan berani para peneliti memberitakan hal ini dalam tinjauan tersebut.
Sementara banyak spesies besar yang diperlihatkan dalam tinjauan ini secara historis, dan dalam
beberapa kasus masih, mendapatkan cercaan oleh banyak orang, studi kasus menunjukkan bahwa
bahkan predator besar dan berbahaya sebenarnya sangat membantu manusia daripada melukai
mereka.
"Predator-predator ini serta
prosesnya pada akhirnya melindungi
manusia," kata Ripple William,
Direktur Program Trofik Kaskade
dari Oregon State University dan
asisten penulis laporan ini dalam
sebuah siaran pers. "Ini bukan hanya
tentang mereka, ini tentang kita."
Segala penurunan mulai dari serigala
hingga paus telah berdesir melalui ekosistem dengan cara yang tak terduga bantah para peneliti,
termasuk wabah penyakit, hilangnya keanekaragaman hayati, kebakaran hutan, emisi karbon,
dan spesies invasif.
"Kami berpikir bahwa banyak kejutan ekologi yang dihadapi masyarakat selama berabad-abad
lalu--pandemi , keruntuhan populasi spesies yang kami hitung serta erupsi yang tidak kami
Sekelompok serigala sedang mengejar seekor rusa di
Taman Nasional Yellowstone. Foto milik the National
Park Service.
hitung, perubahan besar pada keadaan ekosistem, dan kerugian jasa keragaman ekosistem yang
disebabkan atau difasilitasi oleh rezim pemaksaan atas bawah yang berubah, "tulis para ilmuwan.
Predator Puncak
Sedikit spesies yang mendapat hujatan kemanusiaan lebih dari serigala, hiu, dan kucing besar.
Memang benar bahwa hiu dan kucing besar, seperti singa dan harimau, telah membunuh
manusia. Juga benar bahwa serigala dan kucing dalam beberapa kasus bertanggung jawab atas
pembunuhan ternak. Namun menurut para peneliti, peran spesies ini dalam ekosistem sangat
penting, meskipun masih tidak dihargai.
"Kami memiliki bukti yang melimpah bahwa pemangsa besar sangat penting dalam fungsi alam,
dari lautan terdalam hingga pegunungan tertinggi, daerah tropis sampai ke Kutub Utara," kata
Ripple.
Tapi bagaimana predator besar melindungi ekosistem?
Salah satu kasus yang sangat
terdokumentasi tentang bagaimana
hilangnya predator puncak--dan
kembalinya mereka--mengubah
ekosistem adalah reintroduksi
serigala di Taman Nasional
Yellowstone di Amerika Serikat.
Selama beberapa dekade ketika
serigala lokal punah, rusa tumbuh
liar. Mereka melahap vegetasi,
terutama pohon aspen dan willow
muda, yang berlimpah. Tidak
hanya itu, perilaku mereka
Pepohonan aspen yang berusia tujuh puluh tahun
menjulang tinggi di atas kepala peneliti di Taman
Nasional Yellowstone. Pepohonan aspen ini berasal dari
zaman sebelum serigala dibasmi dari taman ini. Pohon
Aspen muda yang berdiri sekarang ini tumbuh kembali
dengan kembalinya serigala. Foto oleh William Ripple,
milik Oregon State University.
berubah: mereka menjadi ceroboh. Ketika ada serigala, rusa-rusa akan sangat gugup untuk
menghabiskan waktu di daerah terbuka tertentu, seperti di sepanjang tepi sungai, tetapi dengan
hilangnya serigala rusa menghancurkan vegetasi sungai. Dengan kurangnya vegetasi di
sepanjang sungai, jumlah hewan seperti burung-burung berkicau dan berang-berang menurun.
Dengan membuat bendungan, berang-berang membuat kolam yang penting bagi ikan. Bahkan
erosi tanah meningkat, karena kurangnya naungan dari pohon di tepi sungai.
Coyote juga menjadi lebih berani dan berlimpah tanpa adanya serigala yang menjaga agar
mereka sejalan, sebuah proses yang dikenal para ilmuwan sebagai pelampiasan mesopredator,
yaitu hilangnya predator puncak memungkinkan predator yang lebih rendah mengambil-alih
ekosistem. Hal ini pada gilirannya merugikan mamalia kecil yang dimangsa coyote (pelampiasan
mesopredator secara artistik digambarkan dalam film Disney The Lion King ketika turunnya
singa memungkinkan hyena untuk merajalela dengan konsekuensi drastis). Jadi, hilangnya satu
spesies--serigala--melukai seluruh ekosistem.
Di Yellowstone ketika serigala kembali, rusa melarikan diri ke dalam hutan dan tidak akan lagi
merumput dengan santai di area terbuka atau sepanjang sungai. Sekarang, pohon aspen dan
willow sudah kembali; berang-berang sudah kembali; coyote berwaspada lagi, keanekaragaman
hayati meningkat, dan seluruh ekosistem jadi lebih produktif.
Produk akhir dari berkurangnya predator puncak dalam vegetasi terlihat di pulau Rum
Skotlandia, menurut para peneliti. Serigala telah hilang dari pulau itu selama ratusan tahun. Pada
waktu itu, rusa memakan bersih pepohonan di pulau itu sampai tidak ada yang tersisa.
Meskipun ada bukti ini, serigala di banyak bagian dunia--termasuk AS--masih dipandang oleh
banyak orang sebagai spesies pengganggu. Politisi AS baru-baru ini menyingkirkan serigala dari
Undang-undang Spesies Terancam Punah(ESA), pertama kalinya dalam hukum selama hampir
40 tahun sejarah.
Serigala adalah contoh paling terkenal dari pentingnya predator puncak, namun bukan satu-
satunya.
Hiu, seperti serigala, memiliki pengaruh serupa. Dimana jumlah hiu melimpah, ikan duyung--
mamalia herbivora besar--dipaksa oleh ekologi ketakutan memindahkan area merumput mereka
sama seperti rusa. Hal ini memungkinkan padang rumput laut pulih kembali, menyediakan
habitat tertentu untuk sejumlah keanekaragaman hayati laut, baik tanaman dan hewan.
Beberapa penurunan jumlah predator bahkan memberikan hasil yang lebih mengejutkan.
Menurut penulis, sedikitnya jumlah macan tutul dan singa di Sahara Afrika menyebabkan
kenaikan pada populasi baboon zaitun. Populasi baboon besar sejak itu menginvasi pusat
populasi manusia. Masalahnya para baboon ini membawa parasit usus yang dapat berpindah ke
manusia. Dalam kasus ini hilangnya predator puncak kemungkinan mengubah penyebaran
penyakit.
Peran predator besar bahkan dapat mempengaruhi penyebaran malaria. Banyaknya ikan besar di
ekosistem air tawar dapat mengurangi malaria dengan memangsa nyamuk penyebar dalam
jumlah besar. Kurangnya jumlah ikan dapat berarti lebih banyak insiden malaria, kata para
penulis.
Tentu saja, pengenalan predator invasif ke suatu daerah yang sudah lama terbebas dari predator
mungkin memiliki dampak negatif. Penelitian menunjukkan bahwa invasi rubah dan tikus kutub
ke beberapa pulau Arktik telah menghancurkan populasi burung laut dan pada gilirannya
merusak vegetasi. Ini karena burung laut membawa nutrisi penting dari laut ke tanah pulau itu.
Tak ada burung, tidak ada nutrisi tanah.
Herbivora Puncak
Dalam banyak cara yang sama seperti predator puncak, herbivora-herbivora besar di dunia
memiliki pengaruh besar pada ekosistem yang mereka huni.
Ketika rinderpes, penyakit ternak, membantai hewan-hewan berkuku besar Afrika seperti kerbau
dan wildebeest Afrika pada akhir abad ke-19 vegetasi tumbuh semakin liar, mengubah ekosistem
dari sebagian besar padang rumput menjadi lahan bersemak. Peningkatan vegetasi menyebabkan
semakin seringnya kebakaran hutan. Setelah populasi hewan berkuku meningkat kembali,
kebakaran mereda, dan ekosistem kembali ke keadaan semula.
"Efek atas bawah konsumen puncak dalam suatu ekosistem secara fundamental penting, tetapi
itu adalah fenomena yang rumit," jelas James Estes, seorang profesor ekologi dan biologi evolusi
di University of California, Santa Cruz, dalam sebuah siaran pers. "Mereka memiliki efek
beragam dan kuat pada cara ekosistem bekerja, dan hilangnya hewan-hewan besar ini memiliki
implikasi luas."
Sebagai contoh, spesies laut puncak seperti paus--yang merentangi jarak antara pemangsa,
herbivora, dan omnivora--memainkan peran yang tak terduga dalam penyerapan karbon. Sebuah
penelitian terbaru menemukan bahwa industri penangkapan ikan paus selama abad terakhir
melepaskan 105 juta ton karbon ke atmosfer. Mengapa? Tentu saja seekor paus yang sekarat
tenggelam ke dasar laut dan membawa karbon bersamanya, memisahkannya di dasar laut.
Sebaliknya, jika ikan paus dibunuh dan dibawa ke darat, karbon masuk ke atmosfer.
Dampak besar megafauna dunia dan predator puncak telah diabaikan karena beberapa alasan
menurut para peneliti. Perubahan ini terjadi pada tingkat luas--kadang ribuan kilometer persegi
dan termasuk sejumlah interaksi
spesies--padahal sebagian besar
penelitian meneliti daerah kecil atau
spesies tunggal. Perubahan ini
memakan waktu bertahun-tahun
atau bahkan puluhan tahun untuk
menjadi nyata, dan banyak dari
hewan-hewan puncak ini sudah
dalam penurunan tragis sebelum
para ilmuwan mulai memperhatikan mereka. Yang paling penting, para peneliti hanya
mengabaikan hubungan ekologis seperti itu sampai mereka terganggu. Sebagai contoh, tidak
Ikan paus bungkuk. Foto oleh: Rhett A. Butler.
akan ada yang menduga bila serigala berdampak pada keanekaragaman hayati Yellowstone
sampai serigala-serigala itu dibantai dan kemudian kembali.
"Interaksi ini tidak terlihat kecuali ada beberapa gangguan yang mengungkapkannya," kata Estes.
"Dengan hewan-hewan besar ini, tidak mungkin melakukan jenis-jenis eksperimen yang
diperlukan untuk menunjukkan efek mereka, jadi bukti-buktinya diperoleh sebagai akibat dari
perubahan alam dan catatan jangka panjang."
Mengingat meningkatnya data mengenai pentingnya raja-raja rantai makanan bagi seluruh
ekosistem, para peneliti mengatakan bahwa para ilmuwan perlu berhenti memandang spesies ini
sebagian besar tidak penting, seperti meluncur di puncak dengan pengaruh yang kecil.
Sebaliknya, mereka berpendapat bahwa ekologi dari 'pemaksaan atas bawah' harus menjadi cara
baru untuk memahami pengaruh manusia pada lingkungan global.
"Sejauh konservasi itu bertujuan untuk memulihkan ekosistem fungsional, pengembalian hewan-
hewan besar dan efek ekologi mereka adalah fundamental," kata Estes. "Hal ini memiliki skala
implikasi besar di mana konservasi dapat dilakukan. Anda tidak dapat mengembalikan konsumen
puncak besar pada tanah seluas satu hektar. Hewan-hewan ini berkeliaran di daerah yang luas,
sehingga akan memerlukan pendekatan skala besar. "
Ini adalah argumen berani, tapi seorang ekologiwan mengatakan bahwa kita tidak bisa lagi
mengabaikan. Bayangkan sebuah dunia di mana manusia belajar untuk menghargai--serta hidup
berdampingan dengan--serigala dan harimau, hiu dan singa. Bayangkan Amerika dengan migrasi
bison lagi dan lautan di dunia penuh dengan ikan paus, bayangkan sungai dipenuhi salmon yang
memijah dan jumlah singa meningkat kembali di Afrika, bayangkan hiu berenang tanpa
diganggu dan harimau mengaum kembali dari kepunahan, bayangkan ini dan manusia dapat
melihat bahwa pengaruh restorasi ekosistem lebih banyak dari sekedar lingkungan yang lebih
produktif, lebih beragam.
KUTIPAN: James A. Estes, John Terborgh, Justin S. Brashares, Mary E. Power, Joel Berger,
William J. Bond, Stephen R. Carpenter, Timothy E. Essington, Robert D. Holt, Jeremy B. C.
Jackson, Robert J. Marquis, Lauri Oksanen, Tarja Oksanen, Robert T. Paine, Ellen K. Pikitch,
William J. Ripple, Stuart A. Sandin, Marten Scheffer, Thomas W. Schoener, Jonathan B. Shurin,
Anthony R. E. Sinclair, Michael E. Soulé, Risto Virtanen, David A. Wardle. Trophic
Downgrading of Planet Earth. Science. Volume 333. 15 July 2011.
Top Related