Download - LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

Transcript
Page 1: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN

CARA MENGATASINYA

Disusun Oleh :

ARGHYA NARENDRA DIANASTYA (111510501105)(Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan S-1 PS. Agroteknologi Fakultas

Pertanian UNEJ)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER

2012

Page 2: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya

alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat

subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di

dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan

permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.

Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah

Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa

memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah

tersebut.

Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak

bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat

luas, seperti pembangunan industri yang telah menciptakan lapangan kerja baru

bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh

dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.

Kegiatan industri ini mempunyai efek yang sangat besar. Efek yang

ditimbulkan cukup beragam, mulai dari efek positif sampai efek negatif. Dampak

positif dari kegiatan industri, seperti penyerapan tenaga kerja, meningkatkan

pendapatan, meningkatkan daya saing produk dan jasa serta pengaplikasian ilmu

pengetahuan dan teknologi. Semua dampak positif tersebut juga diiringi dampak

negatif seperti semakin berkembangnya sistem ekonomi kapitalistik, pergeseran

nilai-nilai sosial-budaya, sampai kerusakan lingkungan yang terjadi dimana-mana.

Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya

menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, kuantitas hasil/produk pertanian,

terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain serta

pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas akibat limbah

yang dihasilkan oleh industri tersebut.

Dengan adanya suatu industri baik industri rumah tangga atau industri

pabrikan dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu

Page 3: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

masalah yang harus diterima oleh lingkungan yaitu pencemaran limbah yang

dihasilkan oleh suatu industri, dimana limbah dapat mencemari lingkungan

sehingga dapat menurunkan produtivitas tanah, mikroba-mikroba yang berada

didalam tanah dan air yang dapat memberikan dampak positif terhadap tanah akan

mengalami penurunan.

Dampak lingkungan yang di timbulkan oleh adanya limbah sangat besar

dirasakan oleh manusia. Misalnya saja penurunanan kualitas dan kuantitas air

yang saat ini menjadi permasalahan pokok pencemaran lingkungan. Padahal air

merupakan salah satu kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini

yang tidak dapat terpisahkan. Tidak hanya penting bagi manusia, air merupakan

bagian yang penting bagi makhluk hidup baik hewan dan tubuhan. Tanpa air

kemungkinan tidak ada kehidupan di dunia inti karena semua makhluk hidup

sangat memerlukan air untuk bertahan hidup.

Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu

mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan

pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa

mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh

terhadap kesehatan makhluk hidup.

1.2 Tujuan

1.Untuk mengetahui dengan jelas apa yang dimaksud limbah.

2.Untuk mengetahui karakteristik limbah.

3.Untuk mengetahui pemanfaatan limbah sehingga dapat mempunyai nilai atau

manfaat.

Page 4: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah

Limbah adalah benda yang dibuang, baik berasal dari alam ataupun dari hasil

proses teknologi. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran

hewan, tanaman, atau sayuran (Ariens, 1994). Limbah adalah buangan yang

dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah

tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat

dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai

ekonomis (Achmad, 2004).

Menurut Cahyononugroho (2002), berdasarkan karakteristiknya, limbah

dapat dibagi menjadi empat, yaitu

a. Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen

pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan

buangan organik, dan bahan buangan anorganik.

b. Limbah padat

c. Limbah gas dan partikel

d. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah limbah yang apabila setelah

melalui pengujian memiliki salah satu atau lebih karakteristik mudah meledak,

mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, penyebab infeksi, dan bersifat

korosif.

Adapun karakteristik limbah secara umum menurut (Nugroho, 2006)

adalah sebagai berikut:

a. Berukuran mikro, maksudnya ukurannya terdiri atas partikel-partikel kecil

yang dapat kita lihat.

b. Penyebarannya berdampak banyak, maksudnya bukan hanya berdampak pada

lingkungan yang terkena limbah saja melainkan berdampak pada sector-sektor

kehidupan lainnya, seperti sektor ekonomi, sektor kesehatan dll.

c. Berdampak jangka panjang (antargenerasi), maksudnya masalah limbah tidak

dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Sehingga dampaknya akan ada pada

generasi yang akan datang.

Page 5: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

d. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste =

mudah terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri

dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.

e. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami

(nondegradable waste = tidak mudah terurai), misanya plastic, kaca, kaleng,

dan sampah sejenisnya.

1. Ciri Fisik

Ciri – ciri fisik utama air limbah adalah kandungan padat, warna, bau, dan

suhunya. Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padat

yang terapung serta senyawa – senyawa yang larut dalam air. Kandungan bahan

padat terlarut ditentukan dengan mengeringkan serta menimbang residu yang

didapat dari pengeringan.

Warna adalah ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji kondisi umum

air limbah. Jika warnanya coklat muda, maka umur air kurang dari 6 jam. Warna

abu – abu muda sampai setengah tua merupakan tanda bahwa air limbah sedang

mengalami pembusukanatau telah ada dalam sistem pengumpul untuk beberapa

lama. Bila warnanya abu – abu tua atau hitam, air limbah sudah membusuk

setelah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan kondisi anaerobik.

Penentuan bau menjadi semakin penting bila masyarakat sangat mempunyai

kepentingan langsung atas terjadinya operasi yang baik pada sarana pengolahan

air limbah. Senyawa utama yang berbau adalah hidrogen sulfida, senyawa –

senyawa lain seperti indol skatol, cadaverin dan mercaptan yang terbentuk pada

kondisi anaerobik dan menyebabkan bau yang sangat merangsang dari pada bau

hidrogen sulfida.

Suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada air bersih karena adanya

tambahan air hangat dari pemakaian perkotaan. Suhu air limbah biasanya

bervariasi dari musim ke musim, dan juga tergantung pada letak geografisnya.

2. Ciri Kimia

Selain pengukuran BOD, COD dan TOC pengujian kimia yang utama adalah

yang bersangkutan dengan Amonia bebas, Nitrogen organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor

organik dan Fosfor anorganik. Nitrogen dan fosfor sangat penting karena kedua

Page 6: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

nutrien ini telah sangat umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan

gulma air. Pengujian – pengujian lain seperti Klorida, Sulfat, pH serta alkalinitas

diperlukan untuk mengkaji dapat tidaknya air limbah yang sudah diolah dipakai

kembali serta untuk mengendalikan berbagai proses pengolahan (Djajadiningrat,

Surna. T . 1991).

2.2 Industri

2.2.1 Kegiatan Industri

Menurut Ginting (2007), kegiatan manusia mengubah lingkungan

dilakukan karena adanya kebutuhan hidup. Kebutuhan ini akan menjadi semakin

meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk. Upaya pemenuhan

kebutuhan menusia dipengaruhi oleh perkembangan budaya. Ilmu pengetahuan

dan teknologi sebagai hasil perkembangan budaya digunakan untuk

mengembangkan berbagai industri yang dapat memenuhi kebutuhan manusia,

antara lain sebagai berikut:

1. Industri primer, mengupayakan kebutuhan dari alam secara langsung, seperti

pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.

2. Industri sekunder, mengolah hasil industri primer seperti industri makanan,

industri tekstil, industri kertas, industri pengolahan minyak bumi, dan industri

logam.

3. Industri tersier, menghasilkan jasa atau pelayanan seperti industri informasi

dan komunikasi, transportasi, dan perdagangan.

Perkembangan industri tidak hanya mengubah lingkungan tetapi juga

menimbulkan pencemaran. Berbagi industri selain menghasilkan produk yang

digunakan manusia juga menghasilkan buangan atau limbah (Sastrawijaya, 2000).

2.2.2 Limbah Industri

Buangan atau limbah industri adalah bahan buangan sebagai hasil

sampingan dari proses produksi industri yang dapat berbentuk benda padat, cair

maupun gas yang dapat menimbulkan pencemaran. (Ginting, 2007).

Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk

kategori atau dengan sifat limbah B3. Kegiatan industri disamping bertujuan

Page 7: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

untuk meningkatkan kesejahteraan, ternyata juga menghasilkan limbah sebagai

pencemar lingkungan perairan, tanah, dan udara (Sastrawijaya, 2000). Limbah

cair kegiatan industri yang dibuang ke perairan akan mengotori air yang

dipergunakan untuk berbagai keperluan dan mengganggu kehidupan biota air.

Limbah padat kegiatan industri akan mencemari tanah dan sumber air tanah.

Limbah gas dari kegiatan industri yang dibuang ke udara pada umumnya

mengandung senyawa kimia berupa SO2, NO2, CO, dan gas-gas lain yang tidak

diinginkan. Adanya SO2 dan NO2 di udara dapat menyebabkan terjadinya hujan

asam yang dapat menimbulkan kerugian karena merusak bangunan, ekosistem

perairan, lahan pertanian dan hutan (Sunu, 2001).

1. Limbah Industri Primer

Limbah industri primer dihasilkan dari kegiatan yang memanfaatkan sumber

daya alam misalnya pertanian, perkebunan, peternakan, pertambangan dan

kehutanan. Pada kegiatan pertanian limbah yang paling utama ialah pestisida dan

pupuk. Walau pestisida digunakan untuk membunuh hama, ternyata karena

pemakaiannya yang tidak sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, pestisida

menjadi biosida–pembunuh kehidupan. Pestisida yang berlebihan pemakaiannya,

akhirnya mengkontaminasi sayuran dan buah-buahan yang dapat menyebabkan

keracunan konsumennya. Pupuk sering dipakai berlebihan, sisanya bila sampai di

perairan dapat merangsang pertumbuhan gulma penyebab timbulnya eutrofikasi.

Pemakaian herbisida untuk mengatasi eutrofikasi menjadi penyebab

terkontaminasinya ikan, udang dan biota air lainnya (Nugroho, 2006).

Pada kegiatan peternakan limbah yang dihasilkan berupa limbah cair dan

limbah padat. Limbah cair yang dihasilkan berupa urin dari ternak, sedangkan

limbah padat yang dihasilkan berupa fases atau kotoran ternak (Haryati, 2006).

Sedangkan pada kegiatan pertambangan memerlukan proses lanjutan

pengolahan hasil tambang menjadi bahan yang diinginkan. Misalnya proses di

pertambangan emas, memerlukan bahan air raksa atau mercury akan

menghasilkan limbah logam berat cair penyebab keracunan syaraf dan merupakan

bahan teratogenik (Palar, 2004)

Page 8: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

2. Limbah Industri Sekunder

Limbah industri sekunder dihasilkan dari kegiatan industi makanan,

industri tekstil, industri kertas, industri pengolahan minyak bumi, dan industri

logam. Biasanya limbah industri sekunder memiliki karakteristik limbah B3.

Limbah yang dihasilkan dari industri sekunder dapat berupa limbah cair, padat

dan gas.

Limbah Cair

Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan

air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air

sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses

pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu

bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian

diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan

buangan air (Nurmayanti, 2002).

Limbah Padat

Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur

yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi

dua bagian, yaitu limbah padat yaitu dapat didaur ulang, seperti plastik, tekstil,

potongan logam dan kedua limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis.

Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan

berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian

dibuang dan dibakar (Manik, 2004).

Limbah Gas dan Partikel

Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap

yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara

mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan lain-lain. Penambahan

gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan

menurunkan kualitas udara. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi

dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih

mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan

fume-Sedangkan pencemaran berbentuk gas tanya aapat dirasakan melalui

Page 9: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain

SO2, NO2, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain (Situmorang, 2007).

3. Limbah Industri Tersier

Limbah industri tersier dihasilkan dari kegiatan di bidang jasa dan

pelayanan, misalnya jasa transportasi, jasa komunikasi, dan jasa perdagangan

serta sektor pariwisata. Kegiatan sektor pariwisata menimbulkan limbah melalui

sarana transportasi, dengan limbah gas buang di udara, tumpahan minyak dan oli

di laut sebagai limbah perahu atau kapal motor di kawasan wisata bahari (Ginting,

2007).

2.3 Pengolahan Limbah Industri

Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem pengelolaan limbah

setelah sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan pengurangan serta

pemanfaatan limbah. Pengolahan limbah dimaksudkan untuk menurunkan tingkat

cemaran yang terdapat dalam limbah sehingga aman untuk dibuang ke

lingkungan.

Pada prinsipnya, hampir semua limbah industri yang menggunakan bahan

dasar hasil pertanian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Sumber pupuk

organik yang cukup penting berasal dari industri gula dalam bentuk ampas tebu,

blotong, dan slop. Limbah tersebut masih berkonotasi sebagai bahan pencemar

lingkungan. Akan tetapi, apabila dikelola dengan baik, maka akan bermanfaat

bagi manusia (Sutanto, 2002).

Penggunaan pupuk kandang atau kompos diyakini dapat mengatasi

permasalahan yang ditimbulkan oleh pupuk anorganik. Penggunaan pupuk

organik alam yang dapat membantu mengatasi kendala produksi pertanian yaitu

pupuk organik cair. Pupuk organik ini dapat diolah dari bahan baku berupa

kotoran ternak, kompos, limbah alam, hormon tumbuhan, dan bahan alami lainnya

yang diproses secara alamiah selama 4 bulan. Pupuk organik cair selain dapat

memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan

produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi

penggunaan pupuk anorganik, dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang.

Page 10: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

Untuk limbah cair, penanganan limbah cair dapat dilakukan dengan cara

membandingkan kadar zat terkandung dalam limbah dengan syarat kualitas air

buangan yang diperkenankan. Salah satu caranya ialah dengan melihat BOD yang

merupakan banyaknya oksigen dalam larutan yang dibutuhkan mikroorganisme

untuk melakukan dekomposisi aerobik (Estiningsih dan Mifbakhuddin, 2004).

Pemanfaatan limbah cair juga dapat digunakan untuk pembuatan etanol

(bioetanol), gas methane (CH4) dan juga pupuk cair dan padat organik. Limbah

cair organik juga dapat diproses untuk menghasilkan produk biodiesel. Limbah

cair yang mengandung asam sulfat dengan konsentrasi agak tinggi dapat

dimanfaatkan untuk menghasilkan kalsium sulfat (CaSO4) yang dikenal dengan

gypsum atau natrium sulfat (Na2SO4).

Page 11: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Definisi Limbah

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat

tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi.

Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini

dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan

sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi

mencemarkan/merusakkan lingkungan kehidupan dan sumber daya.

Limbah adalah zat, energi, dan atau komponen lain yang dikeluarkan atau

dibuang akibat sesuatu kegiatan baik industri maupun non-industri (Suriawiria,

1996). Pada saat limbah yang dihasilkan masih sedikit, alam masih mampu

membersihkan dirinya dari segala macam buangan/kotoran dengan mekanisme

yang berada di alam (ekosistem), yang dikenal sebagai self purification process.

Pada akhirnya, buangan yang bertambah banyak dan seringkali tidak bersifat

alamiah, membuat lingkungan tidak mampu membersihkan dirinya. Peningkatan

keanekaragaman buangan baik buangan industri dan domestik dalam bentuk padat

maupun cair akan membuat konsentasi buangan akan semakin tinggi sehingga

akan meningkatkan potensi terjadinya keracunan dan wabah penyakit (Ariens,

1994).

3.2 Limbah dikatakan Sampah

Limbah adalah semua bahan yang terbuang dan dibuang dari sumber- sumber

aktivitas manusia maupun proses alam yang belum atau tidak memiliki nilai

ekonomis. Limbah dapat juga disebut dengan sampah atau polutan.  Limbah atau

sampah bisa diartikan sebagai kotoran hasil pengolahan industri yang

mengandung zat kimia berupa sampah dan dapat menimbulkan polusi serta

menganggu kesehatan. Pada umunya sebagian besar orang mengatakan bahwa

limbah adalah sampah yang sama sekali tidak berguna dan harus dibuang, namun

jika pembuangan dilakukan secara terus-menerus maka akan menimbulkan

penumpukan sampah. Limbah akan menjadi suatu yang sangat berguna dan

Page 12: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

memiliki nilai jual tinggi kala limbah diolah secara baik dan benar. Limbah yang

tidak diolah akan menyebabkan berbagai polusi baik polusi udara, polusi air,

polusi tanah dan juga polusi lain yang akan menjadi sarang penyakit. Pada

lingkungan tempat pembuangan sampah bisa dipastikan udara sekitar tidak sehat

dengan bau yang tak sedap dari limbah, sumber air sekitar lingkungan akan

tercemar dengan resapan limbah dan tanah yang ada di lingkungan ini akan

terkontaminasi dengan zat kimia limbah sehingga tanah akan tandus.

Page 13: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

3.3 Asal Limbah

Umumnya limbah berasal dari industri, rumah tangga serta limbah

pertanian. Namun saat ini jumlah limbah terbanyak adalah limbah yang berasal

dari industri. Buangan atau limbah industri adalah bahan buangan sebagai hasil

sampingan dari proses produksi industri yang dapat berbentuk benda padat, cair

maupun gas yang dapat menimbulkan pencemaran. (Ginting, 2007).

Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk

kategori atau dengan sifat limbah B3. Kegiatan industri disamping bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan, ternyata juga menghasilkan limbah sebagai

pencemar lingkungan perairan, tanah, dan udara (Sastrawijaya, 2000). Limbah

cair kegiatan industri yang dibuang ke perairan akan mengotori air yang

dipergunakan untuk berbagai keperluan dan mengganggu kehidupan biota air.

Limbah padat kegiatan industri akan mencemari tanah dan sumber air tanah.

Limbah gas dari kegiatan industri yang dibuang ke udara pada umumnya

mengandung senyawa kimia berupa SO2, NO2, CO, dan gas-gas lain yang tidak

diinginkan. Adanya SO2 dan NO2 di udara dapat menyebabkan terjadinya hujan

asam yang dapat menimbulkan kerugian karena merusak bangunan, ekosistem

perairan, lahan pertanian dan hutan (Sunu, 2001).

Berdasarkan sumber atau asal limbah, maka limbah dapat dibagi kedalam

beberapa golongan yaitu :

1. Limbah domestic, yaitu semua limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur,

tempat cuci pakaian, dan lain sebagainya, yang secara kuantitatif limbah tadi

terdiri atas zat organik baik padat maupun cair, bahan berbahaya dan beracun

(B-3), garam terlarut, lemak.

2. Limbah nondomestic, yaitu limbah yang berasal dari pabrik, industri,

pertanian, peternakan, perikanan, dan transportasi serta sumber-sumber

lainnya. Limbah pertanian biasanya terdiri atas pestisida, bahan pupuk dan

lainnya.

Page 14: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

3.4 Latarbelakang Adanya Limbah

Adanya suatu limbah ini karena adanya suatu usaha atau kegiatan yang

dilakukan oleh manusia, limbah dari buangan/sisa produk olahan yang sudah tidak

dipakai lagi dan dapat berasal dari alam misalnya limbah daun dari tanaman yang

sudah kering.

Standar kehidupan yang tinggi dan juga peningkatan populasi penduduk telah

meningkatkan kuantitas produksi limbah. Ketatnya arus industrialisasi dan

urbanisasi telah meningkatkan level kontaminan baik itu organik maupun

anorganik disuatu lingkungan. Senada dengan hal tersebut pertumbuhan populasi

penduduk, urbanisasi dan ketatnya laju industrialisasi seerta modernisasi teknik

pertanian telah menyebabakn polusi pertanian dan cenderung menurunkan

kualitas perairan tersebut. Dari kegiatan-kegiatan diatas akan menyisakan adanya

limbah, dimana keberadaannya harus dilakukan pengolahan lebih lanjut agar

keberadaannya tidak berdampak negatif bagi lingkungan dan makhluk yang hidup

didalamnya.

3.5 Bisa atau Tidaknya Limbah Dihilangkan

Pada dasarnya limbah-limbah yang berasal dari berbagai industri dapat

dihilangkan dengan proses-proses pengolahan secara kimia maupun secara

biologis.

Pengolahan limbah secara kimia

1.         Netralisasi

Netralisasi adalah reaksi antara asam dan basa menghasilkan air dan garam.

Dalam pengolahan air limbah, pH diatur antara 6,0 – 9,5. Di luar kisaran pH

tersebut, air limbah akan bersifat racun bagi kehidupan air, termasuk bakteri. Jenis

bahan kimia yang ditambahkan tergantung pada jenis dan jumlah air limbah serta

kondisi lingkungan setempat. Netralisasi air limbah yang bersifat asam dapat

menambahkan Ca(OH)2 atau NaOH, sedangkan bersifat basa dapat menambahkan

H2SO4, HCl, HNO3, H3PO4, atau CO2 yang bersumber dari flue gas.

Netralisasi dapat dilakukan dengan dua system, yaitu: batch atau continue,

tergantung pada aliran air limbah. Netralsasi system batch biasanya digunakan

Page 15: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

jika aliran sedikit dan kualitas air buangan cukup tinggi. Netralisasi system

continue digunakan jika laju aliran besar sehingga perlu dilengkapi dengan alat

kontrol otomatis.

2.         Presipitasi

Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan terlarut dengan cara penambahan

bahan - bahan kimia terlarut yang menyebabkan terbentuknya padatan – padatan.

Dalam pengolahan air limbah, presipitasi digunakan untuk menghilangkan logam

berat, sufat, fluoride, dan fosfat. Senyawa kimia yang biasa digunakan adalah

lime, dikombinasikan dengan kalsium klorida, magnesium klorida, alumunium

klorida, dan garam - garam besi.

Adanya complexing agent, misalnya NTA (Nitrilo Triacetic Acid) atau EDTA

(Ethylene Diamine Tetraacetic Acid), menyebabkan presipitasi tidak dapat terjadi.

Oleh karena itu, kedua senyawa tersebut harus dihancurkan sebelum proses

presipitasi akhir dari seluruh aliran, dengan penambahan garam besi dan polimer

khusus atau gugus sulfida yang memiliki karakteristik pengendapan yang baik

Pengendapan fosfat, terutama pada limbah domestik, dilakukan untuk

mencegah eutrophication dari permukaan. Presipitasi fosfat dari sewage dapat

dilakukan dengan beberapa metode, yaitu penambahan slaked lime, garam besi,

atau garam alumunium.

3.         Koagulasi dan Flokulasi

Proses koagulasi dan flokulasi adalah konversi dari polutan-polutan yang

tersuspensi koloid yang sangat halus didalam air limbah, menjadi gumpalan-

gumpalan yang dapat diendapkan, disaring, atau diapungkan.

Partikel koloid sangat sulit diendapkan dan merupakan bagian yang besar

dalam polutan serta menyebabkan kekeruhan. Untuk memisahkannya, koloid

harus diubah menjadi partikel yang berukuran lebih besar melalui proses

koagulasi dan flokulasi. Koagulasi dann flokulasi dapat dilakukan melalui

beberapa tahapan proses, yaitu:

a)      Penambahan koagulan/flokulan disertai pengdukan dengan kecepatan tinggi

dalam waktu singkat.

b)      Destabilsasi dari system koloid

Page 16: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

c)      Penggumpalan partikel yang telah mengalami destabilsasi sehingga terbentuk

microfloc.

d)     Penggumpalan lanjutan untuk menghasilkan macrofloc yang dapat

diendapkan, disaring, dan diapungkan.

Destabilisasi biasanya dilakukan dengan penambahan bahan-bahan kimia yang

dapat mengurangi daya penolakan karena mekanisme pengikatan dan absobsi.

Berkurangnya daya penolakan biasanya akan diikuti dengan penggumpalan koloid

yang telah netral secara elektrostatik, yang akan menghasilkan berbagai gaya yang

bekerja di antara partikel hingga terjadi kontak satu sama lain.

1. Pengolahan secara aerobik

Pengolahan secara aerobik, meliputi proses lumpur aktif (pertumbuhan

tersuspensi) dan pengolahan film biologi (pertumbuhan lekat). Proses lumpur aktif

memiliki beragam tipe , yakni tipe konvensional /standar, aerasi diperluas

(extended aeration), proses bebas bulk (lumpur tak bisa mengendap), parit

oksidasi (oxidation ditch), proses nitrifikasi dan denitrifikasi. Sedangkan yang

termasuk tipe pengolahan film biologi, antara lain saringan tetes (trickling filter),

cakram biologi (RBC = Rotating Biological Contactor), aerasi kontak (contact

aeration), proses filter biologi (biofilter) dan proses media unggun biologi.

Proses lumpur aktif pada prakteknya adalah mengalirkan air limbah kedalam

bak yang di aliri udara (bak aerasi). Selanjutnya dalam bak tersebut akan tumbuh

koloni bakteri berwarna kelabu hingga coklat-kehitaman. Koloni bakteri inilah

yang disebut sebagai lumpur aktif. Koloni bakteri akan terus tumbuh membesar

sehingga membentuk gumpalan (flok). Gumpalan – gumpalan ini kemudian di

endapkan di bak pengendap II, dengan cara mengalirkan air limbah dari bak

aerasi. Endapan lumpur yang terbentuk di bagian bawah bak pengendap sebagian

dibuang dan sebagian yang lain dikembalikan ke bak aerasi, dan cairan yang ada

dibagian atas bak pengendap akan tampak jernih. Cairan yang jernih ini adalah air

limbah yang sudah bersih dari bahan organik pencemar.

Reaktor pertumbuhan lekat seperti saringan tetes berupa tumpukan kerikil

dengan tinggi > 2m dan air limbah dialirkan menetes dari atas. Pada permukaan

batu kerikil akan tumbuh koloni bakteri, yang semakin lama semakin tebal

Page 17: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

sehingga akan terkelupas. Koloni bakteri yang terkelupas ini ditampung dalam

bak pengendap II. Pengolahan air limbah dengan proses aerob cocok untuk

pengolahan air limbah yang memiliki BOD <>4000 mg/lt lebih cocok diolah

dengan proses anaerob.

2. Pengolahan secara anaerobik

Pengolahan secara anaerobik meliputi pencerna anaerob (anaerobic digestion)

dan UASB (Upflow Anaerobic Sludge Blanket). Tangki pencerna enaerob adalah

sebuah tangki kedap udara yang dialiri air limbah. Di dalam tangki ini, air limbah

mengalami proses penguraian oleh bakteri anaerob. Proses ini menghasilkan gas,

diantaranya yang paling khas adalah gas H2S yang berbau busuk. Proses anaerob

juga dapat menghasilkan gas metan, sehingga apabila dikelola dengan baik akan

diperoleh gas bio yang sangat bermanfaat.

UASB pada dasarnya sama dengan pencerna anaerob, perbedaannya terletak

pada cara pengaliran air limbah. Pada UASB aliran air mengarah ke atas pada

tangki vertikal. Unit pengolah limbah anaerobik lainnya adalah ABR (Anaerobic

Baffle Reactor). ABR sangat rentan terhadap perubahan debit limbah dan

perubahan konsentrasi bahan organik secara mendadak (organic & hydrolic

loading).

3. Lagoon

Lagoon merupakan kolam yang didalamnya terjadi proses aerob, fakultatip

dan anaerob, sesuai kedalaman air. Pasokan oksigen mengandalkan dari proses

alam, yakni oksigen dari udara yang melarut kedalam air dan oksigen yang berasal

dari fotosintesis tumbuhan air. Kadang lagoon disertai juga dengan aerator untuk

menambah oksigen terlarut pada air (aerated lagoon).

4. Pengolahan secara irigasi (land treatment)

Pengolahan secara irigasi (land treatment) adalah mengolah air limbah

dengan cara untuk mengairi tanaman atau rumput. Air limbah yang mengandung

bahan organik biodegradable berpotensi sebagai penyubur tanaman. Air limbah

yang mengandung logam berat dapat digunakan untuk penyiraman hutan bambu

yang berlokasi jauh dari pemukiman dan sumber air. Logam berat akan

terakumulasi pada batang bambu. Selanjutnya air limbah akan mengalami proses

Page 18: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

pembersihan secara alami melalui mekanisme penguraian oleh jasad renik dan

filtrasi oleh tanah dan batuan lainnya.

3.6 Limbah di Masa Sekarang

Limbah industri yang sering dibuang oleh industri-industri yang tak

bertanggung jawab adalah tingkat pencemaran sungai yang paling berat. Bukan

hanya mencemari sungai, limbah industri tersebut juga dapat menjangkau hingga

ke laut. Limbah industri juga memiliki kemungkinan yang paling besar

mengakibatkan ekosistem sungai menjadi mati total. Minyak, logam berat, serta

bahan beracun merupakan kandungan umum yang terdapat pada limbah industri

yang dibuang ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu. Material-material

tersebut pada umumnya akan mengakibatkan kandungan oksigen air sungai

berkurang drastis dan pada akhirnya mematikan ekosistem di dalamnya.

Limbah industri juga dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius

bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai karena masih banyak penduduk

Indonesia yang tinggal di sekitar sungai masih menggantungkan kehidupannya

pada air sungai tersebut untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan mencuci

bahkan untuk keperluan memasak dan air minum. Efek pencemaran limbah

industri pada sungai-sungai di Indonesia juga berdampak mencemari air bawah

tanah yang berada pada belasan bahkan puluhan kilometer dari sungai yang

tercemar tersebut. Air tanah yang tercemar tersebut akan berubah warna

menjadi hitam, berbau, bahkan berlendir. Terkadang, penduduk masih tetap

memanfaatkan air tersebut sehingga kasus-kasus keracunan dan penyakit sering

terjadi.

Berdasarkan informasi di atas belum ada data konkrit tentang berapa banyak

limbah industri yang mencemari lingkungan saat ini. Namun, masih banyak

industri yang belum memiliki tanggung jawab untuk mengolah limbah sehingga

dibuang ke laut atau sungai yang berdampak pada kerusakan lingkungan.

3.7 Tempat yang Banyak Dijumpai Limbah

Page 19: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan sampah dan kita juga

menciptakan sampah. Tidak dapat dipungkiri kita terus-menerus menemui limbah

dalam bentuk padat, cair maupun gas. Limbah bekas cucian, limbah bekas kita

membeli suatu barang (plastik atau kertas) dan sebagainya. Dari sebagian besar

limbah yang dapat kita temui limbah anorganik atau kimia yang paling besar,

karena limbah organik sudah banyak dikelola oleh masyarakat. Untuk limbah

industri, telah banyak ditemukan pada sungai dan laut, karena tidak ada tempat

pembuangan khusus untuk limbah industri. Berdasarkan data yang kami dapatkan,

pada sungai citarum telah tercemar limbah kimia B3 yang berbahaya bagi

masyarakat apabila masih digunakan. Padahal, 80% air yang dikonsumsi

masyarakat Jakarta berasal dari sungai Citarum. Ada 8 titik sungai citarum yang

tercemar bahan kimia berbahaya seperti mercury dan logam berat lainnya. Dapat

disimpulkan limbah industri yang paling banyak ditemukan adalah di sungai dan

dilaut.

3.8 Akibat Limbah

Permasalahan yang sering dibicarakan saat ini adalah tentang keadaan

lingkungan yang semakin tercemar akibat kurang perdulinya manusia terhadap

lingkungan sekitarnya. Semua itu didasari dengan zaman yang semakin maju

tetapi tidak selaras dan seimbang dengan lingkungan yang ada. Limbah adalah

bahan sisa yang didapat dari hasil suatu aktifitas manusia atau proses alam yang

berasal dan industry, pertanian, rumah tangga dan lain-lain, yang mana sudah

tidak digunakan lagi (Wardana, 1999).

Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam,

yaitu limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel serta limbah B3 (Bahan

Berbahaya dan Beracun). Keempat limbah tersebut jika tidak ditangani dengan

baik maka akan menimbulkan berbagai permasalahan bagi lingkungan sekitarnya,

seperti :

1. Membahayakan kesehatan manusia, karena dapat membawa suatu penyakit

2. Merugikan segi ekonomi karena dapat merusak dan mematikan tanaman,

peternak dan kehidupan didalam air seperti ikan

Page 20: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

3. Dapat merusak keindahan lingkungan (estetika), karena bau busuk yang

ditimbulkan dan pemandangan yang tidak sedap dipandang terutama didaerah

rekreasi (Jenie dan W.P Rahayu, 1994).

Selain itu dampak negatif air limbah apabila air limbah tidak dikelola

dengan baik akan menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun

terhadap kehidupan yang ada. Gangguan tersebut diantaranya meliputi :

a. Gangguan terhadap kesehatan

Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia, mengingat air

limbah mengandung banyak mikroorganisme, baik yang bersi fat patogen

maupun nonpatogen. Contoh bakteri patogen yaitu Virus, Vibrio kolera,

Salmonella thyposa, Shigella sp, Mikobakterium tuberkulosa, Entamuba

histolitica.

b. Gangguan terhadap kehidupan biotik

Dengan banyaknya zat pencemar yang ada dalam air limbah, maka akan

menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air. Dengan demikian

kehidupan didalam air yang membutuhkan oksigen terganggu. Selain

menyebabkan ikan dan bakteri-bakteri dalam air menjadi mati, namun juga

dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman air.

c. Gangguan terhadap keindahan dan kenyamanan

Selama proses penguraian zat organik dalam air limbah maka menimbulkan

bau yang tidak menyenangkan dan warna air limbah menimbulkan gangguan

pemandangan (Widyatmoko, 2009).

3.9 Limbah yang Berbahaya

Limbah industri adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan

tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai

ekonomi, dapat berbentuk benda padat, cair maupun gas yang dapat menimbulkan

pencemaran. Limbah industri mengandung bahan polutan yang memiliki sifat

racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B3, yang dinyatakan sebagai bahan

yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan

hidup dan sumberdaya (Sugiharto, 2000).

Page 21: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) merupakan jenis sampah yang

dikategorikan beracun dan berbahaya bagi manusia. Umumnya, sampah ini

mengandung merkuri seperti kaleng bekas cat semprot atau minyak wangi

(Purwendro dan Nurhidayat, 2007).

Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi empat

bagian, yaitu:

1. Limbah Cair

Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air

dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air

sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses

pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu

bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian

diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan

buangan air.

Limbah cair yang dibuang langsung ke badan air akan menurunkan kualitas

air dan akan menurunkan daya dukung lingkungan perairan. Penurunan daya

dukung lingkungan menyebabkan kematian organisme air dan terjadi alga

blooming, sehingga menghambat pertumbuhan tanaman air dan menimbulkan bau

(Rossiana, 2006). Kualitas limbah cair industri berbeda dengan limbah cair

domestik. Limbah cair domestik sebagian besar bersifat biodegradable (dapat

diurai secara biologis), sedangkan limbah industri belum tentu, kecuali industri

pertanian dan peternakan (Nugroho dkk, 2008).

2. Limbah Padat

Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur

yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi

dua bagian, yaitu limbah padat yaitu dapat didaur ulang, seperti plastik, tekstil,

potongan logam dan kedua limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis. Bagi

limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan berbagai

cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian dibuang

dan dibakar.

3. Limbah Gas dan Partikel

Page 22: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang

diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara

mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan Jain-lain.

Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan

manusia akan menurunkan kualitas udara. Zat pencemar melalui udara

diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran

halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu,

asap, kabut dan fume-Sedangkan pencemaran berbentuk gas tanya aapat dirasakan

melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini

antara lain SO2, NOx, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain.

3.10 Proses Pengolahan Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik

industri maupun domestik (rumah tangga). Ada sampah, ada air kakus (black

water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah

ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan

konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif

terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan

penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh

limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Pengolahan Limbah

Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah,

kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Pengolahan

limbah ini dapat dibedakan menjadi:

1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan

2. pengolahan menurut karakteristik limbah

Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu

kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan

sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang

Page 23: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri

oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban.

1. Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani

limbah Air kakus.

2. Jamban yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan

tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar.

3. Layanan persampahan.

4. Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan

menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan

air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Saluran drainase

harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.

5. Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara

berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk

memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus saja, melainkan

juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.

Akhir-akhir ini, kondisi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sektor

industri berpengaruh besar terhadap kondisi pencemaran di Indonesia. Kami

sangat berharap agar para pelaku industri mulai melakukan perbaikan dan

pembenahan dalam hal pembuangan limbah sehingga kegiatan industri dapat

berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan.

1. Limbah Industri Pangan

Sektor Industri/usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan antara lain

: tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut). Limbah usaha

kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena

mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam, mineral,

dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan.

Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan

Biological Oxygen Demand (BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah,

larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu

perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat

menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.

Page 24: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

2. Limbah Industri Kimia & Bahan Bangunan

Industri kimia seperti alkohol, parfum & minyak pelumas (oli) dalam

proses pembuatannya membutuhkan air sangat besar, mengakibatkan pula

besarnya limbah cair yang dikeluarkan ke lingkungan sekitarnya. Air limbahnya

bersifat mencemari karena didalamnya terkandung zat kimia berbahaya, senyawa

organik dan anorganik baik terlarut maupun tersuspensi serta senyawa tambahan

yang terbentuk selama proses permentasi berlangsung.

Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya juga,

air sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan,

endapan Ca SO4, gas berupa uap alkohol. Kategori limbah industri ini adalah

limbah bahan berbahaya beracun (B3) yang mencemari air dan udara.

Gangguan terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan efek bahan kimia toksik

1. Keracunan yang akut, yakni keracunan akibat masuknya dosis tertentu

kedalam tubuh melalui mulut, kulit, pernafasan dan akibatnya dapat dilihat

dengan segera, misalnya keracunan H2S, Co dalan dosis tinggi. Dapat

menimbulkan lemas dan kematian. Keracunan Fenal dapat menimbulkan

sakit perut dan sebagainya.

2.  Keracunan kronis, sebagai akibat masuknya zat-zat toksis kedalam tubuh

dalam dosis yang kecil tetapi terus menerus dan berakumulasi dalam

tubuh, sehingga efeknya baru terasa dalam jangka panjang misalnya

keracunan timbal, arsen, raksa, asbes dan sebagainya.

Industri fermentasi seperti alkohol disamping bisa membahayakan pekerja

apabila menghirup zat dalam udara selama bekerja apabila tidak sesuai dengan

Threshol Limit Valued (TLV) gas atau uap beracun dari industri juga dapat

mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar.

Kegiatan lain sektor ini yang mencemari lingkungan adalah industri yang

menggunakan bahan baku dari barang galian seperti batako putih, genteng, batu

kapur/gamping dan kerajinan batu bata. Pencemaran timbul sebagai akibat dari

penggalian yang dilakukan terus-menerus sehingga meninggalkan kubah-kubah

yang sudah tidak mengandung hara sehingga apabila tidak direklamasi tidak dapat

ditanami untuk ladang pertanian.

Page 25: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

3. Limbah Industri Sandang Kulit & Aneka

Sektor sandang dan kulit seperti pencucian batik, batik printing,

penyamakan kulit dapat mengakibatkan pencemaran yang beresiko tinggi

terhadap lingkungan karena dalam kegiatannya proses pencucian terhadap bahan-

bahan bakunya memerlukan air sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar.

Proses ini menimbulkan air buangan (bekas Proses) yang besar pula, dimana air

buangan mengandung sisa-sisa warna, BOD tinggi, kadar minyak tinggi dan

beracun (mengandung limbah B3 yang tinggi).

4. Limbah Industri Logam & Elektronika

Bahan buangan yang dihasilkan dari industri besi baja dapat menimbulkan

pencemaran lingkungan. Sebagian besar bahan pencemarannya berupa debu, asap

dan gas yang mengotori udara sekitarnya. Selain pencemaran udara oleh bahan

buangan, kebisingan yang ditimbulkan mesin dalam industri baja (logam)

mengganggu ketenangan sekitarnya. Kadar bahan pencemar yang tinggi dan

tingkat kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan manusia baik

yang bekerja dalam pabrik maupun masyarakat sekitar.

Walaupun industri baja/logam tidak menggunakan larutan kimia, tetapi

industri ini mencemari air karena buangannya dapat mengandung minyak pelumas

dan asam-asam yang berasal dari proses pickling untuk membersihkan bahan plat,

sedangkan bahan buangan padat dapat dimanfaatkan kembali.

Bahaya dari bahan-bahan pencemar yang mungkin dihasilkan dari proses-

proses dalam industri besi-baja/logam terhadap kesehatan yaitu :

Debu, dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas

Kebisingan, mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh darah,

ketegangan otot, menurunnya kewaspadaan, kosentrasi pemikiran dan

efisiensi kerja.

Karbon Monoksida (CO), dapat menyebabkan gangguan serius, yang

diawali dengan napas pendek dan sakit kepala, berat, pusing-pusing

pikiran kacau dan melemahkan penglihatan dan pendengaran. Bila

keracunan berat, dapat mengakibatkan pingsan yang bisa diikuti dengan

kematian.

Page 26: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

Karbon Dioksida (CO2), dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit

kepala, pusing-pusing, nafas pendek, otot lemah, mengantuk dan

telinganya berdenging.

Belerang Dioksida (SO2), pada konsentrasi 6-12 ppm dapat menyebabkan

iritasi pada hidung dan tenggorokan, peradangan lensa mata (pada

konsentrasi 20 ppm), pembengkakan paru-paru/celah suara.

Minyak pelumas, buangan dapat menghambat proses oksidasi biologi dari

sistem lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan kesungai, kolam atau

sawah dan sebagainya.

Asap, dapat mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan bila

tercampur dengan gas CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh yang

membahayakan seperti yang telah diuraikan diatas.

3.10.1. Pengolahan Limbah Industri

Bagi pengusaha yang belum sadar terhadap akibat buangan mencemarkan

lingkungan, tidak punya program pengendalian dan pencegahan pencemaran.

Oleh sebab itu bahan buangan yang keluar dari pabrik langsung dibuang ke alam

bebas. Kalau limbah cair langsung mempergunakan sungai atau parit sebagai

sarana pembuangan limbah.Kalau limbah padat memanfaatkan tanah kosong

sebagai tempat pembuangan. Kalau limbah gas/asap cerobong dianggap sarana

yang baik pembuangan limbah.

Limbah membutuhkan pengolahan bila ternyata mengandung senyawa

pencemaran yangberakibat menciptakan kerusakan terhadap lingkungan atau

paling tidak potensial menciptakan pencemaran. Suatu perkiraan harus dibuat

lebih dahulu dengan jalan mengidentifikasi:sumber pencemaran, kegunaan jenis

bahan, sistem pengolahan,banyaknya buangan dan jenisnya, kegunaan bahan

beracun dan berbahaya yang terdapat dalam pabrik.

Dengan adanya perkiraan tersebut maka program pengendalian dan

penanggulangan pencemaran perlu dibuat. Sebab limbah tersebut baik dalam

jumlah besar atau sedikit dalam jangka panjang atau jangka pendek akan membuat

perubahan terhadap lingkungan, maka diperlukan pengolahan agar limbah yang

dihasilkan tidak sampai mengganggu struktur lingkungan.

Page 27: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

Namun demikian tidak selamanya harus diolah sebelum dibuang

kelingkungan. Ada limbah yang langsung dapat dibuang tanpa pengolahan, ada

limbah yang setelah diolah dimanfaatkan kembali. Dimaksudkan tanpa

pengolahan adalah limbah yang begitu keluar dari pabrik langsung diambil dan

dibuang. Ada beberapa jenis limbah yang perlu diolah dahulu sebab mengandung

pollutant yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan Limbah diolah dengan

tujuan untuk   mengambil barang-barang berbahaya di dalamnya dan atau

mengurangi/menghilangkan senyawa-senyawa kimia atau nonkimia yang

berbahaya dan beracun.

Mekanisme pengolahan limbah dapat dilihat pada bagan 1.

Pengolahan limbah berkaitan dengan sistem pabrik. Ada pabrik yang telah

mempergunakan peralatan dengan kadar buangan rendah sehingga buangan yang

Page 28: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

dihasilkannya tidak lagi perlu mengalami pengolahan. Bagi pabrik seperti ini

memang telah dirancang dari awal pembangunan. Buangan dari pabrik berbeda

satu dengan yang lain.

Perbedaan ini menyangkut pula dengan perbedaan bahan baku,perbedaan

proses. Suatu pabrik sama-sama mengeluarkan limbah air namun terdapat

senyawa kimia yang berbeda pula.Karena banyaknya variasi pencemar antara satu

pabrik dengan pabrik lain maka banyak pula sistem pengolahan.

Demikian banyak macam parameter pencemar dalam suatu buangan,

akibatnya membutuhkan berbagai tingkatan proses pula. Limbah memerlukan

penanganan awal. Kemudian pengolahan berikutnya. Pengolahan pendahuluan

akan turut menentukan pengolahan kedua, ketiga dan seterusnya.

Kekeliruan penetapan pengolahan pendahuluan akan turut mempengaruhi

pengolahan berikutnya. Di dalam penetapan pilihan metode keadaan limbah sudah

seharusnya diketahui sebelumnya.Parameter limbah yang mempunyai peluang

untuk mencemarkan lingkungan harus ditetapkan. Misalnya terdapat senyawa

fenol dalam air sebesar 2 mg/liter, phosphat 30 mg/liter dan seterusnya.

Dengan mengetahui jenis-jenis parameter di dalam limbah maka dapat ditetapkan

metode pengolahan dan pilihan jenis peralatan. Sekali sudah ditetapkan inetode

dan jenis peralatan maka langkah berikutnya adalah sampai tingkat mana

diinginkan menghilangkan/ penguranga senyawa pencemarnya. Berapa persenkah

kita inginkan pengurangan dan sampai di mana efisiensi peralatan harus dicapai

pada tingkat maksimum.

Penetapan efisiensi peralatan, dan standar buangan yang diinginkan akan

mempengaruhi ketelitian alat, volume air limbah, sistem pemipaan, pemasangan

pipa, pilihan bahan kimia dan lain-lain.Dalam mendesain peralatan, variabel tadi

harus dapat dihitung secara tepat. Belum ada suatu jaminan hahwa satu unit

peralatan dapat mengendalikan limbah sesuai dengan yang dikehendaki.

Sebab di dalam satu unit peralatan terdiri dari berbagai macam kegiatan mulai dari

kegiatan pendahuluan sampai kegiatan akhir.

Walaupun terdiri dari berbagai kegiatan namun tidak semua jeniskegiatan

dipraktekkan, mungkin dengan kombinasi dari beberapa kegiatan saja limbah

Page 29: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

sudah bebas polusi.Adapun jenis kegiatan dalam pengolahan air limbah dapat

diuraikan dalam tabel 2.

Pengolahan limbah sering harus menggunakan kombinasi dari berbagai

metode, terutama limbah berat yang banyak mengandung jenis parameter/Jarang

perusahaan mempergunakan satu proses dan hasilnya baik. Pilihan peralatan

berkaitap dengan biaya, pemeliharaan, tenaga ahli dan kualitas lingkungan. Untuk

beberapa jenis pencemar telah ditetapkan metode treatment-nya. Pilihan ini

didasarkan atas beberapa referensi dan pengalaman yang telah dicoba berulang

kali sampai diperoleh hasil maksimum.

Di bawah ini disajikan jenis pencemar dengan metodenya.

Page 30: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

Air limbah mungkin terdiri dari satu atau lebih parameter pencemar

melampaui nilai yang ditetapkan. Kemungkinan di dalamnya terdapat minyak dan

lemak, bahan anorganik seperti besi, aluminium, nikel,plumbum, barium, fenol

dan lain-lain sehingga perlu kombinasi dari beberapa alat. Untuk menurunkan

BOD dan COD dapat dilakukan dengan metode aerasi dan ternyata metode ini

juga cukup baik untuk melakukan pengeridapan suspensi solid.

Ada beberapa proses yang dilalui air limbah agar limbah ini benarbenar

bebas dari unsur pencemaran. Tingkatan proses dimaksudkan adalah sesuai

dengan tingkatan berat ringannya. Pada mulanya air limbah harut dibebaskan dari

benda terapung atau padatan melayang.Untuk itu diperlukan treatment

pendahuluan. Pengolahan selanjutnya adalah mengendapkan partikel-partikel

halus kemudian lagi menetralisasinya. Demikian tingkatan ini dilaksanakan

sampai seluruh parameter pencemar dalam air buangan dapat dihilangkan.

Berdasarkan nilai ekonominya limbah dibedakan menjadi limbah yang

mempunyai nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis.

Page 31: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah dimana dengan melalui suatu

proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah. Limbah non ekonomis adalah

suatu limbah yang walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun

tidak akan memberikan nilai tambah kecuali sekedar untuk mempermudah sistem

pembuangan. Limbah jenis ini sering menimbulkan masalah pencemaran dan

kerusakan lingkungan (Kristanto, 2002). Atas dasar pernyataan tersebut, kegiatan

pengolahan limbah dirasa sangat perlu untuk diupayakan sehingga dapat

menambah nilai ekonomi dari bahan buangan serta dapat mengurangi dampak

negatif adanya limbah baik bagi manusia dan lingkungan.

Pengolahan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan

pengurangan (minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling),

pemanfaatan dan pengolahan limbah (Sugiharto, 1987). Pengolahan limbah adalah

upaya terakhir dalam sistem pengelolaan limbah setelah sebelumnya dilakukan

optimasi proses produksi dan pengurangan serta pemanfaatan limbah. Pengolahan

limbah dimaksudkan untuk menurunkan tingkat cemaran yang terdapat dalam

limah sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan (Sastrawijaya, 2000).

3.10.1.1 Pengolahan Limbah Cair Industri

Pengolahan air limbah biasanya menerapkan 3 tahapan proses yaitu

pengolahan pendahuluan (pre-treatment), pengolahan utama (primary treatment),

dan pengolahan akhir (post treatment). Pengolahan pendahuluan ditujukan untuk

mengkondisikan alitan, beban limbah dan karakter lainnya agar sesuai untuk

masuk ke pengolahan utama. Pengolahan utama adalah proses yang dipilih untuk

menurunkan pencemar utama dalam air limbah. Selanjutnya pada pengolahan

akhir dilakukan proses lanjutan untuk mengolah limbah agar sesuai dengan baku

mutu yang ditetapkan (Manik, 2004)

Menurut (Effendi, 2003) terdapat 3 (tiga) jenis proses yang dapat

dilakukan untuk mengolah air limbah yaitu: proses secara fisik, biologi dan kimia.

Proses fisik dilakukan dengan cara memberikan perlakuan fisik pada air limbah

seperti menyaring, mengendapkan, atau mengatur suhu proses dengan

menggunakan alat screening, grit chamber, settling tank/settling pond, dll. Proses

biologi deilakukan dengan cara memberikan perlakuan atau proses biologi

Page 32: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

terhadap air limbah seperti penguraian atau penggabungan substansi biologi

dengan lumpur aktif (activated sludge), attached growth filtration, aerobic process

dan an-aerobic process. Proses kimia dilakukan dengan cara membubuhkan bahan

kimia atau larutan kimia pada air limbah agar dihasilkan reaksi tertentu (Suripin,

2002).

Menurut Sugiharto (1987), pengolahan limbah cair industri mempunyai

tujuan:

1. Penghilangan bahan tersuspensi dan terapung

2. Penghilangan organisme patogen

3. Pengolahan bahan organik yang terbiodegradasi

4. Peningkatan pengertian tentang dampak pembuangan limbah yang tidak diolah

atau sebagian diolah terhadap lingkungan.

5. Peningkatan pengetahuan dan pemikiran tentang efek jangka panjang yang

mungkin akan ditimbulkan oleh komponen tertentu dalam limbah yang

dibuang ke badan air.

6. Peningkatan kepedulian nasional untuk perlindungan lingkungan

Pengolahan limbah cair yang tdiak bernilai ekonomi adalah limbah cair

yang telah mengalami proses lebih lanjut sehingga tidak mengandung zat

berbahaya dan telah sesuai dengan ambang baku mutu limbah cair kemudian di

buang begitu saja ke badan perairan. Secara ekonomi kegiatan ini memang tidak

mendatangkan keuntungan, tetapi secara ekologi kegiatan pengolahan ini dapat

mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan (Sunu, 2001). Sedangkan

pengolahan limbah cair yang bernilai ekonomi dan ekologi, misalnya dengan

memanfaatkan urin ternak sebagai pupuk cair dan pemanfaatan limbah cair pabrik

tahu sebagai pupuk alternatif pada kultur mikroalga Spirullina sp. (Handajani,

2006).

Pemanfaatan limbah cair juga dapat digunakan untuk pembuatan etanol

(bioetanol), gas methane (CH4) dan juga pupuk cair dan padat organik. Limbah

cair organik juga dapat diproses untuk menghasilkan produk biodiesel. Limbah

cair yang mengandung asam sulfat dengan konsentrasi agak tinggi dapat

Page 33: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

dimanfaatkan untuk menghasilkan kalsium sulfat (CaSO4) yang dikenal dengan

gypsum atau natrium sulfat (Na2SO4) (Suriawiria, 1996).

3.10.1.2 Pengolahan Limbah Padat

Limbah padat industri dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam produk,

seperti pupuk kompos dan pupuk cair yang terbuat kotoran hewan ternak, briket

dari tempurung kelapa, karbon aktif, bioslurry yang terbuat dari sisa kotoran

untuk pembuatan biogas, dan biogas dari kotoran ternak (Isna, 2004). Selain itu,

pemanfaatan campuran limbah padat industri pulp dan kertas dengan lindi hitam

dapat menghasilkan biobriket (Samsyudin, dkk, 2007). Pemanfaatan limbah padat

dari pabrik gula berupa blotong dapat menghasilkan pupuk cair dan ampas

tebunya dapat dimanfaatkan untuk pembuatan batako (Sumada, 2009)

3.10.1.3 Pengolahan Limbah Gas

Menurut (Sumada, 2009) pengolahan limbah gas bertujuan agar

mengahasilkan produk yang bernilai ekonomi. Contohnya gas CO2 dapat

dimanfaatkan untuk mengahsilkan berbagai jenis produk diantaranya :

Dry Ice (Es Keringa)

Natrium karbonat (Na2CO3), dimana gas CO2 direaksikan atau diabsorpsi 

dengan menggunakan bahan kimia NaOH

Kalsium karbonat light, (kalsium karbonat ringan), dimana gas CO2

direaksikan atau diabsorpsi dengan mempergunakan larutan Ca(OH)2

Selain itu, pemanfaatan limbah gas yang lain adalah gas CH4 sebagai

bahan bakar. Konsepnya adalah dengan memasukkan pipa-pipa yang didesain

sedemikian rupa dan gas CH4 bisa masuk kedalam pipa dan dialirkan sebagai

bahan bakar atau biofuel (Palar, 2004). Limbah gas SO2 dan SO3 dapat

dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan asam sulfat (H2SO4), yaitu dengan

mereaksikan atau absorpsi gas SO2 dan SO3 dengan air, konsentrasi H2SO4 yang

dihasilkan selanjutnya dimurnikan sehingga dihasilkan asam sulfat dengan

kualitas tinggi (Sumada, 2009).

3.11 Nilai/Manfaat Limbah

Page 34: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

Limbah sebagaimana definisinya merupakan semua jenis bahan yang dibuang

sebagai hasil sisa proses produksi. Kata “sisa” dalam definisi tersebut bermakna

bahwa limbah merupakan semua bahan yang tidak lagi bernilai atau bermanfaat

bagi produsen yang melakukan serangkaian hasil produksi yang menghasilkan

limbah tersebut. Maka sebagai hasil sisa, limbah dapat digolongkan tidak

memiliki nilai atau manfaat. Namun di sisi lain, penulis berpendapat bahwa

limbah juga dapat memiliki nilai atau manfaat jika kita bisa mengetahui secara

spesifik karakteristik limbah tersebut dan bagaimana memanfaatkannya.

Pengetahuan tentang karakteristik limbah akan menuntun kita dalam menemukan

cara yang tepat untuk mengelola limbah tersebut agar dapat memiliki nilai dan

manfaat bagi kehidupan manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang

menjadi kunci dalam menentukan bermanfaat tidaknya limbah adalah apakah

limbah tersebut dapat dimanfaatkan lebih lanjut atau tidak. Selama manusia belum

menemukan cara untuk membuat limbah tersebut bermanfaat, maka jenis limbah

tersebut tidak akan memiliki nilai dan manfaat. Tetapi penulis berpendapat bahwa

pada dasarya semua jenis limbah memiliki potensi untuk dapat bernilai dan

bermanfaat bagi kehidupan manusia dan kitalah sebagai manusia yang wajib

menemukan cara bagaimana membuat jenis limbah tersebut yang semula

berdampak negatif bisa bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi

kehidupan manusia.

Dewasa ini telah banyak ditemukan berbagai cara yang merupakan sebuah

usaha untuk mengubah limbah yang pada dasarnya tidak bernilai menjadi limbah

yang memiliki nilai ekonomi. Salah satu contoh nyata yang sering ditemui

khususnya di dunia pertanian adalah pemanfaatan limbah daun-daun kering dan

kotoran ternak untuk dijadikan sebagai pupuk organik yang menyuburkan

tanaman. Pengolahan sisa-sisa tanaman sedemikian rupa untuk diubah menjadi

pupuk organik yang bernilai ekonomi merupakan salah satu bentuk usaha dalam

mengolah dan mengubah limbah dari produk yang tidak bernilai atau bermanfaat,

menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Adanya pengolahan limbah

menjadi pupuk tersebut merupakan salah satu bukti bahwa semua limbah yang

sebelumnya dianggap tidak memiliki manfaat sebenarnya jika diolah bisa

Page 35: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan manusia. Karena itu, penulis di awal

mengungkapkan bahwa sebenarnya semua jenis limbah punya nilai dan manfaat,

hanya saja kita sebagai manusialah yang belum mampu menemukan cara untuk

mengolah potensi tersebut.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12. Tabel 3. Jenis Limbah Industri Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

yang Jika Diolah akan Memiliki Nilai Ekonomi Tinggi

3.12 Pentingnya Mengolah dan Memanfaatkan Limbah

Usaha pengolahan dan pemanfaatan limbah industri merupakan hal yang

sangat penting untuk dilakukan, mengingat dampak negatif yang mungkin

ditimbulkan jika limbah tersebut dibiarkan atau langsung dibuang ke alam.

Kandungan zat-zat kimia yang terkandung dalam limbah industri biasanya

merupakan jenis zat-zat kimia yang berbahaya jika langsung dibuang ke alam.

Contoh jenis zat kimia berbahaya yang sering ditemui di limbah industri adalah

sebagai berikut :

4.

Page 36: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

5.

6.

7.

8.

Tabel 1. Contoh Limbah yang Termasuk Jenis Limbah Berbahaya

Contoh-contoh di atas mencerminkan bahwa banyak sekali jenis limbah yang

berbahaya jika dibiarkan begitu saja atau tidak diolah khususnya jenis-jenis

limbah industri. Berbagai jenis limbah tersebut mengandung bahan kimia dalam

konsentrasi yang besar serta jumlah yang beragam dan akan sangat berbahaya jika

tidak diolah atau dibiarkan begitu saja di alam. Hal inilah yang kemudian

membuat pengelolaan limbah merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Jenis-jenis zat kimia yang ada dalam limbah industri tersebut merupakan jenis

zat-zat kimia yang sangat berbahaya dan berdampak negatif bagi lingkungan.

Karena itu, pengolahan limbah dan pemanfaatan limbah merupakan hal yang

sangat penting dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin

ditimbulkan oleh zat-zat kimia yang terdapat dalam limbah industri tersebut.

9.

Page 37: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

10.

11.

12.

13.

Tabel 2. Jenis Limbah yang Dihasilkan Industri di Berbagai Bidang

3.13 Sampai Kapan akan Berhenti Memikirkan Limbah

Usaha untuk mengelola limbah merupakan usaha yang harus terus

dilakukan selama limbah masih dihasilkan. Apalagi jika limbah yang dihasilkan

merupakan jenis limbah industri yang berbahaya bagi lingkungan. Karena

sebentar saja limbah dibiarkan dan tidak dikelola maka dampak negatif yang dapat

ditimbulkan akan sangat besar baik bagi lingkungan maupun bagi manusia.

Sehingga jika pertanyaanya adalah sampai kapan kita bisa istirahat memikirkan

limbah, maka jawaban penulis adalah kita akan beristirahat memikirkan limbah

jika limbah tersebut sudah tidak lagi ada atau dihasilkan di muka bumi yang mana

merupakan hal yang tidak mungkin terjadi karena setiap aktivitas manusia pasti

akan menghasilkan limbah. Maka dengan kata lain permasalahan limbah

merupakan permasalahan yang harus dan akan selalu dipikirkan selama peradaban

manusia masih eksis di muka bumi.

Permasalahan limbah tidak dapat berhenti dipikirkan karena ke depan jenis

limbah yang dihasilkan industri akan semakin banyak dan beragam seiring dengan

semakin banyaknya populasi manusia dan industri yang ada di bumi. Semakin

banyak dan beragamnya jenis limbah membuat kita harus terus berpikir tentang

bagaimana cara mengelola limbah tersebut untuk meminimalisir dampak negatif

dari keberadaan limbah tersebut di alam. Cara pengelolaan limbah dari tahun ke

tahun harus terus diinovasi dan berubah semakin canggih seiring dengan semakin

banyak dan beragamnya jenis limbah yang dihasilkan industri. Karena seiring

dengan perkembangan zaman maka jenis limbah akan terus berubah dan semakin

Page 38: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

beragam dengan ditemukannya berbagai teknologi dan dibangunnya berbagai

macam industri. Jenis limbah yang terus berubah merupakan tantangan bagi

manusia untuk terus berpikir dan mengetahui cara yang tepat untuk mengolahnya.

Semakin banyak dan beragamnya jenis limbah maka cara pengelolaan limbah

yang ditempuh juga harus semakin canggih.

3.14 Tujuan Mempelajari Limbah

Pembelajaran tentang limbah dan cara pengelolaanya merupakan

hal yang sangat penting untuk terus dilakukan. Karena dengan cara tersebutlah

mahasiswa sebagai peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari lebih

lanjut tentang hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan dalam mengelola

limbah. Pembelajaran tersebut diharapkan dapat menjadi bekal bagi mahasiswa

kelak ketika mereka berperan sebagai policymaker atau sebagai pihak pengambil

keputusan tentang pengeolaan limbah di suatu daerah.

Tujuan dari mempelajari limbah adalah untuk mengetahui karakteristik

mendasar dari sebuah limbah. Pelajaran tentang karakteristik limbah merupaka hal

yang penting untuk didapatkan karena pengelolaa limbah yang akan dilakukan

akan selalu didasarkan pada karakteristik-karakteristik tersebut. Dengan adanya

pengetahuan terhadap karakteristik limbah maka kita dapat belajar untuk

merumuskan dan merencanakan perencanaan yang tepat dalam pengolahan

limbah tersebut. Sehingga dengan adanya pembelajaran tentang limbah bagi

mahasiswa, maka mahasiswa akan mampu menganalisa karakteristik limbah dan

menetukan bagaimana cara pengelolaan limbah yang tepat dan sesuai. Sehingga

akibat atau dampak negatif yang mungkin ditimbulkan limbah seperti yang

disebutkan di awal pembahasan dapat diminimalisir.

Selain itu, pembelajaran tentang limbah juga merupakan salah satu upaya

untuk menemukan cara guna memanfaatkan atau mengeluarkan potensi nilai dan

manfaat dari limbah. Pembelajran akan limbah akan menuntun mhasiswa dalam

menemukan cara-cara bar yang inovatif dalam melakukan kegiatan usaha

pemanfaat limbah untuk dapat dijadikan produk yang memiliki manfaat bagi

kehidupan manusia. Pembelajaran akan limbah penting sebagai pengantar bagi

Page 39: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

mahasiswa untuk mengenal lebih jauh tentang karakterstik limbah, sehingga dapat

dijadikan sebagai bekal bagi mereka untuk menemukan cara yang tepat dalam

mengolah limbah utamanya jenis limbah industri yang selama ini belum banyak

dimanfaatkan dan kebanyakan merupakan jenis limbah yang berbahaya bagi

lingkungan.

3.15 Rata-rata Jumlah dari Limbah yang Dihasilkan

Kegiatan Usaha Tahu dan Tempe berorientasi untuk mencukupi masyarakat

setempat namun demikian, limbah yang dihasilkan dari industry tersebut sangat

mengganggu terhadap lingkungan sekitar dikarenakan limbah yang dihasilkan

tidak ditampung dulu tetapi langsung disalurkan ke sungai atau got yang ada

disekitar lokasi tetapi ada juga membuat bak-bak penampung limbah tetapi belum

dilaksanakan secara optimal sehingga menimbulkan bau tidak sedap. Kapasitas

produksi terkecil mulai 50 kg s/d 600 kg per hari, ada 116 usaha tahu tempe, 73

usaha tahu dan 43 usaha tempe, dalam penggunaan air sangat berbeda ; Untuk

produksi tahu : 100 kg kedelai memerlukan air 2800 lt air, dan untuk produksi

tempe : 100 kg kedelai memerlukan air 2500 lt air. Rata-rata produksi per hari

dari 116 industri tahu tempe dengan kapasitas produksi rata-rata per usaha 9.450

kg/hr x 116 = 1.096.200 kg/hr, untuk produksi tahu dari 73 usaha terdiri dari

7.300 kg x 2.800 lt/hr = 20.440.000 lt/hr, untuk produksi tempe : 2.150 kg x 2.500

lt/hr = 5.375.000 lt/hr jadi total limbah produksi tahu dan tempe yang dikeluarkan

sebesar : 25.815.000 lt/hr. Untuk limbah tahu tempe dalam periode 1 (satu) bulan :

25.815.000 hr/lt x 25 hr = 645.375.000 lt/bln.

Secara umum komposisi dari sampah di setiap kota bahkan negara hampir

sama yaitu:

1. Kertas dan katun ± 35 %

2. Logam ± 7 %

3. Gelas ± 5 %

4. Sampah halaman dan dapur ± 37 %

5. Kayu ± 3 %

6. Plastik, karet, dan kulit ± 7 %

Page 40: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

7. Lain-lain

Limbah padat yang dihasilkan pabrik gula dengan kapasitas produksi 30.000

ton per hari sebesar 100 ton/hari. Limbah tersebut berupa blotong yang

merupakan bahan sisa pembakaran dari ampas tebu.

BAB 4. PENUTUP

Page 41: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

4.1 Kesimpulan

1. Limbah adalah zat, energi, dan atau komponen lain yang dikeluarkan atau

dibuang akibat sesuatu kegiatan baik industri maupun non-industri.

2. Pada dasarnya limbah-limbah yang berasal dari berbagai industri dapat

dihilangkan dengan proses-proses pengolahan secara kimia maupun secara

biologis.

3. Jika limbah industri tidak diolah maka akan mengakibatkan pencemaran yang

nantinya akan menggangu kelestarian alam.

4. Limbah cair industri tergolong limbah yang paling berbahaya karena dapat

mencemari perairan.

5. Usaha pengolahan dan pemanfaatan limbah industri merupakan hal yang sangat

penting untuk dilakukan, mengingat dampak negatif yang mungkin

ditimbulkan jika limbah tersebut dibiarkan atau langsung dibuang ke alam.

4.2 Saran

Teknologi pengolahan limbah industri perlu diterapkan dalam skala yang

lebih luas dengan efektif dan efisien serta mangerial yang baik agar kapasitas

produksinya bisa mencakup seluruh produksi limbah yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Page 42: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

Achmad. 2004. Kimia Lingkungan. Kanisius: Yogyakarta.

Ariens. 1994. Toksikologi Umum Pengantar. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.

Cahyonugroho, O.H. 2002. Pengaruh Intensitas Sinar Ultraviolet dan Pengadukan Terhadap Reduksi Jumlah Bakteri E.coli. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan 2 (1) : 18 – 22.

Djajadiningrat, Surna. T . 1991. Penilaian Secara Cepat Sumber-Sumber Pencemaran Air, Tanah dan Udara. Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas Press.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisisus, Yogyakarta.

Estiningsih, I.K. dan Mifbakhuddin. 2004. Pengaruh Volume Lumpur Aktif dan Waktu Kontrak terhadap Penurunan Kadar BOD Limbah Cair Rumah Sakit. Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Malang: 32-39.

Ginting, Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri, Cetakan pertama. Bandung: Yrama Widya.

Handajani, Hany. 2006. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu sebagai Pupuk Alternatif pada Kultur Mikroalga Spirullina sp. Jurnal Protein 13 (2) : 188-193

Haryati Tutik, 2006. Limbah Peternakan Yang Menjadi Sumber Energi AlternatifJurnal Penelitian Peternakan Wartazoa Vol. 16 No. 3 Th. 2006

Isna, 2004. Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi Sebagai Pengganti Bahan Bakar Rumah Tangga Yang Lebih Memberikan Keuntungan Ekonomis. Jurnal Penelitian Kotoran Ternak Sapi 10 (02) : 199 – 214

Jenie dan W.P Rahayu. 1994. Penanganan Limbah Industri Pangan. Yogyakarta : Kanisisus.

Kristianto, P. 2002. Ekologi Industri. Penerbit ANDI. Yogyakarta

Manik, K.E.S. 2004. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan.

Nugroho, Rudi, Ikbal, dan N. Sulasmi. 2008. Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan Uang Kertas (Utas) menggunakan Proses Biologi Anaerob. JAI, 4 (1): 28-37.

Page 43: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA

Nurmayanti. 2002. Kontribusi Limbah domestik terhadap Kualitas Air. Program Pasca Sarjana Universitas Gajahmada. Yogyakarta.

Palar, Heryando. 2004. Pencemaran & Toksikologi Logam Berat, Cetakan Kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rossiana, Nia. 2006. Uji Toksisitas Limbah Cair Tahu Sumedang terhadap Reproduksi Daphnia carinata KING. Jurnal Biologi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran: Bandung.

Sastrawijaya, T. 2000. Pencemaran Lingkungan . Rineka Cipta. Bandung.

Situmorang, Manihar. 2007. Kimia Lingkungan. Medan: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Sumada, Ketut. 2009. Pemanfaatan Limbah Gas, Cair, dan Padat Hasil Pertanian. Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

Sugiharto.2000. Dasar-dasar pengelolaan air limbah. Universitas indonesia. Jakarta.

Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. PT. Grasindo. Jakarta

Suriawiria, Unus. 1996. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Penerbit Alumni. Bandung.

Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik: Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Yogyakarta: Kanisius.

Syamsudin, Sri Purwati, dan Ika Rostika. Pemanfaatan Campuran Limbah Padat dengan Lindi Hitam dari Industri Pulp dan Kertas sebagai Bahan Biobriket. Berita Selulosa 42 (2) : 67-74

Wardana, A.W.1999. Dampak Pencemaran Lingkungan . Yogyakarta : Andi Offset

Widyatmoko, H. 2009. Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan Sampah. Jakarta : Abdi Tandur

Page 44: LIMBAH: DEFINISI, KARAKTER, KLASIFIKASI, MANFAAT DAN CARA MENGATASINYA