Download - Lapres Tekdik Fix

Transcript
Page 1: Lapres Tekdik Fix

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MATAPRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

Oleh:

NAMA MAHASISWA NIM

M. Aji Dwi Prasetiyo 111910201098

LABORATORIUM DASAR DAN OPTIKPROGRAM STUDI STRATA 1

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBERTAHUN 2012

Page 2: Lapres Tekdik Fix

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MATAPRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

Diajukan sebagai prasyarat telah melaksanakan menempuh

Matapraktikum Teknik Digital

LABORATORIUM DASAR DAN OPTIKPROGRAM STUDI STRATA 1JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS JEMBER

Jember,28 Desember 2012

Dosen Pembina Matapraktikum PLP Laboratorium Dasar dan Optik,

Ike Fibriani,ST. MT Agus Irwan Karyawan, A.Md,ST.

NRP. 760011391 NIP. 19770824 199903 1 002

Page 3: Lapres Tekdik Fix

LEMBAR ASISTENSI

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MATAPRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

Diajukan sebagai prasyarat telah melaksanakan menempuh

Matapraktikum Teknik Digital

LABORATORIUM DASAR DAN OPTIKPROGRAM STUDI STRATA 1JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS JEMBER

Jember, 28 Desember 2012

Asisten Tanda Tangan Nilai

1. Akhmad Akbar Yudha T.

NIM. 091910201011

2. Zheni Akhbar

NIM. 101910201013

3. Neny Agustin

NIM. 091910201093

Page 4: Lapres Tekdik Fix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami bisa menyelesaikan laporan Praktikum Teknik Digital.

Laporan ini disusun sebagai laporan atas praktikum Teknik Digital yang telah penulis

lakukan. Praktikum Teknik Digital merupakan landasan berfikir dari orang elektro, meskipun

pada kenyataannya tidak hanya diperuntukkan untuk orang elektro saja. Laporan Resmi ini

besiri beberapa laporan praktikum teknik digital yang terdiri dari: Gerbang Logika; Seven

Segment; Decoder; Full Adder; Full Adder with Carry; dan Counter.

Laporan ini merupakan langkah pertama dari sekian ribu langkah menuju

kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Mudah-mudahan,

laporan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Jember, 24 Desember 2012

Penyusun

Page 5: Lapres Tekdik Fix

DAFTAR ISI

1. Halaman Sampul

2. Halaman Judul

3. Lembar Pengesahan

4. Lembar Asistensi

5. Kata Pengantar

6. Daftar Isi

7. Laporan

a. Percobaan 1 Gerbang Logika

b. Percobaan 2 Seven Segment

c. Percobaan 3 Decoder

d. Percobaan 4 Full Adder Without Carry

e. Percobaan 5 Full Adder With Carry

f. Percobaan 6 Counter

8. Daftar Pustaka

Page 6: Lapres Tekdik Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan

Mempelajari fungsi dan cara kerja dari gerbang dasar logika

Mengetahui karakteristik gerbang dasar logika

1.2. Latar belakang

Pada zaman modern saat ini elektronika telah sampai pada saat yang

memungkinkan seseorang dapat membangun suatu peralatan hanya dengan

menghubungkan blok–blok IC. Demikian juga pada peralatan modern yang berupa

digital. Bentuk dasar blok dari setiap rangkaian digital adalah suatu gerbang logika.

Gerbang logika atau gerbang logik adalah suatu entitas dalam elektronika dan matematika

Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal

keluaran logik. Gerbang logika akan kita gunakan untuk operasi bilangan biner, sehingga

timbul istilah gerbang logika biner.

Setiap orang yang bekerja dibidang elektronika digital memahami dan

menggunkan gerbang logika biner setiap hari. Ingat, gerbang logika merupakan blok

bangunan untuk komputer yang paling rumit sekalipun. Gerbang logika dapat tersusun

dari saklar sederhana, relay, transistor, diode atau IC. Oleh menggunaannya yang sangat

luas, dan harganya yang rendah, IC akan kita gunakan untuk menyusun rangkaian

digital.

Page 7: Lapres Tekdik Fix

BAB II

LANDASAR TEORI

2.1 Landasan Teori

Dalam suatu sistem digital seperti pada komputer, atau sistem pengolahan data,

pengendalian, atau sistem komunikasi digital hanya memiliki beberapa operasi dasar saja.

Tentunya operasi tersebut diulang-ulang dalam jumlah yang besar. Operasi dasar yang

dimaksud adalah rangkaian AND, OR , NOT, NOR, XOR, XNOR, NAND, dan NOR.

Operasi dasar tersebut disebut gerbang (gate) atau rangkaian logika, karena rangkaian-

rangkaian ini digunakan untuk memenuhi hubungan-hubungan logika. Pada bagian ini

akan dipraktikumkan macam-macam hubungan logika dengan menggunakan IC

(Integrating Circuit) yang sudah tersedia dipasaran.

Setiap rangkaian logika memiliki satu atau lebih jalan masuk (input circuit) dan hanya

satu jalan keluar (output circuit). Kemudian ada dua taraf tegangan, yaitu taraf rendah

(low level) yang biasa dinamai L dan taraf tinggi (high level) yang biasa dinamai H.

Taraf rendah dinyatakan dengan 0; sedangkan taraf tinggi dinyatakan dengan 1. Tabel

kebenaran gerbang logika:

Page 8: Lapres Tekdik Fix

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT

Gerbang NAND Gerbang NOR Gerbang X OR

Gerbang X NOR

3.2 Alat dan Bahan

Trainer Kit (Gerbang logika, LED, togel switch).

HD74LS32P, HD74LS02P, HD74LS08P, HD74LS00P, 52A6K1N dan P0248SB

Power Supply

3.3 Prosedur Praktikum

Memberi masukan nilai biner pada tiap gerbang AND, OR, NAND, NOR, NOT,

XNOR, dan XOR.

Mencatat output led hidup sebagai logika 1 dan mati logika 0.

Membahas dan membuat kesimpulan.

Page 9: Lapres Tekdik Fix

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Percobaan

4.1.1 Tabel Kebenaran Gerbang AND

A B Y (LED)

0 0 0

0 1 0

1 0 0

1 1 1

4.1.2 Tabel Kebenaran Gerbang OR

A B Y (LED)

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 1

4.1.3 Tabel Kebenaran Gerbang NAND

A B X (LED)

0 0 1

0 1 1

1 0 1

1 1 0

4.1.4 Tabel Kebenaran Gerbang NOR

A B X (LED)

0 0 1

0 1 0

1 0 0

1 1 0

Page 10: Lapres Tekdik Fix

4.1.5 Tabel Kebenaran Gerbang X-OR

A B X (LED)

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 0

4.1.6 Tabel Kebenaran Gerbang X NOR

A B X (LED)

0 0 1

0 1 0

1 0 0

1 1 1

Keterangan :

1 = LED menyala

0 = LED mati

Page 11: Lapres Tekdik Fix

4.2 Analisis Pembahasan

Praktikum pertama teknik digital ini yaitu membahas tentang gerbang logika yang

terdiri dari 7 gerbang logika dasar meliputi AND, OR, NOT, NAND, NOR, XOR, dan

XNOR. Setiap gerbang tersebut memiliki karakteristik masing-masing, pada gerbang

dasar ada yang memiliki input satu atau lebih, sedangkan pada outputnya setiap gerbang

logika hanya memiliki satu output saja. Output-outputnya bisa bernilai HIGH (1) atau

LOW (0) tergantung dari level-level digital pada terminal inputnya. Gerbang logika dasar

yang memiliki hanya satu pin input adalah gerbang NOT. Untuk IC yang digunakan

adalah jenis IC OR (HD74LS32P), NOR (HD74LS02P), AND (HD74LS08P), NAND

(HD74LS00P), X-OR (52A6K1N) dan X-NOR (P0248SB), di mana masing-masing

memiliki 14 terminal (port), dengan input tegangan (Vcc) berada pada port 14 dan ground

pada port 7. Berikut adalah contoh gambar IC untuk gerbang AND.

Pada gerbang logika AND, jika kedua input A dan B bernilai logika satu (high)

maka keadaan outputnya akan bernilai satu (high) juga, dan jika salah satu input dari

gerbang AND atau keduanya terdapat logika nol (low) maka keadaan outputnya akan

bernilai nol (low) juga. Gerbang AND berfungsi sebagai pengali nilai pada inputnya

misalnya jika input memiliki nilai 1 dan 0 (1 . 0) maka output akan berlogika 0, jika nilai

inputnya 1 semua (1 . 1) maka nilai output akan berlogika 1

Gerbang OR adalah gerbang logika yang memiliki karakteristik kebalikan dari

AND yaitu jika salah satu input atau keduanya bernilai satu maka nilai outputnya akan

bernilai satu juga kecuali jika kedua input gerbang logika OR bernilai nol maka nilai

outputnya bernilai nol. Gerbang OR berfungsi sebagai penjumlah nilai pada inputnya

Page 12: Lapres Tekdik Fix

misalnya jika input memiliki nilai 1 dan 0 (1+0) maka output akan berlogika 1, atau jika

nilai inputnya 0 semua (0+0) maka nilai output akan berlogka 0.

Dari gerbang-gerbang logika yang digunakan pada praktikum kali ini hanya

gerbang logika NOT yang memiliki satu kaki input, karakteristik dari gerbang logika

NOT sendiri adalah membalikkan nilai input, jadi ketika input bernilai nol maka output

akan bernilai satu begitu pula sebaliknya ketika nilai input bernilai satu maka output akan

bernilai nol. Difungsikan sebagai pembalik logika.

Gerbang NAND merupakan inversi (kebalikan) dari gerbang AND. Bisa

dikatakan bahwa gerbang NAND adalah gabungan dari gerbanng AND dan NOT dimana

output pada gerbang AND dihubungkan pada kaki atau pin input pada gerbang NOT,

sehingga nilai output pada gerbang logika NAND akan satu jika salah satu atau keduanya

memiliki nilai nol, dan jika kedua kaki input pada gerbang ini memiliki nilai satu maka

output akan bernilai nol.

Untuk gerbang NOR adalah gerbang yang memiliki sifat sama dengan gerbang

OR yang pin atau kaki outputnya dihubungkan dengan gerbang logika NOT, dapat

diartikan bahwa nilai output pada gerbang ini adalah kebalikan dari keadaan output yang

dimiliki gerbang OR, jika salah satu atau kedua kaki atau pin dari gerbang NOR bernilai

satu maka keadaan output akan bernila nol, dan jika semua kaki dari input gerbang NOR

bernilai nol semua maka kaki output akan mengeluarkan logika satu.

Page 13: Lapres Tekdik Fix

Gerbang X-OR adalah kependekan dari Exclusive OR yaitu gerbang yang

memiliki karakteristik jika nilai input pada gerbang X-OR memiliki nilai yang sama

maka keadaan outputnya akan bernilai nol, begitu pula sebaliknya jika nilai berbeda

terdapat pada kaki input maka keadaan outputnya akan bernilai satu.

Sedangkan untuk gerbang X-NOR adalah kebalikan dari gerbang X-OR, gerbang

X-NOR adalah gerbang yang keadaan outputnya sama dengan keadaan output pada

gerbang X-OR yang kaki outputnya dihubungkan dengan gerbang NOT, sehingga ketika

input bernilai sama maka nilai output akan bernilai satu, dan jika keadaan input berbeda,

maka keadaan output akan bernilai nol. Gerbang X-OR difungsikan sebagai pendeteksi

nilai ganjil, sedangkan untuk gerbang X-NOR digunakkan untuk mendeteksi nilai genap.

Page 14: Lapres Tekdik Fix

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Gerbang logika AND memiliki karakteristik output bernilai 1 jika semua inputnya 1

dan fungsinya sebagai pengali pada inputnya.

2. Gerbang logika OR memiliki karakteristik output bernilai 1 jika salah satu atau kedua

inputnya bernilai 1 dan fungsinya sebagai penjumlah pada inputnya.

3. Gerbang logika NOT memiliki karakteristik ketika input bernilai 0 maka output akan

bernilai 1 begitu pula sebaliknya ketika nilai input bernilai 1 maka output akan bernilai

0. Output NOT merupakan kebalikan dari inputnya, difungsikan sebagai pembalik

logika.

4. Gerbang logika NAND memiliki karakteristik nilai output akan 1 jika salah satu atau

keduanya memiliki nilai 0, dan jika kedua kaki input pada gerbang ini memiliki nilai 1

maka output akan bernilai 0. Nilai output NAND merupakan kebalikan dari gerbang

AND.

5. Gerbang logika NOR memiliki karakteristik jika salah satu atau kedua kaki bernilai 1

maka output akan bernila 0, dan jika semua kaki dari input 0 semua maka kaki output

akan bernilai 1. Nilai output NOR merupakan kebalikan dari gerbang OR.

6. Gerbang logika X-OR memiliki karakteristik outputnya 1 jika nilai inputnya berbeda,

difungsikan sebagai pendeteksi nilai ganjil.

7. Gerbang logika X-NOR memiliki karakteristik outputnya 1 jika nilai inputnya sama.

Nilai output X-NOR merupakan kebalikan dari gerbang XOR. Dan difungsikan untuk

mendeteksi nilai genap.

Page 15: Lapres Tekdik Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Seven Segment.

Mahasiswa mampu menganalisis komponen Seven Segment.

1.2 Latar Belakang

Seven segment display adalah sebuah rangkaian yang dapat menampilkan angka-

angka desimal maupun heksadesimal. Seven segment display biasa tersusun atas 7 bagian

yang setiap bagiannya merupakan LED (Light Emitting Diode) yang dapat menyala. Jika

7 bagian diode ini dinyalakan dengan aturan yang sedemikian rupa, maka ketujuh bagian

tersebut dapat menampilkan sebuah angka heksadesimal.

Fungsi seven segment pada suatu sistem digital biasanya digunakan untuk

keperluan menampilkan bilangan, pada display seven segment misalnya pada output

mikrokontroler ingin ditampilkan pada seven segment maka output pada port

mikrokontoler yang berupa bilangan biner dihubungkan dengan dekoder kemudian

outputnya dihubungkan dengan display seven segment. Atau pada aplikasi lainnya

misalnya untuk menampilkan rangkaian counter.

Page 16: Lapres Tekdik Fix

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Seven segment, lebih sedikit biasanya dikenal sebagai suatu seven-segment

indikator, adalah suatu format dari alat tampilan yang suatu alternatif ke dot-matrix

tampilan yang semakin kompleks. Seven-Segment adalah biasanya digunakan di dalam

elektronika sebagai metoda dari mempertunjukkan umpan balik klasifikasi sistem desimal

dengan operasi yang internal tentang alat. Seven segmen diatur sebagai segiempat

panjang dari dua segmen yang vertikal pada masing-masing sisi dengan satu segmen

yang horizontal di bagian atas dan alas. Apalagi, segmen yang ketujuh membagi dua

bagian segiempat panjang secara horizontal.

Secara sederhana, masing-masing LED adalah secara khas dihubungkan dengan

satu terminal ke pin yang sendiri dengan diam-diam bagian luar dari paket dan LED

terminal yang lain dihubungkan secara umum dengan semua lain LED di alat dan

diterbitkan persis sama benar bersama pin. Pin yang bersama ini kemudian akan

menyusun semua katode (terminal yang negatif) atau semua kutub positif (terminal yang

positif) dari LED di alat dan demikian akan jadi yang manapun " Katode yang umum"

atau " Kutub positif yang umum" tergantung dari bagaimana alat dibangun. Karenanya

suatu 7 paket segmen yang lebih hanya perlu sembilan pin untuk menyajikan dan

dihubungkan.

Page 17: Lapres Tekdik Fix

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

3.2 Alat dan Bahan

Kit Trainer Seven Segment (LED, togel switch).

IC HD74LS48P.

Catu daya.

3.3 Prosedur Percobaan

Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

Memberi masukan D0–D3, 1 atau 0.

Memperhatikan dan mencatat output desimal.

Membuat kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan.

Page 18: Lapres Tekdik Fix

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Percobaan

InputOutput

D3 D2 D1 D0

0 0 0 0 0

0 0 0 1 1

0 0 1 0 2

0 0 1 1 3

0 1 0 0 4

0 1 0 1 5

0 1 1 0 6

0 1 1 1 7

1 0 0 0 8

1 0 0 1 9

Page 19: Lapres Tekdik Fix

4.2 Analisa Pembahasan

Pada praktikum ke-2 ini kami melakukan percobaan tentang seven segment, yaitu

suatu format dari alat tampilan yang suatu alternatif ke dot-matrix tampilan yang semakin

kompleks. Seven Segment biasanya digunakan di dalam elektronika sebagai metoda dari

mempertunjukkan umpan balik klasifikasi sistim desimal dengan operasi yang internal

tentang alat. 7 segmen diatur sebagai segiempat panjang dari dua segmen yang vertikal

pada masing-masing sisi dengan satu segmen yang horizontal di bagian atas dan alas.

Komponen seven segment terdiri dari tujuh bagian, alasan itulah yang

menyebabkan komponen ini dinamakan seven segment, ada dua jenis seven segment

yaitu seven segment common anoda dan common katoda. Ada sepuluh kaki yang dimiliki

komponen seven segment delapan diantaranya digunakan untuk menentukan bentuk dari

tampilan seven segment, dan dua diantaranya adalah digunakan untuk dihubungkan VCC

atau Ground tergantung dari jenis seven segment itu sendiri, jika menggunakan seven

segment common anoda maka dua kaki tersebut dihubungkan dengan VCC, begitu pula

jika seven segment yang digunakan adalah seven segment common katoda maka dua kaki

tersebut dihubungkan dengan ground dan kaki trakhir diginakan untuk menghidupkan

atau mematikan titik pada seven segment. Komponen seven segment hanya dapat

menampilkan angka dari 0 - 9 dan huruf dari A – F.

IC drivernya komponen utamanya adalah IC type 7448 atau IC type 7447,

tergantung dari jenis seven segment yang digunakan, IC tersebut memiliki empat input

dan tujuh output, empat nilai input pada IC digunakan untuk membaca nilai BCD yang

terdapat pada rangkaian sebelum komponen IC driver peraga seven segmen tersebut, dan

tujuh pin output digunakan untuk mengendalikan komponen seven segment, karena seven

segment mempunyai tujuh buah kaki input data untuk dapat menyalakan segmen yang

dimiliki komponen tersebut, dan untuk contoh data dapat diambil nilai 1000, maka jika

didesimalkan maka akan bernilai delapan, karena nilai logika satu menempati bit tertinggi

(D3), sedangkan pada komponen seven segment untuk membentuk angka delapan harus

menyalakan seluruh bagian dari seven segment, sedangkan untuk membentuk angka nol

maka seluruh bagian seven segment dinyalakan, kecuali bagian pada huruf ‘g’.

Page 20: Lapres Tekdik Fix

Pada data praktikum 1, ketika data inputan yang merupakan bilangan biner maka

keluaran dari seven segment membentuk angka NOL, hal ini dikarenakan nilai biner

pertama dari inputan bernilai 0x20 +0x21 +0x22 +0x23 =0 dan pada percobaan kedua jika

diberi inputan 1000 maka nilai yang keluar dari seven segment adalah angka 1, karena

nilai dari biner inputan 1x20 +0x21 +0x22 +0x23 =1 adalah satu.

Pada praktikum kali ini kita dapat mengetahui bahwa dalam seven segment

masukan berupa bilangan biner dan diubah dalam bentuk bilangan heksadesimal.

Misalnya kita memberi masukan 0101 dan cara mengubah kedalam bentuk

heksadesimal adalah:

0 1 0 1

23 22 21 20

Pada 22 dan 20 di input menunjukkan angka 1 sehingga yang dihitung hanya 22 dan

20, sehingga pada seven segment menunjukkan angka 5. Hal tersebut berlaku untuk

berapapun masukannya.

Nilai keluaran merupakan heksadesimal yang mana nilai dai heksadesimal adalah

1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F. Sehingga nilai maksimal biner akan dikeluarkan pada

display dengan huruf F.

Page 21: Lapres Tekdik Fix

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Komponen seven segment terdiri dari tujuh bagian, setiap bagian digunakan untuk

menentukan bentuk tampilan dari seven segment.

2. Komponen seven segment hanya bisa menampilkan angka 0 – 9 dan huruf dari A – F.

3. Output akan menampilkan angka / huruf berdasarkan input binernya.

4. Seven segmen menampilkan bilangan desimal sesuai input binernya.

5. Nilai decimal yang didapatkan dari nilai input akan menentukan angka atau huruf

yang tampil pada komponen seven segment.

Page 22: Lapres Tekdik Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Decoder.

Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen Decoder.

1.2. Latar Belakang

Sebagai mahasiswa teknik elektro sangatlah wajib untuk memahami sebuah

teknologi digital yag didalamya terdapat materi tentang rangkaian encoder dan decoder.

Encoder merupakan rangkaian yang berfungsi untuk mengubah kode-kode tertentu

menjadi kode biner sedangkan Decoder merupakan rangkaian yang berfungsi untuk

mengubah kode biner menjadi kode-kode tertentu. Karena pentingnya materi teknik

digital bagi mahasiswa elektro,maka kali ini kami melakukan praktikum tentang rangkian

Encoder dan Decoder yang merupakan dasar dari teknik digital.

Page 23: Lapres Tekdik Fix

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Dalam suatu sistem digital instruksi-instruksi maupun bilangan-bilangan

dikirim dengan deretan pulsa atau tingkatan-tingkatan biner. Misalnya jika kita

menyediakan karakter 4 bit untuk pengiriman instruksi maka jumlah instruksi

berbeda yang dapat dibuat adalah 24=16. Informasi ini diberi kode atau sandi

biner. Dipihak lain seringkali timbul kebutuhan akan suatu saklar multi posisi yang

dapat dioperasikan sesuai dengan kode tersebut.

Dengan kata lain untuk masing-masing dari 16 saluran hanya 1 saluran yang

dieksitasi pada setiap saat. Proses untuk identifikasi suatu kode tertentu ini disebut

pendekodean atau Decoding. Sistem BCD (Binary Code Decimal) menterjemahkan.

Bilangan-bilangan desimal dengan menggantikan setipa digit desimal menjadi 4 bit

biner. Mengingat 4 digit biner dapat dibuat 16 kombinasi, maka 10 diantaranya

dapat digunakan untuk menyatakan digit decimal 0 sampai 9. Dengan ini kita memiliki

pilihan kode BCD yang luas. Salah satu pilihan yang disebut kode 8421. Sebagai

contoh, bilangan desimal 264 memerlukan 3 gugus yang masing-masing terdiri dari

4 bit biner yang berturut-turut dari kiri (MSB) ke kanan (LSB) sebagai berikut:

0010 0110 0100 (BCD). Pendekode (decoder) BCD ke decimal umpamakan

kita ingin mendekode suatu instruksi BCD yang diungkapkan oleh suatu digit

decimal 5. Opeasi ini dapat dilaksanakan dengan suatu gerbang AND 4 masukan yang

dieksitasi oleh 4 bit BCD.

Perhatikan gambar , keluaran gerbang AND = 1, jika masukan BCD adalah

0101 dan sama dengan untuk instruksi masukan yang lain. Karena kode ini

merupakan representasi bilangan decimal 5 maka keluaran ini dinamakan saluran

atau jalur 5. Sehingga keluaran decoder ini harus dihubungkan dengan peralatan

yang dapat dibaca dan dimengerti manusia.

Page 24: Lapres Tekdik Fix

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

3.2 Alat dan Bahan

Trainer Kit Decoder (LED, togel switch)

IC HD74LS138P

Catu daya

3.3 Prosedur Percobaan

Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

Memberi masukan D0–D3, 1 atau 0.

Memperhatikan dan mencatat output desimal.

Membuat kesimpulan.

Page 25: Lapres Tekdik Fix

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Percobaan

Input Output

A1 A2 D0 D1 D2 D3

0 0 1 0 0 0

0 1 0 1 0 0

1 0 0 0 1 0

1 1 0 0 0 1

Page 26: Lapres Tekdik Fix

4.2 Analisa Pembahasan

Pada praktikum ini kami membahas mengenai tentang decoder yang memiliki

karakteristik mengubah bilangan biner ke desimal. Dalam suatu mesin digital atau suatu

perangkat elektronik digital data yang di terima dan disajikan oleh mesin digital tersebut

adalah berbentuk bilangan biner, sedangkan pengguna dari setiap perangkat digital atau

mesin digital tidak terbiasa dengan tampilan bilangan biner yang dimengerti oleh

perangkat digital tersebut, pengguna biasanya terbiasa dengan bilangan berbasis sepuluh

atau yang biasa disebut bilangan desimal.

Maka dari itu dari perangkat atau mesin digital diperlukan suatu rangkaian atau

komponen yang berfungsi sebagai penerjemah dari informasi yang diterima oleh mesin

atau perangkat digital sehingga pengguna dari perangkat atau mesin digital tersebut dapat

mengerti informasi yang dikeluarkan oleh mesin atau perangkat digital tersebut.

Praktikum kali ini menggunakan IC Decoder 2x4 dimana terdapat 2 inputan dan 4

outputan, dilakukan dengan memberikan masukan yang ditampilkan oleh 2 LED dan

keluaran yang dihasilkan ditampilkan dengan 4 LED. Data yang diambil pada masukan

pertama yaitu jika input lampu A1 dan A2 mati maka lampu D0 yang menyala. Pada

masukan kedua yaitu jika input lampu A1 mati dan lampu A2 menyala maka lampu D1

yang menyala. Pada masukan ketiga yaitu jika input lampu A1 menyala dan lampu A2

mati maka lampu D2 yang menyala. Pada masukan keempat yaitu jika input lampu A1

dan A2 menyala maka lampu D3 yang menyala.

Page 27: Lapres Tekdik Fix

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Decoder merupakan rangkaian perubah data input (biner) ke desimal.

2. Nilai outputnya sesuai dengan nilai inputnya.

3. Rangkaian decoder adalah rangkaian logika yang berfungsi sebagai pengkode ulang

atau menterjemahkan kode-kode biner yang ada pada inputnya menjadi data asli pada

outputnya.

4. Dari Decoder 2 to 4 diperoleh persamaan: 2-variable minterm (X'Y', X'Y, XY' , XY).

5. Nilai maksimal yang dapat diberikan pada input adalah senilai 1111 atau 15 desimal.

Page 28: Lapres Tekdik Fix

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Full Adder.

Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen Full Adder.

1.2 Latar belakang

Perkembangan digitalisasi alat teknogi semakin lama semakin canggih. Segala

alat untuk kehidupan sehari-hari sudah banyak yang berubah menjadi teknologi alat

digital. Dipabrik-pabrik, jarang sekali ditemukan alat analog kebanyakan alat mereka

sudah digital. Sebagai mahasiswa teknik elektro sangatlah wajib untuk memahami sebuah

teknologi digital yag didalamya terdapat materi tentang rangkaian Full Adder. Full Adder

adalah rangkaian yang berfungsi untuk menjumlahkan bilangan biner tiap-tiap bit-nya.

Karena pentingnya materi teknik digital bagi mahasiswa elektro,maka kali ini kami

melakukan praktikum tentang rangkian Full Adder yang merupakan dasar dari teknik

digital.

Page 29: Lapres Tekdik Fix

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Penjumlah penuh (Full Adder) adalah rangkaian sirkuit digital atau kadang-

kadang berbentuk chip yang bisa dipakai untuk menghitung atau menjumlahkan pulsa

atau sinyal digital yang umumnya dihasilkan dari osilator. Penghitung ini hanya bisa

menghitung pulsa secara biner murni (binary counter). Dalam penghitung biner murni,

perhitungan digunakan dengan cara menjumlahkan tiap bit pada bilangan biner.

Rangkaian Full Adder dapat digunakan untuk menjumlahkan bilangan-bilangan biner

yang lebih dari 1bit. Penjumlahan bilangan-bilangan biner sama halnya dengan

penjumlahan bilangan desimal dimana hasil penjumlahan tersebut terbagi menjadi 2

bagian, yaitu SUMMARY (SUM) dan CARRY, apabila hasil penjumlahan pada suatu

tingkat atau kolom melebihi nilai maksimumnya maka output CARRY akan berada pada

keadaan logika 1.

Sebuah Full Adder menjumlahkan dua bilangan yang telah dikonversikan menjadi

bilangan-bilangan biner. Masing-masing bit pada posisi yang sama saling dijumlahkan.

Full Adder sebagai penjumlah pada bit-bit selain yang terendah. Full Adder

menjumlahkan dua bit input ditambah dengan nilai Carry-Out dari penjumlahan bit

sebelumnya. Output dari Full Adder adalah hasil penjumlahan (Sum) dan bit

kelebihannya (carry-out). Blok diagram dari sebuah full adder diberikan pada gambar di

bawah.

Full

Adder

A

B

CBBB

OBBB

CBB

BINBBB

INP

UT

OU

TP

UT

Page 30: Lapres Tekdik Fix

Pada aplikasinya, Full Adder menggunakan gerbang logika AND, OR, dan XOR.

Berikut tabel kebenaran Full Adder :

INPUT OUTPUT

A B SUM CARRY

0 0 0 0

1 0 1 0

0 1 1 0

1 1 0 1

Page 31: Lapres Tekdik Fix

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

3.2 Alat dan Bahan

Trainer Kit (LED, togel switch, carry switch)

IC 74LS86, 74LS08, 74LS32

Catu daya

3.3 Prosedur Praktikum

Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

Memberi masukan A0–A3 dan B0–B3 1 atau 0.

Memperhatikan dan mencatat output dan carry out.

Membuat kesimpulan

Page 32: Lapres Tekdik Fix

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Percobaan

INPUT OUTPUT

A B Cin SUM Cout

0011 0001 0 0100 0

0010 0010 0 0100 0

0010 0011 0 0101 0

0110 1000 0 1110 0

1100 1000 0 0100 1

Page 33: Lapres Tekdik Fix

4.2 Analisa Pembahasan

Pada praktikum ini kami membahas mengenai tentang full adder yang memiliki

karakteristik menjumlahkan bilangan biner tiap bit-nya. Rangkaian Full Adder dapat

digunakan untuk menjumlahkan bilangan-bilangan biner yang lebih dari 1bit.

Penjumlahan bilangan-bilangan biner sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal

dimana hasil penjumlahan tersebut terbagi menjadi 2 bagian, yaitu SUMMARY (SUM)

dan CARRY, apabila hasil penjumlahan pada suatu tingkat atau kolom melebihi nilai

maksimumnya maka output CARRY akan berada pada keadaan logika 1.

Komponen atau rangkaian full adder sendiri terdiri dari gerbang AND, OR, dan

XOR. IC yang digunakan biasanya tipe 74LS86 sebagai gerbang XOR, 74LS08 sebagai

gerbang AND, dan 74LS32 sebagai gerbang OR. Masing-masing memiliki 4 terminal

(port), yang mana inputan sumber tegangan (Vcc) berada pada port 14 dan ground pada

port 7.

Untuk inputan biner yang akan dijumlahkan dan Carry in, berada pada IC 74LS86 (XOR)

dan 74LS08 (AND) kemudian diteruskan dengan IC 74LS32 (OR) dengan output biner

dan Carry out

Input pada full adder merupakan indikator untuk bilangan biner yang dimana

terdapat 2 sampai 3 input-an (A dan B) dengan Carry in jika digunakan, masing-masing

input terdiri dari 4 bilangan biner (A0–A3 dan B0–B3), sehingga bilangan biner yang dari

bilangan inputnya dapat diindikatorkan oleh LED sebanyak 8 buah. Selain input A dan B,

pada full adder juga terdapat satu input biner dengan indikator satu buah LED yang

digunakan sebagai Carry in. Pada outputnya ditandai oleh simbol S0–S3 yang merupakan

indikator dari bilangan biner dengan LED sebanyak 4 buah, dan juga output berupa Carry

out dengan indikator satu buah LED.

Praktikum kali ini dilakukan tanpa menggunakan Carry in, sehingga penjumlahan

awal dijumlahkan dengan 0. Dengan memberikan masukan yang ditampilkan oleh 8 LED

dan keluaran yang dihasilkan ditampilkan dengan 5 LED. Data yang diambil pada

Page 34: Lapres Tekdik Fix

masukan pertama yaitu jika input A adalah 0011 dan input B adalah 0001, dengan cara

penjumlahan 0+0=0; 0+0+1=1; 0+1+1=0 sisa 1; 1+1=0 sisa 1, maka indikator

keluarannya yang menyala dari S adalah 0100 dan Carry out adalah 0 karena

penjumlahannya tidak membawa sisa. Jika input A adalah 0010 dan input B adalah 0010,

dengan cara penjumlahan 0+0=0; 0+0+1=0; 1+1=0 sisa 1; 0+0=0, maka indikator

keluarannya yang menyala dari S adalah 0100 dan Carry out adalah 0 karena

penjumlahannya tidak membawa sisa. Jika input A adalah 0010 dan input B adalah 0011,

dengan cara penjumlahan 0+0=0; 0+0+1=1; 1+1=0 sisa 1; 0+1=1, maka indikator

keluarannya yang menyala dari S adalah 0101 dan Carry out adalah 0 karena

penjumlahannya tidak membawa sisa. Jika input A adalah 0110 dan input B adalah 1000,

dengan cara penjumlahan 0+1=1; 1+0=1; 1+0=1; 0+0=0, maka indikator keluarannya

yang menyala dari S adalah 1110 dan Carry out adalah 0 karena penjumlahannya tidak

membawa sisa. Jika input A adalah 1100 dan input B adalah 1000, dengan cara

penjumlahan 1+1=0 sisa 1; 1+0=1; 0+0=0 sisa 0; 0+0=0, maka indikator keluarannya

yang menyala dari S adalah 0100 dan Carry out adalah 1 karena penjumlahannya

membawa sisa. Setiap penjumlahan yang membawa sisa, akan dijumlahkan ke bit

selanjutnya.

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa full adder berfungsi untuk

menjumlah bilangan biner pada tiap bit yang nanti keluaran yang diharapkan adalah

sesuai dengan nilai bilangan desimal.

Page 35: Lapres Tekdik Fix

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Full adder merupakan rangkaian penjumlah biner tiap bit.

2. Full Adder menjumlahkan dua bit input ditambah dengan nilai Carry-Out dari

penjumlahan bit sebelumnya. Output dari Full Adder adalah hasil penjumlahan (Sum)

dan bit kelebihannya (carry-out).

3. Full adder menggunakan 2 sampai 3 inputan jika menggunakan carry in.

4. Full adder memiliki nilai carry apabila hasil penjumlahan pada suatu tingkat atau

kolom melebihi nilai maksimumnya maka.

5. Jika terdapat nilai carry, maka carry bernilai 1.

6. Nilai carry akan dijumlahkan pada bit selanjutnya, jika tidak ada bit yang akan

dijumlahkan maka nilai carry akan disimpan dalam bentuk carry out.

Page 36: Lapres Tekdik Fix

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Full Adder.

Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen Full Adder.

1.2 Latar belakang

Perkembangan digitalisasi alat teknogi semakin lama semakin canggih. Segala

alat untuk kehidupan sehari-hari sudah banyak yang berubah menjadi teknologi alat

digital. Dipabrik-pabrik, jarang sekali ditemukan alat analog kebanyakan alat mereka

sudah digital. Sebagai mahasiswa teknik elektro sangatlah wajib untuk memahami sebuah

teknologi digital yag didalamya terdapat materi tentang rangkaian Full Adder. Full Adder

adalah rangkaian yang berfungsi untuk menjumlahkan bilangan biner tiap-tiap bit-nya.

Karena pentingnya materi teknik digital bagi mahasiswa elektro,maka kali ini kami

melakukan praktikum tentang rangkian Full Adder yang merupakan dasar dari teknik

digital.

Page 37: Lapres Tekdik Fix

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Penjumlah penuh (Full Adder) adalah rangkaian sirkuit digital atau kadang-

kadang berbentuk chip yang bisa dipakai untuk menghitung atau menjumlahkan pulsa

atau sinyal digital yang umumnya dihasilkan dari osilator. Penghitung ini hanya bisa

menghitung pulsa secara biner murni (binary counter). Dalam penghitung biner murni,

perhitungan digunakan dengan cara menjumlahkan tiap bit pada bilangan biner.

Rangkaian Full Adder dapat digunakan untuk menjumlahkan bilangan-bilangan biner

yang lebih dari 1bit. Penjumlahan bilangan-bilangan biner sama halnya dengan

penjumlahan bilangan desimal dimana hasil penjumlahan tersebut terbagi menjadi 2

bagian, yaitu SUMMARY (SUM) dan CARRY, apabila hasil penjumlahan pada suatu

tingkat atau kolom melebihi nilai maksimumnya maka output CARRY akan berada pada

keadaan logika 1.

Sebuah Full Adder menjumlahkan dua bilangan yang telah dikonversikan menjadi

bilangan-bilangan biner. Masing-masing bit pada posisi yang sama saling dijumlahkan.

Full Adder sebagai penjumlah pada bit-bit selain yang terendah. Full Adder

menjumlahkan dua bit input ditambah dengan nilai Carry-Out dari penjumlahan bit

sebelumnya. Output dari Full Adder adalah hasil penjumlahan(Sum) dan bit kelebihannya

(carry-out). Blok diagram dari sebuah full adder diberikan pada gambar di bawah.

Full

Adder

A

B

CBBB

OBBB

CBB

BINBBB

INP

UT

OU

TP

UT

Page 38: Lapres Tekdik Fix

Pada aplikasinya, Full Adder menggunakan gerbang logika AND, OR, dan

XOR. Berikut tabel kebenaran Full Adder :

INPUT OUTPUT

A B SUM CARRY

0 0 0 0

1 0 1 0

0 1 1 0

1 1 0 1

Page 39: Lapres Tekdik Fix

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

3.2 Alat dan Bahan

Trainer Kit (LED, togel switch, carry switch)

IC 74LS86, 74LS08, 74LS32

Catu daya

3.3 Prosedur Praktikum

Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

Memberi masukan A0–A3 dan B0–B3 1 atau 0.

Memperhatikan dan mencatat output dan carry out.

Membuat kesimpulan

Page 40: Lapres Tekdik Fix

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Percobaan

INPUT OUTPUT

A B Cin SUM Cout

0011 0001 1 0101 0

0010 0010 1 0101 0

0010 0011 1 0110 0

0110 1000 1 1111 0

1100 1000 1 0101 1

Page 41: Lapres Tekdik Fix

4.2 Analisa Pembahasan

Pada praktikum ini kami membahas mengenai tentang full adder yang memiliki

karakteristik menjumlahkan bilangan biner tiap bit-nya. Rangkaian Full Adder dapat

digunakan untuk menjumlahkan bilangan-bilangan biner yang lebih dari 1 bit.

Penjumlahan bilangan-bilangan biner sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal

dimana hasil penjumlahan tersebut terbagi menjadi 2 bagian, yaitu SUMMARY (SUM)

dan CARRY, apabila hasil penjumlahan pada suatu tingkat atau kolom melebihi nilai

maksimumnya maka output CARRY akan berada pada keadaan logika 1.

Komponen atau rangkaian full adder sendiri terdiri dari gerbang AND, OR, dan

XOR. IC yang digunakan biasanya tipe 74LS86 sebagai gerbang XOR, 74LS08 sebagai

gerbang AND, dan 74LS32 sebagai gerbang OR. Masing-masing memiliki 4 terminal

(port), yang mana inputan sumber tegangan (Vcc) berada pada port 14 dan ground pada

port 7.

Untuk inputan biner yang akan dijumlahkan dan Carry in, berada pada IC 74LS86 (XOR)

dan 74LS08 (AND) kemudian diteruskan dengan IC 74LS32 (OR) dengan output biner

dan Carry out

Input pada full adder merupakan indikator untuk bilangan biner yang dimana

terdapat 2 sampai 3 input-an (A dan B) dengan Carry in jika digunakan, masing-masing

input terdiri dari 4 bilangan biner (A0–A3 dan B0–B3), sehingga bilangan biner yang dari

bilangan inputnya dapat diindikatorkan oleh LED sebanyak 8 buah. Selain input A dan B,

pada full adder juga terdapat satu input biner dengan indikator satu buah LED yang

digunakan sebagai Carry in. Pada outputnya ditandai oleh simbol S0–S3 yang merupakan

indikator dari bilangan biner dengan LED sebanyak 4 buah, dan juga output berupa Carry

out dengan indikator satu buah LED.

Praktikum kali ini dilakukan menggunakan Carry in, sehingga penjumlahan awal

dijumlahkan dengan 1. Dengan memberikan masukan yang ditampilkan oleh 8 LED dan

keluaran yang dihasilkan ditampilkan dengan 5 LED. Data yang diambil pada masukan

Page 42: Lapres Tekdik Fix

pertama yaitu jika input A adalah 0011 dan input B adalah 0001, dengan cara

penjumlahan 0+0=0; 0+0+1=1; 0+1+1=0 sisa 1; 1+1=10+1=1 sisa 1, maka indikator

keluarannya yang menyala dari S adalah 0101 dan Carry out adalah 0 karena

penjumlahannya tidak membawa sisa. Jika input A adalah 0010 dan input B adalah 0010,

dengan cara penjumlahan 0+0=0; 0+0+1=0; 1+1=0 sisa 1; 0+0=0+1=1, maka indikator

keluarannya yang menyala dari S adalah 0101 dan Carry out adalah 0 karena

penjumlahannya tidak membawa sisa. Jika input A adalah 0010 dan input B adalah 0011,

dengan cara penjumlahan 0+0=0; 0+0+1=1; 1+1=10+1=1 sisa 1; 0+1=1+1=0 sisa 1,

maka indikator keluarannya yang menyala dari S adalah 0110 dan Carry out adalah 0

karena penjumlahannya tidak membawa sisa. Jika input A adalah 0110 dan input B

adalah 1000, dengan cara penjumlahan 0+1=1; 1+0=1; 1+0=1; 0+0=0+1=1, maka

indikator keluarannya yang menyala dari S adalah 1111 dan Carry out adalah 0 karena

penjumlahannya tidak membawa sisa. Jika input A adalah 1100 dan input B adalah 1000,

dengan cara penjumlahan 1+1=0 sisa 1; 1+0=1; 0+0=0 sisa 0; 0+0=0+1=1, maka

indikator keluarannya yang menyala dari S adalah 0101 dan Carry out adalah 1 karena

penjumlahannya membawa sisa. Setiap penjumlahan yang membawa sisa, akan

dijumlahkan ke bit selanjutnya.

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa full adder berfungsi untuk

menjumlah bilangan biner pada tiap bit yang nanti keluaran yang diharapkan adalah

sesuai dengan nilai bilangan desimal.

Page 43: Lapres Tekdik Fix

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Full adder merupakan rangkaian penjumlah biner tiap bit.

2. Full Adder menjumlahkan dua bit input ditambah dengan nilai Carry-Out dari

penjumlahan bit sebelumnya. Output dari Full Adder adalah hasil penjumlahan (Sum)

dan bit kelebihannya (carry-out).

3. Full adder menggunakan 2 sampai 3 inputan jika menggunakan carry in.

4. Full adder memiliki nilai carry apabila hasil penjumlahan pada suatu tingkat atau

kolom melebihi nilai maksimumnya maka

5. Jika terdapat nilai carry, maka carry bernilai 1.

6. Nilai carry akan dijumlahkan pada bit selanjutnya, jika tidak ada bit yang akan

dijumlahkan maka nilai carry akan disimpan dalam bentuk carry out.

BAB 1

Page 44: Lapres Tekdik Fix

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Counter.

Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen Counter.

1.2. Latar Belakang

Perkembangan digitalisasi alat teknogi semakin lama semakin canggih. Segala

alat untuk kehidupan sehari-hari sudah banyak yang berubah menjadi teknologi alat

digital. Dipabrik-pabrik, jarang sekali ditemukan alat analog kebanyakan alat mereka

sudah digital. Sebagai mahasiswa teknik elektro sangatlah wajib untuk memahami sebuah

teknologi digital yag didalamya terdapat materi tentang register dan counter. Dalam

sistem digital register merupakan tempat penampungan sementara sebuah grup bit data.

Sedangkan counter merupakan pencacaha atau penghitung. Karena pentingnya materi

teknik digital bagi mahasiswa elektro,maka kali ini kami melakukan praktikum tentang

register dan counter yang merupakan dasar dari teknik digital.

Page 45: Lapres Tekdik Fix

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Penghitung atau pencacah (counter) adalah rangkaian sirkuit digital atau kadang-

kadang berbentuk chip yang bisa dipakai untuk menghitung pulsa atau sinyal digital yang

umumnya dihasilkan dari osilator. Penghitung ini bisa menghitung pulsa secara biner

murni (binary counter) ataupun secara desimal-terkodekan-secara-biner (decimal

counter). Dalam penghitung biner murni, angka 9 dinyatakan dalam bentuk bilangan

biner 1001, dan berikutnya angka 10 dinyatakan dalam bentuk biner 1010. Sedangkan

dalam penghitung desimal-terkodekan-secara-biner, angka 9 adalah biner 1001, tetapi

angka 10 dinyatakan dalam bentuk: 0001 0000. Angka desimal 100 dalam biner murni

adalah 1100100, sedangkan dalam BCD adalah 0001 0000 0000 (3 buah digit desimal

masing-masing dari kelompok 4 bit).

Page 46: Lapres Tekdik Fix

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

3.2 Alat dan Bahan

Trainer Kit Counter (LED, trigger)

IC 74LS76

Resistor

Catu daya

3.3 Prosedur Praktikum

Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

Menekan triger Clock n-kali

Mencatat output led hidup sebagai logika 1 dan mati logika 0

Membahas dan membuat kesimpulan.

Page 47: Lapres Tekdik Fix

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Percobaan

No Clock D0 D1 D2 D3 D4 D5

1 1 1 0 0 0 0 0

2 3 1 1 0 0 0 0

3 7 1 1 1 0 0 0

4 8 0 0 0 1 0 0

5 11 1 1 0 1 0 0

6 13 1 0 1 1 0 0

7 15 1 1 1 1 0 0

8 17 1 0 0 0 1 0

Page 48: Lapres Tekdik Fix

4.2 Analisa Pembahasan

Pada praktikum ini kami membahas tentang counter yang merupakan bilangan

pencacah dengan maksud mengubah bilangan desimal ke bilangan biner (pulsa yang

bernilai 1/0). Dengan menggunakan clock sebagai pengatur bilangan desimal yang mana

berfungsi sebagai inputan dan mengunakan LED sebagai indikator keluaran inputan yang

merupakan bilangan biner dari clock yang di berikan, dengan berarti D0-D5 mewakili 20 -

25. Dan pada pemberian clock, nilai pertama merupakan bilangan yang harus di

jumlahkan untuk menginginkan nilai yang akan diinginkan, hal ini bearti bahwa nilai

clock sebelumnya merupakan bilangan yang harus diikutkan untuk membentuk nilai

selanjutya. Sebagai contoh jika clock pertama adalah 2 dan bilangan selanjutnya yang

diinginkan adalah 4, maka clock yang harus diberikan selanjutnya sebanyak 2 kali, hal ini

berarti 2 + 2 (clock yang baru) = 4.

Pada umumnya, counter menggunakan IC 74LS76 yang memiliki 16 terminal

(port). Untuk masukan clock terdapat pada port 1 dan port 6, sedangkan untuk resetnya

menggunakan port 2 dan 7

Dengan menggunakan indikator sebanyak 5 buah LED (D0-D5), kami dapat

mengetahui data yang kami dapat saat praktikum. Dengan melihat saat clock 2 maka

indikator LED yang bernilai satu (menyala) adalah D1 saja hal ini berarti bahwa D1 =

1x21 dan LED yang lain bernilai nol (mati) sehingga nilai keluaran untuk biner dari clock

yang diberikan adalah 0x20+1x21+0x22+0x23+0x24+0x25 = 2. Pada saat nilai clock yang

diberikan adalah 13, maka LED yang bernilai satu (menyala) adalah D0, D2 dan D3 hal ini

berarti bahwa D0 = 1x20, D1 = 1x21, D3 = 1x23 dan LED yang lain bernilai nol (mati)

sehingga nilai keluaran untuk biner dari clock yang diberikan adalah

1x20+1x21+0x22+1x23+0x24+0x25 =13.

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa counter berfungsi untuk mengubah

bilangan desimal menjadi bilangan biner. Jika kita bandingkan dengan tabel yang

diperoleh dari percobaan decoder terlihat bahwa counter adalah kebalikan dari decoder

dalam hal merubah biner ke dalam bentuk desimal.

Page 49: Lapres Tekdik Fix

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Output merupakan indikator biner untuk nilai clock yang diberikan

2. Desimal yang diberikan merupakan jumlah clock dari clock sebelumnya

3. Nilai maksimal desimal yang diberikan pada praktikum ini adalah 17

4. Nilai Minimal desimal yang diberikan pada praktikum ini adalah 1.

Page 50: Lapres Tekdik Fix

DAFTAR PUSTAKA

Mismail, Budiono. 1998. Dasar-dasar Rangkaian Logika Digital. Bandung : ITB Bandung.

Yuhefizar, 2003, Tutorial Belajar Dasar Digital

Tokheim, Roger L. 1988. Prinsip-Prinsip Digital . Jakarta: Erlangga.

Malvino, Albert Paul. 1983. Elektronika Komputer Digital. Jakarta : Erlangga.

Modul Praktikum Teknik Digital 2008

Yuhefizar, 2003, Tutorial Belajar Dasar Digital

Article, http://www.google.co.id