Download - Laporan protein catur

Transcript
Page 1: Laporan protein catur

LAPORAN LENGKAP BIOKIMIA DASAR

PERCOBAAN IV

“PROTEIN”

NAMA : CATUR SETIYAWAN

STAMBUK : A 251 14 125

KELOMPOK : IV

ASISTEN : SULNIAWATI, S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2016

Page 2: Laporan protein catur

PERCOBAAN IV

PROTEIN

I. Tujuan

Tujuan pada percobaan ini yaitu untuk menguji sifat-sifat protein.

II. Dasar Teori

Protein merupakan makromolekul terbanyak yang dapat ditemui dalam sel

hidup, yang merupakan komponen penting dan utama untuk sel hewan dan sel

manusia. Protein dapat diisolasi dari seluruh sel ke bagian sel. Dalam hal ini, protein

mempunyai peranan penting dalam biologi yang sangat penting, sebagai zat

pembenfuk, transport, katalisataor reaksi kimia, hormon, racun, dan yang lainnya.

Protein ini mempunyai empat fungsi utamanya yaitu untuk memperbaiki jaringan

yang rusak untuk pertumbuhan jaringan baru, sebagai enzim, dan sebagai hormone .

(Mandle, 2012).

Dalam hubungannya dengan asam amino, protein merupakan polimer dari

sekitar asam amino yang berlainan disambungkan dengan ikatan peptida, yaitu rantai

pendek. Karena keragaman rantai samping yang terbentuk jika asam-asam amino

tersebut disambung-sambungkan, protein yang berbeda dapat mempunyai sifat kimia

yang berbeda dan struktur sekunder dan tersier yang sangat berbeda. Rantai samping

itu dapat bersifat polar atau nonpolar. Kandungan bagian asam amino polar yang

tinggi dalam protein meningkatkan kelarutannya dalam air. Rantai samping yang

paling polar ialah rantai samping amino basa dan asam amino asam. Asam-asam

amino ini terdapat dalam albumin dan globulin yang larut dalam air dengan aras yang

tinggi (Kuchel, dan Gregory, 2002).

Struktur asam amino yang terdapat dalam protein ditemukan dalam bentuk

ionik. Warna hitam menunjukkan bagian yang umum pada semua asam α -amino

pada protein (kecuali prolin). Struktur ke-20 asam amino dibagi menjadi 4 golongan,

yaitu: (1) golongan dengan gugus R nonpolar atau hidrofobik, (2) golongan dengan

Page 3: Laporan protein catur

gugus R polar, tetapi tidak bermuatan, (3) golongan dengan gugus R bermuatan

negatif, (4) golongan dengan gugus R bermuatan positif. Gugus R di dalam golongan

ini merupakan hidrokarbon. Lima asam amino dengan gugus R alifatik (alanin, valin,

leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan lingkaran aromatik (fenilalanin dan

triptofan), dan satu yang mengandung sulfur (metionin) (Sumardjo, 2006).

Golongan Asam Amino Mempunyai Gugus Polar Tidak Bermuatan

Gugus R dari asam amino polar lebih larut dalam air, atau lebih hidrofilik,

dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini mengandung gugus

fungsionil yang membentuk ikatan hidrogen dengan air. Golongan ini meliputi glisin,

serin, treonin, sistein, tirosin, asparagin, dan glutamin (Sumardjo, 2006).

Reaksi kimia asam amino mencirikan gugus fungsionil yang terkandung.

Karena semua asam amino mengandung gugus amino dan karboksil, senyawa ini

akan memberikan reaksi kimia yang mencirikan gugus – gugus ini. Sebagai contoh,

gugus amino dapat memberikan reaksi asetilasi, dan gugus karboksil esterifikasi

(Sumardjo, 2006).

Reaksi pengujian terhadap asam amino dapat berupa (Whitford, 2005):

Reaksi Xantoprotein

Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan

protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning

apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat

pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin,

fenilalanin dan triptofan.

Reaksi Ninhidrin

Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino.

Dengan memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin, terjadilah larutan

berwarna ungu yang identitasnya dapat ditentukan dengan cara spektrometri. Semua

asam amino dan peptide yang mengandung gugus α amino bebas memberikan reaksi

ninhidrin yang positif. Prolin dan hidroksiprolin yang gugus aminonya tersubtitusi,

memberikan hasil reaksi lain yang berwarna kuning (Yuwono, 2010).

Page 4: Laporan protein catur

III. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:

A. Alat

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Pipet tetes

4. Gelas ukur

5. Penangas listrik

6. Spatula

7. Corong

8. Tusuk gigi

9. Neraca digital

10. Gelas kimia

11. Garpu

B. Bahan

1. Sampel albumin telur ayam kampong 14. Larutan biuret

2. Sampel albumin telur ayam ras 15. Alkohol absolut

3. Sampel albumin telur puyuh

4. Sampel albumin telur ayam bebek

5. Sampel albumin telur ayam itik

6. Larutan urea

7. Larutan kasein

8. Larutan fenol

9. Larutan ninhidrin

10. Larutan NaOH 2M

11. Larutan HNO3 7M

12. Larutan Pb asetat

Page 5: Laporan protein catur

13. Padatan NH4Cl

IV. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

A. Uji Ninhidrin

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Memasukkan 2 mL albumin ke dalam tabung reaksi

3. Menambahkan 5 tetes ninhidrin ke dalam tabung reaksi

4. Mengulangi perlakuan 2-3 untuk larutan urea, larutan kasein, dan larutan

fenol

5. Mencatat semua hasil yang diperoleh pada table hasil pengamatan

B. Uji Xanthoproteat

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Memasukkan 2 mL albumin ke dalam tabung reaksi

3. Menambahkan 5 tetes larutan HNO3 7 M dan memanaskan larutan

4. Menambahkan tetes demi tetes NaOH 2 M ke dalam tabung reaksi

5. Mengulangi langkah 2-4 untuk larutan urea, larutan kasein, dan larutan fenol

6. Mencatat semua hasil yang diperoleh pada table hasil pengamatan

C. Uji Belerang

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Memasukkan 2 mL albumin ke dalam tabung reaksi

3. Menambahkan 5 mL NaOH 2 M dan memanaskan larutan

4. Menambahkan 2 tetes Pb asetat ke dalam tabung reaksi

5. Memanaskan kembali larutan yang berada di dalam tabung reaksi

6. Mengulangi langkah 2-5 untuk larutan urea, larutan kasein, dan larutan fenol

7. Mencatat semua hasil yang diperoleh pada table hasil pengamatan

D. Penggaraman Protein

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Page 6: Laporan protein catur

2. Memasukkan 5 mL albumin telur bebek ke dalam tabung reaksi

3. Menambahkan 5 gram padatan NH4Cl dan ditusuk-tusuk selama 2 menit

dengan menggunakan tusuk gigi

4. Menyaring larutan menggunakan kertas saring

5. Menambahkan masing-masing 3 tetes pereaksi biuret ke dalam filtrat dan

residu

6. Mengulangi langkah 2-5 untuk sampel telur itik, sampel telur puyuh, sampel

telur ayam kampung, dan sampel telur ayam ras

7. Mencatat semua hasil yang diperoleh pada table hasil pengamatan

E. Uji Alkohol

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Memasukkan 5 mL albumin telur bebek ke dalam tabung reaksi

3. Menambahkan 20 mL etanol dan ditusuk-tusuk selama 2 menit dengan

menggunakan tusuk gigi

4. Menyaring larutan menggunakan kertas saring

5. Menambahkan masing-masing 3 tetes pereaksi biuret ke dalam filtrat dan

residu

6. Mengulangi langkah 2-5 untuk sampel telur itik, sampel telur puyuh, sampel

telur ayam kampung, dan sampel telur ayam ras

7. Mencatat semua hasil yang diperoleh pada table hasil pengamatan

Page 7: Laporan protein catur

V. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1.

2.

Uji Ninhidrin

a. Tabung 1

2 mL albumin + 5 tetes ninhidrin

b. Tabung 2

5 mL urea + 5 tetes ninhidrin

c. Tabung 3

2 mL kasein + 5 tetes ninhidrin

d. Tabung 4

2 mL fenol + 5 tetes ninhidrin

Uji Xantoproteat

a. Tabung 1

- 2 mL albumin + 5 tetes HNO3 7M

- Perlakuan (a) + dipanaskan

- Perlakuan (b) + tetes demi tetes

NaOH 2M

b. Tabung 2

- 2 mL urea + 5 tetes HNO3 7M

- Perlakuan (a) + dipanaskan

- Perlakuan (b) + tetes demi tetes

NaOH 2M

Larutan berwarna ungu

muda

Bening kekuningan

Larutan berwarna ungu

tua

Larutan bening

Gumpalan putih

Terdapat padatan putih

dan terdapat padatan

kuning

Padatan kuning berubah

menjadi jingga

Larutan bening

Larutan bening

Larutan bening

Page 8: Laporan protein catur

3.

c. Tabung 3

- 2 mL kasein + 5 tetes HNO3 7M

- Perlakuan (a) + dipanaskan

- Perlakuan (b) + tetes demi tetes

NaOH 2M

d. Tabung 4

- 2 mL fenol + 5 tetes HNO3 7M

- Perlakuan (a) + dipanaskan

- Perlakuan (b) + tetes demi tetes

NaOH 2M

Uji Belerang

a. Tabung 1

- 2 mL albumin + 5 mL NaOH 2M

- Perlakuan (a) + dipanaskan

- Perlakuan (b) + 2 tetes Pb asetat

- Perlakuan (c) + dipanaskan

b. Tabung 2

- 2 mL urea + 5 mL NaOH 2M

- Perlakuan (a) + dipanaskan

- Perlakuan (b) + 2 tetes Pb asetat

- Perlakuan (c) + dipanaskan

c. Tabung 3

- 2 mL kasein + 5 mL NaOH 2M

- Perlakuan (a) + dipanaskan

- Perlakuan (b) + 2 tetes Pb asetat

- Perlakuan (c) + dipanaskan

Larutan keruh

Larutan keruh

Larutan keruh

Larutan bening

Larutan berwarna kuning

Larutan berwarna hijau

tua

Larutan bening

Larutan berwarna kuning

Larutan berwarna merah

kehitaman

Larutan bening

Larutan bening

Larutan bening

Larutan bening

Larutan bening

Larutan bening

Larutan bening

Larutan bening

Larutan bening

Page 9: Laporan protein catur

4.

d. Tabung 4

- 2 mL fenol + 5 mL NaOH 2M

- Perlakuan (a) + dipanaskan

- Perlakuan (b) + 2 tetes Pb asetat

- Perlakuan (c) + dipanaskan

Penggaraman (salting out)

a. Telur ayam ras

- 5 mL albumin + 5 g (NH4)2SO4+

ditusuk selama 2 menit + disaring

- Filtrat + 3 tetes larutan biuret

- Residu + 3 tetes larutan biuret

b. Telur puyuh

- 5 mL albumin + 5 g (NH4)2SO4+

ditusuk selama 2 menit + disaring

- Filtrat + 3 tetes larutan biuret

- Residu + 3 tetes larutan biuret

c. Telur bebek

- 5 mL albumin + 5 g (NH4)2SO4+

ditusuk selama 2 menit + disaring

- Filtrat + 3 tetes larutan biuret

- Residu + 3 tetes larutan biuret

d. Telur itik

- 5 mL albumin + 5 g (NH4)2SO4+

ditusuk selama 2 menit + disaring

- Filtrat + 3 tetes larutan biuret

Larutan bening

Larutan bening

Larutan bening

Larutan bening

Filtrat dan residu

Filtrat berwarna biru +

Residu berwarna biru +

Filtrat dan residu

Filtrat berwarna biru (+++)

Residu berwarna biru (++

+)

Filtrat dan residu

Filtrat berwarna biru (++)

Residu berwarna biru (++)

Filtrat dan residu

Filtrat berwarna biru (+++

+)

Page 10: Laporan protein catur

5.

- Residu + 3 tetes larutan biuret

e. Telur ayam kampung

- 5 mL albumin + 5 g (NH4)2SO4+

ditusuk selama 2 menit + disaring

- Filtrat + 3 tetes larutan biuret

- Residu + 3 tetes larutan biuret

Uji Alkohol

a. Telur bebek

- 5 mL albumin + 20 mL alkohol absolut+

ditusuk selama 2 menit + disaring

- Filtrat + 3 tetes larutan biuret

- Residu + 3 tetes larutan biuret

b. Telur puyuh

- 5 mL albumin + 20 mL alkohol absolut+

ditusuk selama 2 menit + disaring

- Filtrat + 3 tetes larutan biuret

- Residu + 3 tetes larutan biuret

c. Telur itik

- 5 mL albumin + 20 mL alkohol absolut+

ditusuk selama 2 menit + disaring

- Filtrat + 3 tetes larutan biuret

- Residu + 3 tetes larutan biuret

Residu berwarna biru (+++

+)

Filtrat dan residu

Filtrat berwarna biru (++)

Residu berwarna biru (++)

Filtrat dan residu

Filtrat berwarna biru (+++)

Residu berwarna biru (++

+)

Filtrat dan residu

Filtrat berwarna biru (+++

+)

Residu berwarna biru (+++

+)

Filtrat dan residu

Filtrat berwarna biru (+++

+)

Residu berwarna biru (+++

Page 11: Laporan protein catur

2.

d. Telur ayam ras

- 5 mL albumin + 20 mL alkohol absolut+

ditusuk selama 2 menit + disaring

- Filtrat + 3 tetes larutan biuret

- Residu + 3 tetes larutan biuret

e. Telur ayam kampung

- 5 mL albumin + 20 mL alkohol absolut+

ditusuk selama 2 menit + disaring

- Filtrat + 3 tetes larutan biuret

- Residu + 3 tetes larutan biuret

+)

Filtrat dan residu

Filtrat berwarna biru +

Residu berwarna biru +

Filtrat dan residu

Filtrat berwarna biru ++

Residu berwarna biru ++

Page 12: Laporan protein catur

VI. Pembahasan

Protein merupakan makromolekul terbanyak yang dapat ditemui dalam sel hidup, yang merupakan komponen penting dan utama untuk sel hewan dan sel manusia. Protein dapat diisolasi dari seluruh sel ke bagian sel. Dalam hal ini, protein mempunyai peranan penting dalam biologi yang sangat penting, sebagai zat pembenfuk, transport, katalisataor reaksi kimia, hormon, racun, dan yang lainnya. Protein ini mempunyai empat fungsi utamanya yaitu untuk memperbaiki jaringan yang rusak untuk pertumbuhan jaringan baru, sebagai enzim, dan sebagai hormone . (Mandle, 2012).

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menguji sifat-sifat dari protein. Dengan

cara Uji Ninhidrin, Uji Xanthoproteat, Uji Belerang, Penggaraman (Salting Out),

serta Uji Alkohol (staf pengajar, 2016).

1. Uji Ninhidrin

Uji ninhidrin merupakan uji yang digunakan untuk mengidentifikasi asam amino

bebas yang terdapat dalam sampel. Ninhidrin adalah reagen yang berguna untuk

mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini

merupakan hidrat dari triketon siklik dan bila bereaksi dengan asam amino akan

menghasilkan warna ungu pada sampel yang diuji. Zat yang akan diujikan pada

percobaan ini adalah albumin telur ayam ras, urea, kasein, dan fenol. Dalam uji ini

digunkan larutan ninhidrin ( 2,2-dihidroksiindan-1,3-dion) merupakan senyawa kimia

yang digunakan untuk mendeteksi gugus amina dalam molekul asam amino. Asam

amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehid dan satu atom C lebih rendah

dan melepaskan molekl NH3 dan CO2. Ninhidirn yang telah bereaksi akan

membentuk hidrindantin. Uji positif dari uji ninhidirin adalah ditandai dengan

terbentuknya kompleks berwarna biru/keunguan yang disebabkan oleh molekul

ninhidirn dan hidrindantin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut

dioksidasi ( Silvia, 2013)

Perlakuan pertama pada uji ini adalha memasukkan 2 mL albumin telur ke dalam

tabung reaksi kemudian menambahkan 5 tetes ninhidrin. Fungsi penambahan

Page 13: Laporan protein catur

ninhidrin yaitu untuk menidentifikasi asam amino dan menentukan warna akhir dari

albumin yang akan di uji sehingga di peroleh warna larutan yaitu ungu muda.

Selanjutnya yaitu melakukan langkah di atas dengan mengganti sampel albumin

dengan larutan urea, larutan casein dan larutan fenol. Hasil yang di peroleh untuk

ketiga larutan tersebut yaitu untuk larutan urea berwarna bening kekuningan, larutan

casein berwarna ungu tua dan larutan fenol berwarna bening. Dari hasil yang di

peroleh ternyata larutan casein, albumim telur, dan larutan urea yang menghasilkan

warna pada uji ini sedangkan untuk larutan fenol tidak menghasilkan warna.hal ini

dikarenakan pada urea,casein dan albumin telur mengandung asam amino sedangkan

fenol tidak. Jadi, zat warna ungu yang sama dihasilkan dari semua asam amino α

dengan gugus amino primer dan intensitas warnanya berbanding lurus dengan

konsentrasi asam amino yang ada (Hart, 2003).

2. Uji Xanthoproteat

Uji Xanthoproteat adalah uji terhadap protein yang mengandung gugus fenil

(cincin benzene). Langkah pertama yang dilakukan yaitu memasukan 2 ml albumin

telur ayam ras ke dalam tabung kemudian menambahkan 1 ml larutan HNO3 7 M dan

di peroleh hasil yaitu terdapat gumpalan putih. Fungsi penambahan larutan HNO3 7 M

yaitu untuk merubah pH dari sampel sehingga memicu terjadinya denaturasi pada

protein yang ada dalm sampel.Selanjutnya memanaskan larutan selama beberapa

menit sehingga di peroleh hasil yaitu terdapat padatan putih dan terdapat padatan

kuning pada larutan. Fungsi dari pemanasan yaitu untuk mempercepat proses reaksi

larutan serta memicu terbentuknya warna kuning. Selanjutnya yaitu menambahkan

tetes demi tetes larutan NaOH 2 M ke dalam tabung dan di peroleh hasil yaitu

padatan yang tadinya berwarna kuning berubah menjadi jingga. Fungsi dari

penambahan larutan NaOH 2 M yaitu untuk mendenaturasikan protein yang di uji

(Girindra, 1986).

Perlakuan selanjutnya melakukan langkah di atas dengan mengganti sampel

albumin dengan larutan urea, larutan casein, dan larutan fenol. Hasil yang di peroleh

untuk laritan urea yaitu pada setiap perlakuan menghasilkan larutan yang berwarna

Page 14: Laporan protein catur

bening, untuk larutan kasein pada setiap perlakuannya larutan selalu berwarna keruh

sedangkan untuk larutan fenol pada saat penambahan larutan HNO3 7 M larutan

bening, pada saat dipanaskan larutan berwarna kuning dan pada saat penambahan

larutan NaOH larutan berwarna hijau tua.

3. Uji Belerang

Ikatan disulfida merupakan jenis ikatan kovalen lain yang dimiliki oleh peptide

dan asam amino dalam protein . Langkah pertama yang dilakukan pada uji ini yaitu

mengambil 2 mL albumin telur kemudian memasukkannya ke dalam tabung reaksi.

Selanjutnya menambahkan 5 mL NaOH 2 M sehingga menghasilkan larutan bening.

Fungsi penambahan NaOH yaitu untuk mendenaturasikan Langkah selanjutnya yaitu

memanaskan campuran sehingga menghasilkan larutan berwarna kuning. Fungsi

pemanasan yaitu untuk mempercepat terjadinya reaksi. Selanjutnya menambahkan 2

tetes Pb asetat dan menghasilkan larutan berwarna merah kehitaman. Fungsi

penambahan Pb asetat yaitu sebagai donor Pb+.untuk mengikat S dan membentuk PbS

yang memutus jembatan disulfida pada protein Langkah terakhir yaitu memanaskan

kembali campuran dan menghasilkan larutan yang menggumpal (Girindra, 1986).

Perlakuan selanjutnya yaitu melakukan langkah di atas dengan mengganti

sampel albumin dengan larutan urea, larutan kasein, dan larutan fenol. Hasil yang

diperoleh untuk ketiga sampel larutan tersebut pada setiap penambahan larutan

NaOH, Pb asetat serta pada pemanasan yaitu larutan bening.

4. Penggaraman Protein (Salting Out)

Kebanyakan protein (terutama protein Globular) di dalam air akan membentuk

koloid hidrofil. Karena itu, faktor pengendapan pengendapan koloid berlaku pula

pada protein. Pada percobaan ini kami menggunakan putih telur dan gelatin sebagai

sampel proteinnya. Protein-protein ini bersifat khas yaitu pada titik isoelektriknya

menghasilkan larutan yang mantap dan tetap larut dalam air (staf pengajar, 2016).

Langkah pertama yang dilakukan yaitu mula-mula memasukkan 5 ml albumin

telur bebek kedalam tabung. Sumber protein untuk sampel didapatkan dari albumin

telur bebek, telur itik, telur puyuh, telur ayam kampung dan telur ayam ras. Dimana

Page 15: Laporan protein catur

Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh

panas. Setelah itu, menambahkan padatan NH4Cl sebanyak 5 gram, kemudian

menusuk-nusuk larutan tersebut selama 2 menit. Tujuan penambahan NH4Cl pada

percobaan ini adalah untuk mengendapkan protein sedangakan tujuan dari penusuk-

nusukan yaitu untuk memicu terbentuknya gumpalan putih pada sampel. Selanjutnya

menyaring larutan tersebut dengan tujuan untuk memisahkan filtrat dan residunya.

Kemudian filtrat dan residu yang dihasilkan diuji dengan uji biuret dengan cara

menambahkan 3 tetes biuret ke dalam sampel. Dimana Biuret merupakan senyawa

dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. Adapun

tujuan dilakukan uji biuret adalah untuk menentukan adanya ikatan peptida. Ion Cu2+

dari pereaksi biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-

ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu

atau violet. Dari hasil pengamatan, setelah residu dan filtrat diuji dengan uji biuret

diperoleh warna biru (+++) pada filtrat maupun pada residu.

Perlakuan selanjutnya yaitu mengulangi perlakuan di atas dengan telur itik, telur

puyuh, telur ayam kampung dan telur ayam ras. Hasil yang diperoleh untuk telur itik

yaitu larutan berwarna biru (++++) pada filtrat maupun pada residu, untuk telur

puyuh larutan berwarna biru (+++++) pada filtrat maupun residu, untuk telur ayam

kampung larutan berwarna biru (++) pada filtrat maupun pada residu dan untuk telur

ayam ras larutan berwarna biru (+) baik pada filtrat maupun pada residu.

Berdasarkan percobaan, albumin telur hanya mengandung sedikit ikatan peptida,

warna biru yang dihasilkan berasal dari ion Cu2+ pada biuret. Hasil yang diperoleh

pada percobaan berbeda dengan literatur, dimana pada literatur jika pada uji biuret

menunjukkan warna ungu atau merah muda berarti mengandung ikatan peptida.

Ikatan peptida hanya terbentuk apabila ada dua atau lebih asam amino esensial yang

bereaksi. Pada uji biuret, semua protein yang diujikan memberikan hasil positif

berwarna ungu. Warna ungu, terbentuk karena ion Cu2+ (yang dihasilkan dari Cu2SO4)

dari pereaksi biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-

Page 16: Laporan protein catur

ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu

atau violet (Girindra, 1986).

5. Uji Alkohol

Pengendapan protein dilakukan dengan denaturasi protein. Denaturasi dapat

dilakukan akibat adanya perubahan pH, temperature, dan penambahan senyawa

kimia.  Penambahan pelarut organik akan menggantikan beberapa molekul air di

sekitar daerah hidrofob dari permukaan protein yang berasosiasi dengan protein

sehingga menurunkan konsentrasi air dalam larutan. Dengan demikian kelarutan

protein akan menurun dan memungkinkan terjadinya pengendapan (Muslim, 2010).

Langkah pertama yang dilakukan yaitu mula-mula memasukkan 5 ml albumin

telur bebek kedalam tabung. Sumber protein yang digunakan pada percobaan ini

adalah albumin telur bebek, telur itik, telur puyuh, telur ayam kampung dan telur

ayam ras. Dimana albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat

terkoagulasi oleh panas. Setelah itu, menambahkan 20 mL larutan etanol ke dalam

tabung reaksi, kemudian menusuk-nusuk larutan tersebut selama 2 menit. Tujuan

penambahan larutan etanol yaitu untu memicu terbentuknya pengendapan pada

sampel protein yang diuji sedangakan tujuan dari penusuk-nusukan yaitu untuk

memicu terbentuknya gumpalan putih pada sampel. Selanjutnya menyaring larutan

tersebut dengan tujuan untuk memisahkan filtrat dan residunya. Kemudian filtrat dan

residu yang dihasilkan diuji dengan uji biuret dengan cara menambahkan 3 tetes

biuret ke dalam sampel. Dimana Biuret merupakan senyawa dengan dua ikatan

peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. Adapun tujuan dilakukan

uji biuret adalah untuk menentukan adanya ikatan peptida. Ion Cu2+ dari pereaksi

biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan

peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau

violet.. hasil yang diperoleh setelah residu dan filtrat diuji dengan uji biuret diperoleh

warna biru (+++) pada filtrat maupun pada residu.

Page 17: Laporan protein catur

Perlakuan selanjutnya yaitu mengulangi perlakuan di atas dengan telur itik, telur

puyuh, telur ayam kampung dan telur ayam ras. Dari hasil pengamatan pada saat

penambahan larutan etanol untuk setiap sampel terbentuk sedikit gumpalan putih dan

pada saat dilakukan penusuk-nusukan pada setiap sampel menghasilkan gumpalan

yang brwarna putih. Untuk hasil uji biuret yang diperoleh untuk telur itik yaitu

larutan berwarna biru (++++) pada filtrat maupun pada residu, untuk telur puyuh

larutan berwarna biru (+++++) pada filtrat maupun residu, untuk telur ayam kampung

larutan berwarna biru (++) pada filtrat maupun pada residu dan untuk telur ayam ras

larutan berwarna biru (+) baik pada filtrat maupun pada residu. Berdasarkan

percobaan, albumin telur hanya mengandung sedikit ikatan peptida, warna biru yang

dihasilkan berasal dari ion Cu2+ pada biuret. Hasil yang diperoleh pada percobaan

berbeda dengan literatur, dimana pada literatur jika pada uji biuret menunjukkan

warna ungu atau merah muda berarti mengandung ikatan peptida. Ikatan peptida

hanya terbentuk apabila ada dua atau lebih asam amino esensial yang bereaksi. Pada

uji biuret, semua protein yang diujikan memberikan hasil positif berwarna ungu.

Warna ungu, terbentuk karena ion Cu2+ (yang dihasilkan dari Cu2SO4) dari pereaksi

biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan

peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau

violet (Girindra, 1986).

Jadi pada percobaan ini didapatkan urutan sampel yang memiliki kadar protein

dari yang tertinggi kerendah yaitu telur puyuh >telur itik>telur bebek>telur ayam

kampung>telur ayam ras. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa

kandungan protein dalam masing-masing telur sebagai berikut telur puyuh 13,4 mg,

telur itik 13,3 mg, telur bebek 13,2 mg, telur ayam kampung 13,1 mg dan tlur ayam

ras 12,7 mg ( Rismka,2009).

Page 18: Laporan protein catur

VII. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai

monomernya

2. a. Uji Ninhidrin

Semua senyawa/protein yang mengandung sedikitnya satu gugus karboksil

dan gugus amina bebas akan bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan CO2.

b. Uji Xantoproteat

Warna yang terbentuk dalam uji xantoproteat disebabkan oleh nitrasi cincin

benzen oleh asam nitrat pekat.

c. Uji Belerang

Dalam larutan basa, belerang yang berasal dari sistein akan bereaksi

dengan Pb asetat membentuk gas PbS yang berwarna hitam.

d. Penggaraman protein

Protein dapat pula diendapkan atas dasar sifat-sifatnya seperti koloid.

Bentuk dan sifat protein dalam pengendapan ini tetap utuh. Penambahan

larutan garam sampai jenuh akan mengendapkan albumin.

e. Pengaruh penambahan alkohol

Protein dapat pula diendapkan atas dasar sifat-sifatnya seperti koloid.

Bentuk dan sifat protein dalam pengendapan ini tetapi penambahan alkohol

absolut sampai jenuh akan mengendapkan albumin.

3. Jumlah protein yang terdapat dalam sampel telur yang digunakan pada uji

penggaraman secara berurutan adalah telur puyuh > telur itik > telur bebek >

telur ayam kampung > telur ayam ras

4. Jumlah protein yang terdapat dalam sampel telur yang digunakan pada uji

alkohol absolut secara berurutan adalah telur puyuh > telur itik > telur bebek

> telur ayam kampung > telur ayam ras.

Page 19: Laporan protein catur

DAFTAR PUSTAKA

Girindra, Aisjah. (1986). Biokimia 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hart, Harold et al. (2003). Kimia Organik. Suminar Setiadi Achmadi,

penerjamah; Jakarta (ID): Erlangga.

Mandle, Ari Kumar., Pranita Jain., Shailendra K.S. (2012). Protein Structure Prediction Using Support Vector Machine. International Journal on Soft Computing ( IJSC ) Vol.3, No.1

Muslim, Wahyuew. (2010). Resipitasi Plasma Protein Untuk Uji Farmakokinetik.

http://farmasi07itb.wordpress.com/2010/03/13/presipitasi-plasma-protein-

untuk-uji-farmakokinetik/. 26 November 2016.

Rismaka. (2009). Uji Kualitatif Protein dan Asam Amino.

http://www.rismaka.net/2009/06/uji-kualitatif-protein-dan- asam-

amino.html. Diaksess pada tanggal 26 November 2016.

Silvia. (2013). Protein dan Asam Amino. http://calmjy.wordpress.

com/2013/06/22/ protein-dan-asam-amino.html. Diakses pada tanggal 26

November 2016.

Sumardjo, Damin. (2006). Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Progam Srata 1 Bioeksakta. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Staf Pengajar. (2016). Penuntun Praktikum Biokimia Dasar. Palu: Universitas Tadulako. Kuchel, Philip dan Gregory B Ralston. 2002. Schaum’s Easy Outlines Biochemistry. USA : McGraw-Hill Companies.

Whitford, David. (2005). Protein Structure and Function. England : John Willey and Sons.

Yuwono, Tribowo. (2010). Biologi Molekular. Jakarta : Erlangga