19
Laporan
Percobaan IV
SERBUK TABUR
OLEH:
KELOMPOK IV
KELAS B
ASISTEN PENANGGUNG JAWAB: FAJRIANI MONOARFA
JENIFER KOLINA, BUNGA N.C TAMBOTO, NURUL RIZKY VANNY DUDE
LABORATORIUM FARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERISTAS NEGERI GORONTALO
2012
19
LEMBAR PENGESAHAN
SERBUK TABUR
JENIFER KOLINA, BUNGA N.C TAMBOTO, NURUL RIZKY VANNY DUDE
MENYETUJUI, MENYETUJUI,
DOSEN PENANGGUNG JAWAB KOORDINATOR ASISTEN
Robert Tungadi, S.si., M.si., Apt Atvinda Prilya Afista
NIP. 19761025 200812 1 003
MENYETUJUI,
ASISTEN PENANGGUNG JAWAB
Fajriani Monoarfa
NILAI:
19
KATA PENGANTAR
Berkat Rahmat dan Karunia Allah SWT. dengan seizin-NYA penulis dapat
menyelesaikan laporan dari percobaan yang berjudul “Serbuk Tabur” ini dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Disadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan
serta kesalahan disana-sini, kiranya kritik maupun saran sangat dinantikan guna
penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Kepada seluruh anggota kelompok yang telah menyusun serta berbagai media
yang telah memberikan informasi kepada kelompok kami, kami menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin.
Gorontalo, 6 April 2012
Kelompok IV
19
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Maksud Percobaan………………………………………….. 1
1.3 Tujuan Percobaan................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 3
2.1 Teori Umum............................................................................ 3
2.2 Uraian Bahan.......................................................................... 8
BAB III METODE KERJA......................................................................... 21
3.1 Alat dan Bahan..................................................................... 21
3.2 Perhitungan Bahan............................................................... 23
3.3 Cara Kerja............................................................................. 23
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 26
4.1 Pembahasan.......................................................................... 26
BAB V PENUTUP..................................................................................... 28
5.1 Kesimpulan........................................................................... 28
5.2 Saran..................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan obat jarang diberikan secara terpisah, tetapi lebih sering merupakan
suatu formula yang dikombinasi dengan salah satu atau lebih zat yang
bermanfaat untuk kegunaan farmasi yang bermacam-macam dan khusus. (1).
Untuk serbuk sendiri terdapat latar belakang mengapa harus dibuat serbuk.
Latar belakang yang dimaksudkan adalah karena dosis yang besar dari obat lebih
praktis diberikan dalam bentuk serbuk dibandingkan bentuk lainnya.
Pokok utama adalah serbuk tabur. Serbuk tabur itu sendiri termasuk dalam
bagian dari serbuk jadi untuk alasan pembuatan serbuk tabur sama dengan alasan
pembuatan serbuk, hanya saja serbuk tabur hanya digunakan pada pemakaian
topikal. Dimana dalam pembuatannya bahan-bahan yang akan digunakan utntuk
serbuk tabur harus memenuhi syarat yakni bebas dari Bakteri Clostridium Cetani
dan Calostridium Welchii dan Bacillus Anthracis. Serbuk tabur tidak boleh
digunakan untuk luka terbakar walapun luka terbakar adalah bagian luar dari
tubuh manusia (2).
1.2 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan serbuk tabur agar mahasiswa dapat mengetahui
segala sesuatu tentang serbuk tabur.
19
1.3 Tujuan Percobaan
1. Praktikan mampu mempelajari latar belakang pembuatan serbuk tabur
2. Praktikan mampu mengetahui tujuan, manfaat serta kegunaan pembuatan
serbuk tabur
3. Praktikan bisa mengetahui alat maupun bahan apa saja yang akan digunakan
dalam pembuatan serbuk tabur
4. Praktikan mampu membaca resep serbuk tabur
5. Praktikan mampu menghitung bahan yang akan digunakan
6. Praktikan mampu dan bisa mengetahui langkah-langkah atau cara kerja
pembuatan serbuk tabur
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Serbuk bisa dibuat dari bahan obat tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara
alamiah atau merupakan campuran dua atau lebih unsur kimia murni yang dibuat
serbuk dalam perbandingan tertentu. Serbuk bisa mengandung sejumlah kecil
cairan yang disebarkan secara merata pada campuran bahan padat atau mungkin
seluruhnya terdiri dari bahan padat yang kering (1).
Beberapa serbuk disiapkan untuk pemakaian dalam (internal), lainnya untuk
pemakaian luar (eksternal). Beberapa serbuk diberikan kepada pasien oleh ahli
farmasi dalam jumlah besar dan ada juga yang dibagi dalam bagian-bagian
terbungkus (1).
Kekurangan serbuk sebagai bentuk sediaan karena kesulitan menahan
terurainya baha-bahan higroskopis, mudah mencair atau menguap. Untuk
mencapai efisiensi yang tinggi, serbuk harus merupakan adonan yang homogen
dari seluruh komponennya dan harus sempurna ukuran partikelnya. Sebagaimana
telah diungkapkan ukuran partikel tidak hanya membantu daya larut dalam
segelas air atau dalam lambung atau dalam usus, tetapi juga dapat mempengaruhi
aktivitas biologi, maupun efek terapinya (1).
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran ±
10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus mencapai
19
ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini
mempunyai standar maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah “Very
Coarse, Coarse, Moderately Coarse, Fine dan Very Fine” (sangat kasar, kasar,
cukup kasar, halus dan sangat halus), yang dihubungkan dengan bagian serbuk
yang mampu melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandardisasi yang
berbeda–beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan
pengadukan (1).
Jika serbuk mengandung lemak harus diayak dengan pengayak nomor 44.
Obat serbuk kasar terutama simplisia nabati digerus lebih dahulu sampai derajat
kehalusan sesuai yang tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk setelah itu
di keringkan pada suhu tidak lebih dari 50°. Obat berupa cairan misalnya Tincture
dan Ekstrak cair diuapkan pelarutnya hingga hampir kering dan diserbukkan
dengan pertolongan zat tambahan yang cocok. Penyimpanan dalam wadah
tertutup rapat terbuat dari kaca susu atau bahan lain yang cocok. Serbuk mudah
meleleh atau atsiri dibuat menurut cara yang tertera pada pulveres (3).
Sebaliknya serbuk yang tidak mengandung lemak diayak dengan
menggunakan ayakan nomor 100 (1). Ayakan untuk menguji dan mengukur bahan
farmasi biasanya merupakan anyaman yang mungkin terbuat dari kawat
kuningan, perunggu atau kawat lain yang cocok atau tidak diberi lapisan (3).
Adapun pengayak dan derajat halus serbuk adalah sebagai berikut:
1. Pengayak dibuat dari kawat logam atau bahan lain yang cocok dengan
penampang melintang yang sama di seluruh bagian
19
2. Jenis pengayak dinyatakan dengan nomor yang menunjukkan jumlah lubang
yang tiap 2.54 cm dihitung searah dengan panajang kawat
3. Derajat halus serbuk dinyatakan dengan nomor pengayak jika semua derajat
halus suatau serbuk dinyatakan dengan nomor 1 dimaksudkan bahwasemua
serbuk dapat melalui pengayak dengan nomro tersebut
4. Jika derajat halus suatu serbuk dinyatakan dengan nomor 2 dimaksudkan
bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomro terendah dan tidak
lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi.
Dalam beberapa hal digunakan juga istilah umum untuk menyatakan derajat
halus serbuk yang disesuaikan dengan nomor pengayak sebagai berikut:
Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)
Serbuk kasar adalah serbuk (10/40)
Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85)
Serbuk halus adalah serbuk (85)
Serbuk sangat halus adalah serbuk (120)
Serbuk sangat halus sekali adalah serbuk (200/300)
Kecuali dinyatakan lain untuk pembuatan serbuk atau serbuk bagi digunakan
zat dengan derajat halus berikut: Adas Buah 44, Akarmanis 100, Asam Borat
120, Barium Sulfat 120, Cengkeh 100, Gula 100, Laktosa 44, Kunyit 60 (6).
Metode lain untuk menentukan ukuran partikel meliputi pengukuran dibawah
mikroskop (2).
19
Cara mengahaluskan obat, dalam skala kecil dilingkungan farmasi, ahli
farmasi biasa mengecilkan ukuran partikel bahan-bahan kimia dengan
menggerus dalam lumpang dengan alunya. Pada umumnya penghalusan
dikerjakan dengan menggerus sampai selesai dalam lumpang yang
permukaannya kasar ( seperti lumpang porselen) dan pada yang halus (seperti
lumpang gelas). Proses menggerus obat dalam lumpang untuk mengecilkan
ukuran partikel disebut triturasi. Pada skala besar macam-macam jenis gilingan
dan pengahancur dapat digunakan untuk menghaluskan serbuk. Salah satu jenis
gilingan yang dipakai untuk membuat serbuk, granul, dan menyebarkan bahan-
bahan dalam keadaan kering dan basah adalah gilingan stokes tornado (1).
Mencampur serbuk, apabila dua atau lebih bahan akan dicampurkan untuk
membentuk suatu campuran serbuk yang rata, maka yang paling baik
menghaluskan partikel masing-masing bahan sebelum ditimbang dan digerus.
Tergantung pada jumlah serbuk yang akan diolah dan alat yang tersedia, serbuk
dapat diolah dengan memakai spatula, dengan cara triturasi, dengan cara
mengayak, mengguling-gulingkan (thumbling) atau dengan mikser secara
mekanik (1).
Serbuk tidak terbagi (Pulvis). Serbuk tidak terbagi bila ada cairan atau air
kristal harus dihilangkan maka harus diganti dengan Saccharum Lactis sama berat
sedangkan serbuk bagi tidak perlu karena tidak berpengaruh pada dosis(2).
Serbuk tidak terbagi (Pulvis) adalah baik untuk pemakaian luar maupun untuk
pemakaian dalam (2).
19
Khusus dalam percobaan yang dilakukan dalam hal ini adalah percobaan
Serbuk Tabur (Pulvis adspersorius). Serbuk Tabur (Pulvis adspersorius) adalah
serbuk bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk penggunaan luar dan
biasanya disimpan dalam wadah tertutup baik. Serbuk tabur (Pulvis adspersorius)
juga merupakan serbuk ringan untuk penggunaan topical, dapat dikemas dalam
wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada
kulit. Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derjata halus
100 mesh sesuai dengan yang tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk agar
tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka (4).
Talk, Kaolin dan bahan mineral lainnya yang digunakan untuk serbuk tabur
harus memenuhi syarat bebas dari Bakteri Clostridium Tetani, Clostridium
Welchii dan Bacillus Anthracis. Dalam pembuatan serbuk hendaknya obat-obat
yang berkhasiat dicampur dengan Talk atau Bolus Alba(2). Serbuk yang
mengandung lemak harus diayak dengan pengayak nomor 44.
Cara membuat serbuk tabur yang mengandung :
1. Adeps Lanae, Vaselin, Plumbi Oxydi Emplastrum ialah dengan melarutkan zat
tersebut dengan Eter atau Aseton, lalu ditambahkan sebagian Talk dan diaduk
sampai eter atau Aseton menguap.
2. Ichtiol diencerkan dengan Aether Cum Spiritus lalu diencerkan dengan Talk.
3. Paraffin Liquid dan Oleum Ricini dicampurkan dulu sama banyak dengan Talk
lalu ditambahan Talk sedikit demi sedikit dan diaduk.
19
4. Minyak-minyak Eteris dan Formaldehid Solution dicampurkan terakhir dengan
cara memasukkan zat tersebut dalam lumpang atau mortir lalu ditambahkan
campuran serbuk yang telah diayak sedikit demi sedikit.
Adapun aturan pembuatan serbuk tabur:
a.Serbuk tabur tanpa mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no. 100
b. Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan
no.44
c.Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan
kembali sampai seluruhnya terayak (1).
2.2 Uraian Bahan
RESEP I
1. Acid Salicyl (Sumber : FI III, Halaman 56, Martindal hal. 767, OOP
hal.105)
Nama Resmi : Acidum Salicylicum
Sinonim : Asam salisilat, Asam Salicyl, Slicylzuur /
salizylsaure, Acide salicylique, Salicylsyra, Salisilik
asit, 2-Hydroxybenzoic acid
RM : C7H6O3
BM : 138,12
Sturktur Molekul :
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna
putih tidak berbau, rasa agak manis dan tajam.
19
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian
etanol (95 %) P (pelarut) = mudah larut dalam
kloroform P (pelarut) dan dalam eter P (pelarut),
larut dalam larutan amonium asetat P (pelarut),
dinatrium hidrogen fosfat P (pelarut), kalium sitrat P
(pelarut) dan natrium sitrat P (pelarut).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Keratolitikum dan Antifungi
Kegunaan : Menghilangkan/mengurangi lapisan tanduk pada
kulit yang disebabkan infeksi jamur
2. ZnO (Sumber : FI III hal.636, OOP hal.252, Martindale hal.1621)
Nama Resmi : Zinci Oxydum
Sinonim : Seng Oksida, Stearat, Karbonat Basa, Blanc de Zinc,
Blanco de zinc, Cinko oksida, Cink oxid, Zincum
Oxydatum, Zinkoxid, Sinkkioksidi, Flores de zinc,
Zinci Oxidum, Flowers of Zinc
RM : ZnO
BM : 81,38
Sturktur Molekul : O Zn
Pemerian : Serbuk Amorf, sangat halus ; Putih atau putih
kekuningan; tidak berbau; tidak berasa, lambat laun
menyerap karbondioksida di udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95 %)
P (pelarut); larut dalam asam mineral encer dan
dalam larutan alkali hidroksida
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Anti fungi
Kegunaan : Mencegah jamur pada kulit
19
3. Acidum Boricum (Sumber: FI III hal.49, Exipients Hal.68-69, Martindale
hal.2269, OOP hal 242)
Nama Resmi : Acidum Boricum
Sinonim : Asam Borat, Boracic acid, Borofax, Artkoboric acid,
Acide borique, Orthoboric Acid, Kwas borowy,
Boorihappo, Sal sedative de homberg, Borsyra,
RM : H3BO3
BM : 61,83
Struktur Molekul :
Kelarutan : Zat tak larut dalam etanol 1 gr, larut dalam 10 ml
etanol (95%), mendidih
Pemerian : Pemerian hablur, serbuk putih atau sisik mengkilap
tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak asam
dan pahit kemudian manis.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Antiseptikum Ekstern
Kegunaan : Membasmi mikroorganisme bakteri pada permukaan
kulit
4. Talkum (Sumber : FI III hal. 619, Exipients hal. 728)
Nama Resmi : Talkum
Sinonim : Talk, Attalk, Purtalk, Steatite, hydrous magnesium
calcium silicate, purified French chalk, soapstone,
Magnesium hydrogen metasilicate, Magsil
Osmanthus, Magsil Star
RM : H2O12Mg3Si4
OH
B HO OH
O Mg O OO Si O Si O Mg O O H2OO Si O Si O Mg
19
BM : 379,2657
Struktur Molekul :
Pemerian : Serbuk hablur sangan halus, licin, tidak mudah melekat
pada kulit behas dan buatan berwarna putih atau
putih kelabu
Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan
5. Oleum rosari (Sumber: FI III, hal: 459, martindale hal.1409/172)
Nama resmi : Oleum Rosae
Sinolum : Minyak mawar, Attar of Rose, Esencia de Rosa,
Otto of Rose, Rosa, aceite esencial de
RM/BM : C10H18O
Struktur molekul :
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau kuning: bau menyerupai
bunga mawar, rasa khas, pada suhun 950 kental- jika
didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa
hablur bening yang jika dipanaskan mudah melebur
Kelarutan : Larutan dalam 1 bagian klorofrom P (pelarut),
larutan jenuh
19
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
kegunaan : Zat tambahan
RESEP II
1. Acid Salicyl ( sumber : FI III, hal.56, Martindale
hal.767)
Nama Resmi : Acidum Salicylicum
Sinonim : Asam salisilat, Asam Salicyl, Slicylzuur /
salizylsaure
RM : C7H6O3
BM : 138,12
Sturktur Molekul:
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk
berwarna putih tidak berbau, rasa agak manis
dan tajam.
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian
etanol (95 %) P (pelarut) = mudah larut dalam
kloroform P dan dalam eter P (pelarut) , larut dalam
larutan amonium asetat P (pelarut), dinatrium
hidrogen fosfat P (pelarut), kalium sitrat P (pelarut)
dan natrium sitrat P (pelarut).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Keratolitikum, AntiFungi
19
Kegunaan : Menghilangkan/mengurangi lapisan tanduk pada
kulit yang disebabkan infeksi jamur
2. Menthol (Sumber : FI IV, hal 529, Excipients hal 433)
Nama Resmi : Mentholum
Sinonim : Racementhol, Peppermint Camphor, Mentholum
Racemicum, racemic menthol, Mentolis,
menthomenthol, 3-p-menthanol, Hexahydrothymol
RM : C10H20O
BM : 156,30
Struktur Molekul:
Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna,
bau tajam seperti permen oil, rasa paras dan aromatik
diikuti rasa dingin
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam
etanol (95%), dalam kloroform P (pelarut) dan dalam
eter P (pelarut), mudah larut dalam paraffin cair P
(pelarut) dan dalam minyak atsiri.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk
Khasiat : Agen terapeutik
Kegunaan : Memberi efek terapi pada kulit
O Mg O OO Si O Si O Mg O O H2OO Si O Si O Mg
19
3. ZnO (Sumber : FI III, Halaman 636, Obat-Obat Penting . Hal 252,
martindale 1621)
Nama Resmi : Zinci Oxydum
Sinonim : Seng Oksida, Stearat, Karbonat Basa, Blanc de Zinc,
Blanco de zinc, Cinko oksida, Cink oxid, Zincum
Oxydatum, Zinkoxid, Sinkkioksidi, Flores de zinc,
Zinci Oxidum, Flowers of Zinc
RM : ZnO
BM : 81,38
Sturktur Molekul: O Zn
Pemerian : Serbuk Amorf, sangat halus , Putih atau putih
kekuningan , tidak berbau , tidak berasa, lambat laun
menyerap karbondioksida di udara.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95 % :
P (pelarut) larut dalam asam mineral encer dan
dalam larutan alkali hidroksida
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Anti fungi
Kegunaan : Mencegah jamur pada kulit
4. Talkum (Sumber : FI III hal : 619,Exipients hal. 728)
Nama Resmi : Talkum
Sinonim : Talk, Attalk,Purtalk,Steatite
RM : Mg6 (Si2O5)4 (OH)4
BM : 379,2657
Struktur Molekul:
19
Pemerian : Serbuk hablur sangan halus, licin, tidak mudah
melekat pada kulit behas dan buatan berwarna putih
atau putih kelabu
Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan
5. Dirrethyl Phenybutanol (SumberExcipients, hal 460 )
Nama Resmi : Neotame
Sinonim : i – ptenglalamine, dimethylbutylamino, Succinamic
acid methyl ester, L-phenylalanine,
RM/BM : C20O H30 N2 O5
BM : 378,47
Struktur molekul :
Pemerian : Bubuk, tidak berbau putih untuk tidak putih,
memiliki rasa manis 7000 – 13000 kali lebih manis
dari sukrosa.
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimparan : Dalam sebuah wadah tertutup baik, tempat sejuk dan
kering
19
6. Sulfur ( FI IV hal. 77, Martindale hal.1615 )
Nama lengkap : Sulfur
Sinonim : Belerang, Soufre,Sulphur, Sulphurium, Svavel,
Azufre
RM : S
BM : 32.06
Struktur molekul : S
Pemerian : Serbuk amorf atau serbuk tabur ; sangat halus; warna
kuning pucat; tidak berbau dan tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; sangat mudah larut
dalam karbon disulfida; sukar larut dalam minyak
zaitun; praktis tidak larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Antiskabies (Anti Kudis)
Kegunaan : Membantu dalam penggunaan topikal
7. Canola Oil ( Sumber: Excipient hal.108)
Nama resmi : Canola oil
Sinonim : Canbra-oil, low erucic colza oil, rapae deum
raffiratum, tower rapeseed oil
Pemerian : Berwarna kuning cerah, berminyak, dengan rasa
hambar
Kelarutan : Larut dalam kloroform dan ; praktis tidak larut dalam
etanol (25%) ; larut dengan minyak tetap.
Penyimpanan : Disimpan dikedap udara, wadah tempat sejuk.
19
8. Styrax Benzoin (Martindale 36 ; hal 2395 )
Nama lengkap : Styrax Benzoin
Sinonim : Sumatera benzoin, gum bejamin, gum benzoin,
benzoin de Sumatra, Styrax tonkinensis et Styrax
benzoin
RM : C17H23N7O5
BM : 405,4
Struktur molekul :
Pemerian : Kekuningan atau berkarat coklat, keras dan rapuh
pada suhu biasa tetapi melunak
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik kelarutan
sangat kental
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Banyak digunakan dalam makanan, oral dan topikal
19
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat-alat yang digunakan dalam resep I
1. Alu
2. Cawan Porselin
3. Kaca Arloji
4. Lumpang (mortir)
5. Neraca Analitik
6. Pengayak
7. Pipet Tetes
8. Sendok Tanduk
9. Sudip
Alat-alat yang digunakan dalam resep II
1. Alu
2. Cawan Porselin
3. Kaca Arloji
4. Lumpang (mortir)
19
5. Neraca Analitik
6. Pengayak
7. Pipet Tetes
8. Sendok Tanduk
9. Sudip
3.1.2 Bahan yang di gunakan dalam resep I
1. Acid Salicyl
2. Acid Boric
3. Alkohol 70%
4. Kertas Perkamen
5. Oleum Rosari
6. Talkum
7. ZnO
Bahan yang di gunakan dalam resep II
1. Acid Salicyl
2. Alkohol 70%
3. Adeps Lanae
4. Menthol
5. Talkum
19
3.2 Perhitungan Bahan
3.2.1 Perhitungan Resep I
Acid Salicyl : 1/100 x 50 = 0.5 g
ZnO : 10/100 x 50 = 5 g
Acid Boric : 1/100 x 50 = 0.5 g
Talcum : 50 – 6 = 44 g
3.2.2 Perhitungan Resep II
Acid salicyl : 0.5 g
Menthol : 0.1 g
Adeps Lanae : 2 g
Zinc Oxydum : 3 g
Talcum : 30 – 6 = 24.4 g
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Cara Kerja Resep I
1. Di siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Di timbang masing-masing bahan yang akan digunakan, yaitu: Acid
Salicyl 0.5 g, Acid Boric 0.5 g, Talkum 44 g.
3. Sebelum ZnO di timbang sebanyak 3 g, ZnO diayak terlebih dahulu agar
menjadi halus menggunakan ayakan yang bernomor 44 (2).
19
4. Di bersihkan lumpang dan alu dengan menggunakan kapas yang telah
diberi Alkohol 70%.
5. Di masukkan Acid Salicyl kedalam lumpang dengan diberi perlakuan
khusus yaitu diteteskan Alkohol 70 % sebanyak 4 tetes. Ini dilakukan
dengan tujuan agar Acid Salicyl yang sebelumnya berbentuk kristal-
kristal tercampur hingga homogen (2).
6. Di tambahkan Acid Boric 0.5 g, lalu di gerus hingga homogen.
7. Di tambahkan ZnO kedalam lumpang lalu digerus hingga homogen.
8. Di tambahkan Talkum sebanyak 44 g kemudian ditetesi dengan Oleum
Rosari yang berfungsi sebagai zat tambahan (1), yaitu zat penambah
aroma dari bedak tabur yang dibuat.
9. Setelah itu digerus kembali hingga homogen.
10. Setelah tercampur dan menjadi homogen serbuk yang ada dilumpang
dimasukkan ke wadah bedak tabur yang telah ada dengan menggunakan
sudip.
11. Wadah yang telah berisi bedak tabur tersebut ditutup sampai rapat.
12. Wadah diberi etiket yang berwarna biru sebagai tanda bedak tabur
tersebut untuk penggunaan topikal .
3.3.2 Cara Kerja Resep II
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
19
2. Di bersihkan lumpang dan alu dengan menggunakan kapas yang telah
diberi alkohol 70%
3. Di timbang bahan yang akan digunakan Acid Salicyl 0.5 g, menthol 0.1
g, Adeps Lanae 2 g, ZnO 3 g, dan Talkum 24.4 g.
4. Di bersihkan lumpang dan alu dengan menggunakan kapas yang telah
diberikan alkohol 70%.
5. Di masukkan Adeps Lanae sebanyak 2 g kedalam lumpang, kemudian
dilarutkan dengan alkohol 70%.
6. Di tambahkan sedikit Talk lalu diaduk sampai Alkoholnya menguap.
7. Di tambahkan Menthol 0.1 g kedalam lumpang yang berisikan campuran
Adeps Lanae dan Talk lalu digerus hingga homogen
8. Talk yang telah ditimbang sebanyak 24.4 g dimasukkan kedalam
lumpang yang berisikan serbuk Adeps Lanae dan Menthol kemudian
digerus semua campuran bahan homogen.
9. Setelah menjadi serbuk, serbuk tersebut diayak sampai terayak sempurna
10. Serbuk dimasukkan ke dalam wadah bedak tabur
11. Di beri etiket berwarna biru sebagai tanda bahwa sediaan tersebut hanya
untuk pemakaian topikal.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
Resep I
Dalam praktikum ini kita membuat serbuk tabur, pada resep pertama kita
siapkan alat dan bahan yang di butuhkan. Bahan-bahan yang digunakan ditimbang
menggunakan neraca analitik. Bahan yang akan ditimbang, yaitu: Acid Salicyl 0.5 g,
Acid Boric 0.5 g, Talkum 44 g dan ZnO 5 g. Sebelum ZnO ditimbang sebanyak 5 g,
ZnO diayak terlebih dahulu agar menjadi halus menggunakan ayakan yang bernomor
44 (2).
Setelah semua bahan ditimbang, dimasukkan Acid Salicyl sebagai bahan
aktifnya yang berfungsi sebagai Antifungi (anti jamur) kedalam lumpang dengan
diberi perlakuan khusus yaitu diteteskan Alkohol 70% sebanyak 4 tetes. Ini dilakukan
dengan tujuan agar Acid Salicyl yang sebelumnya berbentuk kristal-kristal tercampur
hingga homogen (2).
Ditambahkan Acid Boric 0.5 g yang berfungsi Antiseptikum Ekstern (anti
bakteri pada permukaan kulit) (10), digerus hingga homogen. Ditambahkan ZnO
sebagai Antiseptikum Lokal (anti bakteri pada bagian tertentu) (10) ke dalam lumpang
lalu di gerus hingga homogen, kemudian ditambahkan Talkum sebagai zat tambahan
sebanyak 44 gr kemudian ditetesi dengan Oleum Rosari yang berfungsi sebagai
pengaroma (3), yaitu zat penambah aroma dari bedak tabur yang di buat. Lalu di gerus
kembali hingga homogen. Setelah tercampur dan menjadi homogen serbuk yang ada
dilumpang dimasukkan ke wadah bedak tabur yang telah siapkan dengan
menggunakan sudip.
19
Wadah yang telah berisi bedak tabur tersebut ditutup rapat dan diberi etiket
yang berwarna biru sebagai tanda bedak tabur tersebut untuk pemakaian luar. Resep
ini ditujukan untuk penyakit kulit seperti gatal–gatal akibat jamur.
Resep II
Pada resep kedua disiapkan alat dan bahan yang dibutukan lalu ditimbang
bahan yang akan digunakan, Acid Salicyl 0.5 gr, Menthol 0.1 gr, Adeps Lanae 2 gr,
ZnO 3 gr, dan Talkum 24.4 gr. Dibersihkan lumpang dan alu dengan menggunakan
kapas yang telah diberikan Alkohol 70%.
Dimasukkan Adeps Lanae sebagai zat tambahan sebanyak 2 gr kedalam
lumpang, kemudian dilarutkan dengan Alkohol 70%, ditambahkan sedikit Talkum
lalu diaduk sampai Alkoholnya menguap (1).
Ditambahkan Menthol 0.1 gr untuk Anti iritasi (3), kedalam lumpang yang
berisikan campuran Adeps Lanae dan Talkum lalu digerus hingga homogen.
Kemudian talkum yang telah ditimbang sebanyak 24.4 gr dimasukkan kedalam
lumpang yang berisikan serbuk Adeps Lanae dan Menthol kemudian digerus semua
campuran bahan hingga homogen. Setelah itu, serbuk tersebut diayak sampai terayak
sempurna. Hal ini dilakukan agar serbuk bebas dari butiran kasar sehingga menjadi
serbuk halus (3).
Serbuk dimasukkan kedalam wadah bedak tabur, kemudian diberi etiket
berwarna biru sebagai tanda bahwa sediaan ini hanya untuk pemakaian luar. Resep ini
diindikasikan untuk menghilangkan jamur dan membunuh bakteri serta mengatasi
iritasi pada kulit.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan serbuk tabur yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat macam-macam serbuk. Salah satunya yaitu Serbuk tabur (pulvis
adspersorius) yang termasuk dalam serbuk tidak terbagi (pulvis). Salah satu yang
melatar belakangi pembuatan serbuk tabur karena mudahnya penggunaan serbuk
tabur pada bagian topikal, dan tujuannya untuk menghilangkan rasa gatal atau iritasi
yang terjadi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri ataupun jamur. Alat-alat yang
digunakan standar seperti yang telah digunakan pada percobaan serbuk tabur
sebelumnya seperti: Lumpang, Alu, Pipet Tetes, Neraca Analitik, Ayakan, Cawan
Porselin, Kaca Arloji, Sudip, dan Sendok Tanduk dan bahan-bahan yang biasanya
digunakan adalah seperti Acid Salicyl, Alkohol 70%, Oleum Rosari, Talkum,
Menthol dan ZnO yang dalam pembuatan serbuk tabur sangat memperhatikan
setiap perlakuan khusus yang telah dibahas sebelumnya.
5.2 Saran
Disarankan untuk praktikum farmasetika dasar ini, khususnya untuk
kelengkapan Laboratorium Farmasetika baik alat maupun bahan agar lebih
dilengkapi. Guna untuk terlaksananya praktikum secara efisien.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Ansel, C.H. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi ke Empat. Jakarta:
Universitas Indonesia Press
2. Anief, M. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
3. Dirjen POM RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
4. Dirjen POM RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
5. Anonim. 2012. Chemistry Registry. (online), (http:// www.Chemnet.com/cas/id/
14807-96-6/Talc.html, diakses 15 februari 2012
6. Dirjen POM RI. 1979. Formularium Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
7. Kibbe, A.H. 2000. Handbook Of Pharmaceutical Exipients Edisi III. London:
Pharmaceutical Press
8. Parfitt, K, and Reynolds, J.E.F. 1993. Martindale The Extra Pharmacopoeia Volume
1. England: Department Of PharmaceuticalOf Sciences
9. Parfitt, K, and Reynolds, J.E.F. 1993. Martindale The Extra Pharmacopoeia Volume
2. England: Department Of PharmaceuticalOf Sciences
19
10. Rahardja, K, Tjay,H.T. 2010. Obat-obat Penting Edisi Ke Enam. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo Kelompok Kompas-Gramedia
LAMPIRAN
ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
-
Cawan porselin
Lap kasar Lumpang
Sudip Neraca analitik
Alu
19
- Neraca analitik
-
2. BAHAN
Sudip Ayakan
Acid boric Acid salicyl
Alkohol 70%Kertas perkamen
19
Oleum rosari ZnO
Menthol MgO
Adeps lanaeEtiket
19
19
19
Top Related