7/22/2019 Lap.skenario2
1/8
1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGJaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi
sebagai penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan
tulang alveolar. Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis. Ginggivitis adalah proses inflamasi dan mempengaruhi jaringan
lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang, keadaan ini dikenal
dengan gingivitis.Apabila penyakit gingiva tidak ditanggulangi sedini mungkin
maka proses penyakit akan terus berkembang mempengaruhi tulang alveolar,
ligamen periodontal atau sementum, keadaan ini disebut denganPeriodontitis.
Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial
terbentuk pada mahkota gigi, meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva
yang nantinya akan merusak gingiva disekitarnya. Plak menghasilkan sejumlahzat yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan
penyakit periodontal. Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada
bagian tepi permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang.
B. RUMUSAN MASALAH1. Apa saja etiologi penyakit infeksi jaringan periodontal ?2. Bagaimana mekanisme penyakit infeksi jaringan periodontal ?3. Apa saja klasifikasi dan tanda klinis penyakit infeksi periodontal ?C. TUJUAN1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami etiologi penyakit infeksi jaringan
periodontal
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami mekanisme penyakit infeksijaringan periodontal
3. Mahasiswa mampu megetahui dan memahami klasifikasi dan tanda klinis penyakitinfeksi jaringan periodontal
7/22/2019 Lap.skenario2
2/8
2 | P a g e
BAB II
DISKUSI
A. STEP 11. Bleeding on probing adalah proses pendarahan pada saat melakukan probing
yang disebabkan oleh adanya inflamasi ginggiva.
2. Probing adalah suatu cara untuk mengukur kedalaman sulkus ginggivamenggunakan alat yang disebut probe.
3. Bone loss adalah penurunan dan hilangnya tulang alveolar yang biasanyanampak pada pemeriksaan radiografi karena penyakit periodontitis.
4. Loss of attachment adalah kerusakan dan hilangnya perlekatan pada jaringanperiodontal.
5. Goyang derajat satu adalah kegoyangan gigi yang sedikit lebih besar dari normal.6. Periodontitis kronis adalah suatu penyakit infeksi pada jaringan periodontal
yang diebabkan oleh akumulasi plak yang besar.
7. Periodontitis agresif adalah suatu penyakit infeksi jaringan periodontal yanghampir sama seperti periodontitis kronis akan tetapi proses bone loss dan loss
of attachment berlangsung lebih cepat.
8. Abses periodonsium adalah lesi akut yang merusak jaringan periodontal olehkarena infeksi lokal.
B. STEP 21. Apa saja penyebab loss of attachment ?2. Bagaimana bisa terjadi perdarahan pada saat probing ?3. Mengapa muncul bone loss pada gambaran radiografis ?4. Apa penyebab gigi goyang ?5. Bagaimana mekanisme sampai terjadi periodontitis kronis ?6. Bagaimana mekanisme sampai terjadi loss of attachment ?7. Apa yang dimaksud periodontitis agresif dan bagaimana penjelasannya?8. Mengapa gusi mudah berdarah saat menggosok gigi ?C. STEP 3
1. Etiologi penyebab penyakit infeksi periodontal dibagi menjadi :a. Faktor primer atau inisiasi.
7/22/2019 Lap.skenario2
3/8
3 | P a g e
Faktor ini dibagi menjadi dua yaitu iritasi permukaan dan bernafas melalui
mulut. Iritasi permukaan ditandai dengan adanya kalkulus, plak dan bakteri. Pada
mulanya terbentuk pelikel lalu berlanjut pada pembentukan biofilm. Biofilm terdiri dari
dua bagian yaitu luar dan dalam. Bagian luar merupakan tempat hidup bagi bakteri
aerob sedangkan bagian dalam merupakan tempat hidup bakteri anaerob. Setelah
terbentuk biofilm terbentuk kalkulus dan akhirnya plak. Pada awalnya plak
supraginggiva lalu berlanjut ke plak subginggiva. Pada proses ini bakteri yang menginvasi
bersifat tidak spesifik misalnya Phorpyromonas ginggivalis.
Bernafas melalui mulut termasuk kedalam faktor primer karena bernafas
melalui mulut menyebabkan ginggiva dan bibir menjadi kering, sehingga aliran saliva
berkurang, self cleansing rongga mulut berkurang dan plak mudah terbentuk. Selain itu
rongga mulut tidak memiliki silia seperti rongga hidung yang dapat menyaring debu,
kotoran, dan bakteri. Sehingga bakteri yang masuk ke rongga mulut semakin banyak dan
bervariasi, hal ini dapat meningkatkan akumulasi terbentuknya plak.
b. Faktor sekunder diantaranya : Anatomi rongga mulut yaitu letak gigi pada lengkung rahang. Perbedaan letak gigi di
lengkung rahang ini menghasilkan perbedaan proses pembersihan mekanis. Misalnya
gigi caninus terletak di sudut mulut, hal ini menyebabkan gigi caninus terlindung dari
mekanisme pembersihan mekanis.
Adanya diastema atau celah antar gigi. Semakin besar celah antar gigi geligi semakinbesar pula resiko terkena periodontitis
Letak gigi pada lengkung rahang yang abnormal. Hal ini menyebabkan akumulasi plakbertambah banyak karena terhindar dari mekanisme pembersihan mekanis.
Kesalahan restorasi dan peletakan gigi tiruan. Kesalahan ini memberikan tempat yanglebih bagi terbentunya plak.
Menekan ginggiva. Gerakan ini menimbulkan inflamasi Teknik gosok gigi yang salah atau menggosok gigi dengan arah horizontal Disfungsional rongga mulut yang meliputi mastikasi unilateral, trauma oklusi dan
kehilangan gigi.
Adanya kelainan sistemik. Misalnya diabetes mellitus, stress, hormon yang tidakseimbang, defisiensi nutrisi, pertahanan tubuh yang lemah, konsumsi obat obatan
anti konvulsan. Konsumsi obat ini menyebabkan pembengkakan ginggiva, gigi
7/22/2019 Lap.skenario2
4/8
4 | P a g e
anterior terletak lebih ke posterior, ginggiva mudah berdarah, keras, berwarna
merah muda dan berlobus.
2. Mekanisme infeksi penyakit periodontal ada 4 fase yaitu :a. Initial lession
Pada fase ini terjadi perubahan vaskular yaitu dilatasi pembuluh darah perifer yang
disertai naiknya aliran darah dan akumulasi plak. Hal ini menyebabkan terjadinya migrasi
PMN ke sulkus ginggiva. PMN ini sebagai barier pertahanan pertama pada sulkus
ginggiva. Pada mulanya sel yang terpapar bakteri mendekati pembuluh darah. Lalu
terbentuk molekul adesi antara jaringan target dan pembuluh darah. Pada jaringan
target molekul adesi terletak pada permukaannya sedangkan pada pembuluh darah
molekul adesi terbentuk di permukaan leukosit. Kemudian antar molekul adesi ini saling
mendekat sehingga PMN dari pembuluh darah dapat bermigrasi ke jaringan yang
terpapar bakteri. Untuk menimbulkan kerusakan bakteri harus berkoloni untuk melawan
PMN dan makrofag. Ada dua jenis bakteri yaitu Actinobacillus a yang dapat merusak
PMN dan makrofag serta bakteriodes. Bakteri ini menghasilkan fibrinolitik yang dapat
mengurangi terjebaknya bakteri oleh fibrin.
b. Early lessionPada fase ini ditandai dengan adanya proliferasi kapiler yang menyebabkan eritema dan
gusi berdarah, pembentukan loop kapiler, pada pemeriksaan menggunakan probe
terjadi perdarahan, kerusakan kolagen mencapai 70 % hal ini disebabkan sintesis
fibroblast berkurang sehingga jaringan penghubung yang terdiri dari kolagen mengalami
kerusakan. Berkurangnya sintesis fibrosis ini disebabkan karena sinyal molekul
peradangan yang dihasilkan oleh sel yang turut serta dalam proses peradangan misalnya
neutrophil, makrofag dan fibroblast. Limfosit, makrofag mengeluarkan endotoksin,
endotoksin inilah yang turut serta memperparah periodontitis. Selain itu produk
mikrobial seperti prostaglandin, TNF dan IL-1 juga turut serta memperparah kerusakan.
c. Estabilished lessionPada fase ini ginggiva mulai merespon adanya akumulasi plak dengan adanya respon
keradngan sehingga menyebabkan penuhnya pembuluh darah kapiler dan terjadi
kongesti vena yang menyebabkan penurunan aliran darah vena dan pada akhirnya
menyebabkan iskemia ginggiva. Selain tanda keradangan seperti kalor, dolor, rubor,
tumor dan functio lessia. Junctional epitel mengalami penurunan akibat akumulasi plak.
7/22/2019 Lap.skenario2
5/8
5 | P a g e
d. Advanced lessionPada fase ini ginggivitis menjadi periodontitis yang disertai bone loss, ulserasi, dan
proliferasi apikal oleh karena adanya mediator kimia yang aktivasinya berlebihan.
Secara umum mekanisme penyakit infeksi jaringan periodontal diawalli dengan
ginggivitis lesi awal lalu terjadi kebocoran pembuluh darah pada junctional epitel yang
menyebabkan kerusakan jaringan kolagen dan berubah menjadi ginggivitis awal. Pada
ginggivitis awal ini terjadi peningkatan aliran cairan ginggiva dan migrasi PMN. Kemudian
berlanjut ke ginggivitis lanjut yang terjadi selama 2 sampai 3 minggu. Lalu berlanjut ke
ginggivitis parah yang ditandai oleh bertambah parahnya kerusakan jaringan kolagen,
dan inflamasi sehingga tepi ginggiva mudah dilepas dari permukaan gigi dan apabila
terus berlanjut menjadi periodontitis.
3. Klasifikasi penyakit periodontal yang digunakan saat ini adalah yangdisampaikan pada International Workshop for a Classification of Periodontal
Disease and Condition tahun 1999 sebagai berikut :
a. Penyakit ginggivalPenyakit ini disebabkan oleh plak dan non plak. Pada penyakit ginggiva yang
diinduksi oleh plak, inflamasi terjadi tanpa adanya loss of attachment. Interaksi bakteri
di dalam plak dan sel inflmatornya diperparah oleh faktor faktor seperti penyakit
sitemik, faktor lokal dan malnutrisi.
Sedangkan penyakit ginggiva yang disebabkan nonplak disebabkan oleh adanya
kelainan sistemik misalnya diabetes mellitus, dan lain lain. Gejala klinis penyakit
ginggival ini adalah ginggiva berwarna merah, mengalami pembengkakan karena
inflamasi, dan mudah berdarah karena adanya rangsangan seperti ulserasi.
b. Periodontitis kronisPenyakit ini disebabkan karena sistem imun sudah tidak dapat menahan infeksi.
Biasanya orang yang terkena penyakit ini adalah orang lanjut usia, karena pada orang
lanjut usia terjadi infeksi lanjut. Penyakit ini dapat bersifat lokal yaitu hanya melibatkan
beberapa gigi maupun bersifat menyeluruh yaitu terjadi pada semua gigi geligi. Kedua
penyakit ini baik lokal maupun menyeluruh bersifat lambat.
Pada penyakit ini terjadi loss of attachment yang disebabkan oleh adanya penetrasi
bakteri dalam sulkus ginggiva, pertahanan cairan sulkus ginggiva tidak mampu menahan
7/22/2019 Lap.skenario2
6/8
6 | P a g e
akhirnya terjadi degradasi kolagen yang menyebabkan putusnya serabut dentoalveolar
dan terjadilah loss of attachment.
Selain itu juga terjadi bone loss. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas
osteoklas. Pada keadaan normal terjadi remodeling, tetapi pada periodontitis kronis
aktivitas osteoklas lebih dominan sehingga terjadi resorpsi. Meningkatnya aktivitas
osteoklas ini disebabkan oleh sistem imun dan bakteri.
Selain berfungsi untuk melindungi host, sistem imun juga merangsang terjadinya
kerusakan dengan produksi prostaglandin oleh sel sel inflamator yang merangsang
aktivitas osteoklas. Sedangkan bakteri mengeluarkan MMPs yang dapat mendegradasi
kolagen.
Berdasarkan keganasan atau lama waktu penyakit, periodontitis dibagi menjadi tiga
yaitu :
Slide periodontitis. Pada penyakit ini terjadi kerusakan yang ringan. Loss ofattachment sebesar 12 mm
Moderat periodontitis. Pada penyakit ini terjadi kerusakan yang sedang.Loss of attachment sebesar 34 mm
Severer periodontitis. Termasuk kategori penyakit yang berbahaya. Loss ofattachment lebih dari5 mm
c. Periodontitis agresifPada dasarnya penyakit ini sama dengan periodontitis kronis, hanya saja proses loss
of attachment dan bone loss terjadi lebih cepat hal ini disebabkan karena terjadi
gangguan pada sitem imun penderita. Sehingga meskipun akumulasi plak dalam rongga
mulutnya tidak banyak tetap terjadi periodontitis karena pertahanan tubuhnya buruk.
Dan biasanya terjadi pada remaja yang mengalami masa pubertas yaitu berusia sekitar
20 tahun.
d. Periodontitis sebagai manifestasi penyakit sistemikDibagi menjadi dua yaitu karena kelainan endokrin dan kelainan darah. Kelainan
endokrin seperti diabetes mellitus menyebabkan penebalan membran basal pada
kapiler ginggiva sehingga terjadi penyempitan lumen kapiler yang dapat mengganggu
difusi oksigen, pembuangan limbah metabolisme dan difusi serum antibodi. Sedangkan
pada ibu hamil terjadi peningkatan progesteron dan estradiol yang menyebabkan
dilatasi kapiler ginggiva. Pada penderita AIDS terjadi penurunan sistem imun sehingga
7/22/2019 Lap.skenario2
7/8
7 | P a g e
terjadi gangguan terhadap sel T yaitu berupa deregulasi sel T yang menyebabkan
meningkatnya kerentanan terhadap penyakit periodontal.
Pada kelainan darah misalnya leukimia. Sel sel leukimia menginfiltrasi ginggiva
sehingga menyebabkan pembesaran ginggiva. Sedangkan pada anemia terjadi
penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah yang menyebabkan mukosa rongga
mulut pucat dan permukaan papilla lidah menjadi halus.
e. Penyakit periodontal nekrotikGejala klinis berupa nekrosis dan ulserasi pada bagian mahkota dari papilla
interdental dan margin ginggiva yang disertai nyeri dan mudah berdarah.
f. Abses periodonsiumPatogenesis penyakit ini diawali dengan masuknya bakteri dalam sulkus ginggiva
sehingga selsel inflamatori ditarik oleh kemotaksis yang dikeluarkan bakteri kemudian
terjadi destruksi jaringan ikatdan encapulai dari infeksi bakteri yang pada akhirnya
memproduksi pus.
Gejala klinis berupa ginggiva merah, edema, gigi sensitif bila diperkusi dn sakit yang
menyebar. Abses dibagi menjadi tiga yaitu abses ginggiva, dimana pus berada disekitar
ginggiva. Abses periodontal, abses ini berawal dari periodontitis yang tidak dirawat
sehingga menyebabkan poket yang dalam. Dan yang terakhir adalah poket perikoronal,
yaitu abses yang terjadi pada gigi yang erupsi sebagian.
g. Periodontitis terkait lesi endodontikPenyakit ini disebabkan karena adanya karies yang sudah mencapai pulpa, karies ini
tidak dirawat sampai terjadi nekrosis pulpa setelah itu infeksi berlanjut ke apikal dan
menyebabkan kerusakan akar kemudian berlanjut menjadi periodontitis.
h. Deformitas dan kondisi developmental atau dapatanPenyakit ini dibagi menjadi tiga yaitu :
Periodontitis karena plak yang diperparah oleh keadaan gigiKeadaan gigi yang turut memperparah yaitu keadaan anatomi gigi, fraktur akar, restorasi
akar, resorpsi akar di bagian servikal dan sementum.
Deformitas mukoginggival dan keadaan di sekeliling gigiKeadaan di sekeliling gigi misalnya kurangnya keratinisasi ginggiva, letak frenulum yang
salah dan pembesaran ginggiva.
Deformitas mukoginggival dan ridge edontolus
7/22/2019 Lap.skenario2
8/8
8 | P a g e
Rendahnya ridge vertikal dan horizontal menyebabkan kurangnya jaringan ginggiva yang
berkeratiniasi.
D. STEP 4MAPPING
E. STEP 5LEARNING OBJECT
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami etiologi penyakit infeksijaringan periodontal
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami mekanisme penyakit infeksijaringan periodontal
3. Mahasiswa mampu megetahui dan memahami klasifikasi dan tanda klinispenyakit infeksi jaringan periodontal
PENYAKIT PERIODONTAL
ETIOLOGI MEKANISME KLASIFIKASI DAN TANDA KLINIS