Download - LATAR BELAKANG

Transcript

LATAR BELAKANG

Pertumbuhan ekonomi yang pesat di kota kota besar di Indonesia yang telah diikuti pula oleh pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi, memerlukan penanganan prasarana jaringan jalan dan sistem transportasi yang memadai,guna menanggulangi atau mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas yang ditimbulkan. Secara umum, disamping kapasitas jalan utama dan tranportasi umum di beberapa kota besar tidak dapat menampung arus lalu lintas yang ada, kemacetan lalu lintas disebabkan pula bercampur baurnya berbagai jenis kendaraan lambat dan cepat serta lalu lintas regional dan lokal pada sistem jaringan jalan primer. Permasalahan tersebut seringkali disebut sebagai efek pengembangan jalur pita (ribbon development effect) yaitu sebagai konsekwensi interaksi antara lalu lintas yang dibangkitkan oleh penggunaan lahan sepanjang jalan dengan lalu lintas pada jalan tersebut. Hal ini memberikan ilustrasi permasalahan yang muncul akibat interaksi antara transportasi jalan dengan guna lahannya.Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan potensinya akan mengakibatkan produktivitas menurun, degradasi kualitas lahan dan tidak berkelanjutan. Guna menghindari hal tersebut, maka diperlukan adanya evaluasilahan untuk mendukung perencanaan pembangunan pertanian yang berkelanjutan (Rossiter, 1994; Davidson, 1992).

Pemanfaatan sumberdaya lahan perlu disesuaikan dengan kondisi agroekologinya, agar usaha pertanian tersebut dapat berkesinambungan. Untuk dapat mendukung suatu pemanfaatan sumberdaya lahan diperlukan pengetahuan tentang sifat lahan. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah pendekatan parametrik (parametric approach). Pendekatan parametrik adalah sistem klasifikasi dan pembagian lahan atas dasar pengaruh atau nilai ciri lahan tertentu dan kemudian mengkombinasikan pengaruh-pengaruh tersebut untuk memperoleh kesesuaiannya (Udawatta and Henderson, 1986).

Dalam mengendalikan penggunaan lahan, perencana harus memahami 3 jenis nilai guna lahan yang berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Nilai-nilai ini adalah nilai guna sosial, nilai guna pasar serta nilai guna ekologis. Nilai guna social lahan memperlihatkan pengaruh yang diberikan masyarakat terhadap bermacam-macam pengaturan penggunaan lahan sebagai tempat untuk menghidupi kehidupan mereka. Pandangan ini melihat tata guna lahan sebagai fasilitator pola aktifitas serta aspirasi masyarakat. Nilai guna pasar emperlihatkan pengaruh yang diberikan masyarakat terhadap lahan sebagai sebuah komoditas. Pandangan ini melihat tata guna lahan sebagai media keuntungan bagi real estate. Nilai guna ekologis memperlihatkan pengaruh yang diberikan masyarakat kepada sistem alamiah yang terdapat pada lahan. Pandangan ini melihat tata guna lahan sebagai sebuah ancaman potensial yang harus dimitigasikan (Chapin dkk, 2000). Lebih lanjut Chapin dkk mengatakan, ketiga nilai ini terkadang terpisah dan saling bersaing namun terkadang juga menyatu dan saling mendukung.

Seiring dengan perkembangan waktu, transportasi dan pengunaan lahan menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan. Dalam konteks perencanaan, transportasi dan penggunaan lahan memiliki tujuan yang terarah dan spesifik. Di dalam sistem transportasi, tujuan perencanaan adalah menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan di dalam penggunaan lahan, tujuan dari perencanaan adalah untuk tercapainya fungsi bangunan dan harus menguntungkan. Melalui penelitian ini, kami berusaha untuk memberikan persepsi atau pandangan serta ulasan secara lebih mendalam mengenai aktifitas penggunaan lahan dalam kaitannya dengan aktifitas transportasi. Apakah transportasi menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan aktifitas penggunaan lahan, ataukah sebaliknya, penggunaan lahan menjadi faktor yang mempengaruhi aktifitas transportasi. Pada konteks ini, kami juga akan memberikan ulasan singkat mengenai faktor utama yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan dan aktifitas transportasi baik itu di perkotaan maupun di pedesaan. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan potensinya akan mengakibatkan produktivitas menurun, degradasi kualitas lahan dan tidak berkelanjutan. Guna menghindari hal tersebut, maka diperlukan adanya evaluasilahan untuk mendukung perencanaan pembangunan pertanian yang berkelanjutan (Rossiter, 1994; Davidson, 1992).