Pemeriksaan laboratorium harus dilakukan untuk dapat menegakkan diagnosis anemia, hasil pemeriksaan Hb pada pasien anemia akan lebih rendah bila dibandingkan dengan pasien tanpa anemia.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemeriksaan Hb
dilakukan mulai usia 2 tahun dan selanjutnya dapat diulang setiap tahun hingga mencapai
usia remaja. Bila hasil pemeriksaan ditemukan anemia maka pasien perlu dirujuk untuk dicari
penyebab anemianya dan dilakukan pengobatan sesuai dengan penyebab.
Adapun kadar hemoglobin normal menurut WHO berdasarkan umur adalah : 1. pria ( 15 tahun) 13 g/dl 2. Wanita ( 15 tahun) tidak hamil 12 g/dl 3. Wanita hamil 11 g/dl 4. Anak usia 6 - 59 bulan 11 g/dl 5. Anak usia 5 - 11 tahun 11,5 g/dl 6. Anak usia 12 - 14 tahun 12 g/dl
Depkes RI. Pedoman Operasional Penanggu-langan Anemia Gizi di Indonesia. Direktur Jenderal Pembinaan Ma-sayarakat. Jakarta. 1996
Gupta A, Kumar R, Salhotra VS, Mohan A, Rahi S. Guidelines for Control of Iron Deficiency Anaemia. New Delhi: Na-tional Rural Health Mission; 2013. p. 1-36.
Sjakti H A, Anemia Defisiensi Besi Pada Anak. Seputar Kesehatan Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta, 19 Maret 2014.
Stang J, Feldman S, Story M. Adolescent Nu-trition. In: Brown JE, Isaacs JS, Krin-ke UB, Murtaugh MA, Sharbaugh C, Wooldridge NH, editors. Nutrition through The life Cycle. 3rd ed. United States: Thomson Wadsworth; 2008. p. 356-69.
WHO. Haemoglobin concentrations for the diag-nosis of anaemia and assessment of se-verity. Vitamin and Mineral Nutri-tion Information System. Geneva, World Health Organization, 2011 (WHO/NMH/NHD/MNM/11.1)
DEPARTEMEN KESEHATAN ANAK FK UNJANI
RS DUSTIRA TK.II CIMAHI
2014
Pencegahan yang dilakukan dapat berupa
penambahan asupan protein dan zat besi, karena nutrisi tersebut merupakan komponen penting untuk
pembentukan sel darah merah.
Selain itu, dapat juga mengkonsumsi makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi , contohnya vitamin C.
Pencegahan lain adalah dengan membatasi dan mengurangi minuman yang dapat memperlambat penyerapan zat besi, contohnya kopi dan teh.
Pemeriksaan kesehatan secara rutin juga merupakan salah satu pencegahan untuk terjadinya
anemia
Anak seringkali mudah terserang infeksi kerena m e n u r u n n y a d a y a t a h a n tubuh dan tidak jarang muncul
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) yang mengangkut oksigen dalam darah kurang dari normal.
Seringkali orang tua tidak menemukan perbedaan antara anak yang terkena anemia dan anak dengan kadar Hb yang normal, karena sebagian besar anemia memang tidak menimbulkan gejala, namun ada beberapa gejala yang patut diketahui oleh orang tua.
Anemia merupakan salah satu gejala tersering yang menyebabkan pasien datang untuk berobat ke rumah sakit. Kadar Hb seseorang umumnya dapat menurun jika terjadi salah satu atau lebih gangguan seperti kehilangan darah ( batuk darah, muntah darah, BAB berdarah, dll), peningkatan penghancuran hemoglobin (misalnya : proses autoimun, infeksi parasit) dan gangguan dalam produksi hemoglobin. Gangguan yang paling sering terjadi adalah berkurangnya produksi yang terkait dengan kurangnya asupan proterin dan zat besi.
Berdasarkan data WHO (1993 - 2005) didapatkan dengan penderita terbanyak pada kelompok usia anak balita diikuti dengan remaja putri usia sekolah. 62 milyar orang (24,8%) yang terkena anemia, 1/3 bagian didominasi oleh anak - anak. Secara Nasional angka kejadian anemia sebesar 14,8 %
Hal ini menjadi penting karena Anemia dapat terkait banyak hal
terutama dengan gangguan perilaku , kecerdasan, prestasi
sekolah yang buruk serta dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak
Gejala yang paling sering ditemukan adalah pucat yang berlangsung lama. Terlihat lebih mudah lelah dan lemas dibandingkan dengan anak seusianya.
gangguan perilaku anak. Seringkali anak menjadi sul i t berkonsentrasi sehingga prestasinya menurun.
Kondisi anemia yang ber-langsung lama dapat membuat anak menjadi kehilangan nafsu makan dan mudah mengantuk.
Pada keadaan anemia yang berat dapat terjadi kegaga-lan jantung yang membaha-yakan jiwa. Kondisi seperti
ini dapat membuat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak anak menjadi tidak optimal.
Anemia dapat menghambat
pertumbuhan fisik dan perkembangan
otak anak.
Top Related