Laboratorioum Geologi dan Survey
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PALEONTOLOGI 2016
Disusun Oleh :
Nama : Adjie Zunaid Tualeka
Nim : 1509085018
Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti responsi
Praktikum Paleontologi semester 2, tahun akademik 2016/2017, Program Studi
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman.
Disahkan oleh
Asisten Paleontologi
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
KATA PENGANTAR
Assalamualaikuum Warahmatullahi Wabarakaatuuh.
Alhamdulillahi Rabbil Aalamiin, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah
Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Paleontologi ini.
Tujuan kami lainnya adalah agar Laporan Praktikum Paleontologi ini dapat
berguna ke depannya bagi adik-adik tingkat kami atau untuk orang-orang yang
membaca laporan ini.
Terima Kasih kepada kedua Orang tua kami, yang telah menyediakan fasilitas dan
izin kepada kami. Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan Laporan Praktikum Paleontologi. Dan terima kasih juga
kepada kawan-kawan yang telah mendukung agar Laporan Praktikum
Paleontologi ini selesai dengan sukses.
Kami mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati para
pembaca. Karena manusia tidak luput dari kesalahan, dan kesempurnaan hanyalah
milik Allah SWT. Silahkan memberi kritik ataupun saran agar Laporan Praktikum
Paleontologi ini dapat menjadi lebih baik.
Terima Kasih atas perhatiannya,
Wassalamualaikuum Warahmatullahi Wabarakaatuuh.
Samarinda,06 Mei 2016
PRAKTIKAN
Adjie Zunaid Tualeka
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
BAB I. Acara 1 - Pengenalan
1.1 Dasar Teori................................................................................
1.2 Lembar Deskripsi Resmi ..........................................................
1.3 Lembar Deskripsi Sementara ....................................................
BAB II. Acara 2 – Foramminifera Planktonik Genus Globigerina, Genus Globigerinoides, Genus Globoquadrina, Genus Globorotalia (G) dan Genus Globorotalia (T)
2.1 Dasar Teori....................................................................................
2.2 Lembar Deskripsi Resmi...............................................................
2.3 Lembar Deskripsi Sementara.............................................................
BAB III. Acara 3 – Klasifikasi Umur Fosil
3.1 Dasar Teori................................................................................
3.2 Lembar Deskripsi Resmi...........................................................
3.3 Lembar Deskripsi Sementara.....................................................
BAB IV. Acara 4 – Foraminifera Genus Catapsydrax, Genus Cribrohantkenina,Genus Hantkenina, Genus Hastigerina, Genus Orbulina, Genus Pulleniatina, Genus Sphaeroidinella, Genus Sphaeroidinellopsis
4.1 Dasar Teori................................................................................
4.2 Lembar Deskripsi Resmi...........................................................
4.3 Lembar Deskripsi Sementara.....................................................
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
BAB V. Acara 5 – Foraminifera Bentonik
5.1 Dasar Teori................................................................................
5.2 Lembar Deskripsi Resmi...........................................................
5.3 Lembar Deskripsi Sementara....................................................
BAB VI. Acara 6 – Makropaleontologi
6.1 Dasar Teori................................................................................
6.2 Lembar Deskripsi Resmi...........................................................
6.3 Lembar Deskripsi Sementara.....................................................
KESIMPULAN..................................................................................................
KRITIK DAN SARAN......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
BAB I
ACARA 1 - PENGENALAN
1.1 Dasar Teori
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk bentuk kehidupan
yang pernah ada pada masa lampau termasuk evolusi dan interaksi satu dengan
lainnya serta lingkungan kehidupannya (paleoekologi) selama umur bumi atau
dalam skala waktu geologi terutama yang diwakili oleh fosil. Sebagaimana ilmu
sejarah yang mencoba untuk menjelaskan sebab sebab dibandingkan dengan
melakukan percobaan untuk mengamati gejala atau dampaknya. Berbeda dengan
mempelajari hewan atau tumbuhan yang hidup di jaman sekarang, paleontologi
menggunakan fosil atau jejak organisme yang terawetkan di dalam lapisan kerak
bumi, yang terawetkan oleh proses-proses alami, sebagai sumber utama
penelitian. Oleh karena itu paleontologi dapat diartikan sebagai ilmu mengenai
fosil sebab jejak jejak kehidupan masa lalu terekam dalam fosil.
Pengamatan paleontologi sudah didokumentasikan sejak abad ke 5 sebelum
masehi, dan ilmu ini baru berkembang pada abad ke 18 setelah Georges Cuvier
menerbitkan hasil pekerjaannya dalam “Perbandingan Anatomi” dan kemudian
berkembang secara cepat pada abad ke 19. Fosil yang dijumpai di China sejak
tahun 1990 telah memberi informasi baru tentang yang paling awal terjadinya
evolusi binatang-binatang, awal dari ikan, dinosaurus dan evolusi burung dan
mamalia. Paleontologi pada dasarnya berada diantara batas biologi dan geologi
dan saling berbagi dengan arkeologi yang batasnya sulit untuk ditentukan.
Sebagai pengetahuan, paleontologi juga berkembang menjadi beberapa sub
bagian, beberapa diantaranya mengfokuskan pada perbedaan organisme fosil
sedangkan lainnya menghususkan pada ekologi dan sejarah lingkungannya,
seperti iklim masa purba. Tubuh fosil dan jejak fosil adalah merupakan bukti
utama dari kehidupan masa lampau, dan bukti geokimia dapat membantu untuk
mengetahui evolusi dari kehidupan sebelum organisme yang cukup besar tinggal
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
sebagai fosil. Memperkirakan umur dari sisa sisa adalah hal yang penting akan
tetapi sulit, kadangkala lapisan batuan yang bersebelahan dimungkinkan
dilakukan penanggalan radometrik yang memberikan umur absolut dengan
akurasi dalam 0.5%, akan tetapi seringkali para ahli paleonotologi bergantung
pada umur relatif dalam menentukannya melalui biostratigrafi. Untuk
mengklasifikasi organisme purba pada umumnya sangat sulit, kebanyakan
organisme purba tidak cocok dengan “Taksonomi Linnean” yang biasa dipakai
untuk mengklasifikasikan kehidupan organisme dan para ahli paleontologi lebih
sering menggunakan klasifikasi “Cladistic” untuk menggambarkan evolusinya
melalui “family trees”. Taksonomi Linnaean adalah bentuk khusus dari klasifikasi
biologi (taksonomi) yang dibuat oleh Carl Linnaeus sebagaimana disusun dalam
bukunya “Systema Naturae” (1735) serta hasil penelitiannya pada tahun tahun
berikutnya. Dalam taksonomi dari Linneaeus terdapat 3 Kingdom yang dibagi
menjadi Kelas dan kemudian dibagi lagi menjadi Orde, Famili, Genus, dan
Spesies serta tingkatan yang lebih rendah dari Spesies.Klasifikasi organisme yang
didasarkan pada taksonomi secara tradisional merupakan klasifikasi ilmiah. Istilah
ini khususnya digunakan untuk membedakan dengan Sistematika Cladistic.
Klasifikasi Cladistic adalah suatu cara mengklasifikasi spesies dari organisme
kedalam kelompok yang disebut dengan “clades”. Clades adalah satu kelompok
yang terdiri dari organisme dan semua keturunannya. Dalam istilah sistimatika
biologi, clade adalah satu cabang tunggal dari pohon kehidupan (tree of life). Ide
dasarnya adalah sekelompok organisme harus dikelompokan secara bersama dan
diberi nama taksonomi untuk klasifikasi biologinya. Dalam sistimatika cladistic,
clade hanya diterima sebagai satuan dimana organisme nenek moyang dan semua
keturunannya. Sebagai contoh, burung, dinosaurus, buaya dan semua
keturunannya (masih hidup atau sudah punah) kebanyakan dari mereka sangat
umum merupakan bentuk suatu clide dari nenek moyangnya. Cladistic dapat
dibedakan dari sistem taksonomi lainnya seperti “phenetic” dengan melihat
kesamaan dari sifat-sifat asalnya (synapomorfis). Pada mulanya sistem ini
dikembangkan dengan melihat kesamaan dari keseluruhan morfologinya untuk
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
pengelompokan spesies kedalam genus, famili atau tingkatan kelompok yang
lebih tinggi (taksa). Klasifikasi Cladistic biasanya menggunakan bentuk pohon
yang disebut dengan “cladogram” yang dipakai untuk memperlihatkan kesamaan
relatif dari organisme nenek moyangnya atau kesamaan fiturnya. Cladistic juga
dapat untuk membedakan cangkang hipotetis yang lebih obyektif dibandingkan
dengan sistem yang menggantungkan pada keputusan yang subyektif dari
kesamaan hubungan dasarnya. Cladistic diperkenalkan pertama kalinya oleh Willi
Hennig seorang Entomologist berkebangsaan Jerman. Cladogram yang
memperlihatkan hubungan nenek moyang (ancestor) dengan spesiesnya.
Hubungan monophyletic mewakili spesies, dipakai istilah hubungan “sister
group”. Hubungan ini ditafsirkan untuk mewakili phylogeny atau hubungan
evolusinya. Meskipun cladogram didasarkan sifat sifat morfologinya, urutan
genetik data dan perhitungan phylogenetic saat ini sering dipakai dalam
cladogram.
Pada akhir abad ke 20 perkembangan pilogenetik molekuler (biologi molekuler dan
genetika) yang dapat menyelidiki bagaimana kedekatan organisme ditentukan
berdasarkan kesamaan Deoxyribonucleid acid (DNA). DNA adalah suatu asam nucleic
yang tersusun dari perintah perintah genetik yang dipakai untuk pembangunan dan fungsi
dari semua yang diketahui pada organisme yang hidup. Peran utama dari molekul
molekul DNA adalah menyimpan informasi paling lama. DNA seringkali
diperbandingkan dengan sekelompok kode, selama berisi perintah perintah yang
diperlukan untuk membangun komponen lain dari sel sel, seperti molekul molekul protein
dan Ribonucleic acid (RNA). Segmen DNA yang membawa informasi genetik disebut
sebagai gen, tetapi urutan DNA lainnya memiliki kegunaan struktural atau terlibat
didalam pembentukan informasi genetik didalam “genome”. Genome adalah keseluruhan
informasi yang diturunkan organisme. Hal ini dikodekan baik didalam DNA atau pada
RNA. Genome meliputi baik gen dan urutan bukan kode DNA/RNA. Keturunan adalah
sifat sifat yang diberikan kepada turunannya dari orang tua atau nenek moyangnya.
Proses ini merupakan proses dimana sel keturunan atau organisme memperoleh atau
cenderung menjadi seperti sifat sifat sel induknya. Melalui keturunan, ditunjukan adanya
variasi variasi oleh setiap individu dan terakumulasi dan menyebabkan beberapa spesies
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
untuk berkembang. Studi tentang hereditas dalam biologi disebut dengan genetika yang
meliputi bidang epigenetika. Phylogenetic molekuler juga telah digunakan untuk
memperkirakan kapan suatu spesies mengalami peyimpangan, namun demikian ada
kontroversi mengenai keandalan dari jam molekuler tersebut. Dengan menggunakan
semua teknik yang ada memungkinkan para ahli paleontologi mengetahui lebih banyak
tentang sejarah perkembangan evolusi kehidupan, dengan demikian maka dapat
menjelaskan bagaimana Bumi mampu mendukung adanya kehidupan kurang lebih 3800
milyar tahun yang lalu.
Hampir separuh dari masa tersebut merupakan masa kehidupan dari mikro organsime
bersel tunggal, kebanyakan terdiri dari mikroba yang membentuk ekosistem dengan
ketebalan hanya beberapa milimeter. Atmosfir Bumi asalnya tidak mengandung oksigen
dan pembentukan oksigen dimulai kurang lebih 2400 juta tahun yang lalu. Hal ini yang
memungkinkan terjadinya percepatan dari meningkatnya dalam berbagai jenis kehidupan
dan kompleksitas kehidupan, dan awal dari tumbuhan multisel dan jamur / fungi yang
dijumpai dalam batuan yang berumur 1700 – 1200 juta tahun yang lalu. Fosil binatang
multisel yang paling awal semakin banyak sejak kuranglebih 580 juta tahun yang lalu,
kemudian binatang mengalami diversifikasi dengan cepat yang terjadi pada waktu yang
relatif pendek pada zaman Kambrium. Semua organisme ini hidup didalam air, namun
demikian tumbuhan dan golongan invertebrata mulai hidup di daratan pada 490 juta tahun
yang lalu dan vertebrata mulai hidup di daratan pada 370 juta tahun yang lalu.
Dinosaurus pertama kali muncul kurang lebih 230 juta tahun yang lalu dan kelompok
burung yang muncul dari salah satu kelompok dinosaurus kurang lebih 150 juta tahun
yang lalu. Selama kehidupan dinosaurus, hanya sedikit dari nenek moyang kelompok
mamalia yang dapat bertahan hidup, terutama serangga nocturnal, tetapi setelah
kelompok dinosaurus yang bukan berasal dari unggas punah pada akhir zaman Kapur dan
pada zaman Tersier pada 65 juta tahun yang lalu, mamalia berkembang dan mengalami
diversifikasi dengan pesat. Tanaman berbunga mulai muncul dan terlihat juga mengalami
diversifikasi 130 juta tahun yang lalu dan 90 juta tahun yang lalu kemungkinan terbantu
dengan adanya penyerbukan oleh serangga. Serangga muncul pada waktu yang
bersamaan walaupun jumlah spesies mereka hanya sedikit namun saat ini lebih dari 50%
dari total populasi dari seluruh serangga. Manusia mulai berevolusi dari garis keturunan
kera yang berjalan tegak dimana fosil yang paling pertama diketahui adalah berumur 6
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
juta tahun yang lalu sedangkan anatomi manusia modern baru muncul dibawah 200.000
tahun yang lalu. Proses evolusi telah berubah beberapa kali oleh kepunahan masal yang
menyapu kelompok dominan yang ada sebelumnya dan memungkinkan kelompok
lainnya berkembang dari yang tadinya kelompok minoritas menjadi kelompok utama
pada ekosistem.
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
BAB II
ACARA 2 – FORAMINIFERA PLANTONIK GENUS
GLOBIGERINA, GENUS GLOBIGERINOIDES, GENUS
GLOBOQUADRINA, GENUS GLOBOROTALIA (G) DAN
GENUS GLOBOROTALIA (T)
2.1 Dasar Teori
Foraminifera planktonik adalah foraminifera yang cara hidupnya mengambang
atau melayang di air, sehingga fosil ini sangat baik untuk menentukan umur dari
suatu lingkungan pengendapan (umur dari suatu batuan). Secara umum
foraminifera dibagi berdasarkan family, genus, serta spesies yang didasarkan
antara ciri-ciri yang nampak. Ciri-ciri beserta pembagiannya antara lain :
Genus Globigerina
Ciri-ciri morphologi dengan dinding test hyaline, bentuk test speroical, bentuk
kamar globural, susunan kamar trochospiral. Aperture terbuka lebar dengan
bentuk parabol dan terletak pada umbilicus. Aperture ini disebut umbilical
aperture.
Globigerina bulloides
Genus Globigerinoides
Ciri-ciri morphologi sama dengan Globigerina tetapi mempunyai
supplementary aperture, dengan demikian dapat dikatakan bahwa
globigerinoides ini adalah Globigerina yang mempunyai supplementary
aperture. Contohnya: Globigerinoides primordius.
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
Globigerinoides primordius
Genus globoquadina
Ciri-ciri morphologi dinding test hyaline, bentuk test spherical, bentuk kamar
globural, dan susunan kamar trochoid. Aperture terbuka lebar dan terletak
pada umbilicus dengan segi empat yang kadang-kadang empunyai bibir.
Contohya: Globoquadrina alrispira
Genus Globorotalia g
Cirri-ciri morphologi dengan test hyaline, bentuk test biconvex, bentuk kamar
subglobular, atau “angular conical”. Aparture memanjang dari umbilicus ke
pinggir test. Pada pinggir test terdapat keel dan ada yang tidak. Berdasarkan
ada tidaknya keel maka genus ini dapat dibagi menjadi dua sub genus.
Untuk situasi lebih lanjut Bolli (1970) memperkenalkan dua (Miosen Akhir
Pliosen Awal untuk) punah varian G. menardii, 'A' yaitu G. menardii (tes
kecil) dan G. menardii 'B' (tes lebih besar). Hubungan antara 'A' G. menardii
dan G. menardii 'B' dan perwakilan yang masih ada G. menardii (yang
mengembangkan berbagai bahkan lebih besar dari ukuran) sampai sekarang
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
belum diklarifikasi. Menurut Bolli & Saunders (1985) G. menardii 'B' adalah
bentuk peralihan yang mengarah ke Globorotalia multicamerata, penanda
(Pliosen) yang sangat khas, tetapi punah stratigrafi. Di sisi lain, G. menardii
'B' adalah morfologi sangat mirip dengan G. limbata, bentuk diperkenalkan
sebelumnya oleh Fornasini (1902), tapi sayangnya juga dikumpulkan dari
sedimen ulang di Rimini (Domba & Beard (1972), p 55)..
Genus Globorotalia T
Globorotalia truncatulinoides adalah spesies subtropis yang biasanya terjadi
melalui berbagai suhu permukaan laut dan salinitas. Hal ini lebih memilih
daerah-daerah dengan musim kecil dalam salinitas berbeda dengan toleransi
yang luas untuk perubahan musiman dalam temperatur permukaan laut. Paling
penting adalah toleransi yang jelas lebih rendah untuk gradien temperatur
vertikal dan stratifikasi di musim dingin, dibandingkan dengan kondisi musim
panas. Preferensi untuk gradien vertikal rendah di musim dingin berpendapat
untuk hubungan dengan siklus ontogenetik dikenal tahunan. G.
truncatulinoides adalah deep-spesies yang tinggal naik ke kedalaman dangkal
selama periode reproduksi di musim dingin. Migrasi melalui kolom air dapat
konsumtif energi lebih sedikit ketika gradien vertikal rendah ada di kolom air
(lihat G. hirsuta dan bagian diskusi). Tidak ada preferensi substansial berbeda
dari bentuk melingkar dextral sinistral dan G. truncatulinoides untuk kondisi
fisik yang dianalisis (Gambar 25). Dalam lingkungan subtropis dan tropis
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
yang hangat melingkar spesimen dextral terjadi sebagai komponen langka dari
kumpulan di bawah berbagai kondisi fisik yang lebih luas. Di Samudera
Hindia bentuk melingkar dextral mengungkapkan maksimum yang berbeda
dalam kelimpahan relatif mengimbangi terhadap garis lintang yang lebih
rendah dibandingkan dengan maksimum kelimpahan sinistral G.
truncatulinoides melingkar. Perubahan dalam kelimpahan relatif dari bentuk
dextral sinistral dan tampaknya secara bertahap sepanjang gradien lingkungan
(variasi clinal).
Globorotalia truncatulinoides (d'Orbigny, 1839) adalah foraminifera planktic.
Ini mentolerir berbagai suhu permukaan laut dan salinitas dan terjadi pada
massa air subtropis
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
BAB IIIACARA 3 - KLASIFIKASI UMUR FOSIL
3.1 Dasar Teori
Zaman Kenozoikum
Kenozoikum (juga Cænozoic atau Cainozoic) (yang berarti "kehidupan baru" (Yu
nani καινός (kainos), "baru", dan ζωή (Zoe), "hidup"). Zaman Kenozoikum juga s
ering diartikan sebagai zaman baru geologi. Neozoikum atau zaman hidup perteng
ahan dibagi menjadi menjadi dua zaman, yaitu zaman Tersier dan zaman Kuartier.
Zaman Tersier berlangsung sekitar 60 juta tahun. Zaman ini ditandai dengan berke
mbangnya jenis binatang menyusui. Sementara itu, Zaman Kuartier ditandai deng
an munculnya manusia sehingga merupakan zaman terpenting. Zaman ini kemudi
an dibagi lagi menjadi dua zaman, yaitu zaman Pleitosen dan Holosin. Zaman Plei
tosen (Dilluvium) berlangsung kirakira 600.000 tahun yang ditandai dengan adany
a manusia purba. Pembagian zaman Kenozoikum (kronologi zaman Kenozoikum)
:
1. Zaman Tersier
Zaman ini di bagi menjadi beberapa masa, yaitu :
Paleosen
Paleosen "awal fajar masa kini", adalah kala yang berlangsung antara 65,5 ± 0,
3 hingga 55,8 ± 0,2 juta tahun yang lalu. Paleosen merupakan kala pertama da
ri periode Paleogen di era modern Kenozoikum. Seperti halnya skala waktu ge
ologi lainnya, stratum yang menunjukkan awal dan akhir kala ini terdefinisi de
ngan jelas, tapi waktu pasti akhirnya tidak terlalu jelas.Paleosen dimulai langs
ung setelah kepunahan massal pada akhir periode Kapur yang dikenal dengan
nama batas K-T (Kapur -Tersier), yang menandai punahnya dinosaurus. Kepu
nahan ini menyebabkan timbulnya kekosongan niche ekologi di bumi dan kare
nanya namanya diberikan. "Paleosen" berasal dari bahasa Yunani yaitu meruju
k kepada fauna "(lebih) tua" (παλαιός, palaios) dan "baru" (καινός, kainos) ya
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
ng muncul pada kala ini, sebelum munculnya mamalia modern pada kala Eose
n.
Eosen
Eosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung 55,8 ± 0,
2 hingga 33,9 ± 0,1 juta tahun yang lalu yang merupakan kala kedua pada peri
ode Paleogen di era Kenozoikum. Kala ini berlangsung mulai akhir kala Paleo
sen hingga awal Oligosen. Awal Eosen ditandai dengan kemunculan mamalia
modern pertama. Akhir Eosen adalah suatu kepunahan massal yang disebut Gr
ande Coupure, yang mungkin berhubungan dengan satu atau lebih bolide (met
eor besar) yang ditemukan di Siberia dan Chesapeake Bay . Seperti halnya peri
ode geologi lain, stratum yang menentukan awal dan akhir kala ini terdefinisi
dengan jelas, walaupun waktu tepatnya kurang dapat dipastikan.
Nama "Eosen" berasal dari bahasa Yunani eos (fajar) and ceno (baru) dan mer
ujuk pada "kebangkitan" mamalia modern ("baru") yang muncul pada kala ini.
Oligosen
Oligosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung dari se
kitar 34 hingga 23 juta tahun yang lalu. Seperti periode geologi yang lebih tua
lainnya, lapisan batuan yang membedakan periode ini terdefinisi dengan jelas,
tapi waktu awal dan akhirnya agak kurang dapat dipastikan. Namanya berasal
dari bahasa Yunani oligos ("beberapa") dan ceno ("baru"), dan merujuk pada s
edikitnya penambahan mamalia modern setelah peledakan evolusi pada kala E
osen. Oligosen melanjutkan kala Eosen dan diikuti oleh Miosen dan merupaka
n kala ketiga dan terakhir pada periode Paleogen.
Awal Oligosen ditandai dengan kepunahan massal yang mungkin berhubunga
n dengan tumbukan objek luar angkasa yang ditemukan di Siberia dan dekat C
hesapeake Bay. Batas antara Oligosen dan Miosen tidak dapat ditentukan seca
ra mudah dengan suatu peristiwa, melainkan merupakan batas yang semu anta
ra Oligosen yang lebih hangat dengan Miosen yang relatif lebih dingin.
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
Oligosen sering dianggap merupakan masa transisi yang penting, suatu pengh
ubung antara "[the] archaic world of the tropical Eocene and the more modern
-looking ecosystems of the Miocene. (Haines)"
Miosen
Miosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung antara 2
3,03 hingga 5,332 juta tahun yang lalu. Seperti halnya periode geologi yang le
bih tua lainnya, lapisan batuan yang membedakan awal dan akhir kala ini dapa
t teridentifikasi, tapi waktu tepat awal dan akhirnya tidak dapat terlalu dipastik
an. Miosen dinamai oleh Sir Charles Lyell dan berasal dari kata bahasa Yunan
i μείων (meioon, "kurang") dan καινός (kainos, "baru") dan kurang lebih meru
juk pada "kurang baru" karena hanya memiliki 18% (kurang dari Pliosen) inve
rtebrata laut modern. Miosen mengikuti Oligosen dan diikuti oleh Pliosen dan
merupakan kala pertama pada periode Neogen.
Pliosen
Pliosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung 5,332
hingga 1,806 juta tahun yang lalu. Kala ini merupakan kala kedua pada period
e Neogen di era Kenozoikum. Pliosen berlangsung setelah Miosen dan diikuti
oleh kala Pleistosen.
Namanya diberikan oleh Sir Charles Lyell dan berasal dari kata bahasa Yunan
i πλεῖον (pleion, "lebih") dan καινός (kainos, "baru") dan kurang lebih berarti
"kelanjutan dari sekarang", merujuk pada fauna laut moluska yang relatif mod
ern yang hidup pada zaman ini.
Seperti periode geologi lain yang lebih tua, stratum geologi yang menentukan
awal dan akhir teridentifikasi, tapi waktu pasti awal dan akhir kala ini agak tak
pasti. Batas yang menentukan kemunculan Pliosen tidak ditentukan oleh suatu
peristiwa tertentu melainkan hanya berupa batas semu antara Miosen yang lebi
h hangat dan Pliosen yang relatif lebih sejuk. Batas akhir awalnya ditentukan
pada awal glasiasi Pleistosen, tapi belakangan dianggap terlalu lama. Banyak
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
geologis berpendapat bahwa pembagian yang lebih luas antara Paleogen dan
Neogen lebih berguna.
Narciso Benítez, seorang astronom dari Universitas Johns Hopkins, dan timny
a mengajukan teori bahwa suatu supernova mungkin merupakan penyebab kep
unahan hewan laut yang menandai batas Pliosen-Pleistosen, dengan menyebab
kan kerusakan yang cukup parah pada lapisan ozon.
2. Zaman Kuarter
Zaman Kuarter di bagi menjadi 2 masa yaitu :
Pleistosen
Pleistosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung anta
ra 1.808.000 hingga 11.500 tahun yang lalu. Namanya berasal dari bahasa Yu
nani πλεῖστος (pleistos, "paling") dan καινός (kainos, "baru"). Pleistosen meng
ikuti Pliosen dan diikuti oleh Holosen dan merupakan kala ketiga pada periode
Neogen. Akhir Pleistosen berhubungan dengan akhir Zaman Paleolitikum yan
g dikenal dalam arkeologi.
Pleistosen dibagi menjadi Pleistosen Awal, Pleistosen Tengah, dan Pleistosen
Akhir, dan beberapa tahap fauna.
Plestosen awalnya dikenal dengan diluvium, yakni formasi sekarang (holosen
atau aluvium); bermula dari 1.750.000 tahun lalu dan berakhir sampai 10000 t
ahun lalu. kala pertama dalam zaman kuarter, dibawah satuan waktu geologi i
ni terdapat kala pliosen, dan diatasnya kala holosen. Pada kala plestosen bumi
mengalami beberapa zaman es. Kala ini menyaksikan kelahiran homo sapiens
yang pertama dan kepunahan berbagai jenis yang mendahuluinya, seperti pithe
canthropus erectus. Di pulau Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, ka
la ini dicirikan dengan kegiatan gunung berapi yang berlangsung hingga sekar
ang. Dari masa ini juga dikenal sebagai megaloceros (rusa besar), coelodonta
antiquitatis (badak berbulu wol), mammuthus primigenius (mamut), ursus spel
aeus (beruang yang hidup dalam gua), smilodon (semacam kucing besar), rusa
kutub, bison, dll.
Holosen
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
Holosen adalah kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung mulai sekita
r 10.000 tahun radiokarbon, atau kurang lebih 11.430 ± 130 tahun kalender ya
ng lalu (antara 9560 hingga 9300 SM). Holosen adalah kala keempat dan terak
hir dari periode Neogen. Namanya berasal dari bahasa Yunani ὅλος ("holos")
yang berarti keseluruhan dan καινή ("kai-ne") yang berarti baru atau terakhir.
Kala ini kadang disebut juga sebagai "Kala Alluvium".
Pada awal kala holosen, sebagian besar es di kutub utara sudah lenyap, sehing
ga permukaan air laut naik. Tanah tanah di daerah paparan sunda dan paparan
sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi. Dengan demikian munculah p
ulau pulau kecil. Manusia purba lenyap, kemudian muncul manusia cerdas.
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
BAB IV
ACARA 4 – FORAMINIFERA GENUS CATAPSIDRAX,
GENUS CRIBROHANTKENINA, GENUS HANTKENINA,
GENUS HASTIGERINA, GENUS ORBULINA, GENUS
PULLENIATINA, GENUS SPHAEROIDINELLA, GENUS
SPHAEROIDINELLOPSIS
4.1 Dasar Teori
Genus Catapsidrax
Cirri-ciri morphologi dengan dinding test hyaline, bentuk test spherical,
susunan kamar trochospiral. Memiliki hiasan pada aperture yaitu berupa
“bulla” pada catapsydrax dissimilis dan “tegilla” pada catapsydrax stainforthi.
Dengan memiliki accessory aperture yaitu “infralaminal accessory aperture”
pada tepi hiasan aperturenya. Contohnya: Catapsydrax dissimilis (N1 – N8)
Genus Cribrohankenina
Cirri-ciri morphologi sama dengan hantkenina tetapi kamar akhir sangat
gemuk dan mempunyai “CRISRATE” yang terletak pada plular apertural face.
Contoh: Cribrohantkenina bermudesi (p16)
Genus Hankenina
TYPE SPECIES.- Hantkenina alabamensis Cushman, 1924. MEMBEDAKAN
FEATURES.- Fitur yang paling menonjol dari Hantkenina adalah adanya
tubulospines, yang membedakannya dari genus leluhur Clavigerinella.
Tubulospines juga terjadi pada terkait erat Cribrohantkenina, yang berbeda
dari Hantkenina mendapatkan sistem area1 aperture beberapa. Kapur genus
Schackoina, yang merupakan satu-satunya genus foraminzeral planktonik
lainnya untuk memiliki tubulospines, adalah mudah dibedakan dari
Hantkenina dengan memiliki dinding microperforate, sedikit ruang dan ukuran
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
uji jauh lebih kecil (0,63-1,50 mm). DISCUSSION.- Kami menganggap
Hantkenina sebagai clade monofiletik dan tidak mendukung (1979) pandangan
Tiup bahwa awal Eosen tengah dan akhir Eosen tengah untuk spesies Eosen
akhir secara terpisah berasal. Meskipun kerang yang dikompresi dan
planispiral, yang morphotypes awal (H. singanoae dan H. mexicana)
menunjukkan tanda-tanda asimetri dalam bentuk aperture dan dalam distribusi
whorls pra-dewasa pada satu atau sisi lain dari shell. Fitur ini, yang juga
terlihat di adik genus Clavigerinella, bersaksi untuk keturunan trochospiral.
FILOGENETIK RELATIONSHIPS.- Hantkenina berevolusi secara bertahap
dari Clavigerinella caucasica di awal Eocene terbaru (Coxall dan lain-lain,
2003). Ini memunculkan Cribrohantkenina di Eosen akhir dan seluruh
keluarga punah pada batas Eosen / Oligosen (33,7 Ma).
Genus Hastigerina
Selama bertahun-tahun telah ada ketidaksepakatan dalam hal jumlah spesies
yang valid dalam genus Hastigerina. Banner & Tiuplah (1960b) berusaha
untuk mengklarifikasi situasi yang tidak memuaskan ini dengan menyelidiki
jenis asli sejauh ini masih dapat diakses dan dengan mendirikan lectotypes.
Perwakilan dari Hastigerina, bentuk planispiral dengan berumur tahap awal
trochospiral rendah pendek, dikenal dari Miosen ke Terbaru. Dua bentuk
hidup telah dalam beberapa tahun terakhir secara umum diakui: H. siphonifera
(d'Orbigny) dengan H. aequilateralis (Brady) dianggap sebagai sinonim, dan
H. pelagica (d'Orbigny) yang H. murrayi (Thomson) dan H . involuta
(Cushman) dianggap sebagai sinonim. Pukulan (1969) berisi takson terakhir
ini sebagai H. siphonifera involuta dan entah kenapa memberikan untuk itu
berkisar dari dalam Zona N 13 untuk dalam Zona N 18 (Globigerinoides ruber
Zone, Miosen Tengah, untuk Globorotalia margaritae Zone, Awal Pliosen),
meskipun itu awalnya digambarkan dari Holocene. Berdasarkan ilustrasi dari
jenis primer dan pemeriksaan Pleistosen populasi Holosen, kita menggunakan
H. siphonifera dalam arti terbatas untuk, spesimen lebih dekat melingkar spiral
dengan 4 sampai 5 cukup cepat meningkatkan ruang membentuk lingkaran
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
terakhir seperti yang ditunjukkan oleh Banner & Tiup ini lektotipe . Tidak
seperti Banner & Blow, kami menjaga Brady H. aequilateralis sebagai spesies
yang valid. spesies Hastigerina lain, H. praesiphonifera digambarkan oleh
pukulan (1969) sebagai bentuk leluhur H. siphonifera. Nilai stratigrafi dari
spesies Hastigerina ini agak tidak signifikan. Spesimen biasanya langka di
Miosen, menjadi secara bertahap lebih sering di Pliosen dan Pleistosen ke
Holosen. H. pelagica dan H. aequilateralis tidak diketahui dari pra Pliosen.
Genus Orbulina
Genus Orbulina memiliki ciri-ciri dengan dinding test hyaline dan bentuk test
spherical, serta aperture tidak kelihatan (small opening). Aperture ini adalah
akibat dari terselumbungnya seluruh kamar-kamar sebelumnya oleh kamar
terakhir. Selain itu Cangkang globular, dinding berpori, kamar spherical,
bulatan terakhir secara keseluruhan menutupi bagian pertama dari cangkang
yang umumnya kecil, aperture primer interiomarginal umbilical pada tingkat
awal.
Genus Pulleniatina
Spesies jenis untuk Pulleniatina, Pullenia sphaeroides obliquiloculata Parker
& Jones (1865), dianggap hilang. Bolli et al. (1957) yang ditunjuk lektotipe
untuk yang Banner & Tiuplah (1967) memberi Status paralectotype,
mengklaim bahwa spesimen yang dipilih belum matang dan sebanding hanya
untuk whorls bagian dalam lektotipe mereka didirikan pada waktu itu. Berikut
deskripsi spesies yang diubah dengan Banner & pukulan, P. obliquiloculata
berbeda dari P. primalis-P. praecursor di tumpang tindih dari ruang malah
ditempatkan di ujung pusar dari ruang terakhir dalam sedemikian rupa
sehingga mereka bergabung dengan jahitan lurus yang berbeda dan bukan oleh
titik seperti di P. praecursor. Morfologi tes secara keseluruhan P.
obliquiloculata adalah jelas lebih tinggi dalam pandangan perifer, dan
pinggiran khatulistiwa kurang lobate. Spiral jahitan intercameral kurang
menorehkan dan kamar whorls awal kurang terlihat.
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
Genus Sohaerodinella
Sa. dehiscens berkembang langsung dari paenedehiscens Sphaeroidinellopsis
dengan mengembangkan, aperture tambahan kecil di ruang kontak jahitan di
sisi spiral. Dengan definisi, ini menandai perubahan dari Sphaeroidinellopsis
ke Sphaeroidinella dan mendefinisikan dasar Zona N19.
Jenis primer dan spesimen tambahan diilustrasikan pada Gambar. 39 tampilan
beberapa variabilitas besar yang dihadapi dalam genus ukuran Sphaeroidinella
Uji dan bentuk, dan pengembangan lubang dan flensa yang terkait dengan
mereka yang ke tingkat yang cukup hasil tahap pertumbuhan yang berbeda
dan pengaruh yang berlaku kondisi ekologi. Karena taksa individu yang
diusulkan semua dihubungkan oleh bentuk peralihan, dan tidak penting
stratigrafi, kami menempatkan mereka di sini semua di sinonim dengan S.
dehiscens. Dengan pengecualian S. immatura, di mana fitur khas yang tidak
terlihat pada gambar holotype, yang holotypes lainnya ditempatkan di sini di
sinonim direproduksi. Untuk memungkinkan perbandingan langsung. S.
Ionica Ionica dijelaskan dari Mediterania Akhir Pliosen adalah spesimen yang
sangat kecil, baik bentuk remaja atau kerdil karena alasan ekologi. Di daerah
lain, di mana kondisi yang lebih menguntungkan, Sphaeroidinella tumbuh
jauh lebih besar. Holotipe S. Ionica evoluta dari Mediterania Awal Pleistosen
membandingkan ukuran dengan bentuk dewasa biasanya dikembangkan.
Selain itu memiliki kecil gagal ruang terakhir, fitur terlihat tidak jarang juga di
spesimen yang lebih kecil seperti itu diilustrasikan pada Gambar. 39,8. Kami
menganggap bahwa dua subspesies Ionica dan evoluta, meskipun dari tingkat
stratigrafi yang berbeda, tidak mencerminkan dua langkah evolusi sebagai
mengisyaratkan oleh penulisnya, melainkan mewakili dua tahap pertumbuhan
atau dua bentuk dewasa yang dikembangkan di bawah kondisi lingkungan
yang berbeda. S. dehiscens excavata dianggap oleh penulisnya berbeda dari S.
dehiscens dalam memiliki kurang ruang merangkul, sehingga dalam lubang
yang lebih tinggi melengkung dan lebih terbuka luas sehingga ruang
sebelumnya terkena dalam tes. jangkauan diberikan sebagai Holosen, Zona N
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
23. Ini adalah sulit untuk menggunakan kriteria ini untuk menarik garis yang
jelas antara subspesies ini dan S. dehiscens. Dalam kondisi yang tepat bentuk
jenis excavata sudah dapat terjadi pada Pleistosen, bahkan mungkin
sebelumnya. Terutama di mana kalsium karbonat disolusi berlangsung,
bukaan di Sphaeroidinella mungkin menjadi masih lebih ditekankan, selain
pembubaran bagian interior dari tes yang diserang pertama.
Genus Sphaerodinillopsis
Dalam spesies ini penebalan lebih lanjut dari korteks kaca terlihat
dibandingkan dengan S. disjucta dan S. multiloba. Hal ini menyebabkan
jahitan intercameral menjadi kurang menorehkan dan kadang-kadang sulit
dibedakan. Aperture dari ruang terakhir menjadi lebih teratur berbentuk dan
celah seperti dan berbatasan dengan tipis, flange tidak teratur bermata. Dalam
spesimen dengan korteks kurang berkembang yang kedua dari belakang dan
terutama ruang antepenultimate membentuk sejumlah kecil tulang tumpul
seperti ekstensi menunjuk ke dalam sekitar tepi pusar. Dengan bangunan
korteks progresif duri ini menyatu dan menjadi flensa. The whorl terakhir
biasanya terdiri dari 3 sampai 4 ruang, kadang-kadang ruang sacculiferid gagal
kecil dapat ditambahkan. Dalam 3-bilik spesimen tren berkembang untuk
meningkatkan ukuran uji dan untuk membentuk ruang end relatif besar dan
bulat dengan hampir tidak ada sayatan sutural meninggalkan antara ruang
individu. Bentuk-bentuk akhirnya menyebabkan S. sphaeroides, yang pada
gilirannya menimbulkan Sphaeroidinella dalam Pliosen Awal
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
BAB V
ACARA 5 – FORAMINIFERA BHENTONIC
5.1 Dasar Teori
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan (substrat) baik yang sesil,
merayap maupun menggali lubang. Bentos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan
karang atau karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman
mempengaruhi pola penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku
hewan bentik. Hal tersebut berkaitan dengan karakteristik serta jenis makanan
bentos.
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut atau sungai baik yang
menempel pada pasir maupun lumpur. Beberapa contoh bentos antara lain:
Kerang
bulu babi
bintang laut
cambuk laut
terumbu karang
Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk
kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke
habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya
perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos
terus menerus terbawa oleh air yang kualitasnya berubah-ubah. Diantara hewan
bentos yang relatif mudah di identifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan
perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro.
Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobentos. Makrozoobentos berperan
sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga
planktonik sampai konsumen tingkat tinggi.
Faktor yang mempengaruhi keberadaan bentos:
Lingkungan (biotik)
Lingkungan (abiotik)
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan
salah satu sumber makanan bagi hewan bentos. Adapun faktor abiotik adalah
fisika-kimia air yang diantaranya: suhu sebagai stabilisator sehingga perbedaan
suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dibandingkan
di udara, arus dapat mempengaruhi distribusi gas terlarut; garam dan makanan
serta organisme dalam air, oksigen terlarut (DO) berpengaruh terhadap
fotosintesis organisme, kebutuhan oksigen biologi (BOD) mempengaruhi respirasi
organisme dalam air dan kimia (COD), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman
air, dan substrat dasar. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan
detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati
yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil,
sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi
produsen perairan.
Klasifikasi Bentos Berdasarkan Ukuranya
a. Mikrofauna
b. Mesofauna
c. makrofauna
klasifikasi Bentos Berdasarkan Tempat Hidupnya
a. Epifauna
Adalah hewan yang hidupnya diatas permukaan dasar lautan Contohnya,
kepiting, siput laut, dan bintang laut.
b. Infauna
Adalah hewan yang hidupnya dengan cara menggali lubang pada dasar
lautan.Contohnya cacing, tiram, macoma, dan remis.
Klasifikasi Bentos Berdasarkan Jenisnya
a. Zoobentos
Zoobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya
berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
(Odum, 1993). Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam perairan
seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang
memasuki perairan (Lind disitasi Ardi, 2002), serta menduduki beberapa
tingkatan trofik dalam rantai makanan (Odum, 1993). Zoobentos membantu
mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan bentos, terutama
yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik
yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan
menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah
mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan.
Berbagai jenis zoobentos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan
ada pula yang berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang
menempati tempat yang lebih tinggi. Pada umumnya, zoobentos merupakan
makanan alami bagi ikan-ikan pemakan di dasar ("bottom feeder") (Pennak,
1978).
Romimohtarto dan Sri (2001) mengatakan bahwa fauna bentik terdiri dari
lima kelompok, yaitu Mollusca, Polychaeta, Crustacea, Echinodermata dan
kelompok lain yang terdiri dari beberapa takson kecil seperti Sipunculidae
(owak-owak), Pogonophora dan lan-lain.Berbagai jenis zoobentos ada yang
berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang berperan sebagai
konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi.
Pada umumnya, zoobentos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan
pemakan di dasar ("bottom feeder") Perubahan salinitas dan DO
mempengaruhi kehidupan biota perairan, termasuk komunitas
makroinvertebrata bentos (biota perairan yang tidak bertulang belakang yang
hidup di dasar sungai, berukuran > 1 mm). Nilai pH menunjukkan derajat
keasaman atau kebasaan suatu perairan. Toleransi organisme air terhadap pH
bervariasi. Hal ini tergantung, pada suhu air, oksigen terlarut dan adanya
berbagai anion dan kation serta jenis dan stadium organisme.Suhu air yang
tinggi dapat menambah daya racun senyawa-senyawa beracun seperti NO3,
NH3, dan NH3N terhadap hewan akuatik, serta dapat mempercepat kegiatan
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
metabolisme hewan akuatik. Sumber utama senyawa ini berasal dari sampah
dan limbah yang mengandung bahan organik protein. Oksigen terlarut sangat
penting bagi pernafasan zoobentos dan organisme-organisme akuatik lainnya.
Kelarutan oksigen dipengaruhi oleh faktor suhu, pada suhu tinggi kelarutan
oksigen rendah dan pada suhu rendah kelarutan oksigen tinggi. Tiap-tiap
spesies biota akuatik mempunyai kisaran toleransi yang buerbeda-beda
terhadap konsentrasi oksigen terlarut di suatu perairan. Spesies yang
mempunyai kisaran toleransi lebar terhadap oksigen penyebarannya luas dan
spesies yang mempunyai kisaran toleransi sempit hanya terdapat di tempat-
tempat tertentu saja. Berdasarkan kandungan oksigen terlarut (DO), Kualitas
perairan atas empat yaitu; tidak tercemar (> 6,5 mg/l), tercemar ringan (4,5 –
6,5 mg/l), tercemar sedang (2,0 – 4,4 mg/l) dan tercemar berat (< 2,0 mg/l).
Cahaya matahari merupakan sumber panas yang utama di perairan, karena
cahaya matahari yang diserap oleh badan air akan menghasilkan panas di
perairan. Di perairan yang dalam, penetrasi cahaya matahari tidak sampai ke
dasar, karena itu suhu air di dasar perairan yang dalam lebih rendah
dibandingkan dengan suhu air di dasar perairan dangkal. Suhu air merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktifitas serta memacu atau
menghambat perkembangbiakan organisme perairan. Pada umumnya
peningkatan suhu air sampai skala tertentu akan mempercepat perkembang
biakan organisme perairan.Zoobentos membantu mempercepat proses
dekomposisi materi organik. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor
dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun
yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-
potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk
menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan.
b. Phytobentos
Phytobentos adalah tanaman milik bentos tersebut.
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
Cara Memperoleh Makanan
Sumber makanan utama untuk bentos adalah alga dan organik limpasan dari
tanah. Di perairan pantai dan tempat-tempat lain di mana cahaya mencapai bagian
bawah, hewan bentik seperti diatom yang mampu berfotosintesis dapat
berkembang biak
.
Adapun cara dari setiap bentos untuk memperoleh makanannya adalah sebagai
berikut:
1. Filter feeder atau sering disebut suspension feeder, adalah hewan yang
makan dengan menyaring padatan tersuspensi dan partikel makanan dari
air, biasanya dengan melewatkan air melalui struktur penyaringan khusus.
Contohya seperti spons dan bivalvia yang memiliki tubuh yang keras.
Proses ini dapat terjadi pada daerah yang berpasir.
2. Deposit feeders, adalah binatang atau hewan yang mengkonsumsi sisa-sisa
makanan pada substratum di bagian bawah air. Seperti polychaetes yang
memiliki permukaan tubuh yang lunak. Ikan, bintang laut, siput, cumi, dan
krustasea yang merupakan predator.
3. organisme bentik, seperti bintang laut , tiram , kima , teripang , bintang
rapuh dan anemon laut , memainkan peran penting sebagai sumber
makanan bagi ikan dan manusia
Faktor- Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Bentos
Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi komunitas
bentos ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi perairan. Sifat fisik perairan
seperti pasang surut, kedalaman, kecepatan arus, kekeruhan atau kecerahan,
substrat dasar dan suhu air. Sifat kimia antara lain kandungan oksigen dan
karbondioksida terlarut, pH, bahan organik, dan kandungan hara berpengaruh
terhadap hewan bentos. Sifat-sifat fisika-kimia air berpengaruh langsung maupun
tidak langsung bagi kehidupan bentos. Perubahan kondisi fisika-kimia suatu
perairan dapat menimbulkan akibat yang merugikan terhadap populasi bentos
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
yang hidup di ekosistem perairan (Setyobudiandi, 1997).
Oksigen adalah gas yang amat penting bagi hewan. Perubahan kandungan oksigen
terlarut di lingkungan sangat berpengaruh terhadap hewan air. Kebutuhan oksigen
bervariasi, tergantung oleh jenis, stadia, dan aktivitas. Kandungan oksigen terlarut
mempengaruhi jumlah dan jenis makrobentos di perairan. Semakin tinggi kadar
O2 terlarut maka jumlah bentos semakin besar.
Nilai pH menunjukkan derajad keasaman atau kebasaan suatu perairan yang dapat
mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan air. pH tanah atau substrat akan
mempengaruhi perkembangan dan aktivitas organisme lain. Bagi hewan bentos
pH berpengaruh terhadap menurunnya daya stress.
Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi
zona fotosintesis dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan,
terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap, seringkali
penting sebagai faktor pembatas. Kekeruhan dan kedalaman air pempunyai
pengaruh terhadap jumlah dan jenis hewan bentos.
Tipe substrat dasar ikut menentukan jumlah dan jenis hewan bentos disuatu
perairan (Susanto, 2000). Tipe substrat seperti rawa tanah dasar berupa lumpur.
Macam dari substrat sangat penting dalam perkembangan komunitas hewan
bentos. Pasir cenderung memudahkan untuk bergeser dan bergerak ke tempat lain.
Substrat berupa lumpur biasanya mengandung sedikit oksigen dan karena itu
organisme yang hidup didalamnya harus dapat beradaptasi pada keadaan ini
(Ramli, 1989).
Perubahan tekanan air ditempat-tempat yang berbeda kedalamannya sangat
berpengaruh bagi kehidupan hewan yang hidup di dalam air. Perubahan tekanan
di dalam air sehubungan dengan perubahan kedalaman adalah sangat besar. Faktor
kedalaman berpengaruh terhadap hewan bentos pada jumlah jenis, jumlah
individu, dan biomass. Sedangkan faktor fisika yang lain adalah pasang surut
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
perairan, hal ini berpengaruh pada pola penyebaran hewan bentos (Susanto,
2000).
Faktor biologi perairan juga merupakan faktor penting bagi kelangsungan hidup
masyarakat hewan bentos sehubungan dengan peranannya sebagai organisme
kunci dalam jaring makanan, sehingga komposisi jenis hewan yang ada dalam
suatu perairan seperti kepiting, udang, ikan melalui predasi akan mempengaruhi
kelimpahan bentos..
Peranan Bentos
Bentos sebenarnya memiliki peranan yang penting dalam suatu ekosistem. Berikut
ini akan diuraikan pentingnya keberadaan bentos dalam suatu ekosistem.`
1. Bentos berfungsi dalam proses rantai makananBentos merupakan bagian
penting dari rantai makanan, terutama untuk ikan. Banyak invertebrata
memakan alga dan bakteri, yang berada di ujung bawah rantai
makanan. Beberapa rusak dan makan daun dan bahan organik
lainnya yang masuk air. Karena kelimpahan mereka dan posisi
sebagai "perantara" dalam rantai makanan air, bentos memainkan peran
penting dalam aliran alami energi dan nutrisi. Invertebrata bentos yang
sudah mati akan membusuk dan kemudian meninggalkan nutrisi yang
digunakan kembali oleh tanaman air dan hewan lainnya dalam rantai
makanan.
2. Bentos dapat digunakan untuk melihat kualitas air pada suatu
perairanTidak seperti ikan, bentos tidak bisa bergerak banyak sehingga
mereka kurang mampu menghindar dari efek sedimen dan polutan lain
yang mengurangi kualitas air. Oleh karena itu, bentos dapat
memberikan informasi mengenai kualitas air sungai dan kualitas air
danau. siklus hidup lama mereka memungkinkan penelitian yang
dilakukan oleh ahli ekologi akuatik untuk menentukan setiap penurunan
kualitas lingkungan. Bentos merupakan grup yang sangat beragam
hewan air, dan sejumlah besar spesies memiliki berbagai tanggapan
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
terhadap stres seperti polutan organik, sedimen, dan toxicants. bentik
makroinvertebrata Banyak berumur panjang, yang memungkinkan deteksi
peristiwa masa lalu seperti pencemaran tumpahan pestisida dan ilegal
dumping.
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
BAB VI
ACARA 6 – MAKROPALEONTOLOGI
6.1 Dasar Teori
Makropaleontologi merupakan salah satu cabang Paleontologi yang mengkaji atau
mempelajari fosil berukuran makro atau yang tidak membutuhkan alat bantu
untuk melihatnya, Dalam praktikum makropaleontologi, dilakukan pengamatan
terhadap fosil peraga F8, Maka dari pengamatan ini penulis membuat paper
dengan maksud dan tujuan untuk menganalisa proses pembentukan fosil ini.
Selain itu dapat menentukan lingkungan hidup dan umur geologi dari fosil yang
diamati. Pelaksanaan pembuatan paper ini dilakukan dengan memperhatikan
beberapa metodologi yaitu studi pustaka, pengambilan data deskripsi dan analisis
data hasil deskripsi,. Sehingga dari hasil analisis didapatkan bahwa fosil yang
diamati ini merupakan fosil dengan jenis tubuh utuh, memiliki bagian tubuh
berupa apex,suture,body whorl,operculum,whorl,dll maka fosil ini termasuk
dalam jenis filum mollusca dengan kelas agastropoda, ordonya berupa
neogastropoda dan familynya ialah oralsalpinae sehingga jenis spesiesnya ialah
Urolsapix. Dengan lingkungan pengendapannya berupa laut dangkal dengan umur
geologi berupa miosen
Makropaleontologi merupakan salah satu cabang Paleontologi yang mengkaji atau
mempelajari fosil berukuran makro atau yang tidak membutuhkan alat bantu
untuk melihatnya. Fosil makro meliputi Vertebrata, avertebrata (invertebrate), dan
segala jenis bekas/ jejak yang ditinggalkannya. Mempelajari Makropaleontologi
memberikan manfaat berupa Penentuan umur relatif batuan, penentuan korelasi
batuan antara tempat yang satu dengan tempat lain, mengetahui evolusi makhluk
hidup, dan menentukan keadaan lingkungan dan ekologi yang ada ketika batuan
yang mengandung fosil terbentuk. Berkaitan dengan Biologi, makropaleontologi
memberikan manfaat khusus untuk membantu mengungkapkan teori evolusi
makhluk hidup, mengetahui perkembangan sifat makhluk hidup, pola gerak, dan
etologi, juga membantu rekonstruksi bentuk tubuh utuh organisme dan habitat
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
ekologi masa lalu. Fosil mahkluk hidup terutama fosil makro memberikan bukti
yang pasti mengenai evolusi. Dari fosil-fosil yang berasal dari berbagai lapisan
bumi, ilmuwan dapat merunut proses perubahan yang terjadi pada spesies
tersebut. Terdapat pula fosil berupa jejak sehingga bentuk binatang dapat
direkonstruksi secara umum atau untuk mengetahui bagaimana binatang bergerak,
yang sangat penting bagi Biologi dalam mempelajari perkembangan sifat dan
etologi makhluk hidup terutama kingdom animalia (hewan). Selain fosil jejak,
noda-noda pada tulang tempat menempel otot dan ukuran serta bentuk otot,
memungkingkan rekontruksi keseluruhan bentuk binatang yang hidup pada
ekologi masa lalu (paleoekologi). Hal menarik yang juga patut diperhatikan
mengenai makropaleontologi ialah mengenai fosil yang terawetkan. Kita tahu,
bahwa fosil dapat terawetkan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan
pengawetan bagian keras asli dari organisme juga bagian tubuh asli dari
organisme tersebut. Fosil- fosil ini malahan dapat mengandung sisa bahan organik
untuk jangka waktu yang lama. Pada beberapa fosil yang berumur lebih dari 300
juta tahun telah ditemukan asam amino dan peptida yang sangat berpengaruh
terhadap penentuan kekerabatan makhluk hidup melalui bukti genetis dari
senyawa yang masih terawetkan tersebut. Sebagian besar kecaman terhadap
Darwin (penggagas teori Evolusi) datang terkait kegagalan para paleontologi
untuk menemukan missing link, merupakan kelemahan besar bagi gagasan bahwa
organisme yang sekarang ini berkembang dari organisme yang ditemukan sebagai
fosil. Tetapi seiiring dengan waktu, ahli paleontologi telah banyak menemukan
missing link. Fosil Archeopteryx adalah salah satunya, berbentuk peralihan antara
burung dan reptilia yang diduga menjadi moyangnya. Meskipun kita mungkin
tidak akan pernah mampu merunut evolusi semua makluk hidup melalui fosil
moyangnya, tetapi adanya fosil makro dan penyebarannya yang telah ditemukan,
telah memberikan pada kita beberapa bukti nyata dari evolusi.
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
KESIMPULAN
Kesimpulan
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk bentuk
kehidupan yang pernah ada pada masa lampau termasuk evolusi dan
interaksi satu dengan lainnya serta lingkungan kehidupannya
(paleoekologi) selama umur bumi atau dalam skala waktu geologi
terutama yang diwakili oleh fosil
Makropaleontologi merupakan salah satu cabang Paleontologi yang
mengkaji atau mempelajari fosil berukuran makro atau yang tidak
membutuhkan alat bantu untuk melihatnya, Dalam praktikum
makropaleontologi, dilakukan pengamatan terhadap fosil peraga F8, Maka
dari pengamatan ini penulis membuat paper dengan maksud dan tujuan
untuk menganalisa proses pembentukan fosil ini. Selain itu dapat
menentukan lingkungan hidup dan umur geologi dari fosil yang diamati
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan (substrat) baik yang
sesil, merayap maupun menggali lubang
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
KRITIK DAN SARAN
Agar praktikum kedepannya lebih di tingkatkan lagi, serta alat peraga atau alat
seperti mikroskop dapat dilengkapi agar praktikan dapat lebih bisa memahami
dari mikro fosil sampai makro fosil lebih baik
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018
Laboratorioum Geologi dan Survey
DAFTAR PUSTAKA
Nama : Endix Syaiqul NIM : 1509085018