Latar Belakang #2Program Satu Desa/Kelurahan
Satu SKM untuk Indonesia Sehat
@2016
VISI DAN MISI PRESIDEN
9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)
Agenda ke 5: Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia
TRISAKTI:Mandiri di Bidang Ekonomi; Berdaulat di Bidang Politik;
Berkepribadian dlm Budaya
PROGRAM INDONESIA PINTAR
PROGRAM INDONESIA KERJA PROGRAM INDONESIA
SEJAHTERA
PENGUATAN YANKES
3 D
IME
NS
I P
EM
BA
NG
UN
AN
: P
EM
BA
NG
UN
AN
MA
NU
SIA
, S
EK
TO
R U
NG
GU
LA
N, P
EM
ER
AT
AA
N D
AN
KE
WIL
AYA
HA
N
NO
RM
AP
EM
BA
NG
UN
AN
KA
BIN
ET
KE
RJA
DTPK DAERAH2 LAIN
JAMINAN KES NAS
PROGRAM KESPRIORITAS
PARADIGMA SEHAT
PROGRAMINDONESIA SEHAT
PERUBAHAN PARADIGMA
Beberapa Penyakit dan cidera sulit di obati bahkan belum berhasil atau belum ada obatnya.
Faktor Resiko Penyebab Penyakit dan cidera adalah Perilaku/Gaya Hidup (Perilaku Merokok, perilaku konsumsi, perilaku aktivitas/olahraga, dan berbagai perilaku lainya).
Masalah perilaku/gaya hidup tidak akan bisa di diselesaikan dengan obat atau tindakan medis. Tetapi dengan pendekatan/pendampingan ilmu perilaku, sosial budaya masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat secara terus menerus.
Sumber: Psyco-Cybernetics, DR.Maxwell Maltx
Salah Satu Tekhnik mengubah perilaku termasuk untuk hidup sehat adalah Gerakan 21 hari (G.21 H) Hidup Sehat
Keberhasilan pembangunan kesehatan delapan puluh persen (80%) ditentukan oleh SDM kesehatan Selain
Pembiayaan .
Menurut laporan World Health Organization (WHO) 2006, Indonesia termasuk salah satu dari lima puluh tujuh (57) negara yang menghadapi krisis SDM kesehatan, baik jumlahnya yang
kurang maupun distribusinya yang tidak merata.
• Sumber ; WHO. The World Health Report 2006. Working Together for Health. Geneva. 2006.
Sumber; Data IPKM 2013 dan profil Kabupaten X 2013-2014
FAKTANYA
Masih ada beberapa Kabupaten termasuk Kabupaten yang memiliki
capaian IPKM (Indeks Pembangunan Kesahatan Masyarakat) Terbaik
ke.2 Nasional, BELUM memiliki TENAGA KESEHATAN
MASYARAKAT sama sekali (NIHIL) di seluruh Puskesmasnya dan
belum memenuhi standar minimal SDM Kesehatan di Puskesmas.
Lanjutan SK Renstra Kemenkes 2015-2019...
Sumber : Renstra Kemenkes 2015-2019, Kepmenkes HK.02.02/Menkes/52/2015, hal.48
5.600
Puskesmas
yang minimal
memilki 5 jenis
tenaga
kesehatan
Preventif dan
Promotif (UKM)
Target Pemenuhan Tenaga KesehatanTahun 2015-2019
Target Tahun 2016 : 2.000Terget Tahun 2017 : 3.000
Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, Ahli teknologi laboratorium medik (Analis Kesehatan, Tenaga gizi dan kefarmasian
Sumber data : Kemkes 2015. Disampaikan saat Rakorpop, Solo 20-23 September 2015 Kebijakan Program SDMK Tahun 2016.
Promotif-Preventif
1. PHBS , Penurunan Gizi Buruk Masyarakatpenangunlangan KKP
2. Penurunan Kematian Ibu dan Anak
3. Pemberantasan TBC, Polio, Tetanus, Campak, Hepatitis
4. Pemberantasan Malaria , PengendalianHIV/AIDS
5. Menjamin akses air bersih , akses obatessensial Pasar sehat, kali bersih,
6. Pembangunan berwawasan kesehatan
Sistem Jaminan Kesehatan
15
Pengemb. Univ Coverage Jamkes
Pemerintah Masyarakat
JUMLAH, JENIS, MUTU DAN SEBARAN SDM KES
Sumber Daya Manusia Kesehatan
Merencanakan, menyiapkan dan
mendayagunakan nakes sesuai kebutuhan
FAKTA DATA
REKOMENDASI
Sumber . Health Sector Review-
Dissemination Seminar, Jakarta 28
November 2014. (BAPPENAS,KEMKES,
AIPHSS, Australia Aid)
MASUKAN &
REKOMENDASI
Upaya Promotif &
Preventif dari
praktisi dokter
PUSKESMAS.
Judul tulisan ; Upaya Pencegahan penyakit
belum terpadu.Sumber. Print Kompas
18 April 2015.
Kualitas pelayanan kesehatan bergantung pada ketersediaan, jenis
dan jumlah SDM kesehatan.
• Sumber 1 : Barber, S.L., Gertler P.J., Harimurti P. The Contribution of Human Resources for Health to the Quality of Care in Indonesia. Health Affair 26, no. 3 (2007): w367-w379
• Sumber 2 ; WHO. Global Strategy on Human Resources for Health: Workforce 2030. http://www.who.int/hrh/resources/online_consult-globstrat_hrh/en/ diakses 30 november 2015
Semakin banyak dan beragam Jenis tenaga kesehatan yang tersedia maka semakin positif
dampaknya terhadap masyarakat.
Sumber: Kurniati, A & Efendi, F. Kajian SDM Kesehatan Indonesia. Salemba Medika. Jakarta Selatan. 2012.
Bagaimana dengan Peran SKM...??
Baru 2 Nakes (Dokter & Bidan)
dari 13 jenis nakes di UU no.36 tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan yang
masuk dalam Indikator Indeks Pembangunan
Kesehatan Masyarakat (IPKM)
2013.
Sumber; Indeks Desa Membangun 2015, Kementerian Desa Pembangunan daerah
tertinggal & Transmigrasi.
Tersedianya
Tenaga
Kesehatan
(termasuk SKM
sebagai Tenaga
Kesmas)
di Desa
menjadi Indikator
kesehatan Indeks
Desa
Membangun
Indonesia Kekurangan Tenaga Epidemiologi di Puskesmas,
Perlu 10 ribu Petugas Epidemiologi di Puskesmas Seluruh Indonesia. Sumber,
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/12/
03/nyscma349-kemenkes-indonesia-kekurangan-petugas-epidemiologi 3
Desember 2015.
SDM Kesehatan Dibutuhkan Ribuah Ahli Epidemiologi
Lapangan. Sumber, http://kebijakankesehatanind
onesia.net/25-berita/berita/1965-sdm-kesehatan-dibutuhkan-
ribuan-ahli-epidemiologi-lapangan.
Sumber, http://print.kompas.com/ba
ca/2015/07/13/Lengkapi-Tenaga-Kesehatan-di-
Daerah
Sebagian besar tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas adalah tenaga medis (9,37 orang per Puskesmas), perawat-termasuk perawat gigi (13 orang per Puskesmas), bidan (10,6 orang per Puskesmas). Sedangkan tenaga kesehatan masyarakat hanya 2,3 orang per Puskesmas, sanitarian hanya 1,1 orang per Puskesmas, dan tenaga gizi hanya 0,9 orang per Puskesmas. Rifaskes mengungkap data bahwa tenaga penyuluh kesehatan di Puskesmas juga baru mencapai 0,46 orang per Puskesmas.
Sumber : di Sadur dari Renstra Kemkes 2015-2019, Kepmenkes HK.02.02/Menkes/52/2015, hal.48
Sumber :RIFASKES 2011
vv
v v
Sumber :RIFASKES 2011
vv v
v
v
Sumber : RIFASKES 2011
Sumber : RIFASKES, 2011
(65,6%)
StandarMinimal
Sumber Rujukan; Laporan Kajian Perencanaan tenaga kesehatan Bappenas 2005, Hal. 32
Sumber Rujukan; PMK No. 33 th 2015 Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan
BAGAIMANA DATA SEBARAN RASIO TENAGA KESMAS / PENDUDUK...???
Persebaran SKM tingkat Puskesmas _www.bppsdmk.depkes.go.id/agregat/di akses tahun 2012
Data diambil 16 April 2016 via bppsdmk.kemkes.go.id
Sumber; Laporan Kajian Perencanaan tenaga kesehatan Bappenas 2005, Hal. 32
Sebuah kajian nasional pada kabupaten/kota yang menggunakan pedoman penyusunan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan (47,4%), metode yang paling sering digunakan berturut-turut adalah:
1. Ratio Method (35,3%)
2. Health Services Demand Method (29,4%)
3. Health Services Target Method (14,7%)
4. Health Need Method (2,9%)
5. Berdasarkan beban kerja dan berdasarkan sarana kesehatan (8,8%)
Sumber; Laporan Kajian Perencanaan tenaga kesehatan Bappenas 2005, hal 35.
Data Hasil RIFASKES 2011 SDM Kesehatan Puskesmas
• Tidak ada dokter = 380 Puskesmas
• Tidak ada Perawat = 25 Puskesmas
• Tidak ada Bidan = 105 Puskesmas
• Tidak ada Tenaga Gizi = 2.194 Puskesmas
• Tidak ada Sanitarian = 2.003 Puskesmas
• Tidak ada Promkes = 5.895 Puskesmas
Keadaan Tenaga Kesehatan di Puskesmas
44
No KondisiKetenagaan
Jumlah Puskesmas
1 Puskesmas yang memiliki tenaga sesuai standar
1.015
2 Puskesmas belum memiliki tenaga sesuai standar
8.640
Total Puskesmas
9.655
Jenis NakesKekurangan
TH 2014
Dokter Umum 2.513
Dokter Gigi 4.526
Perawat 7.901
Bidan 6.861
Tenaga farmasi 4.086
Kesmas 3.180
Sanitarian 3.367
Gizi 5.721
Analis Kesehatan 5.701
T O T A L 43.856
Standar ketenagaan di Puskesmas berdasarkan Permenkes 75/2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Sumber data : Badan PPSDMK, 1 Oktober 2014. Disampaikan saat Rakorpop, Solo 20-23 September 2015 dalam sesi Kebijakan Program SDMK Tahun 2016.
(89,5%)(89,5%)
Materi Kepala Badan PPSDM Dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional Jakarta 5 April 2016
Sumber ; Jurnal JIKMU, Suplemen Vol. 4, No. 4, Oktober 2014
MENU KEGIATAN DEKONSENTRASI TAHUN 2016
NO.
URAIAN KEGIATAN
SASARAN TARGET KETERANGAN
1. Pembinaan dan Pengawasan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing (TK-WNA) di Daerah
1. Pengguna TK-WNA2. TK-WNA3. Tenaga pendamping4. Pemangku kepentingan al:
Dinkes, Bappeda, Disnakertrans, Kanwil Imigrasi, Institusi Pendidikan Kesehatan, Rumah Sakit, dan Organisasi Profesi
15 Propinsi (Sumut, Kepri, Jatim, DIY, Jabar, NTB, Sulsel, Papua, Maluku Utara, NTT, Kalteng, Kalsel, Babel, Bali Jateng)
Output: Laporan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pendayagunaan TK-WNA di Daerah
2. Penyusunan Anjab, ABK Kesehatan, Perencanaan Kebutuhan, dan Perencanaan Pendayagunaan SDM Kesehatan di Provinsi
1. Perencana SDM Kesehatan di tingkat Provinsi Dinkes Provinsi Labkesda Bapelkesda RSUD Provinsi UPTD Kesehatan lainnya
2. Perencana SDM kesehatan di tingkat Kabupaten/Kota Dinkes Kab/Kota RSUD Kab/Kota Puskesmas UPTD Kesehatan lainnya
34 Propinsi Output: Dokumen Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan di Tingkat Provinsi
MENU KEGIATAN DEKONSENTRASI TAHUN 2016
Sumber : Kemkes 2015 dalam
Rapat Koordinasi Pelaksanaan
Operasional Program
Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM
Kesehatan TA. 2016. Solo 20-
23 September 2015,
UU No.23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
UU Desa No.6 Tahun 2014 tentang Desa
UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
...Lanjutan UU.no.36 th 2009 tentang Kesehatan
Tanggung Jawab Pemerintah & Pemda
Sumber; UU no.36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
Sumber; UU no.36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
Sumber; UU no.36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kedokteran
Pelayanan Kesehatan
Masyarakat
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Keperawatan
Pelayanan Farmasi
Pelayanan Kebidanan
Pelayanan Gizi
Tenaga Dokter
TenagaPerawat
Apoteker/Farmasi
Tenaga Kesmas= SKM
Bidan Tenaga Gizi
Pelayanan lain-
Tenaga Lain sesuai
pendidikan
Sumber : UU Kesehatan, UU tenaga kesehatan, PMK 33/2015, & PMK 75/2014
Perbedaan Pelayanan KesehatanPELAYANAN KEDOKTERAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Tenaga Pelaksana terutama adalah para dokter2. Perhatian utamanya pada penyembuhan
penyakit3. Sasaran utamanya adalah perseorangan atau
keluarga4. Kurang memperhatikan efesiensi5. Tidak boleh menarik perhatian karena
bertentangan dengan atika kedokteran6. Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat
dengan undang-undang.7. Peenghasilan diperoleh dari imbal jasa8. Bertanggung jawab hanya kepada penderita9. Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan
bahkan mendapat saingan.10. Masalah administrasi sangat sederhana.
1. Tenaga Pelaksananya adalah para profesi tenaga
kesehatan masyarakat (SKM)
2. Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit
3. Sasaran utamanya adalah masyarakat secara
umum.
4. Selalu berupaya mencari cara yang efesien
5. Dapat menarik perhatian masyarakat misalnya
dengan penyuluhan masyarakat.
6. Menjalankan fungsi dengan mengorganisir
masyarakat dan mendapat dukungan undang-
undang.
7. Penghasilan berupa gaji dari pemerintah.
8. Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat
9. Dapat memonopoli upaya kesehatan masyarakat
10. Menghadapi berbagai persoalan kepemimpinan.
Azrul Azwar, 2010, Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi 3.
• Jika dokter bertanggung jawab penuh terhadap pasien/penderita supaya bisa kembali sehat, tidak semakin sakit, parah atau meninggal.
• Maka “SKM” bertanggung jawab terhadap masyarakat baik yang sakit dan terutama yang Sehat. Membantu menjaga yang sehat supaya tidak sakit, Yang sakit tidak menjadi penyebab/penular penyakit, membantu supaya kembali sehat dan tetap sehat adalah tugas dan tangungjawab seorang SKM.
Sumber; Riset etnografi Aceh, Lafi Munira, 2015.
Sumber; Riset etnografi Aceh, Lafi Munira, 2015.
Berdasarkan Latar belakang tersebut maka Solusi yang efektif dan efesien dalam Pembangunan Kesehatan sebagai upaya meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat melalui upaya Promotif dan Preventif untuk kategori jenis pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh SKM sebagai Tenaga Kesehatan Masyarakat.
Analisis target Rasio SKM/penduduk tahun 2010 (Bappenas 2005)
• Jika terget Rasio SKM/100.000 penduduk adalah 49 SKM pd th 2010. maka; 100.000 pendudukdibagi 49 SKM = 2.040 penduduk.
• Artinya Satu (1) SKM/2.040 an penduduk. Sesuai Dengan UU no.6 tahun 2014 tentang Desa bahwabatas minimal desa untuk Jawa minimal 6000 an penduduk.
• Artinya jika pakai standar target rasio SKM tersebut maka sebuah desa yg berpenduduk kurang lebih6000 an paling tidak ada tiga (3) SKM sebagai Tenaga KesMas dalam satu Desa. Faktanya adaDesa/kelurahan yang jumlah penduduknya sampai 17.000-19.000.
• Jika 3 SKM untuk 1 Desa/kelurahan dan diketahui data Jumlah desa 72.944 dan kelurahan 8.309(permendagri no.18 th 2013) . Maka paling tidak kebutuhan Indonesia akan SKM sebagai tenaga kesehatanmasyarakat adalah sejumlah 72.944 + 8.309 = 81.253 desa/kelurahan X 3 SKM = 243.759 kebutuhanSKM untuk Tenaga Kesmas di seluruh Desa & Kelurahan NKRI. Saat ini baru tersedia 21.332 tenagakesmas di Puskesmas Indonesia.
• Untuk kebutuhan SKM di Provinsi/Kabupaten/Kota, sesuaikan dengan jumlah Desa, Kelurahandan/atau Jumlah Penduduknya.
Analisis 1. Sasaran Target Rasio SKM/penduduk padatahun 2010 (Bappenas 2005)
• Jumlah seluruh Desa di Indonesia saat ini adalah 72.944. Jika kita pakai sasaran target rasio yang sama seperti pada tahun 2010 (49 SKM/100.000 pneduduk), maka satu desa diperlukan 3 SKM. Jika ada 72.944 desa X 3 SKM saja = total untuk Indonesia diperlukan 218.832 SKM/Tenaga Kesmas untuk Desa.
• Jika penduduk indonesia kurang lebih 250 jt penduduk maka paling tidak dibutuhkan 122.500 lebih SKM sebagai Tenaga Kesehatan masyarakat yang di tugaskan di Desa/kelurahan.
+3 +2
Target SKM Turun disaat jumlah penduduk
meningkat...Apalagi kalau dibandingkan
target rasio (SKM) tahun 2005 yaitu 49/100.000 dalam
dokumen Bappenas 2005. PARADIGMA SEHAT ..???
Sumber :Permenkes 33/2015
Analisis 2. target rasio SKM/penduduk tahun 2019-2025 (Permenkes 33/2015)
• Jika terget Rasio SKM/100.000 penduduk adalah 16 SKM pd th 2019 dihubungkan dengan jumlah penduduk tiap desa di jawa, maka; 100.000 penduduk dibagi 16 SKM = 6.250 penduduk / 1 SKM
• Sesuai Dengan UU no.6 tahun 2014 tentang Desa bahwa desa untuk Jawa minimal ada 6000 penduduk.
• Artinya jika pakai standar target rasio SKM per 100.000 penduduk tahun 2019 adalah 16 SKM/100.000 penduduk maka minimal/paling tidak ada satu (1) SKM dalam tiap Desa/kelurahan yang penduduknya -+ 6 -7 ribuan.
• Jika satu desa/kelurahan memiliki lebih banyak penduduk misal 10-13 ribuan, maka minimal ada 2 SKM sebagai tenaga kesmas.
• Jika terget Rasio SKM/100.000 penduduk adalah 16 SKM pd th 2019 dihubungkan dengan jumlah penduduk tiap desa di jawa, maka; 100.000 penduduk dibagi 16 SKM = 6250 penduduk/1 SKM
• Sesuai Dengan UU no.6 tahun 2014 tentang Desa bahwa batas minimal desa untuk Jawa minimal 6000 penduduk,artinya jika pakai standar target rasio SKM per 100.000 penduduk tahun 2019 adalah 16 SKM/100.000 penduduk maka paling tidak ada satu (1) SKM dalam tiap Desa.
• Jika 1 SKM satu Desa/kelurahan dan diketahui data Jumlah desa terakhir 72.944 dan kelurahan 8.309 (permendagri no.18 th 2013) . Maka paling tidak kebutuhan Indonesia akan SKM sebagai tenaga kesehatan masyarakatadalah sejumlah 72.944 + 8.309 = 81.253 SKM.
Sumber; Indeks Desa Membangun 2015, Kementerian Desa, Daerah Teringgal & Transmigrasi
v
63,82 % = 47.045 Desa1
23
**Data terbaru 2016 sudah 74.754 Desa
Sumber; Indeks Desa Membangun 2015, Kementerian Desa, Daerah Tertinggal & Transmigrasi
Sumber : Buku Saku Kesehatan Jawa Tengah Dinkes Prov.Jateng 2014 di akses melalui dinkesjatengprov.go.id januari 2015
Sumber : Buku Saku Kesehatan Jawa Tengah Dinkes Prov.Jateng 2016 di akses di dinkesjatengprov.go.id
Perda DKI No.4 tahun 2009 ttg Sistem Kesehatan Daerah (SKD) Prov.DKI Jakarta(Perda ini masih dalam proses Revisi)
≥ 3 SKM/Tenaga Kesehatan
MasyarakatPer Kelurahan
Di Prov.DKI
Contoh 1Realisasi Program
Perda No.6 tahun 2014 tentang
Sistem Kesehatan Daerah Kab. Wonosobo Jateng
Contoh 2 Upaya Realisasi
Program
Contoh 3
Upaya Realisasi Program
Strategi Upaya Realisasi Program Penguatan Yankes Primer melalaui Pos UKM & Pemenuhan Standar Minimal Satu SKM satu Desa/Kelurahan.
No Strategi Penguatan UKM Keterlibatan Sektor
1 Pemenuhan SDM Tenaga Kesmas (SKM) UKM Desa/Kelurahan/Kecamatan/Melalui kuota PNS pusat/daerah, Pegawai tetap non PNS, dll.
Kemkes/Dinkes, Bappenas/Bappeda, OP/AIPTKMI/FKM, Swasta (CSR), masyarakat dan sektor lain terkait.
2 Mengupayakan sarana & prasarana pos UKM Desa/Kelurahan
APBN, APBD/APBDes, Swasta (CSR), Hibah Masyarakat dan bantuan sektor lain.
3
4.
Peningkatan Pembiayaan Kesehatan UKM Desa/Kelurahan.
Kebijakan Program, Surat Keputusan Gubernur/Bupati/Dinkes/Puskesmas/Desa/Perda/perdes/SK Kades.
APBN, APBD/APBDes, Swasta (CSR), Hibah Masyarakat dan sektor lain terkait.
Pemda, Pemkab, Pemdes, dan sektor lain.
Beberapa Cotoh Peran SKM di Kelurahan/Desa :• Membantu meningkatkan derajat kesmas (Menurunkan angka kesakitan dan kematian
karena penyakit menular, tidak menular, AKI & AKB dengan strategi pemberdayaan masyarakat baik secara umum atau pun per peminatan keahlian (promkes, epid, akk, pembimbing kerja, kespro, biostat & kependudukan)
• Meningkatkan upaya promotif & preventif baik penyakit menular maupun tidak menular
• Membantu Meningkatkan perekonomian berbasis kesmas Mis; Mengelola Sampah Rumah tangga dan industri menjadi koperasi atau bank sampah, Pasar Sehat, Sekolah Sehat, kantin sehat, Desa & Kabupaten Sehat dan sejenisnya.
• Membantu meningkatkan UKP, Mis; pendampingan kelurahan/desa, pendamping Bumil resti/ASI, PMO penderita TB, Pendamping ODHA, pendamping/manajer penderita penyakit menular & tidak menular, dan sejenisnya.
• Membantu merencanakan, menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program kerja kelurahan/desa sesuai peraturan/perundang-undangan yang berlaku terkhusus bidang kesehatan masyarakat tingkat desa/kabupaten.
Dengan Adanya SKM di Desa/Kelurahan
• Akan menjamin ketersediaan SDM Kesehatan untuk memenuhi standar minimal SDM Kesehatan di Fasilitas Kesehatan seperti Puskesmas, Pos UKM Desa/keluarahn karena prinsip SKM adalah bekerja dengan nakes lain adalah keharusan (setiap nakes memiliki kelebihan dan kekurangan yang merupakan satu kesatuan dalam sebuah sistem yang saling mengisi dan menguatkan), tidak ada satu nakes yang paling hebat atau mendominasi dan bisa bekerja sendiri. Semakin banyak nakes dan beragam akan berdampak positif bagi masyarakat (kurniati & effendi, 2012).
Kenapa SKM perlu ada di sebuah Desa & Kelurahan• Masyarakatnya sangat kompleks dan setiap desa/kelurahan memililki masalah
dan potensi kesehatan yang berbeda yang perlu pengawasan dan pendampingan secara intensif dan eksklusif secara berkesinambungan/berkelanjutan.
• Batasan kewenangan desa dan kelurahan ikut mendukung dan berpengaruh terhadap pembangunan kesmas di desa/kelurahan, misalkan terkait pendanaan kesehatan, kewenangan dan aktivitas masyarakatnya, lokasi akses warga, ciri khas budaya dan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
• Dalam satu desa saja bisa mencakup beberapa instansi publik, seperti sekolah, tempat ibadah, pasar, industri, perkantoran, lahan pertanian, perkebunan/perikanan dll yang semuanya perlu diawasi dan disterilkan (promotif & preventif) dari berbagai ancaman bahaya penyakit/kesehatan atau kecelakaan akibat kerja.
• Masalah di Desa lebih kompleks,akses terbatas daripada di perkotaan.
Indikator SKM Sebagai Tenaga Kesmas/Profesi Kesmas di Desa/Kelurahan
1. Indikator Positif
PHBS Rumah tangga
PHBS Tempat-tempat umum : Pasar, Sekolah,t4 Ibadah,kantor, dll
PHBS Pelayanan Kesehatan : RS, Puskesmas, PosKesDesa,....
Desa Siaga Aktif
Akses yankes < or = 30 menit
Jaminan Kesehatan
Pengelolaan dana sehat desa/kelurahan melalui Bank Sampah
Program KB, Posyandu (Balita, Anak&Remaja, Lansia)
2. Indikator Negatif (Kesakitan/Kematian)
Angka Penyakit Tidak Menular
Angka Penyakit Menular
Angka Cidera/kecelakaan akibat kerja masyarakat
AKI & AKB
Gizi Buruk/Kurang
.....dll, disesuaikan dengan kasus yang terjadi di desa/kelurahan
Indikator lain/tambahan
Indikator Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM 2013) Kementerian Kesehatan
Indikator Bidang Kesehatan Indeks Desa Membangun (IDM) Kementerian Desa Tertinggal dan Transmigrasi
Prioritas dan pengembangan Indikator bagi SKM di Desa/kelurahan bisa di sesuaikan dengan permasalahan kesehatan masing-masing daerah/desa/kelurahan
Perlu Dukungan Kewenangan SKM sebagai Tenaga Kesmas di Desa/Kelurahan
Beberapa daerah mensiasati dengan menggunakan SIK (surat ijin kerja) sehubungan belum adanya standar pelayanan praktek dan standar profesi kesmas sesuai UU tenaga kesehatan 2014 yang mengharuskan setiap nakes menerbitkan SIP (surat ijin praktek)
Melalui peraturan daerah atau peraturan desa jika memungkinkan
Atau bisa dengan SK Kepala Daerah/SK Bupati/SK Dinkes setempat bahwa ada SKM sebagai Tenaga Kesmas utk Desa/Kelurahan X.
SKM sebagai tenaga kesmas adalah SKM non struktural yang benar-benar difungsikan berada ditengah-tengah masyarakat, melakukan berbagai upaya-upaya kesehatan promotif dan preventif non medis dan non farmasi dengan indikator-indikator tersebut.
Indikator-Indikator tersebut menjadi sebuah acuan kinerja SKM sebagai tenaga kesmas yang dikembangkan menjadi sebuah standar pedoman pelayanan kesehatan masyarakat dan atau standar tenaga kesehatan masyarakat pada layananan kesehatan primer.
dengan
*SKM yang komitmen, berprinsip untuk fokus sebagai tenaga kesmas, dan tidak merangkap sebagai profesi/tenaga kesehatan lain.
Terimakasih, Semoga sukses, Salam Sehat & Salam Juang
PERSAKMI untuk Indonesia Sehat...!
Top Related